BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENBATANGHARI I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN BATANG HARI: PENGEMBANGAN PERKEBUNAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN BATANG HARI: THE DEVELOPMENT OF PLANTATION AND PALM OIL INDUSTRY
Kabupaten Batang Hari adalah bagian dari wilayah Provinsi Jambi yang dilalui dua sungai besar yaitu Sungai Batang Hari dan Sungai Tembesi. Kabupaten Batang Hari terletak di antara 1°15’ Lintang Selatan dan 2°2’ Lintang Selatan dan antara 102°30’ Bujur Timur dan 104°30’ Bujur Timur. Kabupaten Batang Hari beriklim tropis, dengan curah hujan berkisar antara 75,0 mm sampai 330,0 mm dan jumlah hari hujan antara 3 sampai 16 hari. Kecepatan angin pada Kabupaten Batang Hari rata-rata berkisar antara 1,31 sampai 2,42 km/jam, sedangkan, suhu udara minimum di Kabupaten Batang Hari adalah 26,2°C dan suhu maksimum sebesar 27,3°C. Kelembaban udara relatif tinggi berkisar antara 78-87%. Wilayah Kabupaten Batang Hari sebagian besar terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian 11–100 meter di atas permukaan laut (sebesar 92,67%). Sedangkan 7,33% lainnya berada pada ketinggian 101–500 meter diatas permukaan laut.
Batang Hari is a part of Jambi Province that passed by two great rivers, which are Batang Hari River and Tembesi River. Batang Hari located in 1°15'- 2°2' South Latitude and south and 102°30’104°30' East Longitude. Batang Hari has tropical climate, with rainfall ranging from 75.0 mm to 330.0 mm and the number of rainy days between 3 to 16 days. The wind speed average at the Batang Hari ranges between 1.31 to 2.42 km/hour, whereas, the minimum temperature of 26.2°C and a maximum temperature of 27.3°C. The air humidity relative high ranged between 78-87%. Batang Hari consists mostly of lowlands with the altitude of 11-100 meters above sea level (at 92.67%). While 7.33% of the others are located at an altitude of 101-500 meters above sea level.
Kabupaten Batang Hari memiliki luas wilayah 5.804,83 km². Dari luas wilayah tersebut, Kabupaten Batang Hari memiliki potensi bidang perkebunan sebesar ± 336.722 ha atau ± 65%, terutama untuk Komoditi perkebunan yang banyak ditanam yaitu karet dan kelapa sawit. Kabupaten Batang Hari memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Secara umum sarana dan prasarana di Kabupaten Batang Hari dalam kondisi baik. Peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batang Hari guna mendukung kegiatan ekonomi di wilayahnya. Letak wilayah Kabupaten Batang Hari yang relatif dekat dengan sarana pelabuhan untuk tujuan ekspor, baik pelabuhan Talang Duku maupun untuk jangka panjang ke Pelabuhan Samudra di Tanjung Jabung Timur. Demikian juga jarak ke pelabuhan udara (± 68 km dari pusat Ibu Kota Muara Bulian).
Batang Hari has an area of 5,804.83 km². Batang Hari has potential in plantation of ± 336,722 ha or ± 65% of the area, especially rubber and oil palm. Batang Hari has abundant natural resources. Facilities and infrastructure in Batang Hari, generally in good condition. Improvement of facilities and infrastructure continue to be done by the government to support economic activity in Batang Hari. Location of Batang Hari relatively close to port facilities for export purposes both Talang Duku ports and for the long term to the Port of Tanjung Jabung Ocean. Likewise, the distance to the Airport (± 68 km from the center of the capital Muara Bulian).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Peluang investasi pengembangan perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan berbasis minyak kelapa sawit bagi investor di wilayah Kabupaten Batang Hari sangat terbuka lebar. Ketersediaan lahan yang luas dan bahan baku yang terus meningkat setiap tahunnya, serta dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang Hari menjadi faktor pendukung peluang investasi Kelapa Sawit. Kebutuhan pasar akan minyak kelapa sawit baik di dalam dan luar negeri selau meningkat setiap tahunnya. Tujuan ekspor minyak kelapa sawit diantaranya adalah Eropa, India, China, dan Singapura.
Investment opportunities of the development of Oil Palm Plantation and Palm Oil Industry in Batang Hari are wide open for investors. The availability of land and raw materials that continues to increase every year, and the support from the community and the government of Batang Hari be supporting factor for oil palm investment opportunities. Market demand for palm oil both domestic and international obtaining increasing every year. Palm oil export destinations include Europe, India, China and Singapore.
Karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Batang Hari adalah pengembangan perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan berbasis minyak kelapa sawit. Kehadiran industri hilir kelapa sawit sudah lama menjadi cita-cita masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Batang Hari. Hal ini seiring dengan kontribusi sektor pertanian yang menjadi sektor tertinggi dalam perekonomian di Kabupaten Batang Hari. Kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Batang hari dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013) adalah 22,55% dari total PDRB. Ketergantungan perekonomian Kabupaten Batang Hari terhadap sektor primer mencapai 32,07%. Artinya, sektor pertanian menjadi tumpuan penciptaan lapangan pekerjaan.
Therefore, the investment opportunities offered in Batang Hari is the development of Oil Palm Plantation and Palm Oil industry. The presence of downstream palm oil industry has been an aspiration of society and the government of Batang Hari. This is in line with the contribution of the agricultural sector which is the highest sector of the economy in Batang Hari. The contribution of this sector to the GDRP of Batang Hari within a period of 5 years (2009-2013) was 22.55% of total GDRP. Batang Hari economic dependence on the primary sector reached 32.07%. This means that agriculture has been the focus of job creation.
Selain pengembangan perkebunan kelapa sawit, peluang investasi lainnya adalah pembangunan pabrik pengolahan berbasis minyak kelapa sawit. Pengembangan pabrik ini diharapkan akan mengisi kebutuhan pasar di Kabupaten Batang Hari sendiri dan juga permintaan pasar baik di dalam dan luar negeri. Dengan berkembangnya industri pengolahan minyak kelapa sawit, tidak hanya memberikan peningkatan pendapatan bagi petani kelapa sawit dan pengolahnya saja, tetapi juga dapat mendorong berkembangnya usahausaha baru, penyerapan tenaga kerja, dan berkembangnya industri-industri terkait.
In addition to development of oil palm plantations, other investment opportunities are the construction factory of palm oil. The development of this factory is expected to fill the needs of the market demand in Batang Hari itself and also national and international. The development of palm oil industry, not only provides increased income for farmers and the producer of oil palm, but also can encourage the development of new business, employment, and the development of related industries.
Kebutuhan dana investasi untuk mengembangkan industri kelapa sawit basis CPO di Kabupaten Batang Hari diperkirakan sebesar Rp. 408,17 Milyar, dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sekitar 98,17% yang lebih besar dari suku bunga 14% per-tahun, dan Payback Period selama sekitar 7 tahun (7,10 Tahun).
Investment fund for developing oil palm industry base CPO (Crude Palm Oil) in Batang Hari is estimated at Rp. 408.17 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of 98.17% bigger than the interest rate of 14% per year, and the payback period for about 7 years (7 years and 10 month).
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Batang Hari merupakan salah satu Kabupaten diantara 10 Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jambi. Kabupaten ini dilalui dua sungai besar yaitu Sungai Batang Hari dan Sungai Tembesi. Secara geografis, Kabupaten Batang Hari terletak di antara 1°15’ Lintang Selatan dan 2°2’ Lintang Selatan dan antara 102°30’ Bujur Timur dan 104°30’ Bujur Timur. Secara administratif kabupaten ini berbatasan dengan:
Batang Hari is a part of Jambi Province that passed by two great rivers, which are Batang Hari River and Tembesi River. Geographically, Batang Hari located in 1°15'- 2°2' South Latitude and south and 102°30’- 104°30' East Longitude. Administratively the regency is bordered by:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi. Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Sarolangun, dan Kabupaten Muaro Jambi. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo.
Kabupaten Batang Hari memiliki luas sebesar 5.804,83 km², Kabupaten Batang Hari terdiri dari 8 Kecamatan dan 113 Desa/Kelurahan.
The Aspect Of Geographic And Administrative
Tebo Regency, Muaro Jambi Regency and West Tanjung Jabung Regency in North.
Muaro Jambi Regency in East.
Sarolangun Regency and Muaro Jambi Regency in South Tebo Regency in West.
The total area of Batang Hari is 5.804,83 km², which consists of 8 Sub-districts and 113 Villages.
Gambar 1.1 Luas Wilayah per Kecamatan Figure 1.1 Wide Area Per Sub-districts
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Batang Hari Figure 1.2 Administration Map of Batang Hari
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Kabupaten Batang Hari memilki kondisi geologi dan struktur tanah yang antara lain didominasi oleh Neogin seluas 283.986 ha diikuti endapan seluas 171.662 ha dan Tufa Vulcan seluas 84.472 ha. Kabupaten Batang Hari terdiri dari 2 (dua) jenis tanah, yaitu jenis tanah alluvial dan padsolik merah kuning. Jenis tanah alluvial berada di sekitar Sungai Batang Hari dan Sungai Batang Tembesi. Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian 11–100 meter di atas permukaan laut (sebesar 92,67%). Sedangkan 7,33% lainnya berada pada ketinggian 101–500 meter diatas permukaan laut.
Batang Hari has geological conditions and soil structure which is dominated by Neogin with an area of 283,986 ha, Deposition is 171,662 ha and Vulcan Tufa with an area of 84,472 hectares. Batang Hari consists of two (2) types of soil, which are alluvial soil and yellow red padsolik. Alluvial soil types to be around Batang River and Tembesi River. Most of the sub-district of Batang Hari consists of plains with the altitude of 11-100 meters above sea level (at 92.67%). While 7.33% of the others are located at an altitude of 101-500 meters above sea level.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari dengan rawa-rawa yang sepanjang tahun tergenang air. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Batang Hari merupakan daerah landai yang memiliki kemiringan berkisar antara 0–8 % (92,28%). Kecamatan yang terletak di daerah hulu Sungai Batang Hari cenderung lebih bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV, Kecamatan Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi yang cenderung lebih datar/landai sedangkan daerah dengan topografi miring dalam wilayah Kabupaten Batang Hari bisa dikatakan tidak ada.
Most areas in Batang Hari are watershed by the Batang Hari River with marshes along the waterlogged. In geomorphological, Batang Hari has a sloping area that has a slope between 0-8% (92.28 %). The Sub-district located in the upper of Batang Hari River tend to be bumpier than the downstream area. The bumpy areas are in Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Mersam and Maro Sebo Ilir. Muara Tembesi, Muarabulian, Bajubag and Pemayung has tended to be flat topography / ramps while areas with sloping topography in the district of Batang Hari.
1
Tabel 1.1 Luas daerah dan Tinggi Di atas Permukaan Laut per Kecamatan Table 1.1 Altitude and Wide Area Per Sub-district Presentase Thdp Tinggi Diatas Kecamatan/ Luas (km²)/Wide Kabupaten (%)/ Permukaan Laut Sub-district Area (km²) Percentage to (m)/ District(%) Altitude (m) Mersam 801,90 13,82 67
2
Maro Sebo Ulu
906,33
15,61
76
3
Batin XXIV
904,14
15,58
57
4
Muara Tembesi
419,77
7,23
45
5
Muara Bulian
417,97
7,20
38
6
Bajubang
1.203,51
20,73
51
7
Maro Sebo Ilir
129,06
2,22
48
8
Pemayung
1022,15
17,61
28
5.804,83
100,00
No
Jumlah/ Total
Sumber:BPS, Kabupaten Batang Hari dalam Angka 2014 / Source: BPS, Batang Hari in Figure 2014 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Batang Hari beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 26,2°C sampai 27,3°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan April dan Juni yaitu sebesar 27,3°C, Sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Desember, sebesar 26,2°C. Untuk kelembaban udara rata-rata berkisar antara 7889%. Rata-rata curah hujan berkisar antara 75,0 mm sampai 330,0 mm, untuk banyaknya hari hujan berkisar antara 3 sampai 16 hari. Kecepatan angin pada Kabupaten Batang Hari rata-rata berkisar antara 1,31 sampai 2,42 km/jam di tahun 2013.
Batang Hari climate is tropical with average air temperatures ranged from 26.2°C to 27.3°C. The maximum air temperature occurred in April and June with 27.3°C, while the minimum temperature occurred in December, with the temperature of 26.2°C. The average humidity ranges between 7889%. The average rainfall ranges from 75.0 mm to 330.0 mm, the numbers of rainy day ranged from 3 to 16 days. The wind speed average at the Batang Hari in 2013 ranged between 1.31 to 2.42 km /hour.
Gambar 1.3 Rata-rata Suhu Udara per Bulan Tahun 2013 (°C) Figure 1.3 Air Temperatur Average Per Month in 2013 (°C)
Gambar 1.4 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan per Bulan Tahun 2013 Figure 1.4 Numbers of Rainy Day and Rainfall per Month in 2013
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Pada tahun 2013 Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari sebanyak 258.016 jiwa Lebih besar dibanding tahun kemarin (2012) yaitu sebanyak 252.731 jiwa. Penduduk terbesar berada di kecamatan Muara Bulian yaitu 59.104 orang dan Penduduk terendah berada di Kecamatan Maro Sebo Ilir yaitu 14.102 orang. Dilihat dari Rasio jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan tahun 2013 di Kabupaten Batang Hari yaitu sebesar 104 dimana lebih besar dari (100) sehingga di Kabupaten Batang Hari jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.
The total population of Batang Hari in 2013 was 258,016 inhabitants bigger than last year (2012) which 252,731. The largest population is in Muara Bulian with 59,104 inhabitants and the lowest is in Maro Sebo Ilir with 14,102. Based on the gender ratio of male and female in 2013 in Batang Hari was equal to 104 which is greater than (100, so the population of male more than female.
1
Tabel 1.2 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Ratio Jenis Kelamin, 2013 Table 1.2 Total Populations Based on Gender and Gender Ratio, 2013 Penduduk (orang)/ Kepadatan Population (inhabitant) Penduduk Ratio Jenis Kecamatan/ (Orang/km²)/ Kelamin/ Sub-district Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/ Density Gender Ratio Male Female Total (People/ Km²) Mersam 13.808 13.612 27.420 34 101
2
Maro Sebo Ulu
15.901
15.747
31.648
35
101
3
Batin XXIV
13.954
13.070
27.024
30
107
4
Muara Tembesi
14.746
14.598
29.344
70
101
5
Muara Bulian
29.983
29.121
59.104
141
103
6
Bajubang
20,232
18.124
38.356
32
112
7
Maro Sebo Ilir
7,398
6.704
14.102
109
110
8
Pemayung
15.708
15.310
31.018
30
103
131.730
126.286
258.016
481
838
No
Jumlah/ Total
Sumber: BPS, KabupatenBatang Hari dalam Angka 2014 Source: BPS, Batang Hari In Figures 2014
Sedangkan untuk menurut kelompok umur di Kabupaten Batang Hari sebagian besar termasuk dalam usia produktif termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 173.179 jiwa dan selebihnya 76.638 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 8.199 jiwa berusia 65 tahun keatas.
According to age groups in Batang Hari, the population mostly included in the productive age (15-64 years) of 173,179 inhabitants and the remaining of 76,638 inhabitants under the age of 15 years and 8,199 inhabitants aged 65 years and above.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 1.3 Banyaknya Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Table 1.3 Total Populations Based On Age Group and Gender
Kelompok Umur/ Age Group
Laki-laki/ Male
Perempuan/ Female
Jumlah/ Total
0–4
13.405
13.036
26.441
5–9
13.063
12.887
25.951
10 – 14
12.201
12.045
24.246
15 – 19
11.981
11.683
23.665
20 – 24
12.546
11.733
24.279
25 – 29
11.772
11.329
23.101
30 – 34
11.280
11.241
22.521
35 – 39
10.762
10.195
20.957
40 – 44
9.552
8.861
18.413
45 – 49
7.605
7.151
14.756
50 – 54
6.125
5.483
11.608
55 – 59
4.558
3.928
8.486
60 – 64
2.894
2.499
5.393
65 – 69
1.742
1.657
3.399
70 – 74
1.147
1.232
2.379
75+
1.095
1.326
2.421
Sumber: BPS, Kabupaten Batang Haridalam Angka 2014 Source: BPS, Batang HariIn Figures 2014
Gambar 1.5 Piramida Penduduk Kabupaten Batang Hari, 2013 Figure 1.5 Population Pyramid in Batang Hari, 2013
Sumber: KabupatenBatang Hari dalam Angka 2014 Source: Batang Hari In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Modal penggerak dalam roda pembangunan adalah Tenaga kerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (Batang Hari Dalam Angka 2014), jumlah Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja dan sesuai dengan pendidikan yang ditamatkan (SD ke bawah, SLTP, dan SLTA ke atas) di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 adalah sebanyak 108.642 orang. Untuk jumlah yang tidak bekerja sebanyak 6.857 orang. Dari penduduk yang bekerja berumur 15 tahun keatas di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 bekerja di sektor pertanian sebanyak 68.355 orang, di sektor industri sebanyak 13.007 orang, dan di sektor jasa-jasa sebanyak 27.280 orang.
The driving wheel of the development is Labor force. Based on data from Center Bereau of Statistic (Batang Hari In Figures 2014), population aged 15 years and above who worked with the educational attainment (elementary down, junior and senior upward) in Batang Hari in 2013 was 108,642 inhabitants and 6,857 inhabitants was unemployment. The working population aged 15 years and above in Batang Hari in 2013 who work in the agriculture sector was 68,355 people, 13,007 people in the industrial sector and 27,280 people in the services sector.
Tabel 1.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan utama dan Jenis Kelamin Table 1.4 The Population Aged 15 Years Above Based On Main Activity and Gender Jenis Kegiatan Utama/ Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/ No Main Activity Male Female Total I Angkatan Kerja/ Labor Force 78.838 36.661 115.499 1 Bekerja/ Employe 74.715 33.927 108.642 2 Tidak Bekerja/ Unemployment 4.123 2.734 6.857 Bukan angkatan Kerja (sekolah, II mengurus rumah tangga dll)/ Not Labor 11.775 49.744 61.519 Foce (school, take care of household etc) Jumlah/ Total 90.613 86.405 117.018 Tingkat Partisipasi angkatan Kerja (TPAK)/ 87,01 42,43 65,25 Labor Force Participation Level Tingkat Pengangguran/ Unemployment Level 5,23 7,46 5,94 Sumber: Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2014 Source: The Survey Result of National Force Labor 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Keberhasilan suatu daerah ditandai dengan Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai. Berikut data jumlah sekolah, murid dan guru seperti dirinci dalam tabel-tabel berikut:
The success of a region is characterized by adequate educational facilities and infrastructure such as schools and education personnel (teachers). The detailed data of number of school, students and teachers shows in the following tables:
Tabel 1.5 Jumlah Sekolah (Swasta dan Negeri) di Kabupaten Batang Hari 2011-2013 Table 1.5 Numbers of School (Private and Public) in Batang Hari 2011-2013 Sekolah (Swasta & Negeri)/ School ( Private and Public)
Tahun/Year
2011 2012 2013
TK/Kindergarden
SD& MI/Elementary School and Islamic Elementary School
SMP& MTs/Junior High School and Islamic Junior High School
SMA & Aliyah/Senior High School and Islamic Senior High School
SMK/ Vocational School
89 90 110
207 221 223
78 80 82
30 30 30
6 8 8
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 Source: Batang Hari In Figures 2014
Tabel 1.6 Jumlah Murid Sekolah (Swasta dan Negeri) di Kabupaten Batang Hari 2011-2013 Table 1.6 Numbers of Student (Private and Public) in Batang Hari 2011-2013
Murid/Student Tahun/Year
TK/ Kindergarden
SD & MI/ Elementary School and Islamic Elementary School
2011 2012 2013
3.484 3.498 3.894
32.983 34.267 34.670
SMP & MTs / Junior High School and Islamic Junior High School
SMA & Aliyah/ Senior High School and Islamic Senior High School
SMK/ Vocational School
12.368 12.367 12.539
6.917 7.055 6.746
1.753 2.014 2.386
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 Source: Batang Hari In Figures 2014
Tabel 1.7 Jumlah Guru Sekolah (Swasta dan Negeri) di Kabupaten Batang Hari 2011-2013 Tabel 1.7 Numbers of School (Private and Public) in Batang Hari 2011-2013 Guru/Teacher SD & MI/ SMP & MTs / SMA & Aliyah/ Elementary Junior High Senior High SMK/ Tahun/Year TK/ School and School and School and Vocational Kindergarden Islamic Islamic Islamic Senior School Elementary Junior High High School School School 2011 436 2.665 1.216 624 150 2012 438 2.853 1.207 646 171 2013 388 2.733 1.224 632 162 Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 Source: Batang Hari In Figures 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasarana
1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Salah satu sarana transportasi yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian yaitu Jalan. Dengan tersedianya jalan yang memadai memberikan kelancaran dalam mobilitas penduduk dan lalu lintas barang/jasa dari satu daerah ke daerah lainnya. Panjang jalan di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 adalah 852,363 km, dengan jalan yang sudah di aspal sepanjang 526,273 km, jalan kerikil 79,540 km, dan jalan tanah 246,550 km. Untuk kondisi Jalan di Kabupaten Batang Hari sepanjang 240,77 km dalam kondisi baik, kondisi jalan sedang 51,93 km, kondisi jalan rusak 42,56 km, dan kondisi rusak berat 190,97 km.
Road is important transportation facilities to facilitate economic activities. The availability of adequate roads provides smooth mobility of people and the traffic of goods/services from one region to another. The length of roads in Batang Hari in 2013 was 852,363 km, with roads that were already in the asphalt along 526,273 km, 79,540 km gravel road and dirt of 246,550 km. The road conditions in Batang Hari along 240.77 km is in good condition, 51.93 km in moderate condition, 42.56 km in damaged conditions, and highly damaged of 190.97 km.
Gambar 1.6 Kegiatan Pengaspalan Jalan di Kabupaten Batang Hari Figure 1.6 Paving Road Activity in Batang Hari
No
Tabel 1.8 Panjang Jalan Menurut Kecamatan dan Jenis Permukaan Jalan (km), 2013 Table 1.8 Length and Surface Type of Roads Per Sub-district (km) 2013 Kecamatan/ Aspal/ Kerikil/ Tanah/ Jumlah/ Sub-district Asphalt Gravel Dirt Total
1
Mersam
68,986
0
50,650
119,636
2
Maro Sebo Ulu
38,615
18,695
19,275
76,585
3
Batin XXIV
83,903
5,000
32,000
120,903
4
Muara Tembesi
29,470
10,245
23,700
63,415
5
Muara Bulian
116,647
15,900
49,775
182,322
6
Bajubang
93,080
15,400
15,225
123,705
7
Maro Sebo Ilir
33,400
0
49,225
82,625
8
Pemayung
62,172
14,300
6,700
83,172
526,273
79,540
246,550
852,363
Jumlah/ Total
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 /Source:Batang Hari In Figures 2014
No
Tabel 1.9 Panjang Jalan Menurut Kecamatan dan Kondisi Jalan (km) Tahun 2013 Table 1.9 Lengths and Condition of Roads Based on Sub-district (Km) in 2013 Rusak Kecamatan/ Baik/ Sedang/ Rusak/ Berat/ Jumlah/ Sub-district Good Moderate Damaged Highly Total Damaged
1
Mersam
29,74
5,10
20,20
13,95
68,99
2
Maro Sebo Ulu
1,65
0
0
36,97
38,62
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Kecamatan/ Sub-district
No
Baik/ Good
Sedang/ Moderate
Rusak/ Damaged
Rusak Berat/ Highly Damaged
Jumlah/ Total
3
Batin XXIV
53,29
6,10
3,50
20,99
83,91
4
Muara Tembesi
23,79
2,5
0
3,18
29,47
5
Muara Bulian
70,47
23,35
0,76
22,07
116,65
6
Bajubang
49,08
12,35
0
31,65
93,08
7
Maro Sebo Ilir
4,50
0
15,50
13,40
33,40
8
Pemayung
8,25
2,50
2,60
48,76
62,11
Jumlah/ Total
240,77
51,93
42,56
190,97
526,23
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 / Source: Batang Hari In Figures 2014
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Listrik yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Batang Hari sebagian besar telah disuplai Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan untuk yang belum tersuplai oleh PT. PLN, masyarakat mengusahakan sendiri dengan tenaga diesel. Jumlah Listrik yang telah tersalurkan di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 yaitu sebesar 45.113 pelanggan dengan tenaga listrik 10.546.925 Kwh, dan nilainya sebesar Rp. 8.534.969.408,-.
The electricity used by the people of Batang Hari has been largely supplied by the State Electricity Company (PLN) and to which the public has not been well supplied by PLN seek themselves with diesel power. Number of electricity that has been installed in Batang Hari in 2013 was 45,113 customers with 10,546,925 kwh of electric power, and the value of Rp. 8,534,969,408.
Gambar 1.7 Jaringan Listrik di Kabupaten Batang Hari Figure 1.7 Electricity Networks in Batang Hari
Tabel 1.10 Banyak Pelanggan, Tenaga Listrik yang disalurkan dan Nilai Listrik Menurut Jenis Pemakaian di Kabupaten Batang Hari Tahun 2013 Table 1.10 Numbers of Customer, Electricity Supplied and Electricity Value Based On Consumption Type in Batang Hari Year of 2013 Tenaga Listrik Jenis Pemakaian/ Pelanggan/ (Kwh)/ Nilai (Rp)/ Consumption Type Customer Electricity Power Value (Rp) (Kwh) Rumah Tangga/ Household 42.019 6.426.458 4.658.386.229 Sekolah, Tempat Ibadah & Panti Asuhan/ 1111 274.272 170.704.873 School, Worship Place and Orphan Usaha Komersil/ Commercial Business 1422 626.536 695.759.061 Industri/ Industry 21 2.367.939 2.085.067.646 Kantor Pemerintah/ Government Office 393 354.097 391.283 Jalan/ Roads Lainnya/Multiguna/ Others/ Multipurpose 147 497.623 533.767.859 Jumlah/ Total 45.113 10.546.925 8.534.969.408 Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 / Source: Batang Hari In Figures 2014
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium-Term Development Plan
Jangka
Regional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang Hari dijelaskan bahwa visi :
Based on The Medium - Term Regional Development Plan of Batang Hari, the vision is:
“Bangun Ekonomi Rakyat, Lanjutkan Pembangunan Dengan Iman Dan Pemerataan.”
“Development of Society Economic, Continue The Development With Faith And Equitable”
Berdasarkan visi pembangunan tersebut, ditetapkan misi pembangunan untuk mewujudkannya yaitu:
The Development Mission assigned to actualize the Development Vission are:
1.
2.
3. 4.
5.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menjalankan kebijakan pembangunan ekonomi dengan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan; Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis, berakhlak mulia, yang ditopang oleh kesadaran saling menghormati dan saling mendukung antara ulama dan umaro; Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk Sumber Daya Aparatur; Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah secara proporsional, efektif, efisien, akuntabel dan transparan melalui penerapan reformasi birokrasi yang berkeadilan; Meningkatkan penggalian potensi Sumber Daya Alam (SDA) sebagai salah satu sumber daya pembangunan, dengan prinsip berkelanjutan serta menjaga kelestraian lingkungan dan keseimbangan ekosistem;
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas sebagai perwujudan cita-cita rakyat Batang Hari lima tahun ke depan fokus pada empat bidang agenda utama pembangunan kabupaten Batang Hari yaitu; bidang ekonomi rakyat, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang Infrastruktur. Keempat bidang tersebut akan di laksanakan secara sinergis, holistik dan komprehensif serta terintegrasi dengan berbagai bidang pembangunan lainnya.
1.
Improve public welfare by implement economic development policies with the democratic economy principles;
2.
Improve the quality of life of the religious, virtuous, which is supported by a consciousness of mutual respect and mutual support between parson and umaro; Improve the quality of human resources including Apparatus Resources; Improve the performance of the regional administration in proporsional, effective, efficient, accountable and transparent through the application of equitable Bureaucracy Reforms; Increase exploration of Natural Resources potential as a development resource, with sustainable principles and preserve the environment and ecological balance;
3. 4.
5.
Vision and mission created as the embodiment of the ideals of the people Batang Hari in the next five years, to realize it focussed on four areas of the Main Development Agenda of Batang Hari which are; people economics, education, health and infrastructure. The four areas will be conducted in a synergistic, holistic and comprehensive, and integrated with a variety of other sectors.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2.2. Rencana (RTRW)
Tata
Ruang
Wilayah
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Batang Hari sebagai berikut: 1.
2. 3.
4.
5. 6.
Pengembangan sektor pertanian, pariwisata dan pertambangan sebagai sektor potensial secara optimal yang berwawasan lingkungan Penciptaan peluang investasi pada kegiatan industri; Peningkatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah pada kawasan pertanian dan pertambangan, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu; Penguatan fungsi lindung kawasan lindung secara berkesinambungan dan terintegrasi; dan Peningkatan fungsi kawasan untuk keamanan dan pertahanan negara. Menciptakan iklim investasi yang kondusif.
2.2.
The Spatial Plans Area
Spatial planning policies of Batang Hari as follows:
1.
2. 3.
4.
5. 6.
Development of agriculture, tourism and mining as a potential sector in an optimal and environmentally friendly; Create the investment opportunities in the industrial activities; Improvement of infrastructure development in the area of agriculture and mining, the center of activity, growth centers and service centers in a balanced and integrated; Strengthen the protected function of protected areas in a sustainable and integrated ways; and Improve the function of the area for security and defense. Create conducive investment climate.
Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain:
Some of the strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planning purposes, are:
1)
Strategi pengembangan sektor pertanian sebagai sektor potensial secara optimal yang berwawasan lingkungan meliputi:
1) Strategy development of the agricultural sector as a potential sector in an optimal and environmentally friendly includes:
a.
Meningkatkan produktivitas hasil pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi; Melakukan penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan; Meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong investasi pada kegiatan industri berbasis pertanian; Menjamin kelancaran aksesibillitas dengan penyediaan sistem prasarana dan sarana handal mendukung kegiatan pertanian; dan Menjamin dan mendorong ketersediaan pangan daerah.
a. Increase agricultural productivity through intensification and extensification; b. Strengthen the marketing of agricultural products through the improvement of human resources and institutional as well as facilitate the certification required; c. Improve the ability of service infrastructure and facilities that able to encourage investment in agriculture-based industrial activities; d. Ensure smooth accessibility to provision of reliable infrastructure systems and facilities to support agricultural activities; and e. Ensure and encourage the availability of local food.
Strategi pengembangan sektor pertambangan sebagai sektor potensial secara optimal dan berwawasan lingkungan, meliputi:
2) Strategy development of the mining sector as a potential sector in an optimal and environmentally friendly, includes:
b.
c.
d.
e.
2)
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary a.
b.
c. d.
Menggunakan teknologi ramah lingkungan (eco-mining) dalam eksplorasi dan eksploitasi wilayah pertambangan; Eksploitasi tambang harus mempertimbangkan keseimbangan pemanfaatan ruang lain; Menjamin pelaksanaan reklamasi pasca tambang pada kegiatan pertambangan; Meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong investasi pada sektor pertambangan;
2015
a. Use environmentally friendly technologies (eco-mining) in the exploration and exploitation of mining areas; b. Mine exploitation should consider the balance of the utilization of the other space; c. Ensure the implementation of the post-mining reclamation in mining activities; d. Improve the ability of service infrastructure and facilities that able to encourage investment in the mining sector;
3)
Penciptaan peluang investasi yang meliputi:
3) Creation of investment opportunities includes:
a.
Meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong investasi pada kegiatan industri; Mendorong pertumbuhan klaster industri yang berbasis pada daya dukung dan daya tampung lingkungan; Menjamin kelancaran aksesibilitas antara kawasan sentra dan pendukungnya dengan penyediaan sistem prasarana yang handal; Menciptakan iklim investasi yang kondusif.
a. Improve the ability of service infrastructure and facilities that able to encourage investment in industrial activities; b. Encourage the growth of industrial clusters based on the carrying capacity and environmental capacity; c. Ensure smooth accessibility between central region and supporting the provision of reliable infrastructure systems; d. Create conducive investment climate.
4)
Strategi peningkatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah pada kawasan pertanian, pariwisata dan pertambangan, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu, meliputi:
4) Strategy for improving development and infrastructure development in the area of agriculture, tourism and mining, the center of activity, growth centers and service centers in a balanced and integrated ways includes:
a.
Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur jaringan jalan dan fasilitas penghubung, jaringan air bersih, jaringan energi, telekomunikasi, dan jaringan sumber daya air yang merata; Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan sarana prasarana perumahan dan pemukiman yang seimbang; Meningkatkan dan mengembangkan sarana prasarana industri pertanian dan pertambangan; dan Meningkatkan dan mengembangkan sistem distribusi perdagangan dan jasa serta akses pasar yang kondusif.
a. Improve and develop infrastructure road network and connecting facilities, water supply network, energy networks, telecommunications and equitable water resources network; b. Improve and develop networking the provision of balanced infrastructure facilities and settlements; c. Improve and develop infrastructure in the agricultural and mining industries; and
Strategi penguatan fungsi lindung kawasan lindung secara berkesinambungan dan terintegrasi, meliputi :
5) Strategy strengthening the protected function of the protected areas in a sustainable and integrated way, includes:
b.
c.
d.
b.
c.
d.
5)
d. Improve and develop the distribution system of trade and services as well as favorable market access.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015 a.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Mengupayakan tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pembangunan; Memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya untuk melindungi kawasan di bawahnya, kawasan perlindungan setempat serta melindungi kawasan yang rawan bencana alam; Melindungi daerah resapan air yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; Mengendalikan dan memantau kegiatan budidaya pada kawasan lindung dan kawasan hutan agar tetap terjaga kelestariannya; dan Merehabilitasi kawasan hutan agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya dan mengoptimalkan perlindungan pada kawasan bantaran sungai.
a. Strive to sustainability and environmentally balance while considering the needs of development;
6)
Strategi peningkatan dan pengembangan pariwisata meliputi :
6) Strategy improvement and development of tourism includes:
a.
Mengembangkan kawasan potensi wisata daerah; Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan sarana dan prasarana pariwisata daerah; Meningkatkan promosi pariwisata daerah; Menciptakan iklim usaha pariwisata daerah yang kondusif.
a. Develop the tourist potential of the area;
c. Enhance the promotion of regional tourism; d. Create a conducive regional tourism business climate.
7)
Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk keamanan dan pertahanan negara, meliputi :
7) Strategy for improving function of the area for security and defense of the State, includes:
a.
Mendukung penetapan kawasan pertanahan dan keamanan di wilayah kabupaten; Mengembangkan kawasan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan Turut serta menjaga dan memelihara asetaset pertahanan/TNI.
a. Support the establishment the area of defense and security in the district; b. Develop selective cultivation area in and around the area of defense and security of the state to maintain the function of defense and security; c. Develop protected areas and/or unawakened cultivation areas around the area of defense and security of the region with awakened cultivation area; and d. Participate in maintaining and preserving the assets of the defense/military.
b.
c.
d.
e.
b.
c. d.
b.
c.
d.
16
b. Strengthen the protected areas in accordance with its function to protect the park in his subordinates, local protected areas and protect areas prone to natural disasters; c. Protect watersheds hydrological function to ensure the availability of water resources; d. Control and monitor the activities of aquaculture in protected areas and forest areas in order to maintain continuity; and e. Rehabilitate forests in order to function as it should and optimize protection of riverbanks area.
b. Improve and develop the provision of facilities and infrastructure of regional tourism;
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Kontribusi suatu sektor terhadap Produk Regional Bruto (PDRB) dapat menggambarkan perat sektor tersebut dalam kegiatan suatu wilayah. Di Kabupaten Batang Hari dalam periode 2009-2013, terdapat empat sektor kegiatan ekonomi utama di Kabupaten Batang Hari yaitu:
The contribution of a sector to the Gross Domestic Regional Product (GDRP) may describe the role of the sector in the activities of a region. In Batang Hari in the period of 2009-2013, there are four main sectors of economic activity includes:
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
Pertanian, Perdagangan, Hotel, dan Restoran Jasa – jasa Industri Pengolahan
Agriculture, Trade, Hotels and Restaurants Services Processing Industry
Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Batang Hari 2013 Figure 3.1 The Economic Structure of Batang Hari 2013
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari setiap kategori ekonomi di Kabupaten Batang Hari selalu meningkat setiap tahunnya. Sektor pertanian mendominasi dengan nilai mencapai mencapai Rp. 1.364,15 milyar di tahun 2013, dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 1.239,52 milyar. Sedangkan, pada sektor perdagangan, hotel, dan jasa perusahaan sebesar Rp. 1.332,35 milyar di tahun 2013 dan Rp. 1.142,11 milyar pada tahun 2012, yang dirinci pada tabel berikut:
The value of GDRP at current prices of every economic category in Batang Hari increased every year. The agricultural sector dominates with the value of Rp 1,364.15 billion in 2013, compared to the year 2012 amounted to Rp. 1,239.52 billion. Whereas, in the trade, hotel, and susiness services was Rp. 1,332.35 billion in 2013 and Rp. 1,142.11 billion in 2012, which the detailed is in the following table:
Tabel 3.1 PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Dalam Jutaan Rupiah) Table 3.1 GDRP at Current Prices Based on Industrial Origin (In Million Rupiah) No 1 2
Lapangan Usaha/ Industrial Origin (Sektor / Sector) Pertanian / Agriculture Pertambangan & Penggalian / Mining & Quarrying
2009
2010
2011
2012
2013
717,363.53
945,171.68
1,128,669.48
1,239,525.11
1,364,144.73
397,435.93
417,655.03
512,309.85
584,017.64
636,527.31
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Lapangan Usaha/ Industrial Origin (Sektor / Sector)
No 3 4 5 6
7
8 9
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2009
2010
2011
2012
2013
495,022.42
575,160.70
626,342.63
701,668.41
789,325.18
5,790.53
7,540.58
10,207.41
11,470.80
12,670.64
156,081.90
198,994.59
219,458.08
253,617.62
299,899.18
584,543.44
685,328.55
981,569.92
1,142,119.82
1,332,352.94
144,768.75
180,473.67
226,334.87
256,288.99
286,860.69
Industri Pengolahan / Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas & Water Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy, Business Service Jasa – Jasa / Services
76,163.90
89,178.03
102,284.00
118,600.37
134,578.11
626,801.34
776,020.45
894,456.44
1,027,887.46
1,192,073.81
JUMLAH / TOTAL
3,203,971.74
3,875,523.28
4,701,632.68
5,335,196.22
6,048,432.59
Sumber: Kabupaten Batang Haridalam Angka 2014 Source: Batang Hari in Figure 2014
Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013) Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013)
Kabupaten Batang Hari
Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector)
Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Contributions Sector (2009-2013)
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Growth Sector (2009-2013)
Pertanian / Agriculture Pertambangan & Penggalian / Mining & Quarrying Industri Pengolahan / Pocessing Industry Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas & Water Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel, & Restaurant Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy, Business Service Jasa – Jasa / Services
22.55%
17.76%
10.52%
12.68%
13.05%
12.40%
0.21%
22.11%
4.96%
17.90%
22.03%
23.37%
4.74%
18.81%
2.23%
15.30%
19.71%
17.49%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber: Dari Data BPS yang diolah (Hasil Analisis 2015) Source: BPS Data (Analysis Result) 2015
Rata-rata pertumbuhan pada sektor pertanian di Kabupaten Batang Hari dalam lima tahun terakhir sebesar 17,769%, dan kontribusi yang diberikan mencapai 22,55% dari total nilai PDRB Kabupaten Batang Hari. Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran rata-rata pertumbuhannya yang paling tinggi yaitu sebesar 23,37%, dengan
18
The average growth in the agricultural sector in Batang Hari in the last five years amounted to 17.769%, and the contribution reached 22.55% of the total value of GDRP Batang Hari. The highest average growth was in the sector of trade, hotels and restaurants that reached 23.37%, with a contribution of 22.03%. Meanwhile, in the services
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
kontribusi sebesar 22,03%. Sedangkan, di sektor jasa-jasa dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,49% dan kontribusi sebesar 19,71%. Sementara itu, di Sektor industri pengolahan ratarata kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari sebesar 13,05%, dan ratarata pertumbuhannya sebesar 12,40%.
sector with the average growth of 17.49% and a contribution of 19.71%. Meanwhile, in the manufacturing sector the average contribution made to GDRP of Batang Hari amounted to 13.05%, and the average growth of 12.40%.
Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Batang hari dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku berikut :
The detailed explanation of the structure of the economy Batang Hari can be seen from the GDRP of Batang Hari at current prices as follow:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Batang Hari. Kontribusi sektor primer pada PDRB selama kurun waktu 2009-2013 sebesar 34,42%. Besarnya kontribusi sektor primer didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 23,31% dari total PDRB Kabupaten Batang Hari. Hal ini menunjukkan sektor primer mempunyai andil yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Batang Hari, khususnya sektor pertanian.
a. Primary sector The primary sector which composed of agriculture, mining and quarrying, has an important role in economic development of Batang Hari. The contribution of the primary sector in GDRP during the period of 2009-2013 amounted to 34.42%. The contribution of the primary sector is dominated by the agricultural sector that was responsible for 23.31% of total GDRP of Batang Hari. This shows that the primary sector has a major contribution to the economics Batang Hari, particularly the agricultural sector.
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Batang Hari dalam 5 (lima) tahun terakhir adalah 19.04%. Pada sektor ini kontribusi terbesarnya berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai 13,96%, sedangkan yang terkecil dari sektor listrik, gas, dan air bersih yang nilai kontribusinya hanya 0,20% dan menjadi yang terendah kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Batang Hari dibandingkan dengan sektor lainnya.
b. Secondary sector Secondary sector comprising processing industry, electricity, gas and water sector, and construction sector. The contribution of the secondary sector in GDRP of Batang Hari within 5 (five) years was 19.04%. In this sector the biggest contributions came from the processing industry sector, which reached 13.96%, while the smallest was electricity, gas and water sector which contributed only 0.20% and be the lowest contribution to the GDRP of Batang Hari compared to the other sectors.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015 c.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Batang Hari mencapai 46,53% dalam periode 2009 sampai dengan 2013. Kontribusi pada sektor tersier ini didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan andil sebesar 20,05% dari total PDRB Kabupaten Batang Hari, Sedangkan sektor jasa-jasa sebesar 19,52%. Untuk sektor transportasi dan komunikasi memberikan andil sebesar 4,71%, sedangkan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 2,26% terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari.
c.
Tertiary sector The tertiary sector comprising trade, hotels and restaurants, transportation and communication sector, finance, tenancy and business services sector, and the services sector. The contribution of the tertiary sector in GDRP of Batang Hari reached 46.53% in the period of 2009 to 2013. The contribution of the tertiary sector was dominated by trade, hotels and restaurants that were responsible for 20.05% of total GDRP of Batang Hari, while the services sector was 19.52%. The transportation and communications sector contributed 4.71%, and the financial sector, tenancy and business services amounted to 2.26% of GDRP of Batang Hari.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Batang Hari atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 3,203,971.74,rupiah, pada tahun 2010 sebesar Rp. 3,875,523.28,- pada tahun 2011 sebesar Rp. 4,701,632.68,-, pada tahun 2012 sebesar Rp. 5,335,196.22,- , sedangkan di tahun 2013 sebesar Rp. 6,048,432.59,-. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari sebesar 6,84%, atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,11%. Namun, Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari termasuk di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Gross Domestic Regional Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region shows the GDRP of Batang Hari at current prices increased. In 2009, Batang Hari GDRP at current prices amounted to Rp. 3,203,971,740, in 2010 of Rp. 3,875,523,280, in 2011 of Rp 4,701,632,680, in 2012 of Rp. 5,335,196,220, while in 2013 of Rp. 6,048,432,590. The rate of economic growth of Batang Hari amounted to 6.84%, or slowed when compared with the previous year of 7.11%. Although slowdown, the economic growth in Batang Hari included above the national economic growth.
20
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
2015
Gambar 4.1 Potensi Tanaman Pangan Figure 4.1 Food Crops Potential
A.
Tanaman Pangan
A.
Komoditi di sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Batang Hari antara lain adalah padi, jagung, ubi kayu, dan lainnya. Tanaman pangan tersebut telah berproduksi sebagaimana diuraikan pada tabel 4.1 berikut:
Food Crops
Commodity crops in the agricultural sector in Batang Hari are rice, corn, cassava, and others. The food crops have been producing, as described in the table 4.1 :
Tabel 4.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pertanian di Kabupaten Batang Hari 2013 Table 4.1 Harvested Area, Production and Agricultural Productivity in Batang Hari 2013 Luas Produksi/ Panen/ Production Harvested (ton) Area (ha)
No
Jenis Tanaman/ Plant Type
1
Padi Sawah/ Paddy
7.410
37.135
Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung.
2
Padi Ladang/ Paddy Fields
440
1.356
Kecamatan Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Bajubang,
3
Jagung/ Corn
80
272
105
118
20
27
Kecamatan Batin XXIV, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung.
3
3
Kecamatan Batin XXIV, Maro Sebo Ilir.
4 5 6
Kedelai/ Soybeans Kacang Tanah/ Peanuts Kacang Hijau/ Green Beans
7
Ubi Kayu/ Cassava
87
822
8
Ubi Jalar/ Sweet Potato
27
211
Kecamatan / Sub-district
Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Muara Tembesi, Muara Bulian, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Bulian, Maro Sebo Ilir.
Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Maro Sebo Ilir, Pemayung.
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 / Source: Batang Hari in Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Gambar 4.2 Perkembangan Produksi dan Luas Lahan Padi Sawah & Ladang Kab. Batang Hari 2011-2013 Figure 4.2 Production Development and Wide Area of Paddy and Paddy Fields in Batang Hari 2011-2013
Gambar 4.3 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan (Palawija) di Kab. Batang Hari 2011-2013 Figure 4.3 Food Crops (Horticulture) Production Development in Batang Hari 2011-2013
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary B.
Hortikultura
B.
2015
Horticulture
Gambar 4.4 Potensi Hortikultura Sayuran Figure 4.4 Horticultural Vegetables Potential
Tanaman hortikutura walupun tidak dominan, namun cukup potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Batang Hari. Berikut data luas lahan dan produksi tanaman hortikultura Kabupaten Batang Hari.
Although is not dominant, horticulture plants has enough potential to be developed by the people in Batang Hari. The following data shows the land area and production of horticulture crops in Batang Hari.
Tabel 4.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Holtikultura di Kabupaten Batang Hari 2013 Table 4.2 Harvested Area, Production and Horticulrure Crops Productivity in Batang Hari 2013 No
Jenis Luas Panen / Produksi / Tanaman/ Harvested Area (ha) Production (ton) Plant Type
1
Kacang panjang/ Long Beans
89
357.5
2
Cabe/ Chili
30
162.2
3
Cabe Rawit/ Cayenne
30
141.2
4
Tomat/ Tomato
11
107.5
5
Terong/ Eggplant
51
244.5
6
Ketimun/ Cucumber
56
337.8
Kecamatan / Sub-district Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung.
Sumber: Kabupaten Batang Hari dalam Angka 2014 / Source: Batang Hari in Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015 C.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Buah-Buahan
C.
Fruits
Gambar 4.4 Potensi Buah-buahan Figure 4.4 Fruits Potential
Tanaman Buah-buahan paling dominan di Kabupaten Batang Hari yaitu rambutan, duku, durian, nangka, jeruk, dan mangga. Namun karena sifatnya sebagai tanaman tahunan yang menghasilkan pada musim-musim tertentu maka produksinya belum maksimal. Dirinci pada tabel 4.3 berikut:
Fruits are the most dominant plant in Batang Hari which are rambutan, duku, durian, jackfruit, orange and mango. Because of its nature as an annual plant that produces at certain seasons, so the production is not maximized. The detailed is in the following table 4.3 :
Tabel 4.3 Produksi Buah-buahan di Kabupaten Batang Hari Table 4.3 Fruits Production in Batang Hari
No
Jenis Tanaman/ Plant Type
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
Produksi /Production (ton)
1
Rambutan/ Rambutan
89
1.661,1
2
Duku/ Duku
30
521,0
3
Durian/ Durian
30
1.629,0
4
Nangka/ Starfruit
11
414,4
5
Jeruk/ Orange
51
794,4
6
Mangga/ Mango
56
168,1
Kecamatan / Sub-district Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Ilir, Pemayung.
Sumber: Kabupaten Batang Hari dalam Angka 2014 Source: Batang Hari in Figures 2014
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.5 Peta Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Batang Hari Figure 4.5 Agriculture Sector Potential Map of Batang Hari
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
D. Perkebunan
D.
Plantation
Gambar 4.6 Potensi Perkebunan Figure 4.6 Plantation Potential
Potensi perkebunan yang mempunyai nilai cukup tinggi antara lain adalah kelapa sawit, karet, kopi, lada, dan kemiri. Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya 198.051 ha. Tanaman perkebunan yang dominan di tanam di Kabupaten batang Hari adalah kelapa sawit dan karet. Luas lahan dan produksi perkebunan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Plantations potential that have high enough value include oil palm, rubber, coffee, pepper, and candlenut. In Batang Hari, most of the agricultural land used for plantations that cover 198,051 hectares. The dominant plantation crops planted in the Batang Hari is oil palm and rubber. Land area and crop production is described in the following table:
Tabel 4.4 Luas Lahan, Produksi, Tanaman Perkebunan di Kabupaten Batang Hari Table 4.4 Land Area and Crops Production in Batang Hari Luas Produksi Jenis Tanaman (ton)/ No Tanaman/ (ha) / Kecamatan / Sub-district Production Plant Type Land Area (ton) (ha) Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Karet/ 1 112.981 71.801 Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Rubber Ilir, Pemayung. Kelapa Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, 2 Dalam/ 521 395 Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Coconut Ilir, Pemayung. Kelapa Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Hibrida/ 3 174 88 Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Hybrid Ilir, Pemayung. Coconut Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Kelapa Sawit/ 4 83.848,44 254.584 Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, Maro Sebo Oil Palm Ilir, Pemayung. Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, 5 Kopi/ Coffee 169 57 Muara Tembesi, Bajubang, Pemayung. 6
Kapuk/ Kapok
138
14
7
Lada/ Pepper
74
34
10
Aren/ Sugar Palm
63
34
26
Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV. Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Bajubang. Kecamatan Mersam, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Pemayung.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
No
Jenis Tanaman/ Plant Type
Luas Tanaman (ha) / Land Area (ha)
Produksi (ton)/ Production (ton)
11
Kakao/ Cocoa
136
75
Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian, Pemayung.
19
8
Kecamatan Batin XXIV, Muara Tembesi, Muara Bulian.
37
15
Kecamatan Maro Sebo Ulu, Muara Tembesi, Pemayung.
12 13
Kemiri/ Candlenut Pinang/ Areca Nut
Kecamatan / Sub-district
Sumber: Kabupaten Batang Hari dalam Angka 2014 Source: Batang Hari in Figures 2014
Gambar 4.7 Grafik Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Batang Hari Figure 4.7 Plantation Crop Production Graph in Batang Hari
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.8 Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Batang Hari Figure 4.8 Plantation Potential Map of Batang Hari
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2.
2015
4.2. Fishery Sector
Sektor Perikanan
Gambar 4.9 Potensi Perikanan Kabupaten Batang Hari Figure 4.9 Fishery Potential of Batang Hari
Produksi Ikan di kolam Kabupaten Batang Hari pada tahun 2013 adalah sebesar 5.251,65 ton dengan nilai Rp. 115.536.300.000,- sedangkan produksi ikan di keramba mencapai 3.712,26 ton dengan Nilai Rp. 81.669.720.000,-. Dari 8 kecamatan di Kabupaten Batang Hari produksi ikan dikolam terbesar tahun 2013 berada di Kecamatan Pemayung sebesar 1.320,05 ton dan juga Kecamatan Pemayung ini juga produksi ikan di Keramba terbesar di semua kecamatan Kabupaten Batang hari sebesar 2.241,58 ton.
Fish production in the pool in Batang Hari in 2013 was 5,251.65 tons with a value of Rp. 115,536,300,000, while the production of fish in keramba reached 3712.26 tons with a value of Rp. 81,669,720,000. From 8 (eight) sub-districts in Batang Hari, Pemayung was the largest producer of fish in the pond with the amount of 1,320.05 tons and also the largest producer of fishpond with the number of 2,241.58 tons.
Tabel 4.5 Jumlah Rumah Tangga dan Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Batang Hari, 2013 Table 4.5 Numbers of Houshold and Catching Fish Production in Batang Hari 2013 Ikan di Kolam/ Ikan di Keramba/ Fish Pond Fish Keramba Kecamatan/ Nilai(Rp Nilai(Rp No Produksi(Ton)/ Sub-district Produksi(ton)/ 000)/ 000)/ Production Production (ton) Value(Rp Value(Rp (Ton) 000) 000) 1
Mersam
183,35
4.033.700
303,51
6.677.220
2
Maro Sebo Ulu
264,80
5.825.600
89,66
1.972.520
3
Batin XXIV
326,20
7.176.400
-
-
4
Muara Tembesi
913,09
20.087.980
78,55
1.728.100
5
Muara Bulian
851,09
18.723.980
998,96
21.977.120
6
Bajubang
1.027,02
22.594.440
-
-
7
Maro Sebo Ilir
366,05
8.053.100
-
-
8
Pemayung
1.320,05
29.041.100
2.241,58
49.314.760
5.251,65
115.536.300
3.712,26
81.669.720
Jumlah / Total
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam angka 2014 Source: Batang Hari in Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.10 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Batang Hari Figure 4.10 Fishery Potential Map of Batang Hari
30
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Sektor Pertambangan
2015
4.3. Mining Sector
Gambar 4.11 Potensi Pertambangan Kabupaten Batang Hari Figure 4.11 Mining Potential of Batang Hari
Hasil Produksi Pertambangan di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 terbesar yaitu pertambangan batu bara dimana sebesar 641.218,501 m.ton. Kemudian disusul dengan produksi minyak bumi sebesar 101.014 barel. Untuk produksi pertambangan seperti batu bara, Gas Bumi di Kabupaten Batang Hari tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Dilain hal, untuk produksi minyak bumi tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
In 2013, the larger production of mining in Batang Hari is coal with 641.218,501 m.ton. Then, followed with crude oil which amounted to 101.014 barels. The production of mining in Batang Hari such as coal and natural gas in 2013 has decreased compared to 2012. On the other hand, for oil production in 2013 increased compared to the previous year, as shown in the table below:
Tabel 4.6 Produksi Pertambangan Menurut Komoditidi Kabupaten Batang Hari 2011-2013 Table 4.6 Mining Production based on Commodity in Batang Hari 2011-2013 No
Komoditi / Commodity
Satuan (unit)
2011
2012
2013
1
Minyak Bumi /Crude Oil
000 barel
112.642,54
4.256,98
101.014
2
Gas Bumi / Natural Gas
000 Msf
410.228,90
2.152,45
-
3
Timah / Tin
m.ton
-
-
-
4
Batubara / Coal
m.ton
1.379.027,914
926.916,397
641.218,501
Sumber: Kabupaten Batang Hari Dalam Angka 2014 Source: Batang Hari In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.12 Peta Potensi Pertambangan di Kabupaten Batang Hari Figure 4.12 Mining Potential Map in Batang Hari
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.4. Sektor Industri
2015
4.4. Industry Sector Gambar 4.14 Potensi Industri Kabupaten Batang Hari Figure 4.14 Industry Potential of Batang Hari
Kabupaten Batang Hari memilki potensi industri yang cukup berpeluang untuk dikembangkan lebih baik lagi, khusunya industri pengolahan kelapa sawit dan karet. Tersedianya lahan yang luas dan bahan baku yang melimpah, serta sarana dan prasarana yang mendukung di Kabupaten Batang Hari. Berpedoman kepada ketersediaan potensi sumberdaya alam, arah kebijakan daerah, daya dukung berinvestasi dan kecenderungan pasar komoditi perkebunan, maka setidaknya saat ini tersedia peluang investasi bidang perkebunan bagi pihak swasta di Kabupaten Batang Hari antara lain: pabrik kelapa sawit, industri hilir kelapa sawit, pabrik pengolahan karet, pembibitan karet dan kelapa sawit, serta pemanfaatan kayu karet tua. berikut data jumlah industri yang ada di Kabupaten Batang Hari.
Batang Hari has considerable industrial potential opportunity to develop better, especially oil palm and rubber processing industry/ The availability of vast land and abundant raw materials, and facilities that support the rods in the district become the reason of the opportunity. Guided by the potential availability of natural resources, the direction of regional policy, the carrying capacity to invest and trends of agricultural commodity market, so currently the available investment opportunities for the private sector plantations in Batang Hari, are: Oil Palm Factory, Downstream Oil Palm Industry, rubber Processing Factory, rubber and oil palm nurseries, and the utilization of old rubber wood. The following data shows the number of existing industry in Batang Hari.
Tabel 4.7 Jumlah Industri di Kabupaten Batang Hari 2013 Table 4.7 Numbers of Industry in Batang Hari 2013 No
Industri/ Industry
Jumlah Industri/ Numbers of Industry
Tenaga Kerja/ Labor Force
1
Industri Kecil/ Small Industry
1.364
8.352
2
Industri Menengah/ Medium Industry
8
1.184
3
Industri Besar/ Large Industry
3
981
1.375
10.517
Total
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit
5.1. Investment Opportunity of Oil Palm Industry
Gambar 5.1 Industri Kelapa Sawit Figure 5.1 Oil Palm Industry
Kehadiran industri hilir kelapa sawit sudah lama menjadi cita-cita masyarakat dan pemerintah daerah Batang Hari. Cita-cita ini cukup beralasan bila dilihat dari ketersediaan bahan baku. Disisi lain berdirinya industri hilir di Kabupaten Batang Hari akan memberikan dampak yang luas bagi penyerapan tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran, meningkatkan nilai tambah produk, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan sekaligus pendapatan daerah. Pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peluang investasi untuk membangun industri hilir kelapa sawit bagi investor di wilayah Kabupaten Batang Hari sangat terbuka lebar. Pada akhir tahun 2010 luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Batang Hari 66.593,7 ha dengan produksi 889.410 ton TBS setahun atau setara dengan 177.882 ton CPO per tahun. Luas perkebunan dan jumlah produksi tersebut diperkirakan akan selalu meningkat setiap tahunnya dengan semakin berkembangnya kebun kelapa sawit, baik yang dibangun oleh perusahaan besar maupun secara swadaya oleh masyarakat.
The presence of downstream oil palm industry has been an aspiration of society and Local Government of Batang Hari. It is quite reasonable because the availability of raw materials. On the other hand, the establishment of down stream industries in Batang Hari will provide a wide impact for employment to resolve unemployment, increase added value of products, increase incomes and at the same time increase local revenue. At last, it will lead to the improvement of people's welfare. An investment opportunity to build downstream oil palm industry for investors in Batang Hari is wide open. At the end of 2010, the land area of oil palm plantations in Batang Hari reached 66,593.7 hectares with a production of 889,410 tons of FFB (Fresh Fruit Bunches) a year, equivalent to 177,882 tons of CPO per year. Plantations and production quantities are expected to increase every year with the development of oil palm plantations, both built by large companies or independently by the community.
Tabel 5.1 Luas Areal dan Produksi Komoditi Kelapa Sawit Kabupaten Batang Hari Table 5.1 Land Area and Oil Palm Commodity Production in Batang Hari
Sistem Pengelolaan/ Management System
No
Luas Areal ( ha )/ Land Area (ha)
Produksi( ton )/ Production (ton)
1
Perkebunan Rakyat/Community Plantation BUMN / PTP/ State-owned Enterprises
37.810
118,940
2
Perusahaan Besar Swasta Nasional/ Limited Liabitity Plantation Company
7.237
12,308
3
( PBSN )/ National Private Large Company
38.801
123,366
83.848
254.584
Jumlah/ Total
Sumber: Dinas Perkebunan dan BPS Kabupaten Batang Hari, 2013 (Diolah) Source: Plantation Department and Statistical Center Unit of Batang Hari 2013 (Processed)
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 5.2 Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Figure 5.2 Palm Oil Processing Factory
Pembangunan dan pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Batang Hari dinilai sebagai investasi yang memiliki peluang besar. Hal ini didukung oleh produksi kelapa sawit yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada akhir tahun 2010 tercatat luas kelapa sawit di Kabupaten Batang Hari seluas 66.593,7 ha dengan produksi 177.882 ton CPO per tahun atau setara dengan 889.410 ton TBS setahun, kemudian pada tahun 2013 tercatat luas lahan kelapa sawit 83.848 ha, dengan produksi sebesar 254584 ton. Tentunya produksi ini cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya luas lahan. Ini berarti rata-rata setiap bulan dihasilkan kelapa sawit dari Batang Hari sebanyak 74.118 ton TBS, setara dengan 14.824 ton CPO. Atau produksi per hari sebanyak 2.471 ton TBS atau setara dengan 494.1 ton CPO. Jika kapasitas angkut satu buah mobil truk kelapa sawit rata-rata 8 ton, maka rata-rata per hari diangkut sekitar 309 truk TBS. Sementara sampai saat ini di Batang Hari baru tersedia 6 (enam) Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Construction and development of palm oil mill (MCC) in Batang Hari considered as an investment that has a great opportunity. This is supported by the increasing of oil palm production from year to year. At the end of the year 2010 in Batang Hari recorded the oil palm area of 66,593.7 hectares with a production of 177,882 tons of CPO per year, equivalent to 889,410 tons a year of FFB, and in 2013 the land area of oil palm was 83,848 ha with the production of 254,584 tons, Inded, this production tends to increase along with the increasing of the land area. This means that in Batang Hari, the produced oil palm average of each month was 74,118 tons of FFB, equivalent to 14,824 tons of CPO. Production per day was 2,471 tons of FFB or equivalent to 494.1 tons of CPO. If the carrying capacities of a palm truck an average of 8 tons, so the average per day transported around 309 trucks of FFB. Recently, palm oil mills that available in Batanghari are 6 (Six) plants.
Tabel 5.2 Perusahan Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Batang Hari Tabel 5.2 Oil Palm Processing Company in Batang Hari Kapasitas ton/Jam/ Capacity/ ton/Hour
Nama Perusahaan/ Company Name
Lokasi/ Location
PT. Deli Muda Perkasa
30
Kec. Mersam
PT. Humusindo Makmur Sejati
15
Kec. Muara Tembesi
PT. Asiatic Persada
80
Kec. Bajubang
PT. Inti indo sawit subur
80
Kec. Maro Sebo Ilir
PT Kedaton
15
Kec.Batin XXIV
PTP Nusantara VI
15
Kec.Batin XXIV
Jumlah/ Total
235
-
Sumber: Dinas Perkebunan dan BPS Kabupaten Batang Hari, 2013 Source: Plantation Department and Statistical Center Unit of Batang Hari 2013
Fakta di atas menunjukkan bahwa dari sisi ketersediaan bahan baku, maka masih sangat
The above facts show that, in terms of raw material availability, the opportunity to build a
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
besar peluang untuk membangun pabrik kelapa sawit di Kabupaten Batang Hari karena baru sekitar 35,54% dari total produksi TBS dapat diolah oleh pabrik yang ada, sisanya dibawa ke luar Batang Hari.
palm oil mills in Batang Hari still wide open, because only about 35.54% of total FFB production which can be processed while the rest were taken to the outside Batang Hari.
Tabel 5.3 Kapasitas Produksi Industry Pengolahan TBS Kelapa Sawit Kabupaten Batang Hari Tabel 5.3 Processing Industry Production Capacity of Oil Palm FFB in Batang Hari No 1 2 3 4 5
Perusahaan/ Company PT. Tunjuk Langit Sejahtera PT. Indo Sawit Subur PT. Asiatic Persada PT. Kedaton ( PKS ) PT. Humusindo JUMLAH/ Total
Jumlah PKS( unit ) / Total Oil Palm Mills (Unit)
1 1 1 1 1
30 60 42 45 15
5
192 Ton/Jam/ 192 ton/h
Sumber: Dinas Perkebunan dan BPS Kabupaten Batang Hari, 2013 Source: Plantation Department and Statictical Center unit of Batang Hari 2013
Gambar 5.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Figure 5.3 Oil Palm Processing Process
36
Produksi( ton )/ Production (ton)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ton / Jam/ 30 ton/h Ton / Jam/ 60 ton/h Ton / Jam/ 42 ton/h Ton / Jam/ 45 ton/h Ton / Jam/ 15 ton/h
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Investasi pihak swasta untuk membangun pabrik Kelapa sawit di Batang Hari tentunya akan didukung penuh oleh pemerintah daerah, karena selain dapat meningkatkan nilai tambah produk komoditi unggulan, menyerap tenaga kerja dalam rangka menekan tingkat pengangguran, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah. Selain jumlah dan kontinyuinitas ketersediaan bahan baku yang cenderung ke depan akan terus meningkat, investasi membangun pabrik kelapa sawit di Kabupaten Batang Hari sangat berpeluang yang didukung dengan kemudahan proses perizinan. Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah membentuk Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mempermudah proses administrasi dalam proses pengelolaan perizinan.
Private investment to build mills in Batang Hari would be fully supported by the local government, because in addition to increasing the added value of commodity products, absorb the labor force in order to reduce the unemployment rate, this activity is also expected to improve the competitiveness of the region. The investment in the construction of palm oil mills in Batanghari is wide open, because in addition to the amount and availability of raw materials that continue to increase, it also supported by the ease of the licensing process. Batang Hari district government has established One Stop Services Agency (BPTSP) as a form of local government's commitment to simplify the administrative process in the process of managing licenses.
Sementara itu, Hingga saat ini masih sedikitnya pihak swasta yang berinvestasi untuk industri hilir kelapa sawit di Batang Hari. Meningkatnya permintaan komoditi berbahan baku CPO dan turunannya di pasar nasional dan internasional. Perkembangan kebutuhan masyarakat lokal dan internasional akan bahan bakar nabati akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. Menurut sumber pusat penelitian kelapa sawit dan ditjen perkebunan besarnya produksi CPO akan meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2025. Pada tahun 2008 besarnya produksi CPO sebesar 17,8 juta ton dengan jumlah ekspor mencapai 13,08 juta ton, sedangkan untuk konsumsi dalam negeri mencapai 4,22 juta ton. Berikut perkiraan produksi, ekspor, dan konsumsi dalam negeri.
Thus, private investor that invests in oil palm downstream industry in Batang Hari was still slight. Increasing demand for raw material commodities of CPO and its derivatives in the national and international markets. The development of local and international community needs of biofuels will increase along with the increase of world population. According to Resources Oil Palm Research and the Directorate General of Plantations magnitude CPO production will increase from 2008 to 2025. In 2008, the amount of CPO production amounted to 17.8 million tons with the export reached 13.08 million tons, while domestic consumption reached 4,22 million tons. The following table shows the estimation of production, exports and domestic consumption.
Tabel 5.4 Prediksi Produksi, Ekspor dan Konsumsi Dalam Negeri Tahun 2008-2025 (000 ton) Figure 5.4Production Estimation, Exports and Dommestid Consumption in 2008-2025 (000 ton) Tahun/ Konsumsi Dalam Negeri/ Produksi/ Production Ekspor/ Exports Year Domestic Consumption 2008 17.800 13.088 4.227 2009 19.100 13.507 4.502 2010 20.400 14.048 4.795 2015 24.800 17.257 6.570 2020 27.400 18.498 8.028 2025 30.200 18.684 8.109 Sumber: Direktorat Perkebunan dan PPKS, 2007 Source: Plantation Directorate and PPKS, 2007
Industri minyak goreng merupakan salah satu aktivitas hilir dari industri kelapa sawit. Minyak goreng dari sawit disebut juga RBD Olein (Refined
Cooking oil industry is one of the downstream activities of the oil palm industry. Cooking oil from oil palm called RBD Olein (Refined Bleached
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Bleached Deodorized Palm Olein) dengan bahan baku CPO. Proses pengolahan minyak goreng ini menghasilkan hasil samping RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin), dan PFAD (Palm Fatty Acids Destillation). RBD Stearin merupakan bahan baku untuk pembuatan margarin dan shortening, sedangkan PFAD dapat diolah lebih lanjut menjadi sabun, shortening, dan emulsifier. Rantai aktivitas dari Tandan Buah Segar (TBS) sampai dengan minyak goreng dan produk lain yang dihasilkan.
Deodorized Palm Olein) with CPO. The processing of cooking oil produces a byproduct RBD Stearin (Refined Bleached Deodorized Stearin), and PFAD (Palm Fatty Acids Destillation). RBD Stearin is the raw material for the manufacture of margarine and shortening, while PFAD can be further processed into soap, shortening, and emulsifiers. Activity chain of Fresh Fruit Bunches (FFB) to the cooking oil and other products.
Gambar 5.4 Rantai aktivitas dari Tandan Buah Segar (TBS) Sampai Dengan MinyakGoreng Dan Produk lain yang Dihasilkan Figure 5.4Activity Chain of Fresh Fruit Bunches To The Cooking Oil and Other Products
Bila setiap pabrik dapat beroperasi 80% dari kapasitas terpasang dengan efisiensi CPO extraction rate sebesar 23%, maka dari 5 pabrik ini diproduksi sekitar 3.840 ton CPO per hari (dengan asumsi pabrik bekerja 20 jam per hari). Selama ini produksi CPO dari pabrik-pabrik di Kabupaten Batang Hari diperdagangkan antar pulau atau diekspor. Bila pabrik CPO di Kabupaten Batang Hari hanya melempar 50% dari produksinya ke pasar bebas, sedangkan 50% lagi khusus untuk industri hilir sawit (minyak goreng) yang ada di Kabupaten Batang Hari, maka akan tersedia bahan baku sekitar 1.920 ton CPO per hari. Angka ini pada tahun-tahun mendatang akan semakin besar dengan meningkatnya luas areal produksi sawit. Data di atas menunjukkan kebutuhan akan bahan baku tidak menjadi kendala bila dibangun pabrik minyak goreng dan biodiesel di Kabupaten Batang Hari.
38
When each mills can operate 80% of the installed capacity with the efficiency of CPO extraction rate of 23%, then from 5 mills produced approximately 3.840 tons of CPO per day (assuming a mill work 20 hours per day). During this time, CPO production from mill in Batang Hari traded between islands or exported. If the CPO mill in Batang Hari sale only 50% of its production to the free market, while 50% were specifically for the downstream oil industry (oil) that exist in Batang Hari, so the available raw materials will be around 1.920 tons of CPO per day. This figure in the coming years will be even greater with the increasing of land area of oil palm production. The above data shows the need for raw materials is not a constraint if the construction of cooking oil and biodiesel plant in Batang Hari.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Pabrik minyak goreng dengan kapasitas 7001.000 ton CPO per hari dapat dibangun pada lokasi dengan luas sekitar 4-6 ha. Selain lahan untuk pengolahan limbah, yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah ketersediaan air dan energi/listrik. Pabrik dengan kapasitas 1.000 ton CPO per hari memerlukan energi sekitar 19.100 kwh setara dengan 16.758 liter solar dan air sebanyak 11.159 ton per hari. Beberapa lokasi potensial yang dapat dipertimbangkan sebagai lokasi pabrik minyak goreng bila menggunakan efisiensi transportasi bahan baku ke lokasi pabrik di sekitar Kec. Batin XXIV.
Cooking oil plant with a capacity of 700-1000 tons of CPO per day can be built on a site with an area of 4-6 hectares. Besides land for sewage treatment, it is also important to consider the availability of water and energy / electricity. Factory with a capacity of 1,000 tons of CPO per day requires about 19,100 KWH of energy equivalent to 16,758 liters of diesel fuel and water as much as 11,159 tons per day. Several potential sites which could be considered as a cooking oil factory area because of the efficient transportation of raw materials to the plant site is around Sub. Batin XXIV.
Perkembangan teknologi industri pengolahan CPO saat ini di Indonesia relatif maju, kondisi ini dapat dilihat dari pohon industri kelapa sawit dimana turunan yang berwarna kuning, industri pengolahan sudah ada di Indonesia, dan yang berwarna biru belum di produksi di Indonesia, sedangkan yang berwarna coklat sedang akan didirikan di Indonesia. Berikut pohon industri pengolahan kelapa sawit.
Currently, technological developments CPO processing industry in Indonesia is relatively grow. This condition can be seen from the tree of the oil palm industry where the yellow color signifies an existing processing industry in Indonesia, while the blue is not produced in Indonesia, and brown will be established in Indonesia. Here tree palm oil processing industry.
Gambar: 5.5 Pohon Industri Pengolahan Kelapa Sawit Figure 5.5 Oil Palm Processing Industry Tree
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Sementara itu, program hilirisasi CPO bila dilihat dari perubahan nilai tambah produk seperti pada tabel-tabel berikut ini.
Meanwhile, downstream CPO program when viewed from the change in added value products as follow
Tabel 5.5 Program Hilirisasi CPO BerdasarkanPerubahan Nilai Tambah Produk Tabel 5.5 Downstream CPO Program Based On The Change in Added Value Products Nilai Tambah Harga (CPO/CPKO)/ Produk/Product Rp/ton Added Value Price Rp/ton (CPO/ CPKO) CPO 15.184.000 0% (Basis) CPKO 17.186.000 14% Minyak Goreng Sawit (kemasan/Curah)/ 20.475.000 35% Palm Cooking Oil (Packaging/ Bulk oil) Margarine/ Shortening 22.516.000 48% Confectionaries 24.050.000 39% Metil Ester 27.599.000 82% Fatty Acids 36.660.000 141% Fatty Alcohol 54.600.000 217% Surfaktan 70.850.000 366% Kosmetik/ Cosmetics 106.990.000 522%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber: Kementerian Perindustrian, 2013 Source: Ministry of Industry 2013
No 1
2
Tabel 5.6 Perbandingan Pertumbuhan Industri Hilir Tabel 5.6 Comparison of Downstrem Development Volume Ekspor (%)/Export Volume (%) Uraian/Explanation 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Produk Hulu (CPO dan PKO)/ 51,54 57,80 59,54 60,35 53,28 37,93 Upstream Product (CPO and PKO) Produk Turunan CPO 48,46 42,20 40,46 39,65 46,72 62,07 (Oleofood dan Olechemical)/ Derivatives CPO Product (Oleofood and Oleocheical) Total 100 100 100 100 100 100
2013* 31.78
68,22
100
Sumber: Kementerian Perindustrian, 2013 Source: Ministry of Industry 2013
a.
Teknis Produksi
a.
Technical Production
Produksi minyak goreng dari CPO dilakukan melalui tahapan, pemurnian, fraksinasi, pengemasan, dan pengepakan. Tahap pemurnian terdiri dari proses degumming, pemucatan (bleaching), deodorisasi (deodorisation), dan fraksinasi (fractionation).
Cooking oil production of CPO is done through the stages, refining, fractionation, packaging, and packing. Purification stage consists of degumming, bleaching (bleaching), deodorization (deodorization), and fractionation (fractionation).
b. Sarana dan Prasarana Pendukung
b.
Sarana dan prasarana yang mendukung investasi industri minyak goreng di Batang Hari telah mencukupi dengan tersedianya jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, fasilitas air bersih dan
Facilities and infrastructure that supports the cooking oil industry investment in Batang Hari has been insufficient with the availability of roads, airports, seaports, water and electricity facilities
40
Facilities and Infrastructure Support
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary listrik serta hotel dan restoran. Airport internasional (Bandara Sultan Thaha Syaifuddin) dan pelabuhan laut nasional terdapat di Jambi. Disamping itu sesuai dengan program Pemda secara mandiri.
2015
as well as hotels and restaurants. International Airport (Sultan Thaha Syaifuddin) and national sea ports located in Jambi. Besides, according to local government programs independently.
Gambar: 5.6 Tahapan Proses Produksi Industri CPO Figure: 5.6 Stages of Production Process Industry CPO
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Analisi ini lebih difokuskan kepada industri hilir kelapa sawit (minyak goreng) Dalam analisis finansial ini menggunakan asumsi sebagai berikut, dimana analisis sensivitas terhadap perubahan ekonomi yang berdampak buruk terhadap keberlanjutan proyek dilakukan untuk mengantisipasi keadaan dimasa mendatang dilakukan. Asumsi yang dipergunakan dalam pra Feasibility Study ini adalah:
This analysis is more focused on the downstream oil palm industry (cooking oil). In this financial analysis using the following assumptions, which the sensitivity analysis of the economic changes that adversely affect the sustainability of the project is to anticipate future circumstances . The assumptions used in the Pre-Feasibility Study are:
1. Luas lahan pabrik/ Wide Area of factory 2. Kapasitas produksi/ Production Capacity 3. Jam kerja pabrik/ Working Hour of Factory
: 2.500.000 m² : 300.000 Ton/Tahun (Ton/Year) : 20 Jam/Hari (hour/day)
4. Hari kerja/ Working Day 5. Interest rate (Discount factor) Modal sendiri / Capital Modal pinjaman / Capital Lending 6. Nilai tukar rupiah/ Currency 7. Angka pertumbuhan komponen biaya / Growth Rate of Cost Component 8. Umur proyek / Project Period
: : : : : :
Seperti halnya industri manufaktur lainnya pendirian industri minyak goreng kelapa sawit membutuhkan investasi yang besar. Industri minyak goreng kelapa sawit ini diperhitungkan akan membutuhkan investasi sebesar US$. 31,397,972,27,- (Rp. 408,17,- Milyar) diman sebesar US$. 119,942,53,- (Rp. 1,56,- Milyar ) yang akan dialokasikan untuk menutupi biaya praoperasional, biaya pengadaan investasi tetap seperti tanah, bangunan fisik utama dan penunjang, mesin dan peralatan utama, dan pembantu, peralatan kantor (office supplies) peralatan transportasi dan investasi tetap lainnya, serta untuk menutupi biaya-biaya contingencies (2,5%) dari total investasi tetap di luar modal kerja). Di samping itu total biaya investasi ini juga akan dialokasikan untuk membiayai modal kerja sampai tahap turnover yang besarnya mencapai US$. 12,912,076,- (Rp. 167,86,- Milyar).
Like the other manufacture industries, establishment of oil palm industry requires huge investment. Palm cooking oil industry is estimated will require an investment of US $. 31,397,972.27 (Rp. 408.17 billion) that of US $. 119,942.53 (Rp. 1.56 billion) will be allocated to cover the postoperation costs, procurement of fixed investments costs, such as land, main physical building and the supporting materials, engine and major equipment, and helper, office equipment (office supplies), transportation equipment and other fixed investments, as well as to cover costs contingencies (2,5%) of total fixed investment in outside of working capital). In addition, the total cost of the investment will also be allocated to finance the working capital to the extent that the amount of turnover reached US$. 12,912,076 (Rp. 167.86,- billion).
a. Biaya Operasional Biaya operasional yang dibutuhkan untuk pabrik 1.000 ton/hari atau kapasitas 300.000 ton/tahun sebesar US$. 515,964,84,- per hari (Rp. 6,71,Milyar/hari) ekuivalen US$ 154,789,345,2,- per tahun (Rp. 143.954,091,juta/tahun) yang terdiri dari:
a. Operating costs Operating costs required for the factory capacity of 1,000 tons/day or 300,000 tons/year of US$. 515,964.84 per day (Rp. 6.71 billion/day) equivalent to US$. 154,789.345.2 per year (Rp. 143.954.091 million/year ) consisting of:
42
300 Hari/Tahun (day/Year) 14% pa. 12% pa 15% pa 1 US $ = Rp. 13.000,7,5 %/Tahun (Year)
: 10 Tahun (Year)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Biaya Bahan Baku dan Bahan Penolong Biaya bahan baku CPO selama 1 tahun pertama adalah sebesar US$. 151,704.000,(Rp. 1,97 Trilyun) Biaya ini diasumsikan besarnya tetap karena harga CPO diasumsikan tetap serta produktivitas mesin dan peralatan relatif stabil atau hanya dengan biaya penyusutan yang kurang dari 5%. Sedangkan biaya bahan penolong pada tahun pertama produksi dianggarkan sebesar US$ 3.085.344,- (Rp. 40,11Milyar) kemudian pada 9 tahun berikutnya seluruh komponen biaya bahan penolong diasumsikan akan meningkat sebesar 7,5% per tahun.
2015
Cost of Raw Materials and Supporting Materials CPO raw material costs during the first year amounted to US$. 151.704.000 (Rp. 1.97 trillion) is assumed to be the amount of fixed costs due to the CPO price that assumed to remain as well as the productivity of machinery and equipment which relatively stable or only the depreciation costs were less than 5%. While supporting material costs in the first year of production budgeted at US$. 3.085.344 (Rp. 40.11 billion) in the next 9 years lall components supporting material costs are assumed to increase by 7.5% per year.
Tabel 5.7 Proyeksi Biaya Investasi Industri Minyak Goreng Sawit (Rp 000) Tabel 5.7 Investment Cost Projections of Palm Cooking Oil Industry (Rp 000) No A B
Uraian/Explanation Biaya Pra Operasional/ Post Operation Cost Lahan/ Land 1. Pembelian Tanah/ Purchase Land 2. Pematangan Tanah yang sudah direklamasi/ Maturation of land that has been reclaimed
C
D
Bangunan Utama/ Main Building 1. Bangunan Produksi/ Production Building 2. Bangunan Timbangan/ Building Scales 3. Rumah Tangga/ Household 4. Rumah Pompa/ Pump House 5. Kantor/ Office 6. Laboratorium/ Laboratory 7. Workshop/ Store Bangunan Penunjang/ Supporting Building 1. Pos Jaga/ Security Office 2. Tempat Parkir/ Parking Lot 3. Rumah Pegawai/ House Officer 4. Pagar Keliling/ Surounding Gate 5. Tempat Olahraga/ Sport Hall 6. Jalan dan Parkir/ Road and Parking Lot
Luas (m²)/ Wide area (m²)
Harga Satuan (Rp 000)/ Retail Price (Rp 000)
Biaya (Rp 000)/ Cost (Rp 000)
1
1.559.252,90
1.559.252,90
250.000
19,5
4.875.000,00
50.000
97,5
4.875.000,00
2.200 500 600 1.200 280 120 1.200
5.558,54 5.252,00 3.316,43 1.658,15 3.316,43 3.316,43 3.316,43
12.228.788,00 1.326.000,00 1.989.858,00 1.989.780,00 928.600,40 397.971,60 3.979.716,00
24 1.000 2.500 6.700 1.000 20.000
2.209,87 132,60 2.438,54 127,92 132,60 132,60
53.036,88 132.600,00 6.096.650,00 857.064,00 132.600,00 2.652.000,00
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Tabel 5.8 Biaya Pengadaan Mesin Peralatan Utama dan Pembantu Tabel 5.8 Procurement Ccosts of Main and Supporting Machinery
No A
Uraian/Explanation Mesin dan Peralatan Utama/ Machinery and Supporting Equipment 1. Refinery Plant/ Refinery Plant 2. Unit Fractionation/ Fractionation Unit 3. Unit Pendinginan Air (Water Cooling Plant) 4. Unit Pengelolaan Limbah Cair (Waste Treatment)
B
C
5. Unit Tangki Penyimpanan (Tank Farm) 6. Instalasi Mesin dan Peralatan/ Machinery and Equipment Installation Pembantu/ Helper 1. Broiler/ Broiler 2. Compresor 3. Genset/ Generator 4. Pompa/ Pump 5. Water Treatment 6. Peralatan Laboratorium/ Laboratory Equipment Peralatan Kantor & Instalasi Kendaraan/ Office Equipment and Vehicle Installation 1. Kendaraan (Mobil)/ Vehicle (Car) 2. Sepeda Motor/ Motorcycle 3. Mobil Karyawan/ Car Employees
Satuan (Unit)
Harga Satuan (Rp 000)/ Retail Price (Rp 000)
Biaya (Rp 000)/ Cost (Rp 000)
1 1 1 1 1
41.106.000,00 27.846.000,00 3.315.000,00 994.500,00 34.476.000,00
41.106.000,00 27.846.000,00 3.315.000,00 994.500,00 34.476.000,00
1
3.646.500,00
3.646.500,00
1 1 3 1 1
4.614.480,00 1.723.800,00 3.093.558,00 2.121.600,00 1.989.000,00
4.614.480,00 1.723.800,00 9.280.674,00 2.121.600,00 1.989.000,00
1
1.326.000,00
1.326.000,00
5 8 1
520.000,00 19.500,00 168.740,00
2.600.000,00 156.000,00 168.740,00
Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Biaya tenaga kerja langsung Jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi atau yang disebut dengan tenaga kerja langsung adalah 134 orang yang terdiri dari 128 orang tenaga operasional dan 6 orang tenaga manajerial. Dari 128 orang tenaga operasional, 18 orang diantaranya melakukan pekerjaan managerial dan 110 orang lainnya bekerja sebagai tenaga operasional sampai tenaga kebersihan. Pada tahap produksi pertama, total biaya tenaga kerja akan mancapai sebesar US$. 345,000,(Rp. 3.208.500.000,-). Pada tahun-tahun selanjutnya selama 10 tahun berikutnya biaya tenaga kerja akan meningkat 10% pertahun. Setiap tahun diperkirakan perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja harian lepas untuk membantu proses rafinasi dan fraksionasi dengan biaya tambahan sebesar US$. 130,410 (Rp 1.212.813.000,-). Biaya tambahan ini setiap tahun dianggarkan akan meningkat 10%. Berdasarkan analisis kelayakan proyek
44
Direct labor costs The number of workers directly involved in the production process or the so-called direct labor is 134 people, consisting of 128 operational staff and 6 people of managerial personnel. Operational personnel of 128 people, 18 of whom perform managerial jobs and 110 others work as operational staff to cleaners. In the first production phase, the total labor costs will reach US$ 345,000 (Rp. 3,208,500,000). In the following years for the next 10 years labor costs will increase by 10% per year. Every year, the company will need to employ casual labor to help the process of refining and fractionation at an additional cost of US$. 130,410 (Rp. 1,212,813,000). This additional cost is budgeted each year will increase 10%. Based on project feasibility analysis obtained NPV, IRR, Net B / C and Payback Period as presented in Table 5.5.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
diperoleh nilai NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period seperti disajikan pada Tabel 5.5. Tabel 5.9 Hasil Analisis Finansial Proyek Tabel 5.9 Financial Analysis Project Result Kriteria Kelayakan Proyek/ Nilai/ Feasibility Investment Criteria Value NPV US$ 26,717,950 (Rp. 347.33 Milyar) IRR 98,17% Net B/C 4.48 Payback Period 7 tahun (Year) 10 bulan (Month) Sumber: Hasil Analisis, 2015 / Source: Analysis Result, 2015
Berdasarkan analisis cash flow (cash inflow dan cash outflow) investasi industri minyak goreng kelapa sawit dengan tingkat discountfactor 14%, diperoleh nilai Net Present Value (NPV) US$. 26,717,950,- (Rp. 347,33 Milyar). Nilai NPV ini lebih besar dari nol, sehingga industri minyak goreng kelapa sawit layak untuk dilaksanakan. Nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 98,17%, jauh lebih tinggi dari suku bunga bank sebesar 14%, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan analisis Net B/C ratiopun, industri minyak goreng kelapa sawit ini layak karena nilai Net B/C nya 4,48 masih di atas dari nilai 1. Dilihat dari sudut kemampuan proyek mengembalikan modal (payback period), proyek ini mencapai titik impas setelah 7 tahun 10 bulan. Dari beberapa kriteria kelayakan usaha di atas, maka industri minyak goreng kelapa sawit secara finansial layak diusahakan.
Based on the analysis of cash flow (cash inflow and cash outflow) investment oil palm industry with discount factor rate of 14%, the value of Net Present Value (NPV) of US$ 26,717,950 (Rp. 347.33 billion). NPV is greater than zero, so that the palm oil industry is feasible. The value of the internal rate of return (IRR) of 98.17%, higher than the bank rate by 14%, then the project is feasible. Based on the analysis of Net B / C ratio, cooking oil palm industry is feasible because the value of the Net B/C of 4.48 was above 1. From the point of the project restore the ability of capital (payback period), these projects reach the breakeven point after 7 years and 10 months. From the feasibility of some of the criteria above, then the palm oil industry is financially viable.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
45
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Gambar 5.7 Peta Peluang Investasi Industri Pengolahan Kelapa Sawit di Batang Hari Figure 5.7 Investment Opportuinity Map of Oil Palm Industry in Batang Hari
46
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board