Transformasi Ekonomi Indonesia Berbasis SDM dan Teknologi Menuju Indonesia Maju Universitas Airlangga 13 Juni, 2013
Chairul Tanjung Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairman CT Corpora
Agenda
1
Konsep Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan bagi Indonesia
2
Transformasi Ekonomi Berbasis SDM dan Teknologi
-2-
3 dimensi utama pembangunan manusia Indonesia dalam upaya peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
Tingkat Pendapatan, Konsumsi & Kekayaan
Demografi
Geografi
-3-
Target Pembangunan dalam Dimensi Tingkat Pendapatan, Konsumsi, dan Kekayaan: Individu, Korporasi, dan Negara
• Tingkat Pendapatan: miskin, hampir miskin, kelas menegah, kaya Individu
• Kelompok kekayaan (asset based): kepemilikan lahan (SDA), kepemilikan aset finansial, kepemilikan aset produksi (misal: listrik)
• Ukuran: Micro, Kecil, Menengah, Besar, Besar Sekali Korporasi
• Status Usaha: Formal vs. Informal
• Pemerintah: Pusat & Daerah (Provinsi, Kab/Kota) Negara
• BUMN & BUMD • Lembaga Negara Lain (misal: Bank Indonesia)
-4-
1
Annu
1
2.0
Kesejahteraan yang merata akan menggerakkan ekonomi 0.0 1
15
29
43
57
71
85
Percentiles
Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita, 2008-2012
2008-2012 growth
Growth in mean
10.0
Annual growth rate %
+Rp 250.000/kap/bl
+Rp 370.000/kap/bl
12%
8.0
6.0
+Rp750.000/kap/bl
40%
80%
4.87
4.0 2.0 0.0 1
15
29
43
57
71
85
99
Percentiles Miskin 29 juta
Penanggulangan Kemiskinan
Rentan 2008-2012 growth 70 juta
& Perlindungan Sosial
Menengah Growth in mean 100 juta Perlindungan Sosial, Iklim Usaha & Akses Pasar
Pemberdayaan Masyarakat
-5-
Atas 50 juta
Iklim Usaha
INDIVIDU 99
1
Kesejahteraan dilihat berdasarkan kategori kepemilikan aset INDIVIDU
Kategori Kepemilikan Aset
Rasio Elektrifikasi Nasional 2008: 64.5%
Urban: 94%
Rural: 32% 2012: 76%
-6-
1
99.9% perusahaan di Indonesia tergolong UMKM UMKM menyerap 97.2% tenaga kerja dan berkontribusi 57.6% dari total GDP
KORPORASI Mayoritas UMKM bergerak di sektor pertanian dan perdagangan
~64% UKM masih terkonsentrasi di Pulau Jawa
51,5%
28,7%
Pertanian
Perdagangan, Hotel, Restoran
6,3%
6,2%
Manufaktur
Transportasi & Komunikasi
4,3%
3,1%
Jasa
Lain-Lain
Mayoritas Tenaga Tidak Berbayar adalah Wanita
45% Pria
66%
Wanita
34%
55%
Tenaga Berbayar Sumber: Sensus Ekonomi Nasional, VIMK 2011, TNP2K
Tenaga Tidak Berbayar -7-
1
Sebagian besar UMKM masih sulit mendapatkan akses pembiayaan untuk pengembangan usaha
KORPORASI Terutama mengandalkan modal pribadi 26,0%
25,5%
17,0%
17,0%
7,5%
6,0% 1,0%
Pribadi
Bank
Keluarga
Lain-lain
Alasan UMKM tidak dapat meminjam uang dari bank
Koperasi
LK Non Bank
Venture Capital
Penyebab ditolaknya aplikasi kredit UMKM
60,0%
45,0%
32,0%
22,0% 20,0%
16,0% 4,0%
Tidak Layak (credit rating rendah)
Tidak Mau
Tidak Memiliki Jaminan
1,0% Lain-lain
Sumber: Sensus Ekonomi 2006, World Bank 2010, BRI MASS Survey 2002
Dokumentasi Lemah -8-
Tidak Memiliki Pendapatan Terlalu Jaminan tidak mencukupi banyak utang
Produktivitas adalah masalah utama yang dihadapi UMKM (relatif terhadap usaha berskala besar)
1
KORPORASI
Faktor Penyebab Rendahnya Produktivitas UMKM
1
2
• Keterbatasan Modal keterbatasan akses terhadap lembaga pembiyaan
• Keterbatasan Akses Pasar
3
• Keterbatasan Teknologi
4
• Keterbatasan Akses Informasi
5
• Keterbatasan Jiwa Kewirausahan pendidikan dan pengalaman
-9-
Sektor korporasi menunjukkan kenaikan porsi kepemilikan asing dan penurunan porsi kepemilikan pemerintah
1
KORPORASI
• Kepemilikan asing meningkat dari 2.15 %(1986) menjadi 6.23 %(2006). • Kepemilikan pemerintah pusat dan daerah menurun dari masing-masing 2.74 % dan 1.32 % (1986) menjadi 1.32 % dan 1.27 %(2006).
Sumber: Sensus Ekonomi 2006 & 1986, BPS
- 10 -
1
Mayoritas pekerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal PEKERJA Walaupun menunjukkan tren penurunan, 2/3 pekerja masih bekerja di sektor informal
Informal
70%
70%
70%
70%
69%
69%
69%
66%
63%
Formal
30%
30%
30%
30%
31%
31%
31%
34%
37%
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Asosiasi pekerja informal: • Job security lemah • Upah rendah • Kualitas dan produktivitas rendah
• Resiko kerja relatif tinggi • Jam kerja tidak beraturan Sumber: BPS
- 11 -
Target Pembangunan dalam Dimensi Demografi
Life Cycle (Kesehatan)
Produktivitas
Berdasarkan Umur: janin, bayi, balita, usia sekolah, usia kerja
• Usia Produktif (15-64): pengangguran, partly employed, bekerja • Usia Non-Produktif (<15 dan >65) • Jenjang & Kualitas: dasar, menengah, tinggi
Pendidikan
• Jenis: general vs. vocational • Penguasaan keahlian & ketrampilan (mastery of skills needed)
Gender
Social Demography
Budaya
Pemberdayaan Perempuan
Keragaman physical heterozygosity keragaman pemikiran
Mindset: Maju - 12 -
2
Peningkatan kualitas hidup penduduk dapat dilakukan dengan memahami pendekatan daur hidup manusia dengan baik
2 LIFE CYCLE
Remaja
4
Bekerja
5
3
Anak Usia sekolah: SD, SMP, SMA
Bekerja
Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan dari masing-masing tahap daur hidup
Usia Tua
6
2
2
Bayi menyusui
1 Menikah Konsepsi (fertilisasi)
2
2
1
Bayi baru lahir - 13 -
2 BATITA
Masa kehamilan
1
TK
BALITA
Setiap kelompok kategori daur kehidupan manusia memiliki tingkat konsumsi dan pendapatan yang berbeda (Life Cycle Hypothesis)
2 PRODUKTIVITAS
Perbandingan Konsumsi dan Penghasilan Menurut Umur Penduduk Indonesia 2005 3500.00
Dalam usia produktif rata-rata pendapatan > konsumsi
3000.00
Saving 2500.00
Per capita PPP
2000.00
1500.00
Disaving
Disaving 1000.00
500.00
Usia Produktif
0.00 0
3
6
9
12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87 90+
Consumption Sumber: Lee & Mason berdasarkan Susenas dan APBN
- 14 -
Labor Income
Tingkat partisipasi pada jenjang pendidikan di Indonesia perlahanlahan menunjukkan perbaikan
2 PENDIDIKAN
100%
Anggaran Pendidikan (Rp.Tn)
90% 331,8
80%
286,6 266,9
70% 60%
207,4
209,5
2009
2010
2011
2012
2013
20%
20%
20.2%
20.2%
20.1%
50% 40% 30% 20% 10% 0%
1994
1997
2000
SMP/sederajat Tidak tamat SD
2003
2006
2009
% APBN
SD/sederajat Tidak/belum sekolah
Porsi penduduk Indonesia yang berhasil menamatkan wajib belajar 9 tahun semakin meningkat.
Sumber: Kemendiknas, BPS
Peningkatan komitmen terhadap pendidikan seiring dengan peningkatan alokasi anggaran pemerintah
- 15 -
Akses terhadap Layanan Pendidikan
2 PENDIDIKAN
Akses terhadap Kelompok Bermain/TK % populasi di pedesaan dengan 1 Kelompok Bermain/ TK berjarak 1 km dari tempat tinggal
• Pedesaan: - Jawa dan Bali (95%) - Sumatra (64%), - Kalimantan (64%) - NTT (63%), - Maluku / Maluku Barat (49%) - Papua / Papua Barat (16%). • Kesenjangan yang signifikan antar provinsi, contoh Sumatera Utara (48%) dan Sumatera Barat (96%)
Akses terhadap SMP % populasi di pedesaan dengan 1 SMP berjarak 6 km dari tempat tinggal
• 14% dari total pedesaan tidak memiliki SMP dalam radius 6 km • Tingkat akses yang paling rendah daerah pedesaan di Maluku (20%), Kalimantan (26%), dan Papua/Papua Barat (52%)
- 16 -
Kualitas Guru
2 PENDIDIKAN
Kualifikasi Tenaga Pengajar SD % SD dengan minimum 2 pengajar bergelar S1 • Terdapat 84% dari SD Negeri yang memiliki 2 atau lebih pengajar dengan gelar S1 • Rate tinggi ditemukan di Bali (99%), Jawa (96%), Sulawesi Selatan (94%) dan NTB (92%) • Kesenjangan yang signifikan antara SD di perkotaan (97%) dan pedesaan (78%)
Kualifikasi Tenaga Pengajar SMP % SMP dengan minimum 1 pengajar bergelar S1 • Target MSS 70% tenaga pengajar bergelar S1 telah terpenuhi di 75% SMP Negri • Rata-rata di Jawa mencapai 91%, dengan Jawa Barat (86%) dan Banten (73%) yang relatif masih tertinggal
- 17 -
Kualitas Fasilitas Pendidikan (1/2)
2 PENDIDIKAN
Fasilitas Laboratorium di Tingkat SMP
• Hanya 64% dari total 21,486 SMP Negri yang memiliki fasilitas laboratorium
% Jumlah SMP dengan Fasilitas Laboratorium
• Terdapat kesenjangan yang signifikan antara sekolah-sekolah di wilayah perkotaan (90%) dengan di pedesaan (55%) • Kesenjangan juga ditemukan di tingkat provinsi, seperti antara Jawa Tengah (86%) dan Banten (54%)
Akses Listrik % Jumlah Sekolah yang Dilengkapi Akses Listrik
• Akses listrik tersedia di 82% sekolah-sekolah di wilayah pedesaan vs. 99% sekolah di wilayah perkotaan • Sekolah tingkat SD (86%) vs. SMP (88%) cenderung memperoleh akses listrik yang lebih rendah dibandingkan tingkat SMA (95%) & SMK (93%)
- 18 -
Kualitas Fasilitas Pendidikan (2/2)
2 PENDIDIKAN
Ketersediaan Air di dalam Kamar Kecil % jumlah sekolah dengan ketersediaan air di dalam kamar kecil siswa
• Ketersediaan air di dalam kamar kecil siswa di sekolah-sekolah publik adalah sebesar 82%, sementara di desa-desa hanya mencapai 76% • Ketersediaan air cenderung lebih rendah dibandingkan ketersediaan akses listrik • Ketersediaan air yang relatif rendah ditemukan di kawasan desa di wilayah Aceh (67%), Sumatera Barat (60%), Banten (66%), Sulawesi Tengah (67%), Sulawesi Barat (63%), Maluku (53%) dan Papua/Papua Barat (38%).
- 19 -
Indeks Komposit Pendidikan mengindikasikan masih adanya kesenjangan yang signifikan antara kualitas infrastruktur pendidikan di Jawa dan Non-Jawa
Composite index dihitung dengan pembobotan sebagai berikut: 1. ketersediaan fisik: 50 % 2. kualifikasi tenaga pengajar: 20 % 3. kelayakan fasilitas: 30 % - 20 -
2 PENDIDIKAN
Akses terhadap layanan kesehatan
2 KESEHATAN
Akses terhadap fasilitas kesehatan utama Porsi populasi yang dapat menjangkau Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskedes dan Polindes dengan mudah
Akses terhadap rumah sakit Porsi populasi yang dapat menjangkau rumah sakit dengan mudah
- 21 -
Ketersediaan Petugas Kesehatan di Indonesia
2 KESEHATAN
Dokter di Puskemas Sebaran dokter pada Puskesmas (setidaknya 1 dokter per Puskesmas) • Distribusi indikator sebagian besar adalah satu Puskesmas di setiap kecamatan. • Diluar pulau Jawa, 25% dari sub-distrik desa tidak menyediakan dokter di Puskesmasnya . Dimana presentase absentasi tertinggi berada di Maluku Utara (38%), Maluku (43%), Papua Barat (67%) and Papua (69%)
Bidan di Desa Sebaran bidan di desa (setidaknya 1 bidan per desa)
• Prosentase ketersediaan bidan desa-desa di Sumatra (74%), NTT & NTB (63%), Sulawesi (61%), Kalimantan (58%), Maluku (45%). • Namun, terdapat ketimpangan antara desa dan kota. Contoh: 75% di kota Papua/Papua Barat, sedangkan hanya 23% untuk desanya.
- 22 -
Kualitas Puskesmas
2 KESEHATAN
Instalasi Air Puskesmas yang memiliki instalasi air atau 10 menit berjalan dari fasilitas • Di luar Jawa, jumlah puskemas tanpa intalasi air dengan prosentase10% di kota & 20% di desa. Kecuali pada Papua/Papua Barat, dengan prosentase 12% di kota dan 61% di desa. • Ketersediaan air pada puskesmas desa secara keselurahan ditemukan di Jawa (97%) dan Bali (98%)
Listrik Fasilitas kesehatan dengan instalasi listrik (diluar Posyandu)
• Terdapat variasi yang besar antar provinsi dan tipe fasilitas kesehatan • >90% Puskesmas mendapat akses listrik, sedangkan prosentase Puskesmas Pembantu, Poskedes and Polindes yang mendapat akses listrik tercatat jauh lebih rendah
- 23 -
Indeks Komposit Kesehatan mengindikasikan masih adanya ketimpangan yang signifikan antara kualitas infrastruktur kesehatan di Jawa dan Luar Jawa
Composite index dihitung dengan pembobotan sebagai berikut: • Ketersediaan fisik 60 %, ketersediaan orang dan karakteristik bangunan masing-masing 20 %
- 24 -
2 KESEHATAN
Pemberdayaan wanita merupakan tantangan dari pembangunan Indonesia
2 GENDER
Pria
Wanita
6%
6%
6%
6%
5%
5%
8%
8%
8%
2%
2%
2%
4% 4%
4% 5%
4% 4%
8%
8%
8%
75% pria memilih bekerja sebagai aktifitas utamanya
Aktifitas utama terbesar wanita : bekerja (45%) dan mengurus rumah
37%
36%
36%
tangga (35%)
Pada kedua gender, kelompok aktifitas utama sekolah relatif kecil (<10%)
77%
79%
79%
47%
47%
Mayoritas Tenaga Tidak Berbayar adalah Wanita
48%
45%
2009
2010
2011
2009
2010
Lainnya
Sekolah
Pengangguran
Mengurus Rumah Tangga
Sumber: BPS
Pria
66%
Wanita
34%
2011 Bekerja
55%
Tenaga Berbayar - 25 -
Tenaga Tidak Berbayar
Terjadi transisi demografi di Indonesia dari tahun ke tahun…
2 SOCIAL DEMOG
Proyeksi jumlah kelahiran, kematian dan laju pertumbuhan penduduk, Indonesia, 1950-2050
Jumlah dalam juta, %LPP
6.0
5.0
Kelahiran 4.0
3.0
2.0
kematian
1.0
LPP 0.0 1950-55 1960-65 1970-75 1980-85 1990-95 2000-05 2010-15 2020-25 2030-35 2040-45
Angka kelahiran mulai menurun sejak 1970an. Angka kematian meningkat, sejalan dengan penuaan penduduk. Angka harapan hidup meningkat, ± 75 tahun (2030-an) dan ± 80 tahun (2050-an) Laju pertumbuhan penduduk (LPP) di 2010-2020 ~1.1% p.a seperti halnya negara maju. Sumber: BPS
- 26 -
…. yang pada akhirnya mempengaruhi perubahan struktur piramida penduduk Indonesia
2 SOCIAL DEMOG
1980
2010
Population by Age and Sex, Indonesia Census 1980
Population by Age and Sex, Indonesia Census 2000 Not Stated 85 +
75+
80 - 84
70-74
75 - 79
65-69
70 - 74
60-64
60 - 64
55-59
55 - 59
50-54
50 - 54
45-49
Age Group
Age Group
65 - 69
45 - 49 40 - 44 35 - 39
40-44 35-39
30 - 34
30-34
25 - 29
25-29
20 - 24
20-24
15 - 19
15-19
10 - 14
10-14
5-9
5-9
0-4 20
15
10
5
0 0
5
Percentage
10
15
0-4
20
20
Percentage Male
15
10
5
0
2050
10
15
20
15
20
Percentage
Male
Female
2030 Population by Age and Sex, Indonesia 2030
Population by Age and Sex, Indonesia 2050
75+
75+
70-74
70-74
65-69
65-69
60-64
60-64
55-59
55-59
50-54
50-54
45-49
45-49
Age Group
Age Group
5
Percentage
Female
40-44 35-39 30-34
40-44 35-39 30-34
25-29
25-29
20-24
20-24
15-19
15-19
10-14
10-14
5-9
05-9 0-4
0-4 20
15
10
5
0
5
Percentage
15
20
20
15
10
5
0
5
Percentage
Percentage
Male
Sumber: BPS
10
Female
- 27 -
10 Percentage
Males Male
Female
Menjadi negara maju membutuhkan perubahan mindset
2 MINDSET
Arah Strategi Pembangunan
• Berkontribusi pada masa keemasan perkembangan ekonomi Korea, terutama dengan menggalakan fokus terhadap ekspor barang-barang industri • Mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan swasta melalui penyediaan dana pinjaman dengan bunga lunak dan penghapusan pajak untuk impor bahan mentah • Melakukan diversifikasi ekonomi (sektor industri berat dan industri ringan)
Penggeseran Pola Pikir • Membangun ekonomi dengan pemahaman budaya yang berlandaskan etos
Park Chung-hee Presiden Ketiga Korea Selatan (Era 1962-1979)
dan moral • Mengusung kutipan “Tuhan tidak akan mengubah nasib rakyat Korea kecuali rakyat Korea sendiri yang mengubah nasibnya” • Memberantas korupsi dengan tegas - 28 -
Target Pembangunan dalam Dimensi Geografi (Archipelago Economy)
• Sistem logistik nasional (perpindahan barang/jasa) Konektivitas (Fisik)
• Sistem transportasi (perpindahan manusia) • ICT (perpindahan data dan informasi)
• Berdasarkan gugus kepulauan (marine vs. land economy) Pembangunan Fisik
• Berdasarkan aktifitas ekonomi (income generating vs. konservasi + positive price)
Social Geography
• Human mobility
• Urban development vs. rural development
- 29 -
3
Dalam perekonomian berbasis kepulauan (archipelago economy), sistem logistik memiliki peran yang signifikan dalam pergerakan arus barang dan jasa
3
SISTEM LOGISTIK
Sislognas bertujuan untuk memperlancar arus barang secara efektif dan efisien.
Sislognas akan menunjang implementasi MP3EI dan mewujudkan visi ekonomi Indonesia 2025.
Penggerak Utama Sislognas: (1). Komoditas Utama (2). Infrastruktur Transportasi (3). Pelaku & Penyedia jasa logistik (4). SDM logistic (5). Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK/ICT) (5). Harmonisasi Regulasi - 30 -
Sistem transportasi untuk mobilisasi orang dan barang juga memiliki tantangan tersendiri bagi Indonesia sebagai negara kepulauan
3
TRANSPORTASI
Sumber: MP3EI
- 31 -
Masih terjadi ketimpangan dalam infrastruktur ICT (telematika) guna mendukung pemerataan pembangunan
3
ICT
57
Populasi (%) Luas Wilayah (%)
30 21
23
21
7
6
4
Bali-NT
7
6
8 3
Sumatra
Jawa
Penetrasi Komputer (% Rumah Tangga)
16.6%
67%
4%
5.9%
5%
1.5%
Penetrasi Internet (% Rumah Tangga)
16.8%
70%
3%
4.7%
4.2%
1.2%
Sumber: MP3EI, BPS
- 32 -
Kalimantan
Sulawesi
Papua-Kep. Maluku
MP3EI mendorong pembangunan fisik untuk menunjang aktivitas ekonomi intra dan inter koridor
3
PEMBANGUNAN FISIK
MP3EI membagi pusat pertumbuhan ekonomi dalam 6 koridor dengan tema pembangunan yang spesifik.
Sumber: MP3EI
- 33 -
Pembangunan juga perlu memperhatikan perpindahan penduduk antar daerah Netto Migrasi Penduduk Masuk & Keluar (000)
% Populasi
-51
Aceh Sumut
-1.776 -807
Sumbar
Riau
1.597
Jambi
Netto Migrasi Penduduk Masuk & Keluar (000)
3.5%
138
-13.7%
NTB
-81
-1.8%
-16.7%
NTT
-84
-1.8%
28.8%
66
Kalbar
1.5% 434
Kalteng
3.2%
Bengkulu
237
13.8%
Kaltim
1.160 -12
Sulut
331
Sulsel
Jateng
716
Jatim Banten Sumber: BPS
42.7%
11.2%
1.077 2.711 -5.927 -339
DIY
12.5%
7.5%
92
Jabar
32.6% -0.5%
Sulteng
DKI Jakarta
4.8%
9.9%
750
Kepri
19.6%
175
Kalsel
239
Babel
% Populasi
Bali
Sumsel
Lampung
MIGRASI
-1.1%
18%
558
3
-2.939 2.214
6.3%
-1.045
-13% 270
Sultra Gorontalo
-52
Sulbar
-18.3%
Maluku
-9.8%
Maluku Utara
-7.8%
Papua
20.8%
Papua Barat
- 34 -
12.1% -5%
83
7.1%
-89
-5.8% 45
4.3% 201 348
7.1% 45.8%
Agenda
1
Konsep Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan bagi Indonesia
2
Transformasi Ekonomi Berbasis SDM dan Teknologi
- 35 -
Setiap kelas memiliki kebutuhan yang berbeda untuk dipenuhi demi mencapai “Maju bersama, Sejahtera bersama”.
1
INDIVIDU
• Social capital (pendidikan, kesehatan, termasuk infrastruktur pedesaan)
• Penyediaan public employment • Sistem yang mendorong perubahan sikap, perilaku, dan cara pandang
• Affirmative action dengan kompetisi yang sehat • Pemberdayaan masyarakat (meningkatkan produktifitas) • Perlindungan sosial
- 36 -
• Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum • Sumber utama pendapatan pajak • Infrastruktur dibiayai sendiri, pemerintah memberikan fasiltas dan kepastian
1
Memberikan akses pembiayaan dalam rangka menciptakan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan
KORPORASI
Usaha Kecil & Mikro
Memperkuat fundamental usaha
• Mendorong semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda • Pemberian akses terhadap pembiayaan dengan skema KUR
• Skema penjaminan • Mendorong inovasi usaha
Usaha Menengah
Perusahaan Besar
Mendorong pertumbuhan usaha
Penciptaan iklim usaha yang kondusif
• Pemberian akses terhadap pembiayaan dengan skema KUK/KUM untuk pengembangan usaha sehingga mampu berkembang menjadi Usaha berskala besar • Skema penjaminan kredit • Mendorong inovasi usaha
- 37 -
• Business as not as usual • Kepastian hukum
Memperkuat clustering UKM dalam rangka peningkatan akses pasar, teknologi dan informasi, dan manajemen
1
KORPORASI KAWASAN INDUSTRI A KAWASAN INDUSTRI B
KAWASAN INDUSTRI C
Akses Pasar
BERFOKUS PADA KEGIATAN INDUSTRI DAN R&D
Contoh SME Cluster City di Korea Seoul • Pusat riset dan pengembangan inovasi sekaligus teknologi • Pusat bisnis untuk digital media dan ekonomi kreatif Daedeok – The Science Town • Pusat kawasan industri terpadu (seperti di bidang IT dan bioteknologi) • Pusat riset dan pengembangan inovasi sekaligus teknologi Pohang • Fokus sebagai daerah industri besi dan baja, kimia, dan bioteknologi (termasuk riset medis) Busan • Fokus sebagai pusat pelabuhan, logistik terpadu, high-tech manufacturing Gwangju • Fokus sebagai pusat industri optical telecommunication, photonics dan teknologi LED/ LD - 38 -
Manajemen
Teknologi & Informasi
• Sistem supply chain yang didukung oleh sarana logistik yang efisien. • Mempercepat proses produksi dan mobilitas ke pasar
• Mengembangkan Management Best practices • Centralized knowledge system (skill/capability)
• Mendorong riset dan pengembangan teknologi lintas sektor • Akses informasi yang cepat.
1
Reformasi struktur dan postur APBN untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan NEGARA ILLUSTRATIVE ECONOMIC TYPE OF EXPENDITURE
SOCIAL TYPE OF EXPENDITURE
Pendapatan
Pendapatan
Social Capital Expenditure
Social Capital Expenditure Pendidikan Kesehatan Infrastruktur dasar
Economic Capital Expenditure
Economic Capital Expenditure •
• • •
Prioritas APBN: pembangunan infrastruktur sosial, perbaikan pelayanan dasar publik, dan perlindungan sosial untuk kelompok masyarakat miskin Pinjaman pemerintah: untuk pembiayaan investasi, dan bukan untuk pengeluaran rutin Subsidi dikembalikan sebagai instrumen perlindungan sosial dengan mengubah subsidi barang menjadi subsidi orang Hasil pengelolaan SDA yang tidak terbarukan dibelanjakan untuk kepentingan lintas generasi, dan tidak sekedar sumber pendapatan yang habis dibelanjakan tahunan - 39 -
Redefinisi usia produktif dan fokus pada perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan pada kelompok usia pra-produktif
2 LIFE CYCLE
Remaja
4
Bekerja
5
3
Anak Usia sekolah: SD, SMP, SMA
Bekerja
Usia Tua
2
Fokus pada perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan
6
TK
2
Bayi menyusui
BATITA
Masa kehamilan
1 1 Menikah Konsepsi (fertilisasi)
2
2
1
Bayi baru lahir - 40 -
2
BALITA
Memperbaiki kualitas hidup masyakarat dengan fokus perbaikan pada sektor pendidikan dan kesehatan
2 LIFE CYCLE
KESEHATAN
PENDIDIKAN • Penyediaan listrik yang merata bagi seluruh
• Penyediaan akses air bersih yang memadai
masyarakat
bagi masyarakat
• Bantuan pendidikan bagi keluarga miskin diarahkan kepada pendidikan kejuruan/vocational
• Pembebasan PPNBM untuk alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar
• Memperkuat riset berbasis ilmu terapan
• Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan bagi kelompok masyarkat kurang mampu
• Penghapusan pajak buku-buku
• Peningkatan askes dan pelayanan kesehatan
• Insentif pajak bagi perusahaan atau pribadi
bagi seluruh rakyat
yang memberikan beasiswa.
• Pembangunan sanitasi yang layak dan modern
• Insentif pajak bagi perusahaan yang
• Paket perlindungan sosial yang memadai
memberikan training dan research & development
SUMBER DAYA MANUSIA YANG PRODUKTIF SECARA EKONOMI DAN SOSIAL - 41 -
Mengurangi ketimpangan gender terutama pada kelompok miskin & rentan
2 GENDER
Aspek yang perlu diperbaiki
Aspek yang sudah baik
Dunia Kerja dan Pendidikan
Memperkuat peran perempuan dalam intra-
Tidak ada pembedaan wanita dan pria dalam lingkungan kerja dan pendidikan
household decision making melalui program pemerintah (misal PKH)
Politik Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Memberikan akses terhadap kredit mikro
Minimal 30% calon anggota legislatif adalah wanita
kepada perempuan disertai dengan program pelatihan yang relevan (misal perbaikan gizi keluarga)
Lembaga Perlindungan Perempuan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
- 42 -
Revitalisasi program KB sebagai upaya memperbaiki kualitas keluarga
2 SOCIAL DEMOG
Keluarga Berencana (KB) sebagai manajemen keluarga
Meningkatkan kesejahteraan keluarga, melalui perbaikan kualitas pendidikan, ekonomi dan kesehatan
Pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk,
Pengurangan angka kematian ibu dan bayi, serta penanggulangan masalah reproduksi 1 Mendorong partisipasi keikutsertaan program KB
2
3 Menyediakan infromasi dan akses terhadap KB dengan memadai - 43 -
Mengkampanyekan revitalisasi KB untuk meningkatkan komitmen masyarakat
Mendorong perubahan pola pikir masyarakat berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
Country Values (Nilai Luhur)
Pemimpin • Visioner • Strategis • Teladan
Pendidikan
- 44 -
2 MINDSET
Memperkuat infrastruktur fisik dan non-fisik dalam rangka menunjang konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi
3
KONEKTIVITAS
Global Connectivity • Dunia Usaha: Infrastruktur yang memiliki dampak langsung kepada dunia usaha, merupakan bagian dari usaha skala besar, dapat bersifat internasional • PPP: Infrastruktur yang memiliki kelayakan pengembalian secara bisnis, dikerjasamakan dengan swasta Social Connectivity • APBN: Infrastruktur yang tidak layak dikerjasamakan dengan swasta, berada di daerah terpencil, bersifat membuka akses awal - 45 -
Pembangunan ICT (telematika) merupakan sarana untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
ICT Driver
3
KONEKTIVITAS
Improvement
• Broadband Penetration 10% *
• GDP 0.1% - 1.4% point
• Broadband speed 2x **
• GDP 0.3% point
Pencipataan Lap. Kerja
• ICT Investment 10% ***
• Employment rate 0.6% point
Produktivitas Pekerja
• Broadband Penetration 10% *
• Labor productivity growth 1.5%
GDP
Note : * : ITU, 2002, Impact of BB on the Economy ** : Ericsson, Arthur D. Little and Chalmers University of Technology, 2011 *** : Korea Institute for Industrial Economics & Trade (KIET), 2006, ICT and Employment
- 46 -
ICT (telematika) merupakan salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan
Kontribusi Sektor ICT thd GDP Korea Selatan
3
KONEKTIVITAS
ICT Sector Contribution (%)
GDP, USD Billion
14
1.200
12
1.000
10
800 8
600 6
400 4
200
2 0
0 1997
1999
2001
2003
- 47 -
2005
2007
2009
2011
Pembangunan fisik ditujukan untuk memperkuat konektivitas intra dan antar pusat pertumbuhan ekonomi
- 48 -
3
PEMBANGUNAN FISIK
Perekonomian Indonesia, yang saat ini berbasis industri, harus bertransformasi dengan didukung oleh inovasi dan teknologi Transformasi Sektoral Perekonomian Negara
Inovasi dan Teknologi
Pertanian
Industri
Knowledge-based
Kondisi Indonesia saat ini
Sektor Pertanian
Sektor Industri
Sektor Jasa
%Tenaga Kerja
36%
13%
2.4%
% GDP
15%
24%
7%
Sumber: Biro Pusat Statistik
- 49 -
Science-based
Korea Selatan melakukan investasi yang besar di R&D untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berorientasi teknologi
1960s Tren Kebijakan
Arah kebijakan Ilmu Pengetahu an dan Teknologi
Perubahan Fokus Industri
1970s
1980s
1990s
Kebijakan berorientasi teknologi
Kebijakan berorientasi Industri Membangun Infrastuktur R&D
Mempromosikan R&D
Mendirikan GRIs (e.g. KIST) Mendirikan MOST in 1967 Membangun Daedeok Science Town di tahun 1974
Implementasi program R&D nasional Mempromosikan Universitas berbasis penelitian (e.g. SRC, ERC)
Primary goods
2000s
Light & heavy industry goods
Light industry goods
- 50 -
Meningkatkan Inovasi Teknologi Meningkatkan efisiensi investasi di R&D (koordinasi IPTEK dengan kebijakan terkait) Perencanaan Total Roadmap
Heavy industry goods & electronic products
Electronic & transport products
Oleh karena itu, Indonesia perlu mentransformasikan pembangunan ekonomi menuju ekonomi berbasis produktivitas
Perekonomian berbasis produktivitas yang didukung oleh SDM berkualitas dan teknologi
Perekonomian berbasis buruh murah dan sumber daya alam
- 51 -
Maju Bersama, Sejahtera Bersama menuju pentas dunia membutuhkan proses
- 52 -
Chairul Tanjung Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairman CT Corpora