BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENHALMAHERABARAT I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT: INDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG SINGKONG
INVESTMENT OPPORTUNITY IN WEST HALMAHERA: CASSAVA FLOUR PROCESSING INDUSTRY
Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku Utara. Terletak antara 0° 48’ sampai 1° 48’ lintang utara dan antara 127° 16’ 00” bujur timur sampai 127° 16’ 01” bujur timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara di sebelah utara, Kabupaten Halmahera Utara di sebelah Timur, Kota Tidore Kepulauan di sebelah selatan, Laut Maluku di sebelah barat. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Barat sebesar 2.361,56 km² Kabupaten Halmahera Barat memiliki topografi didominasi oleh tanah curam yaitu mencapai 61,98% (kelas lereng >40°), tanah agak curam dimana mencapai 26,19% (kelas lereng 15° - 40°), tanah landai dimana mencapai 10,39% (kelas lereng 3° - 15°), dan tanah datar dimana mencapai 1,43% (kelas lereng <3°). Kabupaten Halmahera Barat memiliki Ketinggian dari permukaan laut, antara 6 m diatas permukaan laut sampai dengan 108 m diatas permukaan laut. Daerah terendah adalah Kecamatan Jailolo Selatan dan Kecamatan Jailolo Timur, sedangkan daerah tertinggi adalah Kecamatan Tabaru yaitu 108 m diatas permukaan laut.
West Halmahera is one of the regency in Maluku. It is located in 0°48’-1°48’ North Latitude and 127°16’00”-127°16’01” East Longitudes. West Halmahera bordered by North Halmahera in the North and in the East, Tidore City Island in the South, and Maluku Sea in the West. Total are of West Halmahera is 2,361.56 km². The topography in West Halmahera is dominated by steep ground, reaching 61.98% (grade slope> 40 °), 26.19% (grade slopes of 15° - 40°) of ground rather steep, 10.39% (class slopes 3° - 15 °) of ramp, and 1.43% (grade slopes <3°) of flatland. The height of West Halmahera is 6-108 meters above sea level. The lowest area in West Halmahera is South Jailolo Distric and East Jailolo District, whereas the highest area is in Tabaru District with 108 m above sea level.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Halmahera Barat selama tahun 2013 tercatat hari hujan sebanyak 215 hari dengan intensitas terendah 43 mm sampai dengan tertinggi 478 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Juli sebanyak 23 hari dan untuk hari hujan terendah sebanyak 9 hari dengan curah hujan 43 mm pada bulan September. Kecepatan angin maksimum sebesar 38 knot yang terjadi pada bulan Januari dan minimum sebesar 12 knot pada bulan April.
According to data from Center Bureau of Statistics (BPS) of West Halmahera in 2013, the rainfalls in West Halmahera were 215 days with the intensity at 43 mm up to 478 mm. The highest rainy days was in Juli with 23 days and the lowest rainy days as much as 9 days with the rainfalls of 43 mm occurred in September. The maximum wind speed of 38 knots that occured in January and a minimum of 12 knots in April.
Peluang Investasi Industri Pengolahan tanaman pangan ketela dan singkong di Kabupaten Halmahera Barat sangat besar. Ubi kayu atau ketela menjadi andalan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Halmahera Barat. Kabupaten Halmahera Barat ini juga termasuk daerah penyuplai pangan di Provinsi Maluku Utara. Tahun 2013, luas panen ubi kayu di Kabupaten Halmahera Barat mencapai 949 ha dengan produksi sebesar 75.920 ton dan untuk
Cassava Processing Industry Investment Opportunities of Yam and Cassava in West Halmahera is very huge. Yam or cassava becomes a mainstay of Agriculture in West Halmahera. West Halmahera also includes areas of food supplies in North Maluku. In 2013, the harvested area of cassava in West Halmahera reached 949 hectares with a production of 75,920 tons and the average production of 80 tons / ha.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
rata-rata produksi 80 ton/ha. Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Halmahera Barat adalah Industri Pengolahan Tepung Singkong. Hal ini sejalan dengan kontribusi sektor pertanian yang mendominasi perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat. Besarnya kontribusi sektor primer yang didominasi oleh sektor pertanian memberikan andil hingga mencapai 10,75% dari total PDRB Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan perekonomian Kabupaten Halmahera Barat sangat tergantung terhadap sektor primer khususnya sektor pertanian.
Therefore, the investment opportunities offered in West Halmahera is Cassava Flour Processing Industry. This is in line with the contribution of the agricultural sector which dominates the economy in West Halmahera. The amount of contribution of the primary sector which is dominated by the agricultural sector contributes up to 10.75% of total GDRP of West Halmahera in 2013. This indicates that the economy of West Halmahera is dependent on the primary sector, especially agriculture.
Kebutuhan dana investasi untuk mengembangkan Industri Pengolahan Tepung Singkong di Kabupaten Halmahera Barat diperkirakan lebih dari Rp.. 18 milyar, dengan nilai Internal rate of Return (IRR) sekitar 28,7% yang lebih besar dari suku bunga 18% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 2 tahun 1 bulan.
Investment fund for developing Cassava Flour Processing Industry in West Halmahera is estimated at more than Rp. 18 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of approximately 28.7% bigger than the interest rate of 18% per year, and the Payback Period for about 2 years and 1 month.
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku Utara. Terletak antara 0° 48’ sampai 1° 48’ lintang utara dan antara 127° 16’ 00” sampai 127° 16’ 01” bujur timur. Secara Administratif kabupaten ini berbatasan dengan:
West Halmahera is one of the regency in Maluku. It is located in 0°48’-1°48’ North Latitude and 127°16’00”-127°16’01” East Longitudes. Administratively, the regency is bordered by:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara, Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku.
Kabupaten Halmahera Barat memiliki luas sebesar 2.361,56 km² terdiri dari 9 Kecamatan dan 146 Desa. Adapun dari 9 Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Jailolo Timur, Kecamatan Sahu, Kecamatan Sahu Timur, Kecamatan Ibu, Kecamatan Ibu Selatan, Kecamatan Tabaru, dan Kecamatan Loloda. Dari 9 Kecamatan tersebut, Kecamatan Loloda memiliki wilayah yang terluas yaitu 614,01 km². Untuk Kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Ibu dengan luas wilayah 109,82 km²
The Aspect Of Geographic And Administrative
North Halmahera in north,
North Halmahera in east,
Tidore City Island in south, and
Maluku Sea in west
West Halmahera has an area of 2,361.56 km² consists of 9 sub-districts and 146 villages. As for the 9 Sub-districts are Jailolo, South Jailolo, East Jailolo, Sahu, East Sahu, Ibu, South Ibu, Tabaru, and Loloda. Of the 9 Sub-districts, Loloda has the widest area of 614.01 km². And the smallest area is Ibu with an area of 109.82 km².
Gambar 1.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 1.1 Wide Area Per-Sub-District in West Halmahera
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Halmahera Barat Figure 1.2 Administration Map of West Halmahera
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Wilayah Kabupaten Halmahera Barat didominasi oleh tanah curam yaitu mencapai 61,98% (kelas lereng >40°), tanah agak curam dimana mencapai 26,19% (kelas lereng 15°-40°), tanah landai mencapai 10,39% (kelas lereng 3°-15°), dan tanah datar mencapai 1,43% (kelas lereng < 3°).
West Halmahera is dominated by steep ground, reaching 61.98% (grade slope> 40°), 26.19% (grade slopes of 15°-40°) of ground rather steep, 10.39% (class slopes 3°-15°) of ramp, and 1.43% (class slopes < 3°) of flatland.
Ketinggian dari permukaan laut di Kabupaten Halmahera Barat antara 6 meter sampai dengan 108 meter diatas permukaan laut. Daerah terendah adalah Kecamatan Jailolo Selatan dan Kecamatan Jailolo Timur, sedangkan daerah tertinggi adalah Kecamatan Tabaru yaitu 108 meter diatas permukaan laut.
The height of West Halmahera is 6-108 meters above sea level. The lowest area in West Halmahera is South Jailolo and East Jailolo Subdistrict, whereas the highest area is in Tabaru with 108 meters above sea level.
Tabel 1.1 Topografi Wilayah Menurut Kemiringan di Kabupaten Halmahera Barat Table 1.1 Topographic Spread based on Slopes in West Halmahera Topografi / Kelas Lereng / Luas/ Area Persen / Percent (%) Topography Slopes (%) (ha) Datar / Flat 0-2 35.248 17,43 Landai/ Sloping
2-5
9.897
4,89
Bergelombang/ Wavy
5-15
44.679
22,09
Berbukit/ Hilly
15-40
100.398
49,65
>40
12.008
5,94
Bergunung/ Montane
Sumber: Hasil Perhitungan Peta Bappeda Halmahera Barat, 2013 Source: Bappeda Map Calculation Result of West Halmahera, 2013
Jailolo
Tabel 1.2 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Air Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat Table 1.2 Total Area and Sea Level Height Based on Sub-districs in West Halmahera Ketinggian dari Luas Area/ Kecamatan/ Permukaan Laut/ Total Area Sub-district High from sea level (km²) (m) 226,00 13
Jailolo Selatan
147,55
6
Jailolo Timur
281,35
6
Sahu
122,86
7
Sahu Timur
271,00
21
Ibu
109,82
27
Ibu Selatan
368,33
9
Tabaru
220,64
108
Loloda
614,01
28
Halmahera Barat
2.361,56
Sumber: Bappeda, Kabupaten Halmahera Barat, 2013 Source: Development Planning Agency at Sub-National Level of West Halmahera, 2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Halmahera Barat Selama Tahun 2013, Stasiun Meteorologi dan Geofisika Babullah Ternate mencatat suhu udara maksimum sebesar 31,0°C, sedangkan suhu udara minimum tercatat sebesar 24,2°C. Kelembaban udara rata-rata selama tahun 2013 adalah sebesar 84,0%, dengan kelembaban maksimum 91,8% dan kelembaban minimum 76,3%. Selama Tahun 2013 juga tercatat hari hujan sebanyak 215 hari dengan intensitas terendah 43 mm sampai dengan tertinggi 478 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Juli sebanyak 23 hari. Kecepatan angin maksimum sebesar 38 knot yang terjadi pada bulan Januari dan minimum sebesar 12 knot pada bulan April.
Meteorology and Geophysics Station Babullah Ternate recorded in 2013 in West Halmahera maximum air temperature of 31.0° C, while the minimum temperature was at 24.2° C. Average air humidity during the year 2013 amounted to 84.0%, with a maximum humidity of 91.8% and 76.3% of minimum humidity. During 2013, recorded 215 days of rainfalls with the intensity at 43 mm up to 478 mm. The highest rainy days was in Juli with 23 days and the lowest rainy days as much as 9 days with the rainfalls of 43 mm occurred in September. The maximum wind speed of 38 knots that occured in January and a minimum of 12 knots in April.
Gambar 1.3 Jumlah Hari Hujan di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2013 Figure 1.3 Number of Rainy Days in West Halmahera, 2013
Gambar 1.4 Rata-rata Suhu Udara (°C) di Kabupaten Halmahera Barat, 2013 Figure 1.4 Air Temperature Average (°C) in West Halmahera, 2013
Sumber: Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka 2014 Source: West Halmahera In Figures 2014
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Jumlah penduduk di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 yaitu 106.791 jiwa dimana dari keseluruhan kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat, penduduk terbesar berada pada Kecamatan Jailolo dimana sebanyak 29.288 jiwa, dan untuk jumlah penduduk terkecil terdapat pada Kecamatan Jailolo Timur dimana sebanyak 3.631 jiwa, seperti pada tabel dibawah ini:
In 2013, the total population of West Halmahera is 106,791 inhabitants, the largest population is located in Jailolo with 29,288 inhabitants, and the smallest population is in East Jailolo with 3,631 inhabitants, as the table belows:
1 2
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Halmahera Barat Table 1.3 Total Populations, Density, and Gender Ratio in West Halmahera Kepadatan Penduduk/ Kecamatan/ Jumlah/ Rasio Jenis Kelamin/ Density Sub-district Total Gender Ratio (jiwa (inhabitants)/km²) Jailolo 29.288 130 103 Jailolo Selatan 15.041 102 103
3
Jailolo Timur
4 5
No
3.631
13
104
Sahu
9.810
80
102
Sahu Timur
8.522
31
106
6
Ibu
9.945
91
103
7
Ibu Selatan
10.990
30
106
8
Tabaru
8.267
37
107
9
Loloda
11.297
18
107
106.791
45
104
Total
Sumber: BPS, Kab. Halmahera Barat Dalam Angka 2014 Source: BPS, West Halmahera In Figures 2014
Kepadatan penduduk di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 mencapai 45 jiwa per km². Untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Halmahera Barat, penduduk terpadat berada di Kecamatan Jailolo sebesar 130 jiwa per km². Sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Jailolo Timur sebesar 13 jiwa per km² Rasio jenis kelamin penduduk di Kabupaten Halmahera Barat diatas 100, ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Halmahera Barat lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan.
Population density in West Halmahera is reached 45 inhabitants per km². The densest population is located in Jailolo District of 130 inhabitants per km². While the lowest population density is in East Jailolo of 13 inhabitants per km². The gender ratio in West Halmahera above 100, this means that the total population of male more than the female.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Sedangkan untuk menurut kelompok umur di Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar termasuk dalam usia produktif termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 66.682 jiwa dan selebihnya 35.872 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 4.237 jiwa berusia 65 tahun keatas.
According to age groups, the largely population in West Halmahera is included the productive age (15-64 years) as many as 66,682 inhabitants and the rest 35,872 inhabitants under the age of 15 years and 4,237 inhabitants aged 65 years and older.
Tabel 1.4 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci Per Jenis Kelamin di Kabupaten Halmahera Barat 2013 Table 1.4 Populations Based On Age Group of Gender in Halmahera Barat in 2013 Kelompok Umur/ Laki-Laki/ Perempuan/ Jumlah/ Age Group Male Female Total 0–4 6.437 6.034 12.471 5-9
6.187
5.928
12.115
10 – 14
5.752
5.534
11.286
15 – 19
5.054
4.476
9.530
20 – 24
4.100
3.771
7.871
25 – 29
4.404
4.451
8.855
30 – 34
4.588
4.654
9.242
35 – 39
4.186
4.090
8.276
40 – 44
3.473
3.269
6.742
45 – 49
2.804
2.612
5.416
50 – 54
2.282
2.196
4.478
55 – 59
1.895
1.835
3.730
60 – 64
1.312
1.230
2.542
65 – 69
926
878
1.804
70 – 74
566
600
1.166
75 +
595
672
1.267
Jumlah / Total
54.561
52.230
106.791
Sumber: BPS, Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka 2014 Source: BPS, West Halmahera In Figures 2014
Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Halmahera Barat, 2013 Figure 1.5 Population Pyramid in West Halmahera, 2013
Sumber: Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka 2014 Source: Halmahera Barat In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Hasil Survey Angkatan Kerja Nasional untuk Kabupaten Halmahera Barat Jumlah Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja tahun 2013 yaitu sebesar 48.247 orang. Dari penduduk yang bekerja tersebut pada sektor pertanian terdapat 36.294 orang, pada sektor industri terdapat 1.740 orang, dan pada sektor jasa terdapat 10.213 orang. Adapun dari data penduduk yang menganggur tahun 2013 berjumlah 628 orang.
The Survey result of National Labor Force for West Halmahera in 2013 showed that 48,247 of aged 15 above worked. The number of population who worked in agricultural sector was 36,294 inhabitants, 1,740 inhabitants worked in industrial sector, and 10,213 inhabitants worked in services sector. The unemployed population in 2013 amounted to 628 inhabitants.
Tabel 1.5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Halmahera Barat 2012-2013 Table 1.5 The Population In Age of 15 years Above Based on Primary Activity and Gender in West Halmahera 2012-2013 Jumlah Penduduk/ Total Population (15 tahun keatas/ Kegiatan Utama/ Primary Activity 15 years above) 2013 2102 Angkatan Kerja/ Labor Force
52.365
48.875
-
Bekerja/ Employe
50.777
48.247
-
Menganggur/ Unemployed
1.588
628
17.682
19.742
Bukan Angkatan Kerja/ Not Labor Force -
Sekolah/ School
7.128
6.989
-
Mengurus Rumah Tangga/ Household
7.586
9.631
-
Lainnya/ Others
2.968
3.122
Jumlah/ Total
70.047
68.617
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)/ Labor Force Participation Rate
74,76
71,23
3,03
1,28
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)/ Open Unemployement Rate Sumber: Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2014 Source: The Survey Result of National Force Labor 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Data mengenai jumlah sekolah baik negeri maupun swasta dari Taman Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrsah Ibdtidaiyah (MI), Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA), Madrasah Aliyah, dan Sekolah menengah Kejuruan (SMK) baik Negeri Maupun Swasta, serta data jumlah murid dan guru dari tiap tingkatan sekolah di Kabupaten Halmahera Barat baik sekolah negeri maupun swasta dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.
The main factor of the successful development of a region is the availability of human resources. The good educational facilities, such as school and teachers, supporting educational success. Data about the numbers of school both public and private from kindergarten, elementary school, Islamic Elementary School, Junior High School, Islamic Junior High School, Senior High School, Islamic Senior High School and Vocational school. The tables below show the numbers of student and teacher in West Halmahera from both public and private school:
Tabel 1.6 Jumlah Sekolah di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2013 Table 1.6 The Numbers of School in Halmahera Barat in 2013 Sekolah/ School Jumlah/ Total Taman Kanak - Kanak (TK)/ Kindergarden 54 Raudatul Athfal / Islamic Kindergaden
4
Sekolah Dasar (SD)/ Elementary School
174
Madrasah Ibdtidaiyah / Islamic Elementary School
8
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/ Junior High School
63
Madrasah Tsanawiyah / Islamic Junior High School
10
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA)/ Senior High School
17
Madrasah Aliyah / Islamic Senior High School
5
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2014 Source: Education Department of West Halmahera, 2014
Tabel 1.7 Jumlah Murid dan Guru di Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2013 Table 1.7 The Number of Teachers and Students in Halmahera Barat in 2013 Murid/ Guru/ Sekolah / School Student Teacher Taman Kanak – Kanak (TK)/ Kindergarden 2.265 202 Raudatul Athfal / Islamic Kindergaden Sekolah Dasar (SD)/ Elementary School Madrasah Ibdtidaiyah / Islamic Elementary School Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/ Junior High School Madrasah Tsanawiyah / Islamic Junior High School Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SLTA)/ Senior High School Madrasah Aliyah / Islamic Senior High School Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Vocational School Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Barat 2014 Source: Education Department of West Halmahera, 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
137
16
23.085
2.639
789
97
6.245
652
686
127
3.517
280
375
64
1.184
169
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasarana
1.7. The Condition of Infrastructure
Facilities
And
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Transportasi sebagaimana salah satu dari kebutuhan infrastuktur untuk kelancaran aktivitas masyarakat. Dalam hal ini sarana transportasi berupa Transportasi Darat, Transportasi Udara, dan Transportasi Laut. Berikut rincian data sarana transportasi di Kabupaten Halmahera Barat.
As one of basic need to support society activity, transportation that consist of land, air and water, has an important role. Therefore, below is the detailed of transportation in West Halmahera.
Panjang dan status jalan di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2012 yaitu dibawah wewenang Negara sepanjang 123,91 km, dibawah wewenang Provinsi sepanjang 68,21 km, dan dibawah wewenang Kabupaten sepanjang 541,30 km. Dari keseluruhan panjang jalan Kabupaten Halmahera Barat tahun 2012 baik dibawah wewenang Negara, Provinsi, dan Kabupaten mencapai 622,42 Km. Dalam hal ini jalan di Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar masih permukaan tanah dimana sepanjang 355,30 Km. Berikut data jenis permukaan, kondisi jalan, dan kelas jalan di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2012 dibawah wewenang Negara, Provinsi, dan Kabupaten.
The length and status of the road in West Halmahera in 2012 that is under the authority of the State reached 123.91 km, 68.21 km under the authority of the Province, and 541.30 km under the authority of the Regency. The total road length of the West Halmahera in 2012 under the authority of the State, Province, and Regency reached 622.42 km. Most roads in Western Halmahera still land surface with a length of 355.30 km. In below table shows the data type of surface, road conditions and road class at West Halmahera in 2012 under the authority of the State, province, and Regency.
Gambar 1.6 Kondisi Jalan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 1.6 Road Condition in West Halmahera
Tabel 1.8 Panjang dan Status Jalan di Kabupaten Halmahera Barat Table 1.8 Length and Status of road in Halmahera Barat No I
Keadaan Jalan / Road Condition
Negara/ State
Provinsi / Province
Kabupaten/ Regency
Jenis Permukaan/ Surface Type a.
Aspal/ Asphalt
123,91
49,30
41,40
b.
Kerikil/ Gravel
-
-
28,70
c.
Lapen
-
18,91
115,95
d.
Tanah/ Dirt
-
-
355,30
e.
Tidak Dirinci/ Undetailed
-
-
-
123,91
68,21
541,30
Jumlah I/ Total I
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015 No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Keadaan Jalan / Road Condition
Negara/ State
Provinsi / Province
Kabupaten/ Regency
Kondisi Jalan/ Road Condition
II
a.
Baik/ Good
77,90
38,30
84,70
b.
Sedang/ Moderate
13,00
3,52
125,10
c.
Rusak/ Damaged
33,01
26,39
331,55
d.
Rusak Berat/ Highly Damaged
-
-
-
123,91
68,21
541,35
Jumlah II/ Total II
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupten Halmahera Barat, 2013 Source: Public Work and Housing Service in West Halmahera, 2013
Sementara itu, jumlah Kapal di Kabupaten Halmahera Barat sebanyak 935 unit, dimana yang berangkat sebanyak 895 unit dan yang tiba sebanyak 900 unit. Untuk lalu lintas penumpang dimana debarkasi sebanyak 72.685 penumpang dan embarkasi sebanyak 72.413 penumpang. Berikut tabel kegiatan operasional pelabuhan jailolo meliputi lalu lintas penumpang dan barang tahun 2013.
Meanwhile, the numbers of ship in West Halmahera reached 935 units, where 895 units were left the harbor and 900 units were arrived. For passenger traffic where 72.685 passengers departed and 72.413 passengers arrived. The following table shows Jailolo port operations include passenger and goods traffic in 2013.
Gambar 1.7 Salah Satu Jenis Transportasi Laut di Kabupaten Halmahera Barat Figure 1.7 One of Water Transportation Type in Halmahera Barat
Tabel 1.9 Jumlah Kegiatan Operasional Pelabuhan Jailolo Meliputi Lalu Lintas Penumpang dan Barang Table 1.9 Numbers of Jailolo Port Operational Activity Include Passengers and goods Traffice Kegiatan/ Activity
2013
Jumlah Kapal/ Number of Ships
935
Tiba/ Arrived
900
Tambat/ Moored
900
Berangkat/ Departed
895
Perdagangan Dalam Negeri/ National Trade -
Bongkar/ Overhaul
19.628
-
Muat/ Loaded
8.277
Perdagangan Luar Negeri/ International Trade -
Bongkar/ Overhaul
-
-
Muat/ Loaded
-
Penumpang/ Passenger -
Debarkasi/ Debarkation
72.685
-
Embarkasi/ Embarkation
72.413
Sumber: Otoritas Pelabuhan Jailolo, 2013 / Source: Jailolo Port Authority, 2013
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang sejalan dengan roda perekonomian daerah. Tercatat di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 jumlah pelanggan listrik sebanyak 4.351 pelanggan dengan jumlah kwh terjual sebesar 9.760.021 kwh. Dalam hal ini Jumlah Pelanggan listrik dan Jumlah kwh terjual di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun 2012.
In line with the regional economic development, electricity becomes necessary. In 2013, West Halmahera recorded 4,351 electricity customers with the number of 9,760,021 kwh sold. In this case, numbers of electricity and kwh sold in West Halmahera in 2013 increased from 2012.
Gambar 1.7 Pembangkit Listrik di Kabupaten Halmahera Barat Figure 1.7 Electricity Generators in Halmahera Barat
Tabel 1.10 Jumlah Pelanggan Listrik dan Jumlah Kwh Terjual di Kabupaten Halmahera Barat, 2012-2013 Table 1.10 Numbers of Electricity Customer and Kwh Sold in West Halmahera, 2012-2013 Tahun/ Jumlah Pelanggan/ Jumlah KWh Terjual/ Year Numbers of Customer Number of Kwh Sold 2012 3.976,00 1.128.124,00 2013 4.351,00 Sumber: BPS, Provinsi Maluku Utara, 2014 Source: BPS, North Maluku, 2014
9.760.021,00
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP.JMD)
2.1. The Medium - Term Development Plan
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP.JMD) Kabupaten Halmahera Barat dijelaskan bahwa Visi :
Based on The Medium - Term Regional Development Plan of West Halmahera, the vision is:
“Membangun dengan Kasih, wujudkan Halmahera Barat yang Berbudaya, Mandiri, Adil, dan Makmur.”
“Building with Love, to Make Cultured, Independent, Equitable and Prosperous West Halmahera.”
Kabupaten Halmahera Barat merumuskan misi pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:
West Halmahera formulate the development mission as an effort to achieve the development vision for five years into the future like below:
1. Membentuk karakter masyarakat lokal yang religius dalam kepribadian, adalah membentuk karakter masyarakat Halmahera Barat yang beRp.erilaku agamis, dimana nilainilai agama teraktualisasi dalam kepribadian hidup masyarakat baik secara personal maupun kelompok, sehingga terwujudnya masyarakat yang toleran antar umat beragama, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, beretika, moralis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
1. Establishing a local religious character in personality, is establishing the character of the religious people in West Halmahera, where religious values actualized in the personality of life both personal and group, so that the realization of a tolerant inter-community society religious, maintain internal harmony and inter-community religious, ethical, moralists, and devoted to The One Almighty God.
2. Mewujudkan kemakmuran Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis perdesaan, adalah memperkuat perekonomian daerah Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi perdesaan, dimana desa menjadi basis pertumbuhan dan penggerak ekonomi rakyat, sekaligus menjadi pilar penopang perekonomian urban untuk tumbuh secara agregat menjadi perekonomian makro daerah Halmahera Barat yang dinamis.
2. Realizing West Halmahera prosperity through economic empowerment of rural-based society, is to strengthen the regional economy of West Halmahera through empowerment of the rural economy, where the village became the basis of economic growth and drives the people and becomes the supporting pillars of the urban economy to assembly grow macroeconomic dynamic area of West Halmahera.
3. Menyelenggarakan birokrasi pemerintahan daerah yang demokratis konstitusional, yang bersih dan efektif, adalah membangun sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan menekankan pada kultur birokrasi yang tertib aturan, taat azas, akuntabel, berdedikasi, kompeten, berintegritas, dan komitmen terhadap penegakan konstitusi dan pemberdayaan hukum (law enforcement).
3. Implementing of local government bureaucracy constitutional democratic, clean and effective, is to establish a system of regional governance that upholds democratic values by insisting on an orderly bureaucratic culture rules, obey the principle, accountable, dedicated, competent, integrity, and commitment to the enforcement of the constitution and law enforcement.
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Regional
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 2.2. Rencana (RTRW)
Tata
Ruang
Wilayah
2.2.
2015
The Spatial Plans Area
Adapun Kebijakan Pelaksanaan dalam penataan ruang sebagai berikut:
As for Policy Implementation, the policy in spatial plans as follows:
a. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dan pengembangan perekonomian kabupaten; b. Pengembangan kegiatan berbasiskan agrobisnis, perikanan, dan pariwisata serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada setiap kawasan budidaya; c. Penciptaan keserasian antara pelestarian kawasan lindung dan pemanfaatan kawasan budidaya; d. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan serta tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan; e. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan sistem ekologi wilayah f. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
a. Developing and improving function of the area and the county economic development; b. Developing agro-based activities, fishing, and tourism as well as optimal space utilization in every area of cultivation; c. Creating harmony between preservation of protected areas and utilization of cultivated areas; d. Utilizationing natural resources in a sustainable so not to exceed the carrying capacity and capacity of the area and does not degrade the quality of the environment and the efficiency of the region; e. Preventing the negative impacts of human activities that can cause damage to the ecological system of the region f. Improving function of the area for national defense and security.
Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain:
The strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planning puRp.oses, among others:
1. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dan pengembangan perekonomian kabupaten, terdiri atas: a. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah. b. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan. c. Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan. d. Mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan. e. Mengintensifkan promosi peluang investasi bagi kegiatan ramah lingkungan dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
1. Developing and improving of area function strategy and regional economic development, consist of: a. Developing the growth centers based on natural resources and the production of seed as the prime mover of regional development. b. Creating investment conducive condition to increase the welfare of local communities and environmental preservation. c. Managing the use of natural resources so not to exceed the carrying capacity and the capacity of the area. d. Managing the negative impacts of aquaculture activities so not to degraded the quality of socio-economic and cultural environment of the area. e. Intensifying the promotion of investment opportunities for environmentally friendly activities and impact on improving the welfare
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
masyarakat lokal; dan f. Meningkatkan pelayanan prasarana sarana penunjang kegiatan ekonomi.
dan
of local communities; and f. Improving infrastructure services and facilities of supporting economic activity.
2. Strategi pengembangan kegiatan berbasiskan agrobisnis, perikanan, dan pariwisata serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada setiap kawasan budidaya, terdiri atas:
2. Developing strategy of agribusiness, fisheries, and tourism and optimal space utilization in each area, consist of:
a. Mengembangkan dan menyediakan infrastruktur pendukung pada kawasankawasan agrobisnis, perikanan dan pariwisata; b. Meningkatkan fungsi dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana pada setiap kawasan budidaya; c. Membangun kegiatan perikanan dengan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); dan d. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.
a. Developing and providing infrastructure support in the areas of agribusiness, fisheries and tourism; b. Improving function and quality of service infrastructure and facilities in every area of cultivation; c. Building a fishing activity with the development of the fish auction place (TPI) and Fish Landing Base (PPI); and d. Limiting the development of the awakened region in large urban areas to maintain the level of service infrastructure and facilities as well as maintaining the function of urban areas in the surrounding rural areas.
3. Strategi untuk menciptakan keserasian antara pelestarian kawasan lindung dan pemanfataan kawasan budidaya, terdiri atas:
3. Strategies to create harmony between conservation and utilization of cultivation protected areas, consists of:
a. Menetapkan kawasan budidaya pada pemanfaatan sumber daya alam di darat maupun di laut secara sinergis. b. Melakukan pemantapan dan pengendalian kawasan lindung yang ada di kabupaten. c. Memantapkan kawasan hutan lindung melalui pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendaliannya; dan d. Melindungi dan menjaga kawasan bencana serta mengidentifikasi kawasan evakuasi bencana.
a. Setting a cultivation area in the utilization of natural resources on land and at sea in synergy. b. Conducting stabilization and control of protected areas in the district. c. Strengthening the protected forest areas through the strengthening and structuring the limit in the field to facilitate its control; and d. Protecting and keeping the disaster area along with identifying of evacuation areas.
4. trategi pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung, terdiri atas:
4. Strategic use of sustainable natural resources so not to exceed the carrying capacity and capacity of area, consists of:
a. Memantapkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung dalam pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam yang ada di seluruh wilayah Kabupaten; dan b. Mengupayakan optimalisasi sumberdaya alam.
a. Establishing and controlling the functions of protected areas in the preservation of the environment which includes the natural resources throughout the district; and
16
b. Seeking the optimization of natural resources.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5. Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan sistem ekologi wilayah, terdiri atas:
5. Preventing strategy of negative impacts of human activities that can cause damage to the ecological system of the region, consists of:
a. Menyelenggarakan upaya teRp.adu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi wilayah; b. Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. c. Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang kedalamnya. d. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. e. Mengendalikan pemanfatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan. f. Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta pembangunan sumber daya baru untuk penghasilan dan pelestarian lingkungan; dan g. Mengelola sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannnya.
a. Holding a concerted effort to preserve the ecological system function area;
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan, terdiri atas:
6. Increasing strategy of the function of defense and security areas, consists of:
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan. b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan khusus pertahanan dan kemanan. c. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; dan d. Turut serta menjaga dan memelihara Negara aset pertahanan dan keamanan Negara.
a. Supporting the establishment of national strategic areas with specific functions of defense and security. b. Developing protected areas and/or of unawakened cultivation areas around specific areas of defense and security. c. Developing selective cultivation in and around defense and security of the specific areas; and
b. Protecting the environmental capacity of the pressure changes and / or negative impacts caused by an activity in order to support humans and other living creatures. c. Protecting the environment's ability to absorb substances, energy, and / or other components are disposed of into it. d. Preventing actions that could directly or indirectly lead to changes in the physical properties of the environment that causes notfunction environment in supporting sustainable development. e. Controlling the utilization of natural resources to ensure the benefit of present and future generations. f. Managing non-renewable natural resources to ensure utilization, including the revitalization of the local ecological system functions as well as the development of new resources for income and preservation of the environment; and g. Managing renewable natural resources to ensure the continued availability while maintaining and improving quality levels and the diversity.
d. Protecting and maintaining national assets defense and state security.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. THE PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Setiap sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai kontribusi yang dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Barat selama 5 tahun terakhir (2010-2014) terlihat jelas bahwa sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten Halmahera Barat.
Each sector has a contribution of the Gross Domestic Regional Product (GDRP) that can describe the role of the sector in the economic activity of the region. Comparing to the contribution of each sector to the GDRP West Halmahera over the last 5 years (2010-2014), it is clear that the agricultural sector still dominates the economy of West Halmahera.
Tabel 3.1 PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Halmahera Barat 2010-2014 (Jutaan Rupiah) Table 3.1 GDRP at Current Price of West Halmahera2010-2014 (Million Rupiah) No Sektor / Sector 2010 2011 2012 2013* 2014** 1
Pertanian / Agriculture
367.811,88
415.113,59
469.918,68
520.431,50
576.494,23
918,84
1.013,89
1.149,61
1.251,27
1.371,37
68.137,05
72.321,29
78.770,04
85.895,44
95.506,72
2.358,15
2.529,12
2.739,77
2.833,93
3.224,03
43.987,91
48.816,60
55.790,05
60.693,01
70.208,33
126.805,12
143.605,82
157.662,40
175.870,53
201.423,14
54.189,09
57.118,52
60.739,32
65.133,64
71.130,83
22.401,27
28.832,99
36.026,45
40.330,65
43.408,11
255.934,28
290.605,21
322.674,71
358.815,15
401.221,10
942.543,59
1.059.957,03
1.185.471,03
1.311.255,12
1.463.987,86
Pertambangan & 2
Penggalian / Mining & Quarrying Industri
3
Pengolahan / Pocessing Industry Listrik, Gas & Air
4
Bersih / Electricity, Gas & Water
5
Kontruksi / Construction Perdagangan,
6
Hotel dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant Transportasi &
7
Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa
8
Perusahaan / Financial, Tenancy, Business Service Company
9
Jasa – Jasa / Services JUMLAH / TOTAL
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten Halmahera Barat Menurut Lapangan Usaha 2014 Source: BPS, GDRP of West Halmahera Based on Industrial Origin 2014
18
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 3.2 Pertumbuhan sektoral Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Halmahera Barat 2011–2014 Table 3.2 Sectoral Growth Based on Industrial Origin in West Halmahera 2011-2014 Kab. Halmahera Barat Rata-Rata
Lapangan Usaha / Industrial Origin No
Kontribusi Sektoral /
(Sektor / Sector)
Sectoral Contribution Average (2010-2014)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian / Agriculture Pertambangan & Penggalian / Mining & Quarrying Industri Pengolahan / Pocessing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, & Water Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy, Business Service Jasa – Jasa / Services
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Sectoral Growth Average (2010-2014)
39.38%
11.90%
0.09%
10.54%
6.52% 0.22% 4.80% 13.76% 4.86%
8.82% 8.20% 12.43% 12.28% 7.05%
2.97%
18.31%
27.41%
11.90%
Sumber: Hasil Olahan 2015 / Source: Processed Product 2015
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat Figure 3.1 Economic Structure of West Halmahera
Pertumbuhan pada sektor pertanian di Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2014 sebesar 10,77%. Sedangkan, rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor Kontruksi serta sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, berturut-turut sebesar 15,68% dan 14,53%, yang jika dijumlahkan kontribusi dari kedua sektor tersebut hanya sebesar 18,55% dan tidak lebih besar dari kontribusi sektor Pertanian yang mencapai hampir separuh dari total PDRB Kabupaten Halmahera Barat sebesar 39,38%.
The growth in the agricultural sector in West Halmahera in 2014 amounted to 10.77%. Meanwhile, the highest average growth rate is in the construction and trade sector, hotel and restaurant, respectively for 15.68% and 14.53%, and the total contribution of these sectors amounted to only 18.55% and not bigger than the contribution of agriculture sector which accounts for nearly half of total GDRP West Halmahera by 39.38%.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Barat (PDRB Kabupaten Halmahera Barat Menurut Lapangan Usaha 2014), Perekonomian Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Halmahera Barat tahun 2014 mencapai 5,40%, sedangkan tahun 2013 5,75%. Namun, seluruh kategori ekonomi menunjukkan pertumbuhan yang positif. Terdapat tiga sektor / kegiatan ekonomi utama di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2014 yaitu: 1. 2. 3.
Pertanian, dimana sebesar Rp. 576,50 Milyar (39%) Jasa-jasa, dimana sebesar Rp. 401,22 Milyar (27%) Perdagangan, Hotel dan Restoran, sebesar Rp. 201,42 Milyar (14%)
Based on the Central Bureau of Statistics West Halmahera (West Halmahera GDRP based on Industrial Origin in 2014), the economy in West Halmahera in 2014 growth slowed compared to previous years. GDRP growth rate of West Halmahera in 2014 reached 5.40%, while in 2013 was 5.75%. However, all economic categories showed positive growth. There are three sectors / main economic activity in West Halmahera in 2014, which are:
1. 2. 3.
Agriculture, of which Rp. 576.50 Billion (39%) The services, of which Rp. 401.22 Billion (27%) Trade, Hotel and Restaurant, of Rp. 201.42 Billion (14%)
Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Halmahera Barat. Terlihat nilai PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha memperlihatkan bahwa sektor pertanian yang menghasilkan nilai PDRB terbesar yaitu Rp.. 576,50 milyar dari nilai PDRB pada tahun 2014. Sedangkan Dari sektor pertambangan dan penggalian dimana nilai PDRB-nya terkecil dari sektor lainnya di tahun 2014 yaitu Rp. 1,37 milyar. Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Halmahera Barat digambarkan pada PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga berlaku berikut :
GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in West Halmahera. The values of GDRP at current prices in the business field showed that the agriculture sector that produces the biggest contribution is Rp. 576.50 billion from the value of GDRP in 2014. Meanwhile, the smallest GDRP was from the Mining and Quarrying sector with Rp. 1.37 billion. The detailed explanation of economic structure of West Halmahera is described in the GDRP at current prices of West Halmahera, as follows:
a. Sektor Primer
a. Primary sector
Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Halmahera Barat. Kontribusi sektor primer pada PDRB pada tahun 2014 sebesar 39,47%. Besarnya kontribusi sektor primer seluruhnya didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 39,38% dari total PDRB Kabupaten Halmahera Barat tahun 2014. Hal ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan perekonomian terhadap sektor primer, khususnya sektor pertanian.
20
The primary sector consists of agriculture, minning and quarying sector, which have an important role in the economic development in West Halmahera. The contribution of primary sector in GDRP in 2014 was 39.47%. The amount of contribution of the primary sector is entirely dominated by the agricultural sector that was responsible for 39.38% of total GDRP West Halmahera 2014. This shows the high economic dependence on the primary sector, particularly agriculture.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary b. Sektor Sekunder
2015
b. Secondary sector
Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, & air bersih, serta sektor konstruksi. Kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Halmahera Barat pada 2014 sebesar 11,54%. Pada sektor ini kontribusinya tidak cukup besar.
c. Sektor Tersier
The secondary sector consists of manufacturing, electricity, gas, water supply, and the construction sector. Contribution of the secondary sector in GDRP formation West Halmahera in 2014 amounted to 11.54%. The contribution of this sector is not large enough.
c. Tertiary sector
Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Halmahera Barat mencapai 48,99%. Kontribusi pada sektor tersier ini didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan andil sebesar 13,76% dari total PDRB Kabupaten Halmahera Barat.
The tertiary sector consists of trade, hotels and restaurants, transport and communication sector, finance, tenancy and business services, and also the services sector. The contribution of the tertiary sector in GDRP formation West Halmahera reached 48.99%. Contribution of the tertiary sector is dominated by trade, hotels and restaurants that were responsible for 13.76% of total GDRP West Halmahera.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Halmahera Barat atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 942.543,59 juta, pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.059.957,03 juta, pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.185.471,03 juta, pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.311.255,12 juta, dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.463.987,86 juta. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya nilai PDRB Kabupaten Halmahera Barat mengalami peningkatan, namun pada tahun 2014 pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat mengalami perlambatan dari tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Halmahera Barat pada tahun 2014 mencapai 5,40%, sedangkan di tahun 2013 mencapai 5,75%. Meskipun mengalami perlambatan, secara keseluruhan dari segi kategori ekonomi PDRB mencatat pertumbuhan yang positif.
Gross Domestic Regional Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent of West Halmahera GDRP at current prices increased. In 2010 the West Halmahera GDRP at current prices amounted to Rp. 942,543.59 million, in 2011 amounted to Rp. 1,059,957.03 million, in 2012 amounted to Rp. 1,185,471.03 million, in 2013 amounted to Rp. 1,311,255.12 million, and in 2014 amounted to Rp. 1,463,987.86 million. This shows that the annual values of GDRP West Halmahera have increased, but in 2014 the economic growth in West Halmahera slowdown from previous years. The economic growth rate of West Halmahera in 2014 reached 5.40%, while in 2013 reached 5.75%. Despite the slowdown, the overall economy in terms of GDRP categories recorded positive growth.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
Gambar 4.1 Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.1 Agriculture Potential in West Halmahera
A.
Tanaman Pangan
A.
Komoditi utama sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Halmahera Barat antara lain adalah padi, jagung, ubi, kacang dan lainnya. Jenis tanaman andalan tersebut telah beRp.roduksi sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Food Crops
The main commodity of crop farming sector in West Halmahera include rice, corn, sweet potato, beans and others. The mainstay of plant types already in production, as described in the following table:
Tabel 4.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan di Kabupaten Halmahera Barat Table 4.1 Harvested Area, Production and Productivity of Food Crops in West Halmahera Tahun/ Satuan/ Jenis Tanaman/Plant Type Year Kecamatan /Sub-district Unit 2013 Padi Sawah/ Paddy Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, - Luas Panen/ Harvested Area Ha 1.083 Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan. - Produksi/ Production Ton 3.465,6 Padi Ladang/ Paddy Fields -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
1.364
-
Produksi/ Production
Ton
1.653
Jagung/ Corn -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
646
-
Produksi/ Production
Ton
2.067,2
Ubi Kayu/ Cassava -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
949
-
Produksi/ Production
Ton
75.920
Ubi Jalar/ Sweet Potato -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
283
-
Produksi/ Production
Ton
3.028,1
Kedelai/ Soya -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
31
-
Produksi/ Production
Ton
139,5
Kacang Tanah/ Beans -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
312
-
Produksi/ Production
Ton
717,6
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda.
Sumber: Dinas Pertanian Kab. Halmahera Barat, 2014 / Source: Agriculture Department of West Halmahera, 2014
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.2 Peta Potensi Tanaman Pangan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.2 Food Crops Potential Map in West Halmahera
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015 B.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Hortikultura
B.
Horticulture
Gambar 4.3 Potensi Hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.3 Holticulture Potential in West Halmahera
Tanaman Hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat cukup cukup potensial untuk dikembangkan. Data luas panen dan potensi produksi hortikultura di Kabupaten Halmahera Barat dirinci pada tabel berikut:
Horticultural crops potentially enough to be developed by the community in West Halmahera. The detailed harvested area and production potential of horticulture in West Halmahera shows in the following table:
Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Hortikultura Table 4.2 Harvested Area and Production of Horticulture Tahun/ Satuan/ Komoditi / Commodity Year Kecamatan / Sub-district Unit 2013 Cabe Besar/ Chilli -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
209
-
Produksi/ Production
Ton
752,4
Tomat/ Tomato -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
164
-
Produksi/ Production
Ton
1.525,2
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda
Petsai/Sawi/ Cabbage -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
41
-
Produksi/ Production
Ton
229,6
Ketimun/ Cucumber -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
101
-
Produksi/ Production
Ton
747,4
Terong/ Eggplant -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
136
-
Produksi/ Production
Ton
911,2
Kacang Panjang/ Long Beans -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
136
-
Produksi/ Production
Ton
734,4
Kangkung/ Kale -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
157
-
Produksi/ Production
Ton
486,7
Bayam/ Spinach -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
52
-
Produksi/ Production
Ton
171,6
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat, 2014 Source: Agriculture Department of West Halmahera, 2014
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Jailolo, Jailolo Timur, Sahu, Ibu Selatan
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, loloda Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Ibu, Ibu Selatan, loloda
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary C.
Buah-Buahan
C.
2015
Fruits
Gambar 4.4 Potensi Buah-buahan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.4 Fruits Potential in West Halmahera
Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Halmahera Barat yaitu Alpukat, Jeruk, Belimbing, Pisang, Durian, Jambu Biji, Manggis, Semangka, Mangga, Duku. Data produksi Buah-Buahan di Kabupaten Halmahera Barat dari tahun 2013 diuraikan pada tabel berikut:
Fruit productions in West Halmahera are avocado, orange, starfruit, banana, durian, guava, mangosteen, watermelon, mango and duku. The data of fruit production in West Halmahera in 2013 are described in the table below:
Tabel 4.3 Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Halmahera Barat Table 4.3 Production of Fruits by Plants Type in Halmahera Barat Tahun/ Satuan Jenis Buah/ Fruit Type Year Kecamatan / Sub-district unit 2013 Alpukat/ Avocado -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
35
-
Produksi/ Production
Ton
157,5
Jeruk/ Orange -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
42
-
Produksi/ Production
Ton
323,4
Belimbing/ Starfruit -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
9
-
Produksi/ Production
Ton
32
Pisang/ Banana -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
8.606,91
-
Produksi/ Production
Ton
75.740,81
Durian/ Durian -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
225
-
Produksi/ Production
Ton
1.845,0
Jambu Biji/ Guava -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
9
-
Produksi/ Production
Ton
26,4
Manggis/ Mangosteen -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
142
-
Produksi/ Production
Ton
837,8
Semangka/ Watermelon -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
14
-
Produksi/ Production
Ton
133
Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Sahu, Sahu timur, Ibu Selatan
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Buah/ Fruit Type
Satuan unit
Tahun/ Year 2013
Mangga/ Mango -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
27
-
Produksi/ Production
Ton
105,3
Duku/ Duku -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
237
-
Produksi/ Production
Ton
734,7
Nanas/ Pineapple -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
64
-
Produksi/ Production
Ton
198,4
Nangka/ Jackfruit -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
25
-
Produksi/ Production
Ton
117,5
Rambutan/ Rambutan -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
142
-
Produksi/ Production
Ton
667,4
Salak/ Salak -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
57
-
Produksi/ Production
Ton
353,4
Pepaya/ Papaya -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
44
-
Produksi/ Production
Ton
228,8
Sukun/ Breadfruit -
Luas Panen/ Harvested Area
Ha
10
-
Produksi/ Production
Ton
13
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat, 2014 Source: Agriculture Department of West Halmahera, 2014
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Kecamatan / Sub-district Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, loloda Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D. Perkebunan
D.
2015
Plantation
Gambar 4.5 Potensi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.5 Plantation Potential in West Halmahera
Produksi terbesar tanaman perkebunan di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 yaitu Kelapa sebesar 31.961 Ton dengan luas area mencapai 31.554 Ha. Produksi kelapa di Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar diolah untuk dijadikan kopra, yaitu bahan baku pembuatan minyak goreng. Selain tanaman kelapa terdapat tanaman Kakao, Cengkeh, Pala, Kopi, dan Karet. Dari tanaman perkebunan tersebut nilai produksi dan luas panen masih dibawah tanaman kelapa. Berikut data luas panen dan produksi, di sektor perkebunan.
The largest production of plantation crops in West Halmahera in 2013 which amounted to 31,961 tons is Coconut with an area of 31,554 Ha. The production of Coconut in West Halmahera is mostly processed to be used as Copra, the raw material for cooking oil. Besides Coconut, the other crop plants are Cocoa, Cloves, Nutmeg, Coffee, and Rubber. The number of the plantation crop production and harvested area are still under coconut plantations. The following data of harvested area and production, in the plantation sector.
Tabel 4.4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman Table 4.4 Harvested Area and Crop Productions Based on Plant Type Tahun/ Satuan / Jenis Tanaman/ Plant Type Year Kecamatan / Sub-district Unit 2013 Kelapa/ Coconut -
Luas Area/ Harvested Area
Ha
31.554
-
Produksi/ Production
Ton
31.961
Kakao/ Cocoa -
Luas Area/ Harvested Area
Ha
5.043
-
Produksi/ Production
Ton
1.770
Cengkeh/ Cloves -
Luas Area/ Harvested Area
Ha
1.674
-
Produksi/ Production
Ton
617
Pala/ Nutmeg -
Luas Area/ Harvested Area
Ha
4.172
-
Produksi/ Production
Ton
593
Kopi/ Coffee -
Luas Area/ Harvested Area
Ha
567
-
Produksi/ Production
Ton
96
Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda. Kecamatan Jailolo, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda.
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat, 2014 Source: Agriculture Department of West Halmahera, 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.6 Peta Potensi Sektor Perkebunan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.6 Agriculture Sector Potential Map in West Halmahera
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2. Sektor Perikanan
2015
4.2. Fishery Sector
Gambar 4.7 Potensi Sektor Perikanan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.7 Fishery Potential Sector in West Halmahera
Potensi di sektor perikanan di Kabupaten Halmahera Barat juga sangat menjanjikan. Jumlah produksi perikanan laut pada tahun 2013 yang mencapai 12.621 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 37.863.300.000. Selain itu, perikanan darat dan rumput laut juga cukup potensial untuk dikembangkan. Nelayan di Kabupaten Halmahera Barat sebagian besar masih menggunakan cara tradisional dalam melaut.
Fisheries potential sector in West Halmahera is also very promising. Number of marine fish production in 2013 reached 12,621 tons with the value of production of Rp. 37,863,300,000. In addition, inland fisheries and seaweed are also potential to be developed. Most of fishermen in West Halmahera still use traditional ways of fishing.
Tabel 4.5 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut, Darat, dan Rumput Laut, 2013 Table 4.5 Production and Production Value of Marine and Inland Fishery and Seaweed, 2013 Jenis/ Type
Perikanan Laut/ Marine Fishery Perairan Darat/ Inland Waterways - Perairan Umum/ - Public Waterways - Budidaya/ Cultivation Rumput Laut Basah/ Wet Seaweed
Produksi/ Production (Ton)
Nilai Produksi / Production Value (000 Rp.)
Kecamatan / Sub-district
12.621
37.863.300
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda.
0
0
-
200,3
5.756.800
Jailolo, Jailolo Selatan, Jailolo Timur, Sahu, Sahu Timur, Ibu, Ibu Selatan, Tabaru, Loloda.
285
2.283.040
Jailolo Selatan,Jailolo Timur, Loloda.
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Halmahera Barat, 2014 Source: Marine and Fisheries Department of Halmahera Barat, 2014
Tabel 4.6 Jumlah Banyaknya Rumah Tangga Perikanan Tangkap menurut Kecamatan, 2013 Table 4.6 Numbers of Household Fisheries Based on District, 2013 Kecamatan / Perikanan laut/ Perairan Umum/ Jumlah/ Sub-district Marine Fishery Public Waterways Total Jailolo 312 0 312 Jailolo Selatan 150 0 150 Jailolo Timur 98 0 98 Sahu 160 0 160 Sahu Timur 0 0 0 Ibu 200 0 200 Ibu Selatan 120 0 120 Tabaru 0 0 0 Loloda 322 0 322 Jumlah / Total 1.326 0 1.326 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Halmahera Barat, 2014 Source: Marine and Fisheries Department of Halmahera Barat, 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.8 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.8 Fishery Potential Map of West Halmahera
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Sektor Pariwisata
2015
4.3. Tourism Sector
Gambar 4.9 Potesi Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.9 Tourism Potential Map of West Halmahera
Beberapa objek wisata di Kabupaten Halmahera Barat, antara lain objek wisata alam, buatan, wisata budaya, wisata sejarah dll. Jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara di Kabupaten Halmahera Barat tahun 2013 sebanyak 37.211 wisatwan. Dimana untuk wisatawan domestik sebanyak 37.059 dan wisatawan mancanegara 152 wisatawan. Terlihat pada table 4.8 dari tahun ke tahun wisatawan domestik maupun mancanegara mengalami peningkatan.
The tourist objects in West Halmahera are natural and artificial tourism, cultural tourism, historical tourism etc. The number of tourists both domestic and foreign in West Halmahera in 2013 was 37,211 tourists. The domestic tourists reached 37,059 and 152 foreign tourists and. The table 4.8 shows that from year to year the numbers of domestic and foreign tourist has increased.
Tabel 4.7 Potensi Pariwisata menurut Objek Wisata di Kabupaten Halmahera Barat, 2013 Table 4.7 Tourist Potential Based on Tourist Object in West Halmahera, 2013 Jenis Objek Wisata/ Nama Objek Wisata/ Name of Tourist Object Lokasi/ Location Type of Tourist Object Air Panas Payo/ Payo Hotwater Jailolo
Alam/ Natural
Buatan/ Artificial
Teluk Jailolo/ Jailolo Strait
Jailolo
Pantai Tuada/ Tuada Beach
Jailolo
Pulau Babua/ Babua Beach
Jailolo
Pulau Donrotu/ Donrotu Beach Cagar Alam Bukit Tanah putih/ White Ground Hill Nature Preserve Air Terjun Tetewang/ Tetewang Waterfalls
Jailolo Selatan Jailolo Selatan Jailolo timur
Pantai Disa/ Disa Beach
Sahu
Air Terjun Goal/ Goal Waterfalls
Sahu Timur
Air Panas Akesibu/ Akesibu Hotwater
Ibu
Gunung Gamkonora/ Gamkonora Mount
Ibu Selatan
Talaga Todoke/ Todoke Lake
Tabaru
Pantai Sidu/ Sidu Beach
Tabaru
Pantai Barataku/ Barataku Beach
Loloda
Kolam Air Panas Akesahu/ Akesahu Hotwater
Jailolo
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Objek Wisata/ Type of Tourist Object
Budaya / Culture
Sejarah/ History
Nama Objek Wisata/ Name of Tourist Object
Lokasi/ Location
Tari Cakalele/ Cakalele Dance
Jailolo
Hadrat
Jailolo
Zamra
Jailolo
Tari Togal/ Togal Dance
Jailolo Selatan
Ronggeng Sugili
Jailolo Timur
Tari Bambu Tada/ Bambu Tada Dance Rumah Adat Sasadu/ Sasadu Custom Home
Sahu dan Sahu Timur
Yanger
Ibu
Upacara Adat Jokokaha/ Jokohala Tarditional Ceremony
Ibu Selatan
Bobaso
Ibu Selatan
Dodengo
Ibu Selatan
Upacara Adat Doku/ Doku Traditional Ceremony
Tabaru
Suku Tobaru/ Tobaru Etchnic
Tabaru
Masjid Tua/ Old Mosque
Jailolo
Benteng Kota Intan/ Intan City Fort
Jailolo Selatan
Benteng Dodinga/ Dodinga Fort
Jailolo Timur
Benteng Portugis/ Portugese Fort
Sahu
Senjata Sufera
Tabaru
Jejak Kaki Raksasa/ Big Footprint
Tabaru
Masjid Tua/ Old Mosque
Loloda
Makam Kapitan Seduru/ Lieutenant Seduru Tomb
Loloda
Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kab. Halmahera Barat, 2014 Source: Youth, Sports, Culture and Tourism Department of West Halmahera, 2014
Tabel 4.8 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kabupaten Halmahera Barat 2012-2013 Table 4.8 Numbers of Foreign and Domestic Tourist in West Halmahera 2012-2013 Tahun /Year Mancanegara/ Foreign Domestik / Local Jumlah / Total 2011
138
389
527
2012
81
2.456
2.537
2013
152
37.059
37.211
Sumber: Kantor Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Halmahera Barat Source: Youth, Sports, Culture and Tourism Department of West Halmahera
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.10 Peta Potensi Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.10 Tourism Potential Map in Halmahera Barat
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.4. Sektor Pertambangan
4.4. Mining Sector
Gambar 4.11 Potensi Pertambangan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.11 Mining Potential in West Halmahera
Sektor Pertambangan di kabupaten Halmahera Barat sangat potensial untuk dimanfaatkan secara optimal. Kabupaten Halmahera Barat banyak memiliki kandungan alam potensial yang tersimpan dan tersebar di beberapa Kecamatan. Berikut beberapa potensi pertambangan yang terdapat di Kabupaten Halmahera Barat seperti dirinci dalam tabel di bawah ini:
Mining Sector in West Halmahera district is very potential to optimally. West Halmahera has many potential natural content saved and spread over several districts. Here are some of the mining potential located in West Halmahera as specified in the table below:
Tabel 4.9 Potensi Pertambangan di Kabupaten Halmahera Barat Table 4.9 Mining Potential in West Halmahera Komoditi/ Commodity
No
Luas Lahan/ Total Area
Lokasi / Location
1
Kaolin dan Mineral Ikutan/ Kaolin and Associated Minerals
4.000 ha
Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan
2
Diatomea dan Mineral Ikutan/ Diatoms and Associated Minerals
2.152 ha
Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan
3
Emas dan Mineral Ikutan/ Gold and Associated Minerals
1.700 ha
Kecamatan Loloada, Ibu Selatan
4
Tembaga dan Mineral Ikutan/ Copper and Associated Minerals
10.000 ha
Kecamatan Jailolo
5
Pasir dan Batu/ Sand and Stone
6
Pasir Besi/ Iron Sand
3 ha 3.000 ha
Sumber: Dinas Pertambangan, Energi dan Mineral Kab. Halmahera Barat, 2014 Source: Mines, Energy and Minerals Department of West Halmahera, 2014
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Kecamatan Jailolo, Jailolo Selatan, Loloda Kecamatan Loloda
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.12 Peta Potensi Pertambangan di Kabupaten Halmahera Barat Figure 4.12 Mining Potential Map in Halmahera Barat
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Tanaman Pangan dan Industri Pengolahan Tepung Singkong
5.1. Investment Oppurtunities Of Crops Plant Development And Cassava Flour Processing Industry
Kabupaten Halmahera Barat ini merupakan daerah penghasil ubi kayu atau ketela dan Singkong menjadi andalan pertanian tanaman pangan. Kabupaten Halmahera Barat ini juga termasuk daerah penyuplai pangan di Maluku Utara. Tahun 2013, Luas panen ubi kayu di Kabupaten Halmahera Barat mencapai 949 Ha dengan produksi sebesar 75.920 Ton dan untuk rata-rata produksi 80 Ton/Ha. Peluang investasi untuk industri pengolahan ubi kayu sebagai bahan baku tepung sangat terbuka lebar. Potensi pasar juga cukup luas untuk dalam negeri maupun luar negeri.
West Halmahera is a regional producer of cassava or yam and it becomes a mainstay of food crops. West Halmahera also includes areas of food supplies in North Maluku. In 2013, the harvested area of cassava in West Halmahera reached 949 hectares with a production of 75,920 tons and the average production of 80 tons / ha. Investment opportunities for cassava flour processing industry as a raw material is wide open. The market potential is also wide enough for both domestic and overseas.
Tabel 5.1 Luas Panen, Produksi, & Rata-rata Produksi Tanaman Ubi Kayu Menurut Kecamatan Table 5.1 Harvested Area, Production and Production Average of Cassava Based on Sub-district Rata-rata Luas Panen/ Produksi/ Produksi/ Kecamatan/District Harvested Area Production Production (ha) (ton) Average (ton/ha) Jailolo 70 5.600,0 80,0 Jailolo Selatan
97
7.700,0
80,0
Jailolo Timur
52
4.160,0
80,0
Sahu
173
13.840,0
80,0
Sahu Timur
217
17.360,0
80,0
Ibu
47
3.760,0
80,0
Ibu Selatan
67
5.360,0
80,0
Tabaru
99
7.920,0
80,0
Loloda
127
10.160,0
80,0
2013
949
75.920,0
80,0
2012
1.136
28.627,0
252,0
Sumber: BPS, Kabupaten Halmahera Barat Dalam Angka, 2014 Source: BPS, Halmahera Barat In Figures, 2014
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Berikut disajikan Pohon Industri Ubi Kayu dimana menunjukkan banyaknya industri turunan yang dapat dikembangkan dari bahan mentah ubi kayu yang sangat berpotensi dikembangkan di Kabupaten Halmahera Barat.
2015
The Cassava Industrial Tree that shows the numbers of derivatives industry that can be developing from raw cassava in West Halmahera as follows:
Gambar 5.1 Pohon Industri Ubi Kayu Figure 5.1 Cassava Industrial Tree
Penerimaan Bahan Baku dari petani terlebih dahulu di sortir dan dibersihkan. Pengupasan bagian kulit. Selanjutnya pencucian dilakukan menghilangkan lendir-lendir dan kotoran. Pemotongan dilakukan dengan slicer dengan ketebalan 1,0-1,5 mm. Perendaman dan Netralisasi (Penggaraman) ada dua tahap pada proses ini direndam dengan enzim fermentasi dan menggunakan garam. Penirisan dan Pengeringan, bertujuan mengurangi kadar air setelah perendaman. Penggilingan / penepungan, menggunakan hammer mil dimana hingga menghasilkan butiran yang kecil & tekstur yang halus. Pengayakan, dilakukan dengan saringan / ayakan ukuran minimal 80 mesh. Untuk tahap terakhir yaitu Penimbangan dan Pengemasan, selanjutnya produk bisa di pasarkan.
After the raw material is received from the farmers, at first it to be shorted and cleaned. Than, washing is done to remove mucus and dirt. Cutting is done by using a slicer with a thickness of 1.0-1.5 mm. In the soaking process and neutralization (salting) used enzyme fermentation and salt. Draining and drying, aims to reduce the water content after soaking. Milling / flouring, using hammer-mile to produce small grains and a smooth texture. Screening, carried out with the filter / sieve size of at least 80 mesh. And the last stage is weighing and packaging, then the product can be placed on market.
Gambar 5.2 Proses Produksi Tepung Singkong Figure 5.2 Production Processed of Cassava Flour
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Untuk melakukan pembangunan industri pengolahan tepung singkong, langkah awal dihitung proyeksi modal investasi yang akan ditanamkan. Penentuan proyeksi harus memperhitungkan modal tetap seperti bangunan, mesin, tanah dan lain-lain. Dalam hal ini Biaya Investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 18.162.811.645,-.
The first step to conduct the construction of cassava flour processing industry is to calculate projections of investment cost that will be invested. The determination must take into account of the projection of fixed cost such as buildings, machinery, land and others. In this case the cost of investment needed is Rp. 18,162,811,645.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Umur Investasi diasumsikan 6 tahun Permodalan 100% pinjaman dari Bank Suku Bunga 13% Jangka Waktu Pinjaman 3 tahun Kenaikan Harga Jual 7% per tahun Kenaikan Biaya Bahan 5% per tahun Kenaikan biaya tenaga kerja 6% per tahun Peningkatan penjualan 20% per tahun
Age Investments assumed to 6 years Capital 100% of Bank Loans Interest Rate 13% Term Loans 3 years Increase Selling Price 7% per year Material Costs Increase of 5% per year The increase in labor costs of 6% per year The increase in sales of 20% per year
Tabel 5.2 Kebutuhan Investasi Table 5.2 Investment Needs Keterangan / Explaination
No
Nilai / Value (Rupiah)
1
Bangunan & Infrastruktur/ Building and Infrastucture
3,731,375,340
2
Tanah & Pekerjaan Sipil/ Land and Civil Work
1,572,050,143
3
Mesin & Lain-lain/ Machinery and others
5,411,544,493
4
Modal Kerja/ Working Capital
5,367,288,231
5
Biaya Pra Operasi/ Pra Operational Cost
6
Bunga Selama konstruksi/ Interest During Construction Total
578,698,502 1,501,855,936 18,162,811,645
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Source: Analysis Result, 2015 Tabel 5.3 Biaya Operasional Tabel 5.3 Operational Cost No
Komponen Biaya / Costs Component
Nilai / Value (000 Rupiah) 477,693
1
Biaya Produksi/ Production Cost
2
Biaya Penjualan/ Selling Cost
150,000
3
Biaya Tenaga kerja Langsung/ Direct Labor Cost
136,316
4
Biaya Pemeliharaan/ Maintenance Cost
45,770
5
Biaya Administrasi/ Administration Cost
199,809
6
Pajak/ Tax
7,724,000 Total
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Source: Analysis Result, 2015
38
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
8,733,588
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Biaya untuk memproduksi tepung singkong per kilogramnya sebesar Rp. 4.347,-, sedangkan harga jual rata-rata tepung singkong Rp. 5.685,-. Harga Jual belum termasuk biaya distribusi.
2015
The cost to produce cassava flour amounted to Rp. 4,347 per kilogram, while the average raetail price of cassava flour Rp. 5,685. The retail price does not include distribution cost.
Tabel 5.4 Biaya Produksi Tepung Singkong Table 5.4 Cassava Flour Production Cost No
Jumlah/ Total
Deskripsi/ Description
A
Bahan Baku/ Raw Material
1
Singkong/ Cassava
B
Bahan Pembantu Aditif/ Aditive additional Material
1
Satuan/ Unit
Harga Satuan/ Unit Price (Rp.)
Nilai / Value (Rp.)
50,020
kg
1,200
60,024,000
Garam/ Salt
25
kg
5,000
125,000
2
Enzim/ Enzyme
50
liter
30,000
1,500,000
C
Power & utilities/ Power and Utilities
1
Listrik/ Electricity
233
kwh
616
143,528
D
Tenaga Kerja Langsung/ Direct Labor
1
Produksi/ Production
100
Org /hari
84,615
8,461,500
Total Biaya Produksi Chips/ Total Production Cost of Chips Biaya Produksi Chips per kg/ Production Cost of Chips per Kg Sumber: Hasil Analisis, 2015 Source: Analysis Result, 2015
70,258,375 4,029
Tabel 5.5 Biaya Produksi Tepung Singkong Table 5.5 Cassava Flour Production Cost No
Deskripsi/ Description
A
Bahan Baku/ Raw Material
1
Chips/ Chips
Jumlah / Total
Satuan/ Unit
17,007
kg
Harga Satuan/ Unit Price (Rp.)
Nilai / Value (Rp.)
Rupiah/Kg
4,029
68,521,203
4,112
616
481,250
29
B
Power & utilitas/ Power and Utilities
1
Listrik/ Electricity
C
Tenaga Kerja Langsung/ Direct Labor
1
Produksi (operator)/ Production (Operator)
33
Orang
73,333
24,444,444
147
2
Packing (25/karung)/ Packing (25/shack)
667
Karung/ Shack
1,500
1,000,000
60
72,453,105
4,347
Harga Pokok Produksi Mocaf/ Mocaf Production Price Harga Jual Pabrik Rata-rata/ Average Retail Factory Price Sumber: Hasil Analisis, 2015 Source: Analysis Result, 2015
781
Kwh
5,685
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 5.6 Biaya Tenaga Kerja (000 Rp.) Table 5.6 Labor Cost (000 Rp.)
Jabatan/ Position Direktur/ Director Manajer/ Manager Staff/ Staff Supervisor/ Supervisor Operator/ Operator Pelaksana/ Executive
Gaji Pokok/ Basic Salary
Tunjangan / Allowance
Jamsostek / Insurance
17.600
13.200
8.250
Tunjangan
PPH 21 / Tax
THR / Holiday Allowance
1.506
7400
2.567
4.400
1
6.188
706
1986
1.203
-
4
3.850
2.888
330
277
562
-
10
3.300
2.475
282
229
481
-
7
2.420
1.815
207
-
353
-
10
2.200
-
106
-
183
-
15
Perumahan/ Housing
SDM/ HR
Allowance
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Dari Biaya Tenaga Kerja tersebut untuk total keseluruhan dari 6 jabatan tersebut yaitu Rp. 318.205.502,- sehingga jika dihitung per tahun sebesar Rp. 3.818.466.020,-.
The total labor cost for 6 (six) position amounted to Rp. 318,205,502 so, the total of a year reached Rp. 3,818,466,020.
Perhitungan laba rugi menunjukkan bahwa laba bersih dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada Tahun pertama, laba bersih yang diperoleh Rp. 6.248.000.000. Laba bersih tahun kedua sebesar Rp. 6.805.000.000,- dan hingga pada tahun ke-enam sebesar Rp. 52.123.000.000,-.
Profit and loss statement shows that net profit from year to year has increased. In the first year, the net profit earned Rp. 6,248,000,000. The second year's net profit of Rp. 6,805,000,000 and up to the sixth year of Rp. 52,123,000,000.
Tabel 5.7 Proyeksi Laba-Rugi (dalam jutaan Rupiah) Tabel 5.7 Profit and Loss Projection (in million Rupiah)
Uraian/ Explaination
1
2
3
4
5
6
111,597
143,290
183,984
236,236
303,327
389,472
111,597
143,290
183,984
236,236
303,327
389,472
90,242
117,993
147,423
184,388
230,830
289,195
5,889
7,420
9,328
11,703
14,654
18,317
96,131
125,413
156,751
196,090
245,484
307,513
1
1
1
1
1
1
17,877
27,234
40,146
57,843
81,595
Penjualan/ Selling Tepung Mocaf/ Mocaf Flour Sriping (Chips)/ Chips Total Penjualan/ Total Selling
-
Biaya Langsung/ Direct Cost Biaya Produksi/ Production Cost Biaya Penjualan/ Selling Cost Total Biaya Langsung/ Total Direct Cost WIP Laba (Rugi) Kotor/ Gross Profit (Loss)
40
(7,915) 15,465
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Uraian/ Explaination
1
2
3
4
5
6
Biaya Tak Langsung/ Indirect Cost Biaya Sewa Tanah & Bangunan/ Land and Building Rental Cost Pemeliharaan/ Maintenance Biaya Admisnistrasi & Umum/ Administration and General Cost Asuransi/ Insurance Depresiasi & Amortisasi/ Depretiation and Amortitation Provisi Bank/ Bank Fees Bunga Bank/ Bank Interest Total BiayaTak langsung/ Total Indirect Cost Total Biaya/ Total Cost
414
414
414
414
414
414
4,580
4,809
5,039
5,268
5,497
5,726
3,438
1,357
1,357
1,357
1,357
1,357
2,361
1,574
787
10,884
8,155
7,597
7,039
7,268
7,497
91
0
0
0
0
0
0
107,016
133,568
164,348
203,129
252,752
315,010
Pendapatan/Biaya diluar usaha/ Income/ Excluding Business Cost Laba/Rugi Sebelum pajak/ Profit/Loss Before Tax Pajak/ Tax Laba /Rugi Bersih/ Net Profit/Loss Akumulasi Laba (Rugi)/ Profit (Loss) Accumulation
12,496
9,722
19,637
33,107
50,575
74,462
11%
7%
11%
14%
17%
19%
6,248
2,917
5,891
9,932
15,172
22,339
6.248
6.805
13.746
23.175
35.402
52.123
6,248
13,054
26,800
49,974
85,377
137,500
Sumber: Hasil Analisis, 2015 /Source: Analysis Result, 2015
5.3. Analisis Profitability Finansial
5.3. Financial Profitability Analisis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui This analysis is used to determine the feasibility of kelayakan investasi dengan ukuran-ukuran investment with measures such as the B/C ratio, seperti B/C ratio, NPV, IRR, dan Payback Periode. NPV, IRR, and Payback Period. The analysis Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi showed that cassava flour processing industry industri pengolahan tepung singkong di investments in West Halmahera feasible. The Kabupaten Halmahera Barat layak. Nilai-nilai values size feasibility can be seen in the following ukuran kelayakan usaha dapat dilihat pada Tabel table. berikut. Tabel 5.7 Kriteria Kelayakan Investasi Industri Pengolahan Tepung Singkong Tabel 5.7 Investment Feasibility Criteria of Cassava Flour Processing Industry Analisis/ Analisis Nilai/Value Justifikasi/ Justification Investasi/ Investment
18.162.811.645
NPV
23.972.970.000
NET B/C
1,67
Layak/ Worth ; NPV > 0 Layak/ Worth ; IRR > Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 18% Layak/ Worth ; B/C Ratio > 1
Payback Periode Sumber: Hasil Analisis, 2015 Source: Analysis Result, 2015
2,12
2 Tahun 1 Bulan/ 2 Year 1 Month
IRR
28,7%
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015 1.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Net B/C ratio Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,67 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,67 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
2.
Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 2 tahun 1 bulan.
3.
Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 18 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 23.972.970.000 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek industri pengolahan tepung singkong layak untuk diusahakan.
4.
Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 28,7%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 18% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
42
1. Net B/C ratio Analysis of Net B/C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B/C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B/C ratio is 1.67, which means the profit obtained is 1.67 times that of the cost incurred.
2. Payback Periode The payback period is defined as the period of return of the investments made by the profits of a project. The payback period occurs in the 2 (second) year and 1 (one) month by the result of the calculation of the feasibilityvalues analysis.
3. Net Present Value (NPV) NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 18% of discount factor shows the NPV value of Rp. 23,972,970,000 which means NPV> 1. This means that an industrial project cassava flour processing industry worth the effort.
4. Internal Rate of Return (IRR) IRR is an investment criteria for the profit percentage of a project per year and a measure of the ability of payback period of project lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained is 28.7%. It can be assumed that the applicable bank rate is 18% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 5.3 Peta Peluang Investasi Tanaman Pangan Kabupaten Halmahera Barat Figure 5.3 Crop Plants Investment Opportunites in West Halmahera
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43