TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pada masa pembangunan seperti ini, Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi petani. Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah pendidikan non formal yang praktis, mudah diterapkan dalam usaha-usaha produksi produk pertanian (Kartasapoetra, 1987: 7 ). Secara sistematis penyuluhan pertanaian adalah sebagai proses: 1. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkirakan ke depan 2. Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut. 3. Meningkatkan pengetahuan mengembangkan wawasan terhadapa suatu masalah, seta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimilik petani. 4. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan. 5. Membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal. 6. Membantu motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya. (Van Den Ban dan Hawkins, 1999: 28-29). Penyuluh pertanian lapangan merupakan ujung tombak dalam pembangunan pertanian di Indonesia karena penyuluh pertanian lapangan merupakan barisan terdepan dalam penyuluhan pertanian yang selalu berkomunikasi secara langsung dengan petani di pedesaan. Komunikasi antara penyuluh pertanian dengan para petani diharapkan
Universitas Sumatera Utara
memberi hasil berupa perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku petani dalam hal cara bercocok tanam ( Setiana, 2005: 10 ). Bagi seorang motivator atau penyuluh lapangan, seandainya sasaran penyuluhan sudah merasa puas dengan kondisi situasi yang ada, maka tugas si penyuluh adalah menciptakan kekuatan pendorong dengan jalan seperti berikut: 1. Menimbulkan rasa tidak puas terhadap sesuatu hal yang dianggap perlu dimiliki mereka. Hal demikian perlu sekali dilakukan demi maksud-maksud pembangunan yang diarahkan pada perubahan situasi yang lebih baik dari situasi yang ada. 2. Menimbulkan rasa bersaing untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang akan berdampak pada kehidupan mereka. 3. Menunjukkan kekurangan-kekurangan dan menyadarkan bahwa kekurangan tersebut perlu untuk diatasi,tidak dibiarkan ( Setiana, 2005: 8 ). Tugas pokok PPL di Kabupaten Deli Serdang adalah: 1. Mengidentifikasi potensi wilayah dan agrosistem serta kebutuhan teknology di bidang pertanian. a. PPL mempunyai format karakteristik tanah dan iklim. b. PPL mempunyai format luas lahan menurut ekosistem. c. PPL mempunyai format luas menurut penggunaan. d. PPL mempunyai format luas tanam komoditas utama. e. PPL mempunyai format luaspola usaha tani. f. PPL mempunyai format jumlah penduduk menurut golongan, umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan. g. PPL mempunyai format karakteristik kelompok tani. h. PPL mempunyai format kelembagaan, sarana dan prasarana.
Universitas Sumatera Utara
2. Menyusun program penyuluh pertanian. a. PPL membantu penyediaan sarana produksi. b. PPL membantu dalam pengadaan kredit usaha tani. 3. Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan ( RKPP ). a. PPL mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam. b. PPL mengadakan pelatihan tentang bagaimana menganalisis usaha tani. c. PPL menganjurkan petani agar aktif dalam melaksanakan PHT. 4. Menerapkan metode penyuluhan pertanian. a. PPL membuat format daftar anggota keluarga tani. b. PPL membuat format keterlibatan anggota keluarga dan pelaksanaan usaha. 5. Menyusun materi penyuluhan pertanian. a. PPL mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha tani. b. PPL menanyakan masalah yang dihadapi petani. c. PPL membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut. 6. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya. a. Kelompok tani terbentuk dekat prakarsa PPL. b. PPL memprakarsai adanya gotong royong. c. Keaktifan PPL dalam membina kelompok tani. 7. Kunjungan ke kelompok tani terbentuk secara teratur dan berkesinambungan. 8. Penyusunan RDKK ( Rancangan Defenitif Kebutuhan Kelompok ). 9. Menyusun rencana kerja kelompok. 10. Mengikuti latihan-latihan di BPP. 11. Mengikuti rapat, pertemuan, dan lain-lain. a. PPL mengikuti rapat di BPP
Universitas Sumatera Utara
b. PPL mengikuti rapat di kantor camat. c. PPL mengikuti rapat di kantor Dinas Tingkat II. Secara umum tugas pokok PPL adalah: 1. Menyebarkan informasi yang bermanfaat. 2. Mengajarkan keterampilan yang lebih baik. 3. Memberikan saran-saran bagi usaha tani yang lebih menguntungkan. 4. Membantu mengikhtiarkan sarana produksi. 5. Mengembangkan swakarya dan swakarsa pada para petani. (Kartasapoetra, 1988: 21) Dalam
penempatan
Penyuluhan
Pertanian
perlu
memperhatikan
beberapa
pertimbangan, yaitu: •
Sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal.
•
Potensi wilayah kerja ( WKPP )
•
Disiplin ilmu penyuluhan
•
Pendidikan
•
Sosial masyarakat WKPP ( Dinas Pertanian Deli Serdang )
Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) yaitu penyuluh pertanian yang berhubungan langsung dengan petani beserta keluarganya menjadi tugas pokok sebagai pelaksanaan kegiatan
penyuluhan
dan
WKPP
berdasarkan
program
penyuluhan
pertanian
(Abbas, 1999: 32). Setiap penyuluh mempunyai wilayah kerja ( WKPP ) yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani. Wilayah kerja penyuluhan pertanian ditentukan oleh beberapa hal:: 1. Luas wilayah, diperkirakan luas persawahan dan daratan 600-1000 ha atau 1000-2500 ha tnah pertanian.
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis komoditi yang diusahakan oleh petani. 3. Sarana komunikasi dan transport. Dengan adanya WKPP maka penyuluhan pertanian dapat berlangsung lebih teratur (Muhammad, 1995: 23) Dengan giatnya dilakukan penyuluhan di seluruh pelosok Tanah Air oleh Dinas Pertanian dan PPL-nya, mulai tampaklah perubahan-perubahan pada diri petani, keluarga dan lingkungannya, sehingga mereka dapat mencapai keinginannya, meningkatkan produksi dan penghasilannya. Dengan adanya penyuluhan-penyuluhan itu dapat menolong diri masing-masing, yang daripadanya dengan didasari semangat gotong royong yang lama telah mendarah daging pada mereka, sanggup secara bersama-sama dengan penuh toleransi memecahkan persoalanpersoalan yang mereka hadapi. Timbul dan tumbuhnya persoalan-persoalan tersebut sungguhnya karena adanya keinginan dan kebutuhan (Kartasapoetra, 1987: 8). Berdasarkan pengamatan Ir. Dancik Ibrahim ternyata ada 3 ( tiga ) masalah utama yang penting dalam penyuluhan pertanian: 1. Masalah
yang
menyangkut
dengan
fasilitas
yang
belum
berfungsi
sebagaimana mestinya. 2. Kurang adanya keseimbangan antara fasilitas dengan tugas-tugas yang dikerjakan. 3. Kurang lancarnya komunikasi dan koordinasi antara lembaga penunjang yang bergerak dalam sektor penyuluhan
pertanian (
Sastraatmaja, 1993: 25 ).
Penyuluhan dapat dianggap berhasil bila: 1. Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna bertambah.
Universitas Sumatera Utara
2. Ada penerimaan ( adopsi ) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh. 3. Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh. 4. Petani bersedia memberi suatu balas jasa kepada penyuluh. 5. Penyuluh dapat mengubah sikap petani yang merugikan. 6. Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh. 7. Penyuluh dapat mempertahankan sesuatu yang berguna diluar tujuan proyek tertentu. 8. Ada perkembangan keinginan pada kedua pihak untuk mempertahankan
hubungan
(Mubyarto, 1984: 35). Keberhasilan penyuluh pertanian dalam menaikkan misi yang diembankannya tidak hanya tergantung pada baiknya bekerja, tetapi sangat bergantung dari watak dan perilaku pribadi dari petugas penyuluh lapangan itu sendiri dan juga metode-metode apa saja yang digunakan penyuluh dalam proses penyuluhan (Adjid, 1994: 31). Landasan Teori Dalam organisasi kedinasan penyuluhan, kita lihat adanya petugas-petugas di pusat daerah dan kecamatan yang kedudukannya tertama pengaturan pekerjaan dan ada juga pada waktu sekarang yang melulu menjalankan usaha-usaha pembinaaan sasaran, seperti peran Penyuluh Pertanian Spesialis ( PPS ), Penyuluh Pertanian Madya ( PPM ) dan Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ). Jadi kita membedakan petugas-petugas yang melakukan pengaturan penyuluhan yang ada dan melakukan kegiatan penyuluhan sebagai tugas utama (Mardikanto, 1996: 189-1990). Organisasi merupakan interaksi antara orang-orang dengan mengikuti struktur tertentu dalam usahanya mencapai tujuan bersama dan sekaligus mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Dari konsep dan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai ciri-ciri: 1. Terdiri dari kumpulan orang-orang sebagai anggota
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya interaksi antara orang-orang 3. Mempunyai struktur tertentu 4. Mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan penyuluhan pertanian posisi organisasi paling bawah ditempati oleh kelompok tani. Organisasi kelompok tani dapat bervariasi tergantung dari besarnya volume kegiatan yang dilakukan. Diatas organisasi kelompok tani terdapat penyuluh-penyuluh lapangan. Hal ini berarti bahwa penyuluh tidaklah menjadi kelompok tani, melainkan mengajak kelompok tani untuk bersedia mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyuluh lapangan (Suhardiono, 1992: 162). Peranan penyuluh pertanian yang sangat besar dalam mengubah perilaku petani, maka untuk merealisasikan diperlukan pola yang mantap di bidang pelayanan kemantapan: •
Pemantapan struktur organisasi.
•
Pemantapan personalia
•
Pemantapan materi penyuluhan.
•
Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan.
•
Pemantapan sarana dan fasilitas ( Kartasapoetra, 1987: 87 ).
Pemantauan ialah penilaian yang terus menerus baik atas fungsi kegiatan proyek dalam konteks jadwal pelaksanaan maupun atas penggunaan masukan-masukan proyek oleh populasi target dalam konteks harapan rancangan. Sedangkan Evaluasi ialah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, prestasi, efisiensi, dan dampak proyek dalam konteks tujuan yang telah
disepakati ( Casley dan
Kumar, 1991:2 ). Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau penilaiaan hasil pelaksanaanya, yang kemudian dapat dipergunakan sebagai masukan balik guna memperbaiki atau merencanakan kembali. Untuk keperluan ini diadakan pemantauan atau monitoring dan
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya disususn laporan perkembangan. Kegiatan ini dibuat pada waktu rencana sedang dilaksanakan. Masukan kembali dapat dibantu laporan-laporan resmi yaitu melalui daftardaftar isian atau formulir yang telah disusun sebelumnya, berita acara, memorandum dan sebagainya atau dapat berbentuk cara-cara yang lebih santai (informal) melalui rapat-rapat berkala dimana dibicarakan dan diadakan pertukaran pikiran mengenai apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan program/proyek dan apa saja
yang gagal atau tidak berhasil dicapai
(Reksopoetranto, 1992:55). Salah satu penyebab kegagalan dari banyak upaya pemantanuan dan evaluasi adalah kesalah pahaman pada tahap rancangan terhadap upaya upaya tersebut. Para manager proyek sering kali memandang unit pemantauan dan evaluasi sebagai agen-agen pengawasan yang beroperasi atas nama departemen-departemen yang berkepentingan atau lebih buruk lagi, sebagai agen lembaga-lembaga pemberi dana. Sayangnya banyak hal pandangan-pandangan itu malah dibenarkan, dimana kegiatan pemantauan dan evaluasi sering kali dimaksudkan sebagai studi
dampak (Casley dan Kumar,
1991:1). Potensi penuh fungsi pemantauan dapat terwujud hanya jika dilihat sebagai bagian integraldari proses management : sebaliknya, pemantauan tidak berhasil kecuali para manager proyek tidak mengakui pentingnya pemantauan dan kegunaanya
(Casley
dan Kumar, 1991:3). Fungsi pemantauan dan evaluasi berbeda dari proyek keproyek tergantung pada jenis proyek serta komponen-komponennya. Secara garis besar , proyek pertanian dan pembangunan pedesaan dapat di bagi dalam dua kategori :proyek yang berorientasi pada fisik dan proyek yang berorientasi pada masyarakat. Kategori pertama termasuk membangun dan merawat prasarana dan mengoperasikan pabrik-pabrik dan fasilitas umum. Sistem
Universitas Sumatera Utara
management untuk proyek-proyek ini pada umumnya bisa dimengerti dengan jelas (Casley dan Kumar, 1991:5) Proyek-proyek yang berorientasi pada masyarakat, jauh lebih sulit untuk dikelola karena sasarannya kurang jelas dan cara untuk mencapai sasaran tersebut kurang jelas benar (Casley dan Kumar, 1991:6). Kerangka Pemikiran Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten tua dan besar di Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya bermata pencaharian petani. Petani-petani di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya sudah maju. Hal ini tidak lepas dari kinerja PPL yang selalu mendampingi para petani. Salah satu bagian dari dinas pertanian tersebut adalah bagian Satuan Koordinasi Lapangan yang sering disebut SAKORLU. Bidang inilah yang menangani para PPL, mengawasi serta mengetahui apa-apa saja yang dikerjakan oleh para PPL serta sejauh mana mereka telah melakukan tugasnya sebagai PPL. Sistem
penempatan Penyuluhan Pertanian harus perlu memperhatikan beberapa
pertimbanagan, yakni: sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal., potensi wilayah kerja (
WKPP
),
disiplin
ilmu
penyuluhan,
pendidikan,
sosial
masyarakat
WKPP,
inventarispenyuluh tersebut. Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas yang dikembangkan dalam tingkat desa atau minimal tiap desa memiliki 1 orang PPL yang menguasai bidang pertanian. Dalam pelaksanaannya para penyuluh pertanian turun bersama pada jadwal yang ditentukan untuk melakukan penyuluhan dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan petani saat itu., sehingga ada waktu tertentu dalam suatu wilayah kerja akan dapat dicapai wilayah target penyuluhan yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam
menjalankan tugasnya PPL tentunya sering menemui berbagai kendala-
kendala di lapangan misalnya kurangnya materi yang tersedia, metode yang digunakan kurang tepat, alat peraga yang kurang lengkap dan lokasi yang sangat sulit di jangkau. Penempatan PPL dibuat berdasarkan tempat tinggal dimana PPL tersebut berdomisili termasuk juga faktor sosial PPL terhadap masyarakat sekitar juga potensi wilayah di daerah penyuluh. Pelaksanaan dari tugas PPL yang telah dilakukan harus dievaluasi untuk melihat apakah PPL tersebut masih efektif atau tidak sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya kinerja para PPL. Monitoring merupakan penilaian yang terus menerus terhadap segala sesuatu yang digunakan dalam pengembangan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL. Melalui pemantaun diharapkan mampu memberikan informasi dan masukan yang baik. Untuk melakukan evaluasi dari pengembangan tersebut. Evaluasi menuntut suatu analisis yang sistematis, adapun tujuan yang diharapkan dari evaluasi adalah menilai efisien tata cara pelaksanaan proyek dan mutu prestasi management dan menentukan pengaruh dan dampak dari penempatan dan pelaksanaan PPL.
Kabupaten Deli Serdang
Sistem penempatan memperhatikan: 1.
Dinas Pertanian
2. 3.
PPL
4. 5. 6.
PPL
perlu
Sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal. Potensi wilayah kerja ( WKPP ). Disiplin ilmu penyuluhan. Pendidikan. Sosial masyarakat WKPP. Inventarispenyuluh tersebut.
Penempatan PPL
Kabupaten (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian)
Kecamatan
Desa
(BPP)
(Pos Penyuluhan Desa)
Universitas Sumatera Utara
Tugas Pokok PPL: 1.
Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh
2. 3.
Monitoring dan Evaluasi
4. 5. 6.
Mengidentifikasi potensi wilayah dan agrosistem serta kebutuhan teknology di bidang pertanian. Menyusun program penyuluh pertanian. Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan ( RKPP ). Menerapkan metode penyuluhan pertanian. Menyusun materi penyuluhan pertanian. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya.
Keterangan : : menyatakan proses Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Evaluasi Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara