THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA/ SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA DALAM MERUMUSKAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR Dini Restiyanti Pratiwi, Fitri Puji Rahmawati, Aimanun Salim, Klara Sukma Pujiati 1 PBI FKIP, UMS email:
[email protected] 2 PGSD FKIP, UMS email:
[email protected]
Abstrak Indikator pembelajaran memiliki peran penting dalam menentukan ketercapaian suatu kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran. Oleh karena itu, indikator pencapaian KD haruslah bersifat konkret, terukur, dan spesifik. Berdasarkan pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) SMA dan SMK Muhammadiyah Kartasura, dijumpai beberapa indikator dalam RPP bersifat abstrak dan tidak terukur. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kesesuaian antara materi pembelajaran yang akan diajarkan, media dan bahan ajar yang digunakan, serta penilaian yang akan diterapkan dengan ketercapaian KD. Pengabdian masyarakat ini ditujukan kepada guru-guru SMA dan SMK Kartasura dalam upaya meningkatkan kompetensi para guru dalam merumuskan indikator pencapaian KD. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini, meliputi survei pendahuluan, Koordinasi pelaksanaan, pretes, lokakarya I dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peserta dengan narasumber, lokakarya II dilakukan dengan meminta peserta membuka dokumen RPP yang dibawa dan menganalisis indikator pencapaian KD yang telah dirumuskan, Refleksi dan klarifikasi, dan monitoring. Hasil dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini di antaranya guru memahami hakikat Indikator, pentingnya kata kerja operasional dalam menyusun indikator, dan merefleksi serta mengevaluasi indikator yang bersifat terukur dan spesifik. Kata Kunci: Kompetensi guru, perumusan indikator, indikator pencapaian KD PENDAHULUAN Saat ini profesi sebagai guru merupakan kategori profesi yang profesional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sertifikat pendidik yang harus dimiliki oleh setiap pendidik termasuk guru. Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 1 dijelaskan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi peserta didik. Oleh karena itu, guru menduduki posisi penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang baik tentulah memiliki aspek perencanaan pembelajaran yang baik pula. Sebuah perencanaan pembelajaran yang baik haruslah mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik dan tuntutan perkembangan zaman. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses menjelaskan
bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi meliputi penyiapan media pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar, dan perangkat penilaian pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, idealnya setiap guru melakukan perencanaan pembelajarannya sendiri dengan mengacu pada prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, di antaranya (1) memerhatikan perbedaan individual peserta didik; (2) memerhatikan partisipasi aktif peserta didik; (3) berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inisiasi, inovasi, dan kemandirian; (4) pengembangan budaya membaca dan menulis, (5) pemberian umpan balik dan tindak lanjut yang berupa penguatan, pengayaan, dan remidi, (6) penekanan pada keterkaitan dan
1602
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembejaran, indikator pencapaian, penilaian, dan sumber belajar dalam satu kesatuan pengalaman belajar; (7) mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu; (8) penerapan teknologi dan informasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai siatuasi dan kondisi. Berdasarkan prinsip tersebut jelas bahwa perencanaan pembelajaran haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta didik, perkembangan zaman, sarana dan prasarana, serta karakteristik lainnya yang sesuai dengan kondisi situasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini berarti, setiap guru dan setiap sekolah walaupun dengan mata pelajaran yang sama memiliki perencanaan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya masingmasing. Pengembangan kompetensi dasar (KD) dalam rencana pelaksanaan pembelajaran mengacu pada prinsip keterkaitan dan keterpaduan diturunkan ke dalam beberapa indikator pencapaian KD untuk dapat menentukan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dinyatakan oleh Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas tahun 2008 bahwa indikator hasil belajar berfungsi sebagai (1) pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran; (2) pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran; (3) pedoman dalam mengembangkan bahan ajar; dan (4) pedoman dalam merancang dan melaksanakan penialaian hasil belajar. Oleh karena itu, perumusan indikator merupakan komponen penting dalam merencanakan sebuah pembelajaran, karena dengan perumusan indikator yang tepat akan menentukan media, materi, sumber, dan penilaian pembelajaran yang mampu mencapai KD. Indikator yang baik adalah indikator yang dapat diukur, bersifat spesifik, dan konkret. Prastowo (2015:164) menyatakan bahwa indikator merupakan kompetensi dasar yang spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Selanjutnya, dijelaskan bahwa untuk dapat
UAD, Yogyakarta
merumuskan indikator yang spesifik dibutuhkan sebuah kata kerja operasional yang dapat diukur dan dibuat instrument penilaiannya. Pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan bagi guru-guru SMA dan SMK Muhammadiyah Kartasura yang didasarkan pada beberapa permasalahan di antaranya (1) banyak guru dari kedua sekolah tersebut belum memahami pentingnya perumusan indikator yang tepat dalam merencanakan pembelajaran guna mencapai KD, (2) beberapa indikator yang telah disusun dalam RPP masih bersifat abstrak sehingga belum spesifik dan terukur, dan (3) khusus untuk SMK, terdapat beberapa guru yang telah mengajar bertahun-tahun memiliki latar belakang ilmu murni atau nonpendidikan sehingga para guru tersebut tidak memiliki bekal dalam merencanakan pembelajaran yang semestinya. Berikut kami sajikan salah satu contoh perumusan indikator pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Muhammadiyah kartasura. Kompetensi Dasar: Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim dan yang tidak. Indikator: (1) Reaksi kinetik ditunjukkan dengan sikap pencatatan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim dan yang tidak. (2) Dikomentari dengan uangkapan lisan terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak. Indikator yang disusun sesuai dengan KD di atas dirasa masih bersifat abstrak karena indikator tersebut tidak dapat secara konkret diketahui aktivitas yang akan dilaksanakan apa, materi yang dibutuhkan apa, dan bagaimana melakukan penilaian atas indikator tersebut. Hal ini menjadi dasar perlunya dilaksanakan pengabdian kepada masyarakat bagi guru-guru SMA dan SMK Muhammadiyah di Kartasura terkait dengan perumusan indikator pencapaian KD dalam menyusun RPP. KAJIAN LITERATUR a. Hakikat Perencanaan Pembelajaran Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
1603
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
sesuatu hasil sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Prastowo (2015:35) menyatakan bahwa perencanaan lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah untuk membantu proses belajar. Uno (2008:2) menjelaskan bahwa perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan. Apabila diterapkan dalam pembelajaran, maka tidak hanya berupa kegiatan mengajar melainkan juga sebagai proses mengatur supaya peserta didik belajar. Berdasarkan pernyataan beberapa ahli mengenai perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu aktivitas merencanakan atau mempersiapakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Fungsi dan Kegunaan Indikator dalam Kegiatan Pembelajaran Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai olleh perubahan perilaku peserta didik yang dapat diukur. Selanjutnya Prastowo (2015:163) menyatakan bahwa indikator berfungsi sebagai operasionalisasi kompetensi dasar karena indikator merupakan komponen yang spesifik dan dijadikan sebagai ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar. Majid (2012:233) menegaskan bahwa indikator berfungsi sebagai tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik. Tanda-tanda tersebut bersifat spesifik dan lebih lebih dapat diamati dalam diri peserta didik. Apabila serangkaian indikator hasil belajar sudah tampak pada diri peserta didik, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
UAD, Yogyakarta
METODE PELAKSANAAN Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. (1) Survei pendahuluan Tahap ini dilakukan untuk mencari, menggali, serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru-guru SMA dan SMK Muhammadiyah di Kartasura. (2) Koordinasi pelaksanaan Koordinasi ini dilakukan untuk menentukan jadwal pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat baik bagi guru-guru SMA maupun guru-guru SMK Muhammadiyah Kartasura yang harus disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah masing-masing. (3) Pretes Pretes dilaksanakan saat hari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sebelum lokakarya dimulai. Saat peserta telah dikondisikan tim pengabdian kepada masyarakat membagikan soal yang berupa pengetahuan peserta mengenai pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dan khusus mengenai indikator dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. (4) Lokakarya I Lokakarya ini dilaksanakan dengan metode ceramah interaktif mengenai hakikat indikator, fungsi indikator dalam sebuah perencanaan pembelajaran, dan penyusunan indikator yang tepat. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peserta dengan narasumber baik secara teori maupun praktik mengenai perumusan indikator dalam sebuah perencanaan pembelajaran. (5) Lokakarya II Lokakarya II ini dilakukan dengan cara setiap peserta membuka langsung RPP yang sudah dibawa selanjutnya diminta untuk mengidentifikasi indikator pada satu KD yang sudah dipilih untuk dianalisis kekurangan dan kelebihannya sesuai dengan penyamaan persepsi yang telah dilakukan dalam lokakarya I. (6) Refleksi dan Klarifikasi
1604
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta dalam menganalisis indikator dalam RPP dan narasumber memberikan klarifikasi. Di akhir refleksi dan klarifikasi ini narasumber dan tim pengabdian memberi tugas untuk memperbaiki indikator sesuai dengan hasil analisis dan klarifikasi dari narasumber. (7) Monitoring Monitoring dilakukan setelah dua minggu pelaksanaan lokakarya untuk mengetahui perkembangan perbaikan indikator yang harus diperbaiki dalam RPP masingmasing guru. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pelaksanaan Program Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari selasa, 22 November 2016 bertempat di laboratorium microteaching FKIP UMS. Pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 13 guru SMA dan SMK Muhammadiyah Kartasura. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tahap sebagai berikut. Pertama, pengkondisian peserta dilakukan dengan registrasi peserta oleh tim pengabdian masyarakat. Selanjutnya, tim pengabdian masyarakat membagikan soal pretes kepada peserta pengabdian. Soal yang dibagikan meliputi apakah guru memahami mengenai sebuah pembelajaran yang inovatif, pentingkah perencanaan dalam sebuah pembelajaran, apa yang bapa/ ibu guru ketahui tentang indikator, dan seberapa penting indikator di dalam sebuah perencanaan pembelajaran. Pada tahap ini diketahui bahwa dari 13 peserta enam di antaranya menyatakan bahwa indikator merupan target atau sasaran yang dapat menunjukkan perubahan dalam pembelajaran, satu orang menyatakan bahwa indikator merupakan proses yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dua orang lagi menyebutkan bahwa indikator merupakan suatu komponen untuk menentukan tujuan pembelajaran, dua orang menjelaskan indikator sebagai suatu petunjuk bahwa siswa sudah menguasai
1605
UAD, Yogyakarta
materi, dan satu orang sisanya tidak menjawab pertanyaan berkaitan dengan apakah hakikat indikator. Kedua, lokakarya I dilakukan dengan ceramah secara interaktif antara narasumber dengan peserta mengenai hakikat indikator, pentingnya indikator dalam perencanaan pembelajaran, serta penyusunan indikator yang terukur, konkret, dan spesifik. Tahap ini dilakukan tidak terlepas dari hasil pretes yang dilakukan sebelumnya, narasumber memaparkan dengan mengaitkan hasil pretes peserta untuk menyamakan persepsi antara narasumber dengan peserta. Ketiga, lokakarya II dilakukan dengan cara menerapkan penyamaan persepsi yang telah dilakukan pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya dan dibawa saat pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung. Dalam hal ini, setiap untuk wajib membawa printout ataupun softfile rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan digunakan oleh guru sebelumnya. Selanjutnya, setiap guru membuka pada satu pertemuan dengan satu kompetensi dasar (KD) saja. Tim pengabdian masyarakat membagikan kertas kosong untuk menuliskan indikator yang tertera dalam RPP dan meminta peserta melakukan analisis kekurangan dan kelebihan terhadap hasil mengindentifikasi indikator tersebut. Pada tahap ini diketahui bahwa (1) indikator dalam RPP masih bersifat abstrak dan tidak terukur karena tidak menggunakan kata kerja operasional (KKO) dan (2) apabila setiap indikator telah dilengkapi dengan KKO sehingga bersifat konkret, namun KKO yang digunakan seringkali tidak sesuai dengan KD yang akan dicapai. Keempat, refleksi dan konfirmasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peserta mampu memahami materi yang telah dibahas secara teori dan praktiknya. Narasumber memberikan klarifikasi langsung dari hasil analisis indikator yang dilakukan oleh peserta. Melalui tahapan ini peserta menjadi tahu peranan KKO dalam indikator dan seberapa penting indikator dalam sebuah perencanaan pembelajaran.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Kelima, monitoring dilakukan dua minggu setelah lokakarya berlangsung. Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada guru dalam menyusun indikator dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan penerapannya dalam sebuah pembelajaran. Monitoring dilakukan dengan cara tim pengabdian kepada masyarakat datang langsung ke sekolah untuk melihat kembali perubahan RPP guru peserta lokakarya dan mengamati penerapan RPP tersebut dalam pembelajaran. Berdasarkan tahapan kegiatan pengabdian ini, menunjukkan hasil sebagai berikut (1) 50% dari jumlah peserta lokakarya belum memahami dengan baik hakikat indikator dalam pembelajaran; (2) beberapa guru tidak mengetahui fungsi kata kerja operasional di dalam sebuah indikator; (3) beberapa guru yang telah menggunakan kata kerja operasional dalam menyusun indikator masih bingung menggunakannya sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru, khususnya dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru perlu memahami dengan baik hakikat indikator dalam pembelajaran sebagai satu komponen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan komponen lainnya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini senada dengan penyataan Depdiknas tahun 2008 yang menyatakan bahwa indikator hasil belajar berfungsi sebagai (1) pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran; (2) pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran; (3) pedoman dalam mengembangkan bahan ajar; dan (4) pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. b. Keberlanjutan Program Berdasarkan tingkat antusiasme peserta dalam mengikuti lokakarya melalui tahap demi tahap, serta pengamatan tim pengabdian kepada masyarakat pada komponen lain yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran bahwa terdapat
UAD, Yogyakarta
beberapa metode pembelajaran yang tidak berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun sehingga tidak sesuai dengan prinsip pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran berupa keterkaitan dan keterpaduan antara komponen satu dengan lainnya dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilanjutkan sehingga gur-guru lebih mantap dan tepat dalam mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran guna mencapai mutu pendidikan yang baik. SIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi guru-guru SMA dan SMK Muhammadiyah di Kartasura mengenai perumusan inidkator ini dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan tercapaianya target kegiatan, yaitu guru dapat memahami hakikat indikator dan dapat merumuskan indikator yang konkret, terukur, dan spesifik. Kedua, Pengabdian masyarakat ini perlu dilanjutkan mengingat antusiasme guru dan kebutuhan guru untuk mengembangkan kompetensi pedagogik, khususnya dalam merencanakan sebuah pembelajaran. REFERENSI Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan indikator. Jakarta. Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/ MI. Jakarta: Prenadamedia Group. Uno, Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
1606