KAJIAN MODEL BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN DENGAN METODA ANALISA REGRESI: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA
TESIS MAGISTER
Oleh: FIVI ZULFIANILSIH 25000033
BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2002
ABSTRAK KAJIAN MODEL BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN DENGAN METODA ANALISA REGRESI: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA, Fivi Zulfianilsih (2002), Bidang Rekayasa Transportasi, Departemen Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung (ITB). Kedudukan kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, terus berbenah diri dait tahun ke tahun dan dapat dikemukakan bahwa perkembangannya sangat pesat, bahkan telah menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan. Pengaruh adanya pembangunan terhadap pergerakan yang paling awal dapat diidentifikasi dengan besamya bangkitan dan tarikan pergerakan yang berasal atau menuju ke zona pembangunan. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk membuat model bangkitan dan tarikan pergerakan untuk zona di wilayah DKI-Jakarta, yang merupakan hubungan dari variabel tak bebas yaitu Data Trip End (Bangkitan/farikan) yang diturunkan dari data O-D. Sedangkan untuk variabel bebas yang digunakan akan dipilih berdasarkan uji korelasi antara lain yaitu Data Populasi, data Sosio Ekonomi dan Data Sektoral. Janis model bangkitan/tarikan yang akan di pakai dalam kajian ini adalah model bangkitan/tarikan perjalanan untuk zona dengan basis wilayah administrasi. Dalam pemodelan transportasi, untuk model bangkitan/tarikan perjalanan digunakan pemodelan dengan analisa regresi berganda yaitu metoda langkah demi langkah (step wise). Persamaan regresi untuk model bangkitan-tarikan yang optimal dan basil uji model adalah : persamaan model bangkitan pergerakan yaitu Y1 = 4763,177 + 3,966X4 + 99,016X13 + 1, 816X15 ( R2=0.606 ; F-Stat=20.980>F-Tabel=2.835 ; T-Stat A=8.635, X4=5.40, X13=5. 758, X15=3.556 > T-tabel=1.68) dimana Y1= bangkitan pergerakan ( dalam smp/jam ), X4 = jumlah sekolah TK-PT, X13, = jumlah gedung 10 lantai ke atas, X15 = jumlah pertokoan Dan persamaan model tarikan pergerakan yaitu Y2 = 4263,257 + 302,455X6 + 6,988X8 + 119, 322X13 + 1,465X15 (R2 = 0,740 ; F-Stat=28,439> F tabel=2,61 T-Stat A=8,623 ,X6=2,492 ,X8=2,983 ,X13=7,529 ,X15=4,379 > T-tabe1=1,68) dimana :Y2 = tarikan pergerakan ( dalam smp/jam ), X6 = jumlah rumah sakit, X8 = jumlah perusahaan besar/sedang, X13 = jumlah gedung 10 lantai ke alas. X15 = jumlah pertokoan . Model yang dikembangkan kurang memenuhi harapan karma data-data yang digunakan kurang memenuhi syarat seperti data gedung yang seharusnya disajikan dalam bentuk yang lebih spesifik seperti luas lantai untuk gedung pertokoan, perkantoran ; jumlah tempat tidur untuk rumab sakit dan hotel. Selain itu banyak data-data panting tidak dapat disajikan seperti data PDRB/kapita, kepemilikan kendaraan dan jumlah pekerja. Semua data tersehut tak diperoleh dalam bentuk zona yang diinginkan yaitu kecamatan. Untuk penelitian selanjutnya data-data ini perlu diperiksa korelasinya terhadap bangkitan/tarikan pergerakan. Jumlah peduduk yang diharapkan muncul dalam model tidak dapat disertakan karena sebagian besar pergerakan di dalam wilayah DKI-Jakarta berasal dari penduduk yang berdomisili di wilayah Botabek. Untuk penelitian berikutnya hendaklah wilayah ini diperluas skopnya menjadi wilayah Jabotabek (Jakarta Bogor Tanggerang dan Bekasi), dengan memanfaatkan data yang lebih lengkap menurut pembagian zonanya.
ABSTRACT STUDY OF TRIP GENERATION AND ATTRACTION MODELS USING REGRESSION ANALYSIS : STUDY CASE DKI-JAKARTA, Fivi Zulfianilsih (2002), Transportation Engineering Magister Program of Civil Engineering, Institut of Technology Bandung (ITB). Jakarta as a capital city of Indonesia keeps growing fast every year, in fact it becomes centre of all development activities. The influence of earlier development can be identified from the scale of trip generation and attraction originated from or attracted to the development zone. The purpose of this research is to develop trip generation and attraction models for zone in Jakarta. The model relates an independent variable such as Trip End data with dependent variables such as Population, Sosio Economic and Land Use Data. The kind of generation/attraction models that developed in this study are the generation/attraction models based or zoning system representing sub administrative boundaries district. In modelling this, a stepwise regression analysis is used. Corelation tests are examined for all data. Stepwise method use for calibration model, and the selected models are determine by the highest determination coefficient (R2), statistic parameter F bigger than critical F (F Table), statistic parameter T bigger than critical T (I' Table), logic test and minimum regression constant or intercept. It was found that the regression equation for trip generation models is Y1 = 4763. 177 + 3.966X4 + 99.016X13 + 1.8.16X15 (R2=0.606 ; F-Stat=20.980 > F-Tabel=2. 835 ; T-Stat A=8.635, X4=5.40, X13=5.758, X15=3.556 > T-tabel=1.68) where :Y, = generation movement (smp/hour), X., = amount of school, X,3 = amount of up to ten floor buildings, Xis = amount of store. And for trip attraction models is Y2 = 4263.257 + 302.455X6 + 6.988X8 + 119.322X13 + 1.465X15 (R2 = 0.740 ; FStat=28.439> F tabel=2.61 ; T-Stat A=8.623,X6=2.492,X8=2.983,X13=7.529, X15=4.379 > T-tabel=1.68) where :Y2 = attraction movement (smp/hour), X6 = amount of hospital, Xs = amount of big/small companies, X13 = amount of up to ten floor buildings, X,5 = amount of store. The model that developed does not fulfill because data that used can not fill the criteria such as building data that supposed to be provided in more specific, such as area of floor coverage , office building ; amount of bed for hospitals and hotels. Beside that there are many important data can not be included such as PDRB/capita, vehicle ownership and amount of worker. All of it does not received in zone type wished are subdistrict. For furthermore research this data need to be examined his corelation to generation/attraction movement. Amount of population that expected shown in the model can not followed because a lot of trip in DKI-Jakarta originated from people that stay in Botabek. At the present shuld be expand the spade area become Jabotabek, with more specific data.