BAB II PROFIL JOKO WIDODO Ir. Joko Widodo atau lebih sering dipanggil dengan nama Jokowi, lahir di kota Solo 21 Juni 1961. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah. Tumbuh dari keluarga sederhana, Jokowi menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota yang berada di tepian Bengawan Solo. Selama di Solo, ia menempuh pendidikan dari SDN 111 Tirtoyoso, SMPN 11 hingga SMAN 6. Jokowi kemudian melanjutkan pendidikannya ke kota Yogyakarta dengan menjadi mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM (Universitas Gajah Mada). Di fakultas tersebut, ia memilih jurusan teknologi kayu.
55
Adapun alasan yang menyebabkan beliau memilih jurusan tersebut adalah dikarenakan latar belakang keluarganya sesuai dengan jurusan tersebut. Jokowi berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Ayahnya adalah seorang penjual kayu dan bambu di bantaran kali Karanganyar Solo. Oleh karena 55
A. Yogaswara, dkk, Jokowi-Ahok Pemimpin yang “Biasa-Biasa Saja”, Media Pressindo, Yogyakarta, 2012, Hal. 23.
Universitas Sumatera Utara
itu, beliau sedari kecil tumbuh di lingkungan yang dekat dengan tukang kayu, hingga kelak beliau menjadi penguasaha mebel. Kehidupan Jokowi pun jauh sekali dari kemewahan. Laki-laki yang murah senyum tersebut mengatakan bahwa mereka pun pernah mengalami pahit getirnya kehidupan. Mulai dari masalah kesulitan untuk makan hingga kesulitan untuk membayar uang sekolah. Gambaran keluarga orang tua Jokowi dulu cukup sulit, kesulitan yang umumnya dialami keluarga miskin, seperti kesulitan memenuhi kebutuhan makan dan kesulitan dalam hal pembayaran uang untuk biaya sekolahnya. Masa kecil Jokowi banyak dihabiskan di bantaran kali karanganyar. Banyak aktivitas bermainnya di lakukan sepanjang sungai, mandi, cari telur bebek, memancing ikan, bermain layang-layang, main sepak bola dan sebagainya. Meskipun demikian, Jokowi kecil juga tahu bagaimana mengatur waktunya kapan ia harus bermain dan kapan beliau harus belajar. Sebagai seorang muslim sejati, aktivitas Jokowi kecil memang tak jauhjauh dari mengaji. Beliau juga seorang anak yang cukup patuh kepada kedua orangtuanya. Sehari-hari beliau selalu mencoba untuk menyempatkan diri membantu sang ayah yang bekerja sebagai seorang tukang kayu tersebut. Selain itu Jokowi juga suka membantu orangtua selepas sekolah, misalnya menagih pembayaran kepada pelanggan yang membeli kayu atau menaikkan kayu yang sudah dibel orang ke atas gerobak atau becak.
Universitas Sumatera Utara
Jokowi adalah nama panggilan yang diberikan oleh kliennya saat masih aktif dalam bisnis eksport mebel. Ceritanya, waktu itu ada seorang pembeli yang bernama Michl Romaknan asal Perancis. Orang ini merasa bingung membedakan nama Joko Widodo dengan Joko-Joko lainnya yang juga berprofesi sama sebagai eksportir. Untuk membedakannya, Michl pun memeberi nama panggilan kepada Joko Widodo dengan “JOKOWI”. Hingga saat ini, nama Jokowi telah melekat pada dirinya, selain unik nama ini juga terasa gampang diingat walau terdengar sekali. Saat menjadi mahasiswa, Jokowi muda sudah belajar hidup prihatin. Prinsip hidup ini menjadi pengalaman berharga buat dirinya dalam berwirausaha. Kondisi yang miskin membuatnya terpacu untuk tetap bersemangat belajar dan cepat lulus. Seorang politikus biasanya berangkat dari menjadi aktivis, tapi Jokowi berbeda, semasa kuliah Jokowi lebih senang ikut kegiatan-kegiatan minat dan bakat seperti naik gunung, main basket dan sebagainya ketimbang sebagai aktivis. Kondisi perekonomian yang kurang tersebut secara tidak langsung memaksa dirinya untuk segera menamatkan kuliahnya. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan dirinya tidak begitu aktif dalam kegiatan intra dan ekstra kampus. Meskipun semasa kuliah dirinya bukanlah aktivis kampus, namun beberapa kali ia sempat terlibat dengan berbagai kegiatan pecinta alam seperti berkemah dan mendaki gunung. Setelah lulus kuliah pada tahun1985, Jokowi bekerja di sebuah BUMN di aceh selama 1, 5 tahun. Berhenti dari BUMN, Jokowi selanjutnya memutuskan pulang kampung ke Solo dan bekerja di CV. Roda Jati, sebuah perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
bergerak di bidang perkayuan. Sekitar tahun 1998, Jokowi kemudian merintis bisnis mebel sendiri. Bisnis mebel ini dimulainya dengan modal hutang. Jokowi menjaminkan sertifikat tanah milik orang tuanya untuk mendapatkan pinjaman dari Bank. Awal perjuangan Jokowi dalam berbisnis mebel dimulai dari menyewa tempat yang sangat sederhana, sebuah tempat kecil yang terbuat dari gedheg, yaitu dinding yang terbuat anyaman bambu. Waktu itu, pekerjaan dari mengolah kayu hingga membuat konstruksi dan mengecat mebel, dia lakukan sendiri dengan dibantu tiga orang tenaga. Tiga tahun setelahnya, bisnis mebel Jokowi mulai menampakan hasilnya. Ia mulai bisa mengekspor produksi mebelnya keluar negeri. Perjuangan Jokowi menjadi eksportir dimulai dari menjadi anak angkat Perum Gas Negara. Jokowi mengenal Perum Gas Negara melalui Desperindag. Saat itu ia diikutkan dalam kualisifikasi sehingga bisa mendapatkan bapak angkat. Pada awalnya, oleh Perum Gas Negara, Jokowi dipinjami deposito untuk modal pinjaman ke bank. Saat itu Jokowi hanya dipinjami Rp. 50 juta. Angka tersebut dirasa sangat kecil bagi Jokowi. Lalu Jokowi menunjukan rencana kerjanya kepada pihak Perum Gas negara. Akhirnya mereka percaya dan mau memberi pinjaman lebih besar kepada Jokowi. Tahun 1996, Jokowi berhasil meminjam uang yang kalau sekarang nilainya sekitar Rp. 600 juta. Target yang diberikan kepadanya adalah dua tahun
Universitas Sumatera Utara
harus bisa ekspor. Tapi, hanya dalam jangka waktu 6 bulan Jokowi sudah bisa mengekspor. Utang pun mampu ia lunasi dalam waktu tiga tahun. Tahun berikutnya Jokowi bahkan bisa mendapatkan pinjaman lebih besar lagi. Pada awal karir Jokowi menjadi eksoportir, ia sudah rajin ikut pameran. Adapun pameran yang pertama ia ikuti berada berada di Jakarta, lalu ke Singapura dan akhirnya ke Eropa, Amerika Eropa Timur, dan Timur Tengah. Setelahnya hampir semua negara menjadi tujuan eksopr usaha mebelnya. Pejuangan Jokowi di bisnis mebel ini bukannlah perjalanan yang selalu mudah dan mulus, jatuh bangun telah dilaluinya dalam mengembangkan usaha ini. Namun prinsip Jokowi, ketika ia jatuh ia harus bangkit lagi. Lalu, tidak lantas mencari peruntungan di produk lainnya. Kuncinya adalah berusaha konsisten. Bahwa produk apapun harus ditekuni. Jangan pindah-pindah usaha. Jokowi juga jeli melihat peluang usaha yang digelutinya tersebut. Ia menyebutkan bahwa ketika ada kesempatan, maka kesempatan itu harus diambil. Tetapi, harus tetap memperhitungkan resikonya. Dulu, Jokowi punya pengalaman dengan hal tersebut. Ketika pulang dari pameran singapura, Jokowi mendapat tantangan untuk mengekspor satu bulan sebanyak 18 kontainer. Padahal saat itu, ia hanya mampu mengekspor satu kotainer dalam satu bulan. Dengan memperhitungkan segala risiko yang akan dihadapinya, Jokowi pun mengambil tantangan itu. Saat itu, Jokowi berpikir bahwa kesempatan yang datang itu adalah sebuah batu loncatan untuk beranjak ke level yang lebih tinggi, sehingga ia bisa meningkatkan volume
Universitas Sumatera Utara
ekspor. Untuk itu, dalam berwirausaha Jokowi berprinsip tidak mau masuk ke dalam zona nyaman, lebih baik berada di zona yang banyak tantangan. Jokowi menjalani profesinya di bidang mebel kurang lebih 23 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Jokowi termasuk menjadi seorang yang sukses. Dalam dunia politik, Jokowi tergolong minim pengalaman. Dirinya hanya pernah mengecap pengalaman berorganisasi di asosiasi pengusaha mebel, yaitu sebagai ketua Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO) cabang Surakarta periode 20022005. Kemudian pada tahun 1998, Jokowi mulai memasuki dunia politik praktis. Partai yang dipilihnya adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri. Melalui partai ini sebagai kendaraan politiknya, akhirnya pada tahun 2005 Jokowi terpilih menjadi walikota Solo menggantikan Slamet Suryanto. Semenjak tahun 2005, kepala daerah dipilih langsung oleh masyarakat. Hal ini tertuang dalam UU 32 2004 yang dioperasionalisasikan melalui PP No 6 tahun 2005. Sebelumnya, sesuai UU No. 5 1974 di era Soeharto dan UU No. 22 tahun 1999 di awal era reformasi, pemilihan dilakukan oleh DPRD. Pencalonan diri Jokowi menjadi walikota berawal dari keprihatinannya melihat kota Solo yang menurutnya kian hari tidak semakin baik. Hal itu kemudian memunculkan rasa penasaran yang menggelitik diri Jokowi, Jokowi merasa tertantang untuk maju dalam pencalonan. Ditambah lagi, teman-temannya di Asmindo juga mendukung niatnya tersebut, Jokowi sendiri menyebut terpilihnya ia menjadi Walikota adalah sebuah ”kecelakaan”, berawal dari keisengan.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi, meskipun menyebut terpilihnya dirinya menjadi walikota sebagai kecelakaan dan keisengan, langkahnya dalam pencalonan benar-benar dilakukannya dengan sungguh-sungguh. Baginya, keputusan untuk maju bukanlah untuk kalah, tapi untuk menang. oleh karena itu, sebelum akhirnya mencalonkan dirinya sebagai walikota, Jokowi telah membuat perhitungan dan kalkulasi yang matang. Cara-cara kampanye yang dilakukannya pun tergolong intensif. Bila calon lain melakukan kampanye dengan memperbanyak memasang iklan billboard, Jokowi memilih kampanye dengan cara door to door. Jokowi dan pasangannya, FX Hadi Rudyatmo, mendatangi sendiri warga dari RT ke RT. Hampir setiap hari hal itu beliau lakukan, kepada masyarakat Jokowi menawarkan tiga hal, yaitu perbaikan kesehatan, pendidikan, dan penataan kota. Pada Pilkada Solo yang digelar pada 27 Juni 2005, Jokowi-Rudy, yang diusung oleh PDIP dan didukung PKB, bersaing melawan beberapa pasangan seperti Achmad Purnomo-Istar Yuliadi, yang diusung oleh PAN dan sejumlah partai Islam lainnya seperti PPP, PBB dan PBR serta pasangan HardonoDipokusumo yang diusung oleh Partai Golkar, Demokrat dan PKS. Sementara itu, sang incumbent, Slamet Suryanto juga ikut bertanding dalam Pilkada Surakarta 2005 dengan dipasangkan oleh Ketua DPC PDS Solo yaitu Hengky Narto Sabdo yang didukung oleh empat belas koalisi partai kecil. Pada saat penghitungan suara, pasangan Jokowi-Rudy berada di urutan teratas dengan perolehan suara sebanyak 99.747 (36,62%). Posisi kedua diduduki oleh pasangan Purnomo-Istar dengan suara sebanyak 79.213 (29,08%). Posisi selanjutnya diduduki oleh
Universitas Sumatera Utara
pasangan Hardono-Dipo dengan perolehan suara sebanyak 78.989 (29%). Sedangkan posisi terbawah diisi oleh pasangan Suryanto-Henky sebesar 14.414 suara (5,29%). Kemenangan ini kemudian membawa Jokowi dan Rudy menjadi Wali Kota Solo pada periode 2005-2010. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat.56 Setelah terpilih menjadi walikota, beliau benar-benar memegang janji-janji yang diucapkannya dulu kepada masyarakat. Sebagai walikota, Jokowi memiliki prestasi yang mengesankan dalam penataan kota dengan menggunakan pendekatan yang manusiawi. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa beliau mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Jokowi juga telah banyak merevitalisasi taman-taman kota. Kawasan bantaran sungai yang beliau buat menjadi Green Belt atau Sabuk Hijau. Taman Sekarjati seluas total 38 hektare di sepanjang Kali Anyar kini tak hanya menjadi peneduh, tapi juga area yang indah dan menjadi paru-paru kota. Taman
56
Zaenuddin HM, Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat Kursi, Ufuk press, Jakarta, 2012, Hal. 26-28.
Universitas Sumatera Utara
balakembang, yang merupakan bekas tempat pemandian para keluarga keraton, sebelum tahun 2008 adalah kawasan kumuh oleh pemukiman liar, ditambah kesemerawutan dan bentuk bangunan yang berantakan menjadikan tempat ini bukan menjadi tempat tujuan yang nyaman. Taman balakembang ini memiliki luas 9,8 hektar yang terletak di jalur menuju terminal bus tirtonadi, Solo. Bertahun lamanya berganti walikota, sama sekali tak mampu menjadikan balekambang sebagai sebuah lokasi yang menyejukkan tanpa meninggalkan sejarah. Akibatnya, selama bertahun-tahun itu, kawasan balekambang dikenal sebagai kawasan yang tidak bersahabat dan lebih banyak dihindari warga kota bengawan. Saat pemerintahan Jokowi, revitalisasi kawasan Balekambang berhasil dilakukan setelah sebelumnya berhasil merelokasi pemukiman liar tersebut ke tempat yang diinginkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Selanjutnya, pemerintah kota melakukan penataaan dan pembenahan kembali dengan mengembalikan fungsi awal balekambang, sehingga lokasi yang sebelumnya terlihat kumuh dan berantakan, kini menjadi lokasi yang aman bukan hanya menjadi paru-paru kota dan daerah tangkapan air, tapi juga menjadi kawasan wisata. Bahkan, keberadaan taman bersejarah ini sempat membuat kagum delegasi World Heritage City-Conference & Expo (WHCCE) tahun 2008. Mereka tidak menyangka kalau Solo memiliki taman yang terlindungi dan tertata seperti hal nya dimiliki negara-negara maju. Lokasi lain yang menjadi perhatian pemerintah kota adalah kawasan disekitar keraton mangkunegaran. Keraton sebagai titik nol kota
Universitas Sumatera Utara
Solo tentunya memiliki daerah sekitar yang bernilai strategis. Sekali lagi dengan melakukan komunikasi yang manusiawi, Jokowi mampu meyakinkan pedagang untuk direlokasi. Kawasan pertokoan yang ada disekitar keraton pun akhirnya dibongkar untuk kemudian dikembalikan sebagai fungsi awalnya sebagai ruangruang terbuka bagi publik Jokowi juga terkenal akan prestasinya dalam menata kota dan menanggulangi masalah PKL. Salah satu pretasi Jokowi yang paling fenomenal adalah saat menata 5. 817 PKL di kota itu, tanpa kekerasan. Dalam hal ini Jokowi sudah memindahkan sebanyak 23 lokasi PKL. Sebelum merelokasi PKL, Jokowi dan wakil walikota FX Hadi Rudyatmo melewati proses dialog panjang, hingga 54 kali pertemuan. Bersama wakilnya, dan para kepala dinas, setiap jumat pagi (dua minggu sekali) Jokowi bersepeda berkeliling kampung. Dia mengajak para pedagang untuk makan siang atau makan malam. Mereka yang bersuara vokal didatangi. Keinginan mereka seperti apa lalu didengarkan. Hingga, pada bulan Juli 2006, sebanyak 989 pedagang yang berdagang di monumen 45 banjarsari sejak 1998, mau pindah ke Pasar Klthikan Notoharjo, Semanggi, tanpa paksaan. Untuk program penataan PKL ini Pemkot Solo setidaknya menghabiskan dana Rp. 5, 6 Miliar. Mungkin tidak berlibahan jika dikatakan bahwa selama lima tahun kepemimpinan Jokowi, Solo telah berubah menjadi sangat baik. Sebelumnya kota Solo terlihat semerawut, dengan banyaknya pedagang pasar tradisional tumpah hingga ke jalan raya. Di tangannya,
Universitas Sumatera Utara
titik-titik koto yang dulu kumuh berhasil dirapihkan dan dibangun pasar yang bersih dan tertata. Berbagai prestasi juga ditorehkan oleh Jokowi, baik keberhasilankeberhasilan yang berskala kecil hingga besar. Di bawah kepemimpinannya, Jokowi berhasil memutus mata rantai kemiskinan dengan meluncurkan dana untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Termasuk program perbaikan gizi anak serta menekan angka kematian ibu dan anak pasca persalinan. Inovasi itulah yang akhirnya membuaat dirinya mendapatkan penghargaan sebagai Walikota Teladan dari Mendagri pada April 2011. Kini, dibawah kepemimpinan Jokowi, kota Solo rupanya berhasil menjadi contoh konsep pembangunan kota yang melibatkan masyarakat dalam pembangunannya, dan memanusiakan rakyat di daerahnya. Jika dilihat dari kondisi pembangunan, daerah ini tidak hanya memberikan ruang untuk kepentingan investasi, namun daerah ini juga menyediakan ruang lingkungan secara terpadu. Taman yang dulu rawan dan penuh dengan prostitusi menjadi ruang untuk pedagang kaki lima dan taman kota yang hijau dan menyenangkan. Solo juga menjadi ruang bagi aktivitas ekonomi, pembangunan Solo sangat berpihak pada ekonomi rakyat, pelaku ekonomi lokal dilindungi dari lindasan investor bermodal besar. Dalam rangka untuk menjadikan kota “Solo Masa Depan adalah Solo Masa Lalu”, maka Jokowi sebagai Walikota Solo memiliki program jangka lima
Universitas Sumatera Utara
tahun kedepan dengan menjadikan Solo sebagai Eco Culture City, atau Solo menjadi kota ekobudaya. Yaitu, upaya menjadikan Solo sebagai kota peduli budaya dan lingkungan. Secara garis besar, program-program pemerintah kota Solo untuk mewujudkan Solo yang peduli lingkungan dilakukan dengan beberapa hal, di antaranya seperti pengendalian pencemaran udara, revitalisasi ruang terbuka hijau, urban forest, dan city walk. Urban forest merupakan kegiatan rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya air melalui penataan fisik ruang terbuka hijau dengan tujuan terciptanya optimalisasi fungsi sungai bengawan Solo, peningkatan kualitas tata ruang kota, penciptaan ruang terbuka hijau (RTH), sebagai aktivitas sosial masyarakat, fungsi resapan air, dan low risk investasi bila terjadi debit air maksimal (banjir). Sementara itu, program citywalk dibuat sebagai ruang publik untuk mewadahi pejalan kaki, interaksi masyarakat, maupun wisatawan dengan menghadirkan kenangan “Solo Tempoe Doeloe”, mengurangi pergerakan roda transportasi kendaraan bermotor, upaya mengubah budaya kendaraan bermotor menjadi budaya penggunaan kendaraan bermotor menjadi budaya berjalan kaki atau bersepeda, pengurangan polusi udara sebagai keuntungan pengurangan penggunaan kendaraan bermotor. Kelebihan Jokowi sebagai seorang walikota tidak berhenti sampai disitu saja. Selain beliau dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, Jokowi cukup terkenal karna beliau pandai dalam membuat kebijakan-kebijakan yang bisa menyenangkan masyarakat, seperti dengan
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki SDM aparat. Selama menjadi walikota Solo, Jokowi berhasil menciptakan kota Solo menjadi kota yang kondusif, tidak lagi menjadi kota„sumbu pendek‟ seperti yang selama ini menjadi predikat Solo. Iklim yang kondusif ini juga pada gilirannya membuat investasi meningkat. Selain dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, Jokowi juga dikenal dengan sosok yang dekat dan perduli terhadap kesenian. Jokowi pernah tercatat sebagai Pembina Hamkri (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia) Solo. Jokowi juga menyukai music kelompok Koes Plus. Kepedulian Jokowi terhadap kesenian tampak dari keberhasilannya menggelar berbagai even-even kesenian di Solo. Jokowi telah berhasil membangkitkan potensi Solo yang besar di bidang seni pertunjukan, hal itu ditunjukkan dengan ratusan sanggar tari, music dan teater. Oleh sebab itu, maka Jokowi membuat wadah kesenian untuk mereka, seperti Solo International Ethnic Music (SIEM) Festival dan Solo Batik Carnival, sebagai awalan. Kemudian menyusul Solo International Performing Arts (SIPA), Solo Jazz Festival dan Festival Keroncong, seperti Festival Anak dan banyak lagi yang lainnya. Selain perhatiannya kepada kesenian local, yang cukup menarik dan tidak disangka-sangka adalah kesenangan Jokowi kepada aliran music rock atau music cadas. Kegemaran Jokowi terhadap music Rock ini sudah terihat sejak beliau masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jokowi remaja sudah mulai mendengarkan lagu-lagu dari grup-grup music rock lama, misalnya Sepultura, Led Zeplin, Deep Purple, Metalica, Palm Desert, Linkin Park, The
Universitas Sumatera Utara
Cranberies, Lamb of God dan lain-lain. Selain hobi mendengarkan music rock, Jokowi juga sangat suka menonton pertunjukan music. Hobi mendengarkan dan menonton pertunjukan musik itu terus berlanjut hingga Jokowi menjadi mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM, bahkan sampai sekarang pun hobi tersebut terus berlanjut. Posisi Jokowi sebagai walikota pada saat itu memang tidak bisa menghambat hobinya untuk menonton pertunjukan music rock. Suatu saat, pada sebuah konser music cadas bertajuk Rock In Solo Heritage Fest 2011 yang diramaikan 36 grup band dalam dan luar negeri, ribuan penonton yang hadir dikejutkan oleh kedatangan Jokowi yang tanpa pengawalan khusus saat itu terbilang mendadak, sehingga begitu mengejutkan para penonton. Jokowi selanjutnya berbaur dengan para penonton lain tanpa merasa berbeda dengan mereka. Di dunia music rock, musisi yang menjadi idola Jokowi adalah John Blonham, drummer dari group music rock Led Zeppelin. Menurut Jokowi, penentu bagus tidaknya sebuah band rock ada pada diri drummer dan John Blonham dinilainya sebagai sosok yang luar biasa di dunia rock. Menelusuri lebih dalam tentang kesuksesan Jokowi dengan music rock, ada hal yang menarik yang diungkapkannya. Menurut Jokowi, alasannya menyukai music rock karna music ini mempunyai filosofi yang bagus, yaitu mampu memberikan rasa semangat, memberikan inspirasi untuk mendobrak, dan kekuatan liriknya yang mayoritas
Universitas Sumatera Utara
berisi kritik. Jadi bagi Jokowi, music rock itu sarat dengan pesan- pesan yang memberikan semangat untuk mendobrak. Sehubungan dengan semangat mendobrak yang diungkap Jokowi, lebih lanjut Jokowi mengkaitkannya dengan sikap seorang pemimpin. Jokowi berpendapat bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki keberanian untuk mendobrak dan harus mampu memberikan semangat kepada rakyatnya. Selain itu juga Jokowi menganggap music rock mampu menghadirkan kebebasan dalam berpikir dan berkreasi. Rupanya filosofi music rock itulah yang selama ini menginspirasi gaya kepemimpinan Jokowi, menjadi sosok pemimpin yang berani, bebas berkreasi, dan memiliki kekuatan untuk mendobrak. Keberhasilan Jokowi dan Rudy dalam memimpin Solo ternyata membuat masyarakat Solo menginginkan mereka kembali untuk memimpin Solo kedua kalinya. Dan pada akhirnya, Jokowi-Rudy memutuskan untuk ikut mendaftar menjadi pasangan kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo periode 20102015. Pada Pilkada Solo 2010, Jokowi-Rudy kembali diusung PDIP serta didukung PAN dan PKS. Tingginya popularitas serta keinginan masyarakat kepada mereka untuk memimpin kembali membuat kedua pasangan ini mendapatkan perolehan suara yang cukup fenomenal pada Pilkada Solo 2010, yaitu sebesar 90,09%. Sedangkan kandidat pesaingnya, KP Eddy S WirabhumiSupradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan didukung Partai Golkar,
Universitas Sumatera Utara
hanya mengumpulkan suara 9,91 persen.Dalam Pilkada ini, angka partisipasi mencapai 71,80 persen dari 393.703 jiwa dalam daftar pemilih tetap.57 Di samping kemenangannya yang cukup fenomenal serta keberhasilannya dalam memimpin Solo, nama Jokowi mulai banyak dikenal masyarakat luar ketika ia membuat gebrakan kembali. Pada awal 2011, Jokowi melakukan gebrakan yaitu dengan menggunakan mobil Esemka, yang merupakan sebuah mobil rakitan buatan para siswa SMK di Solo, sebagai kendaraan dinas selama memimpin di Solo. Atas dasar beberapa terobosan dan keberhasilan yang dilakukan oleh Jokowi, banyak pihak, termasuk diantaranya PDIP, yang menganggap bahwa Jokowi adalah figur yang tepat untuk menjadi Gubernur Jakarta. Pada awalnya Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak dalam kapasitas sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta karena belum didaftarkan baik itu di tingkat DPD maupun di DPP PDIP. Namun fakta berbicara lain, sepak terjang Jokowi ternyata menarik perhatian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan juga gerindra. Kedua partai tersebut tertarik dengan profil dan keberhasilan sang walikota Solo. Baik PDIP ataupun gerindra sama-sama ingin menjagokan Jokowi ke dalam panggung pemilihan gubernur DKI Jakarta pada bulan juli 2012. Dalam pemilihan gubernur DKI tersebut, Jokowi ditemani oleh Basuki Tjahya Purnama, atau yang lebih akrab dipanggil ahok. Masuknya nama Jokowi dan ahok ini tentu saja memberikan warna baru dalam pemilihan gubernur Jakarta. Nama kedua toko tersebut bersaing dengan beberapa nama orang besar lainnya seperti Faisal Basrie57
Ibid, Hal. 26-28.
Universitas Sumatera Utara
Biem Benjamin, Hendardji Soepandi-Ahmad Riza Patria, Alex Noerdin-Nono Sumpomo, Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Namun Jokowi tetaplah menjadi sebuah nama yang menyita banyak sekali perhatian warga Jakarta. Semua orang ridak lupa bagaimana track record Jokowi selama membesarkan dan membangun kota Solo. Semua masyarakat Jakarta juga kagum dengan pembawaan Jokowi yang down to earth, dan low profil. Karena prestasi dan upaya penataan PKL yang dilakukan Jokowi sangat manusiawi dan terlihat damai tanpa adanya pertikaian, maka hamper 70% pemilih di DKI dari kalangan masyarakat kecil. Para masyarakat kecil tersebut yakin bahwa Jokowi pasti bisa memajukan Jakarta tanpa harus merugikan orang-orang cilik. Pada Pemilukada Jakarta 2012 Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama menang lewat pemilihan 2 putaran dimana pada putaran Pertama Jokowi menang dengan 42,6% suara, Berikut merupakan hasil perhitungan suara putaran pertama yang dirilis oleh KPUD DKI Jakarta atas pemungutan suara yang dilaksanakan pada 11 Juli 2012:58 Tabel 2 Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012 No
58
Pasangan
Jumlah Suara
Persentase
Wijoyo Bagus D, Pesona dan Karisma Jokowi, Sinar Kejora, Yogyakarta, 2012, Hal.160.
Universitas Sumatera Utara
Fauzi Bowo – Nachroni Ramli
1
476.648
34,05%
85.990
1,98%
847.157
42,6%
508.113
11,72%
Hendardji Soepandji- Ahmad 2 Riza Patria Joko Widodo-Basuki Tjahaja 3 Purnama Hidayat Nurwahid- Didik 4 Rachbini 5
Faisal Batubara-Biem Benjamin
215.935
4,98%
6
Alex Noerdin-Nono S
202.642
4,67%
4.336.486
100%
Total Sumber :Kompas.com 19 Juli 2012
Sementara itu, tabel dibawah ini merupakan hasil pemungutan suara dari pilkada DKI Jakarta 2012 pada putaran kedua :59 Tabel 3 Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012 No
Pasangan
Jumlah Suara
Persentase
1
Fauzi Bowo – Nachroni Ramli
2.120.815
46,18%
2
Joko Widodo-Basuki Tjahaja 2.472.130
53,82%
Purnama
59
Ibid, Hal. 162.
Universitas Sumatera Utara
Total
4.592.945
100%
Sumber : Kompas.com 28 September 2012 Dari tabel diatas menuntukan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama memenangkan Pemilukada Jakarta dengan kemenangan 53,825% mengalahkan pasangan Fauzi Bowo - Nachroni Ramli yang memperoleh 46,18% suara, Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama kemudian dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin 15 Oktober 2012. Di samping elektabilitas dan popularitas Jokowi yang begitu tinggi serta diunggulkan mayoritas lembaga survei, Jokowi juga dianggap sukses memimpin Jakarta karena gaya kepemimpinannya yang tegas, suka blusukan, melakukan pelelangan Jabatan di Jakarta, Mulai menata pedagang kaki lima (PKL) akhirnya membuat Jokowi dicalonkan oleh PDI Perjuangan. Mereka yakin bahwa Jokowi merupakan gubernur yang selama ini diharap-harapkan mampu membawa perubahan besar bagi Jakarta. Maka dari itu, banyak sekali yang yakin bahwa Jokowi dan ahok mampu memenangkan pemilihan gubernur Jakarta pada juli 2012 lalu. Namun, terlepas dari itu semua, Jokowi hanya bisa berdoa semoga ia masih bisa membantu untuk membesarkan nama Jakarta dan memperbaiki nama Indonesia di mata dunia internasional. Hal tersebut tentu saja bisa beliau lakukan dengan mempertahankan prinsipnya yang
Universitas Sumatera Utara
tidak mau korupsi dan mementingkan hak-hak semua lapisan masyarakat. Pada 15 Oktober 2012, Jokowi dilantik sebagai Gunernur DKI Jakarta. Beberapa orang mengatakan tanpa keberanian, kepemimpinan tidak dapat ditunjukkan atau ditonjolkan, beberapa pemimpin pada organisasi yang besar, menyatakan keberanian adalah hal yang penting tetapi kadang diartikan dengan melakukan hal-hal yang akan membuat dirinya mendapat promosi atau meningkatkan gajinya. Pencalonan Jokowi menurut kebanyakan pendapat masyarakat pada saat beliau menyatakan ikut sebagai salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta adalah suatu hal yang berlebihan, tidak masuk akal. Karena dari postur tubuh yang kurus kecil, sederhana, pengalaman memimpin organisasi yang besar belum terlalu teruji, kota Solo yang dipimpin saat itu menurut kebanyakan orang tidaklah bisa disamakan dengan DKI Jakarta dengan multi etnis, geografis, budaya, pola hidup, masalah sosial, kemiskinan, dan masalahmasalah infrastruktur dan suprastruktur yang jauh berbeda dengan kota Solo. Ternyata Jokowi memiliki kepemimpinan yang berani (leadership Courges), awal kampanye ia sudah menyatakan anggaran kampanye yang hanya pas-pasan. Begitulah gambaran pribadi sederhana Jokowi, pemimpin sederhana yang berprestasi tinggi. Mungkin sudah seharusnya kesederhanaan Jokowi membuat “gerah” pemimpin atau pejabat lain, yang menunjukan tumpulnya rasa empati terhadap kesusahan hidup rakyat, yang meminta fasilitas mobil dan rumah dinas mewah, kenaikan gaji pejabat dan berbagai fasilitas cukup memberikan inspirasi bagi setiap orang. Kepada pers, Jokowi dan jajarannya selalu bersikap tebuka. Dia
Universitas Sumatera Utara
sangat mudah dihubungi. Sehingga program-program tersosialisasi dengan baik. Tak ada cerita sembunyi dari pers. Semua bentuk pemberitaan sebagai control social serta sorotan pun dihadapi dengan gentle. Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-7, publik pun tak bisa melepaskan rasa penasaran dari sosok keluarganya. Begitu pula dengan sosok sang istri, Iriana. Iriana yang akrab di panggi dengan Bu Ana. Tempat kelahiran beliau di kota Solo, pada tanggal 1 Oktober 1963 dan lulusan dari SMA 3 Solo juga. Iriana Resmi menjadi suami istri pada 24 Desember 1986, Iriana di samping melayani suami, juga sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial, seperti di organisasi PKK. Iriana menjadi pimpinan PKK di kota Solo waktu suaminya menjabat menjadi Walikota di kota tersebut. Waktu itu, banyak kegiatan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, seperti masalah kemiskinan yang ada di kota Solo dan juga kegiatan para ibu-ibu. Iriana tidak pernah canggung dalam mengerjakan pekerjakan rumah tangga, walau ada pembantu. Kepeduliannya kepada “wong cilik” di Solo, karena dulu Suaminya juga pernah merasakan rumah digusur tanpa ada pesangon, dan kejadian pahit itu membuat Iriana tidak mau warga Solo mengalami nasib yang sama. Kemudian dia pun banyak membuat program- program, seperti pelathian usaha kepada para warga. Hal yang menarik lain adalah ketika dia mau meninggalkan kota Solo, karena sang suami terpilih sebagai Gunernur DKI Jakarta masa jabatan 2012-2017 kemudian 2 tahun menjadi istri Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2014 suaminya terpilih kembali menjadi Presiden Republik
Universitas Sumatera Utara
Indonesia 2014-2019. Banyak warga Solo yang merasa kehilangan sosok Bu Wali yang selalu merakyat. Jadi kesederhanaan Iriana tidak hanya dalam keluarga saja, namun sudah menjadi prinsip hidupnya. Bahkan saking sederhananya, sampaisampai beliau tidak punya akun facebook, twiter dan instagram, hal ini di nyatakan sendiri oleh suaminya. 60 Jokowi dan Iriana dikaruniai tiga orang putra, anak sulung dari Jokowi bernama Gibran lahir pada 1 Oktober 1987 di masa Jokowi memulai usaha sendiri mendirikan pabrik kayu di Solo. Masuk SMP, Gibran memilih sekolah SMP dan SMA di Singapura dan lanjut kuliah di Universitas Teknologi Insearch, Sydney Australia. Lulus kuliah, Gibran kembali ke Solo dan memulai usaha catering bernama Chilli Pari. Empat tahun berjalan, Gibran kini sukses sebagai pengusaha catering dengan omzet ratusan juta rupiah tanpa bantuan sang ayah. Nama Gibran Rakabuming Raka seolah melambangkan doa dari kedua orangtuanya. Gibran bisa diartikan sebagai pria yang pandai, simple dan apa adanya. Lalu Raka bisa berarti keteguhan dan kebijaksanaan sementara Bumi adalah tanah. Jadi bisa dibilang Gibran Rakabuming Raka adalah pria yang pandai, teguh dan bijaksana tetapi tetap apa adanya dan membumi (tidak sombong). Terbukti kendati dia seorang pengusaha muda yang sukses, Gibran masih tetap sederhana dan memilih tidak ingin disorot atau membanggakan punya ayah Presiden.
60
http://silontong.com/2014/06/09/profil-dan-biodata-iriana-istri-joko-widodo-atau-jokowi/ diunduh pada 25 November 2014, Pukul 12.21 Wib.
Universitas Sumatera Utara
Anak Kedua Jokowi dan Iriana bernaam Kahiyang Ayu adalah putri satusatunya Jokowi. Terlahir pada tahun 1991, wanita yang sering dipanggil mbak Ayang ini adalah lulusan teknologi pangan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Dari segi fisik, Ayang memang paling mewarisi kecantikan sang ibu. Ayang memiliki tubuh yang sedikit bongsor tetapi wajah yang imut dan pipi yang chubby. Perangai sederhana masih tetap bisa dilihat dari wanita berusia 25 tahun ini. Ditilik dari arti namanya, Kahiyang Ayu memang mempunyai nama yang sangat Jawa. Di mana Ayang bisa berarti sayang atau yang tersayang dan Ayu semua orang juga sudah tahu itu bermakna cantik. Jadi, Kahiyang Ayu adalah wanita tersayang yang cantik. Tentu saja dia menjadi sosok kesayangan Jokowi dan Iriana serta kedua saudara laki-lakinya yang akan selalu menjaga Ayang sampai dia menemukan sosok pria istimewa kelak. Anak Ketiga bernama Kaesang adalah si bungsu putra Presiden Jokowi dan ibu Iriana. Pemuda berkacamata ini bisa dibilang yang paling berbeda dibandingkan kakak-kakaknya. Kaesang memang masih muda. Lelaki yang berkuliah di Singapura ini baru akan berusia 22 tahun. Dalam bahasa Vietnam, nama Sang bisa berarti bangsawan laki-laki. Namun jika dilihat dari keturunannya di mana Jokowi berdarah Jawa, maka nama Kaesang Pangarep besar kemungkinan berarti sosok yang diarep-arep (dinanti-nanti). Kae = itu, Sang =
Universitas Sumatera Utara
yang, Pangarep = Diarep-arep. Jadi kalau digabungkan bisa saja Kaesang Pangarep adalah bangsawan laki-laki yang dinantikan.61
61
http://plus.kapanlagi.com/mengenal-ketiga-anak-jokowi-dan-arti-nama-keren-mereka8b2c3b.html diunduh pada tanggal 25 November 2014 pukul 12.20 wib.
Universitas Sumatera Utara