BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENPROBOLI NGGO I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN PROBOLINGGO: PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS BUAH-BUAHAN
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN PROBOLINGGO REGENCY: AGROPOLITAN AREA DEVELOPMENT AND FRUIT BASED PROCESSING INDUSTRY
Kabupaten Probolinggo adalah salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan. Kabupaten Probolinggo terletak pada lereng pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang dan Batujajar, dengan ketinggian 0 sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Kabupaten Probolinggo yang ber-ibukota di Kraksaan, memiliki luas wilayah 1.696,17 Km².
Probolinggo is a region of East Java Province which geographically located in 112'50” - 113'30' East Longitude and 7'40" - 8'10 'South Latitude. Probolinggo is located on the slope of mountains that stretching from west to east, which the Mount Semeru, Argopuro, Lamongan and Tengger. The other mountains are Mount Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang and Batujajar, with altitude is 0 to 2,500 meters above sea level (asl). Probolinggo area is 1,696.17 km² and its capital in Kraksaan.
Seperti daerah lain di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Probolinggo beriklim tropis. Musim kemarau berkisar pada bulan April hingga bulan Oktober dengan rata-rata curah hujan ± 29,5 mm per hari hujan, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga bulan April dengan ratarata curah hujan ± 229 mm per hari hujan. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan ± 360 mm per hari hujan dan rata-rata suhu berkisar antara 27’C – 30’C.
Probolinggo has tropical climate like the other region in Indonesia. The dry season occurs from April to October with an average of ± 29.5 mm rainfall per day, while the rainy season from October to April with an average rainfall of ± 229 mm per rainy day. The highest rainfall occurs in December to March with an average of ± 360 mm per rainy day and the average temperature of 27'C - 30'C.
Peluang Investasi yang layak dikembangkan di Kabupaten Probolinggo adalah Sektor Pertanian, yang dikembangkan ke arah Industrialisasi Pertanian (agrobisnis dan agroindustri). Tujuan pokok dari industrialisasi pertanian adalah :
The feasible investment opportunity to be developed in Probolinggo is Agricultural Sector that improved toward Agricultural Industry (agribusiness and agro-industry). The mains objective of the agriculture industrialization are:
1. Peningkatan nilai tambah hasil-hasil pertanian di Kabupaten Probolinggo 2. Penyerapan tenaga kerja lebih besar, di sektor pertanian dan industri pengolahan 3. Peningkatan pendapatan asli daerah
1. Increase the added value of agricultural products in Probolinggo 2. Greater absorption of employment, in the agricultural sector and processing industry 3. Increase local revenues
Kabupaten Probolinggo memiliki potensi besar untuk dapat menghasilkan aneka macam buah. Berbagai jenis buah utama yang dihasilkan adalah mangga, jeruk, nanas, pisang dan buah tropis lainnya. Buah-buahan tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari
Probolinggo has great potential to produce various kinds of fruit. The major types of fruit that produced are mango, orange, pineapple, bananas, and other tropical fruit. Those potential fruits can be developed into refined products such as canned fruit, fruit juice, candied fruit, jams, and others. Based on the potential of the fruits (orange,
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
buah, manisan buah, selai dan produk olahan buah lainnya adalah. Berdasarkan pada potensi buah (jeruk, mangga, nanas dan pisang) dan peluang ekspor maka pengembangan industri pengolahan buah mendapatkan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.
mango, pineapple and banana) and export opportunities, the development of fruit processing industry get the priority to be developed in an effort to increase the added value and employment.
Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Probolinggo adalah pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Buah-buahan. Hal ini sesuai dengan perencanaan Kabupaten Probolinggo untuk memajukan kawasan Agropolitan di dua lokasi yakni, Kawasan Agropolitan Timur dan Kawasan Agropolitan Barat. Perekonomian di Kabupaten Probolinggo pada sektor pertanian sekitar 28% dari total PDRB Kabupaten Probolinggo Tahun 2014.
Therefore, the investment opportunities offered in Probolinggo is the development Fruits based Agropolitan Area. This is in accordance with Probolinggo’s plan to advance agropolitan area in two locations which are East Agropolitan Area and West Agropolitan Area. The Economy of Probolinggo in the agricultural sector is around 28% of total GDRP Probolinggo 2014.
Selain mengembangkan Kawasan Agropolitan Berbasis Buah-buahan, peluang investasi yang ditawarkan di Kabupaten Probolinggo adalah industri pengolahan produk dari buah-buahan. Hal ini diperlukan untuk dikembangkan agar nilai ekonomis dari produk buah-buahan tersebut dapat meningkat. Dengan adanya proses pengolahan buah yang diproses secara modern dan memenuhi standart internasional, sehingga diperoleh nilai tambah yang signifikan dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengembangan industri pengolahan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Probolinggo sendiri dan juga permintaan pasar di dalam dan luar negeri. Dengan berkembangnya industri pengolahan buah-buahan nantinya tidak hanya memberikan peningkatan pendapatan bagi petani buah-buahan dan pengolahnya saja, tetapi juga dapat mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, penyerapan tenaga kerja, berkembangnya industri-industri terkait dan industri pendukungnya serta industri jasa seperti jasa kuliner yang berbasis pada buah-buahan.
In addition to developing Fruits Based Agropolitan Area, investment opportunities offered in Probolinggo is fruit processing product industry. It is necessary to be developed so the economic value of fruit products can be increased. The processing of fruit in a modern and meets international standards can increase the added value of the product and can also be stored for a long time. The development of processing industry is expected to meet the market needs in Probolinggo it self and also the market demand at national and international. With the development of fruits processing industry not only provide increase revenue for the farmers and producer, but also can encourage the growth of new businesses, employment, the development of related industries and supporting industries as well as service industries such as fruits basedculinary services .
Kebutuhan dana investasi untuk industri pengolahan produk buah-buahan di Kabupaten Probolinggo diperkirakan sekitar Rp. 19 milyar, dengan nilai Internal rate of Return (IRR) sekitar 31,71% yang lebih besar dari suku bunga 14% per-tahun, dan Payback Period selama 3 tahun (3,2 Tahun).
Investment fund for fruits processing product industry in Probolinggo estimated at Rp. 19 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of 31.71% bigger than the interest rate of 14% per year, and a payback period of 3 years (3 years and 2 month).
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1. GAMBARAN WILAYAH
1.
1.1. Aspek Geografis Dan Administrasi
1.1. The Aspect Of Geographic Administrative
Kabupaten Probolinggo adalah bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Probolinggo yang terletak posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Probolinggo dibatasi oleh :
Probolinggo is a part of East Java Province. Probolinggo located in 112’50” - 113'30' East Longitude and 7'40" - 8'10' South Latitude. Administratively Probolinggo is bordered by:
Sebelah Utara: Selat Madura dan Kota Probolinggo Sebelah Timur: Kabupaten Situbondo Sebelah Barat: Kabupaten Pasuruan Sebelah Selatan: Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso
DESCRIPTION AREA And
North: Madura Strait and Probolinggo City East: Situbondo Regency West: Pasuruan Regency South: Lumajang Regency, Jember Regency, Malang Regency
Kabupaten Probolinggo yang beribukota di Kraksaan, memiliki luas wilayah 1.696,17 Km2. Kabupaten Probolinggo memiliki 24 Kecamatan; 325 Desa; 5 kelurahan; 1.527 Dusun; 1.631 Rukun Warga dan 6.091 Rukun Tetangga. Luas wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari:
Probolinggo were capitalized in Kraksaan, which has an area of 1,696.17 km². Probolinggo has 24 sub-district; 325 Village; 5 villages; 1,527 Hamlet; 1,631 Pillars of Citizens and 6,091 Pillars of Neighborhood. The wide area of Probolinggo Regency consists of:
Pemukiman : 147,74 Km² Persawahan : 373,13 Km² Tegal : 513,80 Km² Perkebunan : 32,81 Km² Hutan : 426,46 Km² Tambak/Kolam : 13,99 Km² Lain-lain : 188,24 Km²
Settlement: 147.74 km² Rice Field: 37.13 km² Tegal: 513.80 km² Plantation: 32.81 km² Forests: 426.46 km² Pond / Fishpond: 13.99 km² Others: 188.24 km²
Gambar 1.1 Luas Wilayah Per Kecamatan Figure 1.1 Wide Area Per Sub-district
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Probolinggo Figure 1.2 Administrative Map of Probolinggo Regency
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.2. Topografi
1.2. Topography
Kabupaten Probolinggo terletak pada lereng pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang Batujajar, and Tengger, dengan ketinggian 0 sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Hal ini menyebabkan tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi yang berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan tinggi.
Probolinggo located on the slope of mountains stretching from west to east, which are Mount Semeru, Argopuro, Lamongan and Tengger. In addition, there are other mountains, which are Mount Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang and Batujajar and Tengger, with altitude between 0 to 2,500 meters above sea level (asl). This causes the soil in the form of volcanic soil that contains a lot of minerals derived from volcanic eruptions in the form of sand and rocks, mud mixed with clay colored yellowish gray. The nature of this kind of soil has a high fertility rate.
Wilayah topografi dataran, cekungan, hingga miring, yaitu dataran pantai, daerah bantaran sungai, dan meander sungai, dan wilayah relative datar terletak di pantai utara, dengan kemiringan (0 – 2) %, terletak pada ketinggian (0 - 25) m dpl Wilayah topografi berombak bergelombang, kemiringan lereng (2 – 8) % terletak pada ketinggian (25 - 500) meter di perbukitan Argopuro. Wilayah perbukitan, terletak dengan kemiringan lereng (15 – 25) %, terletak pada ketinggian (500 - 1000) m dpl
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Topography area of the plains, basins, thus tilted, ie the coastal plain, the area along the river, and the meanders of the river, and the area that relatively flat located on the north coast, with a slope (0-2)%, located at a height (0-25) m asl Regional wavy undulating topography, slope (2-8)% lies at an altitude (25-500) meters in hilly Argopuro. The area of hills, lies with the slope (15-25) %, located at an altitude (500-1000) meters above sea level.
Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Ketinggian wilayah per Kecamatan di atas permukaan laut Table 1.1 Wide Area and The Altidude per Sub-district Luas wilayah (ha)/ Ketinggian (m dpl)/ Kecamatan / Sub-district Wide Area (ha) Altitude (m asl) Sukapura 10.208,53 100 - > 1000 Sumber 14.188,13 100 - > 1000 Kuripan 6.674,76 25 - > 1000 Bantaran 4.212,83 25 – 500 Leces 3.680,97 25 – 500 Tegal siwalan 4.173,56 0 – 500 Banyuanyar 4.569,63 0 – 500 Tiris 16.566,69 100 - > 1000 Krucil 20.252,66 100 - > 1000 Gading 14.684,64 25 - > 1000 Pakuniran 11.385,00 25 - > 1000 Kotaanyar 4.258,00 0 – 500 Paiton 5.327,94 0 – 500 Besuk 3.503,63 0 – 500 Krasakan 3.779,75 0 – 100 Krejengan 3.442,84 0 – 100
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015 No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Kecamatan / Sub-district
17 18 19 20 21 22 23 24
Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Togas Sumberasih Jumlah / Total
Luas wilayah (ha)/ Wide Area (ha) 2.134,35 5.139,27 3.661,48 3.113,54 4.566,84 9.271,00 7.795,20 3.025,41 169.616,65
Ketinggian (m dpl)/ Altitude (m asl) 0 – 100 0 – 500 0 – 100 0 – 100 25 – 500 25 – 1000 0 – 500 0 – 500
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Probolinggo memiliki iklim tropis, yaitu musim kemarau pada bulan Juli – Oktober, dan musim penghujan bulan November – Juni. Curah hujan tertinggi pada bulan November – April dengan rata-rata curah hujan 25 mm (ratarata terendah 17 mm dan rata-rata tertinggi 33 mm).hari hujan pertahun paling tinggi 170 hari hujan (di Stasiun Bremi), dan terendah 55 hari hujan (di Stasiun Kandang jati).
Probolinggo has a tropical climate, the dry season occurs in July to October, and the rainy season from November to June. The highest rainfall in the months of November to April with an average rainfall of 25 mm (lowest average of 17 mm and highest average of 33 mm). The highest annual rainy days of 170 (in Bremi Station), and the lowest of 55 days (in Kandang Jati station).
Gambar 1.3 Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Probolinggo 2013 Figure 1.3 Average Rainfalls and Rainy Days in Probolinggo Regency 2013
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Jumlah Penduduk Kabupaten Probolinggo tahun 2013 adalah 1.191.784 jiwa terdiri atas 589.556 jiwa penduduk laki-laki dan 602.228 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut kecamatan pada Tabel 1.2, Penduduk terbesar berada di Kecamatan Tiris (72.952 jiwa).
Population numbers in Probolinggo in 2013 was 1,191,784 inhabitants consist of 589,556 males and 602,228 females. The largest population is in Tiris sub-district (72,952 inhabitants). The detailed of the population by sub-districts in the table 1.2.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Probolinggo tahun 2013 Table 1.2 Population Numbers Based on Gender in Probolinggo 2013 Kecamatan/ Laki-laki (jiwa)/ Perempuan (jiwa)/ Jumlah (jiwa)/ Sub-district Male (inhabitants) Female (inhabitants) Total (inhabitants) Sukapura 10.176 10.412 20.588 Sumber 12.996 13.348 26.344 Kuripan 15.385 16.259 31.644 Bantaran 21.486 22.711 44.197 Leces 29.894 30.389 60.283 Tegal siwalan 18.152 19.204 37.356 Banyuanyar 27.914 29.000 56.914 Tiris 36.617 36.335 72.952 Krucil 30.502 29.763 60.265 Gading 27.167 27.456 54.623 Pakuniran 22.664 23.346 46.010 Kotaanyar 18.776 19.521 38.297 Paiton 34.343 34.236 68.579 Besuk 24.533 25.801 50.334 Krasakan 34.692 35.233 69.925 Krejengan 20.467 20.987 47.454 Pajarakan 17.151 17.494 34.645 Maron 33.403 34.314 67.717 Gending 21.306 21.707 43.013 Dringu 27.340 27.311 54.651 Wonomerto 22.551 23.255 45.806 Lumbang 15.920 16.581 32.501 Togas 33.967 35.047 69.014 Sumberasih 32.154 32.518 64.672 Kabupaten Probolinggo 589.556 602.228 1.191.784
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
Tabel 1.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur Kabupaten Probolinggo tahun 2013 Table 1.3 Population Number Based On Age in Probolinggo Regency 2013 Kelompok umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) 45.464 90.907 0–4 45.443 5-9 48.527 44.272 92.799 49.210 99.684 10 – 14 50.474 15 – 19 42.684 43.194 85.878 20 – 24 39.546 38.767 78.313 51.424 94.379 25 – 29 42.955 30 – 34 47.445 49.040 96.485 44.386 84.581 35 – 39 40.195 40 – 44 44.469 46.486 90.955 35.588 70.806 45 – 49 35.218 31.047 62.641 50 – 54 31.594 55 – 59 26.022 25.315 51.337 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Kelompok umur 60 – 64 65 + Jumlah / Total
Laki-laki (jiwa) 20.233 26.184 540.989
Perempuan (jiwa) 18.050 45.351 567.595
Jumlah (jiwa) 38.283 71.535 1.108.584
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
Gambar 1.4 Piramida Penduduk Kabupaten Probolinggo 2013 Figure 1.4 Population Pyramid in Probolinggo Regency 2013
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 / Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Berdasarkan data dari BPS, 2014 jumlah penduduk usia kerja (diatas 15 tahun) 827.914 jiwa (398.067 jiwa penduduk laki-laki dan 429.847 jiwa penduduk perempuan). Angkatan kerja sebanyak 623.537 jiwa yang bekerja 611.181 jiwa, sedangkan sisanya 12.356 jiwa masih belum bekerja (penganguran). Penduduk angkatan kerja lainnya 34.372 jiwa masih sekolah dan mengurus rumah tangga 138.124 jiwa. Sisa angkatan kerja lainnya sebanyak 31.881 jiwa. Berdasarkan hal tersebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Laki-laki 88,06%; perempuan 63,51% dan rata-rata TPAK Kabupaten Probolinggo 75,31%.
Based on data from Statistical Center Unit, 2014 the working age population (above 15 years) was 827,914 inhabitants (398,067 inhabitants of the male and female population of 429,847 inhabitants). The labor force of 623,537 inhabitants who work 611,181 inhabitants, while the remaining of 12,356 inhabitants are still not working (unemployment). Other labor force population 34,372 inhabitants are still in school and taking care of the household 138,124 inhabitants. The rest of the other labor force as much as 31,881 inhabitants. Based on this, the Labor Force Participation Rate (LFPR) male 88.06%; female 63.51% and the average of LFPR Probolinggo of 75.31%.
Kriteria pekerjaan dari angkatan kerja aktif yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan buruh sebanyak 312.781 jiwa. Bekerja di pertambangan dan penggalian 8.235 jiwa; di industri 53.477 jiwa. Listrik, gas, air 1.974 jiwa. Bangunan 34.600 jiwa. Usaha perdagangan, restoran, jasa akomodasi sebanyak 10.005 jiwa. Angkutan 17.865 jiwa; keuangan 7.702 jiwa; Bekerja di bidang jasa kemasyarakatan, sosial sebanyak 71.562 jiwa. Berdasarkan hal tersebut, maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Probolinggo sebesar 1,98%.
The number of the active labor force that works in agriculture, plantation, forestry, fisheries amounted to 312,781 workers. Works in mining and quarrying 8,235; 53,477 in the industry, 1,974 in electricity, gas, water area. Construction workers of 34,600 inhabitants. Trade, restaurant, accommodation services as many as 10,005. Transportation 17,865 inhabitants; 7,702 in Financial; 71,562 working in the field of social services, Based on this, the open unemployment rate (TPT) in Probolinggo 1.98%.
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidikan (guru) yang memadai menjadi penunjang keberhasilan pendidikan. Berikut Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
The main factor of the successful development of a region is the availability of human resources (SDM). The good educational facilities, such as school and teachers, supporting educational success. The foolowing table shows numbers of education facility in Probolinggo.
Tabel 1.4 Jumlah Sekolah, Guru, Murid Per Kecamatan di Kab.Probolinggo 2013/2014 Table 1.4 Numbers of School, Teacher and Student Per Sub-district in Probolinggo 2013/2014
No.
Kecamatan/ Sub-district
SLTA/SMK/ Senior
TK/
SD/
SMP/
Kindergarden
Elementary School
Junior High School
High School/ Vocational School
S/
G/
M/
S/
G/
M/
S/
G/
M/
S/
G/
Sch
Teacher
Stu
Sch
Teacher
Stu
Sch
Teacher
Stu
Sch
Teacher
M/Stu
1
Sukapura
5
19
200
21
193
2011
8
76
709
2
24
202
2
Sumber
19
46
437
24
192
2739
5
62
573
2
13
76
3
Kuripan
8
30
308
26
216
2794
4
38
474
2
13
78
4
Bantaran
12
39
414
25
241
2937
7
95
697
2
36
241
5
Leces
27
104
1313
33
362
4958
7
122
1664
7
117
1268
6
Tegal siwalan
11
43
442
25
221
2407
6
114
1054
2
13
72
7
Banyuanyar
21
70
777
21
251
2523
14
191
1395
4
28
184
8
Tiris
11
33
329
44
417
4749
16
192
1607
5
24
209
9
Krucil
6
20
210
34
296
4343
6
67
753
5
56
289
10
Gading
23
81
772
29
274
2905
9
153
1251
6
72
650
11
Pakuniran
15
60
452
27
354
2635
11
166
1114
2
26
95
12
Kotaanyar
13
61
572
17
261
2238
5
94
734
2
0
-
13
Paiton
39
155
1806
29
422
4641
8
226
3296
7
195
2356
14
Besuk
23
82
1090
23
294
2867
5
84
1031
1
24
289
15
Krasakan
16
99
1032
36
442
6032
12
259
2901
13
119
1172
16
Krejengan
16
40
536
22
218
2351
12
199
1232
7
64
429
17
Pajarakan
17
63
766
24
294
2769
3
108
1699
5
94
912
18
Maron
27
89
1156
29
370
4701
12
196
2375
6
70
677
19
Gending
15
53
667
21
282
3636
6
123
1647
7
81
792
20
Dringu
21
84
1225
23
306
4209
2
65
1076
2
36
537
21
Wonomerto
12
40
449
20
237
2755
6
96
953
1
0
-
22
Lumbang
17
38
403
22
196
2670
5
58
592
0
0
-
23
Togas
22
61
808
33
363
5526
7
110
1439
2
35
399
Sumberasih
23
93
981
30
370
5699
10
163
1848
6
61
345
419
1503
17145
638
7072
3057 32114
98
24
Kabupaten Probolinggo
85095 186
1201
11272
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasarana
1.7. The Condition Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting demi kelancaran aktivitas masyarakat.Jaringan jalan merupakan moda transportasi yang berperan penting dalam mendukung pembangunan terutama dalam kontribusinya untuk melayani mobilitas manusia maupun koleksi dan distribusi barang. Selain itu jaringan jalan juga diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah, antar perkotaan dan antar perdesaan serta untuk mempercepat pengembangan wilayah. Klasifikasi kondisi jalan dan panjang jalan di Kabupaten Probolinggo sebagai berikut:
Roads are a means of transportation which is essential for the continuity of the community activities. The road network is the transportation mode that plays an important role in supporting development, especially in its contribution to serve the mobility of people and the collection and distribution of goods. Besides that, the road network is also necessary to bridge the gap and encourage the equitable distribution of the development result among regions, between urban and rural areas as well as to accelerate inter regional development. Classification of road conditions and road length in Probolinggo as follows:
1. Jalan Baik adalah jalan yang dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan 60 km/jam dan selama 2 tahun mendatang tanpa pemeliharaan/rehabilitasi pada pengerasan jalan.
1. Good Road is a road that can be passed by vehicle with a speed of 60 km/h and for 2 years without any maintenance/rehabilitation of street paving.
2. Jalan Sedang adalah jalan yang dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan 40-60 km/jam dan selama 1 tahun mendatang tanpa pemeliharaan/rehabilitasi pada pengerasan jalan.
2. Road Medium is a road that can be passed by vehicle with a speed of 40-60 km/h and over the next 1 year without maintenance/ rehabilitation of street paving.
3. Jalan Rusak adalah jalan yang dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan 20-40 km/jam dan perlu perbaikan pondasi.
3. Damaged Roads is a road that can be passed by vehicle with a speed of 20-40 km/h and the foundation requires improvement. 4. Highly Damaged Road is the road that can be passed by vehicle with a speed below 20 km/h and the foundation requires improvement.
4. Jalan Rusak Berat adalah jalan yang dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan dibawah 20 km/jam dan perlu perbaikan pondasi. Jenis permukaan jalan dan kelas jalan mengalami perubahan kualitas dengan tahun lalu, tetapi kondisi jalan yang baik mengalami perbaikan sepanjang 31,184 kilometer (Tabel 1.5). Kondisi jembatan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, hal ini terbukti dari jumlah dan panjang jembatan jenis beton yang bertambah (Tabel 1.6).
10
of
Facility
and
The quality of the road surface type and road class has changed from last year, but the good road conditions had improved along the 31.184 kilometer, (Table 1.5). Condition of the bridge has increased compared to last year, it is shown from the increasing of the number and type of concrete bridge length (Table 1.6).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 1.5 Panjang dan status jalan Kabupaten Probolinggo Table 1.5 Length and Status of Road in Probolinggo Jalan Negara/ Jalan Provinsi / State Road (km) Provincial Road (km) 2012 2013 2012 2013 A Jenis Permukaan Jalan/ Surface Road 1 Hotmix/ Hotmix 68,054 37,610 2 Lapen/ Lapen 3 Beton/ Concrete 4 Kerikil/ Gravel 5 Tanah / Dirt Jumlah/Total 68,054 37,610 B Kondisi Jalan/ Road Condition 1 Baik/ Good 20,370 5,435 2 Sedang/ Moderate 36,484 27,675 3 Rusak tingan/ 11,200 4,500 Damaged 4 Rusak berat/ Highly Damaged Jumlah/ Total 68,054 3 7,610 C Kelas Jalan/ Road Class 1 Kelas I/ Class I 54,004 2 Kelas II/ Class II 54,004 14,050 3 Kelas III/ Class III 14,050 4 Kelas IIIA/ Class IIIA 5 Kelas IIIB/ Class IIIB 3 7,610 2 0,210 6 Kelas IIIC/ Class IIIC 7 Kelas tidak dirinci/ Undetailed Jumlah/ Total 6 8,054 68,054 3 7,610 2 0,210 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kab. Probolinggo, 2014 Source: Highways and Publick Works Unit of Probolinggo 2014 No
Uraian/ Explanation
Jalan Kabupaten/ County Road (km) 2012 2013 438,883 329,153 7 ,379 1 0,404 7 85,819
444,120 319,835 4,214 7,379 1 0,271 785,819
574,439 130,900 51,747
605,623 121,14 31,286
28,733
27,77
7 85,819
785,819
-
-
7 85,819 -
785,819 -
7 85,819
785,819
Tabel 1.6 Kondisi Jembatan Kabupaten Probolinggo 2012 – 2013 Table 1.6 Bridge Condition in Probolinggo 212-2013 No A
B
C
Satuan / Unit Jumlah Jembatan/ Numbers of bridge 1 Beton/ Concrete Buah/ Unit 2 Komposit/ Buah/ Unit Composite 3 Besi/ Metal Buah/ Unit 4 Kayu/ Wood Buah/ Unit Jumlah/ Total Buah/ Unit Panjang Jembatan/ Bridge Lenght 1 Beton/ Concrete Meter 2 Komposit/ meter Composite 3 Besi/ Metal meter 4 Kayu/ Wood meter Jumlah/ Total meter Kondisi Jembatan/ Bridge Condition 1 Baik / Good a Beton/ Concrete meter b Komposit/ meter Composite c Besi/ Metal meter d Kayu/ Wood meter 2 Sedang / Moderate a Beton/ Concrete meter Uraian/ Explanation
2011
2012
2013
99 135
99 135
100 135
4 3 241
4 3 241
4 2 241
931,65 1.475,08
972,65 1.475,08
943,65 1.475,08
263,00 43,30 2.713,03
263,00 2,30 2.713,03
263,00 31,30 2.713,03
782,30
782,30
809,00
972,38 263,00 11,50
972,38 263,00 11,50
972,38 263,00 11,50
130,85
130,85
130,85
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015 No
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Uraian/ Explanation b
Satuan / Unit meter
2011
Komposit/ 492,70 Composite c Besi/ Metal meter d Kayu/ Wood meter 3 Rusak/ Damaged a Beton/ Concrete meter 18,50 b Komposit/ meter Composite 10,00 c Besi/ Metal meter d Kayu/ Wood meter 31,80 Jumlah/ Total meter 2.713,03 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kab. Probolinggo, 2014 Source: Highways and Publick Works Unit of Probolinggo 2014
2012
2013
492,70
492,70
-
-
18,50
18,50
10,00 31,80 2.713,03
10,00 31,80 2.713,03
1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Listrik merupakan energi vital dalam berbagai kegiatan masyarakat di Kabupaten Probolinggo. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan berkembangnya perekonomian suatu wilayah dan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Jumlah pelanggan listrik mengalami kenaikan dari tahun 2012. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah pelanggan listrik dari bulan ke bulan pada tahun 2013 yaitu pada bulan Januari 2013 tercatat 176.721 pelanggan (97.784 pelanggan pada PLN (Perusahaan Listrik Negara) UPJ Kraksaan dan 78.937 pelanggan pada PLN UPJ Probolinggo) dan pada bulan Desember 2013 naik menjadi 198.135 pelanggan (111.856 pelanggan pada PLN UPJ Kraksaan dan 86.279 pelanggan pada PLN UPJ Probolinggo). Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang dan Listrik Terjual menurut Golongan Tarif di Wilayah Kerja PLN UPJ Kraksaan seperti Tabel 1.7.
Electricity is a vital energy in a variety of community activities in Probolinggo. Electricity needs from year to year continues to increase along with the development of the economy of a region and increasing standards of living. Number of of electricity customers increased from 2012. This can be seen by the number of electricity customers from month to month in 2013 that in January 2013 listed 176,721 customers (97,784 customers at PLN (State Electricity Company) Area of Kraksaan and PLN Area of Probolinggo 78.937 customers) and in December 2013 rose to 198,135 subscribers (111,856 subscribers at PLN Kraksaan Area and PLN 86,279 customers in Probolinggo Area). Customer Number, Installed power and electricity sold by the Group in the Work Area Rates PLN UPJ Kraksaan like Table 1.7.
Tabel 1.7 Statistik Listrik PLN UPJ Kraksaan dan Probolinggo, Kab.Probolinggo 2013 Table 1.7 Electricity Statistic PLN Area of Kraksaan and Probolinggo, Probolinggo 2013 No
Uraian / Explanation
Satuan / Unit
UPJ Kraksaan/ Area of Kraksaan
UPJ Probolinggo/ Area of Probolinggo
Jumlah pelanggan/ Konsumen 111.856 86.279 Number of Customers Jumlah KWh terjual/ 2 KWh 250.853.975 142.996.450 Number of Power (KWh) Sold Jumlah yang diproduksi/ 3 KWh 299.120.643 157.471.405 Quantity of Production Jumlah yang disalurkan/ 4 KWh 278.039.742 142.996.448 Number of Supplied Jumlah daya terpasang/ 5 KVA 126.637.850 94.129.648 Numbers of Power Installed Nilai KWh terjual/ 6 Rp. 201,079,073.0 109,130,726,824.0 Value of Power (Kwh) Sold Sumber: PT.PLN UPJ Kraksaan dan Probolinggo, Kabupaten Probolinggo Source: PT PLN (State Electricity Company) Area of Probolinggo and Kraksaan, Probolinggo
1
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Jumlah/ Total
198.135 393.850.425 456.592.048 421.036.190 220.767.498 109,332,000,000
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DERAH
2. REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Kebijakan Pusat Untuk Kabupaten Probolinggo
2.1 Central Government Probolinggo
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Pusat terdapat beberapa pusat pertumbuhan di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, yaitu: 1. Sistem Perkotaan Nasional: Kota Probolinggo sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). 2. Kawasan Andalan Nasional Kab. Probolinggo: Pertanian, Industri dan Ekowisata. 3. Kawasan Andalan Nasional Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang dengan sektor unggulan: a. Pengembangan pertanian; b. Pengembangan industri; c. Pengembangan pertambangan; d. Pengembangan perkebunan; e. Pengembangan pariwisata; f. Pengembangan perikanan. 4. Jaringan Transportasi: Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dan jalan kolektor primer antar PKW (Pusat Kegiatan Wilayah).
Based on the policy of the central government, there are several centers of growth in Probolinggo, East Java province, which are:
2.2. Kebijakan RTRW (Rencana Ruang Wilayah) Jawa-Bali
2.2. Spatial Plan Policy of Java-Bali
1. 2.
3.
Tata
Kabupaten Probolinggo mendorong Perkembangan Kota Probolinggo Sistem Pusat Permukiman mendorong Pengembangan Kota – Kota PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) Pengembangan Jaringan Prasarana Wilayah a. Mengembangkan jalan lingkar arteri untuk sistem jalan Arteri Primer yang melalui PKN (Pusat Kegiatan Nasional)dan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) b. Mengendalikan pemanfaatan ruang sepanjang jalan Arteri Primer dan Kolektor Primer c. Memelihara dan meningkatkan jaringan jalur kereta api lintas selatan Jawa dan lintas utara–selatan Jawa d. Mengembangkan jaringan jalur kereta api dengan sistem jalur ganda pada jaringan lintas utara dan lintas Selatan secara bertahap
Policy
of
1. National Urban System: Probolinggo as Regional Activity Centres. 2. National Mainstay Probolinggo: Agriculture, Industry and Ecotourism. 3. National Mainstay Probolinggo, Pasuruan and Lumajang with leading sectors: a. Agricultural development; b. Industrial development; c. Mining development; d. Plantation development; e. Tourism development; f. Fisheries development. 4. Transport Network: Development freeway network and the primary collector road between Regional Activity Centres.
1. 2.
3.
Probolinggo encourage the development of Probolinggo City Settlement Center System encourages Urban Development - City of Regional Activity Centres Development of Regional Infrastructure Network a. Develop arterial ring road system for a primary artery through National Activity Centers and Regional Activity Centre b. Control the utilization of space along the Arterial Primary and Collector Primary c. Maintain and improve the network of railway lines across southern Java and cross the north-south Java d. Gradually develop a network of railway lines with double track system on the network traffic across northern and Southern
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015
4.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
e. Mengembangkan stasiun kereta api sebagai simpul jaringan jalur kereta api diarahkan pada kota-kota PKN (Pusat Kegiatan Nasional) dan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) f. Mempertahankan dan merehabilitasi sungai-sungai utama dari pencemaran lingkungan g. Mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya air dengan mengacu pada Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Pengembangan Pola Ruang a. Melindungi sungai dari kegiatan budidaya penduduk yang dapat mengganggu dan/atau merusak kualitas air sungai, kondisi fisik bantaran sungai dan dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai b. Pemanfaatan ruang pada kawasan perkebunan didasarkan atas strategi untuk mempertahankankeberadaan lokasi perkebunan sebagai kawasan produksi c. Strategi pengelolaan ruang pada kawasan pariwisata didasarkan atas strategi untuk mengembangkan kawasan pariwisata tanpa merusak lingkungan hidup maupun budaya setempat d. Mendorong pengembangan kegiatan industri yang ramah lingkungan, hemat air, hemat bahan bakar, berteknologi tinggi, padat modal, dan padat karya e. Mengendalikan pembangunan kawasan perkotaan secara menerus di sepanjang koridor jaringan jalan primer
e. Develop train station as railway network node directed to towns National Activity Centers and Regional Activity Centres f. Maintain and rehabilitate the main rivers of environmental pollution g. Develop a water resources management system with reference to the pattern of Water Resources Management 4.
Development of Space Pattern a. Protect the river from cultivation community activities that can disturb the population and / or damage water quality, physical condition of the riverbanks and riverbeds, and secure the flow of the river b. Space utilization in plantation area is based on a strategy to maintain the existence of the location of the plantation as production area c. Space management strategies in the area of tourism is based on a strategy to develop the tourism without damaging the environment and local culture d. Encourage the development of industrial activities that are environmentally friendly, water-saving, fuel-efficient, high-tech, capital-intensive and laborintensive e. Continuously control development of urban areas along the primary road network corridors
2.3. Kebijakan Kabupaten Probolinggo
2.3. Government Policy of Probolinggo
Tujuan, kebijakan, dan strategis Kabupaten Probolinggo disesuaikan dengan visi dan misi pembangunan, karakteristik wilayah dan isu strategis, yaitu untuk mewujudkan Kabupaten Probolinggo sebagai sentra komoditas pertanian yang berdaya saing di tingkat Jawa-Bali dengan mengembangkan agropolitan di bagian barat dan di bagian timur serta minapolitan pada bagian utara dan tengah yang didukung oleh industri dan ekowisata.
The objectives of policies, and strategic Probolinggo adapted to the vision and mission development, its characteristics and strategic issues, is to actualize Probolinggo as a center for agricultural commodities that competitive at the level of the Java-Bali with developing in the west and east agropolitan, and minapolitan in the northern and central parts which supported by the industry and ecotourism.
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
2.4. RTRW Kabupaten Probolinggo
2.4. Spatial Plan Of Probolinggo
Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Probolinggo tahun 2010-2020 Perda No 03 Tahun 2011 dalam rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang.
Policy Spatial Plan of Probolinggo years 2010 to 2020 Regulation No. 03 of 2011 in the plan Structure of Space and Space Pattern Plan.
1. Rencana Struktur Ruang mencakup sistem perkotaan (PKL, PKLp, PPK, PPL), rencana pengembangan sistem jaringan prasarana jalan; rencana pengembangan sistem prasarana terminal; rencana pengembangan sistem angkutan missal; rencana pengembangan prasarana transportasi laut; rencana pengembangan sistem jaringan listrik; rencana pengembangan sistem jaringan air bersih; rencana pengembangan sistem jaringan irigasi; rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi; rencana pengembangan sistem persampahan. 2. Rencana Pola Ruang. mencakup rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya, yaitu a. Rencana Kawasan Lindung luas kawasan lindung 42,36 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo, yang meliputi Hutan Lindung = 22.650,80 Ha; Resapan Air = 2.507,794 HaKws. Perlindungan Setempat (Sempadan pantai = 1.087,622 Ha; Sempadan sungai = 2.507,794 Ha; Sekitar danau/waduk = 237,906 Ha; Sekitar mata air = 899,208 Ha; Sempadan kereta api = 72,827 Ha; Sempadan sutet = 0,008 Ha ); Kws. Suaka dan Pelestarian Alam (Suaka Margasatwa dan Margasatwa laut = 7.452 ha; Cagar Alam dan Cagar Alam Laut = 18,8 Ha; Pantai Hutan Bakau = 258,459 Ha; Taman Nasional BTS = 5.828,10 Ha); Kawasan Rawan Bencana Alam (Rawan Tanah Longsor = 32.423,5 Ha; Gelompang Pasang & Banjir = 1.461,072 Ha; Abrasi Pantai = 596,742 Ha); Kws. Perlindungan Setempat (Gempa Tipe A = 166.546,52 Ha; Gempa Tipe B = 5.891,08 Ha; Letusan Gunung Tipe A = 3.165,45 Ha; Letusan Gunung Tipe B = 2.356,89 Ha; Letusan Gunung Tipe C = 2.364,95 Ha ) b. Rencana Kawasan Budidaya meliputi Hutan Produksi = 22.696,50 Ha; Pertanian (Pertanian Lahan Basah = 29.009,563 Ha; Pertanian Lahan Kering = 697,644 Ha; Pertanian Berkelanjutan = 10.467 Ha); Perkebunan = 28.137,581 Ha; Perikanan
1. Structure of Space Plan includes urban system (PKL, PKLp, KDP, PPL), road network system development plan infrastructure; terminal infrastructure system development plan; mass transit systems development plan; marine transport infrastructure development plan; electrical network system development plan; water network system development plan; irrigation network system development plan; telecommunications network system development plan; waste system development plan. 2. Plan for Space pattern includes plans of protected areas and cultivated areas, namely a. Plan Protected Areas covers 42.36% protected area of the area of Probolinggo, which covering Forest Preserve = 22.650,80 Ha; Water absorption = 2.507.794 Ha, Local Protection area (Border beach = 1..087.622 ha; Riverbanks = 2507.794 ha; Around the lake / reservoir = 237.906 Ha; around springs water = 899.208 Ha; Border railway = 72.827 Ha; Border SUTET (Air Line Extra High Voltage) = 0.008 Ha); Asylum and Nature Conservation Area (Wildlife and Wildlife marine = 7452 ha; Nature and Marine Reserves = 18.8 Ha; Beach Mangrove = 258.459 Ha; National Parks BTS = 5828.10 Ha); Natural Disaster Prone Area (Landslide Prone = 32423.5 Ha; TidalWave& Flood= 1.461.072 ha; Abrasion Beach = 596.742 ha); Local Protection Area (Earthquake Type A = 166.546,52 ha; Earthquake Type B = 5891.08 Ha; Eruption Type A = 3.165,45 Ha; Eruption Type B = 2.356,89 Ha; Eruption Type C = 2.364,95 Ha ) b. Cultivation Area Plan include the Forest Production = 22.696,50 Ha; Agriculture (Agricultural Wetlands = 29.009.563 Ha; Dryland Agriculture = 697.644 Ha; Sustainable Agriculture = 10.467 ha); The plantation = 281.37.581 Ha; Fishery
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
(Perikanan Tangkap = 51.908,79 Ha dan Perikanan Budidaya = 1.996,76 Ha); Industri (Industri Besar = 77,801 Ha dan Industri Sedang = 1.204,53 Ha) Permukiman (Permukiman Perkotaan = 4.715,23 Ha dan Permukiman Perdesaan = 12.056,56 Ha); Pertambangan = 279 Ha; Kawasan Terbuka Hijau = 13.368,75 Ha; Lahan Cadangan = 2.714,24 Ha. c. Rencana Kawasan Strategis mencakup Kawasan Strategis Propinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten, yaitu i. Kawasan strategi Provinsi (1) Kawasan strategi ekonomi (TN-BTS dan Kawasan Agropolitan); (2) Kawasan strategi teknologi tinggi (PLTU Paiton dan Panas bumi di Argopuro); (3) Kawasan strategi budaya Adat Tengger ii. Kawasan Strategi Kabupaten mencakup (1) Kawasan strategi ekonomi, yaitu Kawasan Agropolitan dengan pusat di Tongas dan Gading; Kawasan Minapolitan di Tiris, Sumberanyar, wilayah pesisir; Kawasan Pertambangan panas bumi di Argopuro; Kawasan Industri; Kawasan Pariwisata; (2) Kawasan strategi teknologi tinggi, yaitu PLTU Paiton yang terletak di Kecamatan Paiton; Kawasan strategi lingkungan hidup, yaitu Puncak Argopuro, Dataran Tinggi Hyang, TN-BTS, Kawasan Terumbu Karang; Kawasan Strategi social budaya, yaitu Budaya Adat Tengger (Yadnya Kasada), Kawasan sekitar candi, meliputi Candi Jabung, Candi Kedaton dan reruntuhan makam Dewi Rengganis.
16
(Fishing = 51908.79 hectares and Aquaculture = 1.996,76 Ha); Industrial (Large Industry = 77.801 Ha and Medium industry= 1.204.53 ha), Settlement (Urban Settlement = 4.715.23 Ha and Rural Settlement = 12.056.56 ha); Mining = 279 ha; Green Open Space = 13.368,75 Ha; Land Reserves = 2714.24 Ha.
c. Strategic Area plans covers Strategic Area of Provincial and Regency, which i. Regions provincial strategy (1) regional economic strategies (TN-BTS and Agropolitan region); (2) Areas of hightech strategy (Paiton and Argopuro Geothermal); (3) Region strategy of Tengger Indigenous culture ii.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Region strategy area includes (1) regional economic strategy, which is Agropolitan center in Tongas and Gading; Minapolitan in Tiris, Sumberanyar, coastal areas; Argopuro geothermal Mining area; Industrial area; Tourism area; (2) high technology strategyareas, whichPaiton PLTU (Electric Steam power Plant); environmental strategy area, which Peak Argopuro,Hyang Highlands, TNBTS, Coral Reef area; cultural social strategy area, which Cultures Tengger (Yadnya Kasada), temple area, which Jabung Temple, Kedaton Temple and ruins of the tomb of Goddess Rengganis
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 2.1 Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Probolinggo Figure 2.1 Space Pattern Spatial Plan Map of Probolinggo
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1
Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDRB) dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo selama 5 tahun terakhir (2009-2013) terlihat jelas bahwa sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten Probolinggo.
The contribution of a sector in generating Gross Domestic Regional Product (GDRP) may describe the role of the sector in the economic activity of the region. Comparing the contribution of each sector to GDRP of Probolinggo over the last 5 years (2009-2013) it is clear that the agricultural sector still dominates the economy of Probolinggo.
Economy Structure
Tabel 3.1 PDRB Kabupaten Probolinggo atas Dasar Harga Berlaku 2009–2013 Table 3.1 GDRP of Probolinggo at Current Prices 2009-2013 Lapangan Usaha (sektor)/
No
Industrial Origin (Sector)
1
Pertanian/ Agriculture
2009
2010
2011
2012
2013
PDRB Juta Rp/
PDRB Juta Rp/
PDRB Juta Rp/
PDRB Juta Rp/
PDRB Juta Rp/
GDRP billion Rp
GDRP billion Rp
GDRP billion Rp
GDRP billion Rp
GDRP billion Rp
4,124,889.15
4,531,452.12
5,015,957.47
5,577,309.02
6,095,585.40
120,243.04
131,586.29
141,199.54
151,736.07
162,830.79
2,472,585.04
2,805,377.05
3,179,860.63
3,628,916.83
4,102,850.60
92,101.63
100,185.89
107,588.30
115,627.29
125,651.02
323,564.62
363,572.13
418,161.76
464,345.88
549,054.21
3,716,407.37
4,308,485.95
4,904,040.70
5,559,828.53
6,481,087.82
758,978.25
869,999.52
993,340.16
1,116,831.46
1,322,776.67
549,286.97
618,368.00
703,855.47
804,166.20
924,017.06
Pertambangan dan 2
Penggalian/ Mining and Quarrying
3
Industri Pengolahan/ Processing Industry Listrik, Gas &Air
4
Bersih/ Electricity, Gas and Water
5
Kontruksi/ Construction Perdagangan, Hotel &
6
Restoran/ Trade, Hotel and Restaurant Transportasi &
7
Komunikasi/ Transportation and Communication Keuangan, Persewaan & Jasa
8
Perusahaa/ Finance, Tenancy and Business Services
9
Jasa – jasa/ Services JUMLAH/ Total
1,038,163.78
1,167,346.81
1,297,956.75
1,446,472.86
1,604,824.38
13,196,219.85
14,896,373.76
16,761,960.78
18,865,234.14
21,368,677.95
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka (2009-2014) Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures (2009-2014)
18
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 3.2 Kontribusi Sektoral 2009–2013 (%) Table 3.2 The Sectoral Contribution 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Lapangan Usaha (sektor)/ Industrial Origin (Sector) Pertanian/ Agriculture Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying Industri Pengolahan/ Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih/ Electricity, Gas and Water Kontruksi/ Construction Perdagangan, Hotel & Restoran/ Trade, Hotel and Restaurant Transportasi & Komunikasi/ Transportation and Communication Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan/ Finance, Tenancy and Business Services
9
Jasa – jasa/ Services JUMLAH/ Total Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka (2009-2014) Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures (2009-2014)
Berdasarkan tabel tersebut perekonomian Kabupaten Probolinggo dapat ditinjau dari laju pertumbuhannya memperlihatkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor tahun 2013 yang menghasilkan nilai PDRB terbesar yaitu 34,26% dan sektor kedua terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,19% dan berikutnya adalah sektor jasa-jasa 11%, sedangkan PDRB terkecil adalah sektor listrik dan air bersih 0,53%. Kondisi pertumbuhan sektoral Kabupaten Probolinggo tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada table berikut ini:
2009 31.26 0.91 18.74 0.7 2.45 28.16 5.75
2010 30.42 0.88 18.83 0.67 2.44 28.92 5.84
2011 29.92 0.84 18.97 0.64 2.49 29.26 5.93
2012 29.56 0.8 19.24 0.61 2.46 29.47 5.92
2013 28.53 0.76 19.2 0.59 2.57 30.33 6.19
4.16
4.15
4.2
4.26
4.32
7.87 100
7.84 100
7.74 100
7.67 100
7.51 100
Based on the table, the economy of Probolinggo can be evaluated from the growth rate that showed in 2013, the agriculture sector was the sector that produced the biggest contribution of 34.26% and the second largest sector was trade, hotels and restaurants amounted to 25.19% and the next was the services sector of 11%, while the smallest GDRP was electricity and water sector 0.53%. Probolinggo sectoral growth conditions in 2010 to 2013 can be seen in the following table:
Tabel 3.3 Pertumbuhan Sektoral di Kabupaten Probolinggo 2010–2013 (%) Table 3.3 Sectoral Growth in Probolinggo 2010 – 2013 (%) No
Lapangan Usaha (sektor) / Industrial Origin
2010
2011
2012
2013
9.86 9.43 13.46 8.78 12.36
10.69 7.31 13.35 7.39 15.01
11.19 7.46 14.12 7.47 11.04
9.29 7.31 13.06 8.67 18.24
Rata-rata / Average 10.26 7.88 13.50 8.08 14.17
15.93
13.82
13.37
16.57
14.92
1 2 3 4 5 6
Pertanian/ Agriculture Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying Industri Pengolahan/ Processing Industry Listrik, Gas & Air Bersih/ Electricity, Gas Water Kontruksi/ Construction Perdagangan, Hotel & Restoran/ Trade, Hotel and Restaurant
7
Transportasi & Komunikasi/ Transportation and Communication
14.63
14.18
12.43
18.44
14.92
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan/ Finance, Tenancy and Business Services
12.58
13.82
14.25
14.90
13.89
9
Jasa – jasa/ Services
12.44 12.88
11.19 12.52
11.44 12.55
10.95 13.27
11.51 12.81
JUMLAH/TOTAL Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 Source: BPS, Probolinggo In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Pengembangan potensi dan investasi sesuai dengan kebijakan nasional, yaitu Kawasan Andalan Nasional Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang dengan sektor unggulan: Pengembangan pertanian; Pengembangan industri; Pengembangan pertambangan; Pengembangan Perkebunan; Pengembangan pariwisata; Pengembangan perikanan. Khusus untuk Kabupaten Probolinggo yang dikembangkan adalah mencakup Pertanian, Industri dan Ekowisata. Prospek pengembangan investasi kawasan unggulan ekonomi Kabupaten Probolinggo berdasarkan lokasi di gambarkan pada tabel berikut:
The potential development and investment in line with the national policy is the National Mainstay Regions of Probolinggo, Pasuruan and Lumajang with leading sectors: agricultural development; Industrial development; Mining development; Plantation development; Tourism development; Fisheries development. And for Probolinggo, the development is covering Agriculture, Industry and Ecotourism. The prospects of investment development of mainstay economy area in Probolinggo based on location are described in the following table.
Tabel 3.4 Prospek Pengembangan Investasi di Kabupaten Probolinggo Table 3.4 Investment Development Prospect in Probolinggo No
Lokasi / Location
1
Togas : Pusat Agropolitan Timur/ East Agropolitan Center
2
Dringu
-
3
Paiton
-
4
5
Lumbang
-
Sukapura
-
6
7
Sumber
-
Leces
-
20
Pengembangan potensi dan investasi / Investment and Potential Development Industri: Rencana Pengembangan Kawasan Industri (Indutrial Estate) Pertanian: Mangga, Kapas, Belimbing, Sirsak, Jeruk Keprok / Agriculture: Manggo, Cotton Plant, Starfruit, Soursop, Tangerine Peternakan: Kambing, Ayam Buras / Animal Husbandry: Goat, Chicken Perkebunan: Ubi Jalar, Pisang / Plantation: Sweet Potato, Banana Indutri: Renc. Kaws. Industri Kerajinan Etnik Mandalungan, Meubel,/ Industry: Development Area of Mandalungan Ethnic Craft, Furniture Pariwisata Cluster B: Sentra Pelayanan pariwisata Cluster B, Pantai Bentar / Cluster B Tourism: Cluster B Service Center, Bentar Beach Industri: 1.Renc. Pengemb. Kaws. Industri Teknologi Tinggi (PLTU Paiton). 2. Renc. Kaws. Industri Pengolahan Minyak Mentah./ Industry: 1. Development Plan Area of High Technology Industry (Paiton PLTU /Electric Team Power plant), 2. Development area of Raw Oil Processing Industry Perkebunan: Cengkeh,/ Plantation: Clove Pariwisata: Ecowisata (Pariwisata Pendidikan, Wisata Budaya)/ Toourism: Eco-tourism (Educational Tourism, Cultural Tourism) Pertanian: Mangga, Kelapa, Kapuk Randu, Nagka, / Agriculture: Mango, Coconut, Kapok, Jackfruit Peternakan: Kambing, Sapi, Entok / Livestock: Sheep, Cattle, Wild Duck Perkebunan: Ubi Kayu,/ Plantation: Cassava Pertanian: Kentang, Bawang Daun, Sawi/Petsai, Kobis, Tomat / Agriculture: Potato, Spring Onion, Lettuce/ Chinnese Cabbage, Cabbage, Tomato Peternakan: Kuda, Kelinci, Entok / Livestock: Horse, Rabbit, Wild duck Perkebunan: Kelapa,/ Plantation: Coconut Pariwisata: Cluster A (Wisata Alam G. Bromo, sentra wisata cluster A, ekowisata (Dusun Wisata Seruni)/ Cluster A Tourism: (Natural Tourism Mount Bromo, Cluster A Tourism Center) Ecotourism (Seruni Village Tourism) Pertanian: Kentang, Ubi Jalar, Bawang Putih, Bawang Daun, Sawi, Petsai / Agriculture: Potato, Sweet Potato, Onion, Spring Onion, Lettuce, Chinese Cabbage Peternakan: Kelinci/ Livestock: Rabbit Perkebunan: Kelapa, Cengkeh, Kopi/ Plantation: Coconut, Clove, Coffee Industri: Kaws. Industri Meubel & Konveksi (Ds. Jorongan)/ Industry: Konvektion and Furniture Center (Jorongan Village) Peternakan: Sapi Potong,/ Livestock: Beef Cattle
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No 8
Lokasi / Location Tiris
-
9
Krucil
-
10
Gading (Pusat Agropolitan Barat)/ (West Agropolitan Center)
-
2015
Pengembangan potensi dan investasi / Investment and Potential Development Pertanian: Manggis, Alpokat, Pinang, Durian,/ Agriculture: Mangosteen, Avocado, Areca Nut, Durian Perkebunan: Aren, Pisang, Kopi, Cengkeh, Kelapa./ Plantation: Banana, Cloves, Coconut Pariwisata Cluster C: Sentra Pariwisata cluster C, Ecowisata (Arung Jeram Pekalen, Ranu, Dataran Tinggi Hyang,), Cluster C Tourism: Cluster C Tourism Center, Eco-tourism (Pekalen Rafting, Ranu, Hyang Highland) Pertanian: Tomat, Kobis, Durian, Nangka,/ Agriculture: Tomato, Cabbage, Durian, Jackfruit Perkebunan: Kopi, Cengkeh, Aren./ Plantation: Coffee, Cloves, Sugar Palm Peternakan: Sapi Perah, Kelinci / Livestock: Diary Cattle, Rabbit Pariwisata Cluster C: Dataran Tinggi Hyang (Peg. Argopuro), Sungai Kolbu./ Cluster C Tourism: Hyang Highland (Argopuro Mountain), Kolbu River Pertanian: Mangga, Rambutan, durian/ Agriculture: Mango, Rambutan, Durian Perkebunan: Aren, Pinang,Kelapa, Kapuk Randu./ Plantation: Sugar Palm, Areca Nut, Coconut, Kapok Peternakan: Itik, Ayam Buras,/ Livestcok: Duck, Free-ranged Chicken Indutri: Agroindustri/ Industry: Agroindustry
Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Probolinggo Reginal Government 2014
Kontribusi sektor primer khususnya sektor pertanian masih mendominasi perekonomian di Kabupaten Probolinggo. Gambaran lebih rinci tentang struktur ekonominya dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Probolinggo atas harga berlaku berikut :
Contribution of the primary sector, especially the agricultural sector still dominates the economy in Probolinggo. The detailed picture of the structure of the economy can be seen from the Probolinggo GDRP at current prices in the below:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan & penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Probolinggo. Kontribusi sektor primer pada PDRB Kabupaten Probolinggo tahun 2012 sebesar 30.36% sedangkan pada tahun 2013 menurun sebesar 29.29%. Meski menurun kontribusi sektor primer tersebut tetap besar dan berpengaruh pada perekonomian Kabupaten Probolinggo. Besarnya kontribusi sektor primer didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 28.53% dari total PDRB Kabupaten Probolinggo tahun 2013. Perekonomian Kabupaten Probolinggo cukup memiliki ketergantungan terhadap sektor primer, khususnya sektor pertanian.
a. Primary sector The primary sector consist of agriculture, mining and quarrying sector, has an important role in the economic development of Probolinggo. Contribution of the primary sector in GDRP Probolinggo in 2012 amounted to 30.36%, while in 2013 decreased by 29.29%. Although declining, the contribution of the primary sector remains large and affected the economy of Probolinggo. The amount of contribution of the primary sector is dominated by the agricultural sector that was responsible for 28.53% of total GDRP Probolinggo in 2013. The economic of Probolinggo quite have dependency on the primary sector, particularly agriculture.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, & air bersih, serta sektor konstruksi. Kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Probolinggo. Secara berturut-turut mencapai 19.85% pada tahun 2012 dan 19.79% pada tahun 2013. Penurunan dari tahun 2012 ke 2013 pada sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas & air bersih. Namun pada sektor konstruksi terjadi peningkatan tahun 2013 kontribusinya mencapai 2.57% dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 2.46%.
b. Secondary sector Secondary sector consist of processing industry sector, electricity, gas and water sector and the construction sector. Contribution of the secondary sector in GDRP of Probolinggo respectively reached 19,85% in 2012 and 19.79% in 2013. The decrease from 2012 to 2013 in the sector of processing industry and sector of electricity, gas and water. However, in the construction sector increased in 2013 its contribution reached 2.57% compared to the year 2012 at 2.46%.
c. Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor transportasi & komunikasi, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan, dan sektor jasajasa. Kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Probolinggo mencapai 47.32% pada tahun 2012 dan 48.35% pada tahun 2013. Besarnya kontribusi pada sektor tersier ini didominasi oleh sektor perdagangan, hotel & restoran yang memberikan andil sebesar 30.33% dari total PDRB Kabupaten Probolinggo tahun 2013.
c. Tertiary sector The tertiary sector consist of trade, hotels and restaurants sector, transport and communication sector, finance, tenancy and business services sector, and the services sector. The contribution of the tertiary sector in GDRP of Probolinggo reached 47.32% in 2012 and 48.35% in 2013. The contribution of the tertiary sector is dominated by trade, hotels and restaurants that were responsible for 30.33% of total GDRP in 2013.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Probolinggo atas harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Prolinggo atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 13,196,219.85, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896,373.76, pada tahun 2011 sebesar Rp. 16,761,960.78 juta rupiah, pada tahun 2012 sebesar Rp. 18,865,234.14, dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 21,368,677.95. Hal ini berarti pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 13.27% di Kabupaten Probolinggo.
Gross Domestic Regional Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent of Probolinggo GDRP at current prices increased. In 2009 Probolinggo GDRP at current prices reached Rp. 13,196,219.85, in 2010 of Rp. 14,896,373.76, in 2011 of Rp. 16,761,960.78, in 2012 of Rp. 18,865,234.14, and in 2013 of Rp. 21,368,677.95. This means that in 2013 economic growth in Probolinggo occurred at 13.27%.
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL ECONOMY
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
A.
A.
Tanaman Pangan
2015
Food Crops
Gambar 4.1 Potensi Tanaman Pangan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.1 Food Crop Potential in Probolinggo
Tanaman bahan makanan Kabupaten Probolinggo meliputi tanaman padi dan palawija yang terdiri dari tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, produksi padi pada tahun 2013 mencapai 329.391 ton, dengan luas panen 60.969 hektar dan produktivitasnya 54,03 kwintal/hektar. Luas panen yang terbesar berada di Kecamatan Gading, sedangkan produktivitas tertinggi berada di Kecamatan Krejengan mencapai 64,28 kwintal/hektar. Sedangkan untuk produksi jagung 294.977 ton, kacang kedelai 330,66 ton, kacang tanah 5.030,95 ton, kacang hijau 625,02 ton, ubi kayu 117.111 ton dan ubi jalar 263 ton.
No
1 2 3 4 5 6 7
Probolinggo food crops include rice plants and crops which consist of corn, cassava, sweet potatoes, peanuts and soybeans. Based on data from the Department of Agriculture Probolinggo, paddy production in 2013 reached 329,391 tons, with harvested area of 60.969 hectares and productivity of 54.03 quintals/hectare. The largest harvested area is in Sub Gading, while the highest productivity in Sub Krejengan reached 64.28 quintals/hectare. As for the corn production of 294,977 tons, 330,66 tons of soybeans, peanuts 5030,95 tons, 625,02 tons of green beans, 117,111 tons of cassava and sweet potatoes 263 tons.
Tabel 4.1 Komoditi Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Probolinggo Table 4.1 Food Crops Commodity in Probolinggo Tahun 2013 / Year 2013 Produktivitas Komoditas / Commodity Luas panen (ha)/ (kw/ ha)/ Produksi (ton) / Harvested Area Productivity Production (Ton) (kw/ha) Padi sawah / Paddy 60.969 54,03 329.391 Jagung / Corn 69.319 42,55 294.977 Ubi jalar / Sweet Potato 28 93,80 263 Ubi kayu / Cassava 7.704 152,01 117.111 Kacang kedelai / Soybeans 258 12,82 330,66 Kacang Tanah / Peanuts 3.660 13,75 5.030,95 Kacang Hijau / Green Beans 477 13,10 625,02
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Agricultural Department in Probolinggo 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015 B.
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Hortikultura
B.
Horticulture
Gambar 4.2 Potensi Tanaman Hortikultura di Kabupaten Probolinggo Figure 4.2 Horticulture Potential in Probolinggo
Kabupaten Probolinggo terkenal sebagai sentra tanaman bawang merah. Luas panen dan produktivitas tertinggi berada di Kecamatan Dringu dan Tegalsiwalan, yaitu di Kecamatan Dringu sebesar 1.661 hektar dengan produktivitas 9,24 ton/hektar; dan di Kecamatan Tegalsiwalan sebesar 1.597 hektar dengan produktivitas 8,76 ton/hektar. Berikut rincian produksi tanaman hortikultura, seperti diuraikan pada tabel di bawah ini.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Probolinggo is famous as the center of onion crop. Harvested area and highest productivity is in Dringu of 1.661 hectares with a productivity of 9,24 tons/hectare; and in Tegalsiwalan of 1.597 hectares with a productivity of 8,76 tons / hectare. The detail data of Horticulture Production, as the table below.
Tabel 4.2 Komoditi Holtikultura Kabupaten Probolinggo Table 4.2 Holticulture Commodity in Probolinggo Tahun 2013 / Year 2013 Produktivitas Komoditas / Commodity Luas panen (ha)/ (kw/ ha)/ Produksi (ton) / Harvested Area Productivity Production (Ton) (kw/ha) Bawang merah / Red Onion 5.459 86,09 46.998,20 Bawang daun / Spring Onion 2.390 116,97 27.955,00 Sorgum / Buckwheat 31 11,61 36,00 Kentang / Potato 4.541 142,18 64.564,00 Kubis / Cabbage 1.693 170,54 28.872,00 Wortel / Carot 339 134,63 4.564,00 Tomat / Tomato 144 180,23 2.595 Ketimun / Cucumber 7 68,57 48 Cabe merah / Chili 949 46,70 4.432 Cabe rawit / Cayenne 3.505 9,78 3.427 Labusiam / Pumpkin 293 248,46 7.280
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Agricultural Department in Probolinggo 2014
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary C.
Buah-buahan
C.
2015
Fruits
Gambar 4.3 Potensi Buah-buahan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.3 Fruits Potential in Probolinggo
Sementara itu, untuk tanaman buah-buahan merupakan tanaman yang diusahakan dan dikembangkan di Kabupaten Probolinggo. Produksi buah yang paling dominan di kabupaten Probolinggo adalah mangga, pisang, durian, nangka dan lainnya, seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Otherwise, plant fruit is a plant cultivated and developed in Probolinggo. The most dominant fruit productions in Probolinggo are mango, banana, Durian, jackfruit, and others, as described on the table below
Tabel 4.3 Komoditi Tanaman Buah-buahan Kabupaten Probolinggo Table 4.3 Fruits Plant Commodity in Probolinggo Tahun 2013 / Year 2013 Jumlah pohon Produktivitas Komoditas / Commodity penghasil/ (kg/ pohon)/ Produksi (kwintal)/ Numbers of Crops Productivity Production (kwintal) Plant (kg/tree) Alpokat / Avocado 9 0.384 5 1,89 4 6.902 Belimbing / Starfruit 5.418 12,16 659 Duku / Duku 7 04 13,78 97 Durian / Durian 7 4.345 15 10.942 Jambu biji / Guava 1 4.983 16,15 2.420 Jambu air / Water Guava 5.237 15,43 808 Jeruk keprok / Tangerine 5.888 74,94 4.412 Jeruk besar / Orange 8 02 1 7,39 140 Mangga / Mango 595.000 34,22 203.629 Manggis / Mangosteen 6.375 37,71 2.404 Nangka / Jackfruit 28.482 46,90 13.359 Nanas / Pineapple 296 1,00 3 Papaya / Papaya 32.285 23,89 7.714 Rambutan / Rambutan 1 2.998 9 ,11 1.184 Pisang / Banana 801.023 8,98 71.948 Salak / Bark 7 .509 1 ,13 85 Anggur / Grape 6 60 4 7,36 313 Melon / Melon 30 120,67 362 Semangka/ Watermelon 92 75,11 6 91
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Agricultural Department of Probolinggo 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.4 Potensi Buah-buahan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.4 Fruits Potential Map in Probolinggo
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D. Perkebunan
D.
2015
Plantation
Gambar 4.5 Potensi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.5 Plantation Potential in Probolinggo
Potensi Komoditi Perkebunan Kabupaten Probolinggo berupa kelapa, tembakau, kapuk randu, cengkeh, kopi, tebu, kapas, biji jarak, aren, pinang. Berikut rincian luas lahan dan produksi perkebunan Kabupaten Probolinggo, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10
Potential Plantation Commodities in Probolinggo Regency are coconut, tobacco, kapok, cloves, coffee, sugar cane, cotton, castor beans, palm, and areca. Here are the details of land and plantation production of Probolinggo Regency, as shown in the following table.
Tabel 4.4 Komoditi Tanaman Perkebunan Kabupaten Probolinggo Table 4.4 Plantation Commodity in Probolinggo Luas Areal/ Produksi/ Produktivitas / Komoditas/ Harvested Area Production Productivity Commodity (Ha) (Ton) (Ton/Ha/Tahun(Year)) Kelapa / Coconut 1.434,89 1.584,24 2,00 Tembakau/ Tobacco 13.418,05 9.896,48 0,89 Kapuk randu / Kapok 1.290,521 283,432 0,280 Cengkeh / Cloves 760,05 157,59 0,32 Kopi / Coffe 3.879,21 1.458,26 0,83 Tebu/ Tebu/Sugar 3.662,37 236.309,70 64,52 Sugar Cane Cane Kristal/ 17.085,76 4,67 Cristal Kapas / Cotton 72,75 7,97 0,11 Aren / Sugar Palm 361,96 472,50 2,53 Biji jarak / Castor Beans 24,10 15,31 0,7 Pinang / Areca Nut 272,36 124,02 0,643
Sumber: Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Probolinggo, 2014 Source: Crop Estates and Forestry Service of Probolinggo
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.2. Sektor Peternakan
4.2. Animal Husbandry Sector
Gambar 4.6 Potensi Peternakan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.6 Animal Husbandry Potential in Probolinggo
Potensi Komoditi Perternakan Kabupaten Probolinggo berupa ternak besar (sapi potong, sapi perah, kuda, kerbau); ternak kecil (kambing, domba), dan unggas. Perkembangan populasi ternak besar pada umumnya mengalami peningkatan. Populasi ternak kecil, jenis ternak kambing mengalami peningkatan 3,54 %. Unggas (ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging, itik, entok), aneka burung (burung puyuh, burung wallet, burung dara), dan kelinci. Populasi komoditi peternakan Kabupaten Probolinggo.
No A
B
C
D
Animal husbandry potential commodity in Probolinggo in the form of large livestock (beef cattle, dairy cattle, horses, buffaloes); small livestock (goats, sheep), and poultry. The development of large livestock populations in general have increased. Small livestock populations, types of goats increased 3.54% . Poultry (free-ranged chicken, laying hens, broiler chicken, duck, wild duck), various birds (quail, swallow, pigeons), and rabbits. Population Probolinggo farm commodities can be seen in the table below.
Tabel 4.5 Komoditi Peternakan Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 Table 4.5 Livestock Commodity in Probolinggo 2013 Komoditas Ternak / Populasi / Population Total / Total Livestock Commodity Komoditas Ternak Besar/ Big Livestock Commodity 247.644 1 Sapi perah/ Dairy Cattle 7399 2 Sapi potong/ Beef Cattle 239564 3 Kuda/ Horse 609 4 Kerbau / Buffalo 72 Komoditas Ternak Kecil/ Small Livestock Commodity 114.217 1 Kambing/ Sheep 48812 2 Domba / Goat 65405 Komoditas Ternak Unggas Dan Ternak Lainnya / Poultry And Others 932.862 Livestock Commodity 1 Ayam buras/ Free-ranged Chicken 476683 2 Ayam ras petelor/ Laying Hens 92119 3 Ayam ras pedaging/ Broiler Chicken 246992 4 Itik/ Duck 65572 5 Entok/ Wild Duck 9355 6 Burung puyuh/ Quail 997 7 Burung wallet/ Swallow 2898 8 Burung dara / Pigeon 36815 9 Kelinci/ Rabbit 1431 Ternak Binatang Kesayangan/ Pets 7.066 1 Anjing/ Dog 2 753 2 Kucing/ Cat 4 202 3 Kera / Monkey 111
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Probolinggo, 2014 Source: Farm and Animal Health Department in Probolinggo 2014
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.7 Potensi Sektor Peternakan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.7 Livestock Potential Map in Probolinggo
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.3. Sektor Perikanan
4.3
Fishery
Gambar 4.8 Aktivitas Perikanan Figure 4.8 Fishery Activity
Potensi Komoditi Perikanan Kabupaten Probolinggo berupa usaha perikanan tangkap dan tambak. Produksi sub sektor perikanan laut pada tahun 2013 tercatat 9.665.200 kilogram dengan nilai produksi 76.102,63 juta rupiah, atau dapat dikatakan ada kenaikan sebesar 4% dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan produksi perikanan tambak mengalami kenaikan sebesar 22,9%, sementara produksi perikanan kolam naik 32,33%. Produk komoditi perikannan Kabupaten Probolinggo tahun 2011-2013 seperti pada Tabel berikut:
Potential Fishery Commodities in Probolinggo in the form of fishing and farm businesses. Production of marine fisheries in 2013 was 9,665,200 kilograms of production value at 76,102,630, or it can be said there is an increase of 4% from the previous year. Similarly, pond fish production increased by 22.9%, while the production of aquaculture increased at 32.33%. The fishery product commodities in Probolinggo in the period of 2011-2013 shown in Table follow.
Tabel 4.6 Komoditi Perikanan Kabupaten Probolinggo 2011 – 2013 Table 4.6 Fisheries Commodity in Probolinggo 2011-2013 2011 2012 KOMODITI PERIKANAN/ Fishery Commodty Perikanan Laut/ Marine Fishery Perikanan Tambak/ Fishery Pond Perikanan Darat/ Aquaculture Jumlah / Total
Produksi/
Nilai Produksi
Produksi /
Production
/ Production
Production
(kg)
Value(Rp)
(kg)
9.550.200
67.818.083
9.550.200
3.526.660
97.809.799
237.180
2.590.036
Nilai Produksi
Produksi /
Nilai Produksi
Production
/ Production
(kg)
Value (Rp)
73.460.723
9.665.200
76.102.630
3.853.650
100.807.919
4.737.330
180.330.110
271.810
3.434.040
359.680
4.631.164
14.762.210
261.063.904
/ Production Value (Rp)
13.314.040 168.217.918 13.675.660 177.702.682 Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Froestry and Animal Health Department of Probolinggo 2014
30
2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.9 Potensi Sektor Perikanan di Kabupaten Probolinggo Figure 4.9 Fishery Potential Map in Probolinggo
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
4.4. Sektor Pariwisata
4.4. Tourism Sector
Gambar 4.10 Potensi Pariwisata di Kabupaten Probolinggo Figure 4.10 Tourism Potential In Probolinggo
Potensi sektor pariwisata di Kabupaten Probolinggo yang pembangunannya terus digalakkan oleh pemerintah kabupaten dalam rangka meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pembangunan obyek wisata dan segenap fasilitasnya. Hotel, mengelompok di Kecamatan Sukapura karena disana ada obyek wisata yang terkenal dan merupakan salah satu obyek wisata primadona Jawa Timur yaitu "Gunung Bromo" yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik. Sedangkan Kecamatan Kraksaan merupakan ibukota kabupaten sehingga relative lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya.
The potential of the tourism sector in Probolinggo which continuity to construct by the government in order to increase revenue (PAD), includes the development of tourism objects and all the facilities. Hotels, clustered in Sub Sukapura because there is a famous tourist attraction in East Java which is “Mount Bromo” that frequently visited by foreign and domestic tourists. While Kraksaan is the capital of the district so that relatively more crowded than other districts.
Jumlah hotel yang ada di Kabupaten Probolinggo seluruhnya pada tahun 2013 sebanyak 27 hotel. Masing-masing berada di Kecamatan Sukapura 14 hotel, Kecamatan Kraksaan 2 hotel, Kecamatan Paiton 5 hotel, Kecamatan Dringu 1 hotel, Kecamatan Sumberasih 1 hotel, Kecamatan Gending 1 hotel, Kecamatan Tongas 1 hotel, Kecamatan Gading 1 hotel, serta 1 hotel di Kecamatan Krucil.
The number of hotels in Probolinggo in 2013 was 27 hotels. Respectively located in the Sukapura 14 hotels, Kraksaan 2 hotels, Paiton 5 hotels, Dringu 1 hotels, Sumberasih 1 hotels, Gending 1 hotels, Tongas 1 hotel, Gading 1 hotel, and 1 hotel in Krucil.
Jumlah Wisatawan dalam kurun waktu tahun 2013, jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Probolinggo meningkat dari 199.710 orang di tahun 2012 menjadi 287.814 orang di tahun 2013. Tujuan wisatawan sebanyak 26,19% ke Pantai Bentar, 26,12% ke Gunung Bromo, 22,47 % ke Arung Jeram, 7,32% ke Agro Sumberbendo dan sisanya sebanyak 17,9% menyebar di tempat wisata Air Terjun Madakaripura, Pemandian Jabung Tirta, Ronggojaludan Candi Jabung.
The number of tourists who visit in Probolinggo in 2013 increased from 199.710 in 2012 to 287.814 in 2013. The tourist destination to Bentar Beach was 26.19%, Mount Bromo 26.12%, rafting 22.47%, to Agro Sumberbendo 7.32% and the rest of 17.9% spread in Madakaripura Waterfall, Baths Jabung Tirta and Ronggojaludan Jabung Temple.
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 4.7 Objek Wisata dan Jumlah Kunjungan di Kabupaten Probolinggo 2013 Table 4.7 Tourism Object and Number of Visitors in Probolinggo 2013
Obyek Wisata/ Tourism Object
No 1 2 3 4 5
Gunung Bromo / Mount Bromo Pantai Bentar / Bentar Beach Air Terjun Madakaripura / Madakaripura Waterfall Arung Jeram / Rafting
Jumlah Kujungan Wisata / Number of Visitors 64.294 73.138 3.085 62.349
Lokasi/ Location Kecamatan Sukapura Kecamatan Gending Kecamatan Lumbang KecamatanTiris
Danau Ronggo Jalu / Ronggo Jalu Lake
5.103
Kecamatan Tegal Siwalan
6
Ranu Segaran / Segaran Lake
2.063
KecamatanTiris
7
Agro Sumberbendo / Sumberbendo Agrotourism
20.445
Kecamatan Sumberasih
8
Candi Jabung
20.025
Kecamatan Paiton
9
Jabung Tirta
15.270
Kecamatan Paiton
10
Andung Biru
12.801
KecamatanTiris
Gambar 4.11 Perkembangan Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara 2012-2013 Figure 4.11 The Growing Amount of Domestic and Foreigner Tourist/Visitor 2012-2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.12 Peta Potensi Pariwisata di Kabupaten Probolinggo Figure 4.12 Tourism Potential Map in Probolinggo
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.5. Sektor Industri
2015
4.5. Industrial Sector Gambar 4.13 Industri Figure 4.13 Industry
Kabupaten Probolinggo memiliki 17 Industri Besar terdapat di 9 kecamatan, sedangkan 41 Industri Sedang terdapat di 16 kecamatan, dengan catatan bahwa Industri Besar adalah industri yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih; Industri Sedang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang. Jumlah industri besar dan sedang, serta tenaga kerjanya tahun 2013 seperti tabel berikut
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Probolinggo has 17 large industries which located in 9 sub-districts, while the medium are located in 16 sub-districts with 41 industries. The large industry has 100 peoples or more; The medium industry has employee between 20 to 99 peoples. The number of large and medium industry in probolinngo, as the following table:
Tabel 4.8 Jumlah industri besar dan sedang, serta pekerja Kabupaten Probolinggo Table 4.8 Number of Large and Medium Industry, and Worker in Probolinggo Regency Industri besar / Industri Sedang / Large Industry Medium Industry Lokasi / Location Jumlah Pekerja / Jumlah Pekerja / / total Worker / total Worker Bantaran 1 243 1 41 Leces 1 1.410 5 186 Banyuanyar 1 28 Krucil 1 78 Gading 2 77 Pakuniran 1 22 Paiton 1 285 1 44 Besuk 3 156 Krasakan 3 2.102 7 305 Krejengan 2 91 Pajarakan 2 789 6 324 Maron 1 203 Gending 3 1.921 1 60 Dringu 1 581 1 21 Wonomerto 1 35 Togas 5 101 Sumberasih 4 1.002 3 91 Kabupaten Probolinggo 17 8.536 41 1.660
Sumber: BPS, Kabupaten Probolinggo Dalam Angka 2014 Source: BPS, Probolinggo Regency In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.14 Potensi Sektor Industri di Kabupaten Probolinggo Figure 4.14 Industry Potential Map in Probolinggo
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Industri Pengolahan Berbasis Buah-buahan
5.1. Investment Opportunities the development of Agropolitan Area and Fruit-based Processing Industry
Peluang investasi yang layak dikembangkan di Kabupaten Probolinggo adalah pengembangan Kawasan Agropolitan berbasis buah-buahan yang dikembangkan ke arah Industrialisasi Pertanian (Agrobisnis dan agroindustri).
A decent investment opportunities developed in Probolinggo is the development of Agropolitan Area fruit-based which developed towards Agricultural Industry (Agribusiness and agroindustry).
Kabupaten Probolinggo memiliki potensi besar untuk dapat menghasilkan aneka macam buah. Berbagai jenis buah utama yang dihasilkan oleh Kabupaten Probolinggo dan mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai dan produk olahan buah lainnya adalah mangga, jeruk, nanas dan buah pisang dan buah tropis lainnya. Berdasarkan pada potensi buah (jeruk, mangga, nenas dan pisang) dan peluang ekspor maka pengembangan industri pengolahan buah mendapatkan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja.
Probolinggo has great potential to produce various kinds of fruit. Various types of main fruit produced by Probolinggo that has the potential to be developed into refined products, such as fruit cans, fruit drinks, candied fruits, jams and other fruits processed products which mango, orange, pineapple and bananas and tropical fruit. Based on the potential of the fruit (orange, mango, pineapple and banana) and export opportunities, the development of fruit processing industries get priority to be developed in an effort to increase the added value and employment.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tabel 5.1 Komoditi Pertanian hortikultura Kabupaten Probolinggo Table 5.1 Horticulture Commodity in Probolinggo Tahun 2013/ Year 2013 Jumlah pohon Produktivitas Produksi Harga rata-rata Komoditas/ penghasil/ (kg/ pohon) / (kwintal) / (Rp/kg)/ Commodity Numbers of Productivity Production Average Price Plant Crop (kg/Tree) (kwintal) (Rp/kg) Alpokat/ 9 0.384 5 1,89 4 6.902 5.000 Avocado Belimbing/ 5.418 12,16 659 5.000 Starfruit Duku/ Duku 7 04 13,78 97 4.000 Durian / Durian 7 4.345 15 10.942 10.000 Jambu biji/ 1 4.983 16,15 2.420 4.000 Guava Jambu air/ 5.237 15,43 808 3.000 Water Guava Jeruk keprok/ 5.888 74,94 4.412 5.000 Tangerine Jeruk besar/ Big 8 02 1 7,39 140 5.000 Orange Mangga/ Mango 595.000 34,22 203.629 5.000 Manggis / 6.375 37,71 2.404 12.000 Mangosteen Nangka/ 28.482 46,90 13.359 6.000 Jackfruit Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015
No
12 13 14 15 16 17
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Komoditas/ Commodity Nanas / Pineapple Papaya / Papaya Rambutan / Rambutan Pisang / Banana Salak / Bark Anggur / Grape
Jumlah pohon penghasil/ Numbers of Plant Crop 296
Tahun 2013/ Year 2013 Produktivitas Produksi (kg/ pohon) / (kwintal) / Productivity Production (kg/Tree) (kwintal) 1,00 3
Harga rata-rata (Rp/kg)/ Average Price (Rp/kg) 2.000
32.285 1 2.998
23,89 9 ,11
7.714 1.184
3.000 2.500
801.023 7 .509 6 60
8,98 1 ,13 4 7,36
71.948 85 313
4.000 3.000 4.000
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, 2014 Source: Agricultural Department of Probolinggo 2014
Dari tabel tersebut terlihat harga yang diperoleh relatif masih rendah yaitu rata-rata sekitar Rp. 5.000,- per Kg. Harga tersebut akan lebih rendah lagi ketika sedang musim buah terjadi, berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu ada proses pengolahan buah yang diproses secara modern yang memenuhi standart internasional, sehingga diperoleh nilai tambah yang signifikan, adapun proses pengolahan buah untuk mendapatkan nilai tambah yang besar dan dapat disimpan dalam waktu yang lama, dapat dilihat pada Pohon Industri Pengolahan Buah pada Gambar berikut.
The above table shows the price obtained is still relatively low at an average of Rp. 5.000, - per Kg. That price will be lower when in season fruit occurs, so it is necessary to process the fruits through modern way that meets international standards, in order to obtain a significant added value. The processing of fruit is done to get a great added value and can be stored for a long time. It can be seen on the Tree Fruit Processing Industry in the following figure.
Gambar 5.1 Pohon Indutri Pengolahan Buah Figure 5.1 Fruits Processing Industry Tree
38
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Dipilihnya unggulan kawasan pertanian karena akan memajukan kawasan Agropolitan di Kabupaten Probolinggo, yang telah merencanakan 2 lokasi (kawasan Agropolitan Timur dan Kawasan Agropolitan Barat). Konsep dasar pengembangan agropolitan adalah sebagai upaya menciptakan pembangunan inter-regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa (rural-urban linkage) melalui pengembangan kawasan perdesaan yang terintegrasi di dalam sistem perkotaan secara fungsional dan spasial. Pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan diupayakan melalui optimalisasi sumberdaya lokal dengan pengembangan ekonomi dan investasi dibidang prasarana dan sumberdaya alam.
The eminent agricultural area has been chosen because it will promote agropolitan area in Probolinggo, which had planned two locations (East Agropolitan Area and West Agropolitan Area). The basic concept of agropolitan development is an effort to create balanced interregional development, in particular by improving urban-rural linkage development (rural-urban linkage) through the integrated development of rural areas in functionally and spatially urban systems. Rural community economic development pursued through optimization of local resources with economic development and investment in infrastructure and natural resources.
Pengembangan ekonomi agropolitan harus lebih bertumpu pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis, dimana seluruh sub-sistem agribisnis (budidaya, sarana-prasarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, dan jasa) dibangun secara simultan dan harmonis. Sistem agrobisnis merupakan pembangunan pertanian yang dilakukan secara terpadu, tidak hanya usaha budidaya (on farm) tetapi juga meliputi pembangunan agrobisnis hulu (penyediaan sarana pertanian), agrobisnis hilir (prosesing dan pemasaran hasil pertanian), dan jasa-jasa pendukungnya.
Agropolitan economic development should be based on the development of systems and agribusiness, in which all sub-systems of agribusiness (farming, infrastructure production, processing, marketing, and services) that built simultaneously and harmoniously. Agribusiness system is agricultural development which is done in an integrated manner, not only farming (on farm) but also the construction of agribusiness upstream (provision of agricultural facilities), agribusiness downstream (processing and marketing of agricultural products), and supporting services.
Lokasi kawasan perkembangan kawasan agropolitan sudah dipilih oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo yang dicantumkan dalam RTRW Kabupaten Probolinggo, di Kecamatan Togas (Pusat Agropolitan Timur) dan Gading (Pusat Agropolitan Barat), namun untuk kawasan mencakup beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Sukapura, Kecamatan Lumbang, dan Kecamatan Sumber untuk Kawasan Agropolitan Timur, dan Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil untuk Kawasan Agropolitan Barat. Lebih jelas Peta prospek kawasan unggulan ekonomi Kabupaten Probolinggo. Pada Gambar berikut ini.
The location area of development agropolitan has been selected by Probolinggo government that listed in the RTRW (Spatial Planning) of Probolinggo, which are in Sub-district Togas (Agropolitan East Center) and Ivory (Agropolitan West Center). Areal includes in East agropolitan area are Sukapura, Lumbang and Sumber, while for the west agropolitan area are Tiris and Krucil District. The detailed of map of imminent ecomomic prospect area in Probolinggo can be seen in the following figure..
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 5.2 Peta Kawasan agropolitan Kabupaten Probolinggo Figure 5.2 Agropolitan Area Map of Probolinggo
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economy Analysis
Dalam Investasi pengembangan Kawasan Agropolitan berbasis buah-buahan diperlukan adanya proyeksi modal investasi yang akan ditanamkan. Penentuan proyeksi harus memperhitungkan modal tetap seperti kantor, lahan / tanah, peralatan dan sarana usaha lainnya. Komponen yang dihitung dalam analisis ekonomi adalah nilai penyusutan dari modal tetap yang dikeluarkan. Selain biaya produksi yang bersifat tetap, pengusaha pengembangan juga menghitung biaya produksi / operasional. Biaya ini merupakan biaya variabel atau biaya tidak tetap dimana besar kecilnya biaya yang dikeluarkan langsung terkait dengan proses produksi dan berpengaruh langsung terhadap hasil produksi.
In the Investment development of fruits -based agropolitan area required the projected investment capital that will be invested. The determination must take into account the projection of fixed ccost such as offices, land / soil, equipment and other business facilities. Component that calculated in economic analysis is the depreciation of fixed cost expenditure. In addition to fixed production costs, entrepreneur development are also calculates the cost of production / operations. This fee is a variable fee or variable costs where the size of the direct costs associated with the production process and directly influences the production result.
Asumsi yang dipergunakan Ekonomi pra FS ini adalah :
The assumptions used in the economic analysis of pre FS are:
dalam
Analisis
1. Harga Jual Mangga Pulp adalah Rp. 17.792 per kg,
1.
Mango Pulp Retail Price is Rp. 17,792 per kg,
2. Kapasitas produksi 3 Ton/Jam dan Yield 62%
2.
3. Tanah sebesar Rp. 400.900.000,- Furniture sebesar Rp. 104.500.000,- Bangunan sebesar Rp. 2.300.900.000,- Lain2 Rp. 16.134.800.000,, Deposit Rp. 58.900.000,-
3.
The production capacity of 3 tons / hour and Yield 62% Land of Rp. 400,900,000, Furniture of Rp. 104,500,000, Building of Rp. 2,300,900,000, Others of Rp 16,134,800,000, Deposit Rp 58,900,000.
4. Modal Investasi Rp. 19.000.000.000,-
4.
Capital investment of Rp. 19,000,000,000.
5. Biaya Variabel dimana Buah sebesar Rp 46.517.956.023,-, Bahan Kemasan sebesar Rp 5.967.402.347,- Bahan Kimia Pengawet dan Bahan Habis Pakai Rp 2.540.921.077,-, Upah Buruh Harian sebesar Rp 856.620.317,-
5.
Costs Variable; Fruits of Rp 46,517,956,023, Packaging Materials of Rp 5,967,402,347, Chemical Preservatives and Consumables of Rp 2,540,921,077, Workers Daily Wages of Rp 856,620,317.
6. Listrik/Bahan Bakar/Air/Kayu Api 1.203.898.825,- Lainnya Rp 792.952.591,-
Rp
6.
Electrical/Fuel/Water/Firewood Rp 1,203,898,825, Others of Rp 792,952,591.
7. Biaya Tetap untuk Karyawan Tetap sebesar Rp. 286.487.950,Perbaikan dan Pembaharuan Rp. 260.443.591,- Nilai Sewa Lahan sebesar Rp. 55.515.607,- Pajak sebesar Rp. 74.934.647,Penyusutan Rp. 1.057.538.053,Lain-lain sebesar Rp. 549.444.592,-
7.
Fixed Costs for Permanent Employees of Rp. 286,487,950, Repair and Renewal of Rp. 260,443,591, Land Rent Value of Rp. 55,515,607, Tax of Rp. 74,934,647, Depreciation of Rp. 1,057,538,053, others of Rp. 549,444,592.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Dalam hal ini tercatat perhitungannya yaitu Pendapatan Sebesar Rp. 66.188.933.000,- dan Laba Bersih sebesar Rp. 6.024.817.379,-
In this case the calculations of revenue are Rp. 66,188,933,000 and net profit of Rp. 6,024,817,379.
Tabel 5.2 Hasil Proyeksi Pengolahan Mangga Pulp Table 5.2 Result Projection of Mango Pulp Processing Keterangan / Explanation
Nilai / Value (Rupiah)
Total Biaya Tetap/ Total Fixed Cost
2,284,364,441
Total Biaya Variabel/ Total Variable Cost
57,879,751,180
Biaya Total/ Total Cost
60,164,115,621
Pendapatan Kotor/ Gross Revenue
66,188,933,000
Laba Bersih/ Net Profit
6,024,817,379
a. Operating ratio/ Operating Ratio
0.87
b. Fixed Ratio/ Fixed Ratio
0.04
c. Gross ratio/ Gross Ratio
0.91
Sumber: Hasil Analisis 2015 Source: Analysis Result of 2015 5.3. Analisis Profitability Finansial
5.3
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi dengan ukuran-ukuran seperti B/C ratio, NPV dan IRR Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi pengolahan mannga pulp layak dan menguntungkan. Nilainilai ukuran kelayakan usaha dapat dilihat sebagai berikut:
This analysis is used to determine the feasibility of investment with measures such as the B / C ratio, NPV, IRR, and Payback Period. The analysis showed that industrial investments of mango pulp processing are feasible and profitable. The size of feasibility values can be seen in the following:
1. Net B/C ratio Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,1001 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,1001 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
1.
Net B/ C ratio Analysis of Net B / C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B / C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B / C ratio is 1.1001, which means the profit obtained is 1.1001 times that of the cost incurred.
2. Payback period Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 3 lebih 2 bulan.
2.
Payback Period The payback period is defined as the period of return of the investments made by the profits of a project. The payback period occurs in the third year and two month (3 years 2 month) by the result of the calculation of the feasibilityvalues analysis.
42
Financial Profitability Analisis
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
3. Net Present Value (NPV) NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp 8.058.102.102,38 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek industry Mangga Pulp layak untuk diusahakan.
3.
Net Present Value NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 14% of discount factor shows the NPV value Rp 8,058,102,102.38 yang which means NPV> 1. This means that an industrial project pulp mango industry worth the effort.
4. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalammengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 31,71 %. Maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
4.
Internal Rate Return (IRR) IRR is an investment criteria for the profit percentage of a project per year and a measure of the ability of payback period of project lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained is 31.71%. It can be assumed that the applicable bank rate is 18% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Gambar 5.3 Peta Peluang Investasi Hortikultura (Buah-Buahan) Kabupaten Probolinggo Figure 5.3 Potential Investment Map of Horticulture (Fruits) in Probolinggo
44
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board