Kepada Yth Bp Presiden RI Ir Joko Widodo Di tempat
Asssalamualaikum.wr.wb. Bapak presiden Joko Widodo yang terhormat sekaligus saya banggakan. Semoga bapak dan keluarga diberikan kesehatan, keselamatan serta tetap istiqomah dalam membangun dan membawa bangsa kita, bangsa Indonesia menjadi lebih baik, sejahtera, dan bermartabat menuju bangsa yang hebat. Bapak, perkenalkan sebelumnya saya adalah seorang guru yang bertugas di SMK di Jawa Timur, tepatnya SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo, bidang keahlian SMK kami adalah Kesehatan dan Pelayaran. Untuk bidang keahlian kesehatan kami memiliki kompetensi keahlian Farmasi, Keperawatan dan Analis Kesehatan, sedangkan untuk kompetensi keahlian Pelayaran yaitu Nautika Kapal Niaga dan Nautika Kapal Penangkap Ikan. Bapak presiden yang saya hormati, saya sungguh bangga dengan bapak. Bapak mendorong pendidikan kejuruan SMK dengan segala akses serta meberikan bantuan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan hal lainnya guna memajukan pendidikan kejuruan. Memang hal itu mutlak harus dipenuhi kalau memang menginginkan anak-anak bangsa lulusan pendidikan di SMK dapat bersaing di era seperti saat ini, dengan segala kompetensi yang dimiliki. Bapak presiden yang saya hormati, betapa bahagianya saya karena baru kali ini menjumpai dan mengalami di era kepemimpinan Bapak Presiden Ir. Joko Widodo, seorang presiden benar-benar sangat memperhatikan posisi, penataan, potensi lulusan, dan mengoptimalkan lulusan SMK, karena di era sebelumnya saya belum menjumpai presiden yang demikian peduli tentang pendidikan kejuruan sehingga wajar kalau saya benar-benar berbangga kepada bapak. Bapak, kebanggan saya lebih menjadi-jadi manakala bapak mengeluarkan Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi sekolah menengah kejuruan dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Saya melihat setidaknya terdapat sebelas kementerian yang terlibat di dalam inpres ini. Termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI, Kementerian Kelautan dan Kementerian Kesehatan termasuk, dimana di SMK kami memiliki jurusan tersebut. Selain itu ada BNSP, suatu badan yang bertanggung jawab terhadap kompetensi tenaga kerja juga diharapkan mendukung apa yang menjadi tujuan dikeluarkannya inpres ini. Dalam instruksi tersebut, bapak berharap kepada kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk:
1. Membuat peta jalan pengembangan SMK; 2. Menyempurnakan dan menyelaraskan Kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (Link And Match); 3. Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; 4. Meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri; 5. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan Akreditasi SMK; dan 6. Membentuk kelompok kerja pengembangan SMK Sedangkan kepada kementerian kesehatan, dalam Inpres tersebut bapak berharap : 1. Menyusun proyeksi pengembangan, jenis, kompetensi (job tittle), dan lokasi fasilitas kesehatan yang terkait dengan lulusan SMK; 2. Mendorong rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK untuk melaksanakan PKL dan magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; 3. Memberikan kesempatan yang luas kepada lulusan SMK Bidang Kesehatan untuk bekerja sebagai asisten tenaga kesehatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya; dan 4. Mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Sedangkan untuk BNSP, melaui inpres tersebut bapak berharap : 1. Mempercepat sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK; 2. Mempercepat sertifikasi kompetensi bagi pendidik dan tenaga pendidik SMK; dan 3. Mempercepat pemberian lisensi bagi SMK sebagai lembaga sertifikasi profesi pihak pertama. Saya membayangkan seandainya sebelas kementerian yang tersebut dalam intruksi presiden, ditambah dengan Badan Sertifikasi Profesi dapat memahami, bersinergi, dan serta melaksanakan amanah yang bapak berikan melalui inpres dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab, sungguh lulusan SMK akan dapat dipastikan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja yang akhirnya dapat menekan angka pengangguran dengan sangat signifikan. Bapak presiden yang saya hormati, setahun lebih inpres itu berjalan, namun kami SMK bidang Kesehatan belum bisa merasakan dampak dari Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. Masih banyak dijumpai Rumah Sakit terutama milik pemerintah yang masih menolak siswa SMK untuk dapat melaksanakan kegiatan PKL terlebih jurusan Keperawatan. Hampir diseluruh daerah pengajuan permohonan PKL di rumah sakit pemerintah ditolak. Padahal kurikulum yang kami gunakan jelas, yaitu kurikulum yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.
Ironis memang, karena siswa SMK yang juga anak bangsa dan bagian dari generasi penerus bangsa yang ingin melaksanakan kegiatan PKL di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah sendiri tetapi tidak dapat difasilitasi dengan sebaik-baiknya. Bapak presiden yang saya hormati, tidak hanya sampai disitu, kegelisahan kami semakin menjadi manakala menteri kesehatan tepat sebulan setelah Inpres Nomor 9 Tahun 2016 diterbitkan, menteri kesehatan juga turut mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan pekerjaan asisten tenaga kesehatan. Semula kami berfikir bahwa peraturan menteri ini adalah bagian dukungan dan upaya kementerian kesehatan dalam merespon dan menindaklanjuti Inpres Nomor 9 Tahun 2016. Tetapi, betapa terkejutnya karena isi dalam peratuan menteri kesehatan ini sangat bertolak belakang dengan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tersebut, terutama untuk asisten tenaga kefarmasian, begitu banyak kewenangan yang harus hilang, banyak kewenangan yang semestinta dapat dilakukan oleh lulusan SMK Jurusan farmasi tetapi terkebiri, hingga akhirnya kewenangan yang disampaikan dalam peraturan menteri kesehatan tersebut tidak seperti pada apa yang sudah mereka dapatkan di bangku sekolah. Berikut adalah salah satu pasal yang ada dalam Permenkes Nomor 80 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan pekerjaan asisten tenaga kesehatan di BAB III Penyelenggaraan Pekerjaan Pasal 15 “Lingkup pekerjaan asisten tenaga kefarmasian meliputi pelaksanaan tugas yang diberikan oleh tenaga teknis kefarmasian dan apoteker dalam Pekerjaan Administrasi (clerkship) dan peran pelayanan pelanggan, mengikuti pelaksanaan standar prosedur operasional, dalam hal : a. Melakukan pencatatan tentang pembelian dan penyimpanan obat serta melakukan pendataan persediaan obat; b. Menerima pembayaran resep, stok harga, penandaan item untuk penjualan, pencatatan dan klaim asuransi; c. Melakukan pelayanan perbekalan rumah tangga; d. Melakukan pengarsipan resep sesuai data dan ketentuan berlaku; e. Melakukan pemeriksaaan kesesuaian pesanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan; dan f. Melakukan pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk keperluan floor stock. Bapak, begitulah kiranya kewenangan yang dapat dilakukan oleh lulusan SMK bidang keahlian Farmasi. Sebatas mencatat, mengarsip, melakukan penandaan item, pencatatan penjualan dan kegiatan administrasi lainnya. Lalu apa bedanya jurusan Farmasi dengan SMK perkantoran? Bedanya dengan SMK Administrasi? Bedanya dengan lulusan akuntasi perkantoran? Bapak presiden yang saya hormati, kurikulum yang kami gunakan adalah kurikulum nasional dan baku yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tidak ada sedikitpun yang kami kurangi. Kami
sebagai tenaga pendidik disekolah membekali mereka dengan keilmuan yang khas tentang kefarmasian. Berikut kami sampaikan beberapa mata pelajaran yang kami ajarkan berdasarkan kurikulum yang sudah diputuskan (Keputusan Dirjen Dikdasmen nomor 130/D/Kep/KR/201/Tanggal: 10 Februari 2017 tentang struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan ) a. Dasar progam keahlian
Jumlah Jam Di Tempuh
1. Dasar dasar kefarmasian
252 Jam
2. Perundag-undangan kesehatan
72 Jam
3. Keselamatan Kesehatan Kerja dan lingkungan hidup
72 Jam
4. Tanaman Obat Indonesia
72 Jam
b. Kompetensi Keahlian 1. Pelayanan kefarmasian
840 Jam
2. Farmakognosi
280 Jam
3. Farmakologi
280 Jam
4. Kimia Farmasi
314 jam
5. Produk Kreatif dan kewirausahaan
350 Jam
Bapak presiden, ada ribuan jam yang harus dipenuhi para peserta didik sebelum mereka lulus dari bangku sekolah, dengan harapan ketika mereka terjun ke dunia usaha/dunia industry mereka menjadi lulusan yang siap pakai, sehingga dalam pembelajarannya mereka harus menghabiskan hampir 50 jam setiap minggunya, baik praktikum maupun teori. Namun ironis, sangat ironis ketika sudah lulus maka kewenangan yang dipakai di dalam bekerja hanya sebatas fungsi administrasi. Disisi lain, BNSP selaku badan nasional sertifikasi profesi, sudah membuat dan menetapkan standar kompetensi lulusan untuk SMK jurusan Farmasi. Standar yang ditetapkan-nya pun jauh lebih kompleks bia dibandingkan dengan kewenangan yang diberikan menteri kesehatan melalui permenkes Nomor 80 tahun 2016 tentang penyelenggaraan pekerjaan asisten tenaga kesehatan. Berikut standar kompetensi lulusan SMK Farmasi yang termaktub dalam MUK (Materi Uji Kompetensi) dalam setiap Lembaga sertifikasi Profesi:
Materi Uji Kompetensi (MUK) Farmasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi
NO
1
2
KODE UNIT KOMPETENSI
JUDUL UNIT
Code of Competency Unit FAR.FK01.007.01
FAR.FK01.008.01
Title of Competency Unit Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi Prepare and dispense pharmaceutical products Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan farmasi Write and patch ethiquite in pharmaceutical sachet products
3
FAR.FK01.009.01
4
FAR.FK01.012.01
5
FAR.RS01.008.01
Menulis Copy Resep Write recipes copy Membuat sediaan obat guna keperluan/persediaan di apotik Make medicine products to agility/ stock in drugstore Menyiapkan keperluan sediaan non steril di RS sederhana Prepare utility non steril product in simple hospital Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
6
FAR.FK01.001.01
7
FAR.FK01.002.01
8
FAR.FK01.003.01
9
FAR.FK.01.004.01
10
FAR.FK01.005.01
11
FAR.FK01.006.01
12
FAR.FK01.011.01
Make a note of utility pharmaceutical products and medical stocks Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Order pharmaceutical products and medical stocks Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Receive pharmaceutical products and medical stocks Menyimpan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan Save pharmaceutical products and medical stocks Melakukan administrasi dokumen-dokumen sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Perform document administration pharmaceutical products and medical stocks Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan kesehatan Count/ calculate medicine and medical stocking cost Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan Give free medicine service, free limited, and medical stocks
13
FAR.FK02.002.01
Melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Perform supplying pharmaceutical products and medical stocks
14
FAR.RS01.001.01
Melakukan pencatatan dan dokumentasi perencanaan
pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Make a note planning documentation for supplying pharmaceutical product and medical stocks
15
16
FAR.RS01.004.01
FAR.RS01.005.01
Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Perform receiving of pharmaceutical products and medical stocks Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Perform storing pharmaceutical products and medical stocks
17
18
FAR.RS01.006.01
FAR.RS02.003.01
Mendistribusikan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari gudang Rumah Sakit (RS) Distribute pharmaceutical products and medical stocks from Hospital warehouse Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Perform receiving pharmaceutical products and medical stocks Melakukan distribusi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
19
FAR.RS02.005.01
20
FAR.FK01.013.01
Perform pharmaceutical products and medical stocks distribution Bekomunikasi dengan orang lain Communicate with other people
Bapak presiden yang saya hormati, dengan segala fenomena dilapangan yang terjadi, saya memandang masih tidak adanya harmonisasi lembaga ditingkat kementerian/BNSP, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan BNSP. Sehingga antara Kemenetrian Pendidikan (yang bertanggung jawab terhadap formula kurikulum yang digunakan) dan BNSP (selaku badan yang bertanggung jawab terhadap kompetensi lulusan agar berdaya saing di dunia kerja) dengan Kementerian Kesehatan selaku pengguna lulusan membuat kebijakan yang tidak SINERGIS. Akhirnya yang terdampak secara langsung adalah sekolah. Dimana dianggap melakukan pembohongan publik, akibat dari sebagian besar mata pelajaran yang ditempuh tidak dapat diterapkan secara menyeluruh di dunia kerja karena regulasi/peraturan yang ada. Padahal tujuan utama dari didirikannya SMK adalah supaya dapat mencetak sumber daya manusia yang berdaya saing dan siap bekerja. Oleh karena itu, memohon dengan sangat agar Bapak Presiden Ir. Joko Widodo berkenan segera melakukan serta melaksanakan harmonisasi ditingkat lembaga/kementerian terkait ( KEMENTRIAN PENDIDIKAN-BNSP-KEMENTRIAN KESEHATAN, sehingga kedepan
dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang strategis dan terintegrasi antara satu lembaga dengan yang lainnya. Bapak presiden yang saya hormati, dekimianlah segala pola pandang dan uneg-uneg saya sebagai seorang pendidik di SMK Kejuruan Kesehatan terhadap apa yang sudah terjadi dilapangan, khususnya adanya ketidak relevansian antara kementrian pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian kesehatan ( Kurikulum ) dengan kebijakan kementerian kesehatan yang dapat saya sampaikan ( Permenkes 80 tahun 2016 ) dan BNSP ( selaku pengatur dan penjamin kualitas serta kompetensi lulusan). Saya dengan amat sangat berharap adanya solusi konkrit dari hal diatas sehingga lulusan SMK Kesehatan yang juga sebagai anak bangsa dan generasi penerus bangsa dapat terserap dengan baik di dunia usaha/dunia industri dan akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran di Negara kita. Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya serta barangkali ada salah tutur maupun penyampaiannya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamualaikum.wr.wb Sidoarjo, 23 Maret 2017 Andri Priyoherianto