DAMPAK AKSES AIR MINUM DAN SANITASI TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN The Impact of Drinking Water Acces and Sanitation to Walfare Improvement Deka Nata Kustanto Universitas Indonesia, Setditjen Cipta Karya Kementerian Pu Email:
[email protected]
Tanggal diterima: 25 Agustus 2015; Tanggal disetujui: 29 Oktober 2015
ABSTRACT Access to drinking water and safe sanitation are important in determining life expectancy. Construction of water and sanitation affect on health status, because the water and sanitation infrastructure is part of factors builder life expectancy . With increasing access to water and proper sanitation at the individual, household and society, will degrade society diseases and contribute to the increase in life expectancy resulting in an increase in the welfare of society. Using data from countries and cities in Indonesia in 1999 to 2013 to see the changes in life expectancy . We focused look at the role of water and sanitation because according to available data, there is a significant increase in household access to drinking water and improvement of sanitation. This variable will be used in explaining the variation in life expectancy changes. This paper will contribute to the development of health by looking at the factors that determine the increase in life expectancy in developing countries. Keywords: Welfare, Life Expectancy, Drinking Water Access and Sanitation
ABSTRAK Akses air minum dan sanitasi yang aman penting dalam menentukan harapan hidup. Pembangunan bidang air dan sanitasi mempengaruhi derajat kesehatan, karena prasarana air dan sanitasi merupakan bagian faktor pembangun angka harapan hidup. Dengan peningkatan akses air dan sanitasi yang layak di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat, akan menurunkan penyakit berbasis masyarakat dan memberikan kontribusi dalam peningkatan angka harapan hidup yang berakibat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan menggunakan data kabupaten dan kota di Indonesia tahun 1999 sampai dengan 2013 untuk melihat perubahan angka harapan hidup. Kami lebih fokus melihat peran air dan sanitasi karena menurut data yang ada, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap akses rumah tangga memperoleh air minum serta peningkatan sanitasi yang layak. Variable ini akan digunakan dalam menjelaskan perubahan variasi harapan hidup. Makalah ini akan memberikan kontribusi perkembangan kesehatan dengan melihat faktor-faktor yang menentukan peningkatan harapan hidup di Negara berkembang. Kata Kunci : Kesejahteraan, Angka Harapan Hidup, Akses Air Minum dan Sanitasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Kesejahteraan suatu negara dapat diukur dari sisi ekonomi, maupun kesehatan. Dari sisi ekonomi dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto Per Kapita (PDB per kapita). Sisi kesehatan, kesejahteraan dapat diukur dengan menggunakan angka harapan
hidup. Individu yang kesehatannya baik akan lebih produktif di tempat kerja dan dapat memperoleh pendapatan yang tinggi. Orang yang sehat juga akan menunjang produktivitasnya dengan pendidikan dan menambah tabungan untuk masa tua . Kesejahteraan dilihat dari sisi kesehatan telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian yang
173
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.7 No.3, November 2015, hal 173 - 179
dilakukan sebelumnya. (Becker 2005) melihat kesejahteraan yang diwakilkan oleh Life Expectancy mempunyai hubungan yang penting dengan kualitas hidup yang diproksikan oleh pendapatan per kapita. Penelitian Becker selanjutnya digunakan sebagai acuan oleh (Soares 2007) untuk melihat hubungan pendapatan dengan kesejahteraan yang diukur menggunakan Life Expectancy di Brazil yang menunjukan hubungan yang positif.
Table 1.1 menunjukan pada negara dengan high income, angka harapan hidupnya lebih tinggi
dibandingkan dengan negara middle dan low income. Selain itu Negara dengan high income juga mempunyai akses air minum dan sanitasi yang baik, sehingga dengan sanitasi yang baik akan berakibat meningkatkan life expectancy lebih tinggi. Sementara pada negara middle income dan low income, akses air minum dan sanitasi masih rendah sehingga angka harapan hidup pada negara tersebut juga rendah. Dari data di atas terdapat hubungan yang positif antara akses sanitasi dan air minum terhadap angka harapan hidup dan level income.
Tabel 1.1 International Life Expectancy, Improved Water, and Improved Sanitation
NEGARA
Life Expectancy
High Income Middle Income Low Income Indonesia Sumber : World Bank, 2015
Improved Water
Improved Sanitation
1999
2013
1999
2013
1999
2013
75.19
79.14
94.39
97.3
95.05
96.25
65.58 50.58 65.84
70.06 59.2 70.81
Data diatas menunjukan life expectancy yang menunjukkan jumlah bayi yang baru lahir akan hidup jika angka kematian yang berlaku saat lahir sama sepanjang tahun. Improved water menunjukan presentase penduduk yang menggunakan sumber air minum berupa air sambungan pipa (ledeng) dan sumber air lainnya yang layak untuk dikonsumsi seperti sumur bor, sumur galian dan mata air yang terlindungi. Sedangkan improved sanitation merupakan presentase penduduk yang menggunakan fasilitas sanitasi yang memisahkan penggunaan sendiri, bersama dan umum serta menggunakan saluran pembuangan berupa septic tank dan menggunakan jamban.
71.08 40.47 67.5
86.24 54.93 78
51.32 19.01 45.9
63.2 27.26 59.7
Indonesia sendiri kondisinya hampir sama dengan negara yang memiliki level middle income. Pada table 1.1 dapat dilihat terdapat perkembangan akses air minum dan sanitasi dari 71 pada tahun 1999 menjadi 86 pada tahun 2013. Seiring dengan peningkatan akses air minum dan sanitasi terjadi peningkatan juga pada Life Expectancy dari 65 tahun 1999 menjadi 70 pada 2013. Dengan kondisi Indonesia yang termasuk kategori negara middle income, kita akan menguji apakah hubungan yang positif antara akses air minum dan sanitasi terhadap life expectancy dan welfare berlaku juga di Indonesia.
LIFE EXPECTANCY
100
90 80 70 60
pdrb
50 40 0
50 000
100 000
150 000
2000 000
PDRB PER KAPITA Sumber : BPS, 2013
174
Grafik 1.1 Hubungan Life Expectancy dengan PDRB Per Kapita
Dampak Akses Air Minum dan Sanitasi terhadap Peningkatan Kesejahteraan Deka Nata Kustanto
Penelitian tentang Life Expectancy sudah banyak dilakukan, namun masih belum banyak yang menghubungkan dampak akses air minum dan sanitasi terhadap Life Expectancy. (Jafar 2013) melihat faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi Life Expectancy pada 91 Negara dengan pendapatan Low, Middle, dan High. Factor non ekonomi, salah satunya dilihat dari akses air minum dengan menggunakan persentase total penduduk yang tidak menggunakan akses air minum yang aman. (Shan 2014) melihat Life Expectancy pada 30 Negara OECD, namun belum melihat dampak akses air minum dan sanitasi terhadap Life Expectancy.
Penelitian tentang Life Expectancy juga sudah pernah dilakukan di Indonesia. Salah satunya (Sugiantari et al 2013) yang melihat faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup yang dilakukan pada propinsi Jawa Timur pada tahun 2010. Penelitian tersebut belum menggunakan variabel akses air minum dan sanitasi untuk melihat perubahan dari angka harapan hidup. (Rakhmawati 2011) juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup pada propinsi Jawa Barat tahun Akses Water
2007 – 2008. Penelitian ini melihat pengaruh yang positif antara rasio dokter, angka melek huruf dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan terhadap Angka Harapan Hidup (Syartika 2010) juga melihat determinan Angka Harapan Hidup di Sumatera Utara. Penelitian tersebut baru menggunakan hanya satu propinsi, sehingga belum menggambarkan keadaan Indonesia secara keseluruhan. Akses air minum dan sanitasi yang aman penting dalam menentukan harapan hidup di negaranegara (Jafar, 2013). Hasil pembangunan bidang air minum dan sanitasi akan memiliki pengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk, khususnya dari aspek kesehatan. Pembangunan bidang air dan sanitasi mempengaruhi derajat kesehatan, karena prasarana air dan sanitasi merupakan bagian faktor pembangun angka harapan hidup. Dengan peningkatan akses air dan sanitasi yang layak di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat, akan menurunkan penyakit berbasis masyarakat dan memberikan kontribusi dalam peningkatan angka harapan hidup.
Life Expectancy Welfare
Akses Sanitation Illiteracy Rate
Sumber : Soares, 2007
Mortality Rate
Gambar 1.1 Hubungan Akses Water, Sanitation, terhadap Welfare
Beberapa penelitian yang melihat hubungan sanitasi dan air minum terhadap kesejahteraan. (Burufi 2012) melihat hubungan negatif akses sanitasi terhadap penurunan angka kematian. Ketersediaan akses rumah tangga terhadap air minum dan sanitasi yang layak, berpengaruh terhadap suatu wilayah yang berujung pada penurunan angka kematian (Burufi, 2012). Soares (2007) melihat hubungan pendapatan dengan kesejahteraan yang diukur menggunakan Life Expectancy di Brazil. Selain itu, Soares melihat pengaruh air minum dan sanitasi terhadap Life Expectancy yang menunjukan terdapat hubungan positif peningkatan akses ke sanitasi terhadap life expectancy sebesar 38 persen.
Bersamaan dengan perubahan angka harapan hidup di Indonesia, terjadi juga peningkatan akses sanitasi masyarakat Indonesia yang meningkat dari tahun 1990 sebesar 24 persen menjadi 60 persen pada tahun 2010. Sementara peningkatan akses air meningkat dari 37 persen menjadi 73 persen.
Grafik 1.2 menunjukan hubungan akses air minum dan sanitasi terhadap Life Expectancy di Indonesia tahun 1990 dan 2013. Dari grafik tersebut menunjukan hubungan positif dari tahun 1990 dan 2013 antara akses pada air dan sanitasi terhadap life expectancy Hal ini senada dengan penelitian Soares (2007) dan Burufi (2012) yang menunjukan hubungan antara peningkatan air dan sanitasi terhadap life expectancy dan penurunan kematian. Dengan menggunakan data kabupaten dan kota di Indonesia tahun 1996 sampai dengan 2013 untuk melihat perubahan angka harapan hidup, kami lebih fokus melihat peran air dan sanitasi karena menurut data yang ada, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap akses rumah tangga dalam memperoleh air minum serta peningkatan sanitasi yang layak. Variabel ini akan digunakan dalam menjelaskan perubahan variasi harapan hidup. Makalah ini akan memberikan kontribusi perkembangan kesehatan dalam dua cara. Pertama, kita akan melihat kesejahteraan suatu negara dilihat
175
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.7 No.3, November 2015, hal 173 - 179
dari perbaikan kesehatan yang sudah dilakukan. Kedua, mengetahui faktor-faktor apa saja yang menentukan peningkatan harapan hidup di negara berkembang.
pada periode pertama dan Y’ dan T’ pada periode kedua. Kemudian kita akan melihat infra marginal income W(T, T’) yang akan memberikan orang dengan tingkat utilitas yang sama diamati pada
100 Life Expectancy
90 80 70 Akses Air Minum
60
Akses Sanitasi
50 40 20
0
40
60
80
100
120
Akses Air Minum dan Akses Sanitasi Grafik 1.2 Hubungan Life Expectancy dengan Akses Air Minum dan Sanitasi Sumber : BPS, 2013
Perumusan Masalah Mengacu pada (Becker 2005) yang melihat kesejahteraan diukur dengan harapan hidup dan (Soares 2007) yang melihat pengaruh air minum dan sanitasi terhadap harapan hidup, serta (Burufi 2012) yang melihat pengaruh air minum dan sanitasi terhadap mortality maka pertanyaan penelitian yang diajukan melalui penelitian yang akan dilakukan adalah apakah hubungan sanitasi dan air minum terbukti signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan Indonesia. KAJIAN PUSTAKA
Perubahan Kesejahteraan dari Life Expectancy Model yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada (Becker et al 2005) dan (Soares 2007), dengan menggunakan fungsi utilitas tidak langsung V(Y,T) dari seorang individu dengan waktu seumur hidup T dan pendapatan seumur hidup Y.
Dimana y(t) merupakan income saat umur t, c(t) merupakan konsumsi pada tahun t, r adalah interest rate dan ρ merupakan discount factor. Sedangkan fungsi kendala merupakan perfect capital market.
Selanjutnya mempertimbangkan individu pada dua titik waktu, dengan pendapatan seumur hidup dan harapan hidup dilambangkan dengan Y dan T
176
periode kedua, namun harapan hidup diamati pada periode pertama. V(Y^’+ W(T,T^’ ),T)= V(Y^’,T^’)
(2)
Hubungan Life Expectancy terhadap Akses Air Minum dan Sanitasi Secara umum, model awal yang digunakan mempertimbangkan kesejahteraan yang dilihat dari sisi kesehatan (H) sebagai fungsi dari akses air minum dan sanitasi (WATS) serta variabel lain (X), sehingga hubungannya dapat ditulis sebagai : H=F (WATS,X)
(2.1)
kendala
dengan fungsi
(1)
Kesehatan merupakan output dari fungsi produksi yang tidak hanya dipengaruhi oleh akses air minum dan sanitasi saja,melainkan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan (EDUC) dan income (INC) serta faktor lain yang tidak diobservasi. H=f(WATS,ILL,INC,|μ)
(2.2)
Dampak Akses Air Minum dan Sanitasi terhadap Peningkatan Kesejahteraan Deka Nata Kustanto
Seperti studi (Soares 2007) yang melihat kesejahteraan dilihat dari sisi kesehatan dalam dua cara yaitu dengan melihat Life Expectancy (LE) dan Mortality (M), maka akan dilakukan beberapa penyesuaian. (Soares 2007) menggunakan Life Expectancy (LE) dan Mortality untuk melihat dampak Akses Air Minum dan Sanitasi. Sedangkan (Burufi 2005) dan (Jafar 2013) menggunakan Life Expectancy untuk melihat dampak Akses Air Minum, sehingga dapat dimodelkan : LE=f(WATS,ILL,INC |μ) (2.3) Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian relevan kaitannya dengan hubungan Life Expectancy terhadap akses air minum dan sanitasi. Shan (2014) melihat penurunan angka kematian disebabkan oleh peningkatan akses air minum pada negara OECD. Sede (2015) melihat Life Expectancy dari sosio ekonomi. Sementara Soares (2007) melihat hubungan sanitasi terhadap Life Expectancy yang menunjukan hubungan positif di Brazil. Hal ini berarti semakin baik akses air minum dan sanitasi suatu daerah, maka akan meningkatkan Life Expectancy suatu daerah. METODE PENELITIAN Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data SUSENAS yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 1999 sampai 2013. Menggunakan kabupaten kota yang berada di Indonesia konsisten dari tahun 1998 sampai 2013 dengan mengabaikan kabupaten kota yang baru terbentuk dalam rentang waktu penelitian. Metode Analisis
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberi gambaran umum mengenai permasalahan. Selain itu, analisis ini juga digunakan untuk memberikan penjelasan atas estimasi model. Analisis ini biasanya menggunakan tabel atau grafik sehingga dapat mempermudah dalam menjelaskan suatu informasi tertentu. Analisis Kuantitatif
Alat analisis yang digunakan dalam studi adalah ekonometrika. Sehingga dari kerangka teori yang dibentuk sebelumnya, akan diubah dalam bentuk spesifikasi empiris.
(3.1)
Pada persamaan empiris diatas digunakan untuk mengestimasi Life Expectancy dengan menggunakan estimasi ordinary least square OLS, dan fixed effect dimana variabel utama yang akan kita lihat adalah WATS yang merupakan variabel akses air minum dan sanitasi. Untuk menguji variabel independen perlu dikontrol juga oleh variabel kontrol yang terdiri dari Illiteracy Rate dan PDRB per Kapita. Definisi Operasional
Berikut merupakan definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel Dependen a. Life Expectancy
Penelitian ini menggunakan variabel dependen Life Expectancy yang merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup pada tingkat kabupaten. Variabel Independen
a. Akses Air Minum
Akses air minum diukur menggunakan persentase rumah tangga per kabupaten yang menggunakan sarana air untuk minum dengan kriteria : • air leding eceran/meteran, • pompa/sumur terlindung/mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan kotoran/ tinja ≥ 10 m
b. Sanitasi Sanitasi diukur dengan menggunakan persentase rumah tangga per kabupaten dengan kriteria : • Penggunaan fasilitas Buang Air Sendiri dan Bersama. • Jenis kloset leher angsa • Tempat pembuangan akhir tinja tangki/SPAL Variabel Kontrol
Untuk mengontrol variabel-variabel tersebut, maka digunakan variabel-variabel lainnya: a. Illateracy Rate (ILL) / Angka melek huruf Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. b. PDRB Per Kapita Angka yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan PDRB per Kapita kabupaten/kota dengan menggunakan harga konstan. Hal ini dilakukan karena PDRB dengan harga konstan mengabaikan pengaruh inflasi yang ada.
177
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.7 No.3, November 2015, hal 173 - 179
Hasil Pembahasan Hubungan Expectancy.
kesejahteraan
denngan
Life
Tabel 1.2 P engaruh Life Expectancy Terhadap Kesejahteraan ln_pdrb OLS FE le 0.0822 0.2818 (0.000) (0.000) ill 0.0396 0.0364 (0.000) (0.000) Const -0.1721 -13.445 (0.691) (0.000) Sumber : Output Stata Diolah, 2015
Dari tabel 1.2 menunjukan hubungan Life Expectancy dengan kesejahteraan yang dilihat dari PDRB perkapita. Hasilnya menunjukan baik dengan menggunakan OLS maupun Fixed Efect Life Expectancy menunjukan hubungan yang positif signifikan dengan pengaruh sebesar 28 %. Hal ini sesuai dengan (Soares 2007) yang menunjukan keuntungan peningkatan kesejahteraan yang berasal dari perubahan harapan hidup di negara Brazil sebesar 38 persen. Dengan semakin tingginya angka harapan hdup masyarakat kabupaten/kota di Indonesia dan rendahnya angka melek huruf pada suatu kabupaten kota akan membuat masyarakat dapat memperoleh pekerjaan yang layak dan dapat meningkatkan pendapatan perkapita sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Hubungan Life Expectancy terhadap Akses Air Minum dan Sanitasi
Variabel dependen adalah harapan hidup rata rata kabupaten/kota. Variabel independen adalah persentase rumah tangga yang menggunakan akses air bersih layak (water), persentase rumah tangga yang menggunakan akses sanitasi layak (sanitation), persentase penduduk yang melek huruf per kabupaten kota (ill) dan pendapatan perkapita rumah tangga (ln_pdrb). Dengan menggunakan 271 kabupaten kota di indonesia yang ada dari tahun 1999 sampai 2013.
Hasil estimasi yang disajikan di atas pada kolom 1 dan 2 menunjukan regresi OLS dan Fixed Effect. Hasil estimasi menunjukan variabel akses air minum dan sanitasi berpengaruh signifikan terhadap Life Expectancy di Indonesia. Baik menggunakan OLS maupun Fixed effect kedua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Seperti yang telah diprediksi sebelumnya, semakin bagus akses air minum dan akses sanitasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia akan meningkatkan angka
178
Tabel 1.3 Faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup kabupaten kota di Indonesia 1999-2013
Life Expectancy LE-1 Water
Sanitation
Ill Ln (Income ) Const
R square
OLS (1) 0.8325 0.000
FE (2) 0.109 0.000
OLS (3) 0.8355 0.000
0.006 0.004
0.0003 0.987
0.0098 0.069
0.0401 0.001
0.0112 0.026
10.809 0.001
43.525 0.000
11.003
0.0002 0.903
0.0045 0.024
0.0439 0.456
0.9066
Sumber : Output Stata Diolah, 2015
0.005 0.022
1.418 0.000
0.4161
0.004 0.052
0.000
0.9065
harapan hidup masyarakat Indonesia. Hal ini senada dengan penelitian (Soares 2007) dan (Jafar 2013) yang menunjukan pengaruh positif antara akses air minum di 91 negara.
Pada kolom 3 dan 4 kita memperkenalkan perubahan spesifikasi untuk memperjelas jenis variasi yang meningkatkan hasil. Pada kolom ke 3, kita mengecualikan pendapatan perkapita dari harapan hidup masyarakat Indonesia. Hal ini senada dengan penelitian (Soares 2007) dan (Jafar 2013) yang menunjukan pengaruh positif antara akses air minum di 91 negara. Pada kolom 3 dan 4 kita memperkenalkan perubahan spesifikasi untuk memperjelas jenis variasi yang meningkatkan hasil. Pada kolom ke 3, kita mengecualikan pendapatan perkapita dari regresi. Koefisien akses air minum dan sanitasi menunjukan hasil yang stabil, sedangkan variabel angka buta huruf menunjukan perubahan. Perubahan dalam bidang pendidikan berkorelasi dengan pendapatan jauh lebih penting dari pada penentu harapan hidup. Dengan demikian kehadiran pendapatan per kapita pada spesifikasi utama tidak menunjukan bias yang cukup besar. Besarnya pengaruh akses air minum dan sanitasi terhadap harapan hidup sangat kecil meskipun
Dampak Akses Air Minum dan Sanitasi terhadap Peningkatan Kesejahteraan Deka Nata Kustanto
hubungannya positif dan signifikan, namun pengaruhnya sangat kecil. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk di kabupaten kota yang masih belum merasakan akses air minum dan sanitasi yang layak, terutama pada wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat agar lebih memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana air minum yang layak khususnya untuk daerah Indonesia bagian timur.
Selain itu, peneliti belum menggunakan variabel imunisasi untuk menentukan pengaruh Life Expectancy. Imunisasi menjadi faktor yang berpengaruh terhadap Life Expectancy dikarenakan dengan peningkatan imunisasi akan mengurangi angka kematian sehingga Life Expectancy pada suatu daerah akan lebih tinggi. Namun, hal ini harus menggunakan data long run / jangka panjang karena kita tidak dapat menentukan pengaruh variabel independen terhadap variabel Life Expectancy dalam jangka pendek. Kesimpulan
Makalah ini menunjukan bahwa akses air minum dan sanitasi mempengaruhi harapan hidup pada kabupaten kota di Indonesia. Temuan ini sejalan dengan temuan pada dunia Internasional yang menunjukan hubungan yang positif antara akses air minum dan sanitasi terhadap angka harapan hidup. Oleh karena itu diharapkan peran utama pemerintah dalam penyediaan akses air minum dan sanitasi sangatlah penting dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan pembangunan infrastruktur kesehatan pada Kabupaten/Kota di Indonesia.
yang mempengaruhi angka harapan hidup di Propinsi Jawa Barat 2007-2009. Tesis Universitas Gajah Mada. Sede, Peter, Ohemeng, 2015. Socio-economic determinants of life expectancy in Nigeria (1980 – 2011). Health Economics Review Soares, Rodrigo R, 2007. Health and the evolution of welfare across Brazilian Municipalities. Journal of Development economic : 590-608. Syartika, Reny. 2010. Determinan Angka harapan hidup Di Provinsi Sumatera Selatan 20052007. Tesis UGM. Sugiantari, Ayuk Putri. 2013 Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di Jawa Timur Menggunakan Regresi Semiparametrik Spline. Jurnal Sains Dan Seni Pomits 2(1). Shan, Jian Wen, 2014. How did national life expectation related to school years in developing countries—An approach using panel data mining Computer Methods and Programs in Biomedicine. Worldbank. GDP Per Kapita Negara di Dunia, www. data.worldbank.org/indicator. (Diakses tanggal 20 Oktober 2015) BPS. Life Expectancy kabupaten kota Indonesia. www. bps.go.id (Diakses tanggal 20 Oktober 2015).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih saya ucapkan kepada BPS yang memberikan kemudahan dalam memperoleh data dan semua pihak yang telah membatu dalam proses penyusunan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA
Burufi, Ana Maria, et al, 2012, Infant mortality in Brazil, 1980-2000: A spatial panel data analysis, BMC Public Health Becker, Gary S., Philipson, Tomas J., Soares, Rodrigo R., 2005. The quantity and quality of life and the evolution of world inequality. American Economic Review 95 (1) : 277–291. Jafar, Abu Muhammad, 2013. Life Expectancy and its Socioeconomic Determinants – A Discriminant Analysis of National Level Data. International Journal of Humanities and Social Rakhmawati, Dwi Putri, 2011. Analisis Faktor-faktor
179