BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENMERAUKE I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN MERAUKE: PENGEMBANGAN PERTANIAN TANAMAN PADI DAN INDUSTRI PENGGILINGAN PADI
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN MERAUKE: AGRICULTURAL DEVELOPMENT AND RICE MILL INDUSTRY
Kabupaten Merauke termasuk bagian wilayah dari Provinsi Papua yang terletak di paling timur wilayah Indonesia dan berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini. Secara geografis wilayah ini terletak antara 137° - 141° Bujur Timur dan 5° - 9° Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 0-60 m diatas permukaan laut. Kabupaten Merauke beriklim tropis, dengan ratarata curah hujan 212,5 mm/bulan dan kelembaban rata-rata 80,92%, dengan suhu ratarata adalah 26,92°C, dengan suhu terendah 22,10°C dan suhu maksimal 32,20°C.
Merauke is part of Papua Province located in the far eastern region of Indonesia and directly bordered by Papua New Guinea. Geographically, the region is located in 137°-141° East Longitude and 5°-9° South Latitude, with the altitude of 0-60 meters above sea level. Merauke has tropical climate, with the average rainfall of 212.5 mm/month and the average humidity of 80.92%, with the average temperature of 26.92°C, the lowest temperature of 22.10°C and maximum temperatures of 32.20°C.
Luas wilayah Kabupaten Merauke mencapai sekitar 46.791,63 km² atau dan luas perairan di Kabupaten Merauke mencapai 5.089,71 km². Kabupaten Merauke merupakan Kabupaten terluas di Provinsi Papua dan juga Indonesia. Kabupaten Merauke dicanangkan menjadi pusat penghasil nasional atau dikenal dengan istilah “Lumbung Pangan Nasional”. Direncanakan dalam kurun waktu 3 tahun, luas lahan pertanian di Kabupaten Merauke seluas 1,2 juta hektar dan akan diperoleh produksi padi 24 juta ton per tahun. Dengan demikian sangat mungkin untuk dikembangkan dan tingkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi. Hal ini dilakukan dengan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sesuai dengan kondisi tanah dan lahan yang masih terbuka luas dan tingkat kesuburan yang relatif tinggi pada dataran rendah dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan berwawasan lingkungan.
The total area of Merauke reached 46.791,63 km² and the water area of Merauke reached 5.089,71 km². Merauke is the largest regency in Papua and Indonesia. Merauke was declared to be the center of national producer or known by the term "National Food Barn". Planned within a period of 3 years, agricultural land in the Merauke of 1.2 million hectares and would be obtained paddy production of 24 million tons per year. Thus it is possible to develop and improve agricultural production specifically in rice plants with the intensification and extensification efforts in accordance with the conditions of the soil and the land that still wide open and relatively high fertility rates in the lowlands while maintaining the balance of the ecosystem and environment.
Peluang Investasi di Kabupaten Merauke di sektor pertanian sangat terbuka lebar dan berpotensi untuk dikembangkan lebih besar, terutama padi. Dari padi ini menghasilkan gabah yang nantinya akan menjadi beras setelah proses penggilingan. Beras merupakan kebutuhan pokok utama kebanyakan masyarakat Indonesia, nilai jual dari komoditi ini cukup menjanjikan. Kebutuhan akan komoditi ini sangatlah besar terutama dari dalam negeri sendiri. Peluang untuk ekspor cukup terbuka jika produksi beras ini mencapai surplus. Potensi komoditi padi di Kabupaten Merauke
Investment Opportunity in Merauke in the agriculture sector widely opens and has potential to be developed, especially on paddy. The paddy produces grain that will produce rice after milling process. Rice is the main staple needs of most people of Indonesia; the price this commodity is quite promising. The need for these commodities is enormous, especially from within the country itself. Possibility opportunities to export are quite open when it reaches a surplus of rice production. The potential commodity of paddy in Merauke creates business opportunities and agro-industry
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
menciptakan peluang usaha dan investasi agroindustri perberasan, baik agroindustri hulu berupa industri sarana produksi pertanian yang meliputi industri benih, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian maupun industri hilir berupa industri pengolahan padi terintegrasi (rice center).
investments, both upstream agro-industry in the form of agricultural inputs which include seed industry, fertilizers, pesticides and agricultural tools and machines, and downstream processing industry in the form of integrated paddy (rice center).
Pemerintah Kabupaten Merauke meluncurkan program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE). Program ini adalah suatu pengembangan atau pengusahaan pangan dalam skala luas dengan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup perkebunan, pertanian dan peternakan yang berada dalam suatu kawasan lahan yang luas. Misi utama dari program ini adalah mengejar swasembada pangan berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan ekspor pangan. Oleh karena itu, program ini dilakukan dalam skala luas, sehingga pengusahaannya dilakukan dengan melibatkan pihak swasta bekerjasama dengan petani.
Merauke government launched a program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE). This program is a development or exploitation of food on a large scale with the concept of the development of food production that carried out in an integrated manner include plantations, farms and ranches which are located within a large area of land. The main mission of this program is to pursuit the sustainable food security and to improve the ability of food exports. Therefore, this program is done on a large scale, so the exploitation is done by involving the private sector in collaboration with farmers.
Rencana pemerintah Kabupaten Merauke potensi lahan yang diharapkan dapat dikembangkan untuk program MIFEE seluas 1.630.869 ha yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Terkait dengan program tersebut, Pemerintah Kabupaten Merauke mengundang investor dari luar dan dalam negeri yang akan memanfaatkan potensi daerah sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah dan untuk mewujudkan tujuan MIFEE, serta mendukung pembangunan di Kabupaten Merauke.
Merauke government's plan, the potential of land expected to be developed for MIFEE program covering 1,630,869 hectares that will be used for the development of food crops, plantations, animal husbandry and fishery. Associated with the program, Merauke government inviting investor from outside and inside the country that will harness the potential of the region as an effort to improve the economy of the region and to realize the goal of MIFEE, and supporting the development of Merauke.
Maka dari itu, peluang investasi yang ditawarkan dari Kabupaten Merauke adalah pengembangan pertanian tanaman padi. Hal ini sejalan dengan besarnya kontribusi dari sektor pertanian yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Merauke. Kontribusi dari sektor primer memberikan andil hampir dari setengah total PDRB kabupaten Merauke yaitu mencapai 44,08% dan didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 42,33%. Besarnya kontribusi sektor pertanian tersebut, menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian dan tumpuan penciptaan lapangan pekerjaan di Kabupaten Merauke berasal dari sektor ini.
Therefore, the investment opportunity offered in Merauke is agricultural development of paddy. This is in line with the magnitude of the contribution of the agricultural sector which dominates the economy in Merauke. The primary sector contributed more than half of total GDRP of Merauke which reached 44.08% and is dominated by the agricultural sector, which reached 42.33%. The amount of the contribution of the agricultural sector, showed that depedency of the economy and job creation in Merauke come from this sector.
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Usulan peluang investasi lain yang ditawarkan di Kabupaten ini adalah pengembangan industri penggilingan padi berupa pabrik penggilingan padi modern. Pengembangan industri ini diharapkan akan dapat mempercepat proses penggilingan padi menjadi beras dan juga akan mengisi kebutuhan pasar di Kabupaten Merauke sendiri dan juga kebutuhan pangan nasional, serta penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Merauke.
Another proposal investment opportunity offered in Merauke is the development of the rice mill industry in the form of Modern Paddy Milling. The development of this industry is expected to accelerate the process of paddy milling into rice and also will fill the needs of the market in Merauke itself and also national food needs, as well as employment in Merauke.
Kebutuhan dana investasi untuk mengakomodir Industri Penggilingan Padi Kabupaten Merauke diperkirakan sekitar Rp. 15 milyar lebih, dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sekitar 35,65% yang lebih besar dari suku bunga 12% per-tahun, dan Payback Period sekitar 3 tahun (3,1 tahun).
Investment funds to accommodate the needs of Paddy Milling Industry in Merauke estimated at approximately more than Rp. 15 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of 35.65% bigger than the interest rate of 12% per year, and a payback period of about 3 years (3 years and 1 month).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Merauke adalah sebuah wilayah yang menjadi bagian dari Provinsi Papua, yang berada di paling timur wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara geografis, kabupaten Merauke terletak antara 137° - 141° Bujur Timur dan 5° - 9° Lintang Selatan. Kabupaten Merauke dibatasi oleh daratan dan lautan, secara administratif kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Boven Digoel di sebelah utara, di Sebelah Timur berbatasan dengan Papua New Guninea, dan Laut Arafuru di sebelah selatan dan barat.
Merauke is a territory part of Papua province, which is located in the far eastern of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI). Geographically, Merauke locatedin 137° - 141° East longitude and 5° - 9° South Latitude. Merauke bounded by land and sea, administratively bordered by Mappi and Digoel Regency in the north, in the east borders with Papua New Guninea and Arafuru Sea in the south and west.
Luas wilayah Kabupaten Merauke mencapai sekitar 46.791,63 km² dan luas perairan di Kabupaten Merauke mencapai 5.089,71 km². Kabupaten Merauke memiliki 20 Distrik/Kecamatan, yaitu Ulilin, Elikobel, Muting, Sota, Jagebob, Tanah Miring, Semangga, Naukenjerai, Merauke, Animha, Kurik, Kaptel, Ngguti, Tubang, Okaba, Ilwayab, Waan, Tabonji, dan Kimaam.
The total area of Merauke is 46,791.63 km² and water area of Merauke reached 5,089.71 km². Merauke has 20 Districts/Sub-Districts, which are Ulilin, Elikobel, Muting, Sota, Jagebob, Land Leaning, Semangga, Naukenjerai, Merauke, Animha, Kurik, Kaptel, Ngguti, Tubang, Okaba, Ilwayab, Waan, Tabonji, and Kimaam.
The Aspect Of Geographic And Administrative
Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan (ha) Figure 1.1 Wide Are Per Sub-district (ha)
Sumber: BPS, Kabupaten Merauke Dalam Angka 2014 Source: BPS, Merauke In Figures 2014
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Merauke Figure 1.2 Administration Map of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.2. Topografi
1.2. Topography
Kabupaten Merauke merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki kelas ketinggian antara 0 60 meter diatas permukaan laut. Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian antara 3 - 4 meter di atas permukaan laut dan hanya tiga wilayah yang berada pada ketinggian antara 40 60 meter dari permukaan air laut yaitu Distrik Muting, Elikobel, dan Ulilin. Pantai selatan dibentuk oleh hutan sedimen, tergolong endapan alivium, di Utara pasir kwarsa dan batu apung. Berdasarkan data tingkat kesuburan tanah tergolong rendah sampai sedang. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Merauke terdiri atas tanah organosol, alluvial dan hidromorf kelabu yang terdapat di daerah–daerah rawa dan payau. Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk buatan sedimen yang menyebar di wilayah distrik Okaba, Merauke dan Kimaam.
Merauke has a lowland area with the altitude between 0-60 meters above sea level. Most of the area is at an altitude of between 3-4 meters above sea level and only three regions at an altitude of between 40-60 meters above sea level which Muting, Elikobel, and Ulilin. South coast forest formed by sediment, sludge classified alivium, in the North of quartz sand and pumice. Based on data soil fertility levels are classified in low to moderate. The type of soil in Merauke consists of ground organosol, alluvial and gray hidromorf that in brackish and marsh area. This soil type is formed from the mains of artificial sediment which spread in Okaba, Merauke and Kimaam.
Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Ketinggian Menurut Distrik di Kabupaten Merauke 2013 Table 1.1 Total Areas and the Altitude Based on District in Merauke 2013 Ketinggian Di atas Permukaan Persentase / Distrik/ Luas / Wide Air Laut/ Percentage District (km²) Altitude (%) (m) Kimaam 4.630,30 9,90 4-8 Tabonji 2.868,06 6,13 5-7 Waan 5.416,84 11,58 5-7 Ilwayab 1.999,08 4,27 6-27 Okaba 1.560,50 3,34 4-40 Tubang 2.781,18 5,94 4-40 Ngguti 3.554,62 7,60 12-35 Kaptel 2.384,05 5,10 5-44 Kurik 977,05 2,09 5-30 Animha 1.465,60 3,13 6-44 Malind 490,60 1,05 3-25 Merauke 1.445,63 3,09 5-20 Naukenjerai 905,86 1,94 4-20 Semangga 326,95 0,70 4-20 Tanah Miring 1.516,67 3,24 6-44 Jagebob 1.364,96 2,92 10-25 Sota 2.843,21 6,07 5-20 Muting 3.501,67 7,48 40-60 Elikobel 1.666,23 3,56 40-60 Ulilin 5.092,57 10,88 40-60 Jumlah/ Total 46.791,63 100,00
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sumber: Bappeda Kabupaten Merauke, 2014 Source: Regional Development Planning Board of Merauke 2014
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Merauke beriklim tropis. Kondisi iklim di Kabupaten Merauke berdasarkan data BPS (2014) menunjukkan suhu udara rata-rata adalah 26,92°C dengan suhu terendah Sebesar 22,10°C
Merauke has tropical climate. Climatic conditions in Merauke based on Center Berau of Statistic data (2014) shows the average air temperature was 26.92°C, with 22.10°C was the lowest temperature which occurred in August and the highest temperatures of 32.20° Coccured in November. The relative humidity in Merauke by 80.92%, most humid conditions in May of 85.40%. Meanwhile, the average air pressure of 1,008.99 mb. The average wind speed was 13 knots. Meanwhile, the total number of rainy days in Merauke was 194 days. The highest rainfall occured in January of 575.50 mm and lowest rainfall occured in September of 6.2 mm.
yang terjadi pada bulan Agustus dan suhu tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 32,20°C. Kelembaban relatif di Kabupaten Merauke sebesar 80,92%, kondisi paling lembab terjadi pada bulan Mei sebesar 85,40%. Sementara itu, tekanan udara rata-rata sebesar 1.008,99 mb. Kecepatan angin rata-rata adalah sebesar 13 knot. Sedangkan, total jumlah hari hujan di Kabupaten Merauke adalah 194 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 575,50 mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan September sebesar 6,2 mm.
Gambar 1.3 Rata-Rata Suhu Udara Tahun 2013 Figure 1.3 The Average Air Temperature in 2013
Gambar 1.4 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Merauke Tahun 2013 Figure 1.4 The Numbers of Rainfall in Merauke in 2013
Sumber: BPS, Kabupaten MeraukeDalam Angka 2014 / Source: Merauke In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Berdasarkan data BPS (2014) jumlah penduduk pada tahun 2013 di Kabupaten Merauke sebanyak 209.980 jiwa. Dari keseluruhan penduduk, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 110.388 jiwa dan untuk jumlah penduduk perempuan berjumlah 99.592 jiwa. Pertumbuhan penduduk rata-rata selama tiga tahun terakhir (2011 – 2013) sebesar 1,35 persen per tahun. Sementara itu, jumlah penduduk terbesar terdapat di Distrik Merauke sebanyak 93.999 jiwa, dan yang terendah terdapat di Distrik Kaptel sebanyak 1.825 jiwa. Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin penduduk di Kabupaten Merauke sebesar 110,84. Nilai ini lebih besar dari (100), sehingga dalam hal ini di Kabupaten Merauke jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan.
Based on data from BPS (2014), the total population in 2013 of Merauke was 209,980 inhabitants. of the total population, the population of male was 110,388 inhabitants and 99.592 inhabitants of female. The average population growth over the last three years (2011 - 2013) of 1.35% per year. Meanwhile, the largest population in Merauke was 93,999 inhabitants and the lowest was in Kaptel with 1,825 inhabitants. Based on Gender Ratio, population in Merauke was 110.84 inhabitants. This value is bigger than (100), so in this case in Merauke population of male more than the female.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Merauke 2013 Table 1.2 The Numbers of Populations Based On Gender in Merauke in 2013 Rasio Jenis Distrik/ Laki-Laki/ Perempuan/ Jumlah/ Kelamin/ District Male Female Total Gender Ratio Kimaam 3.195 2.898 6.093 110,25 Waan 2.494 2.223 4.717 112,19 Tabonji 2.705 2.671 5.376 101,27 Ilwayab 2.870 2.503 5.373 114,66 Okaba 2.713 2.424 5.137 111,92 Tubang 1.218 1.134 2.352 107,41 Ngguti 1.024 946 1.970 108,25 Kaptel 974 850 1.825 114,71 Kurik 7.428 6.624 14.052 112,14 Animha 1.072 970 2.042 110,52 Malind 4.909 4.468 9.377 109,87 Merauke 49.094 44.905 93.999 109,33 Naukenjerai 1.026 948 1.974 108,23 Semangga 7.262 6.408 13.670 113,33 Tanah Miring 9.625 8.280 17.905 116,24 Jagebob 3.855 3.531 7.386 109,18 Sota 1.648 1.410 3.058 116,88 Muting 2.814 2.570 5.384 109,49 Elikobel 2.184 1.809 3.993 120,73 Ulilin 2.277 2.020 4.297 112,72 Jumlah/ Total 147.288 140.633 287.921 105 Sumber: BPS, Kabupaten Merauke Dalam Angka 2014 Source: BPS, Merauke In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Merauke sebagian besar termasuk dalam usia produktif yaitu 15-64 tahun sebanyak 133.821 jiwa dan selebihnya 71.268 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 4.891 jiwa berusia 65 tahun keatas seperti ditunjukkan pada tabel 1.3 di bawah ini.
2015
Number of population by age group in Merauke mostly included in the productive age (15-64 years) of 821 inhabitants and the rest 71,268 inhabitants under the age of 15 years and 4,891 inhabitants aged 65 years and above as shown in the table 1.3.
Tabel1.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci Per Jenis Kelamin di Kabupaten Merauke Table 1.3 Populations Based On Age Group of Gender in Merauke Kelompok Umur/ Age Group
Laki-laki/ Male
Perempuan/ Female
Jumlah/ Total
0–4
13.179
12.131
25.310
5-9
12.348
11.701
24.049
10 – 14
11.422
10.487
21.909
15 – 19
10.472
9.698
20.170
20 – 24
10.559
9.492
20.051
25 – 29
10.886
9.782
20.668
30 – 34
8.741
7.925
16.666
35 – 39
7.336
6.837
14.173
40 - 44
6.826
6.081
12.907
45 – 49
5.796
5.184
10.980
50 – 54
4.478
3.866
8.344
55 – 59
3.332
2.698
6.030
60 – 64
2.151
1.681
3.832
65 – 69
1.386
976
2.362
70 – 74
757
522
1.279
75+
719
531
1.250
99.592
209.980
Jumlah/ Total 110.388 Sumber: BPS Kabupaten Merauke dalam Angka 2014 Source: BPS, Merauke In Figures 2014
Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Merauke, 2013 Figure 1.5 Population Pyramid in Merauke, 2013
Sumber: BPS, Kabupaten Merauke Dalam Angka 2014 / Source: BPS, MeraukeIn Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 111.317 penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk dalam angkatan kerja, sedangkan sebanyak 102.260 penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah bekerja. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka sebesar 8,14%, hal ini menunjukkan bahwa dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas masih (usia angkatan kerja) sebanyak 8 hingga 9 penduduk yang sedang mencari pekerjaan. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) selama empat tahun terakhir (2010 – 2013) mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 3,87 persen, namun pada tahun 2013 mengalami penurun dari tahun sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami peningkatan rata-rata per tahun sebesar 3,20 persen seperti ditunjukkan pada tabel 1.4 berikut:
In 2013, there were 111,317 inhabitants aged 15 years above included in the labor force, while 102,260 people aged 15 years above who have been working. Thus, the open unemployment rate amounted to 8.14%, it shows that of 100 people aged 15 years above (the age of the labor force) as much as 8 to 9 people who are job seeker. Labor force participation rate (LFPR) for four years (2010-2013) increased an average of 3.87% per year, but in 2013 decreased from the previous year. Meanwhile, unemployment rate increasedan average of 3.20% per year as shown in the table 1.4 :
Tabel 1.4 Penduduk Berumur 15 tahun Ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Merauke 2010-2013 Table 1.4 Population Age of 15 above Based on Nain Activity in Merauke 2010-2013 Jenis Kegiatan Utama/ Main Activity
2010
2011
2012
2013
Angkatan Kerja/ Labor Force
88.866
108.299
104.626
111.317
a.
Bekerja/ Employe
84.095
101.362
99.080
102.260
b.
Menganggur/ Unemployment
4.771
6.937
5.546
9.057
41.651
39.721
38.002
41.604
130.517
148.020
142.628
152.921
68,09
73,17
73,36
72,79
5,37
6,52
5,08
8,14
Bukan Angkatan Kerja/ Not Labor Force Jumlah/ Total Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)/ Labor Force Participation Level Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)/ Open Unemployment Level Sumber: BPS, Kabupaten Merauke Dalam Angka 2014 Source: BPS, Merauke In Figures 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Pada tahun 2013 di Kabupaten Merauke terdapat sebanyak 73 Taman Kanak-Kanak dengan jumlah 4.500 murid dan 157 Guru, 203 Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Swasta dengan jumlah 33.202 murid dan 1.264 guru, 61 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri dan Swasta dengan jumlah 9.156 Murid dan 594 Guru, 21 Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah 5.172 Murid dan 295 Guru, serta 15 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jumlah 2.564 murid dan 414 Guru. Sementara itu, jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Kabupaten Merauke sebanyak sembilan Perguruan Tinggi.
The main factor of the successful development of a region is the availability of Human Resources (HR). The good educational facilities, such as school and teachers, supporting educational success. In 2013, in Merauke Regency there were 73 Kindergartens with 4,500 students and 157 teachers, 203 Elementary School (SD) both public and private with 33,202 students and 1,264 teachers, 61 Junior high school (JSS) both public and private with 9,156 students and 594 teachers, 21 high school (SMA) with 5,172 students and 295 teachers, and 15 vocational school (SMK) with 2,564 students and 414 teachers. Meanwhile, the number of universities located in Merauke is 9 universities.
Tabel 1.5 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 Table 1.5 The Total Numbers of School in Merauke, 2011-2013 Sekolah (Swasta & Negeri)/ School (Private and Public) Tahun/ Year
TK/ Kindegarden
SD/ Elementary School
SLTP/ Junior High School
SLTA/ Senior High School
SMK/ Vocational School
2011
71
202
55
19
13
2012
70
205
59
20
13
2013
73
203
61
21
15
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab. Merauke Source: Education and Teaching Department of Merauke
Tabel 1.6 Jumlah Murid di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 Table 1.6 The Total Numberof Students in Merauke in 2011-2013 Murid/ Student Tahun/ Year
TK/ Kindergarden
SD/ Elementary School
SLTP/ Junior High School
SLTA/ Senior High School
SMK/ Vocational School
2011
2227
33.525
10500
5.049
3.952
2012
3686
33.695
11127
5.043
3.023
2013
4500
33.202
9156
5.172
2.564
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab. Merauke Source: Education and Teaching Department of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 1.7 Jumlah Guru di Kabupaten Merauke Tahun 2011-2013 Table 1.7 The Total Number of Teachers in Merauke 2011-2013 Guru/ Teacher
Tahun/ Year
TK/ Kindergarden
SD/ Elementary School
SLTP/ Junior High School
SLTA/ Senior High School
SMK/ Vocational School
2011
318
2.036
804
445
299
2012
317
1415
559
442
296
2013
157
1264
594
295
414
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab. Merauke Source: Education and Teaching Department of Merauke
Tabel 1.8 Jumlah Mahasiswa Perguruan Tinggi Menurut Jenis Kelamin di Kab. Merauke 2013/2014 Table 1.8 The Total of College Student Based on Gender in Merauke 2013/2014 Mahasiswa/ College Student Perguruan Tinggi Swasta/ Private University
Jumlah/ Total
Laki-laki/ Male
Perempuan/ Female
287
159
446
3.166
2.443
5.609
19
48
67
73
152
225
146
75
221
82
34
116
950
550
1.500
STK. St. Yakobus/ STK St Yakobus
58
108
166
Sekolah Tinggi Agama Kristen/ School of Christian Studies
40
64
104
Jumlah (2013/2014)/ Total (2013-2014)
3.633
8.454
Jumlah (2012/2013) / Total (2012-2013)
3.105
7.008
3.077
6.673
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya Darma/ School of Administrative Sciences Darma Karya Universitas Musamus Merauke/ Musamus Merauke University Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam YAMRA Merauke/ School of Islamic Studies YAMRA Merauke Akademi Perawat/ Academy of Nursery Akademi Bank (AKBANK) Yapis Merauke/ Academy Bank Yapis Merauke Politeknik Yasanto Merauke/ Politechnic of Yasanto Merauke STISIPOL Yaleka Maro/ STISIPOL Yaleka Maro
Jumlah (2011/2012) / Total (2011-2012)
3.596
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab. Merauke Source: Education and Teaching Department of Merauke
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasarana
1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Infrastrukstur adalah sarana dan prasarana pendukung yang penting dalam pengembangan suatu wilayah. Ketersediaan infrastruktur yang memadai akan meningkatkan aksesibilitas ke wilayah tersebut, sehingga hal ini akan mendorong pengembangan kegiatan ekonomi wilayah. Transportasi sebagaimana salah satu dari kebutuhan infrastuktur untuk kelancaran aktivitas masyarakat. Maka dari itu, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi serta pemerintah Kabupaten Merauke terus melakukan perbaikan dan pembangunan sarana dan infrastruktur di Merauke. Dalam hal ini sarana transportasi berupa: transportasi darat, transportasi udara, dan transportasi laut.
Infrastructure is an important supporting means in the development of a region. The availability of adequate infrastructure will improve the accessibility to the region, so that it will encourage the development of regional economic activity. As one of basic need to support society activity, transportation has an important role. Therefore, the Central Government and the Provincial Government and Merauke Government continues to make improvements and construction of facilities and infrastructure in Merauke. In this case the means of transportation are: land transportation, air transportation, and sea transportation.
Kondisi jalan di Kabupaten Merauke sepanjang 719.439 km kondisinya telah diaspal dan sepanjang 835.678 km merupakan jalan tanah. Berikut rincian perkembangan pembangunan jalan di Kabupaten Merauke.
Condition of roads in Merauke along 719,439 km condition has been paved and 835,678 km still in the form of a dirt road. Here are the details of the development with establishment of roads in the district of Merauke.
Gambar 1.6 Kondisi Jalan di Kabupaten Merauke Figure 1.6 Road Condition in Merauke
Tabel 1.9 Perkembangan Panjang Jalan di Kabupaten Merauke 2011-2013 (km) Table 1.9 Length Road Development in Merauke 2011-2013 (km) Jenis Jalan/ Road Type 2011 2012 2013 Jalan Negara/ State Road 271.000 271.000 273.000 Jalan Propinsi/ Provincial Road 233.407 233.407 233.407 Jalan Kabupaten/ Country Road 1.103.744 1.279.917 1.287.576 Jumlah/ Total 1.608.151 1.784.324 1.793.983 Sumber: UPTD Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Merauke Source: Highways and Irrigation Unit of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Tabel 1.10 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Merauke 2011-2013 (km) Table 1.10 Length Road Based on The Surface Type in Merauke 2011-2013 (km) Jenis Permukaan/ Surface Type 2011 2012 2013 Diaspal/ Asphalt 828.050 863.507 719.439 Kerikil/ Gravel Tanah/ Dirt 780.101 888.517 835.678 Lainnya/ Others Jumlah/ Total 1.608.151 1.752.024 1.558.917 Sumber: UPTD Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Merauke Source: Highways and Irrigation Unit of Merauke Tabel 1.11 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kab. Merauke, tahun 2011–2013 (km) Table 1.11 Length Road Based on Road Condition in Merauke 2011-2013 (km) Jenis Permukaan/ Surface Type 2011 2012 2013 Baik/ Good 303.210 323.233 505.045 Sedang/ Moderate 469.745 666.259 339.032 Rusak/ Damaged 646.953 382.125 336.117 Rusak Berat/ Highly Damaged 188.243 412.707 380.382 Jumlah/ Total 1.608.151 Sumber: UPTD Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Merauke Source: Highways and Irrigation Unit of Merauke
1.784.324
1.560.576
Sementara itu, pergerakan barang dan manusia Meanwhile, the movement of goods and people melalui transportasi udara menunjukkan aktifitas through air transportation showed the activity yang terus meningkat setiap tahunnya. continues to increase every year. The number of Perkembangan jumlah pesawat dan penumpang aircraft and passengers who arrive and depart yang datang dan berangkat melalui Bandara through the airport which is Mopah International Mopah yang merupakan Bandara Internasional di Airport in Merauke continues to increase. Here are Kabupaten Merauke terus meningkat. Berikut details of the number of passengers and aircraft at rincian jumlah penumpang dan pesawat di Mopah airport and other airports in the Merauke. Bandara Mopah, serta beberapa bandar udara di Kabupaten Merauke. Gambar 1.7 Bandar Udara Mopah, Merauke Figure 1.7 Mopah Airtport, Merauke
Tabel 1.12 Jumlah Pesawat dan Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandar Udara Mopah Merauke, 2011-2013 Table 1.12 Numbers of Passenger and Plan at Mopah Airport Merauke, 2011-2013 Pesawat/ Aircraft Penumpang/ Passenger Tahun/ Year Datang/ Arrive Berangkat/ Depart Datang/ Arrive Berangkat/ Depart 2011 3.200 3.245 122.078 2012 2.846 2.894 134.121 2013 2.654 2.650 144.949 Sumber: Bandar Udara Mopah Kabupaten Merauke / Source: Mopah Airport Merauke
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
122.884 137.253 140.906
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 1.13 Bandar Udara di Kabupaten Merauke Table 1.13 Airports in Merauke No
1
2
3
4
NAMA BANDARA/ Airport Name
Bandara Kepi/ Kepi Airport
Bandara Kimam/ Kimam Airport
Bandara Mopah/ Mopah Airport
Bandara Okaba/ Okaba Airport
LOKASI BANDARA/ Airport Location
DESKRIPSI/ Description
Kab. Merauke, Papua,
Jarak dari DKI Jakarta : 3.604,34 km/ Distance fromDKI Jakarta: 3.604,34 km
Jarak Dari Ibukota Provinsi: 481 Km Distance from Capital Province: 481 km
Kelas : III - Bandara Domestik/ Class: III – Domestic Airport Panjang Landasan: 605 m/ Runway Length: 605 m Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: Cassa 212/ Aircraft Type that can be landed: Cassa 212
Jl. Kiworo Distrik Kimaam, Kel. Rimba Jaya, Kec. Merauke, Kab. Merauke, Papua, 99611/ Kiworo District Kimaam, Street, Rimba Jaya Sub-district, Merauke District, Merauke, Papua 99611
Jarak dari DKI Jakarta : 3.538,22 km, jam operasi : 08:00 - 17:00 WIT/ Distance from DKI Jakarta: 3.538,22 km, Operating Hour: 08:00-17:00 WIT (Eastern Indonesia Time) Kelas : III - Bandara Domestik/ Class: III -Domestic Airport
Jarak Dari Ibukota Provinsi: 640 Km Distance from Capital Province: 640 km
Panjang Landasan: 600 m/ Runway Length: 600m
Jl. PGT No. 1, Kel. Rimba Jaya, Kec. Merauke, Kab. Merauke, Papua, 99611 Telephone : +62 971321764/ PGT Street No 1, Rimba Jaya Subdistrict, Merauke District, Merauke, Papua 99611, Phone: +62 971321764
Jarak dari DKI Jakarta : 3.712,17 km/ Distance from DKI Jakarta: 3.712,17 km Jam operasi : 07:00 - 17:00 WIT, LLU : ADC/ Operating Hour: 07:00 - 17:00 WIT, LLU : ADC
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: DHC-6/ Aircraft Type that can be landed: DHC-6
Kelas : I - Bandara Internasional/ Class: I- International Airport
Jarak Dari Ibukota Provinsi: 667 Km/ Distance from Capital Province: 667 km
Panjang Landasan: 2.500 m/ Runway Length: 2.500 m
Distrik Okaba, Kel. Rimba Jaya, Kec. Merauke, Kab. Merauke, Papua, 99611 Telephone : +62 971 325024/ District Okaba, Rimba Jaya Subdistrict, Merauke District, Merauke, Papua 99611, Phone: +62 971 325024
Jarak dari ibukota provinsi : 628,14 Km/ Distance from Capital Province: 628,14 km Jam Operasional 07.00-17.00 WIT / Operating Hour: 07.00-17.00 WIT
Jarak Dari Ibukota Provinsi: 628 Km/ Distance from Capital Province 628 km
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: B-737-400/ Aircraft Type that can be landed: B-737-400
Kelas : III - Bandara Domestik/ Class: III- Domestic Airport Panjang Landasan: 600 m/ Runway Length: 600 m Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: DASH-6, DHC6/
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015 No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
NAMA BANDARA/ Airport Name
LOKASI BANDARA/ Airport Location
DESKRIPSI/ Description Aircraft Type that can be landed: DASH-6, DHC-6
5
Bandara Nop Goliath Dekai Yahukimo/ Nop Goliath Dekai Yahukimo Airport
Jarak dari ibukota provinsi : 292,21 Km/ Distance from Capital Province: 292,21 km Jam Operasional 22.00 - 07.00 GMT (UTC)/ Operating: 22.00 – 07.00 GMT (UTC) Kelas : III - Bandara Domestik/ Class: III- Domestic Airport
Jl. H. Palapessy, Kab. Merauke, Papua/ H. Palapessy Street, Merauke District, Papua
Panjang Landasan: 1.700 m/ Runway Length: 1.700 m Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 72/ Aircraft Type that can be landed: ATR 72
Sumber: Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Source: Director General of Air Transportation, Department of Transportation Untuk transportasi laut, pada tahun 2013 terdapat sebanyak 1.810 kunjungan kapal dengan kapasitas 842.593, dan jumlah penumpang tiba dan berangkat 21.733 penumpang. Sementara itu, jumlah kunjungan kapal menurut jenis pelayarannya (Samudera, Nusantara, Lokal, Tengker, Khusus) tahun 2013 sebanyak 1.807 kunjungan kapal seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
For sea transport, in 2013 there were 1.810 ships with a capacity of 842,593 anchored and 21,733 with number of arriving and departing passengers. Meanwhile, the number of ship visits by sailing type (Ocean, Archipelago, Local, Tanker, and Private) in 2013 was 1,807 ships, as shown in the table below.
Tabel 1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal, Kapasitas dan Penumpang di Merauke 2011-2013 Table 1.14 Developments Number of Ships Visit, Passenger and Capacity in Merauke 2011-2013 Penumpang/ Passenger Tahun/ Kunjungan/ Kapasitas/ Year Visit Capacity Tiba/ Arrive Berangkat/ Depart Jumlah/ Total 2011
1.714
671.840
14.535
12.553
27.088
2012
421
-
13.879
13.793
27.672
10.399
866.136
2013 1.810 842.593 11.334 Sumber: Kantor Kesyahbadaran dan Otorita Pelabuhan Merauke Source: Port Authority Office in Merauke
Tabel 1.15 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Menurut Jenis Pelayaran di Kabupaten Merauke tahun 2011-2013 Table 1.15 The Development of Number of Ships Visit Based On Sailling Type in Merauke, 2011-2013 Jenis Pelayaran/ Sailling Type Samudera/ Ocean
2011
2012
2013
2
11
8
Nusantara/ Archipelago
376
363
400
Lokal/ Local
692
67
685
Tangker/ Tanker
50
708
97
Khusus/ Private
580
706
622
Lainnya/ Other
-
Jumlah/ Total 1.700 Sumber: Kantor Kesyahbandaran dan Otorita Pelabuhan Merauke Source: Port Authority Office of Merauke
16
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
-
-
1.911
1.807
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan dimana sejalan dengan roda perekonomian daerah. Pasokan energi listrik berasal dari PLN. Jumlah pelanggan, produksi listrik dan listrik terjual di Kabupaten Merauke tahun 2011–2013 menunjukkan perkembangan, jumlah pelanggan pada tahun 2013 sebanyak 38.942 pelanggan, nilai ini meningkat jika dibandingkan tahun 2012 dan 2011 dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 12,5%. Sedangkan produksi listrik pada tahun 2013 sebesar 91.468.159 Kwh, hal ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2011 dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 8,82%.
Electrical energy has become a necessity which is in line with the economy of the region. Electricity supply comes from the PLN (State Electricity Company). The number of customers, the production of electricity and the electricity sold in Merauke in 2011-2013 showed progress, the number of subscribers in 2013 was 38,942 customers; this value increased when compared to the year 2012 and 2011 with an average of 12.5% per year. While the production of electricity in 2013 was 91,468,159 kwh, it increased if compared to 2012 and 2011 with an average of 8.82% per year.
Sementara itu, distribusi penjualan listrik ke pelanggan pada tahun 2013 menunjukkan ke pelanggan sosial sebesar 2.452.110 Kwh (2,91%), rumah tangga sebanyak 56.807.692 Kwh (67,36%), bisnis sebesar 18.291.110 Kwh (21,69%), industri sebesar 136.270 (0,16%), kantor pemerintahan dan PJU sebesar 5.830.198 Kwh (6,91%) dan multiguna sebesar 814.669 Kwh (0,97%). Rata-rata tarif listrik untuk masingmasing jenis pelanggan berbeda-beda berkisar Rp. 776/Kwh sampai Rp. 1.290/Kwh, seperti ditunjukan pada tabel-tabel berikut:
Meanwhile, the distribution of electricity sales to customers in 2013 showed to social customer of 2,452,110 kwh (2.91%), households of 56,807,692 kwh (67.36%), business of 18,291,110 kwh (21.69%), industry of 136,270 (0.16%), government offices and PJU (street lightning) of 5,830,198 kwh (6.91%) and multipurpose of 814,669 kwh (0.97%). The average electricity tariff for each different types of customers ranging from Rp. 776/kwh to Rp. 1,290/kwh, as shown in the following tables:
Gambar 1.8 Instalasi Jaringan Listrik di Kabupaten Merauke Figure 1.8 Electrical Instalation Network in Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Tabel 1.16 Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik di Kabupaten Merauke 2011-2013 Table 1.16 Customer Number, Installed Power, Production and Distribution of Electricity in Merauke 2011-2013 Daya Jumlah Produksi Listrik / Listrk Terpasang / Susut/Hilang / Tahun/ Pelanggan/ Electricity Terjual/ Installed Losses Year Customer Production Electricity Power (Kwh) Number (Kwh) Sold (KVA) 2011
28.319
24.093
72.333.855
64.724.046
7.609.809
2012
33.530
24.242
82.200.899
74.516.167
7.684.732
84.332.049
7.136.110
2013 38.942 25.420 91.468.159 Sumber: PT. PLN Wilayah Papua Cabang Merauke Source: PT. PLN (State Electricity Company) Area of Papua Sub Merauke
1
Tabel 1.17 Distribusi Penjualan Listrik Menurut Jenis Pelanggan di Kabupaten Merauke Table 1.17 Distribution Electricity Sales by Customers Type in Merauke Rata-rata tarif Penjualan Presentase/ per Kwh / Listrik/ Jenis Pelanggan/ Customer Type Percentage Average fare Electricity Sales (%) per (Kwh) Kwh(Rp/Kwh) Sosial/ Social 2.452.110 2,91 776
2
Rumah Tangga/ House
56.807.692
67,36
793
3
Bisnis/ Business
18.291.110
21,69
1.117
4
Industri/ Industry Kantor Pemerintah (P1 & P2) dan Penerangan Jalan Umum/ Government Office (P1 and P2) and Street Lighting Multiguna/ Multipurpose
136.270
0,16
971
5.830.198
6,91
934
814.669
0,97
1.290
Jumlah (2013)/ Total (2013)
84.332.049
100
898,00
Jumlah (2012)/ Total (2012)
74.516.167
100
806,29
100
971,14
No
5 6
Jumlah (2011)/ Total (2011) 64.724.046 Sumber: PT. PLN Wilayah Papua Cabang Merauke Source: PT. PLN (State Electricity Company) Area of Papua Sub Merauke
18
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium - Term Development Plan
Jangka
Regional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Merauke dijelaskan bahwa visi pembangunan daerah:
Based on the Medium - Term Regional Development Plan of Merauke, explained that the regional development vision is;
“Merauke Gerbang Andalan Manusia Cerdas dan Sehat, Gerbang Pangan Nasional, Gerbang Kesejahteraan dan Kedamaian Hati Nusantara.”
"Merauke is the Leading Gate of Smart and Healthy People, Gate of National Food and Gate of Prosperity and Peace Heart of Archipelago."
Berdasarkan visi pembangunan tersebut, ditetapkan misi pembangunannya yaitu:
Based on the Development Development Mission are:
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan pendidikan;
dan
kualitas
1. Improve the range and quality of educational services;
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan;
dan
kualitas
2. Improve the coverage and quality of health services;
3. Mengembangkan sistem masyarakat secara terpadu;
pelayanan
Vission,
the
3. Develop an integrated public service system;
4. Mengembangkan perekonomian wilayah kampung, distrik dan kota berbasis potensi;
4. Develop the economy of the area of villages, districts and cities based on potential;
5. Mengembangkan zona perdagangan dan industri serta jaringan tata niaga dan kelembagaan pasar lokal, regional, antar pulau dan internasional;
5. Develop trade and industrial zones and trade system and institutional network of local markets, regional and international;
6. Memberdayakan kampung dalam pengelolaan keuangan dan perekonomian;
6. Empower village in the financial management and the economy;
7. Memelihara kedamaian, kesatuan bangsa dan kehidupan sosial budaya;
7. Maintain peace, national unity and sociocultural life;
8. Menata kelembagaan pemerintah kampung, distrik dan kabupaten sesuai kebutuhan mulai pemekaran wilayah, penataan ruang kawasan, penataan kelembagaan dan penataan personalia;
8. Reform government institutions of village, district and regency as needed, starting from regional expansion, regional spatial planning, institutional arrangement and personnel arrangement;
9. Membangun, meningkatkan dan memelihara aksesibilitas wilayah lintas kampung, distrik dan kota melalui pengembangan infrastruktur.
9. Develop, improve and maintain accessibility of villages across the region, district and city through infrastructure development.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2.2. Rencana (RTRW)
Tata
1) Kebijakan penataan Merauke terdiri atas:
Ruang
Wilayah
ruang
Kabupaten
2.2.
The Spatial Plans Area
1) The spatial policy of Merauke consists of:
a. Kebijakan Struktur Ruang; b. Kebijakan Pola Ruang; dan c. Kebijakan Kawasan Strategis.
a. Structure of Space Policy; b. The pattern of space policy; and c. Strategic Area Policy.
2) Kebijakan penataan ruang, terdiri dari:
2) The spatial policy consist of:
a. Pengembangan sistem pusat-pusat permukiman secara berjenjang dan merata untuk mendorong tumbuhnya keterkaitan hubungan antar kota-kampung yang saling menguntungkan; dan b. Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata serta berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di wilayah kabupaten.
a. Development system settlement centers gradually and evenly to encourage the growth linkages between town-village relationship of mutual benefit; and b. Increase outreach network transport infrastructure, telecommunications, energy and water resources in an integrated, equitable and environmentally sustainable in the district.
3) Kebijakan penataan ruang, terdiri dari:
3) The spatial policy consist of:
a. Optimalisasi pemanfaatan ruang untuk mendukung pengembangan sektor unggulan Kabupaten dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta keserasian antar sektor; b. Pelestarian dan pemantapan fungsi lindung dan konservasi pada wilayah yang sudah ditetapkan dan/atau wilayah yang direncanakan; c. Pengembangan kawasan budidaya pertanian skala luas serta pengembangan pertanian masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam rangka mewujudkan penyediaan lahan pangan, meningkatkan investasi pertanian dan mendukung ketahanan energi nasional; dan d. Peningkatan fungsi pertahanan dan keamanan negara melalui keikutsertaan dalam memelihara dan menjaga perbatasan antar bangsa.
a. Optimize the use of space to support the development of the leading sectors in the district regarding to the carrying capacity and environmental capacity, and harmony between sectors; b. Preservation and strengthen of the functions of protection and conservation in areas that have been defined and / or region that is planned;
20
c. Development of large-scale agricultural cultivation area and the agricultural development community in accordance with the carrying capacity and environmental capacity in order to realize the provision of food land, increase agricultural investment and support national energy security; and d. Improve functions of national defense and security through participation in maintaining and keeping the borders between nations.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Kemudian beberapa stratetgi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain adalah:
Then some of the strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planare:
1) Strategi pengembangan perkotaan, terdiri atas:
1) Strategy development function, consists of:
fungsi
pusat
of
urban
centers
a. Meningkatkan status kawasan perkotaan Merauke sebagai daerah kota; b. Mengembangkan wilayah perkotaan baru untuk mengakomodasi penambahan pusatpusat kegiatan wilayah yang baru; c. Meningkatkan interaksi antar kota baik inter kota-kota distrik maupun antar kota distrik dengan ibukota kabupaten; d. Mempercepat pembangunan kegiatan perkotaan pada kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi dan pusat-pusat pelayanan wilayah; e. Memperbaiki perkampungan adat dan meningkatkan interaksi antar kampung adat yang saling sinergis dan selaras, serta meningkatkan akses perkampungan adat kepada prasarana dan sarana dasar wilayah; dan f. Menata kawasan transmigrasi dan mengembangkan interaksi antar satuan kawasan pengembangan transmigrasi dan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
a. Improve the status of Merauke as the city areas; b. Develop new urban areas to accommodate the addition of centers of new areas;
2) Strategi pengembangan aksebiltas sebagai pusat pelayanan, terdiri atas:
2) Strategy development of accessibility as a service center, consists of:
a. Memenuhi kebutuhan prasarana yang disesuaikan dengan kebutuhan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan b. Membangun, meningkatkan dan pemeliharaan jaringan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten; c. Memperbaiki sarana angkutan umum dan angkutan barang; d. Menata sistem terminal yang terintegrasi dengan transportasi laut, sungaidan penyeberangan; e. Membuka jalur penyeberangan antar kabupaten dan antar distrik pada simpulsimpul transportasi yang strategis dengan memperbaiki teknologi perkapalan; f. Menambah jumlah dan frekuensi armada, menambah daya tampung pelabuhan laut dan dermaga sungai, serta membangun pelabuhan khusus berupa pelabuhan peti kemas dan
a. Fulfill the infrastructure needs that are adjusted to the needs of urban areas and rural areas; b. Build, upgrade and maintain the state, provincial and district roads network;
c. Improve the interaction between cities both intercity of citydistrict or inter citydistrict of capital city of the district; d. Accelerate the construction of urban activities in the areas of economic growth and centers of service area; e. Repair indigenous villages and improve the interaction between indigenous villages that are synergistic and harmony, as well as improving the access of indigenous settlements to basic infrastructure area; and f. Reform the transmigration areas and develop interaction between units of transmigration area and with the centers of economic growth.
c. Repair facilities of public transport and transport of goods; d. Reforming integrated terminal system with sea, river and crossings transportation; e. Open crossing between districts and between districts in the nodes of strategic transport by improving shipping technology; f. Increase the number and frequency of the fleet, increase capacity of sea ports and docks of the river, and build a special port in the form of container ports and fish landing ports;
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
pelabuhan pendaratan ikan; g. Meningkatkan kapasitas pelayanan Bandara Mopah dan membangun bandara baru untuk mengantisipasi perkembangan pasar dalam jangka panjang; h. Mengembangkan kerja sama dengan maskapai penerbangan yang terpercaya untuk membuka rute-rute penerbangan baru dalam rangka mendukung distribusi barang; i. Menyediakan prasarana untuk kegiatan perhubungan, informasi, komunikasi melalui media pemancar gelombang radio, jaringan kabel, maupun jaringan nirkabel; j. Mengembangkan pembangkit listrik berskala mikro dan berskala besar dengan basis energi tersedia setempat, seperti tenaga air (mikro hidro), matahari, sekam dan biofuel; k. Meningkatkan kapasitas pelayanan depo logistik bahan bakar minyak untuk seluruh wilayah Kabupaten; l. Memanfaatkan sumber daya air permukaan dan sumber air bawah tanah untuk kawasan permukiman, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber air permukaan; m. Mengembangkan kolam maupun saluransaluran irigasi secara komunal untuk lahanlahan produktif dengan pemanfaatan rawa dan sungai; dan n. Memanfaatkan sumber daya air permukaan dan sumber air bawah tanah secara terbatas untuk kawasan industri, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber air permukaan.
g. Increase service capacity of Mopah airport and build new airports to anticipate market developments in the long term; h. Develop cooperation with reliable airline to open new flight routes in order to support the distribution of goods; i.
Provide infrastructure for transportation activities, information, communication through the medium of radio transmitters, cable networks, and wireless networks; j. Develop micro-scale and large-scale power plants on the basis of locally available energy, such as hydro (micro-hydro), sun, husks and biofuels; k. Improve logistics service capacity fuel depot for the entire area of the district; l.
Utilize the resources of surface and underground water resources for residential areas, with emphasis on the utilization of surface water sources; m. Develop communally of pool and irrigation canals to productive lands by utilization the swamps and rivers; and n. Utilize the resources of surface and underground water resources for industrial areas, with emphasis on the utilization of surface water sources;
3) Strategi Pengembangan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, terdiri atas:
3) Development strategy of embodiment environmental functions, consists of:
a. Mempertahankan dan melestarikan kawasankawasan lindung yang mempunyai nilai ekologis tinggi, terutama pada kawasan Taman Nasional Wasur, Suaka Margasatwa Kimaam, maupun hutan-hutan rawa di wilayah Kabupaten; b. Menetapkan daerah penyangga kawasan konservasi minimal 500 meter dari batas luar kawasan konservasi, yang meliputi : cagar alam, taman nasional, suaka marga satwa; c. Menghentikan pembangunan kawasan permukiman baru serta membatasi perkembangan permukiman yang sudah ada di dalam kawasan hutan Lindung, kawasan resapan air, kawasan sempadan pantai dan
a. Maintain and conserve protected areas that have high ecological value, especially in the area of Wasur National Park, Kimaam Wildlife Reserve, and swamp forests in the district;
22
of
b. Assign the buffer zones of protected areas at least 500 meters from the outer boundary of the conservation area, which includes: Nature Reserves, National Parks, wildlife reserve; c. Stop the construction of new residential areas and limit the development of settlements that already exist in the area of Protected Forest, Water Infiltration Area, sempadan beach and sempadan river area that assessed has
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
d. e.
f. g.
h.
i.
j.
kawasan sempadan sungai yang dinilai telah mengganggu fungsi alamiah dan hidrologis kawasan tersebut secara bertahap; Mempertahankan tutupan hutan minimal 30 % (tiga puluh persen) pada Pulau Dolok; Menetapkan persyaratan teknis untuk pengembangan permukiman dan kegiatan produktif lainnya yang bersifat tidak mengubah lansekap tanah pada kawasan rawan bencana; Mitigasi bencana abrasi pantai dan banjir pada pesisir pantai; Menata dan menetapkan ruang-ruang yang memiliki nilai adat-istiadat masyarakat setempat sebagai kawasan pelestarian budaya; Menjaga konsistensi dan keterpaduan pemanfaatan kawasan lindung pada daerahdaerah perbatasan, baik dengan kabupaten tetangga maupun dengan negara tetangga; Mempertahankan kondisi lingkungan di luar kawasan lindung yang memiliki keanekaragaman hayati endemis yang tinggi; dan Menjaga area sepanjang sungai terutama sungai besar seperti sungai bian, kumbe, maro dan digul.
2015
disrupted the natural and hydrological functions of these areas gradually; d. Maintain forest cover at least 30% (thirty percent) in Dolok Island; e. Establishe technical requirements for the development of settlements and other productive activities that not change the landscape of land in disaster-prone areas; f. Disaster mitigation of coastal erosion and flooding in coastal areas; g. Organize and assign spaces that have the customs value of the local community as an area of cultural preservation; h. Maintain consistency and coherence utilization of protected areas in the border areas, both with neighboring districts and with neighboring countries; i. Maintain environmental conditions outside of protected areas that have high endemic biodiversity; and j.
Keep the area along the river, especially large rivers such as bian river, kumbe, maro and digul
4) Strategi pengembangan pengelolaan kawasan budidaya, terdiri atas:
4) Development strategy of cultivation area management, consists of:
a. Mengembangkan kawasan budidaya hutan melalui pengelolaan hutan produksi, agroforestry atau hutan wisata pada kawasan hutan secara berkelanjutan; b. Mengembangkan kawasan budidaya perkebunan melalui keterpaduan pengembangan perkebunan skala besar dengan perkebunan masyarakat pada lahanlahan perkebunan dan lahan-lahan yang memiliki kesesuaian lahan untuk perkebunan atau pertanian lahan kering; c. Mengembangkan kawasan peternakan melalui pola penggembalaan maupun pengandangan pada lahan-lahan datar dan berumput di dalam kawasan perdesaan baik secara mandiri maupun terintegrasi dengan kawasan pertanian; d. Mengembangkan kawasan perikanan melalui pola penangkapan di kawasan perairan laut, sungai, maupun badan air lainnya dan pola pengembangan lahan tambak atau kolam yang ramah lingkungan;
a. Develop cultivation area of production forests through forest management, agroforestry or tourism forest in forest areas in a sustainable manner; b. Develop a plantation cultivation area through the integration of large-scale plantation development with community plantations on land estates and lands that have the suitability of land for plantations or dry land farming;
c. Develop the region through a pattern of grazing and caginglivestockon flat lands and grassland in rural areas either independently or integrated with agricultural areas;
d. Develop the fisheries area through a catching pattern in the area of marine waters, rivers, and other water bodies, and fishpond or ponds development patterns that are environmentally friendly;
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
e. Mengembangkan kawasan industri melalui pembukaan lahan yang strategis untuk industri pengolahan hasil pertanian dan peningkatan keterkaitan industri besar dan industri kecil serta industri rumah tangga; f. Mengembangkan kawasan jasa dan perdagangan melalui peningkatan akses maupun prasarana dan sarana wilayah pada kawasan yang sedang tumbuh dan berada dalam jaringan rantai pemasaran secara berjenjang dan saling menguntungkan; dan g. Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan melalui pemanfaatan sumber daya mineral secara lestari pada lokasi-lokasi yang memiliki deposit galian strategis sepanjang tidak memicu ancaman bencana dan tidak mengganggu keberlangsungan ekosistem.
e. Develop industrial areas through strategic land clearing for agricultural product processing industry and improved linkages large, small and home industries;
5) Strategi pengembangan kawasan strategis, terdiri atas:
5) Development strategy as defined in the strategic region, consists of:
a. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan keamanan; b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan c. Bersama pemangku kawasan konservasi di batas Negara menjaga kelestarian kawasan konservasi.
a. Selectively develop aquaculture activities in and around the national strategic areas to maintain the function of defense and security;
24
f. Develop the services and trade through improving the access, infrastructure and facilities on the territory of the region that growing and are in the marketing chain network in stages and has mutual benefit; and g. Develop the mining allotment through the utilization of mineral resources in a sustainable manner in locations that have a long strategic minerals deposit that do not trigger a catastrophic threat and does not interfere with the survival of ecosystems.
b. Develop protected areas and / or unawakened cultivation areas around national strategic area as a buffer zone that separate the national strategic area with awakened cultivation area; and c. Preserve the state boundary conservation areas with the stakeholders.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Setiap sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai kontribusi yang dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Berdasarkan data Kabupaten Merauke Dalam Angka 2014, (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2013, perekonomian Kabupaten Merauke mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan mencapai 10,24%, jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 7,29%. Struktur perekonomian Kabupaten Merauke selama 5 tahun terakhir (2009-2013) dibentuk oleh lima sektor kegiatan ekonomi utama yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Merauke, yaitu:
Each sector in generate the Gross Domestic Regional Product (GDRP) has a contribution that can describe the role of the sector in the economic activity in a region. Based on data from Merauke in Figures 2014 (Statistics Centre Unit) in 2013, the economy of Merauke has increased wih the growth rate of 10.24%, compared to the year 2012 was 7.29%. The economic structure of Merauke over the last 5 years (2009-2013) was formed by five major sectors of economic activities which has the highest contribution to the GDRP Merauke, which are:
1) 2) 3) 4) 5)
1) Agriculture Sector; 2) Trade, Hotels and Restaurants Sector; 3) Construction Sector; 4) Services Sector; 5) Transportation and Communications Sector
Sektor Pertanian; Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran; Sektor Konstruksi; Sektor Jasa-jasa; Sektor Transportasi dan Komunikasi
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Merauke Figure 3.1 The Economic Structure of Merauke
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari setiap kategori ekonomi di Kabupaten Merauke selalu meningkat setiap tahunnya. Sektor pertanian mendominasi dengan nilai mencapai Rp. 1.842,80 milyar di tahun 2013, dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 1.677,95 milyar. Sedangkan, pada sektor kontruksi sebesar Rp. 778,59 milyar pada tahun 2013 dan Rp. 609,83 milyar pada tahun 2012, yang dirinci pada tabel 3.1 berikut:
The value of GDRP at current prices of every economic category in the Merauke increases every year. The agricultural sector dominates with the value of Rp. 1,842.80 billion in 2013, compared to the year 2012 amounted to Rp. 1,677.95 billion. Meanwhile, the construction sector was Rp. 778.59 billion in 2013 and Rp. 609.83 billion in 2012, the detailed is in the table 3.1:
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 3.1 PDRB atas Dasar Harga Berlaku KabupatenMerauke 2009-2013 (Jutaan) Table 3.1 GDRP at Current Price of Merauke 2009-2013 (Million)
No
Sektor / Sector Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry
1
2009
2010
2011
2012
2013
1.361.397,7
1.505.414,46
1.571.689,38
1.677.956,30
1.842.804,39
61.839,11
73.523,63
86.440,90
99.508,83
111.303,28
96.506,49
107.373,61
121.178,83
132.374,14
144.379,26
12.805,07
14.195,16
15.349,32
16.432,65
18.375,54
324.811,48
402.924,03
496.833,19
609.833,95
778.597,98
402.266,53
474.991,75
559.846,18
667.348,23
796.448,51
7
Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
339.178,15
397.100,38
460.479,54
550.493,82
635.793,76
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
84.326,06
165.974,13
166.014,99
182.128,55
216.306,38
9
Jasa – jasa / Services
440.681,74
498.286,36
561.057,97
629.005,38
706.145,84
2
3
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
4
Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant
5
6
JUMLAH / 3.123.811,99 3.639.783,51 4.038.890,28 4.565.081,86 TOTAL Sumber: BPS, Kabupaten Merauke dalam Angka 2014 / Source: BPS, Merauke In Figures2014
5.250.154,95
Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013) Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013) Kabupaten Merauke
Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector)
No
Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Contributions Sector (2009-2013)
1 2 3 4
Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying Industri Pengolahan / Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39.1% 2.1% 2.9% 0.4%
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Growth Sector (2009-2013)
7.9% 15.9% 10.6% 9.5%
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Kabupaten Merauke
No
Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector)
Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Contributions Sector (2009-2013)
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Growth Sector (2009-2013)
5 6 7
Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
12.4% 13.9% 11.5%
24.4% 18.6% 17.0%
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
3.9%
31.3%
9 Jasa – jasa / Service 13.8% Sumber: Data BPS (Hasil Analisis 2015) / Source: BPS Data (Analysis Result 2015)
12.5%
Rata-rata pertumbuhan pada sektor pertanian di Kabupaten Merauke dalam lima tahun terakhir sebesar 7,9%, namun kontribusi yang diberikan mencapai 39,1% dari total nilai PDRB Kabupaten Merauke. Pada sektor Kontruksi rata-rata pertumbuhan sebesar 24.4%, dengan kontribusi sebesar 12,4%. Sedangkan, di sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,6% dan kontribusi sebesar 13,9%. Di Sektor Jasa rata-rata kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Merauke sebesar 13,8%, dan rata-rata pertumbuhannya sebesar 25,94%. Nilai rata-rata pertumbuhan sektoral tertinggi adalah dari sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan yang mencapai 31,3%, akan tetapi nilai kontribusinya sangat kecil yaitu sebesar 3,9%. Hal ini menandakan bahwa ketergantungan perekonomian dari sektor pertanian sangat besar, yang mencapai hampir separuh dari total nilai PDRB Kabupaten Merauke.
The average growth in the agricultural sector in Merauke in the past five years of 7.9%, but the contribution reached 39.1% of the total GDRP of Merauke. In the construction sector, the average growth of 24.4%, with a contribution of 12.4%. Whereas, the average growth of trade, hotels and restaurants was 18.6% and a contribution of 13.9%. In the Services Sector average contribution made to GDRP Merauke was 13.8%, and an average growth of 25.94%. The highest average value came from the sectoral growth of the financial, tenancy and service companies sector reached 31.3%, but the value of its contribution was very small, 3.9%. This indicates that the economic highly dependent on agricultural sector, which accounted for almost half of the total value of GDRP Merauke.
Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Merauke dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Merauke atas dasar harga berlaku berikut:
The detailed explanation of the structure of the economy of Merauke is showed in GDRP of Merauke at current prices in the below:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian. Sektor ini mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Merauke. Rata-rata kontribusi sektor primer terhadap PDRB Kabupaten Merauke selama lima tahun terakhir sebesar 41,2%. Kontribusi sektor primer didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 39,1%dari total PDRB Kabupaten
a. Primary sector The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying. This sector has an important role in the economic development of Merauke. The average contribution of the primary sector to the GDRP of Merauke over the last five years is 41.2%. Contribution of the primary sector is dominated by the agricultural sector which contributed 39.1% of total GDRP Merauke. This shows the economic highly dependent on the primary sector,
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Merauke. Hal ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan perekonomian terhadap sektor primer, khususnya sektor pertanian.
particularly agricultural sector.
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Rata-rata kontribusi sektor ini dalam pembentukan PDRB Kabupaten Merauke selama lima tahun terakhir adalah 15,7%, kontribusi terbesar berasal dari sektor kontruksi dengan pencapaian sebesar 12,4%, sedangkan yang terkecil dari sektor listrik, gas, dan air bersih yang nilai kontribusinya hanya 0,4%.
b. Secondary sector Secondary sector consists of manufacturing, electricity, gas, and water, and the construction sector. The average contribution of this sector in GDRP f of Merauke over the last five years is 15.7%, the largest contribution came from the construction sector with 12.4%, while the smallest came from electricity, gas, and water sector with only 0.4%.
c.
c.
Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Rata-rata kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Merauke mencapai 43.1% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Kontribusi pada sektor tersier ini relatif merata, yaitu dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,9%, sektor transportasi dan komunikasi 11,5%, dan sektor jasa-jasa sebesar 13,8%, sedangkan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi penyumbang dengan nilai yang terkecil pada sektor tersier yaitu hanya 3,9%.
Tertiary sector The tertiary sector consists of trade, hotels and restaurants, transport and communication sector, finance, tenancy and business services, and the services sector. The average contribution of the tertiary sector in GDRP of Merauke in the last five years reached 43.1%. Contribution of the tertiary sector is relatively evenly; that of trade, hotels and restaurants by 13.9%, transport and communication sector 11.5%, and the services sector at 13.8%, while the financial sector, tenancy and business services wasthe smallest contributor to the value in the tertiary sector of 3.9%.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Merauke atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Merauke atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 3.123.811,99 juta, pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.639.783,51 juta , pada tahun 2011 sebesar Rp. 4.038.890,28 juta, pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.565.081,86 juta , dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.250.154,95 juta. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 10,24% dari tahun sebelumnya sebesar 7,29% .
Gross Domestic Regional Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent of Merauke GDRP at current prices increased. In 2009 the GDRP of Merauke at current prices was Rp. 3,123,811.99 million, in 2010 was Rp. 3,639,783.51 million, in 2011 was Rp. 4,038,890.28 million, in 2012 was Rp. 4,565,081.86 million, and in 2013 was Rp. 5,250,154.95 million. While the economic growth rate of 10.24% from the previous year at 7.29%.
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
2015
Gambar 4.1 Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Merauke Figure 4.1 The Potential of Agricultural Sector in Merauke
A.
Tanaman Pangan
A.
Kabupaten Merauke adalah penghasil padi terbesar di Provinsi Papua. Rata-rata peningkatan luas panen per tahun sebesar 5,75%, sedangkan rata-rata peningkatan produksi per tahun sebesar 15,11%. Dari produksi padi tahun 2013 menunjukkan 177.581 ton dengan luas panen 35.507 ha.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Food Crops
Merauke is the largest paddy producer in Papua. The average increase in area harvested per year of 5.75 %, while the average increase in production per year by 15.11%. From the paddy production in 2013 showed 177,581 tons with a harvested area of 35,507 hectares.
Tabel 4.1 Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Merauke 2013 Table 4.1 Harvested Area and Paddy Production in Merauke 2013 Padi/ Paddy Distrik / District Luas Panen/ Harvested Area Produksi /Production (ha) (ton) Kimaam 352,00 1.408 Tabonji 50,00 160 Waan 87,00 291 Ilwayab 45,00 159 Okaba 62,00 214 Tubang 0 0 Ngguti 0 0 Kaptel 0 0 Kurik 8.670,00 42.309 Animha 71,00 257 Malind 4.685,00 19.746 Merauke 1.514,00 9.607 Naukenjerai 260,00 1.281 Semangga 8.215,00 39.727 Tanah Miring 11.287,00 56.444 Jagebob 1.033,00 3.550 Sota 6,00 20 Muting 169,00 419 Elikobel 650,00 1.944 Ulilin 349,00 1.046 Jumlah/ Total 35.507,00 177.581,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Source: Food Crops Department of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Selain tanaman padi, Komoditi sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Merauke antara lain adalah jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai. Jenis tanaman andalan tersebut telah berproduksi sebagaimana dijelaskan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Besides paddy, agricultural commodity crops in Merauke include corn, sweet potato, cassava, peanuts, green beans, and soybeans. The mainstay of plant types already in production as described in the following table 4.2:
Tabel 4.2 Luas Panen (ha) Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Kedelai di Kabupaten Merauke 2009 – 2013 Table 4.2Harvested Area (ha) of Corn, Cassava, Sweet Potato, Peanuts, Green Beans and Soybeans in Merauke 2009-2013 Luas Lahan/ Wide Area (ha) Tahun/ Kacang Ubi Kayu/ Ubi Jalar/ Kacang Hijau/ Kedelai/ Year Jagung/ Corn Tanah/ 2009 2010 2011 2012 2013
448,00 314,00 140,75 204,30 206,00
Cassava
Sweet Potato
197,00 182,25 107,25 182,00 379,00
167,00 213,00 79,64 333,50 402,00
Peanuts
553,00 476,75 222,25 444,85 468,00
Green Beans
Soybeans
119,00 96,25 45,30 78,50 80,00
473,00 277,00 171,50 442,75 473,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Source: Food Crops Departmemnt of Merauke
Tabel 4.3 Jumlah Produksi (ton) Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kacang Hijau, dan Kedelai di Kabupaten Merauke 2009 – 2013 Table 4.3 Total Production (ton) of Corn, Cassava, Sweet Potato, Peanuts, Green Beans and Soybeans in Merauke 2009-2013 Produksi/ Production (ton) Tahun/ Kacang Ubi Kayu/ Ubi Jalar/ Kacang Hijau/ Kedelai/ Year Jagung/ Corn Tanah/ Cassava
2009 2010 2011 2012 2013
1.341,00 1.223,60 628,30 788,80 800,65
Sweet Potato
1.578,00 1.602,18 945,98 1.602,40 3.340,62
Peanuts
1.836,00 2.497,78 925,44 3.733,16 5.065,10
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Source: Food Crops Department of Merauke
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
885,00 1.191,28 531,67 1.170,52 1.352,19
Green Beans
141,00 166,05 79,99 145,93 152,80
Soybeans
709,00 444,02 399,58 815,78 877,75
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary B.
Hortikultura
B.
2015
Horticulture
Gambar 4.2 Potensi Pertanian Hortikultura di Kabupaten Merauke Figure 4.2 The Potential of Agricultural Horticulture in Merauke
Tanaman hortikultura ini cukup memiliki potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Merauke. Data luas lahan dan potensi produksi hortikultura di Kabupaten Merauke dirinci pada tabel-tabel berikut:
Horticulture crops have potential to be developed by communities in Merauke. Detailed data land area and production potential of horticulture in Merauke is in the following tables:
Tabel 4.4 Luas Panen Tanaman Sayuran Tahun 2009 – 2013 (ha) Table 4.4 Harvested Area of Vegetables in 2009-2013 (ha) Jenis Tanaman/ 2009 2010 2011 2012 Plant Type
2013
Bawang Merah/ Red Onion
19,90
28,00
38,00
48,00
66,00
Cabe/ Chili
75,00
53,65
62,00
94,55
97,00
Kubis/ Cabbage
18,00
31,00
29,50
41,10
43,00
Sawi/Petsai/ Lettuce
37,00
41,05
41,20
38,35
52,00
Tomat/ Tomato
24,00
26,30
32,25
30,35
54,00
Terung/ Eggplant
39,25
56,35
59,75
36,80
53,00
Kangkung/ Kale
40,35
41,00
48,50
36,25
50,00
Kacang Panjang/ Long Beans
81,25
83,50
84,50
65,75
96,00
Bayam/ Spinach
39,00
33,60
31,5
37,35
38,00
Ketimun/ Cucumber
39,10
39,90
32,25
34,45
49,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke / Source: Food Crops Department of Merauke
Tabel 4.5 Produksi Tanaman Sayuran Tahun 2009 – 2013 (ton) Table 4.5 Harvested Area of Vegetables in 2009-2013 (ton) Jenis Tanaman/ 2009 2010 2011 2012 Plant Type
2013
Bawang Merah/ Red Onion
259,00
399,15
550,60
573,75
823,50
Cabe/ Chili
375,00
287,50
338,96
514,09
535,74
Kubis/ Cabbage
144,00
269,43
260,83
364,35
384,00
Sawi/Petsai/ Lettuce
303,39
354,85
356,76
325,56
448,15
Tomat/ Tomato
187,20
208,68
247,74
244,97
429,40
Terung/ Eggplant
136,51
189,15
220,62
135,22
201,8
Kangkung/ Kale
202,00
215,86
233,6
193,57
263,75
Kacang Panjang/Long Beans
771,89
813,88
833,74
637,71
930,05
Bayam/ Spinach
191,11
185,88
174,33
193,44
204,70
Ketimun/ Cucumber
195,50
210,04
183,94
182,48
261,25
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke / Source: Food Crops Department of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015 C.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Buah-Buahan
Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Merauke yaitu belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, dan salak. Data luas lahan dan produksi buah-buahan di Kabupaten Merauke diuraikan pada tabel berikut:
C.
Fruits
Fruit productions in Merauke are starfruit, duku, durian, guava, guava water, orange, mango, mangosteen, jackfruit, pineapple, papaya, banana, rambutan, and salak. The detailed of data land area and production Fruits of Merauke is in the following table:
Tabel 4.6 Luas Panen Buah-Buahan di Kabupaten Merauke, 2009-2013 (ha) Table 4.6 Fruits Harvested Area in Merauke 2009-2013 (ha) Jenis Buahan/ Fruit Type 2009 2010 2011 2012 Mangga/ Mango 340,90 357,00 376,75 414,50 Durian/ Durian 4,65 5,05 6,50 7,75 Rambutan/ Rambutan 44,25 46,70 51,50 50,00 Pisang/ Banana 511,00 771,00 822,5 847,25 Pepaya/ Papaya 25,05 32,10 34,85 37,50 Nanas/ Pineapple 16,30 26,90 28,45 30,40 Salak/ Salak 2,95 4,50 6,75 7,55 Jambu Biji/ Guava 16,10 17,05 18,50 Jambu Air/ Water Guava 22,25 23,60 24,40 Jambu Bol/ Bol Guava 10,10 11,65 12,25 Jeruk Valensia/ Valencia Orange 24,05 26,45 26,67 28,85 Jeruk Keprok/ Tangerine 124,75 129,30 139,50 Jeruk Siam/ Citrus 7,15 7,80 8,80 10,85 Jeruk Besar/ Big Orange 18,85 19,75 21,15 20,45 Alpukat/ Avocado 1,60 2,27 3,10 4,25
2013 441,62 16,25 53,50 894,75 40,30 34,55 8,45 21,8 26,1 13,4 31,35 141,5 12,25 21,70 4,00
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Source: Food Crops Department of Merauke
Tabel 4.7 Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Merauke, 2009-2013 (ton) Table 4.7 Fruits Production in Merauke 2009-2013 (ton) Jenis Buahan/ Fruit Type 2009 2010 2011 2012 Mangga/ Mango 1.022,70 1.110,50 1.143,45 1.150,75 Durian/ Durian 20,00 20,94 23,00 24,75 Rambutan/ Rambutan 354,00 389,69 406,30 411,00 Pisang/ Banana 6.643,00 10.901,30 11.893,85 11.970,00 Pepaya/ Papaya 286,20 296,62 299,66 302,70 Nanas/ Pineapple 130,40 222,38 228,26 231,90 Salak/ Salak 27,35 41,54 51,04 49,03 Jambu Biji/ Guava 128,87 132,99 134,10 Jambu Air/ Water Guava 213,03 221,56 223,55 Jambu Bol/ Bol Guava 39,94 42,63 43,95 Jeruk Valensia/ Valencia Orange 149,94 191,48 197,57 197,25 Jeruk Keprok/ Tangerine 1.012,96 1.059,13 1.043,15 Jeruk Siam/ Citrus 41,70 44,33 46,05 46,90 Jeruk Besar/ Big Orange 91,25 99,45 101,63 103,00 Alpukat/ Avocado 1,60 2,74 5,30 5,65 Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke Source: Food Crops Department of Merauke
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
2013 1.230,95 41,5 416,99 12.830,74 345,15 277,23 54,93 170,04 246,80 49,88 232,36 1.162,40 64,69 104,90 6,25
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.3 Peta Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Merauke Figure 4.3 Agriculture Potential Map of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
D. Perkebunan
D.
Plantation
Gambar 4.4 Ilustrasi Perkebunan di Kabupaten Merauke Figure 4.4 Illusatration Plantation Sector in Merauke
Komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi terdiri dari beberapa komoditi di Kabupaten Merauke adalah kelapa, kelapa sawit, karet, lada, jambu mete, pala, vanili, dan kapuk, kemiri dan lainnya. Luas areal dan produksi perkebunan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Plantation commodities in Merauke that have a sufficiently high economic value consists of several commodities; coconut, oil palm, rubber, pepper, cashew, nutmeg, vanilla, and Kapok, Tamarind and others. The wide area and plantation production can be seen in the following table:
Tabel 4.8 Luas lahanProduksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kab. Merauke 2013 Table 4.8 Wide Area of Plantation Based On Plant Type in Merauke 2013 Luas Produksi/ Jenis Perkebunan/ Lahan/ Production District Plant Type Wide Area (ton) (ha) Karet/ Rubber 2.497,98 183,19 Distrik Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Kelapa/ Coconut 6.576,00 547,50 Distrik Kimaam, Tabonji, Waan, Ilwayab, Okaba, Tubang, Ngguti, Kaptel, Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Kelapa Sawit/ Palm Oil 18.425,90 - Distrik Jagebob Lada/ Pepper - Distrik Kimaam, Okaba, Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Jambu Mete/ Cashew 597,00 14,01 Distrik Kimaam, Tabonji, Waan, Ilwayab, Okaba, Tubang, Ngguti, Kaptel, Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Pinang/ Areca 111,00 1,88 Distrik Kimaam, Okaba, Kurik, Malind, Merauke, Naukenjerai, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Kapuk Randu/ Kapok 571,00 60,77 Distrik Kimaam, Okaba, Kurik, Malind, Merauke, Naukenjerai, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Kemiri/ Candlenut 144,00 62,5 Distrik Okaba, Tubang, Ngguti, Kaptel, Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Ulilin Vanili/ Vanila 0,50 - Distrik Sota Jahe/ Gingger 12,0 - Distrik Semangga, Tanah Miring, Sota Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Merauke Source: Plantation and Forestry Department of Merauke
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.5 Perkembangan Luas Lahan Tanaman Perkebunan di Kabupaten Merauke 2011-2013 Figure 4.5 Wide Area Development of Plantation in Merauke 2011-2013
Gambar 4.6JumlahProduksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Merauke 2011-2013 Figure 4.6 Total Production of Plantation in Merauke 2011-2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.7 Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Merauke Figure 4.7 Plantation PotentialMap of Merauke
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2. Sektor Peternakan
2015
4.2. Animal Husbandry Sector
Gambar 4.8 Peta Potensi Peternakan Kabupaten Merauke Figure 4.8 Animal Husbandry Potential Map of Merauke
Potensi sektor peternakan di Kabupaten Merauke antara lain adalah sapi, kerbau, kuda, kambing, babi, ayam pedaging, ayam petelur, itik, dan ayam kampong. Berikut penyebaran dan jumlah populasi ternak di Kabupaten Merauke, seperti dirinci pada tabel 4.9 berikut.
No
Jenis Ternak/ Livestock Type
1
Sapi Potong/ Beef Cattle
2
Kerbau/ Buffalo
3
Kuda/ Horse
4
Kambing/ Goat
5
Babi/ Pig
6 7 8 9
Ayam Kampung/ Chicken Ayam Petelor/ Laying Hens Ayam Pedaging/ Broiler Chicken Itik/ Duck
Animal husbandry sector potential in Merauke are cattle, buffalo, horse, goat, pig, broiler chicken, Laying hens, ducks, and chickens. The detailed of spread area and livestock population in Merauke is in the table 4.9.
Tabel 4.9 Populasi Ternak di Kabupaten Merauke 2013 Table 4.9 Livestock Population in Merauke 2013 Populasi/ Wilayah/ Area Population Distrik Kimaam, Tabonji, Ilwayab, Okaba, Tubang, Ngguti, Kaptel, 31.799 Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Distrik Kurik, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah 1.238 Miring, Muting Distrik Kimaam, Okaba, Tubang, Kurik, Animha, Malind, 1.613 Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Distrik Kimaam, Okaba, Kurik, Animha, Malind, Merauke, 6.518 Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin Distrik Kimaam, Tabonji, Waan, Ilwayab, Okaba, Tubang, Ngguti, 5.273 Kaptel, Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin 953.975
Tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Merauke
105.590
Distrik Kurik, Merauke, Semangga, Tanah Miring
301.700
Distrik Merauke, Semangga, Tanah Miring,Sota
29.044
Distrik Kurik, Animha, Malind, Merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah Miring, Jagebob, Sota, Muting, Elikobel, Ulilin
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanKabupaten Merauke Source: Animal Husbandry and Animal Health Department of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.9 Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Merauke 2011-2013 Figure 4.9 Livestock Population Development in Merauke 2011-2013
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanKabupaten Merauke Source: Animal Husbandry and Animal Health Department of Merauke
Gambar 4.10 Produksi Telur di Kabupaten Merauke 2011-2013 Figure 4.10 Egg Production in Merauke 2011-2013
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan HewanKabupaten Merauke Source: Animal Husbandry and Animal Health Department of Merauke
38
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.11 Peta Potensi Peternakan di Kabupaten Merauke Figure 4.11 Livestock Potential Map of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.3. Sektor Perikanan
4.3. Fishery Sector
Gambar 4.12 Produksi dari Sektor Perikanan di Kabupaten Merauke Figure 4.12 Fishery Sector Production in Merauke
Komoditi perikanan di Kabupaten Merauke juga memiliki potensi untuk dikembangkan. Komoditi yang potensial untuk dikembangkan adalah di sektor perikanan laut dan perikanan darat.Pemasaran melalui diversifikasi olahan yang inovatif dalam bentuk unik menjadi bahan komoditi yang menarik baik untuk pasar lokal maupun internasional. Prospek pengembangan ikan tangkap sebagai komoditi unggulan sangat potensial dan dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja. Berikut rincian produksi jenis ikan dan wilayah penyebarannya.
Fishery commodities in Merauke also have potential to be developed. Commodity potential to be developed is in the sea fisheries sector and aquaculture. Marketing through innovative diversification processed in the unique shape becomes an attractive commodity material both for local and international markets. The development prospects of catching fish as a commodity potential and can make a major contribution to the economy of regional and employment. Here are the details of the fish type production and spread areas.
Tabel 4.10 Produksi (Ton) Perikanan dan wilayah Penyebarannya di Kabupaten Merauke 2013 Table 4.10 Fishery Production (Ton) and Spread Area in Merauke 2013 Jumlah Produksi/ No Jenis Ikan/ Fish Type Total Production Distrik / Distric (kg) Perikanan Laut/ Sea Fishery 1
Bandeng/ Milkfish
323.044
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
2
Bawal/ Pomfret
264.318
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
3
Layur/ Hairtail
0
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Bulanak/ Mullet
860.837
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
0
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
4 5
Ayam Laut/ Sea Chicken
6
Bubara/Trevally
74.218
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
7
Duri/ Thornfish
50.544
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
8
Gurita/ Octopus
57
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
9
Kakap/ Snapper
1.309.114
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
10
Kembung/ Mackerel
277.000
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
11
Kura/ Turtle
1.119.657
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
205.530
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
0
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
12
Layang/ Flyingfish
13
Kurisi/ Threadfin Breami
14
Mata Bulan/ Eyemonth fish
5.300
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
15
Ketambong/ Ketambong
4.000
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No 16
Jenis Ikan/ Fish Type Pari/ Stingray
2015
Jumlah Produksi/ Total Production (kg) 2.287
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Distrik / Distric
17
Sembilang/ Semblang
8.866
18
Paha Tembuk/ Repang
666.700
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
19
Tenggiri/ Spanish Mackerel
38.122
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
20
Kepiting Bakau/ Mangrove Crab
600.000
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
21
Udang Putih/ White Shrimp
815.320
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
22
Cumi-cumi/ Squid
103.900
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
23
Sotong/ Cuttle
83.100
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Ikan Merah/ Red fish
20.910
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
24 25
Ekor Kuning/Caesionidae
0
26
Cakalang/ Tuna (Skipjack)
80.000
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Perikanan Darat/ Aquaculture 1
Betik/ Bethik Fish
76.073
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
2
Mujair/ Tilapia Fish
546.234
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
3
Lele/ Catfish
14.067
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
4
Gabus/ Snakehead Murrel
170.687
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Udang Galah/ Giant Prawn
54.680
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
6
Kakap Merah/ Red Snapper
66.178
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
7
Kaca/Glass fish
1.184
Okaba, Merauke, dan Naukenjerai
Jumlah/ Total
7.841.927
5
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Hewan Kabupaten Merauke Source: Marine and Fishery Department of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.13 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Merauke Figure 4.13 Fishery Potential Map of Merauke
42
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.4. Sektor Pariwisata
2015
4.4. Tourism Sector
Gambar 4.14 Potensi Wisata di Kabupaten Merauke Figure 4.14 Tourism Potential in Merauke
Di Kabupaten Merauke terdapat banyak destinasi/tujuan wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan domestik dan wisatawan asing yang sebagian besar merupakan wisata alam. Potensi wisata di Kabupaten Merauke dirasa perlu mendapat perhatian dan dikembangkan agar potensi dari sektor ini dapat menambah pendapatan perekonomian di Kabupaten Merauke. Keindahan alam di Kabupaten Merauke tak kalah menarik dibanding objek wisata lain di Indonesia. Berikut data potensi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Merauke.
There are many destinations/ tourist destination in Merauke that can be enjoyed by tourists both domestic and foreign tourists, mostly natural attractions. Tourism potential of Merauke need more attention and developed so that can increase the economy's income in Merauke. The natural beauty of Merauke equally interesting with other tourist attractions in Indonesia. The following data shows the potential attractions in Merauke.
1
Tabel 4.11 Potensi Objek wisata dan Lokasi wisata di Kabupaten Merauke Table 4.11 Potential Objects and Tourist Sites in Merauke Obyek Wisata/ Jenis wisata / Lokasi / Location Tourism Object Tourism Type Pantai Urum/ Urum Beach Distrik Semangga Wisata Alam
2
Pantai Matara/ Metara Beach
Distrik Semangga
Wisata Alam
3
Pantai Wendu/Wendu Beach
Distrik Semangga
Wisata Alam
4
Pantai Wambi/ Wambi Beach
Distrik Okaba
Wisata Alam
5
Pantai Mbuti/ Mbuti Beach
Kelurahan Samkai
Wisata Alam
6
Pantai Lampu Satu/ Lampu Satu (One Lamp) Beach
Kelurahan Samkai
Wisata Alam
7
Pantai Kaiburse/ Kaiburse Beach
Distrik Malind
Wisata Alam
8
Pantai Ndalir/ Ndalir Beach
Dist. Noukenjerai
Wisata Alam
9
Pantai Payum/ Payum Beach Pemandian & Pemancingan Biras/ Baths and Fishing Biras Pemandian & Pemancingan Kolam Parako/ Baths and Fishing Pond Parako Pemandian Air Panas & Air Belerang/ Thermal Baths and Watter Sulfur Rumah Semut/ Ant House Suaka Marga Satwa Pulau Dolak/ Dolak Island Wildlife Reserve Suaka Marga Satwa Sungai Bian/ Bian River Wildlife Reserve Cagar Alam Kumbe/ Kumbe Conservation Area
Kelurahan Samkai
Wisata Alam
Kampung Wasur
Wisata Alam
Kampung Wasur
Wisata Alam
Jln. Yos Sudarso
Wisata Alam
Kampung Wasur
Wisata Alam
Distrik Kimaam
Wisata Alam
Distrik Okaba
Wisata Alam
Distrik Malind
Wisata Alam
No
10 11 12 13 14 15 16
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
17
Obyek Wisata/ Tourism Object Pulau Habe/ Habe Island
Distrik Okaba
Wisata Alam
18
Pulau Pombo/ Pombo Island
Distrik Kimaam
Wisata Alam
19
Kampung Wasur
Wisata Alam
Distrik Sota
Wisata Sejarah
21
Taman Nasional wasur/ Wasur National Park Tugu Sabang Merauke & Tugu Tapal Batas/ Sabang Merauke Monument and Tapal Batas Monument Tugu Pepera/ Pepera Monument
Jln. Raya Mandala
Wisata Sejarah
22
Tugu L.B. Murdani/ L.B. Murdani Monument
Dist. Tanah Miring
Wisata Sejarah
23
Bangunan Kantor Pos Lama/ Old Post Office Building Bangunan Ex Resident Van Cruysent/ Van Cruysent Ex Resident Building Patung Kristus RAJA/ King Christ Statue Masjid Nurul Huda di Spadem/ Nurul Huda Mosque in Spadem Kebun Buah-buahan/ Fruits Garden Taman Hiburan Rakyat Hasanab Sai/ Amusement People Park of Hasanab Sai Patung Kristus RAJA/ King Christiany Statue
Jln. Sabang
Wisata Sejarah
Jln. Sabang
Wisata Sejarah
Distrik Jagebob
Wisata Rohani
Jln. Spadem
Wisata Rohani
Distrik Jagebob
Wisata Agro
Distrik Merauke
Wisata Umum
Distrik Merauke
Wisata Rohani
No
20
24 25 26 27 28 29
Lokasi / Location
30 Patung Oetrus Vertenten/ Oetrus Vertenten Statue Distrik Okaba Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Merauke 2014 Source: Culture and Tourism Department of Merauke 2014
44
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Jenis wisata / Tourism Type
Wisata Sejarah
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.15 Peta Potensi Pariwisata Kabupaten Merauke Figure 4.15 Tourism Potential Map of Merauke
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
45
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Tanaman Padi dan Industri Penggilingan Padi
5.1. Paddy Investment Opportunities Development and Rice Mill Industry
Kabupaten Merauke memiliki areal yang luas dan produksi padi terbesar di Provinsi Papua. Jumlah produksi padi di Kabupaten Merauke sebesar 177.581 ton dengan luas panen sebesar 35.507 ha. Rata-rata peningkatan luas lahan di Kabupaten Merauke sebesar 5,75% per tahun, sedangkan rata-rata peningkatan produksi padi mencapai 15,11% per tahunnya. Berikut adalah perkembangan produksi dan luas panen padi di Kabupaten Merauke.
Merauke has a large area of rice fields and the largest paddy production in the Papua. The amount of rice production in Merauke was 177,581 tons with a harvested area of 35,507 hectares. The average increase in land area in Merauke was 5.75% per year, while the average increase in rice production reached 15.11% per year. Here is the production development and harvested area of paddy in Merauke.
Gambar 5.1 Perkembangan Produksi dan Luas Panen Padi di Kabupaten Merauke 2009-2013 Figure 5.1 Production Development and Harvested Area of Paddy in Merauke 2009-2013
Program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) adalah suatu pengembangan atau pengusahaan pangan dalam skala luas dengan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup perkebunan, pertanian dan peternakan yang berada dalam suatu kawasan lahan yang luas. Misi utama dari program ini adalah mengejar swasembada pangan berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan ekspor pangan. Oleh karena itu, program ini dilakukan dalam skala luas, sehingga pengusahaannya dilakukan dengan melibatkan pihak swasta bekerjasama dengan petani.
Program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) is a development or exploitation of food on a large scale with the concept of the development of food production that carried out in an integrated manner include plantations, farms and ranches which located within a vast area of land. The main mission of this program is the pursuit of sustainable food security and to improve the ability of food exports. Therefore, this program is done on a large scale, so the effort is done by involving the private parties in collaboration with farmers.
Rencana pengembangan usaha tani padi di Kabupaten Merauke sejalan dengan program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang mengalokasikan lahan untuk tanaman padi seluas 1 juta hektar dari total luasan yang disediakan seluas 1,6 juta hektar.
Paddy farming development plan in line with the program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) which allocates land for rice crop area of 1 million hectares of the total provided area 1.6 million hectares. The potential of natural resources (climate, soil, topography) in accordance
46
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Potensi sumber daya alam (iklim, tanah, topografi) yang sesuai dengan agroekosistem padi, diharapkan pengembangan usaha tani padi dapat menghasilkan produksi padi/beras secara optimal. Sejalan dengan rencana pengembangan usaha tani padi di Kabupaten Merauke dengan luas lahan yang sangat luas (rice estate) diperlukan investasi yang cukup besar. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Merauke membuka peluang investasi dari luar, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) untuk pengembangan agribisnis padi secara modern.
with the paddy agro-ecosystem, it is expected the development of paddy farming can result in the production of paddy/rice optimally. In line with the development plan of paddy farming in Merauke with very large land area (rice estate) required a substantial investment. So, the Merauke government opens investment opportunities from the outside, both Domestic Direct Investment (DCI) and Foreign Direct Investment (FDI) for the development of modern paddy agribusiness.
Potensi komoditi padi di Kabupaten Merauke menciptakan peluang usaha dan investasi agroindustri perberasan, baik agroindustri hulu berupa industri sarana produksi pertanian yang meliputi industri benih, pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian maupun industri hilir berupa industri pengolahan padi terintegrasi (rice center). Industri tanaman padi cukup beraneka ragam mulai dari yang paling dominan gabah menjadi beras sebagai pangan pokok, pangan fungsional, pangan olahan berbasis kue dan sebagai bahan baku industri dengan masingmasing turunan produk berbasis beras yang cukup beraneka ragam. Disamping produk sampingan seperti jerami, dedak dan sekam yang dapat dimanfaatkan berbagai macam produk sampingan berbasis limbah padi.
The potential for commodity paddy in Merauke able to create business opportunities and investments rice agro-industry, both upstream agro-industry in the form of agricultural inputs which include seed industry, fertilizers, pesticides and agricultural equipments and machines, and downstream processing industry in the form of integrated paddy (rice center). Paddy crop industry is quite diverse ranging from paddy to rice as a staple food, functional food, cake-based processed food and raw material industry with each derivative of rice-based products. Besides by products such as straw, bran and husk that can be used as various kinds of waste rice-based by products.
Gambar 5.2 Pohon Industri Tanaman Padi Figure 5.2 Paddy Industry Tree
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
47
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Rice Center adalah salah satu fasilitas untuk menampung aktivitas pengolahan dan perdagangan beras secara modern. Dalam kawasan Rice Center akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, baik fasilitas utama maupun fasilitas penunjang agar menjamin terselenggaranya transaksi (domestik maupun ekspor) dengan baik. Kegiatan dalam kawasan Rice Center mulai dari perontokan padi (hasking), pengeringan gabah (drying), penggiling gabah menjadi beras dan penyimpanan beras yang dilakukan terintegrasi secara modern. Sedangkan pengembangan kawasan Rice Centre adalah untuk kegiatan terkait dengan perberasan, mulai dari pembelian gabah, proses penggilingan beras, pergudangan, dan perdagangan beras. Selain untuk memproduksi beras konsumsi, biasanya Rice Center juga digunakan untuk proses pembuatan benih padi, sehingga dilengkapi dengan lahan produksi benih.
Rice Center is one of the facilities to accommodate the processing and trading riceactivities in modern way. The area of Rice Center will be equipped with various facilities, both major facilities and supporting facilities in order to ensure the implementation of the transaction (domestic and export). Activity in Rice Center area started from rice threshing (hasking), grain drying (drying), grinding grain into rice and rice storage that done in integrated modern way. While Rice Centre is the development of the area for activities related torice, starting from the purchase of grain, rice milling process, warehousing, and the rice trade. In addition to producing rice consumption, Rice Center is also used for the manufacture of rice seed, so it is equipped with seed production fields.
Kebutuhan lahan untuk Rice Center sekitar 50 ha yang peruntukannya untuk lahan produksi benih dan gudang alsintan (on-farm) seluas 35 ha, sedangkan industri pengolahan padi menjadi beras serta penggudangan dan pemasaran minimal 15 ha. Di dalam industri pengolahan padi terdapat sarana mesin pengering gabah dengan kapasitas 30 ton untuk satu kali pengeringan (minimal 2 unit) dan 1 unit Rice Mill Plant (RMP) yang memproses gabah menjadi beras secara otomotasi dengan kapasita 6-12 ton gabah per jam. Nilai investasi Rice Center yang terdiri atas tanah dan bangunan serta alat dan mesin pengolahan gabah (RMP) sekitar Rp. 500 milyar.
Land requirement for Rice Center about 50 hectares of land allotment for seed production and alsintan warehouse (on-farm) covering an area of 35 ha, and at least 15 ha for the rice processing industry; warehousing and marketing. In the rice processing industry, thereis medium grain dryer with a capacity of 30 tons for one drying (at least 2 units) and 1 unit of Rice Mill Plant (RMP) that automathically processes grain into rice with its capacity of 6-12 tons of grain per hour. Value investing Rice Center, which consists of land and buildings, machine and tools of processing grain (RMP) of about Rp. 500 billion.
Gambar 5.2 Industri Pengolahan Beras Terintegrasi (Rice Center) Figure 5.2 Intergrated Rice Processing Industry (Rice Centre)
48
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Pengolahan padi menjadi beras secara prinsip, melibatkan tahapan yang sederhana yakni :
In principle, processing of paddy into rice involves simple steps:
1) Pemisahan kotoran, Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak terbawa kotoran lain seperti jerami, daun, batang bahkan benda lainyang tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya. Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara 18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih besar. 2) Pengeringan dan penyimpanan padi, Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak. 3) Pengupasan kulit (husking), Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Pengupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Gabungan dari sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran mutu beras putih. 4) Penggilingan (milling), Tahapan penggilingan adalah proses penyempurnaan penyosohan dan pelepasan lapisan penutup butir beras. Teknologi penggilingan sudah sangat berkembang untuk menghasilkan beras putih yang baik. Proses ini dibagi lagi menjadi penyosohan, pemutihan (whitening) dan pengkilapan (shining). Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup semaksimal mungkin. 5) Pengemasan dan distribusi. Kemasan yang ditawarkan dalam bentuk kemasan 5 kg, 10 kg, dan 25 kg dan dapat didistribusikan.
1) Separation of dirt, Separation of impurities from the rice crop in the fields is conducted because there is still a lot of feces and others such as straw, leaves, stems even other unusual objects such as rocks and sand. This debris will interfere the absorption of calories, especially the drying process and the inhibition of the movement of rice in the next stage. The water content of the harvestedpaddy varies between 18-25%, and even in some cases can be much larger. 2) Drying and storage of rice, Drying is done to reduce the moisture content to about 14% so as to facilitate and reduce the damage in the milling and processing. The water content is too high complicate stripping the skin and cause damage (broken or crushed) due to the soft texture.
3) Peeling skin (husking), Milling is stripping the bran which is the most important stage of the whole process. Stripping the skin is the transformation of paddy into rice which already can be cooked to be eaten. The next process is refinement of milling and to improve hygiene. Combination of milling as well as the cleanliness and integrity of the seed is a measure of the quality of the white rice.
4) Milling (milling), Milling is the process of refinement stages of husking and release cover layer of rice grains. Technology milling has been highly developed to produce good white rice. This process is divided into milling, bleaching (whitening) and polishing (shining). Nevertheless, the core of this process is to separate the cover layer as much as possible.
5) Packaging and distribution. Packaging is offered in the form of packing 5 kg, 10 kg, and 25 kg and then can be distributed.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
49
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.3 Proses Pengolahan Padi Figure 5.3 Paddy Processing Process
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Bisnis Penggilingan Padi diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi masyarakat sekitar pabrik, petani, dengan adanya LKM sebagai lembaga pendukung kegiatan pertanian dalam hal keuangan membantu memberikan modal secara kredit bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya yang menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. Diberikan pendamping untuk membantu petani melalui pelatihan-pelatihan agar petani mendapat wawasan yang lebih dalam lingkup pertanian. Tenaga kerja petani terbantu dengan adanya mesin penggiling modern ini sehingga menghemat tenaga dan waktu dalam kegiatan pasca panen. Sehingga dengan adanya manfaat tersebut perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar terutama para petani.
Business Paddy Milling expected to give benefit and added value, both for the community around the factory, the farmers, with the MFIs (Monetary Financial Istitusion) as supporting institutions of agricultural activities in terms of financial help that provide credit capital to the farmers to grow rice, starts from purchasing seeds, fertilizers, until othesr that support the sustainability of agricultural activities. Given a companion to assist farmers through training so that farmers get more insight in the sphere of agriculture. The labor of farmers helped by the existence of this modern grinding machine that saves energy and time in post-harvest activities. So with the benefit, the community accepted the company, especially farmers.
Kebutuhan Investasi dalam rencana usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern ini terdiri dari bangunan, peralatan dan perlengkapan sebagai modal awal yang dikeluarkan pemilik untuk mendukung berjalannya usaha. Rincian dari rencana investasinya dapat dilihat pada tabel 5.1.
Investment needs in the establishment of modern paddy milling plant business plan are buildings, equipment and supplies as initial capital spent to support passage of the business owner. Detail of the investment is showed in the table 5.1.
50
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 5.1 Kebutuhan Investasi (Rp. 000) Table 5.1 The Needs of Investment (Rp. 000) No
Biaya Investasi/ Investment Cost
Umur/ Age (tahun / year)
Nilai Sisa/ Residual Value (Rupiah)
Harga Beli/ Buying Price (Rupiah)
Total Biaya/ Total Cost (Rupiah)
m2
800
2.560.000
20
256.000
800
m2
400
320.000
25
32.000
4
unit
1.536.700
6.146.800
12
614.680
4
unit
895.400
3.581.600
12
358.160
2
unit
374.000
748.000
5
74.800
920
m
300
276.000
10
27.600
1
unit
150.000
200.000
5
20.000
1
unit
150.000
200.000
5
20.000
1
paket
15.000
20.000
4
paket
95.000
380.000
5
38.000
8
unit
2.500
20.000
3
2.000
6
unit
147.500
885.000
7
88.500
2
unit
30
60
5
6
Jumlah/ Total
Satuan / Unit
3.200
13
Bangunan Pabrik/ Manufacture Building Area Parkir/ Parking area Mesin Giling/ Milling Machine Mesin Pengering/ Drying Machine Genset/ Generator Pemasangan Pagar/ Gate Instalation Instalasi Listrik/ Electric Instalation Instalasi Air/ Water Instalation Perizinan/ License Alat Kantor, Meja, & Kursi/ Stationery, Desk and Chair Handlift/ Handlift Alat Transportasi/ Transportation Equipment Papan Tulis/ Board
14
Terpal/ Tarpaulin
2
unit
1.500
3.000
3
300
15
Kalkulator/ Calculator
4
unit
50
200
2
20
16
Sekop/ Shovel Gerobak Modern/ Modern Cart Sapu/ Broom
8
unit
75
600
5
60
15
unit
2.400
36.000
7
3.600
15
unit
10
150
1
15
2
unit
1.000
2.000
5
200
2
unit
5.000
10.000
5
1.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17 18 19 20
Printer & Fax Laptop Komputer/ Notebook Computer Jumlah/ Total
15.389.410
2.000
142
1.538.941
Sumber: Hasil Olahan 2015 Source: Processed Product 2015
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang menunjang kegiatan operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Operational costs are costs incurred to meet all the needs that support operational activities. Operational costs consist of variable costs and fixed costs.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
51
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
(1) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
(1) Fixed Costs Fixed costs are costs which the amount is not affected by changes in production volume. The amount of fixed costs incurred each year can be seen in the table 5.2.
Tabel 5.2 Biaya Tetap Table 5.2 Fixed Cost Jumlah/ Total
Satuan/ Unit
1
Biaya Perawatan Mesin/ Machine Maintenance Cost
2
Kali/ time/ times
150.000
300.000
3.600.000
2
Biaya Perawatan Mobil/ Car Maintenance Cost
2
Kali/ times
24.000
48.000
576.000
3
Pajak Mobil/ Car Tax
3
Orang/ People
14.000
42.000
126.000
4
Gaji Pegawai Manajemen/ Mangement Staff Fee
6
Orang/ People
5.000
30.000
360.000
5
Gaji LKM/ LKM Fee
6
Orang/ People
2.000
12.000
144.000
6
Gaji Pendamping Petani/ Farmer Companion Fee
6
Orang/ People
2.500
15.000
180.000
7
Gaji Marketing/ Marketing Fee
6
Orang/ People
3.000
18.000
216.000
8
Biaya Listrik Penerangan/ Light Electric Cost
1
Bulan/ Month
4.000
4.000
48.000
9
Biaya Telepon/ Phone Cost
1
Bulan/ Month
5.001
5.001
60.012
10
Biaya Promosi/ Promotion Cost
1
Bulan/ Month
40.000
40.000
480.000
11
Pajak Bumi dan Bangunan/ Property Cost
1
Tahun/ Year
1.500
1.500
1.500
514.001
5.791.512
Jenis Biaya Tetap/ Variable Fixed Cost
No
Jumlah Biaya Tetap/ Total Fixed Cost
Total Harga/ Total Price (Rupiah)
(000) 1 Tahun/ 1 year (Rupiah)
Harga/ Price (Rupiah)
Sumber: Hasil Olahan 2015 Source: Processed Product 2015 (2) Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada output yang akan diproduksi. Yang termasuk kedalam biaya variabel terinci pada tabel 5.3.
52
(2) Variable Costs Variable costs are costs that amount depend on the output to be produced. The detailed is in the Table 5.3.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 5.3 Biaya Variabel Table 5.3 Variable Cost
Jenis Biaya Variabel/ Variable Cost type
No
1
2
Pembelian GKP Plastik Kemasan/ Purchase of GKPPlastic Packaging Transparan Medium 20/50 Plastik Kemasan/ 20/50 Medium Transparent Plastic Packaging
Jmlh per 1 x produksi/ Total per piece x Production
Satuan/ Unit
Harga/ Price (Rupiah)
TC 1 x Produksi/ TC 1x Production (Rupiah)
1 tahun (12x)/ 1 year (12x) (Rupiah)
7.840
Kg
3.300
25.872.000
77.616.000
932
Kg
300
279.600
3.355.200
4.760
Kg
500
2.380.000
28.560.000
3
Transparan Premium 5/10 / 5/10Transparent Premium
4
Biaya Perawatan Pabrik/ Factory Maintenance Costs
1
Tahun
5
Biaya Air/ Water Cost
1
Bulan
6.000
6.000
72.000
6
Biaya Transportasi/ Transportation Cost
1
Bulan
48.000
48.000
576.000
7
Gaji Tenaga Kerja Produksi/ Production Labor Fee
5
Orang
1.500
7.500
90.000
8
Biaya Listrik untuk Mesin/ Electricity Cost (Machine)
1
Bulan
200.000
200.000
2.400.000
8.793.100
112.933.200
Jumlah Biaya Variabel/ Total Variable Cost
264.000
Sumber: Hasil Olahan 2015 Source: Processed Product 2015 Berikut ini adalah ringkasan hasil proyeksi laporan laba rugi proyek pada 12 tahun. Hasil perhitungan pendapatan diperoleh pada tahun ke-1 sebesar Rp. 72,56 milyar, naik pada tahun ke-2 sebesar Rp. 76,2 milyar dan seterusnya. Untuk Lababersih mendapatkan keuntungan pada tahun ke 1 yaitu sebesar Rp. 3,4 milyar dan tahun selanjutnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tahun/ Year 0 1 2 3 4 5
The following is a summary of the results projected income statements on a 12-years project. The calculation result obtained in first year revenue of Rp. 72.56 billion, an increase in second year Rp. 76.2 billion and beyond. Net income for the benefit in first year is equal to Rp. 3.4 billion and next year can be seen in the following table:
Tabel 5.4 Ringkasan Hasil Laba Rugi Table 5.4 Summary of Profit and Loss URAIAN (Dalam Milyar Rupiah)/ Explanation (In Billion Rupiah) Pendapatan/ Revenue Laba Bersih/ Net Profit -11,9 122,1 5,1 128,2 5,2 134,7 5,5 141,6 5,7 148,6 5,9
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
53
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Tahun/ Year 6 7 8 9 10 11 12 Sumber: Hasil Olahan 2015 Source: Processed Product 2015
5.3. Analisis Finansial
Kriteria
URAIAN (Dalam Milyar Rupiah)/ Explanation (In Billion Rupiah) Pendapatan/ Revenue Laba Bersih/ Net Profit 156,1 6,3 164,1 6,6 172,3 6,9 181 7,2 190,1 7,5 119,7 7,9 209,7 8,2
Kelayakan
5.3. Financial Feasibility Analysis Criteria
Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan guna untuk menentukan apakah usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Perhitungan kriteria investasi menggunakan metode Cash Flow, dimana seluruh penerimaan selama dua belas tahun ke depan didiskontokan pada masa kini. Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 12%. Analisis kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 4 (empat) kriteria, yaitu NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period yang dapat dilihat pada Tabel berikut:
Feasibility criteria analysis performed in order to determine whether the business establishment of modern paddy milling plant deserves to be developed during the life of the project. Calculation of investment criteria Cash Flow method, where all receipts for twelve years into the future are discounted to the present. The interest rate used is 12%. Analysis of the eligibility criteria used in this study is the use of four (4) criteria, which are NPV, Net B/C, IRR and payback period can be seen in the following table:
Tabel 5.5 Kriteria Kelayakan Investasi Proses Penggilingan Padi Table 5.5 Feasibility Investment Criteria of Paddy Milling Process Analisis / Analysist Nilai / Value Justifikasi / Justification Investasi /Investment
Rp. 15.389.410.000
NPV
Rp. 5.851.764,31
IRR
35.65%
NET B/C Payback Periode
1.04
Layak/ Worth; NPV > 0 Layak/ Worth ; IRR > Tingkat Suku Bunga / Interest Rate12% Layak/ Worth ; B/C Ratio > 1
3.1
3 Tahun/ 3 Years
a. Net B/C ratio
a. Net B / C ratio
Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,04 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,04 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
Analysis of Net B/C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B/C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B/C ratio is 1.04, which means the profit obtained is 1.04 times that of the cost incurred.
54
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
b. Payback Period
b. Payback Period
Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke-3 lebih 1 bulan.
The payback period is defined as the period of return of the investments made by the profits of a project. The payback period occurs in the third year and one month (3 year 1 month) by the result of the calculation of the feasibility values analysis.
c. Net Present Value (NPV)
c. Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 12 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 5.851.764,31,- yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek layak untuk diusahakan.
NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 12% of discount factor shows the NPV value of Rp. 5,851,764.31 which means NPV> 1. This means that an industrial project worth the effort.
d. Internal Rate of Return (IRR)
d. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 35,65%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 6,5% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
IRR is an investment criteria for the profit percentage of a project per year and a measure of the ability of payback period of project lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained is 35.65%. It can be assumed that the applicable bank rate is 6.5% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
55
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.4 Peta Peluang Investasi di Merauke Figure 5.4 Investment Opportunities Map of in Merauke
56
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board