TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomi Tanaman Tembakau Tembakau Rakyat termasuk dalam Famili solanaceae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut : Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Personatae
Famili
: Solanaceae
Sub Familia
: Nicotianae
Genus
: Nicotiana
Species
: Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika
(Matnawi, 2002).
Gambar 1. Tanaman Tembakau Berbagai jenis tembakau yang dibudidayakan di Indonesia, menurut kegunaannya terdiri atas tembakau cerutu, tembakau rokok putih atau virginia, tembakau rokok kretek, tembakau pipa dan tembakau kunyah (rajangan) (Sudarmo, 1992). Tanaman tembakau terdiri atas akar, batang daun, bunga dan buah seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian Akar (Radix) Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur, akar dapat tumbuh sepanjang 0,75 cm. Selain akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut dan bulu-bulu akar. Pertumbuhan perakaran ada yang lurus, berlekuk, baik pada akar tunggang maupun akar serabut. 2. Bagian Batang (Caulis) Tanaman tembakau pada umumnya memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 2,5 m. Namun pada kondisi syarat tumbuh yang baik tanaman ini bisa mencapai tinggi sekitar 4 m. Sedangkan pada kondisi syarat tumbuh yang jelas biasanya lebih pendek, yaitu sekitar 1 m. 3. Bagian Daun (Folium) Daun tembakau bentuknya bulat panjang, ujungnya meruncing, tepinya (pinggirnya) licin dan bertulang sirip. Antara daun dan batang tembakau dihubungkan oleh tangkai daun yang pendek dan tidak bertangkai sama sekali. Bagian terpenting tanaman tembakau adalah daun karena bagian inilah yang akan dipetik (dipanen). 4. Bagian Bunga (Flos) dan Buah (Fructus) Bunga tembakau termasuk bunga majemuk yang berbentuk seperti terompet, benang sari berjumlah lima buah, warna bunga dalam satu helai ada yang kemerah-merahan dan putih. Bakal buah terdapat pada bagian dasar bunga, biji-bijinya sangat kecil, dengan jumlah mencapai ribuan perbatang, sehingga untuk kebutuhan pembibitan tidak kesulitan. Benih tembakau dapat dihasilkan dari kebun sendiri, dengan
Universitas Sumatera Utara
memelihara bunga hingga berbuah sampai tua untuk keperluan penanaman pada musim berikutnya (Matnawi, 2002). Menurut musimnya tanaman tembakau di Indonesia dapat dipisahkan menjadi dua jenis yaitu : •
Tembakau VO (Voor-Oogst) Tembakau musim kemarau, artinya jenis tembakau ini ditanam pada waktu
musim penghujan dan dipanen pada waktu musim kemarau. Contonya : Tembakau Sigaret, Tembakau Rakyat dan Tembakau Asapan. •
Tembakau NO (Na-Oogst) Tembakau musim hujan, artinya jenis tembakau yang ditanam pada musim
kemarau, kemudian di panen pada musim penghujan. Contohnya : Tembakau Cerutu dan Tembakau Pipa. (Tim Penulis, 1997). Tembakau rakyat yang sering juga disebut sebagai tembakau asli dan tembakau rajangan terbesar di berbagai daerah di Indonesia. Banyaknya orang yang meragukan prospek tembakau asli/rakyat ini, sebab setelah munculnya jenisjenis tembakau eksport (terutama Virginia), tembakau asli menjadi tersisih, anggapan ini tidak benar sebab dalam beberapa hal tembakau asli memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh varietas import. Beberapa kelebihan penting yang dimiliki tembakau asli diantaranya lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengolahannya dapat dilakukan secara sederhana (sun/air curing), sehingga biayanya lebih murah (Rachman, 1983). Tembakau rakyat dapat diusahakan di tanah sawah maupun tegalan. Secara umum tidak banyak perbedaan hasil baik produktivitas maupun kualitas
Universitas Sumatera Utara
antara kedua jenis lahan itu, biasanya tanaman tembakau rakyat ini ditanam secara bergilir dengan tanaman padi atau palawija (Padmo dan Djatmiko, 1991). Tembakau asli masih bisa dibedakan dengan jelas dari tembakau lainnya. Bentuk daun tembakau asli bervariasi : bersayap, tidak bersayap, bertangkai panjang, dan bertangkai pendek (Tim Penulis, 1997). Jenis tembakau yang banyak diusahakan di Indonesia adalah jenis tembakau yang memiliki kadar nikotin yang rendah. Spesies Nicotiana ruscita mengandung kadar nikotin tertinggi yaitu sekitar 16 %, sedangkan Nicotiana tabacum
mempunyai
kadar
nikotin
terendah
yaitu
sebesar
0,6
%
(http://www.balipost.co.id/balipostcetak/nt2.htm). Tembakau rakyat kebanyakan kebanyakan dipakai sebagai tembakau rajangan. Hasil rajangan cukup bervariasi, mulai dari rajangan kasar tengah, dan halus. Dilihat dari warna juga cukup bervariasi, mulai dari kuning, emas, merah, coklat, sampai hitam kelam. Perbedaan warna ini sebenarnya masih bisa dimodifikasikan sesuai dengan selera dan keinginan, kecuali warna kuning yang berhubungan erat dengan varietas yang ditanam. Penggunaan tembakau ini juga bervariasi, sebagai bahan campuran dalam industri pokok kretek dan sigaret, dibuat lintingnya atau sering juga digunakan untuk tembakau kunyah (Padmo dan Djadmiko, 1991). Tahapan kegiatan usaha tani tembakau rakyat : 1. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan sebelum penanaman penting sekali dilakukan dengan baik. Dengan pengolahan lahan yang baik akan mengurangi penyerangan
Universitas Sumatera Utara
hama dan penyakit tanaman. Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul lahan secara merata dan diangin-anginkan, setelah itu dibuat selokan. Tanaman tembakau rakyat bisa tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah, perbedaan ketinggian tempat mengakibatkan perbedaan kualitas daun tembakau. Tanaman tembakau dapat ditanam pada ketinggian 1000-1500 m dpl, pH 5,5-6,5. Jika tumbuh pada dataran tinggi maka daunnya akan besar, tebal dan kuat, sedangkan tembakau yang di tanam di dataran rendahnya daunnya besar, tipis dan elastis. 2. Penanaman Umur tembakau siap ditanam dari persemaian adalah 40-45 hari, penanaman tembakau dilakukan dengan jarak 0,9 m x 0,7 m dan 1 m x 0,7 m. 3. Pemupukan Pemupukan
dilakukan
agar
tanaman
tumbuh
dengan
baik
dan
mendapatkan hasil yang optimal. Pemberian pupuk harus dilaksanakan dengan tepat, baik waktu maupun jenis pupuk yang digunakan. Pupuk kandang diberikan 7 hari sebelum tanam dengan dosis 0,5 kg/tanaman, 75 kg/ha TSP, dan 100 kg/ha ZA diberikan pada umur 15-20 HST (Hari Setelah Tanam). Cara pemberian pupuk dengan membuat lubang tugalan di kiri dan kanan tanaman dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang, kemudian pupuk ditabur pada lubang dan ditutup dengan tanah yang ada disekitarnya. 4. Penyiraman dan Pengairan Untuk mendapatkan produksi dan kualitas tembakau yang tinggi perlu adanya sistem pengairan yang tetap, sebab untuk pertumbuhan terbaiknya
Universitas Sumatera Utara
tanaman tembakau memerlukan air yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada masa awal penanaman sampai umur 7 HST penyiraman dilakukan setiap hari untuk mencegah kematian bibit yang baru dipindahkan akibat terik matahari atau keracunan pupuk. Penyiraman sebaiknya pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan terik matahari tidak terlalu tinggi. Pada umur 7-25 HST air yang diberikan 1-2 liter pertanam, interval penyiraman diperjarangkan menjadi 3-5 hari sekali dengan jumlah air yang diberikan sekitar 3-4 liter pertanam pada umur 25 HST. Pada umur > 25 HST tanaman sudah mulai kuat, interval penyiraman makin diperjarang sampai seminggu sekali dengan jumlah air yang diberikan sekitar 4 liter per tanam. 5. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan dan pembumbunan dilakukan secara bersama untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga serta biasanya 2 x selama satu musim tanam yaitu pada umur 10 HST dan 30 HST. Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan gulma sehingga dalam penyerapan unsur hara tanaman tidak terganggu dalam ”persaingan” yang berupa gulma. Pembumbuan dilakukan sekaligus pada saat penyiangin ini bertujuan agar tanah gembur, sirkulasi udara di alam tanah lancar, dan kelembaban tanah terjaga. Hal ini dilakukan karena makin lama tanah akan semakin memadat. 6. Pemangkasan Waktu pemangkasan yang baik pada saat 10%-20% tanaman telah berbunga atau pada umur 40-50 HST. Pemangkasan di bagi dua macam yaitu :
Universitas Sumatera Utara
-
Pemangkasan bunga (Topping) Pemangkasan bunga berfungsi dapat menebalkan dan meleberkan daun yang dihasilkan.
- Pemangkasan tunai katiak daun (Suckering) Pemangkasan tunas ketiak daun bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan zat hara dan menjaga kualitas daun agar tetap baik. 7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Sebaiknya agar selalu menjaga kebersihan kebun, pengaturan jarak tanam, pemetikan, pemotongan bagian tanaman yang terserang, menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan menggunakan pestisida secara selektif dan bijaksana. 8. Panen Penentuan waktu panen yang tetap semakin penting karena pemanenan yang dilakukan sebelum matang atau kelewat matang berpengaruh sama buruknya. Daun yang dipetik sebelum matang kualitasnya akan menurun karena setelah kering menjadi kisut dan tulang daunnya melengkung sehingga permukaan helaian daun tidak rata. Disamping itu warnanyapun kurang menarik, yaitu coklat tua. Sedangkan daun yang terlambat dipanen biasanya mudah sobek dan warnanya merah tua sehingga kadang-kadang daunnya membusuk sebelum kering. Oleh karena itu, waktu pemanenan yang tidak tepat akan menurunkan kualitas sehingga harganya pun anjlok. Pelaksanaan pemanenan daun tembakau dapat dilakukan setelah berumur 45-65 hari setelah tanam. Kriteria daun yang telah matang ditandai dengan warna daun yang hijau terang dan sepanjang tepi daun, ujung daun dan tulang
Universitas Sumatera Utara
daun telah berubah warnanya menjadi hijau kekuningan serta pucuk daun agak melengkung kebawah (Tim Penulis, 1997). Tahapan-tahapan pengolahan tembakau rakyat adalah: Pemetikan Daun
Sortasi Pertama
Pemeraman
Sortasi Kedua
Penghilangan Gagang
Penggulungan
Perajangan
Pencampuran
Persiapan Penjemuran
Pelemasan Keterangan: Saling Behubungan
Pengepakan
Universitas Sumatera Utara
Tahapan-tahapan pengolahan tembakau rakyat adalah : 1. Sortasi Pertama Sortasi pertama dilakukan untuk memilih daun tembakau sesuai dengan kualitasnya dan dikelompok-kelompokkan. 2. Pemeraman Daun tembakau di tumpuk di tempat pemeraman kemudian ditutup dengan daun pisang atau daun kelapa. Pemeraman dilakukan selama 3-4 hari sampai daun tembakau berwarna kuning. 3. Sortasi Kedua Mengelompokkan daun tembakau berdasarkan warna asli pemeraman. 4. Penghilangan gagang dan penggulungan Setelah diperam dan disortasi maka daun tembakau dihilangkan gagangnya setelah itu digulung. 5. Perajangan Perajangan tembakau dilakukan pada pukul 03.00-06.00 pagi dengan menggunakan alat perajang sederhana. Halus kasarnya rajangan tergantung permintaan pasar. 6. Pencampuran dan Persiapan Penjemuran Hasil rajangan yang masih basah diaduk rata setelah itu persiapan untuk penjemuran. Daun tembakau rajangan dijemur di atas ragen (sesek) dengan ketebalan merata sekitar 3 cm. Penjemuran diusahakan agar kering pada hari yang sama dengan kadar air 40%. Tanda-tanda daun yang telah kering bila diremas seolah-olah patah. Dari rotasi kedua sampai penjemuran diusahakan satu hari.
Universitas Sumatera Utara
7. Pelemasan dan Pengepakan Daun yang telah dikeringkan maka diembunkan pada malam hari, apabila rajangan tembakau sudah lemas atau elastis kemudian diatur berlapis-lapis dan diikat dengan tali. Gulungan daun di masukkan ke dalam pembungkus yang terbuat dari tikar atau sesek anyaman bambu, bobot 1 bal biasanya 40-100 kg (Matnawi, 2002).
Tinjauan Ekonomi Tanaman Tembakau Tanaman perkebunan seperti tembakau merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi. Apabila dikelola dengan baik dan dapat dimanfaatkan sebagai pemasok Devisa Negara, serta tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan, ekosistemnya lebih stabil, sehingga strategi pengendalian hama dan penyakit seharusnya di rencanakan lebih baik (Sudarmo, 1993). Secara politis, perdagangan tembakau di pasar Internasional mempunyai dampak positif, sebab dapat mendekatkan hubungan antara Negara yang bersangkutan seperti antara Indonesia dengan Negara Eropa Barat yang secara tradisional membeli tembakau Indonesia (Matnawi, 2002). Indonesia tidak termasuk produsen utama tembakau dunia apabila dilihat dari luas tanah, jumlah produksi dan tenaga kerja yang terlibat dalam budidaya tembakau, namun disisi lain tembakau-tembakau Indonesia sejak lama dikenal sebagai tembakau yang bermutu tinggi, khususnya untuk keperluan bahan baku cerutu (Abdullah dan Soedarmanto, 1987).
Universitas Sumatera Utara
Potensi permintaan pasar terhadap tembakau rakyat tinggi, hal ini dapat dilihat dari pasar penjualan tembakau rakyat. Tembakau rakyat biasanya digunakan oleh masyarakat bersuku batak untuk campuran sirih dan rokok gulung (Matnawi, 2002).
Landasan Teori Usahatani merupakan suatu kegiatan produksi dimana peranan input (faktor produksi atau korbanan produksi) dalam menghasilkan output (hasil atau produksi) menjadi perhatian yang utama. Peranan input bukan saja dilihat dari macam atau ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi dapat juga dilihat dari segi efisiensi penggunaan faktor tersebut (Tohir, 1991). Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi, antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang dilaksanakan dengan baik dan begitu juga sebaliknya kualitas produksi menjadi kurang baik bila usaha tani tersebut dilaksanakan dengan kurang baik (Soekartawi, 1995). Faktor produksi dalam usahatani mencakup tanah, modal, dan tenaga kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Tanpa tanah rasanya mustahil usahatani dapat dilakukan. Dalam tanah dan sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, katakan luasnya, topografinya, kesuburannya, keadaan fisiknya, lingkungannya, lerengnya, dan lain sebagainya. Dengan mengetahui semua keadaan mengenai tanah, usaha pertanian dapat dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Sebagai faktor produksi, tentu modal mutlak diperlukan dalam usaha pertanian. Tanpa modal, sudah pasti usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal dibutuhkan untuk pengadaan bibit dan upah tenaga kerja. Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan takaran dalam penggunaan masukan (Daniel, 2002). Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahtani swasembada, khususnya faktor tenaga kerja petani dan para anggota keluarganya. Dalam usahatani swasembada atau usahatani keluarga, faktor tenaga kerja keluarga petani merupakan unsur penentu (Tohir, 1991). Untuk menghasilkan produksi (output) diperlukan bantuan kerjasama beberapa faktor produksi sekaligus. Masalah ekonomi yang kita hadapi kini adalah bagaimana petani dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut agar tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya baik secara fisik maupun secara ekonomis (Mubyarto, 1998). Menurut Prawirokusumo (1990), Income statement adalah suatu ringkasan dari pendapatan atau pengeluaran untuk jangka waktu tertentu dan berfungsi sebagai alat kontrol untuk alat evaluasi suatu usaha. Ada beberapa pembagian tentang pendapatan yaitu: 1. Pendapatan tenaga kerja (labour income) adalah jumlah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja. 2. Pendapatan tenaga kerja keluarga (family labour income) adalah total pendapatan tenaga kerja dikurangi upah tenaga kerja dalam keluarga. 3. Pendapatan keluarga petani (family’s income) adalah pendapatan bersih ditambah nilai tenaga kerja keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Istilah tataniaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi, yaitu semacam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen kekonsumen (Mubyarto, 1998). Dalam pemasaran komoditi pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung, dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. Komoditi yang dipasarkan juga bervariasi kualitasnya dengan harga yang beragam pula. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga-lembaga pemasaran juga bervariasi (Sudiyono, 2004). Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan demikian, pemasaran pertanian dianggap memberikan nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif (Sudiyono, 2004).
Kerangka Pemikiran Tembakau rakyat merupakan salah satu usaha perkebunan yang memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan karena selain memberikan hasil yang memuaskan juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Petani adalah sebagai individu
yang
melakukan suatu kegiatan
usahataninya, usahatani yang dimaksud adalah berupa usahatani tembakau rakyat. Petani akan memperoleh penerimaan usahatani dari hasil penjualan produksi tembakau. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual yang dinilai dalam rupiah setelah
Universitas Sumatera Utara
memperoleh penerimaan, untuk mengetahui pendapatan maka perlu diketahui biaya produksi. Biaya Produksi terdiri dari pupuk, obat-obatan, biaya penyusutan, upah tenaga kerja, dan pajak bumi dan bangunan. Setelah biaya produksi diketahui, maka Pendapatan dapat diperoleh setelah mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi. Keseluruhan kegiatan usahatani tembakau tersebut dapat dianalisis menggunakan rumus R/C sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi finansial petani tembakau rakyat di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Adapun skema pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Petani
Usahatani Tembakau Rakyat
Produksi
Harga Penerimaan
Pendapatan
Layak
Biaya Produksi : - Bibit - Pupuk - Obat-obatan - Penyusutan - Upah Tenaga Kerja - Sewa Lahan - PBB
Tidak Layak
Keterangan : = Mempengaruhi
GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini yang sesuai dengan landasan teori adalah sebagai berikut: 1. Usahatani tembakau rakyat memberikan pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. 2. Usahatani tembakau rakyat di daerah penelitian layak diusahakan dari segi ekonomi.
Universitas Sumatera Utara