ANALISIS WACANA PEMBERITAAN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO DALAM TABLOID SUARA ISLAM
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
REZA MAULANA NIM : 108051100053
KONSENTERASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ANALISIS WACANA BERITA PEMERINTAIIAN JOKO WII}ODO
DALAM TABLOID SUARA ISLAM
Slaipsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
REZA IVIAUI.ANA
NIM :108051100053
Di b*wah bimbingan
Dra. Muslirah Nurlaily, MA
NIP : 197 1041222000032001
KONSENTRA SI JURNALISTTK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAI{ DAl\ ILMU KOMUNIKASI TINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
1436s/201sM
PENGESAHAN PA}UTIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 April 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam konsentrasi Jurnalistik.
Ciputat, l0 April2015 Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
& ffi
Fra,MuslEraL Nurlailv. MA
Anggota, Penguji
I
Penguji
II
/yt
Rubivanlh. MA IttIP: 1973082199E032001
{
Ade Rina Farida" M. Si IIIIP: I 97705 1320070120 lE Pembimbing,
- v"Y \t'"V \-' --t-J Dra. Musfirah Nurlailv. IVIA IIIIP: 19710 412220000ts.2001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 9 April 2015
Reza Maulana
ABSTRAK Reza Maulana “Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam.” Ir. H. Joko Widodo pada awalnya hanyalah seorang warga Indonesia biasa yang hidup dalam keluarga sederhana. Sampai ia akhirnya memutuskan untuk memasuki dunia politik pada tahun 2005 dan menjadi Walikota Surakarta (Solo), tempat ia dilahirkan. Tahun 2012, ia diminta oleh Jusuf Kalla secara pribadi untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di DKI Jakarta. Semenjak pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta inilah nama Jokowi mulai melambung. Segala keberhasilan Jokowi dalam memimpin kota Solo banyak diekspos di hampir seluruh media massa, sehingga masyarakat pun mengelu-elukan nama Jokowi. Namun, di tengah maraknya berbagai pemberitaan positif mengenai sosok dan kinerja Jokowi di media massa yang terkesan monoton, nampaknya ada segelintir media yang melihat realitas tersebut dari ketidakberhasilan memimpin Jakarta dengan masalah banjir dan kemacetan serta isu kristenisasi. Salah satunya adalah Tabloid Suara Islam. Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimanakah teks yang dibangun oleh Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko widodo? 2. Bagaimanakah kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko Widodo? 3. Bagaimanakah konteks sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko Widodo? Untuk menganalisa masalah yang diteliti, peneliti menggunakan Analisis Wacana model TeunVan Dijk, yang membagi pengkajian wacana menjadi tiga bagian. Pertama, Segi Teks, yang meneliti tulisan dalam pemberitaan. Penelitian dalam segi teks ini dibagi lagi menjadi tiga struktur: Struktur Makro, Suprastruktur dan Struktur Mikro. Kedua, Segi Kognisi Sosial, yang meneliti mental penulis berita dengan melakukan wawancara berkaitan dengan berita yang ditulisnya. Ketiga, Segi Konteks Sosial, dengan melihat kondisi perkembangan isu dalam masyarakat yang mendorong penulisan berita yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini hanya akan membahas tentang bagaimana wacana dan kecenderungan Tabloid Suara Islam dalam mengonstruksi realitas suatu peristiwa menjadi sebuah berita, dalam hal ini berita mengenai pemerintahan Joko Widodo. Dalam segi teks terlihat bahwa keberhasilan Jokowi dalam menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta hanyalah hasil dari suatu pencitraan yang didukung oleh kekuatan media massa dalam memengaruhi pemikiran masyarakat. Sementara pada kenyataannya, kinerja dan performa Jokowi dalam menjabat kursi pemimpin tidaklah bisa dikatakan baik. Hal ini didasarkan pada permasalahan kemacetan dan banjir yang tidak kunjung membaik. Ditambah aroma kristenisasi dalam kepemerintahannya dengan mengangkat wakil dari golongan non muslim. Dari penelitian aspek kognisi sosial, penulis berita menganggap Jokowi tidak pantas menjadi panutan. Kepemerintahannya dijalankan tidak sesuai dengan syariat Islam. Selain itu Jokowi dinilai belum tuntas melaksanakan kewajiban-kewajibannya di Solo, sementara permasalahan di Jakarta jauh lebih kompleks dengan masyarakat yang heterogen. Sedangkan dari aspek konteks sosial, yang membangun teks berita adalah histeria masyarakat terhadap sosok Jokowi dan kompaknya pemberitaan media massa mengenai kepemimpinan Jokowi yang hampir tanpa cela, sehingga Suara Islam merasa pentingnya masyarakat melihat pemberitaan mengenai Jokowi dari ketidakberhasilannya mengatasi banjir, macet dan kristenisasi. Keyword: Pemerintahan Jokowi, Suara Islam. i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kesehatan. Sehingga, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita, nabi besar Nabi Muhammad SAW, juga bagi keluarga, sahabat, serta para umatnya hingga akhir zaman nanti dan kita termasuk ke dalamnya yang mendapat syafaatnya di yaumil akhir nanti. Amin. Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul ”Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahaan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan sampai masa penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak lainnya yang telah banyak berjasa bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.Ag., Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag., selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
ii
2. Rachmat Baihaky, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, serta Fita Fathurokhmah, SS, M.Si. selaku Sekertaris Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si, serta Sekertaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Dra. Musfirah Nurlaily, MA sekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan kuliah penulis. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan kepada Peneliti. 5. Segenap staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 6. Pihak Tabloid Suara Islam yang turut berperan dalam selesainya penelitian penulis. Khususnya bapak Shodiq Ramadhan yang meluangkan waktunya di tengah kesibukkannya. 7. Secara khusus dan yang paling penulis banggakan, kedua orangtua tercinta Bapak Didi Sumardi dan Ibu Marsi atas do’a dan kasih sayangnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Kakak-kakak tercinta, Nova Mardiyanto dan Desy Maryana. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai. 9. Tiara Mustika, yang banyak sekali membantu penulis dalam berbagai hal sampai selesainya skripsinya. Rangga Tsabit Imam, Ariya Kemal, dan Andi buat bantuan dan Support. Teman-teman Jurnalistik
iii
angkatan 2008, Yamin, Obe, Putri, Zubair, Dayat dan yang tidak bisa Peneliti
sebutkan
satu
persatu,
semoga
persahabatan
dan
persaudaraan kita akan terus terjalin. 10. Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan mendo’akan. Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih sekali lagi, dan mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan dan kekhilafan yang penulis pernah lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa terkecuali.
Jakarta, 9 April 2015
Reza Maulana
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK................................................................................................................i KATA PENGANTAR ............................................................................................ii DAFTAR ISI ...........................................................................................................v DAFTAR TABEL.................................................................................................viii DAFTAR SKEMA.................................................................................................ix
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................7 D. Tinjauan Pustaka.............................................................................8 E. Metodologi Penelitian...................................................................10 F. Sistematika Penulisan ...................................................................14
BAB II
LANDASAN TEORI ........................................................................16 A. Analisis Wacana ...........................................................................16 1. Pengertian Analisis .................................................................16 2. Macam-macam Analisis .........................................................16 a. Wacana .............................................................................16 b. Semiotika ..........................................................................18 c. Framing..............................................................................20 d. Isi ......................................................................................22 3. Analisis Wacana Van Dijk.....................................................22
v
a. Teks...................................................................................25 b. Kognisi Sosial...................................................................30 c. Konteks Sosial...................................................................31 B. Berita ............................................................................................33 1. Definisi Berita.........................................................................33 2. Jenis-jenis Berita.....................................................................34 3. Nilai Berita......... ....... .............................................................35 4. Kategori Berita .......................................................................36
BAB III
GAMBARAN UMUM.......................................................................39 A. Sejarah Tabloid Suara Islam .........................................................39 B. Visi dan Misi Tabloid Suara Islam ...............................................40 C. Struktur Organisasi .......................................................................42
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................45 A. Analisis Struktur Teks ..................................................................45 1. Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta.45 2. Simsalabim Jokowi Apa Bisa?...................................................62 3. Jangan Jadi Keledai.....................................................................72 B. Analisis Kognisi Sosial .................................................................82 C. Analisis Konteks Sosial ................................................................86
BAB V
PENUTUP .........................................................................................89 A. Kesimpulan ...................................................................................89 B. Saran .............................................................................................91
vi
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................x LAMPIRAN ........................................................................................................ xiii
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk...........................................................................25 Tabel 2 Elemen Wacana Van Dijk .........................................................................26 Tabel 3 Nilai Berita ................................................................................................36 Tabel 4 Kategori Berita ..........................................................................................37 Tabel 5 Analisis Data Kristenisasi Jokowi-Ahok...................................................61 Tabel 6 kerangka Analisis Data Simsalabim Jokowi Apa Bisa?............................71 Tabel 7 Kerangka Analisis Data Jangan Jadi Keledai ...........................................81
viii
DAFTAR SKEMA Skema 1 Diagram Model Analisis Van Dijk..........................................................26
ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Ir. H. Joko Widodo, atau yang akrab dipanggil dengan sapaan Jokowi, awalnya hanyalah seorang warga Indonesia biasa yang hidup dalam keluarga sederhana, sampai ia akhirnya memutuskan untuk memasuki dunia politik pada tahun 2005 dan menjadi Walikota Surakarta (Solo), berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakilnya dalam partai PDI Perjuangan.1 Jokowi mendapatkan amanah untuk memimpin kota Solo selama dua periode. Periode pertama pada tahun 2005-2010, dan periode kedua tahun 2010-2015. Baru dua tahun menjalani mandatnya sebagai Walikota Solo pada periodenya yang kedua, pada tahun 2012, ia diminta oleh Jusuf Kalla secara pribadi untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di DKI Jakarta. Semenjak pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta inilah nama Jokowi mulai melambung. Segala hal mengenai Jokowi banyak diekspos media massa. Keberhasilan-keberhasilan Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo terpampang di berbagai media massa elektronik maupun cetak., yaitu kesuksesannya me-rebranding kota Solo dengan slogan: "Solo: The Spirit of Java", menjadikan Solo sebagai anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia pada tahun 2006 yang kemudian menjadikan Solo sebagai tuan 1
Alberthiene Endah. Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012), h. 85
1
2
rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008,2 mendapatkan pengakuan UNESCO atas kesenian wayang kulit sebagai warisan budaya dunia,3 mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama pada 12 Agustus 2011, menjadi 25 finalis World Mayor 2012 atau walikota pilihan dunia 2012 yang diselenggarakan The City Mayors Foundation yang bermarkas di London, Inggris,4 dan dinobatkan sebagai walikota terbaik ke 3 di dunia pada Januari 2013. Untuk melihat seberapa besar perhatian yang media berikan terhadap Jokowi, penulis mencoba menelusuri pemberitaan di media online dengan mengetikkan kata kunci Jokowi. Kemudian penulis mendapatkan hasil yang cukup mencengangkan. Sampai terhitung tanggal 13 Desember 2013 pagi hari, pemberitaan di situs berita kompas.com mengenai Jokowi berjumlah 9.339 artikel. Pada situs berita detik.com, terdapat 9.159 artikel. Di vivanews.com terdapat 1.460 artikel. Situs berita okezone.com menuliskan 6.456 artikel. Sedangkan pada situs pencarian google.co.id, terdapat 25 juta hasil yang ditemukan. Dari hasil yang didapatkan tersebut, nampaknya sudah dapat membuktikan bahwa Jokowi merupakan seorang news maker yang sangat penting bagi media massa saat ini. Pemberitaannya bahkan mengalahkan pemberitaan mengenai Dahlan Iskan maupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
2
2013.
3
Merdeka.com, yang ditulis oleh Saugy Riyandi dan diposting pada Kamis, 12 Desember
Alberthiene Endah, Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2012), h. 143 4 Domu D. Ambarita dkk, Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 151.
3
Media seperti tersihir oleh keberadaan sosok Jokowi. Dari sekian banyak pemberitaan mengenai Jokowi tersebut, pemberitaan didominasi oleh berbagai berita positif mengenai Jokowi, baik dari segi sosoknya, maupun dari kinerja yang dilakukannya. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008”. Hebatnya lagi, berita positif mengenai Jokowi tidak hanya terbatas pada ranah domestik. Dalam situs merdeka.com, Jokowi diberitakan masuk ke dalam tokoh populer versi majalah Foreign Policy di Amerika yang menggambarkan Jokowi sebagai pemimpin global paling berpengaruh, sejajar dengan Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel, mantan kontraktor Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden, Presiden Iran Hassan Rouhani, bahkan Paus Fransiskus.5 Pantaslah jika Ia disebut-sebut sebagai media darling. Media darling sendiri menurut pakar publisitas Amerika Julissa Fernandez merupakan “Someone who is media savvy. A person who can make good use of all media platform to benefit them in someway”. Atau dapat diartikan seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang media dan mampu memanfaatkan semua bentuk media sehingga menguntungkan mereka dalam suatu hal.6 Atas perhatian besar dari pihak media massa terhadap segala keberhasilan Jokowi, akhirnya Jokowi menjadi seorang sosok yang sangat populer di kalangan rakyat Indonesia dan mengantarkannya menjadi Gubernur DKI Jakarta. 5
Merdeka.com yang ditulis oleh Saugy Riyandi dan diposting pada Kamis, 12 Desember
6
Tablid Suara Islam Edisi 164 tanggal 13-27 September, Rubrik Suara Utama 2013, h. 7
2013.
4
Memang, disadari atau tidak disadari, disengaja ataupun tidak disengaja, Jokowi memperoleh hasil yang menguntungkan dari pemberitaan positifnya di berbagai media. Citra baik Jokowi dalam media massa membentuk citra baik juga di mata publik. Menurut Mc Luhan, media menjadikan dirinya sebagai pesan. Karena keampuhannya, apa yang dianggap penting bagi media akan dianggap penting pula bagi publik.
7
Dengan kekuatannya itu, media massa cetak maupun elektronik dapat dimanfaatkan sebagai penyalur aspirasi rakyat, pembentuk opini publik, juga alat penekan yang dapat ikut memengaruhi dan mewarnai kebijakan politik suatu negara.8 Dengan penggambaran sosok Jokowi sebagai pemimpin yang sederhana, rendah hati dan senang bergaul dengan rakyat dengan sering mengadakan blusukan ke permukiman warga, nama Jokowi semakin dieluelukan masyarakat. Sosoknya yang begitu dikagumi bahkan membuat masyarakat sensitif terhadap pihak-pihak yang melayangkan kritikan pada dirinya, seperti mantan ketua MPR Amin Rais yang mengkritisi rencana pencapresan Jokowi sebagai Capres pada pemilu mendatang dan Ketua FPD DPR Nurhayati Ali Assegaf yang mengkritisi mengenai banyaknya kebakaran yang terjadi di Jakarta. Setelah kritikan yang mereka alamatkan pada Gubernur DKI Jakarta tersebut, banyak masyarakat yang mencibir dan mengecam. Begitu pula dengan beberapa pengamat politik dan media 7
massa. Kompas.com
Mc Luhan yang disunting dari buku Asep Saeful Muhtad, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, (Jakarta: Logos, 1999), h.3 8 Zaenudin HM, The Journalist, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) . 5-6
5
memberitakan dengan mengusung tagline “Serangan untuk Jokowi, Bumerang untuk Amien Rais”.9 Sementara itu, detiknews.com mengangkat pemberitaan tersebut dengan judul “Jokowi Diusik. Serangan Amien Rais dan Nurhayati ke Jokowi Mental”. Dilihat dari hal-hal di atas, bisa kita katakan bahwa banyak media massa yang cenderung pro terhadap Jokowi. Karena, sebagaimana yang dikatakan Eriyanto bahwa wartawan bukanlah robot yang meliput pemberitaan sebagaimana adanya. Apa yang dia lihat, etika dan moral yang dalam banyak hal berarti keberpihakan terhadap suatu kelompok atau nilai tertentu, yang umumnya dilandasi keyakinan tertentu, merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi realitas.10 Mengacu dari pendapat Eriyanto di atas, jelas bahwa posisi wartawan bukan hanya sebagai pelapor peristiwa sebagaimana hal-nya. Berita merupakan hasil konstruksi realitas sosial dimana selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan / media. Realitas yang sama bisa saja menghasilkan suatu pemberitaan yang sama sekali berbeda. Bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat bergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai. Ini berarti, wartawan juga turut menjadi partisipan dari keberagaman nilai subjektifitas di dalam publik. Hal ini tentunya juga berlaku terhadap pemberitaan mengenai Jokowi. Di tengah maraknya berbagai pemberitaan positif mengenai sosok dan kinerja Jokowi, 9
Kompas.com, ditulis oleh Indra Akuntono, diposting pada Jumat, 27 September 2013 pukul 11:14 WIB 10 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks, (Yogyakarta: LKiS, 2001), h. 91.
6
ternyata nampaknya ada segelintir media yang melihat realitas tersebut dari sisi lain. Salah satu dari segelintir media tersebut adalah media yang bernafaskan agama, yakni Tabloid Suara Islam. Tabloid Suara Islam merupakan salah satu media massa yang menulis pemberitaan dan memberikan aspirasi
serta pemikirannya dengan
berlandaskan ayat-ayat Al-Quran. Berbeda dengan media massa lain yang memaparkan keberhasilan kepemimpinan Jokowi ketika memimpin kota Surakarta dan juga ketika memimpin Jakarta, Suara Islam melihat sisi lain dari citra Jokowi dan kepemimpinannya selama ini. Suara Islam menilai banyak kegagalan yang dihasilkan Jokowi sampai saat ini. Melalui kata-kata dan bahasanya, Suara Islam ini memberikan pemaparan dimensi lain akan sosok dan kinerja kepemimpinan Jokowi di tengah pemberitaan media yang terkesan monoton. Pada akhirnya, berdasarkan hal-hal di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat pemberitaan Suara Islam mengenai Jokowi, tokoh yang sangat populer akhir-akhir ini, dengan harapan memberikan pengetahuan terhadap pembaca akan keragaman dimensi pemberitaan yang terdapat di media massa dan mengajak pembaca memahami pemberitaan Suara Islam terhadap kepemimpinan Jokowi dari segi agama Islam dan segi lainnya melalui wacana dan penggunaan bahasa Tabloid Suara Islam. Terhadap penelitian ini, peneliti mengambil judul “Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintahan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam.”
7
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, Peneliti memberikan batasan penelitian pada pemberitaan yang membahas seputar pribadi dan isu kinerja pemerintahan Joko Widodo menjadi Gubernur DKI. Penulis akan membahas kepemimpinan Joko Widodo dalam Tabloid Suara Islam dari edisi 13 – 27 September 2013 dan 14 – 28 Februari 2014.
2.
Perumusan Masalah Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah teks, kognisi sosial, dan konteks sosial menurut analisis wacana Van Dijk, yang dibangun oleh Tabloid suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko widodo?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Untuk meneliti dan mengetahui teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang dibangun oleh Tabloid Suara Islam mengenai sosok pribadi dan kepemimpinan Joko Widodo.
2.
Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat secara:
8
a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai tambahan referensi dalam perkembangan kajian media, khususnya mengenai kajian yang berhubungan dengan media dan citra pemimpin negeri, serta dapat memberikan referensi bagi penelitian serupa di masa mendatang. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana media massa (terutama Tabloid Suara Islam) dalam membangun berita dan mengkritisi tokoh-tokoh pemimpin bangsa.
D.
Kajian Pustaka Sebelumnya, peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka terhadap skripsi dengan judul yang mirip. Dari tinjauan yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan bahwa kajian seperti ini telah diteliti sebelumnya oleh beberapa orang. Beberapa di antaranya adalah: 1.
“Analisis Wacana Pemberitaan Pemerintah Daerah Tangerang Selatan pada Harian Lokal Tangsel Pos Edisi 3, 4, dan 5 Oktober 2011” oleh Danang Riyanto, Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012. Kesimpulan dari skripsi Danang Rianto adalah koran Tangsel Pos kurang mengkritik pemerintahan Tangsel karena adanya MOU antara harian Tangsel Pos dengan pemerintahan Tangerang Selatan
9
untuk memberitakan pemerintahan mengenai kinerja bagusnya dan mengurangi berita yang bersifat kritik. Skripsi penulis berbeda dengan Danang yang melihat pemerintahan Tangerang Selatan, penulis memilih Jakarta yang dipimpin oleh Jokowi dan memilih media yang berideologi Islam dan tidak terikat dengan pemerintah. penulis menemukan adanya kritik yang keras terhadap pemerintahan Jokowi yang belum mampu mengatasi banjir, macet dan Kristenisasi pemerintahannnya. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang ditulis peneliti adalah terletak pada kesamaan teori yang digunakan. Peneliti terdahulu menggunakan teori analisis wacana model Teun Van Dijk. 2.
“Analisis Wacana Teun Van Dijk dalam Pemberitaan Laporan Utama Majalah Gatra tentang Seruan Boikot Israel dari New York” oleh Fauziah Mursyid Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Kesimpulan dari Skripsi ini adalah majalah gatra mendukung tentang pemboikotan terhadap produk Israel, keberpihakan tersebut mencerminkan pandangan sosial sebagian masyarakat Indonesia. berbeda dengan skripsi penulis, Fauziah lebih luas mengangkat masalah agama. Kalau penulis melihat seputar jakarta dan pemerintahannya saja. Penulis menemukan aroma kristenisasi yang dilakukan Jokowi di Suara Islam.
10
Persamaan penelitian Fauziah dengan penelitian yang ditulis peneliti juga
terletak
pada
kesamaan
teori
yang
digunakan,
yaitu
menggunakan teori analisis wacana model Teun Van Dijk. 3. “Analisis Wacana Bahasa Jurnalistik Rubrik Suara Utama pada Tabloid Suara Islam” oleh Muklis Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Kesimpulan skripsi ini adalah penulisan berita Suara Islam tidak mutlak selalu benar dan berstandar pada KBBI, EYD, dan SOP. Berbeda dengan Skripsi muklis yang melihat berita Suara Utama Suara Islam hanya dari bahasa jurnalistik, penulis ingin melihat bahasa yang digunakan Suara Islam dalam membentuk berita pemerintahan Joko Widodo.
E.
Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Tailor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Sugiono menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif meneliti kondisi ilmiah,
11
tanpa memanipulasi objek.11 Dalam hal ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan interpretasi data. Alat lainnya seperti angket, perekam, kamera, dan lain sebagainya hanyalah sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.12 Menurut Rahmat Kriyantono, penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
fenomena
sedalam-dalamnya,
dengan
tidak
mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Penelitian jenis ini lebih menekankan kedalaman (kualitas) data, bukan kuantitasnya.13 Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis. Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran yang bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan.14 Berita yang disajikan dengan strategi yang mengesankan objektifitas, keseimbangan dan sikap non partisan,
namun bisa
menggiring khalayak untuk mendefinisikan suatu realitas dalam bingkai tertentu, dari sudut pandang tertentu, dengan struktur simbolsimbol bahasa tertentu atau bahkan menggunakan sistem logika tertentu pula. Paradigma kritis dilakukan lebih kepada penafsiran,
11
Bogdan dan Tailor yang disunting dalam buku Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2010), h.3 12 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN-Maliki Press,2008), h. 175 13 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 58 14 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Erlangga, 1996), hal. 51-52.
12
karena dengan penafsiran kita dapat mengetahui dunia dalam teks dan menyingkap makna yang ada di baliknya. 2.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah wartawan Tabloid Suara Islam yang menulis artikel atau pemberitaan mengenai Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi permasalahan dalam penelitian, dan Redaktur pelaksana Tabloid Suara Islam. Penulis akan melakukan wawancara terhadap penulis artikel tersebut untuk diwawancarai seputar permasalahan yang akan diteliti. Dari wawancara akan didapatkan sumber data sekunder berupa pernyataan-pernyataan dari penulis artikel yang kemudian akan dianalisis untuk dijadikan salah satu sumber acuan penafsiran, yaitu dalam sisi kognisi sosial dan konteks sosial yang merupakan objek penelitian wacana Van Dijk. Sedangkan objek penelitiannya adalah tulisan-tulisan dalam Tabloid Suara Islam yang membahas tentang kinerja pemerintahan Joko Widodo. Edisi yang penulis gunakan untuk penelitian adalah Edisi bulan September 2013 dan edisi bulan Febuari 2014.
3.
Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Penulis mencari sumber informasi melalui penelaahan bukubuku, foto, artikel, bahan kepustakaan dan data-data referensi lainnya yang mendukung data penelitian. Teknik dokumentasi ini
13
digunakan untuk mendapatkan data-data yang menunjang untuk melakukan observasi dan wawancara. b.
Observasi Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan teks. Penulis melakukan analisis teks berita yang terdapat pada berita Tabloid Suara Islam edisi 13 – 27 September 2013 dan 14 – 28 Februari 2014. Dengan mencermati tanda-tanda pada objek penelitian sesuai analisis wacana Van Dijk.
c. Wawancara Untuk lebih melengkapi data yang dicari dari berbagai referensi, peneliti akan melakukan tanya jawab / wawancara kepada perwakilan wartawan Tabloid Suara Islam yang juga bertindak sebagai penulis artikel-artikel seputar permasalahan yang akan diteliti, dengan tujuan untuk lebih melengkapi data yang dicari dan mengungkap penyebab keluarnya tulisan-tulisan yang menjadi objek penelitian. 3.
Teknik Analisis Data Langkah yang selanjutnya peneliti lakukan adalah menyusun data-data yang diperoleh secara sistematis, diklarifikasi, lalu dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, lalu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis wacana Teun Van Dijk yang meneliti tiga aspek. Aspek pertama yaitu konstruksi wacana, yang
14
menggabungkan tiga dimensi wacana ke dalam suatu kesatuan analisis: struktur makro, suprastruktur dan struktur mikro. Aspek kedua yaitu aspek kognisi sosial (latar belakang dan ideologi wartawan yang menulis pemberitaan yang menjadi objek penelitian). Hal ini diasumsikan bahwa suatu berita terbentuk dengan terlebih dahulu melewati pemikiran dan pendefinisian makna dari wartawan sehingga berita tidak bersifat netral. Yang ketiga adalah aspek konteks sosial. Dalam hal ini diteliti kondisi masyarakat (tren yang sedang berkembang dalam masyarakat) yang memengaruhi keluarnya suatu pemberitaan yang disajikan wartawan.
F.
Sistematika Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CEQDA (Centre for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB I : Pendahuluan Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Teori
15
Bagian ini menjelaskan secara rinci definisi analisis, macammacam analisis, model teori Teun Van Dijk, dan Berita. BAB III : Gambaran Umum Bagian ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan, visi dan misi, serta struktur redaksional Tabloid Suara Islam BAB IV : Analisis dan Temuan Data Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisa dan temuan data terkait penelitian yang ditulis peneliti. Peneliti akan memaparkan analisa wacana terkait pemberitaan pemerintahan Jokowi. BAB V : Penutup Bagian ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis atas penelitian yang telah dilakukan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
Analisis 1.
Pengertian Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).1 Analisis secara Linguistik adalah penelaahan yang dilakukan oleh penelti atau pakar bahasa dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian lapangan atau dari pengumpulan teks (penelitian kepustakaan). Sedangkan, Analisis data adalah penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan.2
2.
Macam-macam Analisis a.
Analisis Wacana Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media, Suatu Pengatar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing mengatakan bahwa “Wacana atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata discourse ternyata merupakan kata serapan dari bahasa latin, discursus, kata dis, berarti „dari, dalam arah yang berbeda‟, dan currere, berarti ‟berlari‟. Jadi discursus berarti lari kian kemari.3
1
Kbbi.web.id/analisis Kbbi.web.id/analisis 3 Alex Sobur, Anilisis Teks Media, Suatu Pengatar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet.6 hal. 9 2
16
17
Alex Sobur menambahkan pendapatnya mengenai pengertian analisis wacana, bahwa analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.4 Unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan dan kesatuan serta penafsiran peneliti. Analisis wacana melihat kepada isi pesan yang akan diteliti. Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana adalah sebagai berikut: 1.
Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use – menurut Windowson).
2.
Analisis wacana merupakan usaha memaknai makna tuturan dalam konteks dan situasi (firth).
3.
Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melaui interpretasi semantik (Beller).
4.
Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).
5.
Analisis wacana diarahkan kepada memakai bahasa secara fungsional (functional use language – menurut Coulyhard).5 Sedangkan, Henry Guntur mengatakan bahwa wacana tidak
hanya mencakup percakapan atau obrolan tetapi juga pembicaraan
4
Alex Sobur. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet.6, h. 75 5 Alex Sobur, Analisis Teks Media...., h. 75.
18
di muka umum, tulisan serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan sandiwara dalam lakon.6 Menurut Ismail Marahimin, wacana adalah “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urutan-urutan yang teratur yang menurut urutan yang semestinya dan komunikasi buah pikiran baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur.”7 Sedangkan
menurut
Roger
Fawler,
wacana
adalah
komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.8 Jadi wacana sendiri diartikan sebagai konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna, baik berupa tulisan, rekaman suara ataupun gambar yang kemudian menjadi diskusi publik. Media bukan lagi saluran bebas dan netral tapi media membentuk ide, gagasan, dan konsep, sehingga dapat memengaruhi cara berpikir dan bertindak orang lain. b.
Analisis Semiotika Secara etimologis, istilah semiotic berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Secara
6
Taringan dan Henry guntur. Pengajaran Wacana. (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 23 Ismail Marahimin. Menulis Secara Populer. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1994), hal. 26 8 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks. (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001), hal. 2 7
19
terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.9 Semiotik sebagai suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda- tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini. Semiotik atau dalam istilah Barthes pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengomunikasikan (communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengonstitusi sistem terstruktur dari tanda.10 Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan
interaksi
dengan
masyarakat
lainnya,
tentu
membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Apa yang perlu dipahami? Banyak hal, salah satunya adalah tanda. Agar tanda itu bisa dipahami secara benar dan sama, membutuhkan konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
9
Alex Sobur, Analisis Teks media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) h. 95 10 Alex Sobur, Analisis Teks media...., h. 95
20
Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik ( the study of signs).11 Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda? Banyak tanda dalam kehidupan sehari -hari kita seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya suatu peristiwa atau tanda -tanda lainnya. Semiotik meliputi studi seluruh tandatanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi bahwa semiotik hanya meliputi tanda-tanda visual (visual sign). Di samping itu sebenarnya masih banyak hal lain yang dapat kita jelaskan seperti tanda yang dapat berupa gambaran, lukisan dan foto sehingga tanda juga termasuk dalam seni dan fotografi atau tanda juga bisa mengacu pada kata-kata, bunyi-bunyi dan bahasa tubuh (body language). c.
Analisis Framing Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson pada tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur
konseptual
atau
perangkat
kepercayaan
yang
mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan
perilaku
(strips
of
behaviour)
yang
membimbing individu dalam membaca realitas.12
11
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Semiotik.p df. Diakses pada tgl. 26/4/2012. 12 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 161-162.
21
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut.13 Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. Di sini realitas dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Analisis framing merupakan analisis untuk mengkaji
pembingkaian
realitas
yang
dilakukan
media.
Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang artinya realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 161-162.
22
diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.14 d.
Analisis Isi Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secra objektif, sistematik, dan relevan secara sosiologis. Uraian dalam analisisnya boleh saja menggunakan tata cara kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.15 Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, novel, dan lain-lain.16 Untuk itu, dalam ilmu komunikasi banyak menggunakan analisis isi untuk menganilisis isi media cetak maupun elektronik. Karena analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen atau teks.17
3.
Analisis Wacana Van Dijk Critical discourse analysis (CDA) has become the general label for a study of text and talk, emerging from critical linguistics, critical
14
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 252. 15 Zulkarimien Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002), cet ke.3, h. 32. 16 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remadja Karya, 1989), h. 122. 17 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), cet. 1, h. 10.
23
semiotics and in general from sosio-politically conscious and oppositional way of investigating language, discource and communication.18 (Analisis wacana kritis telah menjadi nama / label umum untuk studi mengenai teks dan percakapan, berasal dari ilmu bahasa kritis, semiotik kritis dan secara umum berasal dari kesadaran secara sosial-politik sadar dan komunikasi). Discourse analysist is concerned with the study of relationship between language and the contexts in which it is used. Discourse analysist study language in use: written texts of all kinds, like speech and spoken data from conversation to highly institutionalized forms of talk.19 (Analisis wacana adalah mengenai studi hubungan anatara penggunaan bahasa dan konteks. Analisis wacana mempelajari bahasa dalam penggunaan: dari segi teks tertulis. seperti pidato dan data yang diucapkan dari pembicaraan sampai beragam bentuk kata-kata adat). Dari pernyataan di atas, studi wacana ini berasal dari analisis linguistik kritis. Merambah kepada ilmu sosial lainnya, seperti analisis semiotik kritis, bahasa, wacana, komunikasi, dan ilmu sosial lainnya. Meski awalnya berasal dari bahasan wacana liguistik, tapi tidak menutup kesempatan kepada ilmu sosial lainnya. Penelitian ini berfokus pada hubungan antara bahasa dan konteks. Konteks dalam analisis wacana Van Dijk berfokus pada aspek bahasa non-verbal, aspek sosial dan aspek situasional dari kegiatan komunikasi, misalnya latar belakang sejarah dan politik, situasi di mana teks tersebut diproduksi, dan sebagainya: ...”context often means geographical, historical or political “situation”, “environtment” or “background”, for instance in media...20 (konteks sering berarti geografis, sejarah, atau politik situasi, lingkungan atau latarbelakang, misalnya media).
18
Teun Van Dijk. Aims of Critical Discource Analisyst, (Japan: Discourse.1995) vol.1 hal .
19
Teun Van Dijk. Handbook of Discourse Analysist, (Amsterdam: Academic Press, 1988)
7 hal. 1 20
Teun Van Dijk. Society and Discourse: How Social Context Influence Text and Talk, (New York: Cambridge University Press, 2010) hal. 2.
24
Menurut Van Dijk, wacana dapat berfungsi sebagai suatu pernyataan (assertion), pertanyaan (question), tuduhan (accusation), atau
ancaman
(threat).
Wacana
juga
dapat
digunakan
untuk
mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi.21 Van Dijk menggambarkan bahwa wacana mempunyai tiga dimensi yang terdiri dari teks, kognisi sosial dan konteks sosial yang digabungkan ke dalam suatu kesatuan analisis. Dalam teks yang diteliti adalah bagaimana stuktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu penulis. Sementara itu aspek konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat mengenai suatu masalah.22 Dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Skema 1 Diagram Model Analisis Van Dijk23 Konteks Sosial Kognisi sosial Teks
21
Alex Sobur. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) H. 71 22 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001) h.224 23 Eriyanto, Analisis Wacana,...... h. 225.
25
Sedangkan struktur wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1 Struktur Wacana Van Dijk. Struktur
Metode
Teks Menganalisis bagaimana Strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.
Critical Linguistik
Kognisi Sosial Menganalisis bagaimana Kognisi penulis dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis.
Wawancara Mendalam
Konteks Sosial Menganalisis bagaimana Wacana yang berkembang dalam Masyrakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan
Studi pustaka, penelusuran sejarah dan wawancara
Sumber: Eriyanto24
a. Teks Dalam wacana Van Dijk, suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagiannya saling mendukung. Struktur teks itu terdiri dari: Pertama, Struktur Makro, yang merupakan 24
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2009). Cet. Ke-7, hal. 224
26
makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat. Kedua, Suprastruktur, merupakan kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh. Ketiga, Struktur Mikro, yaitu makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafase yang dipakai, dan sebagainya.25 Tabel 2 Elemen Wacana Van Dijk Struktur Wacana Struktur Makro
Suprastruktur
Struktur Mikro
Struktur Mikro
Struktur Mikro Struktur Mikro
Hal yang Diamati
Elemen
Tematik Tema/topik yang dikedepankan dalam berita. Skematik Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan ke dalam teks berita utuh. Semantik Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Sintaksis Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang disampaikan. Stilistik Pilihan kata yang dipakai. Retoris Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan.
Topik
Skema
Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi. Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti.
Leksikon Grafis, metafora, ekspresi.
Sumber: Eriyanto26
25
Teknik-teknik Analisis Kualitatif. Hal. 163 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001), hal. 228-229. 26
27
Berbagai elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran dari elemen-elemen yang harus diamati tersebut, berikut adalah penjelasannya: Tematik (tema atau topik) Tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks, yang menggambarkan apa yang ingin diungkapkan wartawan. Topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting isi suatu berita, yang didukung oleh subtopik.27 Skematik (skema atau alur) Teks umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur menunjukan bagaian-bagian dalam teks yang disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti. Menurut Van Dijk, makna yang terpenting dalam skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang disampakan dengan urutan tertentu. Semantik (latar, detil, maksud, praanggapan dan nominalisasi) Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi, yang membangun makna tertentu
27
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001) hal. 230.
28
dari suatau teks. Analisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.28 Latar, merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik (isi) yang ingin ditampilkan. Latar menentukan ke arah mana pandangan khalayak akan dibawa. Detil, merupakan informasi-informasi tambahan yang ditampilkan penulis yang dapat mendukung apa yang ingin disampaikannya. Detil yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Maksud. Elemen maksud hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, dalam elemen detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan panjang, sedangkan dalam elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara esplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.29 Praanggapan, merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks dengan memberi premis yang dipercaya kebenarannya. Sintaksis (Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti) Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun / dengan dan tattein / menempatkan). Jadi, kata sintaksis secara etimologi
28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) h. 78. 29 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h. 240
29
berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat (Pateda, 1994: 85). Ramlan (Pateda, 1994:85) mengatakan, “sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa
yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.”30. Dibawah ini beberapa elemen sintaksis: Bentuk Kalimat, merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan prinsip kausalitas, dengan melihat susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Koherensi menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan. Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk memposisikan komunikator dalam sebuah wacana. Stilistik (leksikon) Pusat perhatian Stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seseorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style bisa diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman, 1993:13). Di dalam stilistik terdapat elemen leksikon. Leksikon, merupakan pemilihan kata di antara berbagai pilihan kata yang tersedia. Misalnya kata „meninggal‟ yang dapat ditulis dengan kata lain seperti mati, tutup usia, dan lain-lain.
30
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 80.
30
Retoris (Grafis, Metafora, Ekspresi) Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Gaya bahasanya hiperbolik, ironi dan metanomi. Tujuannya adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan.31 Di bawah ini elemen-elemenya. Grafis, merupakan bagian yang ditonjolkan dalam teks, misalnya pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, gambar, caption, tabel, dsb untuk mendukung pesan. Metafora, merupakan kiasan, ungkapan, yang dimaksudkan sebagai bumbu suatu berita. Metafora dapat digunakan wartawan sebagai alasan pembenar atau landasan berpikir terhadap gagasannya dengan menggunakan pepatah, kepercayaan masyarakat, kata-kata kuno, ayat-ayat suci, dan sebagainya. Ekspresi, merupakan elemen yang digunakan untuk meyakinkan pembaca atas peristiwa yang dikonstruksi wartawan. b. Segi Kognisi Sosial Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk juga memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi. Yang ia sebut kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut.32
31
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 83-84 32 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2001), h. 259-260.
31
Menurut Eriyanto, “wartawan bukanlah robot yang meliput apa adanya, apa yang dilihat. Etika dan moral yang dalam banyak hal berarti keberpihakan pada satu kelompok – umumnya dilandasi keyakinan tertentu – merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi realitas. Teks sebenarnya tidak memiliki makna tetapi makna tersebut diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa, yang dalam hal ini adalah wartawan.33 Oleh karena itu, analisis kognisi sosial dibutuhkan untuk mengetahui makna tersembunyi yang digunakan oleh wartawan melalui proses kesadaran mentalnya. Karena wartawan membentuk pemberitaan juga berdasarkan pandangan pribadi. Kejadian atau peristiwa yang sama bisa menjadi pemberitaan yang beda wartawan yang satu dengan yang lainnya. c. Konteks sosial Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga meneliti teks perlu dilakukan penelitian intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi oleh masyarakat.34 Hal yang diteliti adalah sesuatu yang berkembang di masyarakat, hal yang booming yang memengaruhi keluarnya suatu pemberitaan yang disajikan wartawan. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting, taitu: kekuasaan (power), dan akses (acces).
33
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001) hal. 260. 34 Eriyanto, Analisis Wacana,...... hal 271.
32
1. Kekuasaan Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau anggotanya. Suatu kelompok untuk mengontrol kelompok atau anggota dari kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan pengalaman. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk persuasif; tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan memengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan. 2. Akses Analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk memengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol topik apa dan isi wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.35 Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa jika situasi sosial memengaruhi wacana secara langsung, maka orang-orang yang berada pada kondisi sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama, yang pada kenyataannya tidak seperti itu. Walaupun ada pengaruh sosial terhadap konteks, selalu ada
35
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2001), h. 273.
33
juga perbedaan dalam kepribadian individu, sehingga setiap wacana selalu unik.
B.
Berita 1. Pengertian Berita Istilah berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni vrit yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi write, yang arti sebenarnya adalah “ada“ atau “terjadi“. Sebagian ada yang menyebutnya vritta, yang artinya “kejadian“ atau “yang telah terjadi“. Vritta masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi “berita“ atau “warta“.36 William S. Moulsby dalam Getting The News, seperti yang dikutip oleh Haris Sumadiria (2005:64) menegaskan, berita bisa didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian khalayak.37 Mitchel V. Charnley dalam buku Reporting, seperti yang dikutip oleh Gunadi (1998:17) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya untuk sejumlah besar penduduk.38 Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya
36
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h.46. 37
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.64. 38 Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, h. 17.
34
sebagian kecil saja yang dilaporkan. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dengan tema-tema tertentu dalam suatu kategori tertentu.39 Pada dasarnya, berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa di sini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa. Dengan demikian, dapat pula dikatakan secara sederhana, bahwa dalam suatu proses jurnalisme, upaya menceritakan kembali suasana atau keadaan, orang, dan benda, bahkan pendapat yang terdapat dalam sebuah peristiwa merupakan upaya untuk merekonstruksikan realitas. Karena sifat dan faktanya bahwa tugas redaksional media massa, seperti wartawan, editor, redaktur pelaksana, dan juga pemimpin redaksi adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa seluruh isi surat kabar merupakan realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality). Laporan-laporan jurnalistik yang ada di media pada dasarnya tidak lebih dari hasil penyusunan realitas-realitas dalam bentuk “cerita“.40 2.
Jenis Berita Jenis-jenis berita dapat digolongkan menjadi lima bagian yaitu:41 a. Straight News: Berita langsung (straight news) adalah berita yang ditulis apaadanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini. 39
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKIS, 2007). h. 102. 40
Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004) h. 168. 41 Asep Syamsul Ramli, Jurnalisme untuk Pemula, h. 23
35
b. Deep News: Berita yang mendalam dan dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di sudut permukaan. c. Investigation News: Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian dari berbagai sumber. d. Interpretative News: Berita yang dikembangkan berdasarkan pendapat wartawan, berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. e. Opinion News: Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para tokoh atau cendekiawan mengenai suatu isu atau hal-hal tersebut. 3. Nilai Berita Nilai berita (news value) merupakan standar yang menjadi panduan bagi wartawan untuk menentukan realitas seperti apa yang layak diberitakan dan realitas seperti apa pula yang tidak layak untuk diberitakan. Semakin banyak nilai berita, semakin besar pula kemungkinan dari realitas tersebut untuk diberitakan. Namun sebaliknya, semakin sedikit nilai berita, semakin kecil pula kemungkinan dari realitas tersebut untuk turut diberitakan.42 Setiap hari ada jutaan peristiwa, jutaan peristiwa tersebut potensial untuk membentuk berita. Ada sebuah pertanyaan, kenapa hanya peristiwa yang diberitakan? Dan kenapa dari sisi tertentu saja ditulis oleh wartawan? Semua proses itu ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai berita. Secara umum, nilai berita dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
42
Asep Syamsul Ramli, Jurnalisme Untuk Pemula, h. 175.
36
Tabel 3 Nilai Berita43 Nilai berita diukur dari kebesaran Prominance
peristiwanya Peristiwa
atau
yang
arti
pentingnya.
diberitakan
adalah
peristiwa yang dipandang penting. Peristiwa lebih memungkinkan disebut Human Interest
berita kalau peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru, sedih, dan menguras emosi khalayak. Peristiwa yang mengandung konflik
Conflict
lebih
potensial
disebut
berita
dibandingkan dengan peristiwa yang biasa-biasa saja. Berita mengandung peristiwa yang Unusual
tidak biasa atau peristiwa yang jarang terjadi. Peristiwa
Proximity
diberitakan
yang dekat
lebih layak
dibandingkan
dengan
peristiwa yang jauh.
4. Kategori Berita Pengategorisasian berita menjadi landasan atau pijakan bagi wartawan untuk menentukan bagaimana sebuah realitas diklasifikasikan 43
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 106-107.
37
dan bagaimana peristiwa didefinisikan, dipahami, bahkan direkonstruksi.44 Secara umum, menurut Tuchman seperti yang dikutip oleh Eriyanto (2002:108-109), wartawan memakai lima kategori berita. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 4 Kategori Berita45 Berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu. Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan Hard News
aktualitas.
Semakin
cepat
diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari kategori berita
ini
adalah
dari
sudut
kecepatan pemberitaannya. Kategori
Soft News
berita
ini
biasanya
menyangkut
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
kisah
manusiawi (human interest). Pada kategori berita ini tidak dibatasi oleh waktu. Ia bisa diberitakan kapan
44
Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h. 176. 45 Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi, h. 25-26.
38
saja. Sub klasifikasi dari hard news. Dalam spot news, peristiwa yang Spot News diliput tidak direncanakan terlebih dahulu (bersifat spontan). Sub klasifikasi dari hard news. Hampir tetapi Developing News
menyerupai dalam
spot
news,
developing
news
dimasukkan elemen lain, seperti peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian yang akan diteruskan keesokan harinya atau dalam berita selanjutnya.
BAB III GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah Berdirinya Suara Islam Suara Islam Media Group adalah media komunikasi dan informasi yang bertujuan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara. Berdiri sejak Juli 2006 lalu, Suara Islam lahir atas prakarsa para tokoh, kyai, ulama dan habib serta pimpinan ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI). Di antara tokoh Islam yang merintis lahirnya media ini adalah KH Yusuf Hasyim (am), KH Hussein Umar (alm), Dr H Ahmad Sumargono (alm) dan HM Cholil Badawi.1 Awalnya, Tabloid Suara Islam hanya sebuah bulletin mingguan yang mengambil artikel-artikel dari tokoh-tokoh pemuka agama dan sumbangsih karya tulis pemuka FUI (Forum Umat Islam), dan sirkulasinya pun hanya disebarkan ke masjid-masjid sekitar homebase FUI. Namun, setelah almarhum KH. Yusuf Hasyim merintis Suara Islam menjadi tabloid pada pertengahan 2006, perkembangan Suara Islam lambat laut semakin baik. Pada awal lahirnya Tabloid Suara Islam, pemasaran tabloid ini hanya di sekitar Jakarta, Depok dan Bekasi. Sekitar 8 bulan berjalan, Suara Islam sudah memiliki biro di daerah Jabodetabek.2 Suara Islam mempunyai tagline "Memperjuangkan Aspirasi dan Hakhak Umat" karena lahir dari sebuah keprihatinan saat itu bahwa tidak adanya 1 2
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam Wawancara dengan Shodiq Ramadhan.
39
40
media yang pro terhadap perjuangan umat Islam. Ini dikarenakan berbagai agenda perjuangan yang dilakukan umat Islam baik dalam lingkup nasional maupun daerah tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada umat Islam yang lainnya. Aspirasi dan hak-hak umat Islam menjadi terbengkalai jika hanya mengandalkan media massa sekuler. Karena sebaliknya, berbagai fitnah dilancarkan oleh media-media sekuler untuk menghantam umat Islam, ormas Islam dan tokoh-tokohnya. Nyaris, umat Islam tanpa pembelaan sedikit pun dari sisi media massa. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, selain dalam format tabloid, Suara Islam juga hadir dalam bentuk online (daring), dengan alamat www.suara-islam.com. Sesuai dengan misi perjuangan Forum Umat Islam (FUI) untuk mewujudkan NKRI Bersyariah, maka sejak 2013, Suara Islam Online mengemban motto "Mengawal NKRI Bersyariah".3
Dasar Pendirian Suara Islam Media Group: 1. Am al Rasul yang terus-menerus sejak di Makkah hingga akhir hayat di Madinah sebagai penyampai risalah Islam (Qs. An Nuur 54). 2. Pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan (Qs. Al Ahzab 45-47). 3. Perintah Allah untuk Kelompok Dakwah Dakwah (Qs. Ali Imron 104) 4
B.
Visi dan Misi Suara Islam Dengan berdasarkan latar belakang dan dasar pendirian Suara Islam Media Group yang berorientasi dalam rangka dakwah, pengurus atau 3 4
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam
41
redaksi selaku hamba Allah menerbitkan tabloid dakwah, sehingga diharapkan dengan adanya tabloid dakwah ini menjadi salah satu sarana penyebaran agama yang shahih yang telah diajarkan oleh Rasullah SAW. Salah satu media dakwah yang sangat besar manfaatnya adalah berdakwah lewat tulisan. Dari sinilah kelebihan dakwah lewat tulisan, antara lain cepat tersebar luas, lebih banyak dibaca oleh objek dakwah (Mad’u), dijamin kebenarannya karena ditulis dengan cara ilmiah, lebih sedikit kesalahannya karena akan dikoreksi berulang-ulang, lebih kekal dan tahan lama, tidak seperti ceramah. Untuk itu Tabloid Suara Islam dengan semangat berdakwah demi kepentingan hak-hak umat Muslim mempunyai visi dan misi sebagai media, yaitu: Visi Suara Islam: 1. Media penyampai risalah Islam. 2. Media penjaga Islam dan pembela umat Islam. 3. Media penyeru kepada terwujudnya kehidupan Islam. 4. Media penerang sistem ajaran Islam. 5. Media silaturrahmi umat Islam. 6. Media penyeimbang informasi. Misi Suara Islam: 1. Menyampaikan risalah Islam. 2. Menjaga Islam dari rongrongan pihak manapun. 3. Membela nasib umat Islam di dalam maupun luar negeri.
42
4. Menyerukan terwujudnya sistem Islam dalam kehidupan masyarakat dalam seluruh aspeknya. 5. Menerangkan sistem ajaran Islam secara kaffa. 6. Meningkatkan kesadaran umat Islam secara luas terhadap realitas kehidupan dan ajaran Islam sebagai solusi seluruh persoalan kehidupan. 7. Memfasilitasi silaturrahmi Umat Islam dan lembaga-lembaga yang dimiliki oleh umat Islam. 8. Menyeimbangkan informasi media sekuler yang senantiasa miring kepada Islam dan umat Islam.5
C.
Struktur Organisasi Pemimpin Umum
: KH. Muhammad Al-Khaththath
Pemimpin Redaksi
: HM. Aru Syeiff Assadullah
Wakil Pemimpin Redaksi
: HM. Luthfie Hakim
Perintis
: KH. Yusuf Hasyim (Alm), KH. Hussein Umar (Alm), Dr. H. Ahmad Sumargono, SE. MM. (Alm), HM. Cholil Badawi
Dewan Redaksi
: KH. Ma’ruf Amin, KH. Abdul Rasyid AS, KH. Syukron Makmun, KH. Cholil Ridwan, H. Rusydi Hamka, DR. Yunandar Ilyas,Habib Rizieq Shihab, MA., KH. Abu
5
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam
43
Bakar Ba’asyir, Wahib Alwi, MA., KH. Didin Hafidhuddin, KH. Amrullah Achmad, KH. Amin Noer, HM., Arifin Ilham, KH. Athian Ali M., M. Amin Lubis, KH. Nazri Adlani, H. Chep Hernawan, SE., H. Azwir, Nurdiati Akma, Ida Hasyim Ning, Irena Handono, Habib Husein AlAtthas, Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan. M. Amin Jamaludin. Staf Ahli
: Amran Nasution
Redaktur Senior
: Rahimi Sabirin, HM. Mursalin, R. Mahendradatta, Iskandar Zulkarnaen, Joserizal, Jurnalis, Ummu Dilla, Munarman, Agung Laksono, Bernard Abdul Jabbar, Achmad Michdan, Nuim Hidayat.
Sekertaris Redaksi
: M. Syah Agusdin, M. Shodiq Ramadhan
Redaktur
: Abu Zahra, Ummu Hanifa, Ummu Dhuha, Fachrurozi, Nurbowo, Oma R. Rasyid, Kusfiardi, Mulyadi.
Desain dan Pra Cetak
: Irwan AR
Direktur
: H. Tabrani Sabirin
Wakil Direktur
: Sudadi
Legal Officer
: H. Munarman SH., H. Wiraman Adnan SH.
44
Manajer Produksi
: H. M. Hijrah Dahlan
Manajer Pemasaran
: M. Shodiq Ramadhan
Sirkulasi
: Zulnarias (kepala),Wijo Wahono
Iklan
: Rasyidin Panggabean (kepala), Fitrah Ramdani
Hunting
: 08161384245, SMS center: 081218933633,
Fax.
: 021-7942240
Email
:
[email protected], pemasaran2suara-islam.com,
Facebook
: Pemasaran Tabloid Suara Islam
Manajer keuangan
: Syaiful Falah
Alamat Redaksi
: Jl. Kalibata Tengah No. 3A Jakarta Selatan
Telpon/Fax.
: 021-7942240,
Website
: www.suara-islam.com
E-mail
:
[email protected]
6
Tabloid Suara Islam Edisi 194 Tanggal 18 Rabiul Awal – 2 Rabiul Akhir 1436 H / 9 – 23 Januari 2015
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
A. Analisis Struktur Teks 1. "Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta" Edisi 13 -27 September 2013 a. Tematik Tematik termasuk ke dalam tingkatan analisis teks pertama, yakni struktur makro. Tema merupakan gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.1 Tema yang terkandung dalam Judul “Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta” ini yakni Pemerintahan JokowiAhok yang banyak Menyisipkan Kristenisasi kepada Warga Jakarta. Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini didasarkan pada pengangkatan Lurah Susan Jasmine Zulkifli, seorang murtad menjadi Lurah
Lenteng
Agung.
Melalui
tema
tersebut,
penulis
ingin
menyampaikan kepada pembaca bahwa Jokowi mulai mengkristenkan aparat Pemda DKI. b. Skematik Tingkatan kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah super struktur. Skematik ini merupakan bagian dalam tingkatan tersebut. Teks wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan 1
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
229
45
46
hingga akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membuat kesatuan arti.2 Alur dari skema ini memiliki bentuk yang beragam. Namun, pada umumnya berita terbagi menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead, dan yang kedua adalah story yaitu berita secara keseluruhan. Skema pertama dalam berita ini dimulai dengan judul berita yakni “Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta”. Kemudian dilanjutkan dengan lead: “Dengan mobil buatan Solo, Jokowi terpilih jadi Gubernur. Sekarang dia mau jadi Presiden, mobilnya malah „ngangrak‟ di Solo. Jokowi mungkin mau bikin pesawat terbang”. Pada skema kedua (story) yang menguraikan situasi atau jalannya peristiwa ini muncul setelah lead. Pada bagian pertama berita ini menceritakan tentang ketidakmampuan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta sebagai pemimpin yang mengayomi seluruh rakyatnya karena ketidakpekaanya terhadap mayoritas penduduk Jakarta yang beragama Islam. Dipaparkan “Itu tak masalah. Silahkan Jokowi dan Ahok merayakan Natal dan Tahun baru bersama rakyatnya (sekali pun mereka minoritas). Tapi yang jadi masalah ketika kemudian menjelang hari lebaran buru-buru Jokowi melarang takbir keliling dengan berbagai alasan. Yang pasti dengan pelarangan itu syiar Islam menghadapi lebaran menjadi sepi”. Pada paragraf selanjutnya juga dikemukakan pengangkatan Lurah beragama Kristen sedangkan warganya mayoritas 2
232
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
47
beragama Islam. Dipaparkan “Sekarang Jokowi dan Ahok kian menjadijadi. Dengan dalih lelang jabatan, Jokowi mengangkat Susan Jasmine Zulkifli, seorang murtad, menjadi lurah Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Padahal Lenteng Agung berpenduduk mayoritas Islam karenanya selama ini Lurah di sana selalu Muslim.” Berikutnya, pada bagian tengah skema story dalam berita ini, memaparkan tentang penolakan warga Lenteng Agung terhadap pengangkatan Susan yang Kristen menjadi Lurah Lenteng Agung yang mayoritas beragama Islam. Dipaparkan “Mereka melakukan aksi demo menolak Lurah Susan. Mereka membentuk Forum Penolak Penempatan Lurah Lenteng Agung dan Rabu, 28 Augustus lalu, forum itu mengkoordinasikan demo di kantor Lurah. Mereka berdemo dengan tertib tanpa huru-hara atau kerusuhan”. Pada paragraf selanjutnya menjelaskan bahwa penolakan Lurah Susan didukung banyak warga Lenteng Agung. Dipaparkan “Sejumlah warga Lenteng Agung keberatan dengan pengangkatan tersebut karena keyakinan Susan tak sama dengan kenyakinan sebagian besar penduduk yang muslim. Warga kemudian membuat petisi menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencopot atau memindahkan Susan ke tempat yang lebih heterogen. Mereka juga mengklaim telah mendapatkan 2.300 nama dan 1.500 fotocopy KTP warga yang mendukung petisi mereka”. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan fakta bahwa suatu daerah mayoritas yang beragama non Muslim tidak bisa
dipimpin oleh seorang Muslim. Begitu juga
sebaliknya. Dipaparkan “Bisakah seorang Islam menjadi Walikota
48
Manado, Papua, atau Kupang? Atau pernahkah seorang Islam jadi Gubernur Manila yang mayoritas Katolik atau Wakil Gubernur Bangkok yang mayoritas Budha? Jawabanya pasti tidak. Dan itu wajar saja. Karena Filipina yang mayoritas penduduknya Katolik tak mungkin Gubernur atau Wakil Gubernurnya seorang Muslim. Tak mungkin pula seorang Muslim menjadi Walikota New York, London, Amsterdam.” Sedangkan bagian penutup dalam berita ini menjelaskan terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur Jakarta merupakan hasil dari pencitraannya dengan menampilkan Mobil Esemka sebagai bukti kehebatan Jokowi memimpin Solo. Dipaparkan “Mobil ini muncul sebagai bukti kehebatan Jokowi memimpin Solo sehingga bermunculan kreativitas warganya, termasuk memproduksi mobil dalam negeri. Media pun heboh dan memuja-muja Jokowi sebagai calon Gubernur Jakarta. Jokowi betulbetul tanpa cacat. Klimaksnya ketika FX Hadi Rudyatmo yang berharihari mengendarai mobil itu dari Solo sampai di Jakarta, disambut Jokowi dengan para pendukungnya, dan terutama para wartawan”. Sedangkan pada paragraf selanjutnya dipaparkan “Mobil itu tampaknya hanya dimanfaatkan Jokowi sebagai akal-akalan belaka agar namanya dikenal publik Jakarta. Ini bukan pernyataan untuk memfitnah Jokowi. Tapi bacalah Situs berita Okezone 28 Mei 2013, yang menurunkan sebuah berita berjudul “Mobil Esemka Jokowi Kini Tak Terurus”. Skema ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan gaya penuturan Tabloid Suara Islam berupa feature reporting. Skema yang digunakan diurutkan sesuai dengan peristiwa, antara lain ketidakmampuan Jokowi
49
mengayomi warga Jakarta, lalu penolakan warga terhadap kebijakan Jokowi, dan di bagian akhir yang memaparkan terpilihnya Jokowi itu hanyalah hasil dari pencitraan. c. Latar Latar termasuk ke dalam bagian analisis struktur mikro yakni semantik. Latar merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu berita atau peristiwa. Latar yang ditulis tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa oleh wartawan tersebut.3 Latar dalam pemberitaan “Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta” adalah keresahan masyarakat Muslim di Jakarta terhadap kebijakan Jokowi-Ahok. “Telah setahun Jokowi-Ahok memimpin Jakarta, Masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas penduduk kota megapolitan itu mulai resah. Betapa tidak? Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta sedikit pun tak menunjukan kesan bahwa keduanya adalah pemimpin yang bisa menganyomi seluruh rakyatnya” Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini adalah mengajak pembaca terlebih dahulu tahu masyarakat Jakarta mayoritas beragam Islam yang kecewa terhadap kepemimpinan JokowiAhok.
3
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001),
h. 235
50
d. Detil Elemen detil termasuk dalam semantik. Detil merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.4 Beberapa teks yang ditemukan sesuai dengan elemen detil ini adalah penjelasan secara panjang lebar mengenai beberapa negara dan kota yang penduduknya mayoritas non muslim juga tidak akan memilih pemimpin yang beragama Islam. “Ahok alias Basuki tak tahu atau purapura tak tahu bahwa agama, suku, ras, bukan masalah sepele. Jangankan di negeri berkembang semacam Indonesia, di Eropa sana yang sudah begitu maju dan sekuler, soal agama tak bisa disepelekan. Sampai sekarang, walau lebih 2% penduduk Perancis beragama Islam tapi sulit bagi mereka untuk bisa menjadi walikota atau anggota parlemen di negeri itu. Hal serupa terjadi di Inggris, Belanda, Belgia, Jerman atau negara Eropa lainnya. Malah belakangan yang terjadi adalah dimunculkannya semangat anti-muslim seperti pelarangan pemakaian jilbab di tempat umum dan sebagainya”. “Bisakah seorang Islam menjadi Walikota Manado, Papua, atau Kupang? Atau pernahkah seorang Islam jadi Gubernur Manila yang mayoritas Katolik atau Wakil Gubernur Bangkok yang mayoritas Budha? Jawabanya pasti tidak. Dan itu wajar saja. Karena Filipina yang mayoritas penduduknya Katolik tak
4
238
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
51
mungkin Gubernur atau Wakil Gubernur seorang Muslim. Tak mungkin pula seorang Muslim menjadi Walikota New York, London, Amsterdam.” Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara panjang dan lebar. Tidak diketahui secara jelas makna apa yang hendak disampaikan
kepada
pembaca
jika
tidak
membacanya
secara
keseluruhan. Tetapi, jika dibaca secara utuh, maka akan tersampaikan maksud wartawan adalah bahwa mayoritas masyarakat Jakarta adalah Muslim. Seharusnya Ahok dan Lurah Susan tidak bisa menjadi pemimpin. e. Maksud Elemen maksud hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, dalam elemen detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan panjang, sedangkan dalam elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara esplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.5 Elemen maksud dalam berita ini dapat kita temukan. Wartawan mencoba menyampaikan mengenai keputusan Jokowi dan Ahok menempatkan Susan sebagai Lurah adalah hal yang salah. “Sebenarnya dari segi manajemen saja keputusan Jokowi dan Ahok menempatkan seorang wanita dan Kristen menjadi Lurah Lenteng Agung, sudah konyol. Apalagi kalau dipandang dari sisi pengalaman dasar negara Pancasila. Sangat jelas, Jokowi dan Ahok tak menghargai agama yang 5
240
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
52
dianut mayoritas penduduk Lenteng Agung. Wajar sekali kalau mereka keberatan dan berdemo memprotes keputusan Pemda DKI yang salah kaprah”. Dalam teks tersebut, wartawan menggambarkan secara jelas bahwa Jokowi dan Ahok salah dalam mengangkat Lurah Susan di Lenteng Agung karena warga lenteng Agung merasa keberatan dipimpin oleh orang Kristen, karena mayoritas warga Lenteng Agung beragama Islam. f. Praanggapan Elemen wacana lainnya, praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa dengan latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang. Namun,
praanggapan adalah upaya mendukung pendapat
dengan memberikan premis yang dipercayai kebenarannya.6 Meskipun berupa anggapan, praanggapan umumnya didasarkan pada ide common sense, praanggapan yang masuk akal atau logis sehingga meskipun kenyataannya tidak ada, tidak dipertanyakan kebenarannya. Bagian praanggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni terdapat pada “Maka ketika Ahok yang Kristen bisa terpilih menjadi Wakil Gubernur Jakarta yang berpenduduk mayoritas Islam, itu adalah peristiwa yang langka luar biasa. Peristiwa ini tak mungkin terjadi di Amerika Serikat atau Eropa yang negara maju. Maka itu merupakan bukti bahwa umat Islam Jakarta mencoba menunjukkan sikap yang toleran. Sekali lagi itu peristiwa yang luar biasa. Tanyalah Ahok atau 6
256
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
53
Jokowi, atau orang-orang yang berteriak-teriak sebagai pendukung fanatiknya, bisakah seorang Islam menjadi Walikota Manado, Papua, atau Kupang? Atau pernahkah seorang Islam menjadi Bupati Kabupaten Tapanuli Utara atau Minahasa? Atau pernahkah seorang Islam menjadi wakil Gubernur Manila yang mayoritas katolik atau wakil Gubernur Bangkok yang mayoritas Budha? Jawabannya pasti tidak. Dan itu wajar saja. Karena di Filipina yang penduduknya Katolik tak mungkin Gubernur atau Wakil Gubernur Manila seorang muslim. Tak mungkin pula seorang muslim menjadi Walikota New York, London, atau Amsterdam.” Bagian praanggapan di dalam teks dibuat oleh penulis dengan menyertakan peristiwa umum yang terjadi di berbagai negara, untuk mendukung pernyataan penulis bahwa tidak seharusnya Jokowi mengangkat orang-orang non Muslim sebagai pemimpin bagi rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim. g. Kohersi Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.7 Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjalaskan suatu 7
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001),
h. 242
54
fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling terpisah , berhubungan, atau malah sebab akibat. Koherensi ini secara mudah dapat diamati
di
antaranya
dari
kata
hubung
yang
dipakai
untuk
menghubungkan fakta. Kata hubung dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun, dan lain-lain, menyebabkan makna yang berlainan. Beberapa koherensi ditemukan dalam penulisan berita ini. “Silahkan Jokowi dan Ahok merayakan Natal atau Tahun Baru bersama rakyatnya (sekalipun mereka minoritas). Tapi yang menjadi masalah ketika menjelang hari lebaran buru-buru Jokowi melarang takbir berkeliling dengan berbagai alasan. Yang pasti dengan pelarangan itu syiar Islam menghadapi lebaran jadi sepi”. Kalimat di atas menggunakan kata hubung yang menyatakan pertentangan, yaitu “tapi”. Proposisi “Silahkan Jokowi dan Ahok merayakan Natal atau Tahun Baru bersama rakyatnya (sekalipun mereka minoritas)” dan “yang menjadi masalah ketika menjelang hari lebaran buru-buru Jokowi melarang takbir berkeliling dengan berbagai alasan. Yang pasti dengan pelarangan itu syiar Islam menghadapi lebaran jadi sepi” adalah dua hal yang berlainan. Tetapi, dengan mengunakan kata hubung “tapi” dua hal tersebut menjadi koheren.
Kata
hubung
“tapi”
digunakan
untuk
menunjukkan
pertentangan dari kalimat sebelumnya. Penulis berita ingin menyatakan bahwa tidak akan menjadi terlalu masalah jika Jokowi merayakan Natal bersama pegawainya. Namun ketika ia melarang kegiatan takbir keliling, hal itu mengusik umat muslim dan memperlihatkan bahwa Jokowi
55
merupakan orang yang tidak memihak pada umat muslim, yang notabene adalah penduduk mayoritas di Indonesia. “Sekarang Jokowi dan Ahok kian menjadi-jadi. Dengan dalih lelang jabatan, Jokowi mengangkat Susan Jasmine Zulkifli, seorang murtad, menjadi Lurah Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Padahal
Lenteng Agung berpenduduk mayoritas Islam
karenanya selama ini lurah disana selalu Muslim. Tak aneh kalau sekarang ada yang menuduh Jokowi-Ahok mulai mengkristenkan aparat Pemda DKI”. Kalimat di atas menggunakan kata hubung yang menyatakan
penentangan
/
penolakan
yaitu
“padahal”.
Penulis
bermaksud menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pengangkatan Susan menjadi Lurah Lenteng Agung. Penulis menyatakan secara implisit bahwa dikarenakan Lenteng Agung merupakan daerah berpenduduk mayoritas muslim, maka sudah seharusnya lah pemimpin yang diangkat juga seorang muslim. h. Kata Ganti Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk memosisikan komunikator dalam sebuah wacana.8 Kata ganti yang terdapat di berita ini, yaitu: ”Mungkin Jokowi yang sarjana kehutanan UGM itu tak mengerti manajemen. Karena pengalamannya setelah selesai kuliah adalah jadi pedagang mebel. Lalu dia berkenalan dengan FX Hadi Rudyatmo, ketua DPC PDI Solo. Peristiwa ini kemudian mengubah nasib sang pedagang mebel.” 8
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 80.
56
“Bayangkan bekas pedagang mebel itu berhasil memecundangi Gubernur Pertahanan Fauzi Bowo alias Foke, seorang Doktor (S3) tamatan Jerman dengan thesis masalah perkotaan.” “Kalau diikuti pikiran-pikiran di “dunia maya”, masyarakat sudah mulai kritis kepada Jokowi, bekas pedagang mebel itu.” Kata ganti dalam berita ini terdapat pada kata pedagang mebel sebagai kata ganti dari Jokowi. Penulis memposisikan Jokowi hanya sebagai pedagang mebel, bukan seorang Gubernur DKI. i. Leksikon Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.9 Pemilihan kata pada berita ini dapat dilihat sebagai berikut: -
“Jokowi yang Islam abangan itu memperlihatkan ketidakpekaannya (atau ketidak-peduliannya) bahwa Islam adalah agama yang dianut mayoritas rakyatnya, karena itu di dalam negara Pancasila ini dia harus menghargainya.”
- Kata Islam abangan memiliki kata lain orang yang lebih cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal dari ajaran Islam sepenuhnya. Penulis menggambarkan bahwa Jokowi adalah sosok yang tidak memahami ajaran Islam secara mendalam. 9
255
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
57
- Unsur leksikon lainnya yang peneliti temukan: “Dia lebih tertarik bikin upacara peribadatan agamanya di kantor Pemda DKI bersama para pegawainya yang Kristen yang jumlahnya segelintir.” Kata segelintir memiliki kata lain sedikit. Penulis ingin menyampaikan bahwa Jokowi lebih mementingkan sesuatu yang sedikit dari pada yang banyak. - “Tentu yang bertanggung jawab atas “kekacauan” ini bukan Lurah atau Camat tapi Gubernur dan Wakilnya yaitu Jokowi dan Ahok.” Kata kekacaun memiliki kata lain kegaduhan dan anarki. Penulis ingin menggambarkan bahwa pemilihan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung membuat keadaan berjalan tak semestinya. - “Gilanya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, perbedaan suku, agama, dan ras tak bisa dijadikan alasan untuk menolak seseorang.” Kata gila bisa juga sesuatu perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan. - “Sebagai gimmick guna menarik perhatian warga Jakarta, Jokowi menampilkan mobil dari SMK Rajawali (sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Solo).” Kata gimmick digunakan untuk penulis untuk menyatakan cara istimewa yang dilakukan oleh Jokowi. - “Dikabarkan mobil itu dibikin sendiri oleh murid-murid SMK tersebut. Pada waktunya mobil itu pun dipacu dari solo menuju
58
Jakarta, dengan Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo sendiri sebagai supirnya.” Kata dipacu bisa juga diartikan mengendarai dengan cepat. - “Klimaksnya
ketika
FX
Hadi
Rudyatmo
yang
berhari-hari
mengendarai mobil itu dari Solo sampai di Jakarta, disambut Jokowi dengan pendukungnya dan terutama para wartawan.” Kata lain klimaksnya adalah puncak. Menandakan perbuatan yang paling tinggi yang dilakukan.” - “Media pun heboh dan memuja-muja Jokowi sebagai calon Gubernur Jakarta.” Kata memuja-muja menyamakan Jokowi pada Tuhan. - “Jokowi betul-betul tanpa cacat.” Kata cacat pada Jokowi membuat makna kesempurnaan seseorang. Ini dimaksudkan penulis bahwa masyarakat Indonesia menganggap Jokowi sebagai sosok yang sangat sempurna. - “Bayangkan bekas pedagang mebel itu berhasil mempecundangi Gubernur pertahanan Fauzi Bowo alias Foke, seorang Doktor (S3) tamatan Jerman dengan thesis masalah perkotaan.” Kata mempecundangi dinyatakan penulis sebagai maksud bahwa Jokowi dapat mengalahkan Fauzi Bowo dengan mudah. - “Tapi dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur Jakarta.” Kata hiruk-pikuk membuat makna mobil SMK membuat gaduh, sesuatu yang harusnya tak terjadi.
59
j. Grafis Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang, yang dapat diamati dari teks. Grafis dalam wacana berita, biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar, tebal, dan pemakaian angka untuk mendukung arti penting sebuah pesan.10 Unsur grafis yang muncul dalam pembeitaan “Kristenisasi JokowiAhok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta” ini di antaranya muncul foto Jokowi-Ahok
diikuti
pendukungnya
yang
banyak.
Gambar
ini
dimaksudkan sebagai suatu dukungan yang banyak kepada pasangan Jokowi-Ahok sehingga ia bisa terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di tengah isi pada halaman pertama, ada foto mobil Esemka yang dinaiki Jokowi, dan di sebelahnya ada seorang yang sedang memegang kepalanya. Dimaksudkan penulis untuk menggambarkan mobil Esemka yang dulu digadang-gadang Jokowi kini membuat orang pusing dan kebingungan tentang nasib mobil Esemka yang tak jelas. Pada halaman kedua, muncul gambar lain di tengah berita. Terdapat foto aksi demo yang dilakukan masyarakat di depan Kantor
10
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
257
60
Lurah Lenteng Agung. Ini menggambarkan bentuk penolakan terhadap Lurah Susan yang diangkat oleh Jokowi sebagai Lurah Lenteng Agung. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks, yakni data yang menunjukan angka fotocopy KTP warga Lenteng agung yang banyak dalam menolak pengangkatan Lurah Susan. Penulis ingin menunjukkan bahwa mayoritas warga Lenteng Agung tidak setuju bila dipimpin oleh Lurah Susan yang Kristen. Unsur grafis selanjutnya terdapat angka populasi warga Solo yang lebih sedikit sepuluh kali lipat dari Jakarta. Penulis ingin menyampaikan bahwa kota Solo hanya kota kecil dibandingkan kota Jakarta dan membuat maksud apakah Jokowi mampu memimpin Jakarta yang penduduknya 10 kali lipat dari penduduk Solo yang sebelumnya ia pimpin. Unsur yang lain yang terdapat adalah penebalan huruf dan kapital pada tulisan “Mengapa Kristen bisa jadi Lurah Lenteng Agung?”. Penulis ingin memberi penekanan terhadap peristiwa itu kenapa harus terjadi. k. Metafora Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita.11 Metafora merupakan pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.12
11
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h.
259 12
Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: M2s, 2000), h. 359
61
Metafora dalam berita ini pada tulisan, “Tapi dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur Jakarta”.
Tabel 5 kerangka Analisis Data “Kristenisasi Jokowi-Ahok: Pedagang Mebel Menyihir Jakarta” Struktur Elemen Wacana Stuktur Makro Topik/Tema
Super Struktur Skema Skematik
Struktur Mikro Semantik Struktur Mikro Sintaksis
Latar Detil Maksud Praanggapan Kohersi
Kata ganti
Keterangan Pemerintahan Jokowi-Ahok yang banyak Menyisipkan Kristenisasi kepada warga Jakarta. - Diawali dengan judul berita - Lead berita - Story: 1. Ketidakmampuan Jokowi mengayomi warga Jakarta. 2. Penolakan warga terhadap kebijakan Jokowi. 3. Terpilihnya Jokowi itu cuma hasil dari pencitraan. Paragraf 1 Paragraf 16 Paragraf 25 Paragraf 20,21 & 22 - Silahkan Jokowi dan Ahok merayakan Natal atau Tahun Baru bersama rakyatnya (sekalipun mereka minoritas). Tapi yang menjadi masalah ketika menjelang hari lebaran buru-buru Jokowi melarang takbir berkeliling dengan berbagai alasan. (4) - Sekarang Jokowi dan Ahok kian menjadijadi. Dengan dalih lelang jabatan, Jokowi memgangkat Susan Jasmine Zulkifli, seorang murtad, menjadi Lurah Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Padahal Lenteng Agung berpenduduk mayoritas Islam karenanya selama ini lurah disana selalu Muslim. Tak aneh kalau sekarang ada yang menuduh Jokowi-Ahok mulai mengkristenkan aparat (5) - Sang pedagang mebel (26) - Bekas pedagang mebel (31 & 40)
62
Struktur Mikro Stilistik
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Grafis
Metafora
- Islam abangan (1) - Segelintir (2) - Kekacauan (11) - Gilanya (13) - Gimmick (28) - Dipacu (28) - Memuja-muja (29) - Klimaksnya (29) - Tanpa cacat (29) - Mempecundangi (31) - Hiruk-pikuk (30) - Foto Jokowi-Ahok diikuti pendukungnya yang banyak. - Foto mobil Esemka yang dinaiki Jokowi dan di sebelahnya ada seorang yang sedang memegang kepalanya. - Foto aksi demo yang dilakukan masyarakat di depan Kantor Lurah Lenteng Agung. - Data yang menunjukan angka fotocopy KTP warga Lenteng Agung yang banyak dalam menolak pengangkatan Lurah Susan. - Angka populasi warga Solo yang lebih sedikit 10 kali lipat dari Jakarta. - Penebalan huruf dan kapital pada tulisan “Mengapa Kristen bisa jadi Lurah Lenteng Agung? - Lembaga Survei Cyrus Network bahkan menyebutnya sebagai Capres setengah dewa. - Tapi dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur Jakarta.
2. “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?” Edisi 13 – 27 September 2013 a. Tematik Tema yang terkandung dalam judul “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?” yakni “Menjadi antitesa SBY dan menaikkan sedikit kualitas hidup masyarakat, membuat Jokowi jadi media darling. Publik pun seperti tesihir untuk menggangapnya sebagai the Mesiah atau Sang Ratu Adil.”
63
Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini didasarkan pada pembentukan sosok Jokowi pada media massa yang membuatnya di pujapuja masyarakat dengan gaya kepemimpinannya yang bertolak belakang dengan SBY, ia dianggap peduli dengan masyarakat dan membuat Jokowi dianggap sebagai The Mesiah. Penulis ingin menyampaikan kepada pembaca upaya pembentukan karakter yang dilakukan Jokowi sehingga media memberitakan sosok Jokowi yang baik dibandingkan SBY. b. Skematik Skema pertama dalam berita ini dimulai dengan judul berita yakni “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?”. Kemudian dilanjutkan dengan lead “Menjadi antitesa SBY dan menaikkan sedikit kualitas hidup masyarakat, membuat Jokowi jadi media-darling. Publik pun seperti tersihir untuk menganggapnya sebagai The Mesiah atau Sang Ratu Adil”. Pada skema kedua (story) yang menguraikan situasi atau jalannya peristiwa ini muncul setelah lead. Pada bagian pertama berita ini menceritakan tenggelamnya jantung ibu kota (kawasan Bunderan HI) yang seumur-umur belum mengalami banjir parah yang sampai melumpuhkan aktifitas masyarakat akibat pesta hura-hura Jokowi. Dipaparkan “Kamis, 17 Januari 2013, kawasan Bunderan HI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, „tenggelam‟. Wilayah jalan protokol yang seumur-umur belum pernah terkena banjir parah itu, lumpuh total tergenangi air bah berwarna kecoklatan.” Pada paragraf selanjutnya juga dikemukakan sebab terjadinya banjir. Dipapaarkan “Tenggelamnya
64
jantung Ibukota terjadi persis 17 hari setelah di tempat yang sama digelar pesta gila. Ya, pada malam tahun baru 2013, Jokowi menyelenggarakan Jakarta Free Night. Pemerintahan mendirikan 16 panggung di 16 titk sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman untuk mementaskan musik gambus, gambang kromong, keroncong, campursari, dangdut, hingga band pop. Satu-dua penampilan bernafas religius, tapi yang lainnya full hura-hura belaka.” Paragraf selanjutnya penulis mengkolerasikan maksiat dengan bencana banjir yang terjadi. “Maka, atas tenggelamnya Jakarta itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab berkata, „Setelah Sudirman-Thamrin dinodai dengan festival maksiat oleh Jokowi pada malam Tahun Baru, kini saatnya Allah SWT menyapu kotoran maksiatnya dengan air bah yang mengotori Jakarta. Ayo, Jokowi mau beli musibah dengan maksiat apa lagi‟.” Berikutnya, pada bagian tengah skema story dalam berita ini, menjelaskan bahwa kehebatan Jokowi bukan dari keberhasilannya ia memerintah, tapi dari kepintarannya memanfaatkan media (media darling) yang membuatnya menjadi seorang yang baik dan tak pernah salah. Dipaparkan “Hamdi menjelaskan, popularitas Jokowi tersebut karena peran media. Kekuatan media ini disadari betul oleh Jokowi dan orang-orang dekatnya. Menurut ilmu komunikasi massa, kebanyakan orang menetapkan apa yang baik dan tidak baik berdasarkan informasi dari media massa alias pencitraan”. Paragraf selanjutnya, dipaparkan “Celakanya, menjadi sosok media darling membuat sosok Jokowi
65
dianggap selalu benar dan pantang dikritik. Hatta oleh kebanyakan insan pers sendiri yang mestinya berdaya kritis tinggi.” Sedangkan bagian penutup
dalam berita
ini
menjelaskan
seharusnya pemimpin yang memimpin Jakarta, apalagi Indonesia, harus menerapkan syariah Islam secara paripurna karena Islam terbukti sebagai rahmatan lil „alamin. Dipaparkan “Walhasil, memang harus ada perubahaan ideologi agar permasalahan negeri terselesaikan.
Fahmi
menyatakan,
tidak
termasuk banjir layak
Indonesia
mempertahankan ideologi kapitalisme saat ini yang terbukti destruktif”. Skema yang digunakan diurutkan sesuai dengan peristiwa, antara lain pesta hura-hura Jokowi menyebakan banjir parah di Bunderan HI, lalu hasil pencitraan yang membuat Jokowi tidak pernah salah di mata masyarakat, masalah yang ada di Jakarta ataupun di Indonesia bisa terselesaikan jika pemerintahan memakai syariat Islam. c. Latar Latar dalam berita “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?” adalah terjadinya banjir di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin yang belum pernah terkena banjir parah. Yang membuat aktifitas lumpuh total. “Latar belakang berita ini adalah Kamis, 17 Januari 2013, kawasan Bunderan HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat “tenggelam” yang seumur-umur belum pernah terkena banjir”. Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini adalah mengajak pembaca terlebih dahulu tahu banjir yang terjadi di
66
Bunderan HI itu baru pertama kali dan ini terjadi pada saat Jokowi yang memimpin. d. Detil Beberapa teks yang ditemukan sesuai dengan elemen detil ini adalah penjelasan secara panjang lebar mengenai kekurangan Jokowi dalam memimpin. “Padahal, jejak Jokowi tidak selalu menjadi tinta emas catatan sejarah. Hikayat pedagang kaki lima di Solo misalnya, kini tak seindah dalam pemberitaan tentang prestasi jokowi. Mobil Esemka yang digadang-gadang jadi proyek kemandirian nasional di bidang otomotif, sampai paripurna tetap jadi purwarupa. Monorel yang akan mulai digarap, juga baru sejengkal asa untuk mengatasi lalu lintas Jakarta yang diperkirakan, bakal macet total pada 2015”. Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara panjang dan lebar. Tidak diketahui secara jelas makna apa yang hendak disampaikan
kepada
pembaca
jika
tidak
membacanya
secara
keseluruhan. Tetapi, jika dibaca secara utuh, maka akan tersampaikan bahwa Jokowi itu tak sehebat apa yang ada dibenak masyarakat. e. Maksud Elemen maksud dalam berita ini dapat ditemukan. Wartawan mencoba menyampaikan mengenai pemimpin harus menerapkan Syariat Islam secara benar. “Kalau memang harus ada perubahan di level ideologis, bagi negeri yang mayoritas Muslim ini ya tidak ada pilihan lain kecuali perubahan ideologi Islam,” tandasnya. “Solusi bagi Indonesia, lanjut sekjen FUI, adalah memilih pemimpin yang
67
berkomitmen untuk membentuk rezim yang menerapkan syariah Islam secara paripurna sehingga Islam terbukti sebagai rahmatan lil „alamin.” Dalam teks tersebut, wartawan menggambarkan secara jelas bahwa sistem Syariat Islam adalah solusi bagi Indonesia untuk menyejahterakan rakyatnya. Bukan pemimimpin yang mengandalkan pencitraan dan tidak mementingkan Al Qur‟an dan Al Hadist sebagai pedoman dalam memimpin bangsa. f. Praanggapan Bagian praanggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni bagian berita yang memaparkan “Memang menurut para pakar komunikasi dan psikologi, Jokowi adalah media darling”. “Menurut hasil Survei yang dilakukan Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG) itu, Gubernur Joko Widodo bertengger dipuncak, jauh di atas Prabowo dan empat belas tokoh nasional lainnya.” Bagian praanggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tak perlu lagi dipertanyakan. Artinya bahwa terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur dan popularitasnya merupakan hasil pencitraan media. Pernyataan tersebut merupakan fakta yang belum terbukti kebenaran keseluruhan tetapi dipercaya oleh semua orang. g. Kohersi Beberapa koherensi ditemukan dalam penulisan berita ini. “Wilayah jalan Protokol yang seumur-umur belum pernah terkena banjir parah itu, lumpuh total terkenal air bah berwarna kecoklatan”. Kalimat di
68
atas menggunakan kata hubung yang menyatakan penjelas yaitu “yang”. Proposisi “Wilayah Jalan Protokol” dan “seumur-umur belum pernah terkena banjir parah itu, lumpuh total terkenal air bah berwarna kecoklatan” adalah dua hal yang berlainan. Tetapi, dengan mengunakan Jokowi kata hubung “yang” dua hal tersebut menjadi koheren. Penulis berita ingin memperjelas bahwa sebelumnya jalan Sudirman-Thamrin dari pertama dibuat sekali pun tak pernah terkena banjir. “Jokowi menjadi luar biasa, karena standar kualitas hidup bangsa Indonesia memang rendah”. Kalimat di atas menggunakan kata hubung yang menyatakan sebab yaitu “karena”. Proposisi “Jokowi menjadi luar biasa” dan “standar kualitas hidup bangsa Indonesia memang rendah standar kualitas hidup bangsa Indonesia memang rendah” adalah dua hal yang berlainan. Tetapi, dengan mengunakan kata hubung “karena” dua hal tersebut menjadi koheren. Penulis menyatakan Jokowi pemimpin hebat itu cuma buat orang yang mempunyai standar hidup yang rendah. h. Kata Ganti Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk memosisikan komunikator dalam sebuah wacana.13 Kata ganti yang terdapat di berita ini, yaitu: ”Tenggelamnya jantung Ibukota terjadi persis 17 hari setelah di tempat yang sama digelar pesta gila.” Jantung Ibukota untuk menggantikan Kawasan Bunderan HI. Kata jantung dipakai untuk mengesankan dengan tenggelamnya Bunderan 13
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 80.
69
HI membuat lumpuh seluruh kota. Karena kata jantung adalah pusat dari inti suatu hal. Pemikiran sekuler Jokowi juga ditunjukan dengan kesediaanya menjadi pemimpin berpasangan dengan orang kafir. Orang kafir buat kata ganti dari Ahok dan FX Rudy. Penulis menggunakan kata kafir untuk memberi tahu bahwa pasangan Jokowi itu tidak menyembah Allah dan nantinya akan dilaknat. Dengan begitu mengesankan kepada pembaca apa orang ini pantas menjadi pemimpin kita. Jokowi juga membiarkan istrinya direkrut organisasi mantel yahudi. Mantel yahudi buat kata ganti dari Rotary Club Solo. Penulis ingin menyatakan bahwa istri Jokowi merupakan bagian dari anggota kaum yahudi. Jokowi juga takut menyetop proyek renovasi dan pelebaran kantor kedutaan besar Amerika serikat di jantung Republik Indonesia. Jantung Republik Indonesia sebagai kata ganti dari DKI Jakarta. Kata jantung dipakai untuk mengesankan Amerika mampu menguasai Jakarta. Karena kata jantung adalah pusat dari inti suatu hal. i. Leksikon Pemilihan kata pada berita ini dapat dilihat sebagai berikut. Kamis, 17 Januari 2013, kawasan Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, “tenggelam”. Penggunaan kata tenggelam membuat makna jalan kawasan Bunderan HI tertutup sama sekali oleh air.
70
Wilayah jalan protokol yang seumur-umur belum pernah terkena banjir parah itu, lumpuh total tergenangi air bah berwarna kecoklatan. Lumpuh total bermakna sudah tidak bisa lagi melakukan aktifitas sama sekali, sedangkan air bah mempunyai makna banjir yang dasyat. Padahal,
kebijakan
Jokowi
turut
berperan
penting
dalam
mengundang banjir bandang menyerbu Ibukota. Makna mengundang berarti banjir itu datang karena Jokowi yang mendatangkannya. Tenggelamnya jantung Ibukota terjadi persis 17 hari setelah di tempat yang sama digelar pesta gila. Kata pesta gila mengandung makna perayaan yang di luar kebiasaan atau bertentang dengan suatu yang normal. j. Grafis Unsur grafis yang muncul dalam pembeitaan “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?” ini diantaranya muncul foto Jokowi-Ahok diikuti pendukungnya yang banyak. Gambar ini dimaksudkan sebagai suatu dukungan yang banyak kepada pasangan Jokowi-Ahok sehingga ia bisa terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Unsur grafis yang kedua muncul di tengah berita halaman pertama, yaitu foto Bunderan HI yang terkena banjir dari angle atas. Gambar ini ingin menunjukan dampak banjir yang terjadi di Jakarta begitu luas dan parah. Foto terakhir muncul di dalam berita di halaman kedua, yaitu foto
71
Jokowi
yang
sedang
dikerumuni
para
wartawan.
Gambar
ini
dimaksudkan bahwa Jokowi adalah sosok pusat perhatian bagi wartawan. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks, yakni data yang menunjukan pembangunan bendungan yang dilakukan oleh pemimpin Islam. Ini bermaksud untuk menenkankan kepemimpinan Islam sanggup membuat bendungan dan mengatasi banjir yang terjadi. Unsur yang lain yang terdapat adalah penebalan huruf pada periwayat hadist dan surat AlQur‟an yang dicantumkan oleh penulis. Penulis ingin menekankan hadist dan Al-Qur‟an itu sebagai koreksi terhadap kepemimpinan Jokowi. k. Metafora Metafora dalam berita ini ada pada tulisan. “Padahal, kebijakan Jokowi turut berperan penting dalam mengundang banjir bandang menyerbu Ibukota.” Dan “Jokowi juga membiarkan istrinya direkrut organisasi mantel yahudi.”
Tabel 6 kerangka Analisis Data “Simsalabim Jokowi Apa Bisa?” Struktur Wacana Stuktur Makro Super Struktur Skematik
Struktur Mikro Semantik
Elemen Topik/Tema Skema
Latar Detil Maksud Praanggapan
Keterangan Lead - Diawali dengan judul berita - Lead berita - Story: 1. Pesta hura-hura Jokowi menyebakan banjir parah di Bunderan HI. 2. Hasil pencitraan yang membuat Jokowi tidak pernah salah di mata masyarakat. 3. Masalah yang ada di Jakarta ataupun di Indonesia bisa terselesaikan jika pemerintahan memakai syariat Islam. Paragraf 1 Paragraf 29 Paragraf 38 & 47 Paragraf 17 && 18
72
Struktur Mikro Sintaksis
Kohersi
Kata ganti
Struktur Mikro Stilistik
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Grafis
Metafora
- Wilayah jalan Protokol yang seumur-umur belum pernah terkena banjir parah itu, lumpuh total terkenal air bah berwarna kecoklatan.(1) - Jokowi menjadi luar biasa, karena standar kualitas hidup bangsa Indonesia memang rendah. (27) - Jantung Ibukota (4) - Orang kafir (11) - Mantel Yahudi (12) - Jantung Republik Indonesia (30) - Tenggelam (1) - Lumpuh Total (1) - Air bah (1) - Mengundang (3) - Pesta gila (4) - Dinodai (8) - Menggelontori (8) - Loncat (11) - Bertengger (18) - Foto spanduk „Jokowi Capres Banjir‟ dan foto aktifitas anak muda di dalam ruangan. - Foto Bunderan HI yang terkena banjir dari angle atas. - Foto Jokowi yang sedang dikerumuni para wartawan. - Data yang menunjukan pembangunan bendungan yang dilakukan oleh pemimpin Islam. - Penebalan huruf pada periwayat hadist dan surat Al-Qur‟an yang dicantumkan oleh penulis - Padahal, kebijakan Jokowi turut berperan penting dalam mengundang banjir bandang menyerbu Ibukota. - Jokowi juga membiarkan istrinya direkrut organisasi mantel yahudi.
3. “Jangan Jadi Keledai” Edisi 14 – 28 Febuari 2014 a. Tematik Tema yang terkandung dalam laporan utama “Jangan Jadi Keledai” ini yakni masyarakat jangan sampai tertipu oleh pencitraan dan
73
popularitas Jokowi yang dibangun oleh media dan cukong-cukong di belakangnya. Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini didasarkan pada kinerja Jokowi yang merosot dan tak ada bukti rill dari janji kampanye untuk mengatasi banjir dan macet di Jakarta, tetapi media tetap menganggap Jokowi adalah sosok yang sangat hebat. Melalui tema tersebut, penulis ingin menyampaikan kepada pembaca untuk tidak memilih Jokowi lagi, apabila ia mencalonkan diri sebagai presiden. b. Skematik Skema pertama dalam berita ini dimulai dengan judul berita, yakni “Jangan Jadi Keledai”. Kemudian dilanjutkan dengan lead “Masyarakat jangan sampai tertipu oleh pencitraan Jokowi yang dibangun oleh media dan cukong-cukong di belakangnya.”. Pada skema kedua (story) yang menguraikan situasi atau jalannya peristiwa ini muncul setelah lead. Pada bagian pertama berita ini menceritakan tentang warga DKI Jakarta pada pemilihan Gubernur 2012 lalu salah memilih Gubernur, dikarenakan kinerja yang kurang dan janjinya tidak ada pembuktiannya.. Dipaparkan “Warga DKI Jakarta pada pemilihan Gubernur 2012 lalu rupanya telah terperosok. Mereka telah memilih pemimpin yang belakang menurut hasil survei kinerjanya sangat mengecewakan. Janji-janji untuk membuat Jakarta baru, bebas macet dan bebas banjir ternyata nol besar”. Berikutnya, pada bagian tengah skema story dalam berita ini, memaparkan bahwa melambungnya Jokowi karena pencitraan oleh
74
media yang tergabung dalam Jokowi-Ahok Social Media Volunteers (JASMEV) dan didanai oleh konglomerasi para pengusaha China-Kristen. Dipaparkan “Menjelang Pilgub DKI Jakarta lalu, ratusan anak muda tiap hari bekerja di sebuah gedung di kawasan TB Simatupang. Mereka tergabung dalam Jokowi-Ahok Social Media Volunteers (JASMEV). Operasi mereka di dunia maya, melalui status dan komentar di facebook, twitter, dan kolom-kolom komentar berbagai media daring. Hingga kini operasi dunia maya itu masih berjalan. Konon targetnya hingga Jokowi menjadi RI-1”. “Di jejaring sosial twitter berseliweran kabar, pendanaaan operasi tim Jokowi dibidang media ini didukung oleh konglomerasi para pengusaha China-Kristen. Mereka adalah James T. Riyadi, seorang Evangelis bos Lippo Group”. Sedangkan bagian penutup dalam berita ini menjelaskan bahwa prestasi Jokowi belum jelas. Program pemerintahannnya hanyalah program lama yang ia teruskan dan ia ganti nama. Dipaparkan “ Jauh sebelumnya, pada pertengahan 2013 lalu, akademisi Universitas Indonesia, Iberamsjah, telah menilai sejak Jokowi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukan olehnya.” “Iberamsjah menuding kalau program-program unggulan yang
dimiliki
Jokowi
hanyalah
program
lama
atau
program
pemerintahan sebelumnya yang hanya ia teruskan dan ia ganti namanya”. Paragraf selanjutnya memaparkan agar warga DKI tak memilih Jokowi untuk memimpin negeri ini: “Jadi, untuk masyarakat Indonesia terlebih warga DKI Jakarta, jika tidak mau terperosok dua
75
kali lupakanlah Jokowi. Biar dia menyelesaikan tugasnya dan merealisasikan janji-janjinya untuk membangun Jakarta Baru, yang bebas dari kemacetan dan kebanjiran”. Skema yang digunakan diurutkan sesuai dengan peristiwa, antara lain kesalahan warga Jakarta dalam memilih Jokowi pada Pilgub 2012, lalu melambungnya nama Jokowi hasil dari pencitraan, terakhir hasil kerja Jokowi sebagai Gubernur belum jelas dan menghimbau warga Jakarta khususnya, agar tak memilih Jokowi untuk memimpin negeri ini. c. Latar Latar dalam pemberitaan “Jangan Jadi Keledai” adalah terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012. “Warga DKI Jakarta pada pemilihan Gubernur 2012 lalu rupanya telah terperosok. Mereka telah memilih pemimpin yang belakang menurut hasil survei kinerjanya sangat mengecewakan. Janji-janji untuk membuat Jakarta baru, bebas macet dan bebas banjir ternyata nol besar” Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini adalah mengajak pembaca terlebih dahulu tahu bahwa dengan memilih Jokowi adalah sebuah kesalahan. d. Detil Beberapa teks yang ditemukan sesuai dengan elemen detil ini adalah penjelasan secara panjang lebar mengenai bagaimana pencitraan Jokowi karena media massa. “Menjelang Pilgub DKI Jakarta lalu, ratusan anak muda tiap hari bekerja di sebuah gedung di kawasan TB Simatupang. Mereka tergabung dalam Jokowi-Ahok Social Media
76
Volunteers (JASMEV). Operasi mereka di dunia maya, melalui status dan komentar di facebook, twitter, dan kolom-kolom komentar berbagai media daring. Hingga kini operasi dunia maya itu masih berjalan. Konon targetnya hingga Jokowi menjadi RI-1” Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara panjang dan lebar. Tidak diketahui secara jelas makna apa yang hendak disampaikan
kepada
pembaca
jika
tidak
membacanya
secara
keseluruhan. Tetapi, jika dibaca secara utuh, maka akan tersampaikan bahwa Jokowi dalam pemilihan Pilgub DKI mengunakan media sebagai pencitraan dirinya untuk menjadi Gubernur DKI dan targetnya pencitraan ini sampai Jokowi menjadi Presiden. e. Maksud Elemen maksud dalam berita ini dapat kita temukan. Wartawan mencoba menyampaikan mengenai sosok kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta yang belum bisa mengatasi masalah Jakarta agar tidak dipilih menjadi presiden Indonesia “71,2 persen mengaku kurang setuju jika Jokowi maju capres pada 2014,” kata peneliti lembaga survei Nasional (LSN) Dipa Pradipta di Hotel Atlet Century, Jakarta, Ahad (9/2/2014)”. “Yang membuat elektabilitas Jokowi di survei itu naik dan maju menjadi capres itu karena pemberitaan pers media. Kalau kinerja, jangan ditanya lagi, masih berantakan,” kata guru besar UI Dalam teks tersebut, wartawan secara jelas menjelaskan Jokowi tak pantas dipilih menjadi presiden dengan hasil kinerjanya di DKI Jakarta.
77
f. Praanggapan Bagian praanggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni bagian berita yang memaparkan “Bila ada pernyataan tokoh yang mengkritik, serta merta mereka akan bereaksi. Sebut saja mantan ketua umum Muhammadiyah, Amien Rais, yang habis dibully setelah berkomentar negatif tentang Jokowi. Bagi mereka Jokowi pantang dikritik, sebab dia adalah „nabi‟.”. Bagian praanggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tak perlu lagi dipertanyakan. Artinya bahwa, Jokowi dianggap masyarakat sebagai orang suci yang tidak boleh dikritik. g. Kohersi Beberapa koherensi ditemukan dalam penulisan berita ini. “Karena kinerjanya yang merosot dan tak ada bukti riil dari janji kampanye Jokowi untuk mengatasi banjir dan macet Jakarta, akhirnya publik Jakarta pun mulai meragukan bekas Wali Kota Solo itu jika diusung menjadi calon presiden (Capres)”. Kalimat diatas menggunakan kata dan yang saling menguatkan kalimat satu dan lainnya. Penulis bermaksud menekankan pada kinerjanya buruk, membuat masyarakat mulai meragukan kemampuannya. “Menurutnya, apabila Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden 2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya.”. Kata Ganti karena meyatakan hubungan sebab akibat. Penulis bermaksud jikalau nanti Jokowi benar-benar menjadi presiden,
78
penyebabnya adalah keunggulan Jokowi dalam memanfaatkan media massa. h. Kata Ganti Kata Ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk memosisikan komunikator dalam sebuah wacana.14 Kata ganti yang terdapat di berita ini, yaitu: Artinya mayoritas warga Jakarta sudah kecewa dengan lelaki asal Gemolong, Sragen itu. Semua orang tahu melambungnya pengusaha mebel itu adalah karena pencitraan Kata ganti dalam berita ini terdapat pada kata pedagang mebel dan Lelaki asal Gemolong Sragen sebagai kata ganti dari Jokowi. Penulis memosisikan Jokowi hanya sebagai pedagang mebel dan seorang lakilaki dari desa, dan bukan sebagai Gubernur DKI Jakarta. i. Leksikon Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seorang wartawan atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.15 Pemilihan kata pada berita ini dapat dilihat sebagai berikut.
14
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-5, h. 80. 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001), h. 255
79
Sebut saja mantan ketua umum Muhammadiyah Amien Rais yang habis dibully setelah komentar negatif tentang Jokowi. Kata bully memberi makna bahwa Amien Rais menuai berbagai cercaan dari masyarakat. Memasuki tahun baru 2014, Jakarta dilanda banjir. Citra Jokowi seketika hancur lebur. Dengan penulis menggunakan hancur lebur, membuat seolah-olah citra Jokowi sudah tak bersisa lagi. Ada dugaan terdapat bus bekas yang hanya mengalami rekondisi. Kata rekondisi dimaksudkan sebagai kegiatan merekayasa ulang bus bus bekas menjadi seperti baru untuk membohongi masyarakat. Menurutnya, selama ini Jokowi tercitrakan baik dalam pemberitaan sehingga membius masyarakat. Kata membius bisa diartikan Jokowi membuat masyarakat tidak bisa berpikir dengan akal sehat. j. Grafis Unsur grafis yang muncul dalam pembeitaan “Jangan Jadi Keledai” ini di antaranya muncul gambar kartun binatang keledai di bagian paling atas berita, di sebelah judul. Gambar ini dimaksudkan sebagai ilustrasi yang sesuai dengan judul berita. Wajah keledai tersebut digambarkan dengan ekspresi yang bodoh. Dari hal ini, pembuat berita bermaksud menyampaikan pesan agar warga Jakarta tidak menjadi seperti keledai, yang lekat dengan image bodoh.
80
Di bawah judul, ada foto spanduk bertuliskan JOKOWI CAPRES BANJIR. Dimaksudkan penulis untuk menggambarkan kekecewaan warga Jakarta terhadap penanganan masalah banjir oleh Jokowi. Kemudian di tengah halaman, terdapat foto banyak anak muda di suatu ruangan yang sedang terlihat bekerja. Gambar ini untuk mendukung pernyataan penulis bahwa ratusan anak muda yang menggabungkan diri ke dalam Jokowi-Ahok Social Media Voulenteers (JASMEV) untuk mendukung Jokowi menjadi Gubernur. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks, yakni data yang menunjukkan angka penurunan kepuasan masyarakat Jakarta atas kepemimpinan Jokowi, dan naiknya angka ketidaksetujuan Jokowi maju menjadi Capres akibat kinerjanya yang berantakan dan prestasinya yang belum jelas, yang ditulis dengan huruf tebal, serta penandaan caption yang bertuliskan „Jokowi Capres Banjir‟ dan „Jokowi Capres Jalan Rusak‟. k. Metafora Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita.16 Metafora merupakan pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.17
16
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001),
17
Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: M2s, 2000), h. 359
h. 259
81
Metafora dalam berita ini pada tulisan, “Tapi dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur Jakarta”.
Tabel 7 Kerangka Analisis Data “Jangan Jadi Keledai” Struktur Elemen Wacana Stuktur Makro Topik/Tema Super Struktur Skema Skematik
Struktur Mikro Semantik Struktur Mikro Sintaksis
Latar Detil Maksud Praanggapan Kohersi
Kata ganti
Struktur Mikro Stilistik
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Grafis
Keterangan Lead - Diawali dengan judul berita - Lead berita - Story: 1. kesalahan warga Jakarta dalam memilih Jokowi pada Pilgub 2012. 2. Melambungnya nama Jokowi hasil dari pencitraan. 3. Hasil kerja Jokowi sebagai Gubernur belum jelas dan menghimbau warga Jakarta Khususnya agar tak memilih Jokowi untuk memimpin negeri ini. Paragraf 2 Paragraf 8 Paragraf 4 & 14 Paragraf 9 - Karena kinerjanya yang merosot dan tak ada bukti riil dari janji kampanye Jokowi untuk mengatasi banjir dan macet Jakarta akhirnya publik Jakarta pun mulai meragukan bekas Wali Kota Solo itu jika diusung menjadi calon presiden (Capres). (3) - Menurutnya, apabila Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden 2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya. (13) - Lelaki asal Gemolong, Sragen. (2) - Pengusaha mebel (7) - bekas Wali Kota Solo (3) - Bully - Rekondisi - Hancur lebur - Membius - Gambar kartun keledai, foto spanduk bertulis „Jokowi Capres Banjir‟ dan foto aktifitas anak muda di dalam ruangan.
82
Metafora
B.
- Data yang menunjukan penurunan ketidakpuasan kepemimpinan Jokowi di DKI dan data yang menunjukan tingginya penolakan Jokowi sebagai Capres. - Tanda petik pada tulisan Jokowi Capres Banjir dan Jokowi Capres Jalan Rusak. - Penebalan huruf pada kata „kinerja berantakan‟ dan „Jokowi prestasinya belum jelas‟. - Lembaga Survei Cyrus Network bahkan menyebutnya sebagai Capres setengah dewa. - Tapi dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang Jokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur Jakarta.
Analisis Kognisi Sosial Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk mengamati kognisi social, yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Karena teks berita merupakan suatu hasil dari buah pemikiran wartawan. Segala konsep yang ada terlebih dulu akan melewati tahap pemikiran konsep dari para pelaku media. Dalam analisis wacana Van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan.18 Penulis melakukan wawancara via email dengan Shodiq Ramadhan selaku redaktur sekaligus penulis berita yang berjudul “Jangan Jadi Keledai” terkait untuk meneliti kognisi sosialnya dalam penulisan berita tersebut. 18
h. 266
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2001),
83
Terkait dengan pengangkatan berita mengenai Jokowi, Shodiq yang telah bergabung dengan Suara Islam sejak 2008 ini mengatakan bahwa, berita ini ditulis karena sedang aktual dan menjadi sorotan. “Karena saat itu, sosok Jokowi tengah menjadi sorotan publik. Tapi Suara Islam mengangkatnya berbeda dengan media yang lain. Media yang saat itu yang tengah menggangkat sosok seorang Jokowi adalah pemimpin yang baik.”19 Dalam edisi-edisi ini, berita-berita dalam Tabloid Tabloid Suara Islam dalam menetukan tema ada pada keputusan rapat redaksi. Peserta rapat adalah hampir semuanya dari pemimpin umum, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, dan redaktur. Dalam rapat redaksi semua peserta bebas berpendapat, sampai mencapai kesepakatan bersama yang sesuai dengan kriteria layak Suara Islam. Dari data yang didapatkan dari proses wawancara, penulis artikel berpendapat bahwa dari awal kepemimpinan Jokowi sebagai Walikota Solo pun, pekerjaannya sebagai pejabat pemerintahan tidak bisa dikatakan baik, apa lagi jika ia memimpin Jakarta. Hal ini terlihat dari perkataannya: “Kepemimpinan di Solo saja belum tuntas dan bagaimana mobil Esemka yang digadang-gadang saat dia menjadi Walikota Solo itu kini? Tak ada realisasinya sampai sekarang. Bagaimana sosok seperti itu bisa memimpin Jakarta yang warganya jauh lebih banyak dan tentunya masalahnya lebih kompleks.”20
Dari kata-kata di atas, terlihat ketidaksetujuan penulis terhadap Jokowi yang memimpin ibu kota Jakarta. Menurutnya, Jokowi merupakan sosok yang hanya mengadalkan pencitraan untuk dapat memimpin ibu kota.
19 20
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015. Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
84
“Sejauh ini masyarakat telah salah menilai Jokowi sebagai orang yang bisa merubah segalanya. Jokowi merupakan orang yang tak becus sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan.”21 Sementara, dinilainya bahwa sosok Jokowi belum bisa memberikan bukti-bukti
keberhasilan
atas
janji-janjinya.
Ketidakberhasilan
dari
kepemimpinan Jokowi pun menurut Shodiq, sang penulis artikel, menjadi suatu hal yang urgensi untuk dilakukan, terkait dengan kabar yang menyebar saat itu bahwa Jokowi akan maju sebagai salah satu kandidat RI 1. “Dalam tulisan saya agar tak memilih Jokowi sebagai Presiden agar tidak sama seperti Keledai yang jatuh di lubang yang sama. Karena kerja Jokowi selama memimpin tak ada yang beres dan kehebatan Jokowi cuma hasil dari pencitraan.”22 Urgensi artikel mengenai Jokowi bukan hanya karena sepak terjang kepemimpinan Jokowi yang dinilai gagal, namun juga karena Suara Islam menilai bahwa ada rencana-rencana lain di balik rencana pencalonan Jokowi sebagai presiden. Hal-hal tersebut menyangkut kepentingan umat muslim. “Kerja nyata yang dilakukan Jokowi tidak ada, contohnya banjir dan macet malah tambah parah. Apalagi dari sisi Islam, tak akan benar dengan bekerja sama dengan orang non muslim dengan mengangkat Ahok sebagai wakil untuk memerintah warganya yang mayoritas umat Islam dan Jokowi-Ahok lebih mementingkan konstitusi dari pada kitab suci.”23 “Jokowi merupakan orang yang tak becus sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan dan dia adalah antek dari kaum sekuler. Ini terbukti dengan dia tidak bisa mengatasi banjir dan macet serta transportasi publik dan pengangkatan wakil-wakilnya yang beragama non muslim. Ini menjadi kenyataan ketika Jokowi menjadi Gubernur dan dipasangkan dengan Ahok itu sebagai salah satu cara membuat Jakarta akan dipimpin oleh seorang non Muslim. Ini sudah 21
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015. Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015. 23 Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015. 22
85
saya wanti-wanti masalah ini dalam tulisan saya “Jangan Jadi Keledai” dan tulisan teman-teman di Suara Islam bahwa Jokowi akan menjadi calon presiden untuk menaikkan Ahok sebagai Gubernur.” “Selama ini media sangat mendewakan sosok Jokowi. Kalau suara Islam, Kita melihat track recordnya selama memimpin dan siapa yang ada di belakangnya. Setelah diteliti, ini menjadi keresahan bagi kami selaku media Islam. Alangkah bodohnya kita kalau sampai membiarkan publik menganggap sosok Jokowi sebagai dewa penolong bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim terbesar di dunia. Jokowi yang selalu berada di belakang pihak sekuler ini memerintah umat Islam. Contoh sesuatu yang harus dihindari oleh orang Islam adalah mengambil pemimpin dari non muslim. Tapi apa yang dilakukan Jokowi? Kepemerintahannya selalu mengangkat wakil-wakilnya dan pejabatnya dari non Muslim.24 Dari kata-kata yang dipakai penulis dalam menggambarkan sosok Jokowi, bisa dilihat juga kognisi sosial penulis bahwa ia mempunyai sikap yang kurang respek terhadap Jokowi. Hal ini bisa dilihat dari kata-kata ganti yang digunakan penulis seperti pedagang mebel, Islam abangan, bekas pedagang mebel, bekas Walikota Solo, dan lain sebagainya. Penulis tidak pernah memakai kata ganti Gubernur DKI Jakarta kepada Jokowi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penulis tidak pernah menganggap Jokowi sebagai sosok pemimpin Jakarta. Kesimpulan sementara penulis dari hal-hal di atas adalah bahwa Suara Islam menilai bahwa Jokowi selama ini hanya mengandalkan popularitas dan pencitraan semata, sementara ia belum menunjukan kinerja yang pantas untuk memimpin Ibu Kota Jakarta, terlebih lagi jika memimpin rakyat Indonesia yang cakupannya jauh lebih luas dan mempunyai masalah yang lebih kompleks. Jokowi dinilai lebih baik untuk secara totalitas membangun
24
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
86
kota Solo dan menyelesaikan persoalan-persoalan di sana dan masih kurang pantas untuk dianggap seseorang yang benar-benar memimpin Jakarta. C.
Konteks Sosial Dimensi terakhir analisis Van Dijk adalah analisis sosial. Menurut Guy Cock, konteks merupakan salah satu dari tiga hal yang sentral dalam wacana. Ia berpendapat bahwa konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa.25 Analisis sosial (konteks sosial) berkaitan dengan latar, situasi, peristiwa, atau kondisi sosial yang sedang terjadi saat itu. Wacana yang diangkat dalam penulisan berita ini menekankan kepada kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sosok Jokowi sangat menyita perhatian publik. Tentunya perlu perhatian khusus untuk menyikapi fenomena ini. Gejolak politik tentunya memiliki sisi menarik tersendiri dalam pandangan setiap media. Begitu pula hal nya dalam hal mengenai Jokowi. Semenjak pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta, nama Jokowi yang mulai melambung, merupakan salah satu hal yang menarik bagi Suara Islam. Segala hal yang menyangkut Jokowi menjadi pembicaraan di setiap lapisan masyarakat dan diberitakan di setiap media. Penyebab pemilihan Jokowi sebagai tema pemberitaan dikarenakan nama Jokowi yang sedang melambung, juga ditegaskan dalam pernyataan Shodiq ketika penulis menanyakannya: “Karena saat itu, sosok Jokowi tengah menjadi sorotan publik.”26 25 26
Eriyanto. Analisis Wacana. (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2001), hal. 9. Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
87
Memang, pada saat itu Jokowi sedang gencar-gencarnya diberitakan berbagai media massa. Tiada hari tanpa munculnya sosok Jokowi di layar kaca dan media cetak. Tak lain halnya juga di media online. Sebagaimana yang telah peneliti juga jabarkan di bagian latar belakang penulisan skripsi ini bahwa sampai dengan tanggal 13 Desember 2013 di pagi hari, pemberitaan Jokowi di situs berita kompas.com telah mencapai jumlah 9.339 artikel. Pada situs berita detik.com terdapat 9159 artikel. Situs berita vivanews.com, memperlihatkan terdapat 1.460 artikel. Sementara pada situs berita okezone.com, terdapat 6.456 artikel mengenai Jokowi. Dan pada situs pencarian google.co.id, terdapat 25 juta hasil yang ditemukan. Dengan fenomena tersebut membuat Jokowi mampu memenangi Pilgub DKI mengalahkan Fauzi Bowo yang lulusan S3 Perencanaan Tata Kota di Jerman dan juga incomen. Sedangkan Jokowi yang latar belakangnya hanya lulusan UGM sebagai sarjana kehutanan. Dengan begitu menarik melihat apa yang bisa dilakukan Jokowi menanggani masalah Jakarta yang semerawut. Pesan yang coba disampaikan adalah agar publik tahu akan latar belakang sosok Jokowi dan mempertanyakatan kapabilitas Jokowi dalam memimpin Jakarta. “Sejauh ini masyarakat telah salah menilai Jokowi sebagai orang yang bisa merubah segalanya. Jokowi merupakan orang yang tak becus sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan dan dia adalah antek dari kaum sekuler. Ini terbukti dengan dia tidak bisa mengatasi banjir dan macet serta transportasi publik dan pengangkatan wakilwakilnya yang beragama non muslim.”27
27
Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
88
Dengan kinerja yang ditemukan selama Jokowi menjabat. Masalah banjir yang semakin parah dan disusul dengan macet yang belum juga hilang. Hal ini mengakibatkan tingkat kepercayaan publik kepada Jokowi di mata masyarakat kian turun. “Menurut survei Lembaga Survey Nasional (LSN), hanya 34,6 persen responden yang mengaku puas atas kinerja Jokowi dalam menyelesaikan masalah Jakarta. Artinya mayoritas warga Jakarta sudah kecewa dengan lelaki asal Gemolong, Sragen itu.”28
Akan tetapi, ini menjadi kekuatiran ketika masalah yang terjadi di Jakarta tetutup oleh media yang terus menerus mengekspos Jokowi sebagai pemimpin yang baik. Kinerja yang tak berhasil bisa dimanipulasi dan ditutupi dengan penggambaran Jokowi sebagai sosok yang sederhana dan merakyat. Karena media akan terus mengekspos Jokowi yang digadanggadang akan menjadi presiden. “Dalam tulisan saya agar tak memilih Jokowi sebagai Presiden agar tidak sama seperti Keledai yang jatuh dilubang yang sama. Karena kerja Jokowi selama memimpin tak ada yang beres dan kehebatan Jokowi cuma hasil dari pencitraan. Dalam tulisan saya agar publik tak memilih Jokowi sebagai Presiden, agar tidak sama seperti Keledai yang jatuh dilubang yang sama. Karena kerja Jokowi selama memimpin tak ada yang beres dan kehebatan Jokowi cuma hasil dari pencitraan.”29 Pada akhirnya, keputusan ada di tangan publik. Masyarakatlah yang menilai sejauh mana performa Jokowi selama memimpin Jakarta dengan segala kekurangannya dan aroma kristenisasi yang dibawanya untuk tidak terjerat media darling.
28 29
Berita “Jangan Jadi Keledai” Majalah Suara Islam edisi 14-28 Febuari 2014 Wawancara dengan Shodiq Ramadhan, 5 Febuari 2015.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah menguraikan landasan teori, gambaran umum, dan analisis, penulis menyimpulkan beberapa poin. Kesimpulan tersebut tentunya diperoleh dengan meneliti, menganalisa dan menjelaskan bahasa-bahasa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, dan diperkuat dengan wawancara. Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan masalah pada skripsi ini. Dari analisis data, penulis menyimpulkan: 1. Segi Teks Tabloid Suara Islam berpendapat bahwa kinerja Jokowi tidak sesuai dengan gambaran pemberitaan kebanyakan media. Dalam Suara Islam dipaparkan bahwa Jokowi belum berhasil dalam memimpin Jakarta. Di antaranya dapat dilihat dari masalah banjir dan kemacetan yang semakin parah. Pemerintah yang dibangun Jokowi juga beraroma kristenisasi dan tak sesuai dengan aturan yang dianjurkan dalam Islam. Menurut Suara Islam, keberhasilan terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta serta tanggapan positif masyarakat terhadap kinerja Jokowi hanyalah merupakan hasil dari pencitraan yang dilakukan oleh media massa.
89
90
2. Segi Kognisi Sosial Wartawan / penulis artikel yang berlatar-belakang organisasi Islam, memahami bahwa ketika membahas mengenai kepemimpinan, otomatis hal yang harus dibahas adalah hal-hal yang berkaitan dengan cara kepemimpinan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam yang berpatokan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Menurut penulis artikel, kepemimpinan Jokowi tidak sesuai dengan syariat-syariat Islam. Terbukti dengan kepemimpinannya yang selalu memilih rekan dari golongan non muslim dan menganggap belum pantas memimpin Jakarta karena kepemimpinannya di Solo belum tuntas melaksanakan kewajibannya. 3. Segi konteks sosial Tema kepemimpinan Jokowi yang diangkat pada objek penelitian terkait dengan tingginya popularitas nama Jokowi di masyarakat dengan terpilihnya dia sebagai Gubernur DKI Jakarta yang dianggap mampu membenahi Jakarta dari macet dan banjir dengan track record-nya selama memimpin Solo, sehingga Suara Islam merasa perlu melihat dari sisi yang berbeda. B. Saran Peneliti menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan berita tentang kepemimpinan Jokowi, sebagai berikut: 1.
Penulis berharap Suara Islam dapat meningkatkan kualitas penulisannya, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menunjang. Unsur pemilihan
91
kata perlu diperhatikan dan bahasa yang lebih efektif untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksudnya. Berita juga diharapkan agar lebih fokus terhadap tema yang dipilih. 2.
Penulis juga mengaharapkan media dapat memiliki data yang akurat dalam setiap tulisannya. Tidak berpihak pada setiap orang atau golongan agar media sebagai kontrol sosial dapat berjalan. Konfirmasi dari pihak yang diberitakan sangat diperlukan, untuk memperkaya data dan peerapan prinsip cover both side.
3.
Kepada masyarakat agar dapat menyaring berita tidak menelan bulat-bulat isi berita dari media manapun.
4.
Penulis mengharapkan kelanjutan masalah yang peneliti ambil ini agar bisa dilanjutkan. Kebenaran akan pemerintahan Jokowi dalam memimpin akan lebih kelihatan apabila diteruskan dengan meneliti kepemimpinan Jokowi sebagai presiden.
DAFTAR PUSTAKA Ambarita, Domu D., dkk. Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2013. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Konamala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa. 2005. Birowo, Antonius. Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gitanyali. 2004. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2008. Dijk, Teun Van. Aims of Critical Discource Analisyst. Japan: Discourse.1995. ......... Handbook of Discourse Analysist. Amsterdam: Academic Press. 1988. ......... Society and Discourse: How Social Context Influence Text and Talk. New York: Cambridge University Press. 2010. Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1993. Endah, Alberthiene. Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2012. Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS. 2007. ....... Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. 2011. cet. 1 ...... Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS. 2001.
x
Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. 1992. Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. 2010. Karlina, Siti. dkk. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007. Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki Press. 2008. Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. M, Zaenudin H. The Journalist. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007 Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. 1994. Muhtad, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta: Logos. 1999. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006. Nasution, Zulkarimien. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Terbuka. 2002. cet ke.3. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Karya. 1989. ............ Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005. Sobur, Alex. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005. xi
Susanto, S Astrid. Komunikasi dalam Teori dan Praktik. Bandung: Bina Cipta. 1998. Taringan & Henry guntur. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. 1993 Quail, Dennis Mc. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Erlangga. 1996. Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana 2008. Yandianto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M2s. 2000. Non Buku Detiknews.com http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Tinjauan%20Teoritik%20tentang%20Se miotik.pdf. Kbbi.web.id/analisis
Kompas.com Merdeka.com Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam Tabloid Suara Islam Edisi 164 tanggal 13-27 September 2013. Tabloid Suara Islam Edisi 194 Tanggal 18 Rabiul Awal – 2 Rabiul Akhir 1436 H / 9 – 23 Januari 2015 Suara Islam, Edisi 164 tanggal 13-27 September, Rubrik Suara Utama 2013.
xii
KIiN{ENTERIAN AGAMA uNrvElrsrTAs rsLAM NEcEt{r (UtN) SYAI{IF HIDAYATULLAH .IAKART'A FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI 'lelcpon/l'ar .ll. Ir.
II
:
.luarrda No. 95
Ciputat 154 l2 lndonesia
.9lW
Nonror
:
Lamp
:
[Jn.0l/F5/PP.00 I ( satu) bundel
:
Bimbingan Shripsi
Hal
Wcbsite : q,r].r1 li!!!,t!Uit!.,t.{:t.tr.t,1.
120t5
.lal<arta.
(()l I ) 74-ilTlli I 7.ll{)-j5li()
I:-rIail
,lrrknrlr rr.liJL iliQtir(iilrl ir(
llanLrari
30 1 5
l(epada Yth.
Dra. Mus1,firah Nurlaily, MA I)osen Fakttltas llmu Dakr"ah dan Ilmu Komrlnikasi UIN Syarif Hidayatr-rllah Jakarta
.4.t s o l a m
u' al a i.ku
nt l4rr.
14/ b.
Bersaura ini kanri szrnrpaikan outline dan naskah proposal skripsi yang dia.iLrkan olelr mahasiswa Fakultas llrnu Dakwalr dan llmu KornLrnikasi UIN Syalif Hidayaturllah Jakarta sebagai berikut" Nama : Norrioi Pokok .Iulusan/l(otrsentrasi: Semester : Telp. : Judul Skripsi :
lleza Maulana
: 108051 100053 Konrunikasi dan Penyiaran lslanr (l(Pl) i.lurnalistik
XIV (Empatbelas) 08571 1371700
Analisis Wacana ['emberitaan Krister-risasi Penre'rintaiian .loko Wiclodo dalanr Tabloid Suara Islam
Kami mohon kesediaannya untuk nren-rbimbing
nrahasisw,a tersebLrt Calant pellyLlsunan dan penyelesaian skripsirrya selanla 6 (enani) bulan dari tanggal I3 .lanLrali 2015 s d l3 .lr-rli 2015. Demikian" atas perhatiarr dan kesediaannya kanri sanrpaikan telinra kasih. [Yas
salamu' al ai kttnt l4tr. Wb.
ekan Bidang Akadeniik
trl.Ed, Ph.D
o1
0ji0 ler)80i I Tembusan 1. Dekan 2. Ketua Konsentrasi .lr-rrrralistik :
004
r(l
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS TSLAM NEGERI (UIN) SYARIF HTDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Jl. Ir. h. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Website:
Teleponffax : (021) 7 432728 / 7 4703580 w.fdkuiniakarta,ac.id, E-mail : dakw'ahl,@fdk.uiniakzrta.ac.id
: Un.01/F5 lPP.00.9{?gi 12013
Nomor Lampiran Hal
I akarta, ?/a
S eptember 20 13
:
:
lzin Penelitian (Skripsi) Kepada Yth, Pimpinan Tabloid Suara Islarn di Tempat As
s
alamu' alaikum Wr. Wb "
Dekan Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa : Nama
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester Jurusan/Konsentrasi Alamat Telp.
Reza Maulana 108051 100053
Iakarta,30lvfei 1990 YT /Sehelas\
Komunikasi dan Penyiaran Islam / Jurnalistik Jl. WR. Supratman Gg. Palem RT 01i011 No. 33 08571 1371700
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Analisis I4/acana Pemerintahan Jokowi-Ahok pada Trbloid Suara lslam
Sehubungan dengan
itu, dimohon kiranya
Bapak/Ibry'Sdr. dapat menerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih. Ws
s
alamu' al aikum Wr. Wb . Dekan,
f Subhan, MA 01 10 199303
'l-embnsan 1.
:
\\rakil Dekan Bidang Akadenrik
2. KarSekprodi Jumalistik
1004?
WAWANCARA Narasumber
: Shodiq Ramadhan
Jabatan
: Sekertaris Redaktur Pelaksana dan Penulis Tabloid Suara Islam
Hari / Tanggal
: 5 Febuari 2015
T: Sudah berapa lama menjadi wartawan? J: Secara resmi kurang lebih 7 tahun. T: Sejak kapan Bapak bergabung dengan Suara Islam? J: Jadi saya di Suara Islam itu secara resmi sejak 2008. Dari dulu bertahan di sekretaris redaksi. T: Latar belakang pendidikan Anda dan pengalaman kerja sebelumnya? J: Latar belakang pendidikan, saya lulusan UIN Malang, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Pengalaman kerja sebelum di Suara Islam saya pernah kerja di Indosat di Malang. Kemudian saya pindah ke Jakarta, Di Jakarta semula saya tidak kerja tapi mengabdi di Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tahun 2006-2008. Sebenarnya mulai tahun 2006 saya sudah menulis artikel untuk Suara Islam. Cuma itu belum resmi. Baru di tahun 2008 saya baru resmi menjadi penulis di Suara Islam. T: Bagaimana sejarah berdirinya Suara Islam? J: Pada awalnya, Suara Islam belum berbentuk tabloid seperti sekarang. Namun hanya sebuah buletin mingguan yang mengambil artikel-artikel dari tokoh-tokoh pemuka agama serta sumbangsih karya tulis dari pemuka FUI. Sirkulasinya pun masih sangat terbatas. Hanya sebatas ke masjid-masjid sekitar homebase FUI. Kemudian, pada pertengahan 2006, almarhum KH. Yusuf Hasyim merintis Suara Islam menjadi majalah. Dari situlah Suara Islam sedikit-sedikit mulai berkembang. Pada awal terbentuknya, pemasaran Suara Islam hanya di daerah Jakarta, termasuk Depok dan
Bekasi. KH. Cholil Badawi sebagai penerbit lalu menekankan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya ratusan. Untuk itulah, demi mengembangkan tabloid Suara Islam Beliau menghubungi relasi, mitra dan sahabat-sahabatnya untuk turut membantu. Pada awal 2007, Suara Islam sudah ada di seluruh pulau Jawa. Setiap daerah telah memiliki biro / agen dan kantor cabang. Pertengahan 2007, Suara Islam berhasil masuk ke daerah Sumatra. Dari Aceh hingga Lampung. Terakhir, Suara Islam sudah masuk ke seluruh wilayah Pulau Kalimantan. Sampai sekarang Alhamdulillah sudah mempunyai agen-agen hampir di seluruh Indonesia. T: Siapa yang menentukan tema, topik dan lead berita ini? Apakah penulis atau pihak Redaktur? J: Penentu isi tabloid ada pada keputusan rapat redaksi. Peserta rapat adalah hampir semuanya dari pemimpin umum, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, dan redaktur. Sementara ada sebagian dewan redaksi yang hanya sesekali hadir. Misalnya KH. Abdul Rasyid, KH. Khalil Ridwan kemudian Ustad Bernad dan Pak Munarman, bersama jajaran di bawahnya. Semua bebas menyampaikan pendapat. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan berita mana yang paling memenuhi kriteria layak berita Suara Islam. T: Bagaimana proses pembentukkan berita dari ide awal berita sampai menjadi sebuah berita di Suara Islam? J: Proses pembentukan berita di Suara Islam itu: satu, kita ada rapat redaksi rutin untuk menentukan topik Jumat besok kita mau mengeluarkan apa. Waktu kita untuk melaksanakan rapat fleksibel. Namun biasanya rapat dilaksanakan pada hari Jumat ba’da Shalat Jumat, seminggu sebelum naik cetak. Misalnya kita terbit minggu pertama dan ketiga, berarti kita rapat di pekan ke-dua dan ke-empat. Dua, topiknya yang sedang in kita list. Sementara penentuan topik didasarkan kepada kedekatan
masalah itu dengan umat berdasarkan ideologi. Ini yang paling menjadi ideologi umat. Bukan sekedar in, tapi masalah tersebut harus yang menyangkut kepentingan umat. Berbeda dengan isu in tentang masalah artis yang tidak mempunyai kepentingan yang bermanfaat. Isu- isu itu tidak kita angkat. Ketika sudah fiks menentukan topik yang kita angkat, rapat diteruskan dengan penentuan judul berita. Kemudian pemilihan cover. Lalu penyusunan random untuk berita dalam rubrik Suara Utama, Suara Nasional, Laporan Khusus, dan tema-tema berita. Kemudian menentukan penulis untuk menulis topik yang telah dipilih. Lalu penentuan kisi-kisi berita bersama penulis yang telah ditunjuk. Semua kegiatan tersebut harus sudah selesai dalam satu hari. Penulis diberikan tenggat waktu (deadline). Sebelum deadline hari Kamis atau Jumat, penulis sudah harus mengirimkan email ke redaksi. Pada saat itulah editor dalam hal ini dijalankan oleh pemimpin redaksi, mengoreksi naskah. Pengetikan penulisan yang salah dibetulkan. Perubahan judul jika diperlukan, isi yang tidak tepat, salah atau kurang datanya biasanya dicoret atau ditambahkan dengan mengutip dari Antara. Setelah dikoreksi, masuk ke layout. Setelah itu kemudian dikoreksi lagi. Ketika sudah final, baru hasilnya masuk cetak. T: Bagaimana latar belakang pengangkatan berita tentang kepemimpinan yang dilakukan Jokowi? J: Karena saat itu, sosok Jokowi tengah menjadi sorotan publik. Tapi Suara Islam mengangkatnya berbeda dengan media yang lain pada saat itu yang tengah mengangkat sosok seorang Jokowi adalah pemimpin yang baik. Selama ini media sangat mendewakan sosok Jokowi. Kalau Suara Islam, Kita melihat track recordnya selama memimpin dan siapa yang ada di belakangnya. Setelah diteliti, ini menjadi keresahan bagi kami selaku media Islam. Alangkah bodohnya kita kalau sampai membiarkan publik menganggap sosok Jokowi sebagai dewa penolong bagi
masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah umat muslim terbesar di dunia. Jokowi yang selalu berada di belakang pihak sekuler ini memerintah umat Islam. Contoh sesuatu yang harus dihindari oleh orang Islam adalah mengambil pemimpin dari non muslim. Tapi apa yang dilakukan Jokowi? Kepemerintahannya selalu mengangkat wakil-wakilnya dan pejabatnya dari non Muslim. T: Apakah dalam penggalian informasi, Bapak (sebagai wartawan) yang menulis judul “Jangan Jadi Keledai” sudah dibekali TOR (Term Of References) dari dewan redaksi atau membuat sendiri? J: Penulis itu ya misalkan pas saya, saya yang nulis, saya yang cari bahan, tapi ada penulis lain yang punya referensi. Misalnya di sini punya beberapa reporter, dari reporter-reporter itu kita mendapatkan bahan atau kalau misalnya kita kesulitan menjangkau reporter ya biasanya kita mengutip dari kantor berita resmi seperti Antara. Nah itu prosesnya. Jadi begitu rundown dikirim ke jurnalis, maka jurnalis bekerja mencari bahan selama seminggu. Kemudian bahan mentah tadi diolah. Karena rata-rata penulis itu kan di sini senior. Mereka bisa mengolah sendiri, memilih dan memilah sendiri, sesuai misi kepentingan kita. T: Lalu bagaimana cara Tabloid Suara Islam menjaga objektifitas suatu berita yang dibuatnya? J: Jadi unsur subjektifitas individunya itu saya katakan kecil. Unsur pengaruh pemodal tidak ada, karena tidak ada pemodal dalam Suara Islam. Suara Islam itu donasi dari umat. Jadi dipastikan pengaruh dari pendana tidak ada. Apalagi iklan. Tidak ada iklan
perusahaan-perusahaan
besar.
Hanya
iklan
biasa
saja.
Pengaruh
keobyektifitasan isi dari luar tidak ada. Pengaruh dari luar hanyalah hasil dari keputusan rapat bahwa
berita tersebut
merupakan kepentingan umat. Penulis
diarahkan kesana. Jadi warna ideologinya itu kental.
T: Mengenai gaya penulisan, adakah ciri khas tersendiri yang dimiliki Tabloid Suara Islam? J: Kalau ciri khusus, kita biasanya mengangkat isu yang dianggap bertentangan dengan masalah syariat dengan dibahas sesuai pandangan Islam seharusnya bagaimana. Contohnya, pada kasus yang Anda angkat tentang masalah Jokowi. Kita mengambil bagaimana kepemimpinan Jokowi itu tidak sesuai syariat Islam. Bagaimana gaya kepemimpinannya tidak mencerminkan seorang pemimpin Muslim sebagai panutan bagi rakyatnya. Bagaimana dia mengambil orang-orang non muslim menjadi bagian dari kepemerintahannya. Untuk mendukung kebenaran, kita menyisipkan ayat Al Qur’an dan Hadits serta pendapat pengemuka agama. T: Sejauh mana pemahaman penulis tentang tema yang diangkat? J: Sejauh ini masyarakat telah salah menilai Jokowi sebagai orang yang bisa merubah segalanya. Jokowi merupakan orang yang tak becus sebagai pemimpin dan hanya mengandalkan pencitraan dan dia adalah antek dari kaum sekuler. Ini terbukti dengan dia tidak bisa mengatasi banjir dan macet serta transportasi publik dan pengangkatan wakil-wakilnya yang beragama non muslim. Ini menjadi kenyataan ketika Jokowi menjadi Gubernur dan dipasangkan dengan Ahok itu sebagai salah satu cara membuat Jakarta akan dipimpin oleh seorang non Muslim. Ini sudah saya wanti-wanti masalah ini dalam tulisan saya “Jangan Jadi Keledai” dan tulisan temanteman di Suara Islam bahwa Jokowi akan menjadi calon presiden untuk menaikkan Ahok sebagai Gubernur. T: Bagaimana Penulis memandang kepemimpinan Jokowi dalam memerintah sebagai Gubernur Jakarta? J: Tidak jelas, karena kerja nyata yang dilakukan Jokowi tidak ada, contohnya banjir dan macet malah tambah parah. Apalagi dari sisi Islam, tak akan benar dengan
bekerja sama dengan orang non muslim dengan mengangkat Ahok sebagai wakil untuk memerintah warganya yang mayoritas umat Islam dan Jokowi-Ahok lebih mementingkan konstitusi dari pada kitab suci. T: Apa Jokowi pada saat menjadi Gubernur Jakarta sudah pantas? J: Tidak pantas, karena kepemimpinan di Solo saja belum tuntas dan bagaimana mobil Esemka yang digadang-gadang saat dia menjadi Walikota Solo itu kini? Tak ada realisasinya sampai sekarang. Bagaimana sosok seperti itu bisa memimpin Jakarta yang warganya jauh lebih banyak dan tentunya masalahnya lebih kompleks. T: Apa yang ditonjolkan dalam pemberitaan Jokowi agar bisa dimengerti dan dipahami masyarakat? J: Dari segi kinerja yang tidak memuaskan yang dilakukan Jokowi dan pencitraan dia. T: Menurut Anda lebih baik dipimpin oleh seorang muslim yang terindikasi korupsi / pernah korupsi dan kinerjanya tidak baik dalam memimpin, dibandingkan seorang muslim yang sekuler dekat dengan golongan non muslim atau non muslim tapi kinerjanya baik dan juga bersih dalam memimpin? J: Saya sebagai muslim pasti akan memilih pemimpin yang satu aqidah, itu jelas dalam Al Qur’an sebagai tuntunan saya selama hidup. Karena pemimpin muslim tidak akan menyengsarakan rakyat dan tidak ada yang merugikan rakyatnya. Kalau mungkin ada yang korupsi atau sebagai itu bisa diperbaiki karena dasarnya manusia tak pernah luput dari salah. Tapi jauh berbahaya memilih pemimpin yang non muslim karena dalam tuntunan hidup tidak memakai Al-Qur’an. T: Apa yang ingin disampaikan penulis dalam penulisan berita tersebut? J: Dalam tulisan saya agar tak memilih Jokowi sebagai Presiden, agar tidak sama seperti keledai yang jatuh di lubang yang sama. Karena kerja Jokowi selama memimpin tak ada yang beres dan kehebatan Jokowi cuma hasil dari pencitraan.
T: Harapan penulis tentang berita yang ditulis? J: Agar masyarakat tau bagaimana sosok Jokowi sebenarnya dan tak selalu menganggap Jokowi sebagai sosok yang suci dan selalu benar. T: Apakah anda mengetahui pengaruh berita tersebut pada masyarakat? J: Kalau secara pasti kami belum mensurvei, kalau dilihat secara umum belum terlalu pengaruh, sekarang buktinya Jokowi terpilih menjadi Presiden. Ini dikarenakan kuatnya dukungan media sekuler terhadap pencitraan Jokowi. Akan tetapi sekarang terbukti masyarakat mulai meragukan kapabilitas Jokowi sebagai pemimpin. T: Apakah ada tanggapan positif maupun negatif dari pihak luar kepada anda pribadi atau Suara Islam? J: Positif-positif aja tanggapan mengenai tulisan saya selama ini, mereka ingin pembahasan lebih banyak tentang isu-isu masalah yang menyangkut pelemahan Islam.
7 Edisi 164 Tanggal 7 - 21 Dzulqo'idah 1434
F e"dja s";a
13
- z7 September zot3 M
ft Mffi
".:
',",'f:
M;anl'*ihirc, Jja-k
ellh sr'tahun Jokowi-Ahok memimpin ]akarta, masyarakat
aksi atas tindakan Gubernur dan Wakil Gubernur yang sudah keterlaluan. Me-
reka melakukan aksi demo menolak Lrirah Susan. Mereka membentuk Fo-
Muslim yang rnerupakan mayoritas penduduk kota megapolitan itu mulai resah, Betapa tidak? Gubernur dan Wakil Cubernur Jakarta itu sedikit pun tak menrmjukl,.an kesan bahwa keduanya adalah pemimpin yang bisa
rum Penolak Penempatan Lurah Lenteng Agung dan Rabu, 28 Agustus lalu, forum itu mengkoordinasikan demo di kantor Lurah. Mereka berdemo dengan tertib tanpa huru-hara atau kerusuhan. Maka Lurah Susan tak merasa khawatir akan demo itu. Kepada wartarvan Lurah itu mengaku hanya menjalankan tugas dan perintah kerja sesuai Surat
nrtng;rvunri selur uh rakyal lrya. Jokorvi yang Isiam ab;ingan itu memperJihatkan kctiLhk-prkaannya (atau ketidak-peduliannya) bahwa Islam ada-
lah agarla yang dianut mayoritas rakyalnya karena itu di dalam negara Pan-
casila
Keputusan (SKJ Gubernur DKI Jakarta mengenai penempatan tugas hasil Le-
ini tlir lrarus
merrghargainya. Ahok, Kristen yang taat itu, apalagi. Dia lebih tertarik bikin upacara peribadatan agamanya di kantor Pemda DKI bersama para pegarvainya yang Kristm yang jumlahnya segelintir. Coba, menghariani hari Natal dan Tahun Baru yang lalu, Jokorvi-Ahok memblrat pestf, besar-beiarun di sepanjarg
Ja)an Sudirman
lang Jabatan sebelu mnya.
menjalin keberagaman, baik antarwarga nlaupun pejabat pemerintahan. Selain itu agar seluruh fungsi pelayanan juga dapat berjalan secara profesional," katanya. Menanggapi petisi penolakan terhadapnya, Susan mengatakan akan datang ke acara-acara keagamaan warga tika warga mengizinkannya. Selama ini sejumlah rvarga.selalu menolak kehadirannya di acara keagamaan- "Namun saya akan selalu mengirimkan pemakilan atau staf lain untuk menghadiri acaraacara itu," katanya. "Prioritas pertama kami adalah menciptakan pelayanan publik yang lebih efektif dengan mem-
Sekarang Jokouri dan Ahok kian menjadi-jadi: Dengan dalih lelang jabatan,
jol(owi mengangkat
Susan ]asmine.
Zulkifli, seorang murtad, menjadi Lurah Leilteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Padahal LentengAgung
berperrduduk rnayoritas Islam karenanya selama ini Lurah di sand selalu Muslim. Tak aneh kalau sekarang ada yang
menuduh Iokowi-Ahok mulai mengkrisienkan aparat Pemda DKI. Penduduk Kelurahan itu pun bere-
mengatakan; perbedaan suku, agama, dan ras tak bisa dijadihn aiasan untuk rnenolak sescorang. HJI itu disampaihan Ahok berkaitan dengan tnasalah Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli, yang diangkat menjadi lurah dalam lelang .jabatan Juni 2013, tapi i I
olak mayoritas
ra
kyatnya.
keberatan dengan pengangkatan tersebut karena keyakinan Susan tak sama dengan keyakinan sebagian besar penduduk yang [4uslim. Warga kemudian membuat petisi menuntut Pemet'intah Provinsi DKI Jakarta mencopot atau memindahkan Susan ke tempat Yang lebih heterogen. Mereka juga mengklaim telah mendapatkan 2.300 nama dan 1.500 fotokopi KTP warga yang mendukung petisi mereka.
sebar I uas.
nrenghadapi Lebamn menjadi sepi.
fungsi pelayanan masyarakat di Kelurahan seperti biasa. Walau begitu; dia tetap mengirnbau warga, khususnya warga Lenteng ligung, untuk tak terus-terusan berdemo. Gilanya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basul
Sejumlah warga Lenteng Agung
Jakarta. Jokowi pun berjalan kaki di sana dengan dikerumuni awak media, terutama televisi, bergembira dan berbairr dengan oranB-orang yang sedang merayakan Tahun Baru dan Na[al. Liputannya ter-
dengrr pelarangan itu syiar lslam
Iagakarsa, Asril, mengungkapkan pihaknya akan berusaha menampungseiuruh aspirasi.warga dan tetap, lnenjalankan
d
- Thanlrin
lru tdk Inrsalah. Silahkan Jokowi dan Ahok merayakan Natal atau Tahun Baru bersama ra'kyatnya (sekali pun mereka minoritasl. Tapi yang jadi maszrlah ketika kemudian menjelang hari Lebaran buru-buru Jokowi melarang Takbir keI i I i ng dengan berbagai alasan. Yang pasti
da Lurah Susary Kepala Kantor Camat
Tapi Ahok [keturunan Chjna asal Bangka ituJ dengan gaya bicaranyayang
.
meledakledak menolak petisi seperti itu. Sebab ya itu tadi, menurut dia ras, agama, suku, tak bisa dijadikan alasan
."Namanya aspimsi, kami petugas pemerintahan tak bisa melarang. Aspirasi mereka silakan saja karena kan saya mendapat tugas dan kewajiban sesuai Sl{ Gubernur DKI lakarta langsung. Jadi
sqla cuma menialankan tugas,' kata Susan yang pindah agama karena kawin dengan seorang lelaki Kristen itu kepada wartawan yang menemuinya di kantornya, Selasa, 27 Agusttis lalu. Susan berh4rap seluruh warga bisa bersatu dan saling menghargai antarsesama umat beragama. Dengan begitui
'Tentu yang b6fta,.4ilgung jawab atas "kekacauan" ini bukan Lurah atau Camat tapi Guber1gl.d44 Wqkilnya yaitu Jokowi dan ahok,:i(ddria-ilya tak peduli atau mungkin ltakrinengerti. Pancasila yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Mereka
tak mengerti:.te-ilfang
keberagaman
penduduk neger,i;iliikarena itu menempatkan seorang.Krist'dn sebagai Lurah di kerukunan dan ketentraman masyara-' daerah dengan, penduduk mayoritas kat dapat tercipta. "Saya tnau semuanya Muslim. Menanggapi penolakan rakyat kepabisa hidup berdampingan dan kompak
menolak seseoran g. " Kalau dia nyolong, dia tak mau melayani warga, ya itu baru masalah,i' kata Basuki 22 Agusrus lalu. Ahok alias Basuki tak tahu atau pu rapura tak tahu bahwa agama, sukd, ras, bukan masalah sepele. Jangankan di negeri berkembang semacam Indonesia, di Eropa sana yang sudah begitu maiu dan sekuler, soal agama tak bisa disepelekan. Sampai sekarang, walau lebih 2o/o penduduk Perancis beragama Islam lapi sulit bagi mereka untuk bisa menjarii walikota .atau anggota pariemen di negeri itu. Hal.serupa teriadi di Inggris, Belanda, Belgia, Ierman atau
Edisi t64 Tanggal 7 - zt Dzulqo'idah t434 H
negara Eropa iainnya- Malah belakangan yang terjadi adalah dimunculkannya semangatanti-Muslim seperti pelarangan pemakaian jilbab di tempat umum dan sebagainya. Di Amerika Serikat sama saja, Di negara yang mengagung-agungkan demokrasi dan persamaan hak itu, umat Islam
di mana-mana kesulitan
membangun rumah ibadah. Apalagi mau jadi anggota
parlemen, walikota, gubernu4 dan semacamnya. Orang kulit hitam mendapat diskriminasi walau pun sudah ratusan
Ahok atau Jokowi yang mengangkatnya bagaimana Lurah Susan harus menghadiri acara peringatan Maulid Nabi alau Isra' Mi'raj yang sering kali bahkan rurin diadakan rakryatnya? Bagaimana mungkin Lurah perempuan dan Kristen.ini men.iadi saksi perkawinan rakyatnya? Pokoknya banyak lagi masalah seperli ini yang bagi masyarakat di bawah merupakan hal yang sangat penting selain sakral. Soal-soal seperti itu terlupa dari kepala Jokowi dan Ahok kg,tika' mqmpertimbangkan
tahun tinggal di negara itu. Maka adalah sebuah keajaiban ketika tahun 2008, Barack Obama, seorangtulit hitam bisa terpilih menjadi Presiden Amerika Se-
pengangkatan,Susan menjadi Lurah karena kedrianya memang sangat menyepelekan Islam. Boleh jadi mereka
rikat.
Kristen toh teibuki mereka bisa terpi-
Tapi masalahnya tak sesederhana itu. Obama memang seorang yang istimewa. Tampan, cerdas, dan menamatkan pendidikannya di Universitas Harvard yang terkemuka itu. Kemudian harus diingat, Obama hukan seorang keturunan budak hitam Amerika. Ayahnya memang berkulit hitam tapi dia adalah seorang pejabat terpandang dari Kenya yang dapat tugas belajar ke Amerika Serikal untuk rneraih gelar Ph.D (Doktor]. Kenudian sang ayah berkenalan di kampus dengan seorang rvanita kulii putih dari Kansas, lalu menikahinya dan lahirlah Obama. Untuk diketahui, meski pun Obama terpilih lagi tahun lalu untuk periode kedua menjadi Presiden, orang-orang konservatif yang tak menbrimanya cukup banyak. Mereka selalu saja marah dan memaki-maki Obama dalam setiap kesempatan. Kalau Anda Luka internet tak sulit nrenemukan trmpaUn-umpatan bernada rasialis terhadap Obama, terutama soal kulitnya yang hitam. Kalau di Anierika Serikat, negara paling maiu di dunia dengan pendapatan per' kapita mendekati 50.000 dollar, masalah rasial, agama, dan suku, masih seperti itu, apalagi Indonesia.
tanan UGM
itu tak mengerti
maneie-
men. Karena pengalamannya setelah selesai kuliah adalah jadi peda$ang mebel.
dengan segudang keanehan, tapi bagaimana dengan produksi mobil SMK itu? Mobil itu tampaknya hanya dimanfa-
'
Lalu dia berkenalan dengan FX Hadi
atkin Jokowi sebagai akal-akalan bela-
Rudyatmo, Ketua DPC PDI Solo. Peristiwa ini kdmudian mengubah nasib sang
ka agar namanya dikenal publik Jakarta.
Ini bukan pernyataan untuk mem[itnah Jokowi. Tapi bacalah Situs Berita Oke-
pedagang mebel. Keduanya maju
zone 28 Mei 20J3, yang menurunkan sebuah berita berjudul 'Mobil Esemka
sebagai calon Walikota dan Wakil Wali-
kota dengan dukungan PDIB partainya
jokowiKtniTakTerurus';.
FX Hadi Rudyatmoyang memang kuatdi Solo dan Proyinsi lawa Tengah. Kedua-
Lalu tiba-tiba mendadak menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI |akarta awal 2OL2,nama fokowi yang
nomorADl dan AD2 itu dulu digunakan Jokowi dan Wakilnya FX Hadi Rudyatmo Walikota Solo, kota berpenduduk hanya untuk memikat warga Jakarta. Ternyata 500.000 jiwa itu, ramai disebut media itu hanya "akal-akalan". Buktinya ietemassa sebagai calon kuat Gubernur Iah Jokowi terpilih menjadi Cubernur DKI nasib mobil itu takJagi dipedulikan. Jakarta, kota Megapolitan tierpenduduk lebih 10 kali Solo. Menurut laporan Okezone, cat mobil Sebagai gimmick guna menarik per- berwarna hitam itu terlihat kusam, di hatian warga lakarta, Jokowi menampil. sana-sini menggelembung dan pecahkan mobil dari SMK Rajawali fsebuah pecah, beberapa bagian interiornya suSekolah Menengah Ke;'uruan di SoloJ. dah sobek-sobek, dan kabel-kabel lamDikabarkan mobil itu dibikin sendiri pu pada terlepas. oleh murid-murid SMK tersebut. Pada. Mobil ini dulu sudah "memanipulawaktunya mobil itu pun dipacu dari Solo si" rasa nasionalisme atau setidaknya menuju Jakarta, dengan Wakil Waljkota harapan: sebagian rakyat indonesia FX Hadi Rudyatmo sendiri sebagai untuk memproduksi mobil sendiri di supirnya. Semra media pun terpenga- bawah pimpinan Jokowi. Ternyata hararuh meliput perja)anan mobil yang s9- pan itu sekarang disia-siakan begitu olah-olah akan jadi kebanggaan bangsa sa,a. Setak terpilih jadi Gubernur JakarIndonesia itu dan segera akan dipro- ta, Jokowi tak pernah lagi bicara tentang duksi secara massal dengan harga mu- mobil produksi dalam negeri yang semula ia kampanyekan besar-besaran. Dia pun tak lagi pedufi nasih mohil produksi Solo itu. Setelah iadi Gubernut
berpiki4 seb4gai seorang abangan dan
lih menjadi Gubernur DKI. Lantas mengapa m'eleka harus toleran terhadap Islam atau masyarakatMuslim? Sebenarnya dari segi manajemen saja keputuian lokowi dan Ahok menempatkan seorang wanita dan Kristen menjadi Lurah Lenteng Agung, sudah konyol. Apalagi kalau dipandang dari sisi pengamalan dasar negara Pancasila. Sangatjelas, Jokowi dan Ahoktak meng-
hargai agama yang dianut mayoritas penduduk Lenteng Agung. WaJar sekali kalau mereka keberatan dan berdemo memprotes keputusan Pemda DKI yang salahkaprah itu. Muigkin Jokowi yang sarjana kehu-
sekali pun tak pernah diberitakan
Jokowi mengunjungi bengkel Solo fech. nopark , tempat mobil AD1 dan ADZ itu 'ngangkrak. Padahal dia selalu mondarma nd irJakalta-Solo. Sekarang lokowi sudah mulai bermimpi jadi Presiden.lndonesia. Mengapa tidak? Kalau penduduk lbu Kota Ja, kartabisa diiming-imingi dengan mobil
plodiiksi:dalam n€leri oleh Jokowi sehingga ii:tgrpltiir jadi Gubernur Jakarta, mungkin iidiiti untuk Presiden dia akan iming-imingi ralcyat Indonesia dengan pesawat tetbaig atau helikopter buatan Solo. Melihat keberhasilan Jokowi "mengibuli" pemilihnya di Jakarta ia tentu bisa lalukan itu untuk pemilih
MEi{GAPA KRISTEiI BISA JADI IURAH Maka ketika Ahok yang Kristen bisa
gara maiu. Maka itu merupakan bukti
bahwa umat Islari Jakarta. mencoba menunjukkan sikap yang toleran.
Sekali lagi
itu peristiwa yang luar
biasa. Tanyalah Ahok atau fokowi, atau orang.orang yang b-erteriak-teriak se-
bagai pendukung fanatilny4 bisakah seorang Islam menjadi Walikota Manado, Papua, atau Kupang? Atau pernahliah seorang Muslim menjadi Bupati. Kabupaten Tapanuli Utara atau Minahasa? Atau pernahkah seorang Islam.jadi Wakil Gubernur Manila yang mayoritas Katolik atau Wakil Gubernur Bangkok yang mayoritas Budha? Jawabannya pasti tidak. Dan itu wajar saja. Karena di Filipina yang mayoritas penduduknya Katolik.tak mungkin Gubernur atau Wakil Gubernur Manila seorang Muslim. Tak mungkin pula se-' orang Muslim menjadi Walikota New York, London, atau Amsterdam. Kdlau begitu mengapa seoiang Kristen bisa menjadi Lurah Lenteng Agung? Padahal jabatan Lurah itu menyebabkan Susan harus selalu berbaur dengan rakyatnya. Pernahkah terpikir di kepala
'
Di dalam beriia iru ditulis bahwa 2 mobil SMK "ngangkrak" di bengkel solo Technopark: di,Kota Solo. Mobil dengan
nya terpilih.
TENTENG AGUHG?
terpilih menjadi Wakil Gubernur Jakarta yrng berpenduduk mayoritas Islam, itu adalah perisiiwa langka yang luar biasa. Peristiwa ini tak mungkin terjadi di Amerika Serlkat atau Eropi yang ne-
/ r3 - 27 September zot3 M
rah. Mobil ini muncul sebagai bukri kehe.i batan Jokowi memimpinlo-lp ."iingg" . bermunculan kreativitas warganya, ter,1. masuk memproduksi mobil'ddlam nel.'geri. Media pun heboh dan memuja-riiu-
,'ia:fokowi sebigai calon Gubelnur
Ja-
karta. Jokowi betul-betul tanpa cacat. Klimaksnya keti\a FX Hadi Rudyatmo yang berhari-hari mengendarai mobil itu dari Solo sampai di Jakarta, disambut lokpwidengan para pendrikungnya, dan terutama para wartai4/an. Berita itu berhariihlari meniadi topik bahasan media seolah-olah lokowi t;lah menjadikan Indonesia negara produsen mobil murah dan segera akan bersaing dengan Korea Selatan dan Jepang. Terbukti sekarang itu semua hanya fatamorgana alias bualan kosong. Indonesia tetap saia negara pengimpor mobil. Tapi
'
dengan hiruk-pikuk mobil SMK itu sekarang fokowi telah melambung namanya dan menjadi Gubernur jakarta. Bayangkan bekas pedagang mebel itu berhasil mempecundangi Gubernur petahana Fauzi Bowo alias Foke, se-
orang Doktor [S3) tamatan Jermbn dengan thesis masalah perkotaan. OkeIah, Indonesia memang negara "aiaib"
Indonesia. Apa bedanya? Yang jelas rakyat yang mudah lupa
itu akan menjadi
korbannya. Sudah nyaris setahun Jokowi dan Ahok memimpin Jakarta, tak telas apa yang telah mereka lakukan, selain blusukan ke kampung-kampung. Aksi blusukan jokowi ternyata menghabiskan dana APBD Jakarta puluhan milyar rupiah, Hasilnya jelas tdli ada. Jakarta tetap saja macet dan baniir.
'
Di sementara tempa! Jokowi ber' ubah menjadi "sinterklas" membagi-
bagaikan duit kepada para pemudayang menyambutnya yang nampaknya. pada menganggur. Rupanya ia bingung mau berbuat apa ketika bertemu rakyat. Kalau diikuti pikiran-pikiran di"dunia.niaya", masyarakat sudah mulai kritis kepada Jokowi, bekas pedagang mebel itu. Tapi JokoWi masih dielu-elukan para wartawan. Tampaknya' wartawan masih menyenanginya. Tak begitu jelas
.
mengapa wartawan senang Jokowi. Apakah karena Jokowi kalau ngomong
mirip
pedagang mebel, artinya, dia bicara seperti rakyat kebanyakan alias merakyat. Atau semua ini karena keberhasilan Humas Pemda DKI? [Sudadi
M.Abidl
t: i1 '
f6+
angsal.Z.:'zr Dzulqo'idah t+g+ H
I
13
: 27 September 2ol3 M
. {F'
ltt:;iij.iii
Bupati beri wahyu kepada Jibril untuk atnya Allah Swt menyapu kotoran Hashim Djojohadikusumo. '1f tu kan kuwolaL," ucap I Sido"rio larra Tirnrrr, saitut ttatr, membalikkan kota Madinah begini dan maksiatnya dengan air bah yang mengJokowi juga membiarkan istrinya I *"ngo."nturi ibrkota yang te- begini. Jibril berkata, 'Ya Tuhanku, gelontori fakarta. Ayo, Jokowi, rn4q beli direkrut orgdnisasi mantel y-ahudi. rendam ban.jir pada medio JanLrari lalu. Kamis, 17 Januari 2013, kawasan Bunderan lll, lalan MI{ Thamrin, Jakarta Pusat, "tenggelam". Wilayah jalan protokol yang seumur-umur belum pernah
terkena banjir parah itu, lumpuh total
air bah berwarna kecoklatan. Foto-fotonya terpampang besar di halaman utama media massa nasional maupun internasional. Namun, nyaris tak ada yang menya-
tergenangi
sesungguhnya di tengah-tengah mereka
musibah dengan maksiat apa lagi?!'l
(penduduk Madinah) masih terdapat hamba-Mu si fulan yang tak pernah berbuat maksiat kepada-Mu barang sejenak pun.' Allah berfirman, 'Balikkanlah kota Madinah atas laki-laki itu dan atas warganya. Sesungguhnya wajah lakilaki itu tidak memperlihatkan rona ke-
Tentu saja, pengaruh maksiat terhadap datangnya bencana, tidak masuk daiam logika sbkuler Jokowi dan wakilnya Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Kepada pers, pada awal Juli 2012 Pa-
marahan sama
s"krli untuk
kepen-
tingan-Ku"' IHR Ath Thabrani).
Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i,
sangan Cagub-Cawabup DKI foko
Padahal Allah Swt yang tentunya
Widodo-Basuki Purnama menyatakan akan lebih mendahulukdn kitab konstitusi dibanding kitab suci dalam kehidu-
juga dituhankan oleh Jokowi sekeluarga,
pan bernegara.
peran penting dalam mengundang banjil
ban dang menyerbu ibu ko(a. Tenggelamnya jantung ibukota ter-
I QsAl-Maidah: 51).
Dengan enteng pula fokowi, sebagaimana juga Dahlan Iskan, melakukan
jadi persis 17 hari seteiah di tempat yang sama digelar'pesta gila. Ya, pada malam tahun baru 20 1 3, lokowi menyelenggarakan lakarta Free Nighf. Pemerintah Iakarta mendirikan 16 panggung di 16 titik sepanjang tdlan Thamrin:Su-
iitual musltrik memandikan mobil percontohan menggunakan air kembang. Seolah-olah Allah Swt tidak cukup kuasa untuk menentukan takdir baik-burukproyekmobil itu. Media massa sekuleir pun tak mempersoalkan spiritualitas lokowi-Ahok. Sebab, mereka pun menganggap tidak ada hubungannya dengan tata kota Ja-
dirman untuk mementaskan musik
gambus, gambang kromong, keroncong, campursari,: .dan$dut, hingga band pop. Satu-dua penampilan bernafas religius, tapi yang lainnya fall hura-hura belaka. Nabi Muhammad Saw yang tenru cliakui juga oleh Jokowi sekeluarga
karta.
'Apa ada media yang menglaitik Jokowi?"
sebagai panutannya, sudah meng.
lamkan ke tanah, diubah rupanya, dan dilanda berbagai fitnah." Aisyah Ra lalu bertanya, "Ya Rasulallah, apakah kami akan turut binasa sedang di antara kami masih terdapat orang-orang yang shaleh?" lawab ltasul, "Ya, kalau kejahatan muncul di mana-mana" {HR Imam At
Tirmidzi).
Jabir bin Abdullah Ra menlabarkan bahwa Rasulullah Saw berwasiat,'Allah Yang Maha Mulja lagi Maha Agung mem-
dan Nasrani jadi pemimPin-Pemim-
diantara kamu mengambil mereka. jadi pemimpin, sunggih ia termasuk golongan rnereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petuniuk kepada orang zalim"
yang merupakan aib nasional tersebut. Padahal, kebijakan Jokowi turut ber-
ingatkan, "Pada akhir fzaman] uinat ini
sutlah memperingatkan, "Duhai orang beriman, jangan kau ambil orang Yahudi
pin[mu); Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian iainnya. Siapa
lahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias lokowi atas peristiwa
akan mengalami bencana. ditengge-
Seperti dilansir Harian/oglosemar edisi Kamis (n/2/2o1-31, Rotary club solo rrelantik Istri Walikota Surakarta Iriana loko Widoclo sebagai anggota keltormatan mereka bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional.
kritik Bupati Sidoarjo dalam
sebuah acara Konfercab PMII Sidoario.
dalam risalahnya yang berjudul ldholrul Maqol Fi Asbabi Zilzal war Roddu AIa Malahidoh Dzulal, menegaskan, penyebab bencana gempa bumi bukan sekadar faktor alam semata melainkan titah Allah Swt sebagai ganjaran terhadap ulah manusia. Maka, atas tenggelamhya Jakarta iru, Ketda Umum Front Pembela Islam [FPI] Habib Muhammad Rizieq Shihab ber-
kata, "setelah Sudirman-ihamrin dinodai dengan festival maksiat oleh Iokowi pada malam Tahun Baru, kini sa-
Pernyataan itu: bbrtolak belakang dengan spirit Serambi Madinah: 'Adat basandi sygra', syarg' basandi KitabulIah".
. Pemikiran sekuler Jokowi juga ditunjukkan dengan kesediaannya men-
jadi pemimpin berpaiangan dengan orang kafin Ia diia periode menjadi Walikota Solo, dengan wakilnya
FX
Rudy yang Karholik militan. Kemudian lokowi loncat ke Jakarta untuk menjadi Gubernu4, beipasangan dengan Ahok yang diback-up juragan militan Nasrani,
Memang, seperti kata para pakar komunikasi dan psikologi, lokowi adalah seorang media-darling. "Media:dar/lng itu yang kita lekatkan ke fenomena Jokowi," ujar Dosen Psikologi Politik Hamdi Muluk saat menganalisa hasil survei tentang tokoh terpopuler 2013 dl Wisma Kodel,ll HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu(24/7 /2013). Menurut hasil survei yang dilakukan Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSCI itu, Gubernur DKI Joko Widodo bertengger di puncak, jauh di atas
Edisi 164 Tanggal T- zr Dzulqo'idah 1434 H
pemberitaan tentang prestasi Walikota Jokowi. Mobil Esemka yang digadanggadang jadi proyek kemandirian nasional di bidang otomotif, sampai paripurna tetap jadi purwarupa. Monorel yang akan mulai digarap, juga baru sejengkal asa untuk mengatasi Ialulintas Jakarta yang diperkirakan bakal macettolal pada 2015. jokowi juga takut menyetop Proyek reno%si dan pelebaran Kantor Kedti'taan Besar Ameiika Serikat di jantu:rg
Prabowo dan empatbelas tokoh nasional lainnya.
Media-darling, menurut pakar publisitas Amerika Julissa Fernandez, adalah "Stjmeone who is media savvy. A person who can make good use of all
media platform
to benefit them
in
sompwoy lSeseorang yang mempunyai pengerahrran tentang media dan mampu memanfaatkan semua bentuk media
sehingga menguntungkan mereka da" lam sualu hal).
Republik Indonesia. Ia tak kuasa menghenlikan bursd narkoba Kampung Ambonj atau: rinenyetop kawasan maksiat Kalijodo. Bagaimana dengan banjir? . Ya, ya, Jokowi sudah melaniutkan
Hamdi menjelaskan, popularitas.
Jokowi tersebut karena peran media. Kekuatan media ini disadari betul oleh Jokowi dan orang-orang dekatnya. Menurut ilmu komunikasi massa, kebanyakan orang menetapkan apa yang baik dan tidak baik berdasarkan in- kanalisasi Timur Jakarta, menormaformasi dari media massa alias penci- .lisasi Bendungan Pluit, merehabilitasi sebagian Daerah Aliran Sungai Cilitraa n. Melalui strategi meniadi media- llrrng dan lain-lain. Tapi, tentu jauh dari darling pula, kesuksesan Barack Obarna mencukupi. Menurut Piof Dr Ing Fahmi Amhal menjadi Presiden Amerika Serikat dan baniir cti Jakarta terus berulang dan Susr lo Bambang Yudhoyono menjadi RImakin lama mrkin parah, sehingga ini 1Celakanya, menjadi sosok media- sudah menjadi persoalan sistemik. "Kalau banjir sistemik itu dapat dnr'ling membuat Jokowi dianggap selalu benar dan pantang dikritik- Hatta selesai dengan bendurtgan baru, pompa olelr kebanyrkan insan pers scndiri baru, kanal baru dan lain-lain, maka itu yang mustinya berdaya kritis tinggi. masalah sistem-teknis," ungkap penelih "Jokowi bahkan dianggap The Mesiah utama di Geospatial Information Agehcy lformer BakosurtanalJ tersebut, atau Ratu Adil yang aka4 merrbereskan ''. Namun, kalau itu menyangkut..tata. semua masalah JaliartJalkan I4d1.949,. sia," sindir Sekien: Forurii, Ur'rrat: ISldrii;r; ruang yang tidak dipatuhi, kemiskinan ::iang,. mendorong orang meriempati fFUIJ, KH Muhammad Al Khaththatl'.r.ti ::r::l Misalnya ketika para tokoh lslam isi:mpa{an sungai, keselrakahanryilng senrisal KH Abdul Rasyid, KH Cholil membfiat daerah hulu digunduli, sistem Ridwan, dan Yrrsrtf Mansur, tnempe- anCCafll y--Te lldal< sesuai untuk mengringatkan ulnat Muslim untuk lidak menrilih calon pemimpil) ka[ir, tim sukses Jokowi langsung ngamuk Mereka meIabeli taushiyah yang mc.ngarah pada Ahok itu cap "SARA". Mudia pun mela-
atasi bencana, pejabat yang tidak kompeten dan abai mengawasi semua infrastruktur dan sebagainya, maka itu sudah terkait dengan sistem-non teknis. ' "sistem non-teknis kalau saling terkait dan berhulu pada pemikiran mendasar bahwa semua ini agar diserahkan kepada mekanisme pasar dan proses demokratis, maka persoalannya sudah
ideologisi' kata aktivis Hizbut Tahrir lndonesia tersebut.
Di'lndonesia, khususnya .lakar.ta; ternyata masalahnya tak sekadir masalah teknis..Teknologi sudah ada. ll' muwan'banyak. Faktor non teknislah yang dominan. Sumber masalahnya adalah faktor ideologis.
Seperti. yang diielaskan Fahmi Amhar, pembangunan di. Indonesia salah secara paiadigma karena didasai-
kan pada mekanisme pasar dan proses demtkratisasi. Teibukti mekanisme pa-
sar ini menghasilkan kerusakan lingkungan yang luar biasa dan menimbulkan masalah kemiskinan yang aktrt. Kcbijakan negara tid:k lagi memandang
persoalan-persoalan yang sebenarnya tapi dilihat dari sisi keurrtunBan secara materi belaka apakah menguntungkan atau tidak. Rakyat hanya dijadikan obyek degara, sementara negara sendiri bertindak laksana perusahaan, bukan
/$
- 27 September 2013 M
mengatasi banjir
di Kdta Madinah.
Di
masa kekhilafahan Abbasiyryah, di-
bangun beberapa bendungan di Kota Baghdad, Irak. Bendungan-bendungan itu terletak di sungai Tigris. Pada abad ke 13 Masehi, di Iran dibangun bendungan Kebar yang hingga kini masih bisa disaksikan. Di wilayah Afghanistan, kini terdapat tiga buah bendungan yang dibangun oleh Sultan Mahmud Ghaznah t998-i030 Masehi). Satu di antara tiga bendungan itu di-
naft akarl dengan. Bendungan'Mahmud; dengan tirggi 32 meteS dan pani4ng220 -meter. Bendungan ini terletak di 100km dari Kabul. Model bendungaR yang dibangun oleh insinyur Muslim pun beragam. Bahkan, model-model bendungan modern banyak mengadopsi model bendungan yang diciptakan oleh kaum Muslim. Bendungan dengan model bridge dam (bendungan jembatan) dapat ditemukan di.daerah Dezful, Iran. Bridge dam digqnakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan Dezful mampu menyuplai 50 kubik air urrtuk kepenringan warga Dezful. Pada tahun 970 Ma*lri, orang'orang Yaman berhasil membangu,, ;endungan Parada dekrt Ivladrid, Spanyol. Hingga
kini, bendungan-bendungan Yang pelayan. dibangun pada masa keemasan kekhiWalhasil, memang harus ada perubahan ideologi agar permasalahan ne- lafahan Islam, masih bisa dijumpai di geri initermasuk. banjir terselesaikair, Kota Kordoba, mig4lnya Bendungan GuFahmi menyatakan, tidak layak Indo- I adalviqir yang diarsiteki oleh al-ldrisi ' Kaum Musiini 'ju[a: meningfa1kan nesia mempertahankan ideoldgi kapitalisme saat ini yang terbukti destruktif. bendungan di sungai Turia, Spanyol,
'
kuka n hal ya ng s:ma.
Menurut Forun Umat Islam, penam-
pilan Jokowi diakui baik dan menarik dalam sejumlah hal. Seperti dikatakan
Pemred Republika Nasihin Masha, Jokowi nrenjadi antitesa fkebalikanJ dari sosok Presiden SBY yang terkesan mengada-ada, tidak ndlure. lokowi sudah biasa blusukait informal, sedang
SBY menconteknya beberapa kali dengan kakr. Jokowi berpenampilan
:
sederhani; sedang SBY.berusaha selahi:. rampilcharming. li tengah puluhan;ita ialgat miskin dan'kaum terdidik yang substansialis, tentu sajd sosok lokowi jauh lebih memikatketimbang SBY "Dalam beberapa hal, kebijakan J,g.kowi
harus diaku-i bliik.:Mis'd!ryii .
.,.
pdi'ran gka s an I an ggalap .PdnpL,o1.B$!;
dari Program Kailulikarra 59tia1;ll Sekjen FUI Al Khaththath.
peiubahan ke ideologi. lslam,"
tbta::
Namun seiatinya, ia melaniutkan, kebijakan Jokowi itu biasa-biasa saja. fl
al yang
lurniah,.:,',lJo!iOii,.i:,
S.cb.ldli_tl]i
:
penguasa kan mema{g harus menuiraikan arn anah ril!. gk.4.lenseiahteiAliant,ri rakyat," katanya.
Jokowi meniadi luar biasa, kaiena
standar kualitas hid.lri
rikiiau memangharus ada pembahah di ldv.el ideologis, bagi negeri yang llayo?itas Muslim ini ya tidak ada pilihan lain
rl,Brriigia::Jqd"G.:.,l
nesia memang rendah. Ditanib;h lagi negeri ini mengalami krisis keteladanan
pemimpin formal, sehingga ketika .lokowi melakukan sedikit sala peningkatan kualitas hidup, ia langsung ladi pahlawan. Padahal, jejak lokowi ridak selalu menjadi tinta emas catatan sejarah. Hikayat hiirah pedagang kakiljma di Solo misalnya, kini tak.seindah dalam,.:
l: iDi:-bawah sistem Islam, peri'oalan i:,-iiiterir-te.knis irigaSi dan pencegahan baniir denqan mudah diatasi. Pada masa iilieemasan Istam, bendungan-bendungil,ai'ir, dengan berb;igai macam tipe di ,!a4pn. Di Provinsi Khuzestan, daerah I.liaii- seldtan misalnya, masih berdiri :dengan.'kokoh bendungan-bendungan yang dibangun untuk kepentingan iri;..gasi d4n pencegahan
banjir.
Bend.ung-
:,,an-bendungan tersebut di antaranya ailaliah. bendungan Shadravan, Kanal r:Daiidn, Bendungan fareh, Kanal Gargal
yang masih bertahan hingga sekarang.
Di daerah sekitar 100 km dari kota Qayrawan, Tunisia, dibangun dua wadukyang menampung air dariwadi Mari al-Lil. Waduk kecil difungsikan sebagai tangki penuniang sefta tempat pengendapan Iumpun Sedangkan waduk besar memiliki 48 sisi dengan belon penyangga bulat di setiap sudutnya berdiameter dalam 130 metet kedalaman B meter. FUI mengingatkan, Jakarta apalagi
lndonesia mustahil diselesaikan masalahnya oleh seorang jokowi. "Problem nasional kita adalah sistem dan rezim, sedangkan lokowi hanyalah bagian kecil
dari sebuah rezim," tandas Al Kha
ththath.
,titidapat bendungan yang bernama
Solusi bagi Indonesia, lanlut Sekjen FUI, adalah memiiih pemimpin yang berkomitmen untuk membentuk rezim yang menerapkan syariah Islam secara
i.;Qiisaybah. Bendungan ini memiliki kei,.d.,alar-4.4490 llgter dan panjang 205 me-
sebagai rqhmatan lil .'alamin.
-dan Bendqngan Mizan ,_.::.r
Di deknt Kota Madinah Munawarah,
ter. tiendungan ini dibangun untuk
paripurna sehingga Islam terbukti {nurbowoJ
'/-,
*or'*
oo* l4sts Ht
1
4
28 Pebruari 2014 M
,{4..
( I
<€
::=====:-======-=::===€
7 -/t
i
Jangan Jadi Kelodai M a syar IHI ;ru ::*:X*1F*5*niE ,o;,:l_iy$
iangan sungut popu)er ini SampAi teftipU OIeh ungkapan kebodohan seseorang yang ti- --"'r dakmaumengambilpelajarandarikesa_ penhitfAan dan pO_ lahanyangdiaperbuatsebelumnya. r a kat
warsa DKI Jakarta pada Pem.ilihan 201 2 lalu rupanya telah ter- r
nqlafitas JOkOWi - - -yang dibangun oleh nedia dan
Gubernur
perosok. Mereka memilih pemimpin yang belakangan menurut hasil survei kinerjanya sangdt mengecewakan. lanji-janji untuk membuat Jakarta Baru, yang bebas
:i:1:::,:,:',i:rJ"i:"#ff
::'#
Nasionai [LSN], hanya 34,6 persen responden yang mengaku puas atas kinerja jokorvi dalam menyelesaikan masalah kemacetan. Afrinya mayoritas rvarga Jakarta sudah kecerva dengan lelaki asal
cuko n s-
c u k0 n
s di belakangnya. media. Kalau kiner;'a, jangan ditanya lagi, masih berantakan," kata guru besar UI itu. Iberamsjah menuding kalau programprogrdm unggulan yang dimiliki Jokowi hanyaiah program lama atau program penerintah sebelumnya yang hanya ia teruskan dan ia ganti namanya.
Di jejaring sosial ?'wirfer berseliweran
tim lokowi di bidang nredia ini didukrng pcnuh oleh konglomerasi para pengusaha ChinaKristen. ['lereka adalah James T Riyadi, kaba6, pendanaan operasi
Gemolong, Sragen itu.
Karena kinerjanya yang merosot dan
tak ada bukti riil dari janji kampanye Iokou'i unluk mengatasi banjir dan macet Jakarta akhjrnya pub) ik Iakarta pun mulai meragukan kemampuan bekas Wali Kota
seorang Evangelis bos Lippo Group. Putra
Mochtar Riyadi ini adaiah satu-satunya
Kasus terbaru buah karya rczim lokorvi-Ahok di Jakarta adalah pengadaan puluhan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Diduga tidak semua bus tersebut baru. Ada dugaan terdapat bus bekas yang hanya mengalami rekondisi. Parah dan sangat
orang Indonesia yang pernah membantu
Solo itu jika diusung menjadi calon presiden ICapres]. ''71 ,2 persen mngaku kurang setuju
pendanaan dan strategi kampanye Bill Clinton.
Belakangan, Tahi4 bos Mayapada Group yang juga menantu Mochta4 melalui Tahir Foundation juga mengumpu)kan sejumlah pengLisaha untuk membarrtu pengrdaan l0 bus Transjakrrta dan memberi bantuan korban banjir senilai Rp6 milyar. Padahal, seperti penga-
jika Jokowi maju capres pada pemilu 20!4," kala peneliti Lembaga Survei Nasional (LSNJ Dipa Pradipta di Hotel AtletCentury Jakarta, Ahad (9 / 2 /2014). Padahal selama ini nyaris semua Iembaga suruei mencmpatkan Jokowi di peringkat pertama Capres. Lembaga survei Cyrus Network bahkan menyebutnya sebagai Capres setengah derva. Sesumbarnya, dengan siapapun dan o)eh partai manapun dicalonkan, Jokowi pasti menang. Dipasangkan dengan pohon pun lokowi dikatakanbakal menang. Saking saktinya lokowi, Cyrus menyebut bila Jo(owi bergabung dengan partai
memaiukan. Atas skandal bus bekas ini, pengamat
transportasi Instran, DrrmJningtyas menyayangkan mengapa Pernerintah
laran Tahil sebelumpya ia enggan memberi bantuan kcpada Pemprov I-lKl Jakar-
Provinsi DKI Jakarta tidak teliti soal kom-
ponen bus Transjakarla dan Bus Kota Terintegrasi Busway IBKTB] baru yang
ta.
kontrak-tor "Double prihatin kita, karena selain lebih mahal, kualitasnya juga buruk. Busbus dari lepang juga ada proses pengapalan, tapi kualitasnya tidak seperti ini," ujar anggota Komisi B ini.
Jokowi Prestasinya Belum Jelas Terkesimakah semua orang atas pencitraan fokowi?l Ketua DPP Partai Golkar
Priyo Budi Santoso mengaku heran dengan adanya lenomena fokowi yang menyedot perhatian masyarakat. "Maaf, saya enggak ikut-ikutan mendewakan Jokowi," kata Priyo, dalam diskusi "Mencari Pesaing Jokowi", di Jakarta, Ahad (2/2/20 t4).
Bagi Priyo, Iokowi hanyalah politisi yang belum jelas prestasinya. Meski begitu, ia mengaku tak mengerti mengapa
sosok Gubernur DKI lakarta itu begitu menyedot perhatian masyarakat yang luas. la juga membandingkan Jokowi rja rnya. dengan Ketua Umum PDI Peijuangan Darm3ningryas malah menduga bahMegawati Soekarnoputri. Meirurut Priyo, wa bus-bus tersebut bisa jadi merupakrn . prestasi Megdwati jauh lebih terlihat kestok lama,'hanya bodi dan bagian yang timbang Jokowi yang notabene adalah nampak dipermak sedemikian rupa agar anak Llidiknya di PDI Perjuangan. terlihat baru. Sementara, komponen me. Perrihian senada juga datang dari sin tak diganti. Ketua Unrum PPP Suryadharma Ali. SemenaraKetuaDewanTransportdsi . Secara diplomatis, Suryadharma mengaKota Jakarta Azas Tigor Nainggolan takan seseorang itu bisa menjadi terkenal mengatakan, pengadaan bus Transjabukan karena popularitas semata, tetapi karta dan BKTB baru oleh Pemerintah karena dua hal. "Pemjkirannya dan Provinsi DKI Jakarta sudah menimbulkan 'karyanya yang monumental," kata
dilaporkan rusak. "ltu berarti perusahaan China yang menipu Pemprov DKI," r
Iain, baik yang sudah dapat dipastikan. lolos parliamentary th.reshold [PT] mau- \ pun yang terJncam tidak lolos, njscaya elektabilitas partai-partai tersebut dkan naik.
.
Kinerja Berantakan Semua orang tahu, melambungnya pengusaha meubel iru adalah karena pencitraan. Media massa, baik televisi, radio, cetak apalagi daring (online), secara gila-
keanehan sejak awal. Hal itu karena harga busnya yang tergolong mahal. Menurutnya, sangat aneh jika harga
gilaan setiap hari bahkan setiap detik memberitakan kiprah Jokowi. Sebuah media daring terkemuka, detik.com, dalam setiap harinya menurunkan puluhan berita aktivitas Joliowi dan pernyataan-
Pencitraan adalah kuasa manusia. Lain dengan kehendak Tuhan. Memasuki
pernyataannya yang 'lugu' dan 'seder-
hana'itu. Menjelang Pilgub DKI Jakarta lalu, ratusan anak muda tiap hari bekerja di sebuah gedung di kawasan TB Simatupang. Mereka tergabung dalam Jokowi-Ahok Social Medio Votunteers (JASMEV). Opensi mereka di dunia maya, melalui status dan komentar di focebook, twitter, dan kolom-kolom kem6ntar berliagai msdi4. dar)ng. Hingga kini operasi dunia maya
bus buatan China bisa lebih mahal dari bus buatan fepang dan Jerman. Ia pun
Suryadharma di kediamannya, Jalan Widya Chandra, Jakarta, Kamis, 6 Fe-
bruari 20 I 4. Menurutnya, selama
ini lokowi ter-
citrakan.baik dalam pemberitaan sehing. ga membius masyarakat "Kemudian, Pemprov DKI , Jokowi.l
mgmbandingkan bus kot4 terintegrasi
busway [BKTB)
milik
tahun baru 2014, lakarla dilanda baniir.
dengan KopajaAC.
Citra Jokowi seketika hancur lebur, Kare: na ketidakberdayaan jokowi menangani banjil di beberapa ruas jalan tiba-tiba terpasang spanduk "lokowi Capres Banjil" Kemudian dii0sul dengan spaqduk serup4 "Jqkowi Capres Jalan Rusak.". Jauh sebelumnya, pada pefietgahari
"Bus sedang (BKTB) dibeli dengan harga Rp 650 juta per unit. Sementara
pemberitaannya, bisa
jadi
membius
masy4rakat dan bisa jadi dia menjadi pilihan inasyarakat, untuk memimpin ne-
Kopaja AC- yang. mereknya.Toyota hargageri ini..ladi itu tetap diperhitungkan," nya Rp 450 juta. Jadi, masa lebih mahal kata SDA bus China? Itu iuga busnya Iangsung ber,. Jadi, untuk masyarakat Indonesia ter" kata karat Azas. lebih warga DKI lakarta, jika tak mau terr'Bgs g3ndgng hargaM Rg 377 mlliar. ' ;. 2013 lalu, akademisi U4iversitas Indo: .Saya.baru pulang dari ferman,.iadi ada. I pdrosok dua kali..l.upaka!]ah,: sosok nesia, Iberamsiah, telah menilai seJak bus baru dari Daimler yang solarnya su- r Jokouri. Biarkiin dia melyelesaikan tugasnya dan merealisasikan ianji-janiinya Jokowi menjabat sebagai Gubqrnqq DKI dah.Euro y hibrid, d4n yang jelas kualiitu masih berjalan. Konon targetnya Jqkarta, belum ada iealisasi kerja nyata lasnya leb,ih,lEgriq. tlq hargapya; Rp 3,2, untuk membangun Jakarta Baru, yang bebas dari kemacetan dan kebaniiran. hingga fokowi menjadi RI-1. yang ditunlukkan olehnya. Menur:utnya; miliar," tambahnya. lika tak ingi n jadi keledai, patut diingat Bila ada pernyataan tokoh yang , apabila Jokowi berhasil maju sebagai Wakil Ketua EPRD:DKI'Triwi5dkiana. pesan Nabi rMuh:immad $aw, "Searang mengritik, serta merta mereka akaR be. calon presiden 2014, itu karena Jokowi juga menyampaikan keprihatihannya reaksi. Sebut saia mantan Ketua Umum hanyaunggul di pemberitaan media ruas- atas kondjsi bus-bus yang dibeli dengan mukmin tida.k boleh'dua kali jatuh dalam 'Iubang yahg samq!' Wallahu a'lam Muhammadiyah Amien Rais yang habis sa sel"iap harinya. menggunakan APBD tersebut. Menurutbissawab. [ghodiq ramadhan,' dari dibully setelah berkomentar negatif tenmembuat elektabilitas :"Yang Jokowi nya, seharusnya Dinas Perhubungan dan I berbagaisumber] jl tang Jokowi. Bagi mereka Jokowi partang di survei ilu naik dan maju menjadi ca- Inspektorat Daerah melakgkan pemerikdilritilq sebab dia adalah lnabi': *r.{.** pres itu kan karena pemberitaan pers saan lebih rinci saat serah terima dari .
I