STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN DALAM PENCAPAIAN TARGET DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh : Yuliyanti 201 08 027
JURUSAN SYARI’AH PROGAM STUDI D3 PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN DALAM PENCAPAIAN TARGET DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah pada Progam Studi D3 Perbankan Syari’ah Dosen Pembimbing: Anton Bawono, SE., M.Si
Disusun Oleh: Yuliyanti 201 08 027
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDY DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMA NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
MOTTO
Dimanapun kamu berada, maut akan menjemputmu, meskipun kamu berada di benteng yang paling tinggi dan kokoh. Pelajarilah ilmu pengetahuan, Sesungguhnya mempelajari ilmu adalah tanda takut terhadap Allah, menuntut ilmu adalah ibadah, mengingat – ingat adalah jihad, mengajarkan kepada orang-orang adalah sedekah dan menyebarkannya adalah pengorbanan Hidup ini sesungguhnya tidak sulit, yang sulit bagaimana kita bisa hidup enak dengan penuh kesabaran dan berbesar hati dalam menerima sesuatu. Karena keadaan yang baik ataupun buruk itu semua ada di tanganmu, jangan pernah disetir atau dikendalikan oleh keadaan ciptakanlah keadaan sesuai dengan yang kamu mau!!!
Halaman Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk orang – orang yang paling kusayangi : Ibu dan Bapak (Jasmo dan Maftukhah) yang telah memberi dukungan selama ini “Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan berkahNya hingga akhir hayat mereka…Amin” Bintang Hatiku (Benny Setiawan), Adikku (Uma) serta Keponakanku yang lucu-lucu (iLa, Riska, Naila, Niena, Miz’al & Citos) atas dukungannya. Keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu terimakasih. My All Friend Tukha, Syurti, Uleg, Layah, Tiem, Resty , Djulpa, Ardhy, Ryan, & Khususnya Teman-Teman di D3 Ps. A&B tetaplah menjadi sahabatku, serta almamaterku. Tetap support sampai aku menjadi orang yang luar biasa…amin.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Transliterasi yang dipakai dalam Disertasi ini adalah pedoman Transliterasi Arab-Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988. Arab
Latin
Arab
Latin
Arab
Latin
ﺍ
`
ﺯ
z
ﻕ
q
ﺏ
b
ﺱ
s
ﻙ
k
ﺕ
t
ﺵ
sy
ﻝ
l
ﺙ
ts
ﺹ
sh
ﻡ
m
ﺝ
j
ﺽ
d
ﻥ
N
ﺡ
h
ﻁ
t
ﻭ
W
ﺥ
kh
ﻅ
z
ﻩ
H
ﺩ
d
ﻉ
‘
ﺀ
‘
ﺫ
ż
ﻍ
g
ﻱ
Y
ﺭ
r
ﻑ
f
-
Catatan: 1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap Misalnya ; رﺑـﻨـﺎditulis rabbanâ. 2. Vokal panjang (mad) ; Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; اﻟـﻘـﺎرﻋـﺔditulis alqâri‘ah, اﻟﻤــﺴـﺎﻛـﯿـﻦditulis al-masâkîn, اﻟـﻤـﻔـﻠﺤﻮنditulis al-muflihûn 3. Kata sandang alif + lam ()ال Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya ; اﻟـﻜﺎﻓـﺮونditulis alkâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya ; اﻟـﺮﺟـﺎلditulis ar-rijâl. 4. Ta’ marbûthah () ة. Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; اﻟـﺒـﻘـﺮةditulis al-baqarah. Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; زﻛﺎة اﻟـﻤـﺎلditulis zakât al-mâl, atau ﺳـﻮرة
اﻟﻨـﺴـﺎءditulis sûrat al-Nisâ`. 5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya; وھـﻮ
ﺧـﯿـﺮازﻗــﯿﻦditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi ALLAH SWT, penguasa setiap hembus nafas, pemilik jiwa yang penuh cinta, Tuhan yang teramat sayang pada hamba-hamba. Dia jadikan hamba sebagai ujian bagi hamba lainnya, Dia jadikan pula penolong bagi lainnya. Keselamatan dan keberkahan semoga selalu terlimpah, tercurah, kepada manusia terkasih, Muhammad bin Abdullah, yang selalu mengajari kita agar amanah dalam bekerja, semangat berkorban dalam berkarya, cinta dalam berusaha, semoga kesemuanya itu dapat mengilhami kita dalam menegakan syiar ISLAM, Amin. Dengan bantuan-Nya juga sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : “ STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN DALAM PENCAPAIAN TARGET DI
PT. BANK SYARIAH
MANDIRI
(BSM) CABANG SALATIGA”. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan diplomatiga (D3) Jurusan Syariah, Fakultas D3 Perbankan Syariah, STAIN Salatiga. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tentunya penyusun tidak lepas dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan sehingga penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. Allah SWT. 2. Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. 3. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 4. Bapak Anton Bawono S.E. M,Si, selaku pembimbing Tugas Akhir, yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing, mendukung serta mencurahkan pikirannya untuk memberi masukan-masukan kepada penulis. 5. Bapak Abdul Aziz NP. MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syari’ah. 6. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga. 7. Segala cinta dan kasih sayang ke-dua Orang Tuaku (Jasmo dan Maftukhah), Adikku (Uma) serta keponakannku yang lucu (iLa, Riska, Naela, Niena, Mis’al & Citos). 8. Benny dan keluarganya yang ikut mendukungku selama ini. 9. Bapak Sri Wijoyono Aji, Bapak Arief Zanuar, Mbk Dewi, Mbk Ira, Mbk Maya, Mbk Ganis, Mas Zuhair, Maz Rifqi, Mas Asep, Mas Hariyanto, Mas Yogi dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 10. Teman-teman CS qu Tukha, Surty, Uleg, Layah, Tiem, Resty, Djulpa, Ardhy, Ryan, Hasan, Fahru, Crisna, Piul, Badjuri, Adi dan semua teman-teman dimanapun yang tidak dapat aku sebutkan.
11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan Tugas Akhir. Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penyusun harapkan. Akhirnya penyusun sangat berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun sendiri maupun bagi semua pihak yang menggunaka laporan ini.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 12 Agustus 2011 Penyusun
Yuliyanti 201 08 027
ABSTRAK
Perbankan syariah merupakan salah satu jenis kegiatan perbankan yang kegiatannya didasarkan pada prinsip syariah, yang terbebas dari riba. Akan tetapi, dalam perkembangannya mengalami hambatan, terutama dalam pemasarannya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat, agar perbankan syariah dapat diterima oleh masyarakat. PT Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank yang bergerak dibidang perbankan syariah. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran produk yang diterapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga. Strategi pemasaran yang tepat dan terarah merupakan kunci sukses pemasaran suatu produk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yaitu mengambil satu obyek tertentu. Data yang diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan unit pemasaran pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga. Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian, data ini diperoleh dari buku maupun sumber lainnya. Hasil penelitian ini adalah bahwa PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga telah melaksanakan strategi pemasaran dengan menggunakan marketing mix yang meliputi place, price, product, dan promotion. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga dalam pemasaran produk adalah kurangnya pengetahuan yang mendalam masyarakat mengenai bank syariah, kurangnya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten dan ketetapan sistem dari pusat yang sangat ketat. Saran yang dapat penulis berikan bagi PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga adalah lebih meningkatkan pelayanan serta kualitas produk agar tetap mampu bersaing dan lebih meningkatkan manajemen mutu, sumber daya manusia, system kerja, dan mampu menciptakan strategi yang kompetitif.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan Tugas Akhir ................................................................... ii Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii Motto ............................................................................................................... iv Persembahan .................................................................................................... v Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia ............................................................. vi Kata Pengantar................................................................................................. viii Abstrak ............................................................................................................ xi Daftar Isi.......................................................................................................... xii Daftar Gambar ................................................................................................. xv Daftar Tabel..................................................................................................... xvi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9 E. Metode Penelitian ............................................................................. 9 F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11
BAB II Landasan Teori A. Telaah Pustaka ................................................................................. 13 B. Kerangka Teoritik ............................................................................. 15 1. Pengertian Pemasaran ................................................................. 15 2. Manajemen Pemasaran ................................................................ 17 3. Konsep Pemasaran....................................................................... 18 4. Strategi Pemasaran ...................................................................... 20 5. Marketing mix ............................................................................. 22 BAB III Gambaran Umum A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Syariah Mandiri ............................. 25 B. Tujuan Perbankan Syariah Mandiri ................................................... 28 C. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ..................................................... 28 D. Profil Perusahaan .............................................................................. 30 E. Struktur Organisasi ........................................................................... 32 F. Produk-produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ................................. 41 1. Tabungan .................................................................................... 41 2. Deposito ...................................................................................... 43 3. Giro ............................................................................................ 44 4. Pembiayaan BSM ........................................................................ 45 5. Jasa Produk.................................................................................. 48 6. Jasa Operasional .......................................................................... 50 7. Jasa Investasi ............................................................................... 51
BAB IV Analisa Data A. Strategi Pemasaran PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga ........ 53 1. place (tempat).............................................................................. 53 2. product (produk).......................................................................... 54 3. price (harga) ................................................................................ 55 4. promotion (promosi) .................................................................... 56 B. Kendala-kendala Bank Syariah Mandiri ka. Cabang Salatiga ............. 63 1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) Pemasaran yang kompeten ..................................................................................... 63 2. Jaringan Rendah dan Pemerataan ................................................. 65 3. Loyalitas Nasabah Bank Syariah .................................................. 65 4. Pemasaran dan Promosi ............................................................... 66 5. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat ............................................. 66 BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ....................................................................................... 69 B. Saran ................................................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi pengurus BSM Salatiga …………...29
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Perkembangan Pembiayaan Tahun 2010………………………...62
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan Indonesia mulai menapak pada prinsip syariah, seiring dengan pembukaan bank muamalat pada November Tahun 1991. istilah syariah sendiri dalam Pasal 1 (angka 13) Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa : “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan badan usaha, atau kegiatan lainya yang sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).” (Priyonggo & Heri 2004:2) Hal mana mengenai pembahasan syariah tentang prinsip bagi hasil tercermin dalam salah satu ayat Al qur’an yaitu: ْوَإِنﱠ ﻛَﺜِﯿﺮاً ﻣﱢﻦْ اﻟْﺨُﻠَﻄَﺎء ﻟَﯿَﺒْﻐِﻲ ﺑَﻌْﻀُﮭُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ إِﻟﱠﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا وَﻋَﻤِﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤَﺎتِ وَﻗَﻠِﯿﻞٌ ﻣﱠﺎ ھُﻢ
“Dan
sesungguhnya
kebanyakan
dari
orang-orang
yang
bersarikah itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh” (QS.Shad:24) Membahas tentang ruang lingkup syariah kita tidak dapat melepas sumber dasar dari syariah itu sendiri yaitu Al-qur’an dan Al-Hadits. Aturan syariah diambil, didasarkan atas firman Allah dan dijelaskan dalam Khadis nabi serta beberapa ijtihad para Alim ulama. Kemudian untuk menguatkan landasan secara struktural perundang-undangan pemerintah mengeluarkan peraturan perundangundangan sebagaimana disebutkan diatas dan beberapa peraturan penunjang lain. Jadi perangkat hukumnya sudah komplit dan siap untuk dilaksanakan pada suatu perbuatan hukum yang berkaitan dengan perbankan syariah ini. Secara umum menabung di bank syariah dengan yang belaku di bank konvensional hampir tidak ada perbedaan. Hal ini karena, baik di bank syariah maupun bank konvensional diharuskan mengikuti aturan teknis perbankan secara umum. Akan tetapi bila diamati lebih dalam, terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Perbedaan pertama terletak pada akadnya. Pada bank syariah, semua transaksi harus berdasarkan akad yang dibenarkan oleh syariah. Dengan demikian, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan rekening, baik giro, tabungan maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan, namun prinsip titipan ini tidak sesuai dengan aturan syariah, misalnya wadi’ah,
karena dalam produk giro, tabungan maupun deposito, menjanjikan imbalan dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang disetor. Perbedaan kedua terdapat
pada imbalan
yang diberikan.
Bank
konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan di muka kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus dibayar oleh bank. Oleh karena itu bank harus “menjual” kepada nasabah lain (peminjam) dengan biaya bunga yang lebih tinggi. Perbedaan antara keduanya disebut spread (menyebar) yang menandakan apakah perusahaan tersebut untung atau rugi. Bila spread-nya positif, dimana beban bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang diberikan kepada penabung, maka dapat dikatakan bahwa bank mendapatkan keuntungan, dan sebaliknya juga benar. Sedangkan bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing (pembagian keuntungan), artinya dana yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan. Keuntungan yang didapat dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah, berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan di muka. Perbedaan ketiga adalah sasaran kredit/pembiayaan. Para penabung di bank konvensional tidak sadar uang yang ditabung dipinjamkan untuk berbagai bisnis, tanpa memandang halal-haram bisnis tersebut. Sedangkan di bank syariah, penyaluran dan simpanan dari masyarakat dibatasi oleh prinsip dasar, yaitu prinsip syariah. Artinya bahwa pemberian pinjaman tidak boleh ke bisnis yang
haram seperti, perjudian, minuman yang diharamkan, pornografi dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah. Prinsip syariah tidak hanya terbatas pada konteks perbankan, melainkan juga meliputi berbagai kegiatan ekonomi dan investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi. Islam sebagai agama memuat ajaran yang bersifat universal dan komprehensip. Dengan mengkaji berbagai ilmu yang berkaitan dengan prinsip syariah dijadikan dasar dalam perbankan saat ini, bank secara ekonom merupakan lembaga
keuangan
yang
surplus
dana.
Dengan adanya
surplus dana
memungkinkan bank untuk melakukan banyak kegiatan ekonomi guna menyalurkan dananya. Syariah telah mempunyai aturan yang jelas tentang sistem dan cara melakukan kegiatan ekonomi. Tentunya perlu pembelajaran yang menyeluruh baik untuk pihak yang surplus dana maupun pihak yang minus dana, dengan pemahaman yang mendalam pengembangan bank syariah secara khusus dan ekonomi syariah secara umum akan cepat diterima untuk semua lapisan masyarakat. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan perbankan syariah pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang menyangkut Bank syariah antara lain Undang-undang No.10 Tahun 1998 sebagai perubahan UndangUndang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, serta Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang perubahan Undang – Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai pijakan dan payung hukum. Guna memberikan peluang yang lebih besar pendirian kantor kantor bank syariah baru oleh bank umum
konvesional melalui pembukaan kantor cabang atau kantor dibawah kantor cabang konvensional menjadi kantor cabang pembantu konvesional yang telah membentuk unit syariah menjadi kantor cabang syariah. Dalam beberapa tahun terakhir, perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari perkiraan. Bank-bank konvensional mulai berlomba membuka divisi syariah karena melihat minat masyarakat yang demikian tinggi pada produk perbankan syariah. Hal yang mendorong kalangan perbankan mencoba peruntungannya di lahan ini tak lain adalah besarnya pangsa pasar. Pada saat krisis ekonomi dan moneter 1997-1998 perbankan nasional mengalami kesulitan. Tingkat suku bunga yang tinggi menyebabkan biaya modal sektor usaha tinggi pula sehingga berujung pada kemerosotan kemampuan usaha sektor produksi. Kualitas asset perbankan pun anjlok. Di sisi lain, sistem perbankan diwajibkan terus memberi imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Daya saing sektor produksi yang rendah berdampak pula pada pengurangan peran sistem perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara kegiatan investasi. Selama priode krisis tersebut bank syariah yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil dan bukan suku bunga mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank-bank konvensional. Keadaan itu tercermin pada non performing finance (NPF) atau pembiayaan bermasalah yang rendah serta tak terjadi negative spread dalam operasionalnya. Kenyataan tersebut dapat dipahami karena tingkat pengembalian
pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan akhirnya bisa menyediakan dana investasi dengan biaya modal lebih rendah kepada masyarakat. Tidak mengherankan apabila bank syariah pada saat itu dapat menyalurkan dana ke sektor produksi dengan financing to deposit ratio (FDR) atau rasio pembiayaan dan simpanan berkisar 113%-117%. (Bambang 2004:3) Peristiwa bersejarah itu menjadi bukti bank syariah yang tidak mendasarkan diri pada sistem suku bunga sebagaimana bank konvensional tetap survive (bertahan) dalam situasi krisis sehingga bisa dijadikan andalan dalam perekonomian. Bandingkan dengan perbankan konvensional yang pada saat krisis tersebut kolaps. Banyak bank berguguran dan tak sedikit pula yang harus disuntik oleh pemerintah dengan dana ratusan triliun rupiah agar perbankan nasional tidak ambruk. Bahkan setelah krisis yang memorak-porandakan perekonomian nasional berangsur-angsur pulih, puluhan bank terpaksa dilikuidasi dan beberapa yang lain masih harus disuntik modal agar sehat, keadaan itu berbeda dari bank syariah. Mendapat lonjakan dana besar, perbankan syariah menyimpan dananya di Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). SBI Wadiah berbeda dengan SBI yang dijadikan investasi oleh perbankan konvensional. Jika SBI memakai suku bunga satu atau tiga bulanan, SBI Wadiah memakai sistem bagi hasil dengan pemberian "bonus" dari sejumlah dana yang ditanamkan perbankan syariah. "Mereka akan menanamkan dananya di SWBI, sebelum menemukan celah berinvestasi yang menguntungkan seperti sektor perdagangan atau pembiayan konsumsi," (Bagja 2003:4)
Melihat data tersebut kita boleh optimistis ke depan bank syariah akan kian prospektif dan berkembang menyusul ''saudara tua''-nya, yakni bank-bank konvensional. Prospek dan perkembangan yang makin baik tersebut tidak lepas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang secara konsisten mengimplementasikan inisiatif strategis sesuai dengan cetak biru pengembangan perbankan syariah. Hal ini terdorong juga dengan dikeluarkanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 16 Desember 2003 mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank termasuk dalam kategori riba yang dikukuhkan pada 6 Januari 2004. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mempertegas kehadiran perbankan syariah bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas warga negaranya beragam Islam. Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Al-Qur’an adalah setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu transaksi pengganti atau penyeimbangan yang dibenarkan syariah. Masyarakat umum yang dulunya masih tumpang tindih dengan pendapat masing-masing tentang bunga bank, sekarang bisa berpedoman terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seiring
dengan
meningkatnya
kepercayaan
masyarakat
terhadap
perbankan syariah ini, menuntut pihak bank untuk provesiolalitas dalam pelaksanaanya dan mensosialisasikan produk-produknya. Prinsip bagi hasil sebagai nafas dan jiwanya perbankan syariah perlu disosialisasikan dalam implementasi produk-produk perbankan syariah. Dalam pelaksanaanya bagi hasil ini dapat disalurkan dalam beberapa kerangka usaha, salah satunya adalah
pembiayaan dengan prinsip mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh (100 persen) modal, sedangkan pihak lain menjadi pengelola. Berdasarkan atas prinsip bagi hasil dengan bentuk penyaluran dana mudharabah penulis meneliti dan mencoba mengkaji tentang masalah tersebut dalam suatu tulisan yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Pencapaian Target di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga” adanya bank syariah mandiri disertakan dalam judul penulisan ini karena tempat penelitian penulis di Bank Mandiri Syariah. Bank mandiri merupakan bank kedua yang membuka difisi syariah setelah Bank Muamalat di Indonesia.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan dalam pencapaian target di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga? 2. Bagaimana kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Salatiga?
C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai pemecahan masalah. Tujuannya adalah: a. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan dalam pencapaian target di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga. b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi pemasaran produk pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Bagi penulis, selain sebagai bahan masukan juga merupakan pengalaman yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai dunia perbankan. 2. Bagi Bank Syariah Mandiri Salatiga, dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam pengambilan keputusan perusahaan. 3. Bagi STAIN Salatiga, dapat menambah sarana informasi dan referensi bagi mahasiswa progam Studi Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan pada umumnya.
E. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta atau angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang menjadi sumber penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pihak perbankan melalui wawancara langsung yang diambil berdasarkan wewenang, pengetahuan, dan pekerjaan pada Bank Syariah Mandiri Salatiga. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari mengutip berbagai sumber tertulis yang erat kaitannya dengan penelitian ini, seperti kepustakaan, internet, perundang-undangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Wawancara, dengan mengadakan tanya jawab dengan beberapa pihak perbankan melalui wawancara langsung yang diambil berdasarkan wewenang, pengetahuan, dan pekerjaan pada Bank Mandiri Syariah Salatiga. b. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari sumber-sumber tertulis.
c. Diskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. 3. Teknik Analisis Data Proses pengelolaan data yaitu melalui cara memeriksa dan meneliti data-data
untuk
menjamin
kebenarannya,
mengkatagorikan
dan
mengelompokkan data tersebut untuk dibandingkan dengan teori-teori yang ada. Pada tahap ini, setelah data tersebut tersusun maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan menggunakan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang diperlukan. Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun dalam satu-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah-langkah berikutnya. Kategori-kategori dilakukan sambil membuat tahap akhir analisis data dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian akan disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab berisi uraian sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Landasan Teori Bab ini berisi tentang Telaah Pustaka dan Kerangka Teoritik. Kerangka teoritik membahas tentang Pengertian Pemasaran, Konsep Pemasaran,
Manajemen
Pemasaran,
Strategi
Pemasaran,
dan
Marketing mix. BAB III
Laporan Objek Bab ini berisi tentang gambaran umum BSM Salatiga.
BAB IV
Pembahasan Merupakan bab yang membahas mengenai Pengaruh Strategi Pemasaran Dalam Pencapaian Target di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dan Kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi pemasaran di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
BAB V
Penutup Bab berisi kesimpulan sebagai jawaban terhadap semua permasalahan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan agunan/jaminan sebagai syarat pembiayaan pada BSM Salatiga mendasarkan pada pertimbangan bahwa: Wakhid (2003) dalam Tesisnya yang berjudul “ Strategi Pemasaran bank Syariah di Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri )” dalam penelitiannya bahwa startegi pemasaran Bank Syariah Mandiri menerapkan 5 langkah yaitu : a. Bank Syariah Mandiri memilah pasar bisnisnya di Indonesia ke dalam 30 propinsi dengan potensi beragam. b. Bank Syariah Mandiri memutuskan pangsa pasar utamanya dalam beberapa Propinsi. c. Bank Syariah Mandiri mendayagunakan diferensi lebih adil dan menentramkan sebagai motto untuk meningkatkan daya saing dalam melayani nasabah secara jelas menolak bunga bank. d. Bank Syariah Mandiri menggunakan metode konversi sebagai metode strategi memasuki pasar. e. Dari sisi produk, bank syariah mandiri menggunakan nama-nama yang familiar ditengah masyarakat. Dari sisi harga, bank syariah mandiri setiap bulan memberitahukan kepada nasabah metode penetapan harga beserta laporan
keuanganya.
Untuk
promosinya
bank
syariah
mandiri
memanfaatkan media seperti pengajian, seminar, dan talkshow ataupun radio. Eny (2006) dalam tesisnya yang berjudul ”Strategi Pemasaran Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Yogyakarta (Study Kasus di PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga di Yogyakarta)”. Dalam penelitian ini disimpulakan bahwa strategi pemasaran serta implementasi PT BPR Syariah BDW adalah dengan cara mensosialisasikan produknya berdasarkan prinsip syariah pada organisasi-organisasi serta masyarakat di bawah naungan Muhammadiyah khususnya dan tidak menutup kemungkinan dari pihak luar. Dari kalangan Muhammadiyah inilah modal yang diperoleh untuk keberlangsungan perusahaan. Dalam melakukan pemasaran produk paling diminati oleh masyarakat adalah ”Tabungan Ummah” yaitu tabungan sewaktu-waktu dapat diambil sesuai dengan kesepakatan dan besarnya modal yang disetor. Selain produk tabungan ummah ” Produk Rumah Sehat Bersubsidi ” dengan prinsip jual beli menggunakan sistem pembayaran secara tangguhan atau angsuran merupakan produk unggulan dari perusahaan. Miyati (2006) dalam tesisnya yang berjudul ”Strategi Marketing Bank Syariah (Studi kasus Bank Tabungan Syariah cabang Yogyakarta) menunjukkan bahwa BTN syariah mengalami kemajuan yang pesat dibanding bank-bank lain. Bank tabungan Negara yang mengeluarkan beberapa produk yang diantaranya pembiayaan. Produk tersebut diantaranya prinsip jual beli dengan sistem angsuran
atau KPR Syariah, pembiayan modal kerja kontruksi dan UKM, prinsip sewa beli, prinsip pesanan, dan prinsip pinjaman. Dari sekian produk tersebut KPR lah yang menjadi unggulannya. Buktinya produk-produk yang dihasilkan bisa diterima masyarakat dengan baik. Bahkan perbankan syariah perbankan yang baru produknya memang dapat bersifat mengatasi permasalahan di masyarakat. Contohnya KPR syariah dari BTN syariah yang merupakan produk unggulannya.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pemasaran Salah
satu
kegiatan
pokok
yang
harus
diperhatikan
dalam
mempertahankan perusahaan adalah pemasaran, yang merupakan kumpulan aktivitas dalam rangka sosialisasi dan pendistribusian produk oleh perusahaan melalui penciptaan dan penghargaan nilai yang ditujukan untuk kepuasan konsumen dan pencapaian tujuan perusahaan. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu, 1996:10). Dalam hal ini pemasaran ditinjau sebagai aktivitas-aktivitas yang saling berinteraksi, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa atau produk yang dihasilkan perusahaan kepada kelompok pembeli. Kegiatan pemasaran
tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh aturanaturan, maupun konsekuensi sosial dari perusahaan itu sendiri. Istilah pemasaran ditinjau dari proses sosial dapat didefinisikan sebagai berikut suatu proses sosial dan melalui proses itu individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain (Kotler, 1996:6). Adanya sosialisasi menunjukkan adanya interaksi berbagai pihak dengan pemenuhan kebutuhan masing-masing pihak melalui pertukaran nilai yang dapat diartikan secara luas. Interaksi tersebut diharapkan saling menguntungkan pihak yang terkait. Pandangan ini tersirat dari bahasan ekonomi yang mengungkapkan firman Allah yang mengatakan: Lukman (31): Ayat 20
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin.”. Hal ini tidak berarti penjualan dan promosi itu tidak penting, tetapi keduanya adalah bagian dari marketing mix yang lebih besar atau bagian dari seperangkat alat-alat pemasaran yang harus dimainkan untuk mendapatkan
dampak maksimum terhadap pasar. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. 2. Manajemen Pemasaran Boyd (2000:18), mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses manajemen pemasaran meliputi : a. Merencanakan strategi pemasaran b. Mengarahkan implementasi rencana dan program c. Mengendalikan rencana. Perencanaan pemasaran mencakup : a. Menetapkan tujuan b. Menilai peluang c. Menciptakan strategi pemasaran d. Mengembangkan program pemasaran Dharmaseta dan Handoko (2004:4) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-
program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasaran yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan kuat yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai. 3. Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan, karena berorientasi pada kepuasan konsumen. Menurut Kotler (2000:22), konsep pemasaran adalah kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan yaitu perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengakomodasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Definisi di atas ada empat gagasan dasar yang terkandung di dalamnya yaitu: a. Pasar sasaran Suatu perusahaan belum tentu dapat berkembang dengan baik, tapi banyak perusahaan yang dapat mencapai apa yang menjadi targetnya dalam mengelola perusahaan dengan menentukan pasar sasarannya. b. Kebutuhan pelanggan
Berbagai kebutuhan pelanggan yang tidak selalu sederhana, perusahaan harus dapat meramalkan apa yang akan menjadi kebutuhan konsumen di masa yang akan datang. c. Pemasaran terpadu Terjadi adanya kerjasama antara perusahaan dengan departemen terkait untuk melayani kepentingan pelanggan. Agar pemasaran dapat berjalan dengan maksimal untuk melayani kebutuhan pelanggan secara bersama. d. Kemampuan menghasilkan laba Tujuan yang terakhir dari kosep pemasaran adalah membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebagian besar perusahaan tujuan utamanya adalah hanya untuk mendapatkan laba. Akan tetapi, di sini tidak hanya mengutamakan laba saja melainkan mendapatkan laba sebagai akibat dari kepuasan yang diperoleh konsumen dibanding dari pesaingan. Menurut Dharmmesta (1994:17), konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam konsep pemasaran terdapat 3 faktor penting : a. Orientasi pada konsumen Perusahaan selalu ingin memenuhi semua kebutuhan konsumen, maka akan selalu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumen.
Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus melakukan beberapa hal, antara lain : a) Menentukan kebutuhan pokok dari para pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. b) Menentukan produk dan program pemasaran. c) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku konsumen. d) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik. b. Koordinasi dan integrasi dengan konsumen Untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen secara optimal,
maka
semua
elemen-elemen
pasar
yang
ada
harus
dikoordinasikan dan diintegresikan. Hal ini berarti setiap orang dan setiap bagian dalam organisasi turut ambil bagian dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. c. Mendapatkan laba dari pemuasan konsumen Dengan dapat memuaskan kebutuhan konsumen diharapkan tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba akan tercapai. Hal ini artinya bahwa perusahaan harus bisa memenuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen dengan produk yang ditawarkan.
4. Strategi Pemasaran Di era globalisasi, daya saing perusahaan perlu ditingkat, tidak hanya aspek produksi, tetapi juga aspek pemasarannya. Meskipun fungsi manajemen kontribusi masing-masing saat penyusunan strategi bagi tingkatan yang berbeda, namun rentang kendali perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya cenderung terbatas. Dalam kondisi ini, perusahaan perlu menempatkan strategi pemasaran agar berperan penting bagi keberlanjutannya. Hal ini berfungsi manajemen memiliki kontak yang paling besar dengan dunia luar adalah fungsi pemasaran. Ada beberapa definisi mengenai strategi pemasaran dari Tjiptono diantaranya adalah : a. ”Strategi pemasaran merupakan pernyataan baik secara eksplisit maupun implisit mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai tujuannya”. (Tjiptono, 1997:6) b. ”Strategi pemasaran sebagai alat dasar yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.” (Tjiptono, 1997:6) Pada prinsipnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, posisi, elemen bauran pemasaran dan biaya pemasaran, dimana strategi
pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah bagi semua fungsi manajemen suatu organisasi. (Tjiptono, 1997:6) 5. Marketing Mix (Bauran Pemasaran Jasa) Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix (Bauran Pemasaran Jasa), strategi yang didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997:6) yang menyatakan bahwa marketing mix dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variablevariabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, dan Physical Evidence. a. Product (Produk) Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. (Kotler, 2001:78) b. Price (Harga) harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap
individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996:2) c. Promotion (Promosi) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail. (Baker, 2000:7) Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. d. Place (Saluran Distribusi) Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri.
Selain itu distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. e. People (Partisipan) Orang-orang yang terlibat langsung dan saling mempengaruhi dalam proses pertukaran jasa. (Kotler, 2000:626) f. Process (Proses) Proses penjualan dan penyediaan jasa berperan penting karena dapat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap kualitas perusahaan. (Kotler, 2000:626) g. Physical evidence (Lingkungan fisik) Merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi dalam proses pertukaran dari produk jasa. (Kotler, 2000:626) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwabauran pemasaran terdiri dari 7P yaitu Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, dan Physical Evidence yang disusun dan dikombinasikan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat keuntungan dalam pasar sasarannya. Masing-masing variabel itu mempunyai hubungan erat satu sama yang lainnya, dimana keputusan yang diambil perusahaan dalam melakukan pemasaran selalu diikuti dengan kegiatan lainya.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Mandiri pada awal berdirinya bernama PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi, atas dasar Akta Notaris: R. Soeratman, SH., No. 146 tertanggal 10 Agustus 1973. Setelah adanya merger empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Eksport Import Indonesia (BEII) dan Bapindo pada tanggal 31 Juli 1999 menjadi PT. Bank Mandiri (Persero), maka kepemilikan PT. Bank Susila Bakti (BSB) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru membuat kebijakan untuk mendukung sepenuhnya dan melanjutkan kebijakan lama dari PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang bermaksud mengubah kegiatan bank dari konvensional menjadi syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dilakukan dengan mengubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri berdasar Akta Notaris: Ny. Machrani Moertolo Soenarto, SH., No. 29 tertanggal 19 Mei 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusannya tanggal 1 Juli 1999 No. C2-12120.HT.01.04. TH.99. 20
Maksud, tujuan dan nama bank serta seluruh Anggaran Dasar dari PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri kemudian diubah kembali berdasarkan Akta Notaris: Sutjipto, SH., No. 23 tertanggal 8 September 1999. Nama baru bank yaitu Bank Syariah Mandiri yang kemudian disingkat BSM.
Perubahan-
perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 16495.HT.01.04.TH.99 tertanggal 16 September 1999. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia (BI) melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti.
Selanjutnya dengan Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Dalam keputusan Bank Indonesia (BI) tersebut, Bank Syariah Mandiri (BSM) bisa beroperasi secara syariah terhitung mulai hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Kelahiran PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti (BSB) dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT.
Bank
Syariah
Mandiri
(BSM)
hadir
sebagai
bank
yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. Pada tahun 2003 ini, kembali memperoleh predikat sebagai bank syariah terbaik dari majalah infobank bahkan peringkat yang diraih mengalami peningkatan dan menjadi leader dari perbankan syariah lainnya Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, Bank Syariah Mandiri (BSM) telah memiliki 37 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, dan 23 kantor kas di seluruh Indonesia. Kantor pusat Bank Syariah Mandiri (BSM) berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No. 5 Telp. (021) 2300509, Fax. (021) 39832978, Jakarta, 10340. Sedangkan Kantor Cabang Salatiga yang merupakan lokasi penelitian ini, pada awalnya beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi No. 332 Telp. (0271) 742085, 742086, 741981, 733070, 712995, Fax. (0271) 742151 Solo, Jawa Tengah, 57142. Dan pada tanggal 14 Juli 2003, kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Solo pindah ke kantor yang baru di Jalan Slamet Riyadi No. 390 Telp. (0271) 718272 dan 718277, Fax. (0271) 719167 Solo, Jawa Tengah, 57142, dengan gedung yang megah dan berhalaman luas.
B. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu keyakinan bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil dan pengambilan
margin keuntungan dapat mendorong terciptanya stabilitas perekonomian. Seperti terurai dalam tujuan pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) berikut ini: 1. Menjalin kemitraan yang berkeadilan. 2. Meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi. 3. Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha yang lebih besar. 4. Menghindari persaingan yang tidak sehat di antara lembaga keuangan. 5. Alternatif pilihan dalam menggunakan jasa-jasa perbankan. 6. Menghindari Riba.
C. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan 1. Visi Visi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha. 2. Misi Misi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) ada enam hal, yaitu: a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di
Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. c. Memperkerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah. d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. e. Mengutamakan
mobilisasi
pendanaan
dari
golongan
masyarakat
menengah dan ritel, memperbesar portopolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq dan shodaqoh yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial. f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing. 3. Budaya Perusahaan Bank Syariah Mandiri (BSM) Salatiga sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima sikap dasar yang disebut SIFAT, yaitu: a. Siddiq (Integrity), yaitu bersikap jujur terhadap diri sendiri, orang lain, dan Allah Subhanahu Wata’ala. b. Istiqomah (Consistency) yaitu bersikap teguh, sabar, dan bijaksana.
c. Fathonah
(Professionalism),
yaitu
profesional,
disiplin,
mentaati
peraturan, bekerja keras dan inovatif. d. Amanah (Trustworthiness), yaitu penuh rasa tanggung jawab, dan saling menghormati dalam menjalankan tugas dan melayani mitra usaha. e. Tabliqh (Advocacy), yaitu bersikap mendidik, membina dan memotivasi pihak lain (para pegawai dan mitra usaha) untuk meningkatkan fungsinya sebagai khalifah di dunia. D. Profil Perusahaan Data Lembaga/Profil a. Nama
: PT Bank Syariah Mandiri.
b. Alamat
: Kantor Cabang Utama Salatiga. Ruko Diponegoro No. A6 - A7 Jl. Diponegoro No. 77 Salatiga.
c. Telepon
: (0298)328558.
d. Fax
: (62-21)39832989.
e. Homepage
: www.syariahmandiri.co.id.
f. Tanggal berdiri
: 10 Januari 2011.
g. Tangal beroperasi
: 10 Januari hingga sekarang.
h. Kantor cabang
: 390 Kantor layanan, yang tersebar di 25 provinsi di seluruh Indonesia.
i.
Jumlah jaringan
: Total 40.866 terdiri dari a. 220 ATM Syariah Mandiri. b. 4.630 ATM Mandiri.
c. 20.096 ATM Bersama (Termasuk ATM Mandiri dan ATM BSM ). d.
ATM Prima 13.633 unit,dan
e. Malysia Elektronik Pyment System (MEPS) 7.170 unit. j.
Jumlah karyawan
k. Pemeringkat
: 4.544 Orang : AA-(Idn), berdasarkan Fitch Rating 2009 Peringkat
Nasonal
“AA”menandakan
suatu
kualitas kredit yang sangat kuat di bandingkan emitmen-emitmen atau surat-surat utang lainnya di negara yang sama. Risiko kredit yang tidak dapat di pisahkan di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya berbeda sedikit dari emitmen-emitmen atau surat-surat utang yang mendapat peringkat di suatu negara. Tanda “+”atau”-“ dapat ditambahkan pada suatu peringkat untuk menandakan posisi relatif dalam kategori-kategori utama dalam pemeringkatan. E. Struktur Organisasi Struktur
organisasi
Bank
Syariah
Mandiri
(BSM),
senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis Bank Syariah Mandiri sendiri, sekaligus juga mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah, maka pada 10 januari 2011 manajemen Bank Syariah Mandiri
melakukan rekrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi Bank Syariah Mandiri lebih bagus dan efisien. Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki karakteristik yang sama dengan satu deroktarat. Adapun struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Ka. Cabang Salatiga saat ini adalah sebagai berikut: BAGAN ORGANISASI PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SALATIGA DKP
Kepala Cabang
PKP Pelaksana
Marketing Manager
Account
Operating Manager
Funding
Kantor Cabang Pembantu
KLS
Kantor Kas
Pelaksana Marketing Support
CS Representatif
Teller
Pelaksana Admin Pembiayaan
Pelaksana D&C
Pelaksana SDI & GA
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga
Keterangan: 1. Kepala Cabang
: Sri Wiyono Aji. N.
2. Marketing Manager
: Dewi Novita Sari
3. Operating Manager
: Arief Zanuar
4. Customer Service
: Johan Anton Permadi
5. Teller
: Reni Maya Sari
6. Pelaksana Admin
: Hariyanto
7. Pelaksana SDI & GA
: Miranti Tyas Utami
8. Pelaksana Marketing Support : a. Yosep Sapari b. Rifqi Aditya c. Zuhair d. Ganis Yuanita
Job Description (Uraian Pekerjaan): 1. Kepala Cabang Tujuan Jabatan ini adalah memimpin, mengelola/ mengendalikan, mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi cabang untuk mencapai tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang yang efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan secara prudent (bijaksana). Tanggung Jawab Utama:
a. Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut unit kerja di bawah koordinasinya, meliputi: pendanaan, pembiayaan, fee based (berbasis biaya) dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif. b. Memastikan tingkat kepatuhan, tingkat kesehatan dan kebijaksanaan seluruh aktifitas cabang. c. Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang dan pembinaan cabang dan jaringan yang ada di bawah koordinasinya. d. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah dicabang dan jaringan yang ada dibawahnya. e. Memastikan pelaporan dilakukan secara akurat dan tepat waktu f. Memastikan kelengkapan, kerapian dan keamanan dari dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Memastikan tindaklanjut hasil audit. 2. Operation Manager (manajer Operasi) Tujuan Jabatan ini adalah memastikan aktivitas operasional cabang terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target bidang operasional cabang tercapai sesuai ketetapan kantor pusat. Tanggung Jawab Utama: a. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang dengan efisien dan efektif.
b. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan. c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kantor cabang. d. Memastikan ketersediaan likuiditas cabang yang memadai. e. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi dan kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan sesuai dengan peraturan yang berlaku. g. Memastikan kebenaran dan kewajaran pencatatan laporan keuangan cabang. h. Mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawaian cabang. i.
Mengelola sarana dan prasarana kantor cabang.
j.
Memastikan implementasi KYCP dengan baik.
3. Customer Service Representatif (CSR) Tujuan jabatan ini adalah melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan. Tanggung Jawab Utama: a. Memberika informasi produk dan jasa BSM kepada nasabah. b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening tabungan, giro dan deposito. c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah.
d. Melayani permintaan buku Cek/BG, surat referensi bank/surat keterangan bank dan sebagainya. e. Mendistribusikan salinan rekening koran f. Menginput data customer & loan facility (pelanggan dan fasilitas jaminan) yang lengkap dan akurat. g. Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan. h. Menyampaikan dokumen berharga bank dan kartu ATM kapada nasabah. i.
Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan nasabah serta stok kartu ATM.
j.
Memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui western union (serikat barat).
k. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa BSM di cabang. 4. Teller Tujuan jabatan ini adalah melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan. Tanggung Jawab Utama: a. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai), kemudian melakukan posting di sistem komputer bank. b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di counter bank, dan melakukan posting di sistem komputer bank. c. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam mencegah peredaran uang dan warkat (cek/bilyet giro) palsu.
d. Bertanggungjawab terhadap kesesuaian antara jumlah kas di sistem dengan kas di terminalnya. 5. Pelaksana SDI GA & Accounting (Akuntansi) Tujuan jabatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan penyediaan kebutuhan sarana dan prasaranya kantor untuk mendukung kegiatan operasional dan marketing (pemasaran) cabang. Tanggung Jawab Utama & Umum: a. SDI yaitu: 1) Menata usahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas pegawai lainnya. 2) Menata usahakan absensi harian pegawai (pagi & sore hari), cuti pegawai dan pemberian cuti pegawai. 3) Melakukan proses administrasi kepegawaian ke kantor pusat. 4) Membuat proofing (pemeriksaan) atas tiket-tiket KRR yang berada dalam pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan atau akhir periode. 5) Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana kantor. 6) Melakukan tugas kesekretariatan. 7) Mengadministrasikan seluruh aset milik bank.
8) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana milik kantor. 9) Melaksanakan penutupan asuransi seluruh aset milik bank. 10) Memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang. 11) Membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan logististik, antara lain: biaya telepon, air, kendaraan bermotor, kebersihan, alat tuis kantor, barang cetakan dan berupaya untuk menekannya. 12) Mengatur penggunaan kendaraan dinas cabang. 13) Melakukan penyusutan atas nilai buku inventaris kantor serta aktiva tetap milik kantor lainnya. 14) Membuat Laporan Proof Sheet (cetakan percobaan) bulanan atas rekening persediaan atas barang cetakan/alat tulis, biaya dibayar dimuka, dan biaya yang akan dibayar. 15) Melakukan pengurusan perizinan yang dikelola oleh cabang. b. Accounting (Akuntansi) yaitu: 1) Melakukan pelaporan kepada BI. 2) Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan. 3) Melakukan penginputan data untuk pelaporan kantor pusat ke BI. 4) Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan keuangan. 5) Melakukan administrasi dan pengarsipan dan penyelesaian posisi open item.
6) Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen terkait pelaporan. 6. Admin Pembiayaan & Trade Service (perdagangan jasa) KCU Salatiga a. Pembiayaan: 1) Cek kelengkapan file pembiayaan sebelum dropping/pencairan (memo, akad, SP3, cover note, DPRP <500 jt ). 2) Pencairan (dropping). 3) File dokumen dan penyimpanan dokumen legal dan jaminan. 4) Monitoring pembiayaan, bagi hasil, dan angsuran pokok. 5) Laporan SID & LBUS. 6) Remittance (pengiriman uang). b. Trade Service (perdagangan jasa): 1) Impor a) Pembukaan SKBDN or LC. b) Cek kelengkapan pembukaan dokumen. c) Terbit SKBDN or LC. d) Pemeriksaan kedatangan dokumen. e) Penerimaan akseptasi dari applicant (pemohon). f) Monitoring jatuh tempo pelunasan. 2) Ekspor 1) Cek kelengkapan dokumen. 2) Pemeriksaan dokumen.
3) Dokumen negoisasi. 4) Pengiriman dokumen. 5) Monitoring pembayaran. F. Produk-Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri 1. Tabungan a. Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target pada waktu yang diinginkan. Tabungan Berencana BSM menggunakan akad mudharabah mutlaqah. Akad mudharabah mutlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini pengelola (bank) diberikan kuasa penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Pihak bank berhak mengelola dana nasabah yang disimpan. b. Tabungan Simpatik BSM Tabungan Simpatik BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.
Akad
wadiah yaddhamanah. Akad wadiah yaddhamanah adalah akad penitipan barang/uang di mana pihak penerima titipan dapat menggunakan
barang/uang yang dititipkan, dan ketika sang penitip meminta kembali barang/harta yang dititipkan maka harus dalam keadaan utuh. Dalam akad ini sesuai dengan kebijaksanaan, pihak yang dititipi dapat memberikan bonus kepada sang penitip barang/harta dengan tidak diperjanjikan dalam akad. c. Tabungan BSM Tabungan BSM adalah simpanan yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. d. Tabungan BSM Dollar Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. Akad yang digunakan dalam tabungan BSM dollar adalah akad wadi'ah yad adhdhamanah. Akad Wadi'ah yad adh- dhamanah adalah akad penitipan uang antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang. Di mana pihak penerima titipan berhak memanfaatkannya berikut bertanggung jawab atas pengembalian kepada pihak yang menitipkan. e. Tabungan Mabrur BSM Tabungan Mabrur adalah simpanan investasi yang bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah. Akad
yang digunakan dalam tabungan BSM mabrur adalah akad mudharabah muthlaqah. f. Tabungan Kurban BSM Tabungan Kurban BSM adalah simpanan investasi yang bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah akad mudharabah muthlaqah. g. Tabungan BSM Investa Cendekia Mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin tentunya merupakan tindakan bijaksana. Melalui Tabungan BSM Investa Cendekia dari Bank Syariah Mandiri, anda dapat merencanakan dengan tepat dan cermat, memenuhi kebutuhan dana pendidikan bagi si buah hati hingga jenjang perguruan tinggi. Tabungan ini menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah. 2. Deposito a. Deposito BSM Deposito
BSM
adalah
produk
investasi
berjangka
yang
penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. b. Deposito BSM Valas Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai
kesepakatan dalam bentuk valuta asing. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah 3. Giro Produk yang dikeluarkan oleh BSM dari simpanan giro terdiri dari: a. Giro BSM EURO Giro BSM Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Euro yang disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadi’ah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagi titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yaddhamanah. b. Giro BSM Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah. c. Giro BSM Singapore Dollar Giro Singapore Dollar adalah simpanan dalam mata uang dolar singapura yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan
prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah. d. Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah ) Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah) yaitu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan emiten (BSM) untuk membayar pendapatan bagi hasil atau kupon dan membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo. 4. Pembiayaan BSM Jenis jasa kredit atau penyaluran dana oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) kepada masyarakat antara lain: a. Pembiayaan Mudharabah BSM Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di mana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. b. Pembiayaan Musyarakah BSM Pembiayaan Musyarakah BSM adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. c. Pembiayaan Murabahah BSM Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. d. Pembiayaan Talangan Haji BSM Pembiayaan Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Akad yang digunakan adalah akad Qardh wal Ijarah. Akad Qardh wal Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. e. Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Edukasi BSM yaitu pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan
tinggi/lembaga
pendidikan
lainnya
atau
uang
pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah. f. Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM yaitu pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumtif), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem murabahah. g. Pembiayaan Dana Berputar BSM
Pembiayaan Dana Berputar BSM adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. h. Pembiayaan BSM Implan Pembiayaan BSM Implan yaitu
pembiayaan konsumen dalam
valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/kopkar
yang
pengajuannya
dilakukan
secara
massal
(kelompok). BSM Implan dapat mengakomoditir pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan atau karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas. i.
Pembiayaan Resi Gudang Pembiayaan Resi Gudang yaitu pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen.
j.
Pembiayaan PKPA Pembiayaan PKPA yaitu penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola penyaluran yang dipergunakan adalah executing (kopkar sebagai nasabah),
sedangkan proses pembiayaan dari kopkar kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung jawab penuh kopkar. k. Pembiayaan Kepada Pensiunan Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna) kepada para pensiunan. Dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah akad murabahah atau ijarah. l.
Pembiayaan Umrah Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umrah namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan persiapan biaya umrah lainnya dengan akad ijarah.
m. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. 5. Jasa Produk a. BSM Card BSM Card yaitu merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM,
ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Bankcard. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di merchant-merchant yang tersedia EDC Mandiri yang berlogokan “gunakan BSM Card anda disini”. b. Sentra Bayar BSM Sentra Bayar BSM yaitu merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan. c. BSM SMS Banking BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan. d. BSM Mobile Banking GPRS BSM Mobile Banking GPRS yaitu merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS. e. BSM Net Banking BSM Net Banking yaitu merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. f. BSM Electronic Payroll BSM Electronic Payroll yaitu pembayaran gaji karyawan institusi melaluii teknologi terkini BSM secara mudah, aman, dan fleksibel.
6. Jasa Operasional a. Kliring BSM Kliring BSM yaitu penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam suatu wilayah kliring. b. BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement) BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement) yaitu jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang penyelesainnya berbeda secara nyata. Hasil transfer ekfektif dalam hitungan menit. c. Transfer Lintas Negara BSM Western Union Transfer Lintas Negara BSM Western Union adalah jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik). d. Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro) Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro) adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal. e. Transfer Valas BSM 1) Trasfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. 2) Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri.
f. Inkaso BSM Inkaso BSM adalah penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasil penagihan akan dikredit ke rekening nasabah. 7. Jasa Ivestasi a. Reksa Dana BSM Investasi Berimbang Reksa Dana BSM Investasi Berimbang yaitu reksadana campuran berbasis istrument pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai syari'ah. b. Gadai Emas BSM Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Akad yang digunaakan adalah akad Qardh dalam rangka Rahn. Akad Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan.
BAB IV ANALISIS DATA
Salah satu komponen yang mendukung bidang pemasaran yaitu bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu proses atau badan usaha. Strategi pemasaran yang diambil perusahaan dalam memasarkan produknya akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Untuk itu seorang manager atau pimpinan pasar pada saat ini. Strategi pemasaran yang cocok harus disusun berdasarkan pandangan yang taktis, artinya strategi yag disusun bukan berdasar pada lingkungan yang bersih, jauh dari kebisingan, hanya buah pikiran para eksekutif yang sesungguhnya. Tetapi strategi yang handal harus disusun sesuai dengan situasi, menyangkut liku-liku pasar agar membuahkan hasil yang efektif di lapangan. Dengan adanya kegiatan tersebut, penulis mencoba membahas masalah mengenai strategi pemasaran yang digunakan untuk dapat meningkatkan dan mencapai tujuan Bank Mandiri Syariah. Yaitu penjualan yang maksimal serta bagaimana cara meningkatkan pelayanan pada konsumen. Sesuai dengan hasil tersebut, penulis akan mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan teori yang diperoleh pada saat duduk di bangku kuliah.
A. Strategi Pemasaran di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Strategi yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga menggunakan beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan, segmentai pasar dan sasaran yang dituju. Hal tersebut dianalisa dan diimplelmentasikan dari empat hal, yang dikenal dengan empat (4) P yaitu, place (tempat), product (produk), price (harga) dan promotion (promosi), yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Place (tempat) Pemilihan lokasi yang tepat akan berdampak cukup signifikan terhadap penjualan terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa khususnya perbankan. Sehingga Bank Mandiri Syariah Ka. Cabang Salatiga memilih tempat dipusat bisnis Salatiga, tepatnya di Jl. Diponegoro No. 77 Salatiga. Pemilihan lokasi ini disebabkan oleh beberapa hal: a. Jl. Diponegoro merupakan jalan utama menuju pusat bisnis di Salatiga. b. Aksesnya yang mudah untuk ditempuh menggunakan berbagai sarana transportasi, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. c. Tepat berada didekat kawasan pelajar dan mahasiswa, serta dekat dengan pertigaan jalan lampu merah, sehingga secara langsung maupun tidak langsung setiap orang yang melintas di jalan tersebut akan melihat Kantor Cabang BSM Salatiga, dan hal ini merupakan promosi secara tidak langsung tentang keberadaan BSM cabang Salatiga.
Disamping dari pemilihan lokasi yang tepat, BSM cabang Salatiga juga mendesain kantor tempat bertransaksi secara langsung dengan nasabah sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman, yaitu dengan konsep modern minimalis. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang simpel namun elegan, desain ruangan yang simpel namun membawa nuansa nyaman dan modern. Sehingga diharapkan nasabah merasa nyaman dengan situasi dan kondisi kantor yang bersih dan modern. 2. Product (produk) Karena tujuan utama dari prinsip perbankan syariah adalah terhindar dari transaksi riba, maka produk yang ditawarkan tentu saja berbeda dengan produk bank umum atau konvensional. Perbedaan utama terletak pada prinsip syariahnya. Selain produk BSM berbeda dengan bank konvensional. Perusahaan ini juga melakukan beberapa strategi guna bersaing dengan bank konvensional dan syariah lainnya. Beberapa strategi yang diterapkan guna bersaing dengan bank lain, baik konvensional maupun syariah, antara lain: a. Diferensiasi atau perbedaan produk Diferensiasi (perbedaan) produk yang dilakukan BSM dengan bank konvensional adalah dengan prinsip syariahnya. Sedangkan yang diferensiasi atau perbedaan produk dengan bank syariah lain yaitu dari jenis produk yang ditawarkan. Salah satu produk diferensiasi tersebut adalah talangan haji, menurut manajer pemasaran perbedaan tersebut paling menonjol pada sisi akadnya. Bagi nasabah yang ingin menunaikan
ibadah haji, namun kekurangan dana akan ditalangi terlebih dahulu oleh BSM syariah, sesuai dengan akad (perjanjian) yang telah disepakati. b. Sistem Manajemen Produk Guna menjaga kualitas produk dari segi pelayanan maupun kepuasan pelanggan BSM juga menyiapkan sistem manajemen produk, dimana sistem manajemen ini adalah otoritas penuh dari BSM pusat, sehingga BSM cabang hanya menyesusaikan dengan kebijakan dari pusat. Dimana manajemen produk ini disesuaikan dengan keinginan konsumen, tuntutan jaman serta persaingan yang ada sehingga mutu dan kualitas merk tetap terjaga. c. Strategi berbagai produk Guna menjawab tantangan yang ada, BSM juga melakukan strategi berbagai produk, diantaranya mengeluarkan beberapa produk unggulan seperti pembiayaan Talangan Haji, pembiayaan Umroh, pembiayaan BSM Implan, Griya BSM, Tabungan BSM, Tabungan Berencana, Tabungan TIC. Dari masing-masing produk tersebut memiliki keunggulan dan keunikan dibanding dengan pesaingya. 3. Price (harga) Dalam menentukan harga jual baik yang berupa akad maupun saldo minimal setoran awal, BSM menerapkan beberapa strategi, yaitu penerapan harga lebih murah daripada bank lain. Karena menurut BSM melalui manajemen pusatnya bahwa persaingan dunia perbankan khususnya
perbankan syariah cukup tinggi dan merupakan suatu kecenderungan maka BSM menerapkan harga sama dengan para pesiang untuk produk-produk standar misalnya: Tabungan Simpatik BSM dengan setoran minimal awal Rp 25.000, dan Tabungan BSM dengan setoran minimal awal Rp 80.000. 4. Promotion (promosi) Dalam
memperkenalkan
produknya
kepada
masyarakat
pada
umumnya dan masyarakat kota Salatiga khususnya, BSM menggunakan bererapa saluran promosi baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Saluran promosi langsung yang digunakan antara lain dengan personal selling (penjualan pribadi), sedangkan promosi yang secara tidak langsung dilakukan dengan beberapa cara seperti pemasangan spanduk, kerjasama dengan berbagai instansi, menjadi sponsor pada acara tertentu. Selain melakukan promosi secara skala wilayah kota, BSM melalui kantor pusatnya juga berpromosi dengan beberapa hal seperti iklan melalui media elektronik ataupun cetak, serta adanya website BSM yaitu http//www.syariahmandiri.co.id, yang memuat tentang seluk beluk BSM mulai dari produk, keunggulan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan BSM. Strategi pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang penting. Karena keberhasilan ataupun kegagalan suatu strategi pemasaran akan sangat berpengaruh dalam memperoleh nasabah.
Dalam hal ini strategi yang juga dilakukan oleh BSM Cabang Salatiga antara lain sebagai berikut: a. Dalam bentuk Gathering (pertemuan) Dalam hal ini pihak BSM Salatiga sebagai sponsor dalam berbagai kegiatan yang dilakukan yang dinilai bermanfaat baik bagi BSM maupun bagi pihak penyelenggara, serta kegiatan yang menunjang untuk memasarkan produk yang ada yang dilakukan di kota Salatiga, baik perusahaan, sekolah maupun perguruan tinggi yang ada. Diharapkan dengan hal tersebut maka akan dapat dijadikan sarana promosi yang efektif untuk menarik minat calon nasabah maupun debitur. b. Menggunakan model Personal Selling (penjualan pribadi) Dilakukan dengan mengoptimalkan tenaga pemasaran untuk melakukan promosi (memperkenalkan) produk yang ada dan menawarkan produk yang dimiliki oleh pihak BSM kepada nasabah, baik perorangan maupun instansi pemerintahan ataupun swasta yang diutamakan pada pengumpulan data. Selain itu, tenaga pemasaran juga bertugas dalam melakukan kunjungan kepada calon nasabah yang ingin menggunakan produk dalam hal pembiayaan, dan juga memberi pemaparan kepada calon nasabah yang berminat kepada produk yang ditawarkan. Selanjutnya bagian pemasaran juga bertugas menjelaskan mengenai produk yang ada dan memberikan pengertian yang benar serta menjelaskan ketentuanketentuan yang harus dilakukan dalam melakukan akad, menggunakan
produk yang ditawarkan oleh pihak BSM. Kemudian yang tidak kalah penting adalah memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kelebihan atau manfaat produk yang dimiliki jika dibanding dengan pihak bank yang lainnya. c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang ada di Salatiga Dalam melakukan kegiatan promosi BSM juga bekerjasama dengan pihak yang berada dalam wilayah Salatiga. Dengan melakukan kerjasama tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat baik kepada pihak BSM maupun pihak rekanan. Kerjasama tersebut dilakukan dengan profesional sehingga akan memudahkan BSM untuk memperoleh nasabah. Beberapa rekanan yang melakukan kerjasama dengan pihak BSM, misalnya kerjasama dengan PT. Persada dalam hal ini mengoptimalkan kerjasama dalam bentuk perekrutan karyawan baru. d. Menerapkan MPR (Marketting Public Relation) Merupakan
program
perusahaan
yang
dilakukan
untuk
mempromosikan sekaligus sebagai suatu upaya pertanggungjawaban perusahaan terhadap nasabah maupun lingkungan dimana BSM tersebut berdiri. Jadi hal ini tidak hanya sebagai sarana promosi perusahaan tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain: 1) Memberikan bantuan terhadap korban bencana alam.
2) Dalam bidang kesehatan, aktif dan proaktif dalam usaha meningkatkan standar hidup khususnya karyawan BSM Salatigas. e. Pengoptimalan Customer Service (Layanan Pelanggan) Untuk memperoleh keberhasilan dalam hal jasa perbankan sangat dipengaruhi oleh keunggulan produk tersebut dan juga promosi yang dilakukan. Tetapi dalam pelaksanaanya, keunggulan dan promosi tersebut harus didukung oleh sikap pegawai. Pegawai diharuskan mempunyai sikap yang baik terhadap nasabah serta mempunyai pengetahuan yang cukup, sehingga dapat memberi penjelasan yang mencukupi kepada nasabah yang akan dipandu dengan sistem pelayanan yang ada. Pelayanan yang memuaskan nasabah akan menjadi promosi yang efektif bagi bank karena nasabah tersebut dapat menyampaikan kepada keluarga, kerabat, teman, dan orang lain mengenai pelayanan unggul suatu bank, dan diharapkan citra bank tersebut akan semakin meningkat. Dalam BSM terdapat standar pelayanan yang harus dilakukan oleh CS terhadap nasabah. Dalam melakukan kegiatan keseharian juga harus berdasarkan budaya perusahaan yang mencakup: 1) Profesionalisme:
memiliki
kompetensi
memberikan hasil yang terbaik.
handal
dan
komitmen
2) Integritas: merupakan komitmen untuk selalu konsisten antara pikiran dan perkataan yang dilandasi oleh kata hati dan kepercayaan pada prisip-prinsip kebenaran yang hakiki. 3) Orientasi pelanggan: mengutamakan kepentingan pelanggan dengan dilandasi sikap menghargai dan hubungan kemitraan yang strategis. 4) Perbaikan tiada henti: mancari peluang dan solusi untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja yang melampaui harapan pelanggan. Strategi lain yang digunakan Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah dengan sistem “door to door” yaitu petugas langsung mendatangi nasabah misalnya: di BMT, instansi-instansi pendidikan, kantor pos, di rumah-rumah, atau di tempat mereka berusaha dan masih banyak lainnya. Karena dengan begitu petugas lebih leluasa dalam menjelaskan dan memasarkan produk BSM Salatiga kepada calon nasabah. Sebagai perbankan syariah yang belum lama didirikan, BSM Salatiga membutuhkan promosi dan sosialisasi secara lebih optimal di masyarakat. Keaktifan pengelola dalam memasarkan produk BSM merupakan komponen terpenting diantara komponen-komponen lainnya yang akan menentukan tingkat keberhasilan lembaga. Salah satu cara efektif yang dapat di lakukan untuk mencapai target-target pemasaran produk BSM diawal operasionalnya adalah dengan melakukan pendekatan “door to door“ pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon nasabah petugas leluasa menjelaskan
mengenai konsep keuangan syariah serta system dan prosedur operasional BSM. (Makhlakul, 2002:2) Dari perspektif syariah, jemput bola dapat pula dipahami sebagai upaya BSM mengembangkan tradisi silaturahmi yang menurut Rosulullah SAW dapat menambah rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian. Setelah keempat pendekatan umur serta menjauhkan manusia di atas dilalui, selanjutnya perlu dikembangkan strategi pemasaran di bawah ini: a. Pengelola BSM harus mampu bertindak jujur, amanah, professional dibidangnya
dengan
mewujudkan
signifikasi
transparansi
dibidang
manajemen. Keikhlasan menerima kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil segala keputusan penting, serta mampu memberikan pelayanan terbaik kepada semua orang. b. Memilih produk penghimpunan dana yang tepat dengan ukuran sederhana (mudah dalam pemasaran, pengelolaan, maupun penerapannya sesuai prinsipprinsip syariah), tidak terlalu beresiko artinya dana tersebut dipercayakan penyimpanannya untuk jangka waktu relatif lama 1 sampai 2 tahun atau lebih dan besaran beban bagi hasil usaha ditentukan berdasarkan perhitungan yang wajar namun tetap kompetitif. Mempunyai nilai jual yang tinggi maksudnya adalah bahwa produk penghimpunan dana yang ditawarkan benar-benar menjawab kebutuhan konkret masyarakat kelas menengah di bawah. Dengan menggunakan strategi di atas Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Salatiga berada pada kategori yang cukup baik, yaitu berdasarkan
pencapaian target pemasaran produk pembiayaan mencapai 40%-60% (per bulan). Pesatnya perkembangan perbankan syariah dikarenakan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia dalam keadaan baik. Tidak hanya muslim saja yang menjadi nasabah, umat kristiani dan agama lain juga antusias terhadap bank syariah. Dalam hal ini faktor strategi pemasaran paling berpengaruh terhadap perkembangan Bank Mandiri Syariah. Dari keempat elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi Bank Syariah Mandiri adalah strategi pemasaran melalui promosi dan SDM Bank Mandiri Syariah sebagai pelaksana relationship (hubungan) harus memiliki attitude (sikap), proffesionalisme, skills (ketrampilan), emphaty (empati) dan lain sebagainya. Kemudian, bagi pihak BSM sebaiknya melakukan pembaharuan terhadap strategi-strategi yang ada atau menambah strategi-strategi baru, dan diharapkan dapat mencapai target yang diinginkan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga.
Tabel 4.1 Perkembangan Pembiayaan Tahun 2010 Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga Prosentase
Jenis Pembiayaan
Pertumbuhan (%)
Mudharabah
٦٨.٩
١١.٤
٢٢.٢
syarakahMu
١١.٢
٦.٣
١٤.١
Piutang Mudharabah
٣٥.٨
١٦.٨
٥٦.١
Piutang Istishna
٥.١
١.٢
٠.٩
Qard
٧٧.٦
٤.٦
٤.٠
Pembiayaan (%)
Pangsa(%)
Ijarah
٤٨.٣
٣.٠
٢.٧
Total
٣٦.٤
٤٣.٣
١٠٠
B. Kendala-kendala di PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga Perkembangan Bank Mandiri Syariah di Indonesia selain memiliki kekuatan namun ada pula beberapa kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri: 1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) pemasaran yang kompeten Diakui oleh pihak BSM cabang Salatiga memang sudah memiliki beberapa pemasar akan tetapi dirasa kurang mencukupi dari target yang diharapkan. Kurangya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a. Tenaga pemasar bukan berasal dari latar belakang pemasaran Pada saat perekrutan pegawai khususnya tenaga pemasaran kadang latar belakang pemasaran tidak dijadikan sebagai tolak ukur dan acuan untuk dijadikan sebagai tenaga pemasar, akan tetapi lebih pada pengalaman kerja, serta kemampuan lain yang dianggap mampu dijadikan sebagai tenaga pemasar. Sehingga prinsip-prinsip pemasaran yang dilakukan hanya berdasar pengalaman tanpa studi empiris, dan dalam perjalanan pekerjaannya banyak mengalami hambatan yang tidak diduga sebelumnya.
b. Alasan efisiensi biaya dan tenaga pemasar Tenaga pemasar BSM cabang Salatiga bagian pemasaran memiliki multyple role atau peran ganda, selain berperan sebagai marketing, tenaga pemasar juga bertugas menganalisis kredit, menangani nasabah yang akan mengajukan kredit dan melakukan penagihan kepada nasabah yang bermasalah dalam kreditnya. Peran ganda ini diambil oleh pihak BSM cabang Salatiga dengan alasan efisiensi, efisiensi tenaga dan biaya pemasar. Kebijakan ini diambil oleh perusahaan mengingat kemampuan dalam melakukan kontrol serta penggajian. Diharapkan dengan memiliki sedikit tenaga pemasar maka kontrol semakin mudah dan dapat memangkas biaya tenaga pemasar. Akan tetapi BSM kurang memperhatikan keefektifan dari peran ganda tersebut. Karena menurut pendapat saya, berdasarkan hasil wawancara dan penagamatan yang ada, dengan adanya peran ganda, tenaga pemasar memiliki beban yang lebih. Sehingga tujuan utama untuk mencapai target pasar yang diharapkan menjadi kabur atau sulit dicapai. Akibatnya yang terjadi tenaga pemasar merasa kelelahan dengan tugas yang begitu banyak, dan hilangnya motivasi. Oleh karena itu sebaiknya selain memperhatikan efisiensi, BSM Salatiga juga harus memperhatikan tingkat efektivitasnya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah adanya control serta pelatihan yang intensif dari pihak BSM Salatiga cabang Salatiga terhadap tenaga pemasar. Sehingga motivasi
yang hilang serta hambatan ketika menawarkan produk dapat teratasi melalui kontrol dan pelatihan yang dilakukan. Peningkatan insentif bagi tenaga pemasar yang berhasil juga perlu ditingkatkan, hal ini diharapkan memberikan motivasi lebih bagi tenaga pemasaran. 2. Jaringan Rendah dan Pemerataan Sebagian besar nasabah mengeluhkan kualitas pelayanan temasuk keterjangkauan jaringan rendah. Kelemahan inilah yang salah satu caranya diatasi dengan office channeling (kantor penyaluran), yaitu bank konvesional yang dimiliki unit usaha syariah dapat membuka konter layanan syariah di cabang konvesional. 3. Loyalitas Nasabah Bank Syariah Dalam perkembangan nasabah yang menggunakan jasa Perbankan Syariah terbagi atas dua segmen nasabah, yaitu a. Nasabah yang loyal terhadap Perbankan Syariah karena semangatnya menegakkan syariat. Sehingga ia tidak akan mempersoalkan berapa besaran prosentase bagi hasil yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri jika dibandingkan dengan besaran tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank konvesional. b. Nasabah yang tidak loyal kepada Perbankan Syariah, dimana mereka menabung di Bank Syariah dengan memperbandingkan berapa besaran prosentase bagi hasil di Bank Syariah dengan tingkat suku bunga di Bank Konvesional. Dengan selisih sekitar dua persen (dari tingkat bungan bank
konvesional). Segmen nasabah ini masih loyal di Bank Syariah, tetapi lebih dari itu, segmen nasabah ini bisa berpindah ke bank konvesional. 4. Pemasaran dan Promosi Promosi yang dilakukan oleh Bank Mandiri Syariah Salatiga masih sangat kurang sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana mengakses layanan perbankan syariah. Aspek pendanaan memang menjadi kendala utama dalam melakukan promosi di Bank Syariah, minimnya anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya promosi yang di lakukan oleh Bank Syariah. Hal ini dapat disiasati dengan dilakukan promosi bersama oleh seluruh Bank Syariah yang ada termasuk bekerja sama dengan Bank Indonesia. 5. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat Ketidaktahuan masyarakat tentang sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh Perbankan Syariah ini diakibatkan masih kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Bank Syariah harus mampu membuat strategi edukasi dan sosialisasi yang mampu mengenalkan Bank Syariah kepada seluruh segmen masyarakat. Menurut BSM Salatiga kurangnya pemahaman konsumen tentang sistem perbankan syariah pada beberapa hal, antara lain: a. Adanya asumsi bahwa perbankan syariah hanya untuk kalangan tertentu. Memang tidak bisa dipungkiri dengan adanya brand (merk) syariah maka yang terdengar adanya ekonomi Islam, dan itu tentu
berhubungan dan seolah-olah dikhususkan untuk masyarakat Islam. Padahal dalam kenyataannya yang diharapkan dari prinsip syariah adalah terhindar dari sistem riba, bukan berfokus pada pelakunya akan tetapi pada akad dan proses jual belinya. Oleh karena itu perlu adanya edukasi baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan formal dapat dilakukan melalui seminar-seminar maupun cara lain yang menjelaskan tentang keberadaan prinsip syariah adalah untuk semua golongan, selama tidak melanggar dengan prinsip-prinsip syariah. Melalui pendidikan nonformal juga dapat dilakukan misalnya dengan iklan yang menunjukkan kepada
masyarakat
bahwasannya
masyarakat
non
Islam
juga
menggunakan produk perbankan syariah. Tidak kalah pentingnya dari semua itu adalah keterbukaan diri masyarakat untuk menerima informasi tentang prinsip-prinsip syariah dalam dunia perbankan. b. Sistem bagi hasil dianggap kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan sistem bunga. Kebiasaan masyarakat pada umumnya yang telah bertahun-tahun menggunakan sistem bunga secara langsung sangat mempengaruhi dengan keputusan untuk beralih ke sistem bagi hasil. Apalagi bagi masyarakat yang telah menggunakan sistem bunga selama bertahun-tahun, untuk beralih kepada sistem bagi hasil bukan merupakan perkara mudah, hal inilah yang sering dialami oleh BSM Salatiga. Masyarakat berasumsi bahwa dengan bagi hasil lebih rumit dan tingkat kepastian yang kurang.
Padahal dalam kenyataanya sistem bagi hasil jauh lebih mudah, lebih fleksibel dan menguntungkan secara ekonomi untuk jangka pendek dan jangka panjang. Karena dengan prinsip bagi hasil dengan semakin meningkatnya keuntungan perusahaan maka semakin tinggi pula bagi hasilnya berbeda dengan bunga yang hanya terpatok pada berapa bunga yang disepakati tanpa memperhatikan tingkat keuntungan bank. Menurut pendapat saya, dengan adanya BSM Salatiga diharapkan umat muslim tidak ragu-ragu lagi untuk menyimpan dananya di bank. Bank juga harus menyambut rencana sejumlah bank lain yang juga akan beroperasi secara syariah, dan sama sekali tidak dianggap sebagai pesaing, karena banyaknya bank syariah sekaligus berarti meningkatkan sosialisasi Bank Syariah di Indonesia. Dan untuk mengatasi semua kendala-kendala tersebut antara lain dengan melakukan kegiatan promosi rutin setiap satu minggu sekali atau berapa hari sekali, dan melakukan seminar-seminar di tempat-tempat yang dijadikan target oleh bank syariah bersama dengan bank syariah lainnya untuk memberikan penjelasan mengenai adanya bank syariah dan produk-produknya, agar umat muslim bisa mengenal bank syariah secara nyata.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dari keempat variable: place (tempat), product (produk), price (harga) dan promotion (promosi). Variabel promosi adalah variabel yang paling dominan terhadap keputusan pembelian pada Bank Syariah Mandiri Salatiga. Aspek ini erat kaitannya dalam hal promosi yang bersifat edukatif dan persuasif seperti voucher pembelian, serta promo pada media luar ruang yang memuat promo/event bulanan sangat efektif mempengaruhi keputusan pembelian produk pada pencapaian target Bank Syariah Mandiri Salatiga.
2.
Dilihat dari kendala-kendala yang ada di Bank Syariah Mandiri Salatiga faktor yang paling berpengaruh dalam pencapaian target adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang tidak kompeten dan belum bisa dijadikan sebagai tolak ukur dan acuan untuk dijadikan sebagai tenaga pemasar, akan tetapi lebih pada pengalaman kerja, serta kemampuan lain yang dianggap mampu dijadikan sebagai tenaga pemasar. Sehingga prinsip-prinsip pemasaran yang dilakukan hanya berdasar pengalaman tanpa studi empiris, dan dalam perjalanan pekerjaannya banyak mengalami hambatan yang tidak diduga sebelumnya.
B. Saran Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Perlu penambahan karyawan di Bank Syari'ah Mandiri Cabang Salatiga terutama bagian teller, CS dan Marketing. Dan mempertahankan nasabah yang sangat berpotensi dengan cara menciptakan ikatan kekeluargaan, nasabah dengan pihak Bank Syari'ah Mandiri cabang Salatiga.
2.
Secara terus menerus melakukan pembaharuan dalam pelayanan dan produk, sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat Bank Syari'ah Mandiri serta mepertahankan citra sebagai lembaga keuangan berdasarkan nilainilai Islam.
3.
Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variable-variabel dalam konsep marketing mix (bauran pemasaran jasa) 4P berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memasarkan produk-produk Bank Syariah Mandiri di Salatiga, oleh karena itu pihak Bank Syariah Mandiri lebih meningkatkan marketing mix yang diberikan kepada nasabah dengan memotivasi kinerja karyawan agar lebih baik, sehingga dari hal tersebut diharapkan ada peningkatan pada keputusan nasabah. Dan diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati variabel lain atau menambahkan variabel selain variabel merketing mix (bauran pemasaran jasa) 4P.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, Harper, W, dkk, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Dharmmestha, B.S, 1994, Konsep Pemasaran, Liberty, Yogyakarta. Dharmmestha, B.S, 1996, Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Dharmaseta, S, dan Handoko, T. Hani, 2004. Manajemen pemasaran, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Engel JF, Blackwell RD, & Miniard PW, 1996, Perilaku Konsumen. Jakarta: Bina Aksara. Farihah, Eny, “Strategi Pemasaran Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Yogyakarta (Study Kasus di PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga di Yogyakarta) “ Skripsi, Ekonomi Islam, (Yogyakarta, 2003). Hidayat, Bagja, 2003, BI: Fatwa MUI Meningkatkan Dana BankSyariah, Tempo News Room. Ilmi, Makhlakul, SM, 2002, ”Teori & Pratek Lembaga Mikro Keuangan Syaria “, Yogyakarta: UII Press 61-63. Kotler, philip, 1996, Marketing Management : Analisis, Planing, Implementasi dan Kontrol, Penerjemah Hendra Teguh, Erlangga. Jakarta. Kotler, Philip, & Armstrong, G, 1997, Principles of Marketing. Singapore: Prentice Hall Internatinal Editions.
Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, Prentice Hall, New Jersey. Kotler, Philip, 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Ed, 8, Erlangga. Jakarta. Miyati, Siti, 2003, “Strategi Marketing Bank Syariah (Studi kasus Bank Tabungan Syariah cabang Yogyakarta) “Skripsi, Ekonomi Islam. Yogyakarta. Subeno, Bambang, 2004 ”Perkembangan Industri Perbangkan Syariah” www.Suara Merdeka.com. Semarang. Suseno, Priyonggo & Sudarsono, Heri, 2004, “Undang-Undang, Peraturan Bank Indonesia, SK-DIR Tentang Perbankan Syariah”. UII Press, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 1997, “Strategi Pemasaran” ,Yogyakarta: ANDI. Qamarudin, Wakhid, 2003, “Strategi Pemasaran bank Syariah di Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri ) “ Tesis, Magister. Yogyakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yuliyanti
Tempat, Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 16 Oktober 1989
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Candi Gedong 9
Pendidikan
: 1. SDN 3 Candi 2. MTs Al-Bidayah Candi
: Tahun 1994-2000 : Tahun 2000-2003
3. MAN Negeri 1 Salatiga : Tahun 2003-2006 4. STAIN Salatiga Pengalaman Organisasi
: KSEI Tahun 2008
: Tahun 2008-Sekarang