SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN INDONESIA Kepada Yth. Bapak Ir. H. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia
Tangerang , 09 Oktober 2015
Assalaamu`alaikum Wr. Wb. Salam beriring do`a saya sampaikan kepada Bapak, semoga Bapak bersama keluarga dan staff senantiasa berada dalam lindungan Allah Swt. Amin. Izinkan saya mengirimkan surat ini kepada Bapak. saya mohon maaf kepada Bapak karena telah lancang mengirimkan surat ini kepada Bapak. Hal ini terpaksa saya lakukan karena, saya melihat banjir di jakarta tidak pernah selesai dan saya yakin ada yang salah dalam menyelesaikan masalah banjir di jakarta dan pendapat saya ini bisa saya buktikan dengan data dan fakta sebenarnya, insya Allah penjelasan saya ini bisa Bapak jadikan kebijakan untuk menyelesaikan banjir di indonesia pada umumnya. Kebijakan bapak yang saya banggakan adalah pembuatan 49 waduk selama 5 tahun kedepan dan ini adalah sesuai dengan konsep yang ingin saya sampaikan kepada bapak karena pembuatan waduk itu juga salah satu untuk mengendalikan banjir pada umumnya. Yang akan saya laporkan adalah sesuatu yang bersifat kebijakan dalam mengatasi banjir selama ini yang secara umum tidak sesuai dengan filosofinya sehingga menimbulkan masalah dan tidak pernah selesai karena penyebab utamanya tidak pernah ditangani .
Menurut saya ada yang salah dalam mengelola hujan di INDONESIA karena selama ini hujan slalu di buang kelaut dalam rangka pengendalian banjir , kita harus merubah pola pikir tersebut yaitu : SIMPANLAH HUJAN UNTUK MENCEGAH BANJR DAN KEKERINGAN
DJOKO SURYANTO
MENCEGAH BANJIR & KEKERINGAN SIMPANLAH HUJAN PATUHI PETUNJUK HUKUM ALLAH SWT TENTANG HUJAN LAKSANAKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HUJAN INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR (negeri yang subur dan makmur, adil dan aman)
KARENA HUJAN ITU RAHMAT, ATAU REZEKI , REZEKI ITU HARUS DI SIMPAN BUKAN DIBUANG, Selama ini Solusi Banjir Membuang HUJAN
FILOSOFI DITURUNKANNYA HUJAN ( Petunjuk ALLAH SWT. ) “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
dan
sesungguhnya
Kami
menetap di bumi, benar-benar
berkuasa
menghilangkannya” (QS. Al Mukminun ayat 18.). ”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-
sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman
yang
bermacam-macam
warnanya,
lalu
ia
menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).
Dan
apakah
mengetahui
orang-orang
bahwasanya
yang
langit
dan
kafir bumi
tidak itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? '„Alquran surah Al-Anbiyaa [21] ayat 30, Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, AL Furqaan : 48 dan AL A`raaf : 57 “Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz Dzariyat: 22).
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya ( QS. Al Hijr : 22 ) PERATURAN PEMERINTAH harus dilaksanakan :
Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang diterbitkan tanggal 10 Maret 2008. Dalam Ayat 1 Pasal 106 dari PP itu disebutkan: “Peraturan zonasi untuk kawasan imbuhan air tanah disusun dengan memperhatikan: a. pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan b.
c.
limpasan air hujan; penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada; dan penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budi daya terbangun yang diajukan izinnya.”
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG SUMUR RESAPAN Jatabek Butuh 500.000 Biopori Koran SINDO Senin, 8 Desember 2014 − 12:19 WIB
BOGOR - Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Dari proyek bernilai triliunan hingga jutaan rupiah. Salah satu upaya yang digalakkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah pembuatan sumur resapan dan biopori. Untuk wilayah Jabodetabek dibutuhkan sekurangkurangnya 500.000 sumur resapan dan biopori.
Di Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi, antara 800 – 4000 mm/tahun. Dengan POTENSI SUMBER DAYA AIR DI INDONESIA ± 3900 MILLIAR m3/Tahun. Dan urutan ke : 5 di Dunia dalam hal Potensi Cadangan Air atau Indonesia memiliki 6 persen dari total sumber daya air tawar di bumi yang tersimpan dalam bentuk air danau, sungai, waduk, dll. KENAPA BANJIR & KEKERINGAN, KARENA SALAH DALAM MENGELOLA HUJAN DI INDONESIA
Neraca keseimbangan air yang turun ke bumi dan distribusinya secara alamiah, dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : Q total = Q run-off + Q infiltrasi + Q evapotranspirasi Dimana : Q total = jumlah total air hujan yang turun per satuan waktu Q run-off = jumlah air hujan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah sebagai limpasan air permukaan (surface run-off) yang merupakan fungsi dari : Q run-off = C.I.A,
Dimana: C = koefisien limpasan yang bergantung pada jenis lapisan penutup permukaan tanahnya,nilainya dari 0,1 – 1 I = Intensitas curah hujan ( Curah hujan bulanan relative TETAP ) A = luas daerah tangkapan hujan Q infiltrasi = jumlah air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah yang sangat bergantung pada jenis tanah dari lapisan tanah pada kedalaman 1-3 meter di bawah permukaan tanah. Q evapotranspirasi = jumlah air hujan yang meresap kembali ke atmosfir yang sangat bergantung pada iklim setempat (suhu udara, kelembaban, angin) Dari persamaan neraca di atas, hanya Q run-off dan Q infilitrasi yang dapat dikendalikan terutama dengan intervensi pengaturan kegiatan/aktivitas manusia dan rekayasa teknis dengan sasaran memperkecil Q run-off sesuai dengan kapasitas badan air (sungai, danau, situ, retensi air buatan dan alamiah) dan memperbesar Q infiltrasi.
Karakteristik Hidrologi DAS berfungsi sebagai PROSESOR Yang BAIK , adalah :
Jika Q run-off membesar maka Q infiltrasi mengecil dan sebaliknya. Q maximum = output dari Q run-off Q minimum = output dari Q infiltrasi
( Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (1) Dep. KLH
) 137 th
Di lanjutkan dengan data lainnya dan data terakhir dari saya tahun 2014 , tetap saja jumlah hujan rata rata bulanan masih tetap sama dengan 135 tahun yang lalu, ini artinya HUJAN ITU TETAP
Saya mendapat Kontrak Kajian Hidrologi : Analisis Debit Andalan Kali Angke, untuk itu saya membutuhkan data hujan rata rata bulanan di Daerah Aliran Sungai Angke yaitu Pos hujan Cengkareng, Pos Hujan Angke Hulu dan Pos Hujan Kedoya dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatotogi Pondok Betung, Tangerang Selatan.tanggal 24 Agustus 2015.Setelah saya mendapatkan data tersebut dan saya rata rata serta saya buat Grafiknya apa yang terjadi, grafik tersebut sama dan identik polanya dengan grafik yang saya dapat dari internet dari hasil penelitian oleh para pakar hidrologi yang datanya selama 123 tahun ( slide terlampir ), ini membuktikan bahwa hujan bulanan itu selalu tetap jumlahnya dan ini bukan kebetulan, didunia ini tidak ada yang kebetulan semua hukum Allah SWT. sudah ter Aplikasi secara OTOMATIS, Contoh putaran bumi dan bulan slalu tetap dan pasti, begitu juga dengan jumlah hujan bulanan di indonesia ada 85 pos hujan yang saya informasikan di 12 Provinsi di Indonesia bisa di cek di internet alamatnya di bawah ini : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Iklim/Informasi_Perubahan_Iklim/Informasi _Perubahan_Normal_Curah_Hujan.bmkg#ixzz3PXnKiwYa
500
rata rata 2009 - 2014 st cengkareng
rata rata 2009 - 2014 st. Kedoya 500 400
300
hujan mm
hujan mm
400
200
300 200
100
100
0
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
12
2
3
4
5
6
bulan
8
9
10
11
12
rata rata 2009 - 2014 st. Angke hulu 500
400
hujan mm
Data curah hujan bulan Januari di wilayah Jabodetabek selama 135 tahun tidak pernah kurang dari 300 mm (periksa gambar ).
7
bulan
300
200
100
0 1
2
3
4
5
6
7
bulan
8
9
10
11
12
REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan hasil penelitian, dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan
"tetap":
berjumlah yakni 513 triliun ton. Menurut Harun Yahya, fenomena alam itu sesunguhnya telah dinyatakan dalam Alquran sejak abad ke-7 M dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Mari kita simak Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11, ''Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).'' Menurut Harun Yahya, air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. ''Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini,'' ujar pemilik nama asli Adnan Oktar ini. Bahkan, kata dia, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini. Satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Alquran. Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya..
Panjang data : 137 tahun
Gambar 3.21. Curah Hujan Bulanan Jakarta tahun 1866-2003 (sumber: BMG) ( Sumber : Rencana Detail Penanganan Banjir di wilayah Jabodetabekjur (1) Dep. KLH
)
MENYOAL BANJIR, KEMACETAN DAN LOKASI IBUKOTA NEGARA: Apa dan bagaimana? DR. Djoko Harmantyo January 30, 2013
Data curah hujan bulan Januari di wilayah Jabodetabek selama 123 tahun tidak pernah kurang dari 300 mm (periksa gambar 1).
FAKTA
CURAH HUJAN BULANAN SELAMA 40 TAHUN RELATIVE SAMA,
Salah satu fenomena perubahan iklim di Indonesia adalah terjadinya perubahan jumlah intensitas hujan yang diterima di suatu tempat. Dengan adanya perubahan jumlah curah hujan yang diterima dalam waktu periode yang lama, maka hal tersebut akan berdampak pada normal atau periode 30 tahunan. Oleh karenanya sangat diperlukan informasi tentang perubahan rata-rata normal curah hujan di Indonesia yang dikemas dalam bentuk peta atau atlas (dalam proses penyusunan) agar lebih informative bagi pengguna. Dalam hal ini, Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG sejauh ini telah menghasilkan produk analisis hasil perubahan normal yang terjadi.
Perubahan normal curah hujan 1981-2010 dengan 1971-2000 menampilkan informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data curah hujan rata-rata bulanan selama periode 1971-2010 yang dikumpulkan dari titik pengamatan yang tersebar di Indonesia, yang selanjutnya diolah menjadi informasi curah hujan normal dalam 2 (dua) rentang waktu 1971-2000 dan 1981-2010. Berikut grafik perubahan normal dari beberapa pos pengamatan yang ada di Indonesia :
Ada 85 titik pengamatan ( Sts. Hujan ) di 12 Provinsi
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
SUMATRA
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
JAWA TENGAH
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
JAWA TIMUR
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
BALI
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
NTB
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
NTT
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
KALIMANTAN
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
SULAWESI
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
MALUKU
CURAH HUJAN BULANA N SELAMA 40 TAUN
SUMBER BMKG
PAPUA
DKI
SUNGAI CISADANE : Debit maximun : 2722 m3/det Debit minimum : 0,041 m3/det Panjang Data : 33 tahun
Des. 1981 Sept. 2011
SUNGAI ANGKE : Debit maximun : 133,35 m3/det Jan. 2012 Debit minimum : 1,08 m3/det Agust. 2004 Panjang Data : 35 tahun
SUNGAI Ciliwung : Debit maximun : 750 m3/det Debit minimum : 0,01 m3/det Panjang Data : 19 tahun
2012 Sept./2015
Kondisi 3 sungai tersebut , berada dalam DAS berfungsi sebagai PROSESOR Yang TIDAK BAIK , dimana :
Maka solusinya harus memperbesar Q minimum ( Q infiltrasi ) sebab hujan itu tetap
BUKTI & FAKTA DARI HASIL INFILTRASI DI DAS. S.CILIWUNG SANGAT MENURUN KOMPAS/AMBROSIUS HARTO Musim kemarau yang membawa kekeringan mengakibatkan ketiadaan air sehingga debit di Bendung Ciliwung Katulampa, Bogor, menunjukkan angka nol, seperti kondisi Selasa (22/9). Rabu, 23 September 2015 | 15:03 WIB