BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KOTABANJARBARU I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KOTA BANJARBARU:PELUANG INVESTASI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGALENGAN BUAH
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN BANJARBARU: FRUIT PROCESSING AND CANNING INDUSTRIAL DEVELOPMENT
Kota Banjarbaru merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini adalah sebuah wilayah administratif yang dimekarkan dari Kabupaten Banjar pada tahun 1999. Kota Banjarbaru terletak antara 3°25’40” – 3°28’37” Lintang Selatan; 114°41’22” – 114°54’25” Bujur Timur. Kota Banjarbaru memiliki iklim tropis, yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan rata-rata curah hujan 250,8 mm/bulan dan ratarata jumlah hari hujan sebanyak 20,0 hari. Ratarata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2013 berkisar antara 1.009,6 mb sampai dengan 1.014,1 mb sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,0 knots. Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut. Suhu udara di Kota Banjarbaru berkisar antara 21,9°C-34,4°C, dengan suhu maksimum 37,0°C, dan suhu minimum 20,6°C. Kelembaban udara relatif tinggi berkisar antara 76%-95%.
Banjarbaru is part of South Kalimantan. This city is an administrative area which is extracted from Banjar Regency in 1999. Banjarbaru is located in 3° 25'40"- 3° 28'37" South Latitude; 114° 41'22"114° 54'25" East Longitude. Banjarbaru has a tropical climate, which is dry and rainy season, with an average rainfall of 250.8 mm/month and the average of rainy days of 20.0 days. The average air pressure at Banjarbaru in 2013 ranged from 1009.6 to 1014.1 mb while the average wind speeds of 3.0 knots. Banjarbaru has an altitude of 0-500 meters above sea level. Temperatures in Banjarbaru ranged between 21.9°C-34.4°C, with a maximum temperature of 37.0°C and a minimum temperature of 20.6°C. Relatively high air humidity ranging between 76% -95%.
Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,38 km² (37.380 ha). Kota Banjarbaru secara umum mempunyai kedalaman efektif lebih 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kota Banjarbaru merupakan kota penghasil intan yang terdapat di Kecamatan Cempaka. Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin – Kotabaru dan Banjarmasin – Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses Pelabuhan Laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai kota pendidikan, industri, jasa dan perdagangan, serta pemerintahan dan permukiman.
Banjarbaru has an area of 371.38 km² (37,380 ha). Banjarbaru generally have an effective depth of 90 cm where the types of annual plants will be able to grow and develop properly. Banjarbaru is a diamond producing town located in the Subdistrict of Cempaka. In inter-regional relations, Banjarbaru have an important and strategic role, especially in air and ground transportation systems. Banjarbaru have access Simpang Tiga Liang Anggang Street that linking Banjarmasin Kotabaru and Banjarmasin - Upper River up to Central Kalimantan and East Kalimantan. In addition, Banjarbaru have access Trisakti sea ports as a sea transportation gateway through the South Ring Road Liang Anggang and access to Syamsuddin Noor Airport as air transportation in South Kalimantan. Those conditions make Banjarbaru as City of education, industry, services and trade, as well as government and settlement.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Peluang investasi industri pengolahan dan pengalengan buah cukup menjanjikan. Berbagai jenis buah-buahan di Kota Banjarbaru mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai dan lain-lain. Kota Banjarbaru memiliki potensi kawasan industri yang terletak di sebelah barat kota yakni Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kecamatan Liang Anggang maupun daerah sekitarnya di kecamatan setempat. Wilayah ini cukup strategis karena selain dekat dengan akses jalan negara juga mudah menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sehingga relatif menguntungkan dari sisi biaya transportasi dan memudahkan pengiriman bahan mentah maupun distribusi hasil olahan ke luar pulau.
Investment Opportunities of Fruit Processing and Canning Industry is quite promising. Various types of fruits in Banjarbaru has the potential to be developed into refined products, such as canned fruit, fruit juice, candied fruit, jam and others. Banjarbaru potential industrial area located in the west of the city which is Small Industry Environment (LIK) in Liang Anggang and in the surrounding areas of the local district. This region is strategic because beside close to the state road also easy reach the Port of Trisakti Banjarmasin so that it relatively advantageous in terms of transportation costs and facilitate the delivery of raw materials and distribution of processed products to other islands.
Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kota Banjarbaru adalah pabrik pengolahan dan pengalengan buah. Kontribusi sektor industri pengolahan di Kota Banjarbaru menempati urutan ke-4 (empat) terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Banjarbaru yaitu sebesar 11,41%, setelah sektor jasa, sektor perdagangan dan restoran, serta sektor kontruksi. Pemerintah Kota Banjarbaru ingin mendorong sektor industri pengolahan dengan membuka peluang investasi di sektor ini dengan program pasca panen, karena Kota Banjarbaru tidak memiliki potensi pengembangan buah-buahan maupun produk olahan lain sehingga lebih tepat sebagai sentra pengolahan. Pembangunan pabrik pengolahan dan pengalengan buah ini nantinya diharapkan akan mengisi kebutuhan pasar di Kota Banjarbaru sendiri, tetapi juga kebutuhan di dalam negeri, serta membuka peluang ekspor ke luar negeri. Dengan berkembangnya industri pengolahan dan pengalengan buah tidak hanya dapat memberikan peningkatan pendapatan masyarakat lokal, tetapi juga mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, seperti industri kuliner berbasis buah-buahan.
Therefore, investment opportunity that offered in Banjarbaru is Fruit Processing and Canning Factory. Contribution of the Processing Industry sector in Banjarbaru rank-4 (forth) on the Gross Regional Domestic Product (GDRP) Banjarbaru that is equal to 11.41%, after the services sector, trade and restaurants, and the construction sector. Banjarbaru government wants to encourage the manufacturing sector to open up investment opportunities in this sector with a post-harvest program, because Banjarbaru did not have the potential for development of fruits and other processed products so that more precise as the processing centers. Construction of the processing plant and fruit canning is expected will fill the needs of the market in Banjarbaru itself, but also in domestic demand, and open up export opportunities. With the development of fruit processing and canning industrynot only can increased the incomes of local communities, but also encourage the growth of new businesses, such as culinary industry-based fruits.
Kebutuhan dana investasi untuk mengembangkan Industri pengalengan buah di Kota Banjarbaru diperkirakan lebih dari Rp. 14,5 Milyar, dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sekitar 22,35% yang lebih besar dari suku bunga 14% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 3,1 tahun.
Investment fund for developing the fruit canning industry in Banjarbaru estimated at more than Rp. 14.5 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of about 22.35% bigger than the interest rate of 14% per year, and the payback period for about 3 years and 1 month
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi dan Administrasi
1.1.
Kota Banjarbaru adalah bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak antara 3°25’40” – 3°28’37” Lintang Selatan; 114°41’22” – 114°54’25” Bujur Timur.
Banjarbaru is part of the province of Central Kalimantan, which is located in 3°25'40"- 3°28'37" South Latitude; 114°41'22"- 114°54'25" East Longitude.
Secara Administratif kabupaten ini berbatasan dengan:
Administratively this city bordered by:
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Tanah Laut. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.
Kota Banjarbaru memiliki luas wilayah sekitar 371,38 km² atau 31,380 ha, terdiri dari 5 (lima) kecamatan, 20 (dua puluh) kelurahan. Wilayah Kota Banjarbaru memiliki topografi relative datar, ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan ketinggian 0–7 mdpl (33,49%), 7–25 mdpl (48,46%), 25–100 mdpl (15,15%), 100–250 mdpl (2,55%) dan 250–500 mdpl (0,35%). Sebagian besar tanah di Kota Banjarbaru adalah tanah Podsolik 63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).
The Aspect of Geographic Administrative
and
Martapura Sub-distric of Banjar Regency in North. Karang Intan Sub-distric of Banja Regency.
Tanah Laut Regency in South.
Gambut Sub-district of Banjar Regency.
Banjarbaru city has an area of 371.38 km²or 31,380 ha, consists of five (5) sub-districts and 20 (twenty) Villages. Banjarbaru has a relatively flat topography, the altitude of 0-500 meters above sea level (masl), with a height of 0-7 meters above sea level (33.49%), 7-25 meters above sea level (48.46%), 25-100 meters above sea level (15.15%), 100-250 masl (2.55%) and 250-500 meters above sea level (0.35%). Most of the land in the Banjarbaru is Podsolic 63.82%), Lathosol (6.36%) and Organosol (29.82%).
Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan Figure 1.1Wide Area per Sub-district
Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: Banjarbaru City In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kota Banjarbaru Figure 1.2 Administration Map of Banjarbaru
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Wilayah Kota Banjarbaru memiliki topografi relatif datar, ketinggian 0–500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), 7–25 m (48,46%), 25–100 m (15,15%), 100–250 m (2,55%) dan 250–500 m (0,35%). Klasifikasi kelerengan Kota Banjarbaru adalah kelerengan 0– 2% mencakup 59,35% luas wilayah, kelerengan 2–8% mencakup 25,78% wilayah, kelerengan 8– 15% mencakup 12,08% wilayah Kota Banjarbaru.
Topography Banjarbaru has a relatively flat, the altitude of 0-500 m above sea level, with the height of 0-7 m (33.49%), 7-25 m (48.46%), 25100 m (15.15% ), 100-250 m (2.55%) and 250-500 m (0.35%). Classification slope steepness in Banjarbaru is slope of 0-2% covering an area of 59.35%, a slope of 2-8% covers 25.78% of the area, slope 8-15% covers 12.08% of the area.
Kondisi fisik tanah yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kondisi efektif pertumbuhan tanaman adalah kedalaman efektif tanah, drainase, keadaan erosi tanah, dapat dijelaskan sebagai berikut: Klasifikasi kedalaman efektif tanah terbagi dalam empat kelas yaitu kedalaman kurang dari 30 cm, 30 sampai 60 cm, 60 sampai 90 cm dan lebih dari 90 cm. Kota Banjarbaru secara umum mempunyai kedalaman efektif lebih dari 90 cm dimana jenis-jenis tanaman tahunan akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Drainase di Kota Banjarbaru tergolong baik, secara umum tidak terjadi penggenangan. Namun ada daerah yang tergenang periodik yaitu tergenang kurang dari 6 (enam) bulan, terdapat di Kecamatan Landasan Ulin yang merupakan peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan AluhAluh.
The physical condition of the soil that can be used to describe the condition of effective plant growth is the effective depth of soil, drainage, state of soil erosion. It can be explained as follows: Classification of effective depth of the soil is divided into four classes, which are depth of less than 30 cm, 30 to 60 cm, 60 to 90 cm and more than 90 cm. Banjarbaru generally have effective depth of more than 90 cm where the types of annual plants will be able to grow and develop properly. Drainage in Banjarbaru quite good, it generally does not occur inundation. However, there are areas that were in undated periodically by less than 6 (six) months, that in Landasan Ulin which is the transtition of swamp area (ricefields) in the sub-district of Gambut and Aluh-Aluh.
Berdasarkan Peta Kemampuan Tanah Skala 1:25.000, erosi tidak terjadi di wilayah Kota Banjarbaru. Jenis tanah terbentuk dari faktorfaktor pembentuk tanah antara lain: batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Berdasarkan peta Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1974, di wilayah Kota Banjarbaru terdapat 3 (tiga) kelompok jenis tanah yaitu Podsolik 63,82%), Lathosol (6,36%) dan Organosol (29,82%).
Based on the Land Capability Map Scale 1:25.000, erosion does not occur in Banjarbaru. The soil type formed from the soil-forming factors, which are: the mains rock, climate, topography, vegetation and time. Based on the map of Soil Research Institute of Bogor in 1974, in Banjarbaru there were three (3) groups of soil type thatare Podsolic 63.82%), Lathosol (6.36%) and Organosol (29.82%).
No 1 2 3 4 5
Tabel 1.1 Luas wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan Tiap Kecamatan Table 1.1 The Slope Specified in Each Sub-district Kelas Kemiringan (ha)/ Slope Class (ha) Kecamatan/Sub-district 0-2% 2-8% 8-15% >15% Landasan Ulin 9.316,5 Liang anggang 6.789,5 Cempaka 7.734,0 2.242,0 112,0 1.121,0 Banjarbaru Utara 2.352,0 171,0 Banjarbaru Selatan 1.937,0 170,0 Jumlah/ Total 26.192,0 2.413,0 112,0 1.121,0
Sumber: Badan Pertanahan Kota Banjarbaru / Source: Land Board of Banjarbaru Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No
Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut Dirinci Per Kecamatan Table 1.2 Total Area According to The Altitude Specified in Each Sub-district Kelas Ketinggian (ha)/Altitude Class Kecamatan/ Sub-Distict
0-7 m
7-25 m
25-100 m
100-500 m
>500m
1
Landasan Ulin
6.526,0
2.790,5
-
-
-
2
Liang anggang
5.250,0
1.539,5
-
-
-
3
Cempaka
30,0
2.218,0
7.840,0
1.121,0
-
4
Banjarbaru Utara
-
2.240,0
283,0
-
-
5
Banjarbaru Selatan
-
1.827,0
280,0
-
-
11.806,0
10.615,0
8.403,0
1.121,0
-
Jumlah/ Total
Sumber: Badan Pertanahan Kota Banjarbaru 2014 / Source: Land Board of Banjarbaru 2014
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kota Banjarbaru memiliki iklim tropis, yaitu musim kemarau dan penghujan. Bulan Juni sampai September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya bulan Desember sampai Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti pada bulan April-Mei dan Oktober-November. Berdasarkan pemantauan Stasiun Klimatologi Banjarbaru tahun 2013, suhu udara di Kota Banjarbaru ratarata berkisar antara 21,9°C sampai dengan 34,4°C. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan April (37,0°C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Agustus (20,6°C). Selain itu sebagai daerah tropis maka kelembaban udara relatif tinggi dengan berkisar antara 76,0% sampai 95,0%.
Banjarbaru city a tropical climate, which are dry and rainy seasons. June to September wind flows came from Australia and do not contain much moisture resulting the dry season in Indonesia. Conversely December to March wind flow contains a lot of water vapor came from Asia and the Pacific Ocean then occurs rainy season. This situation changed in April-May and OctoberNovember. Based on the monitoring of Banjarbaru Climatology Station in 2013, the average air temperature in Banjarbaru ranged from 21.9°C to 34.4°C. The maximum air temperature was highest in April (37.0°C) and the lowest minimum temperature recorded in August (20.6°C). In addition, as the tropics area, the humidity is relative high ranged from 76.0% to 95.0%.
Selama 5 tahun terakhir, curah hujan pada tahun 2010 merupakan curah hujan tertinggi. Curah hujan kota Banjarbaru di tahun 2013 cukup ekstrim. Rata-rata curah hujan pada tahun 2013 tercatat 250,8 mm dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (33,6 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Nopember (414,6 mm). Rata-rata jumlah hari hujan sebanyak 20,0 dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (27 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan September (12 hari). Ratarata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 2013 berkisar antara 1.009,6 mb sampai dengan 1.014,1 mb sedangkan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,0 knots.
Over the past 5 years, rainfall in 2010 was the highest. The rainfall in Banjarbaru in 2013 is quite extreme. The average rainfall in 2013 was 250,8 mm with the lowest number occurred in September (33,6 mm), and highest in November (414,6 mm). The average of rainy days was 20,0 with the highest number was in January (27 days), whereas the lowest was in September (12 days). The average air pressure at Banjarbaru in 2013 ranged from 1009,6 mb to 1014,1 mb while the average wind speeds of about 3.0 knots.
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 1.3 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Banjarbaru, 2013 Figure 1.3 Total of Rainfalls and Rainy Days in Banjarbaru 2013
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Jumlah Penduduk di Kota Banjarbaru tahun 2013 yaitu 220.168 jiwa dimana 112.819 laki-laki dan 107.349 perempuan. Hasil proyeksi jumlah penduduk dari keseluruhan kecamatan di Kota Banjarbaru, Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin (56.746 orang) dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Cempaka (31.036 orang). Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan (2.136 penduduk per km²) sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Cempaka (212 penduduk per km2). Sex rasio terbesar ada di Kecamatan Cempaka yaitu sebesar 107 sedangkan sex rasio terendah di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104. Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk dan Kepadatan per Km² menurut Kecamatan 2013, seperti pada tabel 1.3 dibawah ini.
Population in Banjarbaru in 2013, was 220,168 inhabitants where 112,819 of male and 107,349 of female. The projection of the total population in Banjarbaru, the largest population was Landasan Ulin (56,746 inhabitants) and the least was in Cempaka (31,036 inhabitants). The densest subdistrict was in South Banjarbaru (2,136 inhabitants per km²) while the rarest populated was Cempaka (212 inhabitants per km²). The gender ratio in Cempaka is equal to 107, while the lowest gender ratio in North Banjarbaru and South Banjarbaru that is equal to 104. The wide area, number of households, total population and density per km² according to the District in 2013, shows in the table 1.3.
1
Tabel 1.3 Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan per km² menurut Kecamatan Table 1.3 Wide Area, Total Population and Density per km² According to Sub-district Nama Kecamatan/ Luas/ Jumlah Penduduk/ Kepadatan per km2/ Sub-district Name Wide Area (km²) Total Population Density per km² Landasan Ulin 92,42 56.746 614
2
Liang Anggang
85,86
38.272
416
3
Cempaka
146,70
31.036
212
4
Banjarbaru Utara
24,44
47.214
1.932
5
Banjarbaru Selatan KOTA BANJARBARU
21,96
46.900
2.136
371,38
220.168
593
No
Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: BPS, Banjarbaru in Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 1.4 Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Table 1.4 Population According to Gender per Sub-district Kecamatan/ Sub-district
Jenis Kelamin/ Gender Laki-Laki/Male
Landasan Ulin
29.186
Perempuan/ Female 27.560
Rasio Jenis Kelamin/ Gender Ratio 106
Liang Anggang
19.670
18.602
106
Cempaka
16.037
14.999
107
Banjarbaru Utara
24.047
23.167
104
Banjarbaru Selatan
23.897
23.021
104
112.819
107.349
105
Jumlah/ Total
Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: BPS, Banjarbaru in Figures 2014
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru menunjukkan pada tahun 2013 tercatat 4.037 orang pencari kerja, dengan tingkat pendidikan pencari kerja terbanyak adalah tingkat Sarjana sebanyak 2.320 orang, dimana 1.213 orang diantaranya telah ditempatkan. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkot Banjarbaru di tahun 2013 sebanyak 4.449 orang dengan latar belakang pendidikan terbanyak adalah lulusan S1 yaitu 2.172 orang. Rata-rata kehidupan layak (KHL) Kota Banjarbaru tahun 2013 sebesar Rp. 1.491.584,00. Rata-rata upah minimum sektoral di Kota Banjarbaru Rp. 1.602.500,00 dengan upah minimum sektoral terbesar adalah sektor keuangan sebesar Rp. 2.210.000,00.
Data from the Department of Social and Labor Banjarbaru show in 2013 listed 4,037 job seekers, with the highest educational level was the Bachelor level with 2.320 people, of which 1,213 of them have been placed. Number of Civil Servants (PNS) in the Banjarbaru Government in 2013 was 4.449 people with the highest educational background is graduate of S1 which 2.172 people. The average of a decent life (KHL) in Banjarbaru in 2013 was Rp. 1.491.584,00,-. The average of sectoral minimum wages in Banjarbaru was Rp. 1.602.500,00,- with the biggest sectoral minimum wage was the financial sector with Rp. 2.210.000,00,-.
Tabel 1.5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar dan Yang ditempatkan Menurut Tingkat Pendidikan Table 1.5 Numbers of Registered Jobseeker and The Placement According To Education Level Pencari Kerja/ Penempatan/ No Tingkat Pendidikan/ Education Level Jobseeker Placement 1 Tidak Tamat SD/ Not Completed Elementary School 6 2 2 Sekolah Dasar/ Elementary School 11 2 3 SMTP/ Junior High School 59 21 4 SMTA/ Senior High School 961 165 5 Sarjana Muda/Diploma/ Postgraduate/Diploma 635 332 6 Sarjana/S-1 / Bachelor/S-1 2.320 1.213 7 Pasca Sarjana/S-2 / Master/S-2 45 25 Jumlah/Total 2013 4.037 1.760 Jumlah/Total 2012 1.629 641 Jumlah/Total 2011 1.391 206 Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja / Source: Social Welfare and Labor Department
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 1.4 Rata-rata Kehidupan Layak Pekerja Kota Banjar Baru Tahun 2011-2013 Figure 1.4 Workers Decent life average in Banjarbaru 2011-2013
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Jumlah sekolah dari Taman Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta, serta Perguruan Tinggi di Kota Banjarbaru.
The main factor of the successful development of a region is the availability of human resources (SDM). The good educational facilities, such as school and teachers, supporting educational success. In table below shows the numbers of school from kindergarten (TK), elementary school (SD), Madrasah Ibtidayah (MI), junior high school (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), senior high school (SLTA), Madrasah Aliyah (MA) and Vocational school (SMK) from both public and private and University in Banjarbaru.
Tabel 1.6 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kota Banjarbaru 2013/2014 Table 1.6 Numbers of School, Teacher and studet in Banjarbaru 2013/2014 Sekolah Negeri/ Public School Sekolah Swasta/ Private School Tingkat No
1 2
3 4 5
Pendidikan/ Education Level TK/ Kindergarden SD/ Elementary School MI/ Madrasah Ibtidayah SMP/ Junior High School MTs/ Madrasah
Sekolah / School
Ruang kelas/ Class Room
Guru/ Teacher
Murid/ Student
Sekolah/ School
Ruang kelas/ Class Room
Guru/ Teacher
Murid/ Student
2
9
41
247
86
294
621
4693
62
720
1125
21447
10
76
189
2143
1
9
21
208
10
89
160
2414
14
246
486
7257
5
41
65
793
-
-
-
-
12
106
237
3197
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No
Tingkat Pendidikan/ Education Level
Tsanawiyah SMA/ Senior 6 High School MA/ 7 Madrasah Aliyah SMK/ 8 Vocational School Kota Banjarbaru
Sekolah Negeri/ Public School
Sekolah Swasta/ Private School
Sekolah / School
Ruang kelas/ Class Room
Guru/ Teacher
Murid/ Student
Sekolah/ School
Ruang kelas/ Class Room
Guru/ Teacher
Murid/ Student
4
73
193
2465
5
34
116
702
1
8
25
144
7
47
141
1388
5
69
227
1927
12
83
236
1902
89
1134
2118
33695
147
770
1765
17232
Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: BPS, Banjarbaru in Figures 2014
Tabel 1.7 Perguruan tinggi di Kota Banjarbaru Tahun Ajaran 2012/2013 Table 1.7 Universities in Banjarbaru School Year of 2012/2013 Jumlah Lulusan/ Numbers Mahasiswa/ College Student Graduate Student Universitas/Fakultas/ LakiLakiUniversity/ Faculty Perempuan Jumlah/ Perempuan/ Jumlah/
No
laki/ Male
/ Female
Total
laki/ Male
Female
Total
Fak. Kedokteran/ Faculty of Medical
506
1007
1513
88
154
242
Fak Perikanan/ Faculty of Fishery
256
126
382
12
14
26
Fak Pertanian/ Faculty of Agriculture
680
515
1195
66
74
140
Universitas Lambung Makurat/
Fak Kehutanan/ Faculty of Forestry
145
78
223
15
11
26
Lambung Mangkurat University
Fak Teknik/ Faculty of Technic
1327
672
1999
188
139
327
FKIP JPOK/ Faculty of Sport and Health
735
87
822
51
14
65
MIPA/ Faculty of Science and Math
496
911
1407
84
119
203
Prog. Pasca Sarjana/ Magister Program
1411
932
2343
464
339
803
2
Poltekkes Banjarmasin/ Banjarmasin Politechnic of Health
327
1062
1389
104
385
489
3
STMIK Banjarbaru / Banjarbaru School of Computer Science Management
1485
581
2066
95
29
124
4
STAI Al Falah Banjarbaru/ Al Falah Banjarbaru School of Islamic Religion
172
194
366
26
13
39
5
Akbid Banjarbaru/ Banjarbaru Academy of Obstetrics
0
207
207
0
89
89
1
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Mahasiswa/ College Student No
6 7
Universitas/Fakultas/ University/ Faculty Akbid Bina Husada/ Bina Husada Academy of Obstetrics Universitas Achmad Yani/ Achmad Yani University
8
STIMI/ School of Industry Management
9
Stikes Husada Borneo/ Husada Borneo High School of Health
Mahasiswa & lulusan Kota Banjarbaru/ College and Graduated
2015
Jumlah Lulusan/ Numbers Graduate Student
Lakilaki/ Male
Perempuan / Female
Jumlah/ Total
Lakilaki/ Male
Perempuan/ Female
Jumlah/ Total
0
347
347
0
131
131
393
374
767
106
83
189
1
19
20
4
2
6
104
231
335
30
182
212
8038
7343
15381
1333
1778
3111
Student of Banjarbaru Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: BPS, Banjarbaru in Figures 2014
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasaranana
1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting demi kelancaran aktivitas masyarakat. Jaringan jalan merupakan moda transportasi yang berperan penting dalam mendukung pembangunan terutama dalam kontribusinya untuk melayani mobilitas manusia maupun koleksi dan distribusi barang. Selain itu jaringan jalan juga diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasilhasil pembangunan antar wilayah, antar perkotaan dan antar perdesaan serta untuk mempercepat pengembangan wilayah di Kota Banjarbaru. Kondisi jalan di Kota Banjarbaru umumnya dalam kondisi baik. Jalan yang sudah beraspal di Kota Banjarbaru pada tahun 2013 sepanjang 426,940 km, batu 21,800 km, kerikil 0 km dan sisanya berupa jalan tanah 50,415 km, seperti dirinci pada tabel 1.8.
Roads are a means of transport which is essential for the ctiesontinuity of community activity. The road network is the transportation mode that plays an important role in supporting the development, especially in its contribution to serve the mobility of people and the collection and distribution of goods. Besides the road network is also necessary to bridge the social gap and to encourage the equitable distribution of the development results among regions, between urban and rural areas and between regions to accelerate the development of Banjarbaru. Banjarbaru road conditions are generally in good condition. Roads have been paved in Banjarbaru in 2013 was 426,940 km, 21,800 km stone, gravel 0 km and the rest of the dirt road 50,415 km, the detailed shows in the tabl 1.8.
Gambar 1.5 Kondisi Jalan Di Kota Banjarbaru Figure 1.5 Roads Condition in Banjarbaru
Tabel 1.8 Panjang dan status jalan Kota Banjarbaru 2013 Table 1.8 Length and Road Status in Banjarbaru 2013 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary No A
B
C
Uraian/ Explanation Jenis Permukaan Jalan/ Surface Type 1 Aspal/ Asphalt 2 Batu/ Rocks 3 Kerikil/ Gravel 4 Tanah / Dirt 5 Tidak dirinci/ Undetailed Jumlah/ Total Kondisi Jalan/ Road Condition 1 Baik/ Good 2 Sedang/ Moderate 3 Rusak tingan/ Damaged 4 Rusak berat/ Highly Damaged Jumlah/ Total Kelas Jalan/ Road Class 1 Kelas I/ Class I 2 Kelas II/ Class II 3 Kelas III/ Class III 4 Kelas IIIA/ Class IIIA 5 Kelas IIIB/ Class IIIB 6 Kelas IIIC/ Class IIIC 7 Kelas tidak dirinci/ Undetailed Class Jumlah/ Total
Jalan Negara / State Road (km)
Jalan Provinsi / Provincial Road (km)
Jalan Kota / City Road (km)
26,500 26,500
47,296 47,296
426,940 21,800 50,415 9,358 508,513
26,500 26,500
47,296 47,296
310,254 84,871 98,185 15,203 508,513
26,500
46,390
508,513
-26,500 46,390 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru, 2014 / Source: Highways Unit of Banjarbaru 2014
Sedangkan, angkutan udara di Kota Banjarbaru jumlah penumpang pesawat udara yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor pada tahun 2013 sebanyak 1.930.323 orang dengan jumlah penumpang terbanyak di bulan Juni yaitu sebanyak 181.540 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang datang ke Bandara Syamsudin Noor selama tahun 2013 sebanyak 1.918.440 orang dengan jumlah penumpang terbanyak di bulan September yaitu sebanyak 176.730 orang.
508,513
Meanwhile the air transportation in Banjarbaru, the number of air passengers departing from Syamsudin Noor Airport in 2013 was 1,930,323 people with the highest passengers was in June with 181,540 people. While the number of passengers arrivingin Syamsudin Noor Airport during 2013 was 1,918,440 people with the highest passengers was in September with 176,730 people.
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Listrik merupakan energi vital dalam berbagai kegiatan masyarakat di Kota Banjarbaru. Pelanggan listrik yang tercatat pada PT. PLN Ranting Banjarbaru berjumlah 94.373 pelanggan dengan berbagai jenis tarif seperti pada tabel 1.9 Banyak kwh terjual sebanyak 221.733.282 dengan nilai mencapai Rp. 191 milyar.
Electricity is a vital energy in a variety of community activities in Banjarbaru. Electric customers recorded in PT. PLN (State Electricity Company) Area of Banjarbaru were 94,373 with different rates type as in the table 1:9. Power sold (Kwh) reached 221.733.282 with a value of Rp. 191 billion.
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 1.6 Salah Satu Sumber Listrik di Kota Banjar baru Figure 1.6 One of Electrical Source in Banjarbaru
Tabel 1.9 Nilai Listrik Terjual di Kota Banjarbaru 2013 Table 1.9 Electricity Sold Value in Banjarbaru 2013 No
Jenis Tarif/ Rate Type
Jenis Pelanggan/ Customer Type
Pelanggan/ Customer
1 Sosial/ Social S 1.095 2 Rumah Tangga/ Household R 64.455 3 Bisnis/ Business B 3.479 4 Industri/ Industry I 65 5 Pemerintah/ Goverment P 565 6 PS & TS/Prabayar/ Prepaid 24.714 Sumber: PT. PLN (persero) Wilayah KSKT Rayon Banjarmasin Source: PT PLN (Electricity State Company) Area of KSKT Banjarmasin ]
VA Terpasang (KWH)/ Installed VA (KWH)
Terjual (KWH)/ Sold (KWH)
3.125.750 51.686.200 27.255.200 7.933.950 9.738.850 27.784.050
4.978.470 131.455.690 53.497.593 12.407.453 16.996.913 2.397.163
2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium-Term Regional Development Plan
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarbaru dijelaskan bahwa visi :
Based on the medium-term regional development plan on Banjarbaru, explained that the vision is:
“Mandiri dan Terdepan dalam Pelayanan.”
“Independent and Leading in Services”
Kota Banjarbaru merumuskan misi “Mewujudkan Banjarbaru yang Berdaya Saing dan Sejahtera” sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
Banjarbaru formulate mission “Establish Competitive and Prosperous of Banjarbaru" as an attempt to carry out the achievement of the development vision for the next 5 years, as follows:
1. Meningkatkan berkualitas.
1. Improve society / quality of human resources.
masyarakat
/
SDM
yang
a. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT, bahasa asing dan wirausaha. b. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/ dijangkau seluruh masyarakat. c. Keluarga ikut KB dan cukup gizi. d. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan
a. The entire school-age children graduated from high school and have IT, foreign languages and entrepreneurship skills. b. Health services meet quality standards and capable of reach out/ reach throughout society c. Family joined KB (family planning) and adequate nutrition. d. Society of productive age becomes productive labor force that is able to develop the region.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary daerahnya. e. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga dan seni budaya. f. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.
e. Youth of Banjarbaru grabbed both regional and national achievements in the field of science and technology, sports, arts and culture. f. Communities participate in orderly and harmonious development.
2. Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah.
2. Grow-developed regional economy.
a. Setiap kecamatan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya saing. b. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau. c. Banjarbaru menjadi tujuan utama investasi bidang perdagangan dan industri di Kalimantan Selatan.
a. Each sub-district has a business group with superior product competitiveness. b. Every district has a market that capable to facilitate the marketing of their products and ensures the availability of basic goods and production facilities at an affordable price. c. Banjarbaru become a major destination of investment in trade and industry in South Kalimantan.
3. Mambangun Lingkungan yang sehat dan Dinamis.
3. Builds healthy and dynamic environment.
a. Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar. b. Seluruh kawasan dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan lancar. c. Banjarbaru menjadi kota hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan
a. Residential, offices and economic centers areas have the infrastructure and facilities that meet the standards. b. The entire area is accessible by convenient transportation facilities and smooth. c. Banjarbaru become a Green City that clean, healthy and environmentally friendly
4. Mewujudkan Pemerintahan yang baik.
4. Create good governance.
a. Manajemen pemerintahan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan) terlaksana secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang akurat.
a. Government Management (Planning Execution, Control and Reporting) implemented an integrated manner, accountable and on time based on accurate data b. Public services implemented an integrated online.
b. Pelayanan publik menerapkan standar pelayanan prima yang terintegrasi secara online. c. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.
2.2. Rencana (RTRW)
Tata
Ruang
Wilayah
Kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Banjarbaru sesuai kebijakan nasional, provinsi, serta karakteristik daerah, meliputi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi yang merata serta
14
c. Every regional Work Unit (SKPD) have competent personnel as needed.
2.2.
The Spatial Plans Area
Policies and strategies of spatial plan of Banjarbaru according tonational policy, provincial, and regional characteristics, includeimproving access to urban services and equitable economic growth centers and improve
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
meningkatkan kualitas dan jangkauan sarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang merata adalah:
the quality and range of transportation, telecommunications, energy, and water resources that evenly distributed:
1. Kebijakan dan strategi pengembangan pusat kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa untuk perwujudan fungsi sebagai (Pusat Kegiatan Nasional) PKN meliputi:
1. Policy and strategy development of the downtown as the center of government, trade and services to the embodiment functions as (National Activity Center) PKN includes:
a. Mengembangkan jaringan jalan dalam wilayah kota Banjarbaru; b. Mengembangkan dan mengendalikan kawasan permukiman baru pada lahan-lahan yang belum terbangun di pusat kota; c. Melakukan pengendalian dan penataan pada pusat-pusat kegiatan komersial pada jalurjalur jalan utama; d. Mengendalikan dan melakukan penataan kawasan-kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi; e. Mengembangkan dan melakukan penataan sistem drainase dalam kota; f. Mengembangkan sistem penyediaan air bersih yang sesuai dengan kebutuhan minimal kota melalui ketersediaan air baku yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air dan perlindungan air baku yang dilakukan dengan keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan prasarana dan sarana sanitasi.
a. Develop the road network in urban areas in Banjarbaru; b. Develop and control a new residential area on lands that are undeveloped in the downtown;
2. Kebijakan dan strategi pengembangan kota sebagai pusat pertumbuhan baru untuk pengembangan kegiatan pendukung perkantoran pemerintahan provinsi, meliputi:
2. Policy and strategy development of the city as a new growth center for the supporting development of provincial government activities, includes:
a. Menetapkan kawasan pendukung perkantoran pemerintahan provinsi sebagai kawasan strategis di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Landasan Ulin; b. Mengembangkan kawasan permukiman baru; c. Mengembangkan jaringan jalan baru yang terintegrasi dengan jaringan jalan yang sudah ada; d. Mengembangkan simpul transportasi darat untuk menunjang pergerakan regional; e. Mengembangkan 15 sistem utilitas penunjang, berupa penyediaan air bersih dengan memanfaatkan sumber air permukaan, 15 sistem drainase, 15 sistem listrik, 15 sistem prasarana lingkungan (jaringan saluran
a. Establishareas supporting the provincial government offices as a strategic area in South Banjarbaru, Cempaka and Landasan Ulin;
c. Control and arrange the centers of commercial activity on the lines of the main road; d. Control and arrange of residential areas with a high density; e. Develop and carry out restructuring drainage systems in cities; f. Develop a water supply system in accordance with the minimum requirements the city through the availability of raw water which meets the standards quality that set for water supply and the protection of raw water that performed by the integration development of Water Supply System (SPAM) and Sanitation Infrastructure.
b. Develop a new residential area; c. Develop new road network that is integrated with the existing road network; d. Develop land transportation node to support regional movement; e. Develop 16 supporting utilities system, such as water supply by utilizing surface water sources, 16 drainage system, 16 electricity system, 16 environmental infrastructure system (sewerage networks and landfills) as
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary pembuangan pembuangan kebutuhan.
air limbah dan sampah) sesuai
tempat dengan
needed.
3. Kebijakan dan strategi pengembangan dan penataan kawasan permukiman. meliputi:
3. Policy and strategy development and management of residential areas, include:
a. Meningkatkan mutu jalan dan drainase; b. Meningkatkan ketersediaan air bersih; c. Normalisasi sungai, memelihara sumber mata air, sempadan sungai, jaringan irigasi dan reklamasi lahan kritis; d. Memperlancar akses lalu lintas ke setiap kawasan; e. Mewujudkan penataan pertamanan yang indah di setiap kawasan; f. Pengelolaan sampah dan limbah secara lestari;
a. Improve the quality of roads and drainage; b. Increase the availability of clean water; c. Normalization of the river, maintain water sources, river banks, irrigation and reclamation of degraded lands; d. Accelerate traffic access to each region;
g. Meningkatkan sanitasi lingkungan; h. Perwujudan perumahan vertikal secara bertahap; i. Peningkatan jumlah rumah yang memenuhi aspek legalitas dan layak huni.
e. Establish a beautiful landscape in each region; f. Waste and sewage management in sustainable manner; g. Improve environmental sanitation; h. Embodiment gradually of vertical housing;
a
i. Increase the number of legality and livable homes.
4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan bandara yang mendukung pusat kegiatan ekonomi, meliputi:
4. Policy and strategy the development of the airport area that support economic activity centers, include:
a. Memfasilitasi pengembangan kawasan bandara di Kecamatan Landasan Ulin; b. Pengembangan jalan bebas hambatan yang memudahkan aksesibilitas dan penghubung Kecamatan Liang Anggang dengan Kota Banjarmasin dan sekitarnya; c. Menyediakan transportasi massal yang menghubungkan kawasan bandara dengan pusat kegiatan; d. Meningkatkan aksesibilitas menuju dan dari kawasan bandara; e. Menyediakan kebutuhan utilitas pendukung serta prasarana lingkungan yang memadai; f. Mengendalikan kegiatan permukiman baru di daerah sekitar pengembangan bandara.
a. Facilitate the development of the airport area in Landasan Ulin; b. Develop highways that facilitate accessibility and Sub-district liaison of Liang Anggang with Banjarmasin and its surroundings;
5. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan industri meliputi: a. Membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana terpadu pada kawasan industri; b. Mengembangkan jenis industri menengah, sentra industri kecil dan industri rumah tangga untuk mengembangkan kegiatan agroindustri dan industri pariwisata; c. Mendorong industri berwawasan lingkungan.
5. Policy and strategy the development of industrial zones, include: a. Build and develop an integrated infrastructure in industrial zones; b. Develop an intermediate industries, small industries and home industries to develop agro-industrial activities and tourism industries; c. Encourage industry environmentally friendly.
16
c. Provide mass transportation that connecting the airport with area the activities center; d. Improve accessibility to and from the airport area; e. Provide supporting utilities and adequate infrastructure environment; f. Control the activities of new residential in the area around the airport development
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
6. Kebijakan dan strategi pengembangan sarana pendidikan meliputi:
6. Policy and strategy the development of education facilities, include:
a. Menyediakan satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau; b. Menyediakan fasilitas penunjang pendidikan.
a. Provide educational unit within affordable distance; b. Provide educational facilities.
7. Kebijakan dan strategi kawasan pertanian meliputi:
pengembangan
7. Policy and strategy the development of agricultural areas include:
a. Mendorong kegiatan lahan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Cempaka; b. Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kelurahan Landasan Ulin Utara; c. Mengembangkan fasilitas sarana prasarana dan utilitas pendukung.
a. Encourage sustainable agricultural land in Cempaka; b. Control the growth of residential areas in North Banjarbaru and North Landasan Ilir;
8. Kebijakan dan strategi peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kelestarian kawasan lindung meliputi:
8. Policy and strategy the improvement quality of the environment and conservation of protected areas, include:
a. Bekerjasama dengan daerah yang berbatasan dalam pengamanan kawasan hutan lindung dari perambahan; b. Melaksanakan penetapan batas kawasan hutan lindung secara terkoordinasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; c. Menegaskan batas kawasan lindung secara jelas di lapangan dan mensosialisasikan kepada masyarakat; d. Mengembalikan dan mengatur penguasaan dan penggunaan tanah sesuai dengan peruntukan fungsi lindung secara bertahap kepada 17 negara; e. Mengelola sumberdaya hutan yang ada melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; f. Melestarikan daerah resapan air, menjaga ketersediaan sumberdaya air; g. Mencegah kegiatan budidaya di sempadan mata air yang dapat mengganggu kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air dan kualitas air; h. Membatasi kegiatan di kawasan perlindungan setempat sepanjang sungai hanya untuk kepentingan pariwisata yang tidak merubah fungsi lindung; i. Mengelola kawasan lindung secara terpadu;
a. In cooperation with bordering regions in securing the protected forest area from encroachment; b. Carry out the delimitation of protected forest areas in a coordinated manner in accordance with statutory provisions; c. Confirms the clear delineation of protected areas in the field and disseminate to the public;
j. Melakukan konservasi tanah dan air pada kawasan lindung; k. Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi
c. Develop infrastructure facilities and utilities.
d. Restore and regulate the acquisition and use of land in accordance with the designation of protected functions gradually to 18 countries; e. Manage forest resources through forest and land rehabilitation activities; f. Preserve watersheds, maintain the availability of water resources; g. Prevent cultivation activity in the border of water springs that can interfere water quality, physical condition and reduce the quantity of water flow and water quality; h. Control activities in the local protected area along the river just for the sake of tourism which do not alter the function of protection; i.
Manage protected areas in an integrated manner; j. Soil and water conservation in protected areas; k. Maintain and revitalize the water catchment area or areas of hydrological functions to
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi; l. Menyelamatkan keutuhan potensi keanekaragaman hayati, baik potensi fisik wilayahnya (habitatnya), potensi sumberdaya kehidupan, keanekaragaman sumber genetikanya; m. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau hingga 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota dalam mengendalikan dan memelihara kualitas lingkungan.
ensure the availability of water resources and soil fertility and protect the region from landslides and erosion; l.
Save the integrity of biodiversity potential, both physical potential territory (habitat), the resource potential of life, diversity of genetic resources;
m. Increase the quantity and quality of green open space up to 30% (thirty percent) of the area of the city in controlling and maintaining environmental quality.
9. Kebijakan dan strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara meliputi:
9. Policy and strategythe improvement function of the area for national defense and security, include:
a. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; dan b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan dengan kawasan tersebut dengan kawasan budi daya terbangun.
a. Develop selective cultivation activities in the surrounding defense and security area to maintain the function and the purpose; and
18
b. Develop protected areas and/or the unawakened cultivation areas around the security and defense area as a buffer zone that separates the region with awakened cultivation area.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Perekonomian Kota Banjarbaru dapat dilihat dari besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), 4 besar sektor pendukung perekonomian Kota Banjarbaru kurun waktu 2009-2013 adalah sektor jasa dengan kontribusi sebesar 23,00%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,19%, dan sektor bangunan dengan sumbangan sebesar 18,69%, sedangkan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 12,25%. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir PDRB atas dasar harga berlaku Kota Banjarbaru, terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 hanya sebesar Rp. 1,69 triliyun meningkat menjadi Rp. 2,11 triliyun pada 2011, dan terus meningkat di tahun 2013 sebesar Rp. 2,67 triliyun. Nilai PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku periode 2009 sampai dengan 2013 (Tabel 3.1).
Banjarbaru economy can be seen from the magnitude of the value of Gross Regional Domestic Product (GDRP), 4 large sectors of the supporting economy in Banjarbaru within the period 20092013 was the Services sector with a contribution of 23.00%, 19.19% of trade, hotels and restaurants and 18.69% of the building sector while the processing industry sector contributed of 12.25%. During the last 5 years GDRP at Current Prices Banjarbaru, continued to increase, which in 2009 only amounted to Rp. 1.69 trillion increased to Rp 2.11 trillion in 2011, and continued to increase in 2013 of Rp. 2.67 trillion, The value of GDRP Banjarbaru at current prices the period of 2009 to 2013 (Table 3.1).
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kota Banjarbaru (2009-2013) Figure 3.1 The Economic Structure of Banjarbaru (2009-2013)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 3.1 PDRB Kota Banjarbaru atas Dasar Harga Berlaku 2009 – 2013 (Ribuan) Table 3.1 GDRP at Current Price of Banjarbaru 2009 – 2013 (Thousand) Lapangan Usaha/ Industrial Origin (sektor/Sector)
No
Pertanian / Agriculture
1
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry
2
3
PDRB / GDRP 2009
2010
2011
2012
2013
72,138,128
82,116,848
89,834,451
97,760,418
105,310,778
149,962,695
156,318,695
171,296,281
183,013,427
193,843,604
221,209,279
236,058,242
258,982,033
285,339,996
304,280,326
4
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
43,109,502
54,335,923
59,710,335
65,032,778
70,911,144
5
Kontruksi / Construction
331,491,120
356,306,925
391,730,396
433,491,401
479,810,579
6
Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant
320,372,840
348,198,755
398,113,714
463,526,320
537,381,579
7
Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
130,770,740
150,343,472
165,936,909
183,323,014
206,992,306
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
63,259,019
74,797,204
87,524,062
97,012,266
110,408,619
9
Jasa – jasa / Services
364,299,297
429,470,549
492,451,935
558,231,250
656,782,322
1,696,612,620
1,887,946,613
2,115,580,116
2,366,730,870
2,665,721,257
JUMLAH / TOTAL
Sumber: BPS, Kota Banjarbaru dalam Angka 2014 / Source: BPS, Banjarbaru City In Figures 2014
Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral Perekonomian Kota Banjarbaru 2009-2013 Table 3.2 Contribution Average and Economic Sectoral Growth in Banjarbaru 2009-2013 Kota Banjar Baru Lapangan Usaha/Industrial Origin (sektor/Sector)
No
Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Sectoral Contribution Average (2009-2013)
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Sectoral Growth Average (2009-2013)
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
4.19% 8.10% 12.25% 2.86% 18.69% 19.19% 7.75%
9.94% 6.63% 8.31% 15.63% 9.69% 13.84% 12.18%
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
3.96%
15.10%
23.00%
15.89%
9 Jasa – jasa / Services Sumber: Hasil Olahan 2015 / Source: Processed Product 2015
20
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Rata-rata pertumbuhan pada sektor industri pengolahan selama 5 tahun terakhir sebesar 8,31%, sedangkan 3 besar pertumbuhan tertinggi berturut-turut adalah sektor jasa, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yang masingmasing pertumbuhannya sekitar 15%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjarbaru selama tiga tahun terakhir meningkat dari 5,99% pada 2011 menjadi 6,18% pada 2012 dan meningkat 6,27% pada 2013.
The average growth in the Processing Industry sector over the last 5 years amounted to 8.31%, while the big 3 highest growth was the services sector, electricity, gas and water scetor, and finance, tenancy & business services sectors, which each growth is around 15%. Meanwhile, the economic growth in Banjarbaru during the last three years increased from 5.99% in 2011 to 6.18% in 2012 and increased by 6.27% in 2013.
Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kota Banjarbaru. Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kota Banjarbaru dapat dilihat dari PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku berikut:
GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in Banjarbaru. A more detailed explanation of the structure of the economy in Banjarbaru can be seen in GDRP of Banjarbaru at current prices in the following:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, ratarata kontribusi sektor primer terhadap PDRB Kota Banjarbaru selama 2009-2013 sebesar 12,28%. Kontribusi sektor primer lebih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan rata-rata kontribusi sebesar 8.10%, sedangkan sektor pertanian menyumbang 4,19%. Kontribusi dari sektor primer ini selalu menujukkan penurunan selama 2009 sampai 2013. Pada tahun 2009 kontribusi yang diberikan sebesar 13,09%, dan 12,89% di tahun 2010, hingga pada tahun 2013 menjadi 11,22%. Hal ini dipengaruhi oleh luas lahan pertanian dan pertambangan di Kota Banjarbaru yang relatif sedikit.
a. Primary sector The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying. The average contribution of the primary sector to GDRP of Banjarbaru during 2009-2013 amounted to 12.28%. Contribution of the primary sector is dominated by mining and quarrying sector which gave the average contribution of 8.10%, while the agricultural sector gave 4.19%. The contribution of the primary sector has always showed a decline during 2009 to 2013. In 2009, the contribution amounted to 13.09%, and 12.89% in 2010, up to the year 2013 to 11.22%. This is influenced by agricultural land and mining in Banjarbaru which relatively slight.
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kota Banjarbaru dari tahun 2009-2013 adalah 33,81%. Pada sektor ini kontribusinya juga tidak jauh berbeda dengan sektor primer, menunjukkan laju pertumbuhan yang negatif, seiring dengan penurunan laju pertumbuhan sektoral dari sektor pembentuk sektor sekunder terutama sektor industri pengolahan. Pada tahun 2012 pertumbuhan sektoral industri pengolahan sebesar 10,18%
b. Secondary sector Secondary sector consists of processing industry, electricity, gas, and water sector, as well as the construction sector. The contribution of the secondary sector in GDRP of Banjarbaru within 2009-2013 was 33.81%. The contribution of this sector is also not too different from the primary sector, showed a negative growth rate, due to the lower sectoral growth rate of the processing industry sector. In 2012, the growth in the manufacturing sector amounted to 10.18% with a contribution of 12.06%, but in 2013 the growth rate decreased significantly to 6.64%
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary dengan kontribusi 12,06%, namun di tahun 2013 mengalami penurunan laju pertumbuhan yang cukup signifikan menjadi sebesar 6,64% dengan kontribusi 11,41%. c.
Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa. Rata-rata kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kota Banjarbaru mencapai 53.81% dalam kurun waktu 2009-2013. Kontribusi pada sektor tersier lebih unggul dibandingkan sektor primer dan sekuder yang mencapai lebih dari separuh dari total PDRB Kabupaten Banjarbaru. Besarnya kontribusi sektor tersier seiring dengan positifnya laju pertumbuhan sektoral yang membentuk sektor tersier, khususnya sektor jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2012 kontribusi yang diberikan dari kedua sektor tersebut mencapai 43,17%, dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 44,80%.
with a contribution of 11.41%.
c.
Tertiary sector The tertiary sector consists of trade, hotels and restaurants sector, transport and communication sector, finance, tenacy and business services sector, and the services sector. The average contribution of the tertiary sector in GDRP of Banjarbaru reached 53.81% in the period 2009-2013. The contribution of the tertiary sector is bigger compared to the primary sector and sekuder which reached more than half of total GDRP of Banjarbaru. The amount of the contribution of the tertiary sector in line with the positive growth rate sectors that make up the tertiary sector, particularly the services sector and trade, hotel and restaurant sector. In 2012, the contribution of these two sectors reached 43.17%, and in 2013 increased to 44.80%.
3.2. LAJU PERTUMBUHAN
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 1,69 triliyun, pada tahun 2010 sebesar 1,89 triliyun, pada tahun 2011 sebesar Rp. 2,12 triliyun, pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.37 triliyun, dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 2,67 triliyun. Hal ini berarti pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 6.27% di Kota Banjarbaru.
Gross Regional Domestic Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent GDRP of Banjarbaru at current prices increasing. In 2009, GDRP of Banjarbaru at current prices amounted to Rp. 1.69 trillion, in 2010 amounted to Rp. 1.89 trillion, Rp. 2.12 trillion in 2011, in 2012 at 2.37 trillion, and in 2013 at Rp. 2.67 trillion. This means that in 2013 the economic growth in Banjarbaru occurred at 6.27%.
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
A.
A.
Tanaman Pangan
2015
Food Crops
Gambar 4.1 Potensi Tanaman Pangan di Kota Banjarbaru Figure 4.1 Food Crops Potential in Banjarbaru
Kota Banjarbaru bukan merupakan daerah agraris. Luas lahan pertanian di Kota Banjarbaru tidaklah luas dan tidak merata di setiap kecamatan. Namun beberapa komoditi tanaman ini telah berproduksi meski, berikut rician luas lahan tanaman pangan di Kota Banjarbaru
No
Banjarbaru is not an agricultural area.The agricultural area in Banjarbaru is not extensive and uneven in each district. However, some commodities of this plant has been in production. The data of food crops area as in the following table :
Tabel 4.1 Luas Panen Tanaman Pangan di Kota Banjarbaru 2013 Table 4.1 Harvested Area, of Food Crops in Banjarbaru 2013 Tahun 2013/ Year of 2013 Komoditas/Commodity Luas Tanam / Plantation Area Luas Panen / Harvested Area (ha)
(ha)
1 776
1 756
Padi ladang/ Paddy Fields
20
10
3
Jagung/ Corn
154
156
4
Kacang Tanah/ Peanuts
8
7
5
Ubi jalar/ Cassava
340
336
6
Ubi kayu/ Sweet Potato
27
22
1
Padi sawah/ Paddy
2
Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2014 Source: Agriculture, Fishery and Forestry Department of Banjarbaru 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary B.
Hortikultura
B.
Horticulture
Gambar 4.2 Potensi Hortikultura di Kota Banjarbaru Figure 4.2 Horticulture Potential in Banjarbaru
Tanaman hortikultura ini cukup memiliki potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat di Kota Banjarbaru. Data luas lahan dan potensi produksi hortikultura khususnya buah-buahan di Kota Banjarbaru dirinci pada table 4.2 berikut:
Horticultural crops have the potential to be developed by the community of Banjarbaru. Data land area and production potential of horticulture, especially fruits in Banjarbaru as detailed in the table 4.2:
Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Hortikultura di Kota Banjarbaru 2013 Table 4.2 Harvested Area and Horticultural Production in Banjarbaru 2013 Tahun/Year 2013 Produksi Rata-rata Produksi No Jenis Tanaman/ Plant Type Luas Panen Production Average Production Harvested Area (ha) (kw/ha) (kw) 1 Bawang Daun/ Spring Onion 109 3.626 33,27 2 Kubis/ Cabbage 3 Petsai/Sawi / Lettuce 124 9.292 74,94 4 5
Kacang Panjang/ Long Beans Cabe Merah/ Red Chili
6 7
Cabe Rawit/ Cayenne Jamur/ Mushroom
8 9
Tomat/ Tomato Terung/ Eggplant
93 62
7.244 4.248
77,68 68,52
45 0,0362
2.470 11.005
54,89 3.040,055
73 66
6.134 5.460
84,03 82,73
10 Buncis/ Beans 11 Ketimun/ Cucumber
76 73
4.992 6.254
65,68 85,67
12 Kangkung/ Kale 13 Bayam/ Spinach
132 149
10.350 7.222
78,41 48,47
1.002,036
67.382,05
67,25
Jumlah/ Total
Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2014 Source: Agriculture, Fishery and Forestry Depatment of Banjarbaru 2014
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary C.
Buah-Buahan
C.
2015
Fruits
Gambar 4.3 Potensi Buah-buahan di Kota Banjarbaru Figure 4.3 Fruits Potential in Banjarbaru
Produksi buah-Buahan di Kota Banjarbaru yaitu alpokat, belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis. Data produksi buah-buahan di Kota Banjarbaru dari tahun 2013 diuraikan pada tabel 4.3 berikut:
Fruits production in Banjarbaru are avocado, star fruit, duku, durian, guava, water guava, citrus, big orange, mango, mangosteen. Fruit production data in Banjarbaru of 2013 are described in the table 4.3 :
Tabel 4.3 Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman di Kota Banjarbaru 2009-2013 Table 4.3 Production of Fruits by Plants Type in Banjarbaru 2013 Tahun / Year 2013 No
Komoditas/Commodity
Rata-rata Jumlah Pohon Produksi Produksi Penghasil/ (kwintal)/ (Kw/pohon)/ Numbers of Tree Production Average Producer (kw) Production (kw/tree)
Wilayah/ Area
1
Alpokat/ Avocado
251
30
0,12
Kecamatan Liang Anggang
2
Belimbing/ Strafruit
499
36
0,07
Kecamatan Liang Anggang
3
Duku/Langsat/kokosan
624
425
0,68
Kecamatan Liang Anggang
4
Durian/ Durian
5.473
666
0,12
Kecamatan Liang Anggang
5
Jambu biji/ Guava
1.689
36
0,02
Kecamatan Liang Anggang
6
Jambu air/ Water Guava
865
58
0,07
Kecamatan Liang Anggang
7
Jeruk siam/keprok/ Citrus/ Tangerine
31.168
2.235
0,07
Kecamatan Liang Anggang
8
Jeruk besar/ Big Orange
359
21
0,06
Kecamatan Liang Anggang
9
Mangga / Mango
19.364
5.443
0,28
Kecamatan Liang Anggang
10
Manggis / Mangosteen
121
0
0
Kecamatan Liang Anggang
11
Nangka/ cempedak/ Starfruit
6.41
1.676
0,26
Kecamatan Liang Anggang
12
Nanas / Pineapple
3.26
30
0,01
Kecamatan Liang Anggang
13
Pepaya / Papaya
9.765
578
0,06
Kecamatan Liang Anggang
14
Pisang/ Banana
6.627
471
0,07
Kecamatan Liang Anggang
15
Rambutan/ Rambutan
9.642
973
0,10
Kecamatan Liang Anggang
0,02
Kecamatan Liang Anggang
16 Salak / Bark 166 3 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2014 Source: Agriculture, Fishery and Forestry Department of Banjarbaru 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.4 Peta Potensi Buah-buahan di Kota Banjarbaru Figure 4.4 Fruits Potential Map in Banjarbaru
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D. Perkebunan
D.
2015
Plantation
Gambar 4.5 Potensi Perkebunan di Kota Banjarbaru Figure 4.5 Plantation Potential in Banjarbaru
Potensi komoditi perkebunan Kota Banjarbaru berupa Karet, Kelapa dalam, Kelapa Sawit. Komoditi dari sektor perkebunan yang sangat berpotensi, untuk kategori produksi tertinggi pada tanaman karet dengan rata-rata 1.036,57 ton, dan untuk kategori produksi sedang kelapa sawit dengan rata-rata 5.300 ton, dan untuk yang terendah produksinya kelapa dalam dengan ratarata 912,2 ton semua dalam produksi pada tahun 2013, dirinci pada table 4.4 berikut ini:
No
1 2 3
Potential plantation commodities in Banjarbaru are rubber, coconut, oil palm. The commodity of the plantation sector in 2013 that has the potential, rubberis the highest production category with an average of 1036.57 tons, and oil palm for the medium production category with an average of 5,300 tons, and for the lowest production was coconut with the average of 912.2 tons, the detailed is in the table 4.4:
Tabel 4.4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kota Banjarbaru Table 4.4 Harvested Area and Crops Plant Production in Banjarbaru Produksi / Production Tanaman / Plant Tanaman Tanaman Tanaman Jumlah RataKomoditas/ belum rusak/ Jumlah/ menghasil kan / rata/ Commodity menghasilkan Damaged Total / Plants Total Average / Immature Plant (ha) Produce (ha) (ton) (ton/ha) Plant (ha) (ha) Karet/ 440 629 1.077 652 1.036,57 Rubber Kelapa / 10 123 17 150 112 912,2 Coconut Kelapa Sawit/
Oil Palm
85
60
5
150
265
5.300
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kota Banjarbaru, 2014 Source: Plantation and Forestry Department of Banjarbaru 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2. Sektor Perikanan
4.2. Fishery Sector
Gambar 4.6 Potensi Sektor Perikanan di Kota Banjarbaru Figure 4.6 Fishery Sector Potential in Banjarbaru
Potensi Komoditi Perikanan Kota Banjarbaru meliputi penangkapan di perairan umum menggunakan arco, pancing, jaring, bubu. Budidaya ikan darat pada kolam, jaring, keramba, sawah, dengan jenis ikan mas, nila, patin, bawal dan lainnya yang diperoleh dari hasil pembenihan.
Fishery potential commodities in Banjarbaru includecatching fish in public waters using arco, fishing rods, nets, fish traps. Aquacultureconducted in ponds, nets, cages, rice fields, with the type of carp, tilapia, catfish, pomfret and others that generated from the seeding.
Tabel 4.5 Produksi Perikanan Kota Banjarbaru 2011 – 2013 Table 4.5 Fishery Production in Banjarbaru 2011-2013 Komoditi Perikanan/ Fishery Commodity 2011 (ton) 2012 (ton) Perikanan Laut (tangkap)/ Marine Fishery (catching) 50,5 Perikanan Darat (kolam, jaring, keramba, sawah) / 602,11 2.224,71 Aquaculture (ponds, nets, keramba, rice fiel) Jumlah/ Total 602,11 2275,21
2013 (ton) 27,4 2.332 2359,4
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Banjarbaru Source: Marine and Fishery Department of Banjarbaru
Tabel 4.6 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Budidaya dikota Banjarbaru Tahun 2013 Table 4.6 Number of Households Aquaculture in Banjarbaru year of 2013 Rumah Tangga Perikanan Budidaya Komoditas / Comodity /Household Aquaculture Penangkapan diperairan Umum/ Catching in public water 27.4 Budidaya/ Aquaculture 4.057 Pembenihan/ Hatchery Kolam/ Ponds 320 Keramba/ Karamba 68 Mina padi/ Paddy Mina 16 Jarring Apung/ Floating Nets 66 Jumlah / Total 501.457 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Banjarbaru Source: Marine and Fishery Department of Banjarbaru
Dari tabel di atas tercatat jumlah rumah tangga perikanan di Kota Banjarbaru tahun 2013 sebesar 501.457 rumah tangga. Dimana dari penangkapan diperairan umum sebesar 27,4 rumah tangga, budidaya sebesar 4.057 rumah tangga, kolam sebesar 320 rumah tangga, keramba sebesar 68 rumah tangga, keramba sebanyak 68 rumah tangga, mina padi sebanyak 16 rumah tangga, jaring apung 66 rumah tangga.
28
From the above table listed the number of household aquaculture (domestic fishing) in Banjarbaru in 2013 was 501.457 households. The numbers of catching in public water of 27,4 household, aquaculture of 4,057 households, ponds of 320 households, karambaof 68 household, cage of 68 Household, pad dy minaof 16 household and 66 household of floating net.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Sektor Pariwisata
2015
4.3. Tourism Sector
Gambar 4.7 Potensi Sektor Pariwisata di Kota Banjarbaru Figure 4.7 Tourism Sector Potential in Banjarbaru
Potensi sektor pariwisata di Kota Banjarbaru pada tahun 2013, terdapat 40 buah fasilitas akomodasi berupa hotel dan penginapan mulai dari hotel bintang 1 hingga bintang 4; melati 1 hingga melati 3, dan penginapan non klasifikasi. Fasilitas tersebut terpusat di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan. Setiap kecamatan memiliki organisasi kesenian, Kecamatan Landasan Ulin memiliki 4 organisasi kesenian, Kecamatan Liang Anggang 6 organisasi, Kecamatan Cempaka 9 organisasi kesenian dan Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki 13 organisasi dan Banjarbaru Selatan mempunyai 11 organisasi kesenian. Kota Banjarbaru memiliki lebih dari 30 obyek wisata berupa musium, monument, danau, tugu, taman bermain, tempat pendulangan intan di Cempaka dan Pumpung, stadion, lapangan sirkuit, lapangan golf, dan beberapa tempat kuliner.
The tourism sector potential in Banjarbaru in 2013 were 40 units of accommodation facilities such as hotels and hostelry ranging from 1 to 4 stars; 1 to 3 of jasmine class, and non classification hostelry. The center of the facilities is in North Banjarbaru and South Banjarbaru. Each subdistrict has art organizations, where there are 4 arts organizations in Landasan Ulin, 6 organizations in Liang Anggang, 9 organizations in Cempaka, 13 organizations in North Banjarbaru and 11 arts organizations in South Banjarbaru. Banjarbaru has more than 30 tourist attractions such as museum, monument, lake, obelisk, playground, diamond quarrying in Cempaka and Pumpung, stadium, circuit courts, golf courses, and several culinary areas.
Tabel 4.7 Potensi Objek wisata dan Lokasi wisata di Kota Banjarbaru 2013 Table 4.7 Potential Objects and Tourist Sites in Banjarbaru 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Obyek Wisata/ Tourist Object
Museum Lambung Mangkurat/ Lambung Mangkurat Museum Taman Van der Pijl/ Van der Pijl Park Taman Air Mancur/ Fountain Park Warung Minggu Raya/ Hutan Pinus/ Pine Forest Lesehan Bina Wisata/ Lesehan Bina Tourism Bundaran Simpang Empat/ Simpang Empat Roundabout Kolam Renang Idaman, Taman Bermain Idaman, Lap. DR Murjan/ 8 Swimming Pool Ideal, Idaman Playground, DR Murjan Square Kolam Renang Idaman, Taman Bermain Idaman, Lap. DR Murjan/ 9 Swimming Pool Ideal, Idaman Playground, DR Murjan Square
Lokasi/Location Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Cempaka Kecamatan Cempaka Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Loktabat Kecamatan Loktabat
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary No
Obyek Wisata/ Tourist Object
Makam Ratu Syarifah, Pendulangan Intan Cempak, Sirkuit Cempaka, 10 Pendulangan Intan Pumpung./Queen Syarifah Tomb , Diamond Cempak Quarrying, Cempaka Circuit, Diamond Pumpung Quarrying. 11 Monumen Trisakti/ Trisakti Monument 12 Makam Pahlawan Kencana / Kencana Cemetery 13 Makam Syuhada Haji / Syuhada Haji Tomb 14 Makam H. Hasan Basri / H. Hasan Basri Tomb Taman Chandra Kirana, Parahiyangan, Bundaran Syamsudin Noor, Lapangan Golf Swarga Loka, Sirkuit Chandra Kirana, Danau Seran, Bekantan Park, Museum Permata, Museum Lahan Rawa, Tugu Selamat 15 Datang/ Chandra Kirana Parks, Parahiyangan, Syamsudin Noor Roundabout, Swarga Loka Golf, Chandra Kirana Circuit, Seran Lake, Proboscis Monkey Park, Jewel Museum, Museum of Land Swamp, Welcome Monument Tugu Simpang Empat Banjarbaru / Simpang Empat Banjarbaru 16 Minument Taman Simpang Empat / Eks Waterfall / Simpang Empat Park/ Eks 17 Waterfall 18 Tugu Adipura J/ Adipura J Monument Mustika Dunia Fantas, Danau Wisata Kota Citrai / Mustika Fantasy 19 World, Citrai Lake Tourism Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru Source: Culture and Tourism Department of Banjarbaru
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Lokasi/Location Kecamatan Cempaka Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
Kecamatan Landasan Ulin
Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kecamatan Cempaka Kecamatan Liang Anggang
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.8 Peta Potensi Pariwisata Kota Banjarbaru Figure 4.8 Tourism Potential Map in Banjarbaru
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.4. Sektor Industri
4.4. Industry Sectors
Potensi Industri Kota Banjarbaru berpeluang Banjarbaru industry potential has a chance to untuk berkembang terutama di sektor industri grow, especially in the manufacturing sector. pengolahan. Faktor wilayah Kota Banjarbaru Factors region of Banjarbaru supports this sector mendukung sektor ini untuk berkembang, karena to grow, because the ease of access, the kemudahan akses, sarana dan prasarana yang infrastructure and facilities which located in this terdapat di Kota ini. Pengembangan kawasan city. Development of integrated industrial area in industri terpadu di Landasan Ulin Selatan, South Landasan Ulin and Liang Anggang. This Kecamatan Liang Anggang. Wilayah ini berjarak area has the distance of 19 km from the Trisakti 19 km dari Pelabuhan Trisakti dan 7 km dari Port and 7 km from the Syamsudin Noor airport. bandara Syamsudin Noor. Site Plan kawasan Site plan of 200 hectares of the industrial area has industri seluas 200 ha, sementara ini telah been built warehouse transit and wholesale in the dibangun gudang transito dan grosir di kawasan region. Industrial ceramics in Cempaka kaolin tersebut. Industri keramik di Cempaka deposit material (ceramic base material) deposit of material kaolin (bahan dasar keramik) sebesar 1,174,350.6 tons. Fruitprocessing and canning 1.174.350,6 ton. Industri pengolahan dan industry also has potential to be developed. The pengalengan buah juga berpotensi untuk type of industry in Banjarbaru shows in the dikembangkan. Berikut jenis industri yang ada di following table: Kota Banjarbaru. Tabel 4.8 Jenis dan Jumlah Industri di Kota Banjarbaru Table 4.8 Type and Numbers of Industry in Banjarbaru Jumlah/ No Industri/ Industry Wilayah/ Area Total 1 2 3 4 5 6
Industri Makanan, Minuman dan Tembakau/ Food, Beverage and Tobbaco Industry Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit/ Textil, Fashion and Leather Industry Industri Kayu dan Hasil Dari Kayu dan Rotan / Wood and Wood Production and Rotan Industry Industri Kertas, Barang DariKertas dan Percetakan/ Paper, Paper Goods and Printing Industry Industri Dasar Dari Barang Logam/ Metal Goods Industry Industri Lain-Lain/ Others Industry
255 47
Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan
164
Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan
89
Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan
24 657
Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan
Gambar 4.9 Perkembangan Jumlah Industri di Kota Banjarbaru 2011-2013 Figure 4.9 Numbers of Industry Development in Banjarbaru 2011-2013
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
4.5. Sektor Listrik dan Air Bersih
4.5. Electricity and Clean Water Sector
Potensi industri listrik dan air bersih di Kota Banjarbaru patut untuk dikembangkan. Kota Banjarbaru merencanakan pengembangan pembangkit listrik tenaga uap di Asam-asam 2 x 65 Mega VA dan juga memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk mengelola air minum dan sumber air baku dari riam kanan dan air bawah tanah, pengembangan kawasan sangat memerlukan energi listrik dan gas, serta air baku untuk kehidupan dan kelancaran kegiatan ekonomi. Listrik merupakan energi vital dalam berbagai kegiatan masyarakat di Kota Banjarbaru. Pelanggan listrik yang tercatat pada PT. PLN ranting Banjarbaru berjumlah 94.373 dengan berbagai jenis tarif seperti pada tabel 12.17. Banyak kwh terjual sebanyak Rp. 221.733.282 dengan nilai mencapai Rp. 191 milyar. Berikut perkembangan jumlah pelanggan listrik di Kota Banjarbaru.
Industry potential of electricity and clean water in Banjarbaru deserves to be developed. Banjarbaru design the development of steam power plants in Asam-asam with 2 x 65 Mega VA and also provide opportunities for the private sector to manage drinking water and raw water sources of the right cascade and underground water.The development of the region need of electrical energy and gas, as well as raw water for life and continuity of economic activities. Electricity is a vital energy in a variety of community activities in Banjarbaru. The electricity customers in PT. PLN (State Electricity Company) Banjarbaru were 94.373 with different ratestypes as shown in the table 12:17. The number of powersold (Kwh) was 221,733,282 with a value of Rp. 191 billion. The development of the number of electricity customers in Banjarbaru can be seen in the following chart.
Gambar 4.10 Perkembangan Jumlah pelanggan Listrik di Kota Banjarbaru 2011-2013 Figure 4.10 Numbers of Customers Development in Banjarbaru 2011-2013
Sumber: PT. PLN (persero) Wilayah KSKT Rayon Banjarmasin Source:PT PLN Area of KSKT Banjarmasin
Sementara itu, untuk air bersih data yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Banjarbaru mengenai produksi PDAM Kabupaten Banjarbaru di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa dari jumlah 11,40 juta m³ air bersih yang diproduksi sekitar 10,63 juta m³ telah didistribusikan, yang terjual 7,16 juta m³. 3,51 juta m³ sisanya telah susut atau hilang. Jumlah pelanggan air minum di Kota Banjarbaru mencapai 26.101 pelanggan dengan rincian di Kecamatan Landasan Ulin dan
Meanwhile, clean water from PDAM (Local Water Company) data of Banjar regarding to the production taps in Banjarbaru shows that from the amount of 11.40 million m³ of clean water produced approximately of 10.63 million m³that have been distributed, which 7.16 million m³have sold, the rest of 3.51 million m³ have shrunk or disappeared. The number of drinking water customers in Banjarbaru reached 26.101 customers; with 5.659 customers in Landasan Ulin
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Liang Anggang 5.659 pelanggan, Cempaka 658 dan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan sebanyak 19.784 pelanggan. Jumlah produksi air minum, distribusi, terjual dan susut tahun 2009 – 2013 seperti pada table 4.9 berikut:
No 1 2 3 4 5
and Liang Anggang, 658 customers in Cempaka, and 19.784 customers in North Banjarbaru and South Banjarbaru. Number of drinking water production, distribution, sold and shrinkage in 2009 - 2013 shows in the table 4.9:
Tabel 4.9 Jumlah Air Minum dan distribusi terjual di Kota Banjarbaru2009-2013 Table 4.9 Number of Drinking Water and Distribution Sold in Banjarbaru 2009-2013 Susut/Hillang/ Tahun/ Produksi/ Distribusi / Terjual/ Sold Shrinkage/ Year Production (m3) Distribution (m3) (m3) Disappeared (m3) 2013 11406665 10631645 7164902 3510570 2012 10961821 10439628 6969939 3469696 2011 9469346 8677633 6490147 1970281 2010 9227264 8281860 6137468 2144392 2009 8964561 8512144 6066858 2445286 Gambar 4.11 Perkembangan Jumlah Pelanggan Air Minum di Kota Banjarbaru 2009-2013 Figure 4.11 Numbers of Drinking Water Customer Development in Banjarbaru 2009-2013
Sumber: PDAM Intan Banjar, 2014
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.12 Peta Potensi Investasi Pengadaan Listrik dan Air Figure 4.12 Map of Investment Potential Electricity and Water Supply
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.6. Sektor Konstruksi
4.6. Construction Sector
Pertumbuhan sektor industri di Kota banjarbaru menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahunnya. Pembangunan pemukiman di kota Banjarbaru berkembang pesat. Kota Banjarbaru sebagai pusat pendidikan dan pusat pemerintahan di Kalimantan Selatan mendorong permintaan akan kebutuhan permukiman yang semakin tinggi. Pesatnya pertumbuhan permukiman di Kota Banjarbaru tidak lepas dari ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang baik dan dengan dengan keramaian Kota Banjarmasin. Faktor ini membuka peluang investasi di sektor konstruksi. Pengembangan perumahan di Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin. Lahan yang masih dapat dikembangkan ± 1500 ha, sedangkan lahan yang sudah dibangun ± 200 ha.
The industrial sector growth in Banjarbaru showed an increasing each year. The residential development in Banjarbaru is rapidly growing. Banjarbaru as an educational center and the center of government in South Kalimantan drive the high demand of housing needs. The rapid growth of residents in Banjarbaru can not be separated from the availability of the good facilities and infrastructure and with the hustle of Banjarmasin. These factors open up investment opportunities in the construction sector. Residents’ development in Liang Anggang and Landasan Ulin. Land that can be developed is ± 1500 ha, while the land that has been built was ± 200 ha
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.13 Potensi Konstruksi di Kota Banjarbaru Figure 4.13 Map of Construction Potential Investment Banjarbaru
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Industri Pengolahan dan Pengalengan Buah
5.1. Investment Opportunities of Fruit Processing and Canning Development Industry
Kota Banjarbaru memiliki potensi besar untuk pertanian terutama hortikultura (buah-buahan). Berbagai jenis buah utama yang dihasilkan oleh Kota Banjarbaru dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai dan produk olahan buah lainnya adalah mangga, jeruk, nanas dan pisang serta buah tropis lainnya. Usaha industri pengolahan dan pengalengan buah memiliki potensi untuk dikembangkan melalui diversifikasi olahan yang inovatif dalam bentuk unik menjadi bahan komoditi yang menarik baik untuk pasar lokal, regional, maupun internasional.
Banjarbaru has great potential for agriculture, especially horticulture (fruits). Various types of main fruit produced by Banjarbaru and has the potential to be developed into refined products, such as fruit cans, fruit drinks, candied fruits, jams and other fruits processed products which are mango, orange, pineapple and banana and others tropical fruit. Fruit processing and canning industry has the potential to be developed through innovative diversification processed in the unique way becomes an attractive commodity materials both for the local market, regional and international levels.
Kota Banjarbaru memiliki potensi kawasan industri yang terletak di sebelah barat kota yakni Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Kecamatan Liang Anggang maupun daerah sekitarnya di kecamatan setempat. Wilayah ini cukup strategis karena selain dekat dengan akses jalan negara juga mudah menuju pelabuhan Trisakti Banjarmasin sehingga relatif menguntungkan dari sisi biaya transportasi dan memudahkan pengiriman bahan mentah maupun distribusi hasil olahan ke luar pulau. Peluang investasi untuk pertanian berbasis agribisnis, agroindustri, dan agrowisata di Kota Banjarbaru, di beberapa lokasi yaitu di Kelurahan Gunung Payung, Kecamatan Landasan Ulin luas lahan ± 10 ha sudah digarap, dan belum digarap ± 50 ha. Di Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang seluas ± 150 ha belum digarap. Khusus tanaman Jeruk di Kecamatan Cempaka sudah dikembangkan dengan luas lahan ± 20 ha, dan belum dikembangkan ± 250 ha.
Banjarbaru has potential industrial area which located in the western of the city namely the Small Industry Environment (LIK) in Liang Anggang and surrounding areas in the local district. This region is strategic because beside close to the state road also easy reach the Port of Trisakti Banjarmasin so that it relatively advantageous in terms of transportation costs and facilitate the delivery of raw materials and distribution of processed products to other islands. The investment opportunities for agriculture-based agribusiness, agro-industry and agro-tourism in Banjarbaru located in the Gunung Payung Village, Landasan Ulin with the cultivated area of ± 10 ha and uncultivated ± 50 ha. The area of ± 150 ha of uncultivated are in North Landasan Ulin Village and Liang Anggang. Citrus plants specialized in the Cempaka has been developed with the area of ± 20 ha and ± 250 ha of undeveloped area.
Tabel 5.1 Pertanian Hortikultura Buah-buahan) Kota Banjarbaru Table 5.1 Horticulture Crops (Fruits) In Banjarbaru Tahun/ Year 2013 Jumlah Pohon No Komoditas/ Commodity Penghasil/ Produksi/ Number of Production Producing (kwintal) Trees 1 Alpokat/ Avocado 251 30 2 Belimbing/ Starfruit 499 36
38
Rata-rata Produksi / Average Production (Kw/pohon) 0,12 0,07
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Wilayah/ Area
Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tahun/ Year 2013 Jumlah Pohon No Komoditas/ Commodity Penghasil/ Produksi/ Number of Production Producing (kwintal) Trees 3 Duku/Langsat/kokosan 624 425 4 Durian / Durian 5.473 666 5 6
Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
Wilayah/ Area
1.689 865
36 58
0,02 0,07
Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
31.168
2.235
0,07
Kecamatan Liang Anggang
359
21
0,06
Kecamatan Liang Anggang
19.364 121
5.443 0
0,28 0
Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
6.41
1.676
0,26
Kecamatan Liang Anggang
12
Mangga / Mango Manggis / Mangosteen Nangka/cempedak/ Starfruit Nanas / Pineapple
3.26
30
0,01
Kecamatan Liang Anggang
13
Pepaya / Papaya
9.765
578
0,06
Kecamatan Liang Anggang
14 15
Pisang/ Banana Rambutan/ Rambutan
6.627 9.642
471 973
0,07 0,10
Kecamatan Liang Anggang Kecamatan Liang Anggang
16
Salak / Bark
166
3
0,02
Kecamatan Liang Anggang
7 8 9 10 11
Jambu biji/ Guava Jambu air/ Water Guava Jeruk siam/keprok/ Tangerine Jeruk besar/ Orange
Rata-rata Produksi / Average Production (Kw/pohon) 0,68 0,12
Gambar 5.1 Perkembangan Produksi Buah di Kota Banjarbaru 2011-2013 Figure5.1 Fruits Production Development in Banjarbaru 2011-2013
Berdasarkan pada potensi tersebut, maka peluang ekspor dan pengembangan industri pengolahan buah mendapatkan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Proses pengolahan buah secara modern yang memenuhi standar internasional, sehingga diperoleh nilai tambah yang signifikan. Proses pengolahan buah untuk mendapatkan nilai tambah yang besar dan dapat disimpan dalam waktu yang lama, dapat dilihat pada Pohon Industri Pengolahan Buah (Gambar 5.2) dan Peta lokasi peluang investasi
Based on this potential, the export opportunities and the development of fruit processing industries get priority to be developed in an effort to increase the added value and employment. The processing of fruit in a modern way that fills international standards, in order to obtain a significant added value.The process of fruit processing to get a great added value and that can be stored for a long time can be seen in Fruit Processing Industry Tree (Figure 5.2) and in map of location investment opportunities in Banjarbaru (Figure 5.3).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Kota Banjarbaru (Gambar 5.3). Gambar 5.2 Pohon Industri Pengolahan Buah Figure 5.2 Fruits Processing Industry Tree
Berikut ini adalah proses pengalengan buah:
Here are the process of fruits canning:
Gambar 5.4 Proses Pengalengan Buah Figure 5.4 Food Canning Process
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Untuk melakukan industri pengalengan buah, langkah awal dihitung proyeksi modal investasi yang akan ditanamkan. Penentuan proyeksi harus memperhitungkan modal tetap seperti bangunan, tanah, mesin, furniture dan peralatan. Dalam hal ini Biaya Investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 14.500.000.000,-.
To perform the fruit canning industry, the first step is calculated the projections of investment capital that will be invested. The determination must take into account of the projection of fixed cost such as buildings, land, machinery, furniture and equipment. In this case the cost of investment needed is Rp. 14,500,000,000.
1. Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun sebagai tahap persiapan 2. Biaya Penyusutan sebesar 10% 3. Kapasitas produksi 1.000 kg/hari
1. 2. 3.
Age of investment is assumed for 10 years as a preparatory stage Depreciation Costs by 10% The production capacity of 1,000 kgs / day
Tabel 5.2 Kebutuhan Investasi Table 5.2 Investment Needs Keterangan/ Explanation
Nilai / Value (Rupiah)
Tanah/ Land
305.950.000
Bangunan/ Buildings
1.755.950.000
Furniture/ Furniture
79.750.000
Mesin/ Machinery
12.313.400.000
Peralatan/ Equipments
44.950.000
Total
Rp. 14.500.000.000
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result 2015
Tabel 5.3 Asumsi /Perkiraan Table 5.3 Assumption / Estimation Keterangan/ Explanation Unit/ Unit Kapasitas Produksi Buahan (1000 kg)/ Fruit Production Capacity (1.000 kgs) Harga Jual/ Retail Price
Satuan/ Once
35,000
kaleng/hari/ Can/day Rp/kaleng/ Rp/Can
360
Hari/ Day
Hari/ Day
24
Jam/ Hour
Bulan/ Month
12
DF (Discount Factor)
14
%
Pajak/ Tax
15
%
Tahun/ Year
2,000
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result 2015
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Terlihat pada tabel 5.4 Untuk Biaya tetap yang dibutuhkan Rp. 2.508.365.000,- untuk biaya variabel sebesar Rp. 14.976.346.000,-. Sehingga untuk total biaya sebesar Rp. 17.484.711.000,-.
Shown in Table 5.4 For a fixed cost required Rp. 2,508,365,000 to the variable cost of Rp. 14,976,346,000. So the total cost of Rp. 17,484,711,000.
Tabel 5.4 Biaya Operasional Table 5.4 Operating Cost Keterangan/ Explanation
Harga satuan /Price per
Unit
Unit (Rupiah)
per tahun/ per year (Rupiah)
Gaji Tenaga Kerja Tetap : Permanent Staff Fee: Direktur/ Director Manager Produksi dan QC/ Production and QC Manager Manager Administrasi dan Keuangan / Financialand Administration Manager Manager Logistic dan Distribusi / Logistic and Distribution Manager Manager Pemasaran / Marketing Manager Staf Pemasaran / Marketing Staff Staf Logistik dan Distribusi/ Logistic and Distribution Staff Staf Administrasi dan Keuangan / Financial and Administration Staff
1 1 1 1 1 4 4 1
OB / Office Boy
4
Keamanan / Security
4
Sopir / Driver
4
Total 1/ Total 1 Operator mesin dan Peralatan/ Machinery and equipment Operator Telepon dan internet / Phone and Internet Transportasi / Transportation ATK / Office Stationery
30
org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month org/bulan/ person/ month per bulan/ per month per bulan/ per month per bulan/ per month per bulan/ per month
Total 2 / Total 2 Biaya Promosi dan Pemasaran / Promotion and Marketing Cost Biaya Pemeliharaan / Maintenance Cost Total / Total Total Biaya Tetap/ Total Fixed Cost
42
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
10,000,000
120,000,000
7,000,000
84,000,000
7,000,000
84,000,000
7,000,000
84,000,000
7,000,000
84,000,000
4,000,000
192,000,000
4,000,000
192,000,000
4,000,000
48,000,000
2,000,000
96,000,000
2,000,000
96,000,000
2,000,000
96,000,000
56,000,000
1,176,000,000
1,500,000
45,000,000
5,000,000
60,000,000
36,000,000
432,000,000
10,000,000
120,000,000
52,500,000
657,000,000
50,000,000
600,000,000 75,365,000 675,365,000 2,508,365,000
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Keterangan/ Explanation
Harga satuan /Price per
Unit
Unit (Rupiah)
2015 per tahun/ per year (Rupiah)
Biaya Variabel/ Variable Cost Buah Buahan / Fruits
7,200,000,000
Bahan Kemasan/ Packaging Material Bahan Kimia Pengawet dan Bahan Habis Pakai/Chemical Preservatives and Consumables Listrik/Bahan Bakar/ Air / Electricity/ Fuels/Water Lainnya/ Others
4,850,000,000 1,382,741,000 800,000,000 743,605,000
Biaya Variabel/ Variable Cost
14,976,346,000
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result 2015
Dalam hal ini untuk kapasitas produksi pada industri pengalengan buah dalam sehari 1.000 kg buah menghasilkan 2.000 kaleng per hari, dalam waktu setahun diproyeksikan bisa menghasilkan 720.000 kaleng pertahun, sehingga dari produksi pengalengan buah per tahun tersebut menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 3.241.289.000,-.
In this case the production capacity in the fruit canning industry in a day was 1,000 kgs of fruits so it produce 2,000 cans per day, if it projected annualized in a year can produce 720,000 cans, so that the production of fruits canning per year generated revenues of Rp. 3,241,289,000.
Tabel 5.5 Proyeksi Keuntungan Industri Pengalengan Buah Table 5.5 Profit Projection Of Fruit Canning Industry Uraian/Explanation 1.
Nilai/Value (Rupiah)
Proyeksi Pendapatan/ Revenue Projection
Kapasitas Produksi / Production Capacity
720,000
Harga Jual Buah Kalengan/ Fruit Can Retail Price
35,000
Hasil Penjualan Buahan (Rp)/ Fruit Sales Result (Rp)
25,200,000,000
Total Penjualan/ Total Sales
25,200,000,000
2.
Proyeksi Biaya Produksi/ Production Cost Projection
Biaya Tetap/ Fixed Cost
2,508,365,000
Biaya Variabel/ Variable Cost
14,976,346,000
Total Biaya Produksi/ Total Production Cost
17,484,711,000
Penyusutan/ Depreciation
1,450,000,000
Pajak 12%/ Tax (12%)
3,024,000,000
Total Keseluruhan Biaya/ Total Cost
21,958,711,000
Laba bersih/ Net Profit
3,241,289,000
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result 2015
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 5.3. Analisis Profitability Finansial
5.3. Profitability Financial Analysis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi dengan ukura-ukuran seperti B/C ratio, NPV, IRR, dan Payback Periode. Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi industri Pengalengan Buah di Kota Banjarbaru layak. Nilai-nilai ukuran kelayakan usaha dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut
This analysis is used to determine the feasibility of investment with measures such as the B/C ratio, NPV, IRR, and Payback Period. The analysis showed that industrial investment of fruit canning in Banjarbaru are feasible. The size of feasibility values can be seen in the table 5.6:
Tabel 5.6 Kriteria Kelayakan Investasi Industri Pengalengan Buah Table 5.6 Feasibility Investment Criteria of Fruit Canning Industry Analisis/Analysis Nilai/Value Justifikasi/Justification Investasi/ Investment
Rp.14.500.000.000
NPV
Rp. 9.970.05.954
IRR
22.35
NET B/C Payback Periode
1.44
Layak/ Worth ; NPV > 0 Layak/ Worth ; IRR > Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 14% Layak / Worth; B/C Ratio > 1
3.1
3 Tahun 1 Bulan/ 3 years 1 month
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result 2015
a. Net B/C ratio Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,44 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,44 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
b. Payback Period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 3 tahun 1 Bulan.
44
a. Net B/C ratio Analysis of Net B/C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B/C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B/C ratio is 1.44, which means the profit obtained is 1.44 times that of the cost incurred.
b. Payback Period The payback period is defined as the period of return of the investments made by the profits of a project. The payback period occurs in the third year and one month (3 years 1 month) by the result of the calculation of the feasibility values analysis.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary c. Net Present Value (NPV)
2015
c. Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14% menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 9,970,305,954 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek industri pengalengan buah layak untuk diusahakan.
d. Internal Rate of Return (IRR)
NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 14% of discount factor shows the NPV value of Rp 9,970,305,954,- which means NPV> 1. This means that an industrial project chocolate bars worth the effort.
d. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 22,35%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
IRR is an investment criteria for the profit percentage of a project per year and a measure ability of payback period of project lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained is 22.35%. It can be assumed that the applicable bank rate is 14% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
45
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.3 Peta peluang Investasi Kota Banjarbaru Figure 5.3 Potential Investment Map in Banjarbaru
46
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board