TRANSFORMASI STRUKTURAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR DAERAH DI INDONESIA, 1969 - 1987
Oleh: SUGENG BUDIHARSONO
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1996
TRANSFORMASI STRUKTURAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR DAERAH DI INDONESIA, 1969 - 1987
Oleh: SUGENG BUDIHARSONO $
85 525
Disertasi Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar D o k t o r Pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1996
Judul Disertasi: TRANSFORMASI
STRUKTURAL DAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI ANTAR DAERAH DI INDONESIA,
1969-
1987 Nama Mahasiswa
:
Sugeng Budiharsono
Nomor Pokok
:
85 525 Menyetujui
(Prof. Dr Ir H, Lutfi Ibrahim Nasoetion) Ketua
--
(Prof. Dr Ir H. Affendi Anwar) Anggota
(Dr Ir Isang Gonarsyah) Anggota
Ketua Program Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaaan
.of. Dr Ir H, Affendi Anwar) Tanggal Lulus: 7 Pebruari 1995
(Dr Ir Alirahman) Anggota
ABSTRACT SUGENG BUDIHARSONO. regional
Structural Transformation and Inter-
Economic Growth
(Supervised by
in
Indonesia, 1969
LUTFI I. NASOETION as
-
1987.
chairman, AFFENDI
ANWAR, ISANG GONARSYAH dan ALIRAHMAN as members). The goals of this study are: (1) To learn disparity and interregional economic growth, 1969-1987; (2) To know sectoral linkage, especially besween industrial and cultural sector, and the effects of
agri-
Penerimaan Asli Derah
(PAD), Inpres Dati I and other Inpres
to
interregional
structural transformaton and its impact to income distribution;
and (3) To search many alternatives of
development
strategy to
increase economic
regional
growth
and
income distribution. Economic growth in provinces of West Region of nesia
(Kawasan Barat
greater
Indonesia or
KBI)
is
Indo-
relatively
than in East Region of Indonesia (Kawasan Timur
Indonesia or KTI) caused by the good quality of human souces, and the structure of manufacture and
re-
agricultural
more establish in KBI than in KTI. In the period of oil boom,,1974 - 1982, the
economic
growth of provinces in KBI more rapidly thand KTI, because of
many
provinces in KBI are oil
producers, as Aceh,
Riau, Sumatera Selatan and Jawa Barat.
The low
economic
growth of provinces in KBI was caused by several
factors,
such as the poor conditions of the human resources, lacks of
means and infrastructures and the
programs
and
development projects
existing goverment
which
neglected
the
local institutions and entitlement. This condition leads to increase interegional disparity, especially in the early of 1970 decade till the middle of 1980 decade. But since 1983, the interregional disparity decline
compare with the previouse
period.
condition caused by the fluctuation of oil price world
This in the
market trend to decline, due to make decreasing of
oil income in several provinces in KBI. The pattern of interregional structural transformation
in the period of 1969 - 1987 was distorted from the
normal of Chenery-Sirquin intercountries structural transformation. It was caused by the linkage of industrial and agricultural
sector was relatively small, especially
in
production process and absorption of labor. Many
of
industrial sector are
industry, which intensive not
substitution
inputs and
capital
indstries. So, industrial sector growth
support
absorb
used many imported
import
many
agricultural
sector growth
employments that
shift
and
could
could not
from agricultural
*
sector
(rural).
industrial sector informal service
Consequently, the unabsorbed from agricultural
sector
sector in urban led to make
group and regional disparities.
labor by sifted
to
sectoral,
In order to minimize
the
disparities, many
regional
development policies
were
needed. Inpres
(Inpres Dati
I dan other
generally, have significant effect to and
Inpres) and
create production
labor structure and minimize income disparity, al-
though the quantities are small. So that, in the the
PAD
future,
quantity of Inpres and PAD must be increased in many
ways. To
overcome the problems as mentioned
as mentioned
above, it is suggested that development policies
in the
future be emphasized on rural development, especially teh East Region of Indonesia through rural
on
industrialisa-
tion (agro based industry), beside hi tech industry. To stimulate economic growth and income distribution, the
acquired
of entitlement as social assets
guaranteed by the rearrangements of laws
and
should be regulator.
It is an appropiate instruments to bring about the trickle down effects. The development models on KBI can not be on
KTI, because of the specially
implemented
characteristic
which is formed by typical ecosystem, culture and
region values.
In KTI, it is necessary to develope socio-economic infra* structure and institution to create dynamic advantage and comperative competitive.
iii
comperative
penghasil migas, seperti Aceh, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi di KT1 disebab-
kan antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kurangnya sarana dan prasarana ekonomi dan adanya proyek-proyek pembangunan yang
tidak menindahkan
hak-hak peroleh masyarakat setempat. Keadaan ini menyebabkan kesenjangan pendapatan (PDRB) antar daerah pada awal tahun
1970-an meningkat
pertengahan tahun 1980-an, tetapi mulai tahun 1983
sampai rela-
tif terjadi penurunan jika dibandingkan dengan kurun waktu sebelumnya.
Penyebab keadaan tersebut
adalah
fluktuasi harga migas yang cenderung menurun
karena
di pasaran
dunia berakibat terhadap penerimaan pembangunan di Indonesia. Pola transformasi struktural antar daerah pada
kurun
waktu 1969 - 1987 terjadi penyimpangan apabila dibandingkan dengan pola normal Chenery-Syrquin. Hal relatif
ini karena
kecilnya keterkaitan antar sektor terutama
sektor pertanian
dan sektor industri baik
antar
dalam proses
produksi maupun penyerapan tenaga kerja. Sektor
industri
sebagian besar merupakan
industri
substitusi impor yang lebih banyak menggunakan input dari *
luar negeri
dan menggunakan
teknologi padat
modal.
Sehingga kurang mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan kurang dapat
menyerap tenaga kerja yang bergeser dari
sektor pertanian yang sebagian besar mempunyai ketrampilan
yang
rendah.
Akibatnya banyak tenaga kerja yang
tidak
dapat ditampung di sektor industri bergeser ke sektor jasa informal. Keadaan
ini menimbulkan
semakin memburuknya
kesenjangan antar sektor, antar wilayah, antar dan
desa-kota
antar golongan. Oleh karena itu diperlukan strategi
pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun
regional
untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Kebijaksanaan pembangunan pertanian yang akan datang seyogyanya diarahkan untuk pernenuhan pasar
baik
pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri dan diharapkan masih dapat
menyerap
lebih banyak
tenaga
kerja
pedesaan,
supaya tingkat pendapatan petani dapat ditingkatkan, yang lebih
larljut diharapkan dapat
pendapatan. mendatang
memperbaiki
distribusi
Kebijaksanaan di sektor industri pada
harus diarahkan kepada: (a) Mengganti
masa
strategi
industri subsitusi impor menjadi industri promosi ekspor; (b) Sektor industri harus diarahkan kepada industri menengah dan kecil yang padat tenaga kerja, dengan tetap memperhatikan industri besar berteknologi dapat
menyerap
pertanian;
(c)
tinggi,
tenaga kerja yang bergeser
sehingga
dari
sektor
Sektor industri harus mengindahkan keung-
gulan komparatif suatu daerah dan dapat memanfaatkan dan mengoptimumkan penggunaan
input
lokal, terutama
dari
sektor pertanian; (d) pembangunan industri dititik beratkan kepada a g r o b a s e d i n d u s t r i ; (e) Khusus untuk propinsipropinsi
di
KTI, selain memperhatikan
kebijakasanaan
pembangunan
industri di atas, juga diarahkan:
barang-barang yang
diproduksi merupakan
(1) bahwa
barang-barang
setengah jadi, apabila diperuntukan untuk
pasar
dalam
negeri dan barang-barang jadi diarahkan untuk ekspor; dan diperlukan
(2
trigger, berupa pembangunan mega
proyek
sarana dan prasarana ekonomi secara besar-besaran. Model
pembangunan di KBI tidak dapat
KTI, karena
adanya kekhasan daerah yang
diterapkan di dibentuk
oleh
Selain
itu,
kekhasan ekosistem, budaya dan ,tata nilai. penerapan perencanaan pembangunan
berdasarkan
jangka pendek
adalah
prasarana
sarana sosial ekonomi
dan
sukar dilaksanakan.
efisiensi
Pembangunan
serta kelembagaan
perlu ditingkatkan untuk terciptanya keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Inpres
(Inpres Dati I dan Inpres Lainnya)
secara umum mempunyai pengaruh
nyata
dalam
dan
PAD,
pembetukan
struktur produksi, tenaga kerja dan pengecilan kesenjangan pendapatan.
Mengingat peran Inpres dan PAD yang
tidak
kecil, maka pada masa mendatang jumlahnya perlu ditingkatkan, terutama untuk propinsi-propinsi di KTI, yang relatif belum berkembang jika dibandingkan dengan propinsi-propinsi
di KBI.
dana
harus
daerah. dengan
.
Oleh karena itu dalam alokasi
Inpres jumlah
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
Demikian juga perlu
digali
sumber-sumber PAD
cara meningkatkan keuntungan BUMD
pajak dan retribusi yang tidak potensial.
dan menghapus
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji
bagi Allah Swt yang
telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini merupakan salah satu untuk kelulusan program doktor pada Program
syarat
Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. f
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr Ir H. Lutfi Ibrahim Nasoetion selaku Ketua Komisi
Pembimbing dan Prof. Dr Ir H Affendi Anwar, Dr
Ir
Isang Gonarsyah dan Dr Ir Alirahman yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan ketelatenannya untuk menyelesaikan disertasi ini.
Penulis juga menyampaikan terima
kasih kepada Prof. Dr Ir Edi Guhardja dan Dr Ir Kamaruddin Abdullah masih
selaku pimpinan Program Pascasarjana
IPB yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memper-
panjang
masa
studi hingga
selesainya disertasi
ini.
Penu1i.s juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian disertasi ini. Terakhir rasa terima kasih yang mendalam
disampaikan
kepada Bapak dan Mimi yang selaiu mengiringkan dengan
doa
dan istri yang selalu mendampingi dan memberikan dorongan semangat kepada penulis.
viii
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juli 1960 di Cirebon, Jawa Barat.
Merupakan anak pertama dari lima
orang bersaudara dari kedua orang tua: Sugeng Grindoutomo (Ayah) dan Betty (Ibu). Pada tanggal 14 Maret 1991 menikah dengan Yulita S. Maria dan telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Nabilah Budiharsono, dan Saif al-Haq Budiharsono.
Gina Marisa Budiharsono
f
SD, SMP dan SMA diselesaikannya di Cirebon. Gelar Sarjana Pertanian dalam Bidang Keahlian Tanah diselesaikan pada tahun 1983. Pada tahun 1984 diterima menjadi mahasiswa Fakultas Pascasarjanal IPB untuk program Magister Sains pada Jurusan Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan.
Selan-
jutnya pada tahun 1985 diterima pada program doktor pada jurusan yang sama. Karir di bidang pekerjaan diawali pada tahun 1984 sebagai tenaga peneliti di LPPSK, Bogor sampai pada tahun 1986.
Pada tahun 1987 sampai 1994 menjadi staf pengajar
di Universitas Nusa Bangsa.
Halaman ABSTRACT
.........................................
.............................. RIWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR IS1 ....................................... DAFTAR TABEL ...................................... DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . UCAPAN TERIMA KASIH
I1 .
viii
x xi xiii xvii
1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah . . . . 2 . Tujuan dan Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . .
1 17
...........
18
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
1. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 . Hipotesis ...............................
...................... 1 . Wilayah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 . Data dan Sumber Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 . Model Analisis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 . Istilah dan Definisinya . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 . Ruang Lingkup Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . IV . PERTUMBUHAN DAN KESENJANGAN ANTAR DAERAH . . . 1. Pertumbuhan Antar Daerah di Indonesia 2 . Kesenjangan Pendapatan (PDRB) Antar Daerah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . V . TRANSFORMASI STRUKTURAL ANTAR DAERAH . . . . . . . 1. Transformasi Struktur Produksi . . . . . . . . . . 2 . Transformasi Struktur Tenaga Kerja . . . . . . 3 . Transformasi Distribusi Pendapatan . . . . . . 4 . Pengaruh Inpres Terhadap Transformasi Struktural . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 . Pengaruh PAD Terhadap Transformasi Struktural . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
I11 .
METODOLOGI PENELITIAN
35 35 35 35 63 65 66
66 78
92
VI .
TANTANGAN. PELUANG DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH PADA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP KE I1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . Tantangan dan Peluang Pembangunan Daerah
2.
VII .
Pada PJPT I1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Strategi Pembangunan Daerah Pada PJPT I1
...................... 1 . Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 . Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
...................................
xii
Halaman
Nomor Teks
Struktur Ekonomi yang Dianalisis
........
Struktur Tabel Input-Output
.............
Pertumbuhan Antar
di Indonesia,
1969
Daerah
- 1974 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pangsa Relatif Setiapf Sektor terhadap Total PDRB untuk Setiap Propinsi Tahun 1969 dan 1974 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pertumbuhan Antar 1975
Daerah
di Indonesia,
- 1982 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pangsa Relatif Setiap Sektor terhadap Total PDRB untuk Setiap Propinsi Tahun 1975 dan 1982 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pertumbuhan Antar 1983
- 1987
Daerah
di Indonesia,
.............................
Pangsa Relatif Setiap Sektor terhadap Total PDRB untuk Setiap Propinsi Tahun ,1983 dan 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Indeks Williamson untuk Indonesia, Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur Pada Kurun Waktu 1969 - 1987 . . . . . . Jumlah Penduduk pada Tahun 1969 dan 1987 Luas Wilayah Setiap Propinsi . . . . . . . . . . . . Jumlah Lulusan SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi dari Tahun 1983/1984-1987/1988 Setiap Propinsi . . . . . . . . . * . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jumlah Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Lanjutan Atas dan Perguruan Tinggi Setiap Propinsi Tahun 1987 . . 5.1.
Transformasi 1969 - 1987
Struktural Antar
Daerah,
............................. xiii
Transformasi Struktural Antar Daerah, 1969 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nilai Prakiraan Pola Normal Transformasi Struktural Antar Daerah . . . . . . . . . . . . . . . . . Nilai Prakiraan Pola Normal Transformasi Struktural Chenery-Syrquin . . . . . . . . . . . . . . Lokasi dan ERP
&
NRP Besar dan Menengah..
Derajat Kepekaan dan Daya Penyebaran Setiap Sektor Tahun 1971 - 1985 . . . . . . . . . Penggunaan Input Oleh Sektor Industri Pada Kurun Waktu 1971 - ,1985 . . . . . . . . . . . . Nisbah Retensi Setiap Sektor Tahun 19711985 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran Setiap Sektor Tahun 1971-1985 Nisbah Pangsa Relatif PDRB Terhadap Pangsa Relatif Tenaga Kerja Menurut Sektor, 1971-1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Perubahan Nisbah Pangsa Relatif PDRB terhadap Pangsa Relatif Tenaga Kerja Antara Sektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian dan Sektor-sektor Lainnya, 1971-1987 Pengganda Pendapatan Setiap Sektor Tahun 1971 - 1985 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan Tahun 1976 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan Indonesia Dalam Dua Pembagian Wilayah Tahun 1976 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan Indonesia Dalam 26 Pembagian Wilayah Tahun 1976 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan Indonesia Dalam 51 Pembagian Wilayah Tahun 1976 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . .
No
Halaman
Lampiran
...
1.
Tabel Input-Output Indonesia, 1971
2.
Matriks Koefisien Teknis dan Matriks Kebalikan Leontief, 1971 . . . . . . . . . . . . .
3.
Tabel Input-Output Indonesia, 1975
4.
Matriks Koefisien Teknis dan Matriks Kebalikan Leontief, 1975 . . . . . . . . . . . . .
5.
Tabel Input-Output Indonesia, 1980 . . .
6.
Matriks Koefisien Teknis dan Matriks Kebalikan Leontief, 1980, . . . . . . . . . . . . .
7.
Tabel Input Output Indonesi, 1985 . . . . .
8.
Matriks ~oefisien.~eknis dan Matriks Kebalikan Leontief, 1985 . . . . . . . . . . . . .
9.
Data Dasar Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan 2 6 Wilayah . . . . . . . . . . .
10.
Data Dasar Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan 51 Wilayah . . . . . . . . . . .
11.
Data Dasar Dekomposisi Fungsi Distribusi Pendapatan 2 Wilayah . . . . . . . . . . . . . . .
...
Nomor
Halaman Teks
Proses Pertumbuhan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . . Model Analisis S h i f t S h a r e
..............
Indeks Williamson di Indonesia, Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur Pada Tahun 1969 - 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . . Transformasi Struktur Prioduksi Antar Daerah di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pola Transformasi Produksi Chenery-Syrquin Derajat Kepekaan tiap Sektor Tahun Penggunaan Input Sektor Pertanian, 1971
-
1985
dan daya penyebaran Se1971
-
1985
...........
Sektor Industri dari Industri dan Jasa Tahun
.............................
Penggunaan Input Sektor Industri dari Sektor Pertanian, 1971 - 1985 . . . . . . . . . . . Indeks Derajat Kepekaan dan Indeks Daya Penyebaran Setiap Sektor, 1971 - 1985 . . . Transformasi Struktur Tenaga Kerja Antar Daerah di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Transformasi Struktur Tenaga Kerja Chenery-Syrquin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Transformasi Produktivitas Tenaga Kerja Antar Daerah di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . Pengganda Pendapatan Tipe I Setiap Sektor Tahun 1971 - 1985 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Transformasi Struktur Distribusi Pendapatan Antar Daerah di Indonesia . . . . . . . . . Transformasi Distribusi Pendapatan Antar Negara Tahun 1950 - 1970 . . . . . . . . . . . . . . . .
xvi