UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH SISWA KELAS IV DI MI ALIMAN MRANGGEN KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010
SKRIPSI Oleh MIA ARDATI NIM. 11408217
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH SISWA KELAS IV DI MI ALIMAN MRANGGEN KAJORAN MAGELANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : MIA ARDATI NIM: 11408217 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama : MIA ARDATI NIM : 11408217 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Upaya meningkatkan Hasil Belajar Mapel Fiqih Melalui Metode INDEK CARD MATCH Siswa Kelas IV di MI Al- Iman Mranggen Kajoran Magelang Tahun 2010. Telah kami setujui untuk di munaqosahkan
Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing
Winarno S.Si, M.Pd NIP. 19730526 199903 1 00
iii
MOTTO
Ibda’ binafsika, mulailah dari diri sendiri Berjalanlah sesuai perintah Rabbmu dan sunah Rasulmu, niscaya kamu akan selamat Belajarlah sampai ajal menjemput Capailah surgamu dengan segala keindahan
iv
PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecil ini ku persembahkan kepada: 1. Suamiku tercinta (Ampriyadi) 2. Ayah (H. Fadholi Muchibanl) Ibu (Siti Sutchiyati(alm)) yang terhormat yang telah mengasuh dan membimbingsaya selama ini 3. Muhammad Mada Fawaz Alaqsha (anakku tersayang) yang telah memberikan semangat untuk belajar 4. Seluruh keluarga dan rekan-rekan yang telah membantu penyusunannya yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu
v
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id, e-mail:
[email protected].
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari Mia Ardati dengan No Induk Mahasiswa 11408217 yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH KELAS IV DI MI AL-IMAN MRANGGEN KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Sabtu 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.). Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H. 28 Agustus 2010 M. Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Pengujii I
Penguji II
Drs. Kastolani, M.Ag. NIP. 19690612 199403 1 003
Haryo Aji Nugroho, MA NIP. 19731104 199903 1 002 Pembimbing
Winarno S.Si, M.Pd NIP. 19730526 199903 1 004
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : MIA ARDATI NIM : 11408217 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,12 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Mia Ardati
vii
ABSTRAK
Ardati, Mia. 2010. Upaya meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Metode Index Card Match Siswa Kelas IV di Mi Al- Iman Mranggen Kajoran Magelang Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah: Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Winarno S.Si, M.Pd. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Index Card Match dan Mata pelajaran Fiqih. Penelitian ini merupakan upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al- Iman Mranggen. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan Metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al-Iman Mranggen?, (2) Apakah penerapan Metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al-Iman Mranggen?, (3) Apakah penerapan Metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al-Iman Mranggen?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan penelitian tindakan kelas (classroom action reaserch). Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IV di MI Al-Iman Mranggen kurang memperhatikan, dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran Fiqih, sehingga hasil belajarpun masih jauh dari KKM. Hal ini di karenakan
viii
kurangnya guru dalam menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian, keaktifan, dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian, keaktifan, dan hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
ix
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat, rahmat maupun hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Program S1 pada fakultas Tarbiyah STAIN
Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari beberapa pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Winarno S.Si, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan dalam penyusunan skripsi ini 3. Seluruh dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis 4. Bapak Siman A.Ma, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Iman Mranggen Kajoran yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian 5. Bapak H. F. Muchiban, Ibu Siti Sutchiyati selaku orang tuaku yang telah mengasuh, membimbing dan memotivasi hingga skripsi ini dapat selesai.
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna baik isi, bahasa, maupun penyajiannya. Karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga,
Agustus 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN LOGO ......................................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
DEKLARASI ...............................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
D. Hipotesis .....................................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................
6
F. Definisi Istilah atau Operasional ..................................................
7
G. Metode Penelitian ........................................................................
12
1. Rancangan Penelitian .............................................................
12
2. Subyek Penelitian ..................................................................
13
3. Langkah/Siklus Penelitian ......................................................
13
4. Instrumen Penelitian ..............................................................
15
5. Pengumpulan Data .................................................................
15
6. Analisis Data .........................................................................
16
H. Sistematika Penulisan ..................................................................
17
xii
BAB II KAJIAN PUSATAKA .....................................................................
19
A. Belajar dan Pembelajaran ............................................................
19
1. Pengertian Belajar ..................................................................
19
2. Teori Belajar ..........................................................................
21
3. Jenis-Jenis Belajar .................................................................
25
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................
27
5. Teori Transfer Hasil Belajar ...................................................
29
6. Ciri-ciri Belajar ......................................................................
31
B. Metode Dalam Pengajaran Fiqih di Madrasah ..............................
32
C. Fiqih ............................................................................................
37
1. Pengertian Fiqih .....................................................................
37
2. Objek Kajian Fiqih ................................................................
42
3. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ............................................
43
4. Tujuan dan Fungsi Pelajaran Fiqih .........................................
43
5. Ruang Lingkup Fiqih .............................................................
45
D. Metode Index Card Match dalam Mata Pelajaran Fiqih ...............
46
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN....................................................
50
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan) Pengumpulan Data (Refleksi) ......................................................
52
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................
55
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ..................................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
60
A. Deskripsi Persiklus (Data hasil pengamatan, wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan) ........................................................
60
B. Pembahasan .................................................................................
69
BAB V PENUTUP .....................................................................................
71
A. Kesimpulan ..................................................................................
71
B. Saran ............................................................................................
71
xiii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perhatian Siswa siklus I ....................................................................... 61 Tabel 2 Keaktifan Siswa siklus I ...................................................................... 62 Tabel 3 Hasil Belajar siklus I ........................................................................... 62 Tabel 4 Perhatian Siswa siklus II...................................................................... 64 Tabel 5 Keaktifan Siswa siklus II ..................................................................... 65 Tabel 6 Hasil Belajar siklus II .......................................................................... 65 Tabel 7 Perhatian Siswa siklus III .................................................................... 67 Tabel 8 Keaktifan Siswa siklus III.................................................................... 68 Tabel 9 Hasil Belajar siklus III ......................................................................... 68 Tabel 10 Perhatian Siswa siklus I, II, dan III .................................................... 69 Tabel 11 Keaktifan Siswa siklus I, II dan III .................................................... 69 Tabel 12 Hasil Belajar siklus I, II dan III.......................................................... 70
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin penelitian
Lampiran 2 Surat keterangan penelitian
Lampiran 3 Lembar konsultasi
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
Lampiran 7 Latihan soal PTK
Lampiran 8 Lembar Obervasi Perhatian Siswa
Lampiran 9 Lembar Obervasi Keaktifan Siswa
Lampiran 10 Lembar Obervasi Hasil Belajar Siswa
Lampiran 11 Profil Madrasah
Lampiran 12 Data Guru
Lampiran 13 Daftar Siswa Kelas IV
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
yang
berkualitas
merupakan
tuntutan
kehidupan
masyarakat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Kurikulum pendidikan dasar berciri khas Agama Islam disusun dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah menitik beratkan atau memprioritaskan pelajaran agama sebagai materi pokok tanpa mengesampingkan pelajaran umum. Adapun isi kurikulum pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yaitu yang tertuang dalam mata pelajaran agama adalah sebagai berikut: Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Materi-materi tersebut sangat penting untuk pembentukan dasar anak didik, salah satunya adalah pendidikan Fiqih. Khusus pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah mengajarkan materi tentang bersuci, tata cara shalat, macammacam zakat, puasa, dan lain sebagainya. Mempelajari Ilmu Fiqih merupakan kewajiban bagi umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Sebagaimana pada pelajaran lain, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih juga sangat menentukan. Dengan melihat hasil belajar mata pelajaran Fiqih masih jauh
1
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh madrasah pada tahun 2007/2008 KKM untuk pelajaran Fiqih adalah 6,00.Kesulitan yang dihadapi siswa pada mata pelajaran Fiqih salah satunya adalah karena sedikitnya alokasi waktu yaitu hanya 2 jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu sedangkan materi pelajaran sangat banyak. Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pembelajaran, khususnya pelajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Selain itu guru tampak kurang perhatian terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu pelajaran secara baik (Usman, 2010: 31). Melihat kondisi tersebut maka salah satu solusinya adalah dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa. Kegiatan mengajar menggunakan pendekatan atau metode mengajar yang digunakan oleh guru menentukan hasil belajar siswa (Ibrahim, Sukmadinata, 1996: 43). Guru menjadi salah satu diantara pendidikan yang mempunyai peranan penting dan strategis. Guru menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Kelemahan dunia pengajaran agama diatas menginspirasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Problem utama dalam fenomena ini adalah siswa kurang memperhatikan guru,
nilai tidak maksimal dan siswa kurang
aktif terhadap pembelajaran Fiqih. Masalah lain yang ditemukan adalah guru tidak memperhatikan kondisi siswa dalam kelas dan tidak mengembangkan
2
potensi siswa. Kondisi ini semakin membuat siswa merasa tertekan. Guru adalah medium atau penghubung antara murid dan masyarakat dalam segala segi kehidupan dan situasi lingkungan hidupnya. Ia juga sebagai penghubung antara murid dan pengetahuan atau ilmu, antara murid dan haluan negara, antara murid dan para pendidik. Guru bukan medium pasif, ia adalah medium aktif, yang berhadapan dengan manusia muda dengan keterbatasan pengalamannya dan sedang berkembang menuju kearah kedewasaan (Soejono, 1992: 41). Temuan di lapangan oleh peneliti yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah penggunaan metode yang masih menggunakan metode konvensional. Guru tidak menyajikan pembelajaran dengan metode bervariasi sehingga siswa dalam kegiatan belajar merasa jenuh yang berdampak pada perolehan hasil belajar. Suatu metode dapat dikatakan baik dan tepat manakala penerapan atau pemilihan itu sesuai dengan situasi pembelajaran dan media pembelajaran yang ada, baik dari sisi keadaan siswa suasana kelas, minat belajar ataupun motivasi belajar. Motivasi belajar bisa didapatkan dari bagaimana cara atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru agar siswa bisa belajar lebih aktif, karena belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum (Zaini, dkk, 2005: xvii). Metode pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal bagi siswa. Penulis bermaksud membenahi keadaan ini. Diperlukan pemahaman kompleks sebelum membenahi keadaan. Untuk itu peneliti melakukan
3
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan karena dapat membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelasnya (Basrowi, Suwandi, 2008: 26). Lebih jauh PTK dapat menjadi entry point tepat untuk tujuan memperbaiki kualitas praktik pembelajaran disekolah dan mutu hasil pendidikan (Basrowi, Suwandi, 2008: 52). Judul penelitian ini adalah: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAPEL FIQIH MELALUI METODE Index Card Match SISWA KELAS IV DI MI AL- IMAN MRANGGEN KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IVdi MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010? 2. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al-Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010? 3. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010?
4
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI ALIman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. 3. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI Al-Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010.
D. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya (Hadi, 1981: 63). Hipotesis tindakan adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1991: 62). Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa Hipotesis Tindakan adalah suatu jawaban yang bersifat sementara yang mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian
5
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Melalui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. 2. Melalui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. 3. Melalui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih siswa kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan diharapkan memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung, meliputi: 1. Secara umum Mendorong guru untuk lebh kreatif dan produktif dalam mencari terobosan untuk meningkatkan kemajuan siswa sehingga anak akan lebih optimal dalam berprestasi dan informasi ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi masa-masa yang akan datang.
6
2. Secara khusus penelitian ini dapat dijadikan pola pengembangan metode dan strategi pembelajaran dalam menghadapi kompetisi dalam dunia pendidikan.
F. Definisi Istilah atau Operasional 1. Pengertian Belajar a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kekuatan melalui pengalaman (Hamalik, 2001: 27). b.
Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru (Sukmadinata, 1992: 45).
c. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001: 28). d. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap (Hamalik, 1992: 45). Jadi belajar dalam hal ini adalah belajar materi Fiqih dimana belajar yang berupa pengetahuan: muamalah, ubudiah, dan hukum-hukum syara’ dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa dapat mengetahui bagaimana perbuatan yang baik dan benar.
7
2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku seseorang. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek, yakni: a. Pengetahuan b. Pengertian c. Kebiasaan d. Ketrampilan e. Apresiasi f. Emosional g. Hubungan Sosial h. Jasmani i.
Budi Pekerti
j.
Sikap (Hamalik, 2003: 30)
Hasil belajar aplikatif (Psikomotorik) merupakan kelanjutan dari hasil belajar Kongnitif dan Alektif akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Ranah psikomotor terbagi menjadi 7 tingkatan, yakni: a. Persepsi Mampu menafsirkan rangsangan, menyeleksi obyek. b. Kesiapan Mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental.
8
c. Gerakan terbimbing Mampu memberi contoh, mencoba-coba, pengembangan respon baru. d. Gerakan terbiasa Berketerampilan, berpegang pada pola, respon baru muncul dengan sendirinya. e. Gerakan komplek Sangat terampil secara lancar, luwes, gesit, lincah. f. Penyesuaian pola gerakan Mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah. g. Kreatifitas/keaslian Mampu menciptakan yang baru, berinisiatif (MP3a, 2005: 25).
Hasil belajar dapat diperoleh siswa bila mana mereka melakukanya dengan keaktifan yang tinggi baik dalam memahami, mengalami, dan berbuat sesuai dengan apa yang ingin mereka pelajari (Usman, 2010: 27). Jadi hasil belajar disini adalah tentang materi Fiqih yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah.
9
3. Materi Fiqih Menurut Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya yang berjudul “Ushulul Fiqih” merumuskan pengertian fiqh: 1. Pengertian secara Lughot (Etimologi):
“Fiqih menurut pengertian lughot ialah paham yang dalam dan luas yang dapat mengerti maksud perkataan dan perbuatan Nabi”
2. Pengertian secara Istilah (Terminologi)
“Fiqih ialah ilmu tentang hukum amali (hukum positif) dalam Islam yang bersumber dari dalil-dalil tafshili (terurai)” selanjutnya Imam Fataludin Al Mahalli dalam kitabnya yang berjudul “Syarah Al Waroqat Fi Ushulil Fiqh” mengatakan:
“Fiqih ialah ilmu pengetahuan hukum Islam yang dihasilkan oleh ijtihad para ulama fiqh”(Mujahiddin, 1995: 2). Pada masa sahabat (abad pertama Hijriyah) Fiqih diartikan sebagai:
10
“Ilmu (pengetahuan) yang tidak mudah diketahui umum yang didapatkan dengan jalan mempergunakan penyelidikan dan penelitian yang mendalam.” Para sahabat menafsirkan kata-kata: Dalam surat At-Taubah 122
“Agar mereka mendalami segala hukum agama yang tidak terhingga macamnya.” Jelasnya segala macam pengetahuan agama yang sulit diketahui pada masa itu dinamakan Fiqih. Abu Hanifah dan pengikutnya menyatakan bahwa Fiqih adalah:
“Ilmu yang menerangkan hak dan kewajiban atau kebaikan ilmu yang menerangkab segala hal yang diwajibkan, disunatkan, dimakruhkan, diharamkan dan dimubahkan”(Aminudin, 1984:4). Jadi materi Fiqih adalah Fiqih yang berada ditingkat Madrasah Ibtidaiyah. 4. Metode Index Card Match Metode Indek Card Match merupakan istilah bahasa asing, yaitu Index artinya petunjuk, tanda, pedoman. Card artinya kartu. Sedangkan
Match
berarti
menyamai,
memperbandingkan,
menjodohkan. Secara bahasa metode Indek Card Match mempunyai arti petunjuk kartu yang sejodoh.
11
G. Metode Penelitian Rancangan Penelitian yang ditetapkan berupa tindakan kelas, untuk menjaring data yang diperlukan, maka digunakan beberapa metode yang dianggap relevan dan sesuai dengan pokok permasalahan yang diangkat dalam pembahasan penelitian, maka harus melalui hal- hal sebagai berikut: 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang akan dilaksanakan berupa penelitian tindakan
kelas,
dengan
tujuan
memperbaiki
kualitas
praktik
pembelajaran disekolah dan mutu hasil pendidikan, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya yaitu mengelola pelaksanaan proses pembelajaran dalam arti luas (Basrowi, Suwandi, 2008: 48). Sedangkan menurut Suyanto, penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat
memperbaiki dan atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih professional (Basrowi, Suwandi, 2008: 26). Prosedur dan langkah-langkah penelitian harus mengikuti prinsip-prinsip dasar dan rambu-rambu yang sistimatis yang berlaku dalam penelitian tindakan, sehingga terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
12
a. Perencanaan b. Rancangan Tindakan c. Tahap Pelaksanaan d. Tahap Pemantauan e. Refleksi f. Siklus 2. Subyek penelitian Subyek yang akan dikenai tindakan kelas adalah siswa-siswi kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010. Dengan jumlah 19 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan. Latar belakang wali murid atau orang tua mereka sebagian kecil adalah pegawai dan sebagian besar adalah sebagai petani. Dasar pertimbangan pelaksanaan penelitian pada mata pelajaran Fiqih dengan subyek siswa-siswi kelas IV di MI AL-Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun ajaran 2009/2010 adalah karena hasil pembelajaran Fiqih masih sangat rendah. 3. Langkah-langkah atau siklus penelitian Menurut Kurt Levin langkah-langkah penelitian tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu: a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
13
b. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan didalam kelas sesuai skenarionya. Sekenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar. c. Pengamatan atau Observasi Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksaanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. d. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya (Basrowi, Suwandi, 2008: 26-27). Adapun langkah-langkah atau siklus penelitian yang dilaksanakan peneliti adalah: a. Perencanaan Berupaya meningkatkan hasil belajar materi Fiqih kelas IV, agar hasil belajar dapat meningkat. Pelaksanaan pada tanggal 11, 12, dan 14 Mei 2010 di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang oleh Saudari MIA ARDATI. Adapun
14
tindakan dilakukan dengan penelitian tindakan kelas dengan tahapan siklus. b. Tindakan Tindakan yang dilakukan adalah perencanaan sebelum PTK, dalam tahap ini guru mengajar Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match sesuai dengan rancangan yang telah di buat dalam RPP. c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan (Observasi) dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung dengan panduan lembar observasi. d. Refleksi Peneliti mengkaji persiklus, mulai dari siklus I bagaimana hasil belajarnya yang kemudian sebagai acuan siklus berikutnya. 4. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini alat yang digunakan adalah buku ajar mata pelajaran Fiqih, penerapan metode yang tepat, peneliti dan peserta didik. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) Dokumentasi Untuk melihat nilai Fiqih kelas IV MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang sebelum penerapan tindakan kelas,
15
sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok kemampuan: tinggi, sedang, rendah. 2) Tes Digunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa, baik berupa tes awal maupun tes akhir 3) Pengamatan Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti (guru) untuk memperoleh data penelitian, aktivitas siswa dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti atau diambil suatu kesimpulan akhir penelitian yang dilakukan. Dalam analisis ini penulis maksudkan untuk mencari jawaban terhadap tujuan penelitian yang telah diajukan dan menguji hipotesis yang penulis ajukan pada bab sebelumnya. Langkah yang penulis lakukan dalam menganalisa data ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Pertama Analisis pertama ini untuk mengetahui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV MI AL- Iman Mranggen Kabupaten Magelang tahun 2010.
16
Kecamatan Kajoran
2. Analisis Kedua Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV di MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. 3. Analisis Ketiga Analisis ketiga untuk mengetahui penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas IV MI AL- Iman Mranggen Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang tahun 2010. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini dibagi menjadi beberapa bab dengan mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Tindakan E. Kegunaan Penelitian F. Operasional G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian 2. Subyek Penelitian
17
3. Langkah-langkah 4. Instrumen Penelitian 5. Pengumpulan Data 6. Analisis Data BAB II
KAJIAN PUSTAKA:
A. Belajar dan Pembelajaran B. Metode Pembelajaran Fiqih sebelum diterapkan metode Index Card Match C. Fiqih D. Metode Index Card Match dalam Mata Pelajaran Fiqih BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN:
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN:
A. Deskripsi Per-Siklus (data hasil pengamatan/wawancara refleksi keberhasilan dan kegagalan) B. Pembahasan (siklus I, II, III) BAB V
PENUTUP:
A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Belajar mengajar merupakan aktivitas akademik menuju hasil sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan dengan perubahanperubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak.
1. Pengertian Belajar Secara psikologi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 78). Definisi tentang belajar itu tidak sama antara orang ahli yang satu dengan yang lainnya dalam memberikan arti maupun pengertian, namun dari berbagai definisi akan dapat memberikan keluasan dalam memberikan kesimpulan untuk mengambil inti pokok dari arti belajar itu.
19
Sebagai landasan penguraran mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli: a. Menurut Romine Learning is defined as the modification or streng the ning of behavior through experiencing. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2007: 106). b. Menurut Geter Belajar adalah perubahan dalam perilaku yang merupakan refleksi secara relative (Hamalik, 1992: 51). c. Menurut Omar Hamalik Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman (Hamalik, 1992: 154). d. Menurut Hilgard dan Brower Belajar adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas praktek dan pengalaman (Hamalik, 1992: 45). Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, disini belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik yaitu dengan latihan atau pengalaman langsung. Belajar merupakan usaha–usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang dilakukan menggunakan proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan dengan berinteraksi pada lingkungan sehingga apabila
20
belajar maka responnya akan lebih baik dan sebaliknya. Belajar itu pada pokoknya, membedakan antara belajar dan sesudah melakukan belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau usaha dan praktek yang disengaja. Dalam perspektif keagamaan (dalam belajar hal ini Islam) belajar merupakan kewajiban setiap muslim agar memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran Surat Al- Mujadalah (58): 11
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Teori Belajar a. Secara garis besar dikenal tiga rumpun psikologi (Ibrahim, 1996: 167170). yaitu: teori disiplin mental, Behaviorisme, dan cognitive Gestalf – Field 1. Teori Disiplin Mental
21
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan
atau
potensi-potensi
tertentu.
Belajar
adalah
pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut 2. Teori Behaviorisme Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu: Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil bersifat mekanitis,
menekankan peranan
lingkungan,
mementingkan
pembentukan reaksi atau respon dan menekankan pentingnya latihan 3. Teori Cognitif-Gesalt-Field Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respon. Perilaku juga penting sebagai indikator, tetapi yang lebih penting adalah berpikir. Dalam kaitannnya dengan berpikir ini, bahwa pada manusia terbentuk struktur mental atau organisasi mental. b. Dalam bukunya Oemar Hamalik, bahwa teori belajar sebagai berikut: 1. Conditioning Simple conditioning teori contiquity menekankan bahwa belajar terdiri atas pembangkitan respon dengan stimulus yang pada mulanya bersifat netral atau tidak memadai. Melalui persinggungan (contiguity) stimulus dengan respons stimulus yang tidak memadai
22
untuk menimbulkan respons tadi akhirnya mampu menimbulkan respons 2. Connectionism Menekankan bahwa belajar adalah pembentukan ikatan atau hubungan antara stimulus respons melalui proses pengulangan (reinforcement) 3. Field Theory Menekankan keseluruhan bagian-bagian yang satu dengan lainnya erat hubungannya dan saling tergantung (termasuk kedalam teori ini adalah psikologi Gestalt) 4. Psikologi fenomenologis dan humanistis yang menitikberatkan kondisi-kondisi dalam diri individu. 5. Teori S-R relativistik dan humanitas yang menitikberatkan pandangan bahwa tingkah laku manusia merupakan moral behavior dan keseluruhan perilaku terhadap stimulus dan terdapat hubungan bipolar antara persona dan lingkungan(Hamalik, 1992: 49-51). c. Teori Pisikologi Klasik (Hamalik, 2001: 35). Manusia terdiri dari Jiwa (mind) dan badan (body). Manusia belajar dengan melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi, manusia nengembangkan kekuatan, kekuatan, ingatan, keinginan, dan pikiran, dengan melihatnya.
23
d. Teori Pisikologi Daya (Hamalik, 2001: 36) Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mangingat , berpikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal karena mengutamakan pembentukan daya-daya. e. Teori Conectiorisim Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antar kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (bond) atau koneksikoneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu (Ibrahim, Sukmadinata, 1996: 36-37). Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Teori Gestalt yaitu: a. Belajar berdasarkan keseluruhan b. Anak didik sebagai organisme keseluruhan c. Terjadi transfer d. Belajar adalah reorganisasi pengalaman e. Belajar harus dengan insight f. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat keinginan dan tujuan g. Belajar berlangsung terus menerus
24
3. Jenis-Jenis Belajar Belajar itu ada beberapa macam. Aneka macam belajar ini dilatarbelakangi oleh adanya tekanan yang berbeda terhadap aspek-aspek belajar, sepertitekanan pada sifat, bentuk, keterampilan, proses, tempat belajar,dan lain-lain. Gagne
(1970),
membedakan
macam-macam
belajar,
dari
keterampilan intelektual yang terkandung didalamnya. Ia mengemukakan delapan tipe keterampilan intelektual dalam belajar. Kedelapan tipe ini menunjukkan suatu hierarki kecakapan atau keterampilan dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling tinggi atau kompleks dalam belajar, yaitu: 1. Belajar tanda-tanda, merupakan kegiatan belajar yang paling sederhana, sebab hanya melibatkan penggunaan keterampilan atau penugasan akan tanda-tanda. 2. Belajar stimulus respons, adalah kegiatan belajar yang berbentuk menjalin hubungan antara suatu rangsangan dengan respons jawabannya. 3. Rangkaian kegiatan. Suatu perbuatan atau kegiatan berisi suatu rangkaian kegiatan. Dalam belajar tipe ini, siswa belajar menguasai keseluruhan rangkaiankegiatan awal sampai akhir tanpa ada yang terlewat. 4. Belajar hubungan verbal, dimulai dengan mengenal hubungan antara sebuah benda dengan namanya, kemudian, hubungan antara
25
nama dan nama lain, nama dengan konsep, akhirnya hubungan antara konsep dengan konsep. 5. Belajar membedakan, sebenarnya berisi pengenalan cirri-ciri atau sifat-sifat sesuatu. 6. Belajar konsep. Kalau kelima tipe di atas lebih berkenan dengan hal-hal yang kongkret (belajar kongkret), maka konsep (tipe belajar ini bersifat abstrak. Suatu konsep disimpulkan dari berbagai dalam situasi peristiwa, ucapan, dan pemberiannya). 7. Belajar aturan atau hukum-hukum, dimulai dengan aturan sederhana, yang dialaminya di rumah dan di sekolah. Kemudian anak belajar aturan yang lebih formal dan kompleks yang berkenaan dengan kehidupan manusia. 8. Belajar menurut pemecahan masalah. Tahap belajar yang lebih tinggi menurut Gagne adalah belajar pemecahan masalah. Dalam tipe belajar ini siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan. Pemechan masalah dapat dilakukan secara kelompok atau individual.
Kegiatan belajar pemecahan masalah biasanya meliputi lima langkah, yaitu: a. Mengidentifikasi masalah b. Merumuskan dan membatasi masalah c. Menyusun pertanyaan
26
d. Mengumpulkan data e. Merumuskan Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan (Ibrahim, Sukmadinata, 1996: 36-37).
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kondisional yang ada. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut: a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa dapat melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lainya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap. b. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pembelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. c. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebihberhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ini berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan men-
27
dorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi. e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. f. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besarnya peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. g. Faktor kesimpulan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukankegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajarjuga sulit untuk berhasil. i.
Faktor-fator fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar
28
yang sempurna. Karena factor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar. j.
Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda dengan siswa yang kurang cerdas, para siswa lamban (Hamalik, 2001: 32-33).
5. Teori Transfer Hasil Belajar Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan dalam situasisituasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan keberhasilan belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. Tentang transfer
hasil belajar, setidak-tidaknya kita akan
menemukan 3 teori, yaitu sebagai berikut: a. Teori Disiplin Formal (The Formal Discipline Theory) Teori ini menyatakan, bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis. Mata pelajaran-mata pelajaran seperti geometrid an bahasa Latin sangat penting dalam melatih daya pikir seseorang. Demikian pula halnya dengan daya pikir kritis, ingatan,
29
pengamatan, dan sebagainya dapat dikembangkan melalui latihanlatihan akademis tadi. b. Teori Unsur-Unsur yang Identik (The Identical Elements Theory) Transfer ini terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik). Latihan di dalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkahlaku dalam situasi yang lainya. Teori ini banyak digunakan dalam kursus latihan jabatanm di man kepada siswa diberikan respons-respons yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang sebenarnya. Para ahli pisikologi, banyak menekankan kepada persepsi para siswa terhadap unsur-unsur yang identik ini. c. Teori Generalisasi (Generalization Theory) Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi Generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang di pelajari. Internalisasi daripada pengertian-pengertian, ketrampilan, sikap-sikap, dan apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan seseorang. Teori ini menekankan kepada pembentukan pengertian
(concept
formation)
yang
dihubungkan dengan
pengalaman-pengalaman lain. Transfer terjadi apabila siswa menguasai
pengertian-pengertisn
umum
atau
kesimpulan-
kesimpulan umum, lebih daripada unsure-unsur uang identik (Hamalik, 2001: 33-34).
30
6. Ciri-ciri Belajar Wiliam Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: a. Proses
belajar
ialah
pengalaman,
berbuat,
mereaksi,
dan
melampaui (under going). b. Proses itu melalui bermaca-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c. Pengalaman belajar secara maksimal bermakna bagi kehidupan murid. d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. i.
Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
31
j.
Hasil-hasil secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. l.
Hasil-hasil
belajar
adalah
pengertian-pengertian,
pola-pola
sikap-sikap,
perbuatan,
apresiasi,
nilai-nilai,
abilitas,
dan
keterampilan. m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. n. Hasil-hasil
belajar
dilengkapi
dengan
jalan
serangkaian
pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. o. Hasil-hasil
belajar
itu
lambat
laun
dipersatukan
menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. p. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis (Hamalik, 2001: 31). B. Metode Pembelajaran Fiqih sebelum penerapan metode Index Card Match Bertitik tolak pada pengertian metode pengajaran, yaitu suatu cara penyampaian bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang di tetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut menentukan hasil tidaknya suatu proses belajar-
32
mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistim pengajaran. Oleh karena itu pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik
siswa,
materi,
kondisi
lingkungan
(setting)
dimana
pengajaran berlangsung. Bila ditinjau secara lebih teliti sebenarnya keunggulan metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain; tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan. Dengan kata lain perbedaan penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar disebabkan oleh adanya beberapa faktor harus di pertimbangkan. Selama ini metode mengajar yang lazim digunakan di Madrasah Ibtidaiyah adalah metode mengajar Konvensional atau sering disebut metode tradisional. Berikut ini akan dibahas beberapa metode mengajar konvensional beserta keunggulan dan kelemahannya, antara lain: A. Metode Ceramah Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid disini sebagai penerima pesan,
mendengarkan,
memperhatikan,
dan
mencatat
keterangan-keterangan guru bilamana diperlukan. Metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam menyampaikan pesan dimuka kelas bila:
33
a. Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi; b. Jumlah siswanya terlalu banyak; c. Guru adalah pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa: Keunggulan Metode ceramah ini adalah: a. Penggunaan waktu efisien dan pesan disampaikan dapat sebanyak-banyaknya; b. Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak diperlakukan pengelompokan siswa secara khusus. Kelemahan metode ceramah ini adalah: a. Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sampai sejauhmana pemahaman mereka tentang materi yang diceramahkan; b. Siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru; c. Bilamana
guru
menyampaikan
bahan
sebanyak-
banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa; d. Cenderung
membosankan
berkurang.
34
dan
perhatian
siswa
B. Metode Tanya Jawab Metode Tanya Jawab ialah penyampaian pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
dan
siswa
memberikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Metode Tanya Jawab layak dipakai bila dilakukan: a. Sebagai ulangan pelajaran yang telah lalu; b. Sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran; c. Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka lebih terpusat pada masalah yang sedang dibicarakan; d. Untuk mengarahkan proses berpikir siswa; Keunggulan metode Tanya Jawab ini adalah: a. Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa kearah berpikir secarea aktif; b. Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sedangkan kelemahan metode ini adalah: a. Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa; b. Kemungkinan terjadi
penyimpangan perhatian siswa
bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan dengan sasaran yang dibicarakan;
35
c. Jalannya pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh siswa. C. Metode Diskusi Metode Diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. Metode ini sebenarnya kurang efektif bila diterapkan pada siswa seusia Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, karena siswa seusia mereka rata-rata belum mampu berpendapat secara ilmiah dan sistimatis. Keunggulan Metode diskusi ini adalah: a. Suasana kelas menjadi bergairah; b. Dapat menjalin hubungan social antara individu siswa sehingga
menimbulkan
rasa
harga
diri,
toleransi,
demokrasi. Berpikir kritis dan dramatis. Disamping itu, kelemahan-kelemahan metode diskusi adalah: a. Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi; b. Sulit
meramalkan hasil yang ingin dicapai karena
penggunaan waktu yang terlalu panjang;
36
c. Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistimatis (Usman, 2010: 34-38). Dari beberapa metode konvensional yang selama ini di gunakan oleh guru di madrasah Ibtidaiyah, peneliti berkesimpulan dengan penggunaan metode konvensional yang cenderung monoton dirasa kurang efektif sehingga siswa merasa jenuh, hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan.
C. Fiqih
1. Pengertian Fiqih Menurut Ustad Abdul Hamid Hakim, dalam kitabnya Sulam Fiqih menurut istilah ialah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalannya ijtihad. Sedangkan “Fiqih menurut bahasa: Faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku”.
Secara umum
definisi Ilmu Fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. Menurut Hasbi Ash Siddieqy Ilmu Fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat besar gelanggang permasalahanya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum Islam dan bermacam-macam rupa aturan hidup, untuk keperluan seseorang, golongan dan masyarakat
37
dan seumum manusia. Kalau kita mempelajari definisi Fiqih yang telah dikemukakan para ahli Fiqih dalam berbagai masa perkembangannya jelaslah bahwa definisi Fiqih telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing. a. Definisi Fiqih pada abad I (pada masa sahabat) Definisi Fiqih pada masa ini ialah ilmu pengetahuan yang tidak mudah diketahui oleh masyarakat umum. Sebab untuk mengetahui Fiqih atau ilmu Fiqih hanya dapat diketahui oleh orang yang mempunyai ilmu agama yang mendalam sehingga mereka dapat membahas dengan meneliti buku-buku yang besar dalam masalah Fiqih. Mereka inilah yang disebut Liyatafaqqabufiddin yaitu untuk mereka yang bertafaqquh dalam agama Islam. Siapa yang dikehendaki Allah, mereka akan memperoleh pengetahuan (Fiqih) secara mendalam, yaitu semasa sebelum lahirnya azhab, tapi Fiqih waktu itu dalam tangan sahabat dan tabi’in, karena orang pada waktu itu belum berpegang kepada suatu mazhab dari seseorang mujtahid. Sabda Nabi SAW yang berbunyi:
ÄkfBi p ú< ä6çeãr ãp<Å o} 9eã ð ut^Z} ãR5 uæ êã 8 =} oi “Barang siapa di kehendaki Allah akan diberikan kebaikan dan keutamaan niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam dalam rukun agama”. (HR. Bukhari dan Muslim). b. Definisi Fiqih pada Abad II (Masa telah lahirnya mazhab-mazhab)
38
Dikemukakan oleh Abu Hanifah, bahwa ahli agama dan mujtahid besar dan tertua pada masa sahabatdan tabi’in mengatakan.
“Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban” Yang dimaksud dengan definisi diatas yaitu Ilmu Pengetahuan yang menerangkan dari segala yang di wajibkan, disunatkan, dimakruhkan dan yang di bolehkan oleh ajaran agama islam. c. Definisi Fiqih Menurut Ahli Ushul dari Ulama-ulama Hanafiah Definisi Fiqih menurut ulama-ulama Hanafiah ialah:
GZfbUã d äRY äæ _fR&% û&eã$ äçãqeã p X q^2eã o~ç} kfQ “Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukallaf”. 1. Pendapat Alauddin Al Kasani Al Hanafi, mengenal ilmu Fiqih yang dikemukakannya pada tahun 587 H. adalah:
“Tidak ada ilmu sesudah mama’rifati dan sifat-sifat-Nya, yang lebih mulia dari ilmu Fiqih, itulah ilmu yang dinamai dengan ilmu Halali wal Harami wasy Syarai’ wal ahkami, ilmu halal haram, syari’at dan hukum. Untuk itulah dibangkit Rasul dan diturunkan kitab-kitab. Hukum-hukum Allah itu tidak
39
dapat diketahui dengan akal semata-mata, perlu kepada pertolongan naqal”. 2. Pendapat As Said Al Juraini Al Hanafi telah mengemukakan pendapatnya tentang definisi Fiqih dalam bukunya At-Ta’rifat, yaitu:
ِﻇ
“Fiqih pada lughah ialah memahami pembicaraan seseorang yang berbicara. Menurut istilah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang diambil dari dalildalilnya yang tafshily. Dia suatu ilmu yang diistimbatkan dengan jalan ijtihad. Dia memerlukan nazar dan taammul. Oleh karena itu tidak boleh dinamakan Allah dengan Fiqih, Karena tak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya”. d. Definisi Fiqih yang dikemukakan oleh pengikut-pengikut Imam Syafi’i ialah:
“Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (tafshily).
40
“Fiqih itu ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukalaf baik yang wajib, haram,sunah dan makruh dan yang harus (mubah) yang diambil (diistimbatkan) dari al-Kitab dan as-Sunah dan dari dalil-dalil yang telah ditegaskan syara’ seperti qias upamanya. Apabila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari dalildalil, maka yang dikeluarkan itu dinamai “Fiqih”. e. Definisi Fiqih menurut Jalalul Malali, sebagai barikut:
“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ (ilmu yang menerangkan segala hukum syara’) yang berhubungan dengan amaliyah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafsili)”. f. Definisi Fiqih menurut Al Imam Ibnu Hazam “Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari’at yang diambil alQur’an dan dari Kalam Rasul yang diutus membawa syari’at yang hanyadaripadanya hukum-hukum itu”. Kita ambil tafsirnya yaitu mengetahui hukum-hukum Al Qur’an, Nasikh,
Mansukh,
Hukum-hukum
perkataan
Rosul,
Nasikh
nasukahnya yang sahib dating dan rasul dan yang tidak sahih. Dan menerangkan apa
yang
dijma’kan ulama,
apa
yang
nereka
perselisihkan dan dikembalikan perselisihan kepada Al Qur’an dan AsSunah.
41
g. Para ahli Ijtihad Islam (Ulama) lainnya mengemukakan definisi Fiqih:
“Suatu ilmu yang dengan ilmu itu kita akan mengetahui hukumhukum ayara’ yang amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsil” (Bakri, 2003: 8-15).
2. Obyek ilmu Fiqih Objek pembahasan dalam ilmu Fiqih adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut ilmu syara’. Perbuatan itu dikelompokan menjadi tiga kelompok besar yaitu: ibadah, muamalah dan uqubah. Bagian ibadah mencakup segala perbuatan yang berkaitan dengan urusan akhirat misalnya sholat, puasa, haji. Bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta misalnya: jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam. Sedangkan bagian uqubah mencakup segala hal persoalan yang menyangkut tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian, perampokan. Objek pembahasan Fiqih secara cermat dapat diperinci lagi kedalam delapan bagian menurut (Koto, 2004: 6): 1. Kumpulan hukum yang digolongkan kedalam ibadah 2. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga (almahwal, al-syakhshiyah)
42
3. Kumpulan hukum mengenai kebendaan (mu’amalah madiyah) 4. Kumpulan hukum yang berkaitan dengan harta negara (al siyasah) 5. Kumpulan hukum uqubat 6. Kumpulan hukum yang termasuk hukum acara 7. Kumpulan hukum yang tergolong dalam hukum tatanegara 8. Kumpulan hukum yang termasuk hukum Internasional
3. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian dijadikan dasar pandangan hidup (way of life). Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan. (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004: 48)
4. Tujuan dan Fungsi Pelajaran Fiqih Tujuan dan fungsi pengajaran Fiqih di Madrasah sesuai dengan kurikulum Madrasah (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004: 48-49) adalah: a. Tujuan Fiqih Tujuan Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah:
43
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. b. Fungsi Fiqih Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk 1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadara peserta didik kepada Allah SWT 2) Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat 3) Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT 4) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam melaksanakan ibadah dan muamalah dalam kehidupan sehari-hari 5) Membekali peserta didik dalam bidang Fiqih atau hukum Islam untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
44
5. Ruang Lingkup Fiqih Ruang lingkup Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004: 49-50) antara lain: a. Hubungan manusia dengan Allah b. Hubungan manusia dengan sesama manusia c. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfokus pada aspek Fiqih ibadah dan muamalah. a. Fiqih Ibadah 1) Melakukan thaharah/bersuci 2) Melakukan sholat wajib 3) Melakukan adzan dan iqomat 4) Melakukan sholat jum’at 5) Melakukan macam-macam sholat sunat 6) Melakukan puasa 7) Melakukan zakat 8) Melakukan shodaqoh dan infak 9) Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman dan binatang 10) Melakukan dzikir dan do’a 11) Memahami khitan
45
b. Fiqih Muamalah 1) Memahami ketentuan jual beli 2) Memahami ketentuan pinjam dan sewa 3) Memahami ketentuan upah 4) Memahami ketentuan riba 5) Memahami ketentan barang titipan dan temuan
D. Metode Index Card Match dalam Mapel Fiqih Penggunaan metode sangat mempengaruhi terhadap proses belajar, keberhasilan dan hasil belajar yang dicapai. Disini peneliti atau penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah jadi penggunaan metode disesuaikan dengan usia siswa, pokok bahasan dan seberapa baik metode tersebut lebih menguntungkan dibalik sisi kekurangan dari metode tersebut, maka dengan demikian peneliti atau penulis kemukakan beberapa masukan sebagai bahan acuan, yaitu : 1. Berdasarkan penerapan dilapangan, bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik bahkan hasil belajar dapat melampui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2. Berdasarkan temuan dilapangan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan, perhatian dan hasil belajar siswa. Index Card Match (mencari pasangan) Kartu Tanya Jawab ini adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa
46
diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas mempelajari topic yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Langkah-langkah: 1.
Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada dalam kelas.
2.
Bagi kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3.
Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4.
Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan yang tadi dibuat.
5.
Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
6.
Setiap siswa diberi satu kertas. Jelas bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separo siswa akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban.
7.
Minta siswa untuk menemukan pasangan, mintamereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8.
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas dengan teman-teman yang lain.
9.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
47
10. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan (Zaini, 2002: 69-70). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti atau penulis dalam proses belajar mengajar materi fiqih kelas IV dengan pokok bahasan Zakat Fitrah menggunakan metode Index Card Match. Keunggulan metode Index Card Match: a. Kelas menjadi lebih hidup karena semua siswa dibawa kearah berfikir secara aktif b. Anak didik tidak mudah lupa dengan materi yang sudah diajarkan c. Memudahkan pemahaman siswa d. Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa e. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat Kelemahan metode Index Card Match: a. Menimbulkan suara yang gaduh bagi kelas lain b. Menjadi beban mental bagi siswa yang kurang menguasai materi c. Kadang-kadang ada sebagian siswa yang keberatan melakukan kegiatan ini karena alasan psikologis, seperti rasa malu karena kebetulan mendapat pasangan yang berlawanan jenis
48
A. Karakteristik metode Index Card Match Metode ini mempunyai karakteristik : 1. Guru menjelaskan proses penggunaan metode Index Card Match secara rinci. 2. Melibatkan semua anak didik sehingga anak didik lebih aktif. 3. Menuntut konsenterasi daya ingat anak didik. 4. Anak didik tidak mudah lupa dengan materi yang di ajarkan. 5. Memudahkan pemahaman siswa. B. Karakteritis materi fiqih adalah : 1. Banyaknya materi yang harus dimasukkan dalam ingatan. 2. Pemberian metode yang tepat sangat diperlukan. 3. Dengan metode dapat memudahkan penguasaan materi. Dari karakteristik metode dan materi tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode Index Card Match sesuai digunakan untuk materi fiqih, apalagi berkenaan dengan pokok bahasan Zakat Fitrah.
49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Lokasi peneliti yang dipaparkan di sini adalah gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah AL-Iman Mranggen Kajoran. Gambaran global mengenai lokasi penelitian menjadi penting, karena perilaku serta motivasi siswa memiliki keterkaitan dimana mereka tinggal. Dengan bekal pemahaman latar belakang secara memadai akan membantu dalam pengenalan terhadap lahirnya sikap, perilaku dan tindakan siswa dalam menanggapi masalah yang dihadapi. a. Gambaran Umum Kecamatan Kajoran terbagi menjadi 28 desa, sedangkan Desa Kajoran terdiri dari 19 dusun, diantaranya adalah dusun Mranggen. Sebagian besar penduduknya sebagai petani. Sehingga pandangan terhadap arti pentingnya pendidikan berbeda dengan masyarakat perkotaan. Madrasah Ibtidaiyah AL-Iman Mranggen Kajoran yang didirikan pada tanggal 7 Februari 1941, berada disebelah selatan Kecamatan Kajoran. Jarak dari kantor kecamatan kurang lebih 1 Km, dan menempati luas tanah seluas 990 m2 untuk bangunan gedung, yang mempunyai 12 ruang, 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang koperasi sekolah, 3 ruang MCK.
50
Dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah utara
: Masjid
- Sebelah barat
: Jalan Raya
- Sebelah selatan
: Kantor PPA
- Sebelah timur
: Kebun
MI Al- Iman Mranggen mempunyai 10 tenaga pengajar, 2 PNS dan 8 GTT, dengan jumlah siswa 110.
Visi dan Misi 1. Visi Unggul dalam prestasi, pelopor dalam IPTEK dan IMTAQ, teladan dalam bersikap serta perilaku. 2. Misi Mewujudkan peningkatan kualitas tamatan, membentuk siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, hormat, santun, membentuk siswa yang cerdas, terampil, kreatif dan inofatif.
51
Tabel Daftar nama serta jabatan dalam organisasi MI AL-Iman Mranggen Kajoran: NO
NAMA
JABATAN
1
Siman A. Ma
Kepala Madrasah
2
Ramelan A. Ma
Guru kelas VI
3
Kurniyati Aminah A. Ma
Guru kelas V
4
Mia Ardati A. Ma
Guru kelas IV
5
Purwanti A. Ma
Guru kelas III
6
Mardliyah A. Ma
Guru kelas II
7
Sunnah A. Ma
Guru kelas I
8
Ardina Hur Aziz
Guru Olahraga
9
Badirotussolikhah S. Pd
Guru Bahasa Inggris
10
Sri Astuti
Guru SBK
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Mei Tahun 2010, dengan pokok bahasan Zakat Fitrah. Tahapan dan langkah-langkah dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut:
52
a. Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Zakat Fitrah yang selama ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan kurangnya minat siswa dalam belajar. b. Penyiapan peralatan yaitu kertas kartun untuk Kartu Tanya Jawab sebagai alat peraga materi Zakat fitrah. c. Penyusunan proposal penelitian, lengkap dengan Rencana Program Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrument prngumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu alat peraga Kartu Tanya Jawab dengan pokok bahasan yang diajarkan adalah Zakat Fitrah. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi: a. Guru mengucapkan salam b. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin Do’a c. Guru mengabsen siswa d. Guru melakukan Apersepsi e. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai Zakat Fitrah waktu yang di gunakan selama 15 menit. f. Kemudian siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru, waktu yang dipergunakan selama 10 menit.
53
g. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang ditanyakan kepada siswa, waktu yang dipergunakan selama 10 menit h.
Setelah itu untuk mengevaluasi penguasaan materi guru mulai mencoba dengan menggunakan metode Index Card Match, waktu yang dipergunakan selama 30 menit.
i.
Setelah selesai, guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
j. k.
Guru dan siswa berdo’a bersama. Guru menutup dengan salam
3. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar Zakat Fitrah siswa kelas IV MI AL-Iman Mranggen Kajoran tahun 2010 dengan penggunaan metode Index Card Match. Maka observasi difokuskan pada pembelajaran Zakat Fitrah. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, maka peneliti berusaha untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid. 4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan hasil post test disbanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
54
a. Pelaksanaan post tes belum sesuai yang diharapkan, siswa kurang memperhatikan sehingga hasil belajar belum sesuai. b. Minat siswa dalam belajar belum maksimal sehingga perlu stimulasi yang lebih. Meskipun
demikian,
pembelajaran
ini
telah
menunjukkan
perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal: a. Minat siswa dalam mengikuti proses belajar meskipun baru sebagian. b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tumbuh sehingga siswa mau bertanya walaupun baru sebagian. Selanjutnya perbandingan nilai hasil post tes terhadap pre tes menunjukkan belum adanya peningkatan. Dari dua hal tersebut diatas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah: a. Mengaktifkan
siswa
dalam
proses
kegiatan
belajar
dengan
menggunakan metode Index Card Match. b. Mengulang kembali materi Zakat Fitrah.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua penelitian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2010 dengan pokok bahasan Zakat Fitrah. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut:
55
a. Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Zakat Fitrah pada siklus pertama yang masih ada kelemahan. b. Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus pertama. c. Penyusunan proposal penelitian, lengkap dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. d. Penyiapan media pembelajaran yang berupa Kartu Tanya Jawab. 2. Pelaksanaan a. Guru mengucap salam b. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin Do’a c. Guru mengabsen siswa d. Guru melakukan Apersepsi e. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai Zakat Fitrah waktu yang di gunakan selama 15 menit. f. Kemudian siswa diberi tugaa untuk menjawab pertanyaan dari guru, waktu yang dipergunakan selama 10 menit. g. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang ditanyakan kepada siswa, waktu yang dipergunakan selama 10 menit h.
Setelah
itu
untuk
mengevaluasi
penguasaan
materi
dengan
menggunakan metode Index Card Match, waktu yang dipergunakan selama 30 menit
56
i.
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi, apakah ada peningkatan hasil dari siklus 2 ini dibandingkan siklus 1.
j.
Guru dan siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran ditutup.
k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar Zakat Fitrah siswa kelas IV MI AL-Iman Mranggen Kajoran tahun 2010 dengan penggunaan metode peragaan pembelajaran. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti berusaha untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid. 4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post tes dibanding nilai pre tes. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti mengemukakan refleksi pada siswa kelas IV MI AL- Iman Mranggen Kajoran sebagai berikut: a. Hasil post tes lebih bagus dari hasil post tes pada siklus pertama b. Kemampuan
siswa
dalam
shalat
tersebut
meningkat
dengan
penggunaan metode Index Card Match dalam pembelajaran Dengan demikian penggunaan metode Index Card Match dalam pembelajaran tersebut menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut:
57
a. Perhatian siswa dalam belajar Zakat Fitrah b. Keaktifan siswa mengikuti pembelajaran lebih antusias yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami c. Kemampuan siswa dalam Zakat Fitrah tersebut meningkat
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut: a. Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran Zakat Fitrah pada siklus kedua yang masih ada kelemahan. b. Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus kedua. c. Penyusunan proposal penelitian, lengkap dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. d. Penyiapan media pembelajaran yang berupa Kartu Tanya Jawab. 2. Pelaksanaan a. Guru mengucapkan salam. b. Guru berdo’a dengan siswa yang dipimpin oleh guru. c. Guru mengabsen siswa. d. Guru melakukan apersepsi.
58
e. Setelah selesai guru memberikan tugas berupa soal latihan yang masih sama dari siklus I dan II tetapi penomoran soal divariasikan. f. Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi, apakah ada peningkatan hasil dari siklus III ini dibandingkan siklus I dan II. g. Setelah
itu
siswa
dan
guru
bedo’a
bersama-sama
sebelum
pembelajaran ditutup dengan dipimpin oleh seorang siswa dalam berdo’a. h. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Observasi Selama pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Pada pembelajaran ini siswa masuk semua yaitu 19 anak.
4. Refleksi Refleksi siklus III sama dengan refleksi dari siklus II karena pada siklus III merupakan tambahan siklus saja.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang meliputi nilai ulangan harian dan keaktifan siswa yang meliputi menjawab pertanyaan, bertanya, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas disekolah mengalami peningkatan. Peningkatan pada pelajaran Fiqih Kelas IV ini dicapai setelah pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan metode Index Card Match. 1. Deskripsi Siklus 1 b. Tujuan Siklus 1 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. c. Hasil Siklus I Hasil pengamatan pada siklus I ini dapat diketahui pada tabel dibawah ini:
60
Tabel 1 Perhatian Siswa
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami
Kemunculan respon perhatian pada siklus Ya Tidak V v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Jumlah Rata-rata
5 26,32 %
Nama Siswa
Pada tabel 1, perhatian siswa diketahui rata-ratanya 26,32%, menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti pelajaran perhatian siswa masih kurang.
61
Tabel 2 Keaktifan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang diamati Keaktifan bertanya Mengemukakan pendapat Menjawab pertanyaan Mengerjakan latihan Jumlah
F 4 1 7 19
% 21,05 5,26 36,84 100 40,78
Pada tabel 2, keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 40,78 %. Menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa belum aktif. Tabel 3 Hasil Belajar No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama Siswa
Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus I
3 4 4 5 8 5 7 6 5 6 7 8 3 7 5 5 6 4 4 102 5,36 8 3
62
Pada tabel 3 diketahui hasil belajar belum memuaskan nilai rata-rata kelas yaitu 5,36 dan masih ada nilai yang dibawah KKM yaitu 3 sedangkan KKM-nya 6,0. Dari tabel 1, 2, dan 3 pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selama pembelajaran dikelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan bahkan belum aktif menjawab pertanyaan dan masih banyak siswa belum berani mengemukakan pendapat. 2. Deskripsi Siklus II a. Tujuan Siklus II 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. b. Hasil Siklus II Hasil pengamatan pada siklus II ini dapat diketahui pada tabel dibawah ini:
63
Tabel 4 Perhatian Siswa
Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami
Kemunculan respon perhatian pada siklus Ya Tidak v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Jumlah Rata-rata
9 47,37 %
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama Siswa
Pada tabel 4 perhatian siswa diketahui rata-ratanya 47,37% menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti pelajaran cukup memperhatikan.
64
Tabel 5 Keaktifan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang diamati Keaktifan bertanya Mengemukakan pendapat Menjawab pertanyaan Mengerjakan latihan
F 7 3 12 19
% 36,84 15,79 63,15 100 53,94
Pada tabel 5 keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 53,94% menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa cukup aktif. Tabel 6 Hasil Belajar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama Siswa Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus II 4 5 5 5 8 6 7 6 6 7 8 8 4 7 6 6 6 5 5 114 6,0 8 4
65
Pada tabel 6 diketahui hasil belajar cukup baik nilai rata-rata kelas yaitu 6,0 dan nilai sudah mencapai KKM. Dari tabel 4, 5 dan 6 pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan hasil yang cukup baik. Selama pembelajaran dikelas siswa sudah memperhatikan aktif dan sudah ada siswa yang berani mengemukakan pendapat, walau demikian masih ada kekurangan.
3. Deskripsi Siklus III a. Tujuan Siklus III 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match. b. Hasil siklus III Hasil pengamatan pada siklus III ini dapat diketahui pada tabel dibawah ini:
66
Tabel 7 Perhatian Siswa
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 19.
Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami Ima Priyanti
Kemunculan respon perhatian pada siklus Ya Tidak v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v -
Jumlah Rata-rata
14 73,68%
Nama Siswa
Pada tabel 7 perhatian siswa diketahui rata-ratanya 73,68% menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti pelajaran memperhatikan dengan baik.
67
Tabel 8 Keaktifan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang diamati Keaktifan bertanya Mengemukakan pendapat Menjawab pertanyaan Mengerjakan latihan
F 10 5 18 19
% 52,63 26,32 94,73 100 68,42
Pada tabel 8 keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 68,42%. Menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa sudah aktif. Tabel 9 Hasil Belajar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama Siswa Komsatun Andi Kurniawan Muhajir Kurdian Rahmad Adi Susanto Ahmad Syaeful Ghofur Saefullah Unggul S.W Supriyadi Fira Pramesti M.Ilham AL Hakim Suciati Sri Rejeki Luk Atul Magfirah Ragil Kusuma Dewi Ahmad Luky Gimnastiar Fifi Erlina Aisyah M.Fuad Basori Toyibah Rahmi Amelia Eka Putri Puput Sinta Utami Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus III 6 6,25 6 6 9 7 8 7 7 8 9 9 6 8 7,50 7 7 6 6 135,75 7,14 9 6
68
Pada tabel 9 diketahui hasil belajar sudah baik yaitu rataratanya 7,14 hasil tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dari siklus II. Dari tabel 7, 8 dan 9 pada siklus III ini menunjukkan hasil yang
baik. Siswa sudah memperhatikan aktif,
siswa
berani
mengemukakan pandapat. Siklus ke III ini lebih baik dari siklus I dan II.
B. Pembahasan Tabel 10 Perhatian Siklus I II III Jumlah keaktifan siswa
Jumlah 5 9 14 28
Presentasi 26,32% 47,37% 73,68% 49,12%
Tabel 11 Keaktifan Siklus I II III Jumlah Rata-rata
Jumlah 40,78 %. 53,94% 68,42% 163,14 % 54,38 %
69
Tabel 12 Hasil Belajar Siklus I II III Jumlah
Hasil Belajar Jumlah Rata-rata 102 5,36 144 6,0 135,75 7,14 381,75
18,50
Prosentase 53,6 % 60 % 71,4 % 61,67 %
Keterangan: 1. Pada tabel 10 menjelaskan tentang perhatian siswa dengan rata-rata 49,12%. 2. Pada tabel 11 menjelaskan tentang keaktifan siswa dengan rata-rata 54,38 % 3. Pada tabel 12 menjelaskan tentang hasil belajar dengan jumlah rata-rata 61,67%
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian yang menerapkan metode Index Card Match pada Mata Pelajaran Fiqih meningkatkan perhatian, keaktifan, dan hasil belajar siswa kelas IV di MI Al-Iman Mranggen. Perbandingan antara sebelum dan sesudah diterapkan metode Index Card Match persiklus adalah: 1. Metode Index Card Match meningkatkan perhatian siswa dari 15,19% menjadi 26,32% pada siklus I , kemudian pada siklus II meningkat menjadi 47,37% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 73,68%. 2. Metode Index Card Match meningkatkan keaktifan siswa dari 34,21% menjadi 40,78% pada siklus I , kemudian pada siklus II meningkat menjadi 53,94% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 768,42%. 3. Metode Index Card Match meningkatkan hasil belajar siswa dari 4,36 menjadi 5,36 pada siklus I , kemudian pada siklus II meningkat menjadi 6,00 dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 7,14.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut 1. Sebaiknya untuk meningkatkan hasil belajar guru berusaha untuk mengaktifkan siswa, salah satunya dengan menggunakan metode Index Card Match.
71
2. Untuk mengaktifkan siswa perlu dilakukan latihan secara berulang-ulang dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. 3. Memberi tugas pekerjaan pada siswa pada materi pelajaran khususnya pelajaran Fiqih yang materinya banyak tapi alokasi waktunya sedikit dengan LKS atau tugas dari guru.
72