1
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMKN-1 PALANGKA RAYA TENTANG BAHAYA MEROKOK
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Program Studi DIII Farmasi
OLEH : MARHAMAH 11.71.13085
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII FARMASI 2014
2
ii
3
iii
4
iv
5
v
6
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN
No Pain No Gain (tak ada hasil tanpa kesungguhan) “Sesungguhnya, Allah mencintai salah seorang dari kamu jika mengerjakan sesuatu dikerjakan dengan itqan (sungguh-sungguh)” (HR. Ath-Thabrani, Al-Haitsami, dan As-Suyuthi) Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini saya persembahkan kepada: Allah SWT yang menegakkan gunung-gunung yang kokoh, Rabb yang menghamparkan lautan nan luas, Rabb yang menghamparkan bumi dan langit serta mengaturnya, Rabb yang memberi kita penghidupan dan memberikan kita kemudahan dalam menjalani hidup.
Ayah H. Farhan dan Ibu Hj. Arsidah serta adik dan kakakku, yang selalu mendukung apapun yang saya lakukan, tak pernah memberikan paksaan dan memberi kebebasan padaku untuk menentukan masa depanku sendiri.
Spesial thanks Ibu Dewi Sari Mulia S.Farm., M.Si., Apt dan Bapak Guntur Satrio P. S.Farm., M.Si.,
Apt
yang sudah membantu memberikan
masukkannya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Almameterku.
Dosen-dosenku di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Terakhir untuk siswa-siswa SMKN-1 Palangka Raya dan sahabat Parsi Sahara, Rahmi, Maria, Helen, Dwi, Hidayah, Iluna Analisa Vuspa, serta teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2011.
vi
7
RINGKASAN MARHAMAH, 11.71.13085 2014. “Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok” Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru didunia ini, tetapi telah ada sejak lama di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat mudah untuk didapatkan. Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan rokok dapat dijumpai di hampir setiap toko-toko, warung dan supermarket. Begitu juga dengan para pengguna rokok, dapat membeli rokok dan menggunakannya secara bebas. Laporan terakhir dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengenai konsumsi tembakau dunia, angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia, dengan 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan usia 10 tahun keatas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukan bahwa persentase usia mulai merokok di Indonesia yang terbesar adalah pada usia 15-19 tahun yaitu sebesar 43,3%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, persentase usia mulai merokok di Indonesia yaitu pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3% dan pada usia >30 tahun sebesar 3,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling banyak mulai merokok pada usia remaja. Sementara itu, data Riskesdas 2007 dan 2010 terlihat bahwa perilaku merokok dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan untuk dimulai pada usia yang semakin muda. Data dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 mengungkap populasi perokok di Kalimantan Tengah tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia, mencapai 43,2%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok. Penelitian ini dilakukan di SMKN-1 Palangka Raya di mulai pada tanggal 1 Maret sampai 10 Juni 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif untuk mendapatkan gambaran pengetahuan seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI di SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI SMKN-1 Palangka Raya yaitu sebanyak 635 siswa. Metode yang digunakan pada pengambilan sampel adalah metode non random sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X dan XI SMKN-1 Palangka Raya yaitu sebanyak 242 sampel yang ditentukan berdasarkan tabel Kerjcie dan Morgan.
vii
8
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket (kuesioner), yang terdiri dari 10 item pernyataan yang bersifat unfavorabel dan favorabel. Angket yang digunakan adalah berupa angket tertutup dengan menggunakan skala guttman untuk jawaban yang tegas dan konsisten yaitu benar dan salah. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase. Dari hasil pengumpulan data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap bahaya merokok dapat termasuk kategori cukup dengan hasil rata-rata persentase sebesar 60,94%.
Kata kunci: SMKN-1, Pengetahuan, Rokok.
viiii
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi di Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Bulkani, M.Pd Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 2. Bapak dr. H. Fery Iriawan, M.P.H Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm., Apt Selaku Ketua Program Studi DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Selaku penguji utama yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan membimbing selama penulisan Karya Tulis Ilmiah. 4. Ibu Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt Selaku penguji kedua yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan membimbing selama penulisan Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu Dewi Sari Mulia, S.Farm., M.Si., Apt Selaku pembimbing I yang sudah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Bapak Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si., Apt Selaku pembimbing II yang sudah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Ibu Drs. Hj. Siti Dahliah Noer., M.Si., Apt
Selaku dosen pembimbing
akademik. ix
10
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi DIII Farmasi. 9. Bapak dan Ibu guru SMKN-1 Palangka Raya yang telah membantu dalam penelitian. 10. Semua siswa SMKN-1 Palangka Raya yang telah bersedia menjadi responden dan rela menyediakan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Kedua orang tua yang saya cintai, terima kasih atas doa dan semangat yang telah diberikan. 12. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2011. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, tetapi penulis yakin Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat. Penulis juga mengharapkan masukan, kritik dan saran yang dapat membangun untuk penelitian selanjutnya.
Palangka Raya,
Juli 2014
Penulis
x
11
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
LEMBAR PENGUJIAN ...............................................................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................
v
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................
vi
RINGKASAN ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
4
C. Batasan Masalah .....................................................................
4
D. Rumusan Masalah ...................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan ...........................................................
6
B. Pengertian Usia .......................................................................
6
C. Pengertian Siswa ......................................................................
8
D. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan ..................................
9
E. Pengertian Rokok .....................................................................
9
F. Jenis Rokok..............................................................................
9
G. Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Rokok ......................... 11 H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok............. 13 I. Dampak Rokok Terhadap Kesehatan ........................................ 17 xi
12
J. Dampak Perilaku Merokok ....................................................... 18 K. Sejarah Sekolah SMKN-1 Palangka Raya ................................ 20 L. Visi dan Misi SMKN-1 Palangka Raya .................................... 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ................................................................... 22 B. Metode Penelitian ................................................................... 22 C. Populasi dan Sampel ................................................................ 22 1. Populasi ............................................................................. 22 2. Sampel .............................................................................. 22 D. Variabel Penelitian................................................................... 23 E.
Instrumen Penelitian ................................................................ 23
F.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 25
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ......................................................... 27 B. Hasil Penelitian ........................................................................ 27 C. Pembahasan ............................................................................. 30 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................. 35 B. Saran ....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xii
13
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok ...................................
23
Tabel 2.
Nilai Masing-Masing Kelas Dan Tingkat Reliabilitas .................
25
Tabel 3.
Distribusi Skor Angket Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok ....................
Tabel 4.
Penilaian Untuk
25
Item-Item Angket Berdasarkan Sifat
Unfavorable dan Favorable ........................................................
26
Tabel 5.
Karakteristik Respoden Menurut Umur ......................................
27
Tabel 6.
Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok ..................................................
28
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1.
Gambar Depan SMKN-1 Palangka Raya ...............................
40
Lampiran 2.
Struktur Organisasi SMKN-1 Palangka Raya ........................
41
Lampiran 3.
Tata Tertib SMKN-1 Palangka Raya .....................................
42
Lampiran 4.
Surat Mohon Ijin Penelitian ..................................................
43
Lampiran 5 .
Surat Ijin Penelitian..............................................................
44
Lampiran 6.
Surat Balasan Ijin Penelitian ................................................
45
Lampiran 7.
Jadwal Penelitian Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok .............................
Lampiran 8.
Lampiran 9.
46
Daftar Responden Kelas X dan XI Semua Jurusan SMKN-1 Palangka Raya ......................................................
47
Tabel Kerjcie dan Morgan ....................................................
54
Lampiran 10. Indikator Pada Angket Yang Diteliti Tentang Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok .....................................................
55
Lampiran 11. Angket ..................................................................................
56
Lampiran 12. Lembar Penilaian Validitas Isi 1 dan 2 Terhadap Angket Bahaya Merokok...................................................................
59
Lampiran 13. Tabel Product Moment (r) ....................................................
67
Lampiran 14. Hasil Uji Validitas Angket Menggunakan SPSS Versi 16.00.....................................................................................
68
Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas Angket Menggunakan SPSS Versi 16.00 ....................................................................................
69
Lampiran 16. Nilai Skor Jawaban Responden ...........................................
68
Lampiran 17. Perhitungan Persentase Angket ............................................
70
Lampiran 18. Foto-Foto Penelitian..............................................................
74
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru di dunia ini, tetapi telah ada sejak lama di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat mudah untuk didapatkan. Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan rokok dapat dijumpai di hampir setiap toko-toko, warung dan supermarket. Begitu juga dengan para pengguna rokok, dapat membeli rokok dan menggunakannya secara bebas. Perilaku merokok sampai saat ini dianggap wajar dilakukan oleh kaum pria. Bahkan timbul sebutan “tidak wajar” atau “tidak keren” ketika pria dewasa tidak merokok. Penelitian kualitatif menekankan bahwa merokok diterima sebagai bagian perilaku normal bagi laki-laki, bahkan dianggap sebagai simbol kejantanan (Ng, 2007). Laporan terakhir dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengenai konsumsi tembakau dunia, angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia, dengan 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan usia 10 tahun keatas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010, persentase usia mulai
merokok di Indonesia yaitu pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3% dan pada usia >30 tahun sebesar 3,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling banyak mulai merokok pada usia remaja. Sementara itu, data Riskesdas 2007 dan 2010 terlihat bahwa perilaku merokok dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan untuk dimulai pada usia yang semakin muda (Tannos, 2011). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada 2010 mengungkap
populasi perokok di Kalimantan Tengah tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia, mencapai 43,2%. Sementara populasi perokok paling rendah ada di
2
Sulawesi Tenggara 28,4%. Sekitar 52,3% perokok di Indonesia mengisap 1-10 batang per hari. Sisanya 41% mengisap 11-20 batang per hari, 4,7% mengisap 21-30 batang per hari dan hanya 2,1% yang sanggup menghabiskan lebih dari 31 batang per hari. Perokok yang mengkonsumsi lebih dari 31 batang per hari biasanya dikategorikan sebagai perokok berat. Dengan asumsi waktu istirahatnya 8 jam per hari maka 31 batang rokok dihabiskan oleh seorang perokok berat dalam sisa waktu 16 jam atau rata-rata 1 (satu) batang per 30 menit. Pandangan terhadap perilaku merokok bermunculan dari berbagai perspektif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok merupakan perilaku yang sudah dianggap wajar oleh para remaja. Menteri Kesehatan yang saat itu menjabat mengatakan bahwa melalui iklaniklan produk rokok dibuat iklan dengan figur-figur yang terlihat “keren” yang kemudian membuat orang menganggap merokok sebagai hal yang “keren”. Mereka juga pakai kata-kata Mild dan Low Tar, seolah rokok-rokok itu dampaknya lebih ringan dari rokok yang lain, padahal kenyataannya tidak demikian. Berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan Intelligence Quotients (IQ). Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap (Ocha, 2012). Hal ini menyatakan bahwa masalah merokok merupakan masalah yang serius, mengingat merokok mempunyai dampak yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada perokok itu sendiri maupun orang disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Setiap tahunnya angka kematian terus meningkat, salah satunya dikarenakan jumlah perokok yang terus bertambah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi
3
pekerti, meningkatkan ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali diri menuju ke arah pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup di masyarakat. Sekolah SMKN-1 Palangka Raya merupakan sekolah menengah kejurusan yang jumlah siswanya kebanyakannya adalah siswa laki-laki yang bersekolah di SMKN-1 Palangka Raya. Berdasarkan pada saat peneliti melakukan observasi, banyak ditemukan siswa laki-laki SMKN-1 Palangka Raya yang masih berada di luar lingkungan sekolah dengan menggunakan pakaian seragam sekolah sambil merokok di jalan. SMKN-1 Palangka Raya memiliki peraturan di mana siswa tidak boleh merokok di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, hal ini terlihat dari peraturan sekolah yang tegas. Apabila
merokok di lingkungan sekolah maka akan langsung diberi
peringatan karena termasuk pelanggaran yang berat. Sekolah
SMKN-1
Palangka Raya untuk memberikan pengetahuan kepada siswanya dengan mengadakan kegiatan di mana ada penyuluhan yang dilakukan oleh dinas kesehatan datang ke sekolah memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok untuk menambah wawasan pengetahuan siswa di SMKN-1 Palangka Raya. Fenomena siswa yang merokok di luar lingkungan sekolah inilah yang membuat peneliti merasa ingin mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok di mana siswa laki-laki di SMKN-1 Palangka Raya terdapat banyaknya laki-laki yang masih terdapat merokok. Siswa SMKN-1 Palangka Raya juga sudah mendapatkan penyuluhan dari dinas kesehatan tetapi masih terdapat ada beberapa siswa laki-laki yang merokok di jalan, terlihat di samping itu rokok juga berdampak buruk bagi siswa karena dapat mempengaruhi perkembangan dari daya serap otak siswa bahaya rokok pun sudah tertera pada bungkus depan rokok bisa membunuh. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok”.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang timbul dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Angka perokok di Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia yaitu 46,8% laki-laki menurut World Health Organization (WHO). 2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling banyak mulai merokok pada usia remaja yaitu 15-19 tahun sebesar 43,3%. 3. Banyak ditemukan siswa SMKN-1 Palangka Raya yang masih berada diluar lingkungan sekolah dengan menggunakan pakaian seragam sekolah sambil merokok di jalan. C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah pada tingkat siswa lakilaki Kelas X dan XI SMKN-1 Palangka Raya. D. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan yaitu bagaimana tingkat pengetahuan seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap bahaya merokok. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang penulis harapkan dan penelitian ini adalah: 1. Bagi Institusi Sekolah Diharapkan kepala sekolah agar dapat bekerja sama dengan orang tua serta masyarakat dalam mengawasi para siswa untuk mematuhi peraturan sekolah terutama dalam hal merokok.
5
2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa mengenai bahaya merokok, agar siswa semakin mantap untuk menghindari merokok, karena bahaya merokok sangat banyak. 3. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai referensi pada penelitian selanjutnya, khususnya penelitian tentang bahaya merokok.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengetahuan Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan berasal dari kata tahu yaitu mengerti sesudah melihat, memahami, kenal, mengenal, mengerti, pernah, pandai dan cakap. Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui kepandaian. Notoatmodjo (2010), menyatakan pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Suriasumantri (2005), menjelaskan pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dan pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya. B. Pengertian Usia Menurut Zaka, (2012) tahap-tahap perkembangan manusia dari masa balita, remaja, dewasa, dan manula sebagai berikutr: 1.
Masa Balita (0-4 tahun) Masa balita (bawah lima tahun)
merupakan awal masa
pertumbuhan di luar rahim. Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Di dalam rahim, pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Di luar rahim, paruparu mulai berfungsi. Pertukaran gas melalui paru-paru. Di dalam rahim, suhu tubuh konstan (tetap). Di luar rahim, bayi mendapat pengaruh dari suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kekebalan tubuh belum berkembang. Karena itu, balita mudah terkena serangan penyakit. Imunisasi dapat membentuk kekebalan tubuh balita.
7
2.
Masa Kanak-kanak (5-11 tahun) Masa kanak-kanak adalah lanjutan dari masa balita. Pada masa ini telah diproduksi hormon seks namun masih rendah. Anak-anak mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang cepat, oleh karena itu memerlukan gizi yang cukup dan lingkungan yang baik.
3.
Masa Remaja (12-17 tahun) Terdapat perbedaan menyolok antara remaja pria dan remaja wanita. Hal ini disebabkan oleh perbedaan hormon. Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu. Hormon beredar di dalam darah guna mempengaruhi fisiologi dan perkembangan tubuh. Teradapat
berbagai
hormon di dalam
tubuh,
misalnya
hormon
pertumbuhan dan hormon seks. Pada masa kanak-kanak, produksi hormon seks rendah. Ketika mencapai remaja di dasar otak dilepaskan hormon yang mempengaruhi pembentukan hormon berikutnya. Usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Pembagian masa remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 1518 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun (Papalia, 2001). Berbeda dengan pendapat Hurlock dan Ods, (1999) yang membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, sedangkan masa remaja akhir 17-18 tahun. Penulis menetapkan dalam penelitian ini subjek yang dipakai adalah remaja awal yang masih berusia 13 sampai 16 tahun. Menurut Papalia dan Olds tahun 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. 4.
Masa Dewasa (19-40 tahun) Masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun. Masa dewasa secara biologis ditandai dengan kesiapan bereproduksi dan secara psikologis memiliki kesiapan dan kematangan mental. Pertumbuhan fisik secara
8
memanjang (bertambah tinggi) masih berlangsung hingga 22 tahun. Biasanya tinggi dan berat badan konstan dan mulai bertambah berat setelah mencapai usia 32 tahun. Kematangan mental pria dicapai setelah usia 25 tahun, sedangkan pada wanita kemantangan mental lebih cepat. 5.
Masa Manula (>40 tahun) Manula (manusia usia lanjut) dimulai pada usia 40 tahun. Pertumbuhan sel-sel tidak secepat pengausan sel-sel sehingga terjadi kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Organ tubuh yang sering mengalami kemunduran adalah mata, telinga, dan pertumbuhan otot. Pada wanita, biasanya estrogen menurun sejak usia 40 tahun. Akibatnya ovulasi menurun dan siklus menstruasi terganggu. Kemampuan bereproduksi menurun dan jika terjadi kehamilan, biasanya beresiko tinggi. Kemampuan seksual mungkin tetap. Menurunnya produksi estrogen dapat berpengaruh pada bagian tubuh lain. Kekenyalan wajah menurun, terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Kekurangan estrogen dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan dari kedelai, misalnya tahu dan tempe. Pada pria, kemampuan menghasilkan sperma terus berlanjut tanpa batas. Walaupun demikian kualitas sperma yang dihasilkan menurun. Bayi yang dihasilkan dari pria manula sering menghasilkan kelainan fisik dan mental.
C. Pengertian Siswa Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa adalah murid. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dan berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis dan pendekatan edukatif/paedagogis (Pusat Bahasa, 2008).
9
D. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan Menurut Departemen Kesehatan RI, (2010) Tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan, pendidikan sekolah menengah kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. E. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (Aula, 2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok adalah gulungan tembakau yang dibakar dan diisap asapnya. Rokok sudah ada sejak jaman dulu. Manusia di dunia yang pertama kalinya merokok adalah suku Indian di Amerika, yang digunakan sebagai keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh (Pusat Bahasa, 2008). F. Jenis Rokok Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok (Aula, 2010). a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus 1) Klobot 2) Kawung
: Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
3) Sigaret 4) Cerutu
: Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau
10
b. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi 1) Rokok Putih
: Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2) Rokok Kretek
: Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3) Rokok Klembak : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya 1) Sigaret Kretek Tangan (SKT) Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. 2) Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok
yang
proses
pembuatannya
menggunakan
mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
11
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian: 1) Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. 2) Sigaret Kretek Mesin (SKM ) Rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. d. Rokok berdasarkan penggunaan filter 1) Rokok Filter (RF)
: Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
2) Rokok Non Filter (RNF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. G. Bahan Kimia yang Terkandung Dalam Rokok Berikut ini adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok: a. Nikotin, yang menyebabkan ketergantungan. Nikotin menstimulasi otak untuk terus menambah jumlah nikotin yang dibutuhkan semakin lama, nikotin dapat melumpuhkan otak dan rasa, serta meningkatkan adrenalin, yang menyebabkan jantung diberi peringatan atas reaksi hormonal yang membuatnya berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras. Artinya, jantung membutuhkan lebih banyak oksigen agar dapat terus mempompa. Nikotin juga menyebabkan pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung. b. Karbon monoksida, gas berbahaya pada asap rokok ini seperti ditemukan pada pembuangan mobil. Karbon monoksida menggantikan sekitar 15% jumlah oksigen, yang biasanya dibawa oleh sel darah merah, sehingga jantung si perokok menjadi berkurang suplai oksigennya. Hal ini sangat berbahaya bagi orang-orang yang menderita sakit jantung dan paru-paru, karena ia akan mengalami sesak napas ataupun napas pendek dan menurunkan stamina. Karbon monoksida juga merusak lapisan pembuluh
12
darah dan menaikkan kadar lemak pada dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. c. Tar adalah zat berwarna coklat berisi berbagai jenis hidrokarbon aromatik polisiklik, amin aromatik dan N-nitrosamine. Tar yang dihasilkan asap rokok akan menimbulkan iritasi pada saluran napas, menyebabkan bronchitis, kanker nasofaring dan kanker paru. d. Arsenic, sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari unsur-unsur berikut: 1) Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernapasan, bahkan merangsang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit tubuh. 2) Ammonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat pada permukaan lidah. e. Amonia, merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Saking kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan. f. Formic Acid, tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas, dan dapat mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. Bertambahnya zat itu dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat. g. Acrolein, sejenis zat yang tidak berwarna, seperti bagaimana aldehid. Zat ini diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan. h. Hydrogen Cyanide, merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan.
13
Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit
saja
cyanide
dimasukkan
kedalam
tubuh,
maka
dapat
mengakibatkan kematian. i.
Nitrous Oksida, sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terisap maka dapat menimbulkan rasa sakit.
j.
Formaldehyde, zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (Formalin).
k. Phenol, merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi beberapa zat organik, seperti kayu dan arang. Phenol terikat pada protein dan menghalangi aktivitas enzim. l.
Acetol, hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
m. Hydrogen Sulfide, sejenis gas beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen). n. Pyridine, cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebgai pelarut dan pembunuh hama. o. Methyl Chloride, campuran dari zat-zat bervalensi satu, yang unsur-unsur utamanya berupa hydrogen dan karbon. Zat ini merupakan komponen organik yang dapat beracun. p. Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gambaran menguap dan terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian (Aula, 2010). H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Finaliasari (2003) mengatakan bahwa zat yang terkandung dalam rokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, namun pada kenyataannya banyak individu yang memilih menjadi perokok. Beberapa
14
faktor yang menjadi penyebab perilaku merokok dikalangan remaja menurut Mu’tadin (2002) adalah sebagai berikut: a.
Pengaruh Orang Tua Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Perilaku merokok juga lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.
b.
Pengaruh Teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
demikian
sebaliknya.
Bachri
(dalam
Mu’tadin,
2002)
mengungkapkan bahwa di antara remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok. c.
Faktor Kepribadian Faktor kepribadian yang membuat individu mencoba untuk merokok adalah karena rasa ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri dari kebosanan. Namun, satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
d.
Pengaruh Iklan Menurut Juniarti (dalam Mu’tadin, 2002) melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau Glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
15
Sedangkan menurut Maman (2009) beberapa faktor yang berperan dalam perilaku merokok pada remaja, antara lain : 1) Faktor Individu Perilaku merokok pada remaja juga dapat timbul karena pengaruh emosi yang menyebabkan seorang individu mencari relaksasi. Saat ini para remaja menghadapi berbagai tuntutan, harapan, resikoresiko, dan godaan-godaan yang nampaknya lebih banyak dan kompleks daripada yang dihadapi para remaja generasi sebelumnya. Semua ini sangat berpotensi menyebabkan remaja merasa tertekan dan stres. Remaja yang mengalami stres ini sangat mungkin mengembangkan perilaku merokok sebagai suatu cara untuk mengatasi
stres
yang
mereka
hadapi
karena
kurangnya
perkembangan keterampilan menghadapi masalah secara kompeten dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Individu dengan dimensi kepribadian tertentu juga dapat menyebabkan mereka lebih sering mengalami di stres pribadi sehingga lebih mungkin untuk berperilaku merokok. Seperti dimensi kepribadian Neuroticism (kecenderungan umum untuk mengalami perasaan negatif dan stres) yang ternyata berhubungan dengan tingginya prevalensi perilaku merokok. 2)
Faktor Lingkungan Bandura dalam teori Social Learning berasumsi bahwa perilaku dan sistem nilai seorang remaja terbentuk oleh sekumpulan interaksi yang kompleks antara hubungan-hubungan sosial interpersonal. Menurut Jessor (dalam Maman, 2009) perilaku bermasalah pada remaja, termasuk merokok, merupakan hasil interaksi antara variabel interpersonal seperti kepribadian, sikap, dan perilaku, dengan sistem lingkungan, termasuk lingkungan keluarga dan teman sebaya.
3)
Faktor Demografis Beberapa faktor demografis yang berhubungan dengan perilaku merokok adalah usia, jenis kelamin, ras dan etnis, serta tingkat sosial
16
ekonomi. Status sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pekerjaan, pendidikan dan penghasilan juga mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan perilaku merokok. Dalam sebuah penelitian di Finlandia Timur, ditemukan bahwa status sosial ekonomi khususnya tingkat pendidikan mempunyai keterhubungan yang kuat dengan perilaku merokok. Seperti hasil penelitian Rachiotis dkk (2008) dalam penelitian lain menemukan bahwa usia yang semakin tua, jenis kelamin pria dan tingkat pendidikan orang tua yang semakin rendah berhubungan secara signifikan dengan perilaku merokok saat ini. Selain itu, Hansen (dalam Nasution, 2007) juga mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok diantaranya yaitu : a. Faktor Lingkungan Sosial Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, danperhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku dengan cara memperhatikan lingkungan sosialnya, seperti teman sebaya, orang tua, saudara-saudara dan media. b. Faktor Demografis Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa semakin banyak, akan tetapi pengaruh jenis kelamin sudah tidak terlalu berperan karena sekarang ini baik laki-laki maupun perempuan sudah merokok. c. Faktor Sosial-Kultural Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan, dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku individu. Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja, faktor-faktor tersebut antara lain: faktor kepribadian, faktor lingkungan (seperti pengaruh orang tua, teman, dan iklan), usia, jenis kelamin, kelas sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain.
17
I. Dampak Rokok Terhadap Kesehatan Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian individu dan telah meluas di masyarakat. Bahkan kebiasaan ini sulit untuk dihilangkan, apalagi bagi seorang perokok yang memiliki alasan ingin mengalihkan diri dari stres dan tekanan emosi, akan lebih sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan tersebut. Bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh pakar kesehatan, dan efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Adapun bahaya-bahaya rokok bagi kesehatan tubuh menurut Jaya (2009) adalah sebagai berikut: 1. Merokok menyebabkan antibodi menurun. Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat didalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan menyebabkan gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. 2. Penyakit kanker paru-paru, penyebab utama dari kanker paru adalah asap rokok. 3. Ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh, diantaranya adalah otak, mulut dan tenggorokan, jantung, dada, paru-paru, hati, perut, ginjal dan kandung kemih, reproduksi pria, reproduksi perempuan, dan kaki. 4. Rokok mempercepat penuaan dr. Sri L. Wihardi ahli penyakit kulit dan kelamin, mengungkapkan bahwa asap rokok tenyata bisa membuat perokok jadi cepat tua, karena asap rokok secara langsung bisa merusak sel-sel saluran pernafasan. Oksidan dan yang terinhalasi terlalu banyak, tidak dapat dinetralkan lagi oleh sistem antioksidan. Selanjutnya oksidan rokok akan merangsang sel-sel paru untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase.
18
5. Rokok membuat bibir berwarna hitam, dr. Hendrawan Nadesul pakar kecantikan, mengungkapkan bahwa efek rokok akan menyebabkan bibir berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu. Saat rokok dihisap, panas rokok mengenai bibir juga, makin lama bibir makin terlihat kehitam-hitaman. Pada perokok aktif faktor risiko penyakit yang diderita adalah penyakit jantung koroner, diabetes, dan masalah yang berkaitan dengan akhir kehamilan seperti, berat badan lahir rendah, prematur, dan rusaknya plasenta. Sedangkan pada perokok pasif yang terpapar lingkungan dengan asap rokok, berhubungan dengan kanker paru dan penyakit saluran pernafasan (Baequni dan Nasir, 2004). J. Dampak Perilaku Merokok Menurut Wijaya (2011) dampak buruk rokok terhadap kesehatan pertama kali ditemukan pada tahun 1951, sejak itu banyak penelitian yang membuktikannya. Dampak rokok terhadap kesehatan sering disebut sebagai “Silent Killer” karena timbul secara perlahan dan dalam tempo yang relatif lama, tidak langsung dan tidak nampak secara nyata. Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor resiko bagi banyak penyakit tidak menular yang berbahaya. Merokok juga dapat mengurangi separuh usia hidup penggunanya dan 50% dari kematian tersebut terjadi pada usia 30-69 tahun. Sedangkan Odgen (dalam Nasution, 2007) membagi dampak perilaku merokok menjadi dua, yaitu ; a. Dampak positif Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Para perokok tersebut menyatakan bahwa merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smet (dalam Nasution, 2007) menyebutkan keuntungan dari merokok (terutama bagi perokok) yaitu dapat mengurangi ketegangan, meningkatkan konsentrasi dan rasanya menyenangkan.
19
b.
Dampak negatif Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Menurut Sitepoe (2000), berbagai jenis penyakit yang dapat dipicu karena merokok antara lain: penyakit kardiovaskular, neoplasma (Kanker), saluran pernafasan, peningkatan tekanan darah, penurunan vertilitas (Kesuburan), sakit maag, gangguan pembuluh darah, ambliyopia (Penglihatan Kabur), kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi udara dalam ruangan sehingga terjadi iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Selain itu, Komalasari dan Helmi (2000) juga mengatakan bahwa
perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang disekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti Nikotin, CO (Karbon Monoksida) dan Tar akan memacu kerja dari
susunan
syaraf
pusat
dan
susunan
syaraf
simpatis
sehingga
mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru dan bronchitis kronis. Bagi ibu hamil, rokok dapat menyebabkan kelahiran premature, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami gangguan dalam perkembangan Sedangkan jika dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri maupun bagi orang di sekeliling perokok tersebut.
20
K. Sejarah Sekolah SMKN-1 Palangka Raya Sekolah menengah kejuruan Negeri 1 Palangka Raya (SMKN-1), awalnya adalah sekolah teknologi menengah swasta yang dikelola oleh PEMDA Tingkat I Kalimantan Tengah sejak tahun 1969 s/d 1978 dengan nama STM PEMDA. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud No. 0299/1978 tanggal 15 oktober 1978 ditetapkan menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 1 (STM Negeri 1) Palangka Raya. Seiring dengan perkembangan zaman, berdasarkan surat keputusan kepala bidang pendidikan menengah kejuruan provinsi Kalimantan Tengah No.1238/1.25.10/kp/1997 tanggal 24 maret 1997 tentang validasi perubahan nomenklatur SMKTA dari STM Negeri 1 Palangka Raya menjadi SMK Negeri 1 Palangka Raya (Herisiswadi, 2013). SMK Negeri 1 Palangka Raya berdiri diatas sebidang tanah seluas 32.714 m2 yang terletak di Jl. Tambun Bungai No.77 yang menghubungkan antara Jalan Ahmad Yani (Jalan Protocol) dengan jalan Diponegoro, sehingga untuk sampai di sekolah SMK Negeri 1 Palangka Raya jika berjalan kaki baik dari jalan A.Yani maupun jalan di Ponegoro hanya memerlukan waktu 5 (lima) menit atau berjarak kurang lebih 250 M. Selain itu untuk mencapai sekolah SMK Negeri 1 Palangka Raya dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai macam alat transportasi baik angkutan umum maupun pribadi. SMK Negeri 1 Palangka Raya awalnya hanya memiliki 3 (tiga) jurusan yaitu: 1.
Bangunan Gedung
2.
Listrik
3.
Mesin Seiring dengan pemenuhan akan kebutuhan tenaga kerja yang
diperlukan oleh pemerintah daerah serta dunia usaha/industri maka dari 3 (tiga) jurusan yang ada dikembangkan lagi menjadi 5 (lima) program keahlian yaitu: 1.
Bangunan Gedung
2.
Elektronika Komunikasi
21
3.
Listrik Instalasi
4.
Mesin
5.
Otomotif Setelah pemerintah melalui departemen pendidikan dan kebudayaan
harus segera mempersiapkan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan dan pelatihan, untuk itu sejak diberlakukannya kurikulum 1984, maka 5 jurusan yang ada dikembangkan lagi menjadi 10 program keahlian diantaranya: 1.
Teknik Konstruksi Batu Dan Beton
2.
Teknik Gambar Bangunan
3.
Teknik Survey Dan Pemetaan
4.
Teknik Kerja Kayu
5.
Teknik Audio Video
6.
Teknik Instalasi Listrik
7.
Teknik Rekayasa Perangkat Lunak
8.
Teknik Pemesanan
9.
Teknik Las
10. Teknik Otomotif L. Visi dan Misi SMKN-1 Palangka Raya Visi
: Terwujudnya iklim kerja yang kondusif agar seluruh warga sekolah merasa memiliki sekolah serta menyiapkan lulusan yang berkulaitas unggul yang dibutuhkan masyarakat/dunia kerja dan atau mandiri melalui pola pendidikan dan pelatihan sistem ganda.
Misi
: Menyiapkan tenaga ahli teknik tingkat menengah kreatif, inovatif, berbudi, luhur, dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa sehingga mampu bersaing dalam menghadapi era pedagangan bebas/era globalisasi. Dengan pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG) menyiapkan lulusan yang berjiwa “Isen Mulang” menyongsong era otonomi
daerah.
Memenuhi
kebutuhan tenaga
kerja
yang
berkarakter mandiri, disiplin, dan professional pada dunia kerja .
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMKN-1 Palangka Raya Jalan Tambun Bungai, pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 10 Juni 2014. B. Metode Penelitian Metode atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Metode penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan seluruh siswa lakilaki kelas X dan XI di SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X dan XI di SMKN-1 Palangka Raya yang berjumlah 635 siswa. 2. Sampel Sampel merupakan objek yang diteliti dianggap mewakili seluruh populasi disebut sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non random sampling dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Peneliti menggunakan teknik
pengukuran
sampel dalam
penelitian ini adalah Tabel Krejcie dan Morgan memberikan paduan dalam
23
bentuk tabel dalam menentukan jumlah anggota sampel dan populasi yang digunakan hanya untuk tingkat kesalahan 0,05% (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Berdasarkan data di SMKN-1 Palangka Raya, jumlah siswa lakilaki kelas X dan XI 635 siswa, jumlah penentuan sampel dari suatu populasi menurut tabel Krejcie dan Morgan dengan tingkat kesalahan 0,05% yang mendekati 635 yaitu 650 jumlah anggota populasi, jadi jumlah anggota sampel yang digunakan adalah 242 siswa. D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). Tabel 1. Variabel Penelitian Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok No Variabel Definisi Operasional 1.
Variabel Bebas
Kemampuan
Tingkat Pengetahuan siswa pernyataan
2.
siswa tentang
menjawab bahaya rokok
SMKN-1 Palangka Raya
yang diperoleh melalui angket.
Variabel terikat
Bahaya yang disebabkan dari rokok
Bahaya Rokok
adalah penyakit jantung, kanker paruparu, gangguan pada kehamilan dan janin.
E. Instrument Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket.
24
Uji Instrument data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Uji Validitas Isi Validitas isi menunjuk pada sejauh mana isi perangkat soal tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran validitas ini adalah kesesuaian antara materi ujian dan materi yang telah dipelajari. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistik melainkan analisis rasional yaitu dengan melihat apakah butir-butirnya telah sesuai (Saifuddin, 2001). 2. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan dan kecermatan. Alat ukur itu dikatakan sah atau valid bila alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang hendak diukur (Machfoedz, 2010). Cara yang dapat digunakan untuk mencari homogenitas alat ukur adalah dengan mengkorelasikan nilai pengukuran dengan total nilai apabila korelasi tersebut signifikan, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan valid adapun kriteria valid atau tidaknya suatu variabel, adalah sebagai berikut: r hitung > r tabel, maka data dinyatakan valid r hitung < r tabel, maka data dinyatakan tidak valid (Nugroho, 2011). 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas instrument menunjukkan seberapa besar
suatu
instrumen tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat ukur pengumpul data reliabilitas instrumen yang semakin tinggi, menunjukkan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya (reliable). Metode pengukuran realibilitas yang sering digunakan adalah
metode
alpha
cronbach (a) akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0-1, yang dapat dikelompokkan dalam lima kelas. Nilai masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya seperti terlihat pada tabel berikut:
25
Tabel 2. Nilai Masing-Masing Kelas dan Tingkat Reliabilitas Nilai Alpha Crobanch 0,00-0,20
Tingkat Reliabilitas Kurang Reliabel
0,20-0,40
Agak Reliabel
0,40-0,60
Cukup Reliabel
0,60-0,80
Reliabel
0,80-1,00
Sangat Reliabel
(Saifuddin, 2001). F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah berupa angket (Kuesioner). Angket adalah suatu cara pengumpulan data dan atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) (Notoatmodjo, 2010). Angket tertutup ini menggunakan dengan sifat angket unfavorable dan favorable. Angket tertutup yaitu apabila disampaikan langsung kepada orang lain yang dimintai informasinya tentang diri sendiri. Angket yang digunakan berupa angket tertutup dengan menggunakan skala Guttman untuk jawaban yang tegas dan konsisten yaitu Benar dan Salah (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3. Distribusi Skor Angket Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok No. Kategori Jawaban Skor Jawaban 1
Jawaban Benar
1
2
Jawaban Salah
0
Item-item angket dibuat bervariasi antara pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable, hal ini untuk menghindari stereotipe jawaban. Stereotipe adalah kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu kelompok tehadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang lain. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang memihak objek penelitian, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung atau memihak objek penelitian.
26
Tabel 4. Penilaian Untuk Item-Item Angket Berdasarkan Sifat Unfavorable dan Favorable. No. Kategori Jawaban Penilaian Benar
Salah
1
Favorable
1
0
2
Unfavorable
0
1
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus persentase. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan hasil dan penelitian. Rumus Persentase: P = f x100% N
Keterangan: P
= Persentase
f
= Frekuensi Jawaban
N
= Jumlah Sampel
100%= Pengali Tetap (Sibagariang, 2010) Pengukuran pengetahuan responden didasarkan pada
jawaban
responden dan semua pernyataan yang diberikan dengan menggunakan kategori yaitu : 1. Kategori Baik, apabila responden mendapat nilai > 75% 2. Kategori Cukup, apabila responden mendapat nilai 40-75% 3. Kategori Kurang, apabila responden mendapat nilai < 40% (Sitorus, 2007).
27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan penyajian analisa data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Angket disebarkan kepada 242 siswa laki-laki kelas X dan XI untuk semua jurusan di SMKN-1 Palangka Raya yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari 10 item pernyataan pada angket tentang Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok, selanjutnya dibuat tabel persentase (%) dari setiap item yang kemudian akan dianalisa untuk penarikan suatu simpulan. B. Hasil Penelitian Tabel 5. Karakteristik Responden Menurut Umur Umur 15-16 Tahun 17-18 Tahun Jumlah (N)
Jumlah 158 84 242
Persentase (%) 65,28% 34,71% 100%
Sumber : Data Primer Yang Diperoleh Tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden pada umur 15-16 tahun yaitu sebanyak 158 responden dengan persentase 65,28% dan responden pada umur 17-18 tahun yaitu sebanyak 84 responden dengan persentase 34,71%. Hasil pengumpulan data angket terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok yang berisi 10 item pernyataan dapat dipaparkan dengan tabel sebagai berikut:
28
Tabel 6.
Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok Hasil
No.
Pernyataan Mengetahui
1
Rokok bukan suatu zat adiktif yang
55,78%
Tidak Mengetahui 44,21%
dapat menimbulkan rasa ketagihan. 2
Rokok
tidak
terdiri
dari
3
35,95%
64,04%
komponen utama yaitu Tar (bahan kimia
beracun
menyebabkan (bahan
yang
dapat
kanker),
kimia
yang
Nikotin membuat
ketagihan dan ketergantungan) dan Karbon Monoksida (gas yang dapat mengurangi
kemampuan
darah
membawa oksigen). 3
Faktor-faktor
yang
tidak
58,67%
41,32%
mempengaruhi perilaku merokok terhadap remaja antara lain faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Demografi). 4
Perokok pasif adalah seseorang
57,02%
42,97%
yang merokok menyatakan tentang perokok pasif. 5
Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya kanker paru-paru.
5,37%
94,62%
29
6
Perokok
pasif
memiliki
65,28%
34,71%
89,25%
10,74%
kemungkinan lebih besar dengan perokok
aktif
untuk
terkena
kanker paru-paru. 7
Bahaya rokok tidak mempengaruhi gigi dan bau mulut.
8
Perilaku
merokok
tidak
85,95%
14,04%
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri maupun bagi orang disekeliling perokok tersebut. 9
Asap
rokok
tidak
dapat
71,48%
28,51%
menimbulkan perokok jadi cepat tua. 10
Merokok tidak dapat mengurangi
80,16%
19,83%
604,91%
394,99%
60,49%
39,49%
usia hidup penggunanya. Jumlah Keseluruhan
Diagram Batang Distribusi Jawaban Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
Mengetahui
Tidak Mengetahui
Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
30
Dari data diatas diketahui bahwa rata-rata tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok didapatkan hasil rata-rata persentase 60,49% termasuk dalam kategori yaitu cukup. C. Pembahasan Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia dalam konsumsi tembakau. Angka prevalensi merokok di Indonesia mencapai 49,9%. Hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010
menunjukan bahwa persentase usia remaja mulai merokok di Indonesia yang terbesar adalah pada usia 15-19 tahun yaitu sebesar 43,3%. Kategori umur yang diteliti pada penelitian ini yaitu siswa SMKN-1 Palangka Raya pada usia 15-16 tahun pada kelas X sedangkan untuk usia 1718 terdapat di kelas XI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap bahaya merokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Deskriptif yaitu melihat gambaran tentang tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya kelas X dan XI tentang bahaya merokok, pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 242 yang ditentukan berdasarkan tabel Kerjcie dan Morgan dari 635 populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang terdiri 10 item pernyataan, pernyataan ini memuat 4 indikator yang berbeda yang kemudian akan digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya terhadap bahaya merokok. Indikator yang digunakan yaitu bahan kimia yang terkandung dalam rokok, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, dampak merokok terhadap kesehatan dan dampak perilaku merokok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket yang telah melalui tahap uji validitas isi, uji validitas dan uji reliabilitas dengan dengan Software SPSS Versi 16.00 For Windows. Hasil pengujian validitas untuk 10 item pernyataan dinyatakan valid karena masing-masing variabel yang diuji memiliki koefisien korelasi (r hitung) lebih besar dari r
31
tabel (0,361) sehingga 10 item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penyebaran angket penelitian. Sedangkan Uji reliabilitas diketahu nilai Alpha Cronbach untuk tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok yaitu sebesar 0,500
dari total seluruh pernyataan yang
artinya angket cukup reliabel. Angket dalam penelitian bersifat
favorable dan unfavorable.
Favorable merupakan pernyataan yang bersifat positif dengan penilaian yaitu apabila dijawab benar mendapatkan skor 1 dan salah mendapatkan skor 0, sedangkan unfavorable merupakan pernyataan yang bersifat negatif dengan penilaian apabila dijawab benar mendapatkan skor 0 dan salah mendapatkan skor 1. Indikator pertama teridiri dari 2 pernyataan mengenai bahan kimia yang terkandung dalam rokok. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item 1 yang bersifat unfavorable, 107 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 44,21% dan
135 responden menjawab salah
dengan persentase sebesar 55,78%. Data tersebut menunjukkan 55,78% responden mengetahui bahwa rokok merupakan suatu zat adiktif yang dapat menimbulkan rasa ketagihan. Hal ini disebabkan karena sebelumnya responden telah menerima penyuluhan dari dinas kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item 2 yang bersifat unfavorable, 155 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 64,04% dan 87 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 35,95%. Data tersebut menunjukkan hanya 35,95% responden yang mengetahui bahwa rokok terdiri dari 3 komponen utama yaitu Tar (bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker), Nikotin (bahan kimia yang membuat ketagihan dan ketergantungan) dan Karbon Monoksida (gas yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen). Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden belum mengetahui tentang bahan kimia yang terkandung dalam rokok. Indikator kedua hanya terdiri dari 1 pernyataan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok. Berdasarkan data yang diperoleh
32
untuk pernyataan item 3 yang bersifat unfavorable, 100 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 41,32% dan 142 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 58,67%. Data
tersebut menunjukkan 58,67%
responden mengetahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok terhadap remaja antara lain faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Demografi). Indikator ketiga terdiri dari 6 pernyataan mengenai dampak rokok terhadap kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 4 yang bersifat unfavorable, 104 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 42,97% dan 138 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 57,02%. Dari data tersebut diketahui 57,02% responden mengetahui bahwa perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok tetapi ikut menghirup asap rokok dari seseorang merokok yang ada didekatnya. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 5 yang bersifat favorable, 13 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 5,37% dan 229 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 94,62%. Data
tersebut menunjukkan hanya 5,37% responden mengetahui bahwa
penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya kanker paru-paru. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 6 yang bersifat unfavorable, 84 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 34,71% dan 158 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 65,28%. Data tersebut menunjukkan diketahui 65,28% responden mengetahui bahwa perokok pasif memiliki kemungkinan sama dengan perokok aktif untuk terkena kanker paru-paru. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 7 yang bersifat unfavorable, 26 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 10,74% dan 216 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 89,25%. Data tersebut menunjukkan diketahui 89,25% responden mengetahui bahwa asap rokok dapat mempengaruhi gigi dan bau mulut. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 8 yang bersifat unfavorable, 34 responden menjawab benar dengan persentase sebesar
33
14,04% dan 208 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 85,95%. Data tersebut menunjukkan diketahui 85,95% responden mengetahui bahwa perilaku merokok menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri maupun bagi orang disekeliling perokok. Paparan dari bahanbahan yang terkandung dalam rokok bisa menimbulkan penyakit baik bagi perokok maupun orang yang berada disekelilingnya yang ikut menghirup asap rokok tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 9 yang bersifat unfavorable, 69 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 28,51% dan 173 responden menjawab salah dengan persentase sebesar 71,48%. Data tersebut menunjukkan diketahui 71,48% responden mengetahui bahwa asap rokok dapat menimbulkan perokok jadi cepat tua. Seorang ahli penyakit kulit dan kelamin mengungkapkan bahwa asap rokok tenyata bisa membuat perokok jadi cepat tua, karena asap rokok secara langsung bisa merusak sel. Indikator keempat hanya terdiri dari 1 pernyataan mengenai dampak perilaku merokok terhadap usia hidup penggunanya. Berdasarkan data yang diperoleh untuk pernyataan item nomor 10 yang bersifat unfavorable, 48 responden menjawab benar dengan persentase sebesar 19,83% dan
194
responden menjawab salah dengan persentase sebesar 80,16%. Data tersebut menunjukkan diketahui 80,16% responden mengetahui bahwa merokok dapat mengurangi usia hidup penggunanya. Penelitian membuktikan dampak rokok terhadap kesehatan sering disebut sebagai “Silent Killer” karena timbul secara perlahan dan dalam waktu yang relatif lama, tidak langsung dan tidak nampak secara nyata bahwa kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu faktor resiko penyebab kematian. Dari empat indikator yang digunakan maka dapat diperoleh gambaran mengenai tingkat pengetahuan SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok yaitu sebesar 60,94% dengan kata lain bahwa tingkat pengetahuan SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok termasuk dalam kategori cukup. Dalam hal ini pengetahuan siswa yang cukup ini diharapkan mampu
34
memberikan dampak positif dimana pengetahuan yang cukup baik terhadap rokok diharapkan dapat mengurangi dampak dari penggunaan rokok terhadap kesehatan tubuh.
35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh simpulan yaitu tingkat pengetahuan siswa SMKN-1 Palangka Raya tentang bahaya merokok termasuk dalam kategori cukup dengan hasil rata-rata persentase sebesar 60,94%. B. Saran Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu: 1. Bagi Pihak Sekolah Agar dapat memberikan contoh yang baik kepada para siswa serta meningkat penyuluhan dan pengetahuan kepada para siswa tentang bahaya merokok. 2. Bagi Para Siswa Agar dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara banyak bertanya terutama pada petugas kesehatan tentang bahaya merokok dan dapat sebagai bahan introspeksi diri tentang bahaya merokok pada kesehatan. 3. Bagi Petugas Kesehatan Agar meningkatkan penyuluhan dan pengetahuan kepada para siswa tentang bahaya merokok. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hal ini dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya dan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi pendidikan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Aula, E.L. 2010. Stop Merokok. Garailmu. Jogjakarata. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010.http://www.diskes.jabarprov.go.id/download.php?title=RISKESDAS %202010&sourc e=data/download/201121152334.pdf. Diakses pada tanggal 19 April 2014 (18.10). Bachri. 1991. Buletin RSKO. Dalam Mu’tadin, Z. 2002. “Remaja Dan Rokok”. http://herbalstoprokok.wordpress.com/2009/02/04/remaja-dan-rokok. Diambil pada tanggal 28 Mei 2014 (09.10). Baequni dan Nasir, NM. 2004. Islam dan Kesehatan. UIN Press. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan. Jakarta. Finaliasari, F.F. 2003. Hubungan Antara Personality Trait Extraversion dan Perilaku Merokok Pada Remaja Akhir. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta. Hansen. 2001. Sikap dan Perilaku. Dalam Nasution, I.K. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Herisiswadi. 2013. Visi dan Misi. http://30203494.siap sekolah.com/2013/10/04/visi-dan-misi/#.U7nF1kB5GXQ. Diakses pada tanggal 12 April 2014 (10.20). Herisiswadi. 2013. Sejarah Singkat. http://30203494.siapsekolah.com/2013/10/04/sejarah-singkat/#.U7nFOUB5GXQ. Diakses pada tanggal 12 April 2014 (09.10). Hurlock, E. 1999. Perkembangan Anak. Erlangga. Jakarta. Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Riz”Ma. Jogyakarta Jessor, R., Donovan, J. E., & Costa, F. M. 1991. Beyond adolescence: Problem behavior and young adult development. Dalam Maman. 2009. “Teori Perilaku Merokok”. http://unikunik. wordpress.com/2009/05/ 03/teoriperilaku-merokok/. Diakses pada tanggal 26 Mei 2014 (09.10).
37
Juniarti. 1991. Buletin RSKO. Dalam Mu’tadin, Z. 2002. “Remaja Dan Rokok”. http://herbalstoprokok.wordpress.com/2009/02/04/remaja-dan-rokok. Diambil pada tanggal 28 Mei 2014 (09.10). Komalasari, D; Helmi, A.F. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi. Vol. 9 No. 2. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Machfoedz, I. 2010. Cara Membuat Kuesioner Dan Penentuan Wawancara (Alat Ukur Penelitian) Bidang Kesehatan, Kedokteran, Keperawatan Dan Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta. Ng, N., L., Weinehall and A. Öhman, 2007. “„If I don‟t smoke, I‟m not a real man‟-Indonesian teenage boys‟views about smoking.Health Education ResearchVol22(6):794804”.http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/resea rch/transition-to adulthood/Policy Background %232 Smoking-Bhs Indonesia.pdf. Diakses pada tanggal 29 Mei 2014 (15.30). Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Nugroho, Y.A. 2011. It’s Easy Olah Data Dengan SPSS. Skripta Media Creative. Yogyakarta. Ocha. 2012. “Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Bahaya Merokok”. http://ocha-katacinta.blogspot.com Diakses pada tanggal 29 Mei 2014 (16.30). Odgen, J. 2000. Health Psychology. Dalam Nasution, I.K. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Papalia dan Olds, 2001. Masa Remaja. http://www.rumahbelajapsikologi.com. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2014 (16.30). Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rachiotis, G; Muula, A.S; Rudatsikira, E; Siziya, S; Kyrlesi, A; Gourgoulianis, K; Hadjichristodolou, C. 2008. Factors associated with adolescent cigarette smoking in greece: results from a cross sectional study (GYTS Study). BMC Public Health. Vol. 8 No. 313. Diakses pada tanggal 10 April 2014 (16.30). Saifuddin, A.C. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
38
Sibagariang E.E, Juliane, Rismalinda dan Siti N. 2010. Buku Saku Metodologi Penelitian. Trans Info Media. Jakarta. Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Sitorus. 2007. Aspek Pengukuran. http://www.efriyantisitorusblogspot.com. Diakses tanggal 02 Juni 2014 (15.10). Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Dalam Nasution, I.K. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Sunyoto, D dan Setiawan, A. 2013. Buku Ajar Statistik Kesehatan Paramatrik, Non Parametrik, Validasi Dan Reliabilitas. Nuha Medika. Yogyakarta. Suriasumantri, J.S. 2005. Filsafat Ilmu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Tannos, D. DHS News. Edisi 21 April 2011. “Usia perokok indonesia semakin muda”. http://klikdhs.com/ 2011/04/usia- perokok-indonesia-semakinmuda.html. Diambil pada tanggal 27 Mei 2014 (09.20). Wijaya, A.M. 2011. “Data dan Situasi Rokok (Cigarette) Indonesia Terbaru”.http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content& view=article&id=143:data-dan-situasi- rokok-cigarette-indonesia-terbaru. Diakses pada tanggal 28 Mei 2014 (19.10). WHO (World Health Organisation). 2011. “Who Report On The Global TobaccoEpidemic,2011”.http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/researc h/transition-toadulthood/Policy_Background%232SmokingBhs_Indonesia.pdf. Diakses pada tanggal 30 Mei 2014 (15.30). Zaka. 2012. Ciri-ciri manusia. http://www.zakaarticle.com/2012/12/ciri-cirimanusia-berdasarkan-usia.html. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014 (15.10).
39
40
Lampiran 1.
Gambar Depan SMKN-1 Palangka Raya
41
Lampiran 2.
Struktur Organisasi SMKN-1 Palangka Raya
42
Lampiran 3 Tata Tertib SMKN-1 Palangka Raya
43
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian
44
Lampiran 5.
Surat Ijin Penelitian
45
Lampiran 6. Surat Balasan Ijin Penelitian
46
Lampiran 7. Jadwal Penelitian Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok Maret April Mei Juni Jenis kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Observasi
x
Penyusunan proposal
x
Teknik pengumpulan data dan Analisis Data Penyusunan KTI Pendaftaran Ujian KTI Ujian dan Revisi KTI Menyerahkan KTI
x
x x
4
x x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
47
Lampiran 8.
Daftar Responden Kelas X dan XI Semua Jurusan SMKN-1 Palangka Raya
55 54
Lampiran 9. Tabel Kerjcie dan Morgan
55 56
Lampiran 10. Indikator Angket Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok Banyak No. Indikator Nomor Item Item 1
2
3 4
Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Rokok Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Dampak
Merokok
Kesehatan Dampak Perilaku Merokok
Terhadap
2
1 dan 2
1
3
6 1
4, 5, 6,7, 8 dan 9 10
57 56
Lampiran 11. Angket
ANGKET
Dengan Hormat, Bersama ini saya Marhamah, Mahasiswi Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya meminta bantuan kepada para siswa untuk mengisi angket di bawah ini. Adapun tujuan angket ini adalah untuk mengumpulkan data-data sebagai bahan untuk penelitian saya, yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMKN-1 Palangka Raya Tentang Bahaya Merokok”. Atas
perhatian dan kesediaan siswa untuk mengisi angket ini, saya
ucapkan terima kasih. I.
II.
Identitas Responden Nama
: ................................................................................................
Kelas
: ................................................................................................
Jurusan
: ................................................................................................
Umur
: ................................................................................................
Petunjuk Jawaban pernyataan-pernyataan ini sesuai dengan kenyataan yang ada dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.
57 58
III.
Pernyataan 1.
Rokok bukan suatu zat adiktif
yang dapat menimbulkan rasa
ketagihan. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah
2.
Rokok tidak terdiri dari 3 komponen utama yaitu Tar (bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker), Nikotin (bahan kimia yang membuat ketagihan dan ketergantungan) dan
Karbon
Monoksida (gas yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen). Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah 3. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perilaku merokok terhadap remaja antara lain faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Demografi).
Apakah
pernyataan
ini benar
menurut anda. a. Benar b. Salah 4. Perokok pasif adalah seseorang yang merokok. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a.
Benar
b.
Salah
5. Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya kanker paruparu. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a.
Benar
b.
Salah
58 59
6. Perokok pasif memiliki kemungkinan lebih besar dengan perokok aktif untuk terkena kanker paru-paru. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah
7.
Bahaya rokok tidak
mempengaruhi gigi dan bau mulut. Apakah
pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah 8. Perilaku merokok tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri maupun bagi orang disekeliling perokok tersebut. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah 9. Asap rokok tidak dapat menimbulkan perokok jadi cepat tua. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah 10. Merokok tidak dapat mengurangi usia hidup penggunanya. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar b. Salah
59 60
Lampiran 12. Lembar Penilaian Validitas Isi 1 dan 2 Terhadap Angket Bahaya Merokok
60 61
LEMBAR VALIDASI TERHADAP ANGKET TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMKN-1 PALANGKA RAYA TENTANG BAHAYA MEROKOK A. Petunjuk 1. Mohon agar Bapak/ Ibu memberikan penilaian ditinjau dari beberapa aspek yaitu materi angket, konstruksi angket, dan bahasa yang digunakan. 2. Untuk penisian tabel validasi, dimohon Bapak/ Ibu memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan penilaian Bapak/ Ibu. 3. Sebagai pedoman untuk mengisi
tabel validitas,
hal-hal yang perlu
dicermati a. Materi 1) Rumusan butir angket sesuai dengan indikator. 2) Batasan jawaban atau ruang lingkup yang di uji jelas, yaitu uraian singkat dan jawaban tertutup. b. Konstruksi 1) Rumusan butir angket tipe uraian singkat. 2) Rumusan butir angket tidak menimbulkan penafsiran ganda. c. Bahasa dan penulisan angket 1) Apakah angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar? 2) Apakah kalimat angket tidak komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan kata - kata yang dikenal siswa? 4. Untuk saran-saran revisi, Bapak/ Ibu dapat langsung menuliskannya pada naskah yang perlu direvisi, atau menuliskannya pada kolom saran yang kami sediakan.
61 62
62 63
64 63
64 65
LEMBAR VALIDASI TERHADAP ANGKET TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMKN-1 PALANGKA RAYA TENTANG BAHAYA MEROKOK A. Petunjuk 1. Mohon agar Bapak/ Ibu memberikan penilaian ditinjau dari beberapa aspek yaitu materi angket, konstruksi angket, dan bahasa yang digunakan. 2. Untuk pengisian tabel validasi, dimohon Bapak/ Ibu memberikan tanda cek
( √ ) pada kolom yang sesuai dengan penilaian Bapak/ Ibu.
3. Sebagai pedoman untuk mengisi
tabel validitas,
hal-hal yang perlu
dicermati a. Materi 1) Rumusan butir angket sesuai dengan indikator. 2) Batasan jawaban atau ruang lingkup yang di uji jelas, yaitu uraian singkat dan jawaban tertutup. b. Konstruksi 1) Rumusan butir angket tipe uraian singkat. 2) Rumusan butir angket tidak menimbulkan penafsiran ganda. c. Bahasa dan penulisan angket 1) Apakah angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar? 2) Apakah kalimat angket tidak komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan kata - kata yang dikenal siswa? 4. Untuk saran-saran revisi, Bapak/ Ibu dapat langsung menuliskannya pada naskah yang perlu direvisi, atau menuliskannya pada kolom saran yang kami sediakan.
65 66
66 67
67 68
Lampiran 13. Tabel Product Moment (r)
68 69
Lampiran 14. Hasil Uji Validitas Angket Menggunakan SPSS Versi 16.00
69 70
Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas Angket Menggunakan SPSS Versi 16.00
70 71
Lampiran 16. Nilai Skor Jawaban Responden Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
Keterangan : Benar: 1
3 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
Salah: 0
Butir Pernyataan 4 5 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
7 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
10 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1
Total 6 7 7 5 6 8 8 6 7 7 6 4 6 6 8 8 8 7 6 6 7 8 5 8 8 5 9 8 7 6
71 72
Lampiran 17. Perhitungan Persentase Angket
Rumus: P = f x 100% N
Keterangan: P
= Persentase
f
= Frekuensi Jawaban
N
= Jumlah Sampel
100%= Pengali Tetap
1. Rokok bukan suatu zat adiktif yang dapat menimbulkan rasa ketagihan. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 107 x 100% = 44,21%
b. Salah
P = 135 x 100% = 55,78%
242 242
2. Rokok tidak terdiri dari 3 komponen utama yaitu Tar (bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan kanker), Nikotin (bahan kimia yang membuat ketagihan dan ketergantungan) dan Karbon Monoksida (gas yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen). Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 155 x 100% = 64,04%
b. Salah
P = 87 x 100% = 35,95%
242 242
3. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perilaku merokok terhadap remaja antara lain faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor umur dan jenis kelamin (Demografi). Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 100 x 100% = 41,32 %
b. Salah
P = 142 x 100% = 58,67 %
242 242
72 73
4. Perokok pasif adalah seseorang yang merokok. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 104 x 100% = 42,97 %
b. Salah
P = 138 x 100% = 57,02 %
242 242
5. Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah satunya kanker paru-paru. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 13 x 100% = 5,37 %
b. Salah
P = 229 x 100% = 94,62%
242 242
6. Perokok pasif memiliki kemungkinan lebih besar dengan perokok aktif untuk terkena kanker paru-paru. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 84 x 100% = 34,71%
b. Salah
P = 158 x 100% = 65,28%
242 242
7. Bahaya rokok tidak
mempengaruhi gigi dan bau mulut. Apakah
pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 26 x 100% = 10,74%
b. Salah
P = 216 x 100% = 89,25%
242 242
8. Perilaku merokok tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan diri perokok sendiri maupun bagi orang disekeliling perokok tersebut. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 34 x 100% = 14,04%
b. Salah
P = 208 x 100% = 85,95%
242 242
73 74
9. Asap rokok tidak dapat menimbulkan perokok jadi cepat tua. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a.
Benar
b. Salah
P = 69 x 100% = 28,51% 242
P = 173 x 100% = 71,48% 242
10. Merokok tidak dapat mengurangi usia hidup penggunanya. Apakah pernyataan ini benar menurut anda. a. Benar
P = 48 x 100% = 19,83%
b. Salah
P = 194 x 100% = 80,16%
242 242
74 75
Lampiran 18. Foto-Foto Penelitian
Peneliti Memberikan Penjelasan Bagaimana Mengisi Angket
Peneliti Memperhatikan Siswa Saat Mengisi Angket
Siswa Pada Saat Mengisi Angket