PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2014
STRATEGI SANITASI
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DISUSUN OLEH
POKJA PPSP KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
ii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb., Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara, atas tersusunnya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2014. Pembangunan Nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, oleh sebab itu pemerintah Daerah juga harus berupaya ikut melaksanakannya. Pendayagunaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat perlu dilakukan secara terencana, terpadu, dan optimal sesuai dengan pengelolaan lingkungan bagi pembangunan yang berkelanjutan. Pada pembangunan sektor sanitasi, Kabupaten Kutai Kartanegara masih menghadapi beberapa tantangan yang harus diatasi yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
ditatanan rumah tangga maupun usia anak sekolah dasar, terbatasnya sarana
infrastruktur pengelolaan air limbah domestik, layanan pengelolaan sampah, dan masih tercampurnya grey water dan saluran drainase yang difungsikan sebagai tempat pembuangan limbah domestik dan sampah serta terdapatnya beberapa titik genangan sebagai akibat belum optimalnya fungsi drainase, merupakan sederetan permasalahan sanitasi yang masih dihadapi Kabupaten Kutai Kartanegara. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Kartanegara merupakan dokumen rencana strategis sanitasi yang dibuat khusus sebagai pedoman percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan, tahun 2015 - 2019. Selain itu strategi sanitasi
ini
merupakan
upaya
untuk
meningkatkan
kerjasama
Pemerintah
Pusat,
Propinsi,
Kota/Kabupaten, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat yang lebih sinergis dan sistematis untuk mewujudkan Visi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu ” Terciptanya Masyarakat Kutai Kartanegara Sehat Melalui Pencapaian Target Universal Akses Sanitasi Permukiman Pada Tahun 2019 “. Tim Pokja PPSP Kabupaten Kutai Kartanegara mengucapkan terima kasih kepada Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Pokja PPSP Propinsi Kalimantan Timur, Satker PLP Propinsi Kalimantan Timur, semua
pihak
serta
komponen
Fasilitator Kabupaten, Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, dan masyarakat
yang
telah
membantu
proses
penyusunan
dan
penyempurnaan dokumen SSK Kabupaten Kutai Kartanegara Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
POKJA PPSP KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DRS. EDI DAMANSYAH, M.SI iii
RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 :
PENDAHULUAN
Latar Belakang Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Kartanegara adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat Kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2015 – 2019 didasarkan atas Buku Putih Sanitai yang telah disusun sebelumnya. Dokumen Strategi Sanitasi akan menjadi dokumen pedoman semua pihak dalam mengelola sanitasi secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif untuk memperbaiki perencanaan dan pembangunan sanitasi dalam rangka mencapai target-target pencapaian layanan sektor sanitasi kota untuk jangka waktu pendek dan menengah yang selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak yang dituangkan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang berisi antara lain: informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan pengembangan layanan sanitasi yang akan diimplementasikan. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasinya. 1.1
1.2. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari disusunnya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Kartanegara adalah dihasilkannya dokumen perencanaan strategis sanitasi yang akan dijadikan sebagai rujukan perencanaan pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam jangka menengah (5 tahun). Sedangkan tujuan dari disusunnya dokumen SSK ini antara lain sebagai berikut: Untuk memberikan gambaran tentang kebijakan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara selama 5 tahun ke depan yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Sebagai dasar penyusunan strategi dan kebijakan dalam penyusunan program serta kegiatan pembangunan sektor sanitasi jangka menengah. Sebagai pedoman bagi semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha/swasta maupun masyarakat yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara. 1.3. Metodologi Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan-tahapan berikut ini: 1. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM), dan dokumen perencanaan lainnya yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara. 2. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -1
Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan. 1.4.
Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kabupaten saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. Dokumen SSK tidak lepas dari Dokumen rencana lain seperti RTRW, Renstra SKPD, Renja SKPD, RPJMD, RPIJM, RPJP, RKPD. Untuk Kabupaten Kutai Kartanegara, acuan yang digunakan antara lain RTRW, RPIJM, RPJMD, Renja SKPD, serta Renstra SKPD. BAB 2. KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Gambaran tentang Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan turunan dari Visi Misi Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel berikut: Visi Misi
Visi Misi Sanitasi
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara
Visi Kabupaten Kutai Kartanegara 2010 – 2015 :
Visi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara 2015 – 2019 :
“Menuju Tewujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan”
Misi :
Misi :
1. Meningkatkan penyelenggaraan
2.
3.
4. 5.
6. 7.
“Terwujudnya Masyarakat Kukar Sehat Melalui Pencapaian Target Universal Akses Sanitasi Permukiman Pada Tahun 2019”
pemerintahan dengan menitik beratkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good governance. Meningkatkan kualitas dan daya saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menumbuhkan sentra perekonomian dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap menjaga iklim investasi dalam kerangka penciptaan lapangan kerja. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan dan pengembangan potensi serta daya saing agribisinis, industri dan pariwisata. Meningkatkan pemerataan infrastruktur pembangunan untuk menjangkau layanan fasilitas umum baik secara kualitas maupun kuantitas. Menetapkan penyelenggaraan pembangunan berwawasan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Air Limbah Domestik:
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui akses layanan masyarakat dan sarana pengelolaan air limbah domestik..
2. Persampahan
Meningkatkan Peran serta masyarakat/dunia usaha dan jangkauan serta kualitas layanan sistem pengelolaan persampahan untuk meminimalisir Timbunan Sampah guna menciptakan lingkungan permukiman yang sehat dan berkualitasMeningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
3.
Drainase
Meningkatkan peran serta masyarakat dan sarana prasarana drainase untuk meningkatkan fungsi drainase permukiman guna mengurangi daerah genangan dan banjir drainase lingkungan.
4. Perilaku Hidup Bersih Sehat
Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang bermutu melalui pergerakan seluruh komponen dengan melaksanakan STBM.
Sumber : RPJMD, RENSTRA SKPD dan Pokja Sanitasi, 2014.
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -2
Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Partisipasi masyarakat dan peran serta swasta harus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga ke tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan sanitasi.
2.2
Tahapan Pengembangan Sanitasi Secara umum pengembangan sanitasi diarahkan pada upaya mengatasi ke tiga sasaran terkait dengan pengembangan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu : Penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik yang berkualitas dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta. Peningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Peningkatan pengelolaan drainase lingkungan yang berkualitas dan memadai. 2.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub-sektor Air Limbah Domestik Rencana pengembangan sanitasi komponen Air Limbah Domestik tersebut diilustrasikan sebagai berikut: 4.2.2. Zona 1, merupakan system off site medium, Zona ini mencakup 3 Kelurahan (Kelurahan Loa Janan Ulu, Timbau dan Kampung Melayu) Dalam peta pada daerah yang berwarna merah). 4.2.3. Zona 2, merupakan sistem on site individu .Zona ini mencakup 71 Kelurahan yang tersebar di 5 Kecamatan ( Kecamatan Loajanan, Muara Badak, Tenggarong, Kota Bangun, Tenggarong Sebrang), Dalam peta pada daerah yang berwarna merah dan kuning.
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -3
4.2.4.
Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub-sektor Persampahan
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini dapat dikatakan masih kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat terutama masyarakat pedesaan masih menggunakan sistem konvensional yaitu menimbun atau membakar. Sebaliknya, untuk masyarakat perkotaan sudah menggunakan sistem pengolahan sampah secara komunal yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan kriteria dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), maka wilayah pengembangan pelayanan persampahan di Kabupaten Kutai Kartanegara di klarifikasikan dalam 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu berdasarkan tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan berdasarkan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 3 (tiga) zona yang terdiri dari: Zona 1, (full coverage+street sweeping) merupakan area yang harus terlayani penuh 100% dalam jangka waktu menengah dengan system layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat di sebagian besar Kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Tenggarong ;. Zona 2, (Coverage >70%) merupakan area yang harus terlayani dengan system langsung dan tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) dan dari Rumah Tangga ke Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat di beberapa Kelurahan yang masuk dalam 3 Kecamatan dalam zona ini yaitu Kecamatan Loa Janan, Tenggarong Seberang dan Kecamatan Muara Badak Zona 3, (Cakupan layanan secukupnya) merupakan pengembangan system pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemeliharaan dan pengelolaan sampah berbasis RT pengangkutan secukupnya (TPS-TPA) ,jangka menengah ke panjang, terdapat pada beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan kota Bangun.
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -4
2.2.3. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub-sektor Drainase
Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan/desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1, (Jangka Pendek) merupakan area dengan tingkat resiko yang relatif besar yang dapat diatasi dalam jangka pendek mencakup 1 Kecamatan saja dalam peta diberi warna merah. Zona 2, (Jangka Menengah) merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang mencakup 3 Kecamatan Zona 3, (Jangka Panjang) merupakan area dengan tingkat resiko relatif kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 1 Kecamatan saja
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -5
BAB 3. STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi. Terutama mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini. Maka berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara, tujuan dan sasaran pengembangan sanitasi, Sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) per subsektor yang menghasilkan posisi pengelolaan masing-masing per subsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan, drainase dan Prohisan. Dengan acuan hasil tersebut, maka dalam bab 3 SSK Kabupaten Kutai Kartanegara, dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik , mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini. Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Sasaran Tujuan
Strategi Sasaran
Indikator
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan limbah domestik tahun 2019
Menurunnya praktek Buang air besar sembarangan dari 39 % menjadi 0% tahun 2019
Tidak ada penduduk yang melakukan Praktek BAB di tahun 2019
Meningkatkan akses layanan air limbah domestik berbasis rumah tangga dan komunal bagi masyarakat miskin secara berkelanjutan
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah domestik
Terwujudnya mutu lingkungan hidup yang sehat
Terkelolanya pengelolaan limbah domestik melalui keterlibatan pemerintah,masyarakat dan dunia swasta
Tersedia Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Adanya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Tersusunnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan limbah domestik
Mengoptimalkan peran serta masyarakat ,pemangku kepentingan dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik tahun 2019 Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Limbah Domestik
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -6
Tabel 3.2. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Sasaran Tujuan
Strategi Sasaran
Mengurangi volume timbulansampah secara maksimal dimulai dari sumbernya
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga dari 12,5% menjadi 50%
Indikator Bertambahnya pengelolaan sampah 3R oleh masyarakat
Mengoptimalkan kesadaran masyarakat dan peran serta dunia usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan.
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah dari sumbernya
Optimalisasi peran media dan informasi dalam penyedaran prilaku pengelolaan sampah
Bertambahnya pelaku pengelolaan bank sampah oleh masyarakat Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan
Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 13,8 % menjadi 50% pada tahun 2019
Bertambahnya sarana dan prasarana layanan pengelolaan persampahan
Meningkatkan kapasitas sarana dan Prasarana persampahan sesuai target sasaran pelayanan
Bertambahnya armada pengangkut sampah dari 20% menjadi 50% pada tahun 2019 Memperpanjang umur TPA Bekotok dengan mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Bekotok
Bertambahnya umur TPA Bekotok dari 5 tahun kedepan menjadi 10 tahun kedepan
Berjalannya proses pemilahan sampah di TPA Bekotok
Optimallnya proses pemilahan dan daur ulang di TPA Bekotok
Mengembangkan potensi layanan persampahan di Tingkat Kecamatan
Terkelolanya layanan persampahan yang ada di Kec. kota Bangun, Loa Janan, Muara Badak, Muara Jawa dan Tenggarong Seberang
Optimalisasi potensi pengembangan kinerja Pengelolaan TPA Skala Kecamatan
Efektiifnya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan yang sudah ada
Adanya penyesuaian Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan dengan kondisi yang ada saat ini secara efektif
Bertambahnya pembangunan fasilitas persampahan di setiap kecamatan sampai dengan tahun 2018 Tersususnnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan skala kota/kecamatan maupun regional
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Sampah
Ringkasan Eksekutif -7
Tabel 3.3: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan 8 Drainase Sasaran Tujuan
Strategi Sasaran
Indikator
Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan
Meningkatnya drainase lingkungan yang berfungsi dari 48,5% menjadi 100% padat tahun 2019
Bertambahnya sistem drainase lingkungan yang berfungsi
Optimalisasi dan sinkronisasi perencanaan sanitasi yang sesuai dengan pusat,propinsi dan kabupaten
berkurangnya genangan air akibat drainase buruk
Menurunya persentase potensi daerah genangan dari 30% menjadi 0%
Turunnya luas areal genangan Kecamatan Tenggarong
Meningkatkan intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara terus menerus melalui pengelolaan drainase lingkungan
Meningkatnya pemahaman masyarakat akan fungsi dan manfaat drainase
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi drainase dan kebersihan drainase disekeliling rumahnya
Optimalisasi peran masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase meningkatkan pembangunan nfrastruktur drainase utk pengurangan genangan air Optimalisasi peran pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan media dalam menginformasikan fungsi dan pengelolaan drainase lingkungan
Meningkatnya peran media dalam penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun 2019 Adanya Regulasi tentang pengelolaan drainase lingkungan pada tahun 2019
Bertambanya informasi mengenai fungsi, manfaat dan pemeliharaan drainase melalui media komunikasi
Tersedianya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Tersusunnya regulasi drainase iingkungan dan dokumen perencanaan drainase lingkungan (tersier, sekunder) skala Kecamatan.
Penguatan Kelembagaan Pengelolaan drainase lingkungan
Ringkasan Eksekutif -8
Tabel 3.4: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan PHBS Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan di Masyarakat melalui PHBS dan CTPS
Sasaran Pernyataan Sasaran Peningkatan derajat kesehatan dari 10,2 CTPS menjadi 60%, pada tatanan rumah tangga dan untuk Tanan Sekolah dari 18% pelaku CTPS menjadi 60% pada tahun 2018. Turunnya angka BABS dari 39,7% menjadi 0% pada tahun 2019 Berperannya kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) laki- laki dan perempuan di 76 desa / kelurahan dalam penyadaran higiene pada akhir tahun 2019
Indikator Sasaran Meningkatnya persentase masyarakat yang melakukan CTPS dan berprilaku hidup bersih dan sehat(PHBS)
Melestariakan Budaya CTPS di usia anak sekolah
Meningkatnya angka prilaku CTPS di sekolah dari 11,2 % menjadi 60% pada Tahun 2019
Meningkatnya Persentase rumah sehat dan menurunnya angka kematian ibu dan anak yang diakibatkan oleh diare. Meningkatnya persentase anak sekolah yang melakukan CTPS
Meningkatkan keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam mengefektifkan Pola PHBS dan CTPS
Meningkatnya kapasitas SKPD terkait tentang higiene sanitasi pada akhir tahun 2019
Meningkatnya Akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar
Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS
Bertambahnya peran media dan komunikasi dalam promosi PHBS serta
Strategi Optimalisasi upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan prilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup lebih sehat
Optimalisasi pengembangan kemitraan dengan LSM, Tokmas, Pokmas dalam penyadaran personal higiene/PHBS Optimalisasi upaya sosialisasi, edukasi dan promosi kesehatan sekolah dalam mencapai peningkatan PHBS dan CTPS anak sekolah Optimalisasi koordinasi dan kaderisasi tenaga kesehatan ditingkat masyarakat
Optimalisasi sosialisasi, edukasi dan promosi pengembangan PHBS melalui peran media dan dunai usaha
Bertambahnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2019
BAB 4. PROGRAM & KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Indikasi program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi disusun sebagai pengejawantahan dari strategi yang telah dirumuskan untuk mencapai visi, misi pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun didasarkan pada hasil evaluasi dan prediksi atas potensi dan kebutuhan pembangunan tahunan dengan mengacu pada
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
4.1
Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi
Program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2014 – 2019 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing komponen sanitasi. Selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi belanja langsung serta proporsi belanja sektor sanitasi di dalam alokasi belanja langsung tersebut, disusun perkiraan alokasi anggaran untuk pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk 5 (lima) tahun ke depan. Perlu diketahui bahwa Rencana Strategi Kabupaten Kutai Kartanegara pada masing masing SKPD saat ini dalam tahap penyusunan sehingga indikasi anggaran biaya program dan kegiatan 20152019 belum dapat dimunculkan.
4.2
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Rencana program dan kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini baru akan dimulai pada tahun 2015, diawali dengan penyusunan Master Plan Air Limbah dan selanjutnya pembuatan DED IPLT skala perkotaan dan FS Program dan Kegiatan Rencana Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kutai Kartanegara dan sumber pendanaannya Tahun 2015-2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.2 .
4.3
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam pengelolaan persampahan diarahkan pada pengelolaan prasarana persampahan yang dapat dipergunakan untuk lintas wilayah, dengan didukung ketersediaan tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). Pengembangan sistem prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi: Kerjasama antar wilayah kecamatan dalam penanggulangan masalah sampah, terutama di wilayah kota Kecamatan; Penempatan tempat pembuangan akhir (TPA) sesuai dengan persyaratan teknis dengan memperhatikan daya dukung lingkungan; Pengembangan pengelolaan persampahan dengan teknologi ramah lingkungan. Program dan Kegiatan Rencana Pengembangan Persampahan Kabupaten Kutai Kartanegara dan sumber pendanaannya Tahun 2015-2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
4.4
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Lingkungan
Sasaran penanganan drainase lingkungan ditujukan pada kawasan rawan genangan air dengan mengoptimalkan saluran drainase lingkungan yg ada. Pemasalahan drainase Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan keadaan lokasi
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -10
genangan eksisting, baru memetakan untuk wilayah Kota Tenggarong saja yaitu antara lain diwilayah Kelurahan Loa Ipuh, Kel. Melayu, Kel. Sukaramai, Kel. Timbau dan Kel. Mangkurawang. Perencanaan drainase perkotaan di Kota Kutai Kartanegara memperhatikan: Daerah tangkapan air (cacthment area); Tata guna lahan; Faktor tampungan air; Waktu konsentrasi, diharapkan air limpasan dapat tertahan lahan sebelum masuk ke badan saluran; Intensitas hujan yang terjadi; Debit puncak saluran; Dimensi saluran dan gorong-gorong. Sistem drainase permukimn yang diusulkan yaitu dengan menyusun masterplan drainase dan mengoptimalkan drainase kota yang telah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan saluran yang telah rusak, dimensi saluran disesuaikan dengan kondisi di lapangan, pembuatan bak-bak kontrol dengan memperhatikan elevasi saluran. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
4.5
Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan pada peningkatan kegiatan penyadaran dan pemicuan masyarakat serta anak sekolah terhadap prilaku hidup berih dan sehat serta pentingnya Cuci tangan pakai sabun (CTPS). Program dan kegiatan tahun 2015 2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Strategi Sanitasi Kutai Kartanegara
Ringkasan Eksekutif -11
Daftar Isi Daftar Isi ..... ..............................................................................................
i
Daftar Tabel .................................................................................................
v
Daftar Peta ..............................................................................................
vii
Daftar Gambar ..............................................................................................
vii
Daftar Istilah .......................……………………………...………………….....................
ix
Bab I.
Pendahuluan .............................................................................
I-1
1.1 Latar Belakang ....................................................................
I-1
1.2 Wilayah Cakupan SSK ..........................................................
I-2
1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................
I- 4
1.4 Metodologi ..........................................................................
I- 4
1.5 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain .. Bab II.
Bab III.
Bab IV.
I-6
Kerangka Pengembangan Sanitasi .........................................
II - 1
2.1 Visi, Misi Sanitasi ..................................................................
II - 1
2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi ...........................................
II - 5
2.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi Air Limbah Domestik ..
II - 5
2.2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi Persampahan .............
II - 9
2.2.3. Tahapan Pengembangan Sanitasi Drainase ....................
II - 13
2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi .........................
II - 20
Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi ..........................
III - 1
3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah .........
III - 1
3.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan .....
III - 5
3.3 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase .............
III - 10
3.4 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan PHBS ..................
III - 13
Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman ...
IV - 1
4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ...........................
IV - 1
4.2 Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ....
IV - 14
4.3 Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ..............
IV - 34
iv
Bab V.
4.4 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase ......................
IV - 59
4.5 Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Program Higiene ....................
IV - 78
Strategi Monitoring dan Evaluasi ...........................................
V-1
5.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi .............................................
V-1
5.2 Mekanisme Monev Implementasi SSK ...................................... .
V-8
v
Daftar Istilah
APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASKESKIN
: Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin
BAB
: Buang Air Besar
Bappeda
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPERMAS
: Badan Pemberdayaan Masyarakat
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BLT
: Bantuan Langsung Tunai
BOD
: Biological Oxygen Demand
BORDA
: Bremen Overseas Research and Development Agency
BPS
: Badan Pusat Statistik
CI
: Confidence Interval
CL
: Confidence Level
CSR
: Corporate Social Responsibility
CTPS
: Cuci Tangan Pakai Sabun
DBD
: Demam Berdarah Dengue
Dispenda
: Dinas Pendapatan Daerah
DKP
: Dinas Kebersihan dan Pertamanan
DLH
: Dinas Lingkungan Hidup
DPKAD
: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah
DPRD
: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DSCR
: Debt-Service Coverage Ratio
DSS
: Diagram Sistem Sanitasi
EHP
: Environmental Health Project
EHRA
: Environment and Health Risk Assessment
Enu
: Enumerator (petugas pengumpulan data)
FGD
: Focus Group Discussion
GIS
: Geographical Information System viii
HU
: Hidran Umum
IPAL
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT
: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kemenkes
: Kementerian Kesehatan
KFM
: Kebutuhan Fisik Minimum
KK
: Kepala Keluarga
KLUI
: Kelompok Lapangan Usaha Industri
Korcam
: Koordinator Kecamatan
KSM
: Kelompok Swadaya Masyarakat
KTP
: Kartu Tanda Penduduk
LH
: Lingkungan Hidup
LNP
: Lembaga Non Pemerintah
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
MCK
: Mandi Cuci Kakus
MDGs
: Millennium Development Goals
Monev
: Monitoring dan Evaluasi
MPA
: Methodology for Participatory Assessment
Musrenbang
: Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NGO
: Non-Governmental Organization
NSPK
: Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria
Ortala
: Organisasi dan Tata Laksana
PDAL
: Perusahaan Daerah Air Limbah
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
PDRB
: Produk Domestik Regional Bruto
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKK
: Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
PMJK
: Partisipasi Masyarakat, Jender, dan Kemiskinan
PNS
: Pegawai Negeri Sipil
Pokja
: Kelompok Kerja
Posyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
PRA
: Partiicipatory Rapid Assessment
PT
: Perguruan Tinggi
PU
: Pekerjaan Umum
RDTRK
: Rencana Detail Tata Ruang Kota ix
Renstra
: Rencana Strategis
RKPD
: Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPH
: Rumah Pemotongan Hewan
RPJMD
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RT
: Rukun Tetangga
RW
: Rukun Warga
SANIMAS
: Sanitasi Berbasis Masyarakat
SD
: Sekolah Dasar
SDM
: Sumber Daya Manusia
Sekda
: Sekretaris Daerah
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
Spv
: Supervisor pengumpulan data
SR
: Sambungan Rumah
SSK
: Strategi Sanitasi Kabupaten
TPA
: Tempat Pengolahan Akhir
TPS
: Tempat Penampungan Sementara
TTPS
: Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
Tupoksi
: Tugas Pokok dan Fungsi
UMR
: Upah Minimum Regional
Unicef
: United Nations Children’s Fund
USAID
: United States Agency for International Development
WHO
: World Health Organization
x
Lampiran-lampiran Lampiran 1.Hasil Dari Analisa Swot
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Kartanegara adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat Kabupaten yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara
tahun 2014 ini merupakan tahap kedua dari program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman setelah diselesaikannya tahap pertama berupa penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi dasar dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara akan menjadi dokumen pedoman
semua
pihak
dalam
mengelola
sanitasi
secara
komprehensif,
berkelanjutan dan partisipatif untuk memperbaiki perencanaan dan pembangunan sanitasi dalam rangka mencapai target-target pencapaian layanan sektor sanitasi kota untuk jangka waktu pendek dan menengah yang selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak yang dituangkan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang berisi antara lain: informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan pengembangan layanan sanitasi yang akan diimplementasikan. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasinya. Dengan adanya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, diharapkan target pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dicapai dan yang
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab I - 1
pada gilirannya akan memberikan pengaruh
dan kontribusi
kepada pencapaian target pembangunan sanitasi nasional yang sudah ditetapkan.
1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari disusunnya dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kutai Kartanegara adalah dihasilkannya dokumen perencanaan strategis sanitasi yang
akan
dijadikan
sebagai
rujukan
perencanaan
pembangunan
dan
pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam jangka menengah (5 tahun). Sedangkan tujuan dari disusunnya dokumen SSK ini antara lain sebagai berikut: 1. Untuk memberikan gambaran tentang kebijakan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara selama 5 tahun ke depan yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. 2. Sebagai dasar penyusunan strategi dan kebijakan dalam penyusunan program serta kegiatan pembangunan sektor sanitasi jangka menengah. 3. Sebagai pedoman bagi semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha/swasta maupun masyarakat yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara.
1.3 Metodologi Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten secara partisipatif dan terintegrasi lewat diskusi, lokakarya dan pembekalan baik yang dilalukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan fasilitasi dari Tim Konsultan PPSP baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama pokja baik lokakarya dan pelatihan, diskusi dan pembekalan.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab I - 2
Penyusunan SSK terdiri atas empat tahapan yaitu sebagai berikut: 1.
Penyiapan Kerangka Pengembangan Sanitasi
Di dalam tahapan Proses Penyiapan Kerangka Pengembangan Sanitasi ini, Pokja perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
Menetapkan Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kabupaten yang mengacu ke Visi dan Misi Kabupaten/Kabupaten yang terdapat dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Menetapkan rencana sistem sanitasi jangka panjang (10 – 15 tahun) yang memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan masterplan sektor terkait; proyeksi kepadatan penduduk; dan kondisi lingkungan.
Menetapkan “zona sistem sanitasi” untuk air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan. Beberapa kelurahan yang letaknya berdekatan dan memiliki sistem yang sama dapat digabungkan menjadi satu zona sistem
Menetapkan tahapan pengembangan sanitasi mengacu ke kondisi awal sanitasi yang ada di Buku Putih Sanitasi.
Melakukan analisis kemampuan daerah untuk pendanaan sanitasi.
2.
Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Output yang diharapkan dari Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi
adalah
Disepakatinya
Tujuan,
Sasaran,
dan
Strategi
serta
disepakatinya indikator capaian dari sasaran yang ditetapkan 3.
Penyusunan Program dan Kegiatan Milestone ini menghimpun program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi. Pada kegiatan ini disepakatinya daftar Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi. Teridentifikasinya indikasi pendanaan kegiatan dari APBD, APBD Provinsi, dan APBN.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab I - 3
4.
Finalisasi SSK Finalisasi
SSK
merupakan
tahapan
terakhir
dari
serangkaian
proses
penyusunan SSK. Hasil akhir dari tahapan ini adalah disahkannya dokumen SSK oleh Bupati/WaliKabupaten. Bagian terpenting tahap finalisasi ini adalah membangun pemahaman dan persepsi yang sama di lingkungan internal SKPD-SKPD tentang dokumen SSK yang telah disusun, terutama terkait dengan Program dan Kegiatan yang dirumuskan. Hal ini akan menjamin hasil dari SSK masuk di dalam proses penganggaran
formal
di
masing-masing
SKPD
untuk
memastikan
implementasi dari strategi yang telah disusun. Selain pemahaman di lingkungan internal, tahapan ini juga mensyaratkan adanya kesamaan pemahaman dan persepsi terhadap strategi pengembangan sanitasi yang disusun (termasuk program dan kegiatannya) dari Pemerintah Provinsi dan Pusat, meskipun proses ini secara lebih rinci akan dilakukan di tahapan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS).
1.4 Posisi SSK & Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Penyusunan dokumen SSK Kabupaten/Kabupaten ini didasarkan pada Buku Putih Sanitasi di mana Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang memberikan gambaran dan karakteristik kondisi sanitasi serta memuat data dasar kondisi sanitasi Kabupaten/Kabupaten saat ini. Kedudukan SSK diantara dokumen perencanaan di bidang sanitasi lainnya yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai input dan penyempurna dokumen - dokumen perencanaan lain khususnya pada bidang sanitasi yang telah ada, seperti RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RTRW, RPIJM, RENJA SKPD dan dokumen-dokumen perencanaan lain yang memuat komponen Air limbah Domestik, komponen Persampahan, komponen Drainase, dan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab I - 4
Gambar 1. Jadwal Kegiatan Pendampingan PPSP Kab. Kutai Kartanegara
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab I - 5
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi merupakan sumber inspiratif dan memberikan arah yang jelas dan terukur, sehingga pada akhir periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi keberhasilan sebuah program dan kegiatan. Dalam kaitannya dengan pembangunan sanitasi, Kabupaten Kutai Kartanegara juga merumuskan visi dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara sangat erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Kutai Kartanegara sebagaimana yang telah tercantum dalam RPJMD 2010-2015. Rumusan
visi
misi
Sanitasi
Kabupaten
Kutai
Kartanegara
telah
memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Gambaran tentang Visi dan Misi Kabupaten Kutai Kartanegara yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara serta Visi Sanitasi dan Misi per-subsektor sanitasi Pokja Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut:
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 1
Visi Misi Kabupaten Kutai Kartanegara Visi Kabupaten Kutai Kartanegara 2010 – 2015 : “Menuju Tewujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan”
Misi :
3.
4.
5.
6.
7.
Visi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara 2015 – 2019 : “Terwujudnya Masyarakat Kukar Sehat Melalui Pencapaian Target Universal Akses Sanitasi Permukiman Pada Tahun 2019” Misi :
1. Meningkatkan penyelenggaraan
2.
Visi Misi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara
pemerintahan dengan menitik beratkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good governance. Meningkatkan kualitas dan daya saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menumbuhkan sentra perekonomian dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap menjaga iklim investasi dalam kerangka penciptaan lapangan kerja. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan dan pengembangan potensi serta daya saing agribisinis, industri dan pariwisata. Meningkatkan pemerataan infrastruktur pembangunan untuk menjangkau layanan fasilitas umum baik secara kualitas maupun kuantitas. Menetapkan penyelenggaraan pembangunan berwawasan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
1. Air Limbah Domestik: Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui akses layanan masyarakat dan sarana pengelolaan air limbah domestik.. 2. Persampahan Meningkatkan Peran serta masyarakat/dunia usaha dan jangkauan serta kualitas layanan sistem pengelolaan persampahan untuk meminimalisir Timbunan Sampah guna menciptakan lingkungan permukiman yang sehat dan berkualitasMeningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah 1. Drainase Meningkatkan peran serta masyarakat dan sarana prasarana drainase untuk meningkatkan fungsi drainase permukiman guna mengurangi daerah genangan dan banjir drainase lingkungan. 2. Perilaku Hidup Bersih Sehat Meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang bermutu melalui pergerakan seluruh komponen dengan melaksanakan STBM.
Pemahaman atas pernyataan visi misi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dalam melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Partisipasi masyarakat Bab II - 2 SSK Kab. Kutai Kartanegara
dan peran serta swasta harus dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga ke tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.
2.1
Tahapan Pengembangan Sanitasi Secara umum pengembangan sanitasi diarahkan pada upaya mengatasi ke
tiga sasaran terkait dengan pengembangan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu : 1. Penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik yang berkualitas dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta. 2. Peningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. 3. Peningkatan
pengelolaan
drainase
lingkungan
yang
berkualitas
dan
memadai. 2.1.1 Sub sektor Air limbah Domestik Di
dalam
SSK
ini
telah
dilakukan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah
penentuan
wilayah
prioritas
secara umum. Beberapa kriteria
telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan/Center
of Business Development (CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan
faktor-faktor
tersebut
kemudian
dilakukan
pemilahan-
pemilahan sistem pengolahan air limbah domestik ndengan mempertimbangkan kondisi tersebut terhadap kemungkinan penerapan sistem pengolahan setempat (On site System)atau pun pengolahan sistem terpusat ( Off Site System) dengan membandingkan keuntungan dan kerugian sebagai berikut: a. Sistem Pengolahan Setempat ( On Site System) Keuntungan
Menggunakan teknologi sederhana
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 3
Memerlukan biaya yang rendah
Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakan sendiri
Pengoperasian dan pembiayaan oleh masyarakat
Manfaat dapat dirasakan secara langsung
Kerugian
Tidak dapat diterapkan pada setiap daerah, misalnya sifat permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-lain.
Fungsi terbatas hanya dari buangan kotoran manusia, tidak melayani air limbah kamar mandi dan air bekas cucian.
Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan
b. Sistem Pengolahan Terpusat (Off Site System)
Keuntungan Menyediakan pelayanan yang terbaik Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi. Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari Memiliki masa guna lebih lama Dapat menampung semua limbah
Kerugian Memerlukan biaya investasi, operasional, dan pemeliharaan yang tinggi. Menggunakan teknologi tinggi Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan. Manfaat secara penuh diperoleh setelah selesai jangka panjang Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan. Perlu pengelolaan, operasional, dan pemeliharaan yang baik.
Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi Kabupaten/Kota
dalam merencanakan
pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Kutai Kartanegara,
Bab II - 4 SSK Kab. Kutai Kartanegara
Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1, merupakan system off site medium, Zona ini mencakup 3 Kelurahan (Kelurahan Loa Janan Ulu, Timbau dan Kampung Melayu) Dalam peta diberi warna merah).
Zona 2, merupakan sistem on site individu .Zona ini mencakup 71 Kelurahan yang tersebar di 5 Kecamatan ( Kecamatan Loajanan, Muara Badak, Tenggarong, Kota Bangun, Tenggarong Sebrang), Dalam peta diberi warna hijau. Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kutai Kartanegara
No
Sistem
(a)
(b)
A
Cakupan layanan eksisting (%)
Target cakupan layanan (%) Jangka pendek (c)
Jangka menengah (d)
Jangka panjang (e)
1
Sistem On- site Individual (tangki septik)
58
12
20
10
2
Komunal ( MCK ++)
2
38
30
30
B
Sistem Off-site
1
Medium(Ipal Komunal) Terpusat Jangka Panjang ( MCK ++)
40
30
30
-
-
-
2
SSK Kab. Kutai Kartanegara
0 0
Bab II - 5
Gambar 2.1 Peta Zona Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kutai Kartanegara
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 6
2.1.2 Sub sektor Persampahan Berdasarkan kriteria
dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), maka wilayah
pengembangan pelayanan persampahan di Kabupaten Kutai Kartanegara di klarifikasikan dalam 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu berdasarkan tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan berdasarkan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat 3 (tiga) zona yang terdiri dari:
Zona 1, (full coverage+street sweeping) merupakan area yang harus terlayani penuh 100%
dalam jangka waktu menengah dengan system layanan langsung
dari sumber ke TPA. Terdapat di sebagian besar Kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Tenggarong ;.
Zona 2, (Coverage >70%) merupakan area yang harus terlayani dengan system langsung dan tidak langsung yakni dari rumah tangga ke Tempat ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) dan dari Rumah Tangga ke Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat di beberapa Kelurahan yang masuk dalam 3 Kecamatan dalam zona ini yaitu Kecamatan Loa Janan, Tenggarong Seberang dan Kecamatan Muara Badak
Zona 3, (Cakupan layanan secukupnya) merupakan pengembangan system pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemeliharaan dan pengelolaan sampah berbasis RT pengangkutan secukupnya (TPS-TPA) ,jangka menengah ke panjang, terdapat
pada beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan kota Bangun.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 7
Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kutai Kartanegara
No
Sistem
Cakupan layanan eksisting (%)
Target cakupan layanan (%) Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(c.)
(d)
(e)
(f)
-
-
-
20 %
10 %
0%
(a)
(b)
A
Penanganan (Direct)
1
Kawasan Kota Kabupaten
B
Penanganan tidak langsung (indirect) -
-
-
-
1
Kawasan Kota Kabupaten
20 %
40%
20%
20%
2
Caverage > 70%
20 %
40%
20%
20%
C
Cakupan Secukupnya
10 %
40 %
30%
20 %
langsung
70 %
Sistem penanganan langsung (penyapuan jalan) di kawasan komersial Cakupan layanan eksisting terdapat di Kelurahan yang berada di Kecamatan Tenggarong, dimana cakupan layanan eksisting 70%, yang masuk dalam Zona 1 yaitu sebagian besar Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Tenggarong
Sistem penanganan tidak langsung coverage >70%, terdapat di desa/kelurahan yang berada dalam 3 Kecamatan (Loa Janan, Tenggarong Sebrang dan Muara Badak)
.
dimana cakupan layanan eksisting 20 % masuk dalam Zona 2.
Sistem Cakupan secukupnya terdapat di kelurahan yang berada di Kecamatan Kota Bangun. dimana cakupan layanan eksisting nya 10%, masuk dalam Zona 3,
Bab II - 8 SSK Kab. Kutai Kartanegara
Gambar 2.2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kutai Kartanegara
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 9
2.1.3 Sub sektor Drainase Lingkungan Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan/desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan
5
(lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Zona 1, (Jangka Pendek) merupakan area dengan tingkat resiko yang relatif besar yang dapat diatasi dalam jangka pendek mencakup 1 Kecamatan saja dalam peta diberi warna merah.
Zona 2, (Jangka Menengah) merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat diatasi dalam jangka menengah dan panjang mencakup 3 Kecamatan
Zona 3, (Jangka Panjang) merupakan area dengan tingkat resiko relatif kecil yang dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 1 Kecamatan saja
Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kutai Kartanegara
No
Sistem
(a)
(b)
1
Langsung
a b c c
Jangka Pendek Jangka Menengah
Cakupan layanan eksisting (%)
Jangka Panjang
Target cakupan layanan (%) Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
(c.)
(d)
(e)
(f)
50 20
60 50
75 75
85 85
100
100
-
-
Sistem Langsung Jangka Pendek terdapat di kelurahan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Tenggarong Sehingga cakupan layanan eksisting 50%, yang masuk dalam Zona 1.untuk penanganan jangka pendek.
Sistem Langsung Jangka Menengah terdapat beberapa Kelurahan yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Loa Janan, Tenggarong Sebrang dan Muara
Bab II - 10 SSK Kab. Kutai Kartanegara
Badak. Sehingga cakupan layanan eksisting 20%, masuk dalam Zona 2. untuk penanganan jangka menengah.
Sistem Langsung Jangka Panjang terdapat di beberapa Kelurahan yang tersebar di Kecamatan Kota Bangun. Sehingga cakupan layanan eksisting 100% masuk dalam Zona 3. untuk penanganan jangka panjang.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 11
Gambar 2.3 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kutai Kartanegara
Bab II - 12 SSK Kab. Kutai Kartanegara
2.2
Perkiraan Pendanaan Pembangunan Sanitasi Perhitungan pendanaan pembangunan sanitasi secara rinci terdapat pada tabel 2.5 yang terdapat <1% APBD murni untuk sanitasi. Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan 2% (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut ) sebagai berikut: Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Sanitasi 2010-2013 SKPD
PU DCK-TR+Pengairan (Drainase) Investasi
Tahun 2010
2011
2012
Rata-Rata pertumbuhan (%)
2013
10.595.149.000
15.697.511.579
5.197.606.000
13.351.020.000
10.595.149.000
15.697.511.579
4.508.233.000
13.145.000.000
689.373.000
206.020.000
BLHD
520.550.000
0
130.651.000
0
Investasi
520.550.000
0
130.651.000
0
0
0
1.254.519.000
8.068.115.200
1.254.519.000
8.068.115.200
operasional/pemeliharaan (OM)
operasional/pemeliharaan (OM) DCK-TR Sampah Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Dinkes
665.570.000
524.089.600
88.680.000
1.382.017.300
Investasi
665.570.000
524.089.600
88.680.000
1.382.017.300
Bappeda
0
183.401.707
448361540
239.347.200
Investasi
0
183.401.707
448361540
239.347.200
operasional/pemeliharaan (OM)
operasional/pemeliharaan (OM)
-
-
-
-
Bapermas
580597400
0
0
96.438.100
Investasi
580597400
0
0
96.438.100
0
0
0
0
operasional/pemeliharaan (OM)
SKPD lainnya (DKP) Investasi
-
operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
12.361.866.400
16.405.002.886
7.119.817.540
23.136.937.800
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
12.361.866.400
16.405.002.886
6.430.444.540
22.930.917.800
0
0
689.373.000
206.020.000
2.344.700.910.000
2.403.514.760.000
3.089.640.410.000
5.226.459.380.000
0,53%
0,68%
0,23%
0,44%
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
1
1
0,903175468
0,991095624
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
0
0
0,096824532
0,008904376
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) Belanja Langsung Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 13
Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi dari tahun 2010 sampai 2013 terdapat pada table 2.6 sebagai berikut : Tabel 2.6: Tabel Pertumbuhan Pendanaan APBD Untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp.) No
Uraian 2010
1 1.1 1.1.1 1.2 1.2.1 1.3 1.3.1 1.4 1.3.1
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan rata-rata
Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Biaya operasional / pemeliharaan
(justified)
Sampah rumah tangga Biaya operasional/pemeliharaan
(justified)
Drainase lingkungan Biaya operasional/pemeliharaan
(justified)
Prohisan Biaya operasional/pemeliharaan
(justified)
Data belum tersedia
Bab II - 14 SSK Kab. Kutai Kartanegara
Perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara dalam mendanai Program dan Kegiatan sanitasi belum dapat ditampilkan pada Tabel 2.7 sehubungan dengan masih berjalannya pembahasan penganggaran untuk pelaksananaan kegiatan tahun 2015. Tabel 2.7. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
No
Pendanaan (Rp.)
Uraian 2015
1
Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan
2
Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
3
Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
4
Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1)
5
Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
2016
2017
2018
2019
Total Pendanaan
Data belum tersedia
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab II - 15
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity) dan tantangan (Threat). Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi. Terutama mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini. Maka berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara, tujuan dan sasaran pengembangan sanitasi, Sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) per subsektor yang menghasilkan posisi pengelolaan masing-masing per subsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan, drainase dan Prohisan. Dengan acuan hasil tersebut, maka dalam bab 3 SSK Kabupaten Kutai Kartanegara, dirumuskan tentang tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik , mudah dicapai, rasional, untuk dapat SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 1
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi adalah cara untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini. 3.1. Tujuan, Sasaran, Dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Berdasarkan hasil analisa pokja dengan menggunakan metode SWOT, posisi pengelolaan sanitasi komponen Air Limbah Kabupaten Kuati Kartanegara terletak pada kuadran 1 (Positif). Posisi ini menunjukan kondisi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya dalam kondisi prima dan
mantap,
sehingga
sangat
dimungkinkan
untuk
dapat
melakukan
pengembangan pelayanan limbah domestik secara maksimal.
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan Stabil
Air Limbah Domestik (1,05;0,10)
Pertumbuhan cepat
Internal Lemah (-)
Internal Kuat (+) Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Ceruk
Diversifikasi Terpusat
Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-)
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 2
Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Sasaran Tujuan
Sasaran
Indikator
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan limbah domestik tahun 2019
Menurunnya praktek Buang air besar sembarangan dari 39 % menjadi 0% tahun 2019
Tidak ada penduduk yang melakukan Praktek BAB di tahun 2019
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah domestik
Terwujudnya mutu lingkungan hidup yang sehat
Terkelolanya pengelolaan limbah domestik melalui keterlibatan pemerintah,masyarak at dan dunia swasta
Tersedia Kebijakan/peratura n tentang pengelolaan air limbah domestik
Adanya Kebijakan/peratura n tentang pengelolaan air limbah domestik
Tersusunnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan limbah domestik
Strategi Meningkatkan akses layanan air limbah domestik berbasis rumah tangga dan komunal bagi masyarakat miskin secara berkelanjutan Mengoptimalka n peran serta masyarakat ,pemangku kepentingan dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik tahun 2019 Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Limbah Domestik
3.2 Tujuan, Sasaran, Dan Strategi Pengembangan Persampahan Dari hasil analisa dengan menggunakan metode SWOT, posisi pengelolaan sanitasi komponen persampahan terletak pada kuadran II. Posisi ini menandakan kondisi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya Pemerintah Daerah berada SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 3
dalam kondisi mantap, namun menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat sehingga diharapkan untuk
segera memperbanyak beberapa
strategi taktis dalam pengembangan pengelolaan persampahan.
Lingkungan Mendukung (+) Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan Agresif
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan cepat
Internal Lemah (-)
Internal Kuat (+) Persampahan (0,44;-65)
Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Diversifikasi Terpusat
Ceruk
Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-)
Tabel 3.2. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Sasaran Tujuan Mengurangi volume timbulansampah secara maksimal dimulai dari sumbernya
Sasaran Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga dari 12,5% menjadi 50%
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Indikator Bertambahnya pengelolaan sampah 3R oleh masyarakat
Strategi Mengoptimalkan kesadaran masyarakat dan peran serta dunia usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan.
Bab - 4
Sasaran Tujuan
Sasaran
Indikator Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah dari sumbernya
Strategi Optimalisasi peran media dan informasi dalam penyedaran prilaku pengelolaan sampah
Bertambahnya pelaku pengelolaan bank sampah oleh masyarakat Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan
Memperpanjang umur TPA Bekotok dengan mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Bekotok Mengembangkan potensi layanan persampahan di Tingkat Kecamatan
Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 13,8 % menjadi 50% pada tahun 2019
Bertambahnya sarana dan prasarana layanan pengelolaan persampahan
Meningkatkan kapasitas sarana dan Prasarana persampahan sesuai target sasaran pelayanan
Bertambahnya armada pengangkut sampah dari 20% menjadi 50% pada tahun 2019 Bertambahnya Berjalannya proses Optimallnya umur TPA Bekotok pemilahan sampah proses dari 5 tahun di TPA Bekotok pemilahan dan kedepan menjadi 10 daur ulang di tahun kedepan TPA Bekotok Terkelolanya layanan persampahan yang ada di Kec. kota Bangun, Loa Janan, Muara Badak, Muara Jawa dan Tenggarong Seberang
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bertambahnya pembangunan fasilitas persampahan di setiap kecamatan sampai dengan tahun 2018
Optimalisasi potensi pengembangan kinerja Pengelolaan TPA Skala Kecamatan
Bab - 5
Sasaran Tujuan Efektiifnya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan yang sudah ada
Strategi
Sasaran
Indikator
Adanya penyesuaian Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan dengan kondisi yang ada saat ini secara efektif
Tersususnnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan skala kota/kecamatan maupun regional
Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Sampah
3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase Hasil analisa SWOT diketahui posisi pengelolaan sanitasi komponen drainase terletak pada kuadran 1 (Positif). Posisi ini menunjukan kondisi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat dimungkinkan untuk dapat melakukan pengembangan pelayanan drainase secara maksimal.
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Pertumbuhan Agresif Stabil
Pemeliharaan Selektif
Drainase (0,05; 0,14)
Pertumbuhan cepat
Internal Lemah (-)
Internal Kuat (+)
Diversifikasi Besar-Besaran
Berputar Ceruk
Diversifikasi Terpusat
Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-) SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 6
Tabel 3.3: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan 8 Drainase Sasaran Tujuan Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan berkurangnya genangan air akibat drainase buruk
Meningkatkan intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara terus menerus melalui pengelolaan drainase lingkungan
Sasaran
Indikator
Meningkatnya drainase lingkungan yang berfungsi dari 48,5% menjadi 100% padat tahun 2019 Menurunya persentase potensi daerah genangan dari 30% menjadi 0%
Bertambahnya sistem drainase lingkungan yang berfungsi
Meningkatnya pemahaman masyarakat akan fungsi dan manfaat drainase
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi drainase dan kebersihan drainase disekeliling rumahnya
Meningkatnya peran media dalam penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun 2019
Bertambanya informasi mengenai fungsi, manfaat dan pemeliharaan drainase melalui media komunikasi
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Turunnya luas areal genangan Kecamatan Tenggarong
Strategi Optimalisasi dan sinkronisasi perencanaan sanitasi yang sesuai dengan pusat,propinsi dan kabupaten Optimalisasi peran masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase meningkatkan pembangunan nfrastruktur drainase utk pengurangan genangan air Optimalisasi peran pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan media dalam menginformasikan fungsi dan pengelolaan drainase lingkungan
Bab - 7
Sasaran Tujuan Tersedianya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Sasaran Adanya Regulasi tentang pengelolaan drainase lingkungan pada tahun 2019
Indikator Tersusunnya regulasi drainase iingkungan dan dokumen perencanaan drainase lingkungan (tersier, sekunder) skala Kecamatan.
Strategi Penguatan Kelembagaan Pengelolaan drainase lingkungan
3.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Dari hasil analisa dengan menggunakan metode SWOT, posisi pengelolaan sanitasi komponen PHBS (Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat) terletak pada kuadran II. Posisi ini menandakan kondisi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya Pemerintah Daerah berada dalam kondisi mantap, namun menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat sehingga diharapkan untuk
menambah beberapa
strategi taktis dalam pengembangan pengelolaan PHBS di Kabupaten Kutai Kartanegara.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 8
Lingkungan Mendukung (+) Pemeliharaan Agresif
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan Selektif
Pertumbuhan cepat
Internal Lemah (-)
Internal Kuat (+) PHBS (1,35;-0,45)
Berputar Diversifikasi Besar-Besaran Ceruk
Diversifikasi Terpusat
Lingkungan tidak/ Kurang Mendukung (-)
Tabel 3.4: Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan PHBS Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan di Masyarakat melalui PHBS dan CTPS
Sasaran Pernyataan Indikator Sasaran Sasaran Peningkatan derajat Meningkatnya kesehatan dari 10,2 persentase CTPS menjadi 60%, masyarakat yang pada tatanan rumah melakukan CTPS tangga dan untuk dan berprilaku Tanan Sekolah dari hidup bersih dan 18% pelaku CTPS sehat(PHBS) menjadi 60% pada tahun 2018. Turunnya angka BABS dari 39,7% menjadi 0% pada tahun 2019 Berperannya Meningkatnya kelompok Persentase rumah masyarakat sehat dan (organisasi menurunnya angka
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Strategi Optimalisasi upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan prilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup lebih sehat
Optimalisasi pengembangan kemitraan dengan LSM, Tokmas, Bab - 9
Tujuan
Melestariakan Budaya CTPS di usia anak sekolah
Meningkatkan keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam mengefektifkan Pola PHBS dan CTPS
Sasaran Pernyataan Indikator Sasaran Sasaran masyarakat) lakikematian ibu dan laki anak yang dan perempuan di diakibatkan oleh 76 desa / kelurahan diare. dalam penyadaran higiene pada akhir tahun 2019 Meningkatnya angka Meningkatnya prilaku CTPS di persentase anak sekolah dari 11,2 % sekolah yang menjadi 60% pada melakukan CTPS Tahun 2019
Meningkatnya kapasitas SKPD terkait tentang higiene sanitasi pada akhir tahun 2019
Meningkatnya Akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar
Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS
Bertambahnya peran media dan komunikasi dalam promosi PHBS serta
Strategi Pokmas dalam penyadaran personal higiene/PHBS
Optimalisasi upaya sosialisasi, edukasi dan promosi kesehatan sekolah dalam mencapai peningkatan PHBS dan CTPS anak sekolah Optimalisasi koordinasi dan kaderisasi tenaga kesehatan ditingkat masyarakat Optimalisasi sosialisasi, edukasi dan promosi pengembangan PHBS melalui peran media dan dunia usaha
Bertambahnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2019
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab - 10
BAB 4. PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Indikasi program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi disusun sebagai pengejawantahan dari strategi yang telah dirumuskan untuk mencapai visi, misi pembangunan sanitasi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kebutuhan pendanaan untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun didasarkan pada hasil evaluasi dan prediksi atas potensi dan kebutuhan pembangunan tahunan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. Sesuai
dengan
Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Oleh sebab itu, perencanaan anggaran pembangunan sektor
sanitasi
sebagaimana
sektor
lainnya
akan
sangat
tergantung
dari
perkembangan struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Sumber penerimaan daerah secara garis besar terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali pemerintah daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh pemerintah pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan dari dana perimbangan sangat bergantung dari penerimaan negara dan formula dana alokasi umum. Oleh karenanya perhitungan/proyeksi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara, terutama untuk alokasi belanja langsung disesuaikan dengan proyeksi peningkatan PAD, sementara penerimaan lainnya dianggap tetap, karena walaupun dana
SSK.Kab. Kutai Kartanegara
IV-1
perimbangan mengalami kenaikan tetapi penggunaannya lebih diarahkan pada belanja tidak langsung seperti penyesuaian gaji pegawai atau belanja rutin lainnya.
4.1
Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2015 – 2019 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing komponen sanitasi. Selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan dan proyeksi belanja langsung serta proporsi belanja sektor sanitasi di dalam alokasi belanja langsung tersebut, disusun perkiraan alokasi anggaran untuk Pengembangan sanitasi di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk 5 (lima) tahun ke depan.
IV-2
Tabel 4.1: Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun NO.
2015 A.
AIR LIMBAH
B.
PERSAMPAHAN
C.
DRAINASE LINGKUNGAN
D.
PHBS TERKAIT SANITASI
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Indikasi Biaya (juta rupiah)
SUB-SEKTOR
2016
2017
2018
JUMLAH 2019
KAB.
PROV.
APBN
Non Pemerintah
TOTAL ANGGARAN
4.2
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Rencana program dan kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik di Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini baru akan dimulai pada tahun 2015, diawali dengan penyusunan Master Plan Air Limbah dan selanjutnya pembuatan DED IPLT skala perkotaan dan FS Program dan Kegiatan Rencana Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kutai Kartanegara dan sumber pendanaannya Tahun 2015-2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.2 secara berurutan sebagai berikut :
Catatan Khusus : Tabel-tabel berikut diatas ini belum dapat terisi lengkap berkaitan dengan : 1. Berakhirnya massa berlakunya Renstra pada masing masing SKPD di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009 – 2014. 2. Perkiraan estimasi penganggaran program dan kegiatan masing-masing SKPD yang termuat dalam Renstra SKPD Tahun 2015 -2020 Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini masih dalam proses penyusunan. 3. RAPBD 2015 sampai dengan akhir masa penugasan juga belum ada pengesahannya sehingga pokja PPSP Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat menampilkan besaran angka program dan kegiatannya dalam dokumen ini.
IV-3
Tabel 4.2. Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kutai Kartanegara Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
A.
KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK
1
Program pembinaan dan pengembangan pengelolaan limbah domestik
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
3
4
5
6
7
8
APBD
PROV
APBN
SWAST A/CSR
MASYA RAKAT
9
10
11
12
13
(1) Penyuluhan dan kampanye mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik (pada daerah yang berpotensi dibangun sarana pengelolaan limbah domestik)
2
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan air limbah domestik (1). Penyusunan Masterplan pengelolaan air limbah
500
(2). Penyusunan Outlineplan sistem air limbah
600
(3). Penysusunan FS dan DED IPLT skala Kota/kawasan
900
+ + +
(4). Pembangunan IPLT
1.500
(5). Pembangunan IPAL Komunal
2.000
+ +
(6). Penambahan armada sedot tinja 3
Program Peningkatan akses layanan air limbah domestik berbasis rumah tangga dan komunal bagi masyarakat miskin secara berkelanjutan (1). Kegiatan Sanimas (2). Kegiatan STBM (3). Kegiatan Pamsimas
IV-4
4
Program Peningkatan Kapasitas Dan Kelembagaan Dan SDM Pengelola Air limbah domestik (1). Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah (2).Penyusunan Perda dalam penyelengaraan sistem air limbah rumah tangga (3).Bimtek pembuatan Septictank sesuai standar (4).Penyuluhan dan Percontohan pembuatan septictank aman
5
Program Kampanye, sosialisasi dan edukasi pengelolaan limbah domestik
(1) penyelenggaraan lomba lomba kebersihan lingkungan,
(2) Kampanye melalui media elektronik,Surat Kabar, baliho dan pamflet mengenai pengelolaan limbah domestik. Septictank yang benar, dll
6
Program Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Air limbah (1). Pemantauan Kualitas Air Sungai (2). Pemantauan Kualitas Air Sumur Gali/Air Tanah (3). Pemantauan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah (4). Koordinasi antar SKPD terkait kegiatan pengelolaan limbah domestik Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Air Limbah
IV-5
4.3
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Terselenggaranya pengelolaan persampahan dari hulu sampai ke hilir,
dengan pola pengelolaan 3 R, yaitu : pemilahan sampah, sistem deposit sampah (TPS), pengangkutan, kegiatan komposting, pengelolaan kinerja TPA menuju konsep sanitary landfill. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam pengelolaan persampahan, antara lain:
Produksi timbulan sampah belum semuanya dapat diangkut ke TPA;
Armada angkutan sampah yang terbatas; Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam pengelolaan
persampahan diarahkan pada pengelolaan prasarana persampahan yang dapat dipergunakan untuk lintas wilayah, dengan didukung ketersediaan tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). Pengembangan sistem prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi:
Kerjasama antar wilayah kecamatan dalam penanggulangan masalah sampah, terutama di wilayah kota Kecamatan;
Penempatan tempat pembuangan akhir (TPA) sesuai dengan persyaratan teknis dengan memperhatikan daya dukung lingkungan;
Pengembangan pengelolaan persampahan dengan teknologi ramah lingkungan. Program dan Kegiatan Rencana Pengembangan Persampahan Kabupaten
Kutai Kartanegara dan sumber pendanaannya Tahun 2015-2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.2 secara berurutan sebagai berikut : Catatan Khusus : Tabel-tabel berikut diatas ini belum dapat terisi lengkap berkaitan dengan : 4. Berakhirnya massa berlakunya Renstra pada masing masing SKPD di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009 – 2014. 5. Perkiraan estimasi penganggaran program dan kegiatan masing-masing SKPD yang termuat dalam Renstra SKPD Tahun 2015 -2020 Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini masih dalam proses penyusunan.
6. RAPBD 2015 sampai dengan akhir masa penugasan juga belum ada pengesahannya sehingga pokja PPSP Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat menampilkan besaran angka program dan kegiatannya dalam dokumen ini.
IV-6
Tabel 4.2. Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
B.
KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK
1
Program Pengembangan kinerja Pengelolaan TPA
2
1
Review Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota/Kecamatan
2
Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah Kab./Kota
3
Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan
4
Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
3
4
5
6
7
8
APBD
PROV
APBN
SWAST A/CSR
MASYA RAKAT
9
10
11
12
13
Program Pengembangan sarana dan prasarana serta Infrastruktur pengelolaan sampah terpadu (1). Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat (2). Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya (3). Kampanye tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya (4). Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. (5). Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan (6). Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW tentang pengolahan sampah (7). Pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap kelurahan
IV-7
(8). Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan (9). Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW (10). Pengadaan keranjang sampah komposter (11). Pengadaan Gerobag Sampah (12). Pengadaan Gerobag Sampah bermotor (13). Pengadaan Mobil Pick Up Sampah (14) Pembangunan TPS 3R (Program SANIMAS - Berbasis Masyarakat) (15) Pembangunan TPS Biasa (16). Landasan Kontainer (1). Pembebasan Lahan (2). Penyusunan DED Landasan Kontainer (3). Supervisi dan Pembangunan Unit Landasan Kontainer (4). Pemeliharaan Unit Landasan Kontainer (5). Rehabilitasi Unit Landasan Kontainer (17). Pembangunan Transfer Depo (18). Pembangunan TPS 3R
3
Pengembangan Potensi kinerja Pengelolaan TPA Skala Kecamatan 1)
Pembangunan TPA Skala Kecamatan
2)
Pengadaan fasilitas operasional TPA Kecamatan
3)
Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya
4)
Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA
5)
Pelatihan Pengelolaan TPA
6)
Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA
7)
Penyusunan Perda Pengelolaan TPA
IV-8
8)
4
Pemantauan dan Evaluasi TPA/TPA Regional pada kondisi/tahap Operasi
Program Peningkatan Kapasitas Dan Kelembagaan Dan SDM Pengelolaan Sampah (1). Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan (2). Penyusunan Kebijakan Kerjasama Pengelolaan Persampahan (3). Penyusunan Perda Pengelolaan TPA (4). Kerjasama Pengelolaan Persampahan (5). Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha/Lembaga (6). Promosi penggunaan produk daur ulang sampah (7). Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Persampahan
5
Program Kampanye, sosialisasi dan edukasi penyadaran prilaku pengelolaan sampah melalui media informasi (1). Promosi Program 3R (2). Kampanye dan Edukasi Persampahan (3). Pembuatan Baliho, Pamflet, Media informasi mengenai penyadaran prilaku pengelolaan sampah
6
Program Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Sampah (1). Pemantauan operasional dan perawatan sarana persampahan (2). Koordinasi antar SKPD terkait kegiatan pengelolaan sampah
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan Domestik
IV-9
4.4
Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Lingkungan Sasaran penanganan drainase lingkungan ditujukan pada kawasan rawan genangan
air dengan mengoptimalkan saluran drainase lingkungan yg ada. Pemasalahan drainase Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan keadaan lokasi genangan eksisting, baru memetakan untuk wilayah Kota Tenggarong saja yaitu antara lain diwilayah Kelurahan Loa Ipuh, Kel. Melayu, Kel. Sukaramai, Kel. Timbau dan Kel. Mangkurawang. Perencanaan drainase perkotaan di Kota Kutai Kartanegara memperhatikan: Daerah tangkapan air (cacthment area); Tata guna lahan; Faktor tampungan air; Waktu konsentrasi, diharapkan air limpasan dapat tertahan lahan sebelum masuk ke badan saluran; Intensitas hujan yang terjadi; Debit puncak saluran; Dimensi saluran dan goronggorong. Sistem drainase permukimn yang diusulkan yaitu dengan menyusun masterplan drainase dan mengoptimalkan drainase kota yang telah ada dengan melakukan perbaikanperbaikan saluran yang telah rusak, dimensi saluran disesuaikan dengan kondisi di lapangan, pembuatan bak-bak kontrol dengan memperhatikan elevasi saluran. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Catatan Khusus : Tabel-tabel berikut diatas ini belum dapat terisi lengkap berkaitan dengan : 7. Berakhirnya massa berlakunya Renstra
pada masing masing SKPD di Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2009 – 2014. 8. Perkiraan estimasi penganggaran program dan kegiatan masing-masing SKPD yang termuat dalam Renstra SKPD Tahun 2015 -2020 Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini masih dalam proses penyusunan. 9. RAPBD 2015 sampai dengan akhir masa penugasan juga belum ada pengesahannya sehingga pokja PPSP Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat menampilkan
besaran angka
program dan kegiatannya dalam dokumen ini.
IV-10
Tabel 4.4 Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Lingkungan
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
C.
KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1
Program pengembangan pembangunan saluran drainase lingkungan 1).
Membangun saluran drainase di lingkungan permukiman
2).
Membangun saluran drainase yang sesuai dengan karateristik air buangan
3).
Perbaikan sarana drainase lingkungan yang rusak
4).
Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
3
4
5
6
7
8
APBD
PROV
APBN
SWASTA/ CSR
MASYARAKAT
9
10
11
12
13
(a). Detail Desain (DED) Pembangunan Drainase Sekunder (b). Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran Drainase Sekunder (c). Pembebasan lahan (d). Supervisi dan Pembangunan Saluran Drainase Sekunder 5).
Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder (a). Detail Desain (DED) Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder (b). Supervisi dan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran Drainase Sekunder
IV-11
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) APBD 2015 6).
2016
2017
2018
2019
Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder (a). Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder (b). Pengerukan Sedimen Saluran Drainase Sekunder
2
3
7).
Pembangunan Saluran Drainase Tersier
8).
Rehabilitasi Saluran Drainase Tersier
9).
Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat 1).
Perbaikan sarana drainase lingkungan yang rusak
2).
Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan)
3)
Pemeliharaan saluran drainase secara pasrtisipatif
4).
Kampanye, sosialisasi dan Edukasi masyarakat tentang fungsi, manfaat dan pemeliharaan drainase lingkungan
5).
Fasilitasi Pembersihan Drainase Lingkungan (Fasilitasi Pemicuan Kegiatan Gotong Royong / Kerja Bakti, dll).
6)
Fasilitasi pembangunan saluran drainase lingkungan di daerah permukiman miskin.
Program Peningkatan Kapasitas Dan Kelembagaan Pengelolaan Drainase Lingkungan 1).
Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem Drainasee
IV-12
Jumlah
PROV
APBN
SWASTA/ CSR
MASYARAKAT
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) APBD 2015
4
2).
Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Drainase
3).
Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri
2016
2017
2018
2019
Jumlah
PROV
APBN
SWASTA/ CSR
MASYARAKAT
Program Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Drainase Lingkungan
1).
Monitoring integrasi dan fungsi jaringan drainase lingkungan dengan jaringan drainase sekunder dan primer
2).
Koordinasi antar SKPD terkait kegiatan pengembangan drainase lingkungan
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Drainase Lingkungan
IV-13
4.5
Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2015 -2019 secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Catatan Khusus : Tabel-tabel berikut diatas ini belum dapat terisi lengkap berkaitan dengan : 10. Berakhirnya massa berlakunya Renstra
pada masing masing SKPD di Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2009 – 2014. 11. Perkiraan estimasi penganggaran program dan kegiatan masing-masing SKPD yang termuat dalam Renstra SKPD Tahun 2015 -2020 Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini masih dalam proses penyusunan. 12. RAPBD 2015 sampai dengan akhir masa penugasan juga belum ada pengesahannya sehingga pokja PPSP Kabupaten Kutai Kartanegara belum dapat menampilkan
besaran angka
program dan kegiatannya dalam dokumen ini.
IV-14
Tabel 4.5. Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan PHBS Terkait Sanitasi
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
1
2
D.
PHBS
1
Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Promosi dan Kampanye Kesehatan
2
1).
Road Show/ Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, Pondok Pesantren, Perkantoran, Permukiman dan ditempat-tempat umum
2).
Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal.
3).
Program Sanitasi Terpadu Berbasis Masyarakat (STBM)
4).
Pemicuan di wilayah desa desa yang persentase BABS nya tinggi
5).
Pendeklarasian desa Bebas BABS/ODF dan gerakan BAB pada tempatnya
6).
Penanyangan iklan, kampanye PHBS, CTPS melalui media elektronik lokal
2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah
3
4
5
6
7
8
APBD
PROV
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
9
10
11
12
13
Program Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS 1).
Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll.
IV-15
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah) Indikasi Biaya (juta rupiah) NO.
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen) APBD 2015
3
4
2).
Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) di poskesdes
3).
Pengadaan timba, kran di tiap posyandu dan taman posyandu
4).
Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun ( CTPS ) di tempat-tempat umum ( terminal, pasar, alun-alun dan stasiun )
2016
2017
2018
2019
Jumlah
Program Kampanye, Sosialisasi dan edukasi PHBS dan CTPS di Sekolah 1).
Gerakan CTPS di sekolah
2).
Lomba Sekolah Sehat
3).
Pemilihan Duta Sanitasi
4).
Pembuatan banner/baliho, leaflet mengenai PHBS di sekolah sekolah
Program Peningkatan peran serta masyarakat dalam PHBS 1).
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
2).
Lomba K3 (Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban) -
Jumlah Pembiayaan Pengelolaan PHBS
IV-16
PROV
APBN
SWASTA/CSR
MASYARAKAT
BAB V STRATEGI MONEV Monitoring dan evaluasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah dalam mengamati terus-menerus trend dan masalah, dan bila perlu melakukan penyesuaian dalam rencana implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu. Evaluasi tidak hanya dapat mengidentifikasi hasil-hasil program, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai kapan, mengapa, dan bagaimana implementasi program meleset dari rencana semula dan kemudian menyajikan rekomendasi untuk mengatasi masalah itu. Monitoring dan evaluasi dapat dipakai mengidentifikasi dan mengatasi masalah. Monitoring dan evaluasi juga penting dalam upaya untuk merekam temuan, inovasi, hasil, dan praktik baik, untuk disebarluaskan serta dimanfaatkan pihak dan daerah lain dan juga sebagai dasar untuk mengukur keberhasilan. Hasil monitoring adalah simpulan-simpulan tentang ketepatan hasil dan waktu perencanaan sehingga wujud akhir dari hasil monitoring adalah berupa rekomendasi. Rekomendasi pada umumnya berkaitan dengan 3 hal yaitu pembenahan metode, percepatan proses dan perubahan pelaksanaan. Rekomendasi pembenahan metode pelaksanaan dilakukan jika dalam proses ternyata pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana. Hasil evaluasi adalah simpulan-simpulan tentang tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan. Evaluasi efektivitas dilakukan untuk melihat ketepatan hasil melalui pembandingan hasil dengan target rencana. Sedangkan evaluasi efisiensi dilakukan untuk melihat tingkat kehematan pemanfaatan sumber daya melalui pembandingan realisasi pemanfaatan sumber daya dengan rencana pemanfaatan sumber daya. 5.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kabupaten telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan dinyatakan dalam sebuah dokumen SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-1
Strategi mencantumkam
Sanitasi
target-target
persampahan dan
Kabupaten
pembangunan
(SSK).
Dokumen
sanitasi
komponen
SSK air
juga
limbah,
drainase serta target aspek perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan telah disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses di kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian subsektor sanitasi dan aspek perilaku hidup bersih dan sehat seperti tercantum di bab 2 dan 4 dokumen SSK. Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk : 1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan kegiatan. 2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya. 3. Menetapkan
rekomendasi
langkah
perbaikan
untuk
mengoptimalkan
pencapaian. Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain, pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi. Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan: 1.
Kemajuan
relatif
capaian
strategis
pembangunan
sanitasi
dengan
dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. 2.
Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi.
3.
Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Pemantauan dan evaluasi mulai dilakukan di bulan Januari 2015 atau setelah
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) diresmikan sebagai acuan bagi pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam membangun sanitasi.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-2
Pemantauan dilakukan setiap tiga bulan yaitu di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk menyelaraskan proses pemantauan dan evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah. Pihak yang terlibat dalam pemantauan dan pengendalian adalah sebagai berikut: Penanggungjawab Utama: 1. Ketua: Kepala Bidang Statistik dan Pengendalian (Bappeda). 2. Wakil Ketua: Kepala Bidang Pengendalian Badan Lingkungan Hidup 3. Anggota 5.1.1.
: Kasubid Tata Lingkungan BLHD
Monitoring terkait pengambilan keputusan Tujuan utama monitoring terkait pengambilan keputusan adalah untuk
memantau
perkembangan
kebijakan
yang
akan
mendukung
implementasi
pembangunan sanitasi dan penyediaan informasi yang akurat dan berkala mengenai keluaran (produk) dan hasil (tahunan dan jangka menengah/lima tahunan) dari Rencana Tindak Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara. Sehingga
dapat
terukur keluaran dan hasil kegiatan, dengan interval tahunan atau jangka menengah. Hal ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi apakah Kabupaten sudah mencapai target sanitasi, yang akhirnya akan memberikan kontribusi pada SSK; serta visi, misi, sasaran dan tujuan dari dokumen RPJMD, RPJMN dan MDGs. Selain itu, monitoring keluaran dan hasil dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan indikasi keberlanjutan layanan yang lebih baik, misalnya monitoring ini dapat mengatakan berapa banyak orang yang terhubung dengan sarana baru dan yang akan terhubung dalam kurun waktu tertentu. Membandingkan keluaran dan hasil dengan biaya, juga akan membantu menentukan efisiensi proyek, dan membandingkannya dengan tujuan proyek serta membantu
menentukan
efektivitas
proyek. Hasil
pemeriksaan
(audit)
dari
Inspektorat dapat digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas keluaran kegiatan sanitasi berdasarkan target dan biaya yang ada.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-3
Hasil monitoring dianalisa dan disajikan dalam format khusus disampaikan kepada pengambil kebijakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan Pemerintah Kabupaten jangka pendek, menengah dan panjang. 5.1.2.
Monitoring pelaksanaan Monitoring pelaksanaan atau implementasi untuk melihat atau memantau
atau sejauh mana kesesuaian rencana awal dengan hasil atau capaian investasi yang diberikan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat dengan keluaran yang dihasilkan dari proses tersebut, baik berupa fisik maupun non fisik, serta melihat masalah yang dihadapi pada saat implementasi. Monitoring yang dilakukan terhadap pelaksanaan rencana tindak dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : (1)
Monitoring yang dilakukan dengan metode kunjung lapang atau biasa dikenal dengan pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh tim pemeriksaan yang terdiri dari beberapa SKPD yang dipimpin Bagian Pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara,
(2)
Monitoring yang dilakukan melalui dokumen pelaporan realisasi fisik dan keuangan masing-masing kegiatan diselenggarakan.
5.1.3.
Strategi Monitoring Strategi monitoring dilakukan untuk menemukan permasalahan yang muncul
sebagai akibat dari adanya deviasi antara rencana tercantum dalam SSK dengan realisasi capaian. Untuk evaluasi pelaksanaan kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam SSK dengan jumlah kegiatan yang diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari perbandingan jumlah investasi dan keluaran kegiatan. Evaluasi capaian strategis dapat dilihat dari deviasi target dengan capaian sasaran komponen dari sektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian strategis menggunakan data yang disarikan dari kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis pemerintah kabupaten.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-4
Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar pemerintah Kabupaten yaitu swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, survei sanitasi seluruh kabupaten perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan minimal setiap tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari dilaksanakannya kegiatan perlu dilakukan tersendiri dalam jangka waktu yang lebih panjang (5 tahunan).
5.2.
Pengembangan atau Penyusunan Indikator Input, Output, dan Outcome Pengembangan atau penyusunan indikator input, output, dan outcome
berfungsi untuk menilai menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan pada bab 3 yaitu tujuan, sasaran dan strategi pengembangan sektor sanitasi. Adapun sasaran dan indikatornya adalah sebagaimana terlihat dalam pada tabel 5.1 sebagai berikut :
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-5
Tabel 5.1: Matrik Sasaran dan Indikator Komponen Air Limbah Domestik B. Komponen Air Limbah Domestik Tujuan: 1. Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk layanan Air Limbah Domestik Tahun 2019 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah domestik 3. Tersedia Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Menurunnya praktek Buang air besar sembarangan dari 39 % menjadi 0% tahun 2019
Tidak ada penduduk yang melakukan Praktek BAB di tahun 2019
Terwujudnya mutu lingkungan hidup yang sehat
Terkelolanya pengelolaan limbah domestik melalui keterlibatan pemerintah,masyarakat dan dunia swasta
Adanya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan air limbah domestik
Tersusunnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan limbah domestik
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-6
Realisasi
Rencana
2019 Realisasi
Rencana
2018 Realisasi
Target
Rencana
Sumber & Tahun
2017 Realisasi
Nilai
Rencana
Indikator
2016 Realisasi
Sasaran
2015 Rencana
Data Dasar
Tabel 5.2: Matrik Sasaran dan Indikator Komponen Persampahan D. Komponen Persampahan Tujuan: 1. Mengurangi volume timbulan sampah secara maksimal dimulai dari sumbernya. 2. Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan 3. Memperpanjang umur TPA Bekotok dengan mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Bekotok 4. Mengembangkan potensi layanan persampahan di Tingkat Kecamatan 5. Efektiifnya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan yang sudah ada
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga dari 12,5% menjadi 50%
Bertambahnya pengelolaan sampah 3R oleh masyarakat
Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 13,8 % menjadi 50% pada tahun 2019
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah dari sumbernya
Bertambahnya umur TPA Bekotok dari 5 tahun kedepan menjadi 10 tahun kedepan
Bertambahnya pelaku pengelolaan bank sampah oleh masyarakat
Terkelolanya layanan persampahan yang ada di Kec. kota Bangun, Loa Janan, Muara
Bertambahnya sarana dan prasarana layanan
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-7
Realisasi
Rencana
2019 Realisasi
Rencana
2018 Realisasi
Target
Rencana
Sumber & Tahun
2017 Realisasi
Nilai
Rencana
Indikator
2016 Realisasi
Sasaran
2015 Rencana
Data Dasar
Badak, Muara Jawa dan Tenggarong Seberang
pengelolaan persampahan
Adanya penyesuaian Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan dengan kondisi yang ada saat ini secara efektif
Bertambahnya armada pengangkut sampah dari 20% menjadi 50% pada tahun 2018 Berjalannya proses pemilahan sampah di TPA Bekotok secara efektif Meningkatnya layanan persampahan di setiap kecamatan pada tahun 2019 Tersusunnya kebijakan/peraturan tentang pengelolaan persampahan skala kota/kecamatan maupun regional.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-8
Tabel 5.3: Matrik Sasaran dan Indikator Komponen Drainase Lingkungan F.
Komponen Drainase Lingkungan
Tujuan: 1. Terwujudnya pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan 2. Berkurangnya genangan air akibat drainase buruk 3. Meningkatkan intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara berkelanjutan melalui pengelolaan drainase lingkungan. 4. Tersedianya Kebijakan/peraturan tentang pengelolaan drainase lingkungan.
Meningkatnya drainase lingkungan yang berfungsi dari 48,5% menjadi 100% padat tahun 2019
Bertambahnya sistem drainase lingkungan yang berfungsi
Menurunya persentase potensi daerah genangan dari 30% menjadi 0%
Turunnya luas areal genangan Kecamatan Tenggarong
Meningkatnya pemahaman masyarakat akan fungsi dan manfaat drainase
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi drainase dan kebersihan drainase disekeliling rumahnya
Meningkatnya peran media dalam
Bertambanya informasi
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Realisasi
2019 Rencana
Realisasi
2018 Rencana
Realisasi
Target
2017 Rencana
Sumber & Tahun
Realisasi
Nilai
2016 Rencana
Indikator
Realisasi
Sasaran
2015 Rencana
Data Dasar
Bab V-9
penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada akhir tahun 2019 Adanya Regulasi tentang pengelolaan drainase lingkungan pada tahun 2019
mengenai fungsi, manfaat dan pemeliharaan drainase melalui media komunikasi
Tersusunnya regulasi drainase iingkungan dan dokumen perencanaan drainase lingkungan (tersier, sekunder) skala Kecamatan.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-10
Tabel 5.4: Matrik Sasaran dan Indikator Komponen Terkait PHBS H. Komponen PHBS Terkait Sanitasi Tujuan: 1. Meningkatkan derajat kesehatan di Masyarakat melalui PHBS dan CTP 2. Melestariakan Budaya CTPS di usia anak sekolah
Peningkatan derajat kesehatan dari 10,2 CTPS menjadi 60%, pada tatanan rumah tangga dan. Turunnya angka BABS dari 39,7% menjadi 0% pada tahun 2019
Meningkatnya persentase masyarakat yang melakukan CTPS dan berprilaku hidup bersih dan sehat(PHBS
Meningkatnya Akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar Bertambahnya peran media dan komunikasi dalam promosi PHBS Bertambahnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS pada tahun 2019 Peningkatan tatanan Sekolah dari 18% pelaku CTPS menjadi 60%
Meningkatnya persentase anak sekolah yang melakukan
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-11
Realisasi
Rencana
2019 Realisasi
Rencana
2018 Realisasi
Target
Rencana
Sumber & Tahun
2017 Realisasi
Nilai
Rencana
Indikator
2016 Realisasi
Sasaran
2015 Rencana
Data Dasar
pada tahun 2019
CTPS pada tahun
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-12
5.3. Pengumpulan dan Penyajian/pelaporan data Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pokja sanitasi, dapat berupa pengumpulan data dari program kegiatan yang telah disusun serta dari pengamatan langsung oleh SKPD. Pelaporan hasil akan menampilkan penyimpangan/deviasi capaian pelaksanaan Strategi Sanitasi Kabupaten terhadap rencana, faktor penyebab penyimpangan dan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pokja berperan optimal dalam mengkoordinir, mengkompilasi, menganalisa dan menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi sektor sanitasi dengan didukung penuh oleh SKPD terkait sanitasi.
5.3.1.
Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Proses Perencanaan Pokja Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara akan memutuskan frekuensi dan jenis
pelaporan yang diperlukan, setelah Pokja memutuskan instrumen yang digunakan. Pokja Sanitasi akan memberikan kesempatan kepada para stakeholder untuk memberikan umpanbalik yang mekanismenya dibuat fleksibel sesuai dengan karakteristik monitoring dan evaluasi proses perencanaan ini. Selain dalam bentuk laporan, media massa cetak dan elektronik dapat juga digunakan untuk menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi kepada masyarakat, sehingga membuka kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan sebagai umpan balik. Media lain yang dapat dimanfaatkan antara lain momentum peringatan atau pencanangan kegiatan yang berhubungan dengan sanitasi.
5.3.2.
Pelaporan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Program Sanitasi Laporan gabungan monitoring dan evaluasi implementasi pembangunan sanitasi
disampaikan kepada Kepala Bappeda sebagai penanggung jawab monitoring dan pelaporan semua kegiatan pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Bappeda selanjutnya menyampaikan laporan tersebut kepada Bupati dan mendesiminasikanmya kepada kepala SKPD lain yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan sanitasi.
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-13
Pelaporan akan dilakukan triwulanan, semesteran dan tahunan sebagaimana mekanisme yang ada. Pemaparan hasil monev dilakukan, agar pemangku kepentingan dapat mengetahui posisi dan gambaran pelaksanaan SSK dalam waktu yang telah berjalan dan memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan. Pelaksanaan Monev Sanitasi Kabupaten Kutai Kartanegara per sub-sektor berdasarkan konsep dan teknik dapat dilihat pada mekanisme monev implementasi SSK pada tabel 5.2. sebagai berikut :
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Bab V-14
Tabel 5.2: Mekanisme Monev Implementasi SSK
Penanggung Jawab Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pelaporan Pengolah Data / Pemantau
Waktu Pelaksanaan
Penerima Laporan
Format
SEKTOR AIR LIMBAH 1. Penyusunan Master plan Air Limbah Skala Kabupaten 2. Infrastruktur Air Limbah sistem setempat dan Sistem Komunal (Jamban Keluarga) 3. Infrastruktur Air Limbah sistem setempat dan Sistem Komunal (Keluarga dan MCK ++)
Bappeda
Dinas PU BM dan CK Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
4. Pembangunan IPLT
Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
5. Infrastruktur Air Limbah terpusat skala kota
Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
6. Sanitasi Sekolah
Dinas Kesehatan &
Petugas dinas
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Petugas dinas dan Tim Teknis Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan 6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD
Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir,
Bab V-15
Pendidikan
7. Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan (IPAL Industri Tahu)
BLH
Petugas dinas
8. Sanitasi Limbah B3 (IPAL Puskesmas)
Dinas Kesehatan
Petugas dinas
9. Pengaturan (Penyusunan Perda Penyedotan kakus dan STBM)
Dinas PU BM dan CK Dinas Kesehatan, BLHD
Petugas dinas
10. Pemantauan Kualitas Lingkungan
BLHD
Petugas dinas
SSK Kab. Kutai Kartanegara
dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy
Bab V-16
Penanggung Jawab Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pelaporan Pengolah Data / Pemantau
Waktu Pelaksanaan
Penerima Laporan
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir,
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Format
A. SEKTOR PERSAMPAHAN 1. Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Persampahan (penyusunan Master Plan Persampahan) 2. Pengelolaan Sampah dari sumbernya 3. Pengadaan Alat Angkut Stasiun antara dan TPA 4. Peningkatan dan Pengelolaan TPA (Pengadaan Fasilitas Operasional TPA) 5. Peningkatan dan Pengelolaan TPA (Operasi dan pemeliharaan) 6. Peningkatan dan Pengelolaan TPA (Peningkatan SDM)
Bappeda & Dinas PUCK
Petugas dinas dan Petugas dinas
Tim Teknis Pokja
Petugas dinas dan Dinas PU CK
Petugas dinas
Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan
Dinas PU CK
Petugas dinas
Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan
Dinas PU CK
Petugas dinas
Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan
Dinas PU CK
Petugas dinas
Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan
Dinas PU CK
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Petugas dinas
Tim Teknis Pokja
berupa Softcopy dan Hardcopy
berupa Softcopy dan Hardcopy berupa Softcopy dan Hardcopy berupa Softcopy dan Hardcopy berupa Softcopy dan Hardcopy berupa Softcopy dan Hardcopy
Bab V-17
Penanggung Jawab Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pelaporan Pengolah Data / Pemantau
Waktu Pelaksanaan
Penerima Laporan
Format
B. SEKTOR DRAINASE LINGKUNGAN 1. Penyusunan Master Plan Drainase
2. Pembangunan Saluran Drainase Sekunder
3. Pemeliharaan Saluran Drainase Sekunder
4. Pembangunan Saluran Drainase Tersier/Lingkungan
Dinas PU BM dan CK
Dinas PU BM dan CK
Dinas PU BM dan CK
Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
5. Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier/lingkungan
Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
6. Kelembagaan dan
Dinas PU BM dan CK
Petugas dinas
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Struktural SKPD terkait.
Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir,
Sekretariat Pokja Sanitasi
berupa Softcopy dan Hardcopy
Struktural SKPD terkait.
Laporan Akhir,
Bab V-18
Pengaturan (Penyusunan RanPerda dan Perda tentang Pengelolaan Sistem Drainase)
SSK Kab. Kutai Kartanegara
dan Tim Teknis Pokja
Sekretariat Pokja Sanitasi
berupa Softcopy dan Hardcopy
Bab V-19
Penanggung Jawab Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Utama
Pengumpul Data dan Dokumentasi
Pelaporan Pengolah Data / Pemantau
Waktu Pelaksanaan Penerima Laporan
Format
C. ASPEK PHBS TERKAIT SANITASI Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye/ promosi/Sosialisasi
Dinas Kesehatan Bapemas
Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS
Dinas Kesehatan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam PHBS
Dinas Kesehatan
Peningkatan peran serta Sekolah dalam PHBS
Dinas Kesehatan
Kelembagaan dan Pembinaan Sanitasi
Dinas Kesehatan
Dinas PU BM dan CK
Bapemas
Dinas Pendidikan
Bapemas
SSK Kab. Kutai Kartanegara
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas
Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja Petugas dinas dan Tim Teknis Pokja
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
6 bulan
Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi Struktural SKPD terkait. Sekretariat Pokja Sanitasi
Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy Laporan Akhir, berupa Softcopy dan Hardcopy
Bab V-20