Usaha Biro Perjalanan dan Tiket Pada musim liburan sekolah dan akhir tahun banyak pihak ingin melakukan perjalanan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bagi mereka yang sudah bosan di dalam negeri ingin pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman. Tetapi, perjalanan ke luar negeri dapat juga digunakan pada pengusaha untuk melihat inovasi dalam rangka mengembangkan bisnisnya. Pendapatan penduduk yang semakin meningkat dan semakin bervariasinya kehidupan perkotaan maka banyak pihak melakukan perjalanan minimum sekali dalam setahun. Untuk
melakukan
perjalanan
1
tersebut
banyak
pihak
menggunakan biro perjalanan, seperti Panorama, Smalling Tour, Dwitour, dan sebagainya. Banyak pihak ingin mengetahui usaha biro perjalanan dan tiket sehingga tulisan ini akan membahas usaha tersebut. Usaha biro perjalanan dan tiket merupakan usaha jasa yang melayani masyarakat dalam rangka menghibur untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat yang mempunyai sejarah dan bagus dipandang. Usaha ini melayani masyarakat untuk mendapatkan tiket pesawat, pengurusan visa ke luar negeri, dan penyewaan bus untuk perjalanan ke tempat pariwisata. Mereka yang merasa sangat banyak bekerja sering mengambil cuti kerja untuk melakukan perjalanan dalam rangka mendapat inspirasi baru supaya mendapat angin segar dalam bekerja. Jenis produk yang dilayani antara lain penjualan tiket, melayani tamu yang berwisata ke berbagai tempat dengan order dari luar negeri atau dirancang sendiri, membuat perjalanan pariwisata di daerah Indonesia dan luar negeri, dan juga pengurusan visa ke kedutaan asing di Indonesia.
2
Dalam menjalankan usaha lini investor harus mempunyai satu ruangan untuk tempat usaha. Tempat usaha ini bisa dalam bentuk rumah, ruko, maupun tempat perkantoran, tetapi biasanya banyak pihak pengusaha menggunakan ruko dan rumah yang daerahnya strategis. Bila usaha sudah besar, maka kantor pusatnya ditempatkan pada gedung perkantoran, dan bisnisnya masih tetap banyak di kompleks pertokoan. Bila usaha ini dimulai dengan rumah kecil di pinggir jalan yang strategis, maka sewa yang harus dibayar Rp 5 juta – Rp 20 juta per tahun. Tetapi, usaha yang sudah besar mulai menggunakan ruko dengan biaya sewa Rp 20 juta – Rp 75 juta per tahun. Untuk usaha kecil yang hanya menjual tiket, banyak sekali hanya menggunakan tempat usaha sederhana dengan biaya terkecil tersebut. Tetapi, bila sudah usaha besar dengan mempunyai pelanggan dan luar negeri, maka tempatnya sudah di ruko besar dan gedung perkantoran. Biaya listrik dan air setiap bulan sesuai pemakaian, dan biasanya pengeluarannya Rp 500.000 – Rp 15 juta, tergantung skala usaha. Dalam melakukan usaha ini penggunaan faksimili sangat banyak,
3
tetapi dengan adanya internet pengeluaran ini dapat ditekan, dan diharapkan pengusaha selalu menggunakan internet. Bila ingin mendapat order dari luar negeri untuk para turis yang datang ke Indonesia, maka usaha ini harus mempunyai jaringan di luar negeri. Usaha ini juga harus mempunyai bus yang kecil dan bus yang besar. Investasi untuk membeli bus merupakan keharusan. Dengan adanya bus kecil dan bus besar maka pengusaha sebaiknya membuat produk yang lebih banyak agar lebih bervariasi dan dapat memberi pendapatan lebih besar, serta bus tersebut tidak mubazir. Jaringan pariwisata internasional sangat diperlukan dalam menjalankan usaha ini. Investor dapat membeli bus kecil dimulai dengan Kijang, Kuda atau minibus L-300 dan bus besar, dengan biaya investasinya mulai dari harga Kijang sebesar Rp 160 juta sampai dengan Rp 1 miliar untuk bus. Dalam menjalankan usaha ini, sumber daya manusia merupakan unsur terpenting, karena tanpa sumber daya manusia tersebut tidak mungkin usaha ini berjalan. Staf yang dimiliki sebaiknya telah belajar pariwisata atau dikenal dengan hospitality. Pengusaha dapat membuat iklan di koran atau
4
langsung ke sekolah pariwisata agar mendapat staf yang handal. Untuk perencanaan produk perjalanan di dalam negeri dan luar negeri sangat memerlukan staf yang mempunyai pengalaman dan studi dalam pariwisata. Staf yang dibutuhkan yaitu satu orang mengurusi visa keluar negeri dengan gaji minimum Rp 550.000 dan uang makan Rp 10.000 per hari kerja. Staf akunting merangkap sebagai kasir pada awalnya dibutuhkan satu orang dengan gaji minimum Rp 750.000 dengan uang makan Rp 15.000 per hari kerja. Pengusaha juga harus mempersiapkan minimum dua orang pemandu wisata yang masing-masing gajinya minimum Rp 1 juta per bulannya ditambah uang makan Rp 20.000 per hari kerja. Para pemandu ini juga bisa digunakan sebagai perancang
produk
perjalanan
yang
ditawarkan
kepada
konsumen. Perusahaan juga harus memberi uang perjalanan ke luar kota bila pemandu tersebut membawa pariwisatawan dengan menggunakan bus, walaupun para pemandu ini selalu mendapat uang tips dari para wisatawan. Besar uang perjalanan
5
ini tergantung masing-masing usaha perjalanan, dan transparan pengeluarannya. Satu staf harus disiapkan untuk mengurusi tiket perjalanan para wisatawan, dan bila usaha semakin besar maka jumlah pengatur tiket semakin banyak. Rata-rata gajinya sekitar Rp 1 juta ditambah uang makan sekitar Rp 15.000 per hari. Sopir bus dibayar Rp 750.000 per bulan ditambah uang makan Rp 10.000 per hari, dan juga ada tambahan bila melakukan
perjalanan
menggunakan
staf
ke
yang
luar sudah
kota.
Bila
pengusaha
berpengalaman
maka
pembayaran gaji bisa lebih tinggi, dan pengusaha harus melakukan negosiasi.
6