VII. PERENCANAAN LANSKAP Perencanaan lanskap kebun agrowisata ini terdiri dari rencana ruang, rencana aktifitas wisata, rencana fasilitas, rencana tata hijau, rencana pengelolaan pengunjung, dan rencana daya dukung wisata. Tahap perencanaan ini adalah pengembangan
dari
konsep
menjadi
rencana
yang
diharapkan
dapat
mengakomodasi aktifitas, fungsi dan fasilitas. Perencanaan dalam bentuk gambar dapat dilihat pada Gambar 42. 7.1
Rencana Ruang Kebun agrowisata University Farm Sindang Barang ini terbagi menjadi
dua ruang utama berdasarkan kesesuaian sumberdaya dan intensitas kegiatan pada kebun. Ruang utama tersebut adalah ruang obyek wisata dan pelayanan dan ruang konservasi yang masih dibagi menjadi beberapa sub ruang sesuai dengan fungsi, aktivitas dan fasilitas yang akan menjadi penunjang rekreasi. Tabel 13. Ruang dan Sub ruang kebun agrowisata Ruang
Sub Ruang
Penempatan
Luas
1. Sub ruang penerimaan
Jalan masuk area depan kebun
4.596 m²
2. Sub ruang pelayanan
Dekat dengan jalan masuk
6.804 m²
kebun dan area dalam kebun 3. Pertanian tanaman Obyek
budidaya
Wisata dan
4. Pertanian bidang
pelayanan
peternakan dan
(86,5%)
perikanan 5. Sub ruang wisata
Lahan pertanian, dan area yang
33.940 m²
sebelumnya merupakan semak Area kolam pemancingan buatan warga Area lapangan bola
5.626 m²
5.793 m²
umum (aktif) 6. Sub Ruang wisata umum (pasif) 1. Sub ruang konservasi Konservasi (13,5%)
air 2. Sub ruang konservasi tanah
Area semak dan dekat dengan
5.257 m²
perumahan dosen Daerah aliran sungai kecil
5.988 m²
Cisindang barang Area dengan kemiringan lahan
5.280 m²
lebih dari 25%
Berdasarkan Tabel 13 diatas, berikut ini adalah penjelasan masing-masing kelompok ruang dan aktifitas yang dapat dilakukan dalam kelompok ruang:
100
7.1.1
Sub Ruang Penerimaan Ruang Penerimaan dibentuk untuk memfasilitasi pengunjung mengetahui
informasi awal pada kebun sehingga akan memberikan gambaran situasi dalam kebun. Ruang ini memiliki fungsi sebagai ruang identitas yang memberikan suatu citradan informasi dan memiliki luasan sekitar 4.596 m². Ruang penerimaan ini terletak di bagian depan kebun dengan gerbang keluar masuk dan papan nama sebagai penanda. Ruang tersebut menjadi ruang penerimaan utama. Ruang penerimaan satelit letaknya menyebar dalam sub ruang lain pada kebun. Ruang penerimaan juga berfungsi sebagai pembatas antara wilayah kebun dengan wilayah masyarakat sekitar. Untuk menandai ruang penerimaan utama maka diberi penanda yaitu gerbang keluar masuk kebun sedangkan untuk ruang penerimaan satelit dengan penanda papan nama. Dalam sub ruang penerimaan utama terdapat ruang interpretasi awal sebesar 2.608 m². Ruang ini berfungsi sebagai tempat pengunjung mengetahui gambaran awal kebun. 7.1.2
Sub Ruang Pelayanan Ruang pelayanan merupakan ruang yang sangat berorientasi pada
kenyaman dan kepuasan pengunjung agar mendapatkan pengalaman yang baik tentang kebun. Ruang pelayanan utama seluas 6.804 m² dan terdapat dekat dengan ruang penerimaan pada bagian depan kebun. Selain itu terdapat ruang pelayanan satelit ditempatkan pada bagian sub ruang secara menyebar. Pada ruang pelayanan utama, pengunjung dapat menetahui informasi jenis atraksi dan fasilitas rekreasi pada tapak secara umum sehingga dapat menarik minat untuk semakin mengetahui bagian dalam kebun. Sedangkan pada ruang pelayanan satelit diberikan fasilitas-fasilitas umum seperti pada ruang pelayanan utama dengan fungsi sebagai rest area bagi pengunjung. Ruang pelayanan ini merupakan area dimana pengunjung dapat menilai suatu kepuasan dari adanya fasilitas dan rekreasi yang ditawarkan sehingga perencanaannya harus dilakukan dengan seksama.
101
7.1.3
Sub Ruang Wisata Pertanian Kelompok Pertanian Tanaman Budidaya Wisata Pertanian Tanaman budidaya merupakan wisata yang langsung
berada di areal pertanian University Farm. Sesuai dengan konsep agrowisata maka sub ruang ini terbagi menjadi dua guna memberikan variasi tanaman pertanian bagi pengunjung yaitu wisata pertanian tanaman budidaya tahunan dan wisata pertanian tanaman budidaya naungan. Wisata pertanian tanaman tahunan merupakan yang memiliki kondisi aktual kering (tegalan) dan sesuai dengan lingkungan tumbuh pada kebun. Daya tarik wisata ini adalah pada produk varietas unggulan IPB yang tidak ada di kawasan wisata sejenis. Wisata pertanian tanaman budidaya naungan merupakan rekreasi yang berada pada areal pertanian yang telah disesuaikan lingkungannya untuk komoditi tanaman dengan sifat naungan. Pengunjung dapat melihat-lihat dan masuk kedalam nethouse. jenis komoditi yang ditawarkan pun merupakan salah satu daya tarik kebun ini yaitu tanaman buah dan tanaman hias. Ada introduksi tanaman pada ruang ini untuk mensiasati keadaan lingkungan agar sesuai untuk tanaman buah dan hias yang akan dikembangkan. Sub ruang ini seluas 39.556 m² dan terbagi ke dalam enam zona kelompok tanaman yaitu terdiri dari: Zona tanaman perkebunan seluas 3.764 m², zona tanaman pangan seluas 3.997 m², zona tanaman buah sebesar 8.488 m², zona tanaman hias dengan luas 5.924 m² yang dilengkapi net house, area tanaman sayuran seluas 6.406 m² dan zona tanaman obat seluas 5.361 m². Masing-masing zona memiliki petak yang diisi dengan jenis komoditas tanaman yang berbeda. Kelompok Pertanian Bidang Peternakan dan Perikanan Wisata pertanian bidang peternakan dan perikanan memanfaatkan area kolam pemancingan yang dibuat oleh warga sebagai tampungan air sekaligus untuk produksi. Ruang ini merupakan ruang untuk budidaya ikan dan ternak sehingga pengunjung mendapat pengetahuan dan pengalaman yang menyeluruh mengenai pertanian. Area ini juga dapat berfungsi sebagai pelengkap dari keseluruhan sistem pertanian dan memaksimalkan peran agrowisata dalam kebun. Pengunjung dapat melakukan banyak aktifitas menarik seperti memberi makan ternak dan ikan serta memancing.
102
Luasan ruang ini sebesar 5.626 m² yang terbagi menjadi area ternak seluas 2.034 m² dan area kolam 3.592 m². Penempatan lokasi ini di area dalam kebun dengan buffer tanaman aromatik dimaksudkan agar segala pengaruh bawaan dari ternak dan ikan tidak mengenai area masyarakat sehingga tidak mengganggu baik dalam bentuk bau, limbah maupun kotoran. 7.1.4.
Sub Ruang Wisata Umum Kelompok ruang wisata umum aktif merupakan sarana bermain dan
berwisata bagi pengunjung diluar konsep agrowisata dengan tujuan wisata yang mengeluarkan energi besar. Area yang sebelumnya menjadi area sepak bola dipilih karena memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (3-8%). Luasan 5.793 m² akan dapat mencukupi aktifitas wisata aktif pengunjung seperti kegiatan outbound, berkemah skala kecil, dan untuk area bermain anak. Sedangkan untuk ruang wisata umum pasif merupakan area outdoor bagi pengunjung yang ingin melakukan aktifitas ringan. Luasan yang direncanakan adalah sebesar 5.257 m². Sebagian besar dari luasan tersebut akan diisi dengan lapangan rumput (Lawn) agar ruang outdoor terkesan luas untuk bergerak. 7.1.5
Sub Ruang Konservasi Pada ruang konservasi aktivitas wisata yang dilakukan pada ruang ini
bersifat terbatas. Area ini sebagai penyangga kebun agar tetap stabil secara ekologis. Sub Ruang ini mengambil area yang memiliki sumber daya penting bagi kebun misalnya air sungai. Area sungai kecil dilindungi agar aliran ini tetap dalam kondisi baik dan dapat menjadi habitat satwa yang telah hidup di area ini. Selain itu area yang menjadi area makam pada bagian selatan kebun akan tetap dipertahankan dengan memasukkannya ke dalam area konservasi. Fasilitas yang akan ditempatkan adalah pagar pembatas yang ekologis dan berasal dari tanaman hidup. Papan informasi juga ditempatkan agar pengunjung dapat mengetahui satwa dan tanaman apa saja yang terdapat dalam sub ruang ini sehingga akan menambah pengetahuan. 7.2.
Rencana Aktifitas Rekreasi Wisata pertanian pada kebun Agrowisata adalah rekreasi yang berlangsung
pada areal pertanian ladang dan kolam. Pada wisata pertanian ini para pengunjung
103
akan dapat mengetahui proses budidaya pertanian baik berupa tanaman, ternak, maupun ikan sampai proses pengolahan yang terdapat langsung pada kebun. Pengunjung dapat langsung mempraktekan proses-proses tersebut dan mencoba produk olahan. Akhir dari wisata pertanian ini adalah pengunjung diajak menuju tempat pengolahan berbagai hasil pertanian baik yang berupa minuman, makanan maupun yang masih dalam bentuk tanaman. Dalam wisata pertanian ini pengunjung mendapatkan banyak pengalaman yang tidak ditemui pada jenis kebun agrowisata lain karena jenis tanamannya berbeda. Dalam area pemancingan, pengunjung dapat bersantai dengan kegiatan memancing ataupun hanya mengikuti kegiatan memberi makan ikan dan ternak. Rekreasi seperti ini dapat lebih memberi pemahaman bagi pengunjung yang belum mengetahui secara dekat pengetahuan pertanian. Untuk praktek pengunjung masing-masing jenis pertanian disediakan lahan, kolam dan kandang khusus untuk pelatihan. Hal ini untuk menghindari campur tangan pengunjung pada proses budidaya kecuali pada saat proses panen. Wisata umum pada kebun agrowisata pada dasarnya sama seperti kawasan rekreasi lain. Akan tetapi, karena kesan alami pada kebun maka jenis permainannya yang mendekatkan pengunjung pada alam seperti kegiatan outbound dan berkemah. Untuk wisata umum pasif akan lebih diperbanyak kegiatan-kegiatan rekreasi ringan seperti duduk-duduk, melukis, atau hanya sekedar berkumpul pada area outdoor. 7.3
Rencana Sirkulasi Sirkulasi merupakan penghubung antara suatu ruang dengan aktifitas atau
antar ruang satu dengan yang lainnya. Sirkulasi ini akan mengikuti program wisata yang telah dibuat oleh pengelola sehingga mengurangi penumpukan pengunjung pada satu area saja. Rencana pengembangannya mengikuti konsep sirkulasi sebelumnya yaitu jalur sirkulasi primer, sekunder, jalur interpretasi dan jalur farmroad. 1. Sirkulasi Primer Jalur Sirkulasi Primer difungsikan sebagai jalan kendaraan roda empat dan hanya sampai pada lokasi tempat parkir dan tidak dapat mengakses kebun. Jalan ini mengikuti aspal atau hotmix yang telah ada sebelumnya berupa aspal.
104
Panjang sirkulasi primer ini adalah 100 m. Lebar jalur masuk dan keluar yang direncanakan adalah sebesar 15 meter untuk kendaraan. Untuk pejalan kaki tersedia jalur keluar masuk tersendiri dengan lebar 3 m. Keseluruhan jalur ini berawal dari jalan Pagentongan dan memiliki jalan keluar yang sama ataupun melalui jalan IPB 1 perumahan dosen Sindang Barang. 2. Sirkulasi Sekunder Jalur sirkulasi sekunder memiliki fungsi sebagai penghubung antar ruang yang ada dalam kebun. Jalur ini hanya dapat diakses oleh pejalan kaki dan kendaraan produksi berukuran kecil. Lebar jalan yang direncanakan adalah sekitar 2 m dengan panjang seluruhnya adalah 1.679 m. Jalan ini akan dibatasi oleh kanstein agar terpisah dengan area-area ruang dalam kebun dan dihiasi tepiannya oleh berm tanaman agar lebih terkesan alami. Material yang digunakan pada pedestrian ini adalah menggunakan paving padat agar pengunjung merasa nyaman berkeliling. Untuk kenyamanan pengunjung maka dibuat stop area sebagai tempat istirahat pengunjung yang menampilkan view kebun. Beberapa stop area ini dapat dilengkapi dengan bangku dan meja, toilet, saung petani, dan tempat sampah. Pohon peneduh dapat ditempatkan di samping saung dengan memperhatikan arah lintasan matahari agar tidak terlalu terik dan semak yang estetik yang ditanam pada media pot. Jalur rekreasi ini menyatu dangan jalur produksi untuk pengangkutan komoditi pertanian. Hal ini dimaksudkan agar terasa suasana dalam kebun beserta dengan proses budidaya pertanian sehingga pengunjung dapat langsung melihat proses tersebut. Jalur produksi sendiri mengikuti pola sirkulasi yang akan direncanakan sesuai dengan konsep sirkulasi. 3. Jalur interpretasi Jalur interpretasi ini merupakan jalur yang berada pada kebun (ruang pertanian). Jalur ini akan dikembangkan sesuai dengan kealamian kebun yaitu berupa track alami dengan lebar ±1,2 meter dan tidak lebih dari dua orang untuk melintasinya. Hal ini dimaksudkan untuk mengakses petak-petak kebun untuk
mendapatkan
pengalaman
dan
pengetahuan
langsung
tanpa
mengganggu tanaman budidaya dalam petak kebun. Material yang
105
direncanakan adalah dengan penggunaan material tanah kebun sehingga terkesan alami dan tidak merusak kebun. 4. Jalur Farmroad Jalur ini merupakan jalan penunjang proses pertanian yang utama. panjangnya meliputi jalur sekunder dan petak kebun sehingga merupakan jalur terpanjang yang ada di kebun. Lebarnya ±1,5 m mencukupi untuk sebuah traktor melintas beriringan dengan pengunjung. Aspal hotmix digunakan sebagai material pada jalur yang bersebelahan dengan jalur sekunder. Sedangkan pada petak kebun terbuat dari paving berongga. Rencana sirkulasi dalam kebun agrowisata ini dapat dilihat dari Tabel 14 yang merupakan daftar fasilitas yang berkaitan dengan sirkulasi. Tabel 14. Rencana sirkulasi dalam kebun agrowisata Sirkulasi
Pengguna
Panjang total (m)
Lebar (m)
Material
Penempatan
Primer - Jalur masuk
Kendaraan
131
11
- Jalur keluar
Kendaraan
20
9
- pedestrian
Pejalan kaki
97
3
Pejalan kaki
4,5
17
Pejalan kaki
1.679
2
- pedestrian
Pejalan kaki
-
1,2
- dek pancing
Pemancing dan pengunjung
127
1,2
- Tangga menuju interpretasi awal Sekunder - pedestrian
Aspal Hot mix Aspal Hot mix Aspal Hot mix Aspal Hot mix Aspal Hot mix
Area depan kebun Masuk parkir hingga gerbang keluar Area depan kebun Area depan kebun
Seluruh kebun
Interpretasi Kayu
Jalur dalam petak kebun Kolam ikan
Farmroad Jalur traktor
7.4
Menyatu dengan jalur sekunder
-
• Aspal Hotmix 1,5 • Paving berongga
Sepanjang jalur sekunder Tiap petak kebun
Rencana Fasilitas dan Utilitas Fasilitas akan dikembangkan mengikuti konsep aktifitas karena aktifitas
wisata mempengaruhi adanya fasilitas. Perencanaan fasilitas ini merujuk pada hasil kuesioner yang disebar pada kawasan agrowisata sejenis pada tempat lain
106
sebagai acuan. Akan tetapi, penerapannya pada kebun Sindang Barang ini akan menyesuaikan keadaan awal dan karakter kebun yang umumnya ladang. Berikut ini adalah beberapa fasilitas umum dan utama yang terdapat pada kebun berdasarkan jenis rekreasinya. 7.4.1
Petak kebun Petak kebun yang menjadi salah satu fasilitas utama dalam kebun akan
mengikuti pola yang biasa diterapkan dalam kebun lainnya. Petak memiliki ukuran panjang dan lebar yang berbeda untuk tiap kelompok tanaman budidaya. Tiap petaknya akan mewakili tiap komoditi budidaya tanaman pertanian berbeda. Masing-masing petak dilengkapi dengan papan informasi, dan sarana pipa irigasi dengan keran air agar dapat diatur debit air yang digunakan. Pada masing-masing petak akan diberi papan informasi yang cukup untuk memuat informasi umum mengenai komoditi dan cara budidayanya. Petak kebun pada masing-masing zona tanaman berbeda beda. Untuk zona tanaman perkebunan memiliki luas rata-rata tiap petak sebesar ± 600 m² dan terdapat 16 petak kebun. Jenis-jenis tanaman dalam zona tersebut pada umunya memiliki jarak tanam yang relatif besar sehingga hanya beberapa alternatif tanaman yang akan ditempatkan dalam zona perkebunan. Untuk zona tanaman buah memiliki petak dengan luas rata-rata sebesar ± 600 m² dan terdapat 26 petak. Dengan jumlah petak sebanyak itu maka zona buah dapat membudidaya lebih banyak lagi ragam jenis dalam kebun. Zona tanaman pangan memiliki luas petak rata-rata sebesar ± 600 m² dan terdapat 14 petak. Zona tanaman sayuran memiliki luas rata-rata sebesar ± 800 m² dan terdapat 19 petak. Zona tanaman hias adalah zona yang memiliki fasilitas nethouse untuk memberi naungan pada tanaman. Nethouse ini berukuran 10x30 m untuk masing-masing unit. Dalam zona ini terdapat 7 unit nethouse yang berisi beberapa jenis tanaman hias dengan berbagai pilihan. Petak kebun diluar nethouse juga memiliki luasan rata-rata ± 500 m² dan terdapat 16 petak yang akan ditanami tanaman yang tahan sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman obat memiliki ukuran rata-rata tiap petak tersebut sebesar ± 600 m² dan terdapat 19 petak tanaman.
Untuk
menambah
kealamian kebun maka petak kebun akan dilengkapi dengan boneka ladang untuk
107
mengusir hama dan saung petani sebagai sarana untuk beristrahat. Tanaman dalam petak kebun ditata sesuai dengan proses budidaya tanaman ladang yaitu berbaris menghadap Timur-Barat agar mendapat sinar yang seragam untuk semua posisi tanaman. Pada beberapa titik petak kebun jenis tanaman tertentu terdapat pengolahan hasil sehingga pengunjung dapat menikmati langsung produk kebun. Pengolahan hasil tersebut dapat berupa mesin pemeras tebu untuk petak tanaman tebu, pembuatan minuman dari jeruk nipis, dan untuk jenis tanaman lain dapat dibeli di kios penjualan hasil kebun baik masih berupa tanaman maupun sudah menjadi produk olahan. 7.4.2
Net House Nethouse merupakan salah satu jenis dari green house. Menurut
www.bbpp-lembang.info green house diartikan sebagai suatu struktur bangunan dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang di bawah lingkungan dan kondisi yang dikendalikan berkaitan dengan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, photo period, ventilasi, media tanah, pengendalian hama dan penyakit, irigasi, fertigasi dan praktek-praktek agronomi lainnya. Nethouse dimanfaatkan sebagai sarana untuk bertanam tanaman hias dan buah yang memerlukan naungan. Nethouse ini berbeda dengan rumah plastik karena berasal dari jaring-jaring sehingga akan dapat mengalirkan air hujan namun dapat menyaring sinar matahari yang terlalu terik. Menurut ediskoe.blogspot.com, konstruksi bentuk dan ukuran suatu nethouse bisa mempengaruhi temperatur dan kelembaban di dalamnya, dengan demikian akan berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh tinggi nethouse akan berperan dalam menciptakan perbedaan suhu di luar dan di dalam nethouse, sedangkan lebar dan panjangnya berperan terhadap kekuatan greenhouse. Oleh karena itu, supaya tidak terjadi perbedaan yang ekstrim antara suhu di dalam dan di luar greenhouse, maka nethouse di buat sedemikian rupa sesuai dengan keadaan setempat, sehingga sirkulasi udara yang masuk dan keluar dapat berjalan dengan baik. Bentuk dan ukuran greenhouse biasanya harus
108
mempertimbangkan curah hujan, kecepatan angin dan jenis tanaman yang akan di tanam. Nethouse yang terdapat pada perencanaan kebun wisata agro ini memiliki luas ± 300 m² sebanyak 7 unit. Fasilitas yang akan melengkapi adanya nethouse ini adalah pipa irigasi sebagai sumber air bagi tanaman dan jaring naungan (shading net),. Dalam satu nethouse akan diisi oleh beberapa jenis tanaman hias dalam pot. Tanaman hias yang toleran matahari berada di ruang luar diantara dua nethouse sehingga dapat ternaungi namun lebih banyak menerima cahaya matahari. Nethouse akan ditempatkan pada kelompok ruang pertanian agronomi dan hortikultura bagian tanaman naungan (tanaman hias dan buah). 7.4.3
Fasilitas Memancing Area memancing dikembangkan mengikuti area yang sebelumnya telah
dibuat kolam oleh warga. Kolam pemancingan berada satu ruang dengan kelompok ruang pertanian perikanan dan peternakan agar dikonsentrasikan atraksi selain kebun dan berhubungan dengan hewan ternak. Kolam pancing berada agak jauh dari jalan sebagai sumber bising dan jauh dari lingkungan pemukiman warga sehingga suasana tenang dapat dirasakan oleh pengunjung. Fasilitas memancing selain adanya kolam pancing adalah adanya saung pancing, kios penyewaan alat pancing, kios penjualan umpan dan toilet. Saung pancing akan ditempatkan pada tepian kolam dan dilengkapi dek pancing selebar 1,2 m sehingga pemancing dapat santai. Saung ini juga untuk memfasilitasi pengunjung yang datang berkelompok atau berkeluarga dan membuat pengunjung nyaman dengan masing-masing saung yang bersifat pribadi. pancing dan budidaya berbentuk lingkaran yang tepat ditengahnya terdapat sebuah saung utama dan dikelilingi oleh empat saung pancing. Untuk area kolam budidaya tidak ada aktifitas pengunjung untuk berinteraksi dengan ikan dalam kolam. Saung utama memiliki fungsi sebagai area pertemuan dan pusat penyewaan alat-alat pancing, penjualan pakan dan umpan ikan. Besar luasan untuk saung pancing dan saung utama masing-masing sebesar 424 m² dan 297 m². 7.4.4
Kandang Ternak Ternak dalam hal ini adalah unggas seperti ayam dan bebek yang tidak
mengganggu lingkungan sekitar melalui bau dan kotorannya. Kandang ternak
109
akan ditempatkan pada kelompok ruang wisata pertanian bidang peternakan dan perikanan. Menurut Priyatno (2002), kandang memiliki beberapa persyaratan dalam pembangunannya antara lain yaitu: 1.
Lokasi kandang sebaiknya lebih tinggi daripada tanah sekitar agar air hujan tidak menggenang di dalam dan sekeliling kandang.
2.
Kandang sebaiknya dibangun pada suatu tempat yang tidak terlalu terbuka terhadap angin kencang. Jika terpaksa maka sebaiknya ada pagar hidup berupa tanaman untuk menghalangi angin tersebut namun tidak boleh menjadi sumber nyamuk.
3.
Arah kandang sebaiknya menghadap barat-timur sehingga tidak terkena panas matahari.
4.
Lokasi kandang perlu memiliki sumber air yang cukup.
5.
Letak kandang harus berada jauh dari bangunan lain yang tidak langsung menunjang peternakan misalnya kantor, garasi, pemukiman, dan bangunan sumber bising lainnya.
6.
Pohon-pohon tinggi untuk melindungi atap lebih menguntungkan sedangkan pohon-pohon rendah dan semak yang menghalangi aliran udara sebaiknya dihilangkan. Sebaiknya juga ditanam rumput untuk mengurangi pantulan panas ke dalam kandang. Konstruksi kandang dengan atap biasa memiliki tinggi sekitar 5 meter,
lebar 6 meter dan tinggi tembok sekitar 2,5 meter. Kandang ayam yang terdapat pada kebun berjumlah 4 buah yang letaknya berada pada area wisata pertanian bidang peternakan dan perikanan. Masing-masing kandang memiliki luas 42 m² dan terbuat dari material kayu dan kawat sebagai dindingnya agar sirkulasi udara mengalir. Letak kandang ayam juga didampingi oleh bangunan loket penjualan pakan ternak yang dapat dibeli oleh pengunjung. 7.4.5. Pos Jaga dan Pos Tiket Fasilitas pos jaga dan pos tiket ini akan ditempatkan pada ruang penerimaan utama dan berdekatan dengan gerbang masuk. Pengunjung yang memasuki area kebun agrowisata akan melewati pos jaga yang terdapat pada muka gebang masuk tersebut. Setelah berada di sekitar area penerimaan maka pengunjung diarahkan membeli tiket pada pos tiket yang disediakan kemudian
110
bagi pengunjung yang membawa kendaraan dapat menyimpan kendaraannya pada area parkir. Pengunjung baru akan dapat memasuki ruang wisata utama juga telah melalui pos pemeriksaan tiket. Pada kebun agrowisata terdapat empat buah pos jaga yang terdiri dari dua buah pada area penerimaan untuk menjaga sirkulasi kendaraan pada saat masuk dan keluar kebun, satu terdapat pada area ticketing, sisanya terdapat pada area makan. Pos jaga yang utama terdapat di area penerimaan tetapi juga ada pos jaga satelit yang tersebar untuk memaksimalkan keamanan dalam kebun dan berfungsi juga sebagai tempat informasi bagi pengunjung. Bangunan pos jaga dan pos tiket ini akan mengikuti konsep kebun agrowisata yang memiliki kesan alami. 7.4.6. Fasilitas parkir Area parkir merupakan salah satu fasilitas pelayanan penting bagi tiap kawasan wisata. Keberadannya dapat menunjang ketertiban dan kelancaran sirkulasi dalam dan luar kawasan wisata. Oleh karena itu, area parkir perlu disediakan
dan
penempatan
lokasinya
harus
berdasarkan
syarat-syarat
dibangunnya suatu lahan parkir. Sebaiknya lahan parkir terletak pada muka tanah yang datar. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar permukaan tanah menjadi rata dan kendaraan tidak bergeser letaknya. Apabila terdapat kondisi awal memiliki kemiringan maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan sistem cut and fill. Syarat lantai parkir juga sebaiknya diberi perkerasan agar dapat menopang kendaraan yang berada di permukaannya. Perkerasan yang dapat digunakan dapat berupa beton, aspal, hotmix, atupun dapat konblok (Laurie, 1994). Tipe parkir yang akan digunakan pada kendaraan roda empat adalah dengan kemiringan 60°. Sedangkan untuk kendaraan roda dua menerapkan tipe parkir 90°. Menurut Harris dan Dines (1988) lebar parkir untuk mobil biasa dengan tipe 60° adalah sekitar 2,44 m dan panjang kemiringannya sekitar 6 m. untuk ukuran jarak ruang antara untuk berputar adalah 5,8 m. untuk kendaraan roda dua maka lebar parkir cukup hanya 0,6 m. Area parkir kebun memiliki luas sebesar 3.437 m² yang dapat menampung kendaraan mobil biasa sebanyak 42 unit, kendaraan bis besar sebanyak 4 unit dan
111
kendaraan roda dua sebanyak 48 motor. Area parkir memiliki fasilitas keamanan berupa pos jaga pada bagian masuk dan keluar kendaraan. Lahan parkir yang baik juga perlu memperhatikan adanya naungan baik berupa konstruksi hard material maupun berupa tanaman peneduh. Tanaman peneduh ini ditempatkan dengan pertimbangan arah sinar matahari datang ketika siang hari agar kendaraan dapat ternaungi dari teriknya sinar dan juga melindungi saat hujan turun. Tinggi minimum pohon naungan untuk parkir adalah 5,5 m yang berupa jenis pohon sedang. Akan tetapi jika berupa konstruksi hard material berupa shelter adalah setinggi 2,1 m untuk menaungi jenis mobil yang biasa (Harris dan Dines, 1988). 7.4.7. Papan penanda (Signboard) Papan penanda merupakan fasilitas untuk memberi informasi letak dan informasi tanaman dalam tiap petak kebun serta sebagai media self learning (belajar sendiri) bagi pengunjung. Papan penanda ini terdiri dari papan informasi, papan interpretasi, dan papan penunjuk arah. Fasilitas ini sangat berguna bagi pengunjung yang memilih berkeliling kebun tanpa dibantu oleh pemandu. Sesuai dengan namanya, papan informasi adalah untuk menginformasikan beragam pengetahuan tentang tanaman dalam tiap petak kebun. Penempatannya pada tiap petak kebun pada ruang wisata pertanian. Papan informasi ini juga akan diletakkan pada bagian luar area konservasi untuk menginformasikan beragam tanaman dan hewan yang hidup dalam area tersebut. Papan penunjuk arah ditempatkan pada tiap persimpangan jalan dan di depan fasilitas pelayanan seperti mushalla dan toilet. Sedangkan untuk papan interpretasi akan ditempatkan pada dua lokasi utama yaitu pada bagian ruang penerimaan (kantor informasi) dan pada bagian ruang wisata umum pasif. Papan interpretasi memberikan gambaran tampak atas letak dari pengunjung dalam kebun. Papan-papan penanda akan dibuat dibuat dengan beragam bahan. Akan tetapi untuk mengurangi biaya pemeliharaan maka digunakan besi untuk tiang dan bahan seng sebagai papannya. Besi dan seng tersebut dilapisi cat agar dapat tahan dari dampak karat. Selain itu agar tulisan dapat terbaca pada malam hari maka digunakan warna-warna kontras atau dengan pemberian bahan yang menyala dalam gelap seperti fosfor.
112
7.4.8. Area Piknik, Saung Istirahat dan Area Makan Perencanaan area piknik ini akan ditempatkan pada ruang wisata umum pasif. Area piknik ini berfungsi sebagai area istirahat dan bermain santai bagi pengunjung. Sebagian besar area ini adalah lapangan rumput (lawn). Hal ini akan dapat lebih meningkatkan aktivitas outdoor yang bersifat pasif seperti bermain bola, duduk-duduk, melukis, dan berkejar-kejaran. Luas area piknik ini sebesar 5.469 m² yang terdiri dari padang rumput, fasilitas ibadah yang meghadap kebun tanaman hias, dan kios makanan dan minuman ringan. Untuk saung istirahat terdapat enam buah saung dengan desain yang alami tanpa dinding untuk dapat mengakses view kebun secara maksimal. Letaknya berada di tengah-tengah kebun sehingga merupakan ruang terbuka pada tiap-tiap hamparan tanaman produksi. saung istirahat ini dilengkapi dengan fasilitas toilet yang berdampingan dengan saung. Fasilitas saung ini memiliki luasan sebesar 125 m² yang dapat menampung paling banyak 83 orang. Area makan terdapat pada area wisata umum aktif dan mengakomodasi pengunjung yang ingin makan pada suasana di tengan kebun memiliki luas 2.404 m². Fasilitas ini berdekatan dengan fasilitas outbound, kemah, dan fasilitas permainan anak untuk memudahkan orangtua istirahat sambil mengawasi anakanaknya. Pada area makan ini terdapat tujuh buah saung makan, enam kios penjualan makanan berat, dan bangunan serba guna. Masing-masing saung makan memiliki luas sebesar 47 m² dan dapat menampung 8 keluarga dilengkapi dengan bangku dan meja panjang. Meja dan bangku direncanakan akan terbuat dari kayu agar kesan alami muncul. Tinggi bangku dan meja tersebut adalah masing-masing sebesar 0,5 m dan 0,8 m. bahan kayu tersebut dikombinasikan dengan bahan plastik dan pipa logam agar biaya pemeliharaan relatif berkurang. Selain itu untuk menghindari pemindahan letak fasilitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab adalah dengan membangunnya secara permanen atau dengan memberi rantai pada fasilitas seperti bangku dan meja. 7.4.9. Fasilitas Bermain Anak Area permainan anak direncanakan dan menempati ruang wisata umum aktif. Area ini berdampingan dengan failitas outbound dan berkemah. Fasilitas
113
permainan ini memiliki luasan sebesar 1.822 m² terdiri dari beragam permainan motorik anak seperti ayunan, jungkat jungkit, panjatan, gorong-gorong, jala panjat, rumah-rumahan, dan seluncuran. Permainan tersebut selain menjadi sarana hiburan anak juga menjadi wahana pengembangan jiwa sosial anak, melatih pengertian kesabaran menanti giliran, sebagai sarana pendidikan dan dapat merangsang anak bergerak secara aktif. Terdapat dua jenis paket permainan anak yang memiliki desain yang sama. Desain permainan anak juga perlu memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi anak. Bahan yang digunakan sebaiknya tidak mengandung bahan berbahaya, tidak licin saat hujan, dan menggunakan pengaman pada alat-alat yang memiliki ketinggian tertentu. sebagai pengaman, dapat dipasang ban karet pada bagian bawah jungkat-jungkit agar dapat memantul dengan sempurna selain untuk menghindari kaki anak-anak terjepit. Pengaman yang dapat digunakan lainnya adalah bak pasir pada bagian bawah seluncuran agar anak yang terjatuh tidak terlalu sakit. Saat anak-anak bermain para orang tua menemani anak-anaknya bermain sambil duduk-duduk pada bangku taman yang disediakan. Bangku-bangku ini ditempatkan mengelilingi fasilitas bermain anak. Fasilitas permainan ini juga berdekatan dengan area outbound dan area agrocamp. Oleh karena itu perlu ditempatkan pembatas dan penyekat antara area tersebut. Antara fasilitas bermain dengan outbound perlu dibatasi dengan jenis tanaman yang tinggi dan sebagai screen untuk melindungi kenyamanan anak-anak saat bermain dan para pemain outbound. 7.5
Rencana Utilitas Kebun Selain adanya rencana fasilitas dalam perencanaan Kebun Agrowisata ini
terdapat pula rencana utilitas yang membantu pengunjung mengakses kebutuhan rekreasi selama dalam kebun. Air bersih untuk pengunjung tersedia melalui kerankeran yang airnya berasal dari sumur pompa galian sebanyak 11 unit aliran keran. Sedangkan untuk air irigasi untuk kebun dialirkan dengan pipa-pipa dan sprinkler menuju tiap petak kebun dan nethouse sebanyak 13 outlet irigasi. Sistem pengolahan limbah yang diterapkan menganut sistem pertanian terpadu yaitu dengan mengurangi jumlah limbah yang tercipta. Hasil dari limbah
114
pertanian berupa daun, kulit, dan bonggol buah dapat digunakan sebagai pakan ternak dan dapat disalurkan kepada produsen pakan ternak lain yang bekerja sama. Sedangkan dari limbah ternak dapat berguna sebagai bahan organik pupuk tanaman kebun. Jaringan komunikasi didapat melalui saluran operator yang berada di daerah Sindang Barang dan digunakan untuk kepentingan komunikasi dalam kebun seperti kantor informasi, pos jaga, dan telepon umum dalam kebun bagi pengunjung. Jaringan listrik yang akan menerangi lampu-lampu kebun berasal dari PLN seperti halnya pada masyarakat sekitar kebun. Lampu-lampu penting untuk keamanan dan kenyamanan pada saat hari gelap. Berikut ini merupakan Tabel 16 yang menunjukkan fasilitas yang akan ditempatkan pada kebun beserta lokasinya sesuai konsep ruang. Sedangkan Tabel 17 menunjukkan utilitas dan lokasinya berdasarkan kebutuhan penggunaannya. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat masing-masing fasilitas atau utilitas yang ditempatkan pada tapak, luas, standar ruang, dan kapasitas pada masing-masing fasilitas sehingga dapat diketahui daya dukung fasilitas dan pada tiap ruang yang dialokasikan untuk fasilitas tersebut. Tabel 16. Tabel Rencana Fasilitas Lokasi Pintu Gerbang - Kendaraan - Pejalan Kaki Parkir - Sepeda motor - Kendaraan pribadi - Bus Loket Tiket Toilet - Area Istirahat - Area Kemah Net House Bangunan Pancing: - Kolam Ikan - Saung Utama - Dek Pancing Pengolahan hasil
Bagian depan Kebun
Standar Ruang
Jumlah/ Kapasitas -
Bagian depan kebun Area interpretasi awal Stop area Area kemah Petak tanaman hias
10 m²/mobil 60 m²/bus -
Kolam pancing Area wisata pertanian
-
Dimensi
2 pintu 1 pintu
10 m 4m
48 motor 42 mobil 4 bus
468 m² 2605 m² 270 m²
2 buah
100 m²
7 buah 2 buah 7 buah
47 m² 390 m² 300 m²
8 buah 2 saung 8 buah
3.592 m² 297 m² 424 m² 440 m² dan 200 m²
2 gedung
115
Tabel 16. Lanjutan Lokasi Bangku taman Saung makan - Bangku - Meja Permainan anak Outbound Kandang Ternak Pos jaga Papan penunjuk -Papan Informasi -Papan Penunjuk Arah -Papan Nama Area kemah agrocamp Saung istirahat Musholla
Standar Ruang -
Jumlah/ Kapasitas 15 buah
1,5 m²/org
28 orang
47 m²
-
2 paket permainan
-
10 m²/org
1 paket
-
4 buah
200 m²
4 buah
42 m²
Permainan anak Area makan Area wisata umum aktif Area wisata umum aktif Area wisata pertanian Menyebar Menyebar Menyebar Bagian depan dan jalan raya Area wisata umum aktif Stop area dan area istirahat Area piknik
-
Dimensi -
-
4 buah 2 buah
10 m²/org
632 orang
1,5 m²/org
6 unit
2 m²/org
64 orang
6323 m² 125 m² 128 m²
Tabel 17. Tabel Rencana Utilitas Utilitas
Lokasi
Listrik
Menyebar
Jaringan komunikasi
Pada pos jaga dan area piknik Toilet, Area Makan, masjid, ruang pengolahan, dan kandang Tiap petak kebun dan nethouse
Air bersih
Air irigasi
Pengolahan limbah
Sekitar kandang dan area pengelolaan air
Sumber
Dimensi/kuantitas
PLN
-
Operator telekomunikasi
6 unit 11 unit
Sumber: air sungai dan sumur pompa Sumber: air sungai dengan pipa. Dan sumur pompa Sumber: kandang dan limbah pertanian
13 unit outlet air irigasi
Kotoran ternak menjadi pupuk, limbah pertanian menjadi pakan ternak atau dimanfaatkan menjadi pakan, limbah dari sungai difilterisasi
116
7.5
Rencana Tata Hijau Penggunaan tata hijau pada tapak sebagai elemen lanskap tidak terlepas
dari fungsi pendukung tata hijau sebagai pembangun kualitas lingkungan agar lebih baik dan dapat bernilai estetik. Berdasarkan konsep yang telah ditentukan sebelumnya bahwa pengembangan fungsi tata hijau pada kebun agro wisata terbagi menjadi empat yaitu tanaman fungsi produksi, tanaman fungsi arsitektural, tanaman dengan fungsi estetik dan tanaman dengan fungsi konservasi. Penjelasan masing-masing pengembangan fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 7.5.1
Tanaman Produksi Tanaman dengan fungsi produksi adalah jenis tanaman utama yang akan
ditempatkan dominan pada tapak. Jenis tanaman ini juga telah banyak terdapat pada tapak secara eksisting. Tanaman produksi selain akan membentuk ruang terbuka hijau juga akan berperan sebagai komoditi pertanian yang hasilnya dapat dijual pada pihak lain. Jenis-jenis yang akan ditanam selain menggunakan tanaman eksisting juga akan menambahkan komoditas lain yang sesuai dengan lingkungan hidupnya. Tanaman perkebunan ditempatkan pada area kelompok tanaman perkebunan dengan pembatasan jumlah jenis sesuai dengan luasan kebun. Jenis tanaman dari jenis budidaya perkebunan antara lain Karet (Havea brasiliensis), Kopi (Coffea canefora; C. liberica; hibrida.), Tebu (Saccharum officinarum Linn.), Jarak pagar (Jatropha curcas), Kelapa (Cocos nucifera), Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), Kapas (Gossypium spp.), dan Coklat (Theobrama cacao). Oleh karena jarak tanam jenis tanaman budidaya yang relatif lebih luas maka tidak semua jenis diterapkan dalam kebun. Sedangkan untuk kelompok sayuran terdapat alternatif tanaman yang dapat dikembangkan pada petak tanaman pangan dengan berbagai spesies dan varietas unggulan IPB yaitu cabai (Capsicum annum L) dari varietas Cabai Besar IPB CH 1, Cabai besar IPB CH 2, Cabai besar IPB CH 3, Cabai besar IPB CH 4. Selain itu terdapat tanaman sayuran, antara lain Paprika (Capsicum annum var grossum L.), Caisin (Brassica juncea), Kubis (Brassica oleracea), Kangkung (Ipomea aquatica), Bayam (Amaranthus tricolor; A. caudate; A. spinosus; A.
117
dubius), Selada (Lactuca sativa L), Kacang panjang (Vigna sinensis), Terung (Solanum melongena. L), dan Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). Kelompok tanaman pangan akan dikembangkan jenis yang jarang ditemui masyarakat umum sehingga dapat menjadi pembelajaran tentang alternatif sumber makanan pokok. Tanaman-tanaman tersebut antara lain Jagung (Zea mays), Sorgum (Shorgum bicolor), Kedelai (Glicyne max), Kacang tanah (Arachis hypogea), Kacang hijau (Phaseolus radiatus), Ubi jalar (Ipomea batatas), Uwi (Discorea spp.), Ketela pohon (Manihot esculenta), Ganyong (Canna edulis), dan Talas (Colocasia esculenta). Tanaman buah sangat beragam jenisnya namun yang akan dikembangkan pada kebun adalah yang memiliki lingkungan hidup sesuai dari jenis unggulan IPB juga. Alternatif jenis tanaman buah yang dikembangkan adalah sebagai berikut: Nanas (Ananas comosus) dari varietas Mahkota, Nenas V49 dan Nenas V; Pepaya (Cacarica papaya) dari varietas Sukma, Carisya, Callina, Pepaya IPB 2 dan Pepaya IPB 10; Jeruk (Citrus spp.), Melon (Cucumis melo) dari varietas Melon Snow White Meta dan Melon Bright Meta; Tomat (Lycopersicum sculentum), Semangka (Citrullus vulgaris), Mangga (Mangifera indica), Rambutan (Nephelium lappaceum), Pisang (Musa sapientum) dari varietas Rajabulu Kuning dan Unti Sayang; Nangka (Artocarpus heterophyllus), Buah Naga (Hylocereus sp.), Jambu biji (Psidium guajava), dan Manggis (Garcinia margostana) dari varietas Wanayasa, Puspahiang, Malinau, Marel dan Raya. Tanaman hias yang dikembangkan berdasarkan lingkungan hidup sehingga tanaman hias bunga yang biasanya hidup di lingkungan dataran tinggi kurang digunakan. Akan tetapi untuk tanaman hias biasanya membutuhkan suatu nanungan agar bagian tanaman yang menjadi daya tarik samakin menarik karena itu maka untuk area tanaman hias diberi fasilitas nethouse. Adanya fasilitas nethouse disini adalah sebagai solusi rekayasa lingkungan terhadap kondisi tanah dan iklim yang kurang sesuai dengan lingkungan hidup tanaman selain yang utama adalah untuk laboratorium kegiatan penelitian mahasiswa. Jenis tanaman hias ini antara lain sebagai berikut Puring (Codieaum sp.), Sri Rezeki (Aglaonema sp.), Daun bahagia (Dieffenbachia sp.), Kuping gajah (Anthurium crystallinum; Anthurium sp. cultivar), daun Pilo (Philodendron sp.),
118
Anggrek (Dendrobium sp.), Pisang hias (Heliconia sp.), Marantha (Marantha leuconeura; Marantha arundinaceae), Paku-pakuan (Nephrolepis sp.), Palisota (Palisota barteri), Lidah mertua (sansevieria sp.), Siklok (Agave attenuata; A. angustifolia), Bunga tasbih (Canna sp.), dan Hanjuang (Cordyline sp.). Tanaman obat merupakan area terakhir pada kebun. Jenis ini dimasukkan untuk lebih mengenalkan masyarakat pada jenis tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia. alternatif jenis tanaman obat yang dikembangkan adalah sebagai berikut Mengkudu (Morinda citrifolia), Nilam (Pogostemon cablin), Katuk (Sauropus androgynous), Asam Jawa (Tamarindus indica), Rosella (Hibiscus sabdariffa), Cabe jawa (Piper retrofractum), Kunyit (Curcuma domestica), Lidah Buaya (Aloe vera), Kumis kucing (Orthosiphon spicatus), Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), Beluntas (Pluchea indica), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan Pandan (Pandannus amaryllifolius; P. latifolius; P. hasskarlii; P. Odorus). 7.5.2
Tanaman Arsitektural Tanaman dengan fungsi sebagai tanaman arsitektural dapat juga berfungsi
sebagai peneduh, pengarah pembatas, dan latar (kontrol visual). Pada kondisi eksisiting tapak telah ada tanaman-tanaman dengan fungsi arsitektural seperti tanaman kelapa sebagai pengarah. Dengan demikian pengembangan tapak sebagai area rekreasi akan lengkap dengan adanya tanaman dengan fungsi seperti ini. Jenis tanaman dengan fungsi pengarah lainnya adalah seperti berbagai jenis cemara, palem, dan Hanjuang. Tanaman pengarah merupakan tanaman yang dapat berfungsi sebagai kontrol visual pengunjung atau pengguna pada suatu jalur. Tata hijau jenis ini dapat dibentuk secara linier dan akan tersebar pada jalur-jalur primer dan sekunder. Keberadaan tanaman ini dapat sebagai identitas jalur sehingga pengunjung dapat mengetahui pada bagian jalur mana mereka berkeliling. Tata hijau jenis ini dapat ditunjukkan dengan jenis tanaman antara lain sebagai berikut Palem Raja (Roystonea regia), Bintaro (Cerberra manghas), Flamboyan (Delonix regia), Glodogan tiang (Polyalthia longifolia), Kelapa (Cocos nucifera), Damar (Agathis Alba), Akasia (Acacia auriculiformis), Pisang hias (Heliconia sp.), Bunga kertas (Bougainnvillea spectabillis), Pangkas kuning (Duranta repens),
119
Bunga tasbih (Canna indica; Canna generalis), Soka (Ixora sinensis) dan Adam hawa (Rhoeo discolor). Fungsi peneduh dapat ditunjukkan dengan penempatan pohon-pohon dengan kanopi rapat dan tajuk yang relatif lebar separti Ki hujan (Samanea Saman), Sengon (Paracerianthes Falcataria), Krei payung (Filicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia) dan Akasia (Acacia auricoliformis) pada tata hijau konservasi. Keberadaan area konservasi pada area yang bersebelahan dengan area parkir dapat membuat naungan yang cukup dari sinar matahari bagi area parkir. Tanaman peneduh ini selain ditempatkan di area-area untuk beristirahat dapat juga untuk menaungi area parkir. Penempatannya pun memperhatikan arah lintasan matahari agar fungsi ini lebih efektif. Tanaman pembatas digunakan untuk memberi batas ruang pada pengunjung. Pembatas ini sebenarnya dapat berupa pembatas masif (padat) seperti dinding dapat juga berupa batas secara psikologi dengan penggunaan jenis material yang berbeda. Akan tetapi, penggunaan tanaman sebagai tanaman pembatas akan melembutkan material yang telah didominasi oleh hard material. Fungsi ini juga dapat dipadukan fungsi lainnya yaitu fungsi pereduksi polutan dan penyaring debu. Tanaman yang ditempatkan dengan fungsi ini antara lain adalah Akalipa (Acalypha macrophilla), Pangkas kuning (Duranta repens), dan Bayam merah (Iresine herbstii) yang ditanam secara berkelompok, berbaris memanjang, dengan ketinggian tertentu, dan memiliki nilai estetika yang baik. Tanaman screen (latar) digunakan untuk menutupi area-area yang tidak diharapkan dilihat oleh pengunjung. Tanaman ini biasanya dibentuk oleh tajuk yang menyebar dan ditanam secara liner didepan
area yang ingin ditutupi.
Tanaman bambu digunakan pada daerah-daerah dengan kemiringan yang relatif curam sebagai proteksi dari erosi dan longsor. Tanaman ini juga bermanfaat sebagai penyimpan air yang baik. Penanamannya berkelompok dipinggir aliran sungai. Selain bambu, digunakan juga Glodogan tiang (Polyalthia longifolia) dan Kayu manis (Cinnamomun burmanii) sebagai tanaman screen. 7.5.3 Tata Hijau Estetik Tata hijau estetik merupakan vegetasi yang menunjang dan menciptakan keindahan dan kesan yang baik bagi pengalaman yang baik pengunjung. Vegetasi
120
jenis ini juga memperhatikan kondisi eksisting kebun sehingga akan sesuai dengan lingkungan tumbuh. Tanaman estetik introduksi dikurangi penggunaannya pada kebun karena akan menimbulkan high cost maintenance dan biasanya jarang tumbuh dengan baik. Tanaman estetik memiliki keindahan pada beberapa bagian tanaman seperti pada bentuk, warna, dan memiliki aroma yang sedap. Tata hijau benilai estetik dapat dilihat dari variasi bentuk dan warna daun, bunga ataupun tekstur batang yang indah dan menarik. Tata hijau estetik akan ditempatkan pada area penerimaan dan pelayanan. Untuk area penerimaan, tata hijau ini akan dibentuk secara semi formal untuk menyambut pengunjung yang datang dan membentuk kesan pertama pada kebun. Pada bagian sekitar kantor ditempatkan tanaman di beberapa titik sekitar area ini agar pengunjung nyaman, tidak terkesan kaku dan melembutkan suasana. Contoh tanaman estetik yang dapat diterapkan pada kebun dan memiliki daya tahan terhadap iklim mikro yang panas dan tanah yang relatif kering adalah Hanjuang (Cordyline sp.), Palem-paleman (Roystonea regia; Cyrtotachis lacca, Caryota mitis), Puring (Codiaeum varigatum), Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga kertas (Bougainnvillea spectabillis), Akalipa (Acalypha wilkesiana), Kayu manis (Cinnamomun burmanii), Jakaranda (Jacaranda angustifolia),
Kamboja
(Plumeria
rubra),
Bunga
merak
(Caesalpinia
pulcherima), Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Dammar (Agathis dammara) dan Seruni liar (Widelia biflora). Tanaman air juga merupakan tanaman estetik dan hidup pada lingkungan air, sebagai penghias kolam-kolam ikan dan kolam tampungan seperti jenis Umbrella grass (Cyperus papyrus), Paku ekor kuda (Equisetum hymale), Mendong (Fimbristylis globulosa), Lotus (Nelumbo nucifera), dan Teratai (Nymphea lotus). 7.5.4
Tata Hijau Konservasi Tata hijau ini bertujuan untuk melindungi aliran air, erosi tanah dan area
habitat satwa pada kebun. Tata hijau ini dikembangkan pada ruang konservasi baik sub ruang konservasi air maupun sub ruang konservasi tanah. Tanaman yang ditempatkan adalah jenis yang memiliki perakaran kuat mengikat tanah dan perakaran yang dalam, mampu menyimpan air, toleran dengan iklim, dan tingkat pemeliharaan yang rendah.
121
Selain dari jenis pohon, tata hijau konservasi akan menerapkan tanaman dengan multistrata sehingga akan lebih meningkatkan perbaikan lingkungan sebagai kawasan penyangga kebun. Tata hijau dengan fungsi ini dapat dibentuk dengan tipikal konfigurasi vegetasi secara geometrik atau tersebar sehingga menimbulkan kesan alami. Jenis pohon yang dapat dikembangkan pada area konservasi antara lain adalah
Ki
Hujan
(Samanea
Jati
saman),
(Tectona
Grandis), Sengon
(Paracerinthes falcataria), Beringin (Ficus benjamina), Sukun (Artocarpus communis), Asam londo (Pithecellobium dulce), Bintaro (Cerberra manghas), Kapuk randu (Ceiba Petandra), Sempur (Dilenia ovata), dan Bambu (Bambussa multiplex). sedangkan dari jenis semak dan penutup tanah yang dapat ditanam antara lain adalah Pangkas kuning (Duranta repens), Seruni rambat (Widelia biflora), Lantana (Lantana camara),
dan Kacang hias (Arachis pintoii).
Penggunaan jenis tanaman yang bervariasi akan efektif menahan erosi karena memiliki karakteristik yang menyebar di atas tanah. Berikut ini merupakan Tabel 18 yang menunjukkan beberapa jenis tanaman dengan pengelompokkannya dalan rencana tata hijau. Tabel 18. Alternatif Tanaman untuk Rencana Tata Hijau Nama Lokal/ Varietas
No A.
Nama Latin
1
Fungsi 2 3 4
Tanaman Perkebunan
1.
Kelapa
Cocos nucifera
●
2.
Kopi
Coffea canefora; C. liberica; hibrida
●
3.
Kelapa sawit
Elaeis guineensis Jacq.
●
4.
Kapas
Gossypium spp.
●
5.
Karet
Havea brasiliensis
●
●
6.
Jarak pagar
Jatropha curcas
●
●
7.
Tebu
Saccharum officinarum Linn.
●
8.
Coklat
Theobrama cacao
●
B. 1.
Bayam
2.
Asparagus
3. 4.
Caisin Cabai Besar IPB CH 1
Tanaman Sayuran Amaranthus tricolor; A. caudate; A. spinosus; A. dubius Asparagus officinalis; Asparagus myriocladus; Asparagus falcatus Brassica juncea Capsicum annum L var. IPB CH 1
● ● ● ●
●
122
Tabel 18. Lanjutan No
Nama Lokal
B.
Nama Latin
Fungsi 1
2
3 4
Tanaman Sayuran
5.
Cabai besar IPB CH 2
Capsicum annum L var. IPB CH 2
●
6.
Cabai besar IPB CH 3
Capsicum annum L var. IPB CH 3
●
7.
Cabai besar IPB CH 4
Capsicum annum L var. IPB CH 4
●
8.
Paprika
Capsicum annum var grossum L.
●
9.
Kedelai
Glicyne max
●
10.
Kangkung
Ipomea aquatica
●
11.
Selada
Lactuca sativa L
●
12.
Terung
Solanum melongena. L
●
13.
Kacang panjang
Vigna sinensis
●
14.
Jagung manis
Zea mays saccharata Sturt
●
C.
Tanaman Pangan
1.
Kacang tanah
Arachis hypogea
●
2.
Ganyong
Canna edulis
●
3.
Talas
Colocasia esculenta
●
4.
Uwi
Discorea spp.
●
5.
Ubi jalar
Ipomea batatas
●
6.
Ketela pohon
Manihot esculenta
●
7.
Kacang hijau
Phaseolus radiatus
●
8.
Sorgum
Shorgum bicolor
●
9.
Jagung
Zea mays
●
D.
Tanaman Buah
1.
Nanas Mahkota
Ananas comosus var. Mahkota
●
2.
Nanas V
Ananas comosus var. V
●
3.
Nanas V49
Ananas comosus var. V49
●
4.
Sirsak
Annona muricata
●
5.
Nangka
Artocarpus heterophyllus
●
6.
Pepaya Callina
Cacarica papaya var. Callina
●
7.
Pepaya Carisya
Cacarica papaya var. Carisya
●
8.
Pepaya IPB10
Cacarica papaya var. IPB10
●
9.
Pepaya IPB2
Cacarica papaya var. IPB2
●
10.
Pepaya Sukma
Cacarica papaya var. Sukma
●
11.
Semangka
Citrullus vulgaris
●
12.
Jeruk
Citrus spp
●
●
123
Tabel 18. Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Latin
Fungsi 1
13.
Melon Snow White Meta
Cucumis melo var. Snow White Meta
●
14.
Timun suri
Cucumis sativus
●
15.
Manggis Malinau
Garcinia Margostana var. Malinau
●
16.
Manggis Malinau
Garcinia Margostana var. Malinau
●
17.
Manggis Puspahiang
Garcinia Margostana var. Puspahiang
●
18.
Manggis Raya
Garcinia Margostana var. Raya
●
19.
Manggis Wanayasa
Garcinia Margostana var. Wanayasa
●
20.
Buah naga
Hylocereus sp
●
21.
Tomat
Lycopersicum sculentum
●
22.
Mangga
Mangifera indica
●
23.
Pisang Rajabulu Kuning
Musa sapientum var. Rajabulu Kuning
●
24.
Pisang Unti Sayang
Musa sapientum var. Unti Sayang
●
25.
Rambutan
Nephelium lappaceum
●
26.
Jambu biji
Psidium guajava
●
E.
2 3 4
●
●
●
Tanaman Obat
1.
Lidah buaya
Aloe vera
●
2.
Kunyit
Curcuma domestica
●
3.
Temulawak
Curcuma xanthorrhiza
●
4.
Rosella
Hibiscus sabdariffa
●
5.
Mengkudu
Morinda citrifolia
●
6.
Kumis kucing
Orthosiphon spicatus
●
7.
Pandan
Pandannus amaryllifolius; P. latifolius; P. hasskarlii; P. Odorus
●
8.
Mahkota dewa
Phaleria macrocarpa
● ●
9.
Cabe jawa
Piper retrofractum
●
10.
Beluntas
Pluchea indica
●
11.
Nilam
Pogostemon cablin
●
12.
Katuk
Sauropus androgynous
●
13.
Asam jawa
Tamarindus indica
●
F.
● ●
Pohon
1.
Akasia
Acacia auricoliformis
● ● ●
2.
Damar
Agathis Dammara
● ●
3.
Bambu
Bambussa multiplex
●
●
124
Tabel 18. Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Latin
Fungsi 1 2 3 4
4.
Kenanga
Cananga odorata
● ●
5.
Kayu manis
Cinnamomun burmanii
● ●
6.
Flamboyan
Delonix regia
● ●
7.
Beringin
Ficus Benjamina
8.
Krei Payung
Filicium decipiens
● ●
9.
Jakaranda
Jacaranda angustifolia
● ●
10.
Bungur
Langerstromia speciosa
● ●
11.
Cempaka
Michelia champaca
● ●
12.
Sengon
Paracerianthes Falcataria
13.
Palem raja
Roystonea regia
14.
Asam londo
Pithecelubium dulce
15.
Gloodogan tiang
Polyalthia longifolia
● ●
16.
Kamboja
Plumeria rubra
● ●
17.
Ki Hujan
Samanea Saman
●
18.
Ketapang
Terminalia catappa
●
G.
●
● ● ● ●
●
Semak ● ●
1.
Akalipa
Acalypha macrophilla
2.
Sri rejeki
Aglaonema sp
3.
Bunga kertas
Bougenvillea spectabillis
● ●
4.
Puring
Codiaeum varigatum
● ●
5.
Hanjuang
Cordyline sp.
● ●
6.
Daun bahagia
Dieffenbachia sp
● ●
7.
Pangkas kuning
Duranta repens
● ● ●
8.
Pisang hias
Heliconia sp
● ●
9.
Bunga sepatu
Hibiscus rosa-sinensis
● ●
10.
Bayam merah
Iresine herbstii
● ●
11.
Soka
Ixora sinensis
● ●
12.
Lantana
Lantana camara
13.
Marantha
Marantha leuconeura; Marantha arundinaceae
● ●
14.
Daun pilo
Philodendron sp
● ●
H.
●
● ●
Penutup tanah
1.
Agave
Agave agustifolia
2.
Kacang hias
Arachis pintoii
3.
bunga tasbih
Canna indica; Canna generalis
● ● ● ● ● ●
125
Tabel 18. Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Latin
Fungsi 1
2 3 4
4.
Kucai
Carex marrowii
●
5.
Bakung
Crinum asiaticum
●
6.
palisota
Palisota barteri
●
7.
Sutra bombay
Portulaca grandiflora
● ●
8.
adam hawa
Rhoeo discolor
● ●
9.
Anggrek tanah
Spathoglotis plicata
10.
Seruni rambat
Widelia bifllora
● ● ● ●
Tabel Keterangan: 1 : Fungsi Produksi ; 2: Fungsi Arsitektural ; 3: Fungsi Estetis ; 4 : Fungsi Konservasi
7.6
Rencana Pengelolaan Pengunjung Pengelolaan pengunjung akan dilakukan sepenuhnya oleh pihak pengelola
kebun percobaan yaitu University Farm IPB. Pengunjung yang baru tiba akan dikonsentrasikan berada pada ruang penerimaan. Selanjutnya pengunjung diarahkan menuju pos tiket dan papan interpretasi agar mengetahui gambaran awal kebun ataupun dapat memarkir kendaraan pada ruang pelayanan utama. dengan membayar tiket masuk yang besarnya mengikuti jenis paket wisata yang dipilih maka diperkirakan akan dapat membiayai sebagian dari biaya pemeliharaan kebun dan pengelolaan wisata. Setelah para calon pengunjung paham tujuan mereka dan aturan yang telah ditentukan maka mereka dapat memilih atraksi mana yang akan didatangi terlebih dahulu. Pada saat memasuki area rekreasi pengunjung dibekali oleh peta jalur dan lokasi atraksi pertanian yang dapat dipilih sendiri oleh pengunjung. Pengunjung juga dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak pengelola. Pengunjung dapat berkeliling kebun secara individual maupun dengan bantuan pemandu yang disediakan oleh pihak pengelola. Jika pengunjung memilih berkeliling secara individu tanpa pemandu maka dapat bertanya kepada pegawai produksi yang sedang bekerja. Keramahan ini akan menjadi nilai tambah bagi pengembangan kebun agrowisata Sindang Barang. Pos-pos jaga ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis yang memungkinkan pengunjung banyak berkumpul di area tersebut dan area lain yang dianggap rawan. Hal ini dimaksudkan untuk
126
menciptakan rasa aman dan nyaman pengunjung selain dapat menjadi tempat memperoleh informasi. Sirkulasi persebaran pengunjung disesuaikan dengan sirkulasi dari program wisata. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung dapat menikmati atraksi yang ada tanpa adanya penumpukan konsentrasi pengunjung pada area yang bukan merupakan kawasan wisata. Selanjutnya aktifitas pengunjung berakhir pada ruang pelayanan. Pada ruang ini pengunjung dapat beristirahat, membersihkan diri, dan membeli hasil produksi kebun sebagai souvenir. Alternatif wisata pada saat hari hujan adalah pengunjung dapat berhenti pada saung-saung yang tersebar pada kebun sambil menikmati hujan. Selain itu pengunjung dapat memilih alternatif wisata berupa menonton video teknologi pertanian dan sekaligus menjadi sarana penyuluhan bagi pengunjung yang tersedia pada gedung utama (area interpretasi awal) sehingga pengunjung tidak merasa percuma datang ke kebun agrowisata ini. 7.7
Rencana Daya Dukung Wisata Adanya rencana daya dukung ini adalah sebagai pengendali kapasitas
pengunjung agar kebun dapat lestari dan meminimalisir kerusakan. Jumlah pengunjung yang terlalu sedikit menyebabkan rekreasi kebun menjadi tidak produktif. Sebaliknya apabila jumlah pengunjung terlalu banyak akan mengakibatkan terganggunya fungsi kebun dari sisi ekologis dan edukasinya. Menurut Boulon (2004, dalam Bonanza, 2008) daya dukung kawasan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: DD = T= DD x K K=
DD A S T K N R
: Daya dukung tapak (m2/orang) : Area yang digunakan sebagai kawasan wisata : Standar rataan individu : Total hari kunjungan yang diperkenankan : Koefisien rotasi : Jam kunjungan per hari area yang diizinkan : Rata-rata waktu kunjungan
Dari hasil rumus tersebut maka didapatlah luasan pada masing-masing ruang dengan sifat yang berbeda. Tabel 19 merupakan tabel hasil perhitungan
127
daya dukung menggunakan rumus Boulon dengan daya dukung masing-masing ruang. Total pengunjung di bawah ini merupakan hasil dari area seluruhnya dikurangi dengan area yang terpakai untuk berbagai fasilitas yang direncanakan. Tabel 19. Daya Dukung Ruang No. 1.
2. 3. 4.
5. 6.
Ruang
Standar ruang
Parkir - Sepeda motor 10 m²/mobil - Kendaraan pribadi 60 m²/bus - Bus Area interpretasi 20 m2 / orang awal 20 m2 / orang Plaza Area kolam - Dek 3,6 m2 / orang 3,6 m2/orang - Saung utama 20 m2 / orang Area lawn Stop Area (6 titik) - Area 20 m2 / orang 3,6 m2 / orang - Saung Total
Luas (m2)
Kapasitas Kendaraan
Orang 92
468 m² 2605 m² 270 m²
48 motor 42 mobil 4 bus
1.845 m²
-
1.888 m²
-
94
170 m² 220 m² 2.844 m²
-
47 61 142
1.926 m² 378 m²
-
96 105 637
Berdasarkan Tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung yang dapat ditampung sesuai daya dukung dan tanpa memperhitungkan waktu adalah sebanyak 637 orang. Selanjutnya dengan menggunakan nilai koefisien sebesar 3,03 yang diperoleh dari 10 jam kunjungan pada kebun dibagi dengan 3 jam ratarata kunjungan tiap obyek agrowisata. Dari hasil koefisien tersebut maka didapatlah jumlah pengunjung yang dapat ditampung oleh kebun agrowisata yaitu 1930 orang. Area lawn merupakan area yang relatif lebih banyak menampung pengunjung dibanding ruang dan fasilitas lainnya yaitu sebesar 284 orang. Hal ini sesuai dengan konsep yang direncanakan yaitu agar pengunjung mempunyai area terbuka untuk melakukan aktifitas bebas. Dengan perkiraan jumlah pengunjung sebanyak itu maka pihak pengelola dapat memperhitungkan pengelolaan dan teknis pemeliharaan yang digunakan untuk memperpanjang usia sumber daya dan daya tarik agrowisata agar selalu lestari.