WACANA Edisi 31 / VIII
2
e di to r i al
Pertanian Organis dan Kemandirian Petani Pertanian Organis (PO) kian merebak dan berkembang di Indonesia. Banyak orang mulai dari petani, pengusaha, LSM, akademisi, dan konsumen tertarik untuk bergelut di dalamnya. Tentunya dengan berbagai motif. Ada yang mengembangkannya karena bayangan keuntungan yang besar jika mampu mengekspornya. Ada yang mau karena bisa menekan biaya produksi usaha tani. Ada yang mau karena motif untuk memperbaiki lingkungan. Ada yang mau karena hobi dan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Dan, ada yang mau mengembangkan karena sekedar mengenang romantisme cara bertani tempo dulu. Tentunya berbagai motif adalah sah adanya. Meski tidak dipungkiri motif terbanyak adalah untuk mencari laba (sisi produsen) serta motif kesehatan dan lingkungan (sisi konsumen). Maka tak heran jika mereka yang melihat peluang pasar organis dari segi ekonomi lantas melakukan berbagai upaya agar kelayakan usaha PO-nya tercapai: budidaya bagus, manajemen bagus, tersertifikasi dsb. Namun, dalam prakteknya tak semudah membalikkan tangan. Budidaya organis tidak saja membutuhkan keahlian teknis tapi juga perhitungan ekonomi yang matang.
Pertanian Organis, Sub Sistem Kehidupan yang Lengkap Prinsip – Prinsip dasar Pertanian Organis Aspek Lingkungan dan Sosial Pertanian Organis Kiat Praktis Bertani Organis Tahukah Anda Manfaat Pertanian Organis
Praktek PO bukan sekedar meniadakan pemakaian bahan-bahan kimia buatan pabrik (Agrokimia), baik untuk pemupukan lahan dan pengendalian hama, tetapi juga memerlukan pemahaman teknis menyangkut pola tanam, rotasi, pengolahan tanah dsb. Selain itu banyak kesangsian menyangkut analisis ekonomi usaha PO, terkait harga, produksi, pemasaran dll. Dalam konteks teknis dan ekonomis, masih banyak pertanyaan mengenai PO. Semisal, apakah peranan standar dan sertifikasi bagi petani? Apakah PO mampu memberikan keuntungan yang layak bagi petani? Apakah produk PO harus ditebus dengan harga yang mahal? Apakah PO mampu memproteksi petani kecil dalam mendapat harga pasar yang adil dibandingkan dengan pasar konvesional? Isu kedua yang cukup santer dalam pengembangan PO adalah menyangkut isu social dan lingkungan. Isu social biasanya menyangkut aspek keadilan bagi petani produsen dan konsumen. Sedang isu lingkungan terkait dengan perbaikan kondisi lingkungan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan. Namun, dalam dua aspek ini pun, masih banyak pertanyaan diberikan. Misalnya, apakah pengembangan PO mentolerir kearifan tradisional dan inisiatif lokal petani? Apakah PO mampu menjamin kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan pada pihak luar? Apakah PO menjadi dasar kebebasan petani untuk berkumpul dan berorganisasi? Apakah PO menjamin akses petani atas sumberdaya alam? Sementara, dari aspek lingkungan beberapa isu yang mengemuka misalnya apakah PO benar-beanr menjamin konservasi lingkungan? Apakah pengembangan PO perlu didukung dengan model pengembangan sistem pertanian terpadu? Apakah perbaikan dan mutu dan gaya hidup sehat telah mendorong masyarakat untuk kembali ke alam dan mengkonsumsi PO? Apakah PO telah menjadi pilihan utama dan kenapa memilih untuk memenuhi gaya hidup sehat ini ? Dalam kerangka seperti inilah kita bisa menemukan relasi antara pertanian organsi dan kemandirian petani.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
3
salam dari kami Pertanyaan – demi per tanyaan muncul apakah memang ada hubungan yang kuat antara kemandirian petani dan pertanian organis. Menjaw abnya memang tidak hanya sebatas analisis dan diskusi yang terus menerus. Mengingat hal tersebut tidak akan selesai begitu saja di atas meja diskusi tetapi juga membutuhkan praksis di lapangan. ELSPPAT melakukan diskusi terbatas untuk memahami persoalan di atas. Berangkat dari pengalaman dan praktek di lapangan yang dialami oleh petani dampingan Elsppat dan diperkaya dengan wacana lain yang berkembang dalam isu PO di Indonesia. Wacana edisi kali ini mencoba kembali menguak kesangsian- kesangsian menyangkut pengembangan PO khususnya dari aspek teknis, ekonomis, social dan lingkungan. Selain tulisan utama mengenai PO ada banyak pula berbagai tulisan menarik dalam edisi kali ini. Ada tulisan narasumber yang masing- masing membidik persoalan per tanian organsi dari teknis budidaya. Sebelumnya saripati diskusi ELSPPAT mengenai topik di atas juga disajikan untuk memperlihatkan dinamika pikiran yang terjadi selama diskusi. Selain itu ada berbagai tulisan pelengkap dar i lapangan. Sidang pembaca, silakan menyimak! Akhirnya, selamat membaca dan tetap berpikir kritis
exwt~á|
4
kajian utama
daftar isi 4
Pertanian Organis, Sus Sistem Kehidupan Yang lengkap
17
Prinsip – Prinsip Dasar Pertanian Organis
22
Aspek Lingkungan dan Sosial Pertanian Organis
26
Kiat Praktis Bertani Organis
29
Tahukah Anda Manfaat Pertanian Organis ?
32
Industri Pertanian Organis di Dunia
WACANA diterbitkan oleh ELSPPAT sejak Maret 1996 untuk mempertu karkan gagasan atau refleksi pengalaman sambil tetap berp ikir global tanpa menin ggalkan kenyataan di lapan gan. Redaksi mengundang Anda untuk mengirimkan tulisan yang berkaitan dengan hasil refleksi kegiatan lapan gan, kajian tentang kebijakan pemban gunan, alternatif pemec ahan masalah dan gagasan lain yan g segar d an orisinal tentang pertan ian berkelanjutan, pemberdayaan petani dan perempuan Redaksi Indro Surono, Any Sulityowati, Gandi Wasana, Arif Miharja Tata letak Anton Waspo Distribusi Yuningsih, Usman Alamat Redaksi Jl. Kalasan No 15 Peru m Cimangu Permai I Bogor 16310 Telp/fax 0251 – 323 089 Email :
[email protected] Alamat Surat PO BOX 2026 Bogor Timur 16020 Wacana dapat juga diakses di www.elsppat.or.id
Pertanian organis yang semakin banyak berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sector pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau yang intensif input kimia telah memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organis kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya. Namun, dalam pengembangan pertanian organis sendiri masih banyak kedala dari aspek teknis, sosial, pasar dan budaya. Tulisan berikut adalah hasil diskusi ELSPPAT yang dirangkum guna mengulas berbagai problematika tersebut.
Catatan Kelam Revolusi Hijau Revolusi Hijau di dunia yang dimulai sejak dekade 1960-an dengan label ”pertanian modern”. Model ini berupa pengadaan bibit un ggul, produksi pestisida dan pupuk kimia, mekanisasi pertanian dan pen yuluhan pertanian secara missal. Dala m decade awal revolusi hijau men galami perkembangan yang pesat dan dapat mencukupi kebutuhan pangan sesuai laju pertambahan penduduk dunia. Indonesia sendiri juga mengadopsi Revolusi Hijau dengan sistem komando dari pusat. Tahun 1984 Indonesia pun sempat mengecap keberhasilan sebagai negara yan g mampu berswasembada .
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Masalahnya, para pakar pertanian dunia lupa untuk men gantisipasi dampak revolusi hijau. In ovasi bibit unggul banyak menghilangkan plasma nutfah lokal. Pupuk kimia semakin men geraskan tanah dan membunuh bahan organis tanah. Pestisida kimia banyak membunuh predator ala mi bahkan manusia sendiri. Ternak dan kompos organis mulai ditinggalkan petani. Lebih mengerikan lagi, liberalisasi inovasi bibit unggul, pupuk kimia dan pestisida kimia, dan peralatan pertanian telah direbut perusahaan trans-nasional (TNCs ) dari tangan pemerintah. Ketika TNCs mela kukannya, ma ka idiologi yang
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
dipakai adalah akumulasi laba semaksimal mungkin tanpa mempedulikan etika moral, kaidah lingkungan, dan tatanan sosial ekonomi komunitas. Akibatnya petani men galami ketergantungan h ebat terhadap produk TNCs. Eksploitasi besar-besaran juga terjadi pada manusia petani. Komunitas petani diperas habis-habisan secara ekonomi untuk mencukupi asupan-asupan usahataninya. Dari segi politis pun komunitas petani menjadi tidak berda ya untuk memperjuangkan hakhaknya akibat hegemoni Negara atas nama modernisasi pertanian.
5
Sebaliknya , pertanian modern cenderun g men geksploitasi alam, ya kni bagaimana caranya agar alam dapat memproduksi sebanyak-banyaknya dengan intervensi manusia (pemakaian tekn ologi kimia). Selain itu pertanian modern berusaha menempatkan manusia sebagai kompon en uta ma yang mendominasi dan menyetir ala m sesuka hatinya. Akibatnya produksinya menjadi tidak berkesinambungan. Sehingga sebenarn ya yang terjadi adalah pertarungan idiologi klasik antara eksploitasi melawan kelestarian kehidupan.
Pertanian Organis adalah Jawaban Kelestarian Versus Eksploitasi Satu dekade setelah berkembangn ya Revolusi Hijau, muncullah suatu gera kan “kembali ke alam” dan men gkristalisasi salah satunya dalam gera kan Pertanian Organis (PO). Gerakan ini muncul dari kalangan konservasionis yang sejak awal telah mencium gela gat da mpak nega tif dari dari Revolusi Hijau. Gerakan men gusung idiologi kelestarian yang men ekankan harmonisasi dan kelestarian dari komponen -komponen yang ada di alam, termasuk manusia, berdasar kaidah moral, lingkun gan dan keseimbangan tatanan sosial dan ekon omi komunitas.
Benarkah pertanian modern (baca: non organis) masih relevan dengan tujuan dasarnya yaitu penyediaan kebutuhan pangan demi keberlanjutan kehidupan? Fakta yang terjadi adalah pertanian modern hanya ma mpu menyediakan pangan secara seraga m dala m jangka pendek, dan mengabaikan kualitas. Sebaliknya , PO ma mpu men yedia kan pangan beraneka ra gam den gan kuantitas mencukupi dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dalam jangka panjang. Hakekat kehidupan itu berlangsung terus-menerus s esuai kehenda k-Nya, sehingga generasi masa depan pun juga memerlukan pangan cukup un tuk melangsungkan kehidupan.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
6 kajian utama Kaum modernis selalu mengatakan PO merupakan sistem pertanian tempo dulu, tradisional dan kurang komersial, sehingga dianggap kurang efisien dan ekonomis. Antitesis kontra argumen ters ebut adalah bahwa budaya pertanian itu ada sejak jaman purba dimana manusia saat itu telah memiliki kesadaran kalau alam dieksploitasi terus-menerus akan segera habis. Maka mereka men gemban gkan pertanian yang selaras alam. Cara tradisional (baca: ramah lingkungan) dikembangkan dalam pertanian untuk melestarikan kompon en-komponen yang ada di alam seperti tanaman dan binatang. Dan tradisi ini telah teruji selama ribuan tahun. Memang dalam kon teks sekarang skala ekon omis perlu dipertimbangkan, karena sekarang hasil pertanian tidak saja untuk subsistensi petani tapi juga untuk memenuhi kebutuhan orang lain (komersial), sehingga membutuhkan analisa dan perencanaan usaha tani yang matang a gar mengun tungkan petani. Cara kerja PO s ebenarn ya efisien dan efektif untuk petani da ri segi curahan waktu dan biaya. Jika petani sudah men gkonservasi benih sendiri, maka petani dapat menghemat biaya benih serta menja min ketepatan wa ktu tanam. Cara pengolahan lahan yang minimalis juga men ghemat waktu kerja
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
dan biaya tenaga kerja ta mbahan. Penggunaan pupuk kompos / kandang dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman untuk 2-3 periode tanam setelah itu. Pestisida nabati harganya relatif lebih murah, karena mudah dibuat da ri bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Dalam prakteknya PO menekankan proses daur ulang lahan den gan bahanbahan yang didapatkan dari sekitar lahan. PO sangat menggantungkan kepada pilihan sumberdaya lokal yang tersedia dan dapat disediakan oleh petani sendiri. Pertukaran sumberdaya lokal dalam lingkup komunitas yang sama, akan memberikan hasil produksi yang optimal serta meningkatkan bahan bahan organis yang sifatnya dapat diperbaharui dan tidak mudah habis. Untuk itu petani ditantang un tuk menjadi kreatif dan tekun belajar dari kondisi lokal yang ada. Jika tanaman/binatang tidak cocok dikemban gkan di daerah ters ebut, maka tidak perlu dipaksakan untuk dikemban gkan. Jadi kunci pengembangan PO adaah selaras konteks lokalitasnya dan tidak tergantung pada pihak-pihak luar. Pengembangaan PO juga menuntut adanya keterpaduan komponenkompon en lokal seperti manusia, tanaman, ternak, tanah dan lainnya. Keterpaduan antar komponen ini
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
sekaligus menjadi pendukung untuk men guatkan sistem sosial yang ada di komunitas. Misalnya, dala m pertanian terpadu di dala m suatu ka mpung, ada petani yang punya lahan dan ternak, ada petani yang punya tanaman penyubur lahan. Mereka dapat saling mempertukarkan sumberdayanya a gar saling melengkapi. Sehingga yang terbangun kemudian adalah pertanian komunitas, bukan individu-individu.
Spiritua litas Organis : Pembebasan Pertanian organis sebenarnya merupakan cara pandang manusia dalam memandang ala m secara men yeluruh. Pada ha keka tnya manusia adalah bagian tak terpisahkan dari alam. PO perlu diinternalisasi dalam diri individu petani seperti memandang ke masa depan yang jauh, memikirkan masa depan anak cucunya, sehingga setiap tindakan budidaya yang dilakukan tida k boleh merusak alam dalam jangka panjang. Artin ya dengan kesadaran dirinya manusia men gemban tugas utama untuk menja ga komponen -komponen yang ada di alam aga r tetap lestari. Ketika manusia bekerja (pertanian) dengan melayani ciptaan Tuhan (tanaman, binatang dan lin gkun gan) berarti manusia tersebut telah mela kukan suatu ibadah kepada Tuhan. Jadi sebenarn ya PO juga harus
7
dipahami secara religius. Pengalaman Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) Cisarua Bogor selama 20 tahun sejak 1984 menunjukkan bukti bahwa kegia tan PO menjadi lebih bermakna dan menjadi motivasi kuat ---lebih dari kepentingan ekonomi dan lingkungan-- karena didasari suatu spiritualitas organis. Spiritualitas organis juga perlu dihayati sebagai bentuk panggilan hidup dan pengorbanan manusia untuk memperjuangkan keberlanjutan suatu kehidupan. Harapan PO sesungguhnya adalah pertanian yang ma mpu melindun gi semua sumber-sumber kehidupan dan dan megembangkanyan ke arah yang sema kin lama s ema kin baik. Jadi mes kipun manusia (petani) tesebut nanti menemui pilihan-pilihan dilema tis dalam kehidupannya, maka manusia tersebut akan tetap akan mela kukan PO karena itulah panggilan hidupnya. Spiritualitas organis juga menjadi nilai pembeda mendasar antara PO dengan pertanian non organis. Spiritualitas organis menawarkan s emangat pembebasan bagi manusia (petani). Manusia (petani) diberi kebebasan sepenuhnya untuk s ecara kreatif men yedia kan asupan-asupan bagi usahataninya dari bahan-bahan yang tersedia di lingkungan lokal dengan harga murah dan a man.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
8 kajian utama Sehingga kompon en yan g lain seperti tanaman, binatang, tanah, air, udara terbebas dari residu beracun yang mema tikan atau bahan berbahaya yang mencemari. Muara akhirnya akan terwujud keselarasan kehidupan.
Fasilitasi Teknis untuk Mendukung PO Kendala teknis seringkali menjadi pen ghamba t ba gi kelompok petani un tuk men gemban gkan PO. Belum lagi dita mbah pemaha man PO yang berbeda diantara anggotanya . Un tuk itu diperlukan adanya bantuan atau fasilitasi teknis budidaya kepada petani organis. Dengan demikian pemaha man petani dan aplikasi budidayanya menjadi tepat. Pengembangan PO secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan PO harus disesuaikan dengan da ya adaptasi tumbuh
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Kesabaran itu berbuah manis….. Refleksi Ibu Omistriyah (Koordinator Wilayah Keca matan Cijeruk P2 KB – Paguyuban Petani Kabupaten Bogor - petani dari Desa Tanjung Sari , Cijeruk, Bogor) Awalnya keterlibatan saya dengan ELSPPAT adalah melalui Kelompok Perempuan Mandiri (KPM), mulai dari menjadi anggota hingga sempat menjadi ketua KPM. Setelah tidak menjadi ketua KPM lagi, saya mulai menekuni lagi kegiatan bertani di sepetak kebun keluarga. Usaha ini saya kerjakan sendir i sampai kemudian beberapa tetangga tertar ik ikut dan kami pun membentuk kelompok petani perempuan. Nah, sejak itu cap sebagai petani perempuan melekat di diri saya, yang mungkin masih agak asing bagi lingkungan sekitar saya sendiri. Banyak kendala yang saya hadapi, mulai dar i ‘cap’ perempuan yang tidak pantas ber tani, turunnya motivasi anggota, masalah teknis per tanian hingga mahalnya harga pupuk. Saya mengenal cara ber tani Organik (PO) per tama kali dari mas Daniel, staf lapang ELSPPAT. Mas Daniel banyak membagikan pemahaman dan cara bertani secara organik. Saat itu pemahaman saya tentang PO adalah pertanian yang tidak mengunakan obat-obatan dan pupuk kimia seper ti urea. Lama – kelamaan saya ter tarik untuk mendalami praktek PO sejak awal tahun 2002. Saya mulai melakukan percobaan dengan cara saya sendir i yaitu pengurangan penggunaan pupuk urea. Selama beberapa bulan awal, cara yang saya lakukan belum menghasilkan apapun dan bahkan beberapa kali gagal panen. Saya sedih karena usaha saya tidak menghasilkan pendapatan sama sekali. Meski sedih, saya tidak menyerah. Saya berpikir bagaimana caranya agar lahan itu subur kembali. Lalu saya mencoba mengganti pupuk urea dengan pupuk kandang kambing yang berasal dari ternak peliharaan saya. Selain itu saya mencoba mengubur sisa-sisa rumput, sampah sisa rumah tangga ber sama kotoran kambing tersebut ke dalam lubang di tengah guludan selama 15 – 30 hari lalu saya diamkan dulu. Percobaan itu saya lakukan terus- menerus tanpa henti dengan penuh kesabaran dan tidak putus asa selama kurang lebih 9 bulan sampai akhir tahun 2003.
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
Setelah beberapa bulan muncul keajaiban: lahan saya yang semula keras, ker ing dan berpasir kini telah berubah menjadi lahan subur. Pada lahan ter sebut banyak bermunculan cacing tanah dan binatang kecil lainnya, padahal sebelum itu tidak ada satupun binatang tanah. Lahan menjadi gembur dan berwarna coklat kehitaman. Memang saya kadang masih mengalami gagal panen. Tapi itu lebih karena serangan hama. Hasil panen sementara ini masih untuk dikonsumsi keluarga sendir i. Hasil percobaan saya ini sangat menggembirakan saya, hingga akhirnya saya meyakini sepenuhnya bahwa ternyata cara ber tani organik dapat menyuburkan tanah kembali dan tanaman tampak lebih segar. Saya yakin juga lahan yang subur merupakan modal utama di masa mendatang untuk menghasilkan produk organik yang bagus, sehat dan aman bagi kesehatan. Menurut saya kunci keberhasilan dalam ber tani organik itu harus memiliki kesabaran. Banyak manfaat ber tani organik yang saya sudah rasakan selama ini. Saya dapat melatih kesabaran dan kesadaran diri dalam menjalani kehidupan. Biaya usahatani bisa dihemat karena saya bisa mudah mendapatkan pupuk kandang dan tidak usah beli. Dengan ber tani organik berarti saya telah ramah terhadap lingkungan sekitar, dimana saya telah berusaha untuk tidak mengganggu tanaman orang lain. Pengeluaran dapur saya juga dapat dikurangi karena saya tidak tidak perlu lagi beli sayuran dari warung / pasar. Tapi ber tani organik banyak tantangan karena belum semua petani disekitar saya ber tani organik. Sehingga kadang saya merasa serba salah. Seharusnya PO itu dilakukan di semua lahan ter masuk lahan petani di sekitar kebun saya, bukan hanya lahan saya saja. PO menghasilkan produk yang lebih sehat, segar dan aman dikonsumsi langsung. Rasanya juga lebih manis ser ta tidak menimbulkan sakit perut, meski tanpa dibersihkan dulu dan dimasak. Hal ini berbeda dengan produk sayuran non organik, meski sudah dicuci bersih dan dimasak matang seringkali masih menyebabkan sakit perut dan terasa pahit. ( Gni)
9
tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumberdaya pendukun g, manfaat sosial tanaman/binatang bagi komunitas. Sebagai contoh, tanaman wortel memerlukan ketinggian lahan diatas 800 meter dpl dan curah hujan cukup. Jika di tana m pada lahan dibawah 800 meter dpl, mes ki tumbuh tapi umbinya akan kecil. Tanaman wortel s ecara teknis memerlukan guludan lebih tinggi dan tanah yang gembur, jika tidak akan sulit berkembang dan hasilnya jelek. Beberapa tana man tertentu membutuh kan tanaman pendamping dan bahan pestisida nabati tertentu agar tumbuh baik. Kendala teknis juga terkait dengan bagaimana men gatur produksi supaya kontinu di antara petani. Pengalaman yayasan BSB, Cisarua dalam men gelola produksi PO agar tetap kon tinu diterapkan a turan dan standar ketat bagi 11 kelompok tani mitranya. BSB memberikan target produksi mingguan un tuk setiap petani harus men ghasilkan sekitar 15 jenis tanaman per minggu dari 40 jenis sayuran yang bisa diproduksi BSB. Jenis sayuran ini tidak boleh dikuasai oleh segelintir petani saja, semua petani harus menanam. Jadi seandainya ada 1-2 petani yang kurang rajin hasilnya masih tida k
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
10 kajian utama terlalu jauh dari ta rget yang ditetapkan. Jenis tanaman yang ditanam petani mitra BSB dibagi menurut karakter dan preferensi petaninya. Cotohn ya ada petani yang ahli menanam dan merawat terong, maka kepadanya ditugaskan menanam teron g sebagai salah satu tanaman utama. Selain itu, yang bersangkutan tetap berkewajiban menanam 15 jenis tana man di petakn ya. Tanaman uta ma diusahakan harus mencapai target, sedang tanaman sambilannya maksimal 2 kg/jenis per minggu. Setiap kelompok petani diwajibkan punya catatan daftar tanaman yang ditanam dan prediksi panen setiap minggunya. Lalu setiap minggun ya dilatih untuk melaporkan daftar taanaman ters ebut. Misalnya ka mis panen dan disetorkan, sambil melaporkan prediksi panen minggu depannya. Sehingga bagian pemasaran sudah men getahui perkiraan sayur yang akan dipasarkan ke konsumen. Dengan demikian baru bisa dijamin produksinya secara berkelanjutan.
Kunci Pengembangan PO: Pengorganisasian Hubungan sosial komunitas pedesaan yang akra b merupakan dasar yang baik bagi pengembangan PO. Pengorganisasian petani dalam kelompok merupa kan kekuatan
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
sekaligus memberikan banya k manfaat bagi petani organis. Bahkan, gerakan PO komunitas produsen ini dapat diarahkan untuk membangun lagi sistem kedaulatan pangan lokal (produksi-dis tribusi-konsumsi) untuk memenuhi kebutuhan pangan di komunitas. Selain itu gera kan PO juga memberi peluang yang besar bagi perempuan untuk bisa mendapatkan kes empatan, informasi, dan aks es yang sama dengan petani laki-la ki. Perempuan sejak dahulu sangat berperan dalam menjaga kelangsungan kehidupan manusia. Harapannya dengan PO perempuan sebagai ba gian dari alam berkesempatan untuk meningkatkan partisipasi demi kesinambun gan penghidupan keluarga dan lingkungan. Contoh konkretnya di C OPA (Chiang mai Organis Prod uct Association) Thailand, dari 6O orang anggotanya 57 diantaranya adalah perempuan yang terliba t dala m kegiatan “pasar bergulir”. Aktivitas mereka tidak hanya sebagai tenaga administrasi saja, tapi sudah banyak yang berperan sebagai trainer dan pembicara lokal bahkan menjadi ketua COPA di tin gkat desa. Pengorganisasian perlu juga dilakukan di tingkatan konsumen organis. Mereka berhak untuk mendapatkan produk organis yang terja min kualitasnya dan harga yang adil. Hak ini akan sulit terwujud kalau dilakukan pada tin gkat
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
individu saja. Oleh karena itu konsumen perlu mengorganisir diri di tingkat lokal a gar dapat menjalin kerjasa ma yang berkelanjutan dengan petani organis. Contohn ya di Jepang pada tahun 1965 berdiri Seikatsu Club yang merupakan kumpulan ibu-ibu rumah tangga. Saat itu, mereka sangat prihatin terhadap penurunan kualitas pangan di satu sisi, tetapi di sisi lain harga produknya semakin membumbun g tin ggi. Awalnya gera kan ini melakukan pembelian susu segar sebanyak 300 botol secara langsung dari petani. Organisasi ini semakin la ma berkembang menjadi semacam koperasi bersa ma dengan petani. Hin gga tahun 1995 anggotanya sudah mencapai 200.000 keluarga yang tersebar luas di 12 prefektur (s etingkat provinsi). Variasi produk yang dijual mencapai 400 jenis serta sudah ma mpu men yedia kan lebih 60 % kebutuhan pangan konsumen anggotanya. Selain itu, koperasi Seikatsu yang terorganisir rapi mampu menjadi alat politik yang a mpuh guna mempengaruhi kebijakan-kebijakan strategis pemerintah Jepang yang dinilai merugikan konsumen , produsen dan keberlanjutan kehidupan. Contohnya adalah penolakan produk GMO (Genetic Modified Organism) dan pembangunan instalasi nuklir. Selain itu, mereka juga mudah dala m mempromosikan gerakan konsumsi pangan organis dan memperkuat hak
11
konsumen. Secara ekon omis mereka mendapatkan ja minan kualitas pangan yang a man dan sehat dengan harga yang wajar dan adil. Manfaat ekologisnya mereka dapat membantu petani untuk meningkatkan investasi dalam konservasi lahan secara berkelanjutan. Manfaat sosialnya mereka mampu men erapkan sistem Tei-kei (perdagangan berkeadilan) berdasarkan hubungan timbal balik saling men guntun gkan antara produsen dan konsumen. Tantangan PO: Ekslusivitas dan Rendahnya Kesadaran Konsumen Dewasa ini kesadaran hidup sehat semakin mendorong orang untuk men gkonsumsi produk organis. Maka tak heran sekarang ini banya k orang mendoron g pengembangan PO, bahkan beberapa kawasan sudah berani men gklaim sebagai kawasan organis seperti Kabupaten Cianjur. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pertanian telah bergerak ke arah rel yang tepat yaitu PO. Tetapi masalahnya mengapa perkembangan PO di Indonesia masih lamban, dibandingkan dengan negara Asia seperti Thailand, Cina, dan India ? Kela mbanan gerakan PO di Indonesia dapat ditelusuri mulai dari hulu sampai hilir sector ini. Jumlah produsen PO masih terbatas dalam skala individu, kelompok kecil atau satu komunitas tertentu yan g tersebar WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
12 kajian utama dan belum memiliki jarin gan kuat. Akibatn ya, jumlah produk terbatas, kurangnya in formasi dan kontinuitas produk belum terjaga. Selain itu, orientasi produsen PO sekarang lebih ditunggangi kepen tingan mendapatkan keuntun gan semata, s ehingga melemahkan gerakan secara men yeluruh. Saat ini produk organis baru dipasarkan dengan sistem pemasaran alternatif melalui outlet atau pesan antar ke rumah. Konsumennya masih terbatas tingkat menengah keatas.
Sementara sebagian konsumen men engah kebawah mencap produk organis seba gai ”produk mahal”. Hal ini lah yang menjadi pemicu munculnya ekslusivitas produk organis itu sendiri. Konsumen produk organis sekarang juga masih memahami produk organis sebatas produk tanpa pemakaian pupuk / pes tisida kimia saja yang baik untuk kesehatan mereka. Semen tara kesadaran akan produk organis juga ramah lingkungan masih minim. Kesadaran konsumen belum sa mpai
Perlu Kesadaran untuk Bertani Organik…. Sharing pengalaman Bpk. Maska (Anggota Kelompok Tani SALUYU Kp. Cijulang, Desa Sukaharja, Cijeruk, Bogor) Nami abdi (nama saya) Maska. Abdi petani kecil di Kampung Cijulang, Desa Sukaharja, Bogor. Kebetulan abdi diper caya menjadi Ketua RT oleh warga. Setiap hari kegiatan abdi bertani dan memelihara kambing. Abdi kenal ELSPPAT melalui Mas Daniel, yang sering main ke rumah. Waktu itu dia ser ing mengajak ngobrol tentang masalah pertanian dan mengenalkan cara per tanian organic (PO). Menurut abdi, PO itu adalah cara-cara per tanian tempo dulu yang biasa dilakukan nenek moyang. Dar i ngobrol itu abdi mulai memahami cara-cara bertani organic. Abdi lalu bercerita dan diskusi mengenai hal ini kepada para tetangga. Dari ngobrol-ngobrol itu akhirnya kami sepakat membentuk kelompok tani SALUYU yang beranggotakan 6 orang petani pada awal tahun 2000. Awalnya abdi ragu untuk melakukan PO karena tidak punya lahan pribadi. Lalu mas Daniel menyarankan agar menyewa lahan kosong milik tetangga. Modal sew a sebagian dipinjami dari ELSPPAT. Setelah mendapat lahan, abdi mulai melakukan penyuburan lahan seorang diri. Sedikit demi sedikit, abdi mengumpulkan kotoran kambing ke lahan dengan cara dipanggul dalam karung. Abdi juga mengumpulkan bahan lain yang tidak perlu beli seper ti daun kirinyu, cacahan batang pisang dan sekam padi. Setelah semua bahan ter kumpul cukup, abdi mulai membuat pupuk alami dengan mencampur bahan-bahan itu dan mendiamkannya 15 hari.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
pada –dengan men gkonsumsi organis-mereka telah ikut serta membantu men yejahterakan manusia (petani), menja ga kelestarian lingkungan alam demi keberlanjutan kehidupan. Anggapan produsen bahwa produk organis harus mahal dan rendahnya kesadaran konsumen juga terletak pada salah kaprahnya memandang nilai suatu produk (pertanian) hanya dari sisi ekonomi uan g saja. Sedang dimensi kemudahan didapat, ketersediaan bahan baku dan pemakaian teknologi yang ra mah belum diadopsi. Pada awal
13
mela kukan PO, produsen memang membutuh kan banyak pupuk kandang dan bahan-bahan alami lain serta curahan waktu yang lebih, maka harga jualnya memang sedikit mahal (untuk menutupi biaya produksi). Tapi serin g konsumen kurang memahami hal ini. Fenomena ini diperumit oleh sistem pasar, ketika produk masuk ke pasar akan muncul rantai perdagangan yang panjang (setida knya 3 rantai) sebelum sampai ke tangan konsumen. Ini men yebabkan harga 3-4 kali lipat lebih mahal dari harga petani. Dala m sistem
Sambil menunggu pupuk alami matang, abdi membuat guludan-guludan. Dimulai dengan mencangkuli lahan dan membuat guludan ukuran 1 x 10 m dengan tinggi sekitar 30 cm. Lalu membua t lubang di setiap guludan dan memasukkan campuran pupuk alami yang sudah jadi sambil diaduk terus dengan tanah agar tercampur. Setelah tercampur lahan dibiarkan selama 15 hari hingga tanah matang dan siap di tanam. Awal penanaman abdi mendapatkan benih pinjaman dari mas D aniel. Setelah panen abdi coba sisihkan beberapa tanaman yang bagus untuk calon indukan benih. Meski awalnya 2-3 kali masih gagal, tapi kemudian abdi sudah bisa membibitkan sendiri beberapa tanaman seper ti pakcoi, caisim, bayam dan selada. Ada beberapa benih yang belum bisa abdi bibitkan sendiri, tetapi akan terus mencoba membibitkan. Tidak semua benih abdi tanam, sebagian saya simpan untuk persediaan musim tana m berikut. Selain itu juga untuk berjaga-jaga kalau ada anggota kelompok tani yang membutuhkan, maka saya dapat meminjami dulu atau menukarkan dengan benih yang lain. Sayuran organik yang ditanam awalnya hanya sekitar empat jenis. Lahan abdi kemudian disepakati menjadi demplot kelompok. Maka lahan tersebut dikelola secara bersama dimana setiap har i ada piket anggota dan ada satu hari khusus untuk kerja bersama (gorol). Saat ini kelompok tani saya sudah mampu membudidayakan sekitar 15 jenis tanaman terdiri 5 tanaman utama dan sisanya tanaman tambahan. Berdasarkan pengalaman kami, hama yang sering menyerang adalah ulat, wereng dan belalang. H ama tersebut semula tidak ada di lahan kami, tapi karena lahan sebelah belum organik sehingga lahan kami yang sering diserang. Kalau tidak segera ditangani maka dalam sehari saja sayuran akan habis.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
14 kajian utama ini pedaganglah yang diuntungkan.
Pemasaran Alternatif: Stra tegi Perlindungan Petani Saat ini konsumen masih men ghargai produk organis sama dengan produk non organis, yakni dengan harga yang murah. Jika produk organis dijual ke pasar konvensional, maka bias dipastikan produk tersebut akan dihargai sama dengan produk non organis. Hal ini juga karena secara fisik sulit membedakan antara produk
organis dan non organis. Oleh karena itu salah satu cara yang realistis ditempuh un tuk membantu memasarkan produk organis adalah dengan membangun suatu jaringan pasar alternatif yang berkeadilan. Pemasaran alternatif produk organis perlu ditangani secara terintegrasi antara manajemen produksi dan manajemen kelompok tani secara berkelanjutan. Pemasaran dapat berkelanjutan bila petani ma mpu memproduksi secara kontinu untuk memenuhi kebutuhan konsumen setiap
Untuk mencegah dan mengendalikan hama ulat pada pakcoi, caisim, bayam dan selada, biasa kami menebarkan abu halus daun bambu. Abu halus juga bagus untuk mengusir hama wereng pada kacang panjang. Abu halus ditebar sedikit demi sedikit pada per mukaan daun / pucuk daun secara merata setiap pagi hari jam 8 pagi. Abu halus dapat juga di campur dengan kotoran kambing/ayam kampung yang sudah hancur. Penaburan dengan kotoran ayam kampung cukup sekali saja. Kotoran ini juga bisa dibuat pupuk cair. Abdi sering menyiram tanaman dengan pupuk cair setelah 7 hari penaburan abu halus. Cara penyiraman pupuk cair setiap 3 hari sekali secara rutin. Pupuk cair bagus juga untuk mengusir hama pada kacang buncis dengan cara penyiraman setiap 1-2 hari sekali. Cara lain lagi yang biasa kami lakukan adalah memer iksa rutin kondisi tanaman setiap pagi dan sore hari untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau hama. Saat ini kami masih menghadapi masalah dengan pengendalian hama karena ramuan tadi hanya manjur untuk mengusir hama pada tanaman pakcoi, selada, caisim, bayam, kacang panjang dan buncis saja. Sedangkan untuk megusir hama pada kangkung darat masih belum manjur, jadi kami masih mencari cara pemecahannya. Hasil panen sayuran organik dari lahan kelompok mulai menunjukkan hasil yang bagus sejak awal tahun 2003 hingga sekarang, terutama pada sayuran caisim, pakcoi, selada, kacang panjang, buncis dan bayam. Sayuran tersebut sangat enak dimakan langsung dan sudah biasa dikonsumsi oleh keluarga saya. Selain dikonsumsi, sayuran tersebut awalnya saya pasarkan secara gerilya di Bogor.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
saat. Dan hal ini mungkin dilakukan jika manjemen organis benar-benar diterapkan. Di sisi lain perlu dikemban gkan juga gerakan kosumen yang mendukung pemasaran alternative ini. Konsumen diajak men gkonsumsi produk organis dan memberikan masukan konstruktif bagi perbaikan kualitas produksi PO itu kedepan. Ada beberapa cara men gembangkan pemasaran alternative ini. Misalnya cara pesan antar (delivery service) seperti
15
dilakukan Mitra Bumi Lestari (MBI) di Malang dan Lestari - ELSPPAT di Bogor. Di awal produksi PO, cara ini sangat efektif karena a ktivitas pemasaran disesuaikan dengan kapasitas produksi yang meningka t secara bertahap. Perta mbahan konsumen ditentukan berdasar ketersediaan produk organisnya. Sistem ini harus memerlukan metode distribusi yang bergerak terus dan telemarketing yang efektif. Cara telemarketing cukup a mpuh dalam
Banyak pengalaman menyedihkan yang kami temui ketika memasarkan produk organik. Konsumen seringkali tidak tahu beda produk organik dan non organik, sehingga masih menawar dengan harga yang lebih rendah dar i produk non organic. Kami lebih memilih tidak menjual sayuran organic daripada dibeli dengan harga murah. Kami kecewa karena jerih payah kelompok tidak dihargai dengan layak. Hal ini sempat mengendorkan semangat kerja untuk ber tani organic. Apalagi, abdi harus memenuhi kebutuhan pokok keluarga dari ber tani. Akhirnya setelah abdi renungkan ulang, hati abdi tergugah. Ber tani organic itu memerlukan kesadaran dari dalam diri bahwa hasil yang didapat itu sebenarnya lebih menyehatkan tubuh. Kalau tubuh tidak sehat, bagaimana kita bisa bekerja dengan baik? Kalau sakit, siapa yang menafkahi keluarga di rumah? Maka abdi berpikir untuk sementara produk organik itu dikonsumsi sendir i dulu sambil tetap berusaha mencari pasar ter tentu yang mampu membeli produk organik dengan harga yang layak.
16 kajian utama penyebaran ga gasan dan mempengaruhi konsumen , terutama yang baru. Kekurangannya, cara ini sangat tergantung pada tenaga pengantar dan kuran g cepa t untuk penyebaran ga gasan secara kelompok besar mes ki sudah dibantu promosi dari mulut ke mulut. Cara lain adalah dengan membuka outlet (toko/warung)di tempat yang strategis seperti yang dila kukan Toko SAHANI (Sahabat Nia ga Petani) di Yogya karta, PASARTANI di Boyolali, Toko MBI di Malang dan Warung Organis LESTAR I di Bogor. Cara ini membutuh kan fasilitas ruang yang memadai tidak hanya untuk memajang produk, tapi juga untuk gudang simpan dan tempat interaksi dengan konsumen. Cara ini efektif un tuk membangun brand-i mage produk organis di kalangan masyara kat luas dan bisa dijadikan pusat penyebaran gagasan organis. Tantangannya
membutuh kan inves tasi tempat dan dukungan kapasitas produksi yang kontinu, jenisnya mesti beraneka ragam, ja minan mutu s ecara berkelanjutan, serta manajemen usaha yang efektif. Pada saat produksi semakin besar dan kontinuitas terja min, ma ka dapat dikemban gkan cara dengan bekerja sama dengan retailer atau sistem keagenan, seperti yang dilakukan Yayasan BSB di Cisarua, Bogor, Toko SAHANI (Sahabat Nia ga Petani) di Yogya karta dan PASAR TANI di Boyolali. Mereka sudah bisa secara rutin memasok beras atau sayuran organis ke beberapa Supermarket dan Agen . Tantangannya membutuhkan jaringan distribusi yang besar, kontinuitas produksi berkelanjutan, dan sertifikasi standar kualitas dari badan sertifikasi organis yang kompeten. (Gandi)
Akhirnya jalur pasar itu mulai terbuka sejak bulan Maret 2004 melalui sistem pemasaran alternatif dalam bentuk Warung Organik LESTARI. Warung Organik itu sekarang bias menjual secara rutin seminggu sekali di Sekolah R egina Pacis Bogor. Harga jual yang kami terima juga sesuai dengan jerih payah kami. Kami senang karena per mintaan terus meningkat sekarang. Ini mendorong kami untuk lebih giat menanam. Demikianlah pengalaman abdi. Dengan ber tani organik terbukti memberikan banyak manfaat buat abdi. Selain mendapatkan sayuran yang sehat untuk keluarga, juga meningkatkan pendapatan keluarga, serta ikut melestarikan lingkungan alam sekitar. Abdi berharap PO dapat lebih maju. Untuk itu abdi mengharapkan dukungan dan koordinasi yang baik dari kelompok tani yang lain dan dukungan LSM lain, seper ti ELSPPAT, untuk memperbaiki kehidupan bersama.
Pertanian masa depan adalah pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan lingkungan
www.elsppat.or.id
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
17
Apa yang keliru sehin gga pengembangan pertanian organis begitu la mbat? Tulisan ini mencoba menjawa b dari sudut budida ya yang terkait dengan aspek ekonomi untuk menumbuhkan suatu keyakinan tentang pertanian organis. Beberapa prinsip mendasar dalam PO diulas dalam tulisan berikut.
oleh
YP Sudaryanto “Kebohongan yang besar dalam pertanian modern adalah: racu n kehidupan dikatakan sebagai racu n serangga” Pendahuluan Pertanian organis sudah dilakukan sejak tahun 1930-an di Jepang. Di China orang mulai mengembangkan pertanian organis sejak tahun 1960an. Bahkan, nenek moyang kita sejak perta ma kali mengenal pertanian sudah berpedoman pada ala m, umpa manya sistem peka rangan. Tetapi sejak tahun 1968, system pertanian berubah menjadi lebih canggih, termasuk sikap petani pun berubah menjadi tidak peduli lagi pada alam dan lebih suka tergantun g pada pestisida dan pupuk sintetis. Sejak tahun 1990-an, kita sudah men yadari terjadin ya kerusakan lingkungan pertanian dimana-mana akibat kesalahan memilih teknologi revolusi hijau. Pencema ran sumber kehidupan ini makin meluas. Produktivitas tanah pertanian ma kin merosot, sebaliknya yang meningkat
18 kajian utama
adalah hama penyakit “unggul” yang sulit dikendalikan. Kesadaran itu mendoron g banya k pihak untuk meninjau ulang kebijakan pembangunan pertanian, termasuk pemerintah. Sebagai contoh pemerintah mencetuskan progra m pengendalian hama dan pen yakit terpadu (PHT), yang disusul kemudian dengan program pengembangan pertanian organic yang diberi nama “Go Organic 2010”. Keun tungan dan manfaat budida ya organis sudah banya k dipublikasikan. Kampanye pun sudah banya k dilakukan di berbagai daerah. Bahkan beberapa Kabupaten telah mendeklarasikan diri sebagai kota organis, seperti kota Ba tu (Malang) dan Cianjur. Perusahaan pupuk organis, pestisida nabati, dan pupuk cair pun muncul ba gai ja mur di musim hujan.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Prinsip Pertama: Murah dan Aman Penyiapan Lahan Dalam PO dikenal prinsip “minimum tillage” (pengolahan tanah minimal) yang men ghemat tenaga. Tanah tak perlu dibalik, cukup diolah dengan garpu. Dalam bed/ guludan ukuran 1x10m2 hanya diperlukan waktu 1-2 jam. Sistem bed lebih efektif, erosi dapat terkendali, gulma mudah diatur, tanah sebagai media tumbuh menjadi sehat, dan organisme penghuni tanah tidak terganggu.
Pemeliharaan Prinsip dasar pemeliharaan dalam PO ditujukan pada tanah, bukan tanamannya. Ada pepetah berbunyi: di atas tanah yang sehat dan subur terdapatlah tanaman yang sehat dan bergisi. Oleh karena itu pertanian organis menolak pupuk buatan. Hal ini yang berarti men ghemat ongkos pupuk sekitar 15% dari total ongkos produksi. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan pen yakit dalam PO men ekankan aspek kesimbangan alam. Bila sistem manajemen a groekosistem berhasil dikelola s ecara seimbang, maka ongkos pen gendalian menjadi lebih murah. Kita tidak perlu lagi membeli pestisida yang berarti juga menghemat ongkos hingga 20% dari total biaya produksi.
Penanaman
Panen
Ciri utama penanaman dalam PO adalah tumpangsari (beberapa jenis tanaman dalam satu bed). Pola ini men guntun gkan ka rena dapat panen banyak jenis dalam waktu yang berbeda, pen ggunaan lahan lebih efisien, setiap m2 lahan diguna kan dengan optimal, pemupukan efektif, hara tidak cepat hilang, panen mudah diatur sehingga harga tetap stabil. Bila terjadi serangan ha ma tidak semua crop (tanaman) hancur.
Dalam PO sistem panen dapat diatur setiap minggu sesuai dengan pola tanam. Dalam hal ini PO juga men ghasilkan penghema tan karena semua hasil panen terpa kai, tidak ada yang terbuang. Bila terjadi kelebihan panen dapat dipakai dalam bentuk lain, umpa ma: pakan ikan. Sedang sisa tanaman yang tidak terpakai dapat dijadikan kompos.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
Manajemen Pengelolaan kebun bertumpu pada keseimbangan ala m, ma ka segala factor perlu dihitun g dan diperhatikan dengan seksama. Manajemen PO perlu men gatur apa jenis tana man mau ditanam, berapa banyak, bagaimana dihasilkan. Selain itu perlu mempertimbangkan keterpaduan (tanaman, ternak, ikan, tanaman obat …) dan ciri bertingka t (tanaman umur semusim, 2 musim, perennial dan tahunan). Prinsip Kedua: Mandiri dan Spesifik Lokal Pemilihan Benih Pertanian organis lebih s esuai men ggunakan benih lokal atau benih yang telah diadaptasi. Apa artin ya benih unggul, meski potensi produksinya tinggi tapi mandul? Lebih baik benih lokal, meski potensinya hanya optimal tapi ma mpu membawa keturunan. Dengan kata lain, dengan mema kai benih lokal kita kemudian dapat membenihkan sendiri tanpa harus tergantung dari pedagang benih. Harga benih itu mahal, s ekitar 10 kali harga konsumsi. Seba gai contoh , harga gabah (beras) hanya Rp 1500,- per kg sedang ga bah benih harganya Rp 15.000,- per kg. Benih brokoli seberat 10 gr hargan ya Rp 42.000,-. Dalam 10
19
gr ters ebut berisi 240 butir, berarti 1 biji benih brokoli harganya R p 175,Benih wortel seberat 1 gr harganya Rp 250,-; bila ditanam dapat men ghasilkan 2 kg buah wortel. Dan bila diseleksi baik minimal bias diperoleh 2-3 induk tanaman wortel yang ba gus untuk dibenihkan. Setiap 1 tanaman induk menghasilkan minimal 100 gr benih, yang berarti dalam setiap gr benih dapat menghasilkan kembali benih seberat 200 gr serta dapat untuk menanam seluas 200 m2. Jadi petani yang men ggunakan benih sendiri dapat mengh ema t 10-15% on gkos dan merdeka. Pemilihan Jenis Crop Bp Prof Otto Soemarwoto, pakar lingkungan hidup, memberi nasehat bijaksana dalam hal memilih jenis tanaman. Kata beliau, ”Lihatlah apa yang tumbuh subur di sekitar anda, menirulah dengan tanaman yan g satu famili.” Jadi jenis crop yang dipilih berdasarkan tanaman yan g subur di daerah itu. Tanaman satu keluarga kemungkinan besar akan tumbuh baik juga. Tanaman yang sesuai lokasi akan murah pemeliharaannya. Pemilihan Pupuk Alami Pema kaian pupuk alami sangat dianjurkan dalam PO. Pupuk kandang sangat membantu untuk menjaga bahan organis tanah tetap ada, mendoron g siklus hidup dala m tanah
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
20 kajian utama menjadi lebih baik, sehingga pertumbuhan akar menjadi sempurna. Urine hewan mena mbah unsur nitrogen tanah. Petani yang mau memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk tidak saja men ghemat biaya input tetapi juga dapat hidup mandiri. Pemilihan sumber-sumber organis di sekitar Terkadang di suatu daerah sekitar lahan pertanian terdapat banya k “limbah organis” yang dibuang, seperti tebasan rumput, bekas media jamur, seka m padi, ba tang pisang, sabut kelapa, bahkan jera mi. Dalam PO bahan-bahan seperti ini selayakn ya tida k dibuang. Malah bahan-bahan “buangan” seperti itu dianjurkan untuk dijadikan kompos atau pupuk cair. Prinsip Ketiga: Lestari dan Berkelanjutan Kapan kita lulus atau ta mat menjadi petani? Apa kah setelah berhasil merusak tanah atau setelah berhasil beternak hama dan penyakit? Tidak ada kata ‘lulus’ atau selesai sebagai petani. Petani adalah profesi s epanjang hidup. Petani adalah panggilan dan gaya hidup, tida k saja untuk memenuhi pangan tetapi juga mempertahankan lingkungan pertanian yang lestari.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Contoh perhitungan ongkos produksi wor tel organik (per10m2): 1. Ongkos umum Adalah ongkos yang diperhitungkan dari sewa lahan, peralatan, pengelolaan, keamanan dan pengembangan. Berdasarkan pengalaman kami besarnya sekarang sebesar Rp 1.800,- per bulan 2. Ongkos langsung(3 bulan) : Tenaga : 11,5 jam @ Rp 1.500 Benih : 9 gr @ Rp 200 Pupuk : 15 kg @ Rp 175 Jumlah ongkos langsung Ditambah ongkos umum Total ongkos produksi
= Rp 17.250,= Rp 1.800,= Rp 2.625,= Rp 21.675,= Rp 5.400,= Rp 27.075,-
3. Produktivitas/ Hasil Hasil wor tel adalah sekitar 17 kg per 10 m2. Jadi, ongkos per kg wor tel = Rp 27.075,- : 17 kg = R p 1.592,- atau dibulatkan menjadi Rp 1.600,- / kg. Dari situ kita tinggal menentukan harga jual setelah memasukkan keuntungan yang mau diraih. Tuan Masanobu Fukuoka, setelah 30 tahun bertani alamiah berhasil menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, tanaman dan sayuran tumbuh baik, ayam dan seran gga hidup berda mpingan. Tidak ada racun lagi di kebunnya. Tapi beliau tidak lantas berhen ti bertani. Beliau sering berjalan-jalan di kebunnya dan memperhatikan sinar matahari yang cerah di langit pada musim gugur. “Saya takjub melihat ladang-ladang sekitar,” katanya. Bertani organis ibara t memandang ke masa depan yang jauh. Kita diajak memikirkan masa depan anak cucu. Setiap tinda kan budidaya pertanian
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
tidak boleh menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang. Sawah, ladang mesti makin beraneka raga m, nya man sebagai tempat tinggal ma khluk hidup. Pertanian organis harus ma mpu menja min munculnya kehidupan dimana-mana, sumber air yang meningkat, udara segar ma kin melimpah dan kebahagiaan hidup makin menjelma. Prinsip Keempat: Hidup dan Ekonomis Bolehkah bertani organis tetapi rugi terus? Biar rugi asal organis, tepatkah? Jelas tidak demikian. Pertanian Oeganik juga harus men guntungkan dan ekon omis. Dengan kata lain PO harus ‘hidup’ atau tumbuh dan men ghidupi petaninya. Dalam dunia pertanian saat ini banyak sekali informasi, data dan teknologi yang dapat diakses. Segala informasi
21
22 kajian utama
tersebut perlu dimanfaatkan untuk membuat perencanaan usaha, pemilihan metode usaha, dan analisa untung ruginya . Setiap crop yang ditanam harus dapat diketahui ongkos produksinya. Dengan demikian kita dapat memperhitungkan tingkat keuntun gan dan pen dapatan dari usaha tani kita. Dalam hal ini, keterkaitan antara pilihan teknologi budidaya den gan harga jual produksinya menjadi sangat relevan untuk didis kusikan apabila kita mau menjawa b pertanyaan tentang: apakah pertanian organis memberi keuntun gan bagi petani dan haruskah harganya mahal. Penulis adalah staf Yayasan Bina Sarana Bakti (BSB) Bogor, dipresentasikan sebagai bahan diskusi Elsppat
Tema WACANA ELSPPAT tahun 2004 Edisi/terbit 31 21 Juni 2004
Tema
Pertanian Organis
32 15 Sept 2004
Reforma Agraria
• • • • •
33 20 Des 2004
Hak – Hak Petani
• •
Topik/Isu PO dan kemandirian petani Sisi ekonomis – ekologis PO Kebijakan PO di Indonesia Problema Hak Atas tan ah bagi Petan i Pengembangan Ekon omi Rakyat dan Ketidakjelasan Kebijakan Agraria Telaah tentang Hak Ekonomi – S osial Budaya Perlindungan Hak Petani
Oleh Agung Prawoto
Kerapkali pertanian organis (PO) hanya dipahami secara teknis bertani yang menolak asupan kimiawi atau sebagai budidaya pertanian yang anti modernisasi atau disamakan dengan pertanian tradisional. Pemahaman ini sungguh kurang tepat. Pertanian organis bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. Pertanian organis memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. Pertanian organis juga mengajak petani dan manusia umumn ya untuk arif dan kreatif dala m men gelola alam yang tercermin dalam sikap dan keya kinannya. Filosofi mendasar PO -keharmonian dan kesinambungan-memadukan tiga pilar yang saling melengkapi : ekologi, sosial dan ekon omi. Ketiga pilar ini menjadi landasan dan tujuan dalam pengembangan PO.
Redaksi menerima tulisan sesuai topik di atas. Tulisan yang dimuat akan diedit seperlunya tanpa mengubah substansi tulisan. Batas waktu penerimaan naskah hingga minggu pertama bulan terbit setiap edisi. WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Aspek Lingkungan dan Sosial Dalam Pertanian Organis Prinsip ekologi yang dimaksud dalam pengembangan PO adalah mendasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan hubungan antara organisme itu sendiri secara seimbang. Artinya, pola hubungan antara organisme dengan alamnya dipandang sebagai satu kesatuan yang tida k terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pen gelolaan alam, termasuk pertanian didalamnya. Dalam prakteknya , pen gembangan PO memperhatikan kondisi lin gkungan, dengan men gemban gkan metode budidaya dan pengolahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sistem usaha tani
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
spesifik lokasi yang diterapkan didasarkan atas interaksi tanah, tanaman, ternak, manusia, ekosistem dan lingkungan dengan memperhatikan kes eimbangan dan keanekraga man hayati. Sistem ters ebut secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem). Sistem ini mempun yai ketergantungan yang sangat tinggi pada sumber da ya lokal yang tersedia. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa sistem budidaya yang dikembangkan dapat dibedakan dari sistem pertanian yang lain, dari semua hal ters ebut di a tas, bersifat kompetitif dan ma mpu men yedia kan hasil pertanian yang berkualitas, a man dikonsumsi dan menekan pen garuh sampingan. Pertanian organis banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Selain itu, PO menjamin keberlanjutan bagi a groekosistem dan kehidupan petani. Artinya bahwa PO mantap secara ekologis yaitu kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem s ecara keseluruhan ---dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah--ditingkatkan. Kedua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman, hewan serta masyara kat dipertahankan
23
24 kajian utama
melalui proses biologis. Sumber daya lokal diperguna kan sedemikian rupa sehingga kehilangan unsur hara, biomassa dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran. Tekanannya pada penggunaan sumberda ya yang bisa diperbarui, dengan berfokus pada bentuk, dinamika dan fun gsi hubun gan timbal balik antar unsur-unsur tsb serta proses dimana mereka terlibat.
usaha pertanian organis yang bertujuan menja min kelangsungan hidup petani dan kesinambungan ekologi. Penerapan keadilan sosial dalam aktifitas PO telah menjadi agenda s osial untuk s eluruh gerakan organis, dengan semua kompleksitasnya, daripada sekedar ditempatkan pada hubungan perdagangan s ema ta. Beberapa agenda sosial dan pertanian organis saling berhubungan.
Sistem pertanian terpadu dapat menjadi salah satu model hubungan yang timbal balik antara unsur-unsur yang terliba t dalam pertanian. Sistem ini tidak saja berlaku bila pada lahan milik peroran gan, tetapi dapat diterapkan dalam suatu kawasan (seperti dusun). Dimana output yang dihasilkan dari salah satu unit budidaya menjadi input bagi unit lainnya. Misalnya, anggota komunitas yang memiliki ternak, kotoran yang dihasilkan ternak tersebut dapat digunakan seba gai pupuk ba gi tanaman yang dimiliki oleh penduduk lainnya di kawasan tsb, begitu sebaliknya. Kekua tan uta ma PO terletak pada integrasi fungsional dari beraga m sumber daya dan teknis pertaniannya yang mencoba meniru praktek di alam.
Prinsip dan implementasi PO dan pengolahan hasilnya disesuaikan dengan kondisi kekhasan lokal Indonesia. Sistem PO yang dikemban gkan di Indon esia lebih diarahkan pada usaha memberdayakan dan menerapkan kembali kearifan tradisionil yang melekat pada buda ya dan potensi lokal dala m mempertahankan dan melestarikan sumber daya yang tersedia. Hal ini menciptakan saling ketergantungan antara anggota komunitas. Ini memiliki pengaruh positif bagi pengembangan wilayah dan kehidupan sosial di komunitas pedesaan.
Sementara, aspek sosial dan ekonomi dimaksudkan seba gai aspek non teknis dan ekologis dala m pengembangan PO, tetapi merupa kan bagian integral dari
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Contohnya, penggunaan bibit lokal mendoron g petani untuk arif terhadap sumberdaya lokal yang ada, yang dapat dibudidaya kan sendiri berdasarkan pengetahuan yang ada di komunitasnya. Karena bibit tersebut telah beradaptasi dengan kondisi lokal, penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetik tidak diperlukan. Ini membuat
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
mereka tida k tergantung pada perusahaan penghasil bibit, pestisida dan pupuk, mencipta kan pekerjaan dan mempererat relasi sosial dalam komunitasnya. Bisa berlanjut secara ekon omi berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan/atau pendapatan sendiri s erta mendapatkan penghasilan yang mencukupi un tuk men gembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Keberlanjutan ekonomi ini bisa diukur bukan hanya dalam produk pertanian yang langsung na mun juga dalam hal fun gsi seperti melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan resiko serta membangun relasi sosial yang terbangun akibat praktek saling ketergantungan dala m pertanian organis antar petani, masyaraka t dan lingkungan Dalam prinsip keberlanjutan dan keharmonian, kondisi kerja yang baik perlu dibangun antara produsen (petani pemilik lahan, petani penggarap) dan juga relasi yang dibangun perlu menghargai dan men ghormati hak dan peran serta perempuan terhadap sumberdaya dan informasi pendukung PO, berdasarkan pada prinsip adanya perlindungan, kemudahan dan ja minan bagi petani perempuan dalam mengakses sumberdaya dan informasi pendukung PO.
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
25
Kembali Ke Alam, Kembali Ke Komunitas
terjadi dari proses ters ebut tetap berada dalam komunitas.
Gangguan kesehatan yan g terjadi saat ini banyak dis ebabkan karena perila ku makan kita. Konsumen kini mulai men yadari, apa yang mereka makan turut mempengaruhi kondisi tubuh mereka. Produk-produk pangan yang dihasilkan dengan menggunakan bahan-bahan kimia ternyata la mbat laun men yebabkan penurunan kualitas tubuh, baik den gan hadirnya berbagai macam pen yakit (kanker, autis me, gatal-gatal, dsb) maupun penurunan fungsi tubuh (kemampuan daya motorik anak turun, men ghamba t hormon seksual anak, aktifitas terganggu karena pen yakit-pen yakit tsb).
Bila kita men gkonsumsi pangan yang berada dalam komunitas kita (pangan lokal) dengan membeli langsung ke petani, berarti kita membangun komunitas lokal den gan mendukung keluarga petani dan mencipta kan hubungan yang saling membantu --saling memahami dan percaya--- antara kita sebagai konsumen dan petani sebagai produsen yang merupakan anggota komunitas itu. Kita dapat memastikan ma kanan yang baik bagi keluarga, men getahui kemana uang kita dipergunakan dan dapat men ghemat devisa negara.
Kesadaran untuk pola hidup kembali ke ala m tumbuh sejalan dengan kesadaran terhadap kesehatan dan kelestarian lin gkun gan. Karena tanggung jawab menjaga kelestarian alam dan ketersediaan pangan yang sehat tidak saja berada di pun dak produsen , tetapi konsumen memiliki tanggung jawab yang sa ma sebagai bagian dari alam ini. Dan PO menjadi salah satu pilihannya. Untuk memenuhi kebutuhan pangan organis, sebenarnya dapat dimulai dengan men gkonsumsi produk pangan yang berada di komunitas kita sendiri, sehingga pen geluaran dan asupan yang
Dengan mengkonsumsi pangan yang dihasilkan oleh komunitas sendiri, kita dapat mengh ema t en ergi yang dikeluarkan untuk keperluan transportasi untuk mendatangkan produk pangan tersebut, biaya promosi dan kemasan. Mengkonsumsi pangan organis yang terdapat di komunitas sendiri, berarti pula memanfaatkan sumber-sumber alternatif ala mi, melestarikan keragaman variea tas dan sumber energi yang dapat diperbaharui dan kerapkali lebih segar, lebih bergizi dan memperoleh produk pangan yang bebas hasil rekayasa genetik. bersambung ke halaman 31
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
26 Teknologi
Pertanian organis saat ini ten gah naik daun. Banyak orang ingin men gonsumsinya secara rutin. Alasan utamanya biasanya karena produk organis menyehatkan. Sayangnya , produk organis masih belum mudah diperoleh di pasar atau superma rket setempat. Belum banya k memang petani yang mengembangkan pertanian organis. Jika demikian men gapa tidak dicoba men gemban gkan sendiri pertanian organis? Untuk memulainya tidak terlalu susah, kok! Ada beberapa tips praktis bertani organis yang bisa anda lakukan pada lahan pekarangan rumah anda atau lahan kosong di sekitar anda baik untuk tujuan konsumsi sendiri atau dikomersilkan. Beberapa tips praktis tersebut yaitu : 1. Pembuatan Guludan Buatlah lubang sepanjang 1 x 10 m2 dengan kedalaman 20-30 cm dari permukaan tanah. Setelah itu, masukkan kompos alami dari campuran kotoran ka mbing, sisa sampah organic rumah tangga, dan sisa-sisa rerumputan/dedaunan.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Supaya rata ca mpuran itu bisa diaduk dengan tanah. Buatlah ketebalannya sekitar 5 -10 cm dari dasar lubang. Kemudian timbun kompos tadi dengan tanah bekas galian. Otomatis penimbunan menyebabkan permukaan lubang tadi lebih tinggi. Inilah yang disebut guludan, tempat penanaman benih/bibit organis. Istirahatkan guludan sela ma 7-15 hari agar tanahnya menjadi dingin dan siap ditanami. Lama waktu istirahat tergantung kondisi kotoran kambingnya yang diberikan. Hal ini dilakukan karena kotoran ka mbin g biasanya men gandung gas panas apalagi yang masih basah dan dapat men yebabkan tanaman kepanasan dan mati.
2.Pemilihan Benih Benih yang unggul yan g akan ditanam harus berasal dari tanaman yan g hasil paling bagus dan tidak cacat. Pilihlah beberapa tana man tersebut un tuk dijadikan indukan. Setelah tanaman indukan ma tang, lalu a mbil benih yang ba gus dan pisahkan dari buah/ kulit/ kotoran yang masih menempel.
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
Benih terpilih yang basah sebaikn ya dikerin gkan/ dijemur dulu. Setelah kerin g, benih direnda m dala m air bersih dan dibiarkan sejenak. Jangan pilih benih yan g men gapung/ mela yang ka rena itu benih mati atau rusak. Cari benih yan g tenggela m di dasar air. Benih terpilih kemudian dikerin gkan sebelum siap dijadi diteba r ke lahan atau disemaikan (bibit). Sebaiknya disisihkan sebagian benih untuk persediaan musim tana m selanjutnya sehingga anda telah mempun yai bank benih sendiri. 3. Pemupukan Ala mi Pemupukan ala mi dilakukan den gan men ggunakan pupuk kompos yan g berasal dari daun-daunan/ limbah pertanian dan sampah rumah tangga; atau pupuk kandang bisa berasal dari kambing, sapi, aya m kampong; tergantung ternak yang tersedia. Pupuk pada t alami dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat dari lingkun gan sekitar tanpa harus membeli (kecuali mungkin pupuk kandang), seperti daun kirin yu, kulit lame, sampah rumah tangga , cacahan batang pisang dan s eka m padi. Setelah semua bahan terkumpul cukup, campur secara merata bahan-bahan tersebut dan mendia mkannya s elama 15 - 30 hari. Untuk mempercepa t bias ditambahkan mikrorganis me ala mi yang terdapat pada rumen ternak. Pemupukan seca ra alami dapat
27
dilakukan setelah 10 hari penanaman, saat tanaman mulai agak tinggi. Pemupukan ala mi dapat juga dilakukan dengan men yiramkan pupuk cair. Pupuk cair alami dapat dibuat sendiri dari daun-daunan berbau men yenga t seperti : kirinyu, kulit la me, tembelekan, krisan, kenikir dll. dica mpur den gan batang pisang, kotoran ka mbin g kemudian direnda m air dalam ember/ gen tong dan ditutup plastik selama kuran g lebih 15-25 hari. Prosesnya dapat dipercepat den gan mena mbahkan mikrorganisme alami yang terdapat pada rumen ternak dan diamkan sela ma 3-7 hari. Setelah pupuk cair jadi, baru kemudian disiramkan setiap 3-4 hari s ekali secara rutin. 4. Penen tuan Jenis Tanaman Penentuan tanaman yang akan ditanam bisa dimulai dari keinginan sendiri atau jenis tanaman yang mudah dan ma mpu ditanam dulu. Mulailah menanam 2-3 jenis tana man per guludan. Selanjutn ya jenisnya bisa semakin dianekaraga mkan dan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jenis tanaman yang dapat dibudidaya kan sebaikn ya berasal jenis : 1) sayuran jenis kacang kacangan; 2 ) sayuran jenis daun-daunan; 3 ) Sayuran jenis buah-buahan; 4) sayuran jenis umbian; 5) tanaman pen yubur; dan 6) tanaman pengusir hama.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
28 Teknologi 5. Sistem Penanaman Ada beberapa sistem penanaman yan g bisa dilakukan yaitu tumpangsari, dimana dalam 1 guludan bisa ditanami lebih dari 2-3 jenis tanaman terdiri dari 1 tanaman utama dan 1-2 tanaman penda mping. Selain itu perlu dilakukan rolling (perputaran) tanaman setiap semin ggu sekali, misalnya minggu I menanam sayur A pada guludan I, kemudian min ggu II menanam sayur A pada guludan II dan seterusnya. Den gan demikian sayur A dapat dipanen tiap minggu secara berkesinambun gan. Cara lain lagi adalah den gan rotasi (pergiliran) tanaman, sekarang menanam tanaman kacang-kacangan di guludan I, setelah dipanen, sebaiknya lahan tersebut tidak ditanami kacang lagi tetapi tanaman sayuran daun dan seterusnya. Jadi pada satu guludan perlu ditanam jenis tanaman yang berbeda setiap periodenya. 6. Pengendalian Hama dan Pen yakit secara Alami Pada dasarnya prinsip pen gendalian hama dan pen yakit alami adalah keterpaduan. Pen galaman petani di Kawasan Cijeruk, Bogor, misalnya, dalam men gendalikan ha ma ulat pada sayuran seperti pakcoi, caisim, baya m dan selada, biasa menggunakan abu halus dari daun ba mbu. Cara
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
memperoleh abu halus tersebut dengan cara daun ba mbu kering dikumpulkan kemudian dibakar hingga habis, lalu abu tersebut lalu diayak dulu dica mpurkan den gan pupuk kandang kambing/ a yam kampun g yang sudah hancur, sehingga diperoleh abu halus siap pakai dan simpan di tempat kerin g. Cara pen ggunaan abu dengan men ebar sedikit demi sedikit pada permukaan daun/ pucuk daun secara merata setiap pagi hari ma ksimal ja m 8 pagi. Aturan tambahan untuk penaburan kotoran aya m cukup 1 kali saja, sedang abu halus perlu dilakukan lagi saat terjadi seran gan ulat. Pema kaian abu halus untuk pengusir ulat karena ulat tidak suka makan daun yang terdapat abu halusnya dan tidak mudah tertiup an gin. Abu halus juga ba gus untuk men gusir ha ma weren g pada kacang panjang, Cara lain pengendalian ulat bisa juga dilakukan pen yira man pupuk cair setelah 7 hari penaburan abu halus dengan cara penyira man pupuk cair setiap 3 hari sekali secara rutin. Pupuk cair bagus un tuk mengusir hama pada kacang buncis dengan cara penyira man setiap 1 -2 hari sekali. Tindakan pemeriksaan kondisi tanaman perlu secara rutin setiap pagi dan sore hari untuk men getahui gejala awal serangan penya kit /hama tanaman. (Gandhi)
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
29
30 Cakrawala nilai sumbang (sharing values) yang anda berikan ketika anda membeli produk organis. Nilai sumbanga itulah yang diin vestasikan produsen organis untuk memulih kan dan menyuburkan tanah. 3. Membantu Ke lestarian Keanekaragaman Ha yati
Ketika di tangan anda ada produk organis, maka dalam benak anda mungkin akan terbayang pertanyaan “ Apa sih sebenarnya manfaat organis itu ? “ Beberapa manfaat penting dari Pertanian Organis (PO) yang dapat anda rasakan baik s ebagai produsen ataupun konsumen organis adalah : 1. Sarana melatih kesabaran dan kesadaran diri Jika anda calon/produsen organis ingin mencapai keberhasilan dari cara bertani organis maka kuncinya adalah kesabaran dan keyakinan diri. Karena pada dasarnya cara bertani organis merupakan suatu proses bukan sua tu yang instan sehingga memerlukan sikap mental kesabaran dan kesadaran diri bahwa cara yang anda lakukan adalah benar. Simaklah peryataan Ibu Omistriyah petani perempuan Desa Palasari, Bogor : “ saya seringkali gagal dalam melakukannya, tetapi saya tidak putus asa dan tetap mencoba terus hingga bisa. “ Kalau anda calon/konsumen organis nilai yang perlu anda tumbuh kan adalah pemaha man bahwa produk organis itu didapat melalui suatu proses (produksidistribusi–pemasaran) organis artinya memerlukan waktu s ebelum sampai ke tangan anda. Setelah produk organis sudah sampai di tangan anda, mungkin kualitasnya belum sesuai den gan yang anda bayangkan. Tidak apa-apa, disinilah dibutuhkan kesadaran diri konsumen bahwa untuk menjadi produk organis itu harus melalu proses konversi/peralihan dulu selama beberapa waktu dan mungkin menghadapi kenda la teknis, sehingga hasilnya belum optimal. Anda sebagai konsumen dapat memberikan saran konstruktif ke produs en organis ten tang kualitas produk s ecara langsung karena konsumen berhak mendapatkan produk organis yang kualitasnya semakin la ma semakin s ehat, segar dan aman dikonsumsi den gan harga yang adil. 2. Memulihkan dan Menyuburkan Tanah Dengan melakukan pertanian organis (PO) berarti produsen organis telah mencoba memulih kan kon disi dan menyuburkan tanah yang semula keras, kerin g, berpasir menjadi subur dengan mengunakan pupuk alami seperti pupuk kompos dan kandang. An da sebagai konsumen organis sebenarn ya turut secara tidak langsung membantu proses memulihkan dan men yuburkan tanah, melalui WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Kegiatan bertani organis dapat membantu meles tarikan keanekaragaman haya ti yang ada di lingkun gan melalui kegiatan penangkaran bibit local, pemupukan alami yang dapat men gembalikan binatang-binatang kecil yag ada di tanah, men ganekara gamkan tanaman pada lahan. Dukun gan konsumen selain nilai sumbang juga dapat diberikan dalam bentuk tukar menukar bibit/tana man atau kompon en lingkungan lain yang diperlukan produsen . 4. Ramah Lingkungan Ramah lingkun gan artinya den gan bertani organis, anda sebagai produsen telah berusaha tida k merusak dan menganggu keberlanjutan kompon en-kompon en lingkungan yang terdiri tanah, air, udara , tana man, binatang dan tentunya manusia; dan bila anda mengkonsumsinya itu sebenarn ya cerminan pribadi anda yang ra mah lingkungan. Falsafah PO lebih menekankan harmonisasi dan keselarasan antar komponen yang mendukung lin gkun gan alam. 5. Produk Lebih Sehat, Segar dan Aman Produk organis ternyata lebih menyehatkan karena tidak ada racun yang men empel, sehingga vitamin dan min eral dapat optimal diserap tubuh. Ta mpilan produknya dengan ukuran wajar, lebih segar dan lebih tahan lama pen yimpanan kurang lebih 2 -3 hari. Produk organis tersebut aman dima kan langsung dan terasa lebih manis serta tanpa menimbulkan sakit ataupun indikasi dampak kelainan/penyakit berbahaya lainnya seperti kanker di masa mendatang. 6. Murah dan Ekonomis Keun tungan ekonomis bagi produsen organis dengan men ggunakan sistem pengolahan lahan minimal, bibit lokal, pupuk ala mi, pestisida nabati ternyata ma mpu menghemat biaya usahatani. Karena dengan pengolahan minimal cukut men yiangi dan membalik lahan dapat menekan biaya tena ga kerja; bibit lokal dapat dibibitkan sendiri dan ditan gkarkan, sehingga anda tidak perlu beli bibit lagi; pupuk alami dan pestisida nabati berasal dari bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar lingkun gan, kalaupun beli den gan harga murah.
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII
Pertanian Organis & Kemandirian Petani.
Selain itu produsen dapat mencukupi kebutuhan pangan keluarganya, sehingga bisa men ghemat pengeluaran rumah tangga petani. Keuntun gan bagi konsumen organis dengan men gkonsumsi produk organis berarti anda telah mengh emat nilai uang dan waktu karena biasanya produk organis bisa anda dapat melalui sistem pemasaran alternative. Misalnya dengan cara pesan antar ke rumah atau menyediakan outlet/toko dekat lingkungan anda dengan harga layak. Bandingkan bila anda berbelanja ke pasar, maka akan mendapatkan produk non organis meski tampilannya besar dan bagus, tapi banyak sekali mengandun g racun yang membahayakan jiwa. Selain itu, sayur konvensional cenderung naik harganya sementara kualitasnya menurun. Dan biasanya, sayur konvensional sudah melalui 2-3 rantai pedagang s ebelum diterima, s ehingga sebenarnya andalah yang banya k dirugikan. Yang penting adalah anda telah berinvestasi kesehatan yang murah dalam jangka panjang dan tidak perlu khawatir banyak pengeluaran kesehatan, karena men gkonsumsi produk organis berarti men yehatkan tubuh anda. (Gandhi)
Sambungan dari hal 25 Saat membeli dan men gkonsumsi produk organis, sebenarnya kita juga sedang terlibat dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan dan melakukan sesuatu yang proa ktif mengenai perlindungan lahan pertanian serta peningkatan kesejahteraan hidup petani. Dengan mendukun g petani lokal saat ini, kita dapat membantu memastikan bahwa terdapat lahan-lahan pertanian bagi komunitas kita pada waktu menda tang, dan bahwa generasi masa depan akan memiliki akses bagi pangan yang men yehatkan, segar dan alami. Keterpaduan ketiga pilar tersebut, mendoron g pemenuhan bahan pangan yang sehat dan dalam jumlah yang cukup bagi seluruh masyarakat, menumbuhkan kegairahan ekon omi yang mandiri, peles tarian lingkun gan dan kehidupan sosial yang lebih harmoni. Para pelaku dala m bidang ini, harus memadukan ketiga pilar tersebut dalam posisi keseimbangan dan sinergi. Itulah organis, tidak egois.
32 Cakrawala
• Industri pertanian organis di dunia tumbuh dengan pesat dari tahun ke tahun. Sam pai dengan tahun 2003 total luas lahan yang dikelola secara organis mencapai 24 Juta ha. Nilai total penjualan di seluruh dunia diperkirakan mencapai US$ 23 M. • Besarnya nilai penjualan tersebut hanya terkonsentrasi di Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada. Amerika Serikat dan Kanada menguasai hampir 51 % (sekitar US$ 11 M ) sementara Eropa sekitar 46% (US$ 10 M ) dan Jepang sekitar US$ 350 juta. • M elalui mekanisme sertifikasi pihak ketiga yang diberlakukan di banyak negara, sam pai saat ini ada 364 badan sertifikasi di 57 negara. Lebih dari separo dari badan sertifikasi ini berada di Uni Eropa, AS, Kanada, Jepang dan Brazil. Sekitar 56 Badan sertifikasi di atas m emiliki aktivitas di luar negaranya terutama di negara berkembang. •
Sampai saat ini baru ada 39 negara yang m emiliki dan sudah m elaksanakan peraturan tentang pertanian organis (termasuk Thailand dan Filipina), 8 negara sudah menyelesaikan peraturan tentang pertanian organis tetapi belum dilaksanakan (termasuk M alaysia) dan 15 negara dalam proses pembuatan peraturan, termasuk Indonesia. Indonesia baru memiliki standar pangan organis sejak tahun 2002. Padahal sudah bermunculan banyak lembaga yang menyatakan diri sebagai Badan Sertifikasi Organis.
Penulis bekerja di BIOcert (Board of Indonesia Organi c certification), dipresentasikan sebagai bahan diskusi ELSPPAT
Sumber : Yussefi, M. and Willer, H. 2004. The World of Organic Agricult ure – Statistics and Emerging Trends 2004. IFOAM. Dapat diakses di www.ifoam.org
WACANA ELSPPAT e disi 31/VIII