TINDAK TUTUR DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN IR. H. JOKO WIDODO
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Oleh MUHAMMAD ALFIYAN NIM. E1C 112 083
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
2
Tindak Tutur dalam Teks Pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo Muhammad Alfiyan, I Nyoman Sudika, Syamsinas Jafar Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected] ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian adalah (1) bagaimanakah tindak tutur lokusi dalam teks pidato Preseiden Ir. H. Joko Widodo, (2) bagaimanakah tindak tutur ilokusi dalam teks pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo (3) bagaimanakah tindak tutur perlokusi dalam teks pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan tindak tutur lokusi dalam teks pidato Preseiden Ir. H. Joko Widodo, (2) mendesktripsikan tindak tutur ilokusi dalam teks pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo, (3) mendeskripsikan tindak tutur perlokusi dalam teks pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo. Data dalam penelitian ini berupa tuturan lisan. Sumber data diperoleh dari media internet yaitu www.youtobe.com. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa semua tuturan Presiden Ir. H. Joko Widodo dalam teks pidato Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 merupakan tindak tutur lokusi. Tindak tutur ilokusi dalam teks pidato Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, dan Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 terdapat tindak tutur ilokusi representative, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur perlokusi yang terjadi dalam teks pidato Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, dan Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 adalah tindak nonverbal berupa tepuk tangan dan gelak tawa. Kata kunci : tindak tutur, lokusi, ilokusi, perlokusi, teks pidato.
3
SPEECH ACT IN WRITTEN SPEECH OF PRESIDENT IR. H. JOKO WIDODO Muhammad Alfiyan, I Nyoman Sudika, Syamsinas Jafar LITERARY LANGUAGE STUDY PROGRAM INDONESIA AND REGIONAL UNIVERSITY FKIP MATARAM Email :
[email protected] ABSTRACT The problems of the study were (1) how the locution speech act in the speech text of President Ir. H. Joko Widodo, (2) how the illocutionary speech act in the speech text of the speech by President Ir. H. Joko Widodo (3) how the per locution speech act in the text of the speech by President Ir. H. Joko Widodo. The purposes of this study were (1) to describe the locution speech act in the speech text of President in Ir. H. Joko Widodo, (2) to describe the illocutionary speech act in the speech text of President Ir. H. Joko Widodo, (3) to describe the per locution speech act in the speech text of President Ir. H. Joko Widodo. The data in this study was verbal utterances form. The sources of the data were obtained from internet media that was www.youtobe.com. The data was collected by using refer and documentation methods. The data analysis method that used was descriptive qualitative method. The presenting method of data analysis result used informal method. The study result concluded that all utterances of President Ir. H. Joko Widodo in the speech text of Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 were locution speech act. The illocutionary speech act in the speech text of Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 were illocutionary speech act form of representative, directive, expressive, and declarative. The per locution speech act that occurred in the speech text of Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, Rakernas Partai Nasdem, Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah 2015, Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2016 were nonverbal act form of applause and laughter. Keywords : speech act, locution, illocution, per locution, Pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo
4
A. PENDAHULUAN Bahasa
tutur yang terjadi akan berbeda-beda
memegang
penting
dalam
peranan kehidupan
bermasyarakat, yakni sebagai sarana komunikasi. Tanpa bahasa dapat dipastikan bahwa segala macam kegiatan
berinteraksi
dalam
masyarakat akan lumpuh. Mengingat pentingnya
bahasa
dalam
menjalankan segala aktivitas seharihari, tentu setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara)
maupun
sebagai
komunikan (penyimak). Peristiwaperistiwa
komunikasi
yang
berlangsung tersebut dapat dijadikan tempat
atau
media
untuk
mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran,
maksud,
sebagainya. bahasa
realitas,
Dengan
digunakan
dan
demikian,
sebagai
alat
komunikasi untuk menyampaikan pesan
atau
kepada
maksud
pendengar
pembicara (Nababan,
1984:66). Dalam setiap proses komunikasi terjadi beberapa hal seperti peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu situasi tutur (Chaer dan Agustina, 2010:47). Peristiwa tutur dan tindak
pada setiap situasi tutur, tergantung dari siapa
penutur, lawan tutur,
topik, waktu, dan tempat tuturan itu berlangsung. Begitu pula yang terjadi ketika seseorang berpidato dalam acara
tertentu.
Dalam
peristiwa
tersebut dapat diketahui tindak tutur yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut
penulis
tertarik
untuk
mengkaji lebih dalam lagi mengenai tindak tutur dalam pidato. Dalam penelitian ini penulis menganalisis tindak tutur yang terdapat dalam pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo. Tuturan dalam pidato Presiden Joko Widodo sering kali menggunakan bahasa yang tidak formal walaupun berada dalam situasi formal. Hal ini dilakukan
agar
pendengar
lebih
mengerti maksud dan tujuan dari pidato
tersebut
serta
dapat
menciptakan suasana yang lebih akrab.
Gaya
pidato
Presiden
menggunakan
komunikasi Joko
bahasa
dalam Widodo
sehari-hari,
sederhana, dan tidak emosional. B. KAJIAN TEORI 1. Penelitian Terdahulu Penelitian
yang
terkait
dengan tindak tutur antara lain
5
dilakukan oleh Sherry
(2012)
Jaim Wong Gendeng ditemukan 68
dalam skripsinya yang berjudul
tuturan, yang terdiri dari fungsi
“Tindak Tutur Ilokusi dalam Buku
komkpetatif sebanyak 5 tuturan,
Humor Membongkar Gurita Cikeas
fungsi menyenagkan sebanyak 6
karya Jaim Wong Gendeng dan
tuturan, fungsi bekerja sebanyak 51
implikasinya dalam Pembelajaran
tuturan, dan fungsi bertentangan
Bahasa Indonesia”. Tujuan dalam
sebanyak 6 tuturan.
penelitian
ini
adalah
untuk
Selain penelitian di atas,
bentuk,
fungsi
penelitian yang terkait dengan
dan strategi yang digunakan dalam
tindak tutur juag dilakukan oleh
buku humor Membongkar Gurita
Siti Ainul Hajar (2013) dalam
Cikeas karya Jaim Wong Gendeng.
skripsinya yang berjudul “Analisis
Metode yang digunakan dalam
Tindak Tutur pada Acara Komedi
penelitian
ini
metode
Pesbuker di Antv dan Implikasinya
analisis
deskriptif.
Teknik
pada
datanya
Indonesia
di
menggunakan teknik rekam dan
Semester
2”.
catat.
penulisan skripsi ini yaitu untuk
mendeskripsikan
adalah
pengumpulan
Hasil penelitian ini adalah
Pembelajaran SMA
Bahasa Kelas
Tujuan
X
dalam
mengetahui bentuk tindak tutur
bentuk tindak tutur ilokusi yang
yang
digunakan
“Pebuker di Antv dan implikasinya
dalam
buku
humor
digunakan
dalam
acara
Membongkar Gurita Cikeas karya
pada
Jaim Wong Gendeng ditemukan
Indonesia
sebanyak 71 tuturan, terdiri dari
Semester 2. Metode penelitian
tindak tutur representatif sebanyak
yang digunakan dalam penelitian
39 tuturan, tindak tutur direktif
ini
sebanyak 9 tuturan, tindak tutur
kualitatif dan menggunakan teknik
ekspresif sebanyak 21 tuturan, dan
pengumpulan data yakni teknik
tindak tutur komisif sebanyak 2
simak dan catat. Hasil penelitian
tuturan. Fungsi tindak tutur ilokusi
ini adalah bahasa pada acara
yang
komedi
digunakan
dalam
buku
pembelajaran di
adalah
SMA
metode
“Pesbuker”
Bahasa Kelas
X
deskriptif
di
Antv
Membongkar Gurita Cikeas karya
6
terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi
Penelitian ini memiliki persamaan
dan perlokusi.
dengan penelitian terdahulu, yaitu
Kemudian penelitian yang
mengkaji
tentang
tindak
dilakukan oleh Marista (2014)
dalam
dengan judul skripsi “Analisis
perbedaannya terletak pada objek
Tindak Tutur Pada Acara Komedi
kajian
Opera Van Java (OVJ) di Trans7
penelitian dengan pembelajaran di
dan
sekolah.
Implikasinya
Terhadap
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
Kelas
X
Semester
2”.
Penulisan penelitian ini memiliki tujuan
untuk
mendeskripsikan
tindak tutur yang digunakan pada komedi
OVJ
di
implikasinya
Trans7
dan
terhadap
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas X Semester 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
metode dengan
deskripstif menggunakan
teknik pengumpulan data adalah teknik simak dan catat. Hasil penelitian ini adalah bahasa pada acara komedi OVJ di Trans7 terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Berdasarkan
beberapa
peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai tindak tutur yang terdapat dalam pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo belum pernah
dilakukan
sebelumnya.
pragmatik,
tutur
dan
tidak
sedangkan
mengaitkan
3. Landasan Teori a) Tindak Tutur Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya tindak
tutur
digunakan
oleh
beberapa disiplin ilmu. Menurut Chaer dan Agustina (2010:50) tindak
tutur
merupakan
gejala
individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya
ditentukan
oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Menurut J.L. Austin (dalam Caher dan Agustina, 2010:53) bahwa secara pragmatik tindak
tutur
dapat
dipisahkan
menjadi 3 macam bentuk, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Penjelasan
mengenai
7
tiga bentuk tindak tutur tersebut
dan tuturan yang dikeluarkan oleh
adalah sebagai berikut.
lawan tutur.
1. Tindak lokusi (Lecutionary act) Menurut
(dalam
2015:42) mengategorikan fungsi
Cumings 2007:9) tindak lokusi
tuturan menjadi lima jenis, yaitu
kira-kira sama dengan pengertian
representatif, direktif,, ekspresif,
dan acuan
komisif dan deklarasi.
lagi
Austin
Searle, 1979 (dalam Tarigan
tertentu, yang sekali
kira-kira
sama
“makna”
dalam
tradisional.
Sedangkan
dengan
3. Tindak perlokusi
pengertian
Searle (dalam Wijana dan
menurut
Rohmadi 2011:24) tindak perlokusi
Searle (dalam Wijana dan Rohmadi
(Perlocutionary act) yaitu hasil
2011:21)
atau efek yang ditimbulkan oleh
tindak
lokusi
adalah
tindak tutur untuk menyatakan
ungkapan
sesuatu. Tindak tutur ini sering
sesuai dengan situasi dan kondisi
disebut sebagai the Act of Saying
pengucapan kalimat itu. Tanggapan
Something.
tersebut tidak hanya berbentuk
2. Tindak ilokusi
kata-kata, tetapi juga berbentuk
Searle (dalam Wijana dan Rohmadi
2011:23)
mengatakan
itu
pada
pendengar,
tindakan atau perbuatan. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara
tindak ilokusi adalah tindak tutur
sengaja
selain berfungsi untuk mengatakan
dikreasikan oleh penuturnya.
atau
b) Konteks
menginformasikan
juga
dipergunakan
sesuatu
atau
tidak
sengaja
untuk
Konteks menurut Wijana dan
melakukan sesuatu. Tindak ilokusi
Rohmadi (2011:15) adalah semua
disebut sebagai The Act of Doing
latar belakang pengetahuan yang
Something.
ilokusi
dipahami bersama oleh penutur dan
cendrung sulit untuk dikenali bila
lawan tutur. Sebuah peristiwa tutur
tidak benar-benar memperhatikan,
sangat berkaitan erat dengan latar
siapa
Tindak
penuturnya,
tuturnya,
dimana
siapa
lawan
peristiwa, artinya suatu peristiwa
tindak
tutur
tertentu akan terjadi di dalam
terjadi, kapan tindak tutur terjadi,
konteks Konteks
atau
situasi
tertentu.
pemakaian
bahasa
8
meliputi konteks fisik, konteks
ujaran.
Makna
epistemis, konteks linguistik, dan
dapat
dikatakan
konteks
fisik
diketahui siapa pembicara, siapa
adalah konteks yang menghasilkan
pendengarnya bila diungkapkan,
suatu ujaran, konteks epistemis
dan lain-lain. Oleh karena itu,
adalah latar belakang pengetahuan
untuk menganalisis makna sebuah
yang dimiliki penutur, konteks
tuturan harus dianalisis konteksnya
linguistik adalah konteks yang
terlebih dahulu. Dalam penelitian
menjelaskan
ujaran-
ini teori yang digunakan dalam
ujaran
menganalisis konteks adalah teori
tertentu di dalam suatu peristiwa
Dell Hymes yang dikenal dengan
komunikasi, dan konteks sosial
peristiwa tutur. Dell Hymes (dalam
yang
yang
Chaer dan Agustina, 2010:48)
melengkapi hubungan sosial antara
mengatakan bahwa peristiwa tutur
penutur
harus
sosial.
ujaran
Konteks
mengenai
yang
mengikuti
merupakan
dan
latar
petutur.
Pendapat
sebuah benar
memenuhi
bila
delapan
selanjutnya
dikemukakan
oleh
komponen,
Tarigan
(2015:33)
yang
komponen tersebut adalah Setting
mengatakan konteks merupakan
and Scene, Participants, Ends, Act
latar belakang pengetahuan yang
sequence, Key, Instrumentalities,
diperkirakan dimiliki dan disetujui
Norm
bersama
Interpretation, dan Genre.
oleh
penyimak
pembicara
serta
dan
menunjang
interpretasi penyimak terhadap apa
yang
tuturan
of
Kedelapan
Interaction
and
c) Situasi Tutur Sebuah
tuturan
dapat
yang dimaksud pembicara dengan
digunakan untuk menyampaikan
suatu ucapan tertentu. Berdasarkan
beberapa maksud dan sebaliknya
beberapa pengertian di atas, dapat
satu maksud dapat disampaikan
disimpulkan
konteks
dengan beraneka ragam tuturan.
merupakan situasi atau hal-hal
Untuk mengetahui makna tuturan
yang menunjang atau mendukung
tidak hanya dapat dilihat dari sisi
makna suatu ujaran. Dapat pula
tuturan itu sendiri, tetapi perlu juga
dikatakan jika konteks berubah,
diperhatikan situasi tuturan atau
maka berubah pula makna suatu
konteksnya. Menurut Wijana dan
bahwa
9
Rohmadi
(2013:7)
bahwa
segala
mengatakan
karena
bisa
dilakukan
yang
dalam berbagai kegiatan seperti
dilakukan oleh manusia dalam
masalah politik, kenegaraan, dan
bertutur akan selalu dipengaruhi
acara formal lainnya, sedangkan
oleh
ceramah bersifat khusus untuk
situasi
sekitarnya.
sesuatu
umum,
dan
kondisi
Situasi
tutur
di
dapat
masalah
keagamaan.
Dalam
diartikan sebagai suatu keadaan
pelaksanaanya antara pidato dan
dimana
ceramah tidak dapat dibedakan,
para
peserta
tutur
berinteraksi dengan bahasa dalam
keduanya
cara-cara yang konvensional untuk
menyampaikan suatu gagasan atau
mencapai suatu hasil. Menurut
pesan kepada khalayak. Hanya saja
Wijana dan Rohmadi (2011:15-17)
yang
membedakan
adapun aspek situasi tutur tersebut
adalah
situasi,
yaitu penutur dan Lawan tutur,
(kesempatan),
konteks tuturan, tujuan tuturan,
sumbernya.
tuturan sebagai bentuk tindakan, tuturan
sebagai
produk
tindak
sama-sama
tempat,
Peranan ceramah
keduanya
secara
waktu
tema
dan
pidato
atau
lisan
kepada
verbal.
kelompok massa merupakan suatu
d) Pidato
hal yang sangat penting, baik pada
Pidato merupakan
salah
keterampilan melalui
atau
waktu
sekarang
maupun
pada
satu
bentuk
waktu-waktu yang akan datang.
berbicara.
Sebab
Mereka
pidato
seseorang
ceramah
dapat
atau
yang
mahir
berbicara
ceramah
dengan mudah dapat menguasai
menyampaikan
massa dan berhasil memasarkan
gagasan, pikiran atau informasi
gagasan
kepada orang banyak secara lisan.
sehingga mudah diterima oleh
Dalam
orang
Kamus
Indonesia
Besar
lain.
dengan
Kaitannya
baik
dengan
dinyatakan
penelitian ini, pidato dijadikan
memiliki
sebagai sumber data atau objek
makna ceramah yang disampaikan
yang diteliti. Dalam penelitian ini
oleh pembicara di depan audiens
yang dimaksudkan adalah pidato
(banyak orang). Pidato bersifat
Presiden Ir. H. Joko Widodo.
bahwa
kata
(KBBI)
bahasa
mereka
“pidato”
10
e) Pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo Ir.
Jokowi H.
Joko
Widodo
merupakan Presiden Rerepublik Indonesia ke-7. Presiden Joko Widodo
memiliki
ciri
dibandingkan
dengan
gaya
Presiden-preisden
sebelumnya. Kekhasan tersebut meliputi volume suara, intonasi, gaya bahasa, dan sebagainya. Selain itu juga, beliau memiliki kemahiran dalam menggunakan bahasa (retorik) sehingga semua tuturan-tuturan yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo dapat diterima oleh para pendengar dan sering kali mengundang gelak tawa ketika tuturan-turan yang beliau keluarkan terkesan sangat lucu. Bahasa-bahasa digunakan ketika
oleh
berpidato
yang
Pak
Jokowi
sering
kali
menggunakan bahasa yang tidak formal walaupun berada dalam situasi formal. Hal ini dilakukan agar pendengar lebih mengerti maksud dan tujuan dari pidato tersebut serta dapat menciptakan suasana yang lebih akrab. Gaya
menggunakan
bahasa
sehari-hari, sederhana, dan tidak emosional. C. METODE PENELITIAN
khas
tersendiri dalam berpidato bila
berpidato
komunikasi dalam pidato Pak
Penelitian
ini
merupakan
penelitian deskriptif kualitatif karena masalah memerlukan
yang
akan
diteliti
pengamatan
atau
penelitian yang cermat dan berusaha mendeskripsikan
serta
membuat
kesimpulan umum. Selain itu jenis penelitian ini tidak didesain atau dirancang menggunakan prosedurprosedur
statistik.
Penelitian
deskriptif mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, wacana, gambargambar, foto-foto, video-tipe, dan tidak
menggunakan
angka-angka.
Data yang diperoleh peneliti mulamula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Data sebagai bahan penelitian yaitu berupa bahan jadi (lawan dari bahan mentah) yang ada karena pemilihan aneka macam
tuturan
(bahan mentah) Sudaryanto (dalam Mahsun, 2013:18).
Data di dalam
penelitian ini adalah berupa tuturan yang dikeluarkan oleh Pak Jokowi ketika berpidato. Data tuturan yang
11
diperoleh bedasarkan
kemudian
dipilih
pertanyaan
penelitian
merupakan dua hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
yang terkait dengan bentuk dan fungsi tindak tutur. Sumber
Metode
pertama
dalam
penelitian ini adalah metode simak, berkaitan
karena cara yang digunakan peneliti
dengan asal-usul data yang akan
untuk memperoleh data dilakukan
diteliti. Sumber data dalam penelitian
dengan
ini
bahasa (Mahsun, 2013: 92). Dalam
adalah
data
dari
media
www.youtube.com.
internet
Sumber
data
hal
menyimak
ini
yang
penggunaan
disimak
adalah
yang dimaksud berupa gambar hidup
penggunaan bahasa secara lisan yang
(video) pidato Presiden Ir. H. Joko
bersumber dari pidato Presiden Ir. H.
Widodo
yang
telah
ditranskrip.
Joko Widodo. Selanjutnya untuk
penjelasan
mengenai
memperoleh data yang representatif
identitas data yang akan diambil dan
dari metode simak ini digunakan
dijadikan data sebagai berikut.
teknik dasar dan teknik lanjutan,
Adapun
Judul
dan
Tanggal
Tempat Pidato
Tayang
Pertemuan
Kamis,
Tahunan
Bank
Indonesia,
JCC
Sumber
20
November
yakni sebagai berikut.
YoutubeMETRO TV
2014
Partai
Senin,
Nasdem:
September
Konsolidasi
2015
21
YoutubeMETRO TV
JCC
2015,
dengan
penyadapan.
Dalam arti, peneliti dalam upaya
Peringatan
Tahun
teknik dasar dalam metode simak
diwujudkan
Senayan
Jakarta.
Pers
sadap. Teknik sadap disebut sebagai
karena pada hakikatnya penyimakan
Pemenangan Pilkada
Teknik dasar yang digunakan pada penelitian ini meliputi teknik
Senayan Jakarta. Rakernas
1. Teknik dasar
Hari
Nasional
Jum’at,
19
Februari 2016
YoutubeMETRO TV
menyadap
2016,
Lombok, NTB.
Menurut
Sudaryanto
1993
(dalam Mahsun 2013:127) metode adalah cara yang harus dilaksanakan sedangkan
mendapatkan data dilakukan dengan
teknik
adalah
cara
melaksanakan metode. Berdasarkan penjelasan di atas metode dan teknik
penggunaan
bahasa
seseorang atau beberapa orang yang menjadi
informan
(Mahsun,
2013:92). 2. Teknik lanjutan Teknik digunakan
dalam
lanjutan penelitian
yang ini
12
adalah teknik simak bebas libat
Dalam penelitian ini, metode
cakap dan teknik catat. Teknik bebas
analisis data yang digunakan adalah
libat cakap adalah penelitian yang
deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan
tidak
dan
melibatkan
peneliti
secara
Biklen
(dalam
Moleong,
langsung dalam penggunaan bahasa,
2006:248)
peneliti
sebagai
analisis data kualitatif adalah upaya
pengamat penggunaan bahasa oleh
yang dilakukan dengan jalan bekerja
para
dengan
hanya
berperan
informannya.
Setelah
itu
menyatakan
data,
mengorganisasikan
peneliti juga menggunakan teknik
data,
catat. Pencatatan dilakukan langsung
satuan
pada
mensintesiskannya,
saat
teknik kedua
selesai
digunakan.
memilah-milahnya yang
bahwa
dapat
menjadi dikelola,
mencari
dan
menemukan pola, menemukan apa
Metode
dokumentasi
yang penting dan apa yang dipelajari,
merupakan catatan peristiwa yang
dan memutuskan apa yang dapat
sudah
diceritakan kepada orang lain.
berlalu.
berbentuk
tulisan,
karya-karya seseorang.
Dokumen
bisa
gambar,
atau
monumental Dokumentasi
dari dalam
Dalam penelitian ini, setelah data
terkumpul
analisis
dilakukan melalui beberapa tahapan,
bentuk gambar meliputi foto, gambar
yakni sebagai berikut.
hidup
1. Tahap Pengelompokan Data
dan
2013:329).
sketsa
(Sugiyono,
data
Dalam penelitian ini
Pada tahap pertama ini data
bentuk dokumen yang digunakan
dikelompokkan sesuai dengan aspek-
adalah gambar hidup (video) pidato
aspek yang akan diteliti, yaitu terkait
Presiden Ir. H. Joko Widodo yang
bentuk dan fungsi tindak tutur dalam
ditayangkan stasiun televisi. Selain
pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo.
itu,
2. Tahap Identifikasi Data
untuk
memudahkan
dalam
pengambilan gambar hidup (video)
Tahap ini dilakukan untuk
bentuk dokumen yang digunakan
menajamkan pengorganisasian data,
adalah
mengunduh
dalam hal ini berkaitan dengan
gambar hidup (video) dalam media
bentuk dan fungsi tindak tutur dalam
internet
pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo.
dengan
yakni
cara
melalui
situs
www.youtube.com.
13
3. Tahap Analisis Data Pada tahap ini, data yang sudah dikelompokkan kemudian dianalisis terkait dengan bentuk dan fungsi tindak tutur dalam pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo. Setelah data selesai dianalisis, tahap yang terakhir adalah tahap
tingkat Nasional, memimpin itu harus punya ideologi, harus ada ideologinya. (Youtube-Metro TV, Senin, 21 September 2015) (3) Tadi Pak ketua PWI ternyata masih mengungkit-ungkit masalah ketidak hadiran saya di hari pers nasional tahun yang lalu, padahal saya sudah minta maaf (pendengar tertawa). (Youtube-Metro TV(Jum’at, 19 Februari 2016)
penyajian hasil analisis data. Tahap ini
merupakan
menampilkan data
upaya
untuk
dalam wujud
laporan tertulis. Dalam penelitian ini, hasil analisis data ditulis dengan menggunakan
metode
informal.
Mahsun (2013:123) mengemukakan bahwa metode informal merupakan perumusan
dengan
menggunakan
kata-kata
biasa,
penggunaan
terminologi
termasuk yang
bersifat tekhnis.
2. Tindak Tutur Ilokusi a. Representatif Ada undangan di Beijing kemarin itu, dan saat itu selama praktisi dua hari di dalam pertemuan, baik pertemuan meja bundar maupun di makan malam selalu posisinya seperti ini, di sini ada Putin, di sini ada Presiden Xi Jinping, di sini ada Presiden Jokowi, di sini Presiden Obama (pendengar tepuk tangan). (Youtube-Metro TV, Kamis, 20 November 2014)
D. PEMBAHASAN 1. Tindak Tutur Lokusi (1) Saya hanya bertahun-tahun terus terang tanda tanya berkaitan dengan melompatnya, meroketnya Tiongkok sebagai sebuah raksasa ekonomi dunia sekarang ini. .(Youtube-Metro TV, Kamis, 20 November 2014) (2) 255 calon pimpinan daerah hadir pada malam hari ini. Saya ingin menyampaikan satu, seorang pemimpin baik di tingkat Kota, di tingkat Kabupaten, di tingkat Gubernur, di tingkat Provinsi, dan di
Pada
tuturan
di
atas,
informasi yang dituturkan oleh Presiden
Joko
Widodo
adalah
posisi tempat duduknya ketika makan malam dan pertemuan meja bundar
bersama
orang-orang
penting di dunia. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ilokusi representatif
“menyebutkan”,
karena pada pernyataan “di sini ada Putin, di sini ada Presiden Xi
14
Jinping, di sini ada Presiden
bersatu,
Jokowi, di sini Presiden Obama”,
bersatu”, Presiden Joko Widodo
Presiden
memiliki maksud tertentu, yaitu
Joko
menyebutkan
Widodo
posisi
tempat
partai
memerintahkan
yang
harus
kepada
partai-
duduknya ketika makan malam
partai yang dinilai Presiden Joko
dan
Widodo
pertemuan
meja
bundar
masih
banyak
yang
bersama pemimpin negara lain,
menerapkan ideologi dengan cara
seperti Presiden Vladimir Putin,
yang berbeda-beda,
Presiden Republik Xi Jinping, dan
menyatukan paham, supaya dalam
Presiden Barak Obama.
memajukan Indonesia di bidang ekonomi
b. Tindak Tutur Ilokusi Direktif Beliau menyampaikan ‘satu’ ini yang kita disini sulit satu, partai yang bersatu (pendengar tepuk tangan). Ini yang sulit, saya bilang ini yang sulit. Partai yang bersatu, partai yang harus bersatu. (Youtube-Metro TV, Kamis, 20 November 2014)
Pada
tuturan
di
atas,
informasi yang dituturkan oleh Presiden
Joko
Widodo
adalah
kunci sukses yang pertama Negara Tiongkok dalam mengembangkan ekonomi. termasuk
Tuturan tindak
tutur
tersebut ilokusi
direktif “memerintah”, karena pada pernyataan “Beliau menyampaikan ‘satu’ ini yang kita disini sulit satu, partai yang bersatu (pendengar tepuk tangan). Ini yang sulit, saya bilang ini yang sulit. Partai yang
dunia
agar dapat
dapat
segera
terwujud.
c. Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif Problem kita ada di pembangkit tenaga listrik, power plant terlambat kita. Problemnya juga seperti tadi yang disampaikan Pak Gubernur BI perijinan yang lambat. Bukan lambat menurut saya, sangat lambat ! Masak ijin Power Plant sampai 6 tahun! 6 tahun ? (YoutubeMetro TV, Kamis, 20 November 2014)
Pada
tuturan
di
atas,
informasi yang dituturkan oleh Presiden
Joko
masalah
Widodo
pembuatan
adalah izin
pembangkit listrik yang kurang diperhatikan.
Tuturan
tersebut
termasuk
tindak
tutur
ilokusi
ekspresif
“mengkritik”,
karena
pada pernyataan “Bukan lambat menurut saya, sangat lambat ! Masak ijin Power Plant sampek 6 15
tahun! 6 tahun ? Presiden Joko
Tuturan tersebut termasuk tindak
Widodo
tutur
menyindir
pihak-pihak
ilokusi
direktif
yang bertanggung jawab masalah
“memerintah”
pembutan
pernyataan “jangan sampai kita
izin
pembangunan
pembangkit
listrik.
tersebut juga
dapat dipandang
sebagai
tindak
Tuturan
tutur
direktif
sebagai
karena
bangsa
yang
pada
besar
mengeluh, mencemooh diri kita sendiri,
kehilangan
rasa
selain
optimisme, yang muncul pisisme
mengkritik, Presden Joko Widodo
jangan sampek itu ada” Presiden
juga
kepada
Joko Widodo memiliki maksud
yang
tertentu, yaitu memerintahkan para
memerintah
karena
memerintahkan
pendengar
atau
bertanggung pembutan
pihak
jawab izin
agar
masalah segera
diselesaikan.
pendengar sikap
untuk
percaya
membangun
diri
walaupun
Indonesia mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi. Dalam
d. Tindak tutur ilokusi deklarasi Jangan sampai kita sebagai bangsa yang besar mengeluh, mencemooh diri kita sendiri, kehilangan rasa optimisme, yang muncul pisisme jangan sampek itu ada. Itulah yang kita namakan pola berpikir kita ini harus kita robah, menjadi sebuah pola pikir yang selalau optimis apapun keadaannya. Melambat ya, terjadi penurunan iya, tetapi bukan krisis sangat berbeda sekali. (Youtube-Metro TV, Senin, 21 September 2015)
Pada tuturan si atas, yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo
memberikan
informasi
kepada pendengar tentang pola pikir masyarakat Indonesia yang
tuturan
tersebut
mengharapakn
beliau masyarakat
Indonesia untuk terus menerus memperbaiki
semua
hal
yang
menjadikan Indonesia sulit maju, yaitu dengan cara selalu optimis terhadap semua
masalah yang
melanda Indonesia. 3. Tindak Tutur Perlokusi Beliau menyampaikan ‘satu’ ini yang kita di sini sulit, satu !, partai yang bersatu” (pendengar tepuk tangan). Ini yang sulit, saya bilang ini yang sulit. Partai yang bersatu, partai yang harus bersatu. (Youtube-Metro TV, Kamis, 20 November 2014)
kurang baik terhadap kemunduran
Pada tuturan di atas, yang
Indonesia dalam bidang ekonomi.
terlihat pada pernyataan “Beliau
16
menyampaikan ‘satu’ ini yang kita
Berdasarkan penelitian dan
disini sulit satu, partai yang
pembahasan mengenai tindak tutur
bersatu”
dalam teks pidato Presiden Ir. H.
(pendengar
tepuk
tangan)” tuturan Presiden Joko
Joko
Widodo
diungkapkan
dilakukkan,
maka
dapat
dengan suara lantang dan tegas.
disimpulkan
hal-hal
sebagai
Dalam
berikut.
tersebut
tindak
tutur
tersebut
Presiden Joko Widodo, selain memberikan
informasi
Widodo
yang
telah
1. Semua tuturan dalam teks pidato
bahwa
Presiden Ir. H. Joko Widodo
partai harus bersatu, penuturan
dalam teks pidato Pertemuan
tersebut
Tahunan Bank Indonesia 2014,
juga
diharapkan
mempunyai pengaruh atau efek
Rakernas
kepada pendengar. Efek yang
Konsolidasi
diharapkan adalah Indonesia dapat
Pilkada 2015, Peringatan Hari
mencontoh Tiongkok dengan cara
Pers
menyatukan
merupakan tindak tutur lokusi.
suara
partai-partai
Partai
Nasdem: Pemenangan
Nasional
Tahun
2016
yang berbeda pandangan agar
2. Tindak tutur ilokusi dalam teks
dapat bersatu dalam membuat
pidato Pertemuan Tahunan Bank
visi, seperti yang diungkapkan
Indonesia 2014, Rakernas Partai
presiden
Xi
Nasdem:
Presiden
Joko
Jinping Widodo.
kepada
Konsolidasi
Oleh
Pemenangan Pilkada 2015, dan
sebab itu tindak tutur tersebut
Peringatan Hari Pers Nasional
termasuk tindak tutur perlokusi,
Tahun 2016 terdapat tindak
karena pelaksanaan tindak tutur
tutur
oleh pendengar terhadap tuturan
direktif,
tersebut adalah tepuk tangan,
deklaratif.
sebagai tanda bahwa pendengar setuju
terhadap
tuturan
yang
ilokusi
representatif,
ekspresif,
dan
3. Tindak tutur perlokusi yang terjadi
dalam
teks
pidato
Tahunan
Bank
dikeluarkan oleh Presiden Joko
Pertemuan
Widodo.
Indonesia 2014, Rakernas Partai
E. PENUTUP 1. Simpulan
Nasdem:
Konsolidasi
Pemenangan Pilkada 2015, dan
17
Peringatan Hari Pers Nasional Tahun
2016
adalah
tindak
nonverbal berupa tepuk tangan dan gelak tawa. Berdasarkan uraian di atas, tindak tutur yang tejadi dalam teks pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. 2. Saran Berdasarkan penelitian
hasil
tersebut,
dikemukakan
dapat
beberapa
saran
sebagi berikut. 1. Mengingat masih banyaknya hal yang perlu diteliti mengenai fenomena
kebahasan
yang
terjadi di masyarakat, peneliti berharap
adanya
penelitian
berikutnya yang mampu dalam mengungkapkan yang
fakta-fakta
terjadi
terutama
di
lapangan
penelitian
yang
berkaitan dengan pragmatik. 2. Hasil
penelitian
dimanfaatkan
ini
dapat
sebagai
bahan
informasi penelitian, referensi, dan sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti berikutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA Ainul, Siti Hajar. 2013. “Analisis Tindak Tutur Pada Acara Komedi ‘Pesbuker’ di ANTV dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas X Semester 2”.Skripsi Mataram : FKIP Universitas Mataram. Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Comings, Louse. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad. 2011. Paradigma Kualitatif: Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Liebe Book Press. Nababan, P. W. J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia. Nurul, Marista Herfianti. 2014. “Analisis Tindak Tutur Pada Acara Komedi “Opera Van Java (OVJ)” di TRANS7 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas X Semester 2”. Skripsi Mataram : FKIP Universitas Mataram. Pateda, Mansoer. 2015. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa. Saodah. 2014. “Tindak Tutur Ilokusi Novel Eliana Karya Tere Liye”: Skripsi. Mataram. FKIP Universitas Mataram. Sherry HQ. 2012. “Tindak Tutur Ilokusi dalam Buku Humor Membongkar Gurita Cikeas Karya Jaim Wong Gendeng dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. FBS. Universitas Negeri Padang”. Padang. (http://ejournal.unp.ac.id, diunduh tanggal 15 Mei 2015 pada pukul 10.23 WITA). Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana Pragmatik : Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
3