Populasi diln Sam pel
Populasi penelitian ini adalah semm Penyuluh Kehutanan Lapangan dan
Rumah Tangga PB yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Tirnur, dm Kabupaten Kutai B m t p&
saat penelitian
d l a k u h . Pengambitan
sampel diuraikan lebih rinci pads bagran k h i k sampling.
Lokasi penelitian dlpilih secara sengaja yakni tiga kabupaten di Provinsi
Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Barat. Ketiga kabupaten tersebut rnempakan pemekarafi wilayah Kabupaten Kutai sejak tahun 1999. Pembentukan Kabupaten Kutai Timur dan Kutai brat addah berdasarkan UU RT No. 47 Tahun 1999. Oleh krena ity pa& ketqy
kabupaten tersebut diharapkan kondisi perIadangan berpindah relatif seragam jika
dilihat dari peng2tnrh kebijakan pemerintah kabupaten. Namun demikian, karerm letak wilayahnya berbeda jar& dari Ibukota Provinsi Kdimantan Tirnur, yaitu Sarnarinda, maka kofidisi perladangan perpindah sedikit banyak juga mengalami variasi. Kabupaten Kutai Kartanegara dipllih u t u k menggambarkan proses perubahan yang terjadi akibat sernakrn terbukanya daerah tersebut, baik k n a masuknya
pendatang baru dari berbagai latar belakang etnik, pendidikan, dan mata pencaharian
karena berbatasan atau relatif dekat dari hukota Provinsi yaitu Samarinda rnaupun karena masuknya berbagai p e m h yang mengeksploitasi sumberdaya hutm d a d tersebut terutama permahan perkayuan dm p r t a m b g m . Dengan demikian,
akan dapat diketahui kondisi perladangan berpindah di Kabupaten Kutai Kartmegara masih terlanjutkan di masa &pan atau sangat mend&
transformasi ke usaha mata
pencaharian lain. Kabupaten Kutai Tirnur yang betibukota di Smgatta, diharapkan dapat m a g gmbarkan kondisi perladangan berpindah yang teIah mengalami perubahan (men-
desak transformasi ke usaha mata pencaharian lain) namun tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, tetapi juga tidak terlalu lambat seperti Kabupaten Kutai Barat.
Kabupten Kutai Barat diharapkan &pat rnenggarnbarkan keadam perladang-
an berpindah yang relatif belum banyak mengalami perubahan @elm m e n d e d transformasi ke usaha mata pencaharian lain) dari pengaruh pendatang dan pen@
perusahaan dan pertarnbangan. Kabupaten Kutai Barat ymg beribukota di Cendawar relatif lebih jauh dari Ibukota Provimi yaitu Samarinda jika dibandingkan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Teknik Sampling Desa sampling dipilih secara sengaja, yaitu desadesa menunrt klasifikasi ( I ) desa berkembang yang relatif terbuka, dm (2) desa kurang berkembang yang relatif
tertutup/twisolasi. Cara pemilihm Iokasi penelitirtn seperti ini d i h p k a n akan dapat
rnenggarnbarkan keadaan perladangan berpindah masih terlanjutkan di masa depan ahu mendesalc transfomsi ke usaha pita pencahmian lain. Cara ini juga mernbantu mempelajari dinamika kelembagaan lokal yang berpenganrh terhadap pengeloIaan
hutan lestari. Misalnya, sistem kepemirnplnan lokal dm germ tokoh-tokoh adat, dan kernurnian sistern pengetahuan lokd. Seorang tokoh adat (menjadi Kepda Adat)
misalnya, psda daerah tertentu benumber dari pengakuan masyarakat adamya. Tetapi, pda daerah lain yang menjadi kepala adat j ustru diangkat oleh Bupti melalui
swat keputusan (Gumwan dkk.,1998).
Responden penelitian terdiri atas (1) Penyuluh Kehutanan Lapangan yang ada di Dinas Kehutanan Kabupaten, dm ( 2 ) PB terpilrh setelah melalui prosedur sampling yang telah ditetapkan. B e r h k a n Tabel 8, responden penelitian berjurnlah 324 orang terdiri atas responden PI3 sebanyak 288 orang dm responden Penyduh sebanyak 36 o m g .
Tabel 8. Matriks Kerangka Sampling Peladang Kabupaten
Kecamatan
Jlh
KK Kutai Kmegara
A-Tenggarong Seberang
Kutai Timur
A. Bengalon
B .Sandaran
Pmyuluh
**> 24
B.Perjiwa
86
34,40
24 24
1
12
197
83,12
24
61
47,29
24
168
62,45
24
150
37.4 1
24
116
98,31
24
A. Pelawan
57
70,37
24
B.Sekerat
149
88,17
24
A. Susuk
168
78,14
24
Luar B.Susuk Dalm
90
100,oO
24
12
-
288
36
A. Sakaq
Tada 3. Sakaq Lotoq A. Muma Jawaq B. Abit
Jumlah Keterangm:
Peladang
20,34
Tpil
B. Muara Pahu
*
157
3. Kedang A. Melak
%
A. Separi
B. Kota Bangun Kutai Barat
Sampel
Desa
1482
12
A. Relatif 3erkembang
B. Relatif Kurang Berkembang *) Dihitung bmharkan Jumlah KK (K@a
Keluarga) di setiap Desa
* *) Penempatan Penyuluh menurut W H (Resort Pemangkuan Hutan). Responden Penyuluh Berjdah 36 orang Responden PI3 Berjumlah 288 o m g
Penentuan responden penyduh kehutanan lapangan mmpertimbangkan jum-
lah penyduh kehutanan lapangan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, dm Kabupaten Kutai Barat. Di Kabupaten Kutai Kartanegara
penyuluh kehuman sebanyak 12 orang, semuanya aktif bertugas sebagai penyuluh kehutanan lapangan d m telah kkerja minimal lima tahun, sehingga dtentukan bahwa jurnlah
responden penyuluh kehutansn d~ Kabupaten Kutai Kartanegara
adalah 12 orang. Di Kabupaten Kutai Timur penyuluh kehutanan lapangan sebanyak 16 orang, satu orang di antaranya diperbantukan sebagai tenaga administrasi di Dims
Kehutanan Sangatta, dm tiga orang Iainnya ada1a.h pegawai baru yang diangkat tahun 2003, sehingga ditentukan bahwa jurnlah responden penyuluh kehutanan di Kabu-
paten Kutai Timur adalah 12 orang. Di Kabupaten Kutai Barat penyuIuh kehutanan Iapangan sebanyak 13 orang, satu orang di antaranya diperbantukan sebagai tenaga administmi di Dinas Kehutanan MeIak, sehingga ditentukan bahwa jumlah responden penyuI uh kehutanan Iapangan di Kabupaten Kutai Barat b l a h I2 orang. Penempatan penyuluh kehutanan lapangan adalah berdasarkan Resort Pemang-
kuan Hutan (WH)atau tidak berdasarkan desa atau kecamatan. Oleh karena itu, untuk inernpermudah pengambilan data dm analisis data jumlah responden PB ltetapkan rata-rata delapan orang nunah tangga yang menjadi binaan masing-masing
penyuluh kehutanan lapangan.
PB dimaksudkan adalah rumah tangga atau keluarga yang mempunyai merta pencaharian utama dari berladang berpindah. Responden PB addah kepala mah tangga dari setiap keluarga PB. Kepada responden ini disediakan kuesioner untuk
blakukan wawancara terstruktur. Di sampi ng itu, kepada tokoh masyarakat j uga llakukan pengumpulan data dengan rnenggunakm pedoman wawancara tak terstruktw untuk menggali informasi y ang penting terutama data kual itatif yang sangat berguna mendukung anal isis data kuantitatif.
Kepada tokoh masyarakat di tingIcat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi
dilakukan wawancara tak terstruktur dengan menggunakan pedoman wamncara. Tokoh-tokoh masyarakat ini adalah sebagai informan. Tokoh-tokoh masyarakat terdiri atrts Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Bupati clan Kepla D i m Kehutanan
di masingmasing Kabupaten. Petingg atau Kepda Desa, Kepla Adat Desd Kampung, Kepala Adat Besar dm Badan Perwakiian Kampung (BPK) di setiap desa sampel. Rancangan Penelitian
Rantangan Mengacu kepada penclapat Babbie ( 199 1 ), dilihat dari segi tujuannya, penelltian ini merupakan kombinasi antara penelitian menerangkan (explonaiory reseurch) dan perleritian deskripbf (descriptrfresearch). Penelitian yang krsifat menerangkan
adalah yang menyangkut pengujian hlpotesis variabel penelitian. PeneIitian semacarn ini, dalam deskripsinya j uga mengandung uraian-uraim, tetapi fokusnya terletak pa&
hubungan antara variabel . Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang lebih
mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau ttspek kehidupan tertentu pa& rnasyarakat tertentu yang dteliti. Pendekatan ini dapat mengungkapkan S a r a jelas
kaitan antara berbagai gejala sosial, suatu hal ymg yang tidak dapat dcapai oleh penelitian yang bersifat menerangkan (Singaimbun dm Effendi, 1985).
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada responden
dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan infoman. Data sekunder diperoleh dari hasil-has11penel itian terdahulu dan dokumen-dokumen yang relevan dengan bidang penel itian, seperti monografi desa, instansi perhutani, lembaga
penyuluhan, dinas kehutanan kabupaten, BPS, LSM-LSM, B W N dan lain-lain. MeIaIui pendekatan survei, data yang bersifat kuantitatif dijadikan sebagai tumpuan
analisis dan didukung oleh data kualitatif unt& mernpertajam a d i s i s kuantitatif yang ada. Peubah-Peubah yang Diamati Peubah-peubah yang diamati mencakup 13 peubah pokok, yaitu: ( I ) Kuditas Sumkdaya Pribadi PenyuIuh (X 1)
(2) Kualitas Sikap Profesional isme Penyuluh (X2) ( 3 ) Kompetensi Penyuluh (X3) (4) Kekuatan Motivasi Penyuluh (X4) ( 5 ) iklim Organisasi Penyuluhan (X5)
(6) Kualitas Surnberdaya Pribadi PB (X6) (7) Kekuatan Motivasi PB (X7)
(8) Tingkat Pemenuhan Kebutuhan PI3 (X8) (9) Kualitas Pendukung Keberdayaan PB (X9)
(1 0)KuaIitas Lingkungan Ekstemal PI3 (X10) (1 1 ) Kualitas Penyuluhan Memberdayakan
PB (Y 1)
(12) Tingkat Keberdayititn PB ( Y 2 ) ( 1 3) Kualitas PengeIolaan Perladangan (Y3)
Data dam Instrumentasi
Data
Model Habungan antar Peu bah dalam Hipotmis Model adaIah suatu hububunp keterkaitan antar variabeI yang disederhana-
kan (Sumardjo, 1999). Menurut Sukanto dan Reading (Sumardjo, 19991, suatu madel yang mewakili suatu perangkat sistem unsur-unsur dengan cara mengajukan perangkat sistem unsur-unsur lain disebut model analogi. Suatu sistem yang mencakup sistem variabel-variabel yang mandiri secara hgsional dikenal sebagai model
anaIitis, sedang bila suatu model yang menyangkut perubahan disebut model dinamis dan model yang memungkmkan peramah terhadap masa depan suatu sistem disebut model detenninistik. Berdasarkm penjelasm d~ atas, model hubungm antar peubah &lam penelitian
ini rnerupakan Model Dinamis-Detministik, yaitu model yang merupakan kombinasi dari model dinamis dan model deterministik. Model dinamis adalah suatu model dari adanya suatu perubahan, perubahan hmaksud adalah perubahan
paradigma berpikir tentang penyulufian ymg sering disebut paradigma baru penyuluhm. Model deterrninistik adalah model yang menggambarkan peramah.
Model dinamisdeterministik adalah model yang didasarkan pada pantkhan paradigma berpihr d m yang menggambarkan peramalan atas model penyuluhan
pernberdayaan peladang untuk rneningkatkan kualitas hidup, kesejahtefaan dm
kelestalian hutan. Uji swimk pada hipotesis satu menggunakan Model Analisis Jalur. Hubungan antar peubah yang terungkap dalam hipotesis dua terlihat pa& Gambar 4.1.
Gambar 4. I . Model Hubungan antar Peubah dalam Hipotesis Satu Keterangan : (2) Kekuatan Motivasi PI3 (X7)
(3) Tingkat Pernenuhan Kebutuhan PB (X8) (4) Kualitas Pendukung Keberdayaan PI3 (X9) ( 5 ) Kuditas Lingkungan EkstemaI PB (XI0)
Uji statistik pada hipotesis dua menggunakan Model Anal isis JaIur. Hubungan antar peubah yang terungkap &lam hipotesis satu &pat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Model Hubungan antar Peubah ddam Hiptesis Dua Keterangan: ( 1 ) Kualitas Sumberdaya Penyuluh (X 1 ) ( 2 ) Kualitas Sikap Profesi onal isme Penyuluh (X2) (3) Kornpetensi Penyuluh (X3)
(4) Kekuattm Motivasi PenyuIuh (X4) ( 5 ) IkIirn Organisasi Penyuluhan (X5).
Uji Statistik pa& hipotesis tiga menggunakan Model Analisis Jalur. Hubungan antar peubah yang terungkap dalam hipotsis ti ga dapat dilihat pada Gambar 4.3. t
X6
' Tingkat Pemenuhan
Gambar 4.3. Made1 Hubmgm antar Peubah daIam Hipotesis Tiga
Keterangan: (1) Kualitas Sumberdaya Pribadi PB (X6)
(2) Kekuatan Motivasi PB (X7)
(3) K d i t a s Pendukung Keberdayaan PI3 (X9) (4) Kualitas Lingkungan Eksternal PB ( 10)
Uji Statisitik pada hipotesis empat menggunakan Mode1 Analisis Jalur. Hubungan antar variabel yang terkandung daiarn hipesis empat terlihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Model Hubungan antar Peubah &lam Hipotesis Ernpat
Keterangan: ( 1) Kual itas Sumberdaya Pribadi PB (X6)
( 2 ) Kekuatan Motivasi PB (X7)
(3) Tingkat Pemenuhan Kebutuhan PI3 (X8) (4) Kualitas Pendukung Keberdayaan PB (X9)
( 5 ) Kualitas Lingkungan Eksternal PB (X10)
(6) Tingkat Keberdayaan PB (Y2)
Definisi Operasional dam Pengakuran Pea bah
Definisi operasional adalah suatu definisi y m g diberikan kepada sesuatu variabel atau konstrak dengan cara rnemberikan arh, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun mernberikan suatu operasional yang dipriukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 1985). Menurut Kerlinger ( 19961, pengukuran adalah pemberian an&
pada obyek-objek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan.
Renzo (Sumardjo, 1999) menyatakan bahwa definisi pengukuran
dalarn suatu
penelitian menunjuk pada sejumlah prosedur yang memungkinkan dilakukannya
observasi empiris untuk menunjukkan gejala secara simbolik dan mengkonsep tualisasikan hal-ha1 yang akan dijelaskan. Mengacu pada beberapa definisi tersebut, maka definisi pengukuran daIarn penelitian ini addah pemberian angka-angka secara nominal, ordinal, interval dztn rasio terhadap perangkat sosial atau pemngkat psikologis individu sesuai dengan aturan yang berlaku. Defrnisi operasional
dan pengukuran terhadap 13 peubah
penelltian dilakukan sebagai berikut :
Kualitrrs sumberdaya pribadi penyuluh adollah karakteristik individu penyuluh yang berkaitan erat d e n p kernarnpuan penyuluh untuk mengernbangkan dirinya dalam melaksanakatl penyuluhan yang memberdayah sasaran penyulufian. Peubah
kualitas sumberdaya pribadi p y u l u h diukur melalui tujuh indikator dm sejumlah parameter seperti terlihat pada Tabel 9.
Untuk keperluan analisis statistik, pengukuran parameter dilakukan melalui
pengukuran skaIa ordinal dengan simbol 1 , 2, 3, 4, dan 5. NiIai tiap indikator mempkan nifai indeks yang di&pat dari h a i l transformasi penjurnlahan skor tiap
parameter dalam tiap indikator. Nilai peubah merupakan nilai indeks yang didapat daii penjumlahan indeks tiap indikator yang telah ditmnsfomasikan. Rumus trans-
Tabel 9.Indikator dan Parameter Kualitas Surnberdaya Pribadi Penyuluh
--
Peubah: Kualitas Sumberdaya Pribadi Penyuluh (X1 ) Indikator Peubah (1) Pendidikan Penyuluh
Parameter (1) Tingkat pendidikan formal (2) Frekuensi mengikuti penyuluhan ( I ) Bidang pertanian pangan (2) Bidmg kehutanan ( 3 ) Keserasian lingkungan
(2) Pengalaman bekeqa di bidang
penyuluhan
(4) Teknologi tepat guna
(I) (2) (3) ( 1)
(3) Keinovatifan
(4) Kmampuan komunikasi
(2)
(3) (I)
( 5 ) Kesehatan fisik
(2)
Kemarnpuan rnelahirkan ide baru Daya tangkap terhadap ide baru Pengalaman mencari ide baru Kemampuan memahami bahasa setempat Aksesibilitas komunikasi tradisional Kemampuan kerjasama d e w m sasaran Kesehatan frsik yang tidak rnengganggu aktivitas hidup sehari-hari Kesenjangan keemampuan anggota badan dengm
tuntutBn tugas ( I ) Lama hidup datam tahun
(6)Umur (7) Pmsepsi temadap karir A
( 1 ) Alasan menjadi penyuluh (2) Persepsi terhadap jenjang karir penyuluh
formasi yang digunakan untuk setiap peubah dalam penelitian ini dimodifikasi dari pendapat Surnardjo ( 1999) clan Ibrahim (200 1 ), yaitu: (1) Transformasi Xndeks Indikator 100
Indeks = Indikator
----------------(Jlh &or m&simum tiap indtkator Jlh skor minimum)
x (Jlh skor yang dicapai tiap indtkator Jlh skw minimum)
Keterangan: Selmg nilai lndeks Transformasi Indikator 0 - 100 (2) Transformasi Indeks Peubah 100
hdeks Peubah
=
A -
x
(JIh total indeks tiap
(Jlh indeks yang dicapai tiap peubahJlh indeks in&kator tiap peubah minimum)
peubah maksirnm Jlh indeks infiator tiap peubah minimum) Keterangan: Selang Nilai hdeks Transfomasi Peubah 0 - 100
Pendekatan the law of large number (Ibrahim, 200 1 ) ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sifatnya kontinyu dan rnendekati sebaran normal sehingga
memunglunkan pendebtan stati stik inferensial. Nilai yang dipakai dalam analisis statistika merupakan rataan d m skor hasil wawancara, bukan skor penjumlahan
masing-masing jawaban item pertanyam atau pernyataan. (2) Kulitas Sikap Profesionalisme Peny uluh (X2)
Kualitas sikap profesional isme penyuluh adalah sikap profesionalisme yang
melekolt atau dimiliki oleh penyuluh yang diharapkan mampu menunjukkan prestasi tinggi memberdayakan peIadang. Peubah kualitas sikap profesionalirne penyuluh
diukur melalui tiga indikator dm sejumlah parameter seperti terlihat pada Tabel 10. Tabel 10. lndikator dm Parameter Kualttas Sikap Profesionalisme Penyuluh
Peubah: Kualitas Sikap Profesiondisme Penyuluh ( X 2 ) Indikator Peubah ( I ) Pelayanan pada PB
(2) Kornitrnen moral
(3) Kesungguhan dalam tugas
---
Parameter ( I ) Keyakinan bahwa pelayanannya akan rnengunmgkan peladang (2) Y akin pel ayanannya diterima oleh peladang ( 1) Meiakukm pekerjaan sebagai panggilan tugas
(2) Pengutamakan pelayanan dsripada bdas jaw ftnansial (3) Kebanggaan terhadap profesi sebagai penyuluh (4) Merasakan bahwa kehdrannya sebagai penyduh hperlukan oleh masyarakat ( 1) Mengejar kesempumaan hasil (2) Ketelitian dalarn tugas pelayanan (3) Ketabahan (4) Kemampuan rnengatur diri sen&
(3) Kompetensi Penyuluh (X3) Kompetensi penyuluh adalah tingkat kernampuan yang dirniliki oleh penyul uh
kehutamn yang dapat menghasilkan kualitas penyuluhan yang memberdayakan peladang. Peubah kornpetensi penyuIuh diukur rnelalui dua indikator, yaitu
( 5 ) Kekuatan Motivasi PenyuIuh (X4)
Kekuatan rnotivasi penyuluh adalah kekuatan motif atau dorongan yang
dimiliki penyuluh dalarn rnelaksanakan aktivitas penyul uhan sebagai perwujudan dari
pemenuhan kebutuhannya. Menurut Maslow (Thoha, 1 996), kekuatan motivasi
seseorang dapat diukur dan cam orang tersebut memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan antara orang yang satu dengan lainnya berbeda menurut tingkat kebutuhan yang
dirnilikinya. Menurut Maslow (Thoha, 19961, hirarki kebutuhan manusia pada umumnya adalah (a) kebutuhan fisik, (b) kebutuhan keamanan, (c) kebutuhan sosial,
(d) kebutuhan penghargaan, dan (e) kebutuhan aktualisasi diri. Peubah kekuatan motivasi diukur melalui lima indrkator clan sejumlah parameter seperti terlihat pada
Tabel 12. Tabel 12. Indikator dm Parameter Kekuafan Motivasi Penyuluh Peubah: Kekuatan Motivasi Parameter ( 1) Aktualisasi diri
1 I I
/ (2) Pmghargm
(3) S o s d
(4) Keamanan
( 5 ) Fisk
Kebanggaan tehadap h a i l kej a Komitmen pada pekqaan Pekerjaan rnenyenangkan ~en&wman din sendiri Penghargm atas prestasi Memperhitmgkm kebemhasilan prestasl danpada penghargaan rnateri (3) hlenyatu den= tugas p e k q m n y a (4) h s a mggungjawab pada pekerjaan ( I ) Suasana keqa sarna yang menyenangkan (2) Menyalurkan kebutuhan mtuk kkelompok (3) Hubungan informal f 1 ) Kesesuaian keddian dengan tugas (2) Kernanan bekerja (3) Kelmgkapan peralatan kej a (4) JmiMn hari tua (5) Asuransi kesehatan ( I ) Kesesuaian gaji dengan tugas (2) Honorarium yang pantas (3) Kecukupan uang transportas1 (4) Kecukupan uang penrmahm
( 1) (2) (3) . . (4) (1) (2)
Ikl irn organisasi penyuluhan adalah suasana organ isasi yang menyenangkan bagi individu-inbvidu penyuluh sehngga mendukung terciptanya penyulhn yang memberdsyakan peladang. Peubah iklim organisasi diukur melalui tiga indikator dan sejumIah parameter (TabeI 1 3). Tabel 13. Indikator dan farameter Iklirn Organisasi Pmyuluhan Peubah: Mim Organisas1 Penyuluhan (X5) Indhtw Peubah (1 ) Kepuasan tmhadap lingkungan kerja
-(2) Kejelasan
jamb
Parameter ( I ) Kejelasan standar pedaku atau baku kmerja yang
mengendalikan perilaku penyuIuh (2) Kejelasan tentang pembinaan jenjang karir ( 3 ) Kemudahan rnendapatkan sarana- prasarana mmcapai tujuan (4) Kejelasan hak dan kewajiban p y u l u h ( 5 ) Kernudahan berkomunikasi secaTa vmikat (6) Kemudaha berkomtmikasi secara horizontal (7) Tingkat penghargaan atas prestasi dalam r n e l a k d a n tugas dan sam& kegiatan pencapaim tuj-
pmyuluhan
(3) Kejelasan rincian tugas dan tanggmaawab (4) Kejelasan tatacara pyelesaian tugas dan (3) Kematangan pimpinan
1
I i!
( 1 ) Kejelasan prosedur pelayanan
(2) Tingkat kepeddian pimpinan terhadap tugas (3) Frekuensi pimpinan membantu interaksi antar .
individu dalam organisasi (4) Frekuensi pimpinan membantu p y u l uh
membuat keputusan (5) Membantu penyduh mencapai tujuarmya
I i
Kuditas sumberdaya manusia PB adalah karakteristik individu PB yang mernpunyai kaitan era* dengan pengembangan keberdayaan PB yang mendukung
pengelolaan hutan lestari. Kualitas sumberdaya rnanusia PB diukur melalui tiga indikator dan sejumlah parameter (Tabel 14).
Tabel 14. Indi kator dan Parameter K ual itas Sumberdaya Pribadi PB Peubah: Kualitas Surnberdaya Pribadi PB (X6) Indikator Peubah (1 ) Status Sosjltl Elcormmi
Pararnater
(I)
Jumlahtahmpendrdrkanformal
(2) Frekuensi mengkuti kursus p e l d a n (3) Kemampuan tulis-baa huruf lath (4) Lama bekeqa sebagai P . 3
(5) Umur dalm tahun ( 6 ) Statuspguasaanlahan (7) JwnIah jenis komoditas yang diusahar selarna
selama satu tahun (8) Luas lahan perl&gan ( 9 ) Peadapatm ( I ) R a s percaya diri (2) Sikap temadap pembahan (3) S~kagtahadap pengebhmn m d e m (4) Srkap terfiadap pengetahuan lokaI (tdigenius knowledge) (1) Intensitas pet~alananke luar desa selama sebulan (2) Intensitas pertemuan dengan penyulddagen p e m b (3) Intensitas pertemuan dengan pejabat darl Iuar desa (4) Sanyaknya sum& media infonnasi y ang
( 2 ) KepnWan
(3) KekosmopoIitan
dig& ( 5 ) Keaktifan men& info&
(7) Kekuatan Motivasi PB (X7)
Kekuatan motivasi PB adalah kekuatan motivasi yang dimiliki PB untuk
meningkatkan keberdayaannya mengelola perladangan yang melestzlrikan hutan di k a w a w perladangan. Kekuatan motivasi menurut Maslow (Thoha, 1996) berhubungan erat den*
hi rarki kebutuhan, yai tu aktuali sasi diri, penghargaan,
sosial, keamanan, dm fisik. Motivasi akan tinggi jika upaya untuk pemenuhan
kebutuhan tertentu itu tinggi sebaliknya, motivasi &an turun jika kebutuhan itu telah terpenuhi. Kekuatan motivasi PB diukur melalui lima indikator dan sejumlah parameter (Tabel 15).
Tabel 1 5. Indi kator dan Parameter Kekuatan Motivasi PI3 Peubah: Kekuatan Motivasi PB Parameter
(X7) Indrkator Peubah ( I ) Aktualisasi diri
(2) P e m g a m
( 1 ) Kebanggaan terhadap pekerjaan (2) Tingkat kebennaknaan d m pada orang lain (3) AIasan melaksanakan perladangan ( I ) Harapan tingkat penghargaan pemaintah t h d a p
hasil pekerJmp e l h g berpindah (2) Tingkat kehormatan seseomg melaksanakan adat
istiadat (3) SosiaI
(4) Kernanan
( 5 )Fisk
( I ) Keterlibatan dalam orgamsasl f o n d
(2) Keterlibatan Marn orgamsasi non-formal (3) Keterlibatan mengikuti kegiatan gotong-royong ( I ) Kekuatw usaha yang d~l&m untuk mecip&kan keamanan bekeqa sebagai peladang (2) Kekuatan usaha yang dilaMcan m u k menclptakan keamanan tinggal di desa ini (3) Kelengkapan peralatan k e a (4) Kekuatm usaha yang dlakuakan untuk memenuhi kebutuhan d h tua ( 1 ) Kekuatan usaha yang ddakukm memenuhi kebuhhm
akan makanan/minuman (2) Kekuatan usaha yang dilakukan memenuhi kebutuhan akan palaanlsandang (3) Kekuatanusaha memenuhl kebutuhan tempat tmgalfrumahyang arnan (4) kekuatan usaha memenuhi kebutuhan untuk sehat
(8) Tingkat Pemenuhm Kebuhrhan PB (X8) Kebutuhan PB daiam studi ini mengacu pada penclapat Reijntjes ei ul. ( 1999)
dan Puspadi (2002). Dengan mernodifikasi kedua penclapat tarsebut, kebutuhan PB rnencakup: ( I ) peningkatan pendapatm, (2) peningkatan produksi, (3) pengembangan
usaha, (4) permodalan, (5) alternatif usaha, (6) pemasaran, (7)hubungan dengan pihak ketiga, (8) penyuluhan, dan (9) identitas. Dalam penelitian ini, peubah tingkat pemenuhan kebutuhan peladang diukur rnelalui sembilan indikator dan sejumlah
parameter sepm terlihat pada Tabel 1 6.
Tabel 16. Indikator dm Parameter Tingkat Pemermhan Kebutuhan PB
Peubah . Tingkat Pernenuhan Kehtuhan PB (XS) Indikator Peubah (1) Pemenuhm kebutuhan meningkatkan pendapatan (2) Pemenuhan kebutuh
peningkakan produksi
Parameter ( I ) KeIengkapanlketersediaaninformasi harga (2) Tingkat kemampuan wladang rnemperhitungkan biaya yang
dikeluarkan dengan keuntungan yang di peroleh (3) Kemampuan peladang rnelakukan t r a n d s i jud-beli ( I ) Ketersediaan informasi kemoditas (2) Ketersediaan informasi m-ana produksi (3) Ketersediaan irformasi modal kej a (4)
(3) Pemenuhan kebutuhan pengembangan usaha
(4)Pernenuhankebutuhan pwmoda\an
( 5 ) Pemenuhan kebutuhan alternatif usaha
Ketersediaan informasi teknologi
(1 ) Kejelasan hak atas lahan perladangan (2) Kejelasan hakc pengambilan hasil h u m non kayu (HHNK) (3) Ketejaminan melaksanakan perladangan m i n d a h (1)Ketersediaankreditu~aperladangan (2) Ketmediaan informasi tentang t&mm mendapatkan bantuan modal ( I ) Keterseditutn informi tmtang usaha baru (2) Kesesuaian pengetahuan dan keterampi Ian peldang dengan usaha baru (3) Kesiapan peIadang u m k melaksanakan usaha baru (4) Kesediaan peladang untuk meekuti pelahban usaha bam ( 5 ) Ketersediaan sarana-pwma rnelaksanakan pelatihan usaha barn
(6) Ketersedim temga pelatih usaha baru
(7)Ketersediaan sarana dan prasarana melaksanakan usaha baru (6) Pemenuhan kebutuhan Pemm
(7) Pemenuhan kebutuhan
hubungan dengan pihak ketiga (8) Pemenuhan kebutuhan
penyuluhan
(9) Pemenuhan kebutuhan
identitas
(8) Kesuaian usaha baru dengan kondisi wilayah perlaclangan ( I ) Ketersediaan inforrnasi pasar (2) Ketersediaan alat transportasi
(3) Kemampuan peladang menggunakan alat transportasi (4) Ketersediaan informasi tentang komoditas taban lama dan tidak ( 5 ) Ketersediaan infomasi pembeli ( I ) Ketersediaan lembaga-lembaga ekonomi dm keuangan & setempat (2) Kemampuan peladang melakukan kerjasarna kernitram saling rnenguntungkan ( 1 ) Kejelassln informasi tentang manfaat mengihti penyuluhan (2) Kemudahan mernperoleh infomasi tentang lama, tempat dan waktu penyulhn (3) Kejelasan informasi tentang metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peladang ( I ) Keterpenuhian kehtuhan untuk menunjukkan kemmpuan diri (2) Keterpenuhian kebutufian berkelompok ( 3 ) Keterpenuhian kebutuhan akan k e b a n p n diri (4) Keterpenuhian kebutuhan menyalurkan aspirasi
(X9) Kualitas Pendukung Keberdayaan PB
Kualitas pendukung keberdayaan PB adalah tingkat kemampuan PB untuk
menggunakan lernbaga-lembaga yang fersedia di desa. Lembaga-tembaga tersebut
meliputi: lembaga sosial, lembaga ekonomi, lembaga politik, dsn lembaga adat. Ketersediaan kelembagaan sosial, ekonomi, politik, dan adat di desa dan kemampuan PB untuk menggunakan lembaga-lembaga tersebut akan mendukung peningkatan keberdayaan
PB. Pendukung kekrdayaan PE3 mencakup ernpat
indikator dan sejumlah parameter (Tabel 17). Tabel 1 7. lndikator dan Parameter KuaIitas Pendukung Keberdayaan PB Peubdi: Kualitas
Pendukung Kehdayaan PB (X9) Indkator Peubah (1) Kemarnpuan untuk menggunakan lembaga-lernbaga sosial.
(2) Kernampuan untuk
menggunakan lembag-lembaga polink.
(3) Kemarnpuan untuk
rnenggunakan lembaga-lembaga ekonomi. (4) Kemampuan untuk
mmggunakan lembaga-lembaga ada&udaya
Parameter
( I ) Tin@ keterlibatan dalam organisasi formal (2) Tingkat keterlibatam dalam or-sasi informal (3) Tingkat kepedulian meningkattcan pengetahuan d m ketempilan untuk inuestasi masa depan (4) Tingkat kemampuan tnemauhatkan pelyanan m d i s (5) Tingkat kepedulian untuk memperbaiki sanitasi lingkungan (6)Tingkat kepedulian terhadq pendidikan anak ( I ) TlngLat kemampuaa menyatakan pendapat baik lisan maupun tuIisan terhadap kebijakan pemerintahan desa (2) Intensitas melakukan lobi-lobi (barguining) terhadap kebijakan yang dianggap ti& sesuai aspirasi (3) Tingkat kesadaran mernbebaskau diri d m tekanan luar yang menghambat kelanjutm usaha perladangan (4) Intensitas memanfadan fasilitas m u m di lingkungan desa dan perlaclangan secara baik ( 5 ) Tingkat kemampuan memahami hak dan kewajiban sebagai ( I ) Aksesibilitas tmhdap lembaga-lernbaga ekmomi dan keuangan cb setempat (2) Tingkat kelengkapan kepemilikan alat-alat produksi ~erlahgan (3) Tingkat kemampuan untuk rnembuat perencanam M t baik formal maupun informal (i) lntensitas kunjungan ke upacara adat selama enam bulan terakhir (2) Sikap terhadap petuah leluhur (3) Sikap terhadap dai-nilai adat istiadat
Kualitas lingkungan ekstemal PB adalah tingkat kekuatan pengaruh f&?orfaktor lingkungan terhadap peningkatan keberdayaan PI3 sehingga PB mampu
mengelola perladangan secara balk. Peubah kuaIitas lingkungan eksternal PB diukur
dengan lima indi kator dm sejurnlah parameter, seperti terlihat pada Tabel 18. TabeI 18. lndikator dan Parameter Kualitas Linghngan E k s t e d PB
i 1 1
I
Peubah: Kualitas Lingkungan Eksterd PB (X1 0) indikator Peubah ( 1) Penerapan kebijakan pembangunan pertanian (2) Penerapan kebijakan kehutanan
Parameter ( 1) Persepsi t erhadap pengembangan perladangan berpindah
1 (2) Persepsi terhadap pmanian menelap I
/
( I ) Persepsi t h d a p Kepres No.6 Tahun 197 1 tentang pengendalian peladang berpindah d e q a n pola reserlrmetlf (2) Perscpsi terhadsp PP No 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan yang melarang perladangan berpindah ( 3 ) Persepsi terhadap UU No.22 Tahun 1999 tentang pengelolaan hutan lestari (4) Persepsi terhadap PP No.25 Tahun 2000 tentang desentralisasi
1 1
I
!
3 (1) Persepsi terhadap penerapan Hutan Tanaman Endustri (2) Persepsi terhadap penerapan Hak Pengusahaan Hutan ( 3 ) Pmepsi terhadap penerapan Perkebunan inti Rakyat
( 3 ) Desakan
1
perkembangan penggunaan kawasan perladanw ( 4 ) Dukungan sumberdaya l ingkungan fisik (5) Penerapan kebijakan pembinaan peladang berpindah yang ada selama ini
(4) Pwsepsi terhadap penwaprtn Pmarnbangan Persepsi terhadap h a l i t a s laban perladangan
(1 )
1
Pwsepsi twhdap ketersediaan sumberdaya bsil hutan non-kayu Persepsi terhadap HPH bina desa hutan Persepsi terhadap pola HTI Persepsi terhadap pola PTR Persepsi terhadap pola resetlrmerrt penduduk (Respen) ( 5 ) ~ersepsiterhadai hutan reboisasi
(2) ( 1) (2) (3) (4)
I
( 1 1 ) Kual itas Penyuluhan Mernberdayakan PB (Y1)
Kual itas penyuluhan rnemberdayakan PB adalah padun si fat-sifat j asa penyuluhan yang memberdayaka PB ditunjukkan melal ui kemampuannya meningkatkan sumberdaya pribadi, motivasi dan memenuhi kebutuhan PB. Peubah
kual itas penyuluhm memberdayakan PI3 diukur dengan tujuh indlkator clan sejurnlah parameter seperti terlihat pada Tabel 1 9.
I
1 Peubah: Kualitas Penyuluhan Memberdayakan PB (Y 1 ) Indikatw Peubah ( 1) Penerapan filosofi penwluhan
1
1 )
1
Parameter ( 1 ) Tingkat penerapan prinsip rnembantu PB untuk membanlu dirinya sendiri
(2) Tingkat penerapan prinsip perubahan peril& secara sadar bukan paksaan . . ( 3 ) Tingkat penerapan prinsip ~nyulrrhan~berlangsungsecara demokratis (4) Tingkat penerapan prinsip menjunjung tinggi mattabat dm integritas PB (5) Tingkat penerapan prinsip pendidikan : di depan memberi teladan [ (6) Tingkat penerapan prinsjp pendidikan : di tengah mernberi semangat 1 (7) Tingkat penerapan prlnsip pendidikan : di belakang memberi doron~an (2) Penerapan tujuan I (1) Tingkat kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kebutuhan PB penyuluhan ( 2 ) Tingkat kesesuaian tujuan penyuluhan dengan pen~ecahanrnasalah yang -
1
1 1 1 (1)
dihadapi PB lmauitas penyuluh menempatkan PB sebagai sumbn inforrnasi yang utams penyuIuhan ymg ! (2) Intensitas penyuluh menempatkan PB sebagJ subjek ymg &if
(3) Saman
1 I
11 1
bwpefmserta
(4) Penyuluh
memberdayakan PB
1I
[
1
( 3 ) Intensibas penyuluh menumbuhkan motivasj intrinsik PB (4) Intensitas pmyuluh menempatkaa peladang sebap,ai warga belajar ( I ) Intensitas p e r ~ p l u hmelibalkan dirj dAam proses penyuluhan (2) Intensitas penyuhh memfasilitasi ketercapaim pemecahan rnasalah peladang (3) Tntensiras kunjungan penyuluh ke wilayah higasnya (4) Tingkat kepercayaan penyuhh pada kemampuan peladang (5) Tingkat kedekatan penyuluh dengan tokoh-tokoh masysakat peladang (6) Tingkat kernampuan penyuth memahami adat kebiasaan peladang (7) Intensitas penyuluh mernberi perhatian tentang cara berladang
rnenghind&i terjadinya kebkaran hutan 1 (8) Tin@ar kernarnpuan penyuluh memahami sistem pengetahun lokal PB ) (9) Tingkat kernampuan penyuiuh meningkatkan kemampuan PB mergelola 1i hutan lestari (5) Materi ( I ) Tingkat kesesuaiannya dengan upaya meningkatkan pemeliharaan Iin&ngan penyuluhan memberdayakan (2) Mehingkatkan kemampuan betproduksi ( 3 ) Tingkat kesesuaian rnateri dengan pengalaman langsung peladang I 1
I 1 I
1
I
(6) Metode
) ( 1 ) Intensitas pemanfaatan rnulti media
-
1
(2) lntensitas pelaksanaan belajar sambii bekwja
penyuluhan memberdayakan
PB (7) Model kornuni-
kasi memberdayakan PB
/ (I) (2)
Intensitas penerapan httom u p lntensitas pelibatan peladang
i
(8) Tingkat kepuasan petmi yang
diberdayakan
(J)
Tingkat kesesuaian infomai yang diberikm penyduh dengan kebutuhan
PB (2) Tingkat kernudahan memahami in fomasi menurut bahasa PB ( 3 ) Tingkat penghargaan penyuluh pada PB (4) Tingkat kemampuan penyuluh meningkatkan harga din PB (5) Tingkat kekugm motivasi peladang bekerjasama antar PB --
1
( I 2) Tingkat Keberdayaan PB (Y2)
Tingkat keberdayaan PB adalah tingkat kemarnpuan PB balk dari segi kogniti f,
afektif dan psikomotorik melakukan aktivitas perladangan dilandasi ethos kerja ti ngg, inovatif, berkemampuan menjalin kerja sarna sal i ng menguntungkan dengan
rnitra kerja, berkemampuan mengantisipas] kondisi perubahan lingkungan fisik dan
sosial, dan mempunyai rasa tanggung jawab atas tindakannya melaksanakan aktivitas perlahgan. Peubah tingkat keberdayaan PB diukur melalui indikator dan sejumlah
parameter seperti teriihat pada Tabel 20. Tabel 20. Indikaor dan Parameter Tingkat Keberdayaan PB
I
Peubah: Tingkat Kebwdayaan PB (YZ) lndikatnr - ..... Peubah .- - (I ) Aspek Kognitif ethos -- -
---
1 (2) Asp& Afektif ethos 1 kerja PI3 I
1 I
1
1 ( 1 ) Kemampwn rnemperhifungkan untung rug ddam melakukan sebagai peladang Ii' (2) tindakan Kemampuan menilai hutan yang rusak dan tidak
1I
I 1
Parameter
(2) Aspek Psikomotorik ethos kerjaPB
j ( 3 ) ~emambuanrnernilih lokasi iadang yang produktif h a t perladangan / (1) Sikap tekun dalam melaksanakan setiap pekerjaan (2) sikap mengahi rasio dalam mengarnbil keputusan dm tindakan ( 3 ) Kesediaan untuk berubah karena tindakan yang lalu lidak rnendapat hasil yang baik 1 (4) Sikap bersandar pada kekuatan sendiri ( (1 ) Kemampuan bwtindak secara efisien ] (2) Intensitas melaksanakan pekeqaan dengan tepat wakhl ( 3 ) Kernsmpuan untuk menerima perbedaan pendapat
1 1 I
1
( I ) Kemampuan menilai ide-ide baru yang bermanfaat bagi dirinya (2) Kemampuan rnengkrjtik inovasi yang ditawarkm deh pihak lain ( 1 ) Daya tanggap terhadap ide baru (2) Kepedulian meningkatkan kernampuan intelektudketerampilan (3) Kemampuan melahirkan ide b m (6) Aspek Psikomotmik ( I ) Kernampurn mdaksanakan pekesjaan dengan inisiatif sendiri keinovatifan PB (2) Kemampuan mengatur waktu kearah yang bemaanfaat (7) As@ Kognitif tentang ( 1 ) Kemampuan memilih bentuk kerjasama yang menguntungkan bagi kerjasama djrinya (2) Kemampuan menili bentuk kerjasama yang dapat memelihara kelestarian hutan --.. -(8) Aspek Afektifdalam (1) Kesediaan untuk bekerjasama dengan sesama warga desa bekwjasama mengatasi kemsakan lingkungan (2) Kesedim dikritik oleh orang lain ferhadap keputusannya rnernilih lahan perladangan (9)Aspek Psikomotorik (I) Kemampuan rnenyatakan pendapat kepada orang lain tentang cara dalam bekerjwma I berladang yang benw (2) &ke rjasama dengan peladsng lain dalam rncnjaga kemsakan lingkungan hutan
(4) Aspek Kognitf keinovatifan PI3 (5) Aspek Afektif keinovatifan PB
1
1
I
I
I I I
1 1
Tabel 20 (bnjutan) Peubah: Tingkat Keberdayaan PI3 (YZ) (1 0) Aspek Kopitif rnengantisipasi perubahan lingkungan fisik 1 I ) Aspek Afektif mengantisipasi perubahan lingkungan fisik 1 2) Aspek Psikomotorik rnengantisipasi pefUbdMn lingkungan fisik
Parameter ( I ) Kemarnpuan rnenilai Iahan yang sudah tandus (2) Kemampuan memutuskan waktu yang tepat untuk mengambil hasil hutan (3) Kemampuan menilai hutan yang memerlukan relmisasi ( 1) Sikap terhadap kurusakan hutan (2) S h p terhadap usaha rebosisasi hutan (3) Sikap terhadap konswvasi lahan ( 1 ) Kernampuan beradaptasi pada pubahan i klidcuaca ( 2 ) Kemarnpuan menggunakan sarana transporbsi seternpat guna
rnemperlancar aktivitas sehari-hari
-
Kopiti f mengantisipasi
( 1 3) As@
(14) Aspek Afektif
( 15 ) Asp& Psi komotorik
lingkungan sosial ( 16) Aspek Kognitif
iawab melaksanakan perladanpan berpindah (1 7) Aspek Afektif terhatadap tauggung jawab rnelaksanakan pedadangan berpindah ( 18) Aspek Psikomotorik
terhadap tanggung jawab melaksanakan perladangan berpindah (19) Aspek Kognitif t e h h p kesehatan fisik (20) Aspek ~ f e k t iterhadap f k k h a t a n fisik
( I ) Kemampuan menilsi lingkungan sosid yang aman
(2) Kemampuan mendedcripsikan situasi sosial di desa (3) Kemampuan menjelaskan hubungan sebabaki bat antara situasi sosial yang saiu dengan yang lainnya (1) Sikap terhadap orang-orang pendatang dari berbagai Iatar belakang suku, agama, dan tempat tinggal (2) Respon terhadrtp pendatang yang semakin banyak tinggal di desa ini f I ) Kemarnpuan berkomunikasi dengan orang Iainlpendatang barn dmgan menggunakan bhasa Indonesia (2) K e m p u a n beradaptasi dengan orang pxhang yang berbeda latar Wakanp, suku, -ma dan adat-idadat (1) Kernarnpuan menilai apa saja yang tertnas.uk kegiatan pemeliharaan hutan Lestari d a m melaksanakan perladangan (2) Kernampuan menci ptakan perladangan yang tidak merusak
lingkungan hutan (1 ) Rasa kebanggaan menjadi peladang berpindah (2) Sikap terhadq aturan-aturan hukum adat daIrrm rnelaksanakan perladangan (3) Mengnrkui keberadaan hak-hak uIayat daIam memanfaahan hutan ( I ) Kemrnpuan melaksaraakan ketentuanaturan adat berk&tan dengan perladangan ( 2 ) Bertanggung jawab atas *gala tindakannya melakukan perhdangan ( 1 ) Kernampuan rnenilai kondisi kesehatan d i n y a sendiri (2) Kernampuan memutuskan tempat berobat yang tepat ( I ) Kesediaan menggunakan obai-obatan dari petugas kesehatan
mderen ( 2 ) Kepeduliaan terhadap pola hidup sehat
(21 ) Aspek Psikomotorik
( 1 ) Intensitas perhati&terhadaP kesehatan dengan rnengkonsumsi makanan bergizi (2) Kesenjangan fisik dalam rnelaksanakan perlaclangan
( 13) Kualitas Pengellolaan Perlahgan
(Y3)
Studi ini tidak bermaksud untuk meneliti kerusakan hutan di wilayah contoh, namun permhaman konsep kenrsakan hutan tersebut adalah penting. Penjelasan CIFOR, seperti &sajikan dalarn kerangka berpikir, penting digunakan sebagai bahan perbandingan tentang pengertian kerusakan hutan dm orang-orang yang merusak hutan itu. Studi ini hanya melihat cara PB mengelola baik lahan perladangan maupun
pengambilan hasil hutan non-kayu yang rnempunyai dam*
terhadap kelestarian
hutan. Kualitas pengelolaan perladangan berpindah adalah tingkat kemampuan PI3
mengelola perladangan baik yang berhubungan dengan perladangan maupun yang berhubungan dengan pengelolaan hasiI hutan non-kayu ( H W K ) berdasarkan si stem pengetahuan lokal (~ndrgenoxsknowledge) yang memperhatikan aspek kelestarian
hutan. Peubah kualitas pengelolaan perIadangan diukur melalui enam indkator dan sejumlah parameter seperti terlihat pada Tabel 2 1. Instrumen Penelitiam
Kesahihan (vulrdify)dirnaksudkan sesuai tidaknya obyek yang akan diukur
dengan yang dibutuhksn. Keterandalan (reliahilify) menyangkut masalah ketepam &lam penggunaan alat ukur.
Dalam penelitian ini pengujian keterandalan dan
kesahihan alat ukur diIakukan dengan melakukan uji coba terhadap kuesioner yang akan d
i
e sebelum dilaksanakan penelitian sesungguhnya. Kesahihan
menyangkut ketepatan &lam penggunaan alat ukur (Renner, 1962). Suatu alat ukur
dikatakan sahih atau valid apabila alat ukur
tersebut dapat digunakan
untuk
mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur (Renner, 1962).
Keshihan suatu alat ukur adalah kebenaran suatu alat ukur unhk mengukur ihwal (hal) yang mernang ingin didcur oIeh peneliti (Kerlinger, 1992). Kesahihan
memberi kcyakinan pada peneliti bahwa dengan permgkat penguhan yang digunakan, ihwal yang diukur dapat diketahui. Sebagai alat ukur untuk pengurnpul
Tabel 2 1 . Indi kator dan Parameter Kualitas Pengeiolaan Perlhngan Pmbah: Kualitas Pengelolaan Perladangan (Y3) h d i t o r Peubah ( 1 ) Aspek kognitif temang ciri -cis , biofisik hutan ] lestari I
Parameter
(1) Pengetahurn tentang ciri-ciri Iokasi lehan yang tepat untuk perladangan (2) Pengetahurn tentang jenis h y u yang ditarang oleh kerentuan adat diambil
dari hutan
(3) Pengetahuan tentang berbagai jenis burung yang dilarang ditangkap dari hutan (4) Pengetahuan tentang berbagai jenis hewan yang dilarang diambil dari hutan I I (5) Pengetahuan berbagai jenis hewan langka yang dilindungi di hutan (2) Aspek afektif (1 ) Sikap terhadap menumnnya jumlah hewan jmis tertentu di hut an tentang kondisi (2) Sikap terhadap menurunnya jumlah jenis kayu tertentu di hutan biofisik hutan (3) Sikap terhadap peladang yang menjual jenis hewan langka ke kota i lesiari (4) Sikap terhadap peladang lain yang merusak hutan ( 5 ) Sikap terhadap PB lain y m g mengambil jenis kayu umuk di pal ke kota (6) Sikap terhadap oknurn yang melasang perladangan berpindah (7) Sikap terhadap PB lain yang tidak menerapkan sistem bera panjang (>lo tahun) ! (8) Sikap terhadap sistem pertanian menetap ( 1 ) Intensitas menj aga jenis pohon yang langka dari kepuhan ( 3 ) Aspek (2) Memelihara sumberdaya hutan non-kayu dari kepunahan psikamotorik (3) Mdakukan sistem baa yang tepat untuk suksesi hutan terhadap kondisi biofisik (4) Menj aga pohon-pohon berdiameter besar di hutan hutan lestari (5) Menjaga hewan-hewan bururn dari kepunahan (6) Menjaga pohon atau tumhhm yang digunakan untuk r m a n &at tradjsional (7) Memelihara pohon yang digunakan untuk b a h n bangunan rumah (8) Kemampuan melaksanakan teknik menebang kayu yang benar sehingga tidak mengganggu pohodtanaman lain (9) Kemampuan melaksanakan teknik membakar yang tepat sehingga tidak
1
ii
menimbulkan kebakaran (4) Aspek kognitif tentang nilai-
nilai kePe-Yaan
( 5 ) Aspek afektif tentimg nilai-
nilai kepercayaan (6) Aspek psikornotori k temang
nilai-nili kepercayaan
( I ) Pengetahuan tentang berbagai jenis turnbuhan yang digunakan rarnuan obat-
obasan tradisional ( 2 ) Pengetahuan tentang jenis pohon (kayu) yang rnernpunyai nilai supratural ( 3 ) Pengetahan Impat-tempat yang mengandung nilai supranatural (4) Kemampuan mengetahui s u m hewan yang menmdai akan terjadinya sesuatu yang penting dalam kehidupan (5) K e m p u a n mengetahui tan&-tanda alam sebelum per@ ke hutan (6) Mengetahui tempat-tempat yang menjadi tsnah ulayat (7) Mengetahui benda-benda termasuk bangunan mi lik bersama { i ) Sikap terhadap petaksanaan nilai-nilai supranatural (.nrpematt~ral qirrt) (2) Sikap terhadap perubahn cara melaksanakan kegiatan y ang mengandung nilai supranatural (sr~penlatirml spjrii) (3) Sikap terhadap orang yang membub hutan primer tanpa ijin masyarakat adat ( 1 ) Intensitas melaksanakan ketentuan adat sebeium rnembuka hutan primer (2) Imensitas melakukan upacara keagamaan (relipus ceremnry) sebehm membuka lahan ( 3 ) lntensitas pengaplikasian pengetahuan tanda-tanda alam sebelum pergi ke hutan
-
data, kuesioner harus &pat
rnengukur konsep yang hendak diukur. Kesahihan
kuesioner tersebut seyogyanya bersandar pada logi ka dm pembuktian statistik. Mengacu pada pendapat Renner (19621, Kerlinger (19921, Downie
dm Helath
(Surnardjo, 19991, tingkat kesahihan pengukuran penelitian ini terutama di lak ukan
dalam tiga bentuk, yaikt: ( 1 ) Kesahih
a konstruk (construcr validiry). Kesahihan konstruk dalarn penefitian ini
dilakukan dengan rnengkaji komponen atau dimensi-dimensi yang membentuk konsep, landasan teoritik unt uk merangkum komponen-kornponen tersebut dalam konsep, dan bukti-bukti empirik yang rnenunjukkan bawa antara komponen tersebut ada kaitan satu dengan lainnya. Makna konstruk kualitas penyuIuhan yang memberdayakan dikaji dengan cara : apa sebenamya yang diukur bila ingin mengetahui k d i t a s penyduhan yang memberdayakan ? Berdasarkan teori-teori,
konsepkonsep, dm bukti-bukti empiris yang teIah ada dapat diketahui dengan
cara mengukur tingkat penerapn filosofi penyuluhan, penerapan tujuan penyuIuhan, kesesuaian materi penyuluhan, model komunikasi, dan tingkat kepuasan
peladang. Masing-masing indikator tersebut diukur berdasarkan m e t e r untuk diturunkan la@ pada pengukuran parameter dan ditemskan pada penyusunan kuesioner yang tepat sehingga bisa ditest clan damati.
Kualitas penyuluhan yang memberdayakan terutarna dibji berdasarkan model
analog sebagai berikut: Konsep pernberdayaan menurut Friedrnann (19921, Chamber (1995), Parson dan Simons (Hrkmat, 2001) disintesakan dengan konsep
penyduhan SIamet dm Asngari (19691, Slamet (19941, Hubeis dkk., (1994), Sumardjo (1999) dan penyuluhan yang memberdayakan menurut konsep Slamet (2000); Surnardjo, (2000) d m Karsidi (2000) rnempengaruhi tingkat keberdayaan
peladang menunrt konsep masyarakat berdaya yang dikembangkan oleh Friedmami (1992), Santosa (1993), S h e t (2000)- Sumardjo (1999; 2000), dan H h a t (200 1). Keberdayaan peladang ini akan menentukan kuaIitas pengelolaan
perladangan menurut konsep Conklin (1957), Cox dan Atkins (1979), Warner ( 1 991 )
menuju hutan lesm f sw.fuimble foresf munujement) rnenumt konsep
Charoenwatana el.al. ( 1 9881, Garforth ( I 9961, Prawiraatmadja (2002) dm Simon (2002).
(2) Kesahihm isi {content vulidily). Kesahihan isi didasarkan p d a (a) pendapat para ahli melalui studi literatur maupun pendapat p r a p d m seperh pembimbing d m nara sumkr lainnya ddam rangka mencapai t u j u penelitian, (b) uji kesahihan logika, yakm memhdlngkan teori-teori yang dikaji dalam studi literatur dengan
rumusan rnasa1ah dan tujuan penelitian serta relevansi pengukurannya mdai dari teori, konsep, peubah, indikator, parameter, indikator permeter hingga sampai penyusunan butir-butir kuesioner. (3) Kesahihan konkuren (conarrent vuJidiby).Kesahihan konkuren atau prediktif
didasarkan pada hubungan antara kualitas profesionalisme penyduh dengan kualitas
penyuluhan yang memberdayakan, kualitas penyuluhan
yang
memberdayakan dengan kualitas sumberdaya manusia pet adang, tingkat kekrdayaan peladang dengan kualitas pengelolaan perladangan. Kesahi han
konkuren ini dapat dikenali melalui penjeIam dari masing-masing teori yang membangun hubungan antar peubah. Keterandalan
Ketemdalm atau reliabilitas adalah kehandaIan suatu test seperti yang &-
cerminkan dalam kernantapan-keajegan dari skor-skorhiji-bijinya setelah melaku-
kan pengukuran yang berulang-ulang terhadap ketornpok yang
m a .
Black dan
Champion (1976) menyatakan bahwa keteran&Ian menyangkut kernampun alat ukur untuk mengukur gejala secara konsisten, teliti, dan sebagai alat ukur yang tepat
dalam mengukur gejala yang sama. Mengacu kepada pendapat BIack dan Champion ( 19761, KerIinger ( 1996) dan S umardjo ( 1999), untuk mencapai keterandalan yang
tinggi dilakukan uji coba terhadap aIat ukur (kuesioner), rnaka penelitian ini akan
melakukan uji coba terhadap sejurnlah responden dan waktu yang berbeda. Kemudim hasil pengukuran pertama dan kedua dites melalui teknik korelasi product rnoineni
dengan m u s sebagai berikut:
Keterangan: r = Koefisien korelasi N = Banyaknya kasus
X = Peubah bebas
Y = Peubah tergantung Peubah yang reliabe! akan rnenunjukkan koreiasi yang nyata, yaitu apabila angka koreIasi melebihi angka kritik &lam Tabel nilai R. Artinya, penmuran pertama dm k e d konsisten. ~ Bila has11korelasinya ti&
nyata maka kuesioner sebagai
alat ukur perlu diperbai ki , tenrtarna pada posisi ketidakkonsistenan pengukuran tersebut ditemukan. UjI keterandalan atau reliabilitas setiap pernyataan terIi hat pada Tabel 22. Tabel 22. Uji Korelasi Antar Peryataan datam Suatu Peubah yang Diukur
Peubah Utama
Kisaran Korelasi 0,6525
-
0,8327
*
10,6667
-
0,8210
*
-
0,8257
*
0,8065
*
-
0,8147 0,8310
*
166732
-
0,8179
*
10,6852
-
0,8168
*
10,6571
-
0 , ~ 4 2 7 ~ 1
I
-
0,8390
Kualitas Sumbedaya Pnbadi Penyuluh (XI) I
Kualitas Sikap Profesionalisrne Penyuluh (X2)
I
Kekuatan Motivasi Penyuluh (X4)
10,6872 I
Iklirn Organisasi Penyuluhan ( X 5 )
10,6656
Kualitas Sumberdaya Pnbadi PB (X6)
10,6677
0,7868
1
l~ekuatanMotivasi PI3 (X7)
/0,6622
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan PB (X8)
0,6891
1 ~ u a l i t a sPendukung Keberdayaan PB (X9) Kualitas Lkgkungan E k s & dPB (X10)
Tingkat Keberdayaan PB (Y2) Kualitas Pengeiolaan Per1adangan (Y3) i
Keterangan: * Nyata pada Alpha = 0,01
I
-
10,6494
51 I
1
1
* I
I
95
Pengumpelan Data
Pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan Nopemkr 2002 sampai bulan Maret 2004. Penelitian dilakukan di tiga Kabupaten, enam Kecamatan, dan 12 Desa. Pelaksanaan penelitian melibatkan aparat di tiga Dinas Kehutanan yaitu: ( 1 ) Dinas Kehutanan Kubi Kartmegara, (2) Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Timur, dan (3)
Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat. Enumerator berjumlah enarn orang terdiri atas penyuluh kehutanan empat orang dan pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat
dua orang. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mem berikan
petunj&/pengarahan kepada enumerator tentang tata cara pengambilan data dan responden d m pengisian kuesioner. Pengarahan bertujuan agar enumerator memi liki
pengertian dm pemahaman yang benarltepat isi dm rnaksud kuesioner. Dinas Kehutanan aktif terlibat dalam pelaksanaan penelitian terutama dalam pelakwaan diskusi kelompok temrah seperti rnenyediakan akomodasi dan transportasi, membantu
menghadirkan PetinggilKepda Desa, Kepala Adat
Kampung, Kepala Adat Besar, dan Badan Pewakilan Kampung (BPK).
Tujuan penelitian ini addah untuk melihat hubungan kausai antar peubah. Alat analisis yang lajim untuk keprluan tersebut menggunakan model hubungan kausal yang mernungkinkan bag peneliti menghitung besamya pengaruh langsung rnaupun
tidak langsung antar peubah. Menurut pendapat Asher (Sumardjo, 1999), model analisis kausal merupakan pengembangan lebih lanjut dari Model Analisis Regresi Berganda dan Korelasi ParsiaI. Oleh karena itu, uji statisik yang digmakan adalah
analisis regresi dan analisis lintasan @uth anulysis model) yang merupakan analisis kausal. Menurut pendapat Dillon dan Goldstein (Mattjik dkk., 2001), &lam
melakukan analisis jalur (lintasan) diperlukan beberap asumsi, yaitu: ( I ) Hubungan antar peubah dalarn model bersifat linier, aditif dan sebab akibat, (2) Dalam satu hubungan tidak diperbolehkan satu peubah rnenjadi peubah penyebab
sekaligus menjadi peubah akibat,
(3) Semua peubah diukur &lam skala interval (minimum), (4) Peubah yang diamati diukur tanpa kesalahan, dan ( 5 ) Spesifikasi model benar sehingga semua model kausal ditentukan dm model
sebagaimana mestinya. Mengingat model teoritis pada penelitian ini baik variabel bebas maupun variabel tenkat, maka data yang akan dianalisis perlu ditransfomasikan terlebih
dahulu ke bentuk yang memenuhi persyaratan disbibusi normal. Prosedur analisis jalur (lintasan) dalam penelitian ini rnengadopsi prosedur yang digunakan Sumardjo ( 1999). Pada dasarnya total keragaman (total variance)
dari variakl tertikat (Y)dalarn regresi berganda (m ufliple regression) dirumuskan sebagai berikut: I .1
Y=A+B+C
Keteranp: A
=
proporsi Iceragaman yang dijelaskan secara langsung oleh koefisien
lintasan B
=
proprsi keragaman yang diakibatkan karena adanya korelasi peubah kbas.
C = proprsi keragaman yang diakibatkan karena galat (error).
Sebagai gambaran tentang koefisien lintasan, dapat ditelusuri dari model regesi Iinier berganda yang terdiri atas variabel bebas, sebagai berikut: Yi = Pu+ PIXl +PIX:+. . . ,+ pnXn+ e
1.2
Ketemngan:
Yi = variabel teri kat
Xi=variabel bebaskei,i= 1 , 2 , . . . n Qi = koefisien regresi parsial tak baku ke i, i = I , 2, . . . n Po = intersep (konstanta)
e
=
galat (error)
Dengan mengasumsikan bahwa e didup melalui persamaan berikut :
=
0, maka bent& persamaan 1.2 dapat
Apabila Sy didefinisikan sebagai simpangan baku sampel utuk varialxl terikat
(r),clan Sx I , Sx2, . . . Sxn, maka dmi persamaan 1.3 &pat dihitung koefisien regresi baku yang sering disebut j uga sebagai koefisien beta, yaitu: Si Bi = bi -------
; i = 1,2,..
.ll
SY Koefisien lintasan pada dasarnya serup dengan koefisien beta. Apabila C1,
didefinisikan sebagai koefisien lintasan peubah baku Xi (peubah bebas Xi yang
dibakukan, sehingga berdisribusi normal dengm nilai rata-rata
=
0 dm ragam
=
I,
maka pad. dasarnya koefisien Ci dapat dihitung berdasarkan fornula 1.4 atau dengan
kata lain Bi = Ci. Apabila koefisien l intasan Ci telah d~ketahui, maka beberapa informasi jxnting
akan diperoleh berdasarkan metode analisis lintasan, yai tu: ( I ) Pengaruh Iangsung peubah bebas yang dibakukan Xi, terhadap peubah terikat
Y
yang telah dibakukan, diukur oleh atau ditunjukkan dengan koefisien I intasan Ci. (2) P e n g a d tidak lanpung peubah bebas yang dibakukan X,terhadap peubah terikat
Y,meIaIui peubah bebas yang dibakukan X, yang diukur oleh besaran (Cir,,) (3) Penganrh galat (error re.wdwr> yang tidak &pat dijelaskan oleh mode1 analisis
lintasan diukur dengan cara:
Besaran Cs
dalam analisis adalah sewpa dengan besaran (1 - It2) dalarn
analisis repasi berganda. Model anaiisis lintasan tersebut digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.