UNIVERSITAS INDONESIA
PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI ORGANISASI: STUDI KASUS BMKG
KARYA AKHIR
RONY KASMANTO 1106122064
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2013
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI ORGANISASI: STUDI KASUS BMKG
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
RONY KASMANTO 1106122064
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2013 i Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: RONY KASMANTO
NPM
: 1106122064
Tanda Tangan
:
Taggal
: 28 Desember 2012
ii Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh : Nama
:Rony Kasmanto
NPM
:1106122064
Program Studi
:Magister Teknologi Informasi
Judul Karya Akhir
:Pengukuran Tingkat
Kematangan Keselarasan
Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi : Studi Kasus BMKG Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Indra Budi
Penguji
: Yudho Giri Sucahyo, Ph.D
Penguji
: Yova Ruldeviyani, M.Kom
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 9 Januari 2013
iii
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhana wata’ala Rob semesta alam, karena berkar rahmat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan Karya Akhir ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. DR. Indra Budi, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarah dan membimbing saya dalam penyusunan Karya Akhir ini; 2. Yudho Giri Sucahyo, Ph.D dan Yova Ruldeviyani, M.Kom selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan Karya akhir penulis. 3. Jajaran Pejabat dan staf fungsional di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya butuhkan; 4. Pihak Kementerian KOMINFO atas bantuan beasiswa nya; 5. Orang tua, istri, mertua saya yang telah memberikan bantuan dukungan moral; dan 6. Teman-teman yang telah banyak membantu saya menyelesaikan Karya Akhir ini. Akhir kata, saya berharap dan berdoa Allah Subhana wata’ala membalas dengan kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 28 Desember 2012 Penulis iv Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya
: Rony Kasmanto : 1106122064 : Magister Teknologi Informasi : : Ilmu Komputer : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi : Studi Kasus BMKG Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal
: Jakarta : 28 Desember 2012
Yang menyatakan
(Rony Kasmanto)
v
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
vi
ABSTRAK Nama Program Studi Judul
: Rony Kasmanto : Magister Teknologi Informasi : Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI terhadapStrategi organisasi : Studi Kasus BMKG
Dewasa ini isu keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis menjadi perhatian bagi organisasi-organisasi yang memanfaatkan TI untuk mendukung tujuan bisnisnya. Begitu juga BMKG sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang mempunyai fungsi pelayanan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika yang memanfaatkan peranTI dari pengumpulan data, analisa hingga diseminasi informasi. Sadar Pentingnya peranan TI bagi organisasi, BMKG merencanakan investasi yang relatif besar untuk investasi TI hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi pendanaan pada matrik rencana strategis BMKG 2010-2014, terlihat bahwa Deputi bidang Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komputer mendapatkan anggaran yang cukup besar dibanding deputi bidang lain akan tetapi ada indikasi bahwa investasi yang besar tersebut kurang dikelola dengan baik. Terbukti berdasarkan hasil kajian investasi yang menghasilkan bahwa investasi TI masih berjalan secara ad-hoc dan belum terstruktur dan terencana. Pengkajian tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi menggunakan model keselarasan strategic alignment model (SAM) dan model keselarasan Luftman. Analisis dengan model SAM dilakukan untuk melakukan kajian keselarasan domain strategi bisnis, infrastruktur organisasi, strategi TI dan infrastruktur TI. Analisis dengan model Luftman digunakan untuk mengukur tingkatan kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pertama melakukan identifikasi masalah, melakukan studi pustaka, menetapkan metodologi penelitian, pengambilan data yaitu dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner, analisa hasil kuisioner. Selanjutnya dilakukan penilaian tingkat kematangan keselarasan TI dengan bisnis, setelah diketahui tingkat kematangan dilakukan perbaikan tingkat kematangan keselarasan TI dengan bisnis. Tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi di BMKG berada pada tingkat 3 dengan nilai 3,08. Ini menunjukkan bahwa BMKG berada dalam kondisi establish focuses process. Hal ini menunjukkan BMKG telah memusatkan tata kelola, proses-proses dan komunikasi terhadap tujuan bisnis yang spesifik, sudah mulai focus terhadap keselarasan strategis TI dan bisnis. Kata kunci: Keselarasan strategis TI-Organisasi, model Luftman, Strategic Alignment Mode, strategic alignment maturity Xii + 95 halaman, 21 gambar 32 tabel; 8 lampiran
vi
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
vii
ABSTRACT Nama Study Program Title
: Rony Kasmanto : Master of Information Technology : Alignment Maturity Level Measurement of Information Technology Strategy with organizational strategy: A Case Study BMKG
Nowadays issue of alignment of IT strategy with business strategy is a concern to the organizations that use IT to support business objectives. Likewise BMKG a non-ministerial government agency which has the function of information services meteorology, climatology and geophysics utilizing IT role of data collection, analysis to dissemination of information. Aware of the importance of the IT’s role for organization, BMKG relatively large investment plans for IT investments this can be seen in the recapitulation funding matrix BMKG strategic plan 2010-2014, seen that Deputy Calibration Instrumentation Engineering and Computer Networking have a budget large enough compared to the other deputy but there are indications that a large investment is less well managed. Proved by the results of studies that yield investments that IT investment is still running on an ad-hoc and not structured and planned. Assessment of the maturity level of the IT strategic alignment with organizational strategy alignment using models strategic alignment model (SAM) and model alignment Luftman. Analysis of the model SAM conducted to assess the domain alignment of business strategy, organizational infrastructure, IT strategy and IT infrastructure. Analysis Luftman model used to measure the level of maturity of the alignment of IT strategy with organizational strategy. The process is done in this research is the first to identify the problem, perform literature study, setting research methodology, data collection is by conducting interviews and distributing questionnaires, analysis of the results of questionnaires. Then performed assessment of the alignment maturity level of IT with the business, having known the level of maturity made improvements to the maturity level of IT business alignment. The maturity level of the IT strategy alignment with the organization's strategy in BMKG are at level 3 with a value of 3.08. This shows that in a state BMKG establish process focuses. This shows BMKG has focused governance, processes and communications to specific business goals, already the focus on strategic alignment of IT and business. Keywords : IT-Organizational Strategic Alignment, Luftman Model, Strategic Alignment Model, strategic alignment maturity xii + 95 pages, 21 figures 32 table, 8 attachment
vii
Universitas UniversitasIndonesia Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi BAB 1
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2
Perumusan masalah................................................................................ 2
1.3
Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 4
1.4
Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4
1.5
Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.6
Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1
Strategic Alignment Model..................................................................... 6
2.2
Model Keselarasan Bisnis dengan TI ................................................... 12
2.2.1
Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) Luftman ............... 12
2.2.2
COBIT 4.1 .................................................................................... 27
2.3
Information Capital Portofolio pada Peta Strategi ................................ 33
2.4
Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 36
2.5
Theoritical Framework ........................................................................ 39
BAB 3 3.1
METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 41 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 41
3.1.1
Data Primer .................................................................................. 41
3.1.2
Data Sekunder .............................................................................. 41
3.2
Instrumen Keselarasan Strategi ............................................................ 41
3.3
Tahapan Penelitian............................................................................... 43
BAB 4
PROFIL ORGANISASI ................................................................... 45
4.1
Latar Belakang Organisasi ................................................................... 45
4.2
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Organisasi ........................................... 47
4.3
Struktur Organisasi .............................................................................. 48
4.4
Arah Kebijakan dan Strategi ................................................................ 49
BAB 5 5.1
PROSES DAN ANALISIS DATA ................................................... 52 Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Bisnis .......... 52
5.1.1
Tingkat kematangan Domain Komunikasi .................................... 52
5.1.2
Tingkat Kematangan Domain Kompetensi dan Nilai Manfaat ....... 53
viii
UniversitasIndonesia Indonesia Universitas
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
ix
5.1.3
Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola .................................... 55
5.1.4
Tingkat Kematangan Domain Hubungan Kemitraan ..................... 56
5.1.5
Tingkat Kematangan Domain Scope dan Arsitektur ...................... 57
5.1.6
Tingkat Kematangan Domain Keahlian......................................... 58
5.1.7 Tingkat kematangan Keselarasan Strategi TI dengan Strategi Organisasi .................................................................................................. 60 5.2
Analisis Peningkatan Pencapaian Tingkat Kematangan Kesalarasan .... 64
5.2.1
Peran Penghubung ........................................................................ 65
5.2.2
Knowledge Sharing....................................................................... 65
5.2.3
Service Level Agreement (SLA) .................................................... 66
5.2.4
Praktik Benchmarking................................................................... 67
5.2.5
Struktur Organisasi unit TI............................................................ 67
5.2.6
ITSteering Committee ................................................................... 68
5.2.7
Pembagian Risiko dan Reward...................................................... 68
5.2.8
Standar TI di Organisasi ............................................................... 69
5.2.9
Integrasi arsitektur dan komponen-komponen TI .......................... 69
5.2.10 Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan ....................................... 69 5.2.11 Keputusan-keputusan penting mengenai TI ................................... 70 5.2.12 Peluang mengikuti pelatihan personil TI di unit bisnis atau sebaliknya .................................................................................................. 70 5.3 Model Penyelarasan Strategi BMKG ........................................................ 71 5.3.1
Strategi Bisnis............................................................................... 71
5.3.2
Infrastruktur dan proses Bisnis ...................................................... 74
5.3.3
Strategi TI..................................................................................... 78
5.3.4
Infrastruktur TI ............................................................................. 81
5.3.5
Analisis Keselarasan Bisnis dengan TI pada BMKG ..................... 85
5.4 BAB 6
Rekomendasi ....................................................................................... 87 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 92
6.1
Kesimpulan.......................................................................................... 92
6.2
Saran ................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94
ix
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1Dashboard BMKG ............................................................................ 4 Gambar 2.1 Model Penyelarasan Strategis (Henderson & Venkrataman, 1999) .... 6 Gambar 2.2 Perspektif Strategy Execution (Henderson & Vankatraman, 1999) .. 10 Gambar 2.3 Perspektif Strategy Transformation(Henderson & Vankatraman, 1999) ................................................................................................................. 10 Gambar 2.4 Perspektif Competitive Potential (Henderson & Vankatraman, 1999) .......................................................................................................................... 11 Gambar 2.5 Perspektif Service level (Henderson & Vankatraman, 1999)............ 12 Gambar 2.6 Luftman IT-Business Aligment Kriteria (Luftman & Kempaiah, An Update on Business-IT Aligment : A Line Has Been Drawn, 2007 .................... 14 Gambar 2.7 Prinsip Kerja COBIT (ITGI, 2007) ................................................. 28 Gambar 2.8 Kerangka COBIT secara Keseluruhan (ITGI, 2007) ........................ 29 Gambar 2.9 Hubungan antara Komponen COBIT (ITGI, 2007) ......................... 30 Gambar 2.10 Grafik Representasi dari Model Kematangan (ITGI, 2007) ........... 32 Gambar 2.11 Typical Information Capital Portofolio Application (Kapplan & Norton, 2004) .................................................................................................... 35 Gambar 2.12 Pola Pikir Penelitian...................................................................... 39 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian......................................................................... 43 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMKG............................................................. 49 Gambar 5.1 Grafik Radar Nilai Kematangan Kriteria Keselarasan ..................... 64 Gambar 5.2 Strktur Organiasi BMKG ................................................................ 75 Gambar 5.3 Prose Bisnis Bidang Meteorologi dan Klimatologi .......................... 76 Gambar 5.4 Alur Proses Bisnis bidang Meteorologi dan Klimatologi ................. 77 Gambar 5.5 Proses Bisnis Bidang Geofisika....................................................... 77 Gambar 5.6 Infrastruktur Jaringan Komunikasi BMKG ..................................... 82 Gambar 5.7 Arsitektur Sistem Pusat Database .................................................... 84
x
Universitas Indonesia Indonesia Universitas
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pendanaan dan Perbandingan antara kedeputian ............. 3 Tabel 2.1 Enable dan Inhibitor (Luftman, Papp & Brier, Enablers dan Inhibitors of Business- ITAlignment, 1999) ........................................................................ 13 Tabel 2.2 Level Initial/Adhoc Process ................................................................ 17 Tabel 2.3 Level Committed Process ................................................................... 19 Tabel 2.4 Level Establish Focused Process........................................................ 21 Tabel 2.5 Level Improved/Managed Process ...................................................... 23 Tabel 2.6 Level Optimized Process..................................................................... 25 Tabel 2.7 Perbandingan Penelitian Sebelumnya ................................................. 37 Tabel 3.1 Komponen-komponen pada setiap Kriteria metode Luftman............... 42 Tabel 5.1 Tingkat Kematangan Kriteria Komunikasi .......................................... 53 Tabel 5.2 Tingkat Kematangan Kriteria Kompetensi dan Nilai Manfaat ............ 55 Tabel 5.3 Tingkat Kematangan Kriteria Tata Kelola .......................................... 56 Tabel 5.4 Tingkat Kematangan Kriteria Hubungan kemitraan ............................ 57 Tabel 5.5 Tingkat Kematangan Kriteria Scope dan Arsitektur ........................... 58 Tabel 5.6 Tingkat Kematangan Kriteria Keahlian ............................................... 59 Tabel 5.7 Tingkat Kematangan Keselarasanan Strategi TI dengan Strategi organisasi BMKG .............................................................................................. 61 Tabel 5.8 Nilai Kematangan Komponen-Komponen di bawah 3 setiap Kriteria.. 64 Tabel 5.9 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan peran penghubung .......................................................................................................................... 65 Tabel 5.10 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan Knowledge sharing .............................................................................................................. 66 Tabel 5.11 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan SLA ................ 66 Tabel 5.12 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan praktik benchmarking .................................................................................................... 67 Tabel 5.13 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan struktur organisasi unit TI ............................................................................................... 67 Tabel 5.14 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan IT steering committee .......................................................................................................... 68 Tabel 5.15 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan pembagian risiko dan reward ......................................................................................................... 68 Tabel 5.16 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan standar TI di organisasi........................................................................................................... 69 Tabel 5.17 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan integrasi arsitektur ............................................................................................................ 69 Tabel 5.18 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan kesiapan dalam menghadapi perubahan ...................................................................................... 70 Tabel 5.19 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan keputusankpeutusan penting mengenai TI .......................................................................... 70 Tabel 5.20 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan peluang mengikuti pelatihan personil TI di unit bisnis atau sebaliknya. ........................... 71 Tabel 5.21 Rekomendasi Berdasarkan Hasil Analisis Pencapaian Peningkatan Kematangan dan Analisis Kondisi saat ini.......................................................... 88
xi
Universitas UniversitasIndonesia Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini, membahas latar belakang penulisan, perumusan masalah di BMKG yang menghasilkan research question, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian dan tujuan penelitian. 1.1
Latar Belakang Organisasi yang mengandalkan Teknologi Informasi (TI) dalam proses
bisnisnya pada era sekarang ini sangat memperhatikan isu keselarasan strategi TI dengan strategi organisasinya, karena keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi menjadi perhatian utama para ITmanagerselama hampir 30 tahun dan menduduki menduduki 3 besar pada 7 tahun terakhir ini (Luftman dan Ben- Zvi, 2010) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika merupakan instansi pelayanan danpenyediaan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika (MKKuG).Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 danNomor 48 Tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadiLembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofísika. Selanjutnya pada tahun 2008, nama Badan Meteorologi dan Geofísika (BMG) berubah menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofísikaatau disingkat BMKG dan perubahan nama tersebut ditetapkanmelalui Peraturan Presiden Nomor : 61 tahun 2008 dan perubahannama ini tidak merubah tugas pokok dan fungsi BMKG selama ini, yaitu memberikan pelayanan informasi meteorologi, klimatologi,kualitas udara dan geofísika. Perubahan nama dari BMG menjadi BMKG mempertegas kewenangan BMKG dalam bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pelayanan dan penyediaan informasi di bidang MKKuG, pengelolaan data dan informasi yang baik akan 1 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
2
menjadi fokus utama dalam aktifitas bisnis BMKG, karena pengelolaan data harus menghasilkan informasi yang cepat, tepat, akurat, luas cakupannya dan mudah dipahami (UU MKG Nomor 31 Tahun 2009). Dimana proses dari pengumpulan, pengelolaan, hingga penyebaran informasi tidak terlepas dari peran Teknologi Informasi (TI), sehingga peran TI menjadi sangat strategis dalam proses bisnis BMKG. Dilihat dari sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan oleh BMKG, yaitu meningkatnya kepuasan pengguna, baik itu pengguna informasi peringatan dini cuaca ekstrim, pengguna informasi iklim dan kualitas udara serta pengguna informasi gempa bumi, tsunami dan geofisika potensial (Rencana Strategis BMKG Tahun 2010-2014), maka selain dukungan sumber daya manusia yang handal, tentunya didukung pula dengan sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) yang handal pula. Demi mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat, sudah tentu BMKG melakukan langkahlangkah strategis pula dalam pembangunan SI/TI. BMKG perlu memperhatikan isu-isu mengenai keselarasan strategis, sehingga perlu untuk dilakukan pengkajian mengenai keselarasaan strategi TI dengan strategi organisasi pada BMKG. Adanya keselarasan strategi TI dengan strategi organisasiberdampak terhadap investasi SI/TI yang lebih terasa manfaatnya, sehingga mendukung apa yang telah menjadi tujuan dan sasaran organisasi. 1.2
Perumusan masalah Pada saat ini BMKG sangat menggantungkan peran SI/TI dalam proses
bisnis, mulai dari observasi, pengolahan hingga diseminasi informasi MKG (hasil wawancara), hal ini didukung oleh investasi SI/TI yang besar baik itu berupa hibah dari negara lain maupun dari anggaran organisasi. Dengan demikian, investasi SI/TI yang besar di BMKG seharusnya menjadi tolok ukur keberhasilan implementasi SI/TI di lingkungan BMKG dengan indikatornya adalah pelayanan informasi MKKuG yang prima yaitu handal, cepat dan akurat. Peran SI/TI yang kritikal terhadap proses bisnis BMKG tidak berbanding lurus terhadap pengelolaannya, hal ini berdasarkan hasil kajian menggunakan framework COBITterhadap pengelolaan sistem SI/TI di BMKG dimana dari hasil Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
3
kajian tersebut tingkat kematangan pengelolaan sistem SI/TI berada pada tingkat 1. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa keselarasan TI dan bisnis pada BMKG masih kurang. Sebagai gambaran, anggaran untuk SI/TI, berdasarkan rekapitulasi pendanaan
RENSTRA BMKG pada Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi,
Rekayasa dan Jaringan Komunikasi
tahun 2010, dapat dilihat pada Tabel
1.1bahwa anggaran untuk Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasan dan Jaringan Komuikasi sebagai pengelola TIK di BMKG sangat besar. Hal ini belum termasuk dari Deputi yang lain, dimana setiap Deputi mempunyai masingmasing anggaran TIK untuk membangun sistem informasi peringatan dini pada masing-masing di kedeputian. Anggaran yang besar tersebut menjadi salah satu alasan yang kuat mengapa kontribusi TI di lingkungan BMKG menjadi hal yang patut untuk diperhatikan. Pada tahun 2011 dilakukan audit terhadap investasi SI/TI di BMKG dengan
menggunakan
Information
Technology
Invesment
Management
(ITIM),hasil dari kajian tersebut semua pusat/biro yang dinilai masih berada pada tingkat kematangan 1 yang mengindikasikan bahwa proses investasi TI masih berjalan secara ad-hoc dan belum terstruktur dan terencana, ini merupakan indikasi BMKG melakukan investasi TI belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan bisnis yang ada. Tabel 1.1 Rekapitulasi Pendanaan dan Perbandingan antara kedeputian Tahun No.
Kedeputian 2010
1
Meteorologi
2
3
4
Klimatologi Geofisika
2011
2012
2013
2014
65,819
49,4920
504,120
338,180
270,430
(35,76%)
(52,67%)
(54,20%)
(42,42%)
(37,45%)
13,114
80,450
82,870
80,900
83,150
(7,12%)
(8,56%)
(8,91%)
(10,15%)
(11,52%)
78,309
112,800
121,945
128,770
134,455
(42,55%)
(12 %)
(13,11%)
(16,15 %)
(18,62%)
Instrumentasi, kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan
26,818
251,510
221,260
249310
233,990
Komunikasi
(14,57%)
(26,77%)
(23,79%)
(31,27%)
(32,41%)
184,060
939,680
930,195
797,160
722,025
Total
*)dalam juta rupiah
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
4
Dari sisi pelayanan informasi MKG, informasi yang diberikan oleh BMKG melalui berbagai macam media, yaitu melaui website resmi BMKG, televisi, radio, sms dan lain sebagainya. Khusus website resmi BMKG yang merupakan salah satu media utama untuk diseminasi informasi MKKuG, sering mengalami masalah apabila terlalu banyak diakses, dapat dilihat pada Gambar 1.1 website akandown apabilasecara tiba-tiba akses mengalami pelonjakkan yang signifikan, hal ini biasanya terjadi apabila ada gejala alam yang ektrim. Tentunya kondisi tersebut menunjukkan bahwa implementasi SI/TI kurang mendukung fungsi sebagai penyediaan layanan informasi yang handal.
Gambar 1.1Dashboard BMKG
1.3
Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang disampaikan, maka
research question untuk penelitian ini adalah “Sejauhmana tingkat kematanganKeselarasan strategi SI//TI terhadap strategi organisasi untuk mendukung tujuan organisasi BMKG?” 1.4
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Pengukuran kematangan keselarasan strategi teknologi informasi dengan strategi organisasi hanya dilakuan pada BMKG. Sehingga pengukuran ini hanya berlaku pada BMKG tidak berlaku untuk instansi lain. Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
5
2.
Tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi dilakukan dengan metode Luftman
3.
Rekomendasi hanya diberikan pada komponen-komponen pada setiap kriteria yang memiliki nilai belum mencapai tingkat tiga.
4.
Responden yang diberikan kuisioner terdiri dari pejabat eselon II yaitu Kepala Biro dan Kepala Pusat dan staf fungsional senior yang dipilih.
1.5
Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi di lingkungan BMKG agar nantinya dilakukan perbaikan terhadap tingkat kematangan keselarasan. 1.6
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Menganalisa keselarasan antara strategi TI, strategi organisasi, infrastruktur organisasi dan infrastruktur TI
Menilai kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organiasi. Sehingga tingkat kematangan yang rendah menjadi perhatian untuk ditingkatkan.
Menyusun langkah dan sasaran untuk meningkatkan kematangan keselarasan TI dengan bisnis ke tingkat kematangan selanjutnya.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan studi literatur yang meliputi Strategic Aligment Model (SAM), Strategic Aligment Maturity Model (SAMM) Luftman, COBIT 4.1 dan Information Capital Portofolio pada peta strategi. 2.1 Strategic Alignment Model Konsep keselarasan yang ditawarkan berdasarkan pada dua hal utama, yaitu strategic fit danfunctional integration. Strategic fit yaitu perlunya keselarasan, baik di domain bisnis maupun TI, antara sisi internal (infrastruktur dan proses) dan sisi eksternal (strategi). Strategic fit dibagi menjadi dua macam, yaitu bisnis fit yang merupakan keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi infrastruktur organisasi, dan IT fit merupakan keselarasaan strategi TI dengan infrastruktur TI. Sedangkan functional integration adalahperlunya keselarasan, baik dari sisi internal dan eksternal, antara domain bisnis dan domain TI.Functional integration dibagi menjadi dua macam, yaitu strategic integration yang mengejar keselarasan antara strategi TI dengan strategi bisnis, dan functional integration yang mengejar keselarasan antara infrastruktur TI dengan infrastruktur bisnis.
Gambar 2.1Model Penyelarasan Strategis (Henderson & Venkrataman, 1999)
6 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
7
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa keselarasan dibagi kedalam empat domain yang menjadi pilihan strategis, yaitu : strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur dan proses pada organisasi dan infrastruktur TI dan proses di dalamnya.Setiap domain mengandung unsur-unsur seperti : ruang lingkup, kompetensi dan tata kelola pada tingkat internal. Model ini terdiri dari dua tipe yaitu : Strategic Fit (menggambarkan keterhubungan antara domain eksternal dan internal) dan Functional Integration (yang menggambarkan integrasi antara domain bisnis dan teknologi).Empat domain tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Strategi bisnis Pada area bisnis terdapat dua kuadran yaitu strategi bisnis dan Infrastruktur organisasi dan proses. Strategi bisnis memiliki beberapa komponen lagi yaitu business scope, karakteristik kompetensi dan tata kelola bisnis.Business scope merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi lingkungan bisnis.Sedangkan karakteristik kompetensi yaitu sesuatu yang membuat bisnis menjadi sukses, termasuk kompetensi dasar yang dimiliki yang menjadi alat kompetisi dengan kompetitor lainnya.Terakhir komponen pada strategi bisnis adalah tata kelola bisnis yang mencerminkan bagaimana hubungan antara pemilik perusahaan terhadap pengelola/manajer perusahaan dapat terjaga.
b.
Infrastruktur bisnis Kuadran kedua pada area bisnis adalah infrastruktur bisnis dan proses. Komponen-komponen yang terdapat pada kuadran ini adalah Infrastruktur administratif yaitu bagaimana organisasi menjalankan bisnisnya. Sedangkan bisnis proses merupakan aktivitas operasional yaitu peningkatan bisnis proses. Komponen skill sumber daya melibatkan seluruh mekanisme perekrutan, pelatihan dan motivasi masing-masing karyawan (Papp, 2004)
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
8
c.
Strategi TI Kuadran ini menjelaskan tentang lingkup teknologi, kompetensi sistematis, dan tata kelola terhadap komponen-komponen TI.Lingkup teknologi dalam hal ini adalah keseluruhan esensi dari informasi aplikasi-aplikasi serta teknologi-teknologi
yang digunakan untuk menjalankan
kepentingan
bisnis.Sedangkan kompetensi sistematis yang dimaksud adalah seluruh kemampuan yang dapat menghasilkan layanan TI lainnya yang melibatkan besarnya peran bisnis terhadap informasi tersebut dalam kaitannya pada strategi bisnis yang dibangun.Untuk tata kelola komponen TI menjelaskan tentang membangun otoritas, sumber daya, risiko serta tanggung jawab dijalankan terhadap rekan bisnis, manajemen TI maupun penyedia layanan. Proses pemilihan dan prioritas proyek TI dalam bisnis menjadi bagian pada komponen ini (Papp, 2004)
d.
Infrastruktur TI Komponen pada kuadran ini antara lain yaitu: arsitektur, dimana komponen arsitektur merupakan prioritas teknologi, aturan serta pilihan-pilihan yang mengarah pada integrasi aplikasi, perangkat lunak, jaringan dan manajemen data kepada sebuah single platform bisnis yang diinginkan. Komponen proses dalam hal ini sama dengan proses yang ada pada infrastruktur organisasi akan tetapi lebih fokus kepada fungsi TI. Komponen terakhir yaitu keahlian, merupakan aktivitas pengembangan sumber daya yang telah dilakukan pada TI (Papp, 2004)
e.
Strategic fit dan integrasi fungsional Bagian berikutnya adalah bagian dari model penyelarasan strategis yang menggambarkan garis keterhubungan yang terjadi di dalamnya.Garis keterhubungan ini sangat penting peranannya karena semua kuadran dan komponen-komponen yang ada harus bekerja sebagai satu kesatuan yang utuh. Garis keterhubungan utama pada bagian strategic fit. Strategic fit merupakan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
9
keterhubungan secara vertikal pada model tersebut. Garis keterhubungan ini menjelaskan tentang kebutuhan dari bisnis dalam membuat keputusan yang akan memposisikan bisnis dalam keputusan penjualan. Strategic fit mengarahkepada penggunaan strategi dalam menggunakan infrastruktur bisnis. Garis keterhubungan kedua adalah garis integrasi fungsional.Garis ini merupakan garis yang paling menentukan keterhubungan TI terhadap keselarasan bisnis. Jika bisnis berubah maka teknologi juga harus berubah agar sesuai dan dapat mendukung proses bisnis yang ada. Garis ini juga menjelaskan bahwa kemampuan terhadap kesuksesan bisnis itu sendiri dapat dilakukan dengan melakukan penghematan (leveraging) terhadap penggunaan TI.Garis keterhubungan ini memberikan keuntungan kompetitif dan dapat memaksimalkan nilai dari TI (Henderson & Venkatraman, 1990 and 1996; Ives, Jarvenpaa, & Mason, 1993; Papp 2004). Masih menurut Henderson dan Venkatraman bahwa ada 4 perspektif keselarasan yang dominan, yaitu 2 perspektif disebabkan oleh strategi bisnis sebagai pengendali dan 2 perspektif disebabkan oleh strategi TI sebagai pengendali. Dua perspektif yang disebabkan strategi bisnis sebagai pengendali yaitu : 1.
Strategy Execution Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa perspektif ini diawali dengan strategi bisnis
mempengaruhi
bentuk
struktur
organiasasi
dan
kemudian
mempengaruhi infrastrktur SI. Strategi bisnis sebagai penggerak, maka pimpinan puncak sebagai perumus strategi yang menetapkan strategi, sedangkan peran pengelola SI/TI sebagai implementator strategy yaitu pihak yang mendukung strategi binis dengan implementasi strategi SI/TI.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
10
Gambar 2.2 Perspektif Strategy Execution(Henderson & Vankatraman, 1999)
2.
Strategy Transformation Pada Gambar 2.3 dapat dilihat bahwaperanan strategi bisnis mempengaruhi strategi TI yang kemudian mempengaruhi infrastruktur SI. Pada perspektif ini tidak terpengaruh oleh infrastruktur organisasi, hanya saja infrastruktur organisasi mengindentifikasi kemungkinan kompetensi TI untuk mendukung strategi bisnisnya.
Gambar 2.3 Perspektif Strategy Transformation(Henderson & Vankatraman, 1999)
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
11
Dua perspektif yang dipengaruhi oleh strategi TI yaitu: 1.
Competitive Potential Pada Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa strategi TI yang mempengaruhi strategi bisnis dan selanjutnya mempengaruhi infrastruktur organiasasi. Perspektif ini mengeksploitasi teknologi baru yang berkembang sehingga berpengaruh terhadap layanan bisnis organiasi. Strategi bisnis bukan lagi sebagai penggerak terhadap inovasi organisasi akan tetapi strategi bisnis beradaptasi dengan kapabilitas dari teknologi yang sedang berkembang saat itu.
Gambar 2.4 Perspektif Competitive Potential (Henderson & Vankatraman, 1999)
2.
Service Level Pada Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa strategi TI mempengaruhi infrastruktur SI, dan selanjutnya mempengaruhi infrastruktur organisasi. Pada perspektif ini fokus utamanya adalah manajemen layanan SI/TI yang kemuadian menjadi nilai tambah untuk organiasasi dengan memuaskan pengguna atau pelanggan yang menggunakan layanan SI/TI.
Perspektif ini memberikan
peluang kepada manajemen TI untuk menjadi pemimpin dalam memastikan agar seluruh kapabilitas SI/TI mendukung proses bisnis.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
12
Gambar 2.5Perspektif Service level(Henderson & Vankatraman, 1999)
2.2 Model Keselarasan Bisnis dengan TI Dalam sub bab ini dijelaskan model-model keselarasan bisnis dengan TI. Model keselarasan yang dikaji adalah tingkat keselarasan strategi bisnis dengan TI Luftman, COBIT 4.1dan information capital portofoliopada peta strategi. Berikut dibahas model-model keselarasan tersebut. 2.2.1
Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) Luftman Dalam SAMM yang dikeluarkan oleh Luftman, terdapat 5 (lima) tingkatan
kematangan keselarasan strategis, yaitu : 1. Initial/ ad hoc process 2. Committed process 3. Establish/focused process 4. Improve/manage process 5. Optimized process Dalam mengukur tingkat kematangan keselarasan TI dengan bisnis model Luftman, masing-masing dari enam kriteria diukur tingkat kematangannya. Setelah didapat tingkat kematangan masing-masing kriteria, maka dapat disusun strategi bagaimana meningkatkan kematangan keselarasan tiap-tiap kriteria untuk mencapai tingkat kematangan lebih baik. Luftman telah melakukan identifikasi mengenai atribut dan variabel-variabel yang perlu dikaji berkaitan dengan masing-
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
13
masing kriteria, beserta keadaaan yang harus dicapai oleh atribu-atribut tersebut pada tingkatan kematangan tertentu. 2.2.1.1 Enam Kriteria Kematangan Keselarasan Strategi TI dan Bisnis Enam kriteria yang diidentifikasi oleh Luftman mempengaruhi keselarasan strategi TI dengan bisnis, dimana setiap masing-masing kriteria juga memiliki komponen-komponen yang mempengaruhi masing-masing kriteria tersebut (Luftman J, 2000). Enam kriteria tersebut adalah hasil penelitian oleh Luftman berdasarkan pada model SAM (Henderson & Venkatraman, 1999). Selain itu penelitian mengenai enabler dan inhibitor yang mempengaruhi keselarasan bisnis dengan TI yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1Enable danInhibitor (Luftman, Papp & Brier, Enablers dan Inhibitors of BusinessITAlignment, 1999)
Enabler
Inhibitor
Dukungan Eksekutif senior terhadap TI
Hubungan antara TI-Bisnis kurang terjaga
TI dilibatkan dalam pengembangan strategi
TI tidak menjadi prioritas
TI memahami bisnis
TI gagal memenuhi komitmen
Kerjasama antara TI dan bisnis
TI ttidak memahami kebutuhan bisnis
Proyek TI mendapat prioritas yang baik
Eksekutif
senior
tidak
memberikan
dukungan terhadap TI TI menunjukkan kepemimpinan
Manajemen
TI
kurang
dalam
kepemimpinan TI menjaga komitmen
TI gagal dalam memenuhi ttujuan strategis
Perencanaan TI sesuai dengan perencanaan Masalah-masalah pendanaan dan staffing bisnis Dll
dll
Selain tingkatan kematangan tersebut, SAMM Luftman dalam pengukuran kematangan keselarasan strategis bisnis dan TI memfokuskan pada 6 (enam) kriteria beserta komponen-komponenya dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
14
COMMUNICATION - Understanding of Business by IT - Understanding of IT by Business - Inter/intra organizational learning /education - Protocol rigidity - Kkowledge sharing - Liaison effectiveness
VALUE
GOVERNANCE
-
IT metrics
-
Business Strategic Planning
-
Business metrics
-
IT strategic planning
-
Balanced metrics
-
Organization structure
-
Service Level Agreement
-
Budgetary control
-
Benchmarking
-
IT investment management
-
Formal assessments/Review
-
Steering committee(s)
IT – BUSINESS ALIGMENT MATURITY KRITERIA
PARTNERSHIP - Business perception of IT value - Role of IT in strategic business planning - Shared goals, risk, rewards/penalties - IT program management - Relationship/Trust Style - Business Sponsor/Champion
SCOPE and ARCHITECTURE - Traditional, enabler/driver, external - Standards articulation - Architectural integration functional organization enterprise - Architectural transparency, agility, flexibility - Manage emerging technology
COMMUNICATION -
Inovation intrepreneurship Cultural locus of power Management sytle Change readiness Career crossover, training/education - Social, political trusting interpersonal environment - Hiring and retaining
Gambar 2.6 Luftman IT-Business Aligment Kriteria (Luftman & Kempaiah, An Update on Business-IT Aligment : A Line Has Been Drawn, 2007
1.
Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi mempengaruhi keselarasaan bisnis dengan TI. Seringkali pihak bisnis tidak mengetahui potensi TI yang dapat TI lakukan dalam mendukung bahkan menghasilkan nilai tambah bagi organisasi, begitu juga TI seringkali tidak memahami kemana arah atau tujuan dari bisnis organisasi. Adanya ketidaksinkronan antara bisnis dan TI yaitu sedikitnya apresiasi bisnis pada TI dan sebaliknya kurang kesadaran TI terhadap bisnis.Mengingat lingkungan yang dinamis dalam organisasi, tentunya saling berbagi pengetahuan yang berkelanjutan dalam organisasi menjadi sangat penting. Organisasi juga dapat mempertimbangkan peran liaison officer yang menghubungkan dan membangun hubungan kemitraan antara pihak TI dan bisnis.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
15
2.
Pengukuran nilai / kompetensi
Seringkali TI tidak dapat menunjukkan kapabilitas mereka untuk bisnis dalam konteks yang dimengerti oleh bisnis karena nilai dari metrik bisnis dan TI berbeda. Biasanya Service Level Agreement diperlukan agar pihak bisnis mengerti sejauhmana komitmen TI dalam pemberian layanan kepada bisnis, sehingga reward dan punish dapat diimplementasikan. Selain itu sebuah organisasi membutuhkan ROI (Return On Investment) pada proyek-proyek TI nya, tetapi tidak memiliki tindak lanjut pengukuran efektifitas keberhasilan dari proyek tersebut. 3.
Tata kelola
Kriteria tata kelola dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : Peran TI dan bisnis dalam rencana strategi masing-masing pihak Praktik struktur organisasi, kepada siapa CIO bertanggung jawab dalam struktur organisasi Penempatan pendanaan investasi TI, apakah sebagai cost center atau investment center Prioritas investasi TI dan tujuan umum dari investasi TI Apakah ada IT Steering Committee pada organisasi. 4.
Hubungan kemitraan
Hubungan antara bisnis dan TI organisasi adalah kriteria yang harus diperhatikan. Keseimbangan peran bisnis dan TI dalam organisasi merupakan hal yang penting dalam keselarasan bisnis dengan TI. Faktor-faktor yang mempengaruhi kriteria ini yaitu pandangan organisasi dalam kontribusi masing-masing pihak bisnis dan TI, kepercayaan yang terjalin antara kedua belah pihak, dan keseimbangan dalam menanggung risiko dan reward, serta peran sponsor dalam proyek TI.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
16
5.
Cakupan dan arsitektur
Kriteria ini bertujuan untuk menilai kematangan TI, sejauhmana TI mampu: Mendukung back office dan front office organisasi Mendukung infrastruktur yang fleksibel dan transparan untuk semua mitra bisnis dan pelanggan. Mengevaluasi dan menerapkan teknologi baru secara efektif Menjadi enabler dan driver bagi proses dan strategi organisasi Memberikan layanan yang prima kepada pelanggan
6.
Keahlian
Keahlian dalam organisasi mencakup seluruh pertimbangan sumber daya manusia pada organisasi. Pertimbangan-pertimbangan tersebut ada yang bersifat tradisional seperti gaji, feedback kinerja, dan peluang karir. Selain itu terdapat pula faktor lain yang mencakup lingkungan organisasi dan sosial, seperti kesiapan organisasi menghadapi perubahan dalam lingkungan yang dinamis, individu di dalam organisasi yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk inovasi bisnis, kemampua individu untuk belajar dari pengalaman serta bagaimana organisasi dalam usaha merekrut dan mempertahankan para profesional bisnis dan TI dalam organisasi. 2.2.1.2 Kematangan Tingkat Keselarasan masing-masing Atribut Kriteria Luftman Luftman telah melakukan identifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi masing-masing kriteria. Masing-masing atribut akan dikaitkan dengan tingkat kematangan keselarasan strategis. Tiap atribut akan mencerminkan tingkat kematangan keselarasan mulai dari tingkat 1 hingga 5. Penjelasan dari masingmasing atribut dengan kondisinya pada tiap tingkat kematangan keselarasan dapat dilihat pada Tabel 2.2 hingga Tabel 2.6.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
17
1.
Level Iniatial /Ad hoc Process Tabel 2.2 Level Initial/Adhoc Process
NO 1
Kriteria
Atribut
Komunikasi
Pemahaman organisasi
(Commuication)
oleh TI Pemahaman TI oleh
Karakteristik Tidak Ada
Tidak Ada
organisasi Metode pembelajaran
Ad-hoc dan tidak pasti
dalam organisasi Kekakuan protokol
Hanya berdasarkan perintah
Berbagi pengetahuan
Tidak ada
Peran staf penghubung
Tidak ada
(Liaison staff) 2
Pengukuran
Pengukuran manfaat TI
Nilai/Kompetensi
Tidak berhubungan dengan bisnis
Pengukuran kinerja
Ad-hoc
organisasi
3
Perbandingan manfaat TI
Ad-hoc, tidak saling
dengan kinerja organisasi
berhubungan
Service Level Agreement
Tidak Ada
Benchmarking
Tidak dilakukan
Penilaian dan evaluasi
Tidak ada
Continuous Improving
Tidak ada
Tata
Perencanaan Strategi
Ad-hoc
Kelola(Governance)
Organisasi Perencanaan Strategi TI
Ad-hoc
Struktur Organisasi
Sentralisasi/Desentralisasi; CIO melapor kepada CFO
Kontrol budget
Cost center, pengeluaran tidak menentu
Pengelolaan investasi TI
Berdasarkan biaya, untuk mengurangi biaya
IT Steering Commitee
Tidak ada
Proses Prioritasi
Reaktif
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
18
4
Kerjasama
Pandangan Organisasi
TI dipandang hanya sebagai
(Partnership)
terhadap TI
biaya
Peranan TI dalam strategi
Tidak ditempatkan dalam bisnis
organisasi
5
Pembagian dan
TI menanggung semua resiko
penanganan resiko
tanpa reward
Pengelolaan program TI
Ad hoc
Hubungan kerjasama
Ada konflik
Pendukung terhadap TI
Tidak ada
Ruang Lingkup dan Cakupan dukungan TI
Tradisional (sebagai support,
Arsitektur
seperti laporan, email) Standarisasi
Tidak ada
pengimplementasian TI Arsitektur TI
Tidak terintegrasi secara formal
Kesiapan dalam
Tidak ada
mendukung perubahan
6.
Kemampuan (Skills)
Persepsi terhadap
Sebagai alat untuk
infrastruktur TI
menyediakan layanan
Inovasi dan
Tidak didukung
kewirausahaan Penentuan kekuasaaan
Pimpinan bisnis
Gaya manajemen
Perintah
Kesiapan menerima
Sulit cendrung menolak
perubahan
perubahan
Perpindahan karir
Tidak ada
Pendidikan dan pelatihan
Tidak ada
Tingkat kepercayaan
Tidak ada
organisasi terhadap TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
19
Tabel 2.3 Level Committed Process
NO 1
Kriteria
Atribut
Komunikasi
Pemahaman organisasi
(Commuication)
oleh TI Pemahaman TI oleh
Karakteristik Sedikit
Sedikit
organisasi Metode pembelajaran
Tidak formal
dalam organisasi
2
Kekakuan protokol
Terbatas, sedikit formal
Berbagi pengetahuan
Semi terstruktur
Peran staf penghubung
Berdasarkan
(Liaison staff)
yang terbatas
Pengukuran
Pengukuran manfaat TI
Efisiensi biaya
Nilai/Kompetensi
Pengukuran kinerja
Efisiensi biaya
teknologi
taktis
organisasi Perbandingan manfaat TI
Pengukuran bisnis dan TI tidak
dengan kinerja organisasi
dihubungkan
Service Level Agreement
Teknis pada unit fungsional
Benchmarking
Tidak formal
Penilaian dan evaluasi
Dilakukan hanya jika terjadi masalah
3
Continuous Improving
Minim
Tata Kelola
Perencanaan Strategi
Perencanaan dasar hanya pada
(Governance)
Organisasi
tingkatan fungsional
Perencanaan Strategi TI
Perencanaan hanya secara taktis dan pada tingkatan fungsional
Struktur Organisasi
Sentralisasi/desentralisasi, hanya ada pada beberapa lokasi; CIO melaporkan pada CFO
Kontrol budget
Sebagai pusat biaya pada organisasi fungsional
Pengelolaan investasi TI
Berfokus pada operasinal dan pemeliharaan
Steering Commitee
Komunikasi diatur secara
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
20
berkala
4
Proses Prioritasi
Oleh pihak TI
Kerjasama
Pandangan Organisasi
TI mulai dilihat sebgai asset
(Partnership)
terhadap TI Peranan TI dalam strategi
Pendukung proses bisnis
organisasi Pembagian dan
TI menanggung sebagian besar
penanganan resiko
resiko dengan sedikit penghargaan
Pengelolaan program TI
Berdasarkan standar yang telah didefinisikan
Hubungan kerjasama
Hanya sebatas pada transaksi yang penting
Pendukung terhadap TI
Terbatas pada organisasi fungsional
5
Ruang Lingkup dan
Cakupan dukungan TI
Transaksi bisnis
Arsitektur
Standarisasi
Ada diterapkan pada unit
pengimplementasian TI
fungsional tertentu
Arsitektur TI
Terintegrasi pada unit fungsional tertentu
6.
Kesiapan dalam
Hanya ada pada unit fungsional
mendukung perubahan
tertentu
Persepsi terhadap
Mulai didorong oleh kebutuhan
infrastruktur TI
strategi bisnis yang ada
Kemampuan
Inovasi dan
Tergantung pada organisasi
(Skills)
kewirausahaan
fungsional
Penentuan kekuasaaan
Organisasi fungsional
Gaya manajemen
Berdasarkan kesepakatan
Kesiapan menerima
Tergantung pada organisasi
perubahan
fungsional
Perpindahan karir
Minim
Pendidikan dan pelatihan
Sedikit
Tingkat kepercayaan
Sebatas pada transaksi yang
organisasi terhadap TI
penting
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
21
Tabel 2.4 Level Establish Focused Process
NO 1
Kriteria
Atribut
Karakteristik
Komunikasi
Pemahaman organisasi
(Commuication)
oleh TI Pemahaman TI oleh
Manajer senior dan menengah
Organisasi mulai menyadari
organisasi Metode pembelajaran
Regular
dalam organisasi Kekakuan protokol
Dua arah, formal
Berbagi pengetahuan
Terstruktur hanya pada proses inti
Peran staf penghubung
Resmi, pertemuan regular
(Liaison staff) 2
Pengukuran
Pengukuran manfaat TI
pengukuran
finansial
Nilai/Kompetensi
3
Menggunakan
Pengukuran kinerja
Menggunakan
organisasi
finansial
Perbandingan manfaat TI
Pengukuran organisasi dan TI
dengan kinerja organisasi
mulai dihubungkan
Service Level Agreement
Muncul diseluruh organisasi
Benchmarking
Mulai ada
Penilaian dan evaluasi
Mulai ada secara formal
Continuous Improving
Mulai ada
Tata Kelola
Perencanaan
(Governance)
Organisasi
beberapa unit
Perencanaan Strategi TI
Perencanaan
pengukuran
Strategi Perencanaan hanya ada antar
terfokus
hanya
antar beberapa unit Struktur Organisasi
Sentralisasi/desentralisasi, mulai federasi; CIO melaporkan pada COO
Kontrol budget
Sebagai pusat biaya; terdapat beberapa investasi
Pengelolaan investasi TI
Pihak Bisnis
Steering Commitee
Komunikasi jelas dan regular
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
22
4
Proses Prioritasi
Sebagian besar responsive
Kerjasama
Pandangan Organisasi
TI dilihat sebgai asset
(Partnership)
terhadap TI Peranan TI dalam strategi
Pendukung proses bisnis
organisasi Pembagian dan
Bertoleransi terhadap resiko;
penanganan resiko
adanya
reward/penghargaan
kepada TI Pengelolaan program TI
Standar dipatuhi
Hubungan kerjasama
Kepercayaan sebagai penyedia layanan mulai muncul
Pendukung terhadap TI 5
Pada organisasi fungsional
Ruang Lingkup dan Cakupan dukungan TI
Enabler proses bisnis
Arsitektur
Standarisasi
Ada
pengimplementasian TI
korporat
Arsitektur TI
Terintegrasi
mulai
diterapkan
antar
di
unit
fungsional
6
Kesiapan dalam
Mulai
mendukung perubahan
organisasi
Persepsi terhadap
Selalu didorong oleh kebetuhan
infrastruktur TI
bisnis
Kemampuan
Inovasi dan
Toleransi terhadap resiko
(Skills)
kewirausahaan Penentuan kekuasaaan
mencakup
Pimpinan
bisnis
seluruh
dan
unit
fungsional, dengan dukungan dari unit TI Gaya manajemen
Berdasarkan hasil yang dicapai
Kesiapan menerima
Menyadari perlunya perubahan
perubahan Perpindahan karir
Tergantung
pada
orgaisasi
pada
orgaisasi
sebagai
penyedia
fungsional Pendidikan dan pelatihan
Tergantung fungsional
Tingkat kepercayaan
Penilaian
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
23
organisasi terhadap TI
layanan mulai muncul.
Tabel 2.5Level Improved/Managed Process
NO 1
Kriteria
Atribut
Komunikasi
Pemahaman organisasi
(Commuication)
oleh TI
Karakteristik Tekanan melalui organisasi
Pemahaman TI oleh
Organisasi menyadari potensi
organisasi
TI
Metode pembelajaran
Terpadu
dalam organisasi
2
3
Kekakuan protokol
Lunak, tidak formal
Berbagi pengetahuan
Dilembagakan
Peran staf penghubung
Efektif pada semua tingkatan
(Liaison staff)
internal
Pengukuran
Pengukuran manfaat TI
Efektivitas biaya
Nilai/Kompetensi
Pengukuran kinerja
Berdasarkan kepuasan
organisasi
customer
Perbandingan manfaat TI
Pengukuran organisasi da TI
dengan kinerja organisasi
dihubungkan
Service Level Agreement
Ada diseluruh organisasi
Benchmarking
Dilakukan secara rutin
Penilaian dan evaluasi
Dilakukan secara rutin
Continuous Improving
Intensif
Tata
Kelola Perencanaan Strategi
(Governance)
Dikelola diseluruh organisasi
Organisasi Perencanaan Strategi TI
Dikelola diseluruh organisasi
Struktur Organisasi
Federasi; CIO melaporkan ke COO atau CEO
Kontrol budget
Pusat Investasi
Pengelolaan investasi TI
Efektifitas biaya; pengendalian proses
Steering Commitee
Resmi
Proses Prioritasi
Kedua belah pihak
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
24
4
Kerjasama
Pandangan Organisasi
(Partnership)
terhadap TI Peranan TI dalam strategi
TI dilihat sebagai pendukung
Pendukung strategi bisnis
organisasi Pembagian dan
Penerimaan resiko da
penanganan resiko
penghargaan dibagi
Pengelolaan program TI
Standar berkembang
Hubungan kerjasama
Dinilai sebagai penyedia layanan
5
Pendukung terhadap TI
Pada tingkatan headquarter
Ruang Lingkup dan
Cakupan dukungan TI
Driver proses bisnis
Arsitektur
Standarisasi
Ada sudah diterapkan di
pengimplementasian TI
korporat
Arsitektur TI
Terintegrasi mencakup mitra bisnis
Kesiapan dalam
Sudah mencakup seluruh
mendukung perubahan
organisasi
Persepsi terhadap
Mulai dipandang sebagai
infrastruktur TI
dukungan respon perubahan bisnis
6.
Kemampuan (Skills)
Inovasi dan kewirausahaan
Organisasi, mitra kerja dan manajer TI
Penentuan kekuasaaan
Di seluruh organisasi
Gaya manajemen
Berdasarkan keuntungan
Kesiapan menerima
Tinggi
perubahan Perpindahan karir
Lintas organisasi fungsional
Pendidikan dan pelatihan
Pada organiasasi fungsional
Tingkat kepercayaan
Dinilai sebagai penyedia
organisasi terhadap TI
layanan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
25
Tabel 2.6Level Optimized Process
NO 1
Kriteria
Atribut
Komunikasi
Pemahaman organisasi
(Commuication)
oleh TI Pemahaman TI oleh
Karakteristik Memahami seutuhnya
Memahami seutuhnya
organisasi Metode pembelajaran
Kuat dan terstruktur
dalam organisasi Kekakuan protokol
Tidak formal
Berbagi pengetahuan
Lintas organisasi
Peran staf penghubung
Lintas organisasi
(Liaison staff) 2
Pengukuran
Pengukuran manfaat TI
Diperluas ke mitra kerja
Nilai/Kompetensi
Pengukuran kinerja
Diperluas ke mitra kerja
organisasi Perbandingan manfaat TI
Pengukuran organisasi, TI dan
dengan kinerja organisasi
mitra kerja
Service Level Agreement
Diperluas ke mitra kerja
Benchmarking
Dilakukan secara rutin dengan mitra kerja
3
Tata
Penilaian dan evaluasi
Dilakukan secara rutin
Continuous Improving
Dilakukan secara rutin
Kelola Perencanaan Strategi
(Governance)
Terintegrasi di dalam dan luar
Organisasi
organisasi
Perencanaan Strategi TI
Terintegrasi di dalam dan luar organisasi
Struktur Organisasi
Federasi; CIO melaporkan ke CEO
Kontrol budget
Pusat investasi; pusat keuntungan
Pengelolaan investasi TI
Nilai bisnis diperluas ke mitra kerja
Steering Commitee
Kemitraan
Proses Prioritasi
Oleh kedua belah pihak dan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
26
dan mitra bisnis eksternal 4
Kerjasama
Pandangan Organisasi
TI mudah menyesuaikan
(Partnership)
terhadap TI
dengan bisnis
Peranan TI dalam strategi
Mendukung bisnis
organisasi Pembagian dan
Berbagi resiko da penghargaan
penanganan resiko
5
Pengelolaan program TI
Perbaikan terus menerus
Hubungan kerjasama
Nilai tambah mitra
Pendukung terhadap TI
Pada tingkat CEO
Ruang Lingkup dan Cakupan dukungan TI
Enabler/driver strategi bisnis
Arsitektur
Standarisasi
Ada sudah diterapkan di
pengimplementasian TI
korporat hingga mitra bisnis eksternal
Arsitektur TI
Berevolusi bersama mitra bisnis
Kesiapan dalam
Mencakup mitra bisnis
mendukung perubahan
eksternal
Persepsi terhadap
Sudah dipandang sebagai
infrastruktur TI
dukungan respon perubahan bisnis
6
Kemampuan
Inovasi dan
Sangat didukung pada unit
(Skills)
kewirausahaan
fungsional, korporat hingga mitra
Penentuan kekuasaaan
Semua eksekutif termasuk mitra kerja
Gaya manajemen
Berdasarkan hubungan
Kesiapan menerima
Tinggi
perubahan .
Perpindahan karir
Lintas organisasi
Pendidikan dan pelatihan
Lintas organisasi
Tingkat kepercayaan
Mitra kerja yang bernilai
organisasi terhadap TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
27
2.2.2
COBIT 4.1 COBIT
disusun
oleh
ISACA
(Information
Systems
Audit
and
ControlAssociation) dan ITGI (IT Governance Institute) sebagai kerangka kerja yangdapat digunakan oleh manajer, auditor, dan pengguna teknologi informasi (TI)dalam memaksimalkan keuntungan yang didapat melalui pemakaian TI danmengembangkan ITgovernance dan ITcontrol di dalam organisasi. Hal inidilakukan dengan kumpulan ukuran, indikator, proses, dan praktik terbaik yang diakui. COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komperhensif untuk menciptakan ITGovernance
pada
suatu
perusahaan.
COBIT
mempertemukan
dan
menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau gap antara risiko bisnis, kebutuhan akan kontrol dan menyediakan referensi best bussiness practices yang mencakup keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis organisasi dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta di kendalikan secara efektif.
COBIT
mendukung manajemen dalam
mengoptimalkan investasi TI-nya melalui ukuran-ukuran dan pengukuran yang akan memberikan sinyal bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi. Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas kontrol individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta efeknya terhadap sumber daya TI perusahaan. Sumber daya TI merupakan suatu elemen yang sangat disoroti COBIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan
dan
kehandalan
informasi
(effectiveness,
efficiency,
confidentiality, integrity, availability, compliance, dan reliability). 2.2.2.1 Framework COBIT versi 4.1 COBIT framework dibuat dengan 4 karakteristik utama, yaitu : Business Focused, Process-Oriented, Controls-Based dan Measurement-Driven.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
28
a.
Business Focus Orientasi bisnis adalah tema utama dari COBIT yang didesain
untukditerapkan tidak hanya oleh penyedia layanan TI, pengguna dan auditor, tapi yang lebih penting adalah sebagai acuan yang komprehensif untuk menajemen danpemilik proses bisnis. Sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.7, COBITframeworkdibuat berdasarkan prinsip informasi
yangdibutuhkan
olehperusahaan
berikut: untuk menyediakan dalam
mencapai
sasarannya,
perusahaan harusmengatur danmengendalikan sumber daya TI menggunakan satu set proses
yangterstrukturuntuk menyampaikan layanan
informasi
yang
dibutuhkan tersebut.COBIT frameworkmenyediakan alat untuk membantu memastikan keselarasan dengan kebutuhan bisnis.
Business Requiremen
Which responds to
Enterprise Information
COBIT
Drive the invesment
IT Resource
To deliver
IT Process
That are used by
Gambar 2.7 Prinsip Kerja COBIT (ITGI, 2007)
Untuk tujuan pencapaian sasaran bisnis, informasi harus memenuhi kriteria yang direferensikan oleh COBIT sebagai berikut: Effectiveness, Efficiency, Integrity, Availability, Compliance, dan Reliability. Selain itu, perlu didefinisikan tujuan bisnis (Business Goal) dan tujuan TI (IT Goal) untuk menyediakan sebuah basis yang lebih terkait dengan bisnis dan lebih baik untuk menyusun kebutuhan bisnis dan mengembangkan metric yang bisa diukur dalam pencapaian tujuan tersebut.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
29
b.
Process Oriented Cobit mendefinisikan 4 aktifitas TI yaitu dalam model proses-proses
generik yang dikelompokkan kedalam 4 domain, yaitu :Plan and Organize , Acquire and Implement,Deliver and Support, dan Monitor and Evaluate.
COBIT Framework M1 M2 M3 M4
Monitor the process Assess internal control adequacy Obtain independent assurance Provide for independent audit
Business Objectives Criteria • • • • • • •
Effectiveness Efficiency Confidenciality Integrity Availability Compliance Reliability
IT RESOURCES • • • • •
PO1 Define a strategic IT plan PO2 Define the information architecture PO3 Determine the technological direction PO4 Define the IT organisation and relationships PO5 Manage the IT investment PO6 Communicate management aims and direction PO7 Manage human resources PO8 Ensure compliance with external requirements PO9 Assess risks PO10 Manage projects PO11 Manage quality
Data Application systems Technology Facilities People
PLAN AND ORGANISE
MONITOR AND EVALUATE DS1 Define service levels DS2 Manage third-party services DS3 Manage peformance and capacity DS4 Ensure continuous service DS5 Ensure systems security DS6 Identify and attribute costs DS7 Educate and train users DS8 Assist and advise IT customers DS9 Manage the configuration DS10 Manage problems and incidents DS11 Manage data DS12 Manage facilities DS13 Manage operations
ACQUIRE AND IMPLEMENT
DELIVER AND SUPPORT
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6
Identify automated solutions Acquire and mantain application software Acquire and maintain technology infrastructure Develop and maintain IT procedures Install and accredit systems Manage changes
Gambar 2.8 Kerangka COBIT secara Keseluruhan (ITGI, 2007)
Proses-proses TI pada Gambar 2.8, diturunkan dari tujuan bisnis, lalu ke tujuan TI. Proses penurunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
30
Gambar 2.9 Hubungan antara Komponen COBIT (ITGI, 2007)
1. Plan and Orgonize (PO) Domain ini mencakup strategi dan taktik, serta konsep bagaimana TI dapatmemberikan
kontribusi
bisnis.Selanjutnya,realisasi
terbaik
dari
visi
untuk strategis
mencapai harus
sasaran
direncanakan,
dikomunikasikan dan diatur untuk perspektif yang berbeda. 2. Acquire and Implement (AI) Untuk merealisasikan strategi TI, solusi TI harus diidentifikasi, dikembangkan, diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.Sebagai tambahan, perubahan dalam pemeliharaan sistem yang telah ada jugaterdapat dalam domain ini untuk memastikan kelangsungan solusi dalam memenuhi kebutuhan bisnis. 3. Deliver and Support (DS) Domain ini dikhususkan pada proses deliver, manajemen keamanan dankelangsungan dukungan layanan untuk pengguna, manajemen data dan fasilitas operasional.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
31
4. Monitor and Evaluate (ME) Semua proses TI harus diukur secara berkala dari waktu kewaktu untukkualitasdan kesesuaian dengan persyaratan kontrol. Domain ini melingkupimanajemenkinerja, monitoring kontrol internal, kesesuaian peraturan danpenyediaan tata kelola. c. Controls-Based Kontrol
didefinisikan
sebagai
kebijakan,
prosedur,
praktek
dan
strukturorganisasi yang didesain untuk menjamin bahwa sasaran bisnis akan dicapai dankejadian yang tak diinginkan dapat dicegah atau dideteksi dan diperbaiki.COBIT’s control objectives adalah persyaratan minimum untuk kontrol yangefektif pada masing-masing proses yang telah dijelaskan di atas. Karena ITcontrol
objectives
dari
COBIT
disusun
oleh
proses
TI,
COBIT
frameworkmenyediakan 215 control objectives dari 34 IT processes dengan keterkaitan yang jelas antara persyaratan tata kelola TI, proses TI dan kontrol TI yang harus dipetakan dengan tujuan yang ingin dicapai. d. Measurement-Driven Setiap organisasi yang ingin memperoleh value dari IT haruslah dapat menilai status manajemen TI mereka, melihat arah perkembangan yang ingin dicapai, lalu menentukan tingkat manajemen dan kontrol yang harus disediakan untuk mencapai target tersebut. COBIT menyediakan komponen yang dapat digunakan sebagai alat pengukuran dan pencapaian proses-proses TI, yaitu maturity model. Maturity Model didesain sebagai profil dari IT processes yang merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5). Pendekatan ini dikembangkan dari dari maturity model yangdigunakan oleh Software Engineering Institute untuk menilai kemapanan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
32
pengembangan software. Dengan menggunakan maturity model untuk tiaptiapsatu dari 34 proses TI, manajemen dapat memetakan:
Status organisasi saat ini- di mana organisasi saat ini
Status best-in-class di industri sekarang - sebagai perbandingan
Strategi organisasi untuk peningkatan - posisi yang ingin dicapaiorganisasi
Skala yang digunakan oleh maturity model COBITadalah sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Grafik Representasi dari Model Kematangan (ITGI, 2007)
Setiap level memiliki penjelasan sebagai berikut:
0Non-existent. Sama sekali tidak ada process TI yang diidentifikasi. Perusahaan belum menyadari adanya isu yang harus dibahas.
1 Initial. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang baku; sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cenderung diterapkan per kasus.
Pendekatan
manajemen
secara
keseluruhan
masih
belumterorganisasi.
2 Repeatable. Proses telah berkembang pada tahap di mana prosedur serupa diikuti oleh orang berbeda yang melakukan tugas yang sama. Tidak ada pelatihan dan komunikasi formal dari prosedur standar, dan tanggungjawab diserahkan kepada individu. Terdapat suatu kepercayaan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
33
yangtinggi terhadap pengetahuan dari individu dan, oleh karena itu kesalahansering terjadi.
3
Defined.Prosedur
telah
baku
dan
didokumentasikan,
serta
dikomunikasikan melalui pelatihan. Akan tetapi terserah kepada individu untuk mengikuti proses ini, oleh sebab itu penyimpangan akan sulit dideteksi. Prosedur itu sendiri tidaklah rumit tetapi merupakan formalisasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
4 Managed. Dimungkinkan dilakukannya monitoring dan pengukuran kepatuhan terhadap prosedur dan pengambilan tindakan jika proses yang ada nampak tidak bekerja secara efektif. Proses dikembangkan secara konstan dan memberikan best practice. Otomatisasi dan perangkat pembantu digunakan secara terbatas atau secara fragmentasi.
5 Optimised. Proses mencapai tingkatan best practice, sebagai hasil dari peningkatan terus menerus dan maturity modeling dengan perusahaan lain. TI digunakan secara terintegrasi untuk mengotomatisasikan workflow, menyediakan perangkat pembantu untuk meningkatkan efektivitas dan mutu, yang akan membuat perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan.
2.3
Information Capital Portofolio pada Peta Strategi Information capital merupakan bahan mentah untuk menghasilkan nilai
pada dunia perekonomian baru (Kaplan & Norton, 2004). Information capital merupakan kumpulan sistem, basis data, pustaka, dan jaringan yang berfungsi menyediakan
kebutuhan
informasi
dan pengetahuan
kepada organisasi.
Information capital merupakan bagian dari learning and growthpada peta strategi dan sama seperti elemen-elemen lainnya pada perspektif learning and growth, information capital harus sedapat mungkin selaras dengan strategi bisnis organisasi. Informatioan capital terdiri dari empat macam komponen, yaitu : 1.
Aplikasi Transformasional
2.
Aplikasi Analitik
3.
Aplikasi Pemrosesan Transaksi
4.
Infrastruktur Teknologi
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
34
Aplikasi transformasional adalah seluruh paket aplikasi yang dapat mengubah model bisnis dari organisasi dei pencapaian strategi organisasi. Kategori aplikasi ini dapat hadir dalam bentuk kategori aplikasi yang lainnya, baik aplikasi transaksi maupun analitik. Aplikasi transfomasional dibedakan menurut potensi pengaruhnya terhadap tujuan strategi organisasi, serta tingkat perubahan organisasi yang diperlukan agar aplikasi kategori ini dapat terealisasi keuntungankeuntungannya. Contoh aplikasi ini adalah sistem interaktif yang digunakan oleh Levi Strauss untuk memberikan fitur custome-made terhadap jelana jeans bagi pelanggannya. Aplikasi analitik adalah semua paket aplikasi yang berfungsi untuk melakukan analisis, interpretasi dan sharing information dan pengetahuan. Kategori ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi tergantung pada hasil proses transaksi sehari-hari. Biasanya fitur yang ditawarkan aplikasi yang termasuk kategori ini adalah forecasting, simulasi berdasarkan skenario, data mining, hingga knowledge management. Aplikasi pemrosesan transaksi adalah seluruh paket aplikasi yang berfungsi untuk mengotomasi transaksi sehari-hari yang bersifat repetitive. Umumnya aplikasi ini meningkatkan efesiensi dan produktifitas kinerja organisasi seharihari. Contoh aplikasi yang termasuk dalam kategori ini adalah sistem Enterprise Resource Planning (ERP), dimana umumnya terdiri dari modul-modul transaksional yang menjadi dasar untuk modul lainnya yang lebih bersifat analitik dan strategis. Infrastruktur teknologi adalah seluruh teknologi yang dibangun sebagai dasar infrastruktur bagi apalikasi-aplikasi lainnya. Seluruh teknologi yang termasuk dalam kategori ini merupakan kebutuhan untuk memungkinkan aplikasiaplikasi dalam information capital dapat digunakan secara efektif. Infrastruktur teknologi dibagi menjadi dua macam kategori, yaitu ; 1.
Infrastruktur fisik, yang terdiri dari: Infrastruktur aplikasi, contoh : email, mobile computing Manajemen komuniksai, contoh : broadband network, dan intranet Manajemen data, contoh data warehouse tersentralisasi
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
35
Keamanan dan risiko, contoh : firewall, kebijakan keamanan dan disaster planning. Manajemen channel, contoh website dan call center Manajemen fasilitas, contoh mainframe, server, jaringan LAN 2.
Infrastruktur manajemen
Manajamen TI, contoh :perencanaan SI , service level agreement
Arsitektur dan standar contoh : standar untuk format data dan peralatan komunikasi
Edukasi TI, contoh : pelatihan pengguna
Peneliti dan pengembangan TI , yaitu penelitian mengenai teknologi yang sedang berkembang Strategy Map (Defines Strategic Priorities)
Asset Readiness
Value-Creating Process
Innovation
Customer Management
Operation Management
Financial Management
Internal Perspektif
Human Resource
Strategic Management
Learning and Growth Perspektif Information Capital Portofolio
Transformational Application
Interactive Customer Design
Analytic Applications
Product Analytic Product Devolepment Knowledge Management System
Customer Analityc Customer Management KMS Customer Profitability
Pipeline Management CAD/CAM
Customer Relationship Management (CRM)
Transaction Processing Application
Technology Infrastructure
Call Center sales Protcol
Package Tracking Just-in Time Supply Cycle Time analytic Quality Analytic Activity and process Costing Supply Chain Management Manufacturing
Physical Infrastucture
Shareholder Value Management
Human Capital readiness
Financial Analytic Financial Consolidation Activity-Based Costing
e-Recruiting e-Learning Compliance Reporting
Balanced Scorecard
Activity-Based Management Budgeting Forecast Dynamic Simulation
Employee Record Employee SelfService
Finacial Management (ERP)
Management Infrastucture
Gambar 2.11Typical Information Capital Portofolio Application (Kapplan & Norton, 2004)
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
36
Gambar 2.11 menggambarkan contoh kerangka information capital portofolio secara umum. Kerangka tersebut dipengaruhi oleh peta strategi organisasi, terutama pada perspektif internal dan perspektif learning growth. Dengan model ini, Kapplan & Norton mengemukakan konsep keselarasan antara peta strategi suatu organisasi dengan information capital-nya, dimana information capital dari suatu organisasi harus mendukung kebutuhan SI/TI dari strategi atau tujuan tiaptiap perspektif internal dan learning & growth. Dengan menggunakan kerangka dari information capital portofolio yang dihubungkan dengan peta strategi, maka pertimbangan dan pemilihan seluruh aplikasi yang ditawarkan akan berdasarkan pada proses-proses internal yang utama pada organisasi, dan poin-poin utama yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan organisasi, sehingga para eksekutif akan yakin bahwa information capital selaras dengan stratgi bisnisnya. Berdasarkan studi literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa model Luftman lebih fokus terhadap keselarasan strategi TI terhadap strategi organisasi. Sedangkan COBIT 4.1 lebih berfokus pada tata kelola TI secara keseluruhan dan mengukur tingkat kematangan proses bukan mengukur
keselarasan strategis.
Information portofolio fokus kepada detail portofolio aplikasi dari organisasi beserta infrastruktur yang mendukungnya, yang diturunkan langsung dari proses internal dan pembelajaran pertumbuhan organisasi.Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini dipilih model Luftman sebagai model untuk mengukur tingkat keselarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi organisasi. 2.4
Penelitian Sebelumnya Tabel 2.7 memperlihatkan perbandingan penelitian sebelumnya yang terkait
dengan pengukuran tingkat kematangan keselarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi organisasi. Secara umum terlihat pada Tabel 2.7 bahwa setiap penelitian pengukuran kematangan keselarasan strategis yang dilakukan pada umumnya menggunakan model Strategic Alignment Model (SAM) untuk menganalisis perspektif kesalarasan dan model Lutman dan COBIT digunakan untuk mengukur tingkat kematangan keselarasan.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
37
Tabel 2.7 Perbandingan Penelitian Sebelumnya
Penelitian
Satria Huda
Eko Rudiyanto
Aeron Krisnadi
Muharizon Sulitiyo
(2012)
(2010)
(2012)
(2010)
Aspek Tempat
Badan Survei
Koordinasi PT. XYZ
Universitas XYZ
dan Pemetaan
kasus
Penelitian Ini
Sekretariat BMKG
Negara
Nasional (Bakosurtanal) Metodologi
Pemetaan tujuan bisnis Penetuan penyelarasan COBIT Pemetaan business goal ke IT goals COBIT Pemetaan IT goals
SAM digunakan untuk
penyelarasan
SAM
digunakan menganalisis
strategis menggunakan
menganalisis keselarasan
strategis
untuk
model Henderon dan
dari sisi teknis dan
menggunakan model
perspektif
Venkatraman
organisasi, sedangkan
SAM
keselarasan
Pengukuran nilai
model Luftman digunakan
Pengukuran nilai
IT Balanced
kematangan organisasi
untuk menganalisis
Scorecard digunakan
kematangan
berdasarkan rata-rata
keselarasan TI dengan
untuk pemataan
organiasasi
Control objective
tingkat kematangan
bisnis.
terhadap kendali
berdasarkan rata-rata
Pengukuran nilai
kriteria
proses COBIT 4.1
kematangan tiap
C0BIT ke IT process
kematangan dinilai
Metode penilaian tingkat
Pengukuran nilai kematangan organiasasi
Pengukuran nilai
komponen seluruh kriteria
berdasarkan rata-rata
kematangan dari Jerry
berdasarkan rata-rata
kematangan dinilai
tingkat kematangan
Luftman
kematangan tiap komponen
berdasarkan rata-rata Metode penilaian
seluruh kriteria
tingkat kematangan
tingkat kematangan
proses TI
dari Jerry Luftman
proses TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
38
Penelitian Aspek Model
Satria Huda
Eko Rudiyanto
Aeron Krisnadi
Muharizon Sulitiyo
(2012)
(2010)
(2012)
(2010)
COBIT 4.1
Model penyelarasan
Penelitian Ini
Menggunakan model
model penyelarasan
Model penyelarasan
Strategi Henderson dan
strategis Henderson dan
penyelarasan strategis
Strategi Henderson
Venkratman
Venkratman
Henderson dan
dan Venkratman
Venkratman
Model pengukuran
Model pengukuran
kematangan tingkat
kematangan tingkat
keselarasan Luftman
keselarasan Luftman
Model pengukuran
Model Pengukuran
kematangan tingkat
Kematangan Cobit 4.1
keselarasan Luftman
IT Balanced Scorecard Analisis
Pemberian
Rekomendasi
kebijakan program meningkatkan kelola TI
saran Komponen-komponen dan dengan nilai kematangan untuk rendah akan dianalisis tata dengan menggunakan metode fishbone. Hasil dari
berdasarkan atau dibatasi berdasarkan kepada komponen kriteria yang
mendapat
pengukuran
hasil Pemberian kematangan rekomendasi
nilai terhadap proses TI pada berdasarkan
rendah, yaitu di bawah
cobit yang memiliki nilai peningkatan
tiga.
yang kurang
analisis
pencapaian
analisis ini akan dijadikan
kematangan
acuan rekomendasi.
analisis kondisi saat ini.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
dan
39
2.5
Theoritical Framework Dalam menentukan keselarasan antara TI dengan strategi organisasi, maka
dibentukalah suatu kerangka berpikir seperti pada Gambar 2.12
Six Strategic Alignment Maturity Kriteria (Luftman)
Strategic Alignment Model Business strategy
IT strategy
Communication
Scope & Architecture
Organization infrastructute & Process
IT infrastructute & Process
Governance
Competency/Value Measurement
Partnership
Skills
Analisa Perspektif Keselarasan Strategis
Rekomendasi
Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi
Analisis Peningkatan Pencapaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis
Gambar 2.12 Pola Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan data yang digunakan untuk penelitian didapatkan dari melakukanwawancara, kuisioner dan observasi. Tingkatan kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi diukur dengan menggunakan model Luftman, yaitu dengan menggunakan enam kriteria yang harus dievaluasi diantaranya komunikasi (communication), pengukuran nilai/kompetensi (Competency/Value Measurement), tatakelola (Governance), kerjasama (Partnership), ruanglingkup dan arsitektur (Scope and Architecture)dan keterampilan (Skills).
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
40
Analisis peningkatan pencapaian tingkat kematangan keselarasan strategis menggunakan model Luftman, yaitu Komponen yang dilakukan peningkatan adalah komponen yang memiliki nilai kurang dari rata-rata keseluruhan komponen dari 6 kriteria. Untuk mengetahui perspektif keselarasan strategis dilakukan dengan melihat kondisi saat ini dari organisasi yang menjadi objek penelitian. Analisis kondisi saat ini menggunakan model keselaraasan strategis Henderson & Venkatraman. Model keselarasan strategis menganalisa domain bisnis, yaitu strategi bisnisdan infrastruktur organisasidan domain Teknologi informasi, yaitu strategi TIdan infrastruktur TI. Rekomendasi diberikan berdasarkan hasil dari analisis peningkatan pencapaian tingkat kematangan dengan metode Luftman dan juga melihat dari analisis kondisi saat ini dengan model keselarasan strategis
Henderson &
Venkatraman.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas bagaimana penelitian karya akhir ini dilakukan, berupa tahapan-tahapan penelitian yang harus ditempuh untuk mendapatkan hasil tingkat kematangan keselarasan antara strategi TI dan strategi organisasi. 3.1
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah data primer dan
data sekunder. 3.1.1 Data Primer Data primer merupakan data yang didapatkan dari sumber asli dengan menggunakan metode dan instrumen tertentu.Wawancara dan observasi merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data primer. Kuisioner akan disebarkan untuk mendapatkan informasi yang relevan terkait dengan keselarasan antara strategi TI terhadap strategi organisasi. 3.1.2
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersedia bisa didapatkan pada
Rencana Strategis Organisasi, visi, misi dan arah kebijakan organisasi. 3.2
Instrumen Keselarasan Strategi Instrumen keselarasan strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Model Luftman. pertayaan kuisioner yang dibuat diambil dari atribut setiap kriteria yang pada model Luftman, yaitu Communication, Competency/Value Measurement, Governance, Partnership, Scope and Architecture, Skills.
41 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
42
Tabel 3.1 Komponen-komponen pada setiap Kriteria metode Luftman
No 1
2
Kriteria Communication (Komunikasi)
Jenis Pertanyaan 1
Pemahaman organisasi oleh TI
2
Pemahaman TI oleh organisasi
3
Metode pembelajaran dalam organisasi
4
Kekakuan protokol
5
Berbagi pengetahuan
6
Peran staf penghubung (Liaison staff)
Competency/Value Measurement
1
Pengukuran manfaat TI
(Pengukuran Nilai/Kompetensi)
2
Pengukuran kinerja organisasi
3
Perbandingan manfaat TI dengan kinerja organisasi
3
4
5
4
Service Level Agreement
5
Benchmarking
6
Penilaian dan evaluasi
7
Continuous Improving
1
Perencanaan Strategi Organisasi
2
Perencanaan Strategi TI
3
Struktur Organisasi
4
Kontrol budget
5
Pengelolaan investasi TI
6
IT Steering Commitee
7
Proses Prioritasi
1
Pandangan Organisasi terhadap TI
2
Peranan TI dalam strategi organisasi
3
Pembagian dan penanganan resiko
4
Pengelolaan program TI
5
Hubungan kerjasama
6
Pendukung terhadap TI
Ruang Lingkup dan Arsitektur
1
Cakupan dukungan TI
(Scope and Architecture)
2
Standarisasi pengimplementasian TI
3
Arsitektur TI
4
Kesiapan dalam mendukung perubahan
5
Persepsi terhadap infrastruktur TI
Tata Kelola (Governance)
Kerjasama (Partnership)
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
43
6
Keahlian (Skills)
1
Inovasi dan kewirausahaan
2
Penentuan kekuasaaan
3
Gaya manajemen
4
Kesiapan menerima perubahan
5
Perpindahan karir
6
Pendidikan dan pelatihan
7
Tingkat kepercayaan organisasi terhadap TI
3.3
Tahapan Penelitian
Langkah-langkah penelitian berguna untuk menjelaskan hal-hal yang dilakukan dalam melakukan penelitian, diantaranya
Merumuskan Masalah Penelitian
Melakukan Studi Literatur
Pengujian Kuisioner
Menetapkan Metodologi Penelitian
Observasi Dokumen yang dibutuhkan dan wawancara
Membuat Kuisioner
Penyebaran Kuisioner
Visi, Misi, Renstra, Keadaan SI/TI
Mengolah Hasil Kuisioner
Analisa Hasil Kuisioner
Perbaikan tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi
Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategi TI dengan strategi bisnis
Kesimpulan & saran
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 3.1 dijelaskan sebagai beriikut: Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
44
1.
Melakukan identifikasi masalah dan merumuskan masalah yang ditemui dilapangan. Hasil dari tahapan ini adalah perumusan permasalahan berupa Research question.
2.
Melakukan studi literatur terhadap teori dan metode-metode yang berkaitan dengan masalah yang teleh dirumuskan. Hasil tahap ini adalah Theoretical Framework
3.
Menyusun metodologi penelitian, dimana outputdari kegiatan ini adalah tahapan penelitian.
4.
Tahap selanjutnya melakukan pengumpulan data, baik data primer dan data sekunder. Wawancara dan observasi lapangan dilakukan untuk pengumpulan data primer, sedangkan data sekunder didapat dengam melakukan analisis dokumen-dokumen organisasi mengenai visi, misi, tujuan, rencana strategi dan sasaran organisasi dan dokumen yang terkait denga IS/IT.
5.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan kuisioner. Pertanyaan kuisioner diambil berdasarkan karakteristik pada model Luftman, yang mana kuisioner ini disesuaikan dengan kondisi yang ada pada BMKG. Kuisioner yang telah dibuat dilakukan uji coba dan direvisi untuk mengukur tingkat kesulitan di dalam pengisiannya. Dan apabila kuisioner dianggap telah sesuai, dilakukan penyebaran kesetiap responden yang dipilih.Output dari tahapan ini adalahkuisioner yang telah terisi.
6.
Selanjutnya adalah analisa data dari hasil kuisioner yang telah disebarkan terhadap responden. Output dari tahapan ini adalah nilai tingkat kematangan keselarasan masing-masing kriteria model Luftman dan nilai tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi.
7.
Selanjutnya adalah perbaikan tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi. Menganalisis setiap komponen-komponen kriteria untuk meningkatkan kematangan keselarasan strategisnya. Komponen yang diberikan rekomendasi adalah komponen yang memiliki nilai kurang dari rata-rata keseluruhan komponen dari 6 kriteria.
8.
Pada tahap selanjutnya akan dilakukan penarikan kesimpulan dan saran.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 4 PROFIL ORGANISASI
Bab ini menjelaskan profil dari organisasi yang menjadi studi kasus penulis, latar belakang organisasi, visi, misi dan sasaran strategis dari organisasi. 4.1
Latar Belakang Organisasi Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841, dimana pengamatan dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah sakit di Bogor.Kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1866 diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetish en Meteorologisch Observatorium. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Akan tetapi setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 instansi tersebut dipecah menjadi dua : di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada dilingkungan markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Tinggi Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai
anggota
Organisasi
Meteorologi
Dunia
(World
Meteorological
45 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
46
organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) adalah instansi pelayanan dan penyediaan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 dan Nomor 48 Tahun 2002 struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofísika. Kegiatan meteorologi dan geofísika pada awalnya hanya pada pengamatan cuaca atau hujan sehingga dahulu kala lembaga ini lebih dikenal dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Namun kemudian lembaga yang beralamat di Jl. Angkasa I No 2 Kemayoran Jakarta Pusat tersebut meningkat dan mencakup berbagai kegiatan, seperti pengamatan medan magnit, seismatik dan meteorologi untuk berbagai macam keperluan. Selanjutnya pada tahun 2008, nama Badan Meteorologi dan Geofísika (BMG) berubah menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika atau disingkat BMKG dan perubahan nama tersebut ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor : 61 tahun 2008 dan perubahan nama ini tidak merubah tugas pokok dan fungsi BMKG selama ini yaitu memberikan pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofísika. Perubahan nama dari BMG menjadi BMKG mempertegas kewenangan di bidang klimatologi. Serta geofísika. Dengan berubahnya status Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofísika (BMKG) menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), Kepala Badan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
47
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia. 4.2
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Organisasi
Visi BMKG: Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan Pembangunan Nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional. Misi BMKG : 1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika; 2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika; 3. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika; 4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udaradan geofisika. Tujuan Strategis : Terdiseminasikannya dengan cepat informasi dini gempabumi dan peringatan dini cuaca ekstrim, iklim ekstrim dan tsunami serta peningkatan pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika untuk mendukung keselamatan masyarakat dan pembangunan nasional. Sasaran Strategis : 1. Meningkatnya kepuasan pengguna informasi peringatan dini cuaca ekstrim dan informasi cuaca secara rutin untuk mendukung keselamatan transportasi dan pengelolaan bencana; 2. Meningkatkan kepuasan pengguna informasi iklim dan kualitas udara untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan bencana; Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
48
3. Meningkatkan kepuasan pengguna informasi gempabumi, tsunami, seismologi teknik dan geofisika potensial untuk mendukung perencanaan pembangunan nasional dan pengelolaan bencana 4.3
Struktur Organisasi BMKG dipimpin oleh kepala Badan yang merupakan posisi tertinggi di
dalam organisasi. BMKG memiliki 6 pejabat eselon I yaitu Kepala Badan, Sekrestaris Utama, Deputi Bidang Meteorologi, Deputi Bidang Klimatologi dan Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor : KEP 03 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja, Sekretariat Utama sebagai Pengelola Organisasi bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BMKG, dengan fungsi-fungsi sebagai koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi perumusan kebijakan umum dan teknis dilingkungan BMKG. Setiap Eselon I membawahi eselonn II, dimana pejebat eselon II pejabat pusat sebanyak 15 dan pejabat eselon II di UPT hal ini yaitu Kepala Balai Besar berjumlah 5 pejabat
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
49
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMKG
4.4
Arah Kebijakan dan Strategi 1. Arah dan Kebijakan Strategi Nasional a. Tersedianya peringatan dini cuaca ekstrim di seluruh wilayah Indonesia dan tersedianya informasi cuaca secara rutin untuk mendukung keselamatan transportasi dan masyarakat; b. Terwujudnya sistem peringatan dini iklim ekstrim (CEWS) dan sistem informasi dini kualitas udara (AQWS) serta peningkatan ragam dan jangkauan informasi iklim, perubahan iklim dan kualitas udara; c. Meningkatkan kecepatan dan keakuratan info dini gempa bumi dan atau
peringatan
dini
tsunami,
jangkauan
diseminasi
dan
meningkatnya ketersediaan sistem pelayanan jasa dan infomrasi geofisika.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
50
2. Arah Kebijakan Strategi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika a. Penyempurnaan kelengkapan sistem peringatan dini tsunami, cuaca dan iklim ekstrim; b. Penguatan kemampuan layanan informasi cuaca dan iklim termasuk pengamatan siklon tropis serta sistem pendukung ;instrumentasi dan pembinaan sumber daya manusia melalui kegiatan strengthening BMKG weather and climate service capacity; c. Pemeliharaan seluruh sistem instrumentasi pengamatan baik yang manual maupun yang otomatis yang menjamin laik operasinya seluruh pengamatan MKKuG; d. Penyesuaian sistem operasi dan prosedur terhadap ketersediaan sistem instrumentasi, komunikasi dan pengolahan yang baru dan standar serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; e. Peningkatan jejaring kerjasama nasional dan internasional terutama dalam peran soft positioning BMKG; f. Pemahaman bidang pentarifan; g. Peningkatan SDM bidang perencanaan; h. Penyempurnaan Organisasi BMKG; i.
Pengembangan produk-produk layanan infomrasi MKKuG sesuai dengan kebutuhan sektoral dan masyarakat;
j.
Terciptanya dan tersosialisasikannya peraturan perundang-undangan MKKuG;
k. Peningkatan akuntabilitas proses baik bersifat teknis dalam peningkatan
standarisasi
pelayanan
maupun
dalam
bidang
administratif tata kelola Barang Milik Negara, serta pengawasan internal; l.
Pembagunan gedung operasional utama untuk keperluan pemaduan sistem telekomunikasi SPIMKKuG, kalibrasi, pusat simulasi cuaca numerik, pusat basis data dan Pusat Pelayanan Informasi Nasional MKKuG (PPINMKKuG);
m. Peningkatan sistem keuangan dan pembangunan;
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
51
n. Penguasaan dan pemanfaatan hasil-hasil pengkajian, penelitian, pengembangan dan perekayasaan iptek MKKuG dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan informasi MKKuG; o. Pengembangan sumber daya manusia bagi seluruh SDM BMKG, dalam
rangka
meningkatankan
kualitas
penguasaan
ilmu
pengetahuan dan teknologiMKKuG, dan penunjangnya.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 5 PROSES DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas analisis data yang telah dikumpulkan. Analisis data yang pertama yaitu menganalisis terhadap data hasil surveikuisioner yang menghasilkan tingkat keselarasaaan strategi TI dan strategi organisasi di BMKG. Selanjutnya dilakukan analisis peningkatan pencapaian kematangan keselarasan strategi terhadap komponen-komponen setiap kriteria yang masih dibawah ratarata untuk mencapai tingkat selanjutnya.Analisis yang kedua yaitu menggunakan model Strategic Alignment Model (SAM) dari Henderson & Venkatraman yang digunakan untuk analisis keselarasan yang diterapkan di BMKG. 5.1
Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Bisnis Pengukuran kematangan keselarasaan TI dengan Bisnis pada BMKG
berdasarkan analisis hasil survei yaitu kuisinoner yang diadopsi dari model keselarasaan Luftman. Hasil dari survei adalah
adalah tingkat kematangan
masing-masing kriteria domain yang mempengaruhi keselarasaan TI dengan bisnis pada organisasi secara keseluruhan. 5.1.1 Tingkat kematangan Domain Komunikasi Pada kriteria komunikasi berdasarkan Tabel 5.1 , BMKG berada pada tingkat 3 dengan nilai 3,20. Ada empat komponen yang sudah mencapai tingkat tiga, komponen dengan tingkat 3 yaitu pengelola TI sudah memahami strategi dan tujuan bisnis organisasi, pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan TI, proses learning organization danprotokol komunikasi antara TI dan bisnis. Secara umum komunikasi antara TI dan bisnissudah saling memahami strategi dan tujuan kedua belah pihak dengan baik. Komunikasi antara TI dan bisnis telah terjadi secara dua arah, walaupun masih bersifat formal. Untuk learning organization telah dilakukan secara reguler pada setiap unit kerja. 52 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
53
Dua komponen masih berada pada tingkat dua, yaitu staf penghubung (liaison staff)dan knowledge sharing. Untuk staf penghubung antara TI dengan bisnis sudah ada secara reguler, tetapi perannya tidak sampai untuk pengembangan hubungan antara pihak bisnis dengan TI. Knowledge sharing masih bersifat semi terstruktur, knowledge sharing sudah dilakukan dalam workshop dan bimbingan teknis tetapi dilaksanakan oleh unit-unit teknis. Tabel 5.1Tingkat Kematangan Kriteria Komunikasi Kriteria Komunikasi No
1
Pertanyaan
Rata-rata
Menurut anda, apakah saat ini pusat jaringan komunikasi sebagai pelaksana teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan
3.96
3
3.52
3
3.39
3
3.39
3
2.70
2
2.26
2
tujuan bisnis organisasi ?
2
Menurut anda, bagaimana pemahaman Sekretariat Utama sebagai pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan Teknologi Informasi di BMKG ?
3
Apakah terdapat suatu proses Learning Organization (organisasi yang mendorong dan memfasilitasi pegawai untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dirinya), biasanya hal di atas terjadi secara:
4
Bagaimana protokol komunikasi yang terjadi antara TI dan bisnis terjadi pada organisasi
5
Untuk komunikasi antara pihak Pengelola TI dan Pengelola organisasi, bagaimana peran staf penghubung (liaison staff) pihak bisnis dan TI saat ini? (Liaisionstaff berperan dalam pertukuran informasi antara pihak bisnis dan TI dan sebaliknya)
6
Bagaimana proses terjadinya knowledge sharing antara TI dan bisnis pada organisasi? Tingkat Kematangan Kriteria Komunikasi
5.1.2
3,20
3
Tingkat Kematangan Domain Kompetensi dan Nilai Manfaat
Pada kriteria pengukuran kompetensi dan nilai manfaat berdasarkan Tabel 5.2, BMKG berada pada tingkat tiga dengan nilai 3,09. Ada lima komponen yang sudah mencapai tingkat tiga, yaitu komponen proses pengukuran kontribusi TI bagi organisasi, kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan organisasi, keterkaitan antara pengukuran manfaat TI dengan pengukuran kinerja
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
54
organisasi dan pengukuran efektifitas dan praktik peningkatan pada proses atau aktifitas TI dengan bisnis. Dan untuk pengkajian dan evaluasi investasi TI di organisasi sudah dilakukan yaitu audit terhadap SI/TI di BMKG yang dilakukan oleh konsultan. Proses pengukuran kontribusi TI bagi organisasi sudah meliputi sisi teknis, cost efficiency dan cost effectiveness dan mulai ada proses feedback dan peninjauan secara formal. Untuk pengukuran kinerja organisasi masih berdasarkan pencapaian realisasi keuangan atau penyerapan anggaran, belum sampai pada pengukuran kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan organisasi. Mengenai keterkaitan antara pengukuran manfaat TI dengan pengukuran kinerja organisasi, sudah dilakukan pengukuran manfaat investasi TI dan bisnis mulai terhubung dan mulai ada proses peninjauan ulang. Untuk pengukuran efektifitas dan praktik peningkatan secara berkesinambungan sudah dilakukan dan mulai diukur efektifitasnya. Dua komponen masih berada pada tingkat dua, yaitu komponen mengenai service level agreement (SLA), praktikbenchmarking dengan organisasi lain. Untuk SLA sudah diterapkan tetapi hanya antara unit TI dengan unit fungsional teknis tertentu. Benchmarking dilakukan tetapi masih bersifat informal.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
55
Tabel 5.2 Tingkat Kematangan Kriteria Kompetensi dan Nilai Manfaat Kriteria Kompetensi dan Nilai Manfaat No 1
2
3
Pertanyaan
Rata-rata
Bagaimana pendapat anda mengenai proses pengukuran kontribusi TI bagi organisasi ? Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan BMKG? Bagaimana pendapat anda mengenai keterkaitan antara pengukuruan manfaat TI dengan Pengukuran kinerja BMKG?
3.26
3
3.35
3
3.52
3
2.70
2
2.74
2
3.00
3
3.09
3
3,09
3
Apakah terdapat service level agreement (SLA) diterapkan pada penggunaan 4
TI pada organisasi BMKG? (SLA adalah perjanjian yang menerangkan tingkat layanan minimal TI yang harus diberikan)
5 6 7
Apakah terdapat praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di BMKG terhadap pengelolaan TI instansi lain? Apakah ada proses pengkajian atau evaluasi investasi TI di organisasi? Apakah ada pengukuran efektivitas dan praktik peningkatan secara berkesinambungan kepada proses atau aktifitas TI-bisnis? Tingkat Kematangan Kriteria Kompetensi dan Nilai Manfaat
5.1.3
Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola
Pada kriteria tata kelola beradasarkan Tabel 5.3, BMKG berada pada tingkat dua dengan nilai 2,96. Ada lima komponen yang telah mencapai tingkat tiga, yaitu komponen partisipasi TI dalam proses perencanaan strategis organisasi, pengelola organisasi berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis TI, pengendalian anggaran TI di organisasi, pengelolaan investasi TI, dan proses pengurutan prioritas proyek-proyek TI. Pada proses perencanaan strategis organisasi unit TI berpartisipasi pada tingkat unit fungsional dan dan proses perencanaan strategis TI dilakukan juga pada tingkat unit fungsional dengan partisipasi unit bisnis. Untuk pengendalian anggaran TI di BMKG bersifat cost center, dengan beberapa proyek sudah dikategorikan sebagai investasi. Sedangkan untuk pengurutan prioritas bagi proyek-proyek TI ditentukan oleh pihak bisnis. Satu komponen yang masih berada pada tingkat dua, yaitu struktur organisasi unit TI dan keberadaan IT steering committee. Untuk struktur organisasi unit TI BMKG, masih bersifat sentralisasi atau desentralisasi, dengan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
56
beberapa unit kerja sudah mempunyai unit TI tersendiri dan BMKG belum memiliki IT steering committee. Tabel 5.3Tingkat Kematangan Kriteria Tata Kelola Kriteria Tata Kelola No 1
2
3
Pertanyaan
Rata-rata
Apakah pihak TI berpatisipasi dalam proses perencanaan strategis organisasi? Apakah pihak pengelola organisasi berpatisipasi dalam perencanaan strategi TI? Bagaimana bentuk struktur organisasi unit TI? Kepada siapa unit TI harus melapor?
3.22
3
3.17
3
2.43
2
4
Bagaimana penilaian anda terhadap pengendalian anggaran TI di BMKG :
3.61
3
5
Bagaimana pengelolaan investasi TI:
3.13
3
1.96
2
3.22
3
2.96
3
6
7
Apakah terdapat IT Steering Committee yang terdiri dari TI level senior serta partisipasi manajemen bisnis ? Bagaimana proses pengurutan prioritas (prioritization) bagi proyek-proyek TI? Tingkat Kematangan Kriteria Tata Kelola
5.1.4 Tingkat Kematangan Domain Hubungan Kemitraan Pada kriteria hubungan kemitraan berdasarkan Tabel 5.4, BMKG berada pada tingkat tiga dengan nilai 3,22. Ada lima komponen yang mencapai tingkat tiga, yaitu persepsi organisasi terhadap TI, peranTI dalam strategi organisasi, program dalam membangun hubungan TI dengan organisasi, hubungan kepercayaan antara pengelola organisasi dan pengelola TI di organisasi, dan sponsor dalam mendukung proyek TI. Untuk persepsi organisasi terhadap keberadaan TI yaitu TI dianggap sebagai enabler yang mendukung bagi aktifitas bisnis ke depan. Dan TI juga berperan sebagai pengendali bagi proses bisnis yaitu sebagai pengendali dalam proses pencapaian strategi dan tujuan organisasi. Untuk pengelola hubungan antara pengelola organisasi dengan pengelola TI sudah ada program tersebut tetapi tidak selalu diikuti. TI mulai dipandang sebagai penyedia layanan yang
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
57
dipercaya di organisasi. Untuk proyek-proyek, TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan unit fungsional bisnis. Satu komponen yang masih berada pada tingkat dua, yaitu praktik pembagian risiko dan reward untuk pengelola TI yaitu unit TI menanggung hampir semua risiko, tetapi mendapat sedikit bagian reward/penghargaan. Tabel 5.4Tingkat Kematangan Kriteria Hubungan kemitraan Kriteria Hubungan Kemitraan No
Pertanyaan
Rata-rata
1
Bisnis memandang pengelola TI sebagai
3.87
3
2
Bagaimana peran TI dalam perencanaan strategi organisasi?
3.04
3
3
Bagaimana praktik pembagian resiko dan reward/penghargaan untuk
2.39
2
3.17
3
3.65
3
3.22
3
3,22
3
pengelola TI?
4
Mengenai pengelolaan hubungan antara pengelola organisasi dengan pengelola TI di organisasi, apakah ada program normal yang bertujuan membangun hubungan TI dengan bisnis?
5
Bagaimana hubungan kepercayaan antara pengelola organisasi dan pengelola TI di organisasi?
6
Apakah proyek TI memiliki sponsor atau pendukung baik dari pihak TI ataupun bisnis? Tingkat Kematangan Kriteria Hubungan Kemitraan
5.1.5 Tingkat Kematangan Domain Scope dan Arsitektur Pada kriteria scope dan arsitektur berdasarkan Tabel 5.5, BMKG berapa pada tingkat dua dengan nilai 2,83. Ada dua komponen yang berada pada tingkat tiga, yaitu cakupan dukungan TI pada bisnis organisasi dan pandangan organisasi terhadap infrastruktur TI yang mengusung perubahan strategi organisasi. Untuk cakupan dukungan TI pada bisnis organisasi, TI mendukung pelaksanaan tugas untuk mencapai strategi dan tujuan organisasi. Sebagai organisasi yang berfungsi memberikan layanan informasi, yaitu dari proses pengumpulan data, analisis data hingga menjadi informasi tidak terlepas dari dukungan TI, sehingga infrastruktur TI selalu didorong oleh kebutuhan strategi organisasi yang ada.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
58
Tiga komponen yang berada pada tingkat dua, yaitu standar TI di organisasi, integrasi arsitektur TI dan kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan TI atau bisnis. Untuk standar TI hanya diterapkan di unit fungsional tertentu saja, tidak diterapkan diseluruh korporat. Arsitektur atau komponenkomponen TI belum terintegrasi merata diseluruh organisasi, tetapi pada fungsional teknis tertentu saja. Untuk kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan TI atau bisnis, hanya terbatas pada fungsi-fungsi yang melibatkan unit operasional. Tabel 5.5 Tingkat Kematangan Kriteria Scope dan Arsitektur Kriteria Hubungan Scope dan Arsitektur No
Pertanyaan
Rata-rata
1
Sampai sejauh mana cakupan dukungan TI pada bisnis organisasi ?
3.30
3
2
Sudah adakah standar TI di organisasi?
2.22
2
3
Bagaimana mengenai integrasi arsitektur atau komponen-komponen TI di
2.70
2
2.78
2
3.13
3
2,83
2
organisasi? 4
Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan TI atau bisnis?
5
Bagaimana pandangan organisasi terhadap infrastruktur TI yang mengusung perubahan strategi organisasi atau TI? Tingkat Kematangan Kriteria Scope dan Arsitektur
5.1.6
Tingkat Kematangan Domain Keahlian
Pada kriteria keahlian berdasarkan Tabel 5.6, BMKG berada pada tingkat tiga dengan nilai 3,11. Ada lima komponen yang berada pada tingkat tiga yaitu pandangan organisasi terhadap ide-ide inovatif pemanfaat TI, kesiapan dalam menghadapi perubahan, pertukaran posisi karir dari unit TI ke bisnis atau sebaliknya, peluang staf mengikuti pendidikan dan pelatihan, merekrut dan mempertahankan personil unit TI. Dalam memandang ide-ide inovatif pemanfaat TI, organisasi sangat menganjurkan hal tersebut walaupun hanya pada tingkat fungsional. Bagaimana pemanfaat TI dalam penyebaran informasi MKKuG, selain menggunakan cara konvensional sangat dianjurkan berinovasi dengan pemanfaan TI. Terkait dengan kesiapan dalam menghadapi perubahan, sudah dilakukan program manajemen Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
59
perubahan walaupun pada unit fungsioanal tertentu. Pertukaran posisi dari unit TI ke unit bisnis atau sebaliknya merupakan hal yang biasa terjadi di tingkat manajemen pada unit fungsional tertentu. Untuk pelatihan dan pendidikan, BMKG walaupun sudah memiliki lembaga pendidikan dan pelatihan setingkat eselon 2, akan tetapi untuk peserta diklat tersebut tergantung dari pimpinan unit fungsonal yang bersangkutan. Pengelola TI dalam merekrut dan mempertahankan personilnya, dalam merekrut memperhitungkan kemampuan teknis maupun bisnis dan sudah ada program retention untuk personil. Dua komponen berada pada tingkat dua, yaitu keputusan penting mengenai TI dan peluang pegawai diikutsertakan dalam pelatihan unit bisnis atau sebaliknya. Keputusan penting mengenai TI diputuskan oleh top management atau manajemen TI dengan masukan unit-unit terkait. Untuk peluang pegawai TI diikutsertakan dalam pelatihan unit bisnis atau sebaliknya, hal ini tergantung dari unit fungsional yang mengadakan bimbingan teknis atau workshop tersebut.
Tabel 5.6Tingkat Kematangan Kriteria Keahlian Kriteria Keahlian No
Pertanyaan
Rata-rata
1
Bagaimana organisasi memandang ide-ide inovatif pemanfaatan TI?
3.57
3
2
Pada organisasi, keputusan keputusan penting mengenai TI diputuskan oleh
2.74
2
3.22
3
3.17
3
2.78
2
3.13
3
3.17
3
3.11
3
3
4
5
6
7
Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (change readiness)? Bagaimana dengan peluang terjadinya mutasi pertukaran posisi karir dari unit TI ke bisnis dan sebaliknya? Bagaimana dengan peluang pegawai TI diikutsertakan dalam pelatihan unit bisnis atau sebaliknya pegawai bisnis diikutsertakan dalam pelatihan TI? Bagaimana Peluang staf TI untuk mengikuti pendidikan, magang atau training ? Bagaimana kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan (retain) personil unit TI lainnya? Tingkat Kematangan Kriteria Keahlian
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
60
5.1.7
Tingkat kematangan Keselarasan Strategi TI dengan Strategi Organisasi
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa kiteria hubungan kemitraan memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 3,22 berbeda sedikit dengan kriteria komunikasi yang mempunyai nilai 3,20.Ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran pengelola TI untuk pentingnya memahami strategi organisasi. Selain itu persepsi pengelola organisasi terhadap TI menunjukkan bahwa TI dipandang sebagai enabler yang mendukung aktifitas bisnis ke depan.Kriteriascope dan arsitektur memiliki nilai paling rendah yaitu 2,83, hal ini dapat dilihat bahwa standar TI yang ada di BMKG hanya sebatas pada unit fungsional tertentu saja tidak mencakup keseluruhan organisasi, begitu juga dengan integrasi arsitektur, belum dilakukan integrasi untuk seluruh unit kerja, tetapi hanya sebatas unit-unit fungsional tertentu saja. Berdasarkan tingkat kematangan keenam kriteria domain organisasi, maka didapat tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi, yaitu berada pada tingkat 3, yaitu establish focused process. Pengukuran tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi dilakukan dengan menghitung rata-rata dari tingkat kematangan tiap-tiap komponen dari seluruh kriteria.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
61
Tabel 5.7Tingkat Kematangan Keselarasanan Strategi TI dengan Strategi organisasi BMKG
Komponen
Ratarata
Kriteria 1
2
3
4
5
6
3.96
3.52
3.39
3.39
2.70
2.26
3.26
3.35
3.52
2.70
2.74
3.00
3.09
3.09
3.22
3.17
2.43
3.61
3.13
1.96
3.22
2.96
Hubungan Kemitraan
3.87
3.04
2.39
3.17
3.65
3.22
Scope dan Arsitektur
3.30
2.22
2.70
2.78
3.13
Keahlian
3.57
2.74
3.22
3.17
2.78
Komunikasi Kompetensi dan Nilai Manfaat Tata Kelola
7 3.20
3.22 2.83
3.13
Total Rata-Rata
3.17
3.11 3.08
Keterangan : 1.
Kriteria Komunikasi Komponen 1 : Pemahaman organisasi oleh TI 2 : Pemahaman TI oleh organisasi 3 : Metode pembelajaran dalam organisasi 4 : Kekakuan protokol 5 : Berbagi pengetahuan 6 : Peran staf penghubung (Liaison staff)
2.
Kriteria Kompetensi dan Nilai Manfaat Komponen 1 : Pengukuran manfaat TI 2 : Pengkuran kinerja organisasi 3 : Perbandingan manfaat TI degan kinerja organisasi 4 : Service Level Agreement 5 : Benchmarking 6 : Penilaian dan evaluasi 7 : Continuous Improving
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
62
3.
Tata Kelola Komponen 1 : Perencanaan strategi organisasi 2 : Perencanaan strategi TI 3 : Struktur organisasi 4 : Kontrol budget 5 : Pengelolaan investasi TI 6 : IT Steering Committee 7: Proses Prioritasi
4.
Hubungan Kemitraan Komponen 1 : Pandangan organisasi terhadap TI 2: Peranan TI dalam strategi organisasi 3 : Pembagian dan penangan risiko 4 : Pengelolaan program TI 5 : Hubungan kerjasama 6 : Pendukung terhadap TI
5.
Scope dan Arsitektur Komponen 1 : Cakupan dukungan TI 2 : Standarisasi pengimplementasian TI 3 : Arsitektur TI 4 : Kesiapan dalam mendukung perubahan 5 : Persepsi terhadap infrastruktur TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
63
6.
Keahlian Komponen 1: Inovasi dan kewirausahaan 2 : Penentuan kekuasaan 3 : Gaya manajemen 4 : kesiapan menerima perubahan 5: Perpindahan karir 6 : Pendidikan dan pelatihan 7 : Tingkat kepercayaan organisasi terhadap TI
Karakteristik organisasi yang keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi berada pada tingkat tiga, organisasi mengkonsentrasikan tata kelola, proses dan komunikasi pada sasaran bisnis tertentu. Hal ini dapat dilihat dari rencana strategis BMKG yaitu BMKG fokus melakukan pengkajian dan pembangunan aplikasi-aplikasi yang strategis dalam pengelolaan bisnisnya yaitu dengan membangun sistem informasi MKG berupa Tsunami Early Warning System (TEWS),
Meteorological Early Warning System (MEWS) dan
Climatological Early Warning System (CMEWS). Untuk memberikan jaminan layanan TIterhadap aplikasi-aplikasi tersebut, mulai disusun tata kelola TIK yang mengacu pada standar COBIT dan juga kebijakan pengelolaan keamanan informasi yang mematuhi persyaratan maupun standar operasional dan teknis yang disusun berdasarkan standar ISO 27001:2005. Selain membangun komunikasi dalam internal organisasi, BMKG juga sudah membangun kemitraan dengan instansi terkait (Pemerintah Daerah setempat, kementerian Kominfo, Basarnas, Bakosurtanal, BNPB, dsb) dalam mewujudkan kerjasama yang terpadu sehingga informasi MKKuG yang didiseminasikan dapat sampai ke masyarakat secara cepat, tepat dan akurat. Untuk melihat secara keseluruhan kesenjangan yang muncul dari nilai kematangan keselarasan strategis dari tiap-tiap kriteria keselarasan, dapat dilihat pada grafik radar (Gambar 5.1).
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa
kriteria yang memiliki nilai tertinggi adalah kriteria hubungan kemitraan dan kriteria yang memiliki nilai terendah adalah kriteria scope dan arsitektur. Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
64
Gambar 5.1Grafik Radar Nilai Kematangan Kriteria Keselarasan
5.2
Analisis Peningkatan Pencapaian Tingkat Kematangan Kesalarasan Analisis peningkatan diberikan terhadap komponen-komponen dari setiap
kriteria yang memiliki nilai di bawah 3. Tujuan analisis peningkatan tersebut agar komponen-komponen
di setiap kriteriadapat mencapai tingkat
kematangan
keselarasan strategi BMKG berada pada tingkat 3. Berikut adalah komponenkomponen tingkat kematangan yang masih berada dibawah tingkat 3, dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8Nilai Kematangan Komponen-Komponen di bawah 3 setiap Kriteria
No
1
2
Kriteria
2,64
Knowledge Sharing
2,23
Kompetensi dan
Service Level Agreement (SLA)
2,64
Nilai Manfaat
Praktik Benchmarking
2,64
Bentuk struktur organisasi unit TI
2,36
IT Steering Committee
2,00
Pembagian risiko dan reward
2,45
Standard TI di organisasi
2,23
Integrasi arsitektur dan komponen-komponen TI
2,68
Kesiapan dalam menghadapi perubahan
2,73
Keputusan-keputusan penting mengenai TI
2,77
Peluang mengikuti pelatihan
2,82
Tata Kelola
4
Kemitraan
6
Kematangan
Peran Penghubung (Liaison Staff)
Komunikasi
3
5
Nilai
Komponen
Scope dan Ruang Lingkup
Keahlian
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
65
5.2.1
Peran Penghubung Pada Tabel 5.9 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana sasarannya adany yaitu adanya
staf
penghubung yang berperan dalam pengembangan hubungan antara TI dan bisnis. Tabel 5.9 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan peran penghubung
Pencapaian Sasaran Strategi Saat ini Penghubung hanya Terdapat staf penghubung - Menempatkan Staff/Pejabat di setiap bersifat
reguler,
yang
berperan
dalam
unit setingkat eselon 2 yang mengerti
perannya hanya sebatas pengembangan hubungan
dan
hubungan teknis saja.
dengan baik antara kedua komunitas
antara TI dan bisnis
bisa
mengkomunikasikan
(TI dan bisnis) - Mendefinisikan peran yaitu tugas dan
tanggungjawab
sebagai
penghubung. - Memastikan setiap agenda strategis TI yang ada dibahas dan dirapatkan tepat waktu
secara formal dan
berkesinambungan
5.2.2
Knowledge Sharing Pada Tabel 5.10 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana sasarannya yaitu adaya Knowledge sharingyang berperan dalam membagi pengetahuan di dalam organisasi.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
66
Tabel 5.10 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan Knowledge sharing
Pencapaian Saat ini Masih bersifat semi
Knowledge
terstruktur
sudah terstruktur antar
Management System (KMS) yang
unit fungsional inti
terstruktur
Sasaran
Strategi sharing - Membuat
suatu
dan
Knowledge
Knowledge
mengintegrasikan
Manajement
System
(KMS) unit TI dengan unit-unit teknis dan unit-unit sekretariat - melakukan
program
awereness
mengenai pentingnya tidak hanya budaya saling berbagi tetapi juga budaya
menciptakan,
menyimpan
dan mengolah knowledge.
5.2.3
Service Level Agreement (SLA) Pada Tabel 5.11 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana sasarannya yaitu adanyaservice level agreement (SLA)
yang berperan dalam pegelolaan layanan TI di dalam
organisasi. Tabel 5.11 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan SLA
Pencapaian Saat ini SLA ada, hanya
Terdapat
SLA
saja diterapkan
unit
dengan
unit fungsional
fungsional
tertentu
bersifat teknis maupun - Melakukan
pengawasan
non teknis
mutu
Sasaran
TI
Strategi antara - Membuat Jaminan Tingkat Layanan/service unit
tertentu,
Level Aggreement (SLA) di unit fungsional teknis maupun non teknis
pencapaian
layanan
dan
pelaporan
secara
terus
menerus. - Melakukan rapat/pertemuan secara teratur untuk memastikan efektifitas, hal-hal baru dan mendapatkan masukan.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
67
5.2.4
Praktik Benchmarking
Tabel 5.12 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat kematangan keselarasan strategi yang sasaran yaitu mulai dilakukan
program praktik
benchmarking formal. Tabel 5.12 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan praktik benchmarking
Pencapaian Saat ini Benchmarking
Mulai dilakukan - Dapat dilakukan benchmarking formal terhadap
hanyadilakukan
program praktik
kinerjapengelolaan
secara informal
benchmarking
dilakukan benchmarking terhadap pengelolaan
dan tidak rutin
formal
invetasi TI, kinerja personil TI, pengeloaan
Sasaran
Strategi
TI
yang
baik,
dapat
risiko, dan kinerja penanganan masalah, dsb - Melakukan
benchmariking
best
practice,
terhadap instansi lain yag sejenis dalam hal ini instansi negara lain yang merupakan negara yang
memiliki
top
performer
dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya, sehingga cara kerja instansi tersebut diadopsi oleh BMKG.
5.2.5
Struktur Organisasi unit TI Tabel 5.13 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi yang sasarannya yaitu terbentuknya
struktur
organisasi unit TI yang berperan dalam pengelolaan TI di dalam organisasi. Tabel 5.13 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan struktur organisasi unit TI
Pencapaian Saat ini Struktur unit
Sasaran TI
Strategi
Sentralisasi dengan - Membentuk unit TI di setiap unit kerja yang
bersifat desentralisasi, setiap
unit
kerja
memiliki peran dan tanggung jawab dalam
dan hanya beberapa sudah memiliki unit unit
kerja
memiliki unit TI
yang TI
pengelolaan TI -
Adanya pejabat struktural setingkat eselon 4 pada setiap unit kerja yang mempunyai peran dan tanggungjawab dalam pengelolaan TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
68
5.2.6
ITSteering Committee Tabel 5.14 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi yang sasarannya yaitu terbentuknya struktur IT steering committee yang efektif. Tabel 5.14 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan IT steering committee
Pencapaian Saat ini Belum ada IT
Adanya
Steering
committee yang efektif
Sasaran IT
Strategi steering IT Steering Committee terdiri atas pejabat
Committee
eselon 1, pejabat teknis
eselon 2
dan
manajemen TI Membuat agenda rutin untuk merumusukan
kebijakan,
standard
dan
pengelolaan investasi TI.
5.2.7
Pembagian Risiko dan Reward Tabel 5.15 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi yang sasarannya yaitu terbentuknya pembagian risiko yang rata antara pengelola TI dengan pengelola organisasi. Tabel 5.15 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan pembagian risiko dan reward
Pencapaian Sasaran Strategi Saat ini Unit TI Mulai pembagian Membuat program berupa setiap proyek TI ada menanggung
tanggungan
semua risiko, tetapi dan tetap sedikit
mendapat rata. bagian
reward
risiko Surat Keputusan dalam pelaksanaannya dimana yang adanya pemberian honor berdasarkan beban kerja dan tanggung jawab terhadap proyek TI tersebut.
reward
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
69
5.2.8
Standar TI di Organisasi Tabel 5.16 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana sasarannya yaitu
standar TI di
organisasi. Tabel 5.16 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan standar TI di organisasi
Pencapaian Sasaran Strategi Saat ini Standar TI hanya Standar TI mulai - Membuat kebijakan yang mengatur standar TI diterapkan di unit
diterapkan di seluruh
fungsional tertentu
unit kerja
yang berlaku diseluruh satuan kerja - Membuat
program
awareness
untuk
penggunaan standar TI
5.2.9
Integrasi arsitektur dan komponen-komponen TI Tabel 5.17 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi yang sasarannya yaitu terintegrasinya arsitektur atau komponen-komponen TI di organisasi. Tabel 5.17 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan integrasi arsitektur
Pencapaian Sasaran Saat ini Integrasi sudah Terintegrasinya mulai tetapi
disusun, arsitektur
Strategi - Pengadaan TI dilakukan dengan terlebih dahulu dan
belum komponen-
diimplementasikan komponen
berkonsultasi atau persetujuan dari pengelola TI. - Melakukan identifikasi arsitektur TI yang ada
TI
seluruh unit kerja
di
pada setiap masing-masing unit kerja - Mengintegrasikan
arsitektur-arsitektur
setiap unit kerja
5.2.10
Kesiapan dalam Menghadapi Perubahan Tabel 5.18 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi yang sasarannya yaitu infrastruktur TI selalu fleksibel terhadap kebutuhan organisasi.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
pada
70
Tabel 5.18 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan kesiapan dalam menghadapi perubahan
Pencapaian Sasaran Saat ini Infrastruktur TI yang infrastruktur ada mulai didorong selalu oleh
kebutuhan terhadap
strategi yang ada
Strategi TI - Melakukan
fleksibel kebutuhan
organisasi
perencanaan
strategisSI/TI
dalam melihat kebutuhan jangka panjang sesuai dengan kebutuhan strategi organisasi - Pembangunan
infrastruktur
TI
yang
fleksibel.
5.2.11
Keputusan-keputusan penting mengenai TI Tabel 5.19 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana sasarannya yaitu peranan pengelola TI dalam keputusan-keputusan penting mengenai TI. Tabel 5.19 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan keputusan-kpeutusan penting mengenai TI
Pencapaian Sasaran Saat ini Keputusan penting Keputusan penting -
Diadakan rapat yang melibatkan Top
mengenai TI diputuskan mengenai TI mendapat
Management,
oleh Kepala badan dan masukan
pengelola TI dalam memutuskan
jajarannya
dari
dengan pengelola TI
masukan unit-unit lain
Strategi
unit
terkait
perkara penting mengenai TI. -
Dibuat SOP yang mengatur tentang keputusan-keputusan
penting
mengenai TI
5.2.12
Peluang mengikuti pelatihan personil TI di unit bisnis atau sebaliknya Tabel 5.20 menjabarkan langkah-langkah strategi pencapaian tingkat
kematangan keselarasan strategi dimana
dan
sasarannya yaitu staf TI mendapat
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
71
peluang mengikuti pendidikan dan pelatihan mengenai proses bisnis organisasi dan sebaliknya staff non TI juga mendapat kesempatan mengikuti diklat TI. Tabel 5.20 Analisis dan strategi pencapaian tingkat kematangan peluang mengikuti pelatihan personil TI di unit bisnis atau sebaliknya.
Pencapaian Saat ini Peluang personil
Sasaran
Strategi
TI staf TI mendapat peluang - Dilakukan
mengikuti pelatihan unit mengikuti pendidikan dan bisnis
dan
masih
tergantung
analisis
kebutuhan
diklat pada seluruh unit kerja
sebaliknya pelatihan mengenai proses - Dibuat program diklat khusus Staf oleh bisnis
unit fungsional tersebut.
organisasi
dan
TI dengan kurikulum nya tidak
sebaliknya staff non TI
hanya mengenai TI akan tetapi
juga
mendapat
mengenai bisnis secara umum
kesempatan
mengikuti - Dibuat program diklat khusus staf
diklat TI
non TI dengan lingkup kurikulum mengenai TI secara umum
5.3 Model Penyelarasan Strategi BMKG Model penyelarasaan strategi menggunakan model SAM (Henderson & Venkatraman, 1999)
yang tujuannya adalah untuk memetakan praktik
implementasi bisnis dan TI keempat komponen utama yang mempengaruhi keselarasan bisnis dengan TI, yaitu strategi organisasi, infrastruktur dan proses bisnis strategi TI dan Inftrastruktur TI. 5.3.1
Strategi Bisnis Komponen strategi bisnis terdiri atas tiga sub-komponen yaitu cakupan
bisnis, kompetensi yang membedakan dan tata kelola bisnis. 5.3.1.1 Cakupan Bisnis BMKG sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bergerak di bidang jasa pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisikan (MKKuG) yang mempunyai visi Mewujudkan BMKG yang handal,
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
72
tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan Pembangunan Nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional. Informasi MKKuG sebagai produk BMKG yang digunakan oleh berbagai pihak selain menghasilkan informasi yang handal dan terpercaya tentunya informasi terdiseminasi dengan cepat kepada masyarakat pengguna. Dalam mewujudkan visi tersebut, BMKG telah menetapkan sasaransasaran strategis pada rencana strategi 5 tahun kedepan, hingga tahun 2014, yaitu : 1.
Meningkatnya kepuasan pengguna informasi peringatan dini cuaca ekstrim dan informasi cuaca secara rutin untuk mendukung keselamatan transportasi dan pengelolaan bencana;
2.
Meningkatkan kepuasan pengguna informasi iklim dan kualitas udara untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan bencana;
3.
Meningkatkan
kepuasan
pengguna
informasi
gempabumi,
tsunami,
seismologi teknik dan geofisika potensial untuk mendukung perencanaan pembangunan nasional dan pengelolaan bencana. Layanan informasi MKKuG selain digunakan oleh masyarakat tetapi banyak pemangku kepentingan yang terlibat dan membutuhkan informasi tersebut diantaranya pemerintah daerah, lembaga pemerintahan dan pihak swasta. 5.3.1.2 Kompetensi yang membedakan Sebagai satu-satunya lembaga pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009. Sehingga BMKG memiliki fungsi dan bisnis yang unik, seperti yang terdapat dalam Renstra BMKG tahun 2010-2014 yaitu : a.
Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika artinya BMKG melaksanakan operasional pengamatan dan pengumpulan data secara teratur, lengkap dan akurat guna dipakai untuk mengenali dan memahami karakteristik unsur-unsur meteorologi, klimatologi,
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
73
kualitas udara, dan geofisika guna membuat prakiraan dan informasi yang akurat b.
Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika kepada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka dengan tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu
c.
Mengkoordinasi dan Memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan BMKG, maka BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi pedoman teknis, serta berwenang untuk mengkalibrasi peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan peraturan yang berlaku
d.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional artinya BMKG dalam melaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuan internasional mengingat bahwa fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika tidak terbatas dan tidak terkait pada batas batas wilayah suatu negara manapun. Dengan fungsi dan bisnis yang unik tersebut dibutuhkan pula sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi yang dapat menjalankan dan mengelola bisnis tersebut, yaitu sumber daya yang memiliki kompetensi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika.
5.3.1.3 Tata kelola bisnis Untuk mencapai tujuan strategis BMKG yang merupakan rencana jangka panjang yaitu terdiseminasikannya dengan cepat informasi dini gempa bumi, dan peringatan dini cuaca ekstrim, iklim ekstrim, dan tsunami dan peningkatan kualitas pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. Untuk terwujudnya tujuan tersebut, BMKG meyadari peran penting TI sebagai enabler dalam proses bisnis tersebut, dan berusaha menerapkan tata kelola yang berbasis sistem informasi. Pengembangan sistem untuk menunjang proses core bisnis yang tujuan akhirnya pencapaian target rencana startegis tersebut adalah :
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
74
1.
Pengembangan Tsunami Early Warning System (TEWS) sebagai wujud tata kelola diseminasi informasi potensi bahaya tsunami
2.
Pengembangan Meteorological Early Warning System (MEWS) sebagai wujud tata kelola diseminasi informasi seputar cuaca
3.
Pengembangan Climatological Early Warning System (MEWS) sebagai wujud tata kelola diseminasi informasi iklim Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan untuk menunjang bisnis yang ada di
BMKG melibatkan mitra kerja, baik itu dalam proses pengembangan, implementasi dan pemeliharaan, sehingga BMKG juga menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang mempunyai kontribusi dalam proses bisnis yag terjadi di BMKG. 5.3.2
Infrastruktur dan proses Bisnis Komponen infrastruktur dan proses bisnis terdiri atas tiga sub-komponen,
yaitu struktur administrasi, proses dan keahlian. 5.3.2.1 Struktur Administrasi BMKG dipimpin oleh kepala Badan yang merupakan posisi tertinggi di dalam organisasi. BMKG memiliki 6 pejabat eselon I yaitu Kepala Badan, Sekrestaris Utama, Deputi Bidang Meteorologi, Deputi Bidang Klimatologi dan Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi. Setiap Eselon I membawahi eselon II.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
75
Gambar 5.2 Strktur Organiasi BMKG
5.3.2.2 Proses BMKG merupakan Lembaga pemerintah yang salah satu fungsi utamanya adalah pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Dimana proses bisnis pada masing masing bidang mempunyai karekteristik berbeda. Secara umum proses bisnis yang ada di BMKG dapat dilihat pada Gambar 5.3yaitu adanya pengamatan/observasi terhadap data MKKuG, data hasil pengamatan/observasi diolah, dan hasil pengolahan data berupa informasi yang akan didiseminasikan kepada masyarakat pengguna.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
76
Gambar 5.3 Prose Bisnis Bidang Meteorologi dan Klimatologi
Pada proses bisnis bidang meteorologi dan klimatologi memiliki alur proses bisnis dimulai dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang ada di daerahdaerah, yaitu UPT-UPT melakukan pengamatan MKKu dimana hasil pengamatan berupa data akan dikirim ke Pusjarkom (Pusat Jaringan Komunikasi, sehingga data-data yang ada di
Pusjarkom akan diakses oleh deputi untuk dilakukan
pengolahan data, hasil pengolahan akan menghasilkan produk informasi MKKu tersebut akan diterima oleh Pusjarkom untuk selanjutnya dilakukan penyebaran Informasi dengan berbagai media.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
77
UPT
Pusjarkom Menerima hasil
Melakukan pengamatan MKKu
Mengirimkan hasil
Deputi
Masyarakat
Mengakases
pengamatan
Menerima Informasi MKKu
Mengolah Menerima informasi MKKu Mengirimkan
pengematan Mempublikasikan Data meteorologi
hasil pengolahan data MKKu
Gambar 5.4 Alur Proses Bisnis bidang Meteorologi dan Klimatologi
Untuk proses bisnis bidang geofisika yaitu pengamatan geofisika yang berkaitan dengan tektonik, tsunami, gravitasi, magnet bumi, kelistrikan udara dan tanda waktu. Pengamatan ini dilakukan oleh alat/alat sensor, data dikirim ke server melalui Vsat IP dan di server inilah terjadi pengumpulan data geofisika, kemudian server tersebut dapat diakses oleh BMKG pusat, kemudian dilakukan analisa dari data tersebut sebelum dilakukan penyebaran data dan diseminasi informasi ke stakeholder terkait baik melalui sms, DVB dan GTS.
Gambar 5.5 Proses Bisnis Bidang Geofisika
Pada gambar 5.5 terlihat bahwa sensor-sensor seismik melalui jaringan Vsat IP mencatat data gempa bumi yang terjadi dan mengirimkan data gempa
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
78
bumi ke server, kemudian dari server dikirim ke MKG pusat untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Jika gempa bumi < 5 SR maka data tersebut langsung masuk ke database gempa bumi, jika gempa bumi yang tercatat > 5 SR maka dilakukan diseminasi data ke stakeholder terkait melului sms, DVB. Jika dari gempabumi yang tercatat tersebut kemudian memenuhi kriteria terjadi tsunami maka sistem peringatan dini atau yang dikenal dengan InaTEWS dilakukan melalui SMS, DVB dan GTS. 5.3.2.3 Keahlian Keahlian pegawai BMKG menjadi salah satu prioritas untuk ditingkatkan, khususnya pegawai operasional yang menjadi ujung tombak dalam menjaga kualitas data dan informasi MKKuG. BMKG telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas negeri dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawainya dengan memberikan beasiswa ke jenjang pendidikan S1, S2 dan S3, dan program ini menjadi program tahunan yang setiap tahun semakin meningkat kuantitas maupu kualitasnya. Selain program beasiswa, BMKG melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan, melakukan program pendidikan dan pelatihan untuk pegawai dimana program ini dirancang dan disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dan pegawai berdasarkan analisa kebutuhan yang dilakukan oleh pusdiklat BMKG. Sehingga peningkatan kompetensi pegawai di lingkungan BMKG merupakan program yang yang menjadi perhatianorganisasi. 5.3.3
Strategi TI Komponen strategi TI terbagi menjadi tiga sub-komponen, yaitu cakupan
teknologi, kompetensi sistemik dan tata kelola TI. 5.3.3.1 Cakupan teknologi Mengenai strategi TI, BMKG mempunyai core bisnis yaitu pelayanan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Dimana proses pengumpulan dan penyebaran informasi MKKuG tersebut didukung oleh Teknologi Informasi. Ketiga bidang tersebut di dukung dengan teknologi informasi yang terdapat pada rencana strategi tahun 2010-2014, yaitu :
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
79
1. Pengembangan sistem pengumpulan dan penyebaran data dan informasi MKG, yaitu Kegiatan ini mempunyai sasaran tersedianya sistem pengumpulan dan penyebaran data informasi yang lebih cepat dari yang tersedia kini. Output yang diharapkan adalah tersedianya data realtime dan on-line dengan outcome kemudahan untuk mengakses data sebagai bahan pembuatan informasi prakiraan cuaca, prediksi iklim, penentuan pusat gempa dan prediksi tsunami; 2. Penguatan infrastruktur jaringan ICT dan komunikasi , yaitu Padatnya pengamatan yang menjadi tanggung jawab BMKG, mengharuskan BMKG mempunyai bermacam-macam jaringan komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan pada ujungnya sistem tersebut harus terintegrasi ke dalam jaringan LAN dan WAN. Penguatan infrastruktur jaringan ICT dan komunikasi meliputi detil kegiatan antara lain : (a) Penataan infrastruktur ICT dan jaringan LAN; (b) Pengembangan sistem manajemen jaringan komunikasi; (c) Audit jaringan komunikasi MKG; 3. Pengembangan dan penyempurnaan sistem diseminasi produk informasi dan peringatan dini MKG,yaitu kegiatan ini mempunyai sasaran terdisseminasinya produk informasi dan peringatan dini MKG kepada institut antara (interface institute), untuk selanjutnya disampaikan kepada masyarakat. Pengembangan produk informasi dan peringatan dini MKG meliputi detail kegiatan antara lain : (a) Standarisasi sistem informasi MKG berbasis internet dan sistem informasi geografis; (b) Penyempurnaan sistem disseminasi Ina TEWS; (c) Penyempurnaan sistem disseminasi MEWS. 4. Penyusunan dasain sistem database yaitu perubahan struktur organisasi BMKG dengan pusat database sebagai unit kerja baru dan beragamnya sistem dan jenis data serta tersebarnya kegiatan database di masingmasing unit kerja BMKG menyulitkan sinkronisasi dan koordinasi. Oleh karena itu perlunya suatu detail desain database sehingga penyelenggaraan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
80
kegiatan kordinasi,
manajemen dan pemeliharaan sistem database di
BMKG dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pelayanan informasi BMKG.
5.3.3.3 Kompetensi Sistemik Kompetensi TI yang ada di BMKG mempunyai banyak perbedaaan dengan kompetensi yang ada pada instansi lain baik itu dari segi teknologi, layanan, kapasitas dan tingkat layanannya.Seperti jaringan komunikasi di BMKG mempunyai keunikan sesuai fungsinya untuk mendukung layanan meteorologi, klimatologi dan geofisika (MKG). Untuk dukungan ke proses meteorologi dan klimatologi dibutuhkan jaringan komunikasi yang menggunakan pita lebar dan mempunyai toleransi downtime yang wajar, namun di proses Geofisika membutuhkan jaringan komunikasi pita besar dan tolaransi downtime yang bisa dikatakan zero downtime. Pita lebar karena harus melakukan proses pertukaran data pengamatan gempabumi di skala regional dan internasional dan zero downtime terkait tuntutan diseminasi informasi peringatan dini tsunami dalam waktu 5 menit. 5.3.3.4 Tata Kelola TI Tata Kelola TIK pada BMKG secara eksplisit mengacu pada standar COBIT 4.1 terbitan IT Governance Institute(ITGI), untuk aspek perencanaan (plan)
dan
pengorganisasian
(organize);
pengembangan
(acquire)
dan
implementasi (Implement); pelayanan (diliver) dan perawatan (support); serta pemantuan (monitor) dan evaluasi (evaluate). Untuk kebijakan pengelolaan keamanan informasi, BMKG berupaya mematuhi persyaratan maupun standar operasional dan teknis sebagaimana tercantum dalam seluruh kebijakan keamanan informasi dan prosedur kerja yang terkait yang disusun berdasarkan standar ISO/IEC 27001:2005 dan ditetapkan secara resmi untuk diberlakukan di seluruh unit organisasi di bawah BMKG. Untuk
menjalankan
kebijakan
tersebut
BMKG
membentuk
tim
pengelolaan keamanan informasi yang dipimpin oleh pejabat keamanan informasi
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
81
Kepala Pusat Jaringan dengan wakil pejabat keamanan informasi Kepala Bidang Infrastruktur dan Internet dengan anggota-anggotaya terdiri dari pejabat keamanan informasi di unit kerja eselon II. Kemudian telah dilakukan kajian terhadap tata kelola dengan mengukur tingkat kematangan pengelolaan sistem di BMKG (tiap-tiap pusat) dengan menggunakan 17 proses COBIT, dan menghasilkan rata-rata kematangan keseluruhan domain pada tingkat 1 (satu), ini menunjukkan bahwaproses pengelolaan sistem di BMKG sudah direncanakan dan sebagian sudah dilaksanakan hanya belum memiliki standar yang baku. Begitu juga dengan service level management, belum adanya kesepakatan tingkat layanan (service level agreement) antara manajemen BMKG , pengguna layaan dan penyedia layanan. Mengenai investasi TI, proses yang terjadi masih berjalan secara ad-hoc belum terstruktur, yaitu perencaanaan atas investasi TI belum dilakukan secara sistematis, belum dilakukan kajian kelayakan finansial untuk menentukaan prioritisasi investasi TI. 5.3.4
Infrastruktur TI Komponen infrastruktur TI dibagi menjadi tiga sub komponen, yaitu
arsitektur TI, proses TI dan keahlian staff TI. 5.3.4.1 Arsitektur TI Arsitektur jaringan komunikasi BMKG menggunakan beberapa Internet Service Provider (ISP), dengan ada beberapa ISP maka layanan TI bisa lebih handal. Untuk jaringan internal BMKG menggunakan VLAN yang dibagi berdasarkan kedeputian dan bisnis, arsitektur jaringan komunikasi BMKG dapat di lihat pada Gambar 5.6
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
82
Gambar 5.6Infrastruktur Jaringan Komunikasi BMKG
Topologi jaringan yag diimplementasikan di BMKG Pusat adalah topologi extended star dimana hubungan antar komputer menggunakan switch terdiri dari manageable switchdan unmanageable switch. Perkabelan yang terdapat dikantor pusat BMKG dapat dikelompokkan berdasarkan : Kabel Koneksi 100BaseTX : EIA/TIA Category 5, 6, atau 7 jenis kabel two pair untuk satu host per segmen dengan rentang mencapai 100 m, menggunakan konektor MII RJ-45, yang di gunakan sebagai koneksi pada jaringan LAN BMKG. Kabel koneksi 100BaseFX: Kabel Fiber-optic multimode (MMF) dengan ukuran 62.5/12.5 micron. Untuk koneksi trunking antar switch distribusi dalam jaringan LAN BMKG, rentang jaringan mencapai 400 m menggunakan jenis konektor ST atau SC. Warna kabel dibedakan berdasarkan fungsi dan tingkatan kepentingan dalam akses jaringan LAN-BMKG Konektor yang digunakan dalam jaringan LAN BMKG juga sudah ditentukan jenis dan syaratnya, seperti konektor apa saja yang dipakai dalam jaringan dan setiap konektor harus dilengkapi dengan protector konektor dan
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
83
diberikan label sesuai dengan kegunaan koneksi. Begitu juga dalam hal pemilihan switch, pemilihan ini berdasarkan beberapa kriteria diantaranya yaitu manageable switch, sistem sekuriti, intelegen, availability dan scalability. Kebijakan tentang switch juga mengatur tentang koneksi terhadap switch. IP Address jaringan LAN di Kantor BMKG pusat dibagi didalam beberapa segmentasi jaringan, pada masing-masing segmentasi itu sendiri memiliki IP Address yang berbeda dengan bagian/bidang yang lain di lingkungan kantor pusat BMKG. Jaringan nirkabel juga diatur penggunaannya dimana setiap mobile computer yang terkoneksi ke dalam jaringan BMKG harus menggunakan SS-ID (Single Sign Identification). User yang menggunakan mobile computer dapat melakukan akses setelah mendapatkan izin dari administrator jaringan. Untuk database, data-datayang mencakup di dalamnya, adalah data-data yang berhubungan dengan satelit, radar, GTS, AWS, dan data-data lain yang berhubungan dengan BMKG.database yang dibangun di BMKG sebagai penyedia informasi yang terpusat di dalam BMKG dan mengintegrasikan semua data-data dari sistem aplikasi yang ada pada setiap unit kerja. Selain itu database yang ada di BMKG digunakan untuk memberikan pelayanan dalam melakukan proses analisis data seluruh aspek yang ada pada BMKG dan menjadi tempat/wadah untuk semua data transaksi aplikasi/sistem yang ada di BMKG. Untuk arsitektur database yang ada di BMKG dapat dilihat pada Gambar 5.7, dimana terdapat aplikasi-aplikasi dalam pelayaan sistem yang ada di database seperti aplikasi AWS, megosoft, radar dan semua aplikasi yang ada di BMKG.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
84
Gambar 5.7 Arsitektur Sistem Pusat Database
5.3.4.2 Proses TI 1.
Proses pengembangan Aplikasi di pusat jaringan komunikasi dilakukan secara teknis oleh admin atas dasar kebutuhan tanpa ada prosedur atau dokumentasi guna mendukung pengembangan aplikasi tersebut.
2.
Proses monitoring
pada komponen atau elemen-elemen jaringan serta
mengumpulkan informasi yang sangat banyak dari aktifitas jaringan, melihat, menganalisa secara tepat dan cepat memerlukan sebuah solusi dalam menampilkan informasi-informasi tersebut 3.
Proses layanan dan TI yang ada di lingkungan BMKG adalah layanan permohonan akses surat elektronik individu, surat elektronik unit kerja, group milis, akses login hotspot, penggunaan akses LAN
4.
Pemeliharaan TI ada beberapa yang dikelolaoleh PUSJARKOM dan ada beberapa yang dikelola oleh vendor, proses pemeliharaan berdasarkan kontrak kerja
saja.
Sedangkan
pemeliharaan
yang
dilakukan
oleh
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
85
PUSJARKOM dilakukan berdasarkan pengalaman admin, tidak ada prosedur yang mengatur proses pemeliharaan tersebut. 5.3.4.3 Keahlian TI Keahlian staf TI merupakan prioritas untuk ditingkatkan, seiring dengan dinamika teknologi informasi yang terus berkembang dan berinovasi, serta ketergantungan proses bisnis BMKG terhadap TI yaitu dari obervasi, analisa dan diseminasi informasi kesemua proses tersebut didukung dengan teknologi informasi. Staff TI yang terdapat di BMKG didorong untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik itu berupa pemberian beasiswa (tugas belajar) atau pemberian izin belajar bagi pegawai yang ingin melanjutkan pendidikannya. Selain itu pendidikan formal, BMKG melalui pusat pendidikan dan pelatihan BMKG membangun pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan bagi staff TI. Jumlah pelatihan untuk staf TI di BMKG masih terasa sangat kurang hanya ada 2 program diklat yang berhubungan dengan TI setiap tahunnya dari 36 program diklat yang diselenggarakan Pusdiklat, dan setiap program hanya menyerap 30 peserta diklat. 5.3.5
Analisis Keselarasan Bisnis dengan TI pada BMKG Berdasarkan empat domain pada model SAM, ada empat hubungan
keselarasaan antara dua domain yang dapat dianalisis. Empat hubungan keselarasaan tersebut adalah business fit, IT fit, strategy linkage, dan functional linkage Business fit adalah hubungan keselarasaan antara strategi organisasi dengan infrastruktur organisasi. Strategi organisasi yang dituangkan di dalam visi, misi dan sasaran strategis yang terdapat dalam rencana strategis BMKG yaitu mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan Nasional dan berperan aktif di tingkat internasional sudah didukung dengan proses-proses yang telah ditetapkan dan baku. Mengenai pelayanan informasi MKKuG sebagai core
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
86
business BMKG sudah didukung dengan proses-proses yang telah mumpuni. Sasaran strategis dan kompetensi unik dari BMKG didukung oleh keahlian staf yang berkompetensi yaitu memiliki keahlian, keterampilan dan berkarakter. ITfit merupakan hubungan keselarasan strategi fit antara domain strategi TI dan infrastruktur TI. Proses bisnis BMKG dari pengumpulan data hingga diseminasi informasi baik itu bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika sudah didukung oleh penggunaan teknologi informasi baik itu arsitektur, proses TI, seperti arsitektur jaringan yang dikembangkan maupun proses monitoring terhadap komponen-komponen jaringan komunikasi. Dari segi tata kelola TI, BMKG secara eksplisit memenuhi tujuan utama adanya obyektifitas pengendalian manajemen TIK sesuai dengan standar Cobit 4.1 terbitan ITGI, dan mematuhi persyaratan maupun standar operasional dan teknis sebagaimana tercantum dalam keseluruhan kebijakan keamanan informasi dan prosedur kerja terkait yang disusun berdasarkan standar ISO/IEC 27001:2005. Strategic linkage adalah hubungan keselarasan integrasi fungsional antara domain strategi organisasi dan strategi TI. Hubungan keselarasan antara strategi organisasi dan strategi TI sudah selaras, hal ini dapat dilihat dari strategi TI yang terdapat pada setiap satuan kerja baik itu di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Visi, misi dan sasaran strategis BMKG terutama pada core bisnis yaitu diseminasi informasi MKKuG dengan sasaran peningkatan kepuasan pengguna informasi sudah didukung denganTsunamiEarly Warning System ( TEWS), Meteorological early Warning System (MEWS) dan Climatological Early Warning System (CEWS). Functional linkage adalah hubungan keselarasan integrasi fungsional antara domain infrastruktur organisasi dan infrastruktur TI. Infrastruktur organisasi di BMKG menjadi driver terhadap pengembangan TI. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan TI berdasarkan fungsi dari bidang struktur organisasi BMKG, yaitu pengembangan infrastruktur TI terdorong dari kebutuhan bisnis dari domain infrastruktur organisasi. Arsitektur jaringan yang dibagi berdasarkan infrastruktur organisasi.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
87
Dari penjabaran domain keselarasan di atas, BMKG menggunakan perspektif strategi execution, di mana strategi organisasi menjadi driver terhadap struktur organisasi yang selanjutnya juga mempengaruhi infrastruktur TI. Hal ini menjelaskan bahwa TI bukan menjadi core business
di BMKG akan tetapi
menjadi enableratau pendukung bagi proses bisnis. 5.4
Rekomendasi Beradasarkan
analisis peningkatan pencapaian kematangan keselarasan
strategi TI dengan strategi organisasimenggunakan metode Luftman dan analisis perspektif keselarasan strategisdengan Strategic Alignment Model maka ada beberapa rekomendasi untuk peningkatan pencapaian tingkat kematangan dan peranan TI peranan TI memberikan kontribusi dalam sasaran dan tujuan organisasi , yaitu antara lain dapat dilihat pada Tabel 5.21
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
88
Tabel 5.21 Rekomendasi Berdasarkan Hasil Analisis Pencapaian Peningkatan Kematangan dan Analisis Kondisi saat ini
Analisis Pencapaian peningkatan Analisis Kondisi saat ini (SAM) Rekomendasi kematangan - Terdapat staf penghubung yang Pelaksanaan teknis TIK di BMKG Mengakomodasi jabatan struktural berperan
dalam
pengembangan
hubungan TI dan bisnis
merupakan
tanggung
PUSJARKOM,
- Struktur organisasi, dimana setiap unit kerja sudah memiliki unit TI
jawab
pada
untuk Chief
dari information Officer (CIO) setingkat eselon 1 di bawah
struktur Kepala Badan, selain berperan sebagai penghubung
organisasinya PUSJARKOM dipimpin antara TI dan bisnis juga menjadi penanggung jawab oleh
kepala
pusat
yaitu
pejabat terhadap tata kelola dan pelaksanaan terhadap
setingkat eselon 2
teknologi informasi di lingkungan BMKG mengingat peran TI yang sangat kritikal bagi BMKG
Terdapat SLA antara unit TI dengan
Kompetensi sistemik BMKG salah Membuat Jaminan Tingkat Layanan/service Level
unit fungsional tertentu, bersifat teknis
satunya adalah zero downtime terkait Aggreement (SLA) di unit fungsional teknis maupun
maupun non teknis
tuntutan
diseminasi
informasi non teknis dan juga membuat service level agreement
peringatan dini tsunami dalam waktu 5
dengan pihak vendor dan melaporkan secara tertulis
menit.
mengenai pengawasan SLA yang telah disepakati.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
89
Analisis Pencapaian peningkatan kematangan Knowledge Sharing sudah terstruktur
Analisis Kondisi saat ini (SAM)
Rekomendasi Membuat suatu Knowledge Management System
antara unit fungsionala lain
(KMS) yang terstruktur dan terintegrasi pada setiap unit-unit kerja serta dilakukan program awareness pentingnyabudayaberbagi dan budaya menciptakan, menyimpan, dan mengolah knowledge
Mulai dilakukan program benchmarking
Kajian tata kelola pengelolaan sistem Melakukan
formal
menggunakan COBIT yang dilakukan kinerjapengelolaan TI yang baik, dapat dilakukan di
BMKG
menghasilkan
benchmarking
formal
terhadap
rata-rata benchmarking terhadap pengelolaan invetasi TI,
keseluruhan domain pada tingkat 1
kinerja personil TI, pengelolaan risiko, dan kinerja penanganan masalah.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
90
Analisis Pencapaian peningkatan Analisis Kondisi saat ini (SAM) Rekomendasi kematangan Standar TI mulai diterapkan Mengenai investasi TI, proses yang Melakukan perencanaan strategis terhadap SI/TI di terjadi masih berjalan secara ad-hoc BMKG sebagai pedoman dalam pengembangan,
diseluruh unit kerja -
Terintegrasinya
arsitektur
dan belum terstruktur, yaitu perencanaan implementasi dan investasi SI/TI, sehingga di dalam
komponen-komponen TI di seluruh atas investasi TI belum dilakukan pengembangan, investasi dan implementasi SI/TI -
unit kerja
secara sistematis, belum dilakukan akan lebih mendukung sasaran strategis organisasi
Infrastruktur TI selalu fleksibel
kajian
terhadap kebutuhan organisasi
menentukaan prioritisasi investasi TI
kelayakan
finansial
untuk
Adanya IT Steering Committee yang
Membentuk IT Steering Committee yang terdiri dari
efektif
para eksekutif, pihak bisnis dan pihak manajemen TI dimana yang berfungsi sebagai pengelola investasi TI di BMKG
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
91
Analisis Pencapaian peningkatan Analisis Kondisi saat ini (SAM) Rekomendasi kematangan staf TI mendapat peluang mengikuti Jumlah program TI diklat yang masih Melakukan analisis kebutuhan diklat pada seluruh unit pendidikan dan pelatihan mengenai
terasa kurang, yaitu hanya ada 2
kerja yang ada di BMKG, sehingga dengan kegiatan
proses bisnis organisasi dan sebaliknya
program diklat setiap tahunnya dari 36
ini akan diketahui program-program pendidikan dan
staff non TI juga mendapat kesempatan program diklat yang diselenggarakan pelatihan apa yang dibutuhkan oleh pegawai BMKG mengikuti diklat TI
oleh pusdiklat. Perspektif keselarasan strategis pada Selain meningkatkan terus tingkat keselarasan dalam saat
ini
perspektif perspektif strategy execution saat ini, BMKG dapat
mengadopsi
keselarasan
perspektif
strategy memanfaatkan
perspektif
competitive
potential,
execution, ini artinya yang menjadi mengingat fungsi BMKG sebagai penyedia layanan driver
adalahstrategi
dengan
top
organisasi, informasi yang dituntut kehandalannya. Eksploitasi management terhadap teknologi informasi bisa menghasilkan formulator, layanan yang melebihi ekspektasi dari yang telah
sebagaistrategy manajemen implementor,
TI
sebagai
kriteria
strategy ditetapkan yang pada akhirnya peningkatan terhadap
kinerja
SI kualitas dan kinerja dapat dicapai.
berfokus pada cost center.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan terhadap penelitian, yang menjawab research question yang terdapat pada bab 1 dan memberikan saran terhadap penelitian agar penelitian sejenis dilakukan dengan metode yang lebih komprehensif. 6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengukuran tingkat kematangan
keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi di BMKG, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi di BMKG berada pada tingkat 3 dengan nilai 3,08. Ini menunjukkan bahwa BMKG berada dalam kondisi establish focuses process. Hal ini menunjukkan BMKG telah memusatkan tata kelola, proses-proses dan komunikasi terhadap tujuan bisnis yang spesifik, sudah mulai fokus terhadap keselarasan strategis TI dan bisnis. 2. Analisis peningkatan pencapaian tingkat keselarasan strategis dibatasi pada komponen-komponen kriteria yang masih berada pada tingkat dua. Rekomendasi bertujuan agar organisasi mencapai tingkat kematangan keselarasan pada tingkat tiga pada setiap komponenkomponen kriteria. 6.2
Saran Berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran untuk
perbaikan sebagai berikut : 1. Penelitian ini mengukur tingkat kematangan keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi dengan pendekatan kuantitatif dan cenderung bersifat umum. Untuk lebih penelitian lebih spesifik lagi bisa digunakan 92 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
93
metode-metode lain seperti menggunakan balance scorecard dan cobit maturity
level
atau
penggabungan
metode-metode
sehingga
mendapatkan suatu instrumen yang lebih lengkap. 2. Pemberian rekomendasi pada penelitian ini masih bersifat general, sehingga dibutuhkan rekomendasi yang lebih rinci, dengan langkahlangkah yang konkrit dan tepat sasaran.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Aeron Krisnadi (2012), Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Bisnis Menggunakan Model Keselarasan Strategi Luftman : studi kasus Universitas XYZ, Jakarta : Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia, Karya Akhir Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Rencana Strategis Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tahun 2010-2014. Eko Rudiyanto (2010), Pengukuran kematanga Tingkat Keselarasan Strategi antara TI dan Bisinis : Studi Kasus PT. XYZ, Jakarta : Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia, Karya Akhir Henderson, J.C & Venkrataman, N, Aligning Business and IT Strategies. Compenting in The Information Age, Luftman New York: Oxford Universuty Press, 1996 Henderson, J.C & Venkrataman, N (1999), Strategic Alignmet: Leveraging Information Technology foor Transforming Organizations. IBM System Jounal Vol. 32, NO 1 IT Governace Institute, Frame Work Control Objectives Management Guidelines Maturity Models, 2007 Kapplan, R. S, & Norton, D, P, (2004). Strategy Map. USA : Havard Business School Publishing Company. Luftman, J. (2000). ‘Assesing Business-IT Alignment Maturity’, Communication of The Association for Information System, Vol.4, Article 14. Luftman, J., and Ben Zvi, T. “Key Issues for IT Executives : Judicious IT Investments Continue Post-Recession, 2010.
94 Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
95
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
96
Luftman, J., & Kempiah, R. (2007), An Update on Bussiness-IT Alignment : A Line Has Bee Drawn. MIS Quarterly Executive Vol.6 No.3, p.165 Muhaziron Sulistiyo Wibowo (2010),
Penilaian Tingkat Kematangan
Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dengan Strategi Organiasasi : studi kasus Sekretariat Negara, Jakarta : Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia, Karya Akhir N.Luftman, J. Papp, R, & Bier, T (1999).Enabler and Inhibitor of Business-IT Alignment.Communication of The Association for Information System. Vol.1 Article 11. Papp, R. (2004), ‘Assessing Strategic Alignment in Real Time”, Journal of Informatic Education Research, vol.6, p.1 Report Pekerjaan Jasa Audit Sistem Informasi/Teknologi Informasi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2011 Satria Huda (2012), Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola SI/TI Menggunakan Framework COBIT 4.1 : Studi kasus Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Jakarta : Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia, Karya Akhir Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
97 L1
Lampiran 1 – Skrip Wawancara 1 Informan Jabatan
: HANIF ANDI NUGRAHA, S.Si, MT : Kepala Bidang Infrastruktur Jaringan dan Internet
1. Sejauh mana peran TI terhadap keberlangsungan proses bisnis di BMKG? Saat ini BMKG sangat menggantungkan peran TIK dalam proses bisnis, mulai dari sisi observasi, pengolahan hingga diseminasi informasi MKG yang merupakan core bussiness BMKG. 90% observasi sudah menggunakan teknologi digital, pengolahan yang membutuhkan data real time maupun non real time melalui jaringan komunikasi BMKG. Didukung proses modelling dan pertukaran data antar lembaga pengamatan MKG. Proses pengolahan ini akan menghasilkan informasi MKG yang cepat, tepat dan akurat untuk selanjutnya didiseminasikan ke multi moda baik melalui jaringan internet, WAN BMKG maupun broadcast via VSAT DVB. 2. Apakah BMKG sudah mempunyai IT Blueprint ? Belum ada 3. Apa panduan pengembangan TI di BMKG Khusus untuk Pusat Jaringan Komunikasi menggunakan dokumen RENSTRA BMKG sebagai panduan. Program dan target-target sudah dicanangkan di dalam RENSTRA tersebut. 4. Siapa yang mempunyai wewenang dlm pengelolaan dan pelaksanaan teknis TI di BMKG Perlu dibedakan antara TI dengan K dalam istilah TIK. TI menjadi kewenangan masing-masing satker dalam pengelolaan dan pelaksanaannya. Namun seluruh jaringan Komunikasi menjadi kewenangan Pusat Jaringan Komunikasi dalam pengelolaannya. 5. Adakah kompetensi sistemik yang membedakan TIK BMKG dengan instansi lain TIK BMKG khususnya di jaringan komunikasi sangat berbeda dengan TIK instansi lain. Jarkom BMKG mempunyai keunikan sesuai fungsinya untuk mendukung layanan MKG. Untuk dukungan ke proses Meteorologi dan Klimatologi dibutuhkan jaringan komunikasi yang menggunakan pita lebar dan mempunyai toleransi downtime yang wajar, namun di proses Geofisika membutuhkan jaringan komunikasi pita besar dan tolaransi downtime yang bisa dikatakan zero downtime. Pita lebar karena harus melakukan proses pertukaran data pengamatan gempabumi di skala regional dan internasional dan zero downtime terkait tuntutan diseminasi informasi peringatan dini tsunami dalam waktu 5 menit. Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L2 98
6. Bagaimana proses pengembangan aplikasi yang ada di BMKG? Di Pusat Jarkom pengembangan aplikasi dilakukan oleh subid website dan internet. Pengembangan yang sudah dilakukan adalah otomatisasi seluruh proses update informasi MKG berbasis web services, pengembangan otomatisasi peringatan dini MKG ke jejaringa sosial (facebook & twitter) dan pengembangan aplikasi berbasis Android. 7. Apakah sudah dilakukan proses pengawasan dan evaluasi kinerja TIK BMKG ? Sudah dalam dokumen audit TIK BMKG 8. Apakah sudah ada manajemen resiko TI di BMKG? Belum namun untuk Jaringan komunikasi sudah dibuat backup sistem. 9. Apakah sudah dilakukan kajian investasi proyek TI Sudah, singkat dalam dokumen audit TIK BMKG 10. Apakah di BMKG sudah ada Tata kelola TIK ? Sudah namun belum dijadikan regulasi formal 11. Apa saja pertimbangan-pertimbangan dalam perekrutan staf IT ? Baru mensyaratkan pendidikan berlatar belakang TI dan elektronika 12. Bagaimana dengan peningkatan kompetensi staf TI, apakah ada pelatihanpelatihan Khusus di bidang Infrastruktur Jaringan dan Internet dilakukan dengan dukungan untuk setiap staf meneruskan ke jenjang lebih tinggi (S2) dibidang TI, Elektro. Pelatihan2 dilakukan bersamaan dengan penggunaan peralatan baru di infrastruktur jarkom. 13. Apakah dilakukan evaluasi kinerja terhadap staff pengelola TI di BMKG? Secara formal belum
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L3 99
Lampiran 2 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Domain Kominikasi
Domain Komunikasi No
Pertanyaan
Narasumber
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
Menurut anda, apakah saat ini pusat jaringan komunikasi sebagai pelaksana teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan tujuan bisnis organisasi ?
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
3
5
4
3
5
4
4
4
3
4
3.96
3
2
Menurut anda, bagaimana pemahaman Sekretariat Utama sebagai pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan Teknologi Informasi di BMKG ?
5
3
4
3
2
4
4
4
3
3
3
3
5
5
3
3
3
4
2
4
4
4
3
3.52
3
3
Apakah terdapat suatu proses Learning Organization (organisasi yang mendorong dan memfasilitasi pegawai untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dirinya), biasanya hal di atas terjadi secara: Bagaimana protokol komunikasi yang terjadi antara TI dan bisnis terjadi pada organisasi
5
4
4
3
2
5
5
4
2
4
3
2
4
5
3
2
4
2
3
3
3
4
2
3.39
3
5
3
4
3
2
5
3
3
3
3
5
3
3
3
2
2
3
3
3
4
5
3
5
3.39
3
Untuk komunikasi antara pihak Pengelola TI dan Pengelola organisasi, bagaimana peran staf penghubung (liaison staff) pihak bisnis dan TI saat ini? (Liaision staff berperan dalam pertukuran informasi antara pihak bisnis dan TI dan sebaliknya) Bagaimana proses terjadinya knowledge sharing antara TI dan bisnis pada organisasi?
5
1
4
1
1
2
5
3
3
2
2
3
2
1
2
3
3
4
4
1
5
4
1
2.70
2
3
2
3
1
1
5
4
3
1
1
2
4
3
3
2
2
2
2
1
2
1
3
1
2.26
2
3.20
3
4 5
6
Tingkat Kematangan Domain Komunikasi
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L4 100
Lampiran 3 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Domain Kompetesi dan Nilai Manfaat
Domain Kompetensi/Nilai Manfaat No
Narasumber
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Ratarata
1
Bagaimana pendapat anda mengenai proses pengukuran kontribusi TI bagi organisasi ?
4
3
3
3
2
5
5
4
3
2
3
3
4
2
3
2
3
4
3
1
5
5
3
3.26
3
2
Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan BMKG?
4
4
4
5
2
2
5
2
3
1
4
2
5
4
2
2
3
4
4
2
4
5
4
3.35
3
5
3
3
3
3
5
5
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
5
5
3
3.52
3
2
2
2
2
1
5
4
2
3
1
2
2
4
2
3
2
2
2
2
5
5
4
3
2.70
2
3
4
Bagaimana pendapat anda mengenai keterkaitan antara pengukuruan manfaat TI dengan Pengukuran kinerja BMKG? Apakah terdapat service level agreement (SLA) diterapkan pada penggunaan TI pada organisasi BMKG? (SLA adalah perjanjian yang menerangkan tingkat layanan minimal TI yang harus diberikan)
5
Apakah terdapat praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di BMKG terhadap pengelolaan TI instansi lain?
2
2
2
1
3
3
5
2
1
1
4
3
5
2
2
3
3
3
4
2
2
5
3
2.74
2
6
Apakah ada proses pengkajian atau evaluasi investasi TI di organisasi?
3
2
3
2
2
2
4
4
2
3
3
2
4
4
2
3
3
3
3
2
5
4
4
3.00
3
7
Apakah ada pengukuran efektivitas dan praktik peningkatan secara berkesinambungan kepada proses atau aktivitas TI-bisnis?
5
2
3
2
2
2
5
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
5
2
3
4
3
3.09
3
Tingkat Kematangan Domain Kompetensi/Nilai Manfaat
3.09
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
101 L5
Lampiran 4 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Domain tata Kelola
Domain Tata Kelola No
Pertanyaan
1
Narasumber
Ratarata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Apakah pihak TI berpatisipasi dalam proses perencanaan strategis organisasi?
4
3
3
2
3
5
4
5
1
2
3
2
5
3
2
2
3
3
5
2
4
5
3
3.22
3
2
Apakah pihak pengelola organisasi berpatisipasi dalam perencanaan strategis TI?
5
3
4
2
3
5
4
2
2
1
2
2
5
4
2
2
4
4
2
2
5
4
4
3.17
3
3
Bagaimana bentuk struktur organisasi unit TI? Kepada siapa unit TI harus melapor?
3
1
2
1
5
4
4
3
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
1
1
4
2
2.43
2
4
Bagaimana penilaian Anda terhadap pengendalian anggaran TI di BMKG :
5
3
3
5
1
5
5
5
2
5
3
4
2
2
5
5
3
3
5
2
5
2
3
3.61
3
5
Bagaimana pengelolaan investasi TI:
4
3
2
2
1
5
4
4
3
2
4
4
4
4
2
2
2
2
5
2
4
4
3
3.13
3
6
Apakah terdapat IT Steering Committee yang terdiri dari TI level senior serta partisipasi manajemen bisnis ?
4
2
1
4
1
1
5
3
1
1
1
1
4
1
2
2
1
1
1
1
5
1
1
1.96
1
7
Bagaimana proses pengurutan prioritas (prioritization) bagi proyek-proyek TI?
5
4
4
1
1
1
5
5
5
1
3
4
4
3
2
4
3
2
4
3
5
2
3
3.22
Tingkat Kematangan Domain Tata Kelola
2.96
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
102 L6
Lampiran 5 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Domain Kemitraan
Domain Hubungan Kemitraan No
Pertanyaan
Narasumber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Ratarata
1
Bisnis memandang pengelola TI sebagai
5 3 4 4 5 5 4 5 4
2
2
4
5
4
2
3
4
4
5
3
5
4
3
3.87
3
2
Bagaimana peran TI dalam perencanaan strategi organisasi?
2 2 5 5 2 5 5 2 2
2
2
3
5
4
2
2
2
2
2
3
5
3
3
3.04
3
3
Bagaimana praktik pembagian resiko dan reward/penghargaan untuk pengelola TI? Mengenai pengelolaan hubungan antara pengelola organisasi dengan pengelola TI di organisasi, apakah ada program normal yang bertujuan membangun hubungan TI dengan bisnis? Bagaimana hubungan kepercayaan antara pengelola organisasi dan pengelola TI di organisasi? Apakah proyek TI memiliki sponsor atau pendukung baik dari pihak TI ataupun bisnis?
5 3 2 2 2 2 3 3 2
3
3
2
3
1
2
3
3
3
2
1
3
1
1
2.39
2
5 2 3 3 3 4 4 4 3
3
3
3
5
4
2
3
2
2
3
3
5
2
2
3.17
3
5 3 2 3 2 5 5 3 3
2
3
3
5
4
2
3
4
4
5
5
5
5
3
3.65
3
5 4 3 5 2 3 5 3 2
2
2
3
5
3
2
3
4
4
1
1
5
4
3
3.22
3
4 5 6
Tingkat Kematangan Domain Hubungan Kemitraan
3.22
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L7 103
Lampiran 6 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Scope dan Arsitektur
Domain Hubungan Scope dan Arsitektur No
Narasumber
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Ratarata
1
Sampai sejauh mana cakupan dukungan TI pada bisnis organisasi ?
5
3
3
3
3
5
5
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
5
2
3
3
2
3.30
3
2
Sudah adakah standar TI di organisasi?
3
3
2
1
1
2
4
3
2
1
2
3
2
1
2
2
3
3
1
2
3
2
3
2.22
2
3
Bagaimana mengenai integrasi arsitektur atau komponen-komponen TI di organisasi?
5
2
2
2
2
2
4
2
2
1
2
2
5
3
2
3
3
3
3
1
5
3
3
2.70
2
4
Bagaimana kesiapan organisasi menghadapi perubahan TI atau bisnis?
dalam
2
2
3
3
1
2
4
4
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
5
4
3
2.78
2
5
Bagaimana pandangan organisasi terhadap infrastruktur TI yang mengusung perubahan strategi bisnis atau TI?
5
4
2
4
3
2
4
3
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
4
2
4
5
4
3.13
3
Tingkat Kematangan Domain Hubungan Scope dan Arsitektur
2.83
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
104 L8
Lampiran 7 - Hasil Lengkap Pengukuran Tingkat Kematagan Domain Keahlian
Domain Keahlian No
Narasumber
Pertanyaan
1 Bagaimana organisasi memandang ide-ide inovatif pemanfaatan TI?
Ratarata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
5
4
3
3
2
5
4
4
2
2
3
4
4
4
2
3
4
4
5
4
5
4
2
3.57
3
2
Pada organisasi, keputusan keputusan penting mengenai TI diputuskan oleh
2
2
3
2
2
4
5
2
4
1
2
2
4
3
2
3
2
2
3
4
5
2
2
2.74
2
3
Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (change readiness)? Bagaimana dengan peluang terjadinya mutasi pertukaran posisi karir dari unit TI ke bisnis dan sebaliknya?
5
4
2
3
2
5
4
5
3
2
2
4
2
2
2
3
4
4
2
2
5
5
2
3.22
3
4
3
3
3
2
4
4
5
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
5
3
5
1
3.17
3
4
5
Bagaimana dengan peluang pegawai TI diikutsertakan dalam pelatihan unit bisnis atau sebaliknya pegawai bisnis diikutsertakan dalam pelatihan TI?
3
3
2
2
2
5
5
4
2
2
2
2
3
2
2
2
4
4
2
2
5
2
2
2.78
2
6
Bagaimana Peluang staf TI untuk mengikuti pendidikan, magang atau training ?
4
4
3
3
2
3
4
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3.13
3
7
Bagaimana kemampuan organisasi untuk mempertahankan (retain) personil unit TI lainnya?
5
2
3
2
3
5
4
4
3
3
2
2
2
5
2
3
2
2
4
2
4
5
4
3.17
3
merekrut
dan
Tingkat Kematangan Domain Keahlian
3.11
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L9
Lampiran 8 – Instrumen Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN KESELARASAN STRATEGI TI TERHADAP STRATEGI ORGANISASI STUDI KASUS BMKG
Identitas Responden
Jabatan
:
Unit Kerja
:
Petunjuk Pengisian 1. Kuisioner terdiri atas enam bagian, dan masing-masing bagian menggambarkan domain yang berhubungan dengan keselarasan TI dengan bisnis dalam organisasi 2. Isilah kuisioner dengan memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi 105 organisasi Universitas Indonesia 3. Berilah tanda “X” pada jawaban anda.
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L10 106
Bagian I: Domain Komunikasi 1.
Menurut anda, apakah saat ini pusat jaringan komunikasi sebagai pelaksana teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan tujuan bisnis organisasi ? (a) Pengelola TI tidak mengetahui strategi dan tujuan organisasi (b) Pengelola TI hanya mengetahui sedikit/sebagian dari strategi/tujuan bisnis organisasi (c) Pengelola TI mengetahui dengan baik strategi dan tujuan bisnis organisasi (d) Pengelola TI mengetahui dengan baik dan mendorong seluruh staff TI untuk mengerti strategi dan tujuan bisnis organisasi (e) Pengertian mengenai strategi dan tujuan bisnis organisasi menjadi sesuatu keharusan
2.
Menurut anda, bagaimana pemahaman Sekretariat Utama sebagai pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan Teknologi Informasi di BMKG ? (a) Pengelola organisasi tidak memahami TI sama sekali (b) Pengelola organisasi memahami TI secara terbatas (c) Pengelola organisasi memahami TI secara baik (d) Pengelola organisasi mengerti dan memahami dengan baik dan menyadari bahwa TI merupakan hal yang sangat potensial untuk menunjang kegiatan di BMKG. (e) Pengelola organisasi mengerti dan memahami dengan sangat baik dan menyadari bahwa hal ini merupakan suatu keharusan.
3.
Apakah terdapat suatu proses Learning Organization (organisasi yang mendorong dan memfasilitasi pegawai untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dirinya), biasanya hal di atas terjadi secara: (a) Proses learning organization bersifat tidak pasti dan ad hoc (b) Informal, melalui email, grup milis, brousur, majalah internal atau percakapan kantor biasa (c) Secara regular, melalui rapat-rapat pada setiap unit kerja (d) Melalui metode yang formal dan didukung oleh manajemen (e) Metode formal dengan dukungan manajemen senior serta selalu dilakukan monitoring secara formal agar berlangsung efektif
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
107 L11
4.
Bagaimana protokol komunikasi yang terjadi antara TI dan bisnis terjadi pada organisasi ? (a) Hanya berlangsung satu arah, dari bisnis ke TI dan bersifat formal/kaku (b) Hanya berlangsung satu arah, dari bisnis ke TI, dan sudah mulai bersifat informal dan fleksibel (c) Komunikasi terjadi dua arah antara bisnis dengan TI tapi masih bersifat formal/resmi (d) Komunikasi bersifat dua arah antara TI dengan bisnis dan bersifat tidak formal/resmi (e) Komunikasi bersifat dua arah dan bersifat fleksibel tidak formal/resmi
5.
Untuk komunikasi antara pihak Pengelola TI dan Pengelola organisasi, bagaimana peran staf penghubung (liaison staff) pihak bisnis dan TI saat ini? (Liaision staff berperan dalam pertukuran informasi antara pihak bisnis dan TI dan sebaliknya) (a) Tidak ada staf penghubung khusus, atau ada hanya saat diperluka saja (adhoc) (b) Ada staf penghubung bersifat regular, perannya tidak sampai pada peran pengembangan hubungan antara pihak bisnis dan TI (c) Staf penghubung kadang-kadang mulai berperan dalam pengembagan hubungan antara TI dan bisnis (d) Staf penghubung berperan utama dalam pengembangan hubungan internal antara pihak TI dan bisnis (e) Staf penghubung berperan utama untuk memfasilitasi pengembangan hubungan internal pihak TI dan bisnis dan mitra ekstenal
6.
Bagaimana proses terjadinya knowledge sharing antara TI dan bisnis pada organisasi? (a) Terjadi melalui proses adhoc/jika dibutuhkan saja (b) Mulai terstruktur atau semi terstruktur (c) Sudah terstruktur antara unit fungsional inti (d) Sudah bersifat formal pada seluruh unit fungsional dan korporat (e) Sudah bersifat formal pada korporat hingga ke rekan bisnis (partners)
Bagian II : Domain Pengukuran Kompetensi/nilai manfaat 1.
Bagaimana pendapat anda mengenai proses pengukuran kontribusi TI bagi organisasi ? (a) Pegukuran hanya meliputi sisi teknis TI saja, tidak melihat dampak bisnis terhadap organisasi (b) Pengukuran sudah meliputi sisi teknis dan cost efficiency, tetapi jarang di review /ditinjau Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L12 108
(c) Pengukuran sudah meliputi sisi teknis dan cost efficiency, serta mulai ada poses feedback dan peninjauan secara formal (d) Pengukuran sudah meliputi sisi teknis, cost efficiency dan cost effectiveness dan sudah ada proses feedback dan peninjauan secara formal (e) Pengukuran sudah multidimensi melalui sisi teknis, financial, operasional, sumber daya manusia, hingga meliputi rekan bisnis, serta sudah ada proses feedback dan peninjauan secara formal. 2.
Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan BMKG? (a) Pengukuran kinerja organiasi bersifat tidak pasti dan tidak memperhitungkan manfaat TI (b) Pengukuran kinerja organisasi hanya sebatas pada fungsi organisasi yang dicapai. (c) Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan (d) Pengukuran kinerja organisasi selain berdasarkan pencapaian realisasi keuangan juga memperhatikan kepuasan masyarakat (e) Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan, kepuasan masyarakat dan memperhatikan aspek kepuasan mitra kerja
3.
Bagaimana pendapat anda mengenai keterkaitan antara pengukuruan manfaat TI dengan pengukuran kinerja BMKG? (a) Tidak ada proses pengukuran manfaat investasi bisnis dan TI (b) Pengukuran manfaat investasi TI dan bisnis tidak berhubungan (c) Pengukurann manfaat investasi TI dan bisnis mulai terhubung dan mulai ada proses peninjauan ulang dan feedback yang normal. (d) Pengukurann manfaat investasi TI dan bisnis sudah terhubung secara formal dan sudah ada proses peninjauan ulang dan feedback yang normal (e) Pengukuran sudah secara multidimensi, termasuk sisi financial, operasional, dan sumber daya manusia hingga mencakup rekan bisnis dan sudah terdapat proses feedback yang formal.
4.
Apakah terdapat service level agreement (SLA) diterapkan pada penggunaan TI pada organisasi BMKG? (SLA adalah perjanjian yang menerangkan tingkat layanan minimal TI yang harus diberikan) (a) Tidak ada SLA Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L13 109
(b) SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu dan bersifat teknis (c) SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis (relationship-oriented seperti kepuasan pelanggan, dsb) (d) SLA ada , diterapkan seluruh organisasi, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis (e) SLA ada, diterapkan seluruh organisasi termasuk rekan bisnis eksternal, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis 5.
Apakah terdapat praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di BMKG terhadap pengelolaan TI instansi lain? (a) Tidak pernah dilakukan benchmarking (b) Terkadang atau secara rutin dilakukan benchmarking secara informal (c) Terkadang dilakukan benchmarking formal, tetapi tidak ada tindak lanjut (d) Secara rutin dilakukan benchmarking formal, dan biasanya ada tindak lanjut (e) Secara rutin dilakukan benchmarking formal, dan biasanya ada tindak lanjut serta pengukuran keberhasilan
6.
Apakah ada proses pengkajian atau evaluasi investasi TI di organisasi? (a) Tidak terdapat evaluasi investasi TI di organisasi (b) Evaluasi dilakukan hanya jika terjadi masalah (misalnya proyek TI gagal) (c) Evaluasi mulai menjadi rutinitas (d) Evaluasi dilakukan secara rutin, dan ada proses formal untuk tindak lanjut (e) Evaluasi dilakukan secara rutin da melibatka rekan bisnis, serta ada proses formal untuk tindak lanjut, lengkap dengan pengukuran keberhasilannya
7.
Apakah ada pengukuran efektivitas dan praktik peningkatan secara berkesinambungan kepada proses atau aktivitas TI-bisnis? (a) Tidak ada (b) Ada sedikit dilakukan, tetapi tidak diukur efektifitasnya (c) Ada sedikit dilakukan dan mulai diukur efektifitasnya (d) Sering dilakukan dan hampir setiap saat diukur efektifitasnya (e) Praktek serta pengukuran efektifitasnya dilakukan dengan baik dan rutin
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
110 L14
Bagian III : Domain Tata Kelola 1.
Apakah pihak TI berpatisipasi dalam proses perencanaan strategis organisasi? (a) Tidak ada proses perencanaan strategis secara formal akan dilakukan jika diperlukan saja (adhoc) (b) Proses perencanaan strategis dilakukan pada tingkat unit fungsional dengan sedikit partisipasi pihak TI (c) Proses perencanaan strategis dilakukan pada tingkat unit fungsional dengan partisipasi unit TI (d) Proses perencanaan strategis dilakukan pada tingkat unit fungsional dan organisasi keseluruhan, dengan partisipasi rekan bisnis dan TI (e) Proses perencanaan strategis dilakukan pada tingkat unit fungsional dan organisasi keseluruhan, dengan partisipasi TI
2.
Apakah pihak pengelola organisasi berpatisipasi dalam perencanaan strategis TI? (a) Tidak ada proses perencanaan strategis TI secara formal, akan dilakukan jika diperlukan saja (adhoc) (b) Proses perencanaan strategis TI dilakukan pada tingkat unit fungsional dengan sedikit partisipasi pengelola organisasi (c) Proses perencanaan startegis TI dilakukan pada tingkat unit fungsional dengan partisipasi unit bisnis (d) Proes perencanaan strategis TI dilakukan pada tingkat unit fungsional dan organisasi keseluruhan dengan partisipasi pengelola organisasi (e) Proses perencanaan startegis TI dilakukan pada tingkat unit fungsional dan organisasi keseluruhan, dengan partisipasi rekan bisnis dan pengelola organisasi
3.
Bagaimana bentuk struktur organisasi unit TI? Kepada siapa unit TI harus melapor? (a) Centralisasi atau desentralisasi (b) Centralisasi atau desentralisasi, dengan beberapa unit kerja sudah mempunyai unit TI tersendiri (c) Centralisasi atau desentralisasi, dengan setiap unit kerja sudah mempunyai unit TI tersendiri (d) Federasi (gabungan dari bentuk sentralisasi dan desentralisasi) dengan beberapa unit kerja mempunyai unit TI tersendiri (e) Federasi, dengan setiap unit kerja mempunyai unit TI
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L15 111
4.
Bagaimana penilaian Anda terhadap pengendalian anggaran TI di BMKG : (a) Cost Center, dimana pengeluar cendrung tidak menentu (b) Cost Center, pengeluaran TI hanya dilakukan untuk menunjang fungsifungsi organisasi (c) Cost Center, dengan beberapa proyek sudah dikategorikan sebagai investasi (d) Investment center, yaitu investasi TI merupakan suatu investasi yang bernilai (e) Investasi TI merupakan suatu investasi yang bernilai dan bermanfaat untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan
5.
Bagaimana pengelolaan investasi TI: (a) Pengelolaan hanya bedasarkan biaya dan pengeluaran tidak pasti (b) Pengelolaan berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan hanya mementingkan pada unit operasional dan pemeliharaan (c) Pengelolaan secara tradisional yaitu hanya mementingkan pada penunjang proses pencapaian strategi/tujuan organisasi (d) Pengelolaan secara efektif dari segi biaya dan fokus pada pengendali proses kerja organisasi (e) Pengelolaan berdasarkan nilai tambah yang diperoleh dan diperluas ke unit kerja lainnya
6.
Apakah terdapat IT Steering Committee yang terdiri dari TI level senior serta partisipasi manajemen bisnis ? (a) Tidak ada steering committee (b) Ada steering committee yang sering mengadakan rapat secara informal (c) Ada steering committee yang rapat secara regular, dan sudah mulai efektif (d) Ada steering committee yang bersifar formal, regular dan efektif (e) Ada steering committee yang bersifat formal, regular, efektif dimana rekan bisnis juga memiliki peran untuk mengambil keputusan Bagaimana proses pengurutan prioritas (prioritization) bagi proyek-proyek TI? (a) Prioritas hanya dilakukan tergantung reaksi dari kebutuhan bisnis atau TI (b) Prioritas ditentukan oleh pihak TI (c) Prioritas ditentukan oleh pihak bisnis (d) Prioritas ditentukan oleh pihak TI dan bisnis (e) Prioritas ditentukan oleh pihak TI dan bisnis dengan mempertimbangkan masukan mitra kerja berdasarkan nilai tambah yang diperoleh
7.
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L16 112
Bagian IV : Domain Hubungan Kemitraan (Partnership) 1. Bisnis memandang pengelola TI sebagai : (a) TI dianggap sebagai sesuatu yang menghabiskan biaya (b) TI hanya dianggap Aset (c) TI dianggap Enabler yang mendukung bagi aktifitas bisnis ke depan (d) Driver bagi aktifitas bisnis ke depan (e) Rekan bagi bisnis yang ikut serta menghasilkan manfaat / nilai bagi organisasi 2.
Bagaimana peran TI dalam perencanaan strategi organisasi? (a) TI tidak berperan apa-apa (b) TI berperan sebagai pendukung bagi proses bisnis yaitu pendukung dalam pencapaian strategi dan tujuan organisasi (c) TI berperan sebagai pengendali bagi proses bisnis yaitu sebagai pengendali dalam proses pencapaian strategi dan tujuan organiasi (d) TI berperan sebagai pengendali dan pendukung bagi strategi organisasi (e) TI beradaptsi mutualisme dengan organisasi untuk menjadi pendukung atau pengendali kepada tujuan strategi organisasi
3.
Bagaimana praktik pembagian resiko dan reward/penghargaan untuk pengelola TI? (a) Unit TI menanggung segala resiko, tetapi tidak mendapat bagian reward/penghargaan (b) Unit TI menanggung hampir semua resiko, tetapi mendapat sedikit bagian reward/penghargaan (c) Pembagian tanggungan resiko dan reward/penghargaan yang rata mulai dilakukan antara pengelola Ti dan pengelola organisasi (d) Resiko dan reward selalu dibagi rata (e) Resiko dan reward selalu dibagi rata, dan sudah ada system pembagian kompensasi yang formal/resmi
4.
Mengenai pengelolaan hubungan antara pengelola organisasi dengan pengelola TI di organisasi, apakah ada program normal yang bertujuan membangun hubungan TI dengan bisnis? (a) Hubungan tidak dibina (b) Hubungan dibina secara adhoc(dilakukan hanya diperlukan saja) (c) Ada program untuk mengelola hubungan, tetapi tidak selalu diikuti (d) Ada program untuk mengelola hubungan, dan sudah dilakukan oleh dua belah pihak
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L17 113
(e) Ada program untuk mengelola hubungan yang terus menerus dikembangkan, dan sudah dilakukan oleh pihak pengelola organisasi dan pengelola TI 5.
Bagaimana hubungan kepercayaan antara pengelola organisasi dan pengelola TI di organisasi? (a) Ada konflik dan ketidakpercayaan antara TI denga organisasi (b) Hubungan kepercayaan terjalin sebatas jika ada transaksi atau kegiatan bersama (c) TI mulai dipandang sebagai penyedia layanan yang dipercaya (d) Sudah menjadi mitra dalam hubungan jangka panjang (e) Sudah menjadi mitrfa hubungan jangka panjang yang terpercaya dalam menyediakan layanan
6.
Apakah proyek TI memiliki sponsor atau pendukung baik dari pihak TI ataupun bisnis? (a) Proyek TI tidak memiliki sponsor/dukungan (b) Proyek TI hanya didukung oleh pihak pimpinan pengelola TI (c) Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan pihak unit fungsional bisnis tertentu (d) Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan pihak unit bisnis pada level korporat/eselon I (e) Proyek TI didukung dari pihak pimpinan pengelola TI dan Kepala Badan
Bagian V : Domain Scope dan Arsitektur 1. Sampai sejauh mana cakupan dukungan TI pada bisnis organisasi ? (a) Hanya terbatas pada tugas-tugas biasa, seperti kepegawaian, keuangan dan laporan (b) Digunakan pada proses pengambilan keputusan, seperti Decision Support System (DSS) (c) Pendukung pelaksanaan tugas untuk mencapai strategi dan tujuan organisasi (d) Pengendali pelaksanaan tugas untuk mencapai strategi dan tujuan organisasi (e) Sebagai pendukung dan pengendali strategi dan tujuan organisasi 2. Sudah adakah standar TI di organisasi? (a) Tidak ada standar TI, atau ada tetapi tidak diterapkan (b) Ada standar TI, diterapkan di unit fungsional tertentu saja Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L18 114
(c) Ada standar TI, mulai dicoba diterapkan di seluruh korporat (d) Ada standar TI, sudah dicoba diseluruh korporat (e) Ada standar TI, diterapkan diseluruh korporat hingga mencakup para mitra bisnis strategis 3. Bagaimana mengenai integrasi arsitektur atau komponen-komponen TI di organisasi? (a) Tidak terintegrasi masing-masing unit kerja mempunyai arsitektur masingmasing (b) Integrasi mulai disusun, tetapi belum diimplementasikan (c) Seluruh unit kerja pada organisasi sudah terintegrasi (d) Terintegrasi antar unit-unit fungsional hingga para mitra bisnis strategis (e) Selurh unit kerja sudah terintegrasi dan terus dikembangkan 4. Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan TI atau bisnis? (a) Tidak ada kesiapan (b) Adaptasi terbatas pada fungsi-fungsi yang melibatkan unit operasional (c) Ada kesiapan pada tingkat unit fungsional dan mulai mencakup seluruh organisasi (d) Ada kesiapan pada seluruh organisasi (e) Ada kesiapan pada seluruh organisasi hingga rekan bisnis eksternal 5. Bagaimana pandangan organisasi terhadap infrastruktur TI yang mengusung perubahan strategi bisnis atau TI? (a) Dipandang hanya sebagai peralatan demi menyediakan layanan TI tingkat dasar (b) Mulai didorong oleh kebutuhan strategi bisnis yang ada (c) Selalu didorong oleh kebutuhan strategi bisnis yang ada (d) Mulai muncul sebagai sumber daya untuk mengakomodasi respon yang cepat terhadap perubahan pasar (e) Menjadi sumber daya untuk mengakomodasi respon yang cepat terhadap perubahan pasar Bagian VI : Domain Keahlian 1. Bagaimana organisasi memandang ide-ide inovatif pemanfaatan TI? (a) Tidak dianjurkan (b) Mulai dianjurkan pada tingkat unit fungsional (c) Sangat dianjurkan pada tingkat unit fungsional (d) Sangat dianjurkan pada tingkat unit fungsional dan organisasi
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L19 115
(e) Sangat dianjurkan pada tingkat unit fungsional dan organisasi hingga mitra bisnis/aliansi 2. Pada organisasi, keputusan keputusan penting mengenai TI diputuskan oleh? (a) Top management pihak bisnis atau manajemen TI pada level korporat (b) Top management pihak bisnis atau manajemen TI pada level korporat dengan masukan dari unit-unit terkait (c) Top management pihak bisnis dan unit terkait, dengan masukan dari pengelola TI (d) management pihak bisnis atau TI dengan masukan dari seluruh unit di organisasi (e) management pihak bisnis atau manajemen TI , dengan masukan dari seluruh unit di organisasi dan mitra bisnis terkait. 3. Bagaimana kesiapan organisasi dalam menghadapi perubahan (change readiness)? (a) Cenderung menolak perubahan (b) Perubahan mulai dirasa perlu dan mulai ada program manajemen perubahan (c) Program manajemen perubahan ada pada unit fungsional tertentu (d) Program manajemen perubahan ada pada tingkat korporat (e) Program manajemen perubahan jalan pada tingkat korporat dan organisasi selalu proaktif dan mengantisipasi perubahan 4. Bagaimana dengan peluang terjadinya mutasi pertukaran posisi karir dari unit TI ke bisnis dan sebaliknya? (a) Jarang atau tidak pernah terjadi (b) Mutasi sering terjadi di tingkat bawahan pada unit fungsional (c) Mutasi sering terjadi di tingkat manajemen pada unit fungsional (d) Mutasi sering terjadi di seluruh tingkat unit pada unit fungsional (e) Mutasi sering terjadi hingga pada level korporat 5. Bagaimana dengan peluang pegawai TI diikutsertakan dalam pelatihan unit bisnis atau sebaliknya pegawai bisnis diikutsertakan dalam pelatihan TI? (a) Tidak ada peluang (b) Peluang tergantung oleh unit fungsional (c) Ada program mengenai pelatihan yang diterapkan diseluruh unit fungsional (d) Ada program mengenai pelatihan yang diterapkan di seluruh korporat Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013
L20 116
(e) Program pelatihan membuka peluang pada seluruh korporat hingga melibatkan mitra bisnis 6. Bagaimana Peluang staf TI untuk mengikuti pendidikan, magang atau training ? (a) Tidak ada (b) Sangat jarang/minim (c) Tergantung pada masing-masing unit kerja, ditentukan oleh pimpinan (d) Peluang terjadi dengan melibatkan unit kerja (e) Peluang terjadi dengan melibatkan narasumber 7. Bagaimana kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan (retain) personil unit TI lainnya? (a) Tidak ada program formal untuk hal ini (b) Perekrutan personil TI difokuskan pada kemampuan teknis yang dimilikinya (c) Perekrutan personil TI memperhitungkan kemampuan teknis dan bisnis, dan sudah ada program retention untuk karyawan. (d) Ada program formal untuk perekrutan dan mempertahankan personil TI yang ahli dibidang bisnis dan teknis TI (e) Program formal untuk perekrutan dan mempertahankan personil TI sudah berjalan efektif
======Terima kasih atas partisipasi dan kesediaaan waktu untuk mengisi kuisioner ini=====
Universitas Indonesia
Pengukuran tingkat ..., Rony Kasmanto, Fasilkom, 2013