RATEGI PENGEM P MBANGAN N BISNIS S STR PA ADA PIA APPLE PIE P DI BOGOR B
SKRIP PSI
HUMAL LA DEWI N.TAMBUN N NAN H34096042
DEPART TEMEN AGRIBIS A SNIS FAKUL LTAS EK KONOMI DAN MA ANAJEM MEN IN NSTITUT T PERTA ANIAN BO OGOR 2011 1 i
RINGKASAN
HUMALA DEWI N.TAMBUNAN. Strategi Perencanaan Pada Pia Apple Pie Di Bogor. Skripsi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARIANTO) Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor penentu kegiatan usahanya, terutama perubahan dan situasi pasar disamping hal-hal yang bersifat teknis, seperti perubahan lingkungan biofisik. Industri makanan dan minuman menunjukkan keterkaitan ke depan dan ke belakang yang rendah, kerena merupakan industri konsumsi. Seiring dengan perkembangan penduduk dan aktivitas ekonomi, produk industri tersebut akan semakin dibutuhkan, khususnya pasar domestik seperti yang ditunjukkan dengan nilai permintaan domestik yang sangat besar. Salah satu penyebab dari kekalahan dalam bersaing pada umumnya terletak pada kurangnya memperhatikan pasar pasar, dan perusahaan yang tidak bisa mengikuti market trend (kecenderugan pasar) akan mengalami masalah yang serius dalam kelangsungan bisnisnya atau perusahaan berada pada suasana comfort zone yaitu kondisi dimana perusahaan merasa bahwa selama ini kondisi lingkungan eksernal dan internal yang cenderung stabil. Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: (1) faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam mencapai tujuannya, (2) faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan.(3) bagaimana strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada Pia Apple Pie yang terletak di Jalan Pangrango No. 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Pia Apple Pie ini telah mempunyai brand image di kota Bogor dari ciri khas produknya yaitu pie. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi) dan melalui wawancara dengan pemilk/ pimpinan perusahaan, bagian produksi, bagian pemasaran dan karyawan. Data sekunder diperoleh dari informasi yang mendukung dari instansi-instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan penelitian sebelumnya.Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni hingga Juli 2011. Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskripsi dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Hasil total bobot rata-rata dari matriks EFE adalah 2,782dan untuk hasil total bobot ratarata dari matriks IFE adalah 2,996. Hasil dari matriks IE menggambarkan perusahaan berada pada kuadran IV dimana ketentuan yang dapat digunakan adalah tumbuh dan berkembang. Bisnis-bisnis yang ada pada kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun pertumbuhan industrinya lambat. Strategi yang bisa dikembangkan bagi sebuah perusahaan yang terletak pada kuadran IV adalah integrasi ke belakang ke depan atau integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pegembangan produk. Dari hasil matriks SWOT diperoleh strategi yang kemudian diperoleh hasil prioritas strategi menggunakan matriks QSPM, Hasil analisis ini menunjukkan bahwa prioritas strategi yang ingin dijalankan oleh Pia Apple Pie yang dilihat dari hasil STAS yang tertinggi hingga yang terendah adalah: (a) mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan (STAS= 4,695), (b) menambah inovasi produk (STAS= 4,606), (c) menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank/nn bank (STAS= 4,456),
(d) mempertajam peramalan penjualan (STAS= 4,324), (e) meningkatkan mutu produk dan pelayanan (STAS= 4,318), (f) memiliki pemasok tetap (STAS= 4,184), (g) melakukan pendaftaran hak paten dan label halal (STAS= 3,464), (h) menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi (STAS= 3,462). Dari hasil tersebut dilakukan pengkajian kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh pihak perusahaan. Beberapa strategi yang telah dijalankan oleh Pia Apple Pie yaitu: (1) melakukan diversifikasi dan inovasi produk, (2) menjalin hubungan baik dengan karyawan, (3) menjaga kualitas produk dan pelayanan. Selain ketiga alternatif strategi tersebut,masih terdapat lima alternatif strategi lain yang belum diterapkan oleh pihak perusahaan antara lain: menjalin kerja sama dengan badan keuanganbank/non bank, mempertajam peramalan penjualan, memiliki pemasok tetap, melakukan pendaftaran hak paten dan label halal, menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi. Alternatif-alternatif strategi tersebut dibuat dengan melihat kondisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan saat ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh Pia Apple Pie. Formulasi strategi yang telah diberikan kepada Pia Apple Pie diharapkan dapat menjadi pelengkap strategi yang telah ada sebelumna dan mampu untuk mengatasi permasalahan internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.
Judul Skripsi
: Strategi Pengembangan Bisnis Pada Pia Apple Pie Di Bogor
Nama
: Humala Dewi N.Tambunan
NIM
: H34096042
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Harianto, Ms NIP. 1958102198501001
ii
Judul Skripsi
: Strategi Pengembangan Bisnis Pada Pia Apple Pie Di Bogor
Nama
: Humala Dewi N.Tambunan
NIM
: H34096042
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Harianto, Ms NIP. 195810211985011001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms NIP. 195809081984031002
Tanggal Lulus :
iii
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Strategi Pengembangan Bisnis Pada Pia Apple Pie Di Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulisan lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2011
Humala Dewi N.Tambunan H34096042
iv
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 02 November 1988, sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak B.Tambunan dan Ibu Lumongga Sitorus. Penulis memulai pendidikan di SD.Yos Sudarso Padang pada Tahun 1994. Pada tahun 2000 penulis lulus sekolah dasar dan melanjutkan pendidikan ke SLTP.Yos Sudarso Padang dan lulus pada tahun 2003. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 12 Padang dan pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima pada program studi Perencanaan Pengendalian Produksi Manufaktur/ Jasa Diploma tiga (D3) Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasisa Kristen Indonesia (GMKI). Penulis menyelesaikan pendidikan D3 pada tahun 2009, kemudian penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama melanjutkan pendidikan, penulis juga pernah bekerja pada PT. Jayatama Selaras sebagai staff PPIC dan Call Center Exelcomindo Axiata, Jakarta Selatan.
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Pada Pia Apple Pie di Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik dan kepuasan konsumen, (2) menganalisis faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas Pia Apple Pie, (3) menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Pia Apple Pie dalam mencapai tujuannya, (4) merumuskan alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat diterapkan bagi Pia Apple Pie dalam pengembangan usaha yang berbasis modern, (5) memilih strategi terpilih bagi perkembangan bisnis perusahaan. Namum demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kea rah
penyempurnaan pada
skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 0ktober 2011
Humala Dewi N.Tambunan\ H34096042
i
UCAPAN TERIMA KASIH Segala Puji syukur bagi Tuham Yang Maha Esa yang telah memberikan pertolongan dan petunjuk- Nya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Orang Tua Tercinta, IPDA B.Tambunan dan Lumongga Ida Sitorus, S.Sos yang senantiasa memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
2.
Dr. Ir. Harianto, MS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan , waktu, kesabaran dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3.
Ir. Popong Nurhayati, selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4.
Pihak Pia Apple Pie bakery, khususnya Bapak Diego yang membantu sebagai mediator bagi saya mendapatkan semua data yang dibutuhkan selama penyusunan skripsi ini.
5.
Kakak dan
Adik-adikku, Gina Tambunan, SE, Samuel Tambunan, Harry
Tambunan yang telah memberikan motivasi 6.
Dr. Ir. Suharno, Madev dan Yeka Hendra Fatika, SP, sebagai dosen penguji yang banyak memberikan saran, masukkan maupun
kritik yang sangat
membangun. 7.
Sariandy Sihombing, SE, atas segala dukungan dan pengorbanan selama penyusunan skripsi ini.
8.
Semua pihak yang tidak biasa saya ucapkan satu demi satu. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang
membacanya.
ii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI …………………………………….............................................
i
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….....
iii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….
v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….
vi
I. PENDAHULUAN ..................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 1.3. Tujuan penelitian ................................................................................ 1.4. Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ..........................................
1 7 9 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
11
2.1. Asal-Usul Pie ..................................................................................... 2.2. Apple Pie ............................................................................................. 2.3.Penelitian Terdahulu ……............,.……………………………….....
11 11 14
III. KERANGKA PEMIKIRAN …………………………………….....
18
3.1. Konsep Manajemen Strategis ……………………………………..... 3.2. Manfaat Manajemen Strategis ............................................................ 3.3. Tahap-Tahap Manajemen Strategis .................................................... 3.3.1. Pengembangan Visi dan Misi ....................................................... 3.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................... 3.3.2.1. Kekuatan Ekonomi .............................................................. 3.3.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan ... 3.3.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum .................... 3.3.2.4. Kekuatan Teknologi .......................................................... 3.3.2.5. Kekuatan Kompetitif .......................................................... 3.3.3. Analisis Lingkungan Internal ............................................................ 3.3.4. Perumusan Strategi ............................................................................ 3.4. Kerangka Pemikiran Operasional .........................................................
18 19 20 22 22 24 24 24 25 25 28 32 34
IV. METODE PENELITIAN ....................................................................
37
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 4.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 4.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................
37 37 37 i
4.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................... 4.4.1. Tahap Input (Input Stage) ............................................................. 4.4.2. Tahap Pencocokan (Macthing Stage) …………………………... 4.4.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) …………………………….
38 38 44 46
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN ...............
48
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................................. 5.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 5.3. Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 5.4. Karakteristik dan Kepuasan Konsumen ..............................................
48 49 49 51
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ......................................
60
6.1. Lingkungan Eksternal ......................................................................... 6.1.1. Kekuatan Ekonomi ....................................................................... 6.1.2.Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan .............. 6.1.3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum .................................. 6.1.4. Kekuatan Teknologi ..................................................................... 6.1.5. Kekuatan Kompetitif .................................................................... 6.2. Lingkungan Eksternal ........................................................................ 6.2.1. Faktor Manajemen ...................................................................... 6.2.2. Faktor Produksi/ Operasi ............................................................ 6.2.3. Penelitian dan Pengembangan .................................................... 6.2.4. Faktor Keuangan/ Akuntansi ...................................................... 6.2.5. Faktor Pemasaran .......................................................................
60 60 63 65 66 68 71 72 74 75 75 76
VII. FORMULASI STRATEGI ...................................................................
80
7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman perusahaan ...................... 7.2. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan ................ 7.3. Analisis Matriks EFE ......................................................................... 7.4. Analisis Matriks IFE .......................................................................... 7.5. Analisis Matriks I-E ........................................................................... 7.6. Analisis Matriks SWOT ..................................................................... 7.7. Analisis Matriks QSPM ..................................... ............................... 7.8. Pengkajian Kesesuaian Alternatif Strategi .........................................
80 83 87 88 90 92 95 97
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
102
8.1. Kesimpulan ........................................................................................ 8.2. Saran ...................................................................................................
102 103
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
104
ii
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.
Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Tahun2004-2009 ........................................................ 5
2.
Penjualan Produk Pia Apple Pie Bulan Mei 2011 .................................... 9
3.
Produksi dan Banyaknya Tanaman Apel yang Menghasilkan Tahun 2009 Di Indonesia ................................................................................... 13
4.
Matriks EFE ............................................................................................. 39
5.
Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ........................ 40
6.
Matriks IFE ............................................................................................ 42
7.
Penilaian Bobot Faktor Strategis ............................................................ 42
8.
Matriks SWOT ....................................................................................... 46
9.
Matriks QSPM ....................................................................................... 47
10.
Karakteristik Konsumen Pia Apple Pie Tahun 2011 ............................. 51
11.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Rasa Produk .......................... 53
12.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Harga Produk ......................... 54
13.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk ..................... 54
14.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan .............................. 55
15.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Penampilan Produk ............... 56
16.
Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Lokasi Pemasaran ................ 56
17.
Jenis Produk Yang Diminati .................................................................. 57
18.
Harapan Konsumen Kepada Perusahaan ............................................... 58
19.
Media Informasi Yang Sering Diterima Konsumen ..............................
20.
Tingkat Kenaikan Dalam 1 tahun Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita
58
Sebulan Tahun 2009-2011 ...................................................................... 61 21.
Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk makanan dan Bukan Makanan Tahun 2009-2010 ................................................. 61
22.
Tingkat Inflansi di Indonesia Dari Tahun 2005-2011 ...........................
62
23.
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor 2000-2010 ..........................
63 iii
Tabel
Halaman
24.
Persentase Pola Konsumsi Di Indonesia Tahun 2005-2009 .................
64
25.
Daftar Pesaing Pia Apple Pie ................................................................
68
26.
Harga Produk ........................................................................................
77
27.
Analisis Matriks EFE Pada Pia Apple Pie ............................................
88
28. Analisis Matriks IFE Pada Pia Apple Pie .............................................
89
29.
96
Prioritas Alternatif Strategi Pada Pia Apple Pie ...................................
30. Gambaran Umum Tentang Alternatif StrategiYang Diberikan Dengan Strategi Yang Telah Dijalankan Oleh Perusahaan ............................... 31. Persiapan Untuk Melakukan Strategi ...................................................
99 110
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.
Diagram
Keterkaitan
Keputusan Strategik Perusahaan dengan
Lingkungan ............................................................................................ 4 2.
Model Manajemen Strategis Komprehensif .......................................... 21
3.
Hubungan Antara Kekuatan - Kekuatan Eksternal Utama Dalam Organisasi ............................................................................................... 23
4.
Kekuatan-Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri ............ 27
5.
Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional ...................................
36
6.
Matriks Internal-Eksternal (IE) .............................................................
44
7.
Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................
50
8.
Hasil Matriks I-E ..................................................................................
87
v
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Daftar Pertanyaan Dalam Kuesioner Untuk Konsumen ....................
2.
Matriks Rata - Rata Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Eksternal .............................................................................................
3.
Halaman 107 110
Matriks Rata-Rata Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Internal ...............................................................................................
111
4.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 1 .....
112
5.
Matriks Perencana Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 2 ........
114
6.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 3 ....
116
7.
Contoh-Contoh Produk ......................................................................
118
vi
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor penentu kegiatan usahanya, terutama perubahan dan situasi pasar disamping hal-hal yang bersifat teknis, seperti perubahan lingkungan biofisik. Secara mikro, kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan dalam orientasi dan kemampuan berwiraswasta (entrepreneurship) serta keterbatasan dalam permodalan. Orientasi dan kemampuan berwiraswasta merupakan kendala yang terbesar, sedangkan hal tersebut merupakan unsur paling penting dalam pengembangan kegiatan yang berorietasi pasar dan membutuhkan penanganan manajerial yang memadai. Pengembangan usaha agribisnis berskala kecil sangat penting dan strategis ditinjau dari berbagai pemikiran dimuka. Dewasa ini terdapat lebih dari 32 juta usaha kecil dengan volume usaha kurang dari 2 miliar rupiah per tahun, bahkan 90 persen diantaranya adalah usaha kecil dengan volume usaha kurang dari 50 juta rupiah. Selanjutnya dari yang 90 persen tersebut, 21, 30 juta lebih unit usaha adalah usaha rumah tangga yang bergerak di sektor pertanian. Apabila disertakan dengan keluarganya, maka jumlah pengusaha kecil dengan anggota rumah tangganya bisa mencapai 80 persen dari penduduk Indonesia.1 Menurut Crawford, peranan agribisnis berskala kecil ini akan semakin penting dan memiliki keunggulan karena beberapa faktor yaitu sebagai berikut : (1) relatif tidak memerlukan terlalu banyak modal investasi terutama yang bergerak di bidang jasa-jasa, (2) usaha agribisnis kecil dapat bergerak bebas menyesuaikan diri dalam situasi yang berubah karena tidak perlu terhambat oleh persoalan-persoalan birokrasi seperti yang dihadapi oleh perusahaan besar, (3) usaha agribisnis kecil memiliki tenaga-tenaga penjualan dan wirausaha yang tertempa secara alami yang tidak berminat (vested-interest) dalam sistem produksi yang sudah ada dan sudah mantap, 1
Bungaran Saragih. 2010. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
1
(4) perubahan selera konsumen yang semakin bergeser dari produk-produk tahan lama yang dihasilkan secara massal ke produk-produk yang lebih manusiawi (personalized good) yang lebih tepat untuk dilayani usaha-usaha kecil (Saragih, 2010). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada 2009, komposisi PDB nasional tersusun dari UKM sebesar 53,32%, kemudian usaha besar 41,00%, dan sektor pemerintah 5,68%. Dalam lima tahun terakhir, UKM menunjukkan kekuatan sebagai penopang perekonomian nasional. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Citibank, angka kontribusi sektor UKM terhadap PDB 2009 mencapai 55,56%. Riset Citibank selama periode 2005-2008 juga menunjukkan jumlah unit UKM mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 8,16% per tahun. Pada tahun 2012 perkiraan jumlah pelaku UKM dapat mencapai 4.479.132 unit. Perkiraan pertumbuhan pelaku usaha tersebut mencerminkan bahwa setiap pertumbuhan 1% PDB akan menciptakan 42.797 pelaku usaha baru di Indonesia.2 Pengembangan agribisnis berskala kecil membutuhkan lingkungan usaha yang mendukung. Strategi pengembangan agribisnis lebih menjamin perluasan kesempatan kerja bagi sebagian angkatan kerja tidak terlatih terus bertambah. Pengembangan agribisnis berskala kecil sangat mudah diarahkan untuk bersahabat dengan lingkungan. Selain usaha kecil ini tidak perlu tergantung terlalu banyak pada sumberdaya alam yang ekstraktif, juga limbah usaha mereka bisa ditekan dan dikendalikan pada tingkat minimal. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil adalah kegiatan ekonomi yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyat. Pengertian usaha kecil di sini mencakup usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal merupakan usaha yang belum 2
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=487:bps-tambah-surveiukm-mulai-2011&catid=50:bind-berita&Itemid=97(diakses tanggal 18 Mei 2011)
2
terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Pengusaha kecil yang termasuk dalam kelompok ini antara lain petani penggarap, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya. Menurut Mangkuprawira (2002) sebuah perusahaan dapat mengembangkan beberapa sikap strategis dalam hubungannya dengan lingkungan, yaitu sebagi berikut: (a) perusahaan dapat menerapkan strategi bertahan. Para status quo berfokus pada garis yang terbatas dari produk dan secara kuat mempertahankan posisinya di pasar untuk “melawan” pesaingnya, (b) sebuah perusahaan dapat menjadi seperti penyelidik. Para penyelidik selalu mencari kesempatan pasar yang baru dan secara agresif mencari upaya untuk mengembangkan produk dan pasar baru, (c) sebuah perusahaan dapat menerapkan sikap analisis, penganalisis memiliki kepribadian yang terbagi-bagi, (d) sebuah perusahaan dapat sebagai pereaksi. Para pengamat melihat perubahan-perubahan pokok di lingkungan, tetapi kesulitan menghadapi perubahan yang cepat. Pada Gambar 1 dapat dilihat diagram keterkaitan keputusan strategik perusahaan dengan lingkungan.
Lingkungan Eksternal (Kesempatan dan Ancaman)
Keputusan Strategik
Maksud, Misi, Arah Dasar, dan Tujuan Perusahaan
Gambar 1. Diagram keterkaitan keputusan strategik perusahaan dengan lingkungan. Sumber : Mangkuprawira, 2002
Lingkungan di dalam perusahaan yang sedang memiliki pengaruh yang sangat besar pada keberhasilan perusahaan. Dengan perubahan-perubahan yang saat ini terjadi dan semakin meluasnya masyarakat global perusahaan menghadapi banyak 3
tantangan yang tidak dihadapi sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk menerapkan atau mengubah strategi untuk mengambil manfaat dari perubahanperubahan akan menciptakan keberhasilan atau bahkan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efesien. Hal ini juga membuat pandangan masyarakat juga berubah dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan yang didukung oleh perubahan pola konsumsi. Adanya perubahan pola konsumsi ditunjukkan oleh kecenderungan masyarakat saat ini untuk mengkonsumsi makanan atau minuman siap saji. Tingginya tingkat konsumsi rumah tangga untuk jenis makanan dan minuman jadi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Tahun 2004-20093 Tahun
Persentase
2004
219,09
2005*
233,08
2006*
216,83
2007*
246,04
2008*
289,85
2009
278,46
Keterangan : *) Minuman yang mengandung alkohol sudah termasuk dalam kelompok makanan dan minuman jadi Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional, www.bps.go.id (diakses tanggal 26 Juli 2011)
Adanya peningkatan pengeluaran bagi industri pengolahan makanan jadi untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu jenis industri makanan jadi yang berkembang di Indonesia adalah industri pengolahan makanan berbahan baku tepung 3
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05¬ab=8 (diakses tanggal 26 Juli 2011)
4
terigu seperti produk-produk bakery. Produk bakery merupakan produk yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Produk bakery dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain: roti (bread), pie, bagel, pastry, cake dan cup cake, biskuit, kue kering (cookies), crackers, muffin, rolls, pretzel dan lain-lain. Pie adalah sejenis bakery yang pada awalnya hanya populer di mancanegara, khususnya Eropa dan Amerika. Pembuatan pie di luar negeri terkait dengan tradisi pie tertentu untuk disajikan pada perayaan hari-hari besar tertentu. Pada saat ini pie merupakan jenis makanan yang sudah cukup populer di Indonesia dan tingkat konsumsinya mengalami perkembangan. Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas wilayah yang lebih dingin termasuk indonesia. Konon tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa oleh orang Belanda yang kemudian menanamnya di daerah Nongkojajar (Kabupaten Pasuruan). Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan Rakyat (sekarang Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk romebeauty dan princess noble. Pada tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di Batu untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang di dataran tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan).4 Sekarang ini ada beberapa jenis apel yang dibudidayakan di Batu dan Malang, antara lain: manalagi, romebeauty, ana, dan wang li. Banyaknya jenis apel yang ada, membuat perusahaan yang berdiri sejak tahun 1999 ini berusaha menggunakan sumber daya yang ada dengan membuka usaha Pia Apple Pie. Pia Apple Pie adalah salah satu unit usaha dari Apple Pie Group yang bergerak di bidang bakery yaitu pembuatan pie. Pia Apple Pie merupakan toko bakery pertama yang khusus memproduksi pie. Sejak tahun 1999 Pia Apple Pie mengalami perkembangan pesat sehingga dapat mengembangkan usahanya pada industri makanan olahan lainnya yang tergabung dalam Apple Pie Group yang hingga kini Pia Apple Pie masih bertahan dengan cara melakukan berbagai inovasi pada setiap bauran produk dan 4
http://ksupointer.com/apel-malang (dakses tanggal 27 Juli 2011)
5
pelayanannya. Saat ini sebagian besar usaha bakery tidak hanya memproduksi, tetapi juga memasarkan produknya langsung kepada konsumen. Untuk mengembangkan usaha Pia Apple Pie ini, produsen perlu mempunyai kemampuan dalam menentukan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah Dalam sebuah perumusan strategi bersaing harus dapat menghubungkan perusahaan dan lingkungannya. Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, meliputi kekuatan-kekuatan sosial sebagaimana juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri- industri dimana perusahaan tersebut
bersaing.
Intensitas
persaingan
dalam
suatu
industri
merupakan
permasalahan dasar dari ekonomi dan berjalan di luar perilaku pesaing-pesaing yang ada. Persaingan antar perusahaan yang sudah ada sangat ketat, pesaing-pesaing baru bisa masuk ke industri dengan relatif mudah, dan baik pemasok maupun konsumen dapat memiliki daya tawar sangat besar. Pada tahun 2002, sudah pernah dilakukan penelitian dengan judul Analisis Pemasaran dan Pengembangan Usaha Kecil Pada Pia Apple Pie. Pada saat itu, pimpinan perusahaan adalah pemilik perusahaan itu sendiri. Pimpinan perusahaan dibantu oleh koordinator dalam melakukan pengawasan. Pimpinan perusahaan bertugas mengawasi lingkungan internal dan proses produksi, sedangkan koordinator bertugas sebagai pengawas pada lingkungan eksternal seperti menjalin kerja sama dengan lingkungan sekitar tempat penjualan serta membantu pimpinan perusahaan dalam proses produksi. Pada tahun 2002, jumlah karyawan Pia Apple Pie adalah 24 orang. Pada faktor internal, yang menjadi kelemahan perusahaan adalah dalam hal tenaga kerja yang keterampilan dan kualitasnya masih dirasa kurang pada masingmasing bidang. Pada faktor eksternal, telah banyak perusahaan sejenis dengan produk olahan yang relatif beragam telah berkembang di kota Bogor umumnya dan di sekitar jalan Pangrango khususnya. Dalam hal ini permasalahan yang sekarang timbul adalah perubahan faktor eksternal dan internal yang sangat menonjol dari rentang waktu antara tahun 2002 hingga 2011. Banyaknya industri makanan olahan dan home made 6
yang berkembang di lingkungan tempat perusahaan berdiri membuat Pia Apple Pie harus mempunyai strategi pengembangan yang baru yang dapat menjadi pedoman dengan menggunakan faktor internal dan eksternal yang ada saat ini. Salah satu penyebab dari kekalahan dalam bersaing pada umumnya terletak pada kurangnya memperhatikan pasar pasar, dan perusahaan yang tidak bisa mengikuti market trend (kecenderugan pasar) akan mengalami masalah yang serius dalam kelangsungan bisnisnya atau perusahaan berada pada suasana comfort zone yaitu kondisi dimana perusahaan merasa bahwa selama ini kondisi lingkungan eksernal dan internal yang cenderung stabil. Perkembangan yang terjadi pada tren pola hidup masyarakat yang lebih sering mengkonsumsi makanan dan minuman cepat saji membuat persaingan yang ada semakin ketat, sehingga membuat perusahaanperusahaan harus menyiapkan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi persaingan tersebut. Sejak berdiri pada tahun 1999, Pia Apple Pie telah membuat berbagai macam inovasi sebagai salah satu langkah dalam menghadapi persaingan pasar. Akan tetapi, hingga saat ini Pia Apple Pie hanya memiliki satu tempat sebagai lokasi pemasaran, sedangkan saat ini usaha bakery tidak hanya melakukan usaha produksi tetapi juga memasarkan produknya langsung kepada konsumen. Pada Tabel 2 dapat dilihat hasil penjualan produk Pia Apple Pie pada bulan Mei 2011. Dari hasil penjualan pada bulan Mei 2011, dapat disimpulkan bahwa banyaknya permintaan terhadap produk Pia Apple Pie ini, dan seharusnya dengan dilakukannya pembukaan cabang pemasaran maka penjualan pada Pia Apple Pie akan semakin banyak. Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian sehingga dapat diketahui kendala yang menyebabkan Pia Apple Pie tidak menambah lokasi pemasaran dan dapat dilakukan perumusan strategi pengembangan usaha diharapkan dapat membantu perusahaan atau pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk memperbaiki strategi pengembangan usahanya. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi Pia Apple Pie adalah strategi yang diformulasikan dengan tepat ketika Pia Apple Pie mampu
7
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menghadapi peluang dan menghindari ancaman yang ada. Tabel 2. Penjualan Produk Pia Apple Pie pada bulan Mei 2011 Banyaknya Produk yang Terjual (Loyang) Jenis Small Medium Large
Total
Pie Apple
449
4342
140
4931
Pie Love
1421
-
57
1478
Chicken Pie
351
1213
-
1564
Pie Love Coklat
411
220
-
631
Pie Cheese
270
57
-
327
Pie Strawberry
219
56
275
Pie Crust
656
656
Pie Chicken Spesial
101
101
Total
9963
Sumber : Bakery Pia Apple Pie
Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam mencapai tujuannya? 2) Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan? 3) Bagaimana strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat mengoptimalkan fungsi sumberdaya yang ada dan dapat meningkatkan keuntungan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi karakteristik dan kepuasan konsumen. 2. Menganalisis faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas Pia Apple Pie. 8
3. Menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Pia Apple Pie dalam mencapai tujuannya. 4. Merumuskan alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat diterapkan bagi Pia Apple Pie dalam pengembangan usaha yang berbasis modern. 5. Memilih strategi terpilih bagi perkembangan bisnis perusahaan. 1.4. Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian Hasil penelitian bertujuan bagi berbagai pihak yaitu terutama untuk : 1. Pia Apple Pie sebagai informasi dan bahan pertimbangan manfaat
untuk
menyusun strategi pengembangan usaha yang tepat sehingga dapat bertahan dan berkembang dalam usaha berbasis modern. 2. Pemerintah sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan pengembangan agribisnis yang berbasis modern. 3. Kepentingan umum, terutama kalangan akademis yang dapat dijadikan tambahan informasi bagi penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai hal yang sama. Ruang lingkup ini terdiri dari pengkajian kondisi internal dan eksternal Pia Apple Pie, berupa identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan, serta formulasi alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang berbasis modern. Hasil penelitian dimaksudkan hanya untuk pengembangan usaha Pia Apple Pie. Hasil penelitian diharapkan mampu menghasilkan strategi yang dapat digunakan, namun hasil yang didapat belum tentu sesuai dengan perusahaan yang lain. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan hasil yang dicapai akan sangat subjektif tergantung pada tingkat persepsi dari responden. Penggunaan sumber data yang mengandalkan data primer dan sekunder yang terbatas dalam mengidentifikasi faktor-faktor eksternal, kurang bisa menggambarkan keadaan eksternal secara luas dan menyeluruh.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal-Usul Pie Kehandalan seni memasak bangsa romawi secara perlahan menyebar ke Eropa Barat. Masakan Italia, Perancis dan Ingris sebearnya berawal pada resep bangsa Romawi. Bangsa Romawi saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, khususnya untuk pembuatan pies. Negara Italia secara langsung mempengaruhi Perancis yang penyebaran resep pies ini dimulai oleh William The Conqueror yang membawa staf ahi masak berbangsa Perancis dan Normandia ke Inggris pada tahun 1066. Nenek moyang dari kulit pie (Crust) adalah ‘ta’ yang juga menjadi nenek moyang Tortilla Mexico, kue gandum Skotlandia, pizza Italia. ‘Ta’ dikenal di Mesir sejak tahun 1100 SM, yaitu roti Mesir berbentuk gepeng yang dibuat dari sejenis ‘barley’. Barley adalah biji yang sangat populer pada awal zaman Yunani. Kue yang dibuat dari Barley adalah kue yang hanya disantap boleh bangsawan. Dalam upacara keagamaan, biji Barley dipersembahkan kepada Dewa. Bangsa Mesir biasa membuat ‘ta’ dengan cara menguleninya dengan biji wijen atau madu. Dalam upacara kematian ‘ta’ dibuat berbentuk kerucut dan diletakkan di atas makam sebagai sesajen terakhir manusia yang meninggal. Jenis pie semakin bervariasi terutama pada isinya, masing masing negara mengisi pie mereka sesuai dengan selera dan hasil bumi mereka. Bangsa normandia terkenal sebagai pembuat pie yang handal. mereka mempersembahakan pie kepada raja setiap natal. Pie favorit bangsa normandia adalah pie "Lamprey" sejenis ikan laut besar. Pie Lamprey menjadi kebanggaan dan tradisi bangsa.5
2.2. Apple Pie Dalam pembuatan Apple Pie dibutuhkan bahan baku apel yang berkualitas. Apel merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. 5
Info Restoran Pia Apple Pie Bogor
10
Dari spesies Malus sylvestris
Mill, terdapat bermacam-macam varietas yang
memiliki ciri-ciri atau kekhasan tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan antara lain: Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess Noble dan Wangli/Lali jiwo. Apel mengandung banyak vitamin C dan B. Selain itu apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai makanan substitusi. Penelitian di Cornell University, AS membuktikan zat fitokimia yang terdapat pada apel bermanfaat menghambat pertumbuhan sel kanker usus sebesar 43%. Fitokimia lain pada apel yang memiliki aktivitas antikanker adalah asam elagat, asam kafeat, asam klorogenat dan glutation (glutathione). Asam elagat berperan sebagai "obat" antikanker generasi baru, dengan aksi utama melindungi kromosom dari kerusakan dan menghambat aksi dari banyak karsinogen (bahan pencetus kanker), seperti asap rokok (dikenal secara kolektif sebagai polycylic aromatic hydrocarbons dan bahan-bahan kimia beracun seperti benzopyrene). Sementara glutation adalah bahan antikanker penting yang menangkal efek racun dari logam berat, seperti timah hitam. Zat tersebut juga dapat mengeliminasi pestisida dan bahan pelarut.6 Buah yang dipetik sebelum masak, perkembangannya belum penuh. Buah seperti tidak mampu mengembangkan rasa manis atau lezatnya dan aromanya dengan penuh. Oleh karena itu, petani yang baik akan memetik buah-buahannya pada waktu yang paling tepat dan baik untuk dikonsumsi. Meskipun buah sama-sama berasal dari satu pohon, waktu masaknya berbeda-beda. Petani yang baik hanya akan memetik buah yang sudah cukup masak di pohon dan membiarkan yang masih belum masak sampai cukup umur. Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimiawi yang sangat kompleks. Selama proses, warna, rasa, tekstur, dan aroma buah mengalami perubahan. Selama proses mencapai kemasakan, buah berubah menjadi manis dan empuk, karena zat tepung dan zat asam berubah menjadi zat gula. Buah jenis apel, pisang, melon, apricot, alpukat, dan pir masih akan bertambah manis setelah dipetik. Saat ini tingkat produksi apel pada tahun 2009 di Indonesia sangat berfluktuatif, dapat dilihat pada Tabel 3. 6
http://bacacerita.bravehost.com/apel.htm (diakses tanggal 26 Juli 2011)
11
Tabel 3. Produksi dan Banyaknya Tanaman Apel yang menghasilkan Tahun 2009 di Indonesia Waktu
Tanaman yang menghasilkan
Produksi (ton)
Triwulan 1
1.240.897
34.817
Triwulan 2
1.803.531
118.961
Triwulan 3
2.128.121
54.384
Triwulan 4
2.517.292
53.847
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011)
Pemanfaatan dan peningkatan nilai ekonomis terhadap apel lokal dapat dilakukan melalui diversifikasi produk, yaitu mengolah apel menjadi produk bermutu tinggi. Dalam industri pengolahan, apel telah banyak diproduksi dalam banyak macam produk olahan seperti jenang apel, wingko apel, sirup apel, keripik apel, sari apel, brem apel, cuka apel, dan juga pie. Dengan perkembangan zaman, pie digemari di seluruh dunia dengan nama bervariasi yaitu: pies, tart, torta atau tarte, flan, tartlets, tourtiere, quiche dan sebagainya. Pie yang terbuka di Inggris biasanya disebut tart dan di Perancis disebut flan. Tarlets adalah pie berukuran kecil, Tourtiere adalah pie tradisional Kanada yang biasa disajikan pada malam Natal. Quiche adalah pie asin berisi daging. Di Indonesia sendiri ada banyak jenis pie dengan berbagai variasi isian selain selai apel yang memang menjadi ciri khas isian pie itu sendiri. Untuk Pie Crust mempunyai beberapa jenis selai sebagai isian pie seperti kenari, keju, kismis dan apel. Ada juga jenis Chicken Pie, Chocolate Pie, Strawberry Pie dan Cheese Pie dan masih banyak lagi variasi selai dan isian yang menjadi inovasi pie yang ada di Indonesia. Apple Pie adalah jenis pastry tradisionil yang sudah sangat dikenal sejak dulu. Awalnya resep Apple Pie diwariskan turun temurun di kalangan orang barat, baik di Eropa maupun Amerika. Saat ini sudah banyak orang yang mengembangkan resepnya dengan berbagai variasi bahan dan teknik pembuatan. Kombinasi kulit pie yang gurih renyah dan isian apel yang rasanya manis asam dengan aroma kayu manis yang lembut menjadikan Apple Pie digemari banyak orang. Meskipun memiliki rasa manis,
12
resep Apple Pie pada umumnya tidak menggunakan gula terlalu banyak. Sebagian rasa manisnya berasal dari manisnya buah apel. Apple Pie cocok disantap kapan saja, apakah untuk sarapan pagi, sebagai hidangan pencuci mulut setelah makan siang atau malam, maupun sebagai teman minum teh di sore hari. Sementara sebagian orang suka menyantap sepotong Apple Pie sebagaimana adanya, ada juga yang lebih suka menikmatinya dengan menambahkan setangkup es krim vanilla atau semprotan whip cream yang lembut.
2.3. Penelitian Terdahulu Tema strategi pengembangan bisnis banyak menjadi bahan penelitian bagi peneliti-peneliti sebelumnya, ini menggambarkan bahwa sebuah perusahaan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan usahanya untuk dapat bersaing di pasar. Penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO Mekar Wangi Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung Kabupaten Kuningan yang ditulis oleh Uum Sumiati (2009). Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang menjadi ancaman terbesar adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sedangkan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan ini adalah modal usaha sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku, dan tersedianya sarana transportasi. Sementara, faktor internal yang menjadi kelemahan terbesar adalah promosi
yang
kurang
maksimal.
Dalam
mengidentifikasi
masalah,
tahap
pengumpulan data digunakan strategi matriks IFE dan EFE, sedangkan untuk menganalisis masalah digunakan matriks I-E dan SWOT. Untuk pemilihan alternatif strategi digunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Pada tahun 2008, Alam Lazuardi melakukan penelitian di kota Bogor dengan judul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Proses perumusan strategi pada penelitian ini terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT, analisis QSPM. Fokus pada analisis yang dilakukan adalah mengacu 13
pada strategi tingkat korporat. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal serta matriks EFE menunjukkan bahwa peluang dari restoran MP adalah akibat banyaknya wanita yang bekerja sehingga membuat jumlah permintaan makanan jadi meningkat, sementara ancaman utama yang dihadapi MP adalah adanya persaingan perusahaan sejenis. Berdasarkan hasil analisis dan matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama adalah rasa dan kualitas produk yang baik serta pelayanan konsumen yang memuaskan. Kelemahan utama restoran MP adalah pemasaran dan promosi produk cenderung pasif. Dalam analisis matriks IE menempatkan perusahaan berada pada kuadran V, strategi yang diterapkan pada kuadran ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan yang terdiri dari dua strategi SO, dua strategi ST, tiga strategi WO dan satu strategi WT. Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha sayuran organik (studi kasus : kelompok tani Putera Alam Desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor) oleh Retno Wijayanti (2008) diketahui bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan pada kelompok tani adalah produk yang berkualitas, perencanaan tanam yang sudah baik, pelayanan konsumen yang baik dan dapat menyerap tenaga kerja. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah belum adanya kemasan dan label, teknologi produksi yang digunakan masih sederhana, kualitas SDM yang masih rendah, kurangnya upaya promosi produk, pengarsipan data yang belum tertata rapi, belum ada sertifikat produk, keterbatasan modal, kontrak kerjasama tidak tertulis, serta lemahnya akses kelompok tani tentang pasar sayuran organik. Lingkungan Eksternal yang menjadi peluang bagi kelompok tani ini adalah adanya asosiasi pertanian organik, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah mengenai program ”Go Organic 2010”, loyalitas konsumen yang tinggi, tersedianya tenaga kerja yang potensial di daerah setempat, perubahan gaya hidup yang cenderung back to nature. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman, kemudahan mendapat produk subsitusi, serta perubahan cuaca dan perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Dari hasil matriks IE yang berada pada kuadran II telah 14
didapat strategi yang tepat yang dapat digunakan oleh kelompok tani tersebut yaitu strategi strategi Growth and build (tumbuh dan kembang), melalui strategi intensif atau strategi regresi. Prioritas strategi yang akan direkomendasikan kemudian dihitung menggunakan matriks QSPM. Rozak Ade Rahmanto, pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Usaha ”Elsari Brownies dan Bakery (EBB)” Kota Bogor Jawa Barat. Dari hasil pembahasan yang dilakukan pada perusahaan, yang merupakan kekuatan utama EBB adalah kerjasama pemasaran yang efektif, sedangkan kelemahan utama EBB adalah terbatasnya jumlah peralatan. Faktor eksternal yang menjadi peluang EBB adalah masih tingginya jumlah permintaan brownies, sedangkan ancaman utama EBB adalah tingginya tingkat persaingan. Dalam melakukan kajian strategi pengembangan, Rozak Ade Rahmanto mengunakan alat analisis berupa matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil matriks IE menunjukkan posisi EBB berada pada sel V yang memberi rekomendasi untuk menjaga dan mempertahankan, maka strategi yang paling sesuai dengan EBB adalah straegi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari analisis menggunakan matriks SWOT dihasilkan tujuh alternatif strategi, kemudian dengan menggunakan matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan yaitu restrukturisasi sistem manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahan seperti tenaga penjualan oleh bagian pemasaran yang belum terisi, keterbatasan peralatan oleh bagian produksi dan perusahaan diharapkan dapat meningkatkan diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Ariessiana Nusawanti (2009) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti Pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendal mengangkat tema tentang roti. Proses perumusan strategi pada penelitian ini terdiri dari analisis lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT, analisis QSPM. Berdasarkan hasil analisis lingkungan inernal pada Bagas Bakery, maka faktor yang menjadi kekuatan adalah: (1) Lokasi perusahaan strategis, (2) komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin 15
dengan baik, (3) koordinasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik, (4) produk telah memiliki izin dari Dinas kesehatan. Sedangkan faktor-faktor srategi internal yang menjadi kelemahan pada perusahaan adalah: (1) labelisasi kemasan belum lengkap, (2) keterbatasan modal sendiri, (3) sistem pembukuan atau pengolahan keuangan kurang rapi, (4) kurangnya keterampilan dalam pengelolaan manajemen perusahaan, (5) bidang penelitian dan pengembangan tidak ada. Faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang bagi perusahaan adalah: (1) dukungan pemerintah terhadap akses sumber pembiayaan bagi UMKM, (2) pertumbuhan ekonomi kabupaten kendal semakin baik, (3) sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur ekonomi kabupaten Kendal, (4) pengeluaran rata-rata penduduk kabupaten kendal untuk kelompok makanan masih tinggi. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi Bagas Bakery adalah: (1) tingkat inflasi yang berfluktuatif, (2) kecenderungan harga gula dan gas elpiji semakin meningkat, (3) tarif dasar listrik untuk skala UMKM belum turun. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis SWOT maka dihasilkan strategi prioritas dalam pelaksanaan pengembangan perusahaan yang kemudian diurutkan menggunakan matriks QSP (QSPM).
16
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Konsep Manajemen Strategis Mengelola aktivitas internal perusahaan hanya merupakan sebagian dari tanggung jawab eksekutif. Dalam usaha memperoleh laba, sebuah perusahaan perlu menyempurnakan proses yang merespon peningkatan dalam ukuran dan jumlah perusahaan pesaing, meningkatkan peranan pemerintah sebagai pembeli, penjual, badan pengatur, dan pesaing pada sistem perdagangan bebas, dan terhadap semakin besarnya keterlibatan bisnis dalam perdagangan internasional. Menurut Pearce dan Robinson (2008) manajemen strategis (strategic management) didefinisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting: (1) merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan, (2) melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan, (3) menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya, (4) menganalisis
pilihan-pilihan
yang
dimiliki
oleh
perusahaan
dengan
cara
menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal, (5) mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan, (6) memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut, (7) mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan, (8) mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan, (9) mengevalasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di masa mendatang. Menurut David (2009) pengertian managemen strategis ialah sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 17
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan organisasi mencapai tujuannya. Manejemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintregasikan manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembagan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.
3.2. Manfaat Manjemen Strategis Secara historis, manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Salah satu tujuan utama manajemen strategis adalah proses untuk mencapai pemahaman dan komitmen dari semua manajer dan karyawan. Dengan pendekatan manajemen strategis, manajer pada semua tingkatan perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan implementasinya. Penilaian yang akurat mengenai dampak dari formulasi strategi terhadap kinerja organisasi tidak hanya memerlukan kriteria evaluasi keuangan, tetapi juga non keuangan. Walaupun membuat keputusan-keputusan strategi yang baik merupakan tanggung jawab utama pemilik dan pejabat eksekutif kepala suatu organisasi, baik manajer maupun karyawan juga harus dilibatkan di dalam aktifitas perumusan, penerapan, dan penilaian strategi. Partisipasi merupakan kunci untuk mendapatkan komitmen terhadap perubahan yang perlu dilakukan. Beberapa dampak perilaku dari manajemen strategis dalam meningkatkan kesejahteraan perusahaan (Pearce dan Robinson, 2008): (1) penggunaan manajemen strategis dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah, (2) proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok sehingga menghasilkan variasi strategi yang lebih banyak dan akan lebih mempermudah
dalam
proses
penyaringan
pilihan,
(3)
formulasi
strategi
meningkatkan pemahaman mengenai peningkatan produktivitas dengan imbalan, (4) dapat mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih aktivitas antar individu dan kelompok, (5) resistensi terhadap perubahan akan berkurang. Menurut David (2008), 18
perusahaan yang menggunakan manajemen strategis dapat memperoleh keuntungan lain seperti: a) Keuntugan Keuangan Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama bagi pelaku usaha dalam merumuskan strategi perusahaan. Riset menujukkan bahwa perusahaan akan lebih menguntungkan dan berhasil jika menggunakan konsep manajemen strategis. Bisnis yang menggunakan berbagai konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan perusahaan-perusahaan tanpa aktivitas perencanaan strategis yang sistematis. b) Keutungan Non-Keuangan Manajemen strategis dapat membangkitkan kembali kepercayaan pada strategi bisnis yang sedang dijalankan. Selain memberdayakan manajer dan karyawan, manajemen strategis sering menciptakan keteraturan dan disiplin pada suatu perusahaan. Manajemen strategis meningkatkan kapabilitas pencegahan persoalan organisasi sebab dapat membantu mendorong interaksi antar semua manager di semua level divisional dan level fungsional.
3.3. Tahap-Tahap Manajemen Strategis Dalam melakukan penerapan strategi, sebuah perusahaan harus dapat menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah ada dan yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan pada perusahaan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung pada strategi tersebut, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja karyawan. Menurut David (2009), proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Aktivitas perumusan, penerapan, dan penilaian strategi terjadi di tiga level hierarki di sebuah organisasi 19
besar yaitu korporat, divisional atau unit bisnis strategis dan fungsional. Pada Gambar 2 dapat dilihat model manajemen komprehensif yang meliputi tiga tahap proses yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi serta umpan balik dari tiap-tiap proses tersebut. Dalam model manajemen komprehensif mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan. Keputusan perumusan strategi mendorong sebuah perusahaan untuk dapat komit pada produk, pasar, sumberdaya, dan teknologi spesifik selama kurun waktu yang lama.
Melakukan Audit Eksternal
Membuat Pernyataan Visi dan Misi
Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Merumuskan, mengevaluasi, dan Memilih Strategi
Implementasi Strategi Isu-Isu Manajemen
Melakukan Audit Internal
Perumusan Strategi
Penerapan Strategi
Implementasi Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, penelitian dan Pengembangan, Sistem Informasi Manajemen
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Pengevaluasian Strategi
Gambar 2. Model Manajemen Strategis Komprehensif Sumber : David, 2009
20
3.3.1.Pengembangan Visi dan Misi Mengembangkan
pernyataan
visi
merupakan
langkah
pertama
dari
perencanaan strategis. Visi merupakan rumusan dari harapan yang ingin dicapai perusahaan. Menurut Wibisono visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan citacita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan dan merupakan hal yang mendasar bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.7 Menurut Pearce dan Robinson (2008) misi perusahaan adalah pernyataan yang luas dan kekal mengenai nilai suatu perusahaan. Misi mencakup pandangan dari para pengambil keputusan strategi perusahaan, yang menyatakan citra yang ingin diproyeksikan
oleh
perusahaan,
mencerminkan
konsep
diri
perusahaan,
mengidentifikasi bidang produk atau jasa utama perusahaan, dan perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses mengidentifikasi misi perusahaan untuk suatu bisnis dapat didasarkan beberapa faktor berikut (Pearce dan Robinson , 2008) : (1) produk atau jasa mampu memberikan manfaat yang sebanding dengan harga yang ditawarkan, (2) produk atau jasa perusahaan dapat memuaskan kebutuhan konsumen secara memadai dari segmen pasar, (3) teknologi yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan produk yang kompetitif dari segi harga dan kualitas, (4) perusahaan mampu bertahan dan tumbuh serta dapat menghasilkan laba, (5) filosofi perusahaan yang dapat menghasilkan citra publik yang menguntungkan dan meningkatkan tingkat investasi keuangan bagi perusahaan, (6) konsep yang telah dirumuskan dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh karyawan.
3.3.2. Analisis Lingkungan Eksternal Menurut Pearce dan Robinson (2008) lingkungan eksternal adalah faktorfaktor di luar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan, arah dan tindakan, struktur organisasi, dan proses internal perusahaan. Perubahan dalam 7
http://www.bloggergarsel.com/2010/05/pengertian-visi-dan-misi-serta-beberapa-contoh-visi-danmisi-perusahaan/ (diakses tanggal 28 Juli 2011)
21
kekuatan eksternal dapat
menjadi perubahan dalam permintaan konsumen akan
produk dan jasa industrial dan konsumen. Kekuatan eksternal mempengaruhi jenis produk yang dikembangkan, hakikat promosi dan strategi segmentasi pasar, jenis jasa yang ditawarkan dan pilihan bisnis yang akan dibeli atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor. Peluang dan ancaman sebagian besar terjadi di luar kendali suatu perusahaan. Aspek utama dalam manajemen strategis adalah perlunya suatu perusahaan merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan meminimalkan dampak dari ancaman eksternal. Dalam membantu suatu keberhasilan manajemen strategi tersebut, identifikasi, pengawasan, dan evaluasi peluang sangat penting dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hubungan antara kekuatan-kekuatan eksternal utama dengan organisasi dapat dilihat dari Gambar 3.
• Kekuatan Ekonomi • Kekuatan sosial budaya, demografis, dan lingkungan • Kekuatan politik, Pemerintahan, dan Hukum • Kekuatan teknologi • Kekuatan Kompetitif
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Pesaing Pemasok Distributor Kreditor Konsumen Karyawan Masyarakat Manager Para Pemangku Kepentingan Serikat Buruh Pemerintah Asosiasi Dagang Kelompok Kepentingan Khusus Produk Jasa Pasar Lingkungan Hidup
Peluang dan Ancaman Suatu Organisasi
Gambar 3. Hubungan Antara Kekuatan-Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Sumber : David, 2009
22
Kekuatan-kekuatan (external forces) dapat dibagi menjadi lima kategori luas (David, 2009) yaitu: (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, (4) kekuatan teknologi, (5) kekuatan kompetitif.
3.3.2.1. Kekuatan Ekonomi Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Menurut Pearce dan Robinson (2008), sebuah perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit, tingkat pendapatan bersih sesudah pajak dan kecenderungan konsumsi, suku bunga utama, tingkat inflasi dan tren pertumbuhan produk nasional bruto.
3.3.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang sangat besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Organisasiorganisasi kecil, besar, laba, dan nirlaba di semua industri pasti akan mendapatkan peluang dan ancaman yang muncul akibat dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografis, dan lingkungan. Tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi (David, 2009). Tren-tren baru ini menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan akan menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda pula.
3.3.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaannya. Pemerintah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Perubahan23
perubahan dalam hukum paten, undang-undang antitrust (Undang-undang yang menentang penggabungan industri-industri), tarif pajak, dan aktifitas lobi dapat memberi pengaruh signifikan pada perusahaan. Kesalingketergantungan global yang semakin meningkat di kalangan ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan akan dampak potensial dari variabel-variabel politik dalam perumusan dan penerapan strategi kompetitif perusahaan.
3.3.2.4. Kekuatan Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak yang dramatis terhadap organisasi. Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor politik menentukan parameter-parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Batasan politik yang dikenakan pada perusahaan biasanya diberlakukan melalui keputusan perdagangan yang adil, undang-undang antimonopoli, program pajak, aturan upah minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, penambahan administrasi, dan berbagai tindakan lain yang ditujukan untuk melanjutkan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Kekuatan teknologi mempresentasikan peluang dan ancaman besar dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan kompetitif organisasi.
3.3.2.5. Kekuatan Kompetitif Salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas peluang, ancaman, tujuan, dan strategi perusahaan. Menurut Porter (1980), persaingan dalam suatu industri berakar pada struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luar perilaku pada lima kekuatan persaingan pokok. Hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan di suatu industri tertentu dapat dipandang
24
sebagai perpaduan dari lima kekuatan dan digambarkan secara sederhana pada Gambar 4 (David, 2009) : 1. Persaingan Antarperusahaan Saingan Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya jika perusahaan tersebut menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri menurun, ketika potongan harga yang lazim. 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru Hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaringan pasar. 3. Potensi Pengembangan Produk-Produk Penganti Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar. 4. Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Semakin banyak industri, penjual menjalin kemitraan strategis dengan pemasok terpilih dalam upaya untuk: (1) mengurangi biaya persediaan dan logistik, (2) mempercepat ketersediaan komponen generasi selanjutnya, (3) meningkatkan kualitas onderdil dan komponen 25
yang dipasok serta mengurangi kecacatannya dan (4) menekan pengeluarkan baik bagi perusahaan atau pemasok. 5. Daya Tawar Konsumen Daya tawar konsumen lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi-kondisi berikut: (1) jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing, (2) jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual, (3) jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen, (4) jika mereka memegang informasi tentang produk, harga dan biaya penjual, (5) jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk.
Potensi Pengembangan Produk-Produk Pengganti
Daya Tawar Pemasok
Persaingan Antarperusahaan Saingan
Daya Tawar Konsumen
Potensi Masuknya
Pesaing Baru Gambar 3. Model Lima Kekuatan dari Kompetisi
Gambar 4. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: David, 2009
26
3.3.3. Analisis Lingkungan Internal Kekuatan sebuah perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditandingi atau ditiru oleh para pesaing dinamakan komperensi khusus (distinctive competences)8. Membagun keunggulan kompetitif melibatkan kemampuan untuk memanfaatkan kompetensi khusus dalam penelitan dan pengembangan untuk memproduksi beragam produk yang inovatif. Strategi sebagian dirancang untuk memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan. Beberapa peneliti menekankan pentingnya audit internal sebagai bagian dari proses manajemen strategis yaitu membandingkan dengan audit eksternal. Robert Grand dalam buku David (2009) menyimpulkan bahwa audit internal lebih penting. Dalam dunia dimana preferensi konsumen sangat dinamis, identitas konsumen berubah, dan teknologi yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan konsumen terus-menerus berkembang. Orientasi yang terfokus secara eksternal tidak akan memberi sebuah landasan yang aman bagi perumusan jangka panjang. Ketika lingkungan eksternal berubah, sumber daya dan kapabilitas perusahaan sendiri kiranya merupakan landasan yang lebih stabil untuk mendefinisikan identitasnya. Untuk melakukan audit internal dibutuhkan usaha pengumpulan, penyesuaian, dan
pengevaluasian
informasi
mengenai
operasi
perusahaan.
Faktor-faktor
keberhasilan mencakup kekuatan maupun kelemahan. Kegagalan untuk menyadari dan memahami hubugan antar area fungsional bisnis dapat menghambat manajemen strategis, dan jumlah produk atau jasa yang ditawarkan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Perusahaan milik pemerintah dan nirlaba secara tradisional tidak memberikan penekanan yang cukup pada hubungan pada fungsi bisnis. Beberapa perusahaan memberikan penekanan yang jauh lebih besar pada satu fungsi dengan mengorbankan fungsi yang lain. Menurut
Pearce
dan
Robinson
(2008),
kekuatan
dan
sumberdaya,
keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Faktor-
8
Fred R.David. 2009. Manajemen Strategis Konsep
27
faktor internal kunci terdiri dari faktor manajemen, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. 1. Faktor Manajemen Fungsi manajemen (Functions of Management) terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu: a. Perencanaan Perencanaan adalah proses yang menentukan apakah perlu untuk menempuh suatu usaha, mencari jalan paling efektif untuk meraih tujuan yang diinginkan, dan mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam kesulitan yang diharapkan dengan sumber yang memadai. Perencanaan membantu memastikan perusahaan siap untuk suatu kemungkinan yang masuk akal serta untuk semua perubahan yang dibutuhkan. b. Pengorganisasian Tujuan pengorganisasian (organizing) adalah mencapai upaya yang terkoordinasi dengan cara menentukan tugas dan hubungan otoritas. c. Pemotivasian Fungsi pemotivasian manajemen meliputi setidak-tidaknya empat komponen utama, yaitu kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasional. d. Penempatan Staf Aktivitas penempatan staf memainkan peran penting dalam upaya penerapan strategi, dan karena oleh karena itu seorang manajer sumber daya manusia terlibat secara lebih aktif dalam manajemen strategis. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam area penempatan staf merupakan hal yang penting. Manajer sumber daya manusia menjadi semakin terlibat dan berperan aktif di dalam perumusan dan penerapan strategi. e. Pengendalian Fungsi manajemen pengendalian mencakup segala aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi aktual sejalan dengan operasi yang direncanakan. Fungsi manajemen pengendalian sangat penting untuk pengevaluasian strategi. Pengendalian tersebut terdiri atas empat langkah dasar: (1) penetapan standar kinerja, 28
(2) penilaian kinerja individual dan organisasional, (3) pembandingan kinerja aktual dengan standar kinerja yang direncanakan, (4) pengambilan langkah-langkah korektif. 2. Faktor Produksi/ Operasi Fungsi produksi/ Operasi suatu bisnis mencakup semua aktifitas yang mengubah input menjadi barang/ jasa. Manajemen produksi/ operasi menangani input, transformasi, dan ouput yang beragam dari suatu industri dan pasar ke industri da pasar yang lain. Sistem produksi menyusun program untuk dilaksanakan dan melakukan pengendalian produksi mencakup perbekalan, proses pemuatan perawatan sarana produksi, pengendalian mutu. Aktivitas produksi/ operasi sering kali mempresentasikan bagian terbesar dari aset manusia dan modal suatu organisasi. Jika perusahaan dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah dan mampu menjalankan bisnis sedangkan perusahaan yang lain tidak atau perusahaan dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang menguntungkan, maka perusahaan tersebut mempunyai keunggulan dalam bersaing. 3. Penelitian dan Pengembangan Kebanyakan perusahaan tidak mempunyai pilihan lain kecuali terus mengembangkan produk baru dan memperbaiki produk yang sudah ada karena kebutuhan dan selera konsumen berubah, teknologi-teknologi baru, siklus hidup produk yang memendek, serta meningkatkan persaingan domestik. Kelangkaan gagasan untuk produk baru, meningkatknya persaingan global, bertumbuhnya segmentasi pasar, kelompok kepentingan khusus yang kuat, bertambahnya peraturan pemerintah merupakan beberapa faktor penting yang membuat produk-produk baru yang berhasil semakin sulit, mahal, dan beresiko. 4. Faktor Keuangan Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik posisi kompetitif perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat penting untuk merumuskan strategi secara efektif. Konsep finansial leverage (rasio hutang terhadap total aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang 29
tersedia bagi pemegang saham. Kondisi keuangan sebuah perusahaan tidak bergantung hanya pada fungsi- fungsi keuangan, tetapi juga faktor lain yaitu (1)
keputusan
manajemen,
pemasaran,
produksi/
operasi,
penelitian
dan
pengembangan, serta informasi manajemen, (2) tindakan yang diambil pesaing, pemasok, distributor, kreditor, konsumen, dan pemegang saham, (3) tren ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan teknologi. 5. Faktor Pemasaran Pemasaran
dapat
dideskripsikan
sebagai
proses
pendefinisian,
pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk atau jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (functions of marketing) yaitu: a. Analisis Konsumen Dalam proses menganalisis konsmen proses yang dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah berupa pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, keinginan konsumen dengan cara mengadakan survei konsumen, penganalisisan informasi konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. b. Penjualan Produk/ Jasa Penjualan (selling)
meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan,
promosi, penjualan, hubungan, publisitas, penjualan perorangan, managemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler. Penerapan strategi yang berhasil umumnya bergantung pada kemampuan sebuah organisasi untuk menjual produk atau jasa tertentu. c. Perencanaan Produk/ Jasa Perencanaan produk/ Jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran, posisi produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Perencanaan produk dan jasa sangat penting jika sebuah perusahaan akan melakukan pengembangan dan diversifikasi produk. d. Penetapan Harga Lima pemangku kepentingan (stakeholder) mempengaruhi keputusan penetapan harga (pricing) yaitu konsumen, pemerintah, pemasok, distributor dan 30
pesaing. Pemerintah dapat menetapkan larangan terkait penentuan harga, diskriminasi harga, harga minimum, penetapan harga unit, iklan harga, dan pengendalian harga. e. Distribusi Distribusi (distribution) mencakup pergudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, kurir transp;ortasi, penjualan grosir dan ritel. Kebanyakan produsen tidak menjual barang mereka secara langsung kepada konsumen. Beragam sivitas pemasaran bertindak selaku perantara seperti: grosir, peritel, pialang, fasilitator, agen, dan vendor. f. Riset Pemasaran Riset pemasaran (marketing reseach) adalah pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait barang atau jasa. Organisasi yang mempunyai keterampilan riset pemasaran yang bagus memiliki kekuatan besar untuk menjalankan strategik generik. g. Analisis Peluang Tiga langkah diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis): (1) menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, (2) memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut, (3) membandingkan total biaya dan total manfaat. Aanalis biaya manfaat juga dibuat ketika perusahaan sedang mengevaluasi cara-cara alternatif untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab.
3.3.4. Perumusan Strategi Perumusan strategi yang dilakukan perusahaan dapat menggunakan beberapa matriks di bawah ini: 1. Matriks IFE dan EFE Dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal dapat menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE matriks). Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. 31
Matriks EFE merupakan alat yang memungkinkan perencana strategi dalam mengevaluasi informasi ekonomi, sosial budaya, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks ini membantu dalam mengorganisir faktor-faktor strategis eksternal ke dalam kategori-kategori yang diterima secara umum (David, 2009) 2. Matriks IE Matriks internal-eksternal merupakan matriks yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel. Pertama divisi yang berbeda pada sel I, II, atau IV dapat disebut (grow and building) atau tumbuh dan berkembang. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) yang diterapkan untuk semua divisi ini. Kedua, divisi yang berada pada sel III, V, VII dapat dikelola dengan strategi (hold and maintain) atau pertahanan dan pemeliharaan. Strategi yang terbanyak diterapkan pada divisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga, divisi yang umumnya pada sel VI, VIII, dan IX adalah panen dan divestasi (harvest and divest). Tujuan dari penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail. 3. Matriks SWOT Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Thearts) adalah sebuah alat pencocokan yang penting. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. Analisis SWOT mempertimbangkan kombinasi faktor-faktor internal dan eksternal. Strategi S-O memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi W-T merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
32
4. Matriks QSPM Rangkaian strategi dari matriks QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) dapat diamati secara berurutan dan bersamaan. Pada matriks ini proses pengambilan keputusan harus menggunakan faktor internal dan eksternal yang relevan. QSPM dibutuhkan sejumlah keputusan subjektif dalam membuat keputusankeputusan kecil di sepanjang proses meningkatkan probabilias yang merupakan keputusan akhir yang terbaik bagi perusahaan. Keunggulan matriks QSPM ini adalah dapat digunakan oleh organisasi berorientasi laba yang besar ataupun kecil sehingga dapat diaplikasikan pada semua jenis perusahaan dan QSPM juga dapat membantu pemilihan strategi pada perusahaan multidivisional dan telah berhasil diaplikasikan oleh sejumlah bisnis kecil.
3.4. Kerangka Pemikiran Operasional Proses perumusan strategi alternatif pengembangan usaha pada Pia Apple Pie dilakukan melalui serangkaian analisis yang meliputi beberapa tahap yang diawali dengan analisis deskriptif dalam mengidentifikasi visi, misi dan tujuan perusahaan. Identifikasi ini penting untuk mengetahui target atau sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang mendukung strategi pengembangan bisnis. Analisis internal dilakukan dalam bidang manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/ operasi, sumber daya manusia, dan litbang. Sedangkan dari analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan alat analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya-Demografi, Teknologi) dan alat analisis kompetisis “Model Lima Kekuatan Porter”. Dari hasil identifikasi tersebut, kemudian akan dimasukkan ke dalam kerangka kerja perumusan strategi yang terdiri dari tiga tahap, antara lain (David, 2009) : 1. Tahap pemasukan (Input Stage) yaitu tahap meringkas informasi atau input dasar yang diperlukan dalam merumuskan strategi. Pada tahap ini dihasilkan matriks EFE dan matriks IFE. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi beragam 33
faktor eksternal-internal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Tahap pencocokan (Matching Stage) yaitu tahap memfokuskan dan menghasilkan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Pada tahap ini diihasilkan matriks IE yang merupakan hasil analisis lingkungan internaleksternal yang memberikan gambaran mengenai posisi perusahaan, serta strategi yang harus dilaksanakan dalam mempertahankan posisinya. Kemudian, matriks SWOT memberikan serangkaian kombinasi strategi yang dapat dilakukan perusahaan berdasarkan identifikasi terhadap peluang-ancaman dan kelemahankekuatan. 3. Tahap Keputusan (Decision Stage) yaitu tahap pengambilan keputusan yang dipilih menjadi strategi pada perusahaan. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) merupakan strategi yang direkomendasikan menjadi strategi yang dapat menjadi pedoman pada Pia Apple Pie. Berdasarkan uraian di atas maka bagan pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
34
PIA APPLE PIE
Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal: •
Faktor Manajemen
•
Faktor Produksi dan Operasi
•
Penelitian dan Pengembangan
•
Faktor Keuangan
•
Faktor Pemasaran.
Analisis Lingkungan Eksternal: • Kekuatan Ekonomi • Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan • Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum • Kekuatan Teknologi • Kekuatan Kompetitif.
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
QSPM
Prioritas Strategi Terbaik Gambar 5. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional 35
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Pia Apple Pie ini telah mempunyai brand image di kota Bogor dari ciri khas produknya yaitu pie. Produk Pia Apple Pie sendiri telah dianggap sebagai makanan modern yang menjadi oleh-oleh khas kota Bogor. Pertimbangan lainnya adalah Pia Apple Pie perlu menerapkan strategi pengembangan bisnis yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi dan pengembangan usaha mengingat Pia Apple Pie hanya mempunyai satu outlet penjualan saja di kota Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni hingga Juli 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan bagi penelitian ini dapat dipilah dalam kategori data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi) dan melalui wawancara dengan pemilik atau pimpinan perusahaan, bagian produksi, bagian pemasaran, kasir dan pelayan. Proses pengisian kuesioner internal dilakukan pada supervisor, wakil supervisor, kepala divisi dan konsumen dari Pia Apple Pie sendiri, sedangkan untuk pengisian kuesioner eksternal dilakukan oleh 25 responden konsumen Pia Apple Pie. Data sekunder diperoleh dari informasi yang mendukung dari instansi-instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan penelitian sebelumnya.
4.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dan data sekunder yang dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2011. Teknik pengumpulan data primer digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara pertama yaitu melakukan wawancara langsung dan mendalam dengan pihak manajemen dari Pia Apple Pie seperti supervisor, wakil supervisor, kepala 36
divisi dapur, kasir dan pelayan. Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan data-data primer yang diperlukan selama penelitian 2. Wawancara kedua, dilakukan kepada pihak internal perusahaan yaitu kepada supervisor, wakil supervisor, dan kepala divisi dapur. Wawancara kedua ini dimaksudkan untuk mendapatkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada perusahaan yang kemudian dirumuskan. 3. Pengisian kuesioner yang dilakukan oleh tiga responden dari pihak internal perusahaan yang bertujuan untuk melakukan pemberian bobot dan rating terhadap faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dirumuskan dalam proses wawancara kedua. Responden satu adalah Ibu Fitri sebagai supervisor, responden dua adalah Bapak Diego sebagai Wakil Supervisor, responden tiga adalah Bapak Yudha sebagai kepala bagian dapur. 4. Pengisian kuesioner yang dilakukan kepada 25 orang konsumen Pia Apple Pie untuk mengetahui karaktristik dan keinginan konsumen. 5. Observasi, dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan pada kegiatan-kegiatan yang ada di outlet, arus pasokan, dan penjualan. Data sekunder berasal dari laporan catatan perusahaan, hasil riset atau penelitian terdahulu, menggunakan berbagai literatur baik dari buku maupun situs internet yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Data penunjang juga dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik dan instansi-instansi terkait lainnya.
4.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis dan diolah secara kuantitatif dan kualitatif melalui tiga tahapan (David, 2009), yaitu tahap pemasukan (Input Stage), tahap pencocokan
(Matching
Stage),
tahap
keputusan
(Decision
Stage).
Dalam
mengidentifikasi masalah pertama digunakan tahap pengumpulan data dengan strategi matriks IFE dan EFE, sedangkan untuk menganalisis masalah selanjutnya digunakan matriks IE dan matriks SWOT. Untuk pemilihan alternatif strategi yang tepat digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). 37
4.4.1. Tahap Input (Input Stage) Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Alat-alat input yang digunakan dapat mendorong subjektivitas dalam proses perumusan strategi. Keputusan yang diambil pada saat merumuskan matriks input harus signifikan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal sehingga dapat memberikan strategi yang efektif dan dapat mengevaluasi strategi alternatif. 1) Matriks Eksternal Faktor Evaluasi (EFE) Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation Matrix) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dam kompetitif (David, 2009). Terdapat empat langkah untuk mengembangkan Matriks Faktor Eksternal yaitu: a. Buat daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses analisis eksternal, dapat dilihat pada Tabel 4. Cari antara sepuluh dan dua puluh faktor, terrmasuk peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar peluang dahulu kemudian ancaman dan usahakan didata secara spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka perbandingan kalau memungkian. Tabel 4. Matriks EFE Faktor Kunci Eksternal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
Peluang Ancaman Total Sumber: David, 2009 (diolah)
b. Penentuan bobot pada analisis eksternal (Tabel 5) perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih dengan menggunakan
38
metode paired p compparison. Untuuk menentukkan bobot seetiap variabeel mengunakkan skala 1, 2, 2 dan 3. 1
= jik ka indikator horizontal h kuurang pentinng daripada indikator i verrtikal
2 = jika indikator hoorizontal sam ma penting daaripada indikkator vertikaal 3 = jika indikator hoorizontal lebiih penting daaripada indikkator vertikaal. T Tabel 5. Pen nilaian Boboot Faktor Strrategis Eksteernal Perusahhaan Faktorr Strategis Ek ksternal
A
B
C
D
.....
Tottal
Boboot
A B C D ..... Total S Sumber : Kinn near dan taylor (2001) dalam Nusawanti (20009)
Bobot setiap variabbel diperolehh dengan membagi m jum mlah nilai setiap s variabbel t terhadap jum mlah nilai keseluruhan k variabel deengan mengggunaakan rumus r sebaggai b berikut :
K Keterangan :
i
= Bo obot faktor ke-i k
i
= Nilai faktor kee-i
α
i
= 1,2 2, 3, ...., n
n
= jum mlah variabeel Beri bob bot pada setiaap faktor 0,00 (tidak pentting) sampai 1,0 (amat penting). Bobbot
m menujukkan n kepentingaan relatif dari d faktor tersebut aggar berhasil dalam suaatu i industri. Peeluang serinng mendapaat bobot lebbih besar daripada d anncaman, tetaapi a ancaman jug ga dapat meenerima bobbot yang lebbih tinggi billa berat atauu mengancam. 39
Bobot yang wajar dapat ditentukan dengan membandingkan pesaing yang sukses dengan yang gagal atau dengan mendiskusikan faktor tersebut dan mencapai konsensus kelompok. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1,0. c. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor ini, dengan catatan 4= respon sangat bagus, 3= respon diatas rata-rata, 2= respon rata-rata, 1= respon jelek. Peringkat didasarkan pada efektivitas strategi perusahaan. Peringkat didasarkan pada keadaan perusahaan, sedangkan bobot pada langkah kedua didasarkan pada industri. Ancaman dan peluang yang ada dapat menerima bobot 1, 2, 3, 4. d. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan skor yang dibobot. e. Jumlahkan skor yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan skor yang dibobot total bagi organisasi. Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman yang ada di dalam matriks evaluasi faktor eksternal, skor bobot total tertinggi yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-rata skor bobot total adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 3,0 sampai 4,0 mengidentifikasi bahwa perusahaan memberikan respon yang sangat baik bagi peluang dan ancaman industri. Jika skor bobot 2,0 sampai 2,99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman dan jika skor bobot 1,0 sampai 1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. 2) Matriks Internal Faktor Evaluasi (IFE) Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) merupakan alat untuk perumusan strategi yang berfungsi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi setiap hubungan pada wilayah tersebut. Menurut
40
David (2009) dalam pembuatan alat analisis ini digunakan langkah-langkah pengidentifikasian faktor internal yaitu : a. Tuliskan daftar 10 hingga 20 kekuatan dan kelemahan pada kolom pertama sesuai dengan hasil diskusi dengan para responden. Daftar terlebih dahulu kekuatan kemudian kelemahan dengan menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingannya (Tabel 6). Tabel 6. Matriks Internal Faktor Evaluasi (IFE) Faktor Kunci Internal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
Kekuatan Kelemahan Total Sumber: David, 2009 (diolah)
b. Berikan bobot dengan range 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting pada kolom dengan bantuan Metode Paired Comparison. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh paling besar diberi bobot tertinggi, dimana jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal
A
B
C
D
.....
Total
Bobot
A B C D ..... Total Sumber : Kinnear dan taylor (2001) dalam Nusawanti (2009)
41
Untu uk menentukkan bobot settiap variabell mengunakaan skala 1, 2, 2 dan 3. Bobbot d diisi pada ko olom yang terdapat t padda Tabel 7 dengan d bobot pada setiapp indikatornnya s sebagai berik kut : 1
= jika indikator horizzontal kuranng penting daaripada indikkator vertikaal
2
= jika indikator horizzontal sama penting dariipada indikaator vertikal
3
= jika indikator horizzontal lebih penting dariipada indikaator vertikal. ot setiap varriabel diperooleh dengan membagi juumlah nilai setiap s variabbel Bobo
variabel deengan mengggunaakan rumus t terhadap jum mlah nilai keseluruhan k r sebaggai b berikut :
K Keterangan :
i
= Bo obot faktor ke-i k
i
= Nilai faktor kee-i
α
i
= 1,2 2, 3, ...., n
n
= jum mlah variabeel Padaa Matriks Evvaluasi Fakttor Internal, skor bobott terendah adalah a 1,0 dan d
y yang tertinggi 4,0 sebaggai yang tertiinggi, maka skor rata-ratta yang didaapat adalah 2,5 2 y yang sekalig gus menandaakan bahwa posisi interrnal yang kuuat. Pada maatriks ini dappat m menggunaka an 10 sampaai 20 faktorr karena jum mlah faktor tidak t akan mempengaru m uhi k kisaran bobo ot total karenna bobot selaalu berjumlaah 1,0. c Berikan peringkat 1 sampai 4 pada c. p kolom ketiga. Periingkat 4=keekuatan utam ma, 3=kekuaatan kecil, 2= =kelemahan kecil, 1=keelemahan utaama. Peringkkat 1 sampaii 4 ditentukaan dengan membanding m gkan fakta dengan d kinerrja ideal yanng diharapkkan yaitu peringkat 3 attau 4 adalahh kekuatan dan d peringkaat 1 atau 2 untuk meniilai kelemah han. d Kalikan masing-massing bobot faktor d. f dengaan peringkaat untuk mennentukan rattarata tertimbang untuk masing-masing variabbel.
42
e. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total
rata-rata tertimbang.
4.4.2. Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencocokan merupakan tahapan untuk menghasilkan alternatif strategi dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Dalam penelitian ini, tahap pencocokan menggunakan matriks IE kemudian dilanjutkan dengan matriks SWOT.
1) Matriks Internal-External (IE) Matriks Internal-Eksternal dapat digunakan oleh berbagai divisi dalam organisasi. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan intergrasi horizontal) mungkin paling tetap untuk semua divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan menjaga dan mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Ketiga, divisi yang umum yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi. Dapat dilihat pada Gambar 6, pada sumbu x Matriks IE, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 sampai 4,0 kuat. Demikian pula pada sumbu y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan 3,0 sampai dengan 4,0 dianggap tinggi.
43
Sedang 2,99-2,00
Kuat 4,00-3,00
Kuat 4,00-3,00
Lemah 1,99-1,00
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sedang 2,99-2,00 Lemah 1,99-1,00
4,0
3,0
2,0
1,0
Keterangan : Integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan Pasar, pengembangan Produk Menjaga dan mempertahankan (penetrasi pasar, pengembangan produk) Panen dan dimensi (Penciutan dan Divestasi) Gambar 6. Matriks Internal-External (IE) Sumber: David, 2009
2) Analisis Matriks SWOT Menurut David (2009) matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, Threats) merupakan sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT (kelemahan-ancaman). Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT: (1) membuat daftar peluang eksternal utama perusahaan, (2) membuat daftar ancaman eksternal utama perusahaan, (3) membuat daftar internal utama perusahaan, (4) membuat kelemahan-kelemahan internal utama peusahaan, (5) mencocokkan 44
kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat hasil pada sel strategi SO, (6) mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat hasil pada sel strategi WO, (7) mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat hasil pada sel strategi ST, (8) mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat hasil pada sel strategi WT. Dapat dilihat pada Tabel 8 bagan matriks SWOT. Tabel 8. Matriks SWOT
Peluang – O Daftar 5-10 faktor kekuatan
Kekuatan - S Strategi S-O
Kelemahan - W Strategi W-O
Memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
Memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan
Strategi S-T
Strategi W-T
Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman
Ancaman T Daftar 5-10 faktor kekuatan Sumber: David, 2009
4.4.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap terakhir dalam formulasi strategi yaitu tahap pengambilan keputusan. Dalam melakukan
perumusan
alternatif
strategi
dapat
digunakan
Matriks
Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matrix – QSPM). Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) merupakan teknik analitik dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik relative dari berbagai tindakan alternatif. Teknik pada matriks ini secara objektif menunjukkan strategi terbaik yang hendak dijalankan. Menurut David (2009) QSPM menggunakan 3 tahap dari perumusan strategi; (1) hasil mencocokkan dari analisis, (2) untuk memutuskan secara sasaran di antara strategi alternatif. Artinya, Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks IE yang menyusun Tahap 2, (3) menyediakan informasi yang diperlukan untuk menetapkan QSPM. QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi 45
alternatif secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya. Seperti alat analisis perumusan strategi yang lain Langkah-langkah
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan
QSPM
:
(1) membuat daftar berbagai peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan/ kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM, (2) memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal, (3) mencermati matriks yang terdapat pada tahap 2 (pencocokan),
dan
mendefinisikan
berbagai
strategi
alternatif
yang
harus
dipertimbangkan untuk diterapkan oleh organisasi, (4) tentukan skor daya tarik AS didefinisikan sebagai nilai numerik yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi, (5) menghitung skor daya tarik total (TAS) yang didefinisikan sebagai hasil kali bobot pada langkah 2 dengan skor daya tarik pada langkah 4, (6) menghitung jumlah keseluruhan daya tarik total. Pada Tabel 4 dapat dilihat Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)
Tabel 9. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM) Faktor sukses kritis
Bobot
Strategi I AS TAS
Alternatif Strategi Strategi II AS TAS
Strategi III AS TAS
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Total Keterangan: AS = Attractiveness Score (Skor kemenarikan relatif) WAS= Total Attractiveness Scores (Jumlah Keseluruhan Daya Tarik total) Sumber: David, 2009 (diolah)
46
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby Ahnan, Susigunadi, SH dan Tintin Kuraesin. Pada awalnya usaha ini hanyalah usaha kecil-kecilan dengan maksud untuk menyalurkan hobi memasak. Dengan modal sendiri sebesar seratus juta rupiah, dimulailah usaha ini dengan menyewa tempat di jalan Cikurai, membeli peralatan dan merekrut lima orang pegawai. Peralatan yang digunakan pada awalnya sangat sederhana, untuk media pendingin hanya digunakan stareform dan es batu. Dalam melakukan proses pemasaran, pada awalnya usaha ini melakukannnya melalui pesanan antar (delivery door to door) dan konsumen utamanya adalah relasi dan keluarga sendiri. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, usaha ini dapat berkembang pesat dan dapat diterima oleh masyarakat. Setiap harinya usaha ini hanya mampu menerima pesanan sebanyak 50 loyang dan tidak dapat menyediakan semua permintaan pasar. Pada tahun 2000, usaha ini akhirnya memutuskan untuk berpindah lokasi penjualan yaitu di jalan Pangrango no.10 Bogor. Lokasi yang baru ini dinilai lebih strategis dan memiliki tempat yang lebih luas dibanding lokasi sebelumnya sehingga dapat memproduksi Apple Pie lebih banyak lagi. Pada lokasi yang baru, para pembeli tidak hanya dapat membawa pulang produk Pia Apple Pie tetapi juga dapat menikmatinya di tempat. Perkembangan tersebut juga diikuti dengan bertambahnya karyawan menjadi 35 orang yang 5 orang diantaranya merupakan karyawan paruh waktu ( part time ) dan juga dapat menambah fasilitas proses produksi seperti oven dan cool box. Pia Apple Pie merupakan unit usaha Apple Pie Group yang memproduksi pie dan melakukan penjualan produknya secara langsung dalam bentuk toko bakery. Tahun 2002, Pia Apple Pie mengembangkan produknya dengan memberikan sentuhan inovasi produk seperti chicken pie, strawberry pie, chocolate pie dan pie crust. Kemudian ada pula produk-produk baru berupa pisang bakar, salad apel, cream soup, poffertjes, dan juga ada berbagai aneka minuman. Sekarang Pia Apple Pie
47
merupakan salah satu dari 7 unit usaha yang dimiliki oleh Apple Pie Group, unit usaha tersebut antar lain: Lasagna Gulung, Cup Cake, Macaroni Panggang (MP), Chicken Roast, Death By Chocolate, MP Steak, BBC Spahetty. Ketujuh unit usaha tersebut berada di kota Bogor dan bergerak pada industri makanan. Hingga saat ini Pia Apple Pie dapat menjual kurang lebih 300 loyang per harinya. 5.2. Visi dan Misi Perusahaan Pada dasarnya Pia Apple Pie belum mempunyai pernyataan tertulis mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan. Namun, ketiga hal ini telah tersirat dalam wawancara dengan pihak Pia Apple Pie. Visi merupakan apa yang ingin kita capai, apa yang ingin kita peroleh, dan ingin menjadi apa kita di masa yang akan datang. Misi menyatakan langkah apa ang harus dilakukan atau dikerjakan. Visi yang dilengkapi dengan misi perusahaan merupakan tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan maka pernyataan visi dari Pia Apple Pie adalah “Menjadi bakery penghasil Pie berkualitas dan banyak dicari konsumen”. Misi dari Pia Apple Pie ini adalah (1) melakukan pengendalian terhadap proses produksi, (2) menjaga secara maksimal kualias bahan baku, (3) memberikan pelayanan yang cepat bagi konsumen guna menjaga loyalitas. Dari rumusan visi dan misi tersebut maka tujuan perusahaan tersebut adalah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan diversifikasi produk. Pia Apple Pie mempunyai slogan khusus untuk menggambarkan produknya yaitu lezat, renyah, murah. Slogan yang digunakan perusahaan ini demi menjaga kualitas pelayanan kepada konsumen yaitu pembeli adalah raja. 5.3. Struktur Organisasi Perusahaan Pia Apple Pie merupakan perusahaan perorangan yang bergerak di bidang industri makanan, dimana keputusan tertinggi dipegang oleh pemilik perusahaan. Struktur organisasi Pia Apple Pie masih tergolong sederhana yang terdiri atas beberapa bagian dimana masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Akan tetapi setiap bagian tidak terspesialisasi dengan baik sehingga setiap karyawan mampu mengerjakan tugas bagian lain. Supervisor bertugas untuk 48
mengatur dan mengawasi kinerja karyawan secara shift. Pembagian shift dibagi menjadi 3 bagian yaitu shift pertama dari pukul 8 hingga pukul 15, shift kedua dari pukul 15 hingga pukul 22 dan shift ketiga pada pukul 22 hingga pukul 8. Akan tetapi pada shift ketiga, karyawan yang bertugas hanya laki-laki dan hanya menjual pisang bakar saja. Supervisor atau wakil supervisor merangkap sebagai bagian administrasi dan keuangan yang nantinya bertugas membuat laporan keuangan yang akan dilaporkan kepada tim inti pusat, selanjutnya tim inilah yang akan melaporkan kepada pemilik perusahaan. Saat ini Pia Apple Pie memiliki 35 orang karyawan dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumennya. Dapat dilihat pada Gambar 7, struktur organisasi perusahaan yang operasionalnya didasarkan pada pendekatan top down dimana komando dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan sedangkan unit organisasi di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Owner / Mentor
Tim inti pusat
Supervisor
Wakil Supervisor
Kepala Divisi
Waiters
Counter/ kasir
Bar
Dapur Produksi
Dapur
Gudang
Umum
Dapur Karyawan
Gambar 7. Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : Pia Apple Pie Bakery (2011)
49
5.4. Karakteristik dan Kepuasan Konsumen Berdasarkan hasil kuesioner (Tabel 10) yang diperoleh dari 25 orang konsumen Pia Apple Pie dapat diketahui tentang gambaran umum karakteristik konsumen perusahaan ini. Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada hari Senin dan Sabtu dengan maksud melihat seberapa besar ketertarikan konsumen terhadap Pia Apple Pie ini pada saat awal dan akhir pekan. Sebagian besar pengunjung Pia Apple Pie ini adalah kelompok masa transisi yaitu antara usia 17-24 tahun sebesar 60 persen dan usia 51-55 tahun sebesar 4 persen. Pada usia 17-55 tahun, masyarakat telah memiliki kemampuan untuk memutuskan pembelian berdasarkan kemampuan rasionalnya dan hal tersebut diperkuat dengan latar belakang sebagian konsumen merupakan sarjana (S1) yang mencapai 48 persen dari seluruh responden. Tabel 10. Karakteristik Konsumen Pia Apple Pie Tahun 2011 Indikator Karakteristik Jenis Kelamin Usia
Asal Pendidikan
Pekerjaan
Persentase
Pria
36
Wanita
64
17-24 tahun
60
25-30 tahun
20
40-50 tahun
16
51-55 tahun
4
Bogor
32
Luar Bogor
68
SMA
36
D3
8
S1
48
S2
4
S3
4
Pelajar
4
Mahasiswa
44
Karyawan
32
50
Lanjutan Tabel 10. Karakteristik Konsumen Pia Apple Pie Tahun 2011 Indikator Pekerjaan Pendapatan
Karakteristik
Persentase
Dosen/ Peneliti
16
Ibu Rumah Tangga
4
< Rp.1.000.000
32
Rp. 1.000.000- Rp. 1.900.000
12
Rp. 2.000.000- Rp. 2.900.000
16
Rp. 3.000.000- Rp. 3.900.000
12
> Rp. 5.000.000
28
Para pengunjung Pia Apple Pie ini umumnya adalah kalangan menengah ke atas. Hal tersebut terlihat dari penghasilan responden yang berprofesi sebagai karyawan lebih dari Rp.5.000.000 per bulan sebanyak 28 persen dan yang berpenghasilan kurang dari Rp. 1.000.000 merupakan pelajar dan mahasiswa. Perusahaan memilih wisatawan yang membutuhkan oleh-oleh sebagai target pasar, dapat dilihat pada jumlah pengunjung sebanyak 68 persen berasal dari luar kota Bogor seperti Tangerang, Jakarta Selatan, Yogyakarta, BSD, Cibubur, Bekasi, Kemang dan Jakarta Barat. Pada umumnya pengunjung yang berasal dari luar kota Bogor sengaja datang (48 persen) ke Pia Apple Pie. Para pengunjung Pia Apple Pie umumya adalah wanita (64 persen), karena wanita seringkali lebih memiliki kekuatan untuk menentukan keputusan pembelian produk makanan. Pada Lampiran 1 dapat dilihat kuesioner dan hasil dari kuesioner tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan karakteristik dan keinginan konsumen Pia Apple Pie ini. Dalam melakukan analisis pada tingkat kepuasan konsumen terhadap rasa produk, harga produk, kualitas produk dan pelayanan, penampilan produk, lokasi pemasaran, jenis produk yang paling diminati, sumber/ media promosi yang diterima oleh konsumen serta beberapa harapan konsumen untuk kemajuan perusahaan, dilakukan pula pengisian kuesioner kepada 25 responden yang merupakan pembeli dari Pia Apple Pie. Adapun hasil dari kuesioner ini dapat dilihat pada uraian berikut:
51
Tabel 11. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Rasa Produk Indikator
Alasan membeli dan mengonsumsi Pia Apple Pie
Yang menjadi pertimbangan saat akan membeli produk Pia Apple Pie
Pilihan Konsumen
Persentase
Suka Rasa
44
Oleh-Oleh
24
Acara Tertentu
12
Lainnya
20
Rasa Enak
56
Harga Murah
8
Kualitas Baik
8
Lokasi Strategis
8
Lainnya
20
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa alasan paling kuat bagi para pengunjung Pia Apple Pie dalam membeli dan mengonsumsi produk perusahaan ini adalah suka rasa. Sebanyak 44 persen pengunjung sangat suka rasa produk perusahaan ini dan para pengunjung berpendapat bahwa rasa dari Pia Apple Pie ini enak, dan hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan dari 56 persen pengunjung untuk membeli produk Pia Apple Pie ini. Selain menyukai rasa, untuk oleh-oleh atau hidangan untuk acara tertentu, 20 persen konsumen memilih membeli dan mengonsumsi Pia Apple Pie untuk sekedar memenuhi keinginan makan (camilan), jalan-jalan ataupun wisata kuliner. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan selalu mengutamakan kualitas rasa, sesuai dengan visi yang ada pada perusahaan ini, sehingga rasa produk ini menjadi khas dan banyak dicari oleh para konsumen serta perusahaan dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen. Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa 60 persen konsumen berpendapat bahwa harga yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie sudah cukup terjangkau. Akan tetapi, sebanyak 72 persen pembeli tidak akan membeli Pia Apple Pie lebih sering ketika dihadapkan pada harga barang-barang lain meningkat ataupun pendapatan mereka meningkat dengan alasan para konsumen lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk mencoba makanan jenis baru dan sebagian besar konsumen menjadikan produk 52
Pia Apple Pie ini hanya untuk makanan selingan saja. Hal ini dapat menjadi masukan kepada pihak perusahaan agar dapat lebih meningkatkan kualitas dan memberikan inovasi pada produknya sehingga para konsumen tidak merasa bosan dengan jenis produk yang telah ada dan konsumen dapat lebih sering membeli produk-produk yang disediakan. Tabel 12. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Harga Produk Indikator Apakah Harga yang ditawarkan sudah terjangkau?
Pilihan Konsumen
Persentase
Ya
28
Cukup
60
Tidak
12
Ya
28
Tidak
72
Bila harga barang-barang lain turun atau pendapatan meningkat, apakah anda akan membelanjakan uang anda untuk membeli Pia Apple Pie lebih sering Tabel 13. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk Indikator Bagaimana kualitas yang ditawarkan Pia Apple Pie? Apa yang akan Anda lakukan apabila harga Pia Apple Pie mengalami kenaikan harga
Pilihan Konsumen
Persentase
Cukup
44
Memuaskan
52
Sangat Memuaskan
4
Tetap Membelinya
72
Melakukan Pembelian di Tempat lain
28
Salah satu kekuatan utama Pia Apple Pie yang juga merupakan salah satu dari misi perusahaan ini yaitu menjaga kualitas produk sehingga akan dapat mempertahankan loyalitas konsumen. Sebesar 52 persen konsumen merasa kualitas
53
produk yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie sudah memuaskan dan ketika konsumen dihadapkan pada kondisi saat produk Pia Apple Pie mengalami kenaikan harga, 72 persen konsumen beranggapan akan tetap membeli produk perusahaan ini dengan alasan sangat suka rasa produk, tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat makan dan kumpul keluarga, serta Pia Apple Pie memiliki rasa yang unik. Hal ini membuktikan bahwa Pia Apple Pie berhasil menjaga loyalitas konsumen dengan cara mempertahankan kualitas dari produknya. Dari pertama didirikan, Pia Apple Pie selalu ingin memberikan kepuasan bagi para pelanggannya. Selain dari segi kualitas rasa dan tampilan produk, perusahaan juga selalu memberikan pelayanan yang baik bagi para pengunjung. Pengunjung sangat nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh Pia Apple Pie karena karyawan yang baik, sopan dan ramah dan pengunjung tidak harus menunggu lama karena pelayanannya cepat. Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa 80 persen dari konsumen yang menjadi responden tidak memiliki keluhan terhadap operasional dan 44 persen konsumen menyatakan pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan sangat memuaskan. Hal ini telah membuktikan juga, perusahaan telah menjalankan misinya yaitu memberikan pelayanan yang terbaik dan menjadikan tamu sebagai raja. Tabel 14. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Indikator
Bagaimana pelayanan Pia Apple Pie?
Adakah keluhan terhadap operasional Pia Apple Pie?
Pilihan Konsumen
Persentase
Kurang
8
Cukup
40
Memuaskan
44
Sangat Memuaskan
8
Ada
20
Tidak
80
Sebesar 64 persen pengunjung menyatakan bahwa penampilan produk atau cara penyajiannya telah menarik dan 72 persen pengunjung belum pernah mencoba Apple Pie merek lain. Fakta yang dapat dilihat pada Tabel 15 ini membuktikan bahwa
54
Pia Apple Pie tidak boleh terlalu cepat puas karena umumnya konsumen belum pernah melihat tampilan produk sejenis yang dapat menjadi digunakan sebagai pembanding. Sebanyak 28 persen pengunjung pernah mencoba Apple Pie selain di Pia Apple Pie ini, umumnya mereka mencoba di tempat-tempat yang tidak menjadikan Apple Pie sebagai menu utama seperti di Starbuck Coffee atau di bakery yang menu utamanya hanyalah roti saja. Walaupun sebagian besar pengunjung berpendapat penampilan produk telah menarik, namun Pia Apple Pie harus tetap berusaha melakukan inovasi dan menciptakan produk-produk baru yang berbentuk unik dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Tabel 15. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Penampilan Produk Indikator Apakah pernah mencoba Apple Pie merek lain?
Pilihan Konsumen
Persentase
Pernah
28
Belum Pernah
72
Kurang Menarik
4
Bagaimana tentang penampilan produk/ Cukup Menarik cara penyajiannya? Menarik
24
Sangat Menarik
8
64
Tabel 16. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Lokasi Pemasaran Indikator
Apa yang harus diperbaiki dari Pia Apple Pie?
Apakah lokasi Pia Apple Pie Mudah dan Cepat Dijangkau?
Pilihan Konsumen
Persentase
Tidak Ada
12
Harga Produk
12
Rasa Produk
8
Variasi Produk
44
Lokasi Penjualan
20
Display Produk
4
Ya
52
Tidak
48
55
Berdasarkan penilaian konsumen yang dapat dilihat pada Tabel 16, sebanyak 44 persen konsumen mengiginkan Pia Apple Pie menambah variasi produknya dan 20 persen mengiginkan perbaikan pada lokasi penjualan agar lebih strategis dan mudah dijangkau tanpa harus menggunakan kendaraan pribadi. Sebesar 48 persen konsumen menilai bahwa lokasi Pia Apple Pie tidak mudah dan cepat dijangkau. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan seharusnya dapat memperbaiki sistem pemasaran misalnya saja, perusahaan dapat membuat agen di beberapa wilayah sehingga para pembeli akan lebih mudah menjangkau tempat pemasaran Pia Apple Pie. Tabel 17. Jenis Produk Yang Lebih Diminati Indikator Yang dirasakan jika tidak mengonsumsi Pia Apple Pie
Produk Pia Apple Pie yang pernah dikonsumsi
Pilihan Konsumen
Persentase
Merasa ada yang Kurang
20
Biasa Saja
80
Apple Pie
68
Chicken Pie
16
Pie Crust
4
Lainnya
12
Produk yang sangat diminati oleh pengunjung adalah Apple Pie (68 persen). Akan tetapi bila dilihat respon dari para pengunjung apabila mereka tidak dapat mengonsumsi produk Pia Apple Pie ini, sebanyak 80 persen pengunjung merasa biasa saja dan 20 persen menyatakan merasa ada yang kurang saat tidak mengonsumsi Pia Apple Pie. Data yang dapat dilihat pada Tabel 17 ini menunjukkan bahwa, Pia Apple Pie harus lebih berusaha untuk mengembangkan produknya baik dari segi rasa, bentuk dan ukuran sehingga produk-produk Pia Apple Pie dapat lebih sering ingin dinikmati oleh para konsumen. Selain variasi produk seperti yang telah diuraikan sebelumnya, banyak lagi harapan konsumen terhadap Pia Apple Pie, 60 persen konsumen mempunyai harapan yang nantinya dapat digunakan demi kemajuan perusahaan seperti: konsumen 56
menginginkan perusahaan membuka cabang seperti di cibinong, Jogyakarta dan Cibinong karena lokasi yang sekarang dianggap jauh dari lokasi tempat tinggal sebagian konsumen, ada juga konsumen yang ingin diadakan paket murah, dibuat tester produk sehingga konsumen yang baru pertama kali datang dapat dengan mudah memilih produk sesuai dengan selera, dan juga konsumen berharap agar harga produk dapat lebih murah namun dengan kualitas yang sama. Sebesar 92 persen konsumen menilai Pia Apple Pie layak untuk direkomendasikan kepada orang-orang terdekat. Tabel 18. Harapan Konsumen Kepada Perusahaan Indikator Adakah harapan khusus terhadap Pia Apple Pie? Apakah akan merekomendasikan kepada orang lain untuk melakukan pembelian produk Pia Apple Pie?
Pilihan Konsumen
Persentase
Ada
40
Tidak
60
Ya
92
Tidak
8
Tabel 19. Media Informasi Yang Sering Diterima Konsumen Indikator
Pilihan Konsumen
Persentase
Keluarga
16
Teman
60
Brosur
12
Lainnya
12
Berapa kali dalam satu bulan
< 3 kali
96
mengunjungi Pia Apple Pie?
> 7 kali
4
Sengaja Datang Tanpa
48
Darimanakah mengetahui tentang Pia Apple Pie?
Cara memutuskan pembelian produk Pia Apple Pie
Tujuan ke Tempat Lain Sebelum/Sesudah
32
Mengunjungi Objek Wisata Mendadak Ketika Melewati
20
Tempat Penjualan
57
Pada Tabel 18 dapat dilihat, umumnya para pengunjung mengetahui lokasi bakery ini dari teman atau keluarga yang pernah mengunjungi Pia Apple Pie dan berkat rekomendasi ataupun informasi dari teman atau kerabat inilah, sebesar 48 persen pengunjung memutuskan untuk mengunjungi Pia Apple Pie tanpa ada tujuan ke tempat lain. Sebesar 96 persen (Tabel 19) pengunjung mengunjungi Pia Apple Pie hanya berkisar 1 hingga 3 kali dalam satu bulan. Jika dilihat dari kondisi ini, media informasi/ promosi dari Pia Apple Pie melalui mulut ke mulut dapat dikatakan berhasil karena Pia Apple Pie tidak pernah melakukan promosi di luar kota Bogor sedangkan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung berasal dari luar kota Bogor. Pia Apple Pie akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan, jika media promosi ini lebih ditingkatkan lagi. Misalnya saja, perusahaan lebih sering menyebar brosur dan menggunakan media internet.
58
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1. Lingkungan Eksternal Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang yang menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang perlu dihindari sehingga tidak merugikan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan faktor-faktor yang menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk dapat memberikan respon sehingga dapat merumuskan strategi yang bisa menguntungkan bagi perusahan. Faktor-faktor eksternal yang akan dianalisis meliputi kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografis, lingkungan, kekuatan politik, pemerintahan, hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif. Hasil dari identifikasi faktor eksternal ini didapat dari pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan data primer sebagai penguat informasi dari data sekunder yang dianggap dapat memberikan informasi tentang perkembangan pola konsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Jawa Barat. Faktor-faktor yang akan diuraikan dibawah ini akan menggambarkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan makanan dan minuman serta kekuatan hukum yang harus dimiliki yang berdampak pada tingkat penjualan pada suatu perusahaan. 6.1.1. Kekuatan Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian suatu perusahaan. Pada umumnya kondisi ekonomi secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah, maka perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah antara lain: 1) Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran masyarakat kota Bogor terus meningkat setiap tahunnya. Pengeluaran non makanan penduduk kota Bogor jauh lebih tinggi daripada pengeluaran makanan. Peningkatan pengeluaran non makanan terjadi pada tahun 2007, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat kota 59
Bogor. Untuk pengeluaran makanan, makanan jadi dan minuman non alkohol menempati proporsi tertinggi yaitu sebesar 32 persen dan pengeluaran untuk padi sebesar 14 persen. Tabel 21 menunjukkan pengeluaran rata-rata per kapita untuk makanan dan non makanan. Pengeluaran non makanan terkecil pada pajak, hal ini disebabkan karena adanya subsidi pemerintah dalam hal pendidikan dan kesehatan maka pengeluaran di sektor ini tidak terlalu tinggi. Tabel 20 menunjukkan tingkat kenaikan pengeluaran rata-rata per kapita dalam kurun waktu satu bulan selama tahu 2009-2010. Tabel 20. Tingkat Kenaikan Setahun Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Tahun 2009-2010 Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)
Tingkat kenaikan setahun (%)
2009
2010
2009-2010
Jawa Barat
444.186
487.681
9,79
Indonesia
430.065
494.845
15,09
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011
Tabel 21. Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan tahun 2009-2010 Konsumsi Makanan
Konsumsi Non Makanan
2009
2010
2009
2010
Jawa Barat
49,51
52,33
50,49
47,67
Indonesia
50,62
51,43
49,38
48,57
Sumber : Badan Pusat Statistik, susenas panel (2011)
2) Tingkat Inflasi Melemahnya nilai rupiah menyebabkan harga barang-barang impor menjadi naik. Kenaikan harga barang-barang impor. Indeks harga konsumen sering digunakan sebagai indikator kenaikan harga. IHK per kelompok pengeluaran secara umum menurun. Penerunan paling signifikan terjadi pada kelompok pengeluaran dan paling rendah penurunannya pada kelompok kesehatan. Laju inflasi bulanan kota Bogor
60
pada Tahun 2008 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan bahkan menyentuh nilai negatif pada akhir tahun 2008 yaitu sebesar -0,26, hal ini lebih dipicu oleh penurunan harga BBM per 1 Desember 2008. Pengeluaran laju inflasi pada bulan Mei 2008 disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada pertengahan Mei. Pada Tabel 22 dapat dilihat secara rinci perkembangan tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 2005-2011. Pada akhir tahun 2008 inflasi Indonesia mencapai 11,06 persen, namun pada tahun 2009 inflasi Indonesia turun menjadi 2,78 persen. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya peraturan menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2009 yang menurunkan harga eceran BBM.
Tabel 22. Tingkat Inflasi di Indonesia dari Tahun 2005-2011 Tahun Tingkat Inflasi (Persen) 2005
17,11
2006
6,6
2007
6,59
2008
11,06
2009
2,78
2010
6,96
2011
1,7
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011)
3) Pendapatan Regional Daerah PRDB merupakan ukuran produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Nilai PRDN tertinggi disumbangkan oleh sektor perdagangan yaitu sekitar 39 persen senilai Rp. 4.528.576,96 juta, dan sektor industri pengolahan sebesar 25 persen senilai Rp. 3.044.078,40 juta dari total PRBD 2009 kota Bogor sebesar Rp. 11.904.599,66 juta..Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,01 persen tahun 2009, taraf hidup masyarakat kota bogor terus mengalami peningkatan seirig meningkatnya laju pertumbuhan kota Bogor. 61
6.1.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, Lingkungan Lingkungan sosial, budaya, demografis dapat membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi dan mengonsumsi. Hal ini dapat menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan meningkatkan keinginan untuk menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula. Beberapa hal yang mendasar yang menjadi faktor terkait dengan lingkungan ini adalah : 1) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Penduduk kota Bogor terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika sensus pertama kali tahun 1961, penduduk pertama kali tahun 154,1 ribu jiwa. Jumlah penduduk kota Bogor mencapai 855,085 jiwa pada tahun 2005. Angka ini terus meningkat pada tahun 2010 mencapai 949.066 jiwa. Pada Tabel 23 dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk kota Bogor dari tahun 2000-2010. Tabel 23. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor 2000-2010 Wilayah
Persentase
Bogor Tengah
1,15
Bogor Selatan
2,07
Bogor Timur
2,09
Kota Bogor
2,39
Bogor Barat
2,39
Bogor Utara
2,59
Tanah Sareal
3,43
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2011
Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Selama periode 2000-2010 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat meningkat 2.39 persen. Dengan luas wilayah 111,73 km² ditempati penduduk sebanyak 8.494 jiwa. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio pada tahun 2010 yang nilainya lebih besar dari 100, yaitu 104, yang artinya untuk setiap 100 perempuan terdpat 104
62
penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Tanah Sareal sebesar 3, 43 persen9. 2) Perilaku Konsumsi Kemajuan teknologi dan globalisasi informasi membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien. Preferensi masyarakat berubah dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Perubahan pola konsumsi masyarakat ditunjukkan pada kecenderungan masyarakat yang mulai menyukai makanan siap saji. Hal ini juga berlaku untuk makanan pokok maupun makanan selingan seperti roti dan kue.. Pada Tabel 24 dapat dilihat persentase pola konsumsi makanan jadi di Indonesia yang persentasenya cenderung meningkat setiap tahunnya. Tabel 24. Persentase Pola Konsumsi di Indonesia Tahun 2005-2009 Jenis Makanan
Persentase Pola Konsumsi (Persen) 2005
2006
2007
2008
2009
Padi-padian
8.54
11.37
10.15
9.57
8.86
Umbi-Umbian
0.58
0.59
0.56
0.53
0.51
Ikan/Udang/Cumi/Kerang
4.66
4.72
3.91
3.96
4.29
Daging
2.44
1.85
1.95
1.84
1.89
Telur dan Susu
3.12
2.96
2.97
3.12
3.27
Sayur-Sayuran
4.05
4.42
3.87
4.02
3.91
Kacang-Kacangan
1.7
1.63
1.47
1.55
1.57
Buah-Buahan
2.16
2.1
2.56
2.27
2.05
Minyak dan Lemak
1.93
1.97
1.69
2.16
1.96
Bahan Minuman
2.23
2.5
2.21
2.13
2.02
Bumbu-Bumbu
1.33
1.37
1.1
1.12
1.08
Konsumsi Lainnya
1.34
1.27
1.34
1.39
1.33
11,44*)
10,29*)
10,48*)
11,44*)
12,63*)
4.97
5.08
5.26
Makanan jadi Tembakau dan Sirih
6.18 5.97 Keterangan : *) Termasuk minuman beraklohol Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 9
Badan Pusat Statistik, 2011
63
Kepadatan aktivitas masyarakat, khususnya masyarakat kota besar yang ratarata bukan hanya laki-laki saja yang bekerja akan tetapi wanita juga umumnya juga bekerja. Hal ini dapat menciptakan situasi dimana seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai karyawan tidak lagi sempat membuat kue atau camilan lagi bagi keluarga. Dari hasil kuesioner yang respondennya adalah pengunjung Pia Apple Pie dapat dilihat 64 persen pengunjung adalah wanita akan tetapi hanya 4 persen yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dapat menjadi peluang usaha bagi industri pengolahan makanan jadi termasuk bakery.
6.1.3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum Arah dan Stabilitas politik merupakan pertimbangan utama dalam merumuskan sebuah strategi dalam perusahan. Politik dan hukum berhubungan langsung dengan keamanan dan stabilitas pemerintahan suatu negara. Ketidakstabilan keadaan politik dan keamanan akan membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Beberapa
tindakan
politik
dirancang
untuk
menguntungkan dan melindungi perusahaan seperti undang-undang paten, subsidi pemerintah dan dana penelitian produk. Pia Apple Pie sendiri telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yaitu nomor 282/188/1005/PK/2000. Beberapa peraturan pemerintah yang diatur dalam undang-undang yang dapat memperkuat posisi Pia Apple Pie di lingkungan: 1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagian besar jenis usaha yang berkembang di Indonesia adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan hanya sebagian kecil saja yang mampu beralih menjadi usaha menengah besar. Peranan dan kontribusi usaha UMKM kepada perekonomian nasional sangat besar. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri. Penyediaan dana dan pemberian jaminan pinjaman juga dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dan 64
pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana dan bentuk insentif lainnya. 2) Undang-undang Paten Nomor 14 tahun 2001 Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak paten di Indonesia berdasarkan kepada Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang ini menggantikan peraturan tentang paten sebelumnya yaitu Undang-undang No. 6 tahun 1989 yang juga telah diubah dengan Undang-undang No. 13 tahun 1997. Pada prinsipnya, Undang-undang No. 14 tahun 2001 dan peraturan-peraturan sebelumnya dibuat dengan memperhatikan perjanjian-perjanjian internasional yang berlaku di Indonesia maupun internasional, perkembangan teknologi, perdagangan dan industri, dan kebutuhan akan ketentuan dan peraturan yang dapat memberikan perlindungan hukum bagi para inventor dan invensinya. Biaya yang dikeluarkan untuk mengajukan permohonan hak paten, ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah No. 50 tahun 2001 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah No. 26 tahun 1999 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada departemen kehakiman. Hak paten merupakan faktor kekuatan bagi perusahaan, hal ini yang selalu menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus berjuang mendapatkan hak paten yang hingga kini belum diperoleh oleh perusahaan. Dengan adanya hak paten maka para pesaing tidak dapat mencuri ide produk dan inovasi yang dimiliki oleh Pia Apple Pie. Hak paten yang didaftarkan oleh perusahaan adalah berupa inovasi resep produkproduk dari Pia Apple Pie. 6.1.4. Kekuatan Teknologi Perkembangan industri pengolahan makanan tidak terlepas dari faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan dari segi faktor produksi dan faktor pemasaran.
65
1) Kemudahan dalam Aspek Produksi Perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan selama proses produksi. Pia Apple Pie telah mengikuti perkembangan teknologi yang ada seiring makin berkembangnya jumlah produksi yang ada. Penggunaan mixer dapat lebih mempermudah pengadukan adonan, penggunaan oven juga lebih mengefesienkan waktu dan tenaga pemanggangan adonan serta Pia Apple Pie juga telah menggunakan cool box (lemari pendingin) agar produk yang telah jadi dapat lebih awet. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan pie, saat ini Pia Apple Pie telah memiliki mesin/ peralatan yang memadai meskipun jumlahnya masih terbatas. 2) Kemudahan dalam Aspek Pemasaran Kemudahan
dalam
mengembangkan
suatu
usaha
karena
adanya
perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja, melainkan aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi. Penggunaan telepon ataupun handphone dapat memudahkan komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan baku, dengan adanya alat komunikasi ini juga dapat membuat komunikasi antara pelaku usaha dan pelanggan lebih baik bahkan menambah omset penjualan karena dapat digunakan pada penjualan sistem pesan antar (delivery order). Kemudahan juga dapat diperoleh dari sistem pembayaran yang telah banyak diberlakukan oleh pihak bank yaitu penggunaan kartu auto debet atau kartu kredit. Pada Pia Apple Pie, sistem pembayaran menggunakan auto debet telah diberlakukan dan ini dapat memudahkan konsumen yang ingin belanja dalam jumlah besar. Akan tetapi sangat disayangkan, Pia Apple Pie belum memanfaatkan perkembangan media internet secara maksimal. Media internet dapat digunakan juga untuk mengembangkan pasar, Pia Apple Pie dapat membuat website resmi yang dapat diakses langsung oleh seluruh pelanggan yang ingin mengetahui tentang bakery ini.
66
6.1.5. Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif merupakan hal yang paling mendasar dan merupakan faktor yang menentukan probabilitas dalam sebuah industri sehingga menjadi faktor yang penting dalam formulasi strategi. Kekuatan yang berbeda memiliki uruan yang berbeda dalam membentuk persaingan tiap industri. Setiap industri memiliki struktur yang mendasar berupa karakterisitik ekonomi yang dapat menimbulkan karakteristik kompetitif. Faktor kompetitif ini akan berlaku bagi industri yang bergerak dalam bidang jasa maupun manufaktur.Beberapa karakteristik yang sangat mendasar dalam setiap kekuatan kompetitif adalah sebagai berikut : a) Ancaman Pendatang Baru Suatu industri apabila mempunyai peluang yang tinggi maka akan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru muncul dan bergerak dalam industri yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya permintaan pasar yang semakin meningkat dan menjanjikan. Semakin banyak perusahaan yang baru muncul maka menimbulkan persaingan ketat karena perusahaan-perusahaan tersebut akan mencoba menarik perhatian banyak konsumen pada pasar yang sama. Tabel 25. Daftar Pesaing Pia Apple Pie Nama Bakery
Alamat
Menu Andalan
Met Liefde Cafe
Jl. Pangrango no.16
Pizza dan Lasagna
Tahun berdiri 2005
Klappertart Huize
Jl. Pangrango no. 8
Klappertart
2007
Alania Chocolaua
Jl. Pangrango no.9
Chocolaua
2007
D’Fla Cake House
Jl. Halimun Bogor
Black Forest
2005
Berdasarkan data yang ada pada Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), antara 2004-2009 pertumbuhan industri ini terus naik. Tahun 2008 naik 25 persen lebih dari Rp 402 triliun menjadi Rp 505 triliun. Sedangkan tahun 2009 karena krisis global pertumbuhannya hanya 7 persen.
67
Untuk 2010 diperkirakan akan tumbuh 10 persen.10 Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pada industri makanan termasuk bakery juga mengalami peningkatan. Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa industri bakery yang baru berdiri yang merupakan pesaing bagi Pia Apple Pie yang terletak di sekitar jalan Pangrango yang dianggap merupakan pesaing Pia Apple Pie di bidang industri makanan (bakery). b) Potensi Masuknya Pesaing Baru Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru dan keinginan untuk merebut pangsa pasar. Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada dan reaksi pesaing yang dapat diatasi oleh pesaing. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya: (1) skala ekonomi, berpengaruh terhadap distribusi, utilisasi tenaga penjualan, pendaaan, (2) diferensiasi produk, biaya yang dikeluarkan oleh pesaing akan cukup besar dalam upaya memenangkan loyalitas konsumen biasanya berupa iklan dan layanan konsumen, (3) persyaratan modal, modal diperlukan oleh para pesaing bukan hanya untuk fasilitas tetapi juga membeli persediaan serta untuk menyerap kerugian di tahun-tahun pertama, (4) akses terhadap saluran distribusi, pesaing harus dapat menggantikan posisi produk yang lama dengan produk baru dengan melakukan promosi yang gencar. Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa bakery yang bertambah di sekitar jalan Pangrango sejak Pia Apple Pie resmi pindah ke jalan tersebut tahun 2000. Pia Apple Pie merupakan bakery yang menawarkan menu utama apple pie yang tebuat dari bahan dasar apel. Pia Apple Pie memiliki banyak pesaing, namun di Kota Bogor kebanyakan para pesaing tidak memiliki produk yang dianggap sejenis. Pia Pia Ku merupakan pesaing Pia Apple Pie saat ini karena bakery ini juga memproduksi apple pie walapun dalam jumlah yang sedikit. Pia Pia Ku bukanlah pesaing yang dianggap berat mengingat produk unggulan Pia Pia Ku adalah Pia bukanlah Apple Pie. Akan tetapi Pia Apple Pie harus tetap waspada terhadap ancaman dari para pesaing, karena
10
http://www.wartakota.co.id/detil/berita/25203/Industri-Makanan-dan-Minuman-Pemakai-TerbesarProduk-Industri-Kemasan (diakses tanggal 20 Agustus 2011)
68
sewaktu-waktu produk unggulan bakery ini dapat diambil oleh pesaing, karena Pia Apple Pie belum mempunai hak aten atas produknya. c) Potensi Pengembangan Produk-Produk Pengganti Produk subsitusi atau produk pengganti adalah produk lain yang berbeda tetapi sifatnya menggantikan produk perusahaan yang dapat mempengaruhi keberadaan produk perusahaan di pasar. Keberadaan produk subsitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk subsitusi tersebut memiliki harga yang lebih murah dengsn kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Produk Pia Apple Pie merupakan produk bakery yang biasanya dibeli oleh konsumen untuk camilan ataupun oleh-oleh khas Kota Bogor. Dalam hal ini, Pia Apple Pie memiliki banyak sekali pesaing yang menawarkan produk subsitusi yaitu roti (Bread) dan kue (cake). Untuk produk roti dan kue yang sudah terkenal di Kota Bogor dan telah dianggap sebagai oleh-oleh khas Bogor adalah Bolu Kukus Amanda dan Roti Unyil Venus. Produk pengganti yang dianggap mampu untuk bersaing dengan produk Pia Apple Pie adalah Holland Bakery, Bread Talk, Bogor Permai Bakery, Michalle Bakery, Tan Ek Tjoan Bakery. Tingginya keberadaan produk subsitusi dengan berbagai merek, harga jual atau mutu dapat memberikan ancaman bagi Pia Apple Pie. Meskipun kebradaan produk subsitusi tinggi, tetapi Pia Apple Pie memiliki nilai jual yang tinggi terhadap produk-produk yang dihasilkan. Pada Tabel 19 terlihat bahwa sebagian besar konsumen sengaja datang (48 persen) hanya untuk membeli Pia Apple Pie dan para konsumen suka akan rasa yang diberikan (44 persen). Permintaan terhadap produk Pia Apple Pie juga semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa produk perusahaan ini mampu bersaing di pasar. d) Daya Tawar Pemasok Pemasok memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Hali ini terjadi ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi hanya sedikit barang subsitusi yang cukup bagus dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memdapatkan bahan baku pengganti tersebut sangat tinggi. Untuk bahan baku utama seperti apel, Pia Apple Pie memiliki pemasok tetap yang berada di kota malang dengan standarisasi tertentu yaitu apel room beauty dengan ukuran 11-15 cm. Untuk 69
bahan baku apel, perusahaan memiliki 2 pemasok utama dengan cara pembelian yang diantarkan langsung satu kali dalam seminggu. Sedangkan bahan baku pelengkap seperti tepung terigu, mentega, susu, butter, dan sebagainya, diperoleh dari beberapa toko langganan berbeda atau di pasar tradisional yang ada di Bogor. Untuk bahan baku pelengkap, perusahaan melakukan pembelian dua kali dalam seminggu. Berdasarkan penjelasan diatas, kekuatan tawar menawar pemasok dapat dikatakan sedang karena Pia Apple Pie tidak terlalu sulit berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya. e) Daya Tawar Konsumen Pembeli atau konsumen memiliki kekuatan untuk dapat memaksa harga turun tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi, pelayanan lebih atau bahkan pembeli dapat mengadu pemasok untuk saling bersaing, hal ini dapat mengurangi laba industri. Pembeli Pia Apple Pie lebih banyak berasal dari Bogor dan Jakarta yang memiliki penghasilan menengah ke atas. Bagi pembeli produk yang dibeli merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang kecil akan tetapi cukup penting dalam hal mutu karena tuntutan konsumen terhadap mutu produk semakin tinggi. Kekuatan tawar menawar pembeli dapat dikatakan kuat karena pembeli dapat dengan mudah beralih ke produk subsitusi lain dan tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Hal ini dapat terjadi karena penawaran terhadap pie masih lebih besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk.
6.2. Lingkungan Internal Dalam melakukan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pemanduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan. Dalam sebuah perusahaan yang tidak menggunakan manajemen strategi, setiap bagian sering tidak melakukan komunikasi seperti bagian pemasaran, keuangan dan produksi. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali analisis lingkungan internal agar dapat merumuskan manajemen strategi yang dapat digunakan perusahaan. Hasil analisis faktor-faktor internal ini
70
diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak internal perusahaan seperti supervisor, wakil supervisor, dan para karyawan. 6.2.1. Faktor Manajemen Dalam melakukan analisis fungsi manajemen terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji diantaranya yaitu: aspek perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengendalian. 1) Perencanaan Saat ini Pia Apple Pie belum memiliki perencanaan tertulis baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya pernataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Meskipun demikian hal ini tidak menjadi penghalang bagi pemilik Pia Apple Pie untuk mengembangkan usahanya. Meskipun belum mempunyai visi dan misi secara tertulis namun Pia Apple Pie telah mempunyai konsep dalam menjalankan usahanya yaitu selalu mengutamakan kepuasan pelanggan melalui mutu dan kualitas produk serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Berdasarkan konsep inilah Pia Apple Pie dapat merumuskan perencanaan pasar dan produk yang ingin dicapai oleh perusahaan. 2) Pengorganisasian Struktur organisasi Pia Apple Pie yang terlihat pada Gambar 6 menunjukkan bahwa posisi manajemen puncak dipegang oleh langsung oleh pemilik perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usaha. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan operasional perusahaan, Pia Apple Pie menggunakan pendekatan top down. Dalam struktur organisasi pada Gambar 6 terlihat bahwa supervisor dan wakil supervisor memimpin kepala divisi. Kepala divisi memimpin 6 bagian yaitu bagian waiters, kasir, bar, dapur, gudang, dan bagian umum. Walaupun posisi tersebut semuanya lengkap, tapi setiap karyawan diharuskan mampu mengerjakan bagian lain, misalnya supervisor juga dapat melakukan pekerjaan sebagai pelayan.
71
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa belum adanya pembagian tugas dan tanggung jawab kerja yang baku di Pia Apple Pie ini. 3) Pemotivasian Pemberian motivasi terhadap karyawan penting dilakukan karena terkait dengan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan sehingga para karyawan tersebut tetap merasa nyaman selama bekerja. Pia Apple Pie memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Penghargaan ini diberikan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan seperti biaya untuk kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C hingga ke tingkat perguruan tinggi. Saat ini dari Apple Pie Group yang telah menerima beasiswa sebanyak 15 orang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan 20 orang untuk kejar paket. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efesiensi kinerja karyawan. Upaya untuk menjaga kebersamaan antara karyawan dilakukan kegiatan-kegitan yang mengikutsertakan seluruh karyawan satu bulan sekali. Kegiatan tersebut berupa (1) aksi sosial yaitu pemberian paket nasi murah seharga 300 rupiah (2) seksi olahraga seperti futsal, senam, volli, dan renang, (3) seksi kesehatan berupa pemberian susu kepada pengamen-pengamen dan orang-orang kurang mampu setiap hari kamis setiap minggunya. Biaya yang dikeluarkan untuk aksi sosial selain dari perusahaan juga diperoleh dari konsumen yang bersedia menjadi donatur. 4) Penempatan Staf Dalam penempatan staf atau yang lebih sering disebut manajemen sumber daya manusia dilakukan. Komunikasi yang terjalin antara karyawan baik staf divisi dan supervisor/ wakil supervisor dengan pemiliknya tidaklah kaku. Tim manajemen Pia Apple Pie melakukan pengevaluasian kerja setiap bulannya. Dalam perekrutan karyawan yang memerlukan proses paling panjang adalah koki, kemampuan koki dalam mempelajari secara cepat rasa yang menjadi ciri khas Pia Apple Pie merupakan tolak ukur dari kepuasan konsumen dari segi rasa, sehingga proses ini harus lebih selektif. Untuk perekrutan karyawan pada divisi lain cenderung lebih mudah. Pia Apple Pie sudah memiliki jenjang karir yang jelas, misalnya wakil supervisor sekarang, 11 tahun yang lalu bertugas sebagai pelayan. Jadi Pia Apple Pie 72
menempatkan staf inti yang berasal dari karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan. 5) Pengendalian Pada umumnya Pia Apple Pie melakukan pengendalian pada bidang produksi dan bidang sumber daya manusia. Pengendalian pada bidang produksi dilakukan dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses produksi sehinga kontinuitas pemuatan produk-produk Pia Apple Pie dapat terjaga. Pengendalian terhadap sumber daya manusia selain didukung oleh kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, pemilik juga menindak tegas bagi karyawan yang berbuat kecurangan dan malas untuk bekerja. 6.2.2. Faktor Produksi/ Operasi Seluruh kegiatan produksi dilakukan di Kota Bogor, karena produk pie yang dihasilkan adalah produk home made. Setiap harinya rata-rata Pia Apple pie dapat menjual 300 loyang pie, sedangkan pada akhir minggu dapat menjual 400 loyang pie. Dalam kurun waktu 1 minggu, perusahaan dapat menghabiskan 500 kilogram bahan baku apel. Kegiatan produksi meliputi yaitu pembuatan bagian isi, bagian kulit pie, bagian peloyangan dan bagian pembakaran. Pada bagian isi dilakukan pengupasan apel, pembuangan biji, pengolahan dan pendinginan. Bagian kulit terdiri dari pemrosesan kulit pie yaitu pengadukan bahan baku pelengkap serti tepung, mentega, butter dan bahan lainnya, lalu kemudian adonan dibentuk di bagian peloyangan. Tahap berikutnya yaitu pembakaran pie di oven. Tahap terakhir adalah tahap pengemasan, dalam mengemas produk jadi digunakan 3 pembungkus yaitu alumunium foil, plastik bening dan karton pembungkus. Dalam hal pengawasan mutu di area poduksi, perusahaan memberikan tanggung jawab tersebut kepada supervisor. Akan tetapi untuk pegawasan rasa dan mutu produk , keterlibatan pemilik perusahaan dapat dikatakan cukup tinggi.
73
6.2.3. Penelitian dan pengembangan Penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan salah satu bagian dari suatu perusahaan yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk. Inovasi dalam suatu perusahaan sangatlah dibutuhkan, karena dengan inovasi produk yang sudah mengalami penurunan permintaannya dapat kembali meningkat. Pada Pia Apple Pie yang menjadi tim yang bekerja di bagian penelitian dan pengembangan adalah pemilik perusahaan sendiri yang bekerja sama dengan tim inti pusat yang tergabung dalam divisi khusus pada Apple Pie Group. Tim penelitian dan pengembangan ini bertugas untuk mengembangkan jenis-jenis makanan dan minuman yang tidak diminati menjadi diminati oleh konsumen dengan beragam upaya
pembentukan
inovasi
produk.
Dengan
adanya
tim penelitian
dan
pengembangan merupakan faktor yang menjadi kekuatan bagi Pia Apple Pie agar produk-produknya dapat terus diminati oleh konsumen.
6.2.4. Faktor Keuangan/ Akuntansi Untuk mendirikan sebuah perusahaan, diperlukan sejumlah modal. Modal tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat produksi yang dimiliki perusahaan. Dalam membentuk usaha ini, pemilik perusahaan mengeluarkan dana pribadi sebesar 100 juta rupiah. Karena menggunakan modal sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Kondisi ini menjadi kekuatan perusahaan karena setiap keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali untuk menambah modal dan kondisi ini tidak akan menuntut perusahaan untuk memaksakan diri mencari laba yang besar untuk membayar hutang. Salah satu kelemahan usaha berskala kecil dan menengah seperti Pia Apple Pie adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada perusahaan ini yang tidak memiliki karyawan yang khusus menangani pembukuan keuangan sehingga metode dalam menyusun pembukuan keuangan tidak berpedoman dalam prinsip-prinsip akuntansi. Pembukuan keuangan biasanya dilakukan oleh Supervisor berdasarkan hasil laporan dari kasir. Hasil pembukuan ini kemudian diserahkan setiap bulannya kepada tim inti pusat perusahaan. 74
6.2.5. Faktor Pemasaran Pemasaran terkait erat dengan bauran pemasaran yaitu aspek produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Berikut ini merupakan uraian tentang bauran pemasaran yang terdapat pada Pia Apple Pie : 1) Produk (Product) Produk utama yang dihasilkan oleh Pia Apple Pie adalah Apple Pie, akan tetapi banyak produk-produk lainnya yang juga dihasilkan oleh bakery ini (Tabel 26). Tingkat ketahanan produk yaitu 2 minggu jika disimpan di dalam lemari pendingin dan 2 hari jika disimpan pada suhu ruangan. Selain melakukan variasi bentuk dan ukuran, Pia Apple Pie juga selalu mengutamakan kualitas rasa terhadap produk yang dijual. Segmentasi pasar untuk produk Pia Apple Pie adalah kelas menengah ke atas. Kemasan yang digunakan oleh Pia Apple Pie untuk membungkus produknya adalah alumunium foil untuk melapis produk, karton putih 0,5 mm sebagai pembungkus akhir produk, plastik bening yang digunakan untuk melapisi karton dan sebagai penutup produk. Pihak Pia Apple Pie juga dengan terbuka menerima setiap kritikan dan masukan yang ditujukan guna perkembangan dan perbaikan produk. 2) Harga (Price) Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Pemilik perusahaan adalah orang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual. Supervisor hanya bertugas sebagai pembuat laporan keuangan dalam bentuk hasil penjualan dan penggunaan biaya untuk faktor produksi. Pada Tabel 26 dapat dilihat daftar hargaharga produk yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa Pia Apple Pie belum melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan mengenai penetapan harga. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dilakukan kepada konsumen, harga-harga yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie sudah terjangkau (28 persen) dan 60 persen responden berpendapat bahwa harga yang ditawarkan cukup terjangkau. 75
Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011 No
Jenis
Harga per Ukuran (Rupiah) Small
Medium
Large
1
Apple Pie
16.000
37.000
80.000
2
Chicken Pie
21.000
45.000
92.000
3
Apple Pie Love
29.000
58.000
-
4
Chicken Pie Love
50.000
87.000
-
5.
Chocolate Pie Love
29.000
45.000
-
6.
Strawberry Pie Love
31.000
58.000
-
7.
Cheese Pie Love
34.000
62.000
-
No
Jenis
8
Pie Crust
Harga (Rupiah) 21.000
(Kenari, keju, kismis, apel) 9
Special Pie Crust
39.000
(Kenari, keju, kismis, apel) 10
Apple Salad
21.000
11
Apple Salad Spesial
26.000
12
Ala Mode Spesial
21.000
13
Ala Mode Spesial
29.000
14
Semar mendem
13.000
15
Apple Fried Rice
23.000
16
Apple Fried Rice Spesial
27.000
17
Pisang bakar
15.000
18
Caramel Puding
10.000
19
Yogurt Dream
16.000
20
Cream of Chicken Soup
12.000
21
Cream of Corn Soup
12.000
22
Cream of Mushroom Soup
12.000
23
Poffertjes Kenari
10.000
76
Lanjutan Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011 No
Jenis
Harga per Ukuran (Rupiah) Small
Medium
24
Poffertjes Keju
11.000
25
Poffertjes Kismis
11.000
26
Poffertjes Coklat
11.000
27
Poffertjes Mete
11.000
28
Poffertjes Es Krim
15.000
Large
Sumber: Pia Apple Pie Bakery Bogor, 2011
3) Promosi (Promotion) Sistem pemasaran produk yang dilakukan oleh Pia Apple Pie masih terbatas dan cenderung pasif. Untuk saat ini media promosi hanya mengandalkan brosur dan billboard yang telah ada. Sejauh ini cara promosi yang paling dianggap mampu menarik minat konsumen adalah melalui mulut ke mulut dan sesekali muncul di media elektronik namun frekuensinya sangat jarang sekali. Dalam upaya meningkatkan jumlah penjualan, perusahaan berusaha melakukan inovasi agar dapat lebih menarik minat pembeli. Dari segi tampilan atau display produk, Pia Apple Pie memilki keunikan tersendiri karena dikemas cantik dan elegan. Pada Lampiran 7 dapat dilihat beberapa produk yang menjadi andalan dari Pia Apple Pie. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang diberikan kepada konsumen bahwa 64 persen responden berpendapat bahwa tampilan dari produk telah menarik. Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa Pia Apple Pie memberikan sentuhan inovasi terhadap rasa, ukuran dan bentuk dari produk-produknya. Pada Lampiran 7 dapat dilihat contohcontoh produk yang dikemas dalam bentuk unik seperti Apple Pie Love, Apple Pie rasa coklat, blueberry, strawberry dan beberapa produk unggulan dari perusahaan ini. 4) Distribusi (Place) Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. Selain dapat membawa pulang (take away) produk atau 77
menikmatinya di tempat penjualan, pembeli juga dapat membeli produk melalui layanan pesan antar (delivery service). Namun, layanan pesan antar diberlakukan syarat pembelian dengan limit pembelian produk diatas dua ratus ribu rupiah. Dalam sistem pendistribusian, Pia Apple Pie menggunakan agen yang bertempat di Jakarta Selatan. Agen ini dapat membeli produk-produk Pia Apple Pie, penetapan harga yang diberlakukan oleh agen ini telah diatur pada surat perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan agen tersebut. Pemilihan tempat di Jalan Pangrango strategis terletak di pusat kota di Kota Bogor. Tempat yang nyaman dan desain unik menjadi kekuatan dari Pia Apple Pie ini. Kelemahannya terletak pada ukuran tempat pemasaran yang tidak begitu luas sehingga tidak memungkinkan jika para pembeli memutuskan untuk menikmati produk di tempat pemasaran. Area parkir yang terbatas juga menjadi kelemahan yang tidak boleh diabaikan pengembangannya oleh pemilik perusahaan
78
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Analisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman ini dilakukan melalui wawancara kepada pihak internal perusahaan yang mengacu pada kondisi eksternal saat ini. Seperti yang telah diuraikan pada bab VI sebelumnya bahwa analisis faktor eksternal yang menggunakan data primer dan sekunder untuk memprediksi kemampuan masyarakat dari segi keuangan dan minat masyarakat pada konsumsi makanan dan minuman jadi, pola hidup masyarakat sekitar, serta kepastian hukum yang harus dimiliki oleh suatu usaha. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha Pia Apple Pie. Adapun faktor-faktor yang menjadi peluang adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan Teknologi produksi Teknologi yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya kemudahan dalam faktor produksi. Hal ini berdampak pada jumlah peroduksi yang dihasilkan juga semakin meningkat dan perusahaan dapat lebih memenuhi permintaan pasar. Keadaan ini akan membawa keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. 2) Tren Merayakan Even Tertentu Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kekuatan promosi perusahaan saat adanya promo even-even sperti Natal, Valentine, Idul Fitri dan Tahun Baru. Dengan adanya even-even ini kecenderungan masyarakat untuk mencari hadiah, oleholeh atau sekedar untuk cemilan semakin meningkat sehingga penjualan pada saat even ini diharapkan akan meningkat juga. 3) Penggunaan Agen dalam Metode Pemasaran Penggunaan agen dalam metode pemasaran dapat membantu pihak perusahaan sehingga penjualan produk dapat meningkat. Ini menjadi peluang bagi Pia Apple Pie, selain dapat meningkatkan penjualan tersebut juga secara tidak langsung agen tersebut juga sebagai media promosi karena dapat memperkenalkan produk Pia Apple Pie tidak hanya pada satu tempat penjualan saja. 79
4) Kemampuan Pemasok dalam Penyediaan Bahan Baku Utama Pia Apple Pie saat ini telah memiliki pemasok tetap sehingga memudahkan pihak perusahaan mendapatkan apel sebagai bahan baku utama. Kondisi ini juga berpengaruh bagi proses produksi, karena dengan adanya kepastian akan bahan baku dapat memperlancar proses produksi. 5) Loyalitas Konsumen Terhadap Produk Pihak perusahaan berusaha selalu memberikan yang terbaik dan memberikan kepuasan bagi konsumen melalui pelayanan dan kualitas produk. Berdasarkan hal tersebut Pia Apple Pie memiliki banyak pelanggan tetap yang merasa nyaman dengan pelayanan dan kualitas produk yang diberikan pihak perusahaan. 6) Daya Beli Konsumen Segmentasi pasar konsumen golongan menengah ke atas yang mempunyai daya beli terhadap produk tinggi. Hal ini dapat memberikan peluang untuk perusahaan dalam metode penetapan harga, karena konsumen akan rela mengeluarkan biaya yang dianggap dapat menggantikan kualitas produk Pia Apple Pie. 7) Tren Pola Hidup Praktis dan Cepat Saji Mayoritas konsumen dari Pia Apple Pie adalah wanita yang bekerja. Pada zaman sekarang banyak ibu-ibu rumah tangga yang lebih memilih mempunyai kesibukan di luar rumah. Kondisi ini membuat para wanita tersebut tidak sempat membuat makanan atau untuk camilan. Oleh karena itu hal ini merupakan peluang bagi Pia Apple Pie untuk menambah penjualan. 8) Adanya Waktu Pembelian yang Relatif Berbeda oleh Konsumen Jumlah penjualan Pia Apple Pia meningkat pada saat akhir pekan karena pada saat akhir pekan banyak konsumen dari luar Kota Bogor datang khusus untuk berlibur ke Kota Bogor. 9) Konsumen Berasal dari Segala Usia Berdasarkan hasil kuesioner terlihat bahwa semua golongan usia dapat menikmati produk Pia Apple Pie sehingga tidak menjadi penghalang bagi pihak perusahaan dalam melakukan inovasi dan pengembangan produknya. 80
Sedangkan faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman bagi Pia Apple Pie adalah sebagai berikut : 1) Kebijakan Pemerintah dalam Kenaikan BBM, Gas, dan Tarif Dasar Listrik Faktor ini dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan karena untuk usaha kecil menengah seperti Pia Apple Pie yang mempunyai modal terbilang kecil, kenaikan harga BBM, gas dan Tarif Dasar Listrik sangat berdampak bagi stabilitas perusahaan. Ketika tarif BBM naik maka biaya pengiriman bahan baku apel yang langsung didatangkan dari Kota Malang akan ikut naik, begitu juga dengan dampak yang terjadi bila tarif dasar listrik naik dan tarif gas, biaya produksi akan semakin meningkat. Ketika kebijakan pemerintah berpihak pada para pengusaha kecilmenengah ini dengan cara memberikan subsidi maka akan dapat membantu perusahaan. 2) Kebijakan Pemerintah dalam Kenaikan Bahan Pangan (Minyak Goreng, Telur, Tepung) Faktor ini dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan karena untuk usaha mikro kecil menengah seperti Pia Apple Pie yang mempunyai modal terbilang kecil, kenaikan harga bahan pangan sangat berdampak bagi biaya produksi yang akan ikut meningkat. Kebijakan Pemerintah dapat membantu pengusaha berskala kecil menengah untuk dapat tetap bertahan. 3) Kebijakan pemerintah dalam Pemberian Izin Hak Paten Hingga saat Pia Apple Pie belum mempunyai izi berupa hak paten. Perusahaan terkendala kepada persyaratan pemerintah yang mengharuskan untuk pemberian paten tidak boleh menggunakan nama makanan ataupu minuman. Kondisi ini menjadi ancaman bagi perusahaan, karena pesaing sewaktu-waktu dapat dengan mudah mencuri ide produk Pia Apple Pie 4) Perusahaan Sejenis dengan Output Berbeda. Pia Apple Pie mempunyai banyak pesaing di sekitar perusahaan. Walaupun tidak sejenis namun kebayakan perusahaan pesaing menawarkan makanan cepat saji dengan kualitas dan kenyamanan yang berbeda pada setiap perusahaan. Hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan karena perusahan pesaing akan berusaha untuk 81
merebut pasar yang sama. Konsumen yang ingin merasakan produk baru akan dengan mudah beralih ke perusahaan lain. 7.2. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Dalam melakukan penentuan terhadap faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, sbelumnya dilakukan wawancara kepada pihak internal perusahaan mengenai faktor manajemen, faktor produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, faktor keuangan serta faktor pemasaran. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha Pia Apple Pie. Adapun faktor-faktor yang menjadi kekuatan adalah sebagai berikut: 1) Sarana dan Prasarana Milik Sendiri dan Lengkap Sarana dan prasarana miliki sendiri dan lengkap dapat memperlancar kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan sarana dan prasarana milik sendiri tersebut, perusahaan tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya dalam periode waktu tertentu untuk biaya sewa tempat maupun peralatan. Hal ini dapat membuat keuntungan bersih lebih tinggi. 2) Perusahaan sudah Memiliki Visi, Misi dan Tujuan Khusus Walaupun perusahaan belum memiliki visi, misi dan tujuan secara tertulis, akan tetapi hal tersebut telah di konsep oleh perusahaan saat bakery ini berdiri. Konsep tersebut adalah menjaga mutu dari produk yang dihasilkan dan tetap menjaga kenyamanan dan kepuasan konsumen. Konsep inilah yang menjadi tolak ukur Pia Apple Pie untuk terus menghasilkan produk yang berkualitas. 3) Struktur Modal dan Pembiayaan Milik Sendiri Modal merupakan salah satu faktor penting dalam mendirikan sebuah perusahaan. Dengan menggunakan modal sendiri, perusahaan tidak harus memikirkan bagaimana cara membayar pinjaman modal beserta modalnya, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali sebagai tambahan modal untuk mengembangkan usaha.
82
4) Kontinuitas Bahan Baku Utama Bahan baku utama untuk produk bakery ini adalah apel. Sejak bediri hingga sekarang, Pia Apple Pie selalu mempunyai pemasok tetap yang memasok apel tepat waktu dan sesuai pemesanan. Dalam mengantisipasi kelangkaaan apel biasanya perusahaan memiliki cadangan apel di gudang sehingga kecil kemungkinan perusahaan untuk mengeluarkan biaya tambahan jika mengalami kelangkaan apel. 5) Lokasi Perusahaan Strategis Lokasi perusahaan yang strategis dapat mempengaruhi kelancaran suatu usaha. Lokasi usaha Pia Apple Pie dapat dikatakan strategis karena terletak di pusat Kota Bogor dan jalur transportasi umum menuju lokasi perusahaan dapat diperoleh dengan mudah. 6) Standar Kualitas pada Produk dan Pengendalian Mutu Perusahaan sangat memperhatikan standar kualitas produk dan pengendalian mutu terhadap produk. Ketika ada inovasi produk, maka pemilik perusahaan beserta supervisor yang turun tangan langsung dalam penilaian terhadap produk inovasi tersebut. Hal ini membuat produk perusahaan bernilai jual tinggi karena menawarkan kualitas yang terbaik. 7) Manajemen dan Kinerja Karyawan Perusahaan mempunyai manajemen dalam pengembangan kinerja karyawan. Hal ini dapat menjadi faktor kunci yang dapat mempertahankan loyalitas karyawan serta semangat kerja dan upaya untuk berprestasi dari para karyawan dapat berpengaruh pada hasil produksi. Kesetiaan karyawan membuat perusahaan terhindar dari biaya perekrutan karyawan baru. 8) Perencanaan dalam Usaha Pengembangan Produk Perusahaan memilki tim khusus dalam membuat perencanaan dan pengembangan produk. Perencanaan dan pengembangan produk dilakukan dengan cara membuat suatu inovasi, sehingga para pelanggan tidak bosan dengan produk yang sama dan tampilan yang sama pula. Hal ini dilakukan untuk membuat produk lama yang sudah menurun tingkat penjualannya dapat kembali meningkat seiring dengan dilakukannya inovasi tersebut. 83
9) Aktivitas Pemasaran dan Promosi Meskipun aktivitas Pemasaran dan Promosi masih pasif, namun perusahaan mempunyai cara khusus dalam melakukan promosi dan pengenalan produknya. Pia Apple Pie selalu mempunyai waktu yang tepat dalam menyebarkan brosur di sekitar jalan pangrango ataupun di sekitar Tugu Kujang yaitu ketika Pia Apple Pie memiliki promo harga dan produk saat even-even tertentu seperti Natal, Tahun Baru, Idul Fitri ataupun Valentine. 10) Harga Produk Harga produk pada Pia Apple Pie dapat relatif seimbang. Ketika biaya produksi meningkat, maka perusahaan akan menekan keuntungan, sehingga harga produk tidak akan naik terlalu besar. Perusahaan tidak akan membebankan peningkatan biaya produksi kepada konsumen. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Sedangkan faktor-faktor strategi internal yang menjadi kelemahan bagi Pia Apple Pie adalah sebagai berikut : 1) Pembagian Tanggung Jawab kerja Karyawan Dalam melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab kerja karyawan, Pia Apple Pie belum melakukannya secara terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari setiap bagian diharapkan dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab bagian lain, sehingga belum adanya komitmen dari karyawan terhadap satu tanggung jawab kerja. 2) Kekuatan Hukum berupa Hak Paten dan Label Halal Pia Apple Pie belum memiliki hak paten dan label halal. Hal ini dapat membuat pesaing sewaktu-waktu dapat mengambil ataupun mencontoh ide produk perusahaan ini. Label halal juga diperlukan agar memastikan dan menghormati larangan yang ditetapkan oleh umat beragama. Hal ini dapat menurunkan keuntungan akibat dari penurunan jumlah penjualan. 3) Pemasok Bahan Baku Pelengkap Pia Apple Pie belum memiliki pemasok tetap untuk bahan baku pelengkap. Biasanya Pia Apple Pie melakukan pembelian pada pasar tradisional ataupun beberapa toko yang banyak menjual bahan-bahan membuat kue. Hal ini dianggap 84
kurang efektif karena belum adanya jaminan terhadap ketersediaan bahan baku dan dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan kualitas produk juga akan berkurang. 4) Produksi Berfluktuatif Produksi yang terjadi pada Pia Apple Pie berfluktuatif, hal ini terjadi karena penjualan cenderung meningkat pada saat akhir pekan dan pada hari kerja penjualan cenderung biasa saja. Hal ini membuat perusahaan sulit untuk memprediksi jumlah perminaan. Pada kondisi tertentu tergadang pembeli kehabisan produk-produk yang mereka inginkan, kondisi ini dapat membuat kekecewaan pelanggan terhadap pihak perusahaan. 5) Strategi Penetapan Harga Pia Apple Pie tidak melibatkan seluruh komponen stakeholder dalam mengambil keputusan untuk menetapkan harga. Penetapan harga hanya dilakukan oleh pemilik perusahaan dan hanya didasarkan kepada laporan keuangan. Hal ini berdampak pada hasil penetapan harga yang kemungkinan besar belum sesuai. Dalam penetapan harga sangatlah penting melibatkan pihak-pihak yang turun langsung ke lapangan seperti supervisor atau wakil supervior. 6) Area Parkir Area parkir di Pia Apple Pie dapat dikatakan sangat minim, hanya dapat menampung satu mobil saja dan hampir tidak ada lahan lain untuk kendaraan roda dua. Hal ini tidak boleh diabaikan oleh pihak perusahaan, mengingat pangsa pasar Pia Apple Pie adalah kalangan menengah ke atas yang rata-rata memiliki kendaraan bermotor. Keterbatasan area parkir dapat mengurangi kenyamanan konsumen yang memiliki kendaraan bermotor dan karena faktor ini tidak menutup kemungkinan pelanggan akan memilih produk subsitusi lainnya. 7) Manajemen Keuangan pada Perusahaan Perusahaan belum mempunyai manajemen keuangan yang terstruktur rapi dan bahkan tergolong sangat sederhana. Pembukuan belum menggunakan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari pihak perusahaan mengenai
85
pentingnya melakukan pembukuan untuk menganalisis laba dan rugi yang diperoleh perusahaan. 7.3. Analisis Matriks EFE Analisis matriks EFE ini dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Pia Apple Pie pada kondisi aktual saat ini. Setelah diperoleh faktor-faktor strategis eksternal pada usaha Pia Apple Pie yang meliputi peluang dan ancaman, kemudian dilanjutkan pengisian kuesioner kepada tiga orang responden. Untuk pemberian bobot pada variabel peluang dan ancaman menggunakan paired comparison matrix. Selanjutnya dilakukan peningkatan untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkat masing-masing responden, dilanjutkan dengan pencarian nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkat dari seluruh hasil responden, dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan atau peringkat seluruh responden untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman dengan jumlah responden. Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel peluang dan ancaman untuk masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari hasil pembobotan dan peringkat rata-rata pada setiap variabel dapat diketahui skor rata-rata dari setiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian antara bobot rata-rata dan peringkat rata-rata. Hasil analisis matriks EFE pada Pia Apple Pie dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 menunjukkan faktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Pia Apple Pie. Peluang utama bagi Pia Apple Pie adalah kemampuan pemasok dalam penyediaan bahan baku utama dengan nilai tertimbang (score bobot) 0,345. Ancaman utama yang dihadapi Pia Apple Pie adalah kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik dengan nilai tertimbang (score bobot) 0,177. Hasil analisis matriks EFE untuk peluang dan ancaman diperoleh nilai total nilai tertimbang sebesar 2,78. Hal ini menunjukkan Pia Apple Pie berada diatas ratarata (2,50) yang mengindikasikan bahwa perusahan merespon dengan baik terhadap
86
peluang dan ancaman yang ada terhadap industrinya. Dengan kata lain, perusahaan mampu mengatasi ancaman dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki perusahaan. Tabel 27. Analisis Matriks EFE Pia Apple Pie Faktor-Faktor Eksternal PELUANG Perkembangan teknologi produksi Tren merayakan even tertentu (Valentine, Natal, Idul Fitri, Tahun Baru) Penggunaan agen dalam metode pemasaran Kemampuan pemasok dalam penyediaaan bahan baku utama Loyalitas konsumen terhadap produk Daya beli konsumen Tren pola hidup praktis dan cepat saji Adanya waktu pembelian yang relatif berbeda oleh konsumen Konsumen berasal dari segala usia ANCAMAN Kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik Kebijakan pemerintah dalam kenaikan bahan pangan (minyak goreng, telur, tepung, dll) Kebijakan pemerintah dalam pemberian izin hak paten Perusahaan sejenis dengan output berbeda TOTAL
Bobot
Rating
Score Bobot
0.066
3.333
0.219
0.084 0.066
3.667 2.000
0.309 0.131
0.086 0.086 0.080 0.071
4.000 3.333 3.333 2.333
0.345 0.288 0.265 0.167
0.073 0.070
2.333 3.667
0.169 0.258
0.089
2.000
0.177
0.081
2.000
0.161
0.082 0.067 1.000
1.667 2.333 36.000
0.136 0.156 2.782
7.4. Analisis Matriks IFE Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal Pia Apple Pie yang meliputi kekuatan dan kelemahan, dilakukan juga pemberian kuesioner kepada tiga responden yaitu supervisor, wakil supervisor dan divisi dapur. Kuesioner diisi oleh masingmasing-masing responden untuk pembobotan dengan paired comparison matrix, selanjutnya dilakukan pemberian peringkat pada variabel kekuatan dan kelemahan untuk masing-masing responden. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan pemberian peringkat untuk masingmasing responden yang kemudian dilanjutkan dengan pencarian rata-rata hasil
87
pembobotan dan peringkat dari seluruh responden. Dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan dan peringkat dari seluruh responden untuk masing-masing variabel kekuatan dan kelemahan dengan jumlah responden. Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel kekuatan dan kelemahan untuk masingmasing responden dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari nilai bobot dan peringkat rata-rata setiap variabel, dapat diketahui bobot skor rata-rata dari setiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Hasil analisis matriks IFE pada Pia Apple Pie dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Analisis Matriks IFE pada Pia Apple Pie Faktor Internal KEKUATAN Sarana dan prasarana milik sendiri dan Lengkap Perusahaan sudah memiliki visi, misi dan tujuan khusus struktur modal dan pembiayaan milik sendiri Kontinuitas bahan baku utama Lokasi perusahaan Standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu Manajemen pengembangan kinerja karyawan Perencanaan dalam usaha pengembangan produk Aktivitas pemasaran dan promosi Harga produk KELEMAHAN Pembagian tanggung jawab kerja karyawan menurut struktur organisasi Kekuatan hukum berupa hak paten dan label halal Supplier bahan baku pelengkap Produksi berfluktuatif Strategi Penetapan harga Area parkir Manajemen keuangan pada perusahaan TOTAL
Bobot
Rating
Score bobot
0.067
3.667
0.246
0.057 0.064 0.064 0.063
2.667 4.000 3.667 3.333
0.153 0.255 0.236 0.210
0.072 0.048
3.667 4.000
0.262 0.191
0.061 0.067 0.057
3.333 3.333 3.000
0.204 0.223 0.172
0.049
2.667
0.131
0.055 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 1.000
1.333 2.667 2.667 2.667 1.667 2.000 50.333
0.073 0.156 0.131 0.141 0.098 0.113 2.996
88
Tabel 28 menunjukkan faktor strategi internal yang akan menjadi kekuatan dan kelemahan utama bagi Pia Apple Pie. Kekuatan utama bagi Pia Apple Pie adalah kekuatan dengan nilai bobot skor rata-rata terbesar, sedangkan kelemahan utama bagi Pia Apple Pie adalah variabel kelemahan dengan nilai skor rata-rata terkecil. Adapun kekuatan utama bagi Pia Apple Pie adalah standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu dengan skor bobot rata-rata sebesar 0,262. Tingginya bobot skor rata-rata yang terdapat pada variabel tersebut karena Pia Apple pie selalu mengutamakan kualitas pada produk dan pemilik perusahaann langsung turun tangan bersama supervisor sebagai pengendali mutu terhadap produk. Pia Apple Pie juga memiliki standar baku untuk kualitas pada bahan baku utama yaitu apel. Kelemahan utama bagi Pia Apple Pie adalah pemasok bahan baku pelengkap yang tidak pasti dengan skor bobot sebesar 0,156. Pada Pia Apple Pie untuk bahan baku pelengkap seperti tepung terigu, butter, mentega, saus tiram, dan bahan-bahan lainnya tidak memiliki pemasok tetap. Perusahaan melakukan pembelian langsung pada beberapa toko yang menyediakan bahan tersebut juga di pasar tradisional. Jika satu toko tidak memiliki bahan dengan merek yang diinginkan, maka Pia Apple Pie harus mencari di toko lain. Dari keseluruhan total skor rata-rata tertimbang (score bobot) dari matrik IFE sebesar 2,996 yang mengindikasikan bahwa Pia Apple Pie berada di atas rata-rata (2,5) dari keseluruhan kekuatan internalnya. Dapat dikatakan bahwa Pia Apple Pie memiliki posisi internal yang kuat, karena mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki.
7.5. Analisis Matriks IE Penggunaan Matriks IE bertujuan untuk memperoleh grand strategy sehingga perusahaan dapat menentukan bisnis yang bisa dikembangkan, dipertahankan atau dilepas. Posisi matriks IE dapat diketahui dari hasil penggabungan hasil total skor matriks IFE dan EFE. Hasil total bobot rata-rata dari matriks EFE adalah 2,782 dan untuk hasil total bobot rata-rata dari matriks IFE adalah 2,996. Melalui penggabungan itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan pada saat ini dan strategi yang dapat
89
diterapkan oleh perusahaan. Pada Gambar 8 merupakan hasil matriks IE pada Pia Apple Pie. IFE
Kuat 4,00-3,99 4,0
Sedang 2,99-2,00
Lemah 1,99-1,00 2,0
3,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Tinggi 4,00-3,00 3,0 EFE
Sedang 2,99-2,00 2,0 Rendah 1,99-1,00 1,0
Gambar 8. Hasil Matriks I-E Sumber: Data Primer
Gambar 8 menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kuadran IV dimana ketentuan yang dapat digunakan adalah tumbuh dan berkembang. Bisnis-bisnis yang ada pada kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun pertumbuhan industrinya lambat. Usaha pada kuadran ini mempunyai kekuatan untuk melakukan diversifikasi produk dan memiliki arus kas yang tinggi serta kebutuhan internal yang terbatas. Perusahaan yang terdapat pada kuadran ini sangat dianjurkan untuk melakukan usaha patungan. Strategi yang bisa dikembangkan bagi sebuah perusahaan yang terletak pada kuadran IV adalah integrasi ke belakang ke depan atau integrasi
90
horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pegembangan produk. Strategi pengembangan produk merupakan strategi perusahaan yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara memberikan inovasi produk/ jasa yang ada sekarang. 7.6. Analisis Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui analisis internal dan eksternal, maka dapat diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Empat strategi utama yang dapat diterapkan oleh Pia Apple Pie adalah strategi SO (strength and opportunities), strategi WO (weakness and opportunities), strategi ST (strength and threats) dan strategi WT (weakness and threats). Berikut adalah pilihan strategi yang dapat diberikan: 1) Strategi S-O Strategi dibuat berdasarkan kekuatan internal Pia Apple Pie dengan memanfaatkan peluang yang ada. Berikut alternatif strategi yang ditawarkan untuk mengembangkan perusahaan: a) Menambah Inovasi Produk Pia Apple Pie mempunyai peluang besar di saat masyarakat sekarang terbiasa untuk merayakan secara khusus hari-hari penting dalam hidupnya, misalnya saat merayakan hari ulang tahun, hari kasih sayang, hari Natal, idul Fitri ataupun Tahun Baru. Pia Apple Pie dapat membuat inovasi produk. Pia Apple Pie juga dapat membuat paket. Inovasi yang dimaksud tidak harus membuat produk baru tapi bisa mengembangkan produk lama, misalnya membuat paket produk saat hari kasih sayang dapat berupa Pie Love Strawberry ditambah dengan minuman atau perusahaan dapat memberikan potongan harga pada hari-hari tertentu.
Saat ini
teknologi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat, perusahaan juga dapat memanfaatkannya untuk mempromosikan kembali produk-produk yang telah mengalami penurunan dalam penjualan lewat internet tentunya dengan menggunakan penampilan produk yang baru. Dengan melakukan inovasi pada produk, perusahaan juga akan mendapat kesetian dari para konsumen karena konsumen tidak akan bosan
91
dengan produk-produk yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie. Karena konsumen Pia Apple Pie berasal dari segala usia sehingga tidak menjadi penghalang bagi perusahaan dalam inovasi. b) Mempertahankan Manajemen Sumber Daya pada Perusahaan Perusahaan mempunyai manajemen yang baik bagi sumber daya manusia. Sarana dan prasarana yang ada juga merupakan milik sendiri serata telah mempunyai konsep yang baik dalam menjalankan perusahaan. Peluang yang ada pada perusahaan adalah perusahaan mempunyai pemasok tetap pada bahan baku utama. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi, karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk mencari-cari bahan baku. Dalam manajemen pemasaran juga sudah dapat mempertahankan konsumen pada segmentasi pasar yang tepat. Perusahaan dapat menambah jumlah agen dan tidak menutup kemungkinan jika hasil penjualan meningkat, Pia Apple Pie dapat membuka cabang. 2) Strategi W-O Strategi ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi tersebut adalah sebagai berikut : a) Memiliki pemasok tetap untuk bahan baku pelengkap Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Pia Apple Pie memiliki pemasok tetap untuk bahan baku tetap tetapi tidak sama halnya dengan bahan baku pelengkap. Walaupun biaya produksi tidak akan meningkat ketika pemasok bahan baku utama mampu secara rutin memasok bahan baku tersebut, sebaliknya biaya akan meningkat ketika perusahaan mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku pelengkap yang memang tidak kalah penting keberadaannya dengan bahan baku utama. Dengan adanya teknologi informasi berupa media internet, telepon, bahkan media pembayaran secara online, rasanya tidak akan terlalu sulit untuk perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan pemasok yang dapat memberikan kepastian akan bahan baku pelengkap lainnya. b) Menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi Perusahaan mempunyai kelemahan pada bidang pembukuan atau manajemen keuangan. Kondisi ini berdampak pada tidak adanya laporan tertulis sesuai prinsip 92
akuntansi setiap bulannya. Dengan adanya karyawan yang mengerti tentang keuangan maka pembukuan pada perusahaan lebih terstruktur dan pemilik perusahaan dapat berdiskusi tentang strategi penetapan harga sehingga peningkatan atau penurunan keuntungan yang didapat oleh perusahaan akan lebih jelas terlihat karena sudah tertata rapi. 3) Strategi S-T Pada strategi ini akan digunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak acaman eksternal. Beberapa strategi tersebut adalah: a) Melakukan Pendaftaran Hak Paten dan Label Halal Hingga saat ini Pia Apple Pie belum memiliki hak paten pada usahanya dan label halal pada produknya karena terkendala peraturan pemerintah yang tidak mengizinkan penggunaan nama makanan dalam pendaftaran hak paten. Hal ini dapat menjadi peluang bagi pesaing untuk merebut hak cipta atas ide produk yang ada pada Pia Apple Pie atau bahkan merebut konsumennya. Label halal juga sedikit sulit didapat karena ada salah satu produk baru yaitu blackberry pie mengandung alkohol dengan kadar yang rendah. Walaupun begitu, hingga saat ini perusahaan mempunyai konsumen yang setia. Hal ini dapat menjadi satu nilai tambah dan menjadi semangat bagi perusahaan untuk tetap berusaha dan mencari cara agar hak paten dan label halal tersebut diperoleh oleh perusahaan. b) Meningkatkan Mutu Produk dan Pelayanan Konsep yang digunakan oleh perusahaan adalah selalu mengutamakan kepuasan pelanggan dan memberikan kualitas produk yang terbaik. Seiring dengan persaingan dalam industri bakery yang semakin meningkat maka Pia Apple Pie harus mampu mempertahankan pasar konsumen yang sudah ada. Karena persaingan pasar semakin meningkat maka pihak perusahaan harus berupaya lebih lagi dalam memberikan kepuasan pelanggan dan kualitas produk. 4) Strategi W-T Strategi ini adalah strategi yang dirumuskan dengan tujuan mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi tersebut adalah sebagai berikut : 93
a) Menjalin Kerjasama Dengan Badan Keuangan Bank/ Non Bank Peraturan pemerintah tentang kenaikan BBM, gas, tarif listrik serta bahan pangan yang seringkali tidak memihak kepada usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) seperti Pia Apple Pie. Untuk mengatasi dampak negatif yang dihasilkan maka perusahaan dapat melakukan Joint Venture (kerjasama) dengan beberapa badan keuangan bank/ non bank. Dengan menjalin kerjasama, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan perusahaan dapat lebih memperbesar modal produksi yang dimiliki. b) Mempertajam Peramalan (Forcasting) Penjualan Pia Apple Pie sering mengalami produksi yang berfluktuasi akibat dari kemampuan perusahaan dalam membaca situasi rendah. Seringkali pelanggan kehabisan produk yang mereka inginkan saat hendak membeli. Upaya mempertajam peramalan penjualan dapat dilakukan pencatatan penjualan setiap harinya. Dengan lebih mempertajam peramalan penjualan, perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan produk setiap harinya, sehingga tidak ada pelanggan yang kehabisan atau mencegah produk yang berlebih dan terpaksa disimpan untuk kemudian dijual keesokan harinya. Kondisi ini membuat kualitas produk akan menurun dan pesaing yang jeli dapat memanfaatkan peluang tersebut. 7.7. Analisis Matriks QSPM Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahap pencocokan dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan yang terbaik. Alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM). Teknik ini menggunakan input dari analisis tahap pemaduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategi internal dan eksternal dimanfaatkan dan diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh
94
melalui kuesioner kepada responden pihak internal perusahaan. Nilai TAS (Total Attractiveness Scores) dari masing-masing responden diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dsri setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS (Sum Total Attractiveness Scores) dari masingmasing responden dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal. Dapat dilihat pada Tabel 29 hasil perhitungan strategi yang menjadi prioritas dengan menggunakan matriks QSPM. Pada Lampiran 4, 5 dan 6 dapat dilihat hasil perhitungan bobot menggunakan matriks QSPM dari ketiga responden yang berasal dari pihak internal perusahaan. Tabel 29. Prioritas Alternatif Strategis pada Pia Apple Pie Responden 1
Responden 2
Responden 3
STAS Rata-Rata
Prioritas Strategis
STAS 4
3,208
3,327
3.852
3.462
8
STAS 5
3,238
3,096
4.059
3.464
7
STAS 3
3,929
4,660
3.963
4.184
6
STAS 6
5,111
3,663
4.181
4.318
5
STAS 8
4,688
3,454
4943
4.362
4
STAS 7
5,030
3,675
4.662
4.456
3
STAS 1
3,521
5,335
4.961
4.606
2
STAS 2
4,162
4,491
5.432
4.695
1
Sumber : Data Primer
Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 29 maka priorias strategi terbaik yang dilakukan saat ini adalah mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan dengan STAS (Sum Total Attractiveness Scores) rata-rata tertinggi sebesar 4,695. Berikut ini merupakan beberapa prioritas strategi untuk pengembangan usaha Pia Apple Pie: 1. Mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan (STAS= 4,695) 2. Menambah inovasi produk (STAS= 4,606)
95
3. Menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank/ non bank (STAS= 4,456) 4. Mempertajam peramalan (Forcasting) penjualan (STAS= 4,362) 5. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan (STAS= 4,318) 6. Memiliki pemasok tetap (STAS= 4,184) 7. Melakukan pendaftaran hak paten dan label halal (STAS= 3,464) 8. Menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi (STAS= 3,462)
7.8. Pengkajian Kesesuaian Alternatif Strategi Dari hasil analisis matriks QSPM telah didapat beberapa strategi yang dapat dijalankan oleh pihak perusahaan. Dari hasil tersebut dilakukan pengkajian kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh pihak perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pia Apple Pie, maka dapat diidentifikasi beberapa strategi yang telah dijalankan oleh Pia Apple Pie. 1) Melakukan Diversifikasi dan Inovasi Produk Dari pertama didirikan perusahaan ini hanya memiliki 3 menu yang dipasarkan yaitu apple pie, chicken pie, pie crust, namun seiring dengan perkembangannya Pia Apple Pie memiliki berbagai macam menu dengan variasi bentuk, rasa dan ukuran. Pia Apple Pie telah melakukan diversifikasi dimana produk baru yang ditawarkan masih berhubungan dengan produk yang telah ada dengan cara memberikan sntuhan berbeda terhadap rasa atau isian dari Pie, selain selai apel, juga ada strawberry, blueberry, coklat, kenari, keju, dan kismis. Dengan demikian produkproduk lama tetap akan diminati oleh konsumen. Selain itu, perusahaan juga membuat produk-produk baru seperti semar mendem, oncom, yogurt, puding, cream soup dan nasi goreng. 2) Menjalin Hubungan Baik dengan Karyawan Perusahaan selalu menjalin hubungan baik dengan para karyawan. Karyawan yang berprestasi dan mau bekerja keras akan diberikan penghargaan oleh perusahaan, hal ini akan membuat para karyawan akan mendorong karyawan untuk selalu memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Sebaliknya, bagi karyawan yang malas 96
serta sering melanggar peraturan akan diberikan sanksi yang dapat membuat efek jera bagi karywan sehingga tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Hal inilah yang diterapkan oleh perusahaan sehingga hingga saat ini perusahaan memiliki karyawan yang setia, bahkan ada karyawan yang dari pertama kali berdiri hingga saat ini masih bekerja pada perusahaan ini. 3) Menjaga Kualitas Produk dan Pelayanan Untuk menjaga kualitas produk,pihak Pia Apple Pie telah melakukan beberapa upaya yaitu selalu memilih bahan baku yang berkualitas baik, menggunakan peralatan modern dan hasil akhir produk selalu dinilai langsung oleh pemilik perusahaan atau diwakilkan oleh supervisor. Selain kualitas produk, kualitas pelayanan juga penting untuk dijaga untuk memberikan kenyamanan pada para konsumen sehingga dapat mempertahankan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Tabel 30 menunjukkan adanya kesesuaian antara strategi yang telah dijalankan oleh Pia Apple Pie dengan alternatif strategi yang diberikan kepada perusahaan. Dapat dilihat dari alternatif yang diberikan kepada Pia Apple Pie masih berkaitan dengan strategi yang sudah dijalankan oleh perusahaan, misalnya melakukan diversifikasi dan inovasi produk, menjalin hubungan baik dengan karyawan masih berkaitan dengan mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan dan menjaga kualitas mutu produk dan pelayanan yang sama halnya dengan meningkatkan mutu produk dan pelayanan. Selain ketiga alternatif strategi tersebut, masih terdapat lima alternatif strategi lain yang belum diterapkan oleh pihak perusahaan antara lain: menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank/ non bank, mempertajam peramalan (Forcasting) penjualan, memiliki pemasok tetap, melakukan pendaftaran hak paten dan label halal, menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi. Pihak perusahaan saat ini sedang berupaya melakukan pendaftaran hak paten dan label halal bagi produknya, akan tetapi hingga saat ini belum berhasil disetujui karena terkendala beberapa hal salah satunya adalah pendaftaran hak paten tidak boleh menggunakan nama makanan atau minuman dan untuk pemasok tetap, saat ini perusahaan tidak memiliki pemasok tetap untuk bahan baku pelengkap. Alternatif strategi yang diberikan, secara umum 97
dapat dikatakan bahwa strategi tersebut akan mampu untuk mengatasi masalah yang ada saat ini. Tabel 30. Gambaran Umum Tentang Alternatif Strategi yang Diberikan dengan Strategi yang telah Dijalankan oleh Perusahaan Strategi yang telah dijalankan
Alternatif Strategi yang diberikan kepada
Perusahaan
Perusahaan
1. Melakukan
diversifikasi
dan 1.
inovasi produk.
2. 2. Menjalin hubungan baik dengan 3. karyawan.
4.
3. Menjaga kualitas produk dan pelayanan.
5. 6. 7. 8.
Mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan. Menambah inovasi produk. Menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank/ non bank Mempertajam peramalan (Forcasting) penjualan Meningkatkan mutu produk dan pelayanan Memiliki pemasok tetap Melakukan pendaftaran hak paten dan label halal Menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi
Alternatif-alternatif strategi tersebut dibuat dengan melihat kondisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan saat ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh Pia Apple Pie. Formulasi strategi yang telah diberikan kepada Pia Apple Pie diharapkan dapat menjadi pelengkap strategi yang telah ada sebelumnya dan mampu untuk mengatasi permasalahan internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan. Pada Tabel 31 berikut ini merupakan beberapa persiapan (prakondisi) yang harus dilakukan oleh Pia Apple Pie sebelum penerapan strategi.
98
Tabel 31. Persiapan untuk Melakukan Penerapan Strategi Strategi Mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan
Persiapan yang Harus Dilakukan • Membuat
daftar
pembagian
tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap karyawan. • Melakukan renovasi atau dekorasi kembali ruangan
tempat
penjualan
agar
lebih
menarik • Memberikan pelatihan khususnya kepada karyawan baru mengenai proses pembuatan produk. • Melakukan penambahan terhadap alat-alat produksi Menambah Inovasi Produk
• Merencanakan produk baru yang akan dipasarkan • Membuat contoh produk (tester) • Meminta penilaian dari konsumen dengan cara mencicipi tester, untuk mengetahui kelayakan produk tersebut.
Menjalin kerja sama dengan badan • Mengajukan kredit usaha kecil kepada keuangan bank/ non bank
lembaga keuangan, baik bank maupun non bank. • Memanfaatkan koperasi sebagai media pemasaran.
Mempertajam Peramalan (Forcasting) Penjualan
• Melakukan
pelatihan
karyawan
yang
berhubungan dengan peramalan penjualan • Mengadakan software terkait yang dapat mempermudah penghitungannya.
99
Lanjutan Tabel 31. Persiapan untuk Melakukan Penerapan Strategi Strategi
Persiapan yang Harus Dilakukan
Meningkatkan mutu produk dan • Melakukan pengawasan mutu terhadap pelayanan
bahan baku, peralatan produksi, dan hasil akhir produk • Melakukan
pendaftaran
produk
pada
BPOM dan label halal • Menyiapkan karyawan yang terampil dan bertanggung jawab pada setiap bagian. Memiliki pemasok tetap
• Melakukan survei pasar menurut harga dan kualitas. • Melakukan negosiasi terhadap pemasok yang didapat. • Membuat kontrak kerja
Melakukan pendaftaran hak paten • Mempersiapkan dan label halal
data
dan
surat
yang
diperlukan untuk pendaftaran. • Menunjuk tim khusus yang berpotensi mengurus hak paten dan label halal.
Menambah
SDM
dalam bidang • Melakukan
keuangan/ Akuntansi
perekrutan
karyawan
yang
berhubungan dengan keuangan. • Mengadakan software terkait yang dapat mempermudah penghitungannya.
Tabel 31 menunjukkan beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh Pia Apple Pie sebelum penerapan strategi. Untuk menentukan strategi mana yang terlebih dahulu diprioritaskan maka urutan penerapan strateginya dapat dilihat dari hasil matriks QSPM. Meskipun begitu, implementasi dari formulasi strategi ini diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan.
100
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada Pia Apple Pie, maka diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain : 1) Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal serta matriks EFE (External Factor Evaluation) menunjukkan bahwa kemampuan dari Pia Apple Pie dalam merespon dan menghadapi faktor eksternal berada pada kondisi rata-rata. Adapun peluang terbesar dari Pia Apple Pie adalah kemampuan pemasok dala penyediaan bahan baku utama dengan nilai tertimbang (score bobot) 0,345, sedangkan ancaman utama yang dihadapi Pia Apple Pie adalah kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik dengan nilai tertimbang (score bobot) 0,177. 2) Hasil analisis internal dan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) menunjukkan bahwa kekuatan utama bagi Pia Apple Pie adalah standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu dengan skor bobot rata-rata sebesar 0,262, sedangkan kelemahan utama bagi Pia Apple Pie adalah pemasok bahan baku pelengkap yang tidak pasti dengan skor bobot sebesar 0,156. 3) Analisis matriks IE menempatkan perusahaan pada kuadran IV dimana ketentuan yang dapat digunakan adalah tumbuh dan berkembang. Strategi yang bisa dikembangkan bagi sebuah perusahaan yang terletak pada kuadran IV adalah integrasi ke belakang ke depan atau integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pegembangan produk. 4) Hasil SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Pia Apple Pie yang terdiri dari: (a) menambah inovasi produk, (b) mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan, (c) memiliki pemasok tetap untuk bahan baku pelengkap, (d) menambah SDM dalam bidang keuangan/ akuntansi, (e) melakukan pendaftaran hak paten dan label halal, (f) meningkatkan mutu produk dan pelayanan, (g) menjalin kerjasama dengan badan keuangan bank/ non bank, (h) mempertajam peramalan (forcasting) penjualan. 101
5) Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik dilakukan dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa prioritas strategi yang ingin dijalankan oleh Pia Apple Pie yang dilihat dari hasil STAS yang tertinggi hingga yang terendah adalah: (a) mempertahankan manajemen sumber daya pada perusahaan (STAS= 4,695), (b) menambah inovasi produk (STAS= 4,606), (c) menjalin kerja sama dengan badan keuangan bank/ non bank (STAS= 4,456), (d) mempertajam
peramalan
(forcasting)
penjualan
(STAS=
4,324),
(e)
meningkatkan mutu produk dan pelayanan (STAS= 4,318), (f) memiliki pemasok tetap (STAS= 4,184), (g) melakukan pendaftaran hak paten dan label halal (STAS= 3,464), (h) menambah SDM dalam bidang keuangan/ Akuntansi (STAS= 3,462).
8.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan kepada Pia Apple Pie adalah : 1) Pia Apple Pie sebaiknya melakukan perluasan tempat produksi yang merupakan tempat penjualan, memberikan lahan parkir yang memadai, menambah peralatan modern. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi Pia Apple Pie sehingga hasil penjualan juga akan meningkat. 2) Menjaga konsistensi mutu produk dari setiap produk yang ada, baik dari segi rasa, bentuk produk, ukuran dan tampilan produk dan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga akan dapat meningkatkan loyalitas konsumen juga. 3) Pia Apple Pie sebaiknya segera melakukan pendaftaran hak paten dan label halal. Pendaftaran yang terhalang prosedur syarat dan surat sebaiknya dikonsultasikan kepada pihak-pihak yang dapat membantu untuk menyelesaikan kendala tersebut. 4) Pemasaran dan promosi pada Pia Apple Pie dapat lebih ditingkatkan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang telah berkembang saat ini seperti media internet, media cetak dan media elektronik. Hal ini bertujuan untuk memperluas jaringan pemasaran dan promosi dari perusahaan.
102
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Daerah Kota Bogor. 2010. Bogor dalam angka. Bogor: BPS Daerah Kota Bogor [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan. Jakarta: BPS Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik harga produsen sektor pertanian di Indonesia. Jakarta: BPS Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Produk domestik regional bruto (PRDB) tahun 2009. Jakarta: BPS Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Hasil pendaftaran perusahaan/ usaha. Jakarta: BPS Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Statistik tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan. Jakarta: BPS Indonesia. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia per provinsi – survei sosial ekonomi nasional. Jakarta: BPS Indonesia David, Fred R. 2008. Konsep manajemen strategi. Jakarta: PT Prenhallindo. Kartini FD. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan, Mawar dan Gerbeda Kelompok Tani Rahayu di Kecamatan Cidahu, Sukabumi [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Kotler P. 1980. Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lazuardi A. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor [Skipsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Mangkuprawira. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nusawanti T. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti Pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendal [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor
103
Pearce, Robinson. 2007. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian, Jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara. Porter M. 1980. Strategi bersaing “ Teknik menganalisis Industri dan Pesaing”. Jakarta: Penerbit Erlangga. Rachmina D, Rabbani B, 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rahmanto R. 2010. Analisis Strategi Pengembangan Usaha ”Elsari Brownies dan Bakery” Kota Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor Salvatore D. 2001.Managerial Economics Dalam Perekonomian Global. Edisi keempat. Jilid pertama. Jakarta: Penerbit Erlangga. Saragih B. 2010.Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Edisi Ketiga. Bogor: IPB Press. Sumiati U. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Goreng PO Mekar Wangi Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung Kabupaten Kuningan. Manajemen Agribisnis [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Wijayanti R. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus: Kelompok tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor). Manajemen Agribisnis [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
104
LAMPIRAN
105
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Dalam Kuesioner Untuk Konsumen I. Karakteristik Responden 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Usia
:
4. Alamat
:
5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan
:
II. Jawablah pertanyaan berikut untuk perkembangan bisnis Pia Apple Pie 1. Darimanakah Anda mengetahui tentang Pia Apple Pie? a. Keluarga sebutkan
b. Teman
c. Brosur/ Media Elektronik d. Lainnya,
2. Berapa kali dalam satu bulan anda mengunjungi Pia Apple Pie? a. < 3 kali
b. 3-5 kali
c. 5-7 kali
d. > 7 kali
3. Berapakah pendapatan Anda dalam satu bulan? a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000-Rp. 1.900.000
c. Rp. 2.000.000-Rp. 2.900.000
d. Rp. 3.000.000-Rp. 3.900.000
e. Rp. 4.000.000-Rp. 4.900.000
f. > Rp. 5.000.000
4. Apa alasan Anda membeli dan mengonsumsi Pia Apple Pie? a. Suka rasa sebutkan
b. Oleh-oleh
c. Acara Tertentu
d.Lainnya,
5. Apa yang anda rasakan jika tidak mengonsumsi Pia Apple Pie? a. Merasa ada yang kurang
b. Biasa saja
6. Bila harga barang-arang lain turun atau pendapatan Anda meningkat, apakah Anda akan membelanjakan uang Anda untuk membeli Pia Apple Pie lebih sering? a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, mengapa dan jika Tidak, mengapa. Jelaskan 7. Produk Pia Apple Pie apa yang pernah Anda konsumsi? a. Apple Pie
b. Chicken Pie
c. Pie Crust
d. Lainnya, sebutkan
106
Lanjutan Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Dalam Kuesioner Untuk Konsumen 8. Apa yang menjadi pertimbangan Anda saat akan membeli produk Pia Apple Pie? a. Rasa enak
b. Harga murah
c. Kualitas produk baik
d. Logasi strategis
e. Pelayanan Memuaskan
f. Lainya, sebutkan
9. Bagaimana Anda memutuskan pembelian produk Pia Apple Pie? a. Sengaja datang dari rumah tanpa ada tujuan ke tempat lainnya b. Sebelum/ sesudah mengunjungi objek wisata c. Mendadak ketika melewati tempat penjualan 10. Apakah pelayanan pada Pia Apple ini sudah memuaskan? a. Kurang
b. Cukup
c. Memuaskan
d. Sangat Memuaskan
Berikan Alasan Anda? 11. Bagaimana menurut pendapat anda tentang kualitas produk yang ditawarkan Pia Apple pie? a. Kurang
b. Cukup
c. Memuaskan
d. Sangat Memuaskan
Berikan alasan Anda? 12. Apakah menurut anda, lokasi Pia Apple Pie mudah dan cepat untuk dijangkau? a. Ya
b. Tidak
13. Apakah menurut Anda, harga yang ditawarkan sudah terjangkau? a. Ya
b. Cukup
c. Tidak
14. Apabila harga Pia Apple Pie mengalami kenaikan harga, apa yang anda lakukan? a. Tetap membelinya sebutkan
b. Melakukan pembelian di tempat lain,
15. Apakah Anda pernah mencoba Apple Pie merek lain? a. Pernah
b. Belum Pernah
Jika pernah, dimana? 16. Bagaimana menurut anda tentang penampilan produk/ cara penyajian? a. Kurang menarik
b. Menarik
c. Cukup menarik
d. Sangat menarik
107
Lanjutan Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Dalam Kuesioner Untuk Konsumen
17. Adakah keluhan Anda terhadap operasional Pia Apple Pie? a. Ada
b. Tidak
Jika ada, sebutkan 18. Menurut Anda apa yang harus diperbaiki dari Pia Apple Pie ini? a. Tidak ada
b. Kualitas produk
c. Harga produk
e. Variasi produk
f. Lokasi penjualan
h. Ketersediaan produk
i. Display produk
d. Rasa produk
g. Pelayanan
19. Apakah harapan khusus Anda ke depan terhadap Pia Apple Pie? a. Ada
b. Tidak
Jika ada, sebutkan 20. Apakah Anda akan merekomendasikan kepada orang lain/ orang-orang terdekat anda untuk melakukan pembelian produk Pia Apple Pie? a. Ya
b. Tidak
108
Lampiran 2. Matriks Rata-Rata Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Eksternal
No A
Faktor-Faktor Eksternal
Rata-Rata
Bobot
Rating
Score Bobot
25.667
0.089
2.000
0.177
B
Kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik Kebijakan pemerintah dalam kenaikan bahan pangan (minyak goreng, telur, tepung, dll)
23.333
0.081
2.000
0.161
C
Perkembangan teknologi produksi
19.000
0.066
3.333
0.219
D
Tren merayakan even tertentu (Valentine, Natal, Idul Fitri, Tahun Baru)
24.333
0.084
3.667
0.309
E
Penggunaan agen dalam metode pemasaran
19.000
0.066
2.000
0.131
F
Kemampuan pemasok dalam penyediaaan bahan baku utama
25.000
0.086
4.000
0.345
G
Loyalitas konsumen terhadap produk
25.000
0.086
3.333
0.288
H
Kebijakan pemerintah dalam pemberian izin hak paten
23.667
0.082
1.667
0.136
I
Daya beli konsumen
23.000
0.080
3.333
0.265
J
Tren pola hidup praktis dan cepat saji
20.667
0.071
2.333
0.167
K
Perusahaan sejenis dengan output berbeda
19.333
0.067
2.333
0.156
L
Adanya waktu pembelian yang relatif berbeda oleh konsumen
21.000
0.073
2.333
0.169
M
Konsumen berasal dari segala usia
20.333
0.070
3.667
0.258
289.333
1.000
36.000
2.782
TOTAL
109
Lampiran 3. Matriks Rata-Rata Perbandingan Berpasangan Untuk Pembobotan Internal
Faktor Internal
Rata-Rata
Bobot
Rating
Score bobot
A
Sarana dan prasarana milik sendiri dan Lengkap
34.667
0.067
3.667
0.246
B
Perusahaan sudah memiliki visi, misi dan tujuan khusus
29.667
0.057
2.667
0.153
C
struktur modal dan pembiayaan milik sendiri
33.000
0.064
4.000
0.255
D
Pembagian tanggung jawab kerja karyawan menurut struktur organisasi
25.333
0.049
2.667
0.131
E
Kekuatan hukum berupa hak paten dan label halal
28.333
0.055
1.333
0.073
F
Kontinuitas bahan baku utama
33.333
0.064
3.667
0.236
G
Supplier bahan baku pelengkap
30.333
0.059
2.667
0.156
H
Produksi berfluktuatif
25.333
0.049
2.667
0.131
I
Lokasi perusahaan
32.667
0.063
3.333
0.210
J
Standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu
37.000
0.072
3.667
0.262
K
Manajemen pengembangan kinerja karyawan
24.667
0.048
4.000
0.191
L
Perencanaan dalam usaha pengembangan produk
31.667
0.061
3.333
0.204
M
Strategi Penetapan harga
27.333
0.053
2.667
0.141
N
Aktivitas pemasaran dan promosi
34.667
0.067
3.333
0.223
O
Harga produk
29.667
0.057
3.000
0.172
P
Area parkir
30.333
0.059
1.667
0.098
Q
Manajemen keuangan pada perusahaan
29.333
0.057
2.000
0.113
517.333
1.000
50.333
2.996
TOTAL
110
Lampiran 4. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 1 Responden : Ibu Fitri sebagai Supervisor Alternatif Strategi Faktor sukses kritis Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.066
2.0
0.132
1.0
0.066
2.0
0.132
1.0
0.066
3.0
0.198
2.0
0.132
1.0
0.066
4.0
0.264
0.084 0.066
4.0 1.0
0.336 0.066
1.0 2.0
0.084 0.132
2.0 2.0
0.168 0.132
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 1.0
0.084 0.066
4.0 2.0
0.336 0.132
1.0 2.0
0.084 0.132
1.0 3.0
0.084 0.198
0.086 0.086 0.080
1.0 2.0 3.0
0.086 0.172 0.240
1.0 1.0 2.0
0.086 0.086 0.160
3.0 3.0 2.0
0.258 0.258 0.160
1.0 1.0 1.0
0.086 0.086 0.080
1.0 1.0 1.0
0.086 0.086 0.080
4.0 4.0 2.0
0.344 0.344 0.160
3.0 3.0 1.0
0.258 0.258 0.080
4.0 1.0 1.0
0.344 0.086 0.080
0.071
3.0
0.213
1.0
0.071
1.0
0.071
1.0
0.071
1.0
0.071
2.0
0.142
1.0
0.071
2.0
0.142
0.073 0.070
3.0 2.0
0.219 0.140
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
2.0 3.0
0.146 0.210
1.0 1.0
0.073 0.070
3.0 3.0
0.219 0.210
0.089
1.0
0.089
2.0
0.178
1.0
0.089
1.0
0.089
1.0
0.089
1.0
0.089
3.0
0.267
2.0
0.178
0.081
1.0
0.081
2.0
0.162
1.0
0.081
1.0
0.081
1.0
0.081
1.0
0.081
3.0
0.243
2.0
0.162
0.082 0.067
1.0 2.0
0.082 0.134
2.0 1.0
0.164 0.067
1.0 2.0
0.082 0.134
1.0 1.0
0.082 0.067
4.0 1.0
0.328 0.067
1.0 4.0
0.082 0.268
3.0 4.0
0.246 0.268
2.0 3.0
0.164 0.201
0.067
1.0
0.067
3.0
0.201
1.0
0.067
1.0
0.067
1.0
0.067
3.0
0.201
3.0
0.201
1.0
0.067
0.057 0.064 0.064
1.0 1.0 2.0
0.057 0.064 0.128
3.0 3.0 2.0
0.171 0.192 0.128
1.0 2.0 4.0
0.057 0.128 0.256
1.0 4.0 1.0
0.057 0.256 0.064
3.0 2.0 2.0
0.171 0.128 0.128
3.0 3.0 4.0
0.171 0.192 0.256
3.0 3.0 3.0
0.171 0.192 0.192
1.0 1.0 4.0
0.057 0.064 0.256
Peluang Perkembangan teknologi produksi Tren merayakan even tertentu (Valentine, Natal, Idul Fitri, Tahun Baru) Penggunaan agen dalam metode pemasaran Kemampuan pemasok dalam penyediaaan bahan baku utama Loyalitas konsumen terhadap produk Daya beli konsumen Tren pola hidup praktis dan cepat saji Adanya waktu pembelian yang relatif berbeda oleh konsumen Konsumen berasal dari segala usia
Ancaman Kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik Kebijakan pemerintah dalam kenaikan bahan pangan (minyak goreng, telur, tepung, dll) Kebijakan pemerintah dalam pemberian izin hak paten Perusahaan sejenis dengan output berbeda
Kekuatan Sarana dan prasarana milik sendiri dan Lengkap Perusahaan sudah memiliki visi, misi dan tujuan khusus struktur modal dan pembiayaan milik sendiri Kontinuitas bahan baku utama
111
Lanjutan Lampiran 4. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Lokasi perusahaan Standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu Manajemen pengembangan kinerja karyawan Perencanaan dalam usaha pengembangan produk Aktivitas pemasaran dan promosi Harga produk
0.063
1.0
0.063
3.0
0.189
1.0
0.063
1.0
0.063
1.0
0.063
3.0
0.189
3.0
0.189
1.0
0.063
0.072 0.048
2.0 2.0
0.144 0.096
3.0 4.0
0.216 0.192
3.0 1.0
0.216 0.048
1.0 3.0
0.072 0.144
3.0 1.0
0.216 0.048
4.0 2.0
0.288 0.096
3.0 2.0
0.216 0.096
3.0 2.0
0.216 0.096
0.061 0.067 0.057
2.0 2.0 2.0
0.122 0.134 0.114
4.0 2.0 2.0
0.244 0.134 0.114
4.0 3.0 2.0
0.244 0.201 0.114
3.0 4.0 4.0
0.183 0.268 0.228
4.0 2.0 2.0
0.244 0.134 0.114
3.0 2.0 3.0
0.183 0.134 0.171
4.0 3.0 3.0
0.244 0.201 0.171
4.0 3.0 2.0
0.244 0.201 0.114
0.049
1.0
0.049
4.0
0.196
1.0
0.049
3.0
0.147
1.0
0.049
2.0
0.098
1.0
0.049
1.0
0.049
0.055 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 1.000
1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0
0.055 0.118 0.098 0.106 0.059 0.057 3.521
2.0 3.0 2.0 1.0 3.0 3.0
0.110 0.177 0.098 0.053 0.177 0.171 4.162
1.0 4.0 2.0 3.0 1.0 3.0
0.055 0.236 0.098 0.159 0.059 0.171 3.929
1.0 1.0 2.0 3.0 1.0 4.0
0.055 0.059 0.098 0.159 0.059 0.228 3.208
4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
0.220 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 3.238
2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0
0.110 0.118 0.098 0.106 0.177 0.057 5.111
4.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0
0.220 0.177 0.147 0.159 0.118 0.171 5.030
1.0 4.0 4.0 4.0 1.0 3.0
0.055 0.236 0.196 0.212 0.059 0.171 4.688
Kelemahan Pembagian tanggung jawab kerja karyawan menurut struktur organisasi Kekuatan hukum berupa hak paten dan label halal Supplier bahan baku pelengkap Produksi berfluktuatif Strategi Penetapan harga Area parkir Manajemen keuangan pada perusahaan TOTAL
112
Lampiran 5. Matriks Perencana Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 2 Responden : Pak Diego sebagai Wakil Supervisor Alternatif Strategi Faktor sukses kritis
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.066
4.0
0.264
1.0
0.066
3.0
0.198
2.0
0.132
2.0
0.132
1.0
0.066
2.0
0.132
3.0
0.198
0.084 0.066
4.0 3.0
0.336 0.198
2.0 2.0
0.168 0.132
1.0 2.0
0.084 0.132
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 3.0
0.084 0.198
2.0 2.0
0.168 0.132
0.086 0.086 0.080 0.071
2.0 4.0 4.0 4.0
0.172 0.344 0.320 0.284
2.0 2.0 1.0 1.0
0.172 0.172 0.080 0.071
4.0 4.0 2.0 1.0
0.344 0.344 0.160 0.071
1.0 1.0 1.0 1.0
0.086 0.086 0.080 0.071
1.0 2.0 2.0 1.0
0.086 0.172 0.160 0.071
3.0 4.0 2.0 1.0
0.258 0.344 0.160 0.071
1.0 1.0 1.0 1.0
0.086 0.086 0.080 0.071
3.0 1.0 1.0 1.0
0.258 0.086 0.080 0.071
0.073 0.070
3.0 4.0
0.219 0.280
1.0 2.0
0.073 0.140
1.0 1.0
0.073 0.070
2.0 1.0
0.146 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 2.0
0.073 0.140
1.0 1.0
0.073 0.070
4.0 3.0
0.292 0.210
0.089
2.0
0.178
1.0
0.089
2.0
0.178
1.0
0.089
1.0
0.089
1.0
0.089
4.0
0.356
1.0
0.089
0.081
2.0
0.162
1.0
0.081
2.0
0.162
1.0
0.081
1.0
0.081
1.0
0.081
4.0
0.324
1.0
0.081
0.082 0.067
2.0 4.0
0.164 0.268
1.0 1.0
0.082 0.067
2.0 4.0
0.164 0.268
1.0 2.0
0.082 0.134
4.0 1.0
0.328 0.067
1.0 2.0
0.082 0.134
4.0 2.0
0.328 0.134
1.0 2.0
0.082 0.134
0.067
1.0
0.067
4.0
0.268
1.0
0.067
1.0
0.067
1.0
0.067
1.0
0.067
1.0
0.067
1.0
0.067
0.057 0.064
1.0 2.0
0.057 0.128
4.0 4.0
0.228 0.256
1.0 3.0
0.057 0.192
1.0 2.0
0.057 0.128
1.0 1.0
0.057 0.064
1.0 1.0
0.057 0.064
1.0 4.0
0.057 0.256
1.0 1.0
0.057 0.064
Peluang Perkembangan teknologi produksi Tren merayakan even tertentu (Valentine, Natal, Idul Fitri, Tahun Baru) Penggunaan agen dalam metode pemasaran Kemampuan pemasok dalam penyediaaan bahan baku utama Loyalitas konsumen terhadap produk Daya beli konsumen Tren pola hidup praktis dan cepat saji Adanya waktu pembelian yang relatif berbeda oleh konsumen Konsumen berasal dari segala usia
Ancaman Kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik Kebijakan pemerintah dalam kenaikan bahan pangan (minyak goreng, telur, tepung, dll) Kebijakan pemerintah dalam pemberian izin hak paten Perusahaan sejenis dengan output berbeda
Kekuatan Sarana dan prasarana milik sendiri dan Lengkap Perusahaan sudah memiliki visi, misi dan tujuan khusus struktur modal dan pembiayaan milik sendiri
113
Lanjutan Lampiran 5. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 2
Kontinuitas bahan baku utama Lokasi perusahaan Standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu Manajemen pengembangan kinerja karyawan Perencanaan dalam usaha pengembangan produk Aktivitas pemasaran dan promosi Harga produk
0.064 0.063
3.0 1.0
0.192 0.063
2.0 4.0
0.128 0.252
4.0 1.0
0.256 0.063
1.0 1.0
0.064 0.063
1.0 1.0
0.064 0.063
1.0 1.0
0.064 0.063
1.0 1.0
0.064 0.063
3.0 1.0
0.192 0.063
0.072 0.048
4.0 1.0
0.288 0.048
4.0 4.0
0.288 0.192
4.0 1.0
0.288 0.048
1.0 3.0
0.072 0.144
3.0 1.0
0.216 0.048
4.0 3.0
0.288 0.144
1.0 1.0
0.072 0.048
1.0 1.0
0.072 0.048
0.061 0.067 0.057
4.0 2.0 3.0
0.244 0.134 0.171
4.0 3.0 1.0
0.244 0.201 0.057
4.0 4.0 3.0
0.244 0.268 0.171
2.0 4.0 4.0
0.122 0.268 0.228
4.0 2.0 2.0
0.244 0.134 0.114
4.0 3.0 2.0
0.244 0.201 0.114
2.0 2.0 3.0
0.122 0.134 0.171
2.0 2.0 2.0
0.122 0.134 0.114
0.049
2.0
0.098
4.0
0.196
1.0
0.049
4.0
0.196
1.0
0.049
1.0
0.049
1.0
0.049
1.0
0.049
0.055 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 1.000
2.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0
0.110 0.177 0.147 0.106 0.059 0.057 5.335
1.0 3.0 2.0 1.0 3.0 4.0
0.055 0.177 0.098 0.053 0.177 0.228 4.491
1.0 4.0 4.0 2.0 1.0 1.0
0.055 0.236 0.196 0.106 0.059 0.057 4.660
1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 4.0
0.055 0.059 0.098 0.212 0.059 0.228 3.327
4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
0.220 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 3.096
1.0 1.0 3.0 2.0 4.0 1.0
0.055 0.059 0.147 0.106 0.236 0.057 3.663
4.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0
0.220 0.059 0.049 0.106 0.059 0.057 3.675
1.0 2.0 4.0 2.0 1.0 1.0
0.055 0.118 0.196 0.106 0.059 0.057 3.454
Kelemahan Pembagian tanggung jawab kerja karyawan menurut struktur organisasi Kekuatan hukum berupa hak paten dan label halal Supplier bahan baku pelengkap Produksi berfluktuatif Strategi Penetapan harga Area parkir Manajemen keuangan pada perusahaan TOTAL
114
Lampiran 6. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 3 Responden 3 : Pak Yudha Sebagai Kepala Bagian Dapur Alternatif Strategi Faktor sukses kritis
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.066
4.0
0.264
3.0
0.198
1.0
0.066
1.0
0.066
2.0
0.132
4.0
0.264
4.0
0.264
2.0
0.132
0.084 0.066
4.0 2.0
0.336 0.132
3.0 3.0
0.252 0.198
2.0 3.0
0.168 0.198
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 1.0
0.084 0.066
1.0 2.0
0.084 0.132
2.0 3.0
0.168 0.198
4.0 3.0
0.336 0.198
0.086 0.086 0.080 0.071
3.0 3.0 3.0 4.0
0.258 0.258 0.240 0.284
3.0 2.0 1.0 2.0
0.258 0.172 0.080 0.142
4.0 2.0 1.0 1.0
0.344 0.172 0.080 0.071
1.0 1.0 1.0 1.0
0.086 0.086 0.080 0.071
3.0 3.0 2.0 1.0
0.258 0.258 0.160 0.071
3.0 3.0 2.0 1.0
0.258 0.258 0.160 0.071
4.0 4.0 2.0 1.0
0.344 0.344 0.160 0.071
4.0 2.0 2.0 3.0
0.344 0.172 0.160 0.213
0.073 0.070
3.0 3.0
0.219 0.210
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 1.0
0.073 0.070
1.0 2.0
0.073 0.140
1.0 1.0
0.073 0.070
4.0 2.0
0.292 0.140
0.089
1.0
0.089
2.0
0.178
1.0
0.089
2.0
0.178
2.0
0.178
1.0
0.089
2.0
0.178
2.0
0.178
0.081
1.0
0.081
2.0
0.162
1.0
0.081
2.0
0.162
2.0
0.162
1.0
0.081
2.0
0.162
2.0
0.162
0.082 0.067
1.0 2.0
0.082 0.134
2.0 2.0
0.164 0.134
1.0 2.0
0.082 0.134
2.0 3.0
0.164 0.201
4.0 1.0
0.328 0.067
1.0 2.0
0.082 0.134
2.0 3.0
0.164 0.201
2.0 3.0
0.164 0.201
0.067
2.0
0.134
3.0
0.201
2.0
0.134
1.0
0.067
2.0
0.134
1.0
0.067
2.0
0.134
1.0
0.067
0.057 0.064
2.0 1.0
0.114 0.064
3.0 3.0
0.171 0.192
2.0 4.0
0.114 0.256
1.0 3.0
0.057 0.192
3.0 1.0
0.171 0.064
1.0 1.0
0.057 0.064
2.0 2.0
0.114 0.128
1.0 1.0
0.057 0.064
Peluang Perkembangan teknologi produksi Tren merayakan even tertentu (Valentine, Natal, Idul Fitri, Tahun Baru) Penggunaan agen dalam metode pemasaran Kemampuan pemasok dalam penyediaaan bahan baku utama Loyalitas konsumen terhadap produk Daya beli konsumen Tren pola hidup praktis dan cepat saji Adanya waktu pembelian yang relatif berbeda oleh konsumen Konsumen berasal dari segala usia
Ancaman Kebijakan pemerintah dalam kenaikan BBM, gas, dan tarif dasar listrik Kebijakan pemerintah dalam kenaikan bahan pangan (minyak goreng, telur, tepung, dll) Kebijakan pemerintah dalam pemberian izin hak paten Perusahaan sejenis dengan output berbeda
Kekuatan Sarana dan prasarana milik sendiri dan Lengkap Perusahaan sudah memiliki visi, misi dan tujuan khusus struktur modal dan pembiayaan milik sendiri
115
Lanjutan Lampiran 6. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Responden 3
Kontinuitas bahan baku utama Lokasi perusahaan Standar kualitas pada produk dan pengendalian mutu Manajemen pengembangan kinerja karyawan Perencanaan dalam usaha pengembangan produk Aktivitas pemasaran dan promosi Harga produk
0.064 0.063
4.0 2.0
0.256 0.126
3.0 4.0
0.192 0.252
3.0 2.0
0.192 0.126
1.0 1.0
0.064 0.063
3.0 1.0
0.192 0.063
3.0 1.0
0.192 0.063
4.0 3.0
0.256 0.189
4.0 1.0
0.256 0.063
0.072 0.048
3.0 2.0
0.216 0.096
4.0 4.0
0.288 0.192
3.0 2.0
0.216 0.096
2.0 4.0
0.144 0.192
3.0 1.0
0.216 0.048
4.0 3.0
0.288 0.144
2.0 3.0
0.144 0.144
3.0 1.0
0.216 0.048
0.061 0.067 0.057
4.0 3.0 2.0
0.244 0.201 0.114
4.0 2.0 2.0
0.244 0.134 0.114
3.0 3.0 2.0
0.183 0.201 0.114
3.0 3.0 4.0
0.183 0.201 0.228
3.0 3.0 3.0
0.183 0.201 0.171
4.0 3.0 3.0
0.244 0.201 0.171
3.0 3.0 2.0
0.183 0.201 0.114
3.0 4.0 3.0
0.183 0.268 0.171
0.049
1.0
0.049
3.0
0.147
1.0
0.049
4.0
0.196
1.0
0.049
3.0
0.147
1.0
0.049
2.0
0.098
0.055 0.059 0.049 0.053 0.059 0.057 1.000
1.0 2.0 4.0 3.0 2.0 2.0
0.055 0.118 0.196 0.159 0.118 0.114 4.961
3.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0
0.165 0.236 0.147 0.212 0.236 0.228 5.432
1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0
0.055 0.177 0.147 0.159 0.059 0.057 3.963
1.0 3.0 3.0 4.0 1.0 4.0
0.055 0.177 0.147 0.212 0.059 0.228 3.852
4.0 1.0 1.0 3.0 1.0 2.0
0.220 0.059 0.049 0.159 0.059 0.114 4.059
1.0 1.0 3.0 2.0 4.0 2.0
0.055 0.059 0.147 0.106 0.236 0.114 4.181
3.0 1.0 1.0 2.0 1.0 3.0
0.165 0.059 0.049 0.106 0.059 0.171 4.662
1.0 3.0 4.0 3.0 1.0 2.0
0.055 0.177 0.196 0.159 0.059 0.016 4.829
Kelemahan Pembagian tanggung jawab kerja karyawan menurut struktur organisasi Kekuatan hukum berupa hak paten dan label halal Supplier bahan baku pelengkap Produksi berfluktuatif Strategi Penetapan harga Area parkir Manajemen keuangan pada perusahaan TOTAL
116
Lampiran 7. Contoh-Contoh Produk
Ala Monde Special
Apple Pie
Blackberry Pie
Chicken Pie
Semar Mendem
Pie Love Chocolate dan Strawberry
117