BAB VII KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
VII.1. Konsep Penekanan Desain Rumusan Masalah : Bagaimana wujud rancangan pengembangan terminal penumpang dan runway Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya sebagai pintu gerbang Kalimatan Tengah melalui pengolahan bentuk fasad dan interior dengan menerapkan prinsip - prinsip bioclimatic building. Tabel 7.1 Konosep Penekanan Desain
Fasad
Interior
Pintu Gerbang Kalteng
Bioclimatic
Mengolah tampilan bangunan yang bercitra Kalimantan Tengah memiliki bentuk / lambang udara / terbang Mengolah tata ruang dalam dengan menitikberatkan pada fungsi bangunan memberikan sculpture/ornament Kalimantan Tengah pada interior bangunan.
Pemilihan material, memanfaatkan iklim
Ekspose material, berhubungan dengan ruang luar
Manusia-ruang-lingkungan, adalah elemen dari faktor ekologi dalam bahasan desain. Pemahaman tentang manusia-ruang-lingkungan serta hubungannya digambarkan dalam skema berikut:
Page 180
Gambar 7.1 Hubungan Desain dengan Alam Keterangan: 1. Manusia, organisme yang berhubungan timbal balik terhadap ruang dan lingkungan. 2. Ruang, wadah atau tempat manusia beraktivitas dalam batasan interior (ruang dalam). 3. Lingkungan, alam atau bumi dan isu-isu global yang berkaitan dengan pelestariannya. 4. Desain, rancangan yang dipengaruhi dan mempengaruhi manusia berlaku terhadap ruang dan lingkungan
Simpulan teori masing-masing aspek bahas bioclimatic sebagai acuan untuk proses analisa terapan pada obyek rancang bangun adalah : hierarki bioclimatic dapat di lihat pada tabel analisis berikut, khususnya aspek interior dan eksterior (fasad) bangunan : Tabel 7.2 Parameter Bioclimatic Building Aspek Organisasi Ruang
Situasi Ideal Penyesuaian kelompok ruang dengan orientasi arah edar matahari-angin
Arah bangunan
Sesuai bukaan dan arah edar matahari - angin
Spasial
Ruang dan ukuran sesuai dengan tiap kebutuhan
Page 181
Aspek
Sisi penentu
Pemilihan Material
Situasi Ideal Sesuai dengan orientasi arah edar matahari-angin Minimalisasi penggunaan umum, dan alternatif material lokal
Lantai
Mengurangi keramik, menggunakan kayu dan batu alam secara efisien.
Dinding
Menggunakan concrete block, papan panel.
Langit-langit
Material konstruksi yang sekaligus finishing.
Perabot
Material konstruksi yang sekaligus finishing.
Sistem Pencahayaan
Terapan cahaya alami (siang), dan efisien cahaya buatan (malam)
Siang
Memaksimalkan penggunaan cahaya alami
Malam
Menggunakan lampu hemat energy sepanjang malam
Sistem Penghawaan
Siang
Malam
Terapan bukaan, ventilasi yang mengoptimalkan sirkulasi udara; meminimalkan penggunaan AC Memaksimalkan sirkulasi udara pagi-siang. Siang-sore menggunakan AC (bila perlu) Memaksimalkan sirkulasi udara malam-pagi
Sanitasai air
Minimalisasi buangan dengan efisiensi penggunaan
Polusi dalam ruang
Menggunakan bahan pembersih alami finishing yang ramah lingkungan serta memanfaatkan taman untuk mengurangi polusi udara Memnggunakan listrik dengan bijak, efisiensi dan meminimalisasi material sintetik
Emisi elektromagnetik
VII.1.1. Konsep Bangunan dengan Pendekatan Bioclimatic Istilah bioclimatic merupakan salah satu wujud upaya arsitek untuk mewujudkan rancangan yang ramah terhadap lingkungan, tidak jauh berbeda dengan bebrapa istilah lain seperti green architecture atau ecological architecture. Bioclimatic secara khusus merupakan suatu rancangan yang tanggap terhadap alam terutama iklim. Dengan demikian diharapkan rancangan yang dibangun dengan tema bioclimatic dapat beradaptasi terhadap iklim dimana bangunan tersebut dibangun.
Page 182
Penyelesaian Permasalahan Bioklimatik Rumusan Bioclimatic
Ruang
Alam
Penggunaan SDA
` Lingkungan Yang Aman dan
Pencahayaan
Udara
Kelembaban
Cahaya
Sehat Penciptaan Kualitas Ruang
Efisien Energi Dan Air Temperatur / Suhu
Air
Teknologi Energi Yang Dapat Diperbaharui
Bagan 7.1. Penyelesaian Permasalahan Bioclimatic Mewujudkan rancang bangunan yang tanggap dengan iklim setempat merupakan tantangan dengan tuntutan daerah yang beriklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu udara cukup tinggi. Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Oktober sampai Maret. Iklim tropis membuat wilayah sebagian besar Indonesia mempunyai kelembaban yang cukup tinggi, dengan demikian perlu adanya pengkondisian udara sehingga kelembaban tidak berada di suatu tempat dengan waktu yang lama. Kelembaban yang bertahan lama dapat memicu munculnya jamur dan spora yang akan membuat udara tidak nyaman untuk ditinggali. Terkait dengan perancangan bangunan bioklimatik maka hal yang perlu diperhatikan adalah angin. Arah angin akan dimanfaatkan dalam peletakan landasan pacu pesawat.
Page 183
Posisi matahari kritis
Gambar 7.2. Sun Path Diagram Palangkaraya Perancangan menggunakan analisis diagram sun path untuk menentukan arah hadap, fasade, dan organisasi ruang (orientasi dipengaruhi azimuth runway 160°). 0 Orientasi bangunan 16 270°
runway
90° 34
180°
azimuth runway bandar udara Tjilik Riwut adalah 160° azimuth: 160° nomor runway = 16° runway yang berlawanan adalah 160°+180° = 340° ; nomor runway adalah 34°
Gambar 7.3. Azimuth dan Orientasi Bangunan
Page 184
VII.1.1.1. Konsep Temperatur Temperatur terendah terdapat pada Bulan Agustus (21,8°C) dan temperatur tertinggi pada Bulan Desember (32°C). Rencana
: Mendesain bangunan dengan suhu optimal 27°C.
Upaya
:
Pengaturan
arah
da
luas
pembukaan
untuk
penghawaan pasif pada bagian - bagian tertentu.
Gambar 7.4. Sistem Penghawaan Alami Pembayangan untuk mengurangi baban panas matahari pada arah tertentu dan juga pada ruang - ruang tertentu. Penghawaan pasif cross ventilation sangat diperlukan mengingat temperatur dikota ini tergolong panas terutama pada siang hari.
Page 185
Konsep Temperatur : Temperatur Panas
Cross Ventilation Memantulkan Panas
Material Kaca
Mendinginkan Suhu Sekitar Bangunan
Lansekap
Bagan 7.2. Konsep Temperatur
VII.1.1.2. Konsep Matahari Sinar matahari di daerah Palangkaraya menyinari bagian barat dan timur sepanjang tahun, dengan demikian adanya unsur bukaan di dalam perancangan bangunan bioklimatik di daerah tropis akan menjadi suatu hal yang esensial. Unsur bukaan yang dihasilkan diharapkan dapat mengoptimalkan masuknya sinar matahari melalui refleksi pada daerah yang tidak dilewati matahari memanfaatkan kubah langit atau bukaan secara langsung pada sisi bangunan yang mendapat sinar matahari. Palangkaraya berada pada 2°LS dekat dengan khatulistiwa. Pada daerah ini radiasi matahari tinggi sehingga beban panas yang akan didapatkan oleh bangunan juga tinggi. Beban panas tertinggi berada pada dinding sebelah barat dan timur.
Page 186
Konsep Pencahayaan : Panas Matahari
Beban Panas Barat
Panas tinggi harus dihindari
Timur
Matahari Terbit dapat dimanfaatkan
Memantulkan panas dengan kaca
Mereduksi panas dengan arsitektur lansekap
Bagan 7.3. Konsep Matahari Untuk membatasi sinar yang berlebihan dan menurunkan kontras dalam ruang untuk mengurangi kesilauan di dalam ruang, jendela didesain dengan penambahan tritisan dan jendela kecil pada bagian atas.
Gambar 7.5. Tritisan
Page 187
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem pencahayaan alami dan buatan.
Sistem pencahayaan alami
Gambar 7.6. Sistem Pencahayaan Alami Pemanfaatan pencahayaan alam tanpa sinar panas dan bebas penyilauan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kolam sebagai reflektor cahaya matahari, hal ini bermanfaat dalam penghematan energi listrik.
Gambar 6.7. Pemanfaatan Kolam Sebagai Pemantul Sinar
Page 188
Sistem pencahayaan buatan Pencahayaan buatan berasal dari sinar lampu yang didesain sedemikian rupa untuk menerangi ruangan. Lampu yang digunakan adalah lampu fluoresen karena mempunyai efficacy tinggi sehingga biayanya rendah. Di samping itu, lampu ini memberikan suasana sejuk dan dapat memantulkan warna benda seperti aslinya.
Gambar 7.8. Berbagai Jenis Lampu Fluoresen Sumber: Jimmy S. Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi, p.240. Penerbit Erlangga: Jakarta
VII.1.1.3. Konsep Angin Untuk kenyamanan bangunan gedung sebaiknya dipilih bahan yang mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah. Ketebalan bahan atau bahan tipis akan relatif lebih panas dari bahan yang lebih tebal.
Page 189
Panas dalam bangunan dikeluarkan
Angin keluar bangunan
Aliran angin satu arah
Angin masuk ke dalam bangunan
Gambar 7.9 Aliran Udara dalam Bangunan VII.1.1.3.1. Konsep Angin pada Ruang Dalam Agar dalam suatu ruangan terjadi pergantian udara yang sehat, ruang dalam dirancang dengan sistem cross ventilation.
Gambar 7.10. Sistem Cross Ventilation
Page 190
Siasat cross ventilation saat kondisi tidak memungkinkan untuk menempatkan jendela pada dinding berhadapan.
Gambar 7.11. Posisi Jendela Pada Dinding Berhadapan Siasat cross ventilation saat kondisi hanya memungkinkan untuk menempatkan jendela pada satu dinding saja. Untuk mengalirkan udara pada ketinggian tubuh manusia, posisi inlet diletakkan pada ketinggian aktivitas manusia (sekitar 0,5-0,8 m), sedangkan posisi outlet dibuat lebih tinggi.
Gambar 7.12. Penempatan Jendela Pada 1 Dinding Agar udara masih dapat mengalir dengan lancar, Jendela pada area pendukung dibuat dapat dibuka lebar (90º), konsesi dibuat berjalusi, pada area pengelola, dan pada toilet diberi jendela bouvend.
Page 191
Gambar 7.13. Jendela dan Bouvend
VII.1.1.3.2. Konsep Angin pada Ruang Luar Ruang luar adalah sarana pendukung dan penghubung antara fungsi satu dengan fungsi lainnya. Penataan ruang luar sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan kebutuhan pelaku. Untuk itu perlu adanya penataan elemen-elemen pendukung ruang luar sebagai berikut: a. Penataan vegetasi
Gambar 7.14. Aliran Udara Vegetasi yang dipilih merupakan vegetasi peneduh.
Page 192
Perlindungan bukaan dinding dengan menggunakan sirip untuk menghindari sinar panas matahari masuk ke permukaan dinding.
Gambar 6.15. Sirip Dinding
Gambar 7.16. Vegetasi
Page 193
b. Jalan setapak Dapat berupa pembedaan material (material yang digunakan adalah batu kali, conblock berongga yang dapat diisi vegetasi dan pasir putih) atau dengan penambahan atap.
Gambar 7.17. Batu Kali
c. Ruang terbuka Ruang terbuka adalah suatu ruangan yang digunakan sebagai tempat yang mewadahi aktivitas-aktivitas yang membutuhkan suasana santai dan terbuka di alam. Ruang terbuka juga dapat digunakan sebagai ruang transisi atau titik persimpangan dari jalan-jalan setapak. Untuk memberikan rasa nyaman dan mengakomodasi kegiatan-kegiatan tersebut, maka dibutuhkan tempat bersantai sejenak (tempat duduk). Selain itu ruang terbuka juga digunakan sebagai perbaikan kondisi udara, pengembalian air tanah.
Page 194
VII.1.2. Bandar Udara Sebagai Pintu Gerbang Kalimatan Tengah
Bagan 7.4. Alur Pemikiran Bandar Udara
VII.1.2.1. Konsep Bentuk Konsep Bentuk dan Wujud : Bentuk dan wujud bangunan dapat memakai bentuk-bentuk dengan penggabungan, penambahan atau pengurangan. Dengan adanya penggabungan,
penambahan,
dan
pengurangan
penghawaan
dan
pencahayaan alami akan lebih mudah masuk. Bangunan diarahkan pada orientasi barat-timur dengan bagian utara-selatan menerima cahaya alami tanpa kesilauan. Dari kriteria bentuk dasar yang dijelaskan maka bentuk bangunan terminal akan menggunakan bentuk dasar berupa lingkaran dengan alasan sebagai berikut: Bentuk lingkaran dan segitiga apabila disatukan dapat menciptakan bentuk yang dinamis, sehingga dapat menciptakan transformasi bentuk yang beragam tanpa suatu aturan yang kaku/monoton. Bentuk lingkaran akan menciptakan kulitas meruang luas, terpusat dan menciptakan suatu visualisasi yang baik. Page 195
Bentuk yang tercipta dari wujud Burung Tingang
Teori Bentuk Bentuk Dasar
Bentuk Dinamis
Wujud Burung
1
Paruh
Ornamen bangunan yang dinamis
2 Kepala
Bangunan Ornamen bangunan yang dinamis
3 Badan 4
Fasad bangunan yang dinamis
Wujud bangunan yang dinamis
Bagan 7.5. Alur Pemikiran Transformasi Bentuk Bandar Udara
Page 196
VII.1.2.2. Konsep Warna Konsep Warna : warna yang digunakan tidak akan banyak namun pertimbangan bangunan Bandar udara yang tidak membutuhkan prioritas warna beragam akan di kombinasi dengan gradasi warna :
Orange
Menyenangkan, berenergi
Kuning
Terang, ringan, gembira, komunikatif
Hitam
Elegan, menarik
Putih
Kesucian, kebersihan, sempurna, steril
Dominan Warna Burung Tingang
Bagan 7.6. Alur Pemikiran Warna VII.1.2.3. Tekstur Konsep Tekstur : Ada dua macam tekstur yang akan diterapkan pada bangunan: Tabel 7.3 Tekstur Tekstur
Kesan Penampilan
Elemen Fasad
Elemen Interior
Kasar
Kuat,kasar,alami,sederhana, bebas
Tampilan massa yang besar
Atap, plafon
Halus
Hangat,lunak,alami,memberi semangat
Tampilan massa yang kecil
Dinding, lantai
Page 197
VII.2. Konsep Bangunan Terminal a. Menurut letak terminal terhadap apron : Tabel 7.4. Konsep Bangunan Terminal Pengoperasian Keuntungan / Penumpang & Kerugian Bagasi 2 Konsep Linier Pesawat udara parkir di Menyebar/ Apron harus luas memusat depan koridor/ ruang Memudahkan orientasi terbuka penghubung dengan penumpang fungsi lain di terminal Untuk penumpang transit/ transfer memerlukan jarak tempuh yang panjang
No
Terminal Penumpang
Penggunaan
Gambar 7.18. Konsep Sejajar / Linear konsep bangunan sejajar/linear, meskipun membutuhkan apron yang luas konsep ini cenderung memiliki keuntungan sirkulasi dengan kejelasan yang cukup baik. Berikut ini adalah contoh Bandar udara dengan contoh konsep linear.
Gambar 7.19. Bandar Udara dengan Konsep Sejajar / Linear
Page 198
b. Menurut konsep operasional : 1. 1 lantai 2. 1,5 lantai 3. 2 lantai → pemilihan 2 level bangunan
Gambar 7.20. Konsep Operasional VII.3. Konsep Programatik Analisis perancangan programatik merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perwujudan rancangan arsitektural yang sifatnya lebih umum daripada analisis perancangan penekanan desain. Dalam proses pecancangan suatu bangunan diperlukan suatu analisis pelaku segala aktivitas serta ruang yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan aktivitas tersebut dengan kenyamanan yang sesuai. Berikut merupakan daftar pelaku, aktivitas serta ruang yang digunakan dalam perancangan bandar udara. VII.3.1. Pelaku dan Kegiatan, Organisasi Hubungan Ruang dan Zona Kegiatan VII.3.1.1. Pelaku dan Kegiatan Tabel 7.5 Terminal Keberangkatan Pelaku
Aktivitas Aktivitas di Luar Terminal Pengantar Mengantar penumpang Penumpang Parkir kendaraan Memasuki terminal Mencari informasi penerbangan Pemesanan tiket Penjagaan keamanan bandara Menikmati pelayanan umum Kontrol tiket calon penumpang Barang Sortir dan penyimpanan barang Pedagang Menjajakan barang dagangan
Ruang Dropping point, area transisi Area parkir Dropping point, entrance hall, tempat troli Information center Ticket counter Security office Café, wartel, warnet, dll Area penjagaan luar bandara Cargo dan gudang Outlet dan ruang usaha
Page 199
Pelaku
Aktivitas Aktivitas di Dalam Terminal Penumpang Security checking
Pengelola
Pedagang Barang
Ruang
x-ray dan metal detector bilik deteksi keamanan Pengemasan bagasi Ruang pengemasan Check in quesie Ruang antrian Check in, Seat request, Pembayaran pajak Check in counter penerbangan, penambilan boarding pass, Penitipan barang bagasi Penggunaan fasilitas umum Rg. Automatic Teller Money Rg. Penukaran Ruang Rg. Ibadah Rg. Merokok aman Café dan Restoran Duty Free Shop Toilet dan Perawatan Bayi Gift Store Entertainment Center Body Treatment Center Berpindah Tempat Human Conveyor, Elevator, Escalator, Golf Car Memasuki Flight Interface Akhir Koridor transisi, Gate Pemeriksaan Boarding Pass dan Keamanan Rg. Pemeriksaan, x-ray, metal detector, hand hold detector Menunggu Keberangkatan Ruang Tunggu Keberangkatan Berjalan Menuju Pesawat Garbarata, Rg. Transisi Melayani Penumpang dan Istirahat Ruang yang dibutuhkan sama dengan ruang yang digunakan penumpang seperti penjagaan dll. Pengelolaan Administrasi Internal Rapat direksi dan Karyawan Rg. Rapat Pengawasan Mecanical Electrical Rg. MEE Perawatan Bangunan Gudang, Rg. Janitor, Rg. Cleaning service, dll Menjajakan dan Memamerkan Barang Counter, Rg. Usaha Pengemasan Barang Rg. Pengemasan Penitipan barang untuk masuk bagasi Pengambilan barang
Check in counter Rg. Pengambilan conveyor
barang
dengan
belt
Page 200
Tabel 7.6 Terminal Kedatangan Pelaku Penumpang
Aktivitas Aktivitas di Luar Terminal Berjalan dari pesawat menuju terminal Memasuki terminal Melapor bagasi Transit Penggunaan fasilitas umum
Pengambilan barang
Barang
Pencarian bagasi Pemeriksaan bagasi Pemesanan hotel dan penawaran kendaraan Penitipan barang Pengambilan barang Karantina barang Mengambil kendaraan
Penjemput Penumpang
Barang
Aktivitas di Dalam Terminal Menjemput penumpang Penunggu penjemput Menggunakan sarana transportasi Penurunan bagasi dari pesawat Sortir barang Penyimpanan barang Membawa barang
Ruang Garbarata, Rg. Transisi Arrival Hall Baggage claim Rg. Transit, Hotel transit Rg. Automatic Taller Money Rg. Penukaran uang Rg. Ibadah Rg. Merokok Taman Café dan Restoran Duty free shop Toilet dan perawatan bayi Gift store Entertainment center Body treatment Rg. Pengambilan barang dengan belt conveyer Rg. Last and found Rg. Pemeriksaan keamanan Rg. Reservasi penginapan dan transportasi Bagage locker Rg. Pengambilan barang dengan belt conveyer Rg. CIQ Area parkir
Area transisi luar terminal Exit hall Café dan restoran Interchange station Apron pesawat Rg. Sortir Gudang dan kargo Rg. Penyimpanan troli
Sumber : Analisis Penulis
Page 201
VII.3.1.2. Organisasi Hubungan Ruang a. Organisasi keberangkatan domestik :
Persiapan bagasi & makanan pesawat
Check in
Ruang pengelola
Security & healtly check Konsesi
C O N C E S S I O N
Fas. umum
Konsesi
Curb Bagan 7.7. Organisasi Keberangkatan Domestik Lantai 1
Gate lounge
Konsesi
Security Check
Fas. umum
Departure lounge
Konsesi Bea cukai
Transit
Konsesi
Lt. 1
Bagan 7.8. Organisasi Keberangkatan Domestik Lantai 2
Page 202
b. Organisasi terminal kedatangan domestik :
Persiapan bagasi dari C O N C E S S I O N
Bagaggage claim
Security & healt check Curb
Fas. umum
C O N C E S S I O N
Fas. umum
Bagan 7.9. Organisasi Terminal Kedatangan Domestik Lantai 1
Rg. Karantina
Security check & health check
Fas. umum
Arrival Hall
Fas. umum
Fas. umum
Fas. umum
Transit area
Bagan 7.10. Organisasi Terminal Kedatangan Domestik Lantai 2
Page 203
c. Organisasi keberangkatan internasional :
Persiapan bagasi & makanan pesawat
Check in
Bea cukai
Ruang pengelola
C O N C E S S I O N
Fas.umum
Security & healtly check Konsesi
Konsesi
Curb
Bagan 7.11. Organisasi Keberangkatan Internasional Lantai 1
Gate lounge
Konsesi
Security Check
Fas. umum
Departure lounge
Konsesi Bea cukai
Transit
Konsesi
Lt. 1
Bagan 7.12. Organisasi Keberangkatan Internasional Lantai 2
Page 204
d. Organisasi terminal kedatangan internasional :
Persiapan bagasi dari pesawat C O N C E S S I O N
Bagagage claim
Security & health check Curb
Fas. umum
C O N C E S S I O N
Fas. umum
Curb
Bagan 7.13. Organisasi Kedatangan Internasional Lantai 1
Rg. Karantina
Security check& health check
Fas. umum
Arrival Hall
Fas. umum
Fas. umum
Fas. umum
Transit area
Bagan 7.14. Organisasi Kedatangan Internasional Lantai 2
Page 205
Bagan 7.15. Hubungan Ruang Bandar Udara
Page 206
VII.3.1.3. Zona Kegiatan VII.3.1.3.1. Konsep Pengelompokan Ruang a. Accces Interface Area / public area
Parkir
kendaraan,
pengelola,
perusahaan
penerbangan,
persewaan mobil / taxi, angkutan barang, pelataran depan (drop penumpang dan bongkar muat barang)
Jalur jalan kendaraan
Ruang istirahat / tunggu supir
Toilet
Keamanan
b. Ruang Pemrosesan Penumpang / semi steril area Tabel 7.7. Zona Pembagian Ruang Sisi Darat Publik Hall publik Anjungan Informasi Ruang urusah barang hilang Restoran
Semi Publik Hall kedatangan umum Sistem monitor keamanan pusat Ruang monitor Kantor pimpinan pengelola Bandar udara Kantor staff Bandar udara
Toko / sarana perlengkapan Kantor pos
Ruang rapat
Bank/money changer Koridor
Ruang pengelola perusahaan penerbangan Ruang awak pesawat
Kantor sewa
Ruang system operasi
Ruang istirahat
Agen penerbangan Ruang pompa/mesin/AHU/elektrikal Penjualan Keamanan tiket/counter Pemeriksaan Informasi kesehatan Urusan barang hilang Termpat ibadah Koridor Toilet Check in domestic Telpon umum Kenberangkatan domestic Keamanan Pengambilan bagasi domestic
Privat Ruang operasi Bandar udara Ruang mesin Ruang tunggu domestic Hall kedatangan domestic Pengambilan bagasi domestic Pemuatan bagasi domestic Pembongkaran bagasi domestic Ruang tunggu internasional Hall kedatangan internasional Pengambilan bagasi internasional Pemuatan bagasi internasional Pembongkaran bagasi internasional Keamanan Toilet Telpon umum
Page 207
Publik
Semi Publik Check in internasional Keberangkatan bagasi internasional Pengambilan bagasi internasional Ruang control kesehatan Kantor urusan kesehatan Ruang pemeriksaan imigrasi Kantor petugas imigrasi Ruang bea cukai Kantor petugas bea cukai Kantor pajak Bandar udara Ruang sewa (konsesi) Keamanan Tempat ibadah Toilet Telpon umum
Privat
c. Daerah Flight Interface / steril area Sisi udara :
Gate / pintu hubung
Apron
Holding bay
Ruang Kendaraan Pelayanan Pesawat
Control Tower
VII.3.1.3.2. Kebutuhan Ruang 1. Penumpang a. Penumpang Domestik Tabel 6.8. Kebutuhan Ruang Penumpang Domestik Berangkat Pelataran depan Loket pembelian tiket Hall keberangkatan Ruang tunggu
Datang Hall keberangkatan domestic Ruang informasi Ruang tunggu keberangkatan transit Ruang penanganan penumpang transit Ruang pengambilan bagasi Ruang pelayanan kesehatan Ruang urusan barang hilang Ruang keamanan Ruang ibadah/musholla
Page 208
Berangkat
Datang Toko dll (konsesi) Toilet
b. Penumpang internasional
Tabel 7.9. Kebutuhan Ruang Penumpang Internasional Berangkat Pelataran depan Hall keberangkatan Loket pembelian tiket Ruang informasi Ruang cek keamanan 1 Ruang cek keamanan 2 Ruang check in tiket dan bagasi Ruang tunggu keberangkatan internasional Ruang pemeriksaan paspor Ruang pemeriksaan bea cukai Ruang pemeriksaan badan penumpang pria Ruang pemeriksaan badan penumpang wanita Ruang karantina kesehatan Ruang pelayanan kesehatan Musholla Toko dll (konsesi) Toilet
Datang Hall keberangkatan internasional Ruang informasi Ruang tunggu keberangkatan transit Ruang penanganan penumpang transit Ruang pemeriksaan paspor Ruang pemeriksaan bea cukai Ruang pemeriksaan badan penumpang pria Ruang pemeriksaan badan penumpang wanita Ruang pengambilan bagasi Ruang pelayanan kesehatan Ruang urusan barang hilang Ruang keamanan Musholla Toko dll (konsesi) Toilet
Page 209
Bagan 7.16. Skema Keberangkatan Sumber : Analisis Penulis2011
Page 210
Bagan 7.17. Skema Kedatangan Sumber : Analisis Penulis, 2011
2. Pengunjung Tabel 7.10. Kebutuhan Ruang Pengunjung Pengantar Parker kendaraan Pelataran depan Anjungan pengantar Musholla Toko (konsesi) toilet
Penjemput Parkir kendaraan Pelataran depan Anjungan pengantar Musholla Toko (konsesi) toilet
Page 211
Bagan 7.18. Skema Pengantar Sumber : Analisis Penulis, 2011
Bagan 7.19. Skema Penjemput Sumber : Analisis Penulis, 2011 3. Maskapai Penerbangan Kegiatan maskapai penerbangan meliputi: 1. Pelayanan proses persiapan keberangkatan penumpang dan barang 2. Pengecekan tiket dan barang 3. Informasi penerbangan Ruang yang dibutuhkan sebagai berikut :
Loket penjualan tiket dan check in pada setiap maskapai penerbangan
Ruang tunggu penumpang
Ruang kedatangan penumpang
Ruang penyortiran bagasi
Ruang pemuatan bagasi
Ruang urusan barang hilang
Gudang penyimpanan
Ruang pelayanan kesehatan
Ruang catering/pembekalan maskapai Page 212
Ruang mesin
Ruang istirahat
Musholla
Toilet
4. Barang a. Bagasi Domestik Tabel 7.11. Kebutuhan Ruang Bagasi Domestik Bagasi Berangkat Ruang pemeriksaan keamanan Ruang check in bagasi Ruang pemuatan bagasi
Bagasi Datang Ruang pemeriksaan bagasi Ruang pengambilan bagasi
b. Bagasi Internasional Tabel 7.12. Kebutuhan Ruang Bagasi Internasional Bagasi Berangkat Ruang pemeriksaan keamanan Ruang check in bagasi Ruang pemuatan bagasi
Bagasi Datang Ruang pemeriksaan keamanan Ruang pengambilan bagasi Ruang pemeriksaan bea cukai
Ruang pemeriksaan bea cukai
Bagan 7.20. Skema Bagasi Berangkat Sumber : Analisis Penulis, 2011
Page 213
Bagan 7.21. Skema Bagasi Datang Sumber : Analisis Penulis, 2011
Page 214
Bagan 7.22. Zoning
Page 215
VI.4. Konsep Besaran Ruang Terkait dengan skala bangunan yang cukup besar, maka dalam analisis besaran ruang, perhitungan akan dibatasi pada beberapa ruang - ruang utama yang digunakan penumpang dengan parameter jam sibuk pada sebuah Bandar udara yang dikaitkan dengan jumlah pengguna ruang tersebut. 1.
Area parkir= 6.031,5 m2
2.
Pelataran depan = 89 m
3.
Counter Ticketing Panjang counter domestic = = 43, 25 m2 / unit Panjang counter internasional = 1,35 m2 / unit
4.
Counter informasi Panjang counter informasi dep. Domestic = 8,3 m Panjang counter dep. Internasional = 0, 25 m Panjang counter informasi arrv. Domestic = 8,3 m Panjang counter arrv. Internasional = 0, 3 m
5. Counter check in = 42,8 m2 6. Check in Area = 71,32 m2 7. Security = 14 m2 8. Immigration = 2 m2 9.
Departure Lounge Dep. Lounge Internasional : = 26 berdiri = 10 duduk Jumlah = 36 orang Dep. Lounge Domestic : = 831 berdiri = 312 duduk Jumlah = 1.143 orang
10. Ruang Tunggu Transit Ruang tunggu transit domestic = 0,06 m2
Page 216
Ruang tunggu transit internasional = 0,06 m2 11. CIP = 10,73 m2 12. Holding Room = 600 m2 13. Koridor : lebar koridor = 20 kaki 14. Health / Medical Luas Health Domestic = 64,6 m2 Luas Health Internasional = 2,3m2 15. Bea Cukai = 5m2 16. Lavatory Umum = 50 m2 17. Bagasi Internasional = 1800 m2 Bagasi domestic = 900 m2 18. Ruang Concessionaire
Fasilitas Food = 255 m2 Merchandise = 340 m2 19. Ruang perusahaan penerbangan
Airline Ticket Office = 285 m2 Administrasi Airline = 380,2 m2 Airline Crew = 190 m2 Ruang Operasi Bagasi = 570,3 m2 20. Ruang Administrasi Terminal Terminal Manajemen Office = 75 m2 Administrasi Terminal = 187,6 m2 Converensi = 37,5 m2 Immigration Office = 112,5 m2 Security Office= 150 m2 Costoms Office = 150 m2 Costoms Office = 150 m2 Lost & Found Office = 37,5 m2 21. Ruang Teknis / Servis =750,4 m2
Page 217
VII.5.
Konsep Sirkulasi
VII.5.1. Konsep Sirkulasi Terminal Metode - metode yang diterapkan untuk mengarahkan gerakan penumpang dan bagasi diberbagai bagian dan tingkat dari gedung terminal agar arus penumpang dan gerakan kendaraan bagasi ke dan dari pesawat dapat berjalan dengan efisien.
Gambar 7.21. Counter Check In
Gambar 7.22. Letak Tangga dan Pintu Stasiun Subway Secara garis besar / umum sirkulasi penumpang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : -
Penumpang berangkat.
-
Penumpang datang / transit.
VII.5.2. Konsep Sirkulasi Sisi Darat - Sisi Udara Sebagai penghubung peralihan sisi darat dan sisi udara dibutuhkan connector yang memudahkan penumpang masuk pesawat.
Page 218
Passenger and baggage circulation
Passenger terminal building
Gambar 7.23. Arus Penumpang Pada Koridor
Gambar 7.24. Koridor Penghubung Sumber : DIKLAT perhubungan udara
Page 219
Berikut ini merupakan penghubung terminal penumpang dengan pesawat, menggunakan Garbarata :
Gambar 7.25. Garbarata Sumber : DIKLAT perhubungan udara
Connector dapat langsung menghubungkan sisi darat dan sisi udara Connector bersifat elastis
Gambar 7.26 Garbarata Sumber : Analisis Penulis, 2011 Page 220
Cara yang paling efisien adalah mengggunakan penghubung ini sehingga akses menjadi lebih cepat dan tidak membingungkan penumpang.
Sirkulasi dari dalam bangunan terminal yaitu sisi darat ke sisi udara menggunakan konsep sirkulasi linier
Gambar 7.27. Sirkulasi Penumpang (Single Level Road) Sumber : Analisis Penulis, 2011
Keberangkatan penumpang Kedatangan penumpang
Gambar 7.28. Sirkulasi Penumpang (Double Level Terminal) Sumber : Analisis Penulis, 2011
Agar sirkulasi kedatangan dan keberangkatan dapat berjalan dengan baik serta tidak menimbulkan kebingungan maka terminal keberangkatan berada pada lantai atas dan terminal kedatangan berada pada lantai dasar, konsep sirkulasi linear menerapkan double level terminal.
Page 221
VII.5.3. Konsep Sirkulasi Pesawat Terdapat 3 bagian penting pada perencanaan jalur sisi udara bandar udara yaitu : 1. Runway landing and take off pesawat Yang perlu diperhatikan pada runway untuk kepentingan keselamatan penerbangan :
Shoulder area perkerasan, berada di sisi kanan dan kiri runway
Drainase berada pada sisi terluar kanan dan kiri shoulder
2. Taxiway menghubungkan runway dengan apron 3. Apron parkir pesawat
Bagan 7.23. Sirkulasi Pesawat Sumber : Analisis Penulis, 2011
Page 222
Area aman 25 m
Runway bebas dari halang rintang
Panjang Taxiway = 3xlebar runway
drainase
shoulder
drainase
shoulder
Gambar 7.29. Penampang Sisi Udara Pada Bandar Udara Sumber : Analisis Penulis, 2011
VII.5.3.1. Konsep Runway Salah satu persyaratan terpenting sebagai Bandar udara internasional adalah memiliki runway yang melayani dan dapat digunakan oleh pesawat golongan empat berkapasitas sampai dengan pesawat Boeing 747 atau Airbus 300.
Gambar 7.30. Konsep Runway Runway dengan konsep single runway menjadi pilihan utama.
Page 223
Panjang runway yang dibutuhkan untuk pesawat penumpang berjenis Air-bus 330 / B-737 seri 800 kapasitas 157 penumpang dan bagasi dibutuhkan persyaratan panjang minimal 2850 m.
Panjang
Lebar : 45 m full
Shoulder
: 150 m
Drainase
: 1 - 1,5 m kedalaman 1,5 m
: 2850 m,
Untuk persyaratan keberangkatan haji atau runway dengan kelas internasiona; dibutuhkan persyaratan panjang runway 3000 m. Pesawat jenis B – 747 / Air-bus 380 500 kapasitas terbatas (450 penumpang, bagasi terbatas)
Panjang : 3000 m,
Lebar : 45 m
Shoulder : 150 m
Drainase : 1 – 1,5 m kedalaman 1,5 m Maka penampang runway Bandar udara yang dibutuhkan adalah :
DRAINASE
SHOULDER
1,5 m 150 m
RUNWAY
45 m
SHOULDER
150 m 1,5 m
DRAINASE
3000 m
Gambar 7.31. Penampang Runway Bandar Udara Sumber : Analisis Penulis, 2011 VII.5.3.2. Konsep Taxiway Taxiway merupakan tempat penghubung runway dengan apron. Lebar runway yang direncanakan adalah 45 m, sehingga pangjang taxiway adalah: Page 224
45 m x 3 m = 90 m DRAINASE
SHOULDER 45 m
RUNWAY SHOULDER
90 m 30
30 30
APRON TERMINAL
Gambar 7.32. Taxiway Sumber : Analisis Penulis, 2011 VII.5.3.3. Konsep Apron a. Apron
Apron jenis sejajar, pola apron sejajar merupakan jenis apron yang yang paling sering digunakan
Gambar 7.33. Apron
b. Holding Bay Seperti apron tetapi dengan ukuran lebih kecil untuk penyimpanan pesawat sementara waktu.
Page 225
VII.6. Konsep Struktur Struktur yang akan digunakan adalah rangka kaku (rigid frame) dan struktur rangka ruang (space frame).
Gambar 7.34. Sistem Truss VII.7. Konsep Tapak Berikut ini merupakan analisis tapak yang dilakukan terhadap site di Palangkaraya : Pembagian area zona pada site di Kota Palangkaraya :
Gambar 7.35. Zona pada Site
Page 226
Gambar 7.36. Pembagian Zona
Page 227
DAFTAR PUSTAKA
Asford, Norman, 1992. Air Port Engineering, third edition, (3rd ed.). United States. John Wiley & Sons. Inc. Basuki, Heru, 1990, Merancang, Merencana Lapangan Terbang. Bandung. Penerbit Alumni. Ching, Francis D. K., 2007. Architecture – Form, Space & Order, (3 rd ed.). New Jersey: John Wiley & Sons. Inc. De Chiara, Joseph and Callender, John., 1990. Time Saver Standards For Building Types, (3rd ed.). United States of America: The McGraw-Hill Companies. Departemen Perhubungan, 2006, Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara, Jakarta, Setditjen Hubud Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Edward, Brian,1997. The Modern Airport Terminal, (2nd ed.). New York. Spon Press. Heinz Frick, 2007. Dasar – dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta : Kanisius Hindarto, M. Probo., 2006. Warna untuk desain interior. Yogyakarta: Media Pressindo. Horonjeff, Robert, 1993. Perencanaan Dan Perancangan Bandar Udara, edisi ketiga, Jakarta. Penerbit Erlangga. Indonesia Architecture Magazine edisi 9 tahun 2007. Kalimantan Tengah Dalam Angka 2007/2008. Standar Rancang Bangun Dan / Atau Rekayasa Fasilitas Dan Peralatan Bandar Udara, 2006, Standar Rancang Bangun Dan/Atau Rekayasa Bangunan Terminal Penumpang, Buku I, Jakarta.