BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 1 Halaman 79-99
ISSN: 1693-2654 Februari 2013ISSN: 1693-2654 Februari 2013
PENERAPAN MODEL SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY MELALUI EKSPERIMEN LAPANGAN DAN EKSPERIMEN LABORATORIUM DITINJAU DARI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN KREATIVITAS VERBAL SISWA Ahmad Makmur Santoso1, Sajidan2, Suciati Sudarisman3 1 SMA Petanahan Kebumen 2,3 Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret E-mail:
[email protected] Diterima 02 Desember 2012, Disetujui 21 Januari 2013
ABSTRAK-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran model Science Technology Society melalui metode eksperimen lapangan dan laboratorium, pada siswa yang memiliki sikap peduli lingkungan dan kreativitas verbal kategori tinggi dan rendah, terhadap prestasi belajar biologi siswa, serta interaksinya. Penelitian ini menggunakan metode true experiment. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X4 dan X7. Kelas X4 diberi pembelajaran dengan metode eksperimen lapangan dan kelas X7 dengan metode eksperimen laboratorium. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif, psikomotor dan kreativitas verbal siswa, metode angket untuk mendapatkan data sikap peduli lingkungan, prestasi belajar afektif serta metode observasi untuk memperoleh data afektif dan psikomotorik. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2. Hasil penelitian menunjukkan : penggunaan metode eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa; ada pengaruh sikap peduli lingkungan terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor; kreativitas verbal berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; ada interaksi antara metode dan sikap peduli lingkungan terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa; tidak ada interaksi antara metode dan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa; ada interaksi antara sikap peduli lingkungan dengan kreativitas verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor, tidak ada interaksi antara metode, sikap peduli lingkungan, dengan kreativitas verbal terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Kata Kunci: Science Technology Society, Eksperimen Lapangan, Eksperimen Laboratorium, Sikap Peduli Lingkungan, Kreativitas Verbal
Pendahuluan 79
Pesatnya perkembangan sains dan
termasuk
biologi
yang
satu
teknologi telah mempengaruhi kehidupan
karakteristik
manusia
bidang.
memerlukan kegiatan penyelidikan atau
Menyiapkan sumber daya manusia yang
eksperimen, sebagai bagian dari kerja
berkualitas
sangat
ilmiah yang melibatkan keterampilan
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
proses yang dilandasi sikap ilmiah.
masa depan yang secara kualitatitf cederung
Adanya kegiatan ini akan menumbuhkan
meningkat. Berbagai tantangan muncul
rasa ingin tahu melalui pengalaman
antara lain menyangkut peningkatan hidup,
langsung yang dilakukan melalui kerja
pemerataan hasil pembangunan, partisipasi
ilmiah
masyarakat
menunjukkan biologi mengintegrasikan
dalam
berbagai
sedini
dan
mungkin
kemampuan
untuk
(BSNP,
mengembangkan sumber daya alam. Hal ini
antara
merupakan tantangan yang harus dihadapi
kehidupan
institusi
pengetahuan.
pendidikan
untuk
membekali
dalam
salah
teori
pembelajarannya
2008).
dan nyata
Hal
ini
aplikasi
dalam
sebagai
suatu
Dengan
demikian
peserta didik dengan literasi sains untuk
pembelajaran biologi merupakan sarana
menghadapi tuntutan perkembangan sains
strategis dalam me-nyiapkan SDM yang
dan teknologi serta persaingan global.
akan
mampu
memecahkan
Depdiknas (2003:2) menyebutkan
dan
terampil
dalam
per-masalahan
dalam
bahwa sains berkaitan dengan cara mencari
kehidupannya baik dimasa sekarang
tahu
ataupun dimasa yang akan datang.
tentang
alam
secara
sistematis
sehingga sains bukan hanya penguasaan
Berdasarkan uraian di atas tersirat
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
perlunya
fakta,
prinsip-
(biologi) yang menarik, kontekstual,
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
melibatkan adanya interaksi antara siswa
proses penemuan. Pembelajaran sains
dan pendidik dengan lingkungan sebagai
diharapkan menjadi wahana bagi para
salah satu sumber belajar, sehingga siswa
peserta didik untuk mempelajari diri
dapat melakukan keterampilan proses
sendiri dan alam sekitar serta prospek
sains.
pengembangan
keterampilan proses sains yang perlu
konsep-konsep,
lebih
atau
lanjut
dalam
penerapannnya di kehidupan sehari-hari.
proses
Menurut
dikembangkan keterampilan
Berdasarkan Permendiknas No.
pembelajaran
Suciati
IPA
(2010:237)
diantaranya mengamati,
adalah menge-
22 tahun 2006 tentang standar isi
lompokkan, menafsirkan, meramalkan,
menegaskan bahwa mata pelajaran IPA
mengajukan 80
pertanyaan,
berhipotesis,
melakukan
percobaan,
dan
meng-
SMA
komunikasikan hasil percobaan.
Negeri
1
Petanahan,
Kebumen merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Kebumen yang termasuk
Secara umum pembelajaran di menunjukkan
dalam Sekolah Kategori Mandiri (SKM).
bahwa siswa hanya menghafal konsep
Akan tetapi prestasi belajar siswa mata
dan
pelajaran
Indonesia
kenyataan
kurang
mampu
menggunakan
biologi
masih
jauh
dari
konsep tersebut jika menemui masalah-
harapan. Berdasarkan hasil wawancara
masalah dalam kehidupan nyata yang
siswa
berhubungan
optimalnya hasil belajar biologi siswa
dengan
konsep
yang
dan
diprediksi
dimiliki. Siswa bahkan kurang mampu
guru
karena
biologi,
beberapa
belum
faktor
menentukan masalah dan merumuskan.
diantaranya: (1) pembelajaran Biologi di
Walaupun demikian, disadari bahwa ada
kelas pada kenyataanya masih terpusat
juga siswa yang memiliki kemampuan
pada
menghafal yang baik serta mampu
metode ceramah, sehingga pembelajaran
memahami materi yang dihafal tersebut
cenderung
verbal
namun kenyataan mereka sering kurang
pengetahuan
juga
mampu dalam menggunakan konsep
kemampuan siswa dalam mengkonstruk
yang telah dihafal tersebut ke dalam
dan mengorganisasi konsep pengetahuan
suatu situasi yang baru khususnya yang
masih
berkitan dengan lingkungan sehari-hari
pembelajaran
(Trianto, 2010 : 90).
metode
guru
dan
sangat
guru
dan
transfer
rendah
sehingga
kurang; masih
ceramah
memberdayakan
Pembelajaran sains di Indonesia
menggunakan
(2)
proses
menggunakan dan
kurang
keaktifan
siswa,
siswa
dalam
mayoritas masih menggunakan metode
sehingga
pembelajaran yang berpusat pada guru
pembelajaran
(teacher centered). Pembelajaran sains
cenderung
cenderung terbatas pada transfer ilmu
Biologi kurang menggunakan lingkungan
pengetahuan dari guru ke siswa (transfer
sebagai sumber belajar sehingga siswa
of knowledge). Pembelajaran sains yang
kurang peka terhadap isu/masalah di
ada belum memberikan kesempatan yag
masyarakat; (4) lokasi sekolah terletak
lebih
untuk
dekat dengan industri kopra dimana
menemukan dan memecahkan sendiri
limbahnya belum banyak dimanfaatkan;
permasalahan yang mereka temukan
(5) pembelajaran Biologi belum meng-
dalam memahami materi yang dipelajari.
kaitkan tekhnologi untuk memecahkan
banyak
kepada
siswa
minat rendah pasif;
(3)
dan
siswa
pembelajaran
masalah lingkungan terutama masalah 81
limbah rumah tangga dan limbah industri
aplikasi konsep, pemantapan konsep,
kopra; (6) kemampuan untuk meng-
penilaian. Model STS memiliki beberapa
gunakan keterampilan proses sains siswa
keungulan diantaranya: (1) membentuk
rendah
individu yang memiliki literasi sains dan
terutama
dalam
melakukan
percobaan dan mengkomunikasikan hasil
teknologi;
percobaan kepada orang lain; (7) guru
terhadap
kurang
laboratorium
lingkungan; (3) pembelajaran dengan
dalam proses pembelajaran sehingga ke-
model STS terdapat beberapa metode
terampilan proses sains siswa rendah; (8)
saintis yang merupakan bagian dari
guru kurang memperhatikan kreativitas
pembelajaran Biologi yaitu melakukan
siswa yang bervariasi, sehingga hasil
eksperimen
belajar kurang optimal; (9) sikap peduli
masalahan yang ada di lingkungan; (4)
lingkungan siswa juga bervariasi tetapi
mampu mengakomodasi siswa untuk
guru kurang memperhatikan, sehingga
belajar melalui serangkaian kegiatan
prestasi siswa rendah. Menyadari adanya
ilmiah. Hal ini relevan dengan hasil studi
kelemahan-kelemahan
pem-
Nuray Yoruk et al (2010) menunjukan
belajaran biologi di SMA Negeri 1
adanya perbedaan yang signifikan antara
Petanahan Kabupaten Kebumen, maka
kelas kontrol dan kelas perlakuan pada
perlu
penggunaan model Science Technology
menggunakan
solusi
permasalahan
dalam
untuk
memecahkan
tersebut
agar
prestasi
Society
(2)
memiliki
masalah
and
kepedulian
masyarakat
untuk
mengatasi
Environment
dan
per-
(STSE).
belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
Perbedaan nyata terlihat pada prestasi
memilih
kelas kontrol dan kelas perlakuan. Dari
model
dan
pendekatan
pembelajaran yang tepat.
hasil postes menunjukan hasil prestasi STS
lebih baik pada kelas perlakuan. Hal ini
merupakan suatu model pembelajaran
disebabkan karena pembelajaran dengan
yang
Model
pembelajaran
pemahaman
dan
STSE mengangkat topik permasalahan
teknologi
dan
yang ada di lingkungan sehingga siswa
masyarakat dengan tujuan agar konsep
mudah memahami topik dan konsep-
sains
konsep permasalahan. Di samping itu
memadukan
pemanfaatan
dapat
keterampilan
sains,
diaplikasikan yang
melalui
bermanfaat
pembelajaran
bagi
dengan
STSE
dapat
peserta didik dan masyarakat. Sintak
mendorong siswa
model STS adalah pendahuluan: inisiasi,
pembelajaran menjadi bersifat student
pembentukan/pengembangan
center.
konsep, 82
lebih aktif dan
Penerapan model STS akan lebih efektif jika dipadu pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan prestasi
dengan metode
yang
tepat
belajar karena siswa dapat mengkonstruk
seperti
pengetahuannya sendiri sehingga siswa
eksperimen lapangan dan eksperimen
lebih mudah memahami konsep atau
laboratorium.
materi pelajaran. Melalui pengalaman
Metode
eksperimen
lapangan merupakan metode eksperimen
belajar
yang
pengetahuan yang diperoleh siswa akan
dilakukan
di
tempat
yang
nyata
sesungguhnya, baik oleh guru maupun
membekas
oleh peserta didik. Melalui eksperimen
panjang,
lapangan memungkinkan peserta didik
bermakna.
melakukan
percobaan
mengobservasi fakta tempat
dan
dan
langsung,
dalam
memori
sehingga
maka
jangka
menjadi
lebih
akan
Prestasi belajar dipengaruhi oleh
yang terjadi di
faktor internal dan eksternal yang kuat.
yang sesungguhnya.
Metode
Faktor
internal
siswa
seperti:
ke-
eksperimen laboratorium, peserta didik
beragaman sikap peduli lingkungan dan
melakukan eksperimen sendiri untuk
kreativitas verbal yang dimiliki siswa
kemudian diobservasi hasilnya. Metode
mempengaruhi hasil
eksperimen ini dapat dikatakan metode
siswa.
prestasi
belajar
manipulatif, karena peserta didik di pandu
untuk
mencocokan
Berdasarkan hal tersebut dan
antara
sekaligus merupakan solusi terhadap
kenyataan dan teori yang di pelajari, pada
umumnya
menemukan
permasalahan pembelajaran Biologi di
dan
memahami
konsep
melalui
pengalamannya
sendiri.
Eksperimen
SMA Negeri 1 Petanahan Kabupaten Kebumen
Model
dalam STS adalah melakukan percobaan
untuk
Dengan demikian penerapan STS
mengetahui
pengaruh
model
pembelajaran STS, metode eksperimen
dan
lapangan,
eksperimen laboratorium pada materi upaya
Eksperimen
Tujuan dari penelitian ini adalah
menemukan suatu konsep tertentu.
dan
Melalui
dan Kreativitas Verbal Siswa”.
teknologi dan bukan membuktikan atau
limbah
STS
ditinjau dari Sikap Peduli Lingkungan
ada di lingkungan dengan memanfaatkan
lapangan
dilakukan
Lapangan dan Eksperimen Laboratorium
untuk memecahkan permasalahan yang
eksperimen
perlu
penelitian yang berjudul “Penerapan
lapangan dan eksperimen laboratorium
dengan
maka
metode
eksperimen
laboratorium, sikap peduli lingkungan
mengatasinya 83
dan kreativitas verbal siswa terhadap
Teknik pengumpulan data meng-
prestasi belajar Biologi.
gunakan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif, psikomotor
Metode Penelitian
dan kreativitas verbal siswa, metode Penelitian ini dilakukan di SMA
angket untuk mendapatkan data sikap
Negeri 1 Petanahan dengan alamat Jl.
peduli lingkungan, prestasi belajar afektif
Desa Tresnorejo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten
Kebumen.
Penelitian
serta metode observasi untuk mem-
ini
peroleh data afektif dan psikomotorik
dilaksanakan pada Semester 1 Tahun
selama proses pembelajaran
Pelajaran 2012/2013 pada materi limbah Pada penelitian ini menggunakan
dan upaya mengatasinya.
instrumen Metode yang digunakan adalah
Pelaksanaan
metode true experiment, yang melibatkan
menggunakan
kognitif, verbal,
Kebumen, masing masing kelas X4
ahli sebelum diujicobakan. Try out dilaksanakan
diberi
di
SMA
Negeri
1
Rowokele kelas X semester 1 Tahun
pembelajaran dengan model STS dengan eksperimen
peduli
Validasi isi instrumen dilakukan oleh tim
eksperimen lapangan sedangkan kelas
metode
sikap
dan psikomotor selama pembelajaran.
pem-
belajaran STS menggunakan metode
II
data
untuk
memperoleh data prestasi belajar afektif
Kelas X4 pada eksperimen I diberikan
eksperimen
digunakan
dan lembar observasi digunakan untuk
mendapatkan perlakuan yang berbeda.
pada
angket
lingkungan dan prestasi belajar afektif,
siswa. Kedua kelas tersebut kemudian
X7
psikomotor dan kreativas
memperoleh
berjumlah 32 dan kelas X7 berjumlah 31
model
(RPP),
untuk memperoleh data prestasi belajar
dari kelas X SMA Negeri 1 Petanahan,
dengan
Pembelajaran
dan lembar observasi. Soal tes digunakan
teknik
cluster random sampling, diambil 2 kelas
pembelajaran
Rencana
pengambilan data berupa soal tes, angket
tanpa melibatkan kelompok kontrol. ini
silabus,
Lembar Kerja Siswa (LKS), Instrumen
dua atau lebih kelompok eksperimen
Penelitian
yaitu
Pelajaran
laboratorium.
2012/2013.
Selanjutnya
sesudah uji coba, kemudian dilakukan
Analisis penelitian ini menggunakan
analisis taraf kesukaran, daya beda,
ANAVA 3 jalan dengan desain faktorial
validitas dan reliabilitas soal-soal tes
2 x 2 x 2.
prestasi. Hasil Penelitian 84
Data-data yang terkumpul pada
rata-rata lebih baik dari pada siswa yang
penelitian ini meliputi: data prestasi
memiliki sikap peduli lingkungan dan
belajar kognitif, prestasi belajar afektif,
kreativitas verbal rendah.
dan prestasi belajar psikomotorik. Data tersebut diperoleh dari hasil tes dan angket pada siswa kelas X4 dengan
perlakuan
yang
metode
diberikan
94 - 100
kelas
87 - 93
sebagai
80 - 86
metode eksperimen lapangan dan kelas X7
Eks lap 59 - 65
sebagai kelas yang diberikan perlakuan
73 - 79
31 siswa. Pada penelitian ini kelas X4
20 15 10 5 0 66 - 72
Frekuensi
jumlah 32 siswa dan X7 dengan jumlah
Eks lab
Interval Nilai
eksperimen
laboratorium. Gambar 1. Histogram Perbandingan Prestasi Kognitif Kelas Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium
Data Prestasi Belajar Kognitif Deskripsi data prestasi belajar Kognitif disajikan pada Tabel 1.
Data Prestasi Afektif Tabel 1. Data Prestasi Belajar Kognitif Deskripsi data prestasi belajar
Metode Sikap Peduli Lingk Kreativitas Verbal
Mean
SD
Eks. Lap Eks Lab
79,22
6,41
74,68
5,25
Tinggi
79,00
6,37
Rendah
74,90
5,04
Tinggi
79,13
6,23
Rendah
74,91
5,62
afektif disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Data Prestasi Belajar Afektif
Metode Sikap Peduli Lingk
Tabel 1 memperlihatkan siswa
Kreativitas Verbal
yang menggunakan model STS melalui eksperimen
lapangan
lebih
Mean
SD
Eks. Lap
77,91
6,43
Eks Lab
72,71
4,89
Tinggi
77,72
6,44
Rendah
72,94
5,07
Tinggi
77,23
6,78
Rendah
73,56
5,17
baik
dibanding siswa dengan model STS
Tabel 2 memperlihatkan siswa
melalui eksperimen laboratorium. Siswa
yang menggunakan model STS melalui
yang memiliki sikap peduli lingkungan
eksperimen
dan kreativitas tinggi memperoleh nilai
dibanding siswa dengan model STS 85
lapangan
lebih
baik
melalui eksperimen laboratorium. Siswa
yang memiliki sikap peduli lingkungan
yang memiliki sikap peduli lingkungan
dan kreativitas tinggi memperoleh nilai
dan kreativitas tinggi memperoleh nilai
rata-rata lebih baik dari pada siswa yang
rata-rata lebih baik dari pada siswa yang
memiliki sikap peduli lingkungan dan
memiliki sikap peduli lingkungan dan
kreativitas verbal rendah.
20 15 10 5 0
Frekuensi
Frekuensi
kreativitas verbal rendah.
Eks lap 59 - 66 - 73 - 80 - 87 - 94 65 72 79 86 93 100
20 15 10 5 0 59 66 73 80 87 94 - - - - - 65 72 79 86 93 100
Eks lab
Gambar 3: Histogram Perbandingan Prestasi Psikomotor Kelas Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium
Histogram Perbandingan Prestasi Afetif Kelas Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium
Data Prestasi Psikomotor
Pengujian Persyaratan Analisis
Deskripsi data prestasi belajar
Berdasarkan hasil uji normalitas,
psikomotor disajikan pada Tabel 3.
didapat sig> 0,05, sehingga disimpulkan semua
Tabel 3. Data Prestasi Belajar Psikomotor
Metode Sikap Peduli Lingk Kreativitas Verbal
Eks lab
Interval Nilai
Interval Nilai Gambar 2:
Eks lap
data
berdistribusi
normal.
Berdasarkan uji homogenitas diperoleh Mean
SD
sig >0,05, sehingga H0 disimpulkan
Eks. Lap
83,47
6,68
bahwa data mempunyai varian yang
Eks Lab
78,65
5,61
homogen.
Tinggi
83,59
6,83
Rendah
78,53
5,51
Tinggi
83,74
6,44
Rendah
78,53
5,93
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji anava (analisis variansi) tiga jalan, karena faktor yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas berjumlah tiga variabel bebas,
Tabel 3 memperlihatkan siswa
yaitu metode pembelajaran, sikap peduli
yang menggunakan model STS melalui eksperimen
lapangan
lebih
lingkungan,
baik
dan
kreativitas
verbal,
menggunakan program SPSS 18. Adapun
dibanding siswa dengan model STS
ringkasan hasil analisis variansi tiga jalan
melalui eksperimen laboratorium. Siswa
diperlihatkan dalam Tabel 4. 86
menunjukan hasil prestasi lebih baik
Pembahasan Berdasarkan
Tabel
4
dibandingkan
dapat
dengan
pembelajaran
diambil keputusan bahwa kedua metode
konvensional. Hal ini disebabkan karena
baik
pembelajaran dengan STSE mengangkat
eksperimen
laboratorium yang
lapangan
dan
topik
memberikan perbedaan
signifikan
terhadap
permasalahan
lingkungan
prestasi
yang
sehingga
ada
siswa
di
mudah
kognitif, afektif maupun psikomotorik
memahami topik dan konsep-konsep
siswa. Artinya STS yang diintegrasikan
permasalahan. Hal ini sesuai dengan
dengan metode eksperimen lapangan dan
teori
belajar
Poedjiadi
laboratorium memberikan dampak yang
pragmatisme. (2005)
Menurut
pragmatisme
belajar
berpandangan bahwa pengetahuan yang
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
diperoleh hendaknya dimanfaatkan untuk
Hasil
dan
mengerti permasalahan yang ada di
psikomotorik dari penggunaan metode
masyarakat. Selanjutnya tindakan apa
eksperimen lapangan dan laboratorium
yang dapat dilakukan untuk kebaikan,
berbeda.
peningkatan dan kemajuan masyarakat
berbeda
terhadap
prestasi
prestasi
kognitif,
afekif
dan dunia. Gagasan, ide-ide dan teori, Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Anava Tiga Jalan Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
yang dipentingkan adalah dapat atau tidaknya
gagasan
itu
dilaksanakan
hingga membuahkan hasil positif. Kaum
P-value N SOURCE O
Prest. Kogn itif
Prest. Afekt if
Prest. Psikom otorik
1
Eksperimen
0,012
0,003
0,014
2 Sikap Peduli Lingkungn
0,034
0,009
0,007
3 Kreativitas verbal
0,012
0,035
0,002
4 Eksperimen * Sikap Peduli Lingkungan
0,022
0,034
0,042
5 Eksperimen * Kreativitas verbal
0,392
0,601
0,341
6 Sika Peduli Lingkungan * Kreativitas verbal
0,043
0,048
0,031
Eksperimen * Sikap 7 Peduli Lingkungan* Kreativitas verbal
0,432
pragmatis memandang bahwa teori-teori itu
diperlukan
untuk
membimbing
tingkah laku manusia dan perencanaan untuk
melakukan
berdampak kemajuan
tindakan
positif dan
hingga
menghasilkan
bermanfaat
bagi
kehidupan manusia. Di samping itu juga pembelajaran dengan STSE menuntut siswa lebih aktif
0,451
selama pembelajaran atau pembelajaran
0,388
bersifat student center terutama dalam Menurut (2010),
memahami, menemukan konsep limbah
Nuray Yoruk et al
pembelajaran
dengan
organik dan anorganik hingga me-
STSE
nemukan 87
ide
memecahkan
masalah
limbah organik yang ada di masyarakat
peserta didik dan masyarakat. Metode
sehingga
dalam
eksperimen merupakan cara penyajian
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori
materi dengan menggunakan percobaan.
belajar konstruktivisme. Menurut Nur
Lebih
(2002)
Winataputra (1994:219) bahwa metode
siswa
lebih
aktif
pembelajaran
pendekatan
menggunakan
konstruktivisme
luas
lagi
disampaikan
oleh
memiliki
eksperimen adalah suatu cara penyajian
ciri-ciri sebagai berikut: (1) siswa lebih
materi pelajaran dimana siswa secara
aktif dalam pembelajaran karena fokus
aktif
belajar siswa pada proses integrasi
sendiri tentang yang dipelajarinya. Hal
pengetahuan
dengan
ini selaras dengan yang dikemukakan
pengalaman pengetahuan mereka yang
Wina (2008:152) metode eksperimen
telah dimiliki; (2) setiap pendapat yang
dapat dikatakan metode yang ideal,
berbeda akan dihargai dan diperlukan,
karena
siswa
menemukan
dan
kemungkinan dan mensintesiskan secara
melalui
pengalaman
integrasi;
Pembelajaran
yang
didorong
(3)
baru
untuk
proses
menemukan
pembelajaran
mengalami
dan
siswa
membuktikan
pada
umumnya
memahami
sendiri.
menggunakan
metode
mendorong adanya kerjasama, tetapi
eksperimen
bukan untuk bersaing. Proses belajar
memiliki kesempatan mengalami sendiri,
melalui kerjasama memungkinkan siswa
mengikuti proses, mengukur, mengamati,
untuk mengingat pelajaran lebih lama;
menganalisis, membuktikan konsep dan
(4) kontrol kecepatan dan fokus pelajaran
menarik kesimpulan. Hal ini sesuai
pada siswa. Cara ini dipandang lebih
dengan terori belajar penemuan Bruner.
memberdayakan siswa; (5) pendekatan
Menurut
konstruktivisme
memberikan
2003:33) “pada proses belajar penemuan,
pengalaman belajar yang tidak terlepas
siswa didorong oleh rasa ingin tahu
dari konteks dunia nyata.
untuk
Pembelajaran
model
dengan
konsep
Bruner
harapan
(dalam
mengeksplorasi
siswa
Herawati,
dan
belajar
sendiri”. Rasa ingin tahu menjadikan
STS
merupakan suatu strategi pembelajaran
peserta didik berada pada masalah atau
yang
memadukan
pemanfaatan
sains,
pemahaman
dan
situasi yang membingungkan. Melalui
teknologi
dan
pengalaman
yang
dimiliki,
siswa
masyarakat dengan tujuan agar konsep
mencoba untuk memecahkan masalah
sains
tersebut dan menemukan pengetahuan
dapat
keterampilan
diaplikasikan yang
melalui
bermanfaat
yang baru. Bruner menganggap bahwa
bagi
belajar 88
penemuan
sesuai
dengan
pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia,
dan
dengan
Pembelajaran
sendirinya
yang
dengan model STS diharapkan siswa
memberikan hasil yang paling baik.
mendapat
pengalaman
Belajar
dapatkan
masalah
mencari
pemecahan
dengan
dari
sendiri
masalah
dilakukan
akan
dalam
sampai
mendengan
menangani dan memecahkan masalah di
menghasilkan pengetahuan yang ber-
masyarakat
makna. Hal ini sesuai dengan belajar
makna. Siswa akan dapat menentukan
bermakna yang dikemukakan David
sikap
Ausubel.
(dalam
sumber belajar. Saifudin (2011) men-
Dahar, 2006) belajar bermakna hanya
jelaskan bahwa sikap kesiapan untuk
terjadi bila siswa menemukan sendiri
bereaksi terhadap objek di lingkungan
pengetahuan. Eksperimen dalam model
tertentu
STS adalah melakukan percobaan untuk
terhadap objek tersebut. Sikap berarti
memecahkan permasalahan yang ada
pre-disposison atau tendensi yaitu suatu
dilingkungan dan bukan membuktikan
kecendrungan,
atau menemukan suatu konsep tertentu.
ramalkan tingkah laku apa yang terjadi
Menurut
Ausubel
yang
psikomotor.
penghayatan
kesediaan
dapat
di-
berarti penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
signifikan
Berdasarkan
suatu
Jika sikap mengarah pada obyek tertentu
sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
sebagai
sebagai
tetapi berupa pre-disposisi tingkah laku.
Tabel 4 dapat
lingkungan tinggi dan rendah mempengaruh
lingkungan
ber-
belum merupakan suatu tindakan akan
diambil keputusan bahwa sikap peduli
berikan
terhadap
lebih
jika telah diketahui sikapnya. Sikap
Pengaruh Sikap Peduli Lingkungan Tinggi dan Rendah Terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan
pembelajaran
orang tersebut terhadap objek. Hal ini
rerata
sesuai
prestasi belajar kognitif, afektif dan
dengan
konstruktivisme
psikomotor siswa yang memilliki sikap
teori
Vygotsky
belajar yang
di-
jelaskan oleh Trianto (2010 : 52)
peduli lingkungan tinggi lebih baik
menyatakan bahwa proses belajar adalah
dibandingkan siswa yang memiliki sikap
suatu proses psikososial yang berkaitan
peduli lingkungan rendah. Hal ini berarti
dengan lingkungan sosial budayanya.
semakin tinggi sikap peduli lingkungan
Siswa
maka semakin baik prestasi belajar yang
mendapatkan
lingkungan
diperoleh.
89
sekitarnya
stimulus
dari
menggunakan
fisiknya,
untuk
menyerap
stimulus
tersebut
dengan
inderanya
sehingga
berkembang ketika berinteraksi dengan
kecenderungan untuk bertindak atau
lingkungannya. Menurut teori ini adanya
untuk bereaksi terhadap sesuatu.
kesadaran merupakan akhir dari interaksi
Dengan
demikian
sehingga menjadi pengetahuan yang
disimpulkan
personal (private speech). Siswa sering
lingkungan
menggunakan pengetahuan ini misalnya
signifikan
terhadap
saat mengerjakan masalah yang sulit
kognitif,
afektif,
dengan berbicara sendiri. Sejalan dengan
sedangkan menurut Priadi (2012) ada
hal
pengaruh keberagaman
ini,
Saifudin
merupakan
(2011:5)
konstelasi
komponen
kognitif,
psikomotor
yang
terhadap
Saifudin,
komponenafektif,
peduli
berpengaruh
secara
prestasi dan
belajar
psikomotor
sikap peduli
lingkungan terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor, prestasi belajar
saling
berinteraksi
afektif tidak dan Restanti (2012) ada
objek,
sementara
dan
Mann
2011:24)
komponen
sikap
dan
suatu
Kothandapani
sikap
bahwa
dapat
pengaruh keberagaman
(dalam
lingkungan terhadap prestasi belajar
menjelaskan
kognitif
sikap peduli
kognitif, afektif, dan psikomotor.
merupakan
Kreativitas Verbal dan Prestasi Belajar
representasi apa yang dipercayai oleh
Berdasarkan Tabel 4
individu pemilik sikap, komponen afektif
dapat
merupakan perasaan yang menyangkut
diambil keputusan bahwa kreativitas
emosional
verbal tinggi dan rendah memberikan
yang
merupakan
kecenderungan berperilaku terentu sesuai
pengaruh
dengan
oleh
prestasi belajar kognitif, afektif, dan
seseorang. Komponen kognitif berisi
psikomotor. Berdasarkan rerata prestasi
persepsi, kepercayaan stereotif yang
belajar
dimiliki
indivdu
sesuatu.
motorik siswa yang yang memiliki
Sering
kali
kognitif
keativitas
sikap
yang
dimiliki
mengenai komponen
yang
signifikan
kognitif, afektif
verbal
tinggi
dan psiko-
lebih
dibandingkan
terutama apabila menyangkut masalah
kreativitas verbal rendah. Hal ini berarti
issu atau masalah yang kontraversial.
semakin tinggi krativitas verbal siswa
Komponen afektif merupakan perasaan
maka akan semakin baik prestasi belajar
individu
yang diperoleh.
objek
sikap
dan
menyangkut masalah emosi. komponen perilaku
berisi
tendensi
Munandar
atau
bahwa 90
salah
yang
baik
disamakan dengan pandangan (opini),
terhadap
siswa
terhadap
(2009) satu
memiliki
mengatakan
faktor
untuk
menentukan adalah
keberbakatan
kreativitas
seseorang
untuk
Prestasi Belajar Berdasarkan Tabel 4
berprestasi.
me-
me-
nunjukkan
ada
perbedaan
mungkinkan penemuan-penemuan baru
signifikan
pada
kedua
dalam bidang ilmu dan teknologi serta
pembelajaran yang diterapkan dengan
dalam semua bidang usaha maupun
sikap
lainnya. Hal ini sesuai dengan teori
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
belajar menurut Bruner (dalam Dahar,
interaksi antara model STS eksperimen
1988:
“belajar
lapangan dan eksperimen laboratorium
penemuan sesuai pencarian pengetahuan
dengan sikap peduli lingkungan secara
secara aktif oleh manusia dan dengan
signifikan
sendirinya memberikan hasil yang paling
kognitif, afektif dan psikomotor.
Kreativitas atau daya cipta
103)
menyatakan
baik”. Siswa aktif mencari pemecahan masalah
serta
pengetahuan
peduli
metode
lingkungan.
terhadap
yang
Dengan
prestasi
belajar
Interaksi antara metode dan sikap
yang
peduli lingkungan ini terjadi karena
menyertainya
akan
menghasilkan
pengetahuan
yang
benar-benar
dipengaruhi oleh faktor internal ataupun
bermakna. Hal ini juga sejalan dengan
eksternal yang beragam. Jean Piaget
penelitian
dalam
oleh
Restanti
prestasi
(2012),
belajar
teori
pada
hakekatnya
perkembangannya
me-
menyimpulkan bahwa kreativitas yang
ngungkapkan
berkembang dapat meningkatkan hasil
seseorang sebagian bergantung pada
prestasi
Kreativitas
seberapa jauh anak aktif memanipulasi
me-mecahkan
dan berinteraksi aktif dengan lingkungan.
masalah dan memerlukan banyak latihan
Lingkungan dimana anak belajar sangat
dengan berbagai macam tipe masalah
menentukan
serta membutuhkan pemikirn yang kritis,
mengindikasikan bahwa sikap terhadap
realistis
atau
lingkungan memiliki peranan penting
imrofisasi. Semakin banyak masalah
tehadap prestasi anak. Hal ini sejalan
yang dipelajari siswa untuk dipecahkan
dengan pendapat Saifudin ( 2011 : 11)
maka semakin banyak siswa tersebut
yang menjelaskan bahwa karakteristik
berfikir sehingga kemampuan kognitif,
individu
afektif,
seperti motif, sifat-sifat kepribadian dan
belajar
melibatkan
yang
dan
siswa.
belajar
bersifat
sontan
psikomotor
semakin
bahwa
prestasi
meliputi
perkembangan
anak.
berbagai
Hal
ini
variabel
meningkat.
sikap yang saling berinteraksi satu sama
Interaksi Penggunaan Metode dengan Sikap Peduli Lingkungan Terhadap
lain dan kemudian berinteraksi pula 91
dengaan faktor-faktor lingkungan dalam
hasil belajar individu melalui interaksi
menentukan perilaku. Perilaku secara
sosial. Hal ini berarti bahwa sikap dapat
luas tentu tidak hanya dapat ditinjau
dibentuk dan diubah melalui pendidikan.
dalam kaitannya dengan dengan sikap
Sikap positif dapat berubah menjadi
manusia. Pembahasan perilaku dari sudut
negatif jika tidak mendapat pembinaan
motivasi, dari sisi teori belajar dan sudut
dan sebaliknya sikap negatif dapat
pandang
berubah
lain
akan
memberikan
menjadi
positif
penekanan yang berbeda. Namun satu
mendapatkan
hal yang dapat disimpulkan bahwa
Karena sikap mempunyai valensi /
perilaku manusia tidaklah sederhana
tingkatan maka sikap positif dapat juga
untuk
dipahami dan diprediksikan.
ditingkatkan menjadi sangat positif. Di
Begitu banyak faktor-faktor internal dan
sinilah letak peranan pendidikan dalam
eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini
membina sikap siswa (Suparno, 2001).
dan
masa
mendatang
yang
ikut
pembinaan
jika
yang baik.
Interaksi Metode Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium Dengan Kreativitas Verbal Terhadap Prestasi Belajar
mempengaruhi perilaku manusia. Selain berbagai faktor penting seperti hakikat stimulus itu sendiri, latar belakang
Berdasarkan Tabel 4 prestasi
pengalaman individu, motivasi, status
kognitif afektif dan psikomotorik siswa
kepribadian ikut memegang peranan
sama-sama
penting dalam menentukan bagaimana-
perbedaan yang signifikan pada kedua
kah
terhadap
metode pembelajaran yang diterapkan.
gilirannya,
Hal ini berarti tidak ada interaksi antara
lingkungan secara timbal balik akan
metode dan kreativitas verbal. Tidak
mempengaruhi
adanya
perilaku
lingkungannya.
Interaksi
antara
seseorang Pada
sikap
dan
interaksi
tidak
antara
ada
metode
lingkungan
pembelajaran tersebut dengan kreativitas
dengan sikap serta berbagai faktor dalam
terhadap hasil prestasi belajar siswa
maupun
dapat
luar
situasi
perilaku.
menunjukkan
diri
individu
akan
dipahami
karena
kreativitas
membentuk suatu proses kompleks yang
merupakan bakat yang secara potensial
akhirnya menentukan bentuk perilaku
dimiliki oleh setiap orang, yang dapat
seseorang.
ditemukenali (diidentifikasi) dan dipupuk melalui
Sikap terbentuk dan berubah
pendidikan.
Kemampuan
sejalan dengan perkembangan individu
kreativitas merupakan faktor genetis
atau dengan kata lain sikap merupakan
yang telah menyatu dengan seseorang 92
yang
selalu
berpengaruh
mendominasi
langsung
dalam
dan
siswa tidak diberi kesempatan untuk
semua
bekerja
sesuai
dengan
minat
dan
aspek kehidupannya termasuk dalam
kebutuhannya sebagai simulus untuk
proses belajar. Kemampuan kreativitas
menumbuhkan
seseorang
Menurut Porter dan Hernacki (2001:301)
2/3
diperoleh
melalui
kemampuan
pendidikan dan 1/3 sisanya berasal dari
dalam
genetik.
kreativitas
bahwa kreativitas mengalir melalui lima
observing
tahap,
Kemampuan
diperoleh
melalui:
(mengamati),
questioning
associating
(menalar),
bukunya
Quantum
kreatif.
tahap-tahap
Learning
tersebut
sebagai
(bertanya),
berkut: 1) persiapan: mendifinisikan
experimenting
masalah, tujuan atau tantangan; 2)
(mencoba) dan networking (membentuk
inkubasi:
jaringan/kelompok) (Dyers et al, 2011).
mengolahnya
Menurut
iluminasi:
Munandar
(2009),
mencerna
fakta-fakta
dan
pikiran;
3)
dalam
mendesak
ke
permukaan,
perkembangan optimal berfikir kreatif
gagasan-gagasan
berhubungan erat dengan cara mengajar.
verifikasi: memastikan apakah solusi
Dalam
suasana
ketika
yang diusulkan benar-benar memecahkan
belajar
atas
dapat
masalah;
berkembang,
non-otoriter,
prakarsa
guru
5)
aplikasi:
4)
mengambil
menaruh
langkah-langkah untuk menindak lanjuti
kepercayaan terhadap kemampuan anak
solusi tersebut. Dengan demikian siswa
untuk berfikir dan berani mengemukakan
harus menyesuaikan dengan kemampuan
gagasan baru dan ketika anak diberi
dan potensi yang ada sebagai faktor
kesempatan untuk bekerja sesuai dengan
potensi pribadi sehingga secara umum
minat dan kebutuhannya, dalam suasana
dapat dinyatakan tidak ada interaksi
inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh
antara penerapan model STS dengan
dengan subur. Tidak adanya interaksi
eksperimen lapangan dan eksperimen
antara metode baik eksperimen lapangan
laboratorium dengan kreativitas siswa.
maupun laboratorium dengan kreativitas
Namun demikian prestasi belajar biologi
mungkin disebabkan karena waktu yang
siswa dengan kreativitas tinggi yang
kurang
Dalam
menggunakan eksperimen lapangan dan
pembelajaran STS dengan eksperimen
eksperimen laboratorium tetap lebih baik
lapangan dan eksperimen laboratorium
dari prestasi belajar biologi siswa dengan
anak
kreativitas rendah.
dalam
karena
sendiri
bermunculan;
pembelajaran.
dituntut
harus
segera
menyelesaikan kegiatan pembelajaran karena
waktunya
terbatas,
Interaksi Antara Sikap Peduli Lingkungan Dengan Kreativitas
sehingga 93
pengetahuan, afektif yang berhubungan
Verbal Siswa Terhadap Prestasi Belajar
dengan perasaan dan psikomotoris yang
Pada Tabel 4, prestasi kognitif dan
afektif
menunjukkan
siswa ada
berhubungan
sama-sama
perbedaan
untuk
yang
bertindak.
kecenderungan
Struktur
kognitif
merupakan pangkal terbentuknya sikap
signifikan antara kedua metode yang
seseorang. Struktur kognitif ini sangat
diterapkan. Hal ini berarti ada interaksi
ditentukan
antara sikap peduli lingkungan dan
oleh
pengetahuan
atau
informasi yang berhubungan dengan
kreativitas verbal siswa. Selama
dengan
sikap, yang diterima seseorang (Suparno,
mempelajari
biologi
2001).
khususnya materi limbah dan upaya
Sikap terbentuk dan berubah
mengatasinya, agar menghasilkan pe-
sejalan dengan perkembangan individu
mahaman secara menyeluruh, diperlukan
atau dengan kata lain sikap merupakan
adanya kemampuan kreativitas yang
hasil belajar individu melalui interaksi
tinggi
peduli
sosial. Hal ini berarti bahwa sikap dapat
lingkungan yang tinggi pula karena
dibentuk dan diubah melalui pendidikan.
dalam mempelajari biologi khususnya
Sikap positif dapat berubah menjadi
materi limbah dan upaya mengatasinya
negatif jika tidak mendapat pembinaan
diperlukan kedua hal tersebut. Menurut
dan sebaliknya sikap negatif dapat
Ausubel (dalam Dahar, 2006)” belajar
berubah
bermakna
mendapatkan
pembinaan
yang baik.
mengaitkan informasi baru pada konsep-
Karena
sikap
mempunyai
konsep relevan yang terdapat dalam
valensi/tingkatan maka
serta
struktur
suatu
sikap
merupakan
kognitif
suatu
proses
seseorang”.
Agar
menjadi
positif
jika
sikap positif
dapat juga ditingkatkan menjadi sangat
individu dapat mengaitkan informasi
positif.
baru dalam pembelajaran diperlukan
pendidikan dalam membina sikap siswa
suatu
(Suparno,
kreativitas
Torrance
(dalam
siswa. Munandar,
Menurut
Di
sinilah
2001).
letak
Sikap
peranan
peduli
2009),
lingkungan yang tinggi ditambah dengan
kreativitas merupakan bakat yang secara
kreativitas siswa yang tinggi dapat
potensial dimiliki oleh setiap orang, yang
meningkatkan prestasi belajar siswa.
dapat ditemukenali (diidentifikasi) dan
Prestasi belajar ditentukan oleh
dipupuk melalui pendidikan.
kualitas
proses
pembelajaran.
Pem-
Sikap mempunyai tiga komponen
belajaran ditentukan oleh karakteristik
yaitu kognitif yang berhubungan dengan
masukannya/ input siswa, yaitu ka94
rakteristik siswanya. Karakteristik siswa
oleh
yang kreatif merupakan modal dari
pembelajaran
prestasi belajar dan memiliki peranan
kelancaran
penting dalam keberhasilan pembelajaran
berfungsinya daya dukung yang lain.
pada
ranah
kognitif,
afektif,
dan
proses
persiapan untuk
proses
model digunakan,
pelaksanaan,
dan
Adapun ilustrasi pemodelan hasil
psikomotor.
hipotesis secara keseluruhan disajikan pada Gambar 4.
Interaksi Penggunaan Metode Eksperimen Lapangan dan Eksperimen Laboratorium, Sikap Peduli Lingkungan, Kreativitas Verbal Siswa dan Prestasi Belajar 4
Kognitif (D)
dapat
Prestasi Belajar
Tabel
A-D A-D-E
dijelaskan bahwa model STS dengan eksperimen lapangan dan eksperimen labortorium
yang
B-D Sikap Peduli Lingkungan (B)
Berdasarkan
Metode (A)
F C-D A-E
Afektif (E)
B-D-E F
B-E C-E A-F
diinteraksikan
Psikomotor (F)
dengan sikap peduli lingkungan dan
C-D-E F
B-F C-F
kreativitas menjadikan hasil belajar
Kreativitas Verbal (C)
yang diperoleh dari kedua kelompok penelitian
tidak
berbeda.
Tidak
Keterangan:
: ada pengaruh : ada interaksi
adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa ketiga variabel yang
diinteraksikan
Gambar 4. Ilustrasi Pemodelan Hasil
saling
Uji Hipotesis
independen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada interaksi
Berdasarkan Gambar 4. diketahui
antara antara model pembelajaran STS dengan
eksperimen
lapangan
bahwa
dan
ada
pengaruh
antara
metode,
eksperimen labortaorium dengan sikap
keberagaman sikap peduli lingkungan dan
peduli lingkungan dan kreativitas siswa
kreativitas verbal terhadap prestasi belajar
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
kognitif, afektif, dan psikomotor, ada
dan psikomotor. Namun demikian perlu
interaksi
diingat bahwa prestasi belajar yang
keberagaman
diraih oleh siswa tidak semata-mata
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
karena pengaruh model pembelajaran
dan psikomotor, serta tidak ada interaksi
yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi
antara 95
antara
metode
sikap
metode
peduli
dengan
dengan lingkungan
keberagaman
kreativitas verbal terhadap prestasi belajar
prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor
kognitif,
belajar siswa pada pembelajan biologi
afektif,
Berdasarkan
dan
data
psikomotor.
tersebut
jika
ada
materi limbah dan upaya mengatasinya
pengaruh antara prestasi kognitif dengan
siswa
variabel yang lain akan dapat menyebabkan
Petanahan Tahun Pelajaran 2012/2013;
terjadinya
variabel.
4) Ada interaksi antara model STS
memiliki
melalui metode eksperimen lapangan dan
pengaruh yang kuat untuk terjadinya
laboratorium dengan keberagaman sikap
interaksi antar variabel. Ini bisa menjadi
peduli
salah satu alasan mengapa para guru
kognitif, afektif, dan psikomotor belajar
cenderung menggunakan penilaian kognitif
siswa pada pembelajan biologi materi
untuk mengukur prestasi belajar siswa.
limbah dan upaya mengatasinya siswa
interaksi
Artinya
prestasi
seluruh kognitif
kelas
Kesimpulan
kelas
X SMA Negeri
lingkungan
terhadap
X SMA Negeri
1
prestasi
1 Petanahan
Tahun Pelajaran 2012/2013; 5) tidak ada Berdasarkan hasil analisis data
interaksi antara model STS melalui
dan pembahasan sebelumnya, penelitian
metode
ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1)
ada
laboratorium
pengaruh
kreativias
pembelajaran model STS melalui metode
prestasi
psikomotor
kognitif,
belajar
SMA Negeri
siswa
kelas
kelas
interaksi
1 Petanahan Tahun
mengatasinya Negeri
X SMA
1 Petanahan Tahun
Pelajaran
3)
ada
antara
keberagaman
sikap
pembelajan biologi materi limbah dan upaya mengatasinya
upaya
kelas
2012/2013;
siswa
Pelajaran 2012/2013; 6) ada
dan psikomotor belajar siswa pada
dan psikomotor siswa pada pembelajan dan
1 Petanahan
verbal terhadap prestasi kognitif, afektif,
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
limbah
prestasi
peduli lingkungan dengan kreativitas
keberagaman sikap peduli lingkungan
materi
terhadap
X SMA Negeri
Tahun
X
Pelajaran 2012/2013; 2) ada pengaruh
biologi
verbal
keberagaman
limbah dan upaya mengatasinya siswa
pada
pembelajan biologi materi limbah dan upaya mengatasinya
dengan
dan
siswa pada pembelajan biologi materi
afektif,
siswa
lapangan
kognitif, afektif, dan psikomotor belajar
eksperimen lapangan dan laboratorium terhadap
eksperimen
SMA Negeri
pengaruh
kelas
X
1 Petanahan Tahun
Pelajaran
2012/2013;
interaksi
antara model STS melalui
metode
keberagaman kreativitas verbal terhadap
siswa
eksperimen
7)
tidak
lapangan
ada
dan
laboratorium, keberagaman sikap peduli 96
lingkungan, dengan kreativitas verbal
laboratorium sekolah sejak awal agar
terhadap prestasi belajar kognitif, afektif,
waktu dan pelaksanaan penelitian dapat
dan psikomotorik siswa pada pembelajan
berjalan secara efektif dan efisien; 3)
biologi
pengambilan data
materi
mengatasinya Negeri
limbah siswa
dan
upaya
sikap peduli ling-
kelas
X SMA
kungan akan lebih representatif jika
1 Petanahan Tahun
Pelajaran
menggunakan angket dan observasi serta
2012/2013.
mempertimbangkan keterbatasan waktu.
Rekomendasi bagi guru agar guru Biologi
menggunakan
dengan
eksperimen
model
STS
lapangan
dan
Daftar Pustaka
limbah dan upaya mengatasinya dalam
Ana Poedjiadi. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Model pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
kegiatan pembelajaran di sekolah dan
BSNP.
eksperimen laboratorium pada materi
mem-perhatikan
waktu
pembelajaran
agar dapat berjalan efektif dan baik. Bagi
Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
sekolah supaya mengembangkan dan menggunakan
model
dan
(2008). Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum dan Standar Isi. Jakarta: Ditjen PMPTK.
metode
pembelajaran yang menarik dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan sekolah
Daniel Fasko, Jr. 2001. Education and Creativity. Vol 13, No 3&4, 317-327. Creativity Research Journal.
khususnya
Ditjen
meningkatkan
prestasi
mata
siswa
pelajaran
untuk
Biologi
dengan menggunakan model STS dan metode
eksperimen
lapangan
serta
menyediakan peralatan yang memadai untuk mendukung pembelajaran. Bagi peneliti lain dalam penelitian ini yaitu: 1)
PMPTK. (2007). Tantangan Kebijakan, dan Program Strategi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Makalah rembug Nasional. Jakarta: Ditjen PMPTK, Depdiknas.
Dyer, J.H, Hal B. Gregersen, Clayton M. Christensen. 2011. The Innovator’s DNA: Mastering The Five Skill of Disruptive Innovators. New York. Havard Business Press Book.
hasil penelitian ini hanya pada peserta didik SMA Negeri 1 Petanahan, sehingga perlu dilakukan penelitian di sekolah yang lain dengan kategori rendah dan
Elif Bakar, Senol Bal, Hakam Akcay. (2006). Preservice science teacher beliefs about sciencetechnology and their implication in society. Eurasia Journal of Mathematics, Science and
tinggi untuk memperoleh temuan yang lebih bervariasi; 2) mempertimbangkan ke-tersediaan alat-alat praktikum yang di 97
Technology Education. Vol.2, No.3. Diunduh dari http://www.ejmste.com
Peduli Lingkungan. Tesis Program Pascasarjana. UNS. Muhamad Nur. (2000). Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Surabaya: University Press.
Fatih Aydin, Mehmet Fatih Tasar. 2008. Development of Pre-service Science Teacher View about Nature of Technology and Effectivenss of Dilemmas in Teaching. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Vol.6, No.5. Diunduh dari http://www.ejmste.com
Munir Tanrere. (2008). Environmental problem solving in learning chemistry for high school students. Chemistry departement. Faculty of mathematics and Natural Science, Makasar state University. http://www.trisnita.org
Hassan H. Tairab. (2001). How do preservice and in-service science teacher view the natureof science and technology. Vol.19, No.2. Reserch in Science and Technology Education Journal.
Nuray Yoruk, Inci Morgil, Nilgun Secken. (2010). The effects of science, technology,society, environment (STSE) interaction on teaching chemistry. Hacettepe University, chemistry Education, Ankara, Turkey. http://www.scrirp.org/journal/N S/
Herawati Susilo. (2003). Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka. Ijas Ahmad Tatlah, Tahzeen Mehmood Aslam, Zulfikar Ali, Muhammad Iqbal. 2012. Role of Intelligence and Creativity In The Academic Achievement of Students.Vol 2, No 7. International Journal of Physical and Social Science.
Porter, B D and Hernacki. (2001). Quantum Learning. Bandung. Penerbit Kaifa. Rina
Judith Bennett, Fred Lubben, Sylvia Hogarth. (2006). Bringing science to life: A synthesis of the research evidence on the effects of context based and STS approaches to science teaching. Department of Education Studies, University of York. www.interscience.wiley.com Median
Restanti.(2012).Pembelajaran Biologi Dengan Pendekatan CTL Melalui Model Formal dan Informal Hands On Activities Ditinjau dari Kreativitas Siswa dan Sikap Peduli Lingkungan. Tesis. UNS
Saifudin.(2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Agus Priadi. (2012). Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning Melalui Metode Eksperimen Labortaorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman Kemampuan Berfikir Analitis dan Sikap
Suciati Sudarisman. (2010). Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Proses. Proceding Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi FKIP UNS. Suparno, A, S. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. 98
Departemen Nasional. Jakarta Trianto.
Udin
Pendidikan
(2010). Model-Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. S. Winataputra. (2006). Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Tinjauan Psikologis (Bahan Diskusi dan
Utami
Munandar. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Wina
Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Yager, Robert E.(1990). The Science Technology Society Movemen in the United States, Its Origin, Evolution, and Rationale, Social Education.
Latihan Diklat dalam Diklat Pedagogig Widya Wiwaha LPMP dan PLPG). Jakarta: UT
99