BADAN KOORDI NASI I NDONESI AI NVESTMENT PENANAMAN MODAL COORDI NATI NG BOARD
Di r ekt or atPengembanganPot ensiDaer ah Di r ect or at eOfRegi onalPot ent i alDevel opment
PotensidanPel uangI nvestasiDaerah
Pot ent i alandLocalI nvest mentOpport uni t i es Tahun/ Year2015
KABUPATENDONGGALA I nvesti n
r emar kabl e
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN DONGGALA: PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DAN PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN SOUVENIR & JAJANAN DI KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG KARANG
INVESTMENT OPPORTUNITIES IN DONGGALA: TOURISM AND SHOPPING CENTER DEVELOPMENT IN TANJUNG KARANG BEACH
Kabupaten Donggala merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah 5.276,69 km². Terletak antara 0° 30” Lintang Utara dan 2° 20” Lintang Selatan dan 119°,45” - 121°,45” Bujur Timur. Kabupaten Donggala mempunyai kondisi topografi yang beragam mulai dari dataran rendah hingga pegunungan, dengan puncak ketinggian hingga 2500 meter di atas permukaan laut (dpl). Kabupaten Donggala mempunyai 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, dengan curah hujan 62,23 mm/bulan, kelembaban udara antara 73,09% hingga 80,78%. Suhu harian rata-rata adalah 27oC, dengan suhu maksimal 28,18 C, dan Suhu minimal 26,64 C.
Donggala is a one of the regency in Central Sulawesi Province, with an area of 5.276,69 km². It is located in 0° 30” 'North latitude and 2° 20” South Latitude and 119°,45” - 121°,45” East Longitude. Donggala has a diverse topography ranging from flatland to mountains, with the altitude of 2,500 meters above sea level (asl). Donggala has 2 (two) seasons, the rainy and dry season, with rainfall of 62.23 mm/month, and the air humidity of 73.09% to 80.78%. The average daily temperature is 27°C, with 28.18°C maximum temperature and 26.64°C of minimum temperature.
Kabupaten Donggala memiliki luas 5.276,69 km². Berdasarkan letak dan kondisi geografis yang dimiliki Kabupaten Donggala dapat dipetakan menjadi dua wilayah yaitu;
Donggala has an area of 5,276.69 km². Based on the location and geographical conditions, Donggala can be divided into two areas, which are;
1) Wilayah Pantai Barat yang meliputi; Kecamatan Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tambusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Dampelas, Sojol dan Sojol Utara merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki potensi sumber daya laut khususnya perikanan serta potensi lahan perkebunan yang relatif subur;
1) West Coast Region consist of 10 Sub-districs which are; Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tambusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Cape, Dampelas, Sojol and North Sojol the coastal areas that have potential in marine fishery resources and the potential of plantation land is relatively fertile;
2) Wilayah Banawa antara lain; Kecamatan Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Pinembani dan Rio Pakava merupakan daerah yang relatif subur (sektor pertanian dan perkebunan) dan potensi kelautan yang memiliki keragaman hayati.
2) Banawa Regions are; Banawa sub-district, South Banawa, Central Banawa, Pinembani and Rio Pakava that have a relatively fertile area (Agriculture and Plantation) and which has the potential of marine biodiversity.
Peluang Investasi di sektor industri pariwisata sangat besar dan menguntungkan. Hal ini pun didukung dengan upaya Pemerintah Kabupaten Donggala yang mencanangkan Donggala sebagai kabupaten wisata pada 2016. Kabupaten Donggala memiliki potensi di sektor pariwisata yang sangat indah dan menarik, dilihat dari
Investment Opportunities in tourism industry sector is very large and profitable. This was supported by the Government's efforts were launched Donggala as Tourism City in 2016. Donggala has potential in the tourism sector which is very beautiful and attractive; judging from the geographical condition, Donggala has a
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
1
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary kondisi geografinya yang memiliki topografi beragam, mulai dari dataran rendah, perbukitan, dan pegunungan. Dataran rendahnya berupa wilayah pantai yang indah, dan pegunungan yang berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong dengan ketinggian mulai dari 1000-2500 meter di atas permukaan laut. Adapun objek pariwisata di Kabupaten Donggala yaitu objek wisata pantai, wisata alam, wisata air dan lain-lain. Objek wisata tersebut yaitu Pantai Pusentasi, Pantai Pasir Putih Tanjung Karang, Pantai Enu, Danau Rano, Pulau Pasoso, Danau Talaga, Pantai Salur Sabang, Pulau Maputi, Pantai Pasir Putih Boneoge, Pantai Pasir Putih Parimpi Indah (Lende), Pulau Taring, Air Terjun Walandano, Air Terjun Bou, Air Panas Tambu. Kondisi jalan di Kabupaten Donggala secara umum dalam kondisi baik, terutama jalan di perkotaan. Akses menuju Kabupaten Donggala dari Kota Palu yang merupakan ibu kota provinsi cukup mudah.
diverse topography, ranging from plains, hills and mountains. Flatland regions in the form of beautiful beaches, and mountains that is in the border region with Moutong Parigi with the height ranging from 1000-2500 meters above sea level. Tourism objects of Donggala are beach, natural tourism, water tourism and others. The water tourism are Pusentasi Beach, Tanjung Karang White Sand Beach, Enu Beach, Lake Rano, Pasoso Island, Talaga Lake, Salur Sabang Beach, Maputi Island, Boneoge White Sand Beach, Parimpi Beautiful White Sand Beach (Lende), Taring Island, Walandano Waterfall, Bou Waterfall, Tambu Hotsprings. Condition of roads in Donggala generally in good condition, especially in urban roads. Donggala can easily reach from Palu, the capital city of Central Sulawesi.
Dengan banyaknya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Donggala, peluang investasi yang ditawarkan dari kabupaten ini adalah pengembangan di sektor industri pariwisata. Kinerja sektor pariwisata di Kabupaten Donggala dapat dikenali dari beberapa elemen pengembangan seperti potensi alam serta sarana dan prasaran penunjang. Komponen yang menonjol di wilayah ini adalah wisata pantai dan air terjun. Industri pariwisata merupakan sub sektor dari bidang jasa. Kontribusi sektor ini adalah salah satu yang terbesar, yaitu menempati posisi kedua terhadap perekonomian Kabupaten Donggala yang mencapai sekitar 20,23%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 25,94%. Kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Donggala adalah sektor primer yang didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai rata-rata 37,50%. Meskipun begitu, sektor industri jasa pariwisata sangat patut untuk dikembangkan di kabupaten ini, hal ini sejalan dengan keinginan Pemerintah Kabupaten Donggala untuk mengembangkan Kabupaten Donggala sebagai kota wisata.
The investment opportunity of Donggala is the development of the tourism industry sector. The performance of the tourism sector in Donggala can be recognized from some elements such as the development of natural potential and supporting facilities and infrastructure. Prominent component in this area is beach and waterfalls. Tourism is the sub-sectors industry of the services sector. The contribution of this sector was not the bigger, which ranks to the second on the economy of Donggala which reached 20.23%, with an average growth of 25.94%. The primary sector and the largest contribution to the economy of Donggala is the agricultural sector which reached an average of 37.50%. Nevertheless, for the industrial sector of tourism services is very worthy to be developed in Donggala, this is in line with the Government's desire to develop Donggala as the City Tour.
Selain mengembangkan sektor pariwisata, peluang investasi yang diusulkan dari Kabupaten Donggala adalah pembangunan pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di Kawasan Pantai Tanjung Karang. Pembangunan pusat perbelanjaan ini diharapkan dapat mendorong
In addition to develop tourism sector, the proposed investment opportunities of Donggala is Development of Souvenir and Snacks Shopping Center in Tanjung Karang Beach. Construction of the shopping center is expected to encourage the development of shopping centers in other tourist
2
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan wisata lainnya. Dengan pembangunan pusat perbelanjaan ini, diharapkan tidak hanya dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan wisata, tetapi juga tumbuhnya industri-industri terkait seperti pembangunan hotel, sarana dan fasilitas di kawasan wisata itu sendiri, dan juga industri wisata kuliner yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
areas. With the construction of the shopping center, it is expected to not only create jobs opportunity and increase incomes to suround the tourist areas, but also increase the growth of related industries such as the construction of hotels, infrastructure and facilities, and also culinary tourism industry which is not inferior to other regions in Indonesia.
Kebutuhan dana investasi untuk membangun pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di kawasan wisata di Kabupaten Donggala diperkirakan sekitar Rp. 12,5 milyar, dengan nilai Internal rate of Return (IRR) sekitar 23,24% yang lebih besar dari suku bunga 14% per-tahun, dan Payback Period selama 3 tahun.
Investment capital for building a souvenirs and snacks shopping center in the tourist area in Donggala estimated at approximately Rp. 12.5 billion, with an Internal Rate of Return (IRR) of 23.24% greater than the interest rate of 14% per year, and a payback period of 3 years.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
3
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1. GAMBARAN WILAYAH
1. DESCRIPTION AREA
1.1. Aspek Geografi Dan Administrasi
1.1.
Kabupaten Donggala merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah 5.276,69 km² Terletak antara 0° 30” Lintang Utara dan 2° 20” Lintang Selatan serta 119°,45” - 121°,45” Bujur Timur.
Donggala is one of regency in Central Sulawesi, with an area of 5.276,69 km². It is located between 0° 30” 'North latitude and 2° 20” South Latitude and 119°,45” - 121°,45” East Longitude.
Secara administratif kabupaten ini berbatasan dengan:
Administratively the regency bordered by:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Sigi serta Kabupaten Palu Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Donggala memiliki wilayah seluas 5.276,69 km², yang terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan dengan 158 (seratus lima puluh delapan) desa, 9 (sembilan) kelurahan, dan 2 (dua) masih berstatus UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi). Dari 16 kecamatan tersebut, Kecamatan Rio Pakava merupakan kecamatan terluas yaitu mencapai 872,16 km² sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yaitu 76,64 km².
The Aspect Of Geographic And Administrative
Tolitoli Regency in north.
Sigi Regency and Parigi Moutong regency in east.
West Sulawesi Province, Sigi Regency and Palu Regency in south.
Makassar Stait and areas of West Sulawesi in west.
Donggala has an area of 5,276.69 Km², consisting of 16 (sixteen) Sub-districts with 158 (one hundred and fifty eight) villages, 9 (nine) Urban Villages, and 2 (two) still existed of UPT (Transmigration Settlement Unit). Rio Pakava is the largest Subdistrict with 872.16 km² while the smallest area is Central Banawa reached 76.64 km².
Gambar 1.1 Luas Wilayah Per Kecamatan Figure 1.1 Wide Area Per Sub-district
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala Dalam Angka 2014 / Source: Donggala In Figures 2014
4
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kabupaten Donggala Figure 1.2 Administration Map of Donggala
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
5
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.2. Topografi
1.2. Topography
Kondisi topografis Kabupaten Donggala sangat bervariasi dengan kelerengan yang beragam. Puncak tertinggi pada kawasan tenggara kabupaten dengan ketinggian di atas ±700 m dari permukaan Laut. Sebaran permukiman khusunya desa dan kelurahan pada Kabupaten Donggala mengikuti kondisi topografi yang ada, dari 167 desa/kelurahan dimana 79 desa terletak di pesisir dan sisanya 88 desa non pesisir.
Donggala topographical conditions vary widely with varying slope. The altitude in the southeast region with a height above ±700 m from the surface of the sea. The distribution of rural and urban settlements especially in Donggala follow the existing topography, from 167 villages / Urban Villages where 79 villages located in the coast and the rest 88 non-coastal villages.
Dataran rendah tersebar di sepanjang pesisir Kabupaten Donggala yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang sebagian besar berada di wilayah Pantai Barat. Wilayah perbukitan dan pegunungan sebagian besar berada pada wilayah perbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong dengan ketinggian yang bervariasi mulai dari ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut hingga mencapai ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut.
The flatlands are scattered along the coast of Donggala directly opposite to the Makassar Strait which are mostly located in the West Coast region. The hills and mountains are mostly located in the border region with Moutong Parigi with a height ranging from an altitude of 1,000 meters above sea level up to over 2,500 meters above sea level.
Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan Kabupaten Donggala Table 1.1 Total Area of Sub-district by Slopes in Donggala Kelas Kemiringan / Slope Class
Kondisi/Condition Datar / Flat Landai sampai berombak / Ramps up Choppy Berombak sampai bergelombang /Choppy up Undulating Bergelombang sampai berbukit / Undulating up Hilly TOTAL
0- 3° 3 - 15° 15 - 40° >40°
Luas Wilayah/ Area (ha)
Persentase / Percentage (%)
123.094 12.506 95.075 296.894 527.69
23,33 2,37 18,02 56,28 100,00
Sumber: Kajian Potensi Sumberdaya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala Tahun 2012 Source: The Feasibility of Resource Potential Associated with Investing in Donggala in 2012
Berdasarkan Kajian Potensi Sumber daya yang terkait dengan investasi di Kabupaten Donggala Tahun 2012. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Donggala adalah ultisol, alfisol, entisol dan histosol. Jenis tanah tersebut menyebar dari daerah pantai sampai hingga dataran tinggi. Namun secara umum jenis tanah didominasi ultisol.
Based on the feasibility of the resource potential associated with investing in Donggala In 2012, Type of soil found in Donggala is ultisol, alfisol, entisols and histosol. These soils are spread from coastal areas to the highland. But in general the soil types dominated by ultisol.
1) Histosol Histosol atau tanah gambut tersebar di kecamatan Banawa dan Damsol. Histosol terbentuk akibat produksi dan penimbunan yang lebih besar dari mineralisasinya. Keadaan demikian terdapat ditempat-tempat
1) Histosol Histosol or peat land scattered in the sub-district of Banawa and damsol. Histosol formed by the greater production and stockpiling than mineralization. Such circumstances are in places that are always filled with water so that the
6
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary yang selalu digenangi air sehingga sirkulasi oksigen sangat lambat.
2015
circulation of oxygen is very slow.
1) Entisol Entisol adalah jenis tanah yang baru berkembang yang banyak ditemukan disekitar Lambah Palu dan Kecamatan Banawa. Jenis tanah ini banyak digunakan masyarakat untuk usaha pertanian.
2) Entisol Entisol are developing new types of soils that are found around Lambah Palu and Banawa. It is widely used of public land for agriculture.
2) Ultisol Jenis tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering yang ada dan dapat ditemukan hampir semua kecamatan. Ultisol adalah jenis tanah yang tingkat perkembangannya sudah sangat lanjut dan miskin unsur hara akibat seringnya terjadi pelindian / pencucian.
3) Ultisol This soil type is the widest part of the existing dry land and can be found in almost all districts. Ultisol is a type of soil which is already very advanced level of development and nutrient poor due to frequent leaching / washing.
1.3. Kondisi Klimatologi
1.3. Climatological Condition
Kabupaten Donggala memiliki dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April–September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober–Maret. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret (28,18 C) dan suhu terendah terjadi pada bulan Juli (26,64 C). Sementara kelembaban udara tercatat sekitar 73–81%. Untuk curah hujan tercatat terjadi pada bulan November 152 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 28 mm. Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 3–4 knots. Pada tahun 2013 arah angin terbanyak setiap bulannya datang dari arah Barat Laut.
Donggala has two seasons, dry and rainy seasons. Dry season occur between the months of April to September, while the rainy season occurs in October to March. The highest average air temperature was in March (28.18°C) and the lowest temperature occurs in July (26.64°C). While the humidity was recorded around 73-8%. Rainfall occur in November with the average of 152 mm, while the lowest rainfall occurs in February is 28 mm. While the average wind speed ranges between 3-4 knots. In 2013, the highest monthly wind coming from the northwest.
Gambar 1.3 Rata-Rata Suhu Udara dan Jumlah Curah Hujan Figure 1.3 The Average Air Temperature and Numbers of Rainfalls
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
7
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: BPS, DonggalaIn Figures 2014
1.4. Kependudukan
1.4. Population
Jumlah penduduk Kabupaten Donggala tahun 2013 mencapai 287.921 jiwa, dimana terdiri dari 147.288 jiwa penduduk laki-laki dan 140.633 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Damsol mencapai 29.804 jiwa, dan untuk jumlah penduduk terkecil terdapat pada Kecamatan Pinembani sebanyak 6.564 jiwa, seperti pada tabel 1.2 dibawah ini.
Total population of Donggala in 2013 reached 287,921 inhabitants, which consisted of 147,288 male and 140,633 female. The largest population is in Damsol reached 29,804 inhabitants, and the smallest population is in Pinembani with 6,564 inhabitants. It can be seen in the table 1.2.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Donggala 2013 Table 1.2 Numbers of Population Based On Gender in Donggala in 2013 Kepadatan Penduduk/ Laki-Laki/ Perempuan/ Jumlah/ Kecamatan/ Districts Population Male Female Total Density (jiwa/Km²) Rio Pakava 12.132 10.956 23.088 26 Pinembani 3.148 3.416 6.564 16 Banawa 16.809 16.154 32.963 333 Banawa Selatan 12.603 11.784 24.387 57 Banawa Tengah 5.365 4.992 10.357 139 Labuan 7.139 6.757 13.896 110 Tanantovea 7.982 7.706 15.688 52 Sindue 9.596 9.398 18.994 107 Sindue Tombusabura 6.076 5.781 11.857 56 Sindue Tobata 4.721 4.428 9.149 43 Sirenja 10.552 10.210 20.762 72 Balaesang 11.922 11.616 23.538 75 Balaesang Tanjung 5.534 5.254 10.788 57 Damsol 15.251 14.553 29.804 41 Sojol 13.504 12.865 26.369 37 Sojol Utara 4.954 4.763 9.717 70 147.288 140.633 287.921 55 Jumlah / Total Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 / Source: BPS, Donggala In Figures 2014
8
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Rasio Jenis Kelamin/ Gender Ratio 111 92 104 107 107 106 104 102 105 107 103 103 105 105 105 104 105
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Kepadatan penduduk di Kabupaten Donggala tahun 2013 mencapai 55 penduduk per km². Untuk seluruh Kecamatan di Kabupaten Donggala, penduduk terpadat berada di Kecamatan Banawa sebesar 333 penduduk per km². Sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Pinembani yaitu 16 penduduk per km² Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Donggala diatas 100 yaitu 105 ini berarti jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Donggala lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan.
The population density in Donggala in 2013 reached 55 inhabitants per km². For the entire subdistrict in Donggala, the densest population is in Banawa amounted to 333 inhabitants per km². While the lowest population density is in Pinembani with 16 inhabitants per km². The gender ratio of the populationDonggala is above 100, which are 105; this means the number of the male is more than the female.
Sedangkan untuk menurut kelompok umur di Kabupaten Donggala sebagian besar termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) yaitu sebanyak 174.047 jiwa dan selebihnya 103.037 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan sebanyak 10.458 jiwa penduduk berusia 65 tahun keatas.
Meanwhile, based on age group, most population in Donggala are in productive age (15-64 years) which is 174,047 inhabitants and the total of 103.037 is in the age under 15, and 10,458 inhabitants in the age of 65 years above.
Tabel 1.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci per Jenis Kelamin di Kabupaten Donggala Table 1.3 Populations Based On Age Group of Gender in Donggala Kelompok Umur/ Age Group Laki-Laki/ Male Perempuan/ Female 0–4 17.419 16.675 5–9 19.065 18.024 10 – 14 16.341 15.514 15 – 19 12.652 11.990 20 – 24 10.741 10.498 25 – 29 11.492 11.923 30 – 34 11.743 11.437 35 – 39 11.296 10.923 40 – 44 9.833 8.896 45 – 49 7.451 7.078 50 – 54 6.160 5.680 55 – 59 4.425 3.694 60 – 64 3.402 3.113 65 – 69 2.330 2.107 70 – 74 1.490 1.485 75 + 1.450 1.596 Jumlah/ Total 147.288 140.633 Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 / Source: BPS, Donggala In Figures 2014
Jumlah/ Total 34.095 37.088 31.854 24.262 21.239 23.415 23.180 22.219 18.729 14.529 11.840 8.119 6.515 4.436 2.976 3.046 287.921
Gambar 1.4 Piramida Penduduk Kabupaten Donggala Figure 1.4 Population Pyramid in Donggala
Sumber: BPS, Donggala dalam Angka 2014 /Source: BPS, Donggala In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
9
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.5. Ketenagakerjaan
1.5. Employment
Pada tahun 2011 pada penduduk usia 15 tahun keatas jumlah angkatan kerja di Kabupaten Donggala sebesar 136.469 jiwa dan bukan angkatan kerja sebesar 46.235 jiwa. Seperti pada tabel 1.4 jumlah pencari kerja yang terdaftar tahun 2013 sebanyak 4.772 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan dari tahun 2011-2013 pencari kerja terbanyak adalah yang berpendidikan SMU.
In 2011, the numbers of labor force age of 15 above in Donggala was 136,469 inhabitants and 46,235 inhabitants include to not- labor force. As in the table 1.4, in 2013 the numbers of registered job seeker amounted to 4,772 inhabitants. Based on the educational level in the year 2011-2013 most of job seeker came from the high school educational background.
Tabel 1.4 Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan di Kab. Donggala Table 1.4 Numbers of Registered Job Seeker Based on Educational Level In Donggala Tahun/ Year
SD/ Elementary School
SLTP/ Junior High School
SMU/ Senior High School
Dipl. I,II,III/ Diploma
Sarjana/ Bachelor Degree
Jml Pencari Kerja/ Numbers of Job Seekeer
2011 2012 2013
39 19 15
136 36 -
5.405 2.902 3.315
1.198 1.066 1.191
427 261 266
7.205 4.284 4.772
Sumber: Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2013 / Source: The Survey Result of National Force Labor 2013
1.6. Pendidikan
1.6. Education
Salah satu faktor utama keberhasilan One of the key success factors of development of a pembangunan suatu daerah adalah tersedianya region is the availability of sufficient human Sumber Daya Manusia (SDM). Sarana dan resources (HR). Educational facilities such as prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga adequate schools and education personnel pendidikan (guru) yang memadai menjadi (teachers) supporting educational success. Table penunjang keberhasilan pendidikan. Tabel 1.5 1.5 shows data about the number of schools from memuat data tentang jumlah sekolah dari Taman Kindergarten (TK), Elementary School (SD), junior Kanak Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah high school (SLTP), Senior High School (SLTA), and Lanjutan Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Vocational School (SMK) both public and private. Tingkat Atas Negeri (SLTA), dan Sekolah menengah Kejuruan (SMK) baik negeri Maupun swasta. Gambar 1.5 Salah satu Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Donggala Figure 1.5 One of Education Facility in Donggala
Tabel 1.5 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Donggala Tahun 2013 Table 1.5 The Total Number of Teachers and Students in Donggala in 2013 Jumlah/ Murid/ Sekolah (Negeri & Swasta)/ School (Public and Private) Total Student Taman Kanak – Kanak (TK)/ Kindergarden 155 4.012
Guru/ Teacher 629
Sekolah Dasar (SD)/ Elementary School
328
46.301
1.949
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/Junior High School
101
14.128
1.428
Sekolah Menengah Umum (SMU)/ Senior High School
25
5.887
193
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Vocational School
12
2.728
140
Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2014 / Source: Donggala In Figures 2014
10
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1.7. Kondisi Sarana Dan Prasaranana
1.7. The Condition Of Facilities And Infrastructure
1.7.1. Transportasi
1.7.1. Transportation
Transportasi sebagai salah satu kebutuhan infrastuktur untuk menunjang kelancaran aktivitas masyarakat. Panjang jalan menurut keadaan dan pemerintahan yang berwenang mengelolanya di Kabupaten Donggala tahun 2013 adapun dibawah wewenang negara sepanjang 320,02 km, dibawah wewenang provinsi sepanjang 7,89 km, dan dibawah wewenang kabupaten sepanjang 1.015,31 km. Dari keseluruhan panjang jalan Kabupaten Donggala tahun 2013 baik dibawah wewenang negara, provinsi, dan kabupaten mencapai 1.343,22 km.
Transportation as one of the requirements infrastructure for continuity community activities. Road length under the state authority reached 320.02 km, 7.89 km under the province authority, and 1,015.31 km under the authority of the regency. The total road length of Donggala in 2013 both under the authority of the State, Provincial, and Regency reached 1,343.22 km.
Gambar 1.5 Kondisi Jalan di Kabupaten Donggala Figure 1.5 Road Condition in Donggala
No I
II
Tabel 1.6 Panjang dan Status Jalan di Kabupaten Donggala Table 1.6 Lengths and Status of Road in Donggala Panjang Jalan / Length of Road (km) Keadaan Jalan/ Road Condition Negara/ Provinsi/ Kabupaten/ Country
Province
Regency
Jumlah/ Total
Jenis Permukaan/ Type of Surfaces a.
Aspal/Asphalt
320,02
7,89
434,08
761,99
b.
Kerikil/Gravel
-
-
246,34
246,34
c.
Tanah/ Dirt
-
-
182,88
182,88
d.
Tidak Dirinci/ Undetailed
-
-
152,01
152,01
Jumlah 2013/ Total 2013
320,02
7,89
1.015,31
1.343,22
Jumlah 2012/ Total 2012
320,02
7,89
1.015,31
1.343,22
Kondisi Jalan/ Condition of Road a.
Baik/ Good
248,96
2,60
406,92
658,48
b.
Sedang/ Moderate
58,76
3,69
248,86
311,31
c.
Rusak/ Damaged
9,30
1,10
24,64
35,04
d.
Rusak Berat/Highly Damaged
3,00
0,50
334,89
338,39
Jumlah 2013/ Total2013
320,02
7,89
1.015,31
1.343,22
Jumlah 2012/ Total 2012
320,02
7,89
1.015,31
1.343,22
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Donggala Source: Public Work Service in Donggala
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
11
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 1.7.2. Sumber Energi Listrik
1.7.2. Electricity Source
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang sejalan dengan roda perekonomian daerah. Pasokan energi listrik berasal dari PT. PLN. Jumlah pelanggan listrik pada PT. PLN Wilayah VII Cabang Palu tahun 2013 sebanyak 47.780 pelanggan. Jumlah tenaga listrik yang terpakai/terjual tahun 2013 sebanyak 41.920.951 Kwh dengan nilai jual sebanyak Rp. 25.700.237.660,-
Electrical energy has become a necessity which is in line with the economy of the region. Electricity supply comes from the PT. PLN (State Electricity Company). Number of electricity customers in PT. PLN (State Electricity Company) Region VII Branch Palu in 2013 reached 47,780 customers. The amount of electric power used / sold in 2013 was 41,920,951 Kwh with a sale value of Rp. 25,700,237,660.
Gambar 1.6 Pembangkit Listrik di Kabupaten Donggala Figure 1.6 Generator in Donggala
Tabel 1.8 Banyaknya Pelanggan Listrik Pada PT. PLN Rayon DonggalaMenurut Jenis Tarif 2013 Table 1.8 Number of Electricity Customer in PT. PLN Area of Donggala By Type Rate in 2013 Penggunaan/ Used Banyaknya Pelanggan/ Number of Customers Rumah Tangga/ Household
45.439
Industri/ Industy
8
Instansi/Agency
276
Lainnya/ Others
2.057
Jumlah 2013/ Total 2013
47.780
Jumlah 2012/ Total 2012
44.280
Jumlah 2011/ Total 2011
39.867
Sumber: PT. PLN Wilayah VII Cabang Palu 2014 / Source: PT. PLN Area VII in Palu 2014
12
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
2. THE REGIONAL DEVELOPMENT POLICY
2.1. Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD)
2.1. The Medium - Term Development Plan
Jangka
Regional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Donggala mempunyai visi :
Based on The Medium - Term Regional Development Plan of Donggala, the vision is:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Donggala yang Maju dan Sejahtera Berbasis Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan.”
“The Realization of a Progressive and Prosperous Community-Based Human Resources and Sustainable Development in Donggala”
Guna pencapaian visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Donggala merumuskan misi pembangunan sebagai upaya mengemban pencapaian visi pembangunan selama tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:
In order to achieve the vision that has been set, the Government of Donggala formulate development mission as an attempt to achieve the vision of development for the year 2014-2019 are as follows:
1. Meningkatkan daya saing daerah berbasis desa dan kecamatan sebagai lokomotif pemerintahan dan pembangunan. Prioritas: Penguatan kelembagaan desa dan kelurahan berdaya saing
1.
Improving the competitiveness of regions and districts as a village-based locomotive governance and development. Priority: Institutional Strengthening rural and urban competitiveness
2. Menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik melalui kepemimpinan amanah (good governance). Prioritas: Reformasi birokrasi dan tata kelola
2.
Organizing good governance through leadership mandate (good governance). Priority: Reforms and Governance
3. Mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia berlandaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta Beriman dan Bertaqwa (IMTAQ) melalui layanan pendidikan dan kesehatan. Prioritas: Pendidikan dasar (Dikdas 9 Tahun dan pengembangan wajib belajar 12 Tahun bagi anak usia sekolah) dan layanan kesehatan dasar dan rujukan.
3.
Optimizing the quality of human resources is based on Science and Technology (science and Technology) as well as the Faithful and Devoted (IMTAQ) through education and health services. Priorities: Basic Education (9-Year Basic Education and Development of 12-year compulsory education for children of school age) and primary health care and referral.
4. Meningkatkan infrastruktur daerah yang maju dan merata. Prioritas: Peningkatan infrastruktur dan energi
4.
Improving local infrastructure developed and evenly. Priority: Improving Infrastructure Energy
5. Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan. Prioritas: Pengentasan kemiskinan, revitalisasi pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, serta iklim investasi dan iklim usaha.
5.
that and
Developing the economy and poverty alleviation. Priorities: Poverty Alleviation, Revitalization of Agriculture, Forestry, Fisheries and Maritime Affairs, as well as the Investment Climate and Business Climate.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
13
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 6. Mengedepankan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Prioritas: Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana
6.
Promoting environmentally and sustainable development. Priority: Environment and disaster management
Untuk program prioritas lintas bidang dan lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilakukan melalui program unggulan yang dianggap dapat memberikan efek atau dampak signifikan bagi pencapaian visi misi daerah Kabupaten Donggala. Adapun program tersebut sebagai berikut;
For priority programs across disciplines and Regional Work Unit (SKPD) conducted through flagship programs that are considered to give effect or significant impact on the achievement of Vision Mission of Donggala. The program is as follows;
a. Konsep pengembangan Kabupaten Donggala sebagai kabupaten wisata (program lintas sektor) yang diberi nama “Nasana Ngata’ta”.
a. Urban Development concept Donggala As a City Tour (Cross-Sector Program), namely "Nasana Ngata'ta".
b. Konsep percepatan penanggulangan kemiskinan daerah yang diberi Nama “Isemapa Maipiapa”.
b. Concept to Accelerate Poverty Regions, namely "Isemapa Maipiapa".
2.2.
2.2.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
The Spatial Plans Area
Penataan Ruang Kabupaten Donggala bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Donggala yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sebagai sentra pertanian, perikanan dan kelautan di Sulawesi Tengah yang didukung oleh agropolitan, minapolitan dan ekowisata, berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional dengan:
Spatial planning of Donggala is aimed to establish safe, comfortable, productive, and sustainable of Donggala as a center of agriculture, fisheries and marine in Central Sulawesi supported by agropolitan, minapolitan and ecotourism, based Archipelago and National Security, which:
a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
a. The realization of harmony between the natural environment and the built environment; b. The realization of integration in the use of natural resources and man-made resources with due to regard to human resources; and c. The realization of function space protection and the prevention of negative impacts on the environment due to the use of space.
Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain adalah:
Then some of the strategies that will be implemented in accordance with the regional development spatial planning objectives, include:
14
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
1)
Strategi penetapan dan pengembangan pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan untuk peningkatan komoditi pertanian, perikanan dan kelautan unggulan disertai pengelolaan hasil dan peningkatan peran dalam agrowisata terdiri atas:
1)
Development Strategy and the establishment and consolidation of systems Agropolitan minapolitan to increase agricultural commodities, fisheries and marine management with excellent results and an increase in the role of agrotourism, consist of:
a.
Mengembangkan kawasan sesuai potensinya yang dihubungkan dengan pusat kegiatan untuk mendukung agropolitan dan minapolitan; Mengembangkan kawasan agropolitan untuk mendorong pertumbuhan kawasan pedesaan di Kecamatan Rio Pakava, Kecamatan Sindue, Kecamatan Balaesang dan Kecamatan Damsol serta kawasan minapolitan meliputi Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Banawa Tengah, Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan Sojol dan Kecamatan Sojol Utara; Memantapkan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang agribisnis dan agroindustri di Kecamatan Rio Pakava, Kecamatan Sojol, Kecamatan Sindue Tobata, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Balaesang, dan Kecamatan Damsol; Mengembangkan sarana dan prasarana produksi pertanian dan perikanan ke pusatpusat pemasaran sampai terbuka akses ke pasar nasional; Memantapkan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri dari lembaga tani dan nelayan serta lembaga keuangan; Mengendalikan kawasan pertanian secara ketat; Meningkatkan produksi, pengolahan dan pemasaran produk pertanian unggulan sebagai satu kesatuan sistem; Mengembangkan infrastruktur dan kelembagaan untuk menunjang pengembangan agropolitan dan minapolitan; Mengembangkan industri berbasis agro pada sentra-sentra produksi; dan Mengembangkan keterkaitan antara industri berbasis agro dengan pasar regional dan nasional.
a.
Develop the area to its potential associated with activity centers to support agropolitan and minapolitan;
b.
Develop agropolitan to encourage the growth of rural areas in Rio Pakava, Sindue, Balaesang and Damsol, and the Minapolitan area covering Balaesang, Balaesang Tanjung, Central Banawa, South Banawa, Sojol and North Sojol;
c.
Establish the centers of agricultural production featured as a supporting agribusiness and agroindustry in Rio Pakava, Sojol, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, and Damsol;
d.
Develop the infrastructure and facilities of agricultural and fisheries production to marketing centers to open access to the national market; Establish superstructure agricultural development consisting of farmers and fishermen agencies and financial institutions; Strictly control agricultural areas;
Strategi penetapan dan pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki dan bersinergis antara pusat pengembangan utama di Ibu kota Kabupaten dan per kabupaten lainnya serta pengembangan sistem permukiman perdesaan berbasis
2)
b.
c.
d.
e.
f. g.
h.
i. j.
2)
e.
f. g.
h.
i. j.
Improve production, processing and marketing of agricultural products as an integrated system; Develop infrastructure and institutions to support the development of agropolitan and minapolitan; Develop agro-based industries in the production centers; and Develop linkages between agro-based industries with regional and national markets. The strategy setting and development of service centers are hierarchical and synergy between the main development centers in the Capital District, and other urban and rural settlements based system development of agropolitan and minapolitan, consists of:
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
15
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary agropolitan dan minapolitan terdiri atas: a.
Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah terutama yang berfungsi sebagai pusat agropolitan, minapolitan, industri dan ekowisata; Memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah; dan Memantapkan keterkaitan antar simpulsimpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai penyangga (hinterland).
a.
c.
Strengthen the linkages between the vertices of the area and the interactions between the vertex regions of the rural areas as a buffer (hinterland).
3)
Strategi pendistribusian persebaran penduduk sesuai dengan kebijakan pusatpusat pelayanan, terdiri atas:
3)
Spread of population distribution strategy in accordance with the policy of the service centers, consists of:
a.
Mendistribusikan persebaran penduduk dengan pengembangan sarana – prasarana dan pada kawasan pusat pertumbuhan baru; dan Memeratakan persebaran penduduk dengan perbaikan sarana\prasarana dan infrastruktur di kawasan perdesaan atau kawasan yang kurang berkembang guna mengurangi urbanisasi.
a.
Spread distribution of the population by means of infrastructure and facilities development in areas of new growth centers; and Equalize distribution of the population with infrastructure \ improvement and infrastructure in rural areas or underdeveloped areas in order to reduce urbanization.
4)
Strategi pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung pengembangan sentra produksi pertanian, perikanan, kelautan, industri, ekowisata dan pusat permukiman secara terpadu dan efisien terdiri atas:
4)
Regional completeness strategy of infrastructure development and environmental infrastructure in supporting the development centers of agricultural production, fisheries, marine, industrial, ecotourism and residential center in an integrated and efficient, consists of:
a.
Mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat produksi pertanian, industri dan pelayanan pariwisata; Meningkatkan jaringan energi dan pelayanan secara interkoneksi dan pelayanan sampai pelosok; Mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan untuk pemenuhan kebutuhan air baku dan sarana dan prasarana pengairan kawasan pertanian dan budidaya perikanan; Meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan pelayanan komunikasi serta kemudahan mendapatkannya yang diprioritaskan untuk mendukung pengembangan pertanian, pariwisata dan industri; dan Mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan guna
a.
Develop intermodal transportation system to the center of agricultural production, industry and tourism services;
b.
Improve energy networks and services in the interconnection and service to the remote area; Utilize water resources and maintenance of the network to meet the needs of raw water, irrigation infrastructure of farming areas and aquaculture;
b. c.
b.
b.
c.
d.
e.
16
b.
b.
c.
Establish a hierarchy of nodes of regional growth mainly serves as a center agropolitan, minapolitan, industrial and ecotourism; Establish the function nodes territory; and
d.
Increase the quantity, quality and range of services of communication and the ease to get prioritized to support the development of agriculture, tourism and industry; and
e.
Optimize handling and utilization of the
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
2015
waste in order to create a healthy and clean environment.
5)
Strategi pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan resiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip partisipasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi terdiri atas:
5)
Strengthen the preservation and protection strategy of protected areas to improve environmental quality, natural resources / artificial and ecosystems, minimizing risk and reducing disaster vulnerability, mitigate the effects of global warming are principled participation, respect for local knowledge, and to support tourism, research, and education, consists of:
a.
Memantapkan fungsi kawasan hutan lindung melalui peningkatan kelestarian hutan untuk keseimbangan tata air dan lingkungan hidup;
a.
b.
Meningkatkan kualitas kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya yang berupa kawasan resapan air untuk perlindungan fungsi lingkungan; Memantapkan kawasan perlindungan setempat melalui upaya konservasi alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup serta penetapan kawasan lindung spiritual; Memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; Menangani kawasan rawan bencana alam melalui pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan perusakan lingkungan, terutama pada kawasan yang berpotensi menimbulkan bencana alam, serta pengendalian untuk kegiatan manusia secara langsung; Memantapkan kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan bencana alam geologi disertai dengan pemantapan zonasi di kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan kawasan secara partisipatif; dan Memantapkan kawasan lindung lainnya sebagai penunjang usaha pelestarian alam.
b.
Strengthen the function of the protected forest area through improving the preservation of forests for the balance of the water system and the environment; Improve the quality of areas that provide protection in the form of lower water catchment area for the protection of the environment functions; Strengthen the local protected areas through conservation efforts, rehabilitation of damaged ecosystems, pollution control, environmental destruction and establishment of spiritual protected areas;
c.
d.
e.
f.
g.
c.
d.
e.
f.
g.
Establish the function and benefits value in the area of nature reserves, conservation of natural and cultural heritage; Handle areas prone to natural disasters through the control and supervision of the activities of the environment, especially in areas that might cause natural disasters, as well as control for direct human activities;
Strengthen the protected geological area such as geologicalprone natural disasters areas accompanied by stabilization zoning in the area and the surrounding region as well as strengthening the participatory management of the area; and Establish other protected areas as supporting nature conservation efforts.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
17
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 6)
Strategi pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agropolitan dan minapolitan serta industri berbasis pertanian, perikanan dan kelautan serta ekowisata terdiri atas:
6)
Cultivation area development strategy to support the stabilization of the system of agropolitan and minapolitan and agriculture-based industries, fishery and ecotourism, consist of:
a.
Mengembangkan kawasan hutan produksi guna meningkatkan produktivitas lahan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan; Menetapkan dan mengembangkan kawasan hutan rakyat dalam mendukung penyediaan hutan untuk rakyat; Mengamankan lahan pertanian secara berkelanjutan dan menjaga pasokan pangan nasional; Mengembangkan komoditas-komoditas unggulan pertanian dan perkebunan di setiap wilayah; Meningkatkan produk dan nilai tambah perikanan dan kelautan baik ikan tangkap dan budidaya melalui sentra pengolahan hasil perikanan dan kelautan; Mengelola kawasan pertambangan yang sesuai potensinya yang berbasis pada teknologi yang ramah lingkungan dengan memperhatikan kearifan lokal terutama kesejahteraan rakyat; Menata dan mengendalikan kawasan dan lokasi industri; Meningkatkan pengembangan pariwisata berbasis ekowisata dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, pelestarian budaya leluhur dan melibatkan peran serta masyarakat; Meningkatkan kawasan permukiman secara sinergis dengan permukiman perdesaan; dan Mengembangkan zona kawasan pesisir dan laut yang potensial di Kabupaten Donggala.
a.
Develop a production forest area in order to increase the productivity of the land with regard to environmental balance;
b.
Establish and develop community forest area in support of the provision of forest by the people; Preserve sustainable agricultural land and maintaining national food supply;
7)
Strategi pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan wilayah maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan, dalam terdiri atas:
7)
Development strategy of space utilization at strategic areas for regional development functions and to the protection of the area according to primary function areas, consists of:
a.
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan ekonomi khusus di Kabupaten Donggala sebagai salah satu kawasan andalan; Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya;
a.
Improve and strengthen the function and the role of special economic zones in Donggala as one of the leading areas;
b.
Improve and strengthen the function and the role of the social and cultural strategic areas;
b.
c.
d.
e.
f.
g. h.
i. j.
b.
18
c.
d.
Develop superior agricultural commodities and plantations in each region;
e.
Increase value-added products of fisheries and marine both fish catch and aquaculture through the center of processing of fish and marine; Manage the corresponding potential mining areas based on environmentally friendly technologies by taking into account local knowledge, especially the people's welfare;
f.
g. h.
i. j.
Organize and control areas and industrial sites; Improve the eco-based tourism development with regard to environmental sustainability, the preservation of ancestral culture and involve the participation of the community; Improve the urban settlement area in synergy with rural settlements; and Develop a potential coastaland marine zone in Donggala.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary c.
2015
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
c.
8)
Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara terdiri atas:
8)
Improvement strategy of the function of the area for national defense and security, consists of:
a.
Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara; Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara; Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya yang tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional untuk pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional pertahanan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan Turut serta menjaga dan memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan negara.
a.
Supports the establishment of national strategic areas with specific functions of defense and state security; Selectively develop aquaculture activities in and around the national strategic areas to maintain the function of national defense and security; Develop protected areas and / or unawakened cultivation areas around strategic areas of national defense and security as a buffer zone that separate the strategic areas of national defense and security of awakened cultivation area; and
d.
b.
c.
d.
d.
b.
c.
d.
Improve and strengthen the function and the role of strategic areas of the utilization of natural resources and / or high technology; Improve and strengthen the function and the role of the strategic areas of ecosystems and environmental protection.
Participate, maintain and preserve the assets of state defense and security.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
19
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 3. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
3. PROFILE OF ECONOMIC REGION
3.1. Struktur Perekonomian
3.1. Economic Structure
Setiap sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai kontribusi yang dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Secara umum pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Donggala masih berada di atas ratarata pertumbuhan nasional. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Donggala selama lima tahun terakhir (2009-2013) terlihat jelas bahwa sektor pertanian masih mendominasi perekonomian Kabupaten Donggala dan diikuti dengan sektor jasa di posisi kedua dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala.
Every sector in generating Gross Domestic Regional Product (GDRP) has a contribution that can describe the role of the sector in the economic activity of the region. In general, economic growth of Donggala is still above the average national growth. Compared to the contribution of each sector to the GDRP of Donggala over the last five years (2009-2013), it is clear that the agricultural sector still dominates the economy of Donggala and followed by the services sector in the second position of the GDRP of Donggala.
No 1
2
Tabel 3.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Donggala 2009-2013 (Jutaan) Table 3.1 GDRP at Current Price of Donggala 2009-2013 (Million) Sektor / Sector 2009 2010 2011 2012 2013 Pertanian / Agriculture Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying
1.475.937,00
1.542.817,00
1.721.581,00
1.909.739,00
2.206.509,25
104.250,00
193.501,00
263.030,00
367.779,00
412.360,17
3
Industri Pengolahan / Processing Industry
134.926,00
158.992,00
173.440,00
186.469,00
224.121,57
4
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
9.214,00
10.986,00
13.237,00
15.862,00
16.470,88
220.786,00
300.358,00
387.599,00
514.250,00
526.479,81
385.793,00
495.805,00
588.802,00
692.241,00
778.837,17
198.116,00
253.067,00
298.337,00
354.370,00
409.418,94
71.871,00
83.888,00
100.292,00
114.274,00
119.413,86
483.513,00
710.857,00
883.791,00
1.083.667,00
1.190.020,85
JUMLAH / TOTAL 3.084.406,00 3.750.271,00 4.430.109,00 5.238.651,00 Sumber: BPS, Kabupaten Donggala Dalam Angka 2014/ Source: BPS, Donggala In Figures 2014
5.883.632,49
5
6
Kontruksi / Construction Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant
7
Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
9
Jasa – jasa / Services
20
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Tabel 3.2 Rata-rata Kontribusi dan Pertumbuhan Sektoral (2009-2013) Table 3.2 The Average of Contribution and Growth Sector (2009-2013) Kabupaten Donggala No
Lapangan Usaha / Industrial Origin (Sektor / Sector)
Rata-Rata Kontribusi Sektoral / Average Contributions Sector (2009-2013)
Rata-Rata Pertumbuhan Sektoral / Average Growth Sector (2009-2013)
1
Pertanian / Agriculture
37.50%
10.65%
2
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Quarrying
7.01%
43.37%
3
Industri Pengolahan / Processing Industry
3.81%
13.66%
4
Listrik, Gas & Air Bersih / Electricity, Gas, Water Supply
0.28%
15.85%
5
Kontruksi / Construction
8.95%
25.03%
6
Perdagangan, Hotel & Restoran / Trade, Hotel, Restaurant
13.24%
19.34%
7
Transportasi & Komunikasi / Transportation & Communication
6.96%
19.99%
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan / Financial, Tenancy & Business Service
2.03%
13.68%
9
Jasa – jasa / Service
20.23%
25.94%
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala Dalam Angka (Data Olahan 2015) Source: BPS, Donggala In Figures, (Processed Data 2015)
Rata-rata pertumbuhan pada sektor pertanian di Kabupaten Donggala dalam lima tahun terakhir (2009-2013) sebesar 10,65%, namun kontribusi yang diberikan hampir separuh dari total nilai PDRB Kabupaten Donggala. Rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 43.37%, sedangkan kontribusi yang diberikan sebesar 7,01%. Pada sektor jasa rata-rata kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Donggala sebesar 20,23%, dan ratarata pertumbuhannya sebesar 25,94%. Hal ini menandakan bahwa ketergantungan dari sektor pertanian dan jasa cukup besar mencapai 57,73% atau lebih dari separuh nilai PDRB Kabupaten Donggala.
The agriculture average growth of Donggala in the last five years (2009-2013) was 10.65%, however the contribution given was almost half of the total number of GDRP of Donggala. The highest average growth contained in the mining and quarrying sector which was 43.37%, while the contribution of it was 7.01%. In the services sector average contribution made to GDRP of Donggala by 20.23%, and the average growth of 25.94%. This indicates that the dependence of agriculture and services sector is large enough that when combined reached 57.73%, or more than half the value of GDRP of Donggala.
Berdasarkan data Statistik Daerah Kabupaten Donggala 2014 (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2013, perekonomian Kabupaten Donggala mengalami pertumbuhan sebesar 9,04% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terdapat tiga sektor kegiatan ekonomi utama di Kabupaten Donggala pada tahun 2013 yaitu:
Based on Statistics data of Donggala from 2014 (Central Bureau of Statistic), in 2013, the economy of Donggala growth by 9.04% compared with the previous year. There are three sectors of main economic activity in Donggala in 2013, which are:
1.
Pertanian sebesar Rp. 2.206,5 Milyar (38%)
1.
2.
Jasa – jasa, sebesar Rp. 1.190 Milyar (20%)
2.
3.
Perdagangan, Hotel dan Restoran, sebesar Rp. 778,8 Milyar (13%)
3.
Agriculture amounted to Rp. 2,206.5 billion (38%) Services - Services, amounted to Rp. 1,190 billion (20%) Trade, Hotel and Restaurant, amounted to Rp. 778.8 billion (13%)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
21
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 3.1 Struktur Perekonomian di Kabupaten Donggala 2013 Figure 3.1 The Economic Structure of Donggala 2013
Hasil perhitungan PDRB dapat menjelaskan besarnya peran masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Donggala. Terlihat nilai PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha memperlihatkan bahwa sektor pertanian yang menghasilkan nilai PDRB terbesar yaitu Rp. 2.206,5 Milyar dari nilai PDRB pada tahun 2013, dan sektor jasa sebesar Rp. 1.190 Milyar.
GDRP calculation results can explain the magnitude of the role of each economic sector in Donggala. It can be seen that the value of GDRP at current prices by industrial origin shows that the agriculture sector produces the biggest contribution of Rp. 2,206.5 billion from the value of GDRP in 2013, and the service sector amounted to Rp. 1,190 billion.
Penjelasan lebih rinci tentang struktur ekonomi Kabupaten Donggala dapat dilihat dari PDRB Kabupaten Donggala atas dasar harga berlaku berikut:
Detailed explanation of economic structure in Donggala can be seen from the GDRP Donggala based on current prices in the following:
a. Sektor Primer Sektor primer terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Donggala. Kontribusi sektor primer pada PDRB selama lima tahun terakhir sebesar 44,51%. Besarnya kontribusi sektor primer tersebut didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan andil sebesar 37,5% dari total PDRB Kabupaten Donggala tahun 2013. Hal ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan perekonomian terhadap sektor primer, khususnya sektor pertanian.
a. Primary sector The primary sector is composed of agriculture, mining and quarrying, that has an important role in economic development of Donggala. Contribution of the primary sector in GDRP over the last five years amounted to 44.51%. The amount of contribution of the primary sector is dominated by the agricultural sector which contributes 37.5% of total GDRP of Donggala in 2013. This demonstrates the high economic dependence on the primary sector, particularly agriculture.
22
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
b. Sektor Sekunder Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Kontribusi sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Donggala dalam 5 (lima) tahun terakhir adalah 13,04%. Pada sektor ini kontribusinya relatif tidak terlalu besar.
b. Secondary sector The secondary sector comprising processing industry, electricity, gas and water, as well as the construction sector. Contribution of the secondary sector in GDRP of Donggala within 5 (five) years was 13.04%. The contribution of this sector is relatively not big enough.
c.
c.
Sektor Tersier Sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor tersier dalam pembentukan PDRB Kabupaten Donggala mencapai 42,46% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Kontribusi pada sektor tersier ini didominasi oleh sektor jasa yang memberikan andil sebesar 20,23% dari total PDRB Kabupaten Donggala.
Tertiary sector The tertiary sector consisting of trade, hotels and restaurants, transport and communication sector, finance, tenancy and business services, and the services sector. The contribution of the tertiary sector in GDRP formation of Donggala in the last five years reached 42.46%. The contribution of the tertiary sector is dominated by service sector that were responsible for 20.23% of total GDRP of Donggala.
3.2. Laju Pertumbuhan
3.2. The Growth Rate
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu alat untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah menunjukkan besarnya PDRB Kabupaten Donggala atas harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten Donggala atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 3.084.406 juta, pada tahun 2010 sebesar Rp. 3.750.271 juta, pada tahun 2011 sebesar Rp. 4.430.109 juta, pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.238.651 juta, dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.883.632,49 juta rupiah. Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 9,04% dari tahun sebelumnya sebesar 8,95% .
Gross Regional Domestic Product (GDRP) as one of the tools to describe the condition of the economy of a region showing the extent of GDRP of Donggala at current prices increased. In 2009, GDRP of Donggala at current prices amounted to Rp. 3,084,406 million, in 2010 amounted to Rp. 3,750,271 million, in 2011 amounted to Rp. 4,430,109 million, in 2012 amounted to Rp. 5,238,651 million, and in 2013 amounted to Rp. 5,883,632.49 million. With the economic growth rate of 9,04% from the previous year at 8,95%.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
23
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4. POTENSI PEREKONOMIAN
4. POTENTIAL OF ECONOMIC
4.1. Sektor Pertanian
4.1. Agricultural Sector
A.
A.
Tanaman Pangan
Food Crops
Gambar 4.1 Produksi dari Sektor Pertanian di Kabupaten Donggala Figure 4.1 Agriculltural Products in Donggala
Komoditi utama sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Donggala antara lain adalah padi, jagung, dan lainnya. Jenis tanaman andalan tersebut telah berproduksi sebagaimana dijelaskan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Main agricultural commodity in Donggala is paddy, corn and others. The mainstays of the commodity have been produces as explained in the table 4.1:
Tabel 4.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2010-2013 Table 4.1 Harvested Areas, Production and Productivity of Food Crops in 2010-2013 Satuan Jenis Tanaman/ Type of Crops 2010 2011 2012 2013 (Unit) Padi Sawah/ Paddy -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
22.876
23.351
24.466
24.891
-
Produksi/ Production
ton
104.192
110.256
116.785
112.732
-
Produktivitas/ Productivity
Kuintal/Ha
45,5
47,22
47,73
44,86
Padi Ladang/ Paddy Fields -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
847
542
677
512
-
Produksi/ Production
ton
2.313
1.606
1.783
1.278
-
Produktivitas/ Productivity
Kuintal/Ha
27,37
29,62
26,33
24,96
Jagung/ Corn -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
3.077
1.818
2.176
3.148
-
Produksi/ Production
ton
10.838
6.492
7.748
14.525
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
35.22
35.71
35.77
46.14
Kacang Tanah/ Peanuts -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
515
654
654
459
-
Produksi/ Production
ton
836
1.062
1.602
884
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
16,23
16,24
16,24
19,26
Kacang Hijau/ Green Beans -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
198
231
231
136
-
Produksi/ Production
ton
166
192
192
113
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
8,40
8,29
8,29
8,28
Tanaman Kedelai/ Soybean Plants -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
111
128
128
511
-
Produksi/ Production
ton
159
170
170
633
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
14,37
13,27
13,27
12,38
24
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Tanaman/ Type of Crops
2015
Satuan (Unit)
2010
2011
2012
2013
Ubi Kayu/ Cassava -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
531
441
441
361
-
Produksi/ Production
ton
11.162
9.089
9.089
7.404
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
210,20
206,11
206,11
205,09
Ubi Jalar/ Sweet Potato -
Luas Panen/ Harvested Area
ha
187
191
191
141
-
Produksi/ Production
ton
1.978
2.126
2.126
1.414
-
Produktivitas/ Productivity
Kwintal/ha
105,77
111,28
111,28
100,28
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 / BPS, Source: Donggala In Figures 2014
B.
Hortikultura
B.
Horticulture
Gambar 4.2 Produksi dari Sektor Pertanian di Kabupaten Donggala Figure 4.2 Agriculltural Products in Donggala
Tanaman hortikultura ini cukup memiliki potensi Horticultural crops have the potential to be untuk dikembangkan di Kabupaten Donggala. developed in Donggala. The detailed of data land Data luas lahan dan potensi produksi hortikultura area and production potential of horticulture in di Kabupaten Donggala dirinci pada tabel 4.2 Donggala shows in the table 4.2: berikut: Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Tahun 2013 Table 4.2 Harvested Areas and Production of Vegetablesin 2013 Luas Panen/ Produksi/ Jenis Sayuran/ Harvested Production Kecamatan / Sub-district Type of Vegetable Area (ton) (ha) Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Bawang Merah/ Red Onion 80 548 Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Bawang Daun/ Spring Onion 12 100 Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Bayam/ Spinach 110 564 Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
25
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Jenis Sayuran/ Type of Vegetable
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
Buncis/ Beans
22
209
Cabe Besar/ Great Chili
85
601
Kacang Panjang/ Long Beans
206
1.542
Kangkung/ Kale
98
561
Kentang/ Potato
12
176
Ketimun/ Cucumber
43
777
Kubis/ Cabbage
14
344
Labu Siam/ Chayote
38
500
26
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Kecamatan / Sub-district Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Sayuran/ Type of Vegetable
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
Petsai/Sawi /Petai/ Lettuce
23
148
Terung/ Eggplant
114
1.451
Tomat/ Tomato
203
2.470
Wortel/ Carot
12
277
Cabe Rawit/ Cayenne
203
1.286
Kembang Kol/ Cauliflower
12
54
1.296
11.349
Jumlah/ Total
2015
Kecamatan / Sub-district Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara
Sumber: Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: Donggala In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
27
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.3 Peta Potensi Produk Sayur-mayur di Kabupaten Donggala Figure 4.3 Potential Map of Vegetables Products in Donggala
28
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary C.
Buah-Buahan
C.
2015
Fruits
Gambar 4.4 Produksi dari Sektor Pertanian di Kabupaten Donggala Figure 4.4 Agriculltural Products in Donggala
Produksi buah-buahan di Kabupaten Donggala yaitu belimbing, duku, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan, dan salak. Data produksi buah-buahan di Kabupaten Donggala di tahun 2013 diuraikan pada tabel 4.3 berikut:
Fruit productions in Donggala are starfruit, duku, durian, guava, guava water, orange, mango, mangosteen, jackfruit, pineapple, papaya, banana, rambutan, and bark. The data of fruit production in Donggala 2013 are described in the table 4.3:
Tabel 4.3 Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Donggala 2013 Table 4.3 Production of Fruits by Plants Type in Donggala 2013 Luas Panen/ Produksi/ Jenis Buah-Buahan/ Harvested Production Kecamatan / Sub-district Type of Fruits Area (ton) (ha) Kecamata Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Labuan, Alpokat/ Avocado 44 368 Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Kecamata Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Labuan, Belimbing/ Starfruit 11 56 Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Kecamata Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selatan, Banawa Tengah, Labuan, Duku/ Duku 120 720 Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Durian/ Durian 270 3.902 Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Jambu Biji/ Guava 18 165 Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Jeruk Keprok/ Tangerine 150 760 Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
29
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Buah-Buahan/ Type of Fruits
Jeruk Besar/ Orange
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
9
83
Mangga/ Mango
245
1.700
Manggis/ Mangosteen
12
44
Nangka/ Jackfruit
113
1.700
Nenas/ Pineapple
28
550
Pepaya/ Papaya
31
284
Pisang/ Banana
229
7.406
Rambutan/ Rambutan
241
2.178
Salak/ Bark
88
5.425
Sawo/ Sappodilla
3
12
30
Kecamatan / Sub-district
Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Buah-Buahan/ Type of Fruits
Semangka/ Watermelon
Luas Panen/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
-
-
Sirsak/ Soursop
26
208
Jambu Air/ Water Guava
33
85
Sukun/ Toothless Gum
45
231
1.716
25.877
Jumlah/ Total
2015
Kecamatan / Sub-district
Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara
Sumber: Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: Donggala In Figures 2014
Gambar 4.5 Perkembangan Jumlah Luas Panen (ha) dan Produksi (ton) di Kabupaten Donggala Figure 4.5 The Development of Harvested Area (ha) and Production (ton) in Donggala
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: BPS, Donggala In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
31
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.6 Peta Potensi Produk Buah-Buahan di Kabupaten Donggala Figure 4.6 Potential Map of Fruits Products in Donggala
32
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary D. Perkebunan
D.
2015
Plantation
Gambar 4.7 Produksi dari Sektor Perkebunan di Kabupaten Donggala Figure 4.7 Plantation Production in Donggala
Komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi terdiri dari beberapa komoditi di Kabupaten Donggala yaitu kelapa, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, lada, jambu mete, pala, vanili, dan kapuk. Komoditi dari sektor perkebunan yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tujuan investasi adalah kakao. Kakao memiliki luas areal seluas 72.373 ha dan produksi sebesar 18.724 ton. Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga dunia memposisikan Indonesia berpeluang besar dalam memasok bahan baku baik untuk pasar domestik maupun global. Luas areal dan produksi perkebunan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Plantation commodities in Donggala which have a sufficiently high economic value consists of several commodities which are coconut, oilpalm, cocoa, cloves, coffee, pepper, cashew, nutmeg, vanilla, and kapok. Commodity of the plantation sector that has the potential to serve as an investment destination is cocoa. Cocoa has an extensive area of 72.373 hectares and a production of 18.724 tons. Indonesia as the world's third largest cocoa producer has a great opportunity in supplying raw materials for both domestic and global markets. Area and plantation production can be seen in the following table:
Tabel 4.4 Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Donggala 2011-2013 Table 4.4 Plantation Production Based on Types in Donggala 2011-2013 Jenis Tanaman/ Type of Plant
Luas Area/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
Kelapa/ Coconut
72.181
25.430
Kelapa Sawit/ Oil Palm
1.432
54.783
Kakao/ Cocoa
72.373
18.724
Cengkeh/ Cloves
57.320
1.454
Kopi/ Coffee
48.542
359
Kecamatan / Sub-district Rio Pakawa, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Banawa Rio Pakawa, Pinembani,Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Pinembani,Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Pinembani,Banawa, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
33
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Jenis Tanaman/ Type of Plant
Luas Area/ Harvested Area (ha)
Produksi/ Production (ton)
Kecamatan / Sub-district Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara
Lada/ Pepper
14.654
18
Jambu Mete/ Cashew
35.633
161
Pala/ Nutmeg
3.271
4,8
Vanili/ Vanilla
17.401
9,0
Kapuk/ Kapok
18.699
44,4
Sindue Tobata, Damsol Banawa, Banawa Selat, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung Banawa, Sindue Tobata, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Sindue, Sirenja Banawa, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang Tanjung
Sumber: Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: Donggala in Figures 2014
Gambar 4.8 Luas Area Tanaman Perkebunan di Kabupaten Donggala Figure 4.8 Plantation Harvested Area in Donggala
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: BPS, Donggala In Figures 2014
34
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.9 Peta Potensi Perkebunan Kabupaten Donggala Figure 4.9 Plantation Potential Map of Donggala
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
35
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.2. Sektor Perikanan
4.2. Fishery Sector
Gambar 4.10 Produksi dari Sektor Perikanan di Kabupaten Donggala Figure 4.10 Fisheries Production in Donggala
Komoditi yang potensial untuk dikembangkan adalah di Sektor perikanan ikan tangkap, pemasaran melalui diversifikasi olahan yang inovatif dalam bentuk unik menjadi bahan komoditi yang menarik baik untuk pasar domestik maupun internasional. Prospek pengembangan ikan tangkap sebagai komoditi unggulan sangat potensial dan dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja. Potensi tersebut adalah Pembangunan Pabrik Pengalengan Ikan. Jumlah produksi perikanan di Kabupaten Donggala tahun 2013 yaitu 21.323,30 ton. Dimana untuk perikanan laut sebesar 21.323 ton, perikanan umum sebesar 10.651 tondan untuk perikanan budidaya produksi mencapai 5.857,45 Ton. Dari produksi perikanan laut. Perairan umum, dan budidaya di Kabupaten Donggala tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun 2012.
No
1
2
3
The potential commodity in the fisheries sector is catch fish fishery. Marketing through innovative diversification processed in the unique way becomes an attractive commodity material for both local and international markets. The development prospects of catch fish fishery as a potential commodity and can make a major contribution to the regional economy and employment. The potential is Fish Canning Factory Development. The amount of fishery production in Donggalain 2013 was 21,323.30 tons. Marine fisheries amounted to 21,323 tons, the common fisheries amounted to 10,651 tons and aquaculture production reached 5,857.45 tons. Marine fisheries production; public waters and cultivation in Donggala in 2013 increased over the previous year in 2012.
Tabel 4.5 Produksi (ton) Perikanan dan wilayah Penyebarannya Di Kabupaten Donggala Table 4.5 Fishery Production (ton) and Distribution Area in Donggala Produksi/ Komoditi/ Commodity Kecamatan / Sub-district Production (ton) Banawa; Banawa Selatan; Banawa Tengah; Labuan; Tanantovea; Sindue; Perikanan Laut/ Marine Fishery 21.323,30 Sindue Tobata; Sindue Tombusabora; Sirenja; Balaesang; Balaesang Tanjung; Damsol; Sojol; dan Sojol Utara Banawa; Banawa Selatan; Banawa Tengah; Labuan; Tanantovea; Sindue; Perairan Umum/ Public Water 10.651 Sindue Tobata; Sindue Tombusabora; Sirenja; Balaesang; Balaesang Tanjung; Damsol; Sojol; dan Sojol Utara Banawa; Banawa Selatan; Banawa Tengah; Labuan; Tanantovea; Sindue; Budidaya/ Cultivation 5.857,45 Sindue Tobata; Sindue Tombusabora; Sirenja; Balaesang; Balaesang Tanjung; Damsol; Sojol; dan Sojol Utara
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 / Source: BPS, Donggala In Figures 2014
36
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.11 Perkembangan Produksi (ton) Perikanan Kabupaten Donggala 2011-2013 Figure 4.11 Fishery Production Developments in Donggala 2011-2013
Sumber: BPS, Kabupaten Donggala dalam Angka 2014 Source: BPS, Donggala In Figures 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
37
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.12 Peta Potesi Perikanan Kabupaten Donggala Figure 4.12 Fishery Potential Map of Donggala
38
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.3. Peternakan
2015
4.3. Animal Husbandry Gambar 4.13 Potensi Peternakan di Kabupaten Donggala Figure 4.13 Animal Husbandry Potential in Donggala
Potensi peternakan di Kabupaten Donggala yaitu kerbau, sapi, kambing, domba, babi, ayam ras, ayam buras, dan itik. Dari hasil menunjukkan populasi kerbau mencapai 28 ekor, sapi 36.328 ekor, kambing 28.927 ekor, domba 222 ekor, babi 8.071 ekor, ayam ras pedaging 449.500 ekor, ayam ras petelur 78.703 ekor, ayam buras 221.184 ekor dan itik sebanyak 9.051 ekor.
Animal husbandry potentials in Donggala are buffalo, cattle, goat, sheep, pig, chicken, freeranged chicken and duck. From the results showed buffalo population reached 28 tails, 36,328 of cattle, 28,927 of goats, 222 of sheep, pig 8.071, 449,500 of broiler chicken, 78,703 of broiler laying, 221,184 of chicken and 9,051of ducks.
Potensi peternakan yang paling besar dari Kabupaten Donggala yaitu sapi yang jumlah populasinya paling banyak di Kabupaten Donggala. Salah satu potensi yaitu dengan mengembangkan peternakan sapi, dimulai dari pembibitan hingga penggemukan sapi potong. Selain itu potensi yang lain adalah dengan pengembangan industri olahan daging sapi dan ayam seperti kornet, sosis dan lainnya. Pengembangan kawasan industri secara terpadu berbasis teknologi sekaligus meningkatkan investasi, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan nilai tambah industri lokal.
The biggest potential of animal husbandry inDonggala iscattle which has largest population. One of the potential is the development of dairy farms, starting from the nursery until the fattening of beef cattle. The other potential is the development of meat and chicken processing industry such as corned, sausage, and more. Development of industrial areas in an integrated manner based technologies can increase the investment, employment and the creation of added value of local industries.
Tabel 4.6 Jumlah Populasi Menurut Jenis Ternak dan Wilayah Penyebarannya 2013 Table 4.6 Numbers of Production Based on Types of Livestock in Donggala 2013 Populasi/ Jenis Ternak/ Population Kecamatan / Sub-district Types of Livestock (ekor/tail) Kerbau/ Buffalo 28 Rio Pakawa, Balaesang, Sojol Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Sapi/ Cattle 36.328 Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Kambing/ Sheep 28.927 Tanantovea dan Labuan Domba/ Goat Babi/ Pig Ayam Ras Pedaging / Broiler
222
Tanantovea dan Labuan
8.071
Rio Pakava dan Damsol
449.500
Banama, Banama Tengah, Sindeu
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
39
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
Ayam Ras Petelur/ Laying Hens
Populasi/ Population (ekor/tail) 78.703
Ayam Buras/ Domestic Chicken
221.184
Jenis Ternak/ Types of Livestock
Itik/ Duck
9.051
Kecamatan / Sub-district Banama, Banama Tengah Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara Rio Pakawa, Pinembani, Banawa, Banawa Selat, Banawa Tengah, Labuan, Tanantovea, Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja, Balaesang, Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara
Sumber: Statistik Kabupaten Donggala 2009-2014 Source: Statictics in Donggala 2009-2014
Gambar 4.14 Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Donggala Figure 4.14 Livestock Population Development in Donggala
Gambar 4.15 Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Donggala Figure 4.15 Livestock Population Development in Donggala
40
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 4.16 Peta Potesi Peternakan Kabupaten Donggala Figure 4.16 Livestock Potential Map of Donggala
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
41
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary 4.4. Sektor Pariwisata
4.4. Tourism Sector
Gambar 4.17 Potensi Wisata di Kabupaten Donggala Figure 4.17 Tourism Potential in Donggala
Pemerintah Kabupaten Donggala telah mencanangkan Kabupaten Donggala sebagai kabupaten wisata pada tahun 2016. Upaya ini dilakukan untuk mendorong petumbuhan ekonomi dari sektor ini. Kabupaten Donggala memiliki keindahan alam yang potensial untuk dikembangkan dengan banyaknya obyek wisata yang terdapat di Kabupaten ini. Konsep pengembangan Kabupaten Donggala Sebagai kabupaten wisata (Program lintas sektor) diberi nama “Nasana Ngata’ta”. Kabupaten Donggala memiliki berbagai potensi wisata baik obyek wisata alam maupun obyek wisata kuliner yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Misalnya Boneoge, Pulau Pasoso, Pulau Maputi, Anjungan Gonenngati dan beberapa tempat lainnya. Sebagai Kota tua, Donggala akan dikembangkan sebagai destinasi wisata. Peluang investasi yang sangat potensial adalah pengembangan dan pembangunan pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di Kabupaten Donggala.
The government of Donggalahas launched Donggala as City of Tour in 2016. This effort is to encourage economic growht of this sector. Donggala has a natural beauty that potential to be developed with the many attractions located in this district. Urban Development concept Donggala As a City Tour (Cross-Sector Program) named "Nasana Ngata'ta". Donggala has good tourism potential of various natural attractions and the culinary tourism which is not inferior to other regions in Indonesia. For example Boneoge, Pasoso Island, Island Maputi, Gonengati Pavilion and some other places. As the old city, Donggala will be developed as a tourist destination. Potential investment opportunities are the development and construction of souvenirs and snacks shopping centers in Donggala.
Adapun objek wisata di Kabupaten Donggala adalah objek wisata pantai, wisata alam, wisata air dan lain-lain. Objek wisata tersebut yaitu Pantai Pusentasi, Pantai Pasir Putih Tanjung Karang, Pantai Enu, Danau Rano, Pulau Pasoso, Danau Talaga, Pantai Salur Sabang, Pulau Maputi, Pantai Pasir Putih Boneoge, Pantai Pasir Putih Parimpi Indah (Lende), Pulau Taring, Air Terjun Walandano, Air Terjun Bou, Air Panas Tambu. Objek wisata tersebut terdapat keunikan tersendiri seperti pantai pusentasi yang berupa sebuah sumur alami berukuran raksasa, pantai lainnya yang terjaga akan terumbu karang,
Thetourism potentials in Donggala are beach, natural tourism, water tourism and others, which are Pusentasi Beach, Tanjung Karang White Sand Beach, Enu Beach, Rano Lake, Pasoso Island, Talaga Lake, Salur Sabang Beach, Maputi Island, Boneoge White Sand Beach, Parimpi Beautiful White Sand Beach (Lende), Taring Island, Walandano Waterfall , Bou Waterfall, Tambu Hotspring Water. There are tours of extravagance like Pusentasi Beach where a giant-sized natural well and others beach are preserved in coral reefs, snorkeling and other. The locations of those tourism potential are in Central Banawa, Sindue,
42
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary snorekeling dan lain sebagainya. Dari objek wisata tersebut terdapat di Kecamatan Banawa Tengah, Sindue, Balaesang, Damsol, Banawa, dan Sirenja.
No 1
2015
Balaesang, Damsol, Banawa, and Sirenja.
Tabel 4.7 Potensi Objek wisata dan Lokasi wisata di Kabupaten Donggala Table 4.7 Potential Objects and Tourist Sites in Donggala Objek Wisata / Tourism Object Lokasi / Location Kecamatan Banawa Tengah
3
Pantai Pusentasi/ Pusentasi Beach Pantai Pasir Putih Tanjung Karang/ Tanjung Karang White Sand Beach Pantai Enu/ Enu Beach
4
Danau Rano/ Rano Lake
Kecamatan Balaesang
5
Pulau Pasoso/ Pasoso Beach
Kecamatan Balaesang
6
Danau Talaga/ Talaga Lake
Kecamatan Damsol
7
Pantai Salur Sabang/ Salur Sabang Beach
Kecamatan Damsol
8
Pulau Maputi/ Maputi Island
Kecamatan Damsol
9
Kecamatan Banawa
11
Pantai Pasir Putih Boneoge/ Boneogo White Sand Beach Pantai Pasir Putih Parimpi Indah (Lende)/ Parimpi Beautiful White Sand Beach (Lende) Pulau Taring/ Taring Beach
12
Air Terjun Walandano/ Walandano Waterfall
Kecamatan Balaesang
13
Air Terjun Bou/ Bou Waterfall
Kecamatan Balaesang
14
Air Panas Tambu/ Taambu Hotspring Water
Kecamatan Balaesang
2
10
Kecamatan Banawa Tengah Kecamatan Sindue
Kecamatan Sirenja Kecamatan Damsol
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala 2014 Source: Department of Culture and Tourism in Donggala 2014
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
43
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Gambar 4.18 Peta Potesi Pariwisata Kabupaten Donggala Figure 4.18 Tourism Potential Map of Donggala
44
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5. PELUANG INVESTASI
5. INVESTMENT OPPORTUNITIES
5.1. Peluang Investasi Pengembangan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Donggala Dan Pembangunan Pusat Perbelanjaan Di Pantai Tanjung Karang
5.1. Investment Opportunities of Tourism And Shopping Center Development In Tanjung Karang Beach
Kabupaten Donggala memiliki potensi wisata yang cukup handal. Namun, dibalik potensi wisata yang relatif banyak tersebut pengelolaannya masih belum maksimal. Hal ini ditandai dengan rendahnya kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik di Kabupaten Donggala yang ditunjukkan oleh data jumlah kunjungan wisatawan asing maupun dalam negeri tahun 2013 yaitu 62.950 pengunjung mengalami penurunan dibanding tahun 2012 yaitu 216.428 pengunjung. Namun seiring dengan pembangunan kawasan pantai di Kabupaten Donggala, Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala menunjukkan eksitensi yang tinggi melalui Dinas Pariwisata untuk mendorong pertumbuhan wisatawan ke Kabupaten Donggala. Hal ini juga ditunjukkan dengan komitmen pemerintah daerah dan Bupati, yang mencanangkan Donggala sebagai Kabupaten Wisata. Disisi lain minat investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata Kabupaten Donggala sangat besar.
Donggala has tourism potential that is reliable. However, although Donggala relatively have much tourism potential but the management is not maximized. It is characterized by low tourist arrivals from both foreign and domestic tourists in Donggala. Data shows in 2013, 62,950 of foreign tourists visited the country has decreased compared to the year 2012, which was 216,428 visitors. However, along with the development of coastal areas, the goverment of Donggala showed a high acknowlege through the Department of Tourism to promote the growth of tourists to Donggala. This is also shown by the commitment of local government and the Regent, who declared Donggala as the City Tour. On the other hand, the interest of investors to invest in the tourism sector in Donggala is very large.
Selaras dengan pembangunan kawasan wisata tersebut, pemerintah daerah terus berupaya untuk melengkapi fasilitas yang ada, terutama dengan penyediaan sarana pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di kawasan wisata yang juga akan dapat memberikan peluang usaha baru bagi pelaku UMKM di Kabupaten Donggala.
In line with the development of the tourist areas, local authorities continue work to complete existing facilities, especially with the provision of souvenirs and snacks shopping centers in tourist areas will be able to provide new business opportunities for SMEs (Small-Medium Entrepreneur) in Donggala.
Adapun Konsep untuk pembangunan pusat perbelanjaan dan jajanan yaitu:
The concept for the construction of foodcourt and shopping centers ,are:
1. Pusat perbelanjaan aneka produk kuliner 2. Pusat perbelanjaan aneka produk makanan khas Kabupaten Donggala 3. Pusat perbelanjaan aneka produk produk lainnya 4. Tempat pertunjukan atraksi wisata berbasis budaya lokal.
1. Shopping on a variety of culinary products 2. Shopping on a variety of typicalfood products of Donggala 3. Shopping miscellaneous other products
Penentuan lokasi pusat perbelanjaan dan jajanan di kawasan wisata Pantai Tanjung Karang, karena pantai ini merupakan destinasi wisata andalan
The location of shoping center is in Tanjung karang Beach which is a main stay tourist destination in Donggala. The infrastructure is
4. Place of performance-based local cultural attractions.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
45
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Kabupaten Donggala. Infrastrukturnya cukup lengkap dan mudah dimana cukup 45 menit berkendaraan dari bandara Kabupaten Palu, dan salah satu keunikan di Pantai Tanjung Karang ini terdapat Prince Jhon, satu-satunya Diving Resort dan menjadi favorit turis-turis Eropa.
fairly easy to reach where about 45-minutes drive from the airport of Palu, and one of the uniqueness in Tanjung Karang Beach is Prince John, the only and favorite Diving Resort of European tourists.
5.2. Analisis Ekonomi
5.2. Economic Analysis
Untuk melakukan pembangunan pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di kawasan Pantai Tanjung Karang, langkah awal dihitung proyeksi modal investasi yang akan ditanamkan. Penentuan proyeksi harus memperhitungkan modal tetap seperti bangunan, perlengkapan dan furniture. Dalam hal ini biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 12.500.000.000,-.
To conduct the construction of the souvenir and snack shopping center in Tanjung Karang Beach area, the first step is to calculate the projections of capital investment that will be invested. The determination must take into account the projection of fixed cost such as buildings, equipment and furniture. In this case the cost of investment needed for Rp. 12,500,000,000.-.
1) 2) 3) 4) 5)
Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun; Perkiraan pendapatan berasal : sewa bangunan dan retribusi kebersihan; Harga Jual setiap unit Rp. 8.000.000,- per tahun; Nilai sewa bangunan naik setiap 5 tahun dengan kenaikan 15% Waktu : 312 hari
1)
Age of investment is assumed for 10 years;
2)
Estimated revenues from: the rental of buildings and cleanlinesscharges; Retail Price per unit Rp. 8000,00. - per year The rental value of the building go up every 5 years with an increase of 15%; Time: 312 days
3) 4) 5)
Tabel 5.1 Kebutuhan Investasi Table 5.1 The Needs of Investment No 1
Keterangan/ Explanation Bangunan Pusat Kuliner/ Culinary Center Building
Nilai/ Value (Rupiah) 2,257,142,857
2
Bangunan Pusat Aneka Makanan/ Foodcourt Center Building
2,257,142,857
3
Bangunan Pusat Penjualan Pakaian/ Fashion Shopping Center Building
1,428,571,429
4
Bangunan Pusat Penjualan Kerajinan/ Handcraft Shopping Center Building
1,428,571,429
5
Bangunan Pusat Penjualan Produk Lainnya/ Others Shopping Center Building
1,428,571,429
6
Bangunan Atraksi wisata/ Tourism Attraction Building
1,200,000,000
7
Perlengkapan/ Equipment
1,000,000,000
8
Furniture/ Furniture
1,500,000,000 Jumlah/ Total
Sumber: Hasil Analisis 2015 Source: Analysis Result of 2015
46
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
12,500,000,000
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
No
1 2 3 4 5 6 7
2015
Tabel 5.2 Perkiraan Nilai Sewa dan Retribusi Pusat Perbelanjaan Souvenir dan Jajanan Table 5.2 Rents and Charges Estimation of Souvenir and Snack Shopping Center Nilai Sewa Pada 5 Nilai Sewa Pada 5 tahun pertama/ tahun Kedua/ Uaraian/ Explanation Unit Rents in first 5 Rents in second 5 years years (Rupiah) (Rupiah) Pusat Kuliner/ Culinary Center 45 8,000,000 9,200,000 Pusat Aneka Makannan/ Foodcourt Center Pusat Penjualan Pakaian/ Fashion Shopping Center Pusat Penjualan Kerajinan/ Handcraft Shopping Center Pusat Penjualan Produk Lainnya/ Other Product Shopping Center Pusat Atraksi Wisata Berbasis Budaya/ Place of performance-based local cultural attractions Retribusi/ Charges
45
8,000,000
9,200,000
25
8,000,000
9,200,000
25
8,000,000
9,200,000
20
8,000,000
9,200,000
15
8,000,000
9,200,000
175
4,000
218,400,000
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result of 2015
Berdasarkan nilai sewa dan retribusi maka perkiraan pendapatan dari pengelolaan pusat perbelanjaan souvenier dan jajanan dikawasan area wisata Pantai Tanjung Karang dapat ditunjukkan pada tabel 5.3 berikut:
Based on rents and charges value, the estimated revenues from the management of souvenier and snacks shopping centers in Tanjung Karang Beach can be shown in the table 5.3:
Tabel 5.3 Perkiraan Pendapatan Nilai Sewa & Retribusi Sesuai Nilai Sewa Pada Pusat Perbelanjaan Souvenir dan Jajanan Table 5.3 Rents and Charges Estimation Value Based On Rents Value of Souvenir and Snacks Shopping Center No
Uraian/ Explanation
Unit
Nilai Sewa / Rents Value (Rupiah)
Perkiraan Pendapatan / Estimation of Revenue (Rupiah)
5 tahun pertama/ First 5 years 1
Pusat Kuliner/ Culinary Center
45
8,000,000
1,800,000,000
2
Pusat Aneka Makanan/ Foodcourt Center
45
8,000,000
1,800,000,000
3
Pusat Penjualan Pakaian/ Fashion Shopping Center
25
8,000,000
1,000,000,000
4
Pusat Penjualan Kerajinan/ Handcraft Shopping Center
25
8,000,000
1,000,000,000
5
Pusat Penjualan Produk Lainnya/ Others Shopping Center
20
8,000,000
800,000,000
15
8,000,000
600,000,000
175
4,000
1,092,000,000
6 7
Pusat Atraksi Wisata Berbasis Budaya/ Place of performance-based local cultural attractions Retribusi/ Charges Jumlah/ Total
8,092,000,000
5 tahun kedua/ Second 5 years 1
Pusat Kuliner/ Culinary Center
45
9,200,000
2,070,000,000
2
Pusat Aneka Makanan/ Foodcourt Center
45
9,200,000
2,070,000,000
3
Pusat Penjualan Pakaian/ Fashion Shopping Center
25
9,200,000
1,150,000,000
4
Pusat Penjualan Kerajinan/ Handcraft Shopping Center
25
9,200,000
1,150,000,000
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
47
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary No
Uraian/ Explanation Pusat Penjualan Produk Lainnya/ Others Product Shpping Center Pusat Atraksi Wisata Berbasis Budaya/ Place of performance-based local cultural attractions Retribusi/ Charges
5 6 7
Jumlah/ Total
Unit
Nilai Sewa / Rents Value (Rupiah)
Perkiraan Pendapatan / Estimation of Revenue (Rupiah)
20
9,200,000
920,000,000
15
9,200,000
690,000,000
175
4,000
1,092,000,000 9,142,000,000
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result of 2015
Proyeksi biaya operasional pusat perbelanjaan A projection of operational costs of souvenir and souvenir dan jajanan di kawasan area wisata snack shopping center in Tanjung Karang Beach is Pantai Tanjung Karang merupakan biaya yang the costs associated with managing and operating berhubungan dengan pengelolaan dan the market. Management and operational costs operasional pasar tersebut. Biaya pengelolaan are expected to be major costs to be incurred for dan operasional yang diperkirakan merupakan the management of the market and includes the biaya utama yang harus dikeluarkan selama depreciation cost. pengelolaan pasar dan sudah termasuk biaya penyusutan. Tabel 5.4 Biaya Operasional Table 5.4 Operational Cost No 1
Biaya Operasional/ Operating Cost Gaji Karyawan/ Labor Fee
2
Biaya Listrik dan telepon/ Electricity and Phone Cost
3
Biaya Air/ Water Cost
4
Pemeliharaan/ Maintenance
5
Biaya Operasional Kebersihan/ Cleanliness Operational Cost
Nilai/ Value (Rupiah) Rp. 2,250,000,000 Rp. 182,376,000 Rp. 98,880,000
Total/ Total
Rp. 651,744,000 Rp. 65,174,400 Rp. 3,248,174,400
Sumber: Hasil Analisis 2015 /Source: Analysis Result of 2015
Prediksi terhadap aliran kas didasarkan pada Predictions for cash flow based on estimated of prediksi pendapatan dan pengeluaran atau biaya income and outcome or operational cost operasional pengelolaan pusat perbelanjaan dan management of foodcourt and shopping centers in jajanan di kawasan area wisata Pantai Tanjung Tanjung Karang Beach. The following table 5.5 Karang. Tabel 5.5 berikut ini memperlihatkan shows the cash flow forecasts for 10 years. perkiraan arus kas selama 10 tahun. Tabel 5.5 Perkiraan Net Cash Flow Table 5.5 Net Cash Flow Estimation Perkiraan Net Cash Flow/ Net Cash Flow Tahun/ Year Estimation(Rupiah) Pendapatan Tahun 1/ Proceed year 1 3,630,025,600 Pendapatan Tahun 2/ Proceed year 2 3,630,025,600 Pendapatan Tahun 3/ Proceed year 3 3,630,025,600 Pendapatan Tahun 4/ Proceed year 4 3,630,025,600 Pendapatan Tahun 5/ Proceed year 5 3,630,025,600 Pendapatan Tahun 6/ Proceed year 6 4,680,025,600 Pendapatan Tahun 7/ Proceed year 7 4,680,025,600 Pendapatan Tahun 8/ Proceed year 8 4,680,025,600 Pendapatan Tahun 9/ Proceed year 9 4,680,025,600 Pendapatan Tahun 10/ Proceed year 10 4,680,025,600 Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result of 2015
48
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
5.3. Analisis Profitability Finansial
5.3. Analysis of Financial Profitability
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi dengan ukura-ukuran seperti B/C ratio, NPV, IRR, dan Payback Periode. Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi Pusat perbelanjaan souvenir dan jajanan di kawasan wisata Pantai Tanjung Karang layak. Nilai-nilai ukuran kelayakan usaha dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut:
This analysis is used to determine the feasibility of investment with measures such as the B / C ratio, NPV, IRR, and Payback Period. The analysis showed that investment Souvenir and Snacks Shopping Center in Tanjung Karang Beach feasible. Values feasibility size can be seen in the table 5.6 :
Tabel 5.6 Kriteria Kelayakan Investasi Pusat Perbelanjaan Souvenir dan Jajanan Table 5.6 Feasibility Investment Criteria of Souvenir and Snack Shopping Center Analisis / Analysist Nilai / Value Justifikasi / Justification Investasi /Investment NPV
Rp. 12.500.000.000
NET B/C
2.49
Layak/ Worth ; NPV > 0 Layak/ Worth ; IRR > Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate 14% Layak/ Worth ; B/C Ratio > 1
Payback Periode
3.01
3 Tahun/ 3 years
IRR
Rp. 8.306.819.739 23.24%
Sumber: Hasil Analisis 2015 / Source: Analysis Result of 2015
a. Net B/C ratio
a. Net B / C ratio
Analisis Net B/C ratio adalah perbandingan antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C ratio adalah 2,49 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 2,49 kali lipat dari cost yang dikeluarkan.
Analysis of Net B / C ratio is the ratio between the total cash inflow to the total cash outflow. Net B / C ratio shows how many times the profit to be obtained from the costs incurred. Based on feasibility calculations, the value of the Net B / C ratio is 2.49, which means the profit obtained is 2.49 times that of the cost incurred.
b. Payback Period
b. Payback Period
Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 3 tahun.
The payback period is defined as the period of return of the investments made through the profits of a project. The payback period occurs in the third year by the result of the calculation of the feasibility values analysis.
c. Net Present Value (NPV)
c. Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14% menunjukan nilai NPV sebesar
NPV of a project is the present value of the difference of profit with cost of specific discount factor (DF). NPV shows the advantages of the profit compared to the costs. If NPV is greater than 0 means that the project is profitable and worth the effort. Based on the calculation of NPV at 14% of discount factor shows the NPV value of Rp. 8,306,819,739 which means NPV> 1. This
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
49
2015 Ringkasan Eksekutif / Executive Summary Rp. 8.306.819.739 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek Pembangunan Pusat Perbelanjaan layak untuk diusahakan.
means that Shopping Center Development project worth the effort.
d. Internal Rate of Return (IRR)
d. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 23,24%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pasar.
IRR is an investment criterion for the profit percentage of a project per year and a measure of the ability of payback period ofproject lending. IRR basically shows Discount Factor (DF) where NPV = 0. Based on the analysis of the IRR calculation values obtained 23.24%. It can be assumed that the applicable bank rate is 14% then the project is profitable and worth the effort, because the value of IRR is much larger than the market interest rate.
50
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
Ringkasan Eksekutif / Executive Summary
2015
Gambar 5.1 Peta Peluang Investasi Pariwisata Kabupaten Donggala Figure 5.1 Tourism Investment Opportunity Map of Donggala
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board
51