STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
RINALDI ZULHAM H34066109
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
1
RINGKASAN RINALDI ZULHAM. Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ( Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI ). Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selam 10 tahun terakhir. Tahun 2009 lebih dari 26,79 persen pembentukan PDB adalah dari sektor industri. Perkembangan sektor industri didorong oleh jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga menjadi modal yang potensial bagi perkembangan industri makanan. Hal ini yang memacu para investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri makanan. Perkembangan sektor industri makanan memberikan tantangan bagi para produsen untuk mencari alternatif pengganti makanan pokok bangsa kita yaitu nasi. Salah satu alternatif pengganti nasi yang memiliki rasa yang enak dan mengenyangkan adalah mie. Mie merupakan salah satu industri makanan yang berpotensi terus berkembang, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa makanan ini sebagai makanan pokok pengganti nasi. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat senang mengkonsumsi mie sebagai pengganti nasi adalah karena mie memiliki rasa gurih dan tekstur yang halus, sehingga mudah dalam mengkosumsinya. Mie juga merupakan makanan yang mudah dalam pembuatannya dan cepat dalam penyajiannya. PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen yang memproduksi mie dan bihun yang telah berdiri sejak tahum 1974. PT Kuala Pangan memiiki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan usahanya. Dalam mengembangkan usahanya ini terdapat beberapa kendala, mulai dari persaingan yang semakin meningkat, keterbatasan modal, permasalahan dalam tenaga kerja, serta target penjualan yang tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dimiliki PT Kuala Pangan, kemudian merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang dapat diaplikasikan pada PT Kuala Pangan. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini, tahapannya yaitu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal melalui wawancara langsung kepada responden baik yang berasal dari dalam perusahaan dan luar perusahaan. Setelah itu faktor-faktor tersebut di formulasikan dengan menggunakan matriks SWOT untuk menghasilkan strategi-strategi yang tepat bagi PT Kuala Pangan. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal PT Kuala Pangan, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain, memiliki perencanaan dan manajemen yang baik, produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan sertifikat halal, hubungan yang terjalin baik dengan konsumen, letak strategis untuk pendistribusian produk, sistem pencatatan keuangan yang baik, memiliki hubungan kemitraan yang terjalin baik dengan pemasok, dan keuntungan yang terus meningkat. Sedangkan kelemahan perusahaan antar lain, pengembangan perusahaan tergantung pada pemilik,
2
kegiatan promosi belum optimal, peralatan produksi sudah tua, Produksi masih berdasarkan pesanan, dan terlalu banyak pegawai tidak tetap /harian. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal PT Kuala Pangan, perusahaan menghadapi berbagai peluang serta ancaman. Adapun peluang yang dimanfaatkan antara lain, banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah, peningkatan jumlah penduduk, dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri, dan perkembangan sistem informasi dan teknologi. Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan antara lain, peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi, kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie, Pembeli memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis, adanya produk subtitusi, dan perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT Terdapat sembilan alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu mengoptimalkan promosi, memperluas pasar dan distribusi produk, menjaga dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok, meningkatkan pelayanan kepada konsumen, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan, pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal, dan pembaharuan mesin-mesin produksi. Pemilihan strategi merupakan tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Direktur PT Kuala Pangan. Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang bisa dijalankan oleh perusahaan dan menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan usaha. Berikut ini adalah urutan prioritas strategi yang bisa dijalankan PT Kuala Pangan secara berurutan (1) menjaga dan meningkatkan kualitas produk, (2) meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok, (3) meningkatkan pelayanan kepada konsumen, (4) mengoptimalkan promosi, (5) memperluas pasar dan distribusi produk, (6) meningkatkan kualitas SDM, (7) meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan, (8) pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal, dan (9) pembaharuan mesin-mesin produksi.
3
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP KABUPATEN BOGOR
RINALDI ZULHAM H34066109
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
4
Judul Skripsi
:
Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor
Nama
:
Rinaldi Zulham
NIM
:
H34066109
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi NIP. 19640921 199003 2 001
Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
5
PERNYATAAN Dengan
ini
saya
menyatakan
bahwa
skripsi
yang
berjudul
“Strategi
Pengembangan Bisnis pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2011
Rinaldi Zulham H34066109
6
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Februari 1984. Penulis adalah putra ketiga dari Empat bersaudara dari pasangan (Alm) Bapak Syamsudin dan Ibunda Zahara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Taman Kanak-Kanak Sarisekar Citeureup tahun 1989-1990. Pada tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri Puspa Negara 3 Citeureup, kemudian pada tahun 1999 penulis menyelesaikan studinya di SMP Negeri 2 Bogor. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Negeri 3 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma Program Studi Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur seleksi tertulis. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan studi di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
7
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis PT Kuala Pangan dari segi internal dan eksternal, serta menetapkan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan PT Kuala Pangan di masa yang akan datang. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang mungkin terdapat dalam skripsi ini.
Bogor, November 2011 Rinaldi Zulham H34066109
8
UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Harmini, MSi selaku dosen pembimbing awal, atas bimbingan, arahan waktu, dan kesabaran yang telah diberikan selama penyusunan skripsi. 3. Ir. Narni Farmayanti, MS selaku dosen penguji atas pertanyaan, saran, dan kritik dalam perbaikan penulisan skripsi ini. 4. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji Komisi Pendidikan atas pertanyaan, saran, dan kritik dalam perbaikan penulisan skripsi ini. 5. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penelitian, terima kasih atas masukannya. 6. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 7. Pihak PT Kuala Pangan atas kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Niken Ayu Permata STP. MSi yang telah membimbing selama di PT Kuala Pangan. 9. Sahabat-sahabat terbaik Yuli,, Tias, Pujit, Hary, Ari Wibowo, yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 10. Teman-teman ekstensi Agribisnis angkatan MAMI I atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuanya.
Bogor, November 2011 Rinaldi Zulham H34066109
9
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...........................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
v
PENDAHULUAN ...............................................................
1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1.2. Perumusan Masalah ...................................................... 1.3 . Tujuan Penelitian .......................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .............................................
1 5 8 8 9
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................
10
2.1. Perkembangan Bisnis Mie .......................................... 2.2. Jenis dan Proses Pembuatan Mie ……………….….... 2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................
10 12 13
KERANGKA PEMIKIRAN ..............................................
18
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi ............................. 3.1.2. Formulasi Strategi ............................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ..................................
18 18 22 31
METODE PENELITIAN ...................................................
34
4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ Metode Penentuan Responden ...................................... Data dan Instrumentasi ................................................. Metode Pengolahan dan Analisis Data………………... 4.4.1. Analisis SWOT ............................................... 4.4.2. Prioritas Strategi .............................................
34 34 34 35 35 37
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………
38
5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………………. 5.2. Lokasi Perusahaan ……………………………………... 5.3. Visi dan Misi PT Kuala Pangan ……………………….. 5.4. Struktur Organisasi Perusahaan ……………………….. 5.5. Proses Produksi Mie ……………………………………
38 39 40 41 45
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA ..............................
49
6.1. Analisis Lingkungan Internal …………………………. 6.1.1. Manajemen …………………………………….. 6.1.2. Pemasaran ……………………………………… 6.1.3. Keuangan ……………………………………….
49 49 50 52
I
II
III
IV
V
VI
10
6.1.4. Produksi ……………………………………… 6.1.5. Sumber Daya Manusia ……………………….. 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ……………………... 6.2.1. Ekonomi ……………………………………... 6.2.2. Sosial, Budaya, dan Demografi ……………… 6.2.3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum …………. 6.2.4. Teknologi ……………………………………. 6.2.5. Kekuatan Pesaing …………………………….
53 54 55 55 57 57 58 58
FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI ……..
62
7.1. Identifikasi Faktor Internal …………………………. 7.1.1. Kekuatan Perusahaan ……………………….. 7.1.2. Kelemahan Perusahaan ……………………... 7.2. Identifikasi Faktor Eksternal ……………………….. 7.2.1. Peluang Perusahaan …………………………. 7.2.2. Ancaman Perusahaan ……………………….. 7.3. Analisis SWOT …………………………………….. 7.4. Pemilihan Strategi …………………………………..
62 62 64 66 66 67 69 73
KESIMPULAN DAN SARAN …………………………
76
8.1 Kesimpulan ………………………………………… 8.2. Saran ………………………………………………..
76 77
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….
78
LAMPIRAN ……………………………………………………
80
VII
VIII
11
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006-2010 ......................
1
2.
Persentase Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Bulan tahun 2005-2009 .................................
2
Persentase Struktur Industri Indonesia Tahun 2007-2009 .....................................................................
2
Konsumsi Penduduk Indonesia dan Selisih Aktual Terhadap Kelompok Padi-Padian Tahun 2006-2007 ..............
4
Komposisi Gizi per 100 gram Mie berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie ...........................................
4
Volume Penjualan Mie Kering PT. Kulala Pangan Tahun 2005 – 2009 .................................................................
7
7.
Format Matriks SWOT ...............................................................
37
8.
Jenis Peralatan Produksi ……………………………………...
47
9.
Perkembangan Harga Rata-Rata Terigu Januari 2008-Februari 2009 …………………………………………..
56
10.
Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan ………..
65
11.
Identifikasi Faktor-faktor peluang dan Ancaman ……………
69
3. 4. 5. 6.
12
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Model Komperhensif Manajemen Strategis ...........................
20
2.
Model Lima Kekuatan Porter .................................................
28
3.
Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor ....................................................................
33
4.
Struktur Organisasi PT Kuala pangan Tahun 2011 ………….
41
5.
Matriks SWOT PT Kuala Pangan Tahun 2011 ………………
70
13
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1.
Kuesioner Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ..........
81
2.
Gambar Produk PT Kuala Pangan ……………………………
84
14
I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia.
Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selam 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik (2010) menunjukan pada tahun 2009 lebih dari 26,79 persen pembentukan PDB adalah dari sektor industri. Perkembangan sektor industri didorong oleh jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan sensus penduduk BPS (2011), pertambahan jumlah penduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006-2010 Jumlah Penduduk Tahun (jiwa)
Peningkatan (%)
2006
224.179.086
-
2007
227.521.205
1,47
2008
230.913.149
1,49
2009
234.355.661
1,46
2010
237.556.263
1,35
Sumber : BPS, 2011 (diolah)
Seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia setiap tahunnya, maka tingkat konsumsi terutama produk pangan juga akan bertambah. Produk pangan atau makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena merupakan kebutuhan pokok. Pengeluaran berupa konsumsi penduduk Indonesia sebagian besar
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Rata-rata
tahun 2005-2009 Konsumsi makanan secara keseluruhan mencapai 50,88 persen dari total kebutuhan
penduduk di Indonesia. Persentase konsumsi kebutuhan
makanan terhadap total kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 2.
15
Tabel 2. Persentase Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Tahun tahun 2005-2009 Tahun(%) Rata-Rata Kelompok 2005-2009 Barang 2005 2006 2007 2008 2009 (%) Makanan
51,37
53,01
49,24
50,17
50,62
50,88
48,63
46,99
50,76
49,83
49,38
49,12
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Bukan Makanan Total
Sumber : BPS 2011 (diolah)
Berdasarkan tingkat konsumsi makanan yang cukup tinggi, salah satu sub sektor industri yang akan berkembang dengan pesat adalah industri makanan dan minuman. Perkembangan sektor ini terbukti dengan banyaknya investor yang menanamkan modalnya pada sektor industri makanan dan minuman. Ketertarikan investor pada industri makanan dan minuman dapat dilihat dari besarnya persentase sektor industri makanan dan minuman dalam struktur industri di Indonesia. Persentase sektor industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Struktur Industri Indonesia Tahun 2007 – 2009 Sektor Industri Persentase (%) 2007 Makanan dan
2008
2009
Rata-Rata
22,65
23,60
23,20
23,15
Pakaian Jadi
10,42
10,33
8,15
9,63
Tekstil
10,07
9,17
7,77
9,00
6,84
7,05
5,48
6,46
Karet dan Plastik
6,34
6,67
8,77
7,26
Furniture
5,89
5,58
6,24
5,90
37,79
37,60
40,39
38,36
100,00
100,00
100,00
100,00
Minuman
Barang Galian Bukan Logam
Industri Lainnya Total Sumber : BPS 2011 (diolah)
16
Berdasarkan Tabel 3, sektor industri makanan dan minuman menempati urutan pertama dalam struktur industri Indonesia. Rata-rata dari tahun 2007 sampai 2009 sekitar 23,15 persen sektor industri bergerak di bidang makanan jauh diatas sektor lainnya sepeti pakaian jadi dan tekstil. Sehingga dapat disimpulkan sektor ini merupakan sektor yang menjanjikan bagi para investor. Berkembangnya industri makanan di Indonesia para produsen akan tertantang mencari alternatif pengganti makanan pokok masyarakat Indonesia yaitu nasi. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Nasi menjadi sumber karbohidrat karena mempunyai sumber pati yang tinggi (Winarno 1993). Menu nasi memang menjadi menu wajib dalam pola makan sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun seiring dengan berkembangnya permintaan masyarakat akan produk pengganti sumber karbohidrat selain nasi maka salah satu alternatif penggantinya adalah mie. Mie merupakan produk turunan tepung terigu yang sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Diantara berbagai jenis pangan sumber karbohidrat barangkali hanya terigu yang mampu menjadi pesaing beras. Diantara produk turunan terigu peranan mie dalam pola konsumsi masyarakat Indonesia nampak cukup menonjol
(Khomsan, dkk, 2003). Gandum atau terigu dan produk
olahannya seperti mie mempunyai tingkat partisipasi konsumsi yang terus meningkat sebagai pengganti beras, bahkan lebih besar dari partisipasi konsumsi jagung dan ubi kayu (Khomsan, dkk, 2003). Konsumsi karbohidrat terbesar pada tahun 2006-2007 tetap pada konsumsi beras, namun konsumsi terigu masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi jagung. Pada tahun 2007 konsumsi jagung mengalami penurunan sebesar 9,9 persen sedangkan terigu hanya 2,38 persen. Dengan demikian, terigu merupakan sumber alternatif karbohidrat setelah beras. Konsumsi penduduk Indonesia terhadap kelompok padi-padian dapat dilihat pada Tabel 4.
17
Tabel 4. Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Kelompok Padi-padian Tahun 2006-2007 (kg/kapita/tahun) Jenis Padi-padian 2006 2007 perkembangan (%) Beras
105,20
104,00
-1,14
Jagung
3,30
3,00
-9,09
Terigu
8,40
8,20
-2,38
Sumber : BPS 2008 (diolah)
Mie merupakan salah satu industri makanan yang berpotensi terus berkembang, hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa makanan ini sebagai makanan pokok pengganti nasi. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat senang mengkonsumsi mie sebagai pengganti nasi adalah karena mie memiliki rasa gurih dan tekstur yang halus sehingga mudah dalam mengkosumsinya. Mie juga merupakan makanan yang mudah dalam pembuatannya dan cepat dalam penyajiannya. Selain memiliki keunggulan kemudahan dan kecepatan penyajian, mie juga merupakan bahan makanan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Komposisi gizi yang terkandung dalam bahan baku pembuatan mie dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Gizi per 100 gram Mie berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie Tepung Tepung Telur Zat Gizi Terigu Tapioka Singkong Beras Ayam Energi (kal)
365,00
362,00
363,00
364,00
162,00
Protein (g)
8,900
0,50
1,10
7,00
12,80
Lemak (g)
1,300
0,30
0,50
0,50
11,50
77,300
86,90
88,20
80,00
0,70
16,00
0,00
84,00
5,00
54,00
106,00
0,00
125,00
140,00
180,00
Besi (mg)
1,20
0,00
1,00
0,80
2,70
Vitamin B1 (mg)
0,12
0,12
0,04
0,12
0,10
12,00
12,00
9,10
12,00
74,00
Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg)
Air (g)
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes dalam Astawan (2002)
18
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa bahan-bahan pembuat mie memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Dengan kandungan gizi tersebut, mie dapat dikonsumsi oleh anak-anak sampai orang dewasa, sehingga makan ini cocok dijadikan makanan alternatif pengganti nasi. Konsumsi mie tidak hanya pada golongan menengah ke atas namun juga pada golongan bawah, hal ini disebabkan karena harga mie yang terjangkau dan bersaing di tingkat pengecer. Segmentasi pasar produk mie sangat luas mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Sehingga memungkinkan akan terus terjadi peningkatan konsumsi mie dari tahun ke tahun. Kemungkinan
meningkatnya
konsumsi
masyarakat
terhadap
mie,
memberikan peluang bertambahnya jumlah pesaing dalam industri mie di Indonesia dan akan menimbulkan persaingan semakin ketat. Oleh karena itu penting bagi para produsen mie untuk membuat strategi agar dapat bersaing dalam industri makanan mie ini. PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen mie yang memproduksi mie kering dan bihun. Dalam persaingan bisnisnya penting bagi PT Kuala Pangan untuk menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan dan mengembangkan usahanya. 1.2
Perumusan Masalah PT Kuala Pangan merupakan salah satu produsen mie kering. Perusahaan
ini memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat mengembangkan usahanya. Sumber daya manusia yang terdapat di PT Kuala Pangan sekitar 309 orang dengan tingkat pendidikan mulai dari yang terendah yaitu lulusan SMP dan yang tertinggi yaitu S2. Pegawai tetap yang terdapat di PT Kuala Pangan hanya 23 orang dan sisanya 286 orang merupakan pegawai harian. Banyaknya pegawai harian yang dipekerjakan oleh PT Kuala Pangan dikarenakan keterbatasan modal PT Kuala Pangan untuk membayar gaji para pegawai harian tersebut jika dijadikan pegawai tetap. Pekerja yang berstatus harian tersebut hanya dipanggil ketika dibutuhkan saja, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Namun dengan banyaknya pegawai harian yang dipekerjakan kadang-kadang dapat menghambat proses produksi, hal ini dikarenakan banyaknya pegawai harian yang tidak masuk kerja sehingga dapat mengganggu kelancaran produksi.
19
PT Kuala Pangan memiliki harapan untuk memproduksi dan menjual lebih banyak produk mie kering. Peningkatan konsumsi makanan di Indonesia merupakan peluang bagi PT Kuala Pangan untuk memenuhi harapan tersebut. Peningkatan konsumsi makanan di Indonesia menyebabkan meningkatnya perkembangan industri mie. Departemen Perindustrian Republik Indonesia menyebutkan bahwa hingga tahun 2008, tercatat ada 312 perusahaan yang bergerak di sektor industri sejenis mie.1 Banyaknya perusahaan pembuat mie menyebabkan membanjirnya produk-produk mie mulai dari mie instan, bihun, dan mie kering. Perputaran bisnis mie pada tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp 11 triliun.2 Perkembangan industri mie yang semakin meningkat, menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis mie semakin ketat. Tingkat persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menyebabkan kepemimpinan suatu perusahaan, produk, atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil. Adanya produk-produk lain yang sejenis seperti mie basah dan mie instan juga cukup mempengaruhi persaingan bisnis mie kering dan bihun. Semakin berkembangnya industri mie instan di Indonesia yang ditandai dengan munculnya berbagai merek mie seperti Mie Sedaap, Mie Kare, Salam Mie, dan lain-lain menyebabkan menurunnya konsumsi terhadap mie kering. Masyarakat banyak yang lebih memilih mie instan dibandingkan mie kering karena di dalam produk mie instan disediakan bumbu penyedap sehingga dapat dengan mudah dibuat di rumah, masyarakat tidak perlu pergi ke restoran mie yang biasanya menggunakan bahan mie kering sebagai bahan dasar produknya. Maraknya penggunaaan formalin dan boraks pada bahan pangan seperti mie basah /mie mentah, baso, tahu, ikan asin, ikan segar , dan ayam potong pada tahun 2007 yang dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdampak negatif pada industri mie dalam negeri termasuk PT Kuala Pangan. Dampak hal tersebut terhadap PT Kuala Pangan memang tidak terlihat dengan jelas karena penjualan produknya tetap mengalami peningkatan, namun menurut perusahaan peningkatan volume penjualan produk tersebut tidak mencapai target 1
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Industri Makaroni, Mie, Spageti, Soun. 2 http://kemenperin.go.id 3 januari 2011 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Industri Makaroni, Mie, Spag 2 Dyah Hp. Kare Ditengah Jojoran Mi Instan.http://www.swa.co.id/swamajalah/praktik/details.Hal 1. 3 Januari 2011
20
peningkatan volume penjualan yang direncanakan yaitu sebesar 16-20 persen setiap tahunnya. Volume penjualan mie kering PT Kuala Pangan tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Volume Penjualan Mie Kering PT Kuala Pangan Tahun 2005 – 2009 Tahun Volume penjualan (dus) Peningkatan (%) 2005
552.480
-
2006
668.845
17,40
2007
783.101
14,59
2008
928.781
15,68
2009
1.023.284
10,17
Sunber : PT Kuala Pangan (2011)
Volume penjualan pada tahun 2007-2009 ketika adanya isu penggunaan formalin dan boraks hanya mengalami peningkatan 14,59 persen pada tahun 2007, 15,68 persen pada tahun 2008, dan 10,17 persen pada tahun 2009. Berbeda dengan tahun 2006 yang telah memenuhi target peningkatan penjualan yaitu peningkatan volume penjualan sebesar 17,40 persen dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pangsa pasar produk-produk PT Kuala Pangan agar dapat memenuhi target yang diharapkan. Pangsa pasar PT Kuala Pangan untuk produk-produknya saat ini memang masih rendah yaitu masih berkisar 10-15 persen. Segmen pasar utama yang dipilih oleh PT
Kuala Pangan yaitu para pengusaha makanan yang menyajikan mie
sebagai menunya. Promosi yang dilakukan PT
Kuala Pangan masih dengan
menawarkan produknya ke distributor dan penjual grosir. Target yang ingin dicapai PT
Kuala Pangan yaitu meningkatkan
pendapatan perusahaan dengan mengembangkan usaha mie yang telah ada. Strategi yang tepat diperlukan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar PT Kuala Pangan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Karena itu, diperlukan analisis internal dan eksternal untuk melakukan perencanaan jangka panjang dalam melakukan pengembangan usaha mie kering di PT Kuala Pangan
21
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam mencapai target perusahaan dan menghadapi persaingan, maka pelaksanaan penilitian akan diperinci dengan beberapa pertanyaan berikut : 1. Apa saja faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Kuala Pangan ? 2. Apa saja faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman PT Kuala Pangan ? 3. Bagaimana alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan untuk menghadapi persaingan untuk mengembangkan usaha mie kering di PT Kuala Pangan ? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT Kuala Pangan. 2.
Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi PT Kuala Pangan .
3.
Merumuskan alternatif strategi bagi PT Kuala Pangan untuk mencapai target yang ditetapkan dan menghadapi persaingan dalam pengembangan usaha.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai manajemen strategis serta menerapkan ilmu teori yang telah didapat. 2. Bagi perusahaan, memberikan informasi ilmiah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan usaha. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi mengenai PT Kuala Pangan, serta sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
22
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi studi lingkungan usaha dan penyusunan strategi pengembangan melalui analisis faktor-faktoir internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT Kuala Pangan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SWOT dan dalam penentuan prioritas strateginya dilakukan dengan wawancara dengan direktur perusaaan. Penelitian ini hanya sampai pada formulasi dari manajemen strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi strategi merupakan wewenang manajemen perusahaan.
23
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Perkembangan Bisnis Mie Mie merupakan makanan populer di kalangan penduduk Asia khususnya
Asia Timur dan Asia Tenggara. Penemuan bersejarah oleh Dr. Houyuan Lu dari lembaga geologi dan geofisika Chinesse Academy of Science, membuktikan bahwa mie berasal dari daratan cina. Mie pertama kali dibuat pada Masa Dinasti Han pada1900 tahun yang lalu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu terdiri dari dua jenis padi-padian asli Cina yang sudah dibudidayakan sekitar 7000 tahun yang lalu.3 Bahan pembuat mie pada masa Diasti Han tersebut yang membedakan dengan mie yang dibuat pada masa sekarang. Mie yang dibuat pada masa sekarang menggunakan bahan baku utama gandum. Pembuatan mie pada 1900 tahun yang lalu tersebut menunjukan kecanggihan kuliner dan teknologi pengolahan makanan dari masyarakat yang membuatnya, karena pembuatan mie pada saat itu dilakukan secara manual. Sejak tahun 700-an dibuat mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Tahun 1854 ditemukan mesin pembuat mie secara masal oleh T. Misaki.4 Sejak saat itu pembuatan mie mengalami perkembangan yang sangat pesat. Selain di daratan Cina mie juga meluas sampai ke Jepang, Korea, Taiwan, Negara-negara asia dan juga Eropa. Bahkan pada tahun 1958 di Jepang ditemukan produk mie Instan oleh seorang imigran dari Taipei bernama Mamofuku Ando. Mamofuku Ando memberi nama produk tersebut Chikin Ramen yang berarti Mie Rasa
Ayam.5
Sedangkan
di
Eropa
berbeda
dengan
di
Cina,
dalam
perkembangannya mie yag dibuat berbeda bentuknya. Mie yang dibuat di Eropa berubah menjadi pasta atau Spaghetti yang lebih dikenal sekarang. Di indonesia mie merupakan makanan yang dibawa pedagang Tionghoa ke Indonesia. Dalam perkembangannya, mie yang ada di Indonesia sudah mengalami penyesuaian bumbu sesuai bahan-bahan yang ada di Indonesia. 3 4 5
http://www.ulax.wordpress.com/sejarah-mie-instan/ 24 april 2011 Loc.cit Loc.cit
24
Perkembangan bisnis mie di Indonesia seperti mie kering dan mie instan dimulai sejak tahun 1969 yang di pelopori oleh PT Lima Satu Sakyu, yaitu produsen pangan yang memproduksi mie. Bisnis mie tersebut terus bekembang di Indonesia sampai sekarang yang ditandai dengan banyaknya perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang ini seperti PT Indofood, PT Wingsfood, PT Nissin, PT ABC, PT Barokah Inkopontren, PT Jakarna Tama, PT Olagafood, PT Tiga Pilar Sejahtera, dan lain-lain. Perkembangan industri mie terutama untuk mie kering dan mie instan pada periode lima tahun terakhir mengalami peningkatan produksi yang cukup pesat. Hal ini didorong oleh permintaan yang terus meningkat. Bagi sebagian besar konsumen, produk mie sering menjadi andalan pengganti makanan pokok yang sangat praktis. Sehingga pada saat harga-harga makanan lainnya melonjak, maka konsumen beralih ke produk mie yang relatif lebih murah. Produksi mie kering dan mie instan terus mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut Kementrian Perindstrian Republik Indonesia pada tahun 2004 produksi mie kering dan mi instan tercatat 974 ribu ton atau sekitar 12,9 milyar bungkus. Kemudian terus meningkat masing-masing menjadi 1,0 juta ton (13,5 miliar bungkus) pada 2005 dan 1,3 juta ton (18 miliar bungkus) pada 2006. Produksi mie secara nasional pada 2007 tumbuh sekitar 6,7% dibanding tahun sebelumnya, yaitu mencapai 1,4 juta ton atau dengan jumlah penjualan mencapai 19,2 miliar bungkus. Penurunan pembelian terjadi pada tahun 2008 terutama pada segmen bawah karena peningkatan harga jual mie seiring dengan kenaikan harga bahan baku utama yaitu tepung terigu. Kenaikan harga menyebabkan permintaan pada segmen bawah merosot, hal ini mengakibatkan sebagian produsen mie segmen bawah menghentikan produksi. Namun penurunan tersebut tidak mempengaruhi produksi yang terus meningkat. Tahun 2008 industri mie kering dan mie instan terus meningkat sebesar 7,7% atau menjadi 1,5 juta ton. Pada tahun 2009 seiring dengan mulai membaiknya daya beli masyarakat, Produksi mengalami pertumbuhan sekitar 20% menjadi 1,8 juta ton. Pada tahun 2010 dan 2011 produksi diperkirakan akan meningkat hingga mencapai atau bahkan melibihi angka 2 juta ton.
25
2.2
Jenis dan Proses Pembuatan Mie Berdasarkan kandungan airnya, mie dapat dikelompokan menjadi dua
jenis mie yaitu mie basah dan mie kering. Mie basah memiliki kadungan air yang cukup tinggi sehingga mie jenis ini cepat rusak dan biasaya hanya bertahan sampai satu hari. Mie kering memiliki kandungan air rendah sehingga daya simpannya relatif panjang dan mudah dalam penanganannya. Beberapa contoh mie kering diantaranya adalah mie ramen, soba dan mie instan. Berikut ini adalah beberapa jenis mie yang dapat dijumpai di pasaran (Astawan, 2002) : 1) Mie Segar (Raw Chinesee Noodle) Mie jenis ini tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung air sekitar 35 persen. Kandungan air yang cukup tinggi menyebabkan mie jenis ini cepat rusak. Penyimpanan dalam lemari es dapat mempertahankan kesegaran mie sampai 50-60 jam. Mie segar umumya dibuat dari terigu yang keras agar mudah penanganannya. Mie segar umumnya digunakan sebagai bahan baku mie ayam. 2) Mie Basah Mie basah mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air dalam mie basah mencapai 52 persen. Kadar air yang sangat tinggi mengakibatkan daya simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di indonesia mie basah dikenal sebagai mie kuning atau mie baso. 3
Mie Kering Mie kering adalah mie yang telah mengalami proses pengeringan sehingga kadar airnya mencapai 8-10 persen. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan oven. Kandungan kadar air yang rendah membuat mie jenis ini mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan mudah dalam penanganannya.
4) Mie Instan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994 mendefinisikan mie instan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan yang diizinkan,
26
berbentuk khas mie dan siap dihidangkan
setelah dimasak atau diseduh
dengan air mendidih paling lama 4 menit. Kadar air mie instan umumnya mencapai 5 – 8 persen. Pembuatan mie dapat menggunakan berbagai macam tepung yaitu tepung terigu, tepung beras, tepung kanji atau tepung kacang hijau. Namun mie yang banyak dijumpai di Indonesia menggunakan bahan baku tepung terigu yang berasal dari gandum. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan mie adalah tepung terigu, air, telur, garam dapur, air abu untuk pengenyal. Mutu produk mie dapat ditentukan berdasarkan warna dan kualitas masaknya. Mie yang disukai masyarakat Indonesia adalah mie dengan warna kuning, bentuk khas mie yaitu berupa untaian panjang yang dapat mengembang sampai batas tertentu dan lenting serta kalau direbus tidak banyak terdapat padatan yang hilang (Setyaningrum dan Marsono, 2003). Semua ini termasuk dalam sifat fisik mie yang sangat menentukan terhadap preferensi konsumen. Proses pembuatan mie terdiri dari beberapa tahapan yaitu : 1) Tahap Pencampuran Pada tahap ini
semua bahan baku pembuat mie dicampur menjadi satu
sampai membentuk adonan 2) Tahap Pengulenan Pada tahap ini adonan diuleni sampai terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. 3) Tahap pembentukan Adonan Pada tahap ini adonan yang telah diuleni dibentuk dan dipotong sesuai dengan jenis mie yang akan dibuat. 2.3
Penelitian Terdahulu Nugraha (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kegemaran
masyarakat Indonesia mengkonsumsi mie dikarenakan beberapa faktor yaitu tekstur mie yang halus dan mudah dimakan, rasanya yang bersahabat dengan lidah orang melayu, rasanya yang gurih, penampakan yang menarik, kepraktisan dalam penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Bakmi Japos Cabang Bogor.
27
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan, didapat bahwa alternatif strategi yang dapat diambil terbagi menjadi strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Strategi jangka pendek diantaranya pembuatan iklan mini pada surat kabar lokal dan membuat iklan pendek pada radio lokal Bogor.Alternatif strategi jangka panjang yang dapat dilakukan adalah mencari alternatif pemasok bahan baku yang relatif murah, membuat devisi penelitian dan pengembangan, membuat situs internet, dan mendaftarkan diri dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) dan AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Fahrani (2004) mengkaji tentang srategi pemasaran mie instan dan metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks SWOT. Hasil penelitian berdasarkan matriks IFE yaitu perusahaan telah memiliki strategi yang baik untuk mengurangi kelemahan internal yang ada. kualitas produk yang baik merupakan kekuatan utama perusahaan, serta pembagian segmentasi, target dan posisi pasar yang belum fokus menjadi kelemahan utama perusahaan. Berdasarkan
analisis
matriks
EFE
diketahui
bahwa
kemampuan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rata-rata. Ancaman utama perusahaan adalah strategi pesaing intensif dan proaktif. Hasil matriks
IE
didapatkan
posisi
perusahaan
berada
pada
sel
V,
yaitu
mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain), sehingga strategi yang paling tepat untuk digunakan adalah penetrasi pasar dan perkembangan produk. Matriks SWOT yang merupakan perpaduan dari IFE dan EFE, diperoleh alternatif strategi yaitu melakukan perkembangan Produk Salam Mie dengan mengadopsi teknologi yang sedang berkembang , meningkatkan penjualan ekspor, meningkatkan
kembali
promosi
secara
intensif
dan
berkesinambungan,
memfokuskan segmentasi, target dan posisi produk di pasar, mengoptimalkan jaringan distribusi, meningkatkan kualitas produk, mempertahankan pelanggan, melakukan niche marketing dan promosi below the line, serta melakukan integrasi ke depan dengan distributor yang juga sister company PT Sentrafood Indonesia.
28
Fitria (2007), mengkaji tentang strategi pengembangan bisnis kecap. Pada penelitiannya dinyatakan bahwa bertambahnya permintaan terhadap kecap maka meningkat pula jumlah perusahaan yang bergerak di bidang produsen kecap. Usaha kecap PT Korma Jaya Utama masih dalam tahap perkembangan sehingga ancaman dari pesaing yang kuat dan berpengalaman juga mengakibatkan penurunan penjualan perusahaan. Maka untuk menghadapi persaingan tersebut perlu dilakukan langkah strategis untuk dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Fransiska (2008) mengkaji tentang strategi pengembangan usaha restoran mie. Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks SWOT. Hasil penelitian yang didapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal memposisikan restoran saat ini pada kuadran V dalam Matriks IE. Posisi pada kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan” (hold and maintain). Strategi yang paling tepat pada perusahaan pada posisi kuadran V yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil dari matriks SWOT pada penelitian ini adalah melakukan promosi pada media cetak dan elektronik, mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan untuk menpertahankan loyalitas, melakukan ekspansi dengan memperluas jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi, melakukan deversivikasi dan pengembangan
produk,
menggunakan
kembali
label
kemasan
produk,
meningkatkan kualitas kemampuan SDM, mempertahankan hubungan baik dengan karyawan, mencari alternatif pemasok sayuran dan seafood, melakukan efisiensi dan efektifitas produksi. Musfita (2010), mengkaji pengembangan usaha manisan pala dan metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), matrix internal-eksternal (IE),dan matriks SWOT. Hasil yang diperoleh dari matriks IE yaitu perusahaan berada pada kuadran V. berarti strategi yang dapat diambil adalah strategi hold and maintain berupa strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Hasil matriks SWOT diperoleh strategi yang harus dilakukan perusahaan yaitu, mempertahankan kualitas produk
29
dan mempertahankan mutu pelayanan, membina dan mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, penerapan teknologi untuk menunjang produksi, melakukan penetrasi pasar, melakukan pengembangan atau divesifikasi produk, melakukan efisiensi biaya, mengubah kemasan dan melengkapi labelisasi produk. Penelitian yang dilakukan Vivandri (2010) mengenai pengembangan bisinis jamur dan Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), matriks internal-eksternal (IE), matriks SWOT, dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis internal dan matriks IFE kekuatan utama bagi TIMMUSH adalah jamur tiram putih yang di hasilkan memiliki kualitas yang baik. Kelemahan utama yang dimiliki TIMMUSH adalah kesulitan dalam menemukan cara penanganan penyakit jamur titam putih. Total skor IFE menunjukan bahwa TIMMUSH berada pada rata-rata kekuatan internal, menggambarkan bahwa TIMMUSH mampu memanfaatkan kekuataan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada.Berdasarkan hasil analisis internal dan matriks EFE, peluang utama bagi TIMMUSH adalah permintaan terhadap jamur tiram piutih semakin meningkat. Ancaman utama yang dimiliki TIMMUSH yaitu tingkat pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur tiram putih semakin meningkat. Total skor EFE menunjukan TIMMUSH berada pada
posisi
diatas
rata-rata.
Menyatakan
bahwa
TIMMUSH
mampu
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dengan baik. Analisis matriks IE menunjukan TIMMUSH berada pada posisi kuadran II, kondisi ini menunjukan bahwa TIMMUSH berada pada kondisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategi yang dibutuhkan yaitu menjaga dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok dan seluruh karywan serta merekrut tenaga kerja profesional
guna
memperkuat
dan
meningkatkan
kinerja
perusahaan,
memperbaiki manajemen perusahaan serta SDM untuk meningkatkan pangsa pasar, memanfaatkan program pemerintah untuk meningkatkan modal dan kinerja perusahaan, memaksimalkan kapsitas produksi guna meningkatkan pangsa pasar,
30
dan menjalin kerjasama dengan pemerintah dan lembaga pendidikan seperti IPB. Dari hasil QSPM strategi memanfaatkan program pemerintah untuk modal dan kinerja perusahaan menjadi yang diutamakan karena memiliki nilai STAS tertinggi. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
memiliki
sejumlah
perbedaan
dan
kesamaan,
kesamaan
yang
dimaksudkan yaitu sama – sama menggunakan objek penelitian mie dan penggunaan metode analisis SWOT untuk mencari alternatif strateginya. Namun yang membedakaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti dalam menentukan prioritas strateginya dilakukan dengan mewawancarai secara langsung pihak perusahaan yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan perusahaan. Untuk penelitian yang dilakukan Fitria (2007), Musfita (2010), dan Vivandri (2010) dijadikan acuan karena penelitian tersebut dilakukan di perusahaan yang dianggap memiliki skala perusahaan yang sama dan menggunakan analisis SWOT untuk perumusan strateginya, sehingga dapat membantu dalam perumusan strategi penelitian ini.
31
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam proses penggunaan semua lainlain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dan Freeman, 1992). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (palaning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf
(staffing), kepemimpinan (leading), dan
pengendalian (controling). Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos dan strategia, berarti pengetahuan dan seni mengenai sumber-sumber yang tersedia dari suatu perusahaan
untuk
mencapai
tujuan-tujuan
tertentu
yang
diinginkan
(Chandradhy,1978). Berdasarkan definisi tersebut, maka strategi bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar bisa digunakan secara efektif dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Menurut Jauch dan Glueck strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi merupakan rencana yang menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang menyatukan artinya strategi menjadi alat yang menyatukan dan mengikat keseluruhan organisasi menjadi satu. Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi seluruh aspek penting dalam organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling berkaitan satu dengan yang lain artinya strategi bersifat terpadu. Strategi adalah rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan pesaing guna mencapai sasaran perusahaan ( Pearce dan Robinson, 1997). Definisi lain mengatakan bahwa strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang( David 2006). Dengan demikian strategi yang ditetapkan suatu perusahaan bersifat
32
keperluan jangka pendek, terlebih lagi untuk keperluan jangka panjang masa depan perusahaan. Porter (1997) menyebutkan strategi adalah penciptaan posisi unik dan bernilai mencakup perangkat kegiatan yang berbeda. Perusahaan yang di posisikan secara strategis melakukan kegiatan yang berbeda dengan pesaing atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang berbeda. Strategi bisnis dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, likuidasi, divestasi, dan join venture. Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan organisasi dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi merupakan individu yang paling menentukan kemajuan dan masa depan suatu organisasi. Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen strategis (strategic Management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi dan memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Proses manajemen strategis adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheeleen, 2003). Fokus
dalam
manajemen
strategi
mengintergrasikan
manajemen,
pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi. Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan
33
menghasilkan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa mendatang (David, 2006). Manajemen merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dan model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya ditetapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komperhensif manajemen strategi menurut David (2004).
Menjalankan Audit Eksternal Mengem bangkan pernyata an Visi dan Misi
Menetap kan tujuaan jangka panjang
Merumuskan Mengevaluasi Dan Memilih Strategi
Implementasi Strategi- Isu manajemen
Implementasi Strategi isu-isu pemasaran. Keuangan akutansi penelitian dan pengembangan Sistem informasi manajemen
Mengukur dan mengevalua si kinerja
Menjalankan Audit Internal
Gambar 1. Model Komperhensif Manajemen Strategis Sumber : David (2004)
Model komperhensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis merupakan manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas, penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas
34
strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David, 2006). Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. 1) Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan. Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan (Rangkuti, 2001). Tahap formulasi strategi pengambil keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumber daya organisasi, melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambil alihan secara paksa. Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. 2) Implementasi Strategi Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan obyektif
tahunan,
membuat
kebijakan,
memotivasi
karyawaan
dan
mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang dirumuskan dapat dijalankan. Implementasi strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Implementasi strategi sering dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategi, karena itu membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan.
35
3) Evaluasi Strategi Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan atau tidak. Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi telah disesuaikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1998). Terdapat tiga aktifitas dasar dalam evaluasi strategi yaitu meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan kolektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. 3.1.2. Formulasi Strategi Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) menentukam visi dan misi, (2) analisis lingkungan internal, (3) analisis lingkungan eksternal, dam (4) menetapkan alternatif strategi (David, 2004). 1) Menentukan Visi, Misi, dan Tujuan Pernyataan visi dan misi memegang peranan yang penting dalam memformulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Pernyataan visi dan misi yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan jangka pendek yang akan membahayakan tindakan jangka panjang. Pernyataan visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Pernyataan visi sebaiknya dibuat lebih dahulu karena pernyataan visi yang jelas berdampak dalam perumusan visi yang komperhensif. Pernyataan visi seharusnya dibuat dalam kalimat singkat. Masukan dari semua manajer sangat diperlukan dalam mengembangkan pernyataan visi. Pernyataan misi merupakan hasil dari pernyataan visi yang telah dibuat. Pernyataan misi merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang akan membedakan organisasi dengan organisasi yang serupa. pernyataan misi menjelaskan tujuan, filosofi, kepercayaan, dan prinsip-prinsip dalam organisasi. Misi mengungkapkan apa yang ingin dicapai perusahaan. Pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam
36
pengambilan keputusan manajemen yang penting. Pernyataan visi yang baik harus menjelaskan tujuan dasar dari organisasi, pelanggan, produk dan jasa, pasar, filosofi, dan dasar teknologi. Pernyataan visi dan misi memberikan dampak yang positif bagi kinerja dalam organisasi. Pernyataan visi dan misi secara tidak langsung berdampak positif terhadap pada kinerja keuangan organisasi. Tingkat keterlibatan manajer dan karyawan dalam mengembangkan pernyataan visi dan misi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Tujuan merupakan hasil yang diinginkan oleh organisasi dalam menjalankan misinya. Tujuan akan membantu organisasi dalam melakukan evaluasi, menunjukan prioritas, menekankan koordinasi, dan memberi dasar untuk aktivitas perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi, dan pengendalian. Tujuan yang ditetapkan dalam organisasi harus disusun secara hierarkis mulai yang paling penting sampai yang kurang penting, dapat diukur, dapat dicapai, konsisten, dan menantang untuk dicapai. 2) Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses yang mengkaji faktor keunggulan strategis yang didiagnosa dan dianalisis dalam menentukan kekuatan dan kelemahan internal dengan mana mereka harus menghadapi peluang didalam ancaman dari lingkungan (Jauch dan Glueck, 1998). Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Kekuatan merupakan faktor-faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran. Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar. Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga
37
memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut (Kotler, 2005). Menjalankan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi, evaluasi mengenai operasi dalam organisasi. Analisis lingkungan internal sangat bermanfaat bagi seluruh individu dalam organisasi karena meraka akan bekerja lebih baik saat mengetahui bahwa pekerjaan mereka mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi. Hasil dari analisis lingkungan internal ini sering disebut sebagai profil perusahaan. Aspek-aspek lingkungan internal dapat dilihat melaui pendekatan secara fungsional. Pendekatan fungsional dalam mengkaji aspek lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi, manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, dan sumber daya manusia. (a)
Manajemen Terdapat
lima
aktivitas
dasar
dalam
menjalankan
fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan merupakan aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan perilaku sumber daya manusia dalam organisasi. Pengelolaan staf di pusatkan pada manajemen staf dan sumber daya manusia. Aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. (b)
Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Menurut definisi ini, pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan melalui suatu proses pertukaran, dimana pertukaran tersebut bisa dalam bentuk uang dengan barang, barang dengan barang, dan jasa dengan uang. Menurut
38
Kotler (2005), ada lima konsep yang bersaing yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran, yaitu konsep produsi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran sosial. (c)
Keuangan Analisis keuangan bermanfaat dalam menunjukan dengan tepat kekuatan atau kelemahan perspektif operasi dan strategi dalam lapangan fungsionalnya. Terdapat tiga keputusan dalam fungsi keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden (Horne dalam David, 2006). Faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dlam organisasi yaitu (1) total sumber dana keuangan dan kekuatannya, (2) biaya modal yang rendah, (3) struktur modal yang efektif, (4) hubungan baik dengan pemilik dan pemegang saham, (5) kondisi pajak yang menguntungkan, (6) perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif, (7) sistem akutansi yang efisien dan efektif, dan (8) kebijakan penilaian persediaan.
(d)
Produksi dan Operasi Kegiatan produksi dapat dilihat dari prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Manajemen produksi terkait dengan aktivitas yang bervariasi antara industri dan pasar dalam mentransformasi input menjadi output. Fungsi manajemen produksi atau operasi terdiri dari proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Seringkali biaya produksi merupakan biaya terbesar dalam operasi, sehingga dapat menjadi nilai besar sebagai alat keunggulan kompetitif.
(e)
Manajemen Sumber daya Manusia Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumber daya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi terdebut. Terdapat beberapa faktor keunggulan strategis sumber daya manusia yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan yaitu
(1) citra dan prestise
perusahaan, (2) struktur organisasi dan suasana yang efektif, (3) besarnya perusahaan dalam industri, (4) sistem manajemen strategis,
39
(5) sejarah perusahaan, (6) pengaruh terhadap badan pemerintah, (7) sistem dukungan staf yang efektif, (8) informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif, (9) karyawan yang berkualitas, (10) pengalaman kerja dan prestasi manajemen puncak, (11) hubungan kerja yang efektif dengan serikat pekerja, (12) kebijaksanaan hubungan keja yang efisien dan efektif dengan serikat pekerja, (13) biaya buruh yang rendah. 3) Analisis Lingkungan Eksternal Analisis
lingkungan
eksternal
dibutuhkan
agar
organisasi
dapat
mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi dan dapat memformulasikan
strategi yang dapat memanfaatkan peluang secara
maksimal dan menghindari ancaman. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak (Hunger dan Wheelen, 2003). Tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan eksternal adalah agar organisasi dapat mengetahui peluang yang dapat memberikan manfaat ancaman yang harus dihindari. Kekuatan eksternal kunci dapat dibagi menjadi lima kategori besar (David, 2006) yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan pesaing. (1)
Kekuatan Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi, agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah : siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja (Umar, 2003).
40
(2)
Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Analisis terhadap kekuatan sosial, budaya, demogrfi dan lingkungan menjadi penting karena perubahan dalam hal-hal tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan serta mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya. Strategi yang berbeda dibutuhkan saat organisasi menghadapi
tren
baru
dalam
masyarakat.
Tren
baru
dalam
masyarakatakan menciptakan tipe konsumen yang berbeda sehingga kebutuhan akan barang dan jasa pun berbeda. (3)
Kekuatan Politik, Pemerintah, Hukum Lingkungan politik, hukum, dan pemerintahan di bentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat memperbesar atau memperkecil peluang dan ancaman utama bagi organisasi. Keterkaitan antara ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan untuk menaruh perhatian terhadap pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.
(4)
Kekuatan Teknologi Organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi dengan lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi mampu menciptakan pasar baru dengan penciptaan produk baru yang disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri.
41
(5)
Kekuatan Pesaing Keberhasilan
dalam
formulasi
strategi
dipengaruhi
oleh
keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (1997) menyatakan bahwa hakikat dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan (Gambar 2 ). Ancaman Pendatang baru yang potensial
Pesaing Industri Kekuatan Tawarmenawar Pemasok
Persaingan di antara perusahan yang telah ada
Kekuatan Tawarmenawar Pembeli
Ancaman Produk pengganti (subtitusi)
Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Porter (1997)
(a)
Pesaing Antar Perusahaan Sejenis Industri dan pesaing membentuk rivalitas yaitu berupa perlombaan didalam mendapatkan posisi bersaing. Hal ini dilakukan dengan cara persaingan harga, perang iklan, pengenalan produk, peningkatan pelayanan, jaminan purna jual kepada pelanggan dan sebagainya. Pada kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan akan mempunyai pengaruh besar terhadap pesaingnya, dengan demikian dapat
42
mendorong perlawanan untuk menandingi gerakan tersebut, artinya pola aksi dan reaksi ini akan membentuk pola ketergantungan satu sama lain.
(b)
Ancaman Pendatang Baru Pendatang pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibat adanya pendatang baru maka harga suatu barang/jasa menjadi turun atau biaya membengkak, sehingga dapat mengurangi kemampulabaan suatu industri. Masuknya pesaing baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk.Semakin tinggi rintangan masuk, maka industri semakin sulit dimasuki pesaing baru. Sebaliknya semakin rendah tingkat rintangan masuk maka pesaing baru akan semakin mudah memasuki industri.
(c)
Ancaman Produk Subtitusi Produk subtitusi merupakan produk yang memiliki tujuan dan fungsi yang sama dalam segmen pasar tertentu. Keberadaan produk subtitusi dapat menurunkan
volume permintaan akan produk. Cara
untuk mengukur kekuatan kompetitif produk subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar produk tersebut juga memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. (d)
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok ditentukan oleh banyaknya pemasok, banyak barang subtitusi, dan biaya untuk mengganti bahan baku. Jika pemasok memiliki kekuatan yang besar maka akan mempengaruhi biaya dan investasi yang akhirnya berdampak pada berkurangnya potensi laba dalam industri tersebut.
(e)
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar berada pada konsumen berada pada konsumen jika terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar. Posisi tawar menawar yang kuat pada pembeli akan menekan harga jual, cara pembayaran, cara pengiriman dan lainnya yang akan mengurangi kemampuan dalam menghasilkan laba.
43
4) Menentukan Alternatif Strategi Strategi
alternatif
yang
dapat
diambil
oleh
perusahaan
dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian dan 13 tindakan (David, 2004) : (a)
Strategi Integrasi Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor, pemasok atau pesaing. Tipe strategi intergrasi terdiri dari : i)
Integrasi kedepan, yaitu peningkatan kontrol terhadap distributor dan pengecer.
ii)
Integrasi ke belakang, yaitu strategi mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan.
iii)
Integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan.
(b)
Strategi Intensif Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari : i)
Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk dengan upaya pemasaran yang lebih besar.
i)
Pengembangan pasar, yaitu mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan produk yang sudah ada pada wilayah geografi yang baru.
ii)
Pengembangan produk, yaitu strategi peningkatan penjualan dengan memperbaiki produk yang ada atau melakukan modifikasi produk.
(c)
Strategi Diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasi aktifitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari : i) Diversifikasi
Konsentrik,
yaitu
menambah
produk
yang
berhubungan secara umum. ii) Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang ada saat ini.
44
iii) Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan. (d)
Strategi Difensif a) Usaha patungan, yaitu dua perusahaan sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerja sama. b) Rasionalisasi biaya, yaitu menstrukturisasi dengan cara mengurangi biaya dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan. c) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. d) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat.
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional PT Kuala Pangan memiliki bisnis mie yang
berpotensi untuk terus
dikembangkan. Namun di sisi lain perusahaan ini harus menghadapi persaingan usaha dan berbagai kondisi permasalahan yang ada dalam lingkungan internal maupun eksternal. Potensi PT Kuala Pangan belum dimaksimalkan seiring dengan permasalahan internal yang muncul seperti keterbatasan modal dan permasalahan dalam tenaga kerja menjadi salah satu alasan mengapa strategi pengembangan bisnis perlu dilakukan. Langkah awal untuk memformulasikan strategi adalah mengidentifikasi visi, misi, maupun tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya dilakukan adalah wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi akibat perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi. Hal tersebut dilakukan guna mengetaui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Kemudian memilih alat analisis yang sesuai untuk formulasikan strategi yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yang teridiri atas tahap pertama yang merupakan tahap input (input stage), tahap dua merupakan tahap pencocokkan (matching stage), dan tahap terakhir adalah tahap keputusan (decision stage). Tahap pertama kerangka kerja perumusan strategi adalah mengidentifikasi analisis lingkungan yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal mencakup bidang-bidang fungsional seperti (1) manajemen, (2) produksi dan operasi, (3) keuangan, (4) pemasaran, dan (5)
45
sumber daya manusia. Analisis lingkungan eksternal mencakup (1) ekonomi; (2) politik, hukum, pemerintah; (3) sosial, demografi, lingkungan; (4) Teknologi; dan (5) Kekuatan Pesaing (David, 2006). Analisis lingkungan internal yang dihadapi perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (streghts) dan kelemahan (weakness) perusahaan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang (oportunities) dan ancaman (threats). Pada tahap kedua digunakan matriks SWOT (Streghts, Weaknesses, Oportunities, and Threats). Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan mencocokan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dengan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Tahap terakhir yaitu tahap keputusan (decision stage). Setelah dihasilkan strategi melalui matriks SWOT, maka dilakukan tahap berikutnya yaitu penentuan prioritas strategi. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan oleh pihak PT Kuala Pangan yaitu oleh direktur atau orang yang mempunyai pengaruh besar dalam pengambilan keputusan di PT Kuala Pangan. Secara lengkap kerangka pemikirian operasional penelitian dijelaskan pada Gambar 3.
46
Permasalahan yang dihadapi PT Kuala Pangan 1. Permasalahan dalam tenaga kerja 2. Tingkat pesaingan yang tinggi 3. Volume penjualan yang tidak mencapai target 16-20 % 4. Keterbatasan modal
Dibutuhkan analisis strategi pengembangan usaha
Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan PT Kuala Pangan
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT Kuala Pangan
Analisis Lingkungan Internal - Manajemen - Produksi dan Operasi - Keuangan - Pemasaran - Sumber daya manusia
Analisis Lingkungan Eksternal - Ekonomi - Politik, hukum, pemerintahan - Sosial, demografi, lingkungan - Teknologi - Kekuatan Pesaing • Kekuatan Tawar menawar Pembeli • Ancaman Produk Pengganti • Ancaman Pendatang Baru • Persaingan dalam Industri • Kekuatan tawar-menawar pemasok
Kekuatan dan Kelemahan
Peluang dan Ancaman
Matriks SWOT
Alternatif Strategi
Prioritas Strategi Pengembangan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Bisnis Perusahaan Mie pada PT Kuala Pangan di Citeureup Kabupaten Bogor
47
IV METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kuala Pangan yang berlokasi di depan
Terminal Citeureup – Kabupaten Bogor, tepatnya di jalan Depan Terminal No. 23-25 Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahawa PT. Kuala Pangan merupakan perusahaan agribisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan, namun memiliki kendala dalam pengembangan bisnis nya dan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Selain itu pertimbangan lain berupa adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dan kesediaan manajemen perusahaan menjadikan perusahaan tersebut sebagai lokasi penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan pada akhir bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2011. 4.2.
Metode Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Menurut
David (2006), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli di bidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul dinamika bisnis yang dijalani. Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua orang responden yang berasal dari internal yaitu ibu Niken selaku manajer operasional dan bapak Abi selaku general manajer dan manajer pemasaran dan satu eksternal yaitu bapak Susno selaku distributor produk-produk mie dari PT Bangau Abadi. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. 4.3.
Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari perusahaan (PT Kuala Pangan) baik dari hasil wawancara dan dari dokumen-dokumen yang diberikan oleh manajer dan karyawan perusahaan maupun dari hasil observasi langsung yaitu dengan melihat dan mengamati situasi perusahaan, mengumpulkan dan
48
mencatat data penjualan produksi mie kering. Data primer berupa faktor-faktor strategis internal dan eksternal diperoleh dengan cara wawancara menggunakan responden sebagai informan. Informan dalam pengambilan informasi tentang faktor-faktor internal dipilih dari pihak perusahaan. Tujuan dari pemilihan responden tersebut adalah dengan anggapan bahwa pihak perusahaan akan lebih mengetahui
faktor-faktor
internal
dan
eksternal
apa
saja
yang
dapat
mempengaruhi perusahaan. Wawancara juga dilakukan dengan distributor produk-produk mie untuk mengetahui faktor-faktor eksternal dengan harapan informasi yang didapatkan lebih bersifat objektif. Data sekunder dapat diperoleh dari beberapa buku yang terkait dengan penelitian, studi pustaka, literatur dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, jurnal dan artikel. Data sekunder berupa pendukung penelitian melalui penelitian-penelitian sebelumnya dapat diperoleh dari skripsi sebelumnya dan browsing internet guna mencari data yang mendukung penelitian. 4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Tujuan metode deskriptif adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif yang dilakukan di penelitian ini yaitu dengan merumuskan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan faktor eksternal yag menjadi peluang dan ancaman perusahaan dan kemudian dirumuskan stategi yang memungkinkan dengan
menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini hanya sampai pada
formulasi dari manajemen strategis. Sedangkan untuk tahap implementasi strategi merupakan wewenang manajemen perusahaan 4.4.1. Analisis SWOT Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi alternatif strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yaitu
49
menganalisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui informasi keadaan internal perusahaan diantaranya mengenai manajemen, pemasaran, produksi, keuangan, dan sumberdaya manusia. Setelah informasi tersebut terkumpul kemudian peneliti membuat daftar faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan yang kemudian dikonfirmasikan kembali dengan pihak perusahaan dengan tujuan memastikan bahwa daftar kekuatan dan kelemahan yang dibuat tersebut sudah menggambarkan kondisi internal perusahaan. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Pada tahapan ini peneliti memberikan panduan secara umum tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi eksternal perusahaan. Kemudian pihak perusahaan memberikan penjelasan tentang pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap perusahaan. Dari hasil penjelasan yang didapat peneliti membuat daftar peluang dan ancaman yang kemudian dikonfirmasikan kembali denngan pihak perusahaan. Peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak distributor produk-produk mie untuk mendapatkan informasi apakah faktor yang menjadi peluang dan ancaman pada PT Kuala pangan juga berpengaruh terhadap usaha yang oleh perusahaan sejenis. Setelah mendapatkan data peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT. Matriks SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Kombinasi faktor-faktor eksternal dan intenal dalam matriks SWOT, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang (W-O), strategi kelemahan-ancaman (W-T) dan strategi kekuatan-ancaman (S-T). Analisis matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat dipilih perusahan dalam mengembangkan usahanya. Terdapat delapan langkah dalam membuat matriks SWOT yaitu: 1) Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2) Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3) Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
50
4) Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan. 6) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan. 7) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. Tabel 7. Format Matriks SWOT
Peluang (Opportunities – O) Peluang-peluang eksternal perusahaan Ancaman (Threats – T) Ancaman-ancaman eksternal perusahaan
Kekuatan (Strengths – S) Kekuatan-kekuatan internal perusahaan
Kelemahan (Weakness – W) Kelemahan-kelemahan internal perusahaan.
Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman.
Sumber : David (2004)
4.4.2. Prioritas Strategi Prioritas strategi yaitu pengurutan strategi yang terpenting atau yang paling berpengaruh sampai yang kurang penting atau kurang berpengaruh bagi perusahaan. Penentuan prioritas strategi yang akan dilakukan yaitu dengan cara wawancara langsung dengan pihak yang memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan perusahaan dalam hal ini adalah direktur PT Kuala Pangan.
51
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Kuala Pangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri
pengolahan pangan dengan produk utama mie kering, bihun, dan bumbu masak. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Juni 1974, yang berawal dari perusahaan perorangan berbentuk firma yang didirikan pada tahun 1954. Pada tahun 1954, proses yang dilakukan perusahaan masih menggunakan panas sinar matahari untuk proses pengeringannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak berproduksi secara optimal karena mengingat lokasi perusahaan berada dalam daerah yang bercurah hujan tinggi, yaitu daerah bogor. Pada tahun 1965, firma melakukan perluasan dengan mendirikan pabrik bihun dilokasi yang berbeda. Masalah yang di hadapi di pabrik baru ini sama dengan pabrik terdahulu yaitu tidak dapat berproduksi ketika musim hujan karena masih menggunakan sinar matahari untuk pengeringan. Mesin-mesin yang digunakan masih dengan teknologi sederhana dan buatan dalam negeri kecuali mesin pembangkit listrik. Semakin
meningkatnya
permintaan
dan
meluasnya
pemasaran
mendorong perusahaan untuk memperluas usahanya dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya. Usaha tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem mekanisasi yang lebih moderen sehingga tidak tergantung pada alam. Oleh karena itu pada tahun 1974 didirikanlah perusahaan yang memproduksi mie dan bihun PT. Kuala Pangan. Seiring dengan pesatnya perkembangan perusahaan, statusnya pun berubah dari firma menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang telah mendapat pengesahan dari menteri kehakiman RI. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun untuk persiapan, pada tanggal 11 januari 1975 perusahaan ini diresmikan secara kolektif oleh Menteri Perindustrian dengan piagam pendirian No. 51/M/SK/1975. adapun bidang usaha yang akan dijalankan adalah : 1) Memproduksi mie kering dan bihun kering serta mengembangkan produksi dengan cara memproduksi jenis instan (yang sudah memakai bumbu) untuk mie maupun bihun.
52
2) Mengimpor bahan baku penolong yang diperlukan untuk kegiatan usaha tersebut dan menjual hasil produksinya dengan sasaran pasar dalam negeri. Namun pada awalnya perusahaan yang telah diresmikan ini tidak langsung bergerak di dalam industri mie kering, pada awalnya perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan/trading untuk produk-produk hasil pertanian. pada tanggal 7 november 1988 perusahaan ini secara resmi mendirikan pabrik Mie kering dengan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Mentri Perindustrian No. 064/DJAI/IUT1/NON-PMA-PMDN/II/1988 tanggal 11 Februari 1988 dan Surat Izin Perluasan (Tanpa
melalui
Tahap
Persetujuan
Prinsip)
oleh
Direktorat
Jendral
Industri Hasil Pertaniaan dan Kehutanan, Departemen perindustrian No. 236/DJIHPK/D.2/Perluasan/VIII/1998, tanggal 28 agustus 1998. Mengacu pada keputusan Mentri Perindustrian No. 286/M/SK/1989, maka perusahaan PT. Kuala Pangan dikategorikan atau termasuk sebagai industri pangan bersekala Menengah karena mempunyai nilai aset lebih dari 5 milyar rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan jumlah tenaga kerja sekitar 200 orang karyawan. 5.2
Lokasi Perusahaan PT. Kuala Pangan berlokasi di depan Terminal Citeureup – kabupaten
Bogor, tepatnya di jalan Depan Terminal No. 23-25 Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan pertimbangan kedekatan dengan pasar faktor produksi dan pasar produksi. Dimana sebagian besar pembelian bahan baku berasal dari jakarta. Demikian juga dengan hasil produksi dikirim ke atau melaui jakarta. Pengiriman untuk daerah luar pulau Jawa dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, sehingga biaya angkut menjadi lebih rendah. Pemilihan lokasi juga didasarkan atas keputusan pemerintah yang menyatakan bahwa daerah Kabupaten Bogor memang diperuntukan menjadi daerah industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan prasarana suatu industri sudah tersedia dengan memadai, seperti :
53
1) Jalan yang sudah diaspal dengan baik, yang mana jalan tersebut digunakan juga oleh industri-industri besar seperti PT Indocement, PT Semen Cibinong dan lainnya. 2) Sudah tersedianya jaringan telepon 3) Untuk menyalurkan air sisa pabrik, dapat dialirkan ke sungai yang berlokasi tidak jauh dari pabrik. 4) Untuk pembangkit atau penggerak mesin, sudah tersedia jaringan listrik bertegangan menengah dari PLN. 5) Untuk bahan bakar sudah dipersiapkan jaringan pipa untuk menyalurkan gas alam dari Pertamina. 5.3
Visi dan Misi PT Kuala Pangan Visi dan misi dalam organisasi sangat penting untuk mengarahkan tujuan
organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Visi, misi dan tujuan harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Jika dirumuskan dan dijalankan dengan baik, pernyataan visi, misi dan tujuan akan memiliki dampak yang positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi Visi dan misi yang terdapat pada PT Kuala Pangan belum tertulis dengan jelas, namun berdasarkan wawancara diperoleh visi yaitu : 1) Menghasilkan produk yang aman dan bermutu tinggi. 2) Menghasilkan makanan pengganti nasi yang bergizi dan mutu yang baik. Misi dari PT Kuala Pangan yaitu : 1) Menjual produk ke seluruh Indonesia dan dunia. 2) Menerapkan keamanan pangan secara konsisten dan perbaikan sistem manajemen secara terus menerus. 3) Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Beberapa Tujuan yang dimiliki oleh PT Kuala pangan yaitu : 1) Menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. 2) menyediakan produk yang dapat dikonsumsi oleh semua golongan ekonomi masyarakat.
54
5.4
Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi dapat diartikan sebagai wadah, sistem atau kegiatan kelompok
orang yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu yang memerlukan suatu struktur dalam pengaturan dan tanggung jawab. PT Kuala Pangan merupakan perusahaan keluarga yang dipimpin oleh dewan komisaris yang terdiri dari anggota keluarga. Struktur organisasi PT Kuala Pangan terdiri dari dewan komisaris, direktur utama, direktur keuangan, direktur pelaksana, general manajer,manajer penelitian dan pengembangan, manajer personalia, manajer akunting dan administrasi, manajer produksi, dan manajer pemasaran. Struktur organisasi PT Kuala Pangan dapat dilihat pada Gambar 4. Dewan Komisaris Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Pelaksana
General Manajer
Manajer penelitian dan Pengembangan
Manajer Akunting dan Administrasi
Kepala Gudang
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Kuala Pangan Tahun 2011 Sumber : PT Kuala Pangan, 2011
a) Dewan Komisaris Dewan komisaris atau pemilik perusahaan merupakan pimpinan tertinggi dari perusahaan. Dewan komisaris memiliki wewenang dalam merencanakan, mengambil
keputusan,
menetapkan
target,
dan
program
pengembangan
perusahaan.
55
b) Direktur Utama Direktur utama merupakan perpanjangan tangan dari dewan komisaris. Direktur utama bertanggung jawab kepada dewan komisaris atas segala yang terjadi di perusahaaan. Tugas, tanggung jawab, serta wewenang yang dimiliki oleh direktur utama antara lain : 1) Memimpin, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh jajaran yang berada dibawah tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan. 2) Memastikan seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya menjalankan tugas dengan baik, efektif, dan efisien. 3) Berhak
mempromosikan,
merotasi,
memberhentikan
karyawan
berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan yang dilakukan. 4) Memberikan laporan atau masukan kepada dewan komisaris atas perkembangan, hasil serta rencana perusahaan agar dewan komisaris dan pemilik perusahaan dapat menetapkan target serta program pengembangan perusahaan. 5) Memberikan usulan kepada dewan komisaris atau pemilik perusahaan demi kemajuan perusahaan 6) Menjalin dan menjaga hubungan baik perusahaan dengan instansi pemerintah serta masyarakat sekitar perusahaan. c) Direktur Keuangan dan Direktur Pelaksana Direktur keuangan dan direktur pelaksana bertugas membantu direktur utama dalam menjalankan tugas dan bertanggung jawab kepada direktur utama atas segala yang terjadi bibawah tanggung jawabnya. Tugas, tanggung jawab, serta wewenang direktur keuangan dan direktur pelaksana antara lain : 1) Membantu direktur utama dalam mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh jajaran yang berada dibawah tanggung jawab direktur utama untuk mencapai tujuan perusahaan. 2) Membantu direktur utama dalam memastikan bahwa seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawab direktur utama menjalankan tugasnya dengan baik, efektif, dan efisien.
56
3) Membantu direktur utama dalam melaksanakan kordinasi dengan tugastugas yang diberikan direktur utama kepada para manajer dan bawahannya. 4) Bersama-sama dengan para manager memberikan laporan atau masukan kepada direktur utama atas perkembangan, hasil serta rencana perusahaan agar direktur utama dapat menetapkan target serta program pengembangan perusahaan. 5) Memberikan usulan kepada direktur utama dan para manager demi kemajuan perusahaan. d) General Manajer General Manajer
bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan
direktur pelaksana. General manajer mengepalai manajer-manajer yang berada dibawahnya. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang general manajer meliputi : 1) Mengkoordinasikan, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya. 2) Membuat perencanaan produksi, pembelian/ pengadaan bahan baku dan perencanaan kedatangan bahan baku sesuai permintaan dan memastikan seluruh bagian produksi yang berada dibawah tanggung jawabnya beroperasi dengan lancar. 3) Bertanggung jawab terhadap kualitas/ mutu bahan baku yang diterima. 4) Bersama dengan bagian gudang melakukan pengecekan data gudang dan pengadaan bahan pendukung sesuai dengan kondisi persediaan barang pada gudang. 5) Bersama dengan atasan berhak untuk mempromosikan, merotasi, memberhentikan karyawan yang berada dibawahnya berdasarkan masukan serta pengamatan yang dilakukannya. 6) Memastikan seluruh mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi selalu dalam keadaan baik dan terintalasi dengan benar. 7) Membuat laporan terhadap produksi berkenaan dengan penggunaan bahan baku dan bahan pendukung serta hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya kepada direktur keuangan dan direktur pelaksana.
57
e) Manajer Produksi Manajer produksi bertanggung jawab kepada general manajer terhadap kelancaran kegiatan produksi perusahaan. Manajer produksi mengepalai karyawan yang bekerja dibagian produksi. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajer produksi meliputi : 1) Mengkoordinasikan, mengarahkan, menugaskan, mengawasi seluruh karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya. 2) Melakukan koordinasi dengan departemen lain 3) Membuat perencanaan produksi sesuai dengan permintaan pemasaran dan memastikan seluruh bagian produksi yang berada dibawah tanggung jawabnya beroperasi dengan lancar. 4) Memastikan seluruh produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang telah di terapkan. 5) Berhak memberhentikan jalannya produksi dan mengkonsultasikan langkah perbaikan guna menekan produk reject serendah-rendahnya. 6) Membuat laporan hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya. f) Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertanggung jawab kepada general manajer terhadap kelancaran kegiatan pemasaran dan distribusi produk perusahaan. Manajer pemasaran mengepalai karyawan yang bekerja dibagian pemasaran. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajer pemasaran meliputi : 1) Melakukan usaha-usaha untuk mencari konsumen baru baik dalam maupun luar negeri serta memelihara dan meningkatkan hubungan kerja dengan para konsumen yang sudah ada. 2) Membuat surat penawaran dan mengirimkan contoh produk kepada calon konsumen atau konsumen yang sudah ada. 3) Menerima pesanan dan melaksanakan penjualan sesuai dengan harga yang ditetapkan, mutu dan jumlah yang ditentukan oleh konsumen pada waktu yang telah disepakati. 4) Membuat surat penagihan kepada konsumen sesuai kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam penagihan.
58
5) Melakukan koordinasi dengan bagian gudang agar pesanan yang diterima dapat dikirim tepat waktu. 6) Melakukan koordinasi dengan bagian keuangan atas piutang-piutang yang belum terbayar dan melakukan penagihan dengan sebaik-baiknya. 7) Membuat laporan hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya. g) Manajer Akunting dan Administrasi Manajer akunting dan administrasi bertanggung jawab kepada general manajer terhadap kelancaran kegiatan akunting dan administrasi didalam perusahaan. Manajer akunting dan administrasi mengepalai staff akunting dan staff administrasi perusahaan. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang manajer akunting dan administrasi meliputi : 1) Membuat rencana pengeluaran biaya operasional yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan
dengan
berkoordinasi
dengan
bagian
produksi,
pembelian, gudang, pemasaran, administrasi, dan lain-lain. 2) Melakukan analisis biaya dan melakukan pengendalian terhadap biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan bagian produksi, pembelian, gudang, pemasaran, administrasi dan lainlain. 3) Melakukan pencatatan segala transaksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas sumber daya keuangan yang ada di perusahaan. 4) Melakukan penagihan aas piutang-piutang yang belum terbayar dan melakukan penagihan dengan sebaik-baiknya. 5) Melakukan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan jabatannya atau yang diberikan oleh atasannya. 6) Membuat laporan keuangan terhadap hasil kerja yang menjadi tanggung jawabnya. 5.5
Proses Produksi Mie Proses produksi mie di PT Kuala Pangan tediri dari beberapa tahapan yaitu
penyediaan bahan baku, pencampuran (Mixing), pembentukan mie (Roll Press), pematangan mie (Steaming), pengeringan (drying), pedinginan mie (cooling), dan pengemasan (sealing).
59
a) Penyediaan Bahan Baku penyediaan bahan baku dilakukan oleh PT Kuala Pangan agar bahan baku untuk produksi mie selalu terpenuhi, dalam penyediaan bahan baku ini dilakukan pemeriksaan dan sortasi terhadap bahan baku yang masuk ke perusahaan. Seluruh bahan baku yang lolos sortasi kemudian disimpan di dalam gudang. Penimbangan bahan baku dilakukan ketika bahanbaku masuk dan ketika keluar dari gudang agar keserdiaannya daa terus terpantau. b) Pencampuran (Mixing) dalam proses mixing dilakukan pencampuran semua bahan baku yang digunakan. Tahap pencampuran ini bertujuan agar perpaduan antara tepung dan air berlangsung secara merata. Untuk mendapatkan adonan yang baik kadar airnya harus diperhatikan, yaitu berkisar 32-34%. c) Pembentukan Mie (Roll Press) Roll Press adalah mesin produksi yang terdiri dari tiga buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan), slitter dan unit conveyor steaning. Unit pressing berfungsi membentuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan memotong lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Terakhir adalah unit conveyor yang akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang/keriting. Untaian mie tersebut kemudian masuk ke dalam steam boiler untuk proses lebih lanjut. d) Pematangan Mie (Steaming) Steaming adalah proses pematangan mie dengan menggunakan steam boiler atau biasa disebut proses pengukusan. Pada proses ini mie mengalami perubahan fisik di mana adonan mie berubah menjadi keras dan kuat. e) Pengeringan (Drying) Pengeringan dilakukan dengan oven (kotak pengering) dengan suhu 90130°C selama 20-30 menit. Pengeringan ini dilakukan sebagai proses pematangan mie dan untuk menurunkan kadar air di dalam mie mejadi 5-10 persen.
60
f) Pendinginan (Cooling) Pendinginan dilakukan dua kali yaitu setelah pematangan mie dan setelah pengeringan mie. Pendinginan dilakukan dengan kipas pendingin pada conveyor yang berjalan. Pendinginan berfungsi untuk pemadatan mie setelah pematangan mie dan mendinginkan mie yang sudah matang. g) Pengemasan (Sealing) Pengemasan dilakukan dua kali yaitu pengemasan primer (Plastik PP) dan pengemasan sekunder (Karton). Pengemasan dilakukan degan mesin pengemas dan setelah pengemasan primer diberikan tanggal kadaluarsa dan kode produksi. Pengandalian mutu juga dilakukan di dalam proses pengemasan ini, yaitu dengan memasukan kedalam metal detector sebelum dilakukan pengemasan sekunder. Proses produksi yang telah dijelaskan dilakukan dengan peralatan yang bertenaga listrik. Mesin-mesin yang digunakan di PT Kuala Pangan rata-rata buatan tahun 1970 dan dengan berbagai kondisi. Beberapa dari mesin tersebut adalah mesin Mixer, Baki Pengaduk, Mesin Roll, Conveyor Steaning, Mesin Potong/Slitter, Kotak Pengering, Mesin Pembungkus, Steam Boiler, dan lain-lain. Untuk lebih lengkapnya jenis peralalatan produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 8. Jenis Peralatan Produksi No Jenis Alat Jumlah
Negara Asal/
Kondisi
Energi
Tahun Pembuatan
(%)
Penggerak
1
Mixer
1
Jepang/1972
80
Listrik
2
Baki Pengaduk
3
Jepang/1972
75
Listrik
3
Roll/Press Tepung
2
Jepang/1972
70
Listrik
4
Conveyor Steaning
2
Jepang/1972
70
Listrik
5
Mesin Potong/Slitter
2
Jepang/1972
75
Listrik
6
Kotak Pengering
2
Jepang/1972
70
Listrik
7
Kipas Pendingin
2
Jepang/1972
80
Listrik
8
Steam Boiler
1
Jerman/1998
90
Listrik
9
Mesin Bungkus Bumbu
1
Jepang/1972
65
Listrik
61
10
Mesin Pembungkus Mie
1
Jepang/ 1972
80
Listrik
11
Mixing Water Equipmen
1
Jepang/ 1972
70
Listrik
12
Star Delta Magnet Push
1
Jepang/ 1972
75
Listrik
13
Mesin Pengaduk
1
Indonesia/ 1975
65
Listrik
14
Mesin Penghalus
1
Indonesia/ 1975
65
Listrik
15
2
Jepang/ 1980
80
Listrik
1
Taiwan/ 1973
70
Listrik
17
Mesin Pembungkus Band Sealer Mesin Penggiling Tepung Mesin Pemadat Tepung
1
Taiwan/ 1973
65
Listrik
18
Mesin Spiral Tepung
1
Taiwan/ 1973
65
Listrik
19
Mesin Pembungkus Super Bihun Mesin Pembuat Benang Tepung Mesin Diesel Generator
1
Taiwan / 1985
85
Listrik
2
Taiwan/ 1973
70
Listrik
2
Inggris/1994
90
Solar
16
20 21
62
VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. 6.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Analisis faktor internal merupakan proses identifikasi terhadap faktor kelemahan dan kekuatan dari dalam perusahaan. Lingkungan internal dapat dianalisis dengan menggunakan analisis pendekatan fungsional, yaitu analisis yang dilakukan pada masing-masing
fungsi
dalam
perusahaan
dengan
mengkaji
manajemen,
pemasaran, keuangan, kegiatan produksi dan operasi serta sumber daya manusia. 6.1.1. Manajemen Manajemen perusahaan merupakan pihak yang menerapkan fungsi-fungsi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengelolaan staf dan pengendalian. PT Kuala Pangan memiliki visi dan misi usaha. Hal ini menunjukkan bahwa PT Kuala Pangan memiliki perencanaan jangka panjang sebagai bagian dari cita-cita dan tujuan usaha di masa yang akan datang. Secara umum PT Kuala Pangan telah melakukan fungsi perencanaan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka menengah. Seluruh kegiatan perencanaan dilakukan direktur dan jajaran manajer dibawahnya, namun disetujui atau tidak perencanaan tersebut masih menjadi wewenang dewan komisaris atau pemilik perusahaan sehingga perencanaan masih tergantung kepada keputusan pemilik perusahaan.
63
Pengorganisasian di PT Kuala Pangan telah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pembagian kerja untuk setiap manajer yang telah tertulis dengan jelas. Setiap manajer harus bertanggung jawab terhadap apapun yang telah menjadi tugasnya dan harus memberikan laporan tertulis terhadap hasil kerjanya kepada atasannya. Pengelolaan staf di PT Kuala Pangan berjalan lancar setiap karyawan bekerja pada bidang pekerjaannya masing-masing, namun kadangkadang ketika banyaknya pekerja harian yang tidak masuk membuat manajer menugaskan karyawannya bekerja bukan dibidang pekerjaannya. Untuk memotivasi karyawannya perusahaan memberikan kenaikan gaji hampir setiap tahun walaupun kenaikan gaji tersebut tidak besar. Selain kenaikan gaji tersebut perusahaan tidak memberikan insentif lainnya. Pengendalian hanya terbatas pada bidang produksi saja, khususnya dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses pengolahan, sehingga kontinuitas pembuatan produk tetap terjaga. Sama halnya dengan pengadaan bahan baku, pengendalian dalam pengolahan juga penting dilakukan karena terkait dengan kualitas atau mutu mie yang dihasilkan. 6.1.2. Pemasaran Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Aspek pemasaran dikaji melalui pendekatan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT Kuala Pangan : a) Produk PT Kuala Pangan sebagai perusahaan mie yang sedang berkembang, selalu memperhatikan mutu produk yang dihasilkannya. Pengendalian mutu selalu dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai pengemasan produknya. Hal ini untuk memperoleh kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan penjualan produk. Produk yang dihasilkan PT Kuala Pangan yaitu berupa mie kering dan mie bihun dengan merek dagang Mie Atoom Bulan untuk mie kering dan Super Bihun untuk
64
mie bihun, produk tersebut dikemas dalam plastik dan dikemas kembali dalam bentuk dus, gambar produk dapat dilihat pada Lampiran 2. Kemasan produk dincantumkan merek produk, tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal dari MUI, alamat perusahaan, dan berat bersih produk. Hal ini hampir memenuhi semua kententuan yang harus dicantumkan dalam kemasan. Berdasarkan undang-undang No. 7 tahun 1998 tentang pangan, label suatu produk harus memuat sekurang-kurangnya keterangan mengenai: a. Nama produk b. Daftar bahan yang digunakan c. Berat bersih atau isi bersih d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi e. Keterangan tentang halal f. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa b) Harga Penetapan harga produk yang dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain rata-rata harga produk sejenis di pasaran biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut. Pemantauan harga produk sejenis di pasar dimaksudkan agar perusahaan dapat mempertahankan harga produk yang bersaing. Harga produk juga ditentukan dari biaya produksi yang dikeluarkan ditambah persentase keuntungan yang ditetapkan oleh perusahaan. Harga produk untuk mie kering yaitu Rp 62.000 per dus dengan isi 20 kemasan plastik 200 gram. Harga untuk bihun Rp 50.500 per dus dengan isi 30 kemasan plastik 70 gram. Selain harga yang ditetapkan, perusahaan juga memberikan harga khusus bagi para distributor dan juga memberikan potongan harga bagi para konsumen yang membeli dalam jumlah besar dan untuk para konsumen setianya. Besarnya potongan harga tersebut biasanya ditentukan oleh volume pembelian produk oleh konsumen dan lamanya konsumen tersebut berkerjasma dengan perusahaan. Dengan demikian hubungan dengan konsumen akan menjadi lebih baik. c) Distribusi Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya
65
kepada konsumen. Secara umum, pihak perusahaan dalam mendistribusikan produknya melalui distributor yang teletak disetiap kota seperti Jakarta, Bogor, Pontianak, Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Pendistribusian produk tergantung dari permintaan distributor tersebut. Distributor yang berkerjasama dengan perusahaan merupakan distributor tetap sehingga proses distribusi produk kepada konsumen berjalan lancar. Letak perusahaan yang strategis yaitu dekat dengan jalan tol Jagorawi juga mempengaruhi proses pendistribusian berjalan dengan lancar. d) Promosi Kegiatan promosi belum banyak dilakukan oleh PT Kuala Pangan untuk memperkenalkan dan menyampaikan produk yang dipasarkannya kepada konsumen. Kegiatan promosi melalui media cetak pernah dilakukan oleh PT Kuala pangan namun itu sudah lama sekali dan sekarang sudah tidak dilakukan lagi. Promosi yang dilakukan sekarang hanya melaui distributor yang menawarkan produk kepada konsumen. Kegiatan promosi yang sederhana ini dilakukan karena target konsumen perusahaan hanya hotel, restoran, catering, dan pedagang pengecer dan perusahaan beranggapan bahwa produknya sudah dikenal di kalangan konsumen tersebut sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk promosi. Perusahaan seharusnya dapat memanfaatkan teknologi internet untuk mempromosikan produknya dengan membuat website. Dengan demikian produknya akan dikenal lebih luas lagi. 6.1.3. Keuangan Modal merupakan bagian penting dalam suatu usaha. Modal awal perusahaan berasal dari modal keluarga yang kemudian setelah berkembang mengelola pendapatannya sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dalam mengembangkan usahanya perusahaan menggunakan modal dari pemilik dan pinjaman dari bank dengan syarat jaminan. Karena perusahaan merupakan perusahaan keluarga yang berkembang menjadi besar, perusahaan tidak mencari investor lain sehingga dalam mengembangkan usahanya perusahaan masih mengandalkan modal pemilik dan pinjaman dari bank. Sumber modal lainnya berasal dari pendapatan perusahaan. PT Kuala Pangan selalu mengalami keuntungan yang meningkat setiap tahunnya sehingga keuntungan yang
66
diperolehnya dapat dijadikan tambahan modal bagi perusahaan. Persentase keuntungaan Persahaan terhadap pendapatannya berkisar 20-30 persen per tahun. Sistem pencatatan keuangan PT Kuala pangan sudah dilakukan dengan baik. Perusahaan memiliki pembukuan keuangan yang selalu diperbaharui sesuai aliran uang yang masuk dan keluar. Hal ini dilakukan oleh manajer keuangan yang bertanggung jawab atas segala laporan keuangan perusahaan. Pembukuan keuangan yang baik dapat mempermudah mendapat pinjaman modal dari bank dan dapat mempermudah pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha dan penetapan harga produk. 6.1.4. Produksi dan Operasi Proses produksi dan operasi di dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas yang merubah masukan (input) menjadi output yang berupa barang dan jasa. Bahan baku utama produksi yang dalam memproduksi mie PT Kuala Pangan yaitu tepung terigu, air, garam, tepung telur, soda, dan pewarna. Bahan baku tersebut dipenuhi berasal dari pemasok yang berbeda-beda. Hal tersebut didukung dengan adanya hubungan baik dengan pemasok, sehingga pengiriman bahan baku senantiasa tepat waktu. Kegiatan produksi memerlukan alat-alat yang memadai agar berjalan dengan baik. Perlatan yang digunakan oleh PT Kuala Pangan yaitu mesin mixer, baki pengaduk, mesin rol, mesin potong, kotak pengering, kipas pendingin, mesin pengaduk, mesin pembungkus, mesin pemadat, san mesin pembuat benang tepung. Berdasarkan hasil pengamatan mesin merupakan mesin yang sudah tua rata-rata pembuatan tahun 1970. Hal ini dapat menjadikan kelemahan perusahaan karena mesin-mesin tersebut rentan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan mesin yang lebih modern. Walaupun memproduksi dengan mesin-mesin pembuatan tahun 1970, PT Kuala Pangan tetap meperhatikan mutu dari hasil produksinya. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengujian mutu produkyasebelum dikemas. Pegujian mutu tersebut antara lain pengujian kadar air, metal detector, dan bentuk fisik mie.
67
Strategi yang diterapkan PT. Kuala Pangan dalam memproduksi masih berdasarkan pesanan, namun PT Kuala Pangan juga memproduksi untuk persediaan produk untuk bejaga-jaga jika ada pesanan yang mendadak. Dengan demikian produksi PT Kuala Pangan masih berdasarkan pesanan. 6.1.5. Sumber Daya Manusia Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, umumnya ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga kerja sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam menentukan kemajuan suatu usaha. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang sangat menentukan pertumbuhan perusahaan. Identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi proses perekrutan dan penempatan tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kompensasi untuk tenaga kerja. Proses perekrutan tenaga PT Kuala Pangan dilakukan oleh manajer pelaksana sesuai dengan kebutuhan karyawan yang dibutuhkan perusahaan, perusahaan memiliki 309 orang karyawan yang terdiri dari 286 orang pekerja harian dan 23 orang pegawai tetap. Perekrutan untuk karyawan harian biasanya diambil dari masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan perusahaan dan tidak mengutamakan tingkat pendidikan dan untuk pegawai tetap perekrutan dilakukan berdasarkan keahlian dan tingkat pendidikan yang sesuai dengan yang di butuhkan perusahaan. Tingkat pendidikan dari tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan sangat beragam yaitu lulusan SMP, SMA, S1, dan S2. Banyaknya karyawan tidak tetap (harian) dapat menjadikan hambatan bagi perusahaan, karena kurang loyalnya pekerja terhadap perusahaan. Hal ini dapat menjadi kelemahan yang dimiliki PT Kuala Pangan. Proses penempatan karyawan sesuai dengan pengalaman dan pendidikan yang dimiliki oleh karyawan. Untuk pekerja harian biasanya ditempatkan di bagian produksi, gudang, dan pengemasan sesuai keahliannya. Namun ketika pegawai harian yang bekerja dibidang produksi banyak yang tidak masuk maka pegawai dari bidang lain dipindahkan ke bagian produksi, sehingga dapat menggangu kegiatan perusahaan. hal ini dapat menjadi kelemahan perusahaan.
68
PT Kuala Pangan kadang-kadang melakukan pelatihan bagi para pekerja hariannya, pelatihan yang dilakukan biasanya pelatihan dibidang produksi agar para pekerja harian tersebut dapat melakukan proses produksi dan dapat menggantikan pekerja dibidang produksi ketika tidak masuk. PT Kuala Pangan memberikan kompensasi kepada para pekerjanya berupa kenaikan gaji hampir disetiap tahunnnya. Hal ini bertujuan agar para pekerja harian maupun tetap dapat loyal terhadap perusahaan dan dapat ikut membantu mengembangkan perusahaan. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan dan kejadian-kejadian yang berada di luar kontrol suatu perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada penentuan faktor-faktor kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen perusahaan untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindarkan ancaman. 6.2.1. Ekonomi Kondisi ekonomi merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat. Kondisi ekonomi yang semakin membaik, yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan permintaan pasar terhadap suatu produk. Hal tersebut merupakan peluang baik bagi prospek pengembangan usaha saat ini dan dimasa akan datang. Tidak stabilnya kondisi perekonomian Indonesia saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Salah satu pendorong ketidakstabilan perekonomian Indonesia yaitu adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan baku minyak (BBM). Meskipun sejak bulan Desember 2008 pemerintah sudah menurunkan harga BBM sebesar Rp 1.500/liter dan solar Rp 1.200/liter. Namun penurunan harga BBM tidak berpengaruh nyata terhadap harga bahan-bahan pokok, sehingga berdampak pada kenaikan bahan baku pembuatan mie seperti terigu, harga terigu di indonesia
69
selalu mengalami perubahan, hal ini dapat mengganggu biaya produksi perusahaan. Perkembangan harga terigu dapat dilihat pada Tabel 8. Selain kenaikan BBM kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun 2010 juga sangat mepengaruhi perusahaan, kenaikan TDL sekitar 6-15 persen bagi pengguna industri ini dapat meningkatkan ongkos produksi perusahaan karena mesin-mesin yang digunakan rata-rata menggunakan listrik untuk beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu waspada terhadap fluktuasi harga yang terjadi sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjamin kelangsungan hidup para pelaku usaha. Tabel 9. Perkembangan Harga Rata-Rata Terigu Januari 2008-Februari 2009 Bulan Tahun Harga Rata-Rata Terigu (Rp/Kg) Januari
2008
6.759
Februari
2008
7.291
Maret
2008
7.518
April
2008
7.627
Mei
2008
7.841
Juni
2008
7.704
Juli
2008
7.744
Agustus
2008
7.767
September
2008
7.729
Oktober
2008
7.699
November
2008
7.630
Desember
2008
7.573
Januari
2009
7.629
Februari
2009
7.600
Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa terjadi kenaikan harga terigu pada tahun 2009. Kondisi ini dapat mengancam keberadaan industri mie yang menggunakan terigu sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produknya. Adanya kenaikan harga terigu maka akan meningkatkan biaya produksi.
70
6.2.2. Sosial, Budaya, dan Demografi Perubahan sosial, budaya dan demografi memberikan pengaruh terhadap kemampuan suatu usaha di dalam memainkan perannya. Setiap perubahan yang terjadi dapat menjadi sebuah peluang maupun penghalang bagi pengembangan suatu usaha di masa yang akan datang. Hal ini tergantung dari pola interaksi yang terbentuk antara usaha tersebut dengan kondisi lingkungan disekitarnya. Perubahan atau gejolak sosial yang terjadi dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat maupun sebaliknya. Seiring dengan perkebangan zaman terjadi pula perubahan sosial, seperti banyaknya wanita yang bekerja dan perubahan gaya hidup. Meningkatnya jumlah wanita yang bekerja diluar rumah dan semakin tinggi mobilitas masyarakat diluar rumah menyebabkan masyarakat membutuhkan akan makanan yang cepat saji dan mudah dalam pembuatannya. Hal ini menjadi peluang bagi usaha makanan mie yang merupakan makanan yang mudah dibuat dan mengenyangkan. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya juga menjadikan peluang bagi para pengusaha yang bergerak dibidang makanan terutama perusahaan mie karena mie merupakan makanan yang mengenyangkan dan dianggap sebagai pengganti makanan pokok nasi. 6.2.3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum Kondisi politik dapat memberikan pengaruh kepada suatu usaha. Bentuk hukum, perundang-undangan hingga badan/ instansi pemerintah lainnya yang mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha. Kondisi politik Indonesia yang mulai membaik sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari menguatnya nilai rupiah terhada US dollar dan berkembangnya investasi di berbagai bidang. Membaiknya kondisi politik berpengaruh terhadap perusahaan, dengan kondisi politik baik maka harga bahan baku cendrung stabil. Undang-undang No.12 tahun 1980 tentang pembebasan bea masuk dan PPn impor mesin-mesin industri memberikan dukungan kepada perusahaan untuk memperbaharui mesinnya, namun karena terbatasnya modal perusahaan belum memanfaatkan undang-undang ini.
71
6.2.4. Teknologi Teknologi merupakan salah satu sumber utama perubahan dengan adanya inovasi baru. Variabel ini mempengaruhi bahan baku, operasi, serta produk suatu usaha karena pada dasarnya perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil, tujuan, atau bahkan mengancam kedudukan usaha tersebut. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi bagi keberadaan PT Kuala Pangan. Faktor teknologi turut membantu PT Kuala Pangan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, seperti telepon dan mesin faksimil yang dapat memperlancar kegiatan Perusahaan dalam mempermudah transaksi jual beli dengan pelanggannya. Selanjutnya kemajuan di bidang transportasi juga memperlancar kegiatan Perusahaan dalam memasarkan produknya, serta mempermudah dalam memperoleh bahan baku yang diperlukan. Perkembangan teknologi dan informasi yang terus berkembang merupakan peluang bagi usaha PT Kuala Pangan untuk pengembangan usaha di waktu yang akan datang. Peralatan yang digunakan perusahaan untuk kegiatan produksi belum menggunakan teknologi yang lebih modern masih semi otomatis. Sedangkan dari sisi teknologi informasi, saat ini perusahaan belum memanfaatkan fasilitas internet. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan kedepan agar dapat memanfaatkan teknologi dan informasi tepat guna. Dengan begitu perusahaan dapat memberi kemudahan kepada para pelanggannya dalam mengakses produk yang dihasilkan, selain itu perusahaan dapat meningkatkan volume penjualannya. 6.2.5. Kekuatan Pesaing a) Ancaman Masuknya pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, antara lain : perebutan pasar, perebutan sumber daya produksi dan peningkatan kapasitas. Ancaman pendatang baru sangat bergantung pada hambatan dalam memasuki suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan pemerintah.
72
Mie Kering dan bihun merupakan produk yang sudah lama dikenal masyarakat. Proses pembuatannya relatif mudah karena tidak membutuhkan teknologi yang terlalu canggih. Produk tersebut dapat dibuat dengan menggunakan peralatan sederhana. Bahan baku pembuatan Mie mudah didapat. Selain itu modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pengolahan ini relatif rendah tergantung besar usahanya dan tidak adanya peraturan pemerintah untuk memasuki industri ini menyebabkan rendahnya hambatan masuk ke industri mie ini. Rendahnya hambatan masuk kedalam usaha ini akan menjadi ancaman karena masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing pada usaha ini tergolong cukup tinggi. b) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok memiliki peran yang sangat signifikan bagi tiap perusahaan sebagai mitra usahanya. Seperti diketahui bahwa tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri sumber-sumber suplai bahan mentah dan bahan baku untuk diolah
lebih
lanjut
dalam
proses
produksi.
Oleh
karenanya
terdapat
ketergantungan antara satu perusahaan yang menghasilkan satu produk tertentu dengan pemasoknya. Perusahaan telah memiliki pemasok tetap untuk bahan baku utama terigu. Bahan baku terigu diperoleh dari PT Bogasari dan PT Indofood Sukses makmur Tbk. Pemasok ini memiliki kekuatan tawar yang kuat karena PT Kuala Pangan bergantung pada perusahaan tersebut dalam pemenuhan bahan baku terigunya. Untuk bahan baku tepung telur diperoleh dari PT Armindo Mandiri Pratama pemasok ini juga memiliki kekuatan tawar yang kuat pula karena ketergantungan perusahaan terhadap produk mereka. Sementara untuk bahan baku lainnya di peroleh dari perusahaan berbeda pula seperti garam dari PT Saltindo Perkasa, pewarna makanan dari PT Roha Larutan Pewarna, Potasium Karbonat dari PT Belia Jaya Sinar Gemilang tidak memiliki kekutan tawar yang kuat, karena perusahaan dapat membelinya di perusahaan lain. Kekuatan tawar yang kuat atau lemah dari perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku tidak berpengaruh besar bagi PT Kuala Pangan, hal ini dikarenakan PT Kuala Pangan selalu menjaga hubungan baik dan memiliki perjanjian yang jelas dengan semua pemasok bahan bakunya sehingga para pemasok loyal terhadap perusahaan.
73
c) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dan lainnya. Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan konsumen beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan tawar-menawar pembeli. Pembeli terhadap produk PT Kuala Pangan kebanyakan merupakan pedagang penyalur, pengusaha restoran, katering, dan pengusah hotel namun tidak tertutup kemungkinan sampai pada para pedagang pengecer. Banyakna produk mie kering dan bihun yang beredar di masyarakat membuat daya tawar konsumen terhadap produk semakin kuat terhadap produk PT Kuala pangan. Untuk meningkatkan daya tawar produk terhadap konsumen PT Kuala Pangan selalu memperhatikan mutu dari produknya sehingga konsumen menjadi puas sehingga loyal terhadap produk perusahaan. Selain itu PT Kuala Pangan selalu menjaga hubungan baik dengan para kosumennya dengan memberikan pelayanan yang baik mulai dari pemesanan sampai barang diantarkan sehingga dapat meningkatkan posisi tawar produk. d) Ancaman Produk Subtitusi Keberadaan produk substitusi ini akan membatasi potensi suatu usaha. Jika suatu usaha tidak mampu meningkatkan kualitas produk, maka laba dan pertumbuhan usaha tersebut dapat terancam. Produk substitusi ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama dengan produk usaha yang dapat mempengaruhi eksistensinya di pasar. Produk subtitusi yang dapat mengancam produk dari PT Kuala Pangan yaitu produk yang mudah dibuat dan mengenyangkan seperti mie instan (Indomie, Mie Sedap, Sarimi), Super Bubur, Spageti instan, soun instan, dan lain-lain. Tingginya produk substitusi dari mie kering dan bihun memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk, sehingga konsumen bebas memilih produk yang sesuai dengan selera masing-masing.
74
e) Persaingan Antara Perusahaan Sejenis Persaingan dalam industri makanan khususnya industri mie sangat kompetitif. Departemen Perindustrian Republik Indonesia menyebutkan bahwa hingga tahun 2008, tercatat ada 312 perusahaan yang bergerak di sektor industri sejenis mie. Beberapa perusahaaan tersebut adalah PT Indofood, PT Wingsfood, PT Nissin, PT ABC, PT Barokah Inkopontren, PT Jakarna Tama, PT Olagafood, PT Tiga Pilar Sejahtera, dan lain-lain. Secara umum, persaingan yang terjadi pada industri mie adalah persaingan pasar, mutu dan harga jual produk. Persaingan pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha yang beroperasi semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus jeli dan hati-hati dalam menentukan wilayah pemasaran produk yang dihasilkan. Selain itu, terdapat persaingan mutu produk karena setiap pelaku usaha berlomba-lomba dalam mempromosikan produk yang dijualnya agar dapat dapat diterima oleh konsumen baik kualitas rasa, variasi bentuk kemasan maupun ukuran.Oleh karena itu, agar produknya dapat diterima dengan baik oleh konsumen maka para pelaku usaha harus mampu melihat selera konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Persaingan harga jual produk juga salah satu faktor persaingan diantara pesaing yang ada. Biasanya persaingan dalam penentuan harga sering terjadi sebagai dampak persaingan pasar maupun mutu produk. Persaingan yang terjadi dalam suatu industri merupakan hal yang wajar, dengan demikian para pelaku usaha diajak untuk berpikir kreatif dalam memposisikan produknya dengan sebaik-baiknya. Dengan persaingan yang kompetitif ini PT Kuala Pangan semakin terancam oleh kegiatan promosi dan distribusi yang luas yang dilakukan perusahaan yang telah dikenal seperti PT Wingsfood ataupun PT Indofood. Walaupun demikian PT Kuala Pangan selalu memperhatikan kualitas dan mutu produknya, memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumennya serta memberikan harga khusus bagi konsumen yang setia membeli produknya agar loyalitas konsumen tetap terjaga.
75
VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor manajemen, pemasaran, produksi, sumberdaya manusia dan keuangan dan keuangan. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan PT Kuala Pangan yang diperoleh dengan pengisian kuesioner yang diperkuat melalui wawancara dan observasi langsung ke PT Kuala Pangan. 7.1.1. Kekuatan Perusahaan Kekuatan merupakan potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman sehingga dapat mencapai suatu tujuan usaha. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Kuala Pangan adalah sebagai berikut: 1) Memiliki perencanaan dan manajemen yang baik. PT Kuala Pangan merupakan salah satu perusahaan mie yang sedang berkembang. Hal ini dapat didukung dengan manajemen yang baik dari perusahaan. PT Kuala Pangan telah melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Perencanaan dilakukan oleh perusahaan dengan jelas dan tertulis sehingga perusahaan dapat fokus pada target yang direncanakan perusahaan setiap tahunnya. Pengorganisasian dilakukan perusahaan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari pembagian kerja dari setiap manajer yang telah jelas dan tertulis. Perusahaan juga memberikan insentif berupa kenaikan gaji hampir disetiap tahunnya. Kenaikan gaji ini bukan saja pada pegawai tetap tapi kepada pegawai hariannya. 2) Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik serta memiliki sertifikat halal. PT Kuala Pangan merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan kualitas dari produk-produk yang dihasilkannya. Pengendalian mutu selalu dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai pengemasan produknya Didalam kemasannya tercantum merek produk, tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal dari MUI, alamat perusahaan, dan berat bersih produk. Dengan keterangan-
76
keterangan tersebut memiliki fungsi untuk meyakinkan konsumen akan kualitas dan kehalalan produk yang kita hasilkan sehingga dapat memperoleh kepercayaan dari konsumen akan produk yang kita jual. 3) Hubungan yang terjalin baik dengan konsumen PT Kuala pangan memiliki hubungan baik dengan konsumennya, terbukti dengan terus meningkatnya volume penjualan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pelayanan yang baik dari perusahan terhdap para konsumen seperti pengiriman barang
yang tepat waktu, adanya potongan harga bagi para
pelanggannya, kualitas produk yang selalu terjaga, serta menerima dan mempertimbangkan semua masukan yang diberikan para konsumennya. 4) Letak yang strategis untuk pendistribusian produk. PT Kuala Pangan terletak di kabupaten bogor yang memang diperuntukan untuk daerah industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan prasarana suatu industri sudah tersedia seperti jalan, listrik, telepon, pipa gas, dan lainnya. Saluran untuk distribusi juga lancar karena letaknya yang dekat dengan jalan tol Jagorawi sehingga penyaluran bahan baku ke perusahaan maupun produk yang dihasilkan kepada konsumen dapat berjalan lancar dan tepat waktu. 5) Sistem pencatatan keuangan yang baik. Perusahaan memiliki pembukuan keuangan yang selalu diperbaharui sesuai aliran uang yang masuk dan keluar. Hal ini dilakukan oleh manajer keuangan yang bertanggung jawab atas segala laporan keuangan perusahaan. Pembukuan keuangan yang baik dapat mempermudah mendapat pinjaman modal dari bank dan dapat mempermudah pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha dan penetapan harga produk. 6) Memiliki hubungan kemitraan yang terjalin baik dengan pemasok Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT Kuala Pangan tidak pernah terganggu akibat kurangnya bahan baku, hal ini dikarenakan bahan baku dari pemasok selalu datang tepat waktu sesuai dengan pemesanan. Hubungan baik dengan para pemasok bahan baku selalu dijaga oleh perusahaan salah satunya dengan membayar sesuai perjanjian dan tepat waktu atas bahan baku yang di belinya.
77
7) Keuntungan yang terus meningkat PT Kuala Pangan selalu mengalami keuntungan setiap tahunnya. Keuntungan yang diterima oleh perusahaan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keuntungan yang diterima perusahaan berkisar 20-30 persen dari pendapatannya. Peningkatan keuntungan ini dapat menambah modal perusahaan sehingga dapat membantu pengembangan perusahaan. 7.1.2. Kelemahan Perusahaan 1) Pengembangan tergantung pada keputusan pemilik. PT Kuala Pangan merupakan perusahaan keluarga yang telah berkembang dengan baik dari segi manajemen dan pembagian kerja yang jelas dari para manajernya, namun wewenang-wewenang yang dimiliki oleh para manajer maupun direkturnya masih dapat diintervensi oleh pemilik perusahaan termasuk dalam hal perencanaan pengembangan perusahaan. Seluruh kegiatan perencanaan dilakukan direktur dan jajaran manajer dibawahnya, namun disetujui atau tidaknya perncanaan tersebut masih menjadi wewenang dewan komisaris atau pemilik perusahaan sehingga perencanaan masih tergantung kepada keputusan pemilik perusahaan. Hal ini dapat menghambat perkembangan perusahaan karena perencanaan pengembangan yang sudah diteliti dengan baik oleh oleh para manajer dan direktur dapat langsung digagalkan oleh dewan komisaris atau pemilik perusahaan sehingga otomatis dapat menghambat perkembangan perusahaan tersebut. 2) Kegiatan promosi belum optimal Promosi merupakan hal yang sangat penting untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat, namun PT Kuala Pangan belum melakukan promosi sacara optimal. Promosi yang dilakukan persahaan sekarang hanya melaui distributor yang menawarkan produk kepada konsumen. Dengan promosi yang sederhana ini mengakibatkan produk-produk perusahaan kurang dukenal dikalangan masyarakat luas. 3) Peralatan produksi yang sudah tua Peralatan produksi yang dimilki oleh perusahaan merupakan peralatan yang sudah tua, rata-rata tahun pembuatannya sekitan tahun 1970-an. Mesinmesin tersebut rentan akan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi yang
78
masih rendah yaitu 25 ton per hari. Penggunaan mesin-mesin tersebut dapat mengganggu apabila terjadi pemesanan dari konsumen yang meningkat tajam. 4) Produksi masih bedasarkan pemesanan Produksi dilakukan perusahaan ketika ada pesanan dari konsumen. Hal ini merupakan kelemahan yang dimiliki perusahaan karena ketersediaan bahan baku untuk produksi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan. 5) Terlalu banyak pegawai tidak tetap/harian Penggunaan pegawai harian dilakukan karena prduksi masih dilakukan berdasarkan pesanan, kedua hal ini memang menjadi kelemahan perusahaan. Diperparah lagi ketika adanya jadwal produksi namun banyak pegawai harian yang tidak masuk kerja sehingga menghambat prses produksi. Tabel 10. Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen - Memiliki perencanaan -pengembangan dan manajemen yang perusahaan tergantung baik pada pemilik Pemasaran -Produk yang dihasilkam - kegiatan promosi belum memiliki kualitas baik optimal dan sertifikat halal -Hubungan baik dengan konsumen -Letak strategis untuk pendistribusian produk Keuangan -Sistem pencatatan keuangan yang baik -Keuntungan yang terus meningkat Produksi -Memiliki hubungan -peralatan produksi sudah kemitraan yang baik tua -Produksi masih dengan pemasok berdasarkan pesanan Sumber Daya Manusia -terlalu banyak pegawai tidak tetap /harian
79
7.2. Identifikasi Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi PT Kuala Pangan. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi PT Kuala Pangan. Berikut akan dijelaskan peluang dan ancaman PT Kuala Pangan. 7.2.1. Peluang Perusahaan 1) Banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah. Perubahan sosial ekonomi seperti tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah termasuk banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah menyebabkan perubahan dalam pola makan, masyarakat membutuhkan makanan yang mudah dan cepat dalam penyajiannya dan mengenyangkan. Selain itu tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah juga menyebabkan banyaknya masyarakat yang makan di rumah makan atau restoran yang salah satunya menyediakan mie seperti mie baso, mie ayam, dan lain-lain. Hal ini secara tidak langsung dapat menjadi peluang perusahaan. 2) Peningkatan jumlah penduduk Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan produk mie karena adanya peluang konsumen baru. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga menjadi peluang bagi setiap usaha karena akan memberikan implikasi pada peningkatan pangsa pasar suatu produk. Berdasarkan data BPS (2011), Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 237.556.263 jiwa. Besarnya jumlah penduduk Indonesia secara umum memperlihatkan peluang pasar yang terbuka luas dan menunjukkan pasar tenaga kerja yang cukup. 3) Dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri. Pembebasan bea masuk untuk mesin industri dapat menjadi peluang bagi PT Kuala pangan untuk mengembangkan usahanya dengan mengganti mesinmesin yang sudah tua dengan mesin yang lebih moderen. Dengan demikian
80
perusahaan dapat meningkatkan kapsitas produksi dan lebih meningkatkan kualitas produknya. 4) Perkembangan sistem informasi dan teknologi Perkembangan sistem informasi saat ini merupakan peluang bagi PT Kuala Pangan sebagai sarana promosi produk, misalnya melaui telepon, faximili, internet, televisi, dan lain-lain. Selain itu perkembangan teknologi dibidang produksi dan transportasi juga membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan mendistribusikan produknya. 7.2.2. Ancaman Perusahaan 1) Peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi. kenaikan biaya bahan baku disebabkan karena adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Oktober 2008 lalu. Kemudian terjadi penurunan harga BBM pada bulan Desember yang tidak berpengaruh terhadap penurunan harga bahan baku PT Kuala Pangan baik bahan baku utama maupun bahan baku tambahan. Ketidaksabilan harga menyebabkan suatu ancaman bagi usaha PT Kuala Pangan, karena akan mempengaruhi biaya produksi sehingga akan meningkatkan harga jual produk. Selain kenaikan bahan baku ancaman lainnya yaitu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Peningkatan TDL menyebabkan biaya produksi PT Kuala Pangan meningkat, karena sebagian besar mesin-mesin produksi digerakan dengan tenaga lisrik. 2) Kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie Mie Kering dan bihun merupakan produk yang sudah lama dikenal masyarakat. Proses pembuatannya relatif mudah karena tidak membutuhkan teknologi yang terlalu canggih. Produk tersebut dapat dibuat dengan menggunakan peralatan sederhana. Bahan baku pembuatan Mie mudah didapat. Selain itu modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pengolahan ini relatif rendah tergantung besar usahanya dan tidak adanya peraturan pemerintah untuk memasuki industri ini menyebabkan rendahnya hambatan masuk ke industri mie ini sehingga menjadi ancaman bagi industri mie.
81
3) Konsumen memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis. Berkembangnya industri mie di indonesia menyebabkan meningkatnya perusahaan yang bergerak dibidang ini. Dengan banyaknya produsen mie menyebabkan membanjirnya produk-produk sejenis, sehingga para pembeli pun memiliki pilihan yang banyak dan meningkatkan daya tawar mereka terhadap produk. Hal ini dapat menjadi ancaman karena pembeli dapat dengan mudah berpindah produk jika tidak cocok dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 4) Adanya produk subtitusi Keberdaan produk subtitusi ini akan mengancam potensi suatu usaha. Jika PT Kuala Pangan tidak dapat meningkatkan kualitas produknya maka pertumbuhan dan laba usahanya akan terancam. Produk subtitusi yang dapat mengancam produk dari PT Kuala Pangan yaitu produk yang mudah dibuat dan mengenyangkan seperti mie instan (Indomie, Mie Sedap, Sarimi), Super Bubur, Spageti instan, soun instan, dan lain-lain. 5) Perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas. Berkembangnya industri mie menyebabkan banyaknya perusahaan yang begerak di industri ini. Untuk memenangkan persaingan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan berbagai upaya seperti kegiatan promosi dan pendistribusian yang luas dari produk yang dihasilkan. Jaringan promosi yang luas memungkinkan produknya lebih dikenal orang sehingga dapat memaksimalkan market share. Jaringan distribusi yang luas memungkinkan perusahaan untuk menjual produknya keseluruh wilayah dan menjaga kontinuitas ketersediaan produk yang dijual. Dengan promosi dan distribusi yang luas memungkinkan perusahaan menguasai pasar suatu wilayah.
82
Tabel 11. Identifikasi Faktor-faktor Peluang dan Ancaman Faktor Eksternal Peluang Ancaman Ekonomi -Peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi Sosial, Budaya, - Banyaknya wanita yang Demografi bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah -Peningkatan jumlah penduduk Politik, Pemerintahan, - Dukungan pemerintah dan Hukum dalam pembebasan bea masuk mesin industri. Teknologi -Perkembangan sistem informasi dan teknologi Kekuatan Pesaing - Kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie - Konsumen memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis. - Adanya produk subtitusi - Perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas.
7.3. Analisis SWOT Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi strategi
ini
dilakukan
dengan
alat
analisis
SWOT.
Matriks
SWOT
menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokan peluang-peluang dan ancaman ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan internalnya. Tujuan dari matriks SWOT ini yaitu untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Sehingga tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), WO (Weakness-Opportunities), ST (StrengthsThreats) dan WT (Weakness- Threats). Hasil matrks SWOT pada PT Kuala Pangan dapat dilihat pada Gambar 5.
83
INTERNAL
EKSTERNAL
Kekuatan (Strengths-S)
Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Memiliki perncanaan dan
1. Pengembangan perusahaan
manajemen yang baik
masih tergantung pemilik
2. Produk yang dihasilkan
2. Kegiatan promosi belum
memiliki kualitas yang baik dan
optimal
memiliki sertifikat halal
3. Peralatan produksi sudah
3. Hubungan yang terjalin baik
tua
dengan konsumen
4. Produksi masih berdasarkan
4. Letak strategis untuk
pesanan
pendistribusian produk
5. Terlalu banyak pegawai
5. Sistem pencatatan keuangan
tidak tetap/ harian
yang baik 6. Memiliki hubungan kemitraan yang terjalin baik dengan pemasok 7. Keuntungan yang terus meningkat Strategi W-O
Strategi S-O
Peluang (Oportunities-O) 1. Banyaknya wanita yang bekerja
1. Memperluas pasar dan
1. Mengoptimalkan Promosi
diluar rumah dan tingginya mobilitas
distribusi produk
(W2, W4, dan O4)
masyarakat di luar rumah
(S1, S2, S4, S5, dan O1,O2, O4)
2. Pemanfaatan teknologi
2.Peningkatan jumlah penduduk
2. Pembaharuan mesin-mesin
informasi guna peningktan
3. Dukungan pemerintah dalam
produksi
modal dan pencarian investor
pembebasan bea masuk mesin industri
( S7,dan O3, O4)
(W3 dan O4)
4. Perkembangan sistem informasi dan teknologi
Ancaman (Threats-T)
Strategi W-T
Strategi S-T
1. Peningkatan harga bahan baku dan
1. Meningkatkan kemitraan dan
1.Meningkatkan Hubungan
biaya produksi
hubungan baik dengan pemasok
baik antara Direktur, jajaran
2. Kecilnya hambatan untuk masuk
(S1, S6, dan T1)
manajer, karyawan dengan
industri mie
2. Meningkatkan Pelayanan
pemilik perusahaan.
3. Konsumen memiliki kekuatan daya
kepada konsumen
(W1, dan T4,T5)
tawar yang besar karena semakin
(S2, S3, S4, dan T2, T3, T4, T5)
2. Meningkatkan kualitas
banyak perusahaan sejenis
3. Menjaga dan meningkatkan
SDM
4. Adanya produk subtitusi
kualitas produk
(W2, W3,W5 dan T2, T4, T5)
5. perusahaan pesaing melakukan
(S1, S2, S3, S6, danT3,T4,T5)
promosi dan distribusi yang lebih luas Gambar 5. Matriks SWOT PT Kuala Pangan Tahun 2011
84
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Strategi S-O a) Memperluas pasar dan distribusi produk Adanya peluang seperti peningkatan mobilitas manusia di luar rumah, peningkatan populasi penduduk, serta perkembangan sistem informasi dan teknologi memberikan kesempatan pada PT Kuala Pangan untuk memperluas pasar dan distribusi produknya dengan cara memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Kualitas produk dan sertifikasi halal dari produk serta ditunjang dengan perencanaan perluasaan dan distribusi dari manajemen yang baik dapat mendukung strategi ini. Pembukuan keuangan yang baik dapat memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk menerapkan strategi ini sehingga pengeluaran dapat terkontrol dan strategi dapat dijalankan dengan baik. Strategi in juga didukung dengan letak perusahaan yang strategis untuk jalur distribusi produk. b) Pembaharuan mesin-mesin produksi Penggunaan mesin-mesin yang sudah tua dari perusahaan sangat rentan akan kerusakan dan memiliki kapasitas produksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan mesin yang lebih moderen. Adanya dukungan dari pemerintah tentang pembebasan bea masuk mesin industri dapat mendukung perusahaan dalam strategi ini. Penggunaan internet juga perusahaan dalam mencari mesin-mesin produksi yang cocok bagi perusahaan. 2. Strategi W-O a) Mengoptimalkan promosi PT Kuala Pangan dapat lebih mengoptimalkan promosi melalui iklan di koran, papan iklan yang berada di sisi jalan, atau dapat juga melalui televisi. Promosi dapat juga dilakukan melalui internet dengan cara pembuatan website khusus PT Kuala Pangan dan dengan iklan yang berada di website–website penjualan barang. dengan promosi yang dilakukan ini dapat membuat produk-produk kuala pangan dikenal di
85
masyarakat sehingga permintaan akan produk dapat meningkat dan produksi tidak berdasarkan pesanan saja. b) Pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal dan pencarian investor Penggunaan teknologi informasi seperti internet sangatlah membantu dalam pencarian informasi. Penggunaan internet oleh perusahaan dapat membantu mencari informasi tentang pinjaman-pinjaman dari bank guna menambah modal perusahaan dan juga dapat mencari investor-investor guna diajak bekerjasama dengan perusahaan dengan menampilkan peluang kerjasama di website PT Kuala Pangan. 3. Strategi S-T a) Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok Adanya perencanaan tentang kerjasama dengan pemasok dan hubungan baik dengan pemasok dapat meminimalisir ancaman dari peningkatan harga bahan baku utama produk. Dengan adanya kerjasama yang baik perusahaan dapat membuat perjanjian dengan dengan pemasok apabila ada kenaikan bahan baku, sehingga kenaikan bahan baku walaupun tidak dapat dihindari tetapi dapat di minimalisir kenaikan harganya. b) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen Ancaman-ancaman seperti kecilnya hambatan masuk industri, kekuatan daya tawar konsumen karena banyaknya produk sejenis yang beredar, adanya produk subtitusi, dan persaingan promosi dan distribusi dari perusahaan lain dapat diminimalkan dengan meningkatkan pelayanan perushaan kepada konsumen sehingga konsumen menjadi loyal akan produk perusahaan. Peningkatan pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan kekuatan perusahaan yaitu dengan kualitas produk yang baik dan pendistribusian yang lancar dan tepat waktu. c) Menjaga dan meningkatkan kualitas produk Menjaga dan meningkatkan kualitas produk PT Kuala Pangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai contoh memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan pemasok dapat membantu peningkatan kualitas produk yaitu dengan
86
bahan baku yang berualitas baik dapat menghasilkan produk yang baik pula, namun hal ini tidak lepas pula dari peran manajemen
dan
perencanaan yang baik dari perusahaan. Kualitas produk yang baik dapat meningkatkan hubungan dengan konsumen sehingga loyalitas konsumen dapat terjaga. 4. Strategi W-T a) Meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan Peningkatan hubungan antar pekerja dan pemilik dapat tercipta suasana kerja yang saling mendukung sehingga perencanaan pengembangan dapat dilakukan dengan baik. Dengan perencanaan pengembangan yang baik perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dalam hal penjualan, promosi, maupun distribusi sehingga dapat mengembangakan perusahaan menjadi lebih baik. b) Meningkatkan kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai tidak tetap/ harian ataupun pegawai tetap perusahaan. Dengan peningkatan kualitas sdm tersebut perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas pula sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan hal ini dapat mengurangi ancaman dari perusahaan lain maupun produk subtitusi. 7.4. Pemilihan Strategi Pemilihan strategi merupakan tahap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan Direktur PT Kuala Pangan. Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang bisa dijalankan oleh perusahaan dan menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan usaha. Berikut ini adalah urutan prioritas strategi yang bisa dijalankan PT Kuala Pangan secara berurutan:
87
1) Menjaga dan meningkatkan kualitas produk Menjaga dan meningkatkan kualitas produk menurut perusahaan adalah prioritas utama dalam strategi yang dilakukan perusahaan. Strategi ini dipilih karena menurut perusahaan dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk akan
menjaga
loyalitas
konsumen
terhadap
produk-produk
perusahaan.
Peningkatan kualitas produk juga dapat memberikan daya saing terhadap produk sejenis seperti Mie Dua Telur, Mie Cap Kapal Terbang, dan Mie Kuda Menjangan. 2) Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok menurut perusahaan dapat menjamin keserdiaan bahan baku utama yaitu terigu. Hubungan yang terjalin baik dengan pemasok dapat membantu ketika perusahaan membutuhkan bahan baku secara mendadak karena meningkatnya pemesanan secara signifikan, sehingga perusahaan membutuhkan bahan baku yang banyak. Menurut perusahaan hubungan ini sangat membantu karena pemesanan langsung ditanggapi dengan cepat dan permbayarannya dapat ditangguhkan sampai waktu yang telah ditetapkan dengan pemasok tersebut. 3) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen Peingkatan pelayanan terhadap konsumen di tempatkan pada prioritas nomor tiga karena memberikan keuntungan loyalitas konsumen terhadap produkproduk perusahaan. Peningkatan pelayanan juga dapat dijadikan ajang promosi bagi perusahaan. Pelayanan yang baik kepada konsumen perusahaan menurut PT Kuala Pangan dapat membuat konsumen lain tertarik untuk bekerjasama dengan PT Kuala Pangan. 4) Mengoptimalkan promosi Promosi yang optimal dapat membantu perluasan segmen pasar perusahaan, yang sebelumnya hanya terpusat pada hotel, catering, restoran, dan distributor dengan adanya promosi PT kuala Pangan menargetkan ke pembeli eceran / rumahan sehingga dapat meninggkatkan pendapatan. 5) Memperluas pasar dan distribusi produk Perluasan pasar dan distribusi produk diharapkan dapat memberikan perusahaan pasar yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan konsumen dari
88
produk-produknya. Perluasan ini juga dapat memberikan daya saing terhadap perusahaan lain di daerah selain daerah distribusi perusahaan yang sekarang. 6) Meningkatkan kualitas SDM Peningkatan Kualitas SDM ditempatkan pada prioritas ke enam dalam pemilihan strategi. Menurut perusahaan kualitas dari karyawan tetap sudah baik dan pegawai hariannya sudah cukup baik. Pegawai harian dinyatakan cukup baik karena rata-rata karyawan sudah dapat bekerja di bidang produksi. Hal ini tidak terlepas dari usaha perusahaan melakukan pelatihan-pelatihan produksi walaupun tidak secara rutin hanya sesekali saja. 7) Meningkatkan hubungan baik antara direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemilik perusahaan Peningkatan hubungan pekerja dan pemilik menurut perusahaan sudah berjalan cukup baik. Adanya perbedaan visi tentang perencanaan pengembangan dengan pemilik memang diakui perusahaan, namun itu tidak mengganggu kegiatan perusahaan secara keseluruhan. 8) Pemanfaatan teknologi informasi guna pencarian investor Pemanfaatan teknologi informasi guna peningkatan modal dengan pencarian investor utuk pengembangan perusahaan tidak teralu menjadi prioritas perusahaan. Perusahaan beranggapan tidak memerlukannya, dengan modal yang telah ada yang berasal dari pemilik, pinjaman dari bank, dan keuntungan perusahaan telah mencukupi untuk menjalankan perusahaan dan bahkan untuk pengembangannya. 9) Pembaharuan mesin-mesin produksi Mesin produksi yang digunakan menurut PT Kuala Pangan masih layak untuk digunakan sehingga strategi ini ditempatkan di prioritas terakhir. Mesinmesin yang digunakan perusahaan masih dapat bekerja dengan baik sehingga tidak perlu penggantian mesin untuk saat ini. Namun untuk perencanaan jangka panjang strategi ini memang perlu dilakukan.
89
VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal PT Kuala Pangan, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki perusahaan antara lain, memiliki perencanaan dan manajemen yang baik, produk yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan sertifikat halal, hubungan baik dengan konsumen, letak strategis untuk pendistribusian produk, sistem pencatatan keuangan yang baik, dan memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan pemasok. Sedangkan kelemahan perusahaan antar lain, pengembangan perusahaan tergantung pada pemilik, kegiatan promosi belum optimal, modal terbatas, peralatan produksi sudah tua, Produksi masih berdasarkan pesanan, dan terlalu banyak pegawai tidak tetap /harian. 2. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal PT Kuala Pangan, perusahaan menghadapi berbagai peluang serta ancaman. Adapun peluang yang dimanfaatkan antara lain, banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah dan tingginya mobilitas masyarakat diluar rumah, peningkatan jumlah penduduk, dukungan pemerintah dalam pembebasan bea masuk mesin industri, dan perkembangan sistem informasi dan teknologi. Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan antara lain, peningkatan harga bahan baku dan biaya produksi, kecilnya hambatan untuk memasuki industri mie, Pembeli memiliki kekuatan daya tawar yang besar karena semakin banyak perusahaan sejenis, adanya produk subtitusi, dan perusahaan pesaing melakukan promosi dan distribusi yang lebih luas. 3. Penentuan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dihasilkan sembilan strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan direktur PT Kuala Pangan. Urutan strategi yang dilaksanakan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan pemasok, meningkatkan pelayanan kepada konsumen, mengoptimalkan promosi, memperluas pasar dan distribusi produk, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan hubungan baik antara
90
direktur, jajaran manajer, dan karyawan dengan pemanfaatan
teknologi
informasi
guna
pemilik perusahaan,
peningkatan
modal,
dan
pembaharuan mesin-mesin produksi. 8.2 Saran Berdasarkan kondisi PT Kuala Pangan saat ini, maka sebaiknya perusahaan harus menjaga dan meningkatkan kualitas produk serta menjaga hubungan baik dengan pemasok dan konsumen. Dengan demikian, sebaiknya perusahaan memberi peluang masuknya investor untuk menambah modal usaha. Peluang masuknya investor dapat ditingkatkan dengan meningkatkan hubungan baik antara jajaran manajer dan direktur dengan pemilik perusahaan, sehingga bisa meyakinkan pemilik akan pentingnya penambahan modal dari investor, selain itu pencarian investor dapat memanfaatkan teknologi informasi seperti internet dengan cara membuat website khusus PT Kuala Pangan. Penambahan modal usaha tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan promosi serta memperluas pasar dan distribusi produknya. Kemudian, secara bertahap melakukan pembinaan terhadap pegawainya guna peningkatan sumber daya manusia di perusahaan dan melakukan pembaharuan mesin-mesin produksi.
91
DAFTAR PUSTAKA Astawan M. 2002. Membuat Mie dan Bihun. Edisi Keempat. Penebar Swadaya. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Data Statistik Jumlah penduduk Indonesia Tahun 2006 – 2010.Badan Pusat Statistik. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Rata-Rata Konsumsi Penduduk Indonesia Per Kapita Per Tahun tahun 2005-2005. Badan Pusat Statistik. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Struktur Industri Indonesia Tahun 2007 – 2009. Badan Pusat Statistik. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Kelompok Padi-padian Tahun 2006-2007 (kg/kapita/tahun). Badan Pusat Statistik. Jakarta. Chandradhy D. 1978. Strategi Strategi Pemasaran di Indonesia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. David F.R. 2004. Manajemen Stategi, Terjemahan : PT Indeks Kelompok Gramedia . PT Gramedia. Jakarta. David F.R. 2006. Manajemen Stategi Konsep, Kasus, dan Implementasi, Terjemahan : PT Grasindo. Jakarta. Dirgantoro C. 2004. Manajemen Strategik. Cetakan Kedua Gramedia. Jakarta Fahrani D. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Salam Mie. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fitria L. 2007. Analisis Strategi Bisnis Kecap pada PT Korma Jaya Utama. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Fransiska L.2008. Strategi pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. Fakutas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis, Terjemahan. Edisi kedua. Andi. Yogyakarta. Jauch
LR, Glueck WF. 1996. Manajemen Strategis dan Perusahaan,Terjemahan, Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Kebijakan
Khomsan. Dkk. 2003. Rekayasa Sosisal dan Pengembangan Teknik Edukasi Peningkatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok. Laporan Akhir. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler P. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Prenhalindo. Jakarta.
92
Musfita S. 2007. Strategi Pengembangan Usaha Manisan Pala (Studi Kasus : Home Industry ”Usaha Rama, Kabupaten Aceh Selatan). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nugraha A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Pada Restoran Waralaba Bakmi Japos (Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi. Fakultas Peranian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Porter ME. 1997. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta. Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta. Setyanigrum, Aryani, Marsono. 2003. Pengkayaan Vitamin A dan Vitamin E Dalam Pembuatan Mie Instan Menggunakan MInyak Sawit Merah. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogasari Nugraha (1998-2001). Jakarta Stoner JAF, Freeman RE. 1992. Management. Prentice Hall. Vivandri O. 2010. Strategi Pengembangan Usaha jmur Tiam Putih Pada Trisno Insan Mandiri Mushroom (TIMMUSH) Desa Cibuntu Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Winarno FG. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
93
LAMPIRAN
94
Lampiran 1. Kuesioner Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal KUISIONER PENELITIAN ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL Judul Penelitian : STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PERUSAHAAN MIE PADA PT KUALA PANGAN DI CITEUREUP KABUPATEN BOGOR Identitas Responden Nama
:
Jabatan
:
Dengan hormat mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara obyektif dan benar, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih
Peneliti : RINALDI ZULHAM (H34066109)
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS, FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
95
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL
Tujuan : Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan. Petunjuk Pengisian : 1. Berikan tanda (V) pada kolom Kekuatan, apabila faktor-faktor tersebut menjadi Kekuatan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan. 2. Berikan (V) pada kolom Kelemahan, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Faktor-Faktor Strategi Internal Perencanaan dan Manajemen Pengembangan tergantung pemilik Produk yang dihasilkan dan sertifikasi halal Hubungan dengan konsumen Umur peralatan produksi Letak perusahaan terhadap distribusi produk Modal usaha Pencatatan keuangan Promosi Jumlah pegawai tidak tetap/ harian Hubungan kemitraan dengan pemasok Produksi produk berdasarkan pesanan
Kekuatan Kelemahan
96
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan : Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha yoghurt di E-coFarm yang dilakukan oleh para responden. Petunjuk Pengisian : 3. Berikan tanda (V) pada kolom peluang, apabila faktor-faktor tersebut menjadi peluang dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan. 4. Berikan (V) pada kolom ancaman, apabila faktor-faktor tersebut menjadi ancaman dalam strategi pengembangan bisnis pada PT Kuala Pangan. No Faktor-Faktor Strategi Eksternal 1 Banyaknya wanita yang bekerja dan tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah 2 Peningkatan jumlah penduduk Indonesia 3 Pembebasan bea masuk mesin industri 4 Perkembangan sistem informasi dan teknologi 5 Penigkatan harga bahan baku 6 Hambatan untuk masuk ke industri mie masih kecil 7 Daya tawar pembeli yang semakin kuat 8 Adanya produk subtitusi 9 Jaringan promosi dan distribusi pesaing lebih luas
Peluang
Ancaman
97
Lampiran 2. Gambar Produk PT Kuala Pangan
98