PERATURAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG MANUAL RUJUKAN MATERNAL DAN NEONATAL
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
2017
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG MANUAL RUJUKAN MATERNAL DAN NEONATAL
PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya jualah maka penyusunan Manual Rujukan Maternal Neonatal (MR-MN) ini bisa diselesaikan. Maksud dari penyusunan Manual Rujukan Maternal Neonatal ini adalah sebagai acuan yang menjadi pedoman bagi semua fasilitas kesehatan yang ada diwilayah Kutai Kartanegara dalam melaksanakan proses rujukan maternal dan neonatal baik terkait dengan manajemen, pelayanan klinis, transportasi, informasi/komunikasi maupun pembiayaan. Dalam kesempatan ini, tim penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas partisipasi semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan dokumen Manual Rujukan Maternal Neonatal ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara khusus ucapan terima kasih disampaikan kepada : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara 2. Tim PKMK (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan) Universitas Gajah Mada selaku pendamping penyusunan Manual Rujukan Maternal Neonatal Kutai Kartanegara 3. Jajaran Manajemen RSUD AM. Parikesit Tenggarong 4. Jajaran Manajemen RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja 5. Jajaran Manajemen RSUD Dayaku Raja Kota Bangun 6. Seluruh Kepala UPT Puskesmas se-Kutai Kartanegara 7. Tim Pokja Spesialis Obstetri dan Ginekologi 8. Tim Pokja Spesialis Anak 9. Tim Pokja Manajemen Kesehatan 10. Tim Pokja Sistem Informasi Kesehatan 11. Tim Manajemen Perubahan Dinas Kesehatan 12. Semua pihak yang turut serta memberikan dukungan dan membantu penyelesaian dokumen manual rujukan Harapan yang besar dari terbitnya dokumen Manual Rujukan Maternal Neonatal (MR-MN) ini semoga bisa menjadi acuan dalam pelaksanaan rujukan demi menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan neonatal di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tenggarong, Desember 2016
Tim Penyusun Manual Rujukan Maternal Neonatal Kutai Kartanegara
ii
TIM PENYUSUN MANUAL RUJUKAN KUTAI KARTANEGARA Susunan Tim : I. Tim Pengarah Ketua I Ketua II Sekretaris I Sekretaris II Anggota
: : : : :
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Direktur RSUD AM. Parikesit Tenggarong Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kepala Seksi Kesehatan Keluarga 1. Sekretaris Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara 2. Wakil Direktur Pelayanan RSUD AM. Parikesit Tenggarong 3. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan 4. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan 5. Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat 6. Kepala Seksi Regulasi dan Peningkatan Mutu 7. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Khusus, Rujukan dan Institusi 8. Koordinator Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan
II. Tim Teknis A. Organisasi Profesi POGI : Ketua : dr. Irwan Daido, SpOG., M.Kes Anggota : 1. dr. Bernadus Edi Dirgantoro, SpOG 2. dr. Agnes Imelda, SpOG 3. dr. Bernadetha, SpOG 4. dr. Aisyah Radiallah, SpOG B. Organisasi Profesi IDAI : Ketua : dr. Hery Setyobudi, SpA Anggota : 1. dr. Bambang Surif, SpA 2. dr. Thrisia Wuryanti, SpA C. Organisasi Profesi IDI : Ketua Anggota
: dr. Rajiman, SpTHT : 1. dr. Deny Wiharja 2. dr. Leni Astuti, MARS
D. Organisasi Profesi IBI : Ketua : Hj. Hermawati, SST., M.Kes Anggota : Eka Nurmaningrum, A.Md. Keb iii
E. PPNI F.
: Mukmin Nasri, S.Kep., CWCCA
Puskesmas : Ketua : H. Muhammad, SKM., M.Kes Anggota : 1. Eko Marmono, SKM., M.Kes 2. dr. Yazid M. Nur 3. dr. Sofyan 4. dr. W. Nuraida
G. Bidan : Ketua Anggota
: Husia Ulfah, A.Md. Keb : 1. Yunita Rachman, SST., M. Adm.Kes 2. Ni Made Dwi Feriani, SST 3. Mardiani, A. Md. Keb 4. Eka Lestari, A. Md. Keb
H. Sistem Informasi Manajemen : Ketua : Weldy Andi Arief, SKM., M. Kes Anggota : 1. Sulistianto, BE 2. Agus Heriyanto, Amd 3. Bahrudin I.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) : Ketua : Laily Jumiati Anggota : dr. Bambang Sutedjo
J.
PMI
: dr. Hadimasto
K. Akademisi : Ketua : Tri Handayani, SST Anggota : Endras Amirta Hanum, SST
Fasilitator Tim Pusat Kebijakan dan Managemen Kesehatan (PKMK) FK UGM : 1. Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, M. Kes 2. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes 3. dr. M. Hardhantyo P.W, MPH 4. Armiatin, SE, MPH
iv
Executive Summary Meskipun terjadi penurunan jumlah kematian maternal dan neonatal ditahun 2015, tetapi jika melihat tren sejak tahun 2011 maka Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami peningkatan jumlah kematian. Hal ini bila tidak ditangani secara tepat bukan tidak mungkin akan terjadi peningkatan jumlah kematian yang cukup signifikan di tahun 2016 dan 2017. Penyebab kematian pada saat proses persalinan terjadi karena tiga keterlambatan yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat dalam proses rujukan serta terlambat mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan. Kompleksitas sistemlah yang menyebabkan masalah ini terjadi berulang-ulang setiap tahun. Penyusunan manual rujukan maternal neonatal akan menyederhanakan sistem rujukan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir, sehingga pasien akan tiba secepat mungkin di fasilitas kesehatan yang memadai dan mendapatkan pelayanan maksimal. Tidak akan ada lagi kegaduhan dalam prosesi rujukan, kerepotan mencari dokter spesialis, ketersediaan ruangan hingga permasalahan pembiayaan. Semua telah terangkum dalam manual. Manual ini memfungsikan case manager KIA ditingkat kabupaten yang bertugas menghandle kerumitan dalam variasi pelayanan KIA. Petugas kesehatan cukup melakukan kontak pada case manager untuk mengatasi kendala mulai dari transportasi, ketersediaan darah, hingga koordinasi lintas sektor. Sedangkan tenaga kesehatan cukup berfokus pada pelayanan medis pasien. Kode-kode diagnosis serta pengelompokan kasus yang tertera dalam manual telah disepakati melalui diskusi bersama dengan perwakilan dokter ahli anak serta kandungan dari seluruh RSUD di Kabupaten Kutai Kartanegara difasilitasi oleh Pusat Kebijakan dan Managemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran UGM. Kode tersebut akan memudahkan petugas dalam memilah diagnosis serta menentukan lokasi rujukan. Dimana luarannya pasien tidak akan lagi berputar-putar dalam mencari rumah sakit yang tepat. Pengembangan untuk di tahun mendatang adalah untuk menelurkan manual ini dalam bentuk aplikasi software, dimana ibu hamil dibantu oleh tenaga kesehatan hanya perlu secara mandiri serta rutin untuk melakukan input data perkembangan kehamilan pasca kunjungan ANC. Aplikasi akan mengenali kode diagnosis dan mencarikan lokasi rujukan paling tepat sesuai dengan kondisi ibu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara
v
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................................... TIM PENYUSUN MANUAL RUJUKAN KUTAI KARTANEGARA ....................... EXECUTIVE SUMMARY.............................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... A. Latar Belakang ............................................................................................ B. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara ......................... 1. Geografis..... ........................................................................................... 2. Demografis ........................................................................................... 3. Gambaran Umum Sarana Pelayanan Kesehatan .................. 4. Sumber Daya Manusia .................................................................... C. Tujuan dan Sasaran Manual Rujukan Maternal Neonatal.......... 1. Tujuan Umum .................................................................................... 2. Tujuan Khusus ................................................................................... 3. Sasaran ................................................................................................. BAB II KONSEP DAN PRINSIP ALUR RUJUKAN ............................................ A. Pengertian .................................................................................................... B. Kebijakan dan Prinsip Dasar ................................................................ 1. Kebijakan ............................................................................................. 2. Prinsip Dasar ...................................................................................... BAB III PROSES ALUR RUJUKAN KASUS .......................................................... A. Pemetaan Lokasi Rujukan di Kabupaten Kutai Kartanegara.... B. Proses Rujukan Ibu Hamil Kelompok A ............................................ 1. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A1................................... 2. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A2................................... 3. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A3 .................................. C. Proses Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B ....................................... 1. Deatil Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B1 .............................. 2. Detail Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B2 .............................. 3. Detail Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B3 .............................. D. Proses Rujukan Ibu Nifas Kelompok C .............................................. 1. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C1 .................................... 2. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C2 .................................... 3. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C3 .................................... vi
i ii iii v vi viii ix x 1 1 2 2 3 3 4 5 5 5 5 6 6 7 7 7 13 13 14 14 29 33 35 35 45 47 49 49 55 58
E. Proses Rujukan Kelompok E ................................................................. F. Proses Rujukan Neonatus Kelompok D ............................................ 1. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D1 ................................... 2. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D2 ................................... 3. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D3 ................................... BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... LAMPIRAN ....................................................................................................................
vii
60 60 60 69 72 75 76
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 1.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12
Data Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2016.................. Tabel Kasus Kelompok A1 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok A2 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok A3 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok B1 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok B2 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok B3 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok C1 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok C2 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok C3 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok D1 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok D2 ......................................................................... Tabel Kasus Kelompok D3 .........................................................................
viii
10 15 29 33 35 45 47 49 55 58 60 70 72
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13
Tren Kematian Maternal dan Neonatal di Kutai Kartanegara Peta Administratif Kutai Kartanegara ............................................. Pengelompokan Kondisi Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Alur Rujukan Pasien ................................................................................ Pemetaan Lokasi Rujukan ..................................................................... Alur Rujukan Kelompok A1 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok A2 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok A3 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok B1 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok B2 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok B3 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok C1 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok C2 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok C3 .................................................................. Alur Rujukan Kelompok D1 ................................................................. Alur Rujukan Kelompok D2 ................................................................. Alur Rujukan Kelompok D3 .................................................................
ix
1 2 7 10 13 27 31 34 44 46 48 54 57 59 68 71 73
DAFTAR LAMPIRAN Hal. Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12
Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok A1 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok A2 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok A3 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok B1 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok B2 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok B3 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok C1 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok C2 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok C3 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok D1 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok D2 ..................................... Panduan Tatalaksana Kasus Kelompok D3 .....................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kutai Kartanegara selama 5 tahun terakhir berada pada posisi terbesar di Kalimantan Timur. Secara absolut tercatat kasus kematian ibu selama 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 sebanyak 25 kasus, tahun 2012 sebanyak 27 kasus, tahun 2013 sebanyak 34 kasus, tahun 2014 sebanyak 34 kasus dan tahun 2015 sebanyak 29 kasus. Demikian pula halnya dengan kasus kematian neonatal yang masih fluktuatif pada angka absolut yang cukup tinggi. Kematian neonatal tercatat tahun 2011 sebanyak 116 kasus, tahun 2012 sebanyak 141 kasus, tahun 2013 sebanyak 167 kasus, tahun 2014 sebanyak 147 kasus, dan tahun 2015 sebanyak 138 kasus. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan terkait program kesehatan maternal dan neonatal, namun demikian outcome berupa AKI dan AKB masih belum mengalami penurunan yang signifikan. Permasalahan kematian masih berkisar pada penyebab klasik antara lain keterlambatan dalam mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Posisi geografis Kutai Kartanegara yang tersebar dari wilayah pesisir, tengah dan ulu Mahakam memperparah ketiga keterlambatan tersebut. Selain itu faktor sosial, ekonomi dan budaya juga masih mempengaruhi pola pencarian pengobatan dan pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah kesehatan dimasyarakat. Gambar 1.1 Tren kematian maternal dan neonatal di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2011 – 2015 (Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara) 200 160 120 80 40 0 2011
2012
2013 Maternal
2014
2015
2016
2017
Neonatal 1
Berdasarkan situasi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka percepatan penurunan AKI dan AKB adalah dengan membangun sistem rujukan berupa prosedur teknis rujukan kehamilan, persalinan dan nifas serta neonatus. untuk memudahkan akses petugas kesehatan dan masyarakat terhadap pelayanan maternal dan neonatal. B. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Geografis Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah sebesar 27.263,10 km2, dengan luas perairan kurang lebih 4.097 km 2. Posisi terletak pada garis bujur antara 115 026′28″ BT sampai dengan 117036′43″ BT serta terletak pada garis lintang 1 028′21″ LU sampai 10008′06″. Secara administrasi, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 Kecamatan dan 237 desa dan kelurahan.
Gambar 1. 2 Peta Administratif Kutai Kartanegara
2
Topografi wilayah Kutai Kartanegara terdiri atas wilayah pantai, sungai dan daratan. Beberapa wilayah pesisir dan pedalaman masih ada yang harus ditempuh melalui jalur laut, sungai dan danau. Iklim tropika basah yang bercirikan hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. 2. Demografis Penduduk Kutai Kartanegara tahun 2015 berjumlah sebanyak 722.100 jiwa dengan rincian 379.400 jiwa penduduk laki-laki dan 347.700 jiwa penduduk perempuan. Dilihat dari komposisi penduduk laki-laki dan perempuan didapatkan seks rasio sebesar 110,71 Pola penyebaran penduduk tampak tidak merata terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 26 jiwa per km2. Penduduk terpadat tercatat pada Kecamatan Tenggarong yang merupakan wilayah ibukota kabupaten yaitu sebesar 289,27 jiwa per km2, sementara penduduk yang paling jarang berada pada Kecamatan Tabang sebesar 1,34 jiwa per km 2. 3.
Gambaran Umum Sarana Pelayanan Kesehatan Berikut Gambaran umum fasilitas kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara : Tabel 1. 1 Data Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2016
No 1.
Uraian Puskesmas
Jumlah 32
Puskesmas Perawatan
14
Puskesmas UGD 24 jam Puskesmas PONED
9 3
2.
Puskesmas Pembantu
173
3. 4.
Polindes RSUD
62 3
5.
Dokter Spesialis di RS
44
6.
Dokter Umum di Puskesmas
71
Keterangan Berdasarkan SK Bupati No 12 / SK-BUP /HK/2016 tanggal 5 Januari 2016 tentang Penetapan Puskesmas Perawatan dan Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 Jam di Puskesmas Puskesmas Perawatan ada 14 , Puskesmas dengan UGD 24 Jam ada 9 dan Puskesmas Poned ada 3
RSUD AM Parikesit, RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti dan RSUD Dayaku Raja
3
7.
Dokter Umum Di RS
44
8. 9.
Bidan di Puskesmas Bidan di RS
504 98
10.
Perawat di Puskesmas
521
11.
Perawat di RS
469
12. 13.
Apotek Toko obat
51 9
14.
Laboratorium
15.
Optik
Sumber: Profil Kesehatan Kukar tahun 2015
Puskesmas dan Jaringannya Hingga tahun 2016, Puskesmas di Kutai Kartanegara berjumlah 32 Puskesmas yang tersebar pada 18 Kecamatan. Puskesmas Pembantu berjumlah 174 unit, Polindes sebanyak 62 unit, Posyandu 732 unit, Poskesdes 7 unit dan Posyandu lansia 183 unit.
Rumah Sakit Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliki 3 Rumah Sakit Pemerintah yaitu RSUD Aji Muhammad Parikesit yang merupakan rumah sakit Kelas B di kecamatan Tenggarong Seberang, RSUD. Aji Batara Agung Dewa Sakti yang merupakan rumah sakit kelas C di Kecamatan Samboja dan RSUD Dayaku Raja yang merupakan rumah sakit kelas C di Kecamatan Kota Bangun. Persebaran ketiga rumah sakit Pemerintah tersebut masing-masing berada pada wilayah pesisir, tengah dan hulu dengan maksud untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan rujukan pada masing-masing wilayah. Hingga tahun 2016 tidak terdapat rumah sakit swasta di Kutai Kartanegara. 4. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2016 jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan berupa Puskesmas dan jaringannya beserta rumah sakit milik Pemerintah sebanyak 1.624, yang terdiri dari 159 dokter umum dan dokter spesialis, 43 orang dokter gigi dan dokter gigi spesialis, 990 orang bidan dan perawat, 106 orang apoteker, 136 orang kesehatan masyarakat, 43 orang tenaga kesehatan lingkungan, 27 orang tenaga gizi, dan tenaga kesehatan lain-lain sebanyak 120 orang.
4
C. Tujuan Manual Rujukan Maternal Neonatal 1. Tujuan Umum Adanya pedoman bagi fasilitas pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan di berbagai jenjang tentang terselenggaranya upaya pelayanan maternal dan neonatal pada tingkat pelayanan kesehatan dasar dan rujukan secara berjenjang, terpadu, efektif dan efesiensi dalam rangka penurunan AKI dan AKB 2.
Tujuan Khusus a. Menggambarkan alur pelayanan rujukan maternal dan neonatal secara berjenjang sesuai dengan kondisi geografis dan kriteria diagnosis yang ditegakkan b. Mengambarkan uraian tugas (Job description) dan kewenangan setiap jenjang pelayanan rujukan dalam sistem rujukan maternal dan neonatal c. Mendorong / mengarahkan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar d. Meningkatkan akses pelayanan sistem rujukan maternal neonatal secara komprehensif (manajemen, pelayanan klinis, transportasi, informasi/komunikasi dan pembiayaan)
3.
Sasaran Sasaran Manual Rujukan Maternal Neonatal ini adalah seluruh penyedia pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan secara umum maupun pelayanan maternal dan neonatal dalam rangka menurunkan AKI dan AKB.
5
BAB II KONSEP DAN PRINSIP ALUR RUJUKAN A. Pengertian 1. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. 2. Tenaga kesehatan terlatih adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak, dokter umum, bidan dan perawat yang telah mengikuti pelatihan standar terakreditasi sesuai kompetensi dalam pelayanan maternal dan neonatal. 3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. 4. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. 5. Puskesmas mampu PONED adalah Puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi/ komplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. 6. Rumah sakit mampu PONEK adalah rumah sakit PONEK 24 jam memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar maupun komprehensif untuk secara langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin dan ibu nifas baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas mampu PONED. 7. Rumah sakit jejaring adalah rumah sakit non PONEK yang menjadi jejaring rumah sakit PONEK. 8. Rujukan maternal neonatal adalah yg berkaitan dgn diagnosis, terapi, tindakan medik berupa pengiriman pasien, rujukan bahan/spesimen utk pemeriksaan laboratorium, dan rujukan ilmu pengetahuan tentang maternal & neonatal. 9. Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) adalah suatu tempat atau ruangan yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya (suami/ kader/ dukun atau keluarga), yang berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan (Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit), selama beberapa hari sampai menunggu persalinan tiba dan setelah persalinan. 6
B. Kebijakan dan Prinsip Alur Rujukan 1. Kebijakan Menyelenggarakan sistem rujukan maternal dan neonatal secara berjenjang, terpadu, efektif dan efisien sesuai prinsip continuum of care. 2. Prinsip Alur Rujukan a. Mempersiapkan alur rujukan baik terencana maupun emergensi secara cepat, tepat, efektif dan efisien untuk mengurangi kepanikan dan kegaduhan dengan cara mengelompokkan ibu hamil berdasarkan kondisi kesehatan yang ditemukan pada saat ANC Gambar 2.1 Pengelompokan Kondisi Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir dan Ibu Nifas
Komplikasi
Komplikasi Ringan atau Sehat
Rujukan ke PONEK
PONED
emergensi
Ibu Hamil
b.
c.
d. e.
Diprediksi Bermasalah
Diprediksi Tanpa Masalah
Ante Natal Care
Tidak Pernah Melakukan ANC
Penyelenggaraan pelayanan maternal neonatal yang menyeluruh dan terintegrasi sesuai prinsip continuum of care disertai sumber pembiayaan yang jelas pada setiap jenis dan jenjang pelayanan. Adanya penjenjangan dan regionalisasi fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi RS PONEK, RS Jejaring, Puskesmas PONED, Puskesmas Non PONED dan fasilitas kesehatan lainnya (Dokter praktek umum, dokter praktek spesialis, bidan praktek mandiri, klinik swasta, rumah bersalin dan lain-lain). Penyelenggaraan hotline 24 jam rujukan maternal dan neonatal. Penyelenggaraan sistem informasi dan komunikasi rujukan maternal dan neonatal. 7
f.
g.
Mensinergikan 5 sub sistem dalam sistem rujukan yaitu sistem manajemen/ program, sistem pelayanan klinis, sistem pembiayaan, sistem informasi/ komunikasi dan sistem transportasi. Memperhatikan secara maksimal ibu-ibu yang masuk dalam pengelompokan berdasarkan kategori tertentu. 1) Kelompok A : Ibu-ibu hamil yang terdeteksi mengalami masalah dalam kehamilan pada saat pemeriksaan kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana. Kelompok ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : a) Kelompok A1 : Ibu hamil yang terdeteksi mengalami masalah dalam kehamilan pada saat ANC dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana ke rumah sakit PONEK atau RS jejaring b) Kelompok A2 : Ibu hamil yang terdeksi mengalami masalah pada saat kehamilan yang ditemukan pada saat ANC dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara terencana ke Puskesmas PONED c) Kelompok A3 : Ibu hamil yang terdeteksi mengalami masalah pada saat kehamilan yang ditemukan pada saat ANC, namun tidak perlu dirujuk dan persalinan dapat ditangani di fasyankes lain. 2) Kelompok B : Ibu bersalin yang dalam proses ANC tidak ditemukan masalah. Kelompok ini dibagi menjadi 3, yaitu : a) Kelompok B1 : Tidak ditemukan masalah pada saat ANC namun pada saat bersalin membutuhkan rujukan emergency ke RS PONEK 24 jam. b) Kelompok B2 : Tidak ditemukan masalah pada saat ANC tapi pada saat bersalin ada kesulitan namun tidak perlu dirujuk ke RS PONEK 24 jam, dapat dilakukan di Puskesmas PONED c) Kelompok B3 : Ibu-ibu yang mengalami persalinan normal dan dapat dilayani di puskesmas, Bidan praktek mandiri atau klinik bersalin. 8
h. i.
3) Kelompok C : Adalah ibu pasca bersalin atau bu nifas. Kelompok ini juga dibagi menjadi 3, yaitu : a) Kelompok C1 : Ibu-ibu nifas yang memerlukan perawatan nifas di RS PONEK atau RS jejaring b) Kelompok C2 : Ibu-ibu nifas yang memerlukan perawatan nifas di Puskesmas PONED c) Kelompok C3 : Ibu-ibu dengan masa nifas yang normal 4) Kelompok D : Adalah bayi baru lahir dibagi. Kelompok ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : a) Kelompok D1 : Bayi baru lahir yang mempunyai masalah sehingga perlu dirujuk ke Rumah sakit PONEK 24 jam atau RS jejaring. b) Kelompok D2 : Bayi baru lahir yang mempunyai masalah sehingga perlu dirujuk ke Puskesmas PONED 24 jam. c) Kelompok D3 : Bayi baru lahir normal dan tidak mempunyai masalah sehingga tidak perlu dirujuk dan dapat dilakukan perawatan di Puskesmas, bidan praktek mandiri maupun rumah bersalin. 5) Kelompok E : Merupakan kelompok ibu hamil yang tidak pernah ANC, diperlakukan sesuai dengan kelompok B. Memberikan petunjuk secara rinci dan jelas mengenai pembiayaan. Menekankan pada koordinasi lintas sektor seperti PKK, Kader kesehatan dan LSM.
9
Ibu Hamil datang ANC ke Sarana Pelayanan Kesehatan
Gambar 2.2 Alur Rujukan Pasien
Sarana pelayanan kesehatan melakukan ANC dan mengidentifikasi jenis kelompok ibu hamil Kelompok B: Kehamilan tidak bermasalah
Kelompok A: Kehamilan bermasalah
Kelompok A1: Sarana pelayanan kesehatan merujuk ke RS PONEK / RS Jejaring
Kelompok A2: Sarana pelayanan kesehatan merujuk ke Puskesmas PONED
Kelompok B1: persalinan bermasalah dan harus dirujuk ke RS PONEK/RS Jejaring
Kelompok A3: Pelayanan persalinan diseluruh Fasyankes
Bayi baru lahir dengan komplikasi
Kelompok D1 : bayi baru lahir dengan komplikasi di rujuk ke RS PONEK/RS Jejaring
Kelompok B2: persalinan dan harus dirujuk ke Puskesmas PONED
Kelompok E: Tidak Pernah ANC namun ditemukan saat bersalin diperlakukan seperti kelompok B Kelompok B3: persalinan tidak bermasalah dapat dilayani diseluruh fasyankes
Bayi baru lahir tanpa komplikasi
Kelompok D2 : Bayi baru lahir dengan komplikasi dirujuk ke puskesmas PONED
Kelompok D3: Pelayanan perawatan bayi baru lahir (Esensial) diberbagai jenis sasaran pelayanan kesehatan
Kelompok C: Ibu Nifas
Kelompok C1 : Ibu nifas dengan komplikasi dan harus dirujuk ke RS PONEK/RS Jejaring
Kelompok C2 : Ibu Nifas dengan Komplikasi dan dapat dirujuk ke Puskesmas PONED
Kelompok C3 : Ibu Nifas Normal dapat dilayani di seluruh fasyankes
Bayi Pulang
Bayi kontrol ke sarana pelayanan kesehatan
10
Penjelasan Alur Rujukan a. Ibu hamil dapat memperoleh pelayanan ANC diberbagai Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Puskesmas PONED, Bidan Praktek Mandiri, Klinik Bersalin, RS PONEK, RS Jejaring) b. Sarana pelayanan kesehatan melakukan identifikasi jenis kehamilan dan perkiraan jenis persalinan dari ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan ANC dimasing-masing sarana. c. Sarana Pelayanan Kesehatan mengelompokan jenis kehamilan dan jenis persalinan menjadi 2 kelompok. 1) Kelompok A : merupakan ibu-ibu yang dideteksi mempunyai permasalahan dalam kehamilan dan diprediksi akan mempunyai permasalahan dalam persalinan; 2) Kelompok B : merupakan ibu-ibu yang dalam ANC tidak ditemukan permasalahan. d. Untuk kelompok A, rujukan bisa dilakukan pada saat ANC dimana sarana pelayanan kesehatan akan merujuk ibu hamil kelompok A1 ke RS PONEK atau RS jejaring (kecuali ibu hamil tersebut sudah ditangani di RS PONEK atau RS jejaring sejak ANC). Ibu hamil kelompok A2 tidak perlu dirujuk ke RS PONEK atau RS jejaring tetapi cukup ke Puskesmas PONED. Ibu hamil kelompok A3 tidak perlu dirujuk dan dapat ditangani di seluruh fasilitas kesehatan lainnya. e. Untuk kelompok B, sarana pelayanan kesehatan akan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya penyulit pada saat persalinan menggunakan proses dan teknik yang baik (misalnya penggunaan partograf). Sarana pelayanan kesehatan mengelompokkan jenis persalinan menjadi 3 kelompok : 1) Kelompok B1 : Ibu-ibu yang mengalami permasalahan di dalam persalinan dan harus dirujuk emergency (dirujuk dalam keadaan in-partu) di RS PONEK atau RS jejaring (kecuali persalinan memang sudah ditangani di RS PONEK atau RS Jejaring); 2) Kelompok B2 : Ibu-ibu yang mengalami permasalahan di dalam persalinan tapi tidak memerlukan rujukan ke RS PONEK, cukup di Puskesmas PONED. 3) Kelompok B3 : Ibu-ibu dengan persalinan normal dapat ditangani di semua sarana pelayanan kesehatan/pelayanan persalinan; f. Untuk kelompok C : kelompok ibu bersalin atau ibu nifas. Dibagi menjadi 3 kelompok : 1) Kelompok C1 : ibu nifas yang mengalami komplikasi dan memerlukan rujukan ke RS PONEK atau RS Jejaring. 2) Kelompok C2 : ibu nifas yang mengalami komplikasi dan memerlukan rujukan ke Puskesmas PONED. 3) Kelompok C3 : ibu nifas normal. 11
g. h.
i.
j.
k.
l.
Untuk Kelompok E : Ibu-ibu yang tidak pernah ANC, ditemukan saat bersalin, diperlakukan seperti kelompok B. Untuk Kelompok D : Bayi baru lahir yang dimaksud dalam manual rujukan ini adalah neonatus berusia antara 0-28 hari. 1) Kelompok D1 : Bayi baru lahir dengan komplikasi, dirujuk ke RS PONEK. 2) Kelompok D2 : Bayi baru lahir dengan komplikasi, dirujuk ke Puskesmas PONED. 3) Kelompok D3 : Bayi baru lahir tanpa komplikasi dapat ditangani di seluruh jenis sarana pelayanan kesehatan termasuk RS PONEK apabila sang ibu bersalin di RS PONEK tersebut (karena masuk kelompok A1 dan B1). Bayi baru lahir dengan komplikasi dapat lahir dari ibu dengan komplikasi persalinan maupun dari ibu yang melahirkan normal, baik di Rumah Sakit PONEK atau di sarana pelayanan kesehatan primer. Bayi baru lahir yang telah pulang pasca kelahiran dan kemudian kembali lagi ke fasilitas kesehatan karena menderita sakit juga termasuk dalam manual rujukan ini. Bayi baru lahir kontrol ke sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan surat kontrol yang diberikan oleh fasilitas kesehatan di tempat kelahiran. Pengelompokan tingkat kegawatan bayi baru lahir dilakukan berdasarkan algoritme Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Bayi baru lahir dengan sakit berat dirujuk ke Rumah Sakit PONEK atau RS jejaring, bayi baru lahir dengan sakit sedang dirujuk ke Puskesmas PONED, sementara bayi baru lahir sakit ringan ditangani di sarana pelayanan kesehatan primer atau di sarana pelayanan kesehatan tempat bayi kontrol.
12
BAB III PROSES ALUR RUJUKAN KASUS A. Pemetaan Lokasi Rujukan di Kutai Kartanegara Gambar 3.1 Pemetaan Lokasi Rujukan : PONEK / RS.Jejaring
RSUD Dayaku Raja RSUD AM.Parikesit RSUD AWS RS SMC
PONEK / RS.Jejaring RSUD AM.Parikesit RSUD AWS RSUD Bontang RS I.A Moeis RS.Islam RS. Dirgahayu RS Bakti Nugraha RS.SMC RS.Siaga RS.Bersalin “Aisyah” RS.Anak “H.Toaha” RS.Qurrota Ayyun” RS. Tentara SMD RS.Siloam SMD RS.Kasih Cendrawasih
Muara Badak Sebulu I Sebulu II Mangkurawang Sungai Meriam
Ritan Tabang Kahala Kota Bangun Muara Muntai Muara Wis Muara Kaman Fasyankes Lain : Klinik Swasta Praktek dokter BPM Rumah Bersalin
ZONA HULU
Bunga Jadi Badak baru Teluk Dalam Separi Loa Ipuh Rapak mahang Loa Kulu Jonggon Jaya Loa Janan Loa Duri Batuah Fasyankes Lain : Klinik Swasta Praktek dokter BPM Rumah Bersalin
ZONA TENGAH
RSUD ABADI Samboja RSU KD RSU AWS RS I.A Moeis RS. PKT Bontang RS. PT. Badak RS. Amalia RS Taman Husada Bontang
PONED Muara jawa Sanga-Sanga Samboja
PUSKESMAS
PUSKESMAS
PONED
PONED Kembang Janggut Rimba Ayu
PONEK / RS.Jejaring
PUSKESMAS
Handil Baru Sungai Merdeka Marangkayu Prangat Fasyankes Lain : Klinik Swasta Praktek dokter BPM Rumah Bersalin
ZONA PESISIR
13
Penjelasan Pemetaan pengelompokan rujukan maternal neonatal di Kutai Kartanegara didasarkan pada kondisi geografis, kemampuan tempat pelayanan dan rujukan untuk menangani masalah kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas, ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (dokter spesialis obgyn, dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, perawat dan lain-lain). Berdasarkan karakteristik wilayah Kutai Kartanegara maka pengelompokan rujukan maternal neonatal dibagi menjadi 3 zona yaitu zona hulu, zona tengah dan zona pesisir. Masing-masing zona memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti klinik swasta, BPM, praktek dokter, rumah bersalin, fasilitas pelayanan PONED yaitu Puskesmas mampu PONED dan fasilitas pelayanan rujukan yaitu RS PONEK dan RS Jejaring. Posisi Kutai Kartanegara yang luas dan tersebar serta berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Timur, menjadikan proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan melibatkan pula fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di luar wilayah Kutai Kartanegara, baik fasilitas pelayanan dasar dan rujukan di wilayah Kota Samarinda, Kota Bontang dan Kota Balikpapan. RS Jejaring dipergunakan untuk rumah sakit yang belum mampu PONEK namun dapat memberikan pelayanan maternal dan neonatal pada kasus tertentu. Rujukan dapat dilakukan langsung ke fasilitas rujukan yang lebih tinggi jika ditemukan kondisi pasien harus ditangani oleh dokter spesialis dan peralatan yang lebih lengkap. Di rumah sakit AM Parikesit terdapat hotline khusus maternal sedangkan untuk 2 RS lain di Kutai Kartanegara belum memiliki hotline khusus maternal. Untuk saat ini jejaring komunikasi dan informasi rujukan dan rujukan balik dipantau melalui group di media sosial dengan anggota yang terdiri dari seluruh Puskesmas di Kutai Kartanegara, 3 rumah sakit dan unsur Dinas Kesehatan. B. Proses Rujukan Ibu Hamil Kelompok A Sarana Pelayanan Kesehatan membuat daftar ibu-ibu hamil dengan kasus kehamilan yang termasuk Ibu Hamil Kelompok A (ibu-ibu yang terdeteksi mengalami masalah dalam kehamilan saat pemeriksaan kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan sehingga perlu dirujuk secara terencana). 1. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A1 Jenis Kasus dalam kelompok A1 wajib dirujuk ke RS PONEK atau RS Jejaring bila diperkirakan tidak terdapat kegawatan neonatus, namun ibu dengan kondisi berisiko sehingga tidak boleh dilakukan persalinan selain di RS yang mampu melakukan penanganan.
14
Tabel 3.1 Tabel Kasus Kelompok A1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Diagnosa Bahasa Indonesia Tetanus yang terkait kebidanan (dalam masa kehamilan) Neoplasma ganas pada plasenta
Bahasa Inggris Obstretical Tetanus
Malignant neoplasma of placenta Prolaps genital wanita Female genital prolapse Uretrokel pada wanita Female urethrocele Kostokel Cystocele Prolaps uterovagina tidak Incomplete uterovaginal lengkap prolapse Prolaps uterovagina komplet Complete uterovaginal prolapse Prolaps uterovagina, tidak Uterovaginal prolapse, terspesifikasi unspecified Enterokel vagina Vaginal enterocele Rektokel Rectocele Prolaps genital wanita lainnya Other female genital prolapse Prolaps genital wanita, tidak Female genital prolapse, terspesifikasi unspecified Fistula yang mengenai saluran Fistulae involving female genital genital wanita tract Fistula vesikovagina Vesicovaginal fistula Fistula saluran kemih-genital Other female urinary-genital wanita lain tract fistulae Fistula dari vagina ke usus halus Fsitula of vagina to small intestine Fistula dari vagina ke usus besar Fistula of vagina to large intestine Fistula usus-saluran genital Other female intestinal-genital wanita lain tract fistulae Fistula saluran genital-kulit pada Female genital tract-skin wanita fistulae Fistula saluran genital wanita lain Other female genital tract fistulae Fistula saluran genital wanita, Female genital tract fistulae, tidak terspesifikasi unspecified Malposisi rahim Malposition of uterus Terbiasa aborsi Habitual Aborter Kehamilan ektopik Ectopic pregnancy Kehamilan abdominal Abdominal pregnancy Kehamilan tuba Tubal pregnancy Kehamilan ovarian Ovarian pregnancy Kehamilan ektopik lain Other ectopic pregnancy
Kode ICDX A34.4 C58.30 N81.158 N81.0.158 N81.1.158 N81.2.158 N81.3.158 N81.4.158 N81.5.158 N81.6.158 N81.8.158 N81.9.158 N82.158 N82.0.158 N82.1.158 N82.2.158 N82.3.158 N82.4.158 N82.5.158 N82.8.158 N82.9.158 N85.4.158 N96.158 O00.160 O00.0.160 O00.1.160 O00.2.160 O00.8.160 15
No 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
45 46 47
48
Diagnosa Bahasa Indonesia Kehamilan ektopik, tidak terspesifikasi Mola bentuk hidatid Mola bentuk hidatid klasik Mola bentuk hidatid inkomplit dan parsial Mola bentuk hidatid, tidak terspesifikasi Produk-produk abnormal lain dari konsepsi Blighted ovum dan mola bentuk non hidatid Missed aborsi Produk-produk abnormal spesifik lain dari konsepsi Produk abnormal konsepsi, tidak terspesifikasi Aborsi inkomplit, komplikasi dengan saluran genital dan infeksi panggul Aborsi inkomplit, komplikasi dengan perdarahan lama dan banyak Aborsi inkomplit, komplikasi dengan embolisme Aborsi inkomplit, dengan komplikasi-komplikasi lain dan tidak terspesifikasi Aborsi inkomplit, tanpa komplikasi Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, komplikasi dengan saluran genital dan infeksi panggul Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, komplikasi dengan perdarahan lama dan banyak Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, komplikasi dengan embolisme Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, dengan komplikasi-komplikasi lain dan tidak terspesifikasi Aborsi medis
Bahasa Inggris Ectopic pregnancy, unspecified
Kode ICDX O00.9.160
Hydatidiform mole Classical hydatidiform mole Incomplete and partial hydatidiform mole Hydatidiform mole, unspecified
O01.160 O01.0.160 O01.1.160
Other abnormal products of conception Blighted ovum and nonhydatidiform mole Missed abortion Other spesified abnormal products of conception Abnormal products of conception, unspesified Incomplete, complicated by genital tract and pelvic infection
O02.160
O01.9.160
O02.0.160 O02.1.160 O02.8.160 O02.9.160 O03.0.160
Incomplete, complicated by delayed or excessive hemorrhage Incomplete, complicated by embolism Incomplete, with other and unspesified complications
O03.1.160
Incomplete, without complication Compelete or unspesified, complicated by genital tract and pelvic infection
O03.4.160
Complete or unspesified, complicated by delayed or excessive hemorrhage Complete or unspesified, complicated by embolism
O03.6.160
Complete or unspesified, with other and unspesified complications
O03.8.160
Medical abortion
O03.2.160 O03.3.160
O03.5.160
O03.7.160
O04.160 16
No 49 50 51 52 53 54 55 56
57
58
59
60
Diagnosa Bahasa Indonesia Aborsi tidak terspesifikasi Gagal usaha aborsi Gagal aborsi medis, komplikasi dengan saluran genital dan infeksi panggul Gagal aborsi medis, komplikasi dengan perdarahan lama dan banyak Gagal aborsi medis, komplikasi dengan embolisme Gagal aborsi medis, dengan komplikasi-komplikasi lain dan tidak terspesifikasi Gagal aborsi medis, tanpa komplikasi Gagal aborsi medis lain dan tidak terspesifikasi, komplikasi dengan saluran genital dan infeksi panggul Gagal aborsi medis lain dan tidak terspesifikasi, komplikasi dengan perdarahan lama atau banyak Gagal aborsi medis lain dan tidak terspesifikasi, komplikasi dengan embolisme Gagal aborsi medis lain dan tidak terspesifikasi, dengan komplikasi-komplikasi lain dan tidak terspesifikasi Hipertensi yang telah ada mengkomplikasi kehamilan
61
Hipertensi esensial yang telah ada mengkomplikasi kehamilan
62
Hipertensi penyakit jantung yang telah ada mengkomplikasi kehamilan Hipertensi penyakit ginjal yang telah ada mengkomplikasi kehamilan Hipertensi penyakit jantung dan ginjal yang telah ada mengkomplikasi kehamilan
63 64
Bahasa Inggris Unspecified abortion Failed attempted abortion Failed medical abortion, complicated by genital tract and pelvic infection Failed medical abortion, complicated by delayed or excessive hemorrhage Failed medical abortion, complicated by embolism Failed medical abortion, with other and unspecified complications Failed medical abortion, without complication Other and unspecified failed attempted abortion, complicated by genital tract and pelvic infection Other and unspecified failed attempted abortion, complicated by delayed or excessive hemorrhage Other and unspecified failed attempted abortion, complicated by embolism Other and unspecified failed attempted abortion, with other and unspecified complications Preexisting hypertension complicating pregnancy
Kode ICDX O06.160 O07.160 O07.0.160 O07.1.160 O07.2.160 O07.3.160 O07.4.160 O07.5.160 O07.6.160
O07.7.160
O07.8.160
O10.161
Preexisting essensial hypertension complicating pregnancy Preexisting hypertensive heart disease complicating pregnancy
O10.0.161
Preexisting hypertensive renal disease complicating pregnancy
O10.2.161
Preexisting hypertensive heart and renal disease complicating pregnancy
O10.3.161
O10.1.161
17
No 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
Diagnosa Bahasa Indonesia Hipertensi sekunder yang telah ada mengkomplikasi kehamilan
Bahasa Inggris Preexisting secondary hypertension complicating pregnancy Hipertensi yang telah ada tidak Unspecified preexisting terspesifikasi mengkomplikasi hypertension complicating kehamilan pregnancy Kelainan hipertensi yang telah Preexisting hypertensive ada dengan proteinuria disorder with superimposed proteinuria Edema dan proteinuria gestasi Gestasional (pregnancy(terinduksi kehamilan) tanpa induced) edema and proteinuria hipertensi without hypertension Proteinuria gestasi Gestasional proteinuria Edema gestasi dengan Gestasional edema with proteinuria proteinuria Hipertensi gestasi (terinduksi Gestasional (pregnancykehamilan) dengan proteinuria induced) hypertension with bermakna significant proteinuria Preeklamsi berat Severe preeclampsia Eklamsi Eclampsia Eklamsi pada kehamilan Eclampsia in pregnancy Eklamsi, tidak terspesifikasi Eclampsia, unspecified as to sebagai periode waktu time period Hipertensi maternal tidak Unspecified maternal terspesifikasi hypertension Perdarahan pada awal kehamilan Hemorrhage in early pregnancy Aborsi terancam Threatened abortion Muntah berlebih diawal Excessive vomiting in kehamilan pregnancy Hiperemesis gravidarum dengan Hyperemesis gravidarum with gangguan metabolic metabolic disturbance Muntah lain yang Other vomiting complicating mengkomplikasi kehamilan pregnancy Komplikasi-komplikasi vena pada Venous complications in kehamilan pregnancy Tromboflebitis permukaan pada Superfisial thrombophlebitis in kehamilan pregnancy Tromboflebitis dalam pada Deep phlebothrombophlebitis kehamilan in pregnancy Trombosis vena serebral pada Cerebral venous thrombosis in kehamilan pregnancy Komplikasi-komplikasi vena lain Other venous complications in pada kehamilan pregnancy Komplikasi vena pada kehamilan, Venous complication in tidak terspesifikasi pregnancy, unspecified
Kode ICDX O10.4.161 O10.9.161 O11.161 O12.161 O12.1.161 O12.2.161 O14.161 O14.1.161 O15.161 O15.0.161 O15.9.161 O16.161 O20.162 O20.0.162 O21.162 O21.1.162 O21.8.162 O22.162 O22.2.162 O22.3.162 O22.5.162 O22.8.162 O22.9.162 18
No
Diagnosa
88
Bahasa Indonesia Infeksi ginjal pada kehamilan
89
Infeksi uretra pada kehamilan
90
Infeksi saluran genital-kemih lain dan tidak terspesifikasi pada kehamilan Diabetes mellitus yang telah ada, tergantung insulin Malnutrisi terkait diabetes mellitus yang telah ada Tertinggalnya IUD pada kehamilan
91 92 93 94
Herpes gestasionis
95
Kelainan-kelainan hati pada kehamilan
96
Subluksasi simfisis (pubis) pada kehamilan Kondisi-kondisi spesifik lain terkait kehamilan Temuan hematologis abnormal pada skrining antenatal ibu
97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
Bahasa Inggris Infections of kidney in pregnancy Infections of urethra in pregnancy Other and unspecified genitourinary tract infection in pregnancy Preexisting diabetes mellitusdependent Preexisting malnutrition related diabetes mellitus Retained intrauterine contraceptive device in pregnancy Herpes gestasionis Liver disorders in pregnancy
Subluxation of symphisis (pubis) in pregnancy Other specified pregnancyrelated condition Abnormal hematological finding on antenatal screening of mother Temuan biokemis abnormal pada Abnormal biochemical finding skrining antenatal ibu on antenatal screening of mother Temuan sitologis abnormal pada Abnormal cytological finding on skrining antenatal ibu antenatal screening of mother Temuan ultrasonik abnormal Abnormal ultrasonic finding on pada skrining antenatal ibu antenatal screening of mother Temuan radiologi abnormal pada Abnormal radiological finding skrining antenatal ibu on antenatal screening of mother Temuan kromosomal dan genetik Abnormal chromosomal and abnormal pada skrining antenatal genetic finding on antenatal ibu screening of mother Komplikasi-komplikasi akibat Complications of anesthesia anestesi selama kehamilan during pregnancy Komplikasi-komplikasi paru Pulmonary complications of akibat anestesi selama kehamilan anesthesia during pregnancy Komplikasi-komplikasi jantung Cardiac complications of akibat anestesi selama kehamilan anesthesia during pregnancy
Kode ICDX O23.0.162 O23.2.162 O23.9.162 O24.0.162 O24.2.162 O26.3.162 O26.4.162 O26.6.162 O26.7.162 O26.8.162 O28.0.162 O28.1.162 O28.2.162 O28.3.162 O28.4.162 O28.5.162 O29.162 O29.0.162 O29.1.162
19
No
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia 107 Komplikasi-komplikasi sistem saraf pusat akibat anestesi selama kehamilan 108 Reaksi toksik terhadap anestesi lokal selama kehamilan 109 Anestesi spinal dan epidural yang menginduksi sakit kepala selama kehamilan 110 Komplikasi-komplikasi lain akibat anestesi spinal dan epidural selama kehamilan 111 Kegagalan atau kesulitan intubasi selama kehamilan 112 Komplikasi-komplikasi lain akibat anestesi selama kehamilan 113 Komplikasi akibat anestesi selama kehamilan, tidak terspesifikasi 114 Gestasi multiple 115 Kehamilan kembar dua 116 Kehamilan kembar tiga (triplet) 117 Kehamilan kembar empat (quadruplet) 118 Gestasi multipel lainnya 119 Gestasi multipel, tidak terspesifikasi 120 Komplikasi-komplikasi spesifik pada gestasi multiple 121 Janin papiraseus 122 Kehamilan lanjutan setelah aborsi satu janin atau lebih 123 Kehamilan lanjutan setelah kematian dalam kandungan pada satu janin atau lebih 124 Perawatan maternal untuk malpresentasi janin yang diketahui atau diduga 125 Perawatan maternal untuk letak janin tak stabil 126 Perawatan maternal untuk presentasi bokong
Bahasa Inggris Central nervous system complications of anesthesia during pregnancy Toxic reaction to local anesthesia during pregnancy Spinal and epidural anesthesiainduced headache during pregnancy Other complications of spinal and epidural anesthesia during pregnancy Failed or difficult intubation during pregnancy Other complications of anesthesia during pregnancy Complication of anesthesia during pregnancy, unspecified
Maternal care for breech presentation
O32.1.163
127
Maternal care for transverse and oblique lie
O32.2.163
Perawatan maternal untuk letak janin melintang atau menyilang
O29.2.162 O29.3.162 O29.4.162 O29.5.162 O29.6.162 O29.8.162 O29.9.162
Multiple gestation Twin pregnancy Triplet pregnancy Quadruplet pregnancy
O30.163 O30.0.163 O30.1.162 O30.2.162
Other multiple pregnancy Multiple gestation, unspecified
O30.8.162 O30.9.162
Complications specific to multiple gestation Papyraseus fetus Continuing pregnancy after abortion of one fetus or more Continuing pregnancy after intrauterine death of one fetus or more Maternal care for known or suspected malpresentation of fetus Maternal care for unstabie lie
O31.163 O31.0.163 O31.1.163 O31.2.163 O32.163 O32.0.163
20
No 128 129 130
131 132 133 134 135 136 137
138
139 140 141
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia Perawatan maternal untuk presentasi wajah, kening dan dagu Perawatan maternal untuk kepala tinggi pada waktunya
Bahasa Inggris Maternal care for face, brow, and chin presentation Maternal care for high head at term
O32.4.163
Perawatan maternal untuk gestasi multipel dengan malpresentasi satu janin atau lebih Perawatan maternal untuk presentasi campuran Perawatan maternal untuk malpresentasi lain
Maternal care for multiple gestation with malpresentation of one fetus or more
O32.5.163
Maternal care for compound presentation Maternal care for other malpresentation of fetus
O32.6.163
Perawatan maternal untuk malpresentasi fetus, tidak terspesifikasi Perawatan maternal untuk disproporsi yang diketahui atau diduga Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh deformitas tulang panggul Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh penyempitan seluruh panggul Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh penyempitan pintu masuk panggul Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh penyempitan pintu keluar panggul Perawatan maternal untuk disproporsi yang berasal dari maternal atau fetal Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh janin besar Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh janin hidrosefalik
Maternal care for malpresentation of fetus, unspecified Maternal care for known or suspected disproportion
O32.9.163
Maternal care for disproportion due to deformity of maternal pelvic bones Maternal care for disproportion due to general contracted pelvis
O33.0.163
Maternal care for disproportion due to inlet contraction of felvis
O33.2.163
Maternal care for disproportion due to outlet contraction of felvis
O33.3.163
Maternal care for disproportion of mixed maternal and fetal origin Maternal care for disproportion due to unusually large fetus
O33.4.163
Maternal care for disproportion due to hydrosefalic fetus
O33.6.163
O32.3.163
O32.8.163
O33.163
O33.1.163
O33.5.163
21
No 142
143 144 145 146 147 148 149 150 151
152 153 154 155 156 157
Diagnosa Bahasa Indonesia Perawatan maternal untuk disproporsi yang disebabkan oleh deformitas-deformitas lain pada janin Perawatan maternal untuk disproporsi dengan penyebab lain Perawatan maternal untuk disproporsi, tidak terspesifikasi Perawatan maternal untuk abnormalitas yang diketahui atau diduga pada organ-organ panggul Perawatan maternal untuk malformasi kongenital rahim Perawatan maternal untuk tumor badan rahim Perawatan maternal untuk parut rahim dari bedah sebelumnya Perawatan maternal untuk inkompetensi leher rahim (servik) Perawatan maternal untuk kelainan-kelainan lain leher rahim (servik) Perawatan maternal untuk abnormalitas-abnormalitas lain pada rahim yang sedang mengandung Perawatan maternal untuk abnormalitas vagina Perawatan maternal untuk abnormalitas vulva dan perineum Perawatan maternal untuk abnormalitas-abnormalitas lain organ-organ panggul Perawatan maternal untuk abnormalitas organ panggul, tidak terspesifikasi Perawatan maternal untuk abnormalitas dan kerusakan yang diketahui atau diduga pada janin Perawatan maternal untuk malformasi sistem saraf pusat (yang diduga) pada janin
Bahasa Inggris Maternal care for disproportion due to other fetal deformities
Kode ICDX O33.7.163
Maternal care for disproportion of other origin
O33.8.163
Maternal care for disproportion, unspecified Maternal care for known or suspected abnormality of pelvic organs Maternal care for congenital malformation of uterus Maternal care for tumor of corpus uteri Maternal care due to urine scar from previous surgery Maternal care for cervical incompetence
O33.9.163
Maternal care for other abnormalities of cervix
O34.4.163
Maternal care for other abnormalities of gravid uterus
O34.5.163
Maternal care for abnormality of vagina Maternal care for abnormality of vulva and perineum Maternal care for other abnormalities of pelvic organs
O34.6.163
Maternal care for abnormality of pelvic organ, unspecified
O34.9.163
Maternal care for known of suspected fetal abnormality and damage Maternal care for (suspected) cental nervous system malformation in fetus
O34.163 O34.0.163 O34.1.163 O34.2.163 O34.3.163
O34.7.163 O34.8.163
O35.163 O35.0.163
22
No 158 159 160 161 162 163 164
165 166
167 168 169 170 171 172 173
Diagnosa Bahasa Indonesia Perawatan maternal untuk abnormalitas kromosom (yang diduga) pada janin Perawatan maternal untuk penyakit herediter (yang diduga) pada janin Perawatan maternal untuk kerusakan janin akibat (yang diduga) penyakit virus pada ibu Perawatan maternal untuk kerusakan janin akibat (yang diduga) alcohol Perawatan maternal untuk kerusakan janin akibat (yang diduga) obat-obatan Perawatan maternal untuk kerusakan janin akibat (yang diduga) radiasi Perawatan maternal untuk kerusakan janin akibat (yang diduga) oleh prosedur-prosedur medik lainnya Perawatan maternal untuk abnormalitas dan kerusakan (yang diduga) lainnya pada janin Perawatan maternal untuk abnormalitas dan kerusakan (yang diduga) pada janin, tidak terspesifikasi Perawatan maternal untuk masalah-masalah janin lain yang diketahui atau diduga Perawatan maternal untuk isoimunisasi rhesus Perawatan maternal untuk isoimunisasi lainnya Perawatan maternal untuk hidrops fetalis Perawatan maternal untuk tandatanda hipoksia janin Perawatan maternal untuk kematian dalam rahim Perawatan maternal untuk pertumbuhan janin buruk
Bahasa Inggris Maternal care for (suspected) chromosomal abnormality in fetus Maternal care for (suspected) hereditary disease in fetus
Kode ICDX O35.1.163 O35.2.163
Maternal care for (suspected) damage to fetus from viral disease in mother Maternal care for (suspected) damage to fetus from alcohol
O35.3.163
Maternal care for (suspected) damage to fetus by drugs
O35.5.163
Maternal care for (suspected) damage to fetus by radiation
O35.6.163
Maternal care for (suspected) damage to fetus by other medical procedures
O35.7.163
Maternal care for other (suspected) fetal abnormality and damage Maternal care for (suspected) fetal abnormality and damage, unspecified
O35.8.163
Maternal care for other known or suspected fetal problems
O36.163
Maternal care for rhesus isoimmunization Maternal care for other isoimmunization Maternal care for hydrops fetalis Maternal care for signs of fetal hypoxia Maternal care for intrauterine death Maternal care for poor fetal growth
O36.0.163
O35.4.163
O35.9.163
O36.1.163 O36.2.163 O36.3.163 O36.4.163 O36.5.163
23
No 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195
Diagnosa Bahasa Indonesia Perawatan maternal untuk pertumbuhan janin berlebih Perawatan maternal untuk janin hidup pada kehamilan parut Perawatan maternal untuk masalah-masalah janin spesifik lainnya Perawatan maternal untuk masalah janin, tidak terspesifikasi Polihidramnion Kelainan-kelainan lain pada cairan dan membran amnion Oligohidramnion Infeksi pada kantung dan membran amnion Kelainan-kelainan spesifik lain pada cairan dan membran amnion Kelainan pada cairan dan membran amnion, tidak terspesifikasi Ruptur prematur pada membran amnion Ruptur prematur pada membran amnion, onset labor dalam 24 jam Ruptur prematur pada membran amnion, onset labor sesudah 24 jam Ruptur prematur pada membran amnion, labor tertunda oleh terapi Ruptur prematur pada membran amnion, tidak terspesifikasi Kelainan-kelainan plasenta Sindrom-sindrom transfusi plasenta Malformasi plasenta Kelainan-kelainan lain plasenta Kelainan plasenta, tidak terspesifikasi Plasenta previa Plasenta previa spesifik tanpa perdarahan
Bahasa Inggris Maternal care for excessive fetal growth Maternal care for viable fetal in abdominal pregnancy Maternal care for other specified fetal problems
Kode ICDX O36.6.163 O36.7.163 O36.8.163
Maternal care for fetal problem, unspecified
O36.9.163
Polyhydramnios Other disorders of amniotic fluid and membranes Oligohydramnios Infection of amniotic sac and membranes Other specified disorders of amniotic fluid and membranes
O40.163 O41.163 O41.0.163 O41.1.163 O41.8.163
Disorders of amniotic fluid and membranes, unspecified
O41.9.163
Premature rupture of membranes Premature rupture of membranes, onset of labor within 24 hours Premature rupture of membranes, onset of labor after 24 hours Premature rupture of membranes, labor delayed by therapy Premature rupture of membranes, unspecified Plasental disorders Placental transfusion syndromes Malformation of placenta Other placental disorders Placental disorder, unspecified
O42.163
Placenta previa Placenta previa specified as without hemorrhage
O42.0.163 O42.1.163 O42.2.163 O42.9.163 O43.163 O43.0.163 O43.1.163 O43.8.163 O43.9.163 O44.163 O44.0.163
24
No 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210
211
Diagnosa Bahasa Indonesia Plasenta previa dengan perdarahan Plasenta lepas dini [abruptio placenta]
Bahasa Inggris Placenta previa with hemorrhage Premature separation of placenta [abruptio placentae]
Plasenta lepas dini dengan defek koagulasi Plasenta lepas dini lainnya
Premature separation of placenta with coagulation defect Other premature separation of placenta Premature separation of placenta, unspecified Antepartum hemorrhage, not elsewhere classified Antepartum hemorrhage with coagulation defect Other antepartum hemorrhage Antepartum hemorrhage, unspecified False labor False labor before 37 completed weeks of gestation False labor at or after 37 completed weeks of gestation False labor, unspecified Prolonged pregnancy
Plasenta lepas dini, tidak terspesifikasi Perdarahan antepartum, tidak terklasifikasi ditempat lain Perdarahan antepartum dengan defek koagulasi Perdarahan antepartum lainnya Perdarahan antepartum, tidak terspesifikasi False labor False labor sebelum 37 minggu lengkap gestasi False labor pada atau sesudah 37 minggu lengkap gestasi False labor, tidak terspesifikasi Kehamilan (dengan waktu) memanjang Penyakit-penyakit infeksi maternal dan parasit terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi kehamilan Tuberkulosis mengkomplikasi kehamilan
Maternal infectious and parasitic disease classifiable elsewhere but complicating pregnancy Tuberculosis complicating pregnancy
Kode ICDX O44.1.163 O45.163 O45.0.163 O45.8.163 O45.9.163 O46.163 O46.0.163 O45.8.163 O45.9.163 O47.163 O47.0.163 O47.1.163 O47.9.163 O48.163 O98.167
O98.0.167
212
Sifilis mengkomplikasi kehamilan
Syphilis complicating pregnancy
O98.1.167
213
Gonorea mengkomplikasi kehamilan
Gonorrhea complicating pregnancy
O98.2.167
214
Infeksi-infeksi lain dengan predominansi bentuk trasmisi seksual mengkomplikasi kehamilan Hepatitis virus mengkomplikasi kehamilan
Other infections with a predominantly sexual mode of transmission complicating pregnancy Viral hepatitis complicating pregnancy
O98.3.167
215
O98.4.167
25
No 216 217 218 219
220 221 222
223 224 225 226 227 228 229
Diagnosa Bahasa Indonesia Penyakit virus lain mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit protozoa mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit infeksi maternal lain dan parasit lain mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit infeksi maternal tidak terspesifikasi atau penyakit parasit mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit maternal lain terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi kehamilan Anemia mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit darah dan organ-organ pembentuk darah dan kelainan-kelainan yang melibatkan mekanisme imun lain yang mengkomplikasi kehamilan Endokrin, nutrisi dan metabolik mengkomplikasi kehamilan Kelainan-kelainan mental penyakit-penyakit sistem saraf mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit sistem sirkulasi mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit sistem pernafasan mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit sistem pencernaan mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit kulit dan jaringan subkutan mengkomplikasi kehamilan Penyakit-penyakit spesifik dan kondisi-kondisi lain mengkomplikasi kehamilan
Bahasa Inggris Other viral disease complicating pregnancy Protozoal disease complicating pregnancy Other maternal infectious and parasitic disease complicating pregnancy Unspecified maternal infectious or parasitic disease complicating pregnancy Other maternal disease classifiable elsewhere but complicating pregnancy Anemia complicating pregnancy
Kode ICDX O98.5.167 O98.6.167 O98.8.167 O98.9.167
O99.167 O99.0.167
Other disease of the bloodforming organs and certain disorders involving the immune mechanism complicating pregnancy Endocrine, nutritional, and metabolic disease complicating pregnancy Mental disorders and disease of the nervous system complicating pregnancy Disease of the circulatory system complicating pregnancy
O99.1.167
Disease of the respiratory system complicating pregnancy
O99.5.167
Disease of the digestive system complicating pregnancy
O99.6.167
Disease of the skin and subcutaneous tissue complicating pregnancy Other specified disease and conditions complicating pregnancy
O99.7.167
O99.2.167 O99.3.167 O99.4.167
O99.8.167
26
Gambar 3.2 Alur Rujukan Kelompok A1 Ibu hamil datang ANC ke sarana pelayanan kesehatan Sarana pelayanan kesehatan melakukan ANC dan mengidentifikasi jenis kelompok ibu hamil
Pihak Dinkes Kab/Kota atau Puskesmas menyampaikan feedback kefasilitas kesehatan yang menangani
Sarana pelayanan kesehatan merujuk ibu hamil kelompok A1 ke RS RS PONEK/RS jejaring Di rujuk ke RS PONEK/RS jejaring untuk ANC
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran
Pelayanan Persalinan DI RS PONEK/RS Jejaring
Semua Faskes melaporkan hasil penanganan kelompok A1 ke Puskesmas
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok A1 Ke Dinkes Kab/Kota
Penjelasan alur rujukan Ibu Hamil Kelompok A1 : a. b.
Ibu hamil datang ke sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Dokter Praktek Mandiri, Bidan Praktek Mandiri dan Klinik). Sarana pelayanan kesehatan melakukan identifikasi terhadap semua ibu hamil yang ada. Data atau daftar ibu hamil dalam kelompok A1 yang terjaring : 1) Disampaikan kepada pihak Puskesmas, selanjutnya pihak puskesmas menyampaikan kepada pihak RS PONEK atau RS Jejaring untuk proses perencanaan persalinan. 27
c.
d.
e.
f.
g. h.
2) Atau pada kasus emergency agar menyampaikan langsung kepada pihak RS PONEK atau RS Jejaring melalui hotline 3) Disampaikan kepada puskesmas terdekat melalui laporan rutin PWS KIA yang selanjutnya laporan tesebut akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten. Sarana pelayanan kesehatan merujuk ibu hamil yang termasuk dalam kelompok A1 ke RS PONEK/RS Jejaring untuk ANC lanjutan. Pihak RS PONEK/RS jejaring menyampaikan hasil pelayanan/feed back kepada pihak Puskesmas sesuai dengan area wilayah atau berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai mediator. Pihak Puskesmas akan menyampaikan hasil feed back kepada fasilitas pelayanan kesehatan agar dilakukan follow up dan perencanaan persalinan yang efektif di RS PONEK atau RS Jejaring dan pasien (ibu hamil) dapat mengakses pemanfaatan rumah tunggu kelahiran. Petugas Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat mendampingi/proses persiapan persalinan (mengantar sampai RS untuk serah terima pasien atau Rumah Tunggu Kelahiran). Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumah sakit, ibu dan bayi yang selamat akan kembali kerumah. Diharapkan pihak RS PONEK/ RS Jejaring untuk menyampaikan hasil penangangan Kelompok A1 berupa rujukan balik ke puskesmas sesuai wilayah kerja. Kelompok A dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya. Puskesmas menerima laporan dan selanjutnya menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
28
2. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A2 Jenis Kasus dalam kelompok A2, ibu dengan kondisi berikut ini diperkirakan ANC bermasalah, namun persalinan dapat dilakukan di Puskesmas PONED.
Tabel 3.2 Tabel Kasus Kelompok A2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Diagnosa Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Candidiasis pada vulva dan vagina Varises vulva Aborsi spontan Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, tanpa komplikasi Aborsi lainnya Gagal aborsi medis lain dan tidak terspesifikasi, tanpa komplikasi
Candidiasis of vulva and vagina
Vulva varices Spontaneous abortion Complete or unspesified, without complication Other abortion Other and unspecified failed attempted abortion, without complication Edema gestasi Gestasional edema Hipertensi gestasi (terinduksi Gestasional (pregnancykehamilan) tanpa proteinuria induced) hypertension without bermakna significant proteinuria Preeklamsi sedang Moderate preeclamsia Preeklamsi, tidak terspesifikasi Preeclampsia, unspecified Perdarahan lain diawal Other hemorrhage in early kehamilan pregnancy Perdarahan diawal kehamilan, Hemorrhage in early pregnancy, tidak terspesifikasi unspecified Vena varikosa alat gerak bawah Varicose veins of lower pada kehamilan extremity in pregnancy Varises genital pada kehamilan Genital varices in pregnancy Hemoroid pada kehamilan Hemorrhoids in pregnancy Infeksi-infeksi saluran genitalInfections of genitourinary tract kemih pada kehamilan in pregnancy Infeksi kandung kemih pada Infections of bladder in kehamilan pregnancy Infeksi bagian-bagian lain saluran Infections of other parts of kemih pada kehamilan urinary tract in pregnancy Infeksi tidak terspesifikasi Unspecified infection of urinary saluran kemih pada kehamilan tract in pregnancy Diabetes mellitus pada kehamilan Diabetes mellitus in pregnancy Diabetes mellitus yang telah ada, Preexisting diabetes mellitus tidak tergantung insulin noninsulin-dependent
Kode ICDX B37.3.15 I86.3.100 O03.160 O04.9.160 O05.160 O07.9.160 O12.0.161 O13.161 O14.0.161 O14.9.161 O20.8.162 O20.9.162 O22.0.162 O22.1.162 O22.4.162 O23.162 O23.1.162 O23.3.162 O23.4.162 O24.162 O24.1.162 29
No 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Diagnosa Bahasa Indonesia Diabetes yang telah ada, tidak terspesifikasi Diabetes mellitus yang timbul pada kehamilan Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak terspesifikasi Malnutrisi pada kehamilan Perawatan ibu untuk kondisikondisi lain yang terutama terkait dengan kehamilan Perawatan kehamilan untuk aborsi berulang Sindrom hipotensi maternal Temuan abnormal pada skrining antenatal ibu Pengawasan kehamilan risiko tinggi
Bahasa Inggris Preexisting diabetes mellitus unspecified Diabetes mellitus arising in pregnancy Diabetes mellitus in pregnancy, unspecified Malnutrition in pregnancy Maternal care for other conditions predominantly related to pregnancy Pregnancy care of habitual aborter Maternal hypotension syndrome Abnormal findings on antenatal screening of mother Supervision of high-risk pregnancy
Kode ICDX O24.3.162 O24.4.162 O24.9.162 O25.162 O26.162 O26.2.162 O26.5.162 O28.162 Z35.263
30
Gambar 3.3Alur Rujukan Kelompok A2 Ibu hamil datang ANC ke sarana pelayanan kesehatan Sarana pelayanan kesehatan melakukan ANC dan mengidentifikasi jenis kelompok ibu hamil
Sarana pelayanan kesehatan merujuk ibu hamil kelompok A2 ke Puskesmas PONED Di rujuk ke Puskesmas PONED untuk ANC selanjutnya Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran
Pelayanan Persalinan Di Puskesmas PONED
Persalian tidak dapat ditangani di Puskesmas PONED rujuk ke RS PONEK/RS Jejaringan
Persalinan dapat dingani di Puskesmas PONED
Ibu dan bayi diizinkan pulang dan memberi feed back ke Dinkes/ puskesmas Kontrol ke fasilitas kesehatan
Puskesmas PONED maupun RS PONEK/ RS Jejaring melaporkan hasil penanganan kelompok A2 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok A2 Ke Dinkes Kabupaten
31
Penjelasan Alur Rujukan Ibu Hamil Kelompok A2 : a. Ibu hamil datang ke sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Dokter Praktek Mandiri, Bidan Praktek Mandiri dan Klinik). b. Sarana pelayanan kesehatan melakukan identifikasi terhadap semua ibu hamil yang ada. Data atau daftar ibu-ibu hamil dalam kelompok A2 (Ibu hamil pada saat ANC terdeteksi mengalami masalah yang diprediksi akan mengalami masalah pada saat persalinan sehingga perlu dirujuk ke Puskesmas PONED untuk penanganannya) yang terjaring : 1) Disampaikan kepada puskesmas terdekat melalui laporan rutin PWS KIA yang selanjutnya laporan tesebut akan diserahkan kepada ke Dinas Kesehatan Kabupaten 2) Pihak Puskesmas menyampaikan laporan ibu hamil dengan kategori A2 kepada pihak Puskesmas PONED untuk perencanaan persalinan 3) ANC lanjutan dapat dilakukan di Puskesmas PONED 4) Dilakukan perencanaan persalinan di puskesmas PONED dan pasien dapat mengakses/memanfaatkan rumah tunggu kelahiran didekat Puskesmas PONED. c. Fasilitas pelayanan kesehatan dapat melakukan pendampingan dalam proses rujukan ke Puskesmas PONED. d. Pertolongan persalinan dilakukan di Puskesmas PONED namun apabila didalam proses tersebut tidak bisa ditangani maka akan dilakukan rujukan selanjutnya ke RS PONED/RS Jejaring. e. Puskesmas PONED atau RS PONEK dan RS Jejaring menyampaikan hasil penanganan kelompok A2 ke pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja.
32
3. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok A3 Jenis kasus dalam kelompok A3, ibu yang terdeteksi ada masalah pada ANC namun persalinan dapat ditangani diseluruh fasilitas kesehatan. Tabel 3.3 Tabel Kasus Kelompok A3
No
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris Complete or unspesified, without complication Mild hyperemesis gravidarum Late vomiting of pregnancy Vomiting of pregnancy, unspecified Infections of the genital tract in pregnancy Excessive weight gain in pregnancy Low weight gain in pregnancy
O04.9.160
11
Skrining antenatal
Pregnancy-related condition, unspecified Pregnant state, incidental Supervision of normal pregnancy Antenatal screening
O26.9.162
9 10
Aborsi komplit atau tidak terspesifikasi, tanpa komplikasi Hiperemesis gravidarum ringan Muntah pada kehamilan Muntah pada kehamilan, tidak terspesifikasi Infeksi saluran genital pada kehamilan Penambahan berat badan berlebih pada kehamilan Penambahan berat badan sedikit pada kehamilan Kondisi terkait kehamilan, tidak terspesifikasi Status kehamilan, incidental Pengawasan kehamilan normal
1 2 3 4 5 6 7 8
O21.0.162 O21.2.162 O21.9.162 O23.5.162 O26.0.162 O26.1.162
Z33.263 Z34.263 Z36.263
33
Gambar 3.4 Alur Rujukan Kelompok A3
ibu hamil datang untuk ANC ke sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada ibu hamil
Pada kelompok A3 semua fasilias kesehatan (Puskesmas, BPM, Klinik dll ) dapat memberikan pelayanan ANC dan pertolongan persalinan
Semua Fasilitas kesehatan (Puskesmas,DPM,BPM,Klinik) melaporkan hasil penanganan kelompok A3 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok A3 Ke Dinkes Kab./Kota
Penjelasan Alur Rujukan Ibu Hamil Kelompok A3 a. Ibu hamil datang ke sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas, Dokter Praktek Mandiri, Bidan Praktek Mandiri dan Klinik). b. Sarana pelayanan kesehatan melakukan identifikasi terhadap semua ibu hamil yang ada. c. Jika ibu hamil termasuk dalam kategori A3 yaitu ibu hamil yang terdeteksi dalam ANC ada masalah namun untuk ANC lanjutan dan perencanaan atau proses persalinan dapat ditangani diseluruh fasilitas kesehatan yang ada yaitu Dokter Praktek Mandiri, Bidan
34
d.
e.
Praktek Mandiri, Klinik, Puskesmas Pembantu, Pondok Bersalin Desa, Puskesmas maupun Rumah Sakit. Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut menyampaikan laporan terhadap penanganan kelompok A3 kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Puskesmas kemudian menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
C. Proses Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B Kasus yang masuk kelompok B adalah kelompok ibu yang dalam masa ANC tidak ditemukan permasalahan namun dalam persalinan ternyata ditemukan permasalahan dan memerlukan rujukan emergensi ke fasilitas pelayanan rujukan. Ibu-ibu dalam kelompok B ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu B1, B2 dan B3. 1. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok B1 Kasus persalinan yang masuk kelompok B1 adalah ibu-ibu yang dalam ANC tidak bermasalah, tetapi membutuhkan rujukan emergensi ke RS PONEK 24 jam atau ke RS Jejaring apabila diperkirakan tidak terdapat kegawatan neonatus. Kasus dalam kelompok B1 seperti terdapat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Tabel Kasus Kelompok B1
No 1 2 3 4 5 6
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia Tetanus yang terkait kebidanan (dalam masa persalinan) Inversio rahim (sebelum 6 jam post partum) Hipertensi yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak
Bahasa Inggris Obstetrical Tetanus (in labor)
Hipertensi esensial yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak Hipertensi penyakit jantung yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak Hipertensi penyakit ginjal yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak
Preexisting essensial hypertension complicating childbirth Preexisting hypertensive heart disease complicating childbirth
O10.0.161
Preexisting hypertensive renal disease complicating childbirth
O10.2.161
Inversion of uterus Preexisting hypertension complicating childbirth
A34.4 N85.5.158 O10.161
O10.1.161
35
No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Diagnosa Bahasa Indonesia Hipertensi penyakit jantung dan ginjal yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak Hipertensi sekunder yang telah ada mengkomplikasi kelahiran anak Hipertensi yang telah ada tidak terspesifikasi mengkomplikasi kelahiran anak Eklamsi pada persalinan Kelainan-kelainan hati pada kelahiran anak Subluksasi simfisis (pubis) pada kelahiran anak Kelahiran preterm Gagal induksi pada persalinan Gagal induksi medik pada persalinan Gagal induksi dengan instrumen pada persalinan Gagal induksi lain pada persalinan Gagal induksi persalinan, tidak terspesifikasi Lemah kontraksi (melahirkan) primer Inersia uteri primer Inersia uteri sekunder Inersia uteri lainnya Persalinan presipitatus Kontraksi rahim hipertonik, inkoordinasi dan memanjang Abnormalitas lain pada tenaga persalinan Abnormalitas tenaga persalinan, tidak terspesifikasi Persalinan lama Tahap pertama persalinan memanjang Kala I memanjang Tahap kedua persalinan memanjang kala II lama Kelahiran tertunda pada anak kedua kembar dua, tiga dan seterusnya Persalinan lama, tidak terspesifikasi
Bahasa Inggris Preexisting hypertensive heart and renal disease complicating childbirth Preexisting secondary hypertension complicating childbirth Unspecified preexisting hypertension complicating childbirth Eclampsia in labor Liver disorders in childbirth
Kode ICDX O10.3.161 O10.4.161 O10.9.161 O15.1.161 O26.6.162
Subluxation of symphisis (pubis) in childbirth Preterm delivery Failed induction of labor Failed medical induction of labor Failed instrumental induction of labor Other failed induction of labor
O26.7.162
Failed induction of labor, unspecified Primary inadequate contractions Secondary uterine inertia Other uterine inertia Precipitate labor Hypertonic, Incoordinate, and prolonged uterine contractions Other abnormalities of forces of labor Abnormality of forces of labor, unspecified Long labor Prolonged first stage (of labor)
O61.9.164
Prolonged second stage (of labor) Delayed delivery of second twin, triplet, etc.
O63.1.164
Long labor, unspecified
O63.9.164
O60.164 O61.164 O61.0.164 O61.1.164 O61.8.164
O62.0.164 O62.1.164 O62.2.164 O62.3.164 O62.4.164 O62.8.164 O62.9.164 O63.164 O63.0.164
O63.2.164
36
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39
40 41 42 43 44 45 46
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia Persalinan terhambat disebabkan oleh malposisi dan malpresentasi janin Persalinan terhambat disebabkan oleh rotasi tidak lengkap kepala janin Persalinan terhambat disebabkan oleh presentasi bokong Persalinan terhambat disebabkan oleh presentasi wajah Persalinan terhambat disebabkan oleh presentasi kening Persalinan terhambat disebabkan oleh presentasi bahu
Bahasa Inggris Obstructed labor due to malposition and malpresentation of fetus Obstructed labor due to incomplete rotation of fetal head Obstructed labor due to breech presentation Obstructed labor due to face presentation Obstructed labor due to brow presentation Obstructed labor due to shoulder presentation
Persalinan terhambat disebabkan oleh presentasi campuran Persalinan terhambat disebabkan oleh malposisi dan malpresentasi
Obstructed labor due to compound presentation Obstructed labor due to other malposition and malpresentation Obstructed labor due to other malposition and malpresentation, unspecified
O64.5.164
Obstructed labor due to maternal pelvic abnormality
O65.164
Obstructed labor due to deformed pelvis Obstructed labor due to generally contracted pelvis
O65.0.164
Obstructed labor due to pelvic inlet contraction
O65.2.164
Obstructed labor due to pelvic outlet and midcavity contraction Obstructed labor due to fetopelvic disproportion, unspecified Obstructed labor due to abnormality of maternal pelvic organs
O65.3.164
Persalinan terhambat disebabkan oleh malposisi dan malpresentasi, tidak terspesifikasi Persalinan terhambat disebabkan oleh abnormalitas panggul maternal Persalinan terhambat disebabkan oleh deformitas panggul Persalinan terhambat disebabkan oleh menyempitnya seluruh panggul Persalinan terhambat disebabkan oleh menyempitnya pintu masuk panggul Persalinan terhambat disebabkan oleh menyempitnya pintu keluar dan rongga tengah panggul Persalinan terhambat disebabkan oleh disproporsi janin-panggul, tidak terspesifikasi Persalinan terhambat disebabkan oleh abnormalitas organ-organ panggul maternal
O64.164 O64.0.164 O64.1.164 O64.2.164 O64.3.164 O64.4.164
O64.8.164 O64.9.164
O65.1.164
O65.4.164 O65.5.164
37
No 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
59 60 61 62 63 64 65
Diagnosa Bahasa Indonesia Persalinan terhambat disebabkan oleh abnormalitas panggul maternal lainnya Persalinan terhambat disebabkan oleh abnormalitas panggul, tidak terspesifikasi Persalinan terhambat lainnya Persalinan terhambat disebabkan oleh distosia bahu Persalinan terhambat disebabkan oleh kembar yang saling mengunci Persalinan terhambat disebabkan oleh janin besar Persalinan terhambat disebabkan oleh abnormalitas-abnormalitas janin lainnya Gagal percobaan persalinan, tidak terspesifikasi Gagal aplikasi vakum akstraktor dan forsep, tidak terspesifikasi Persalinan terhambat spesifik lainnya Persalinan terhambat, tidak terspesifikasi Persalinan dan kelahiran berkomplikasi dengan perdarahan antepartum, tidak terspesifikasi ditempat lain Perdarahan intrapartum dengan defek koagulasi Perdarahan intrapartum lainnya Perdarahan intrapartum, tidak terspesifikasi Persalinan berkomplikasi dengan stres (distres) janin Persalinan berkomplikasi dengan anomali detak jantung janin Persalinan berkomplikasi dengan mekonium dalam cairan amnion Persalinan berkomplikasi dengan anomali detak jantung janin dan mekonium dalam cairan amnion
Bahasa Inggris Obstructed labor due to maternal pelvic abnormalities
Kode ICDX O65.8.164
Obstructed labor due to maternal pelvic abnormality, unspecified Other obstructed labor Obstructed labor due to shoulder dystocia Obstructed labor due to locked twins
O65.9.164
Obstructed labor due to unusually large fetus Obstructed labor due to other abnormalities of fetus
O66.2.164
Failed trial of labor, unspecified
O66.4.164
Failed application of vacuum extractor and forceps, unspecified Other specified obstructed labor
O66.5.164
Obstructed labor, unspecified
O66.9.164
O66.164 O66.0.164 O66.1.164
O66.3.164
O66.8.164
Labor and delivery complicated by intrapartum hemorrhage, not elsewhere classified
O67.164
Intrapartum hemorrhage with coagulation defect Other intrapartum hemorrhage Intrapartum hemorrhage, unspecified Labor and delivery complicated by fetal stress (distress) Labor and delivery complicated by fetal heart rate anomaly Labor and delivery complicated by meconium in amniotic fluid
O67.0.164
Labor and delivery complicated by fetal heart rate anomaly with meconium in amniotic fluid
O68.2.164
O67.8.164 O67.9.164 O68.164 O68.0.164 O68.1.164
38
No 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
Diagnosa Bahasa Indonesia Persalinan berkomplikasi dengan bukti biokemis stres janin Persalinan berkomplikasi dengan bukti lain stres janin Persalinan berkomplikasi stres janin, tidak terspesifikasi Persalinan berkomplikasi dengan komplikasi-komplikasi korda umbilikalis Persalinan berkomplikasi dengan prolaps korda Persalinan berkomplikasi dengan korda melingkar leher disertai tekanan Persalinan berkomplikasi dengan korda pendek Persalinan berkomplikasi dengan vasa previa Persalinan berkomplikasi dengan lesi vaskular korda Persalinan berkomplikasi dengan komplikasi-komplikasi korda lainnya Persalinan berkomplikasi dengan komplikasi korda, tidak terspesifikasi Laserasi perineum derajat tiga selama kelahiran Laserasi perineum derajat empat selama kelahiran Trauma kebidanan lainnya Ruptur rahim sebelum onset labor Ruptur rahim selama persalinan Inversi uterus (sebelum 6 jam) pasca melahirkan Laserasi kebidanan pada leher rahim (servik) Laserasi kebidanan vagina atas Cedera kebidanan pada organorgan panggul Kerusakan kebidanan pada sendi dan ligamen panggul
Bahasa Inggris Labor and delivery complicated by biochemical evidence of fetal stress Labor and delivery complicated by other evidence of fetal stress Labor and delivery complicated by fetal stress, unspecified Labor and delivery complicated by umbilical cord complications
Kode ICDX O68.3.164 O68.8.164 O68.9.164 O69.164
Labor and delivery complicated by prolapse of cord Labor and delivery complicated by cord around neck, with compression Labor and delivery complicated by short cord Labor and delivery complicated by vasa previa Labor and delivery complicated by vascular lesion of cord Labor and delivery complicated by other cord complications
O69.0.164
Labor and delivery complicated by cord complication, unspecified Third degree perineal laceration during delivery Fourth degree perineal laceration during delivery Other obstetric trauma Rupture of uterus before onset of labor Rupture of uterus during labor Postpartum inversion of uterus
O69.9.164
Obstetric laceration of cervix
O71.3.164
Obstetric high vaginal laceration alone Other obstetric injury to pelvic organs Obstetric damage to pelvic joints and ligaments
O71.4.164
O69.1.164 O69.3.164 O69.4.164 O69.5.164 O69.8.164
O70.2.164 O70.3.164 O71.164 O71.0.164 O71.1.164 O71.2.164
O71.5.164 O71.6.164
39
No 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Diagnosa Bahasa Indonesia Hematoma kebidanan pada panggul Trauma kebidanan spesifik lainnya Trauma kebidanan, tidak terspesifikasi Perdarahan pasca melahirkan Perdarahan kala tiga Perdarahan segera lain pasca melahirkan Perdarahan tertunda dan sekunder pasca melahirkan Defek-defek koagulasi pasca melahirkan Plasenta dan membran tertinggal (retensi), tanpa perdarahan Plasenta tertinggal (retensi), tanpa perdarahan Sebagian plasenta dan membran tertinggal (retensi), tanpa perdarahan Komplikasi-komplikasi anestesi selama persalinan dan kelahiran Pneumonitis aspirasi yang disebabkan oleh anestesi selama persalinan dan kelahiran Komplikasi-komplikasi paru lain akibat anestesi selama persalinan dan kelahiran Komplikasi-komplikasi jantung akibat anestesi selama persalinan dan kelahiran Komplikasi-komplikasi sistem saraf pusat akibat anestesi selama persalinan dan kelahiran Reaksi toksik terhadap anestesi lokal selama persalinan dan kelahiran Anestesi spinal dan epidural yang menginduksi sakit kepala selama persalinan dan kelahiran Komplikasi-komplikasi lain anestesi spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
Bahasa Inggris Obstetric hematoma of pelvis
Kode ICDX O71.7.164
Other specified obstetric trauma
O71.8.164
Obstetric trauma, unspecified
O71.9.164
Postpartum hemorrhage Third-stage hemorrhage Other immediate postpartum hemorrhage Delayed and secondary postpartum hemorrhage Postpartum coagulation defects
O72.164 O72.0.164 O72.1.164
Retained placenta and membranes, without hemorrhage Retained placenta, without hemorrhage Retained portions of placenta and membranes, without hemorrhage Complications of anesthesia during labor and delivery Aspiration pneumonitis due to anesthesia during labor and delivery Other pulmonary complications of anesthesia during labor and delivery Cardiac complications of anesthesia during labor and delivery Central nervous system complications of anesthesia during labor and delivery Toxic reaction to local anesthesia during labor and delivery Spinal and epidural anesthesiainduced headache during labor and delivery Other complications of spinal and epidural anesthesia during labor and delivery
O73.164
O72.2.164 O72.3.164
O73.0.164 O73.1.164 O74.164 O74.0.164 O74.1.164 O74.2.164 O74.3.164 O74.4.164 O74.5.164 O74.6.164
40
No
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Inggris Failed or difficult intubation during labor and delivery Other complications of anesthesia during labor and delivery Complications of anesthesia during labor and delivery, unspecified Other complications of labor and delivery, not elsewhere classified Maternal distress during labor and delivery Shock during or following labor and delivery Pyrexia during labor, not elsewhere classified Other infection during labor Other complications of obstetric surgery and procedures Delayed delivery after artificial rupture of membranes Delayed delivery after spontaneous or unspecified rupture of membranes Vaginal delivery following privious cesarean section Other specified complications of labor and delivery Complication of labor and delivery, unspecified Obstetric embolism
O75.3.164 O75.4.164
120
Bahasa Indonesia Kegagalan dan kesulitan intubasi selama persalinan dan kelahiran Komplikasi-komplikasi lain anestesi selama persalinan dan kelahiran Komplikasi anestesi selama persalinan dan kelahiran, tidak terspesifikasi Komplikasi-komplikasi persalinan dan kelahiran, tidak terklasifikasi ditempat lain Distres maternal selama persalinan dan kelahiran Syok selama atau mengikuti persalinan dan kelahiran Demam (pireksia) selama persalinan, tidak terklasifikasi ditempat lain Infeksi lain selama persalinan Komplikasi-komplikasi lain bedah dan prosedur kebidanan Kelahiran tertunda setelah ruptur membran buatan Kelahiran tertunda setelah ruptur membran spontan atau tidak terspesifikasi Kelahiran melalui vagina setelah sebelumnya melalui seksio caesar Komplikasi-komplikasi spesifik lain persalinan dan kelahiran Komplikasi persalinan dan kelahiran, tidak terspesifikasi Emboli kebidanan
121
Emboli udara kebidanan
Obstetric air embolism
O88.0.166
122
Emboli cairan amnion
Amniotic fluid embolism
O88.1.166
123
Emboli bekuan darah kebidanan
Obstetric blood-clot embolism
O88.2.166
124
Emboli piemik dan septik kebidanan
Obstetric pyemic and septic embolism
O88.3.166
125
Embolisme kebidanan lainnya
Other obstetric embolism
O88.8.166
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
O74.7.164 O74.8.164 O74.9.164 O75.164 O75.0.164 O75.1.164 O75.2.164
O75.5.164 O75.6.164 O75.7.164 O75.8.164 O75.9.164 O88.166
41
No 126
127 128 129 130
131 132 133 134 135
136 137 138
139 140
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia Penyakit-penyakit infeksi maternal dan parasit terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi kelahiran anak Tuberkulosis mengkomplikasi kelahiran anak
Bahasa Inggris Maternal infectious and parasitic disease classifiable elsewhere but complicating childbirth Tuberculosis complicating childbirth
Sifilis mengkomplikasi kelahiran anak Gonorea mengkomplikasi kelahiran anak Infeksi-infeksi lain dengan predominansi bentuk trasmisi seksual mengkomplikasi kelahiran anak Hepatitis virus mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit virus lain mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit protozoa mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit infeksi maternal lain dan parasit lain mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit infeksi maternal tidak terspesifikasi atau penyakit parasit mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit maternal lain terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi kelahiran anak Anemia mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit darah dan organ-organ pembentuk darah dan kelainan-kelainan yang melibatkan mekanisme imun lain yang mengkomplikasi kelahiran anak Endokrin, nutrisi dan metabolik mengkomplikasi kelahiran anak
Syphilis complicating childbirth
O98.1.167
Gonorrhea complicating childbirth Other infections with a predominantly sexual mode of transmission complicating childbirth Viral hepatitis complicating childbirth Other viral disease complicating childbirth Protozoal disease complicating childbirth Other maternal infectious and parasitic disease complicating childbirth Unspecified maternal infectious or parasitic disease complicating childbirth
O98.2.167
Other maternal disease classifiable elsewhere but complicating childbirth Anemia complicating childbirth
O99.167
Kelainan-kelainan mental penyakit-penyakit sistem saraf mengkomplikasi kelahiran anak
O98.167
O98.0.167
O98.3.167
O98.4.167 O98.5.167 O98.6.167 O98.8.167 O98.9.167
O99.0.167
Other disease of the bloodforming organs and certain disorders involving the immune mechanism complicating childbirth
O99.1.167
Endocrine, nutritional, and metabolic disease complicating childbirth Mental disorders and disease of the nervous system complicating childbirth
O99.2.167 O99.3.167
42
No 141 142 143 144 145
Diagnosa Bahasa Indonesia Penyakit-penyakit sistem sirkulasi mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit sistem pernafasan mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit sistem pencernaan mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit kulit dan jaringan subkutan mengkomplikasi kelahiran anak Penyakit-penyakit spesifik dan kondisi-kondisi lain mengkomplikasi kelahiran anak
Bahasa Inggris Disease of the circulatory system complicating childbirth
Kode ICDX O99.4.167
Disease of the respiratory system complicating childbirth
O99.5.167
Disease of the digestive system complicating childbirth
O99.6.167
Disease of the skin and subcutaneous tissue complicating childbirth Other specified disease and conditions complicating childbirth
O99.7.167 O99.8.167
43
Gambar 3.5 Alur Rujukan Kelompok B1 Ibu bersalin datang ke sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok B
Sarana pelayanan kesehatan (menguhubungi hotline) untuk kelompok B1
Sarana pelayanan kesehatan merujuk kelompok B1 ke RS PONEK/RS jejaring
Pelayanan Persalinan kelompok B1 Di RS PONEK/RS Jejaring
Pihak RS PONEK/Jejaring menyampaikan/feedback ke Dinkes Kabupaten/ puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran
Kontrol ke fasilitas kesehatan (jika diperlukan)
RS PONEK /RS Jejaring melaporkan hasil penanganan akhir kelompok B1 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok B1 Ke Dinkes Kabupaten
Penjelasan Alur Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B1 a. Petugas di sarana pelayanan kesehatan menerima ibu hamil yang datang untuk bersalin. b. Apabila ternyata ditemukan penyulit pada proses persalinan atau keadaan emergency maka ibu bersalin tersebut dikelompokkan kedalam Kelompok B1 yaitu ibu hamil yang pada saat ANC tidak ditemukan masalah namun didalam proses bersalin mendapat
44
c.
d.
e. f.
g.
h.
penyulit yang perlu penanganan atau tindakan emergency dirujuk ke RS PONEK/RS Jejaring. Petugas yang ada difasilitas pelayanan kesehatan harus segera mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam proses rujukan dengan menghubungi hotline RS. Pihak fasilitas kesehatan yang merujuk pasien menyampaikan informasi kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja tentang pasien kelompok B1 tersebut. Rujukan ditujukan kepada RS PONEK/RS Jejaring. Pihak RS PONEK maupun RS jejaring menyampaikan hasil penanganan atau feedback pada kelompok B1 kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja atau Dinas Kesehatan Kabupaten bagian pelayanan sebagai mediator jika diperlukan tidak lanjut observasi. Jika diperlukan follow up atau kontrol lanjut ke RS PONEK/RS Jejaring, pasien dapat mengakses atau memanfaatkan fasilitas rumah tunggu kelahiran yang berada didekat RS. Pihak RS PONEK atau RS jejaring menyampaikan laporan hasil penanganan akhir ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja dan Puskesmas menyampaikan laporan tersebut kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
2. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok B2 Kasus persalinan yang masuk kelompok B2 (ibu-ibu yang dalam ANC tidak bermasalah, tetapi membutuhkan rujukan emergensi dapat dilakukan tindakan di puskesmas PONED, bila belum ada perbaikan maka dirujuk ke RS PONEK antara lain: Tabel 3.5 Tabel Kasus Kelompok B2 No 1 2 3 4 5
Diagnosa Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Abnormalitas tenaga persalinan Persalinan berkomplikasi dengan lilitan korda Laserasi perineum selama kelahiran Laserasi perineum derajat satu selama kelahiran Laserasi perineum derajat dua selama kelahiran Laserasi perineum selama kelahiran, tidak terspesifikasi
Abnormality of forces of labor Labor and delivery complicated by other cord entanglement Perineal laceration during delivery First degree perineal laceration during delivery Second degree perineal laceration during delivery Perineal laceration during deliveri, unspecified
Kode ICDX O62.164 O69.2.164 O70.164 O70.0.164 O70.1.164 O70.9.164
45
Gambar 3.6 Alur Rujukan Kelompok B2
Ibu bersalin datang ke fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada bersalin
Fasilitas pelayanan kesehatan merujuk kelompok B2 ke Puskesmas PONED Jika gagal ditangani di Puskesmas PONED rujuk ke RS PONEK/RS Jejaring
Pelayanan Pertolongan persalinan di Puskesmas PONED
RS PONEK/RS Jejaring maupun Puskesmas PONED melaporkan hasil penanganan kelompok B2 ke Puskesmas sesuai wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok B2 Ke Dinkes Kabupaten
46
Penjelasan Alur Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B2 : a. Petugas di sarana pelayanan kesehatan menerima ibu hamil yang datang untuk bersalin. b. Apabila ternyata ditemukan adanya penyulit pada proses persalinan maka ibu bersalin tersebut dikelompokkan kedalam Kelompok B2 yaitu ibu hamil yang pada saat ANC namun didalam proses bersalin mendapat penyulit yang perlu penanganan dan dirujuk ke Puskesmas PONED. c. Pasien/ibu bersalin tersebut dirujuk oleh fasilitas kesehatan yang ada seperti BPM, klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Puskesmas ke Puskesmas PONED dan pihak yang merujuk harus menyampaikan laporan kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. d. Puskesmas PONED melakukan pertolongan persalinan namun apabila gagal pasien tersebut dirujuk ke RS PONEK/RS Jejaring. e. Pihak Puskesmas PONED atau RS PONEK maupun RS jejaring menyampaikan hasil penanganan pada kelompok B2 kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. f. Puskesmas menerima laporan dan menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten. 3. Detail Rujukan Ibu Hamil Kelompok B3 Kasus persalinan yang masuk kelompok B3 adalah ibu dengan persalinan normal. Tabel 3.6 Tabel Kasus Kelompok B3
No 1
Diagnosa Bahasa Inggris Kelahiran tunggal spontan/ persalinan normal
Bahasa Indonesia Normal labor
Kode ICDX O80
47
Gambar 3.7 Alur Rujukan Kelompok B3 ibu hamil datang untuk bersalin
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada ibu bersalin
Pada kelompok B3 semua fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, BPM, Klinik dll) dapat memberikan pertolongan persalinan normal
Semua Fasilitas kesehatan (Puskesmas,BPM,Klinik ) melaporkan hasil penanganan kelompok B3 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok B3 Ke Dinkes Kabupaten
Penjelasan Alur Rujukan Ibu Bersalin Kelompok B3 : a. b.
Petugas di sarana pelayanan kesehatan menerima ibu hamil yang datang untuk bersalin. Apabila ternyata tidak ada penyulit pada proses persalinan maka ibu bersalin tersebut dikelompokkan kedalam Kelompok B3 yaitu ibu hamil yang pada saat ANC tidak ditemukan masalah dan persalinan juga tidak mengalami penyulit.
48
c.
d.
e.
Pasien / ibu bersalin tersebut dapat dilayani di semua fasilitas kesehatan yang ada seperti BPM, klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan yang telah memberi pelayanan seperti BPM,Klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas Pembantu, Polindes harus menyampaikan hasil pelayanan kepada puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Puskesmas menerima laporan dan menyampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
D. Proses Rujukan Ibu Nifas Kelompok C Kelompok C merupakan kelompok ibu pasca bersalin pada saat masa nifas, dibagi menjadi 3 kelompok yakni C1, C2 dan C3. 1. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C1 Kasus nifas yang masuk kelompok C1 ibu nifas yang mengalami komplikasi dan memerlukan perawatan nifas di RS PONEK atau RS Jejaring antara lain : Tabel 3.7 Tabel Kasus Kelompok C1
No
Diagnosa
Kode ICDX
1
Bahasa Indonesia Tetanus yang terkait kebidanan (dalam masa nifas)
Bahasa Inggris Obstetrical Tetanus (in puerperium)
2
Osteomalasia nifas
Puerperal osteomalasia
M83.0.145
3
Subinvolusi rahim
Subinvolution of uterus
N85.3.158
4
Inversio rahim (setelah 6 jam PP)
Inversion of uterus
N85.5.158
5
Komplikasi-komplikasi yang mengikuti aborsi dan kehamilan ektopik dan mola Hipertensi yang telah ada mengkomplikasi nifas Hipertensi esensial yang telah ada mengkomplikasi nifas
Complications following abortion and ectopic and molar pregnancy Preexisting hypertension complicating puerperium Preexisting essensial hypertension complicating puerperium Preexisting hypertensive heart disease complicating puerperium
6 7 8
Hipertensi penyakit jantung yang telah ada mengkomplikasi nifas
A34.4
O08.160 O10.161 O10.0.161 O10.1.161
49
No 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Diagnosa Bahasa Indonesia Hipertensi penyakit ginjal yang telah ada mengkomplikasi nifas Hipertensi penyakit jantung dan ginjal yang telah ada mengkomplikasi nifas Hipertensi sekunder yang telah ada mengkomplikasi kehamilan nifas Hipertensi yang telah ada tidak terspesifikasi mengkomplikasi nifas Eklamsi pada nifas Kelainan-kelainan hati pada nifas Subluksasi simfisis (pubis) pada nifas Sepsis masa nifas Infeksi pada luka bedah kebidanan Infeksi lain pada saluran genital setelah melahirkan Demam (pireksia) tanpa diketahui penyebab setelah melahirkan Infeksi-infeksi nifas spesifik lainnya Komplikasi-komplikasi vena pada masa nifas Tromboflebitis permukaan pada masa nifas Flebotrombosis dalam pada masa nifas Trombosis vena serebral pada masa nifas Komplikasi-komplikasi vena lain pada masa nifas Komplikasi vena pada masa nifas, tidak terspesifikasi Emboli kebidanan Emboli udara kebidanan Emboli cairan amnion Emboli bekuan darah kebidanan Emboli piemik dan septik kebidanan
Bahasa Inggris Preexisting hypertensive renal disease complicating puerperium Preexisting hypertensive heart and renal disease complicating puerperium Preexisting secondary hypertension complicating puerperium Unspecified preexisting hypertension complicating puerperium Eclampsia in puerperium Liver disorders in pregnancy puerperium Subluxation of symphisis (pubis) in puerperium Puerperal sepsis Infection of obstetric surgical wound Other infection of genital tract following delivery Pyrexia of unknown origin following delivery Other specified puerperal infections Venous complications in the puerperium Superficial thrombophlebitis in the puerperium Deep phlebothrombosis in the puerperium Cerebral venous thrombosis in the puerperium Other venous complications in the puerperium Venous complications in the puerperium, unspecified Obstetric embolism Obstetric air embolism Amniotic fluid embolism Obstetric blood-clot embolism Obstetric pyemic and septic embolism
Kode ICDX O10.2.161 O10.3.161 O10.4.161 O10.9.161 O15.2.161 O26.6.162 O26.7.162 O85.166 O86.0.166 O86.1.166 O86.4.166 O86.8.166 O87.166 O87.0.166 O87.1.166 O87.3.166 O87.8.166 O87.9.166 O88.166 O88.0.166 O88.1.166 O88.2.166 O88.3.166
50
No
Diagnosa
46 47
Disrupsi luka kebidanan perineum Hematoma luka kebidanan Kardiomiopati pada masa nifas
48 49
Gagal ginjal akut pasca kelahiran Tiroiditis pasca kelahiran
Bahasa Inggris Other obstetric embolism Complications of anesthesia during the puerperium Pulmonary complications of anesthesia during the puerperium Cardiac complications of anesthesia during the puerperium Central nervous system complications of anesthesia during the puerperium Toxic reaction to local anesthesia-induced headache during the puerperium Spinal and epidural anesthesiainduced headache during the puerperium Other complications of spinal and epidural anesthesia during the puerperium Failed of difficult intubation during the puerperium Other complications of anesthesia during the puerperium Complications of anesthesia during the puerperium, unspecified Complications of the puerperium, not elsewhere classified Disruption of cesarean section wound Disruption of perineal obstetric wound Hematoma of obstetric wound Cardiomyopathy in the puerperium Postpartum acute renal failure Postpartum thyroiditis
50
Komplikasi-komplikasi lain pada masa nifas, tidak terklasifikasi ditempat lain
Other complications of the puerperium, not elsewhere classified
32 33 34
Bahasa Indonesia Embolisme kebidanan lainnya Komplikasi-komplikasi anestesi selama masa nifas Komplikasi-komplikasi paru akibat anestesi selama masa nifas
35
Komplikasi-komplikasi jantung akibat anestesi selama masa nifas
36
Komplikasi-komplikasi sistem saraf pusat akibat anestesi selama masa nifas Reaksi toksik terhadap anestesi lokal selama masa nifas
37 38 39 40 41 42 43 44 45
Anestesi spinal dan epidural yang menginduksi sakit kepala selama masa nifas Komplikasi-komplikasi lain anestesi spinal dan epidural selama masa nifas Kegagalan dan kesulitan intubasi selama masa nifas Komplikasi-komplikasi lain akibat anestesi selama masa nifas Komplikasi akibat anestesi selama kehamilan, tidak terspesifikasi Komplikasi-komplikasi masa nifas, tidak terklasifikasi ditempat lain Disrupsi luka seksio cesar
Kode ICDX O88.8.166 O89.166 O89.0.166 O89.1.166 O89.2.166 O89.3.166 O89.4.166 O89.5.166 O89.6.166 O89.8.166 O89.9.166 O90.166 O90.0.166 O90.1.166 O90.2.166 O90.3.166 O90.4.166 O90.5.166 O90.8.166
51
No
Diagnosa Bahasa Indonesia Komplikasi pada masa nifas, tidak terspesifikasi
Bahasa Inggris Complication of the puerperium, unspecified
Abses payudara terkait dengan kelahiran anak Kelainan-kelainan lain payudara dan menyusui terkait dengan kelahiran anak Kematian kebidanan akibat penyebab tidak terspesifikasi Kematian akibat sekuele dari penyebab langsung kebidanan
Abcess of breast associated with childbirth Other disorders of breast and lactation associated with childbirth Obstetric death of unspecified cause Death from sequelae of direct obstetric cause
Penyakit-penyakit infeksi maternal dan parasit terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi masa nifas Tuberkulosis mengkomplikasi masa nifas
Maternal infectious and parasitic disease classifiable elsewhere but complicating puerperium Tuberculosis complicating puerperium
58
Sifilis mengkomplikasi masa nifas
59
Gonorea mengkomplikasi masa nifas Infeksi-infeksi lain dengan predominansi bentuk trasmisi seksual mengkomplikasi masa nifas Hepatitis virus mengkomplikasi masa nifas Penyakit virus lain mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit protozoa mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit infeksi maternal lain dan parasit lain mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit infeksi maternal tidak terspesifikasi atau penyakit parasit mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit maternal lain terklasifikasi dimana saja tetapi mengkomplikasi masa nifas
Syphilis complicating puerperium Gonorrhea complicating puerperium Other infections with a predominantly sexual mode of transmission complicating puerperium Viral hepatitis complicating puerperium Other viral disease complicating puerperium Protozoal disease complicating puerperium Other maternal infectious and parasitic disease complicating puerperium Unspecified maternal infectious or parasitic disease complicating puerperium
51 52 53 54 55 56
57
60
61 62 63 64 65
66
Other maternal disease classifiable elsewhere but complicating puerperium
Kode ICDX O90.9.166 O91.1.166 O92.166 O95.167 O97.167 O98.167
O98.0.167 O98.1.167 O98.2.167 O98.3.167
O98.4.167 O98.5.167 O98.6.167 O98.8.167 O98.9.167
O99.167
52
No 67 68
69 70 71
72 73 74 75
Diagnosa
Kode ICDX
Bahasa Indonesia Anemia mengkomplikasi masa nifas
Bahasa Inggris Anemia complicating puerperium
Penyakit-penyakit darah dan organ-organ pembentuk darah dan kelainan-kelainan yang melibatkan mekanisme imun lain yang mengkomplikasi masa nifas Endokrin, nutrisi dan metabolik mengkomplikasi masa nifas
Other disease of the bloodforming organs and certain disorders involving the immune mechanism complicating puerperium Endocrine, nutritional, and metabolic disease complicating puerperium Mental disorders and disease of the nervous system complicating puerperium Disease of the circulatory system complicating puerperium
O99.1.167
Disease of the respiratory system complicating puerperium Disease of the digestive system complicating puerperium
O99.5.167
Disease of the skin and subcutaneous tissue complicating puerperium Other specified disease and conditions complicating puerperium
O99.7.167
Kelainan-kelainan mental penyakit-penyakit sistem saraf mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit sistem sirkulasi mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit sistem pernafasan mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit sistem pencernaan mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit kulit dan jaringan subkutan mengkomplikasi masa nifas Penyakit-penyakit spesifik dan kondisi-kondisi lain mengkomplikasi masa nifas
O99.0.167
O99.2.167 O99.3.167 O99.4.167
O99.6.167
O99.8.167
53
Gambar 3.8 Alur Rujukan Kelompok C1 Fasilitas pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada masa nifas
Sarana pelayanan kesehatan merujuk kelompok C1 ke RS PONEK/RS jejaring
Pelayanan Perawatan nifas di RS PONEK/RS jejaring
Pihak RS mengizinkan ibuuntuk pulang dan memberi feedback/laporan ke puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Pemanfaatan rumah tunggu
Control lanjutan ke sarana fasilitas kesehatan bila diperlukan
RS PONEK/ RS jejaring melaporkan hasil penanganan akhir kelompok C1 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok C1 Ke Dinkes Kab./Kota
54
Penjelasan Alur Rujukan Kelompok C1 : a. Fasilitas Pelayanan kesehatan melakukan identifikasi kelompok ibu nifas. b. Apabila ternyata ada penyulit pada nifas, maka ibu nifas tersebut dikelompokkan menjadi Kelompok C1 yaitu kelompok ibu nifas yang memerlukan perawatan nifas di RS PONEK/RS Jejaring. Selanjutnya bidan atau dokter penolong pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan. c. Pasien/ibu nifas yang telah didiagnosis dalam kelompok C1 dirujuk ke RS PONEK/RS Jejaring oleh fasilitas pelayanan kesehatan pertama dan fasilitas tesebut harus menyampaikan laporan kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. d. RS PONEK/RS Jejaring memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan feedback kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja atau mengkoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai mediator. e. Pasien ibu nifas diijinkan pulang dan apabila diperlukan kontrol lanjutan dapat mengakses pemanfaatan rumah tunggu disekitar RS. f. Pihak RS PONEK/RS Jejaring menyampaikan laporan akhir dari perawatan kelompok C1 kepada pihak Puskesmas sesuai wilayah kerja. g. Pihak Puskesmas menyampaikan laporan penanganan kelompok C1 tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten. 2. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C2 Kasus nifas yang masuk kelompok C2 adalah ibu nifas yang mengalami komplikasi dan memerlukan perawatan di Puskesmas PONED. Kelompok kasus tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.8 Tabel Kasus Kelompok C2
No 1 2 3 4 5
Diagnosa Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Infeksi-infeksi masa nifas lainnya Infeksi saluran kemih setelah kelahiran Infeksi-infeksi saluran kemihgenital setelah melahirkan Hemoroid pada masa nifas Infeksi-infeksi payudara terkait dengan kelahiran anak
Other puerperal infections Urinary tract infection following delivery Other genitourinary tract infections following delivery Hemorrhoids in the puerperium Infections of breast associated with childbirth
Kode ICDX O86.166 O86.2.166 O86.3.166 O86.2.166 O91.166
55
No 6 7 8 9 10 11 12 13
Diagnosa Bahasa Indonesia Infeksi puting terkait dengan kelahiran anak Mastitis non purulen terkait dengan kelahiran anak Belahnya puting terkait dengan kelahiran anak Kelainan-kelainan lain dan tidak terspesifikasi payudara terkait dengan kelahiran anak Agalaktia Terhambatnya menyusui (laktasi) Galaktore Kelainan-kelainan lain dan tidak terspesifikasi menyusui (laktasi)
Bahasa Inggris Infection of nipple associated with childbirth Nonpurulent mastitis associated with childbirth Cracked nipple associated with childbirth Other and unspecified disorders of breast associated with childbirth Agalactia Suppressed lactation Galactorrhea Other and unspecified disorders of lactation
Kode ICDX O91.0.166 O91.2.166 O92.1.166 O92.2.166 O92.3.166 O92.5.166 O92.6.166 O92.7.166
56
Gambar 3.9 Alur Rujukan Kelompok C2
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada masa nifas
Sarana pelayanan kesehatan merujuk kelompok C2 ke Puskesmas PONED dan menyampaikan laporan kepada Puskesmas diwilayah kerja
Pelayanan Perawatan nifas di Puskesmas PONED
Pihak Puskesmas PONED menyampaikan hasil penanganan ibu nifas kelompok C2 ke puskesmas sesuai wilayah kerja
Control ke sarana fasilitas kesehatan lanjutan bila diperlukan
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok C2 Ke Dinkes Kabupaten
Penjelasan Alur Rujukan Kelompok C2 : a. Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan deteksi atau identifikasi masalah pada ibu nifas. Apabila ternyata ditemukan ada masalah dalam masa nifas dan dikelompokkan kedalam C2 yaitu kelompok ibu nifas yang pada saat masa persalinan tidak mengalami masalah namun pada saat masa nifas ditemukan masalah sehingga membutuhkan perawatan atau pelayanan nifas di Puskesmas PONED.
57
b.
c.
d.
e. f.
Sarana pelayanan kesehatan merujuk pasien kelompok C2 ke Puskesmas PONED dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga harus menyampaikan laporan tentang pasien C2 tersebut kepada puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Rujukan harus diarahkan ke Puskesmas PONED dan setelah melakukan perawatan terhadap pasien, puskesmas PONED harus memberikan laporan atau feedback kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Puskesmas menerima laporan dan menyampaikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi tujuan pasien, apabila diperlukan perawatan lanjutan sebagai tindak lanjut observasi. Puskesmas menyampaikan laporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten tentang pelayanan kelompok C2. Diantar kembali setelah selesai perawatannya, dan hasil rujukan dilaporkan kembali ke hotline Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Detail Rujukan Ibu Nifas Kelompok C3 Kasus nifas yang masuk kelompok C3 (ibu-ibu dengan masa nifas yang normal) antara lain seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini. Tabel 3.9 Tabel Kasus Kelompok C3
No 1 2 3
Diagnosa Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Tertariknya puting terkait dengan kelahiran anak Hipogalaktia
Retracted nipple associated with childbirth Hypogalactia
Perawatan dan pemeriksaan pasca melahirkan
Postpartum care and examination
Kode ICDX O92.0.166 O92.4.166 Z39.263
58
Gambar 3.10 Alur Rujukan Kelompok C3
Sarana pelayanan kesehatan menangani persalinan
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada masa nifas
Pada kelompok C3 semua fasilitas kesehatan (Puskesmas, BPM, Klinik, dll) dapat memberikan pelayanan nifas
Pihak Puskesmas mengizinkan ibu untuk pulang
Semua Faskes (BPM/Klinik, Puskesmas, RB) melaporkan hasil penanganan kelompok C3 ke Puskesmas sesuai wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok C3 Ke Dinkes Kabupaten
Penjelasan Alur Pelayanan Ibu Nifas Kelompok C3 a. Petugas di sarana pelayanan kesehatan melayani persalinan spontan normal. b. Sarana pelayanan melakukan deteksi atau identifikasi masalah pada ibu nifas. c. Pasien/ibu nifas yang telah didiagnosa dengan masa nifas normal dapat mendapat pelayanan atau perawatan kesehatan diseluruh fasilitas kesehatan tanpa terkecuali seperti BPM, Klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas, Polindes dan Pusban. 59
d.
e.
Semua sarana fasilitas kesehatan tersebut yang memberikan pelayanan harus menyampaikan hasil pelayanan kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Selanjutnya Puskesmas yang mempunyai wilayah wajib menyampaikan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
E. Proses Rujukan Kelompok E Kasus persalinan yang masuk dalam kelompok E adalah ibu bersalin yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan kondisi tidak pernah melakukan Ante Natal Care di fasilitas pelayanan kesehatan selama kehamilan. Penanganan pada kelompok E ini diberlakukan sama dengan ibu bersalin kelompok B. F. Proses Rujukan Kelompok D Sarana Pelayanan Kesehatan mengelompokkan neonatus masuk dalam kelompok kasus D1, D2 dan D3. Kelompok D1 adalah neonatus yang mengalami masalah dan harus dirujuk ke RS PONEK. Kelompok D2 adalah neonatus yang mengalami masalah dan harus dirujuk ke PONED. Sedangkan kelompok D3 adalah neonatus normal sehingga bisa diberikan pelayanan di semua fasilitas kesehatan. 1. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D1 Neonatus yang masuk dalam kelompok D1 adalah neonatus yang mengalami komplikasi dan harus mendapatkan perawatan di RS PONEK atau RS Jejaring. Adapun kelompok diagnosis yang masuk kelompok D1 seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini : Tabel 3.10 Tabel Kasus Kelompok D1 No 1 2 3 4 5
Diagnosis Bahasa Indonesia Kelahiran baru terpengaruh oleh ruptur premature membran Kelahiran baru terpengaruh oleh oligohidramnion Kelahiran baru terpengaruh oleh polihidramnion Kelahiran baru terpengaruh oleh kehamilan multipel Kelahiran baru terpengaruh oleh kelahiran bokong dan ekstraksi
Bahasa Inggris Newborn affected by premature rupture of membranes Newborn affected by oligohydramnios Newborn affected by polyhydramnios Newborn affected by multiple pregnancy Newborn affected by breech delivery and extraction
Kode ICDX P01
1
P01
2
P01
3
P01
5
P03
0
60
No 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Diagnosis Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Kelahiran baru terpengaruh oleh Newborn affected by other malpresentasi lain, malposisi, malpresentation, malposition, dan disproporsi selama labor and disproportion during labor dan kelahiran and delivery Kelahiran baru terpengaruh oleh Newborn affected by forceps kelahiran forsep delivery Kelahiran baru terpengaruh oleh Newborn affected by delivery by kelahiran dengan vakum vacuum extractor [ventouse] ekstraktor [ventause] Kelahiran baru terpengaruh oleh Newborn affected by cesarean kelahiran cesar delivery Pertumbuhan janin lambat dan Slow fetal growth and fetal malnutrisi janin malnutrition Ringan untuk umur gestasi Light for gestational age Kecil untuk umur gestasi Small for gestational age Pertumbuhan janin lambat, tidak Slow fetal growth, unspecified terspesifikasi Berat badan lahir sangat rendah Extremely low birthweight Berat badan lahir rendah lainnya Other low birthweight Sangat imatur Extreme immaturity Janin-janin preterm lainnya Other preterm infants Bayi besar diluar kebiasaan Exceptionally large baby Laserasi intrakranial dan Intracranial laceration and perdarahan akibat cedera lahir hemorrhage due to birth injury Cedera-cedera lahir lain pada Other birth injuries to central sistem sarfaf pusat nervous system Edema serebral akibat cedera Cerebral edema due to birth lahir injury Cedera lahir pada bagian-bagian Birth injuries to other parts of lain rangka skeleton Cedera lahir pada sistem saraf Birth injury to peripheral tepi nervous system Erb's paralysis due to birth Paralisis Erb akibat trauma lahir injury Hipoksia intrauteri Intrauterine hypoxia Asfiksia lahir Birth asphyxia Asfiksia lahir berat Severe birth asphyxia Mild and moderate birth Asfiksia lahir ringan dan sedang asphyxia Asfiksia lahir, tidak terspesifikasi Birth asphyxia, unspecified Distres pernafasan pada Respiratory distress of newborn kelahiran baru Sindrom distres pernafasan pada Respiratory distress syndrome of kelahiran baru newborn
Kode ICDX P03
1
P03
2
P03
3
P03
4
P05 P05 P05
0 1
P05
9
P07 P07 P07 P07 P08
0 1 2 3 0
P10 P11 P11
0
P13
8
P14 P14
0
P20 P21 P21
0
P21
1
P21
9
P22 P22
0
61
No 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Diagnosis Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Takipnea sewaktu (transien) Transient tachypnea of newborn pada kelahiran baru Distres pernafasan lain pada Other respiratory distress of kelahiran baru newborn Distres pernafasan pada Respiratory distress of newborn, kelahiran baru, tidak unspecified terspesifikasi Pneumonia kongenital Congenital pneumonia Pneumonia kongenital, tidak Congenital pneumonia, terspesifikasi unspecified Sindrom aspirasi neonatal Neonatal aspiration syndromes Aspirasi mekonium oleh Neonatal aspiration of meconium neonatal Sindrom aspirasi neonatal, tidak Neonatal aspiration syndrome, terspesifikasi unspecified Emfisema interstisial dan Interstitial emphysema and kondisi-kondisi terkait yang related conditions originating in berasal dari periode perinatal the perinatal period Pneumotoraks yang berasal dari Pneumothorax originating in the periode perinatal perinatal period Pneumomediastinum yang Pneumomediastinum originating berasal dari periode perinatal in the perinatal period Pneumoperikardium yang Pneumopericardium originating berasal dari periode perinatal in the perinatal period Pulmonary hemorrhage Perdarahan paru yang berasal originating in the perinatal dari periode perinatal period Massive pulmonary hemorrhage Perdarahan paru masif yang originating in the perinatal berasal dari periode perinatal period Other pulmonary hemorrhages Perdarahan paru lain yang originating in the perinatal berasal dari periode perinatal period Perdarahan peru tidak Unspecified pulmonary terspesifikasi yang berasal dari hemorrhage originating in the periode perinatal perinatal period Bronchopulmonary dysplasia Displasia bronkopulmoner yang originating in the perinatal berasal dari periode perinatal period Penyakit pernafasan kronik tidak Unspecified chronic respiratory terspesifikasi yang berasal dari disease originating in the periode perinatal perinatal period Kondisi-kondisi pernafasan lain Other respiratory conditions yang berasal dari periode originating in the perinatal perinatal period
Kode ICDX P22
1
P22
8
P22
9
P23 P23
9
P24 P24
0
P24
9
P25 P25
1
P25
2
P25
3
P26 P26
1
P26
8
P26
9
P27
1
P27
9
P28
62
No 51 52 53
Diagnosis Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Atelaktasis primer pada Primary atelectasis of newborn kelahiran baru Atelaktasis lain dan tidak Other and unspecified atelectasis terspesifikasi pada kelahiran of newborn baru Serangan sianotik pada kelahiran Cyanotic attacks of newborn baru
Kode ICDX P28
0
P28
1
P28
2
54
Gagal nafas pada kelahiran baru
Respiratory failure of newborn
P28
5
55
Gagal jantung neonatal
Neonatal cardiac failure
P29
0
56
Disaritmia jantung neonatal
Neonatal cardiac dysrhythmia
P29
1
57
Kelainan-kelainan jantung lain yang berasal dari periode perinatal Kelainan jantung yang berasal dari periode perinatal, tidak terspesifikasi
Other cardiovascular disorders originating in the perinatal period Cardiovascular disorder originating in the perinatal period, unspecified
P29
8
P29
9
59
Sindrom rubella kongenital
Congenital rubella syndrome
P35
0
60
Infeksi sitomegalovirus kongenital Infeksi virus herpes [herpes simpleks] kongenital
Congenital cytomegalovirus infection Congenital herpes-viral [herpes simplex] infection
P35
1
P35
2
62
Hepatitis virus kongenital
Congenital viral hepatitis
P35
3
63
Penyakit-penyakit virus kongenital lainnya Sepsis bakterial pada kelahiran baru Penyakit-penyakit infeksi dan parasit kongenital lain
Other congenital viral diseases
P35
8
Bacterial sepsis of newborn
P36
Other congenital infectious and parasitic diseases
P37
58
61
64 65 66
Tuberkulosis kongenital
Congenital tuberculosis
P37
0
67
Toksoplasmosis kongenital
Congenital toxoplasmosis
P37
1
68
Listeriosis (meluas) neonatal
Neonatal (disseminated) listeriosis
P37
2
69
Malaria falciparum kongenital
Congenital falciparum malaria
P37
3
70
Malaria kongenital lainnya
Other congenital malaria
P37
4
71
Kandidiasis neonatal
Neonatal candidiasis
P37
5
72
Infeksi neonatal akibat mastitis
Neonatal infective mastitis
P39
0
63
No
Diagnosis Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Kode ICDX
73
Infeksi saluran kemih neonatal
Neonatal urinary tract infection
P39
3
74
Infeksi kulit neonatal
Neonatal skin infection
P39
4
75
Kehilangan darah janin
Fetal blood loss
P50
76
Perdarahan ke kembar lainnya
Hemorrhage into co-twin
P50
3
77
Perdarahan umbilikal masif pada kelahiran baru Pedarahan umbilikal pada kelahiran baru, tidak terspesifikasi Perdarahan intrakranial nontrauma pada janin dan kelahiran baru Perdarahan intraventrikular (nontrauma), derajat 1, pada kelahiran baru Perdarahan intraventrikular (nontrauma), derajat 2, pada kelahiran baru Perdarahan intraventrikular (nontrauma), derajat 3, pada kelahiran baru Perdarahan intraventrikular (nontrauma) tidak terspesifikasi pada kelahiran baru Perdarahan intraserebral (nontraumatik) pada kelahiran baru Perdarahan subarakhnoid (nontrauma) pada kelahiran baru Perdarahan otak kecil (serebelum) (nontrauma) dan fossa posterior pada kelahiran baru Perdarahan intrakranial (nontrauma) lain pada kelahiran baru Perdarahan intrakranial (nontraumatik) pada kelahiran baru, tidak terspesifikasi Penyakit perdarahan pada kelahiran baru
Massive umbilical hemorrhage of newborn
P51
0
Umbilical hemorrhage of newborn, unspecified
P51
9
78 79 80 81 82 83 84 85 86
87 88 89
Intracranial nontraumatic hemorrhage of fetus and newborn Intraventricular (nontraumatic) hemorrhage, grade 1, of newborn Intraventricular (nontraumatic) hemorrhage, grade 2, of newborn Intraventricular (nontraumatic) hemorrhage, grade 3, of newborn Unspecified intraventricular (nontraumatic) hemorrhage of newborn
P52 P52
0
P52
1
P52
2
P52
3
Intracerebral (nontraumatic) hemorrhage of newborn
P52
4
Subarachnoid (nontraumatic) hemorrhage of newborn
P52
5
Cerebellar (nontraumatic) and posterior fossa hemorrhage of newborn
P52
6
P52
8
P52
9
Other intracranial (nontraumatic) hemorrhages of newborn Intracranial (nontraumatic) hemorrhage of newborn, unspecified Hemorrhagic disease of newborn
P53
64
No
Diagnosis Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Kode ICDX
90
Perdarahan neonatal lainnya
Other neonatal hemorrhages
P54
91
Hematemesis neonatal
Neonatal hematemesis
P54
0
92
Melena neonatal
Neonatal melena
P54
1
93
Perdarahan rektum neonatal
Neonatal rectal hemorrhage
P54
2
P54
3
94
Perdarahan gastrointestinal neonatal lainnya 95 Penyakit hemolitik pada janin dan kelahiran baru 96 Penyakit hemolitik pada kelahiran baru, tidak terspesifikasi 97 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitik 98 Hidrops fetalis akibat isoimunisasi 99 Jaundice neonatal akibat hemolisis berlebih lainnya 100 Jaundice neonatal akibat perdarahan 101 Jaundice neonatal akibat infeksi 102 Jaundice neonatal akibat menelan darah meternal 103 Jaundice neonatal terkait dengan kelahiran preterm 104 Koagulasi intravaskular meluas (DIC) pada kelahiran baru 105 Anemia pada prematuritas 106 Sindrom janin pada ibu dengan diabetes gestasional 107 Sindrom janin pada ibu diabetes 108 Diabetes mellitus neonatal 109 Hipoglikemia neonatal lainnya 110 Tetanus neonatal tanpa defisiensi kalsium atau magnesium 111 Hipoparatiroidisme neonatal sementara 112 Dehidrasi pada kelahiran baru 113 Obstruksi usus lain pada kelahiran baru
Other neonatal gastrointestinal hemorrhage Hemolytic disease of fetus and newborn Hemolytic disease of newborn, unspecified Hydrops fetalis due to hemolytic disease Hydrops fetalis due to isoimmunization Neonatal jaundice due to other excessive hemolysis Neonatal jaundice due to bleeding Neonatal jaundice due to infection Neonatal jaundice due to swallowed maternal blood Neonatal jaundice associated with preterm delivery Disseminated intravascular coagulation of newborn Anemia of prematurity Syndrome of infant of mother with gestational diabetes Syndrome of infant of a diabetic mother Neonatal diabetes mellitus Other neonatal hypoglycemia Neonatal tetany without calcium or magnesium deficiency Transitory neonatal hypoparathyroidism Dehydration of newborn Other intestinal obstruction of newborn
P55 P55
9
P56 P56
0
P58 P58
1
P58
2
P58
5
P59
0
P60 P61
2
P70
0
P70
1
P70 P70
2 4
P71
3
P71
4
P74
1
P76 65
No 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
Diagnosis Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Sindrom mekonium plug Meconium plug syndrome Enterokolitis nekrotik pada Necrotizing enterocolitis of kelahiran baru newborn Sklerema neonatorum Sclerema neonatorum Eritema toksikum neonatal Neonatal erythema toxicum Polip umbilikal pada kelahiran Umbilical polyp of newborn baru Kejang pada kelahiran baru Convulsions of newborn Gagal ginjal kongenital Congenital renal failure Hidrosefalus kongenital Congenital hydrocephalus Spina bifida Spina bifida Malformasi-malformasi Congenital malformations of kongenital pada septum jantung cardiac septa Defek septum ventrikular Ventricular septal defect Defek septum atrium Atrial septal defect Defek septum atrioventrikular Atrioventricular septal defect Tetralogi fallot Tetralogy of Fallot Defek septum aortapulmonar Aortopulmonary septal defect Malformasi-malformasi Other congenital malformations kongenital lain pada septum of cardiac septa jantung Malformasi kongenital pada Congenital malformation of septum jantung, tidak cardiac septum, unspecified terspesifikasi Malformasi-malformasi Congenital malformations of kongenital pada katup (valvula) pulmonary and tricuspid valves pulmonar dan trikuspid Atresia katup (valvula) pulmonar Pulmonary valve atresia Stenosis katup (valvula) Congenital pulmonary valve pulmonar kongenital stenosis Insufisiensi katup (valvula) Congenital pulmonary valve pulmonar kongenital insufficiency Malformasi-malformasi Other congenital malformations kongenital lain pada katup of pulmonary valve (valvula) pulmonar Stenosis mitral kongenital Congenital mitral stenosis Insufisiensi mitral kongenital Congenital mitral insufficiency Malformasi-malformasi Other congenital malformations kongenital lain pada jantung of heart Duktus arteriosus paten Patent ductus arteriosus Koarktasio aorta Coarctation of aorta Atresia aorta Atresia of aorta Stenosis aorta Stenosis of aorta Malformasi kongenital pada Congenital malformation of nose, hidung, tidak terspesifikasi unspecified
Kode ICDX P76 0 P77 P83 P83
0 1
P83
6
P90 P96 Q03 Q05
0
Q21 Q21 Q21 Q21 Q21 Q21
0 1 2 3 4
Q21
8
Q21
9
Q22 Q22
0
Q22
1
Q22
2
Q22
3
Q23 Q23
2 3
Q24 Q25 Q25 Q25 Q25
0 1 2 3
Q30
9
66
Diagnosis Bahasa Indonesia Bahasa Inggris 144 Celah palatum Cleft palate 145 Celah uvula Cleft uvula 146 Celah bibir Cleft lip 147 Atresia of esophagus without Atresia esofagus tanpa fistula fistula 148 Atresia esofagus dengan fistula Atresia of esophagus with trakeoesofageal tracheoesophageal fistula 149 Penyakit Hirschsprung Hirschsprung's disease 150 Testikel undesenden Undescended testicle 151 Hipospadia Hypospadias 152 Janin harlequin Harlequin fetus 153 Kembar siam Conjoined twins 154 Malformasi kongenital, tidak Congenital malformation, terspesifikasi unspecified 155 Kelainan detak jantung Abnormalities of heart beat 156 Asfiksi Asphyxia 157 Hypothermia, not associated Hipotermia, tidak terkait dengan with low environmental temperatur lingkungan rendah temperature 158 Hiperglikemia, tidak Hyperglycemia, unspecified terspesifikasi No
Kode ICDX Q35 Q35 7 Q36 Q39
0
Q39
1
Q43 Q53 Q54 Q80 Q89
1
Q89
9
R00 R09
0
R68
0
R73
9
4 4
67
Gambar 3.11 Alur Rujukan Kelompok D1 Fasilitas pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada neonatus
Fasilitas pelayanan kesehatan merujuk kelompok D1 ke RS PONEK/RS jejaring
Pemanfaatan rumah tunggu
Pelayanan Perawatan Neonatus komplikasi di RS PONEK/RS jejaring
Pihak RS mengizinkan neonatus untuk pulang dan memberi feedback / laporan ke puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Kontrol lanjutan ke sarana fasilitas kesehatan bila diperlukan
RS PONEK/ RS jejaring melaporkan hasil penanganan akhir kelompok D1 ke Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok D1 Ke Dinkes Kabupaten
68
Penjelasan Alur Rujukan Kelompok Neonatal D1 : a. Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan identifikasi kelompok neonatus. b. Apabila ternyata terdapat komplikasi pada neonatus maka dikelompokkan menjadi Kelompok D1 yaitu kelompok neonatus yang memerlukan perawatan di RS PONEK/RS Jejaring. c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk neonatus kelompok D1 harus menyampaikan laporan kepada pihak Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. d. RS PONEK/RS Jejaring memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan feedback kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja atau mengkoordinasikan dengan Dinkes Kabupaten sebagai mediator. Pada saat mendapatkan perawatan, keluarga pasien dapat memanfaatkan rumah tunggu. e. Pasien neonatus diijinkan pulang dan apabila diperlukan kontrol lanjutan dapat mengakses pemanfaatan rumah tunggu disekitar RS. f. Pihak RS PONEK/RS Jejaring menyampaikan laporan akhir dari perawatan kelompok D1 kepada pihak Puskesmas sesuai wilayah kerja. g. Pihak Puskesmas menyampaikan laporan penanganan kelompok D1 tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten. 2. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D2 Neonatus yang masuk dalam kelompok D2 adalah neonatus yang mengalami komplikasi dan harus mendapatkan perawatan di Puskesmas PONED yaitu seperti tercantum dalam tabel berikut ini :
69
Tabel 3.11 Tabel Kelompok D2 No 1
Diagnosa
Kode ICDX
Postterm infant, not heavy for gestational age
P08
Neonatal jaundice from other and unspecified causes
P59
4
Janin posterm, tidak berat untuk umur gestasi Jaundice neonatal dari penyebab-penyebab lain dan tidak terspesifikasi Hematemesis dan melena pada neonatal akibat menelan darah maternal Diare neonatal noninfektif
5
Hipotermia pada kelahiran baru
Hypothermia of newborn
6
Hipotermia pada kelahiran baru, Hypothermia of newborn, tidak terspesifikasi unspecified Sindrom Down, tidak Down's syndrome, unspecified terspesifikasi
2 3
7
Neonatal hematemesis and melena due to swallowed maternal blood Noninfective neonatal diarrhea
2
P78
2
P78
3
P80 P80
9
Q90
9
70
Gambar 3.12 Alur Rujukan Kelompok D2
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada neonatus
Sarana pelayanan kesehatan merujuk kelompok neonatus D2 ke Puskesmas PONED dan menyampaikan laporan kepada Puskesmas di wilayah kerja
Pelayanan Perawatan neonatus di Puskesmas PONED
Pihak Puskesmas PONED menyampaikan hasil penanganan neonatus kelompok D2 ke puskesmas sesuai wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok D2 Ke Dinkes kabupaten
Penjelasan Alur Rujukan Kelompok D2 : a. Fasilitas pelayanan kesehatan melakukan deteksi atau identifikasi masalah pada neonatus. Apabila ternyata ditemukan ada masalah pada neonatus dan dikelompokkan kedalam D2 yaitu kelompok neonatus mengalami komplikasi sehingga membutuhkan perawatan atau pelayanan neonatus di Puskesmas PONED. b. Fasilitas pelayanan kesehatan merujuk neonatus kelompok D2 ke Puskesmas PONED dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga harus menyampaikan laporan tentang pasien D2 tersebut kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja.
71
c.
d.
Rujukan harus diarahkan ke Puskesmas PONED dan setelah melakukan perawatan terhadap pasien, puskesmas PONED harus memberikan laporan atau feedback kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Puskesmas menyampaikan laporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten tentang pelayanan kelompok D2.
3. Detail Rujukan Neonatus Kelompok D3 Neonatus yang masuk dalam kelompok D3 adalah neonatus normal, bayi cukup bulan, lahir spontan pervaginam, BB 2500-3750 gram dan tanpa komplikasi. Tabel 3.12 Tabel Kasus Kelompok D3 No
Diagnosa
Kelahiran baru terpengaruh oleh kondisi maternal tidak terspesifikasi 1 (By Cukup Bulan Lahir Spontan Pervaginam Tanpa Komplikasi BB >2500-3750 Gram) Masalah pemberian makan pada 2 kelahiran baru, tidak terspesifikasi
Kode ICDX
Newborn affected by unspecified maternal condition
P00
9
Feeding problem of newborn, unspecified
P92
9
72
Gambar 3.13 Alur Rujukan Kelompok D3 Sarana pelayanan kesehatan menangani persalinan
Sarana pelayanan kesehatan mengidentifikasi jenis kelompok pada neonatus
Pada kelompok neonatus D3, semua fasilias kesehatan (Puskesmas, BPM, Klinik, dll )dapat memberikan pelayanan Neonatus
Semua Faskes (BPM/Klinik, Puskesmas, RB) melaporkan hasil penanganan kelompok D3 ke Puskesmas sesuai wilayah kerja
Puskesmas melaporkan hasil penanganan kelompok D3 Ke Dinkes Kabupaten
Penjelasan Alur Pelayanan Neonatus Kelompok D3 : a. Petugas di sarana pelayanan kesehatan melayani persalinan spontan normal. b. Sarana pelayanan melakukan deteksi atau identifikasi masalah pada neonatal. c. Neonatus yang didiagnosa dengan normal pada kelompok D3, dapat mendapat pelayanan atau perawatan kesehatan diseluruh fasilitas kesehatan tanpa terkecuali seperti BPM, Klinik, Rumah Bersalin, Puskesmas, Polindes dan Pusban.
73
d.
e.
Semua fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan harus menyampaikan hasil pelayanan kepada Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja. Selanjutnya Puskesmas yang mempunyai wilayah wajib menyampaikan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
74
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Kondisi di Kutai Kartanegara dengan tingginya kematian ibu dan neonatal yang diakibatkan oleh kompleksitas permasalahan seperti faktor geografi, tradisi dan budaya, pendidikan, lingkungan sosial, kenakalan remaja, seks bebas hingga pernikahan dini membuat bermacam-macam masalah kesehatan yang ada. Angka morbiditas dan mortalitas juga dipengaruhi oleh penyebab yang secara langsung seperti keterlambatan mengambil keputusan, keterlambatan dalam proses rujukan dan keterlambatan mendapatkan penanganan di fasilitas sehingga semakin memperparah kondisi dan bisa berakibat fatal. Perbaikan sebagai salah satu alternatif solusi yang dipilih dalam meningkatkan akses pelayanan sistem rujukan maternal neonatal secara komprehensif baik dalam manajemen, pelayanan klinis, transportasi, informasi/komunikasi dan pembiayaan yaitu dengan penyusunan manual yang tertuang dalam dokumen Manual Rujukan Maternal Neonatal. B. SARAN Untuk berjalannya proses Manual Rujukan Maternal Neonatal ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan yang antara lain sebagai berikut : 1. Kedisiplinan dalam mentaati Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam memberikan pelayanan kesehatan 2. Pemahaman semua petugas di fasilitas kesehatan tingkat pertama tentang alur pelayanan rujukan maternal dan neonatal secara berjenjang sesuai dengan kondisi geografis dan kriteria diagnosis yang ditegakkan 3. Para pemegang kebijakan di level Puskesmas dan Rumah Sakit bisa mendorong semua petugas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinis demi kualitas pelayanan yang optimal 4. Mempunyai komitmen bersama dalam upaya meningkatkan akses pelayanan sistem rujukan maternal neonatal secara komprehensif 5. Peran aktif Dinas Kesehatan Kabupaten selaku mediator dalam pelaksanaan manual rujukan antar fasilitas pelayanan kesehatan Dengan berjalannya Manual Rujukan Maternal Neonatal yang optimal pada semua fasilitas pelayanan kesehatan maka diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kutai Kartanegara.
75