PENGARUH AKTIVITAS PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII MTS SUBULUL IKHSAN KERSANA BREBES MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh : LINDA YULI ISMAYANTI NIM : 063811013
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387 Semarang 50185
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, 16 Desember 2010
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara : Nama
: Linda Yuli Ismayanti
NIM
: 063811013
Judul Skripsi : Pengaruh Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS (Think-Pair-Share) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan maklum Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Pembimbing II
Lianah M.Pd. NIP.13191497 300000 2000
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP.19691114 199403 1 003
MOTTO
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 :
¨bÎ) 4 ß`|¡ômr& }‘Ïd ÓÉL©9$$Î/ Oßgø9ω»y_ur ( ÏpuZ|¡ptø:$# ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È@‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ÇÊËÎÈ tûïωtGôgßJø9$$Î/ ÞOn=ôãr& uqèdur ( ¾Ï&Î#‹Î6y™ `tã ¨@|Ê `yJÎ/ ÞOn=ôãr& uqèd y7-/u‘ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.1
1
Moh. Rifai, Al-Qur an dan Terjemahnya Lengkap Dengan Transliterasi Arab Latin, (Semarang: CV Wicaksana & Dahara Pustaka, 2004), hlm. 537.
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan skripsi ini penulis persembahkan kepada mereka orang yang telah membuat hidup ini menjadi berarti. 1. Ayahanda Syamsudin, Ibunda Casniti, dan seluruh keluarga penulis yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita. 2. Keluarga Besar Tadris Biologi khususnya angkatan 2006. 3. Segenap jajaran staf guru dan karyawan MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes yang memberikan kesempatan dan kemudahan dalam proses penelitian. 4. Kawan-kawan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB) Kom. Walisongo.
PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 16 Desember 2010 Pernyataan
LINDA YULI ISMAYANTI NIM:063811013
ABSTRAK Linda Yuli Ismayanti (NIM. 063811013). Pengaruh Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS (Think-PairShare) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Biologi IAIN Walisongo, 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes mata pelajaran Biologi kelas VIII materi pokok gerak pada tumbuhan. 2) Hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan kelas VIII di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes. 3) Pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes. Penelitian ini menggunakan metode survei dan tekhnik analisis regresi satu prediktor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII, dengan keseluruhan berjumlah 73 orang. Karena sampel dalam penelitian ini populasinya kurang dari 100 maka diambil semua jadi penelitiannya merupakan penelitian populasi. Pengumpulan data menggunakan metode angket untuk menjaring data X (Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe TPS) dan dokumentasi nilai ulangan harian untuk menjaring data Y (hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan). Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe TPS terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan. Dari proses penghitungan analisis korelasi didapat nilai korelasi sebesar 0,752. Melalui uji t diperoleh thitung = 9,600 > ttabel(0,05)(71) =1,994 dan thitung = 9,600 > ttabel(0,01)(71) = 2,647 . Karena thitung lebih besar dari ttabel berarti korelasi antara variabel X dengan Y adalah signifikan. Hal tersebut juga ditunjukkan dari analisis regresi diperoleh nilai Freg = 92,165. Melalui uji F diketahui bahwa Freg = 92,165 > Ft (0.05) = 3,97 dan Freg = 92,165 > Ft (0.01) = 7,00. Dengan demikian Freg > Ft (0.05 dan 0.01). Hal ini berarti aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan. Berdasarkan hasil ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pembaca, mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dalam memberikan motivasi kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan prestasi belajar dan mendidik mahasiswa menjadi lulusan yang mempunyai kemampuan memadai sesuai dengan bidang studinya
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Skripsi ini dapat disajikan, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menuntun manusia ke jalan yang telah diridhai Allah. Masih segar dalam ingatan penulis, bahwa sejak semula dalam merealisasikan ide sehingga penyelesaiannya menjadi naskah skripsi begitu banyak dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, naskah yang sangat sederhana inipun dapat diwujudkan. Untuk itu kiranya dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ibu Nur khasanah, S.Pd., M. Kes., ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Lianah M.Pd., pembimbing I dan Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi. 4. Bapak dan Ibu dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 5. Bapak Wadirun S.Pd., Kepala MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes yang telah memberikan izin mengadakan penelitian. 6. Ibu Puji selaku guru Biologi MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian. 7. Bapak dan Ibu guru serta karyawan MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes. 8. Ayahanda Syamsudin dan ibunda Casniti tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan sepenuh hati. 9. Kakak-kakaku mas Iwan, mas Aris, mas Erwin, mas Deddy, mba Umi, mba Titis dan adik tersayang Zidqi yang membuat hidup ini terasa tak pernah sepi.
10. Sahabat sepergulingan Leny Faticha yang telah memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini dan sahabat kos sepermakanan iyu (oliep) dan sophi karena beliaulah penulis bisa punya gelar S. Pd. 11. Sahabat-sahabat Tadris Biologi yang telah memberikan motivasi dalam belajar. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil demi terselesaikannya skripsi ini. Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka diterima di sisi Allah SWT. dan mendapat balasan pahala yang lebih baik serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 16 Desember 2010 Penulis
Linda Yuli Ismayanti NIM. 063811013
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN MOTTO...................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................
vi
ABSTRAK PENELITIAN............................................................................
vii
HALAMAN PENGANTAR .........................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Penegasan Istilah ....................................................................
5
C. Perumusan Masalah ................................................................
7
D. Manfaat Penelitian..................................................................
8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Aktivitas Belajar Peserta Didik ...............................................
9
1. Pengertian Aktivitas Belajar Peserta Didik ........................
9
2. Ciri-Ciri Keaktifan Peserta Didik ......................................
10
B. Pembelajaran Kooperatif (Cooprative Learning) Tipe Think-PairShare ......................................................................................
13
1. Pengertian Kooperatif (Coperative Learning) ...................
13
2. Tujuan Cooperative Learning Dalam Pembelajaran .........
16
3. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ..........
17
4. Kooperatif Tipe Think-Pair-Share....................................
18
5. Aktivitas Peserta didik Dalam Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share .......................................
19
C. Pembelajaran Biologi..............................................................
21
1. Pengertian Pembelajaran Biologi ......................................
21
2. Tujuan Pembelajaran Biologi ............................................
21
3. Hasil Belajar Biologi.........................................................
22
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..............
24
D. Pengaruh Aktivitas Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi .......................................................................
27
E. Konsep Gerak Pada Tumbuhan...............................................
29
F. Kajian Penelitian yang Relevan ..............................................
38
G. Pengajuan Hipotesis ...............................................................
40
BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian....................................................................
41
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
41
C. Variabel Penelitian .................................................................
41
D. Metode Penelitian ...................................................................
42
E. Populasi..................................................................................
44
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................
44
G. Teknik Analisis Data ..............................................................
46
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian........................................................
49
B. Analisis Uji Hipotesis .............................................................
61
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
67
D. Keterbatasan Penelitian...........................................................
70
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
71
B. Saran-saran.............................................................................
72
C. Penutup ..................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Aktivitas Peserta Didik Pada Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-Pair-Share .........
57
Tabel 4.2 : Kualitas Aktivitas Peserta Didik (X)...........................................
57
Tabel 4.3 : Nilai Distribusi Frekuensi Aktivitas peserta didik .......................
57
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi..................................
59
Tabel 4.5 : Kualitas Hasil Belajar biologi .....................................................
60
Tabel 4.6 : Nilai Distribusi Frekuensi...........................................................
60
Tabel 4.7 : Ringkasan Hasil Analisis Regresi ...............................................
67
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Tumbuhan Leucocephala / kacang kapri................................
30
Gambar 2.2 : Tumbuhan Helianthus annuus L. / Tumbuhan Matahari.........
31
Gambar 2.3 : Tumbuhan Arachis hypogaea / Kacang Tanah.......................
32
Gambar 2.4 : Tumbuhan Phaseolus radiatus L / Kacang Hijau ...................
33
Gambar 2.5 : Tumbuhan Piper crocatum / Sirih Merah...............................
34
Gambar 2.6 : Tumbuhan Casalpinia pulcherrima / Bunga Merak ..............
35
Gambar 2.7 : Tumbuhan Mimosa pudica / Putri Malu................................
35
Gambar 2.8 : Tumbuhan Tulipa / Tulip ......................................................
36
Gambar 2.9 : Tumbuhan Npenthes / Kantong Semar...................................
36
Gambar 2.10: Stomata Pada Daun ...............................................................
37
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta Didik Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua Lampiran 4 : Kisi-kisi Angket Aktivitas Pembelajaran Cooperative Learning Lampiran 5 : Soal Angket Penelitian Aktivitas Peserta Didik Lampiran 6 : Rekapitulasi Jawaban Angket Tentang Kooperatif tipe TPS Lampiran 7 : Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Materi Gerak Pada Tumbuhan Lampiran 8 : Soal Ulangan Harian Materi Gerak Pada Tumbuhan Lampiran 9 : Lembar Jawaban Lampiran 10 : Kunci Jawaban Soal Ulangan Harian Lampiran 11 : Hasil Ulangan Harian Materi Gerak Pada Tumbuhan Lampiran 12 : Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X) dan Hasil Belajar Ulangan Harian Biologi (Y)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 2 Dan salah satu pemegang peranan penting dalam belajar sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
pendidikan.
Karena
pendidikan
merupakan
suatu
usaha
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.3 Begitu juga dengan Biologi yang merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang pembelajarannya berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry), karena pembelajaran biologi objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan dan manusia. Biologi mempelajari alat tersebut di sekitar lingkungannya. Kedua aspek tersebut, baik tubuh manusia maupun alam, dipandang sebagai sistem. Dalam setiap sistem terdapat komponen-komponen yang saling menunjang agar keseluruhan sistem dapat berlangsung. 4 Maka dalam pembelajaran biologi orang yang mempelajarinya diminta mengembangkan berpikir sibernetik, sementara dalam sistematika Biologi atau taksonomi dikembangkan keterampilan berpikir logis melalui klasifikasi atau klasifikasi logis.5 Dengan demikian dapat dipahami pembelajaran biologi merupakan kegiatan guru secara terprogram untuk membuat peserta didik belajar secara
2
Azhar Arsyad, dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.
5, hlm. 1. 3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 22. 4 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 14. 5 Ibid, hlm. 14.
aktif dan kritis pada mata pelajaran biologi. Harapan yang tidak pernah sirna dari guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik secara tuntas pada pembelajaran biologi khususnya materi gerak pada tumbuhan. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda-beda. Selain itu ada aspek yang membedakan peserta didik yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku peserta didik di sekolah. Hal itu menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Masalah pengelolaan kelas memang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula.6 Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan prestasi. Dalam pembelajaran, diperlukan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.7 Oleh karena itu metode mempunyai peran yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu tujuan. 8 Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), Cet. 1, hlm. 1-2. 7 Muhibin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 10. 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op. cit., hlm. 3.
suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.9 Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.10 Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memang memiliki peranan yang sangat penting. Peserta didik di samping menerima materi pelajaran dari guru, peserta didik dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktivitas yang dapat mendukung proses belajar di antaranya dengan cara berdiskusi, Tanya jawab, melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan guru atau mencari sumbersumber materi lain yang dapat membantu mereka dalam memahami pelajaran. Hal tersebut dapat membuat peserta didik dilibatkan dalam proses belajar mengajar baik secara fisik, sosial maupun psikis dalam memahami konsep. Metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam. Penggunaan metode tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar guru biasanya mengkombinasikan beberapa metode, kombinasi antara dua atau beberapa macam metode dimaksudkan peserta didik menjadi lebih semangat dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik karena peserta didik tidak merasa bosan atau jenuh dengan penggunaan satu metode saja. Begitu juga dalam mengajarkan konsep Biologi di MTs/SMP, guru diharapkan mampu menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan
materi
yang
akan
diajarkan.
Pembelajaran
tidak
hanya
mengimplementasikan model pelajaran yang monoton (konvensional) seperti ceramah dan tanya jawab sehingga peserta didik berpersepsi bahwa biologi khususnya merupakan pelajaran yang membosankan yang akan menimbulkan kepasifan peserta didik, di pembelajaran ini yang aktif hanya tertentu saja. Pola tipe pembelajaran yang terjadi ini adalah peserta didik hanya sebagai objek pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik bersifat dan hanya
9
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 8. 10 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm.76.
berpusat pada guru (Teacher Centered).11 Dengan keadaan inilah berdampak akan rendahnya output dalam menguasai materi, khususnya materi gerak pada tumbuhan yang mempengaruhi nilai belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran biologi yang
dapat
mengakomodasi
kepentingan
untuk
mengkolaborasi
pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Cooperative Learning. Model cooperative learning yang penuh dengan bentuk aktivitas peserta didik tentunya menekankan pentingnya peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran Cooperative Learning menerapkan ide bahwa peserta didik
bekerjasama
untuk
belajar
dan
bertanggung
jawab
terhadap
pembelajaran teman sekelompoknya dan juga sekaligus bertanggung jawab atas pembelajaran untuk dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif terjadi ketika peserta didik bekerjasama dalam kelompok kecil (kelompok belajar) untuk saling membantu dalam proses pembelajaran yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Sehingga menciptakan sebuah resolusi pembelajaran di kelas, dengan tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajaran. Salah satu dari pembelajaran kooperatif yang menggunakan unsur kelompok adalah teknik Think-Pair-Share. Pendekatan ini meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, struktur ini menggunakan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir individu. Selain itu pendekatan Think-Pair-Share menggunakan struktur kelompok kecil (berpasangan) sehingga sesuai untuk peserta didik untuk bekerja sendiri serta bekerja dengan teman, berbagi atau memberikan pandangan dengan teman, mendengarkan atau menghargai pendapat orang lain, mengasah kemampuan berpikir dalam suatu kelompok, dengan itu maka diharapkan
proses
belajar
mengajar
akan
efektif,
sehingga
tujuan
pendidikanpun akan tercapai dengan baik.
11
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009), hlm. 41.
Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian lebih dalam dan mencoba mengamati, mengkaji, menelaah, menganalisis, dan menuangkan dalam sebuah karya tulis (skripsi yang berjudul): “Pengaruh Aktivitas Peserta Didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS (Think-Pair-Share) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTS Subulul Ikhsan Kersana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan”.
B. Penegasan Istilah Pembahasan tentang penegasan istilah ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman terhadap arti dari judul yang digunakan ini, maka untuk mempertegas dan memperjelas makna judul dari penelitian ini, perlu diberikan beberapa istilah, yaitu: 1. Pengaruh “Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang, besar sekali pengaruh orangtua terhadap watak anaknya.”12 Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa aktivitas peserta didik pada pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar peserta didik. 2. Aktivitas Peseta Didik “Aktivitas atau keaktifan adalah kegiatan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan”. 13 Jadi aktivitas peserta didik yang di maksud di sini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan, seperti peserta didik aktif dalam mengungkapkan pendapat, mampu menyimpulkan materi, dan
12
W. J. S Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi ke-3, hlm. 965. 13 Ibid, hlm. 23.
aktif berkomunikasi dengan guru maupun berkomunikasi dengan peserta didik yang lain. 3. Pembelajaran Cooperative Learning Dengan teknik TPS (Think-PairShare). Cooperative learning dapat diartikan sebagai sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama peserta didik dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugastugas yang terstruktur.14 Maka dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning peserta didik diharapkan dapat menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masingmasing sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Sedangkan
Think-Pair-Share
merupakan salah
satu
model
pembelajaran kooperatif yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk memberikan pandangan, menghargai pendapat orang lain dan mengasah kemampuan berpikir dalam suatu kelompok. Think-Pair-Share memiliki tiga prosedur utama, yaitu peserta didik diberikan kesempatan untuk berpikir pada permasalahan yang diberikan oleh guru secara mandiri (Think), kemudian peserta didik berpasang-pasangan untuk saling bertukar jawaban (Pair), dan diakhiri dengan proses berbagi pendapat atas jawaban yang telah diperoleh pada proses berpasangan dengan teman-teman sekelas (Share).15 Dengan teknik ini diharapkan peserta didik dapat belajar dengan aktif dan efektif. sehingga tujuan pendidikanpun akan tercapai dengan baik. 4. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap,
14
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, (Jakarta : PT Grasindo, 2005), Cet. 1, hlm. 12. 15 Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Unesa-University Press, 2001), cet II, hlm. 26-27.
sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 16 Adapun hasil belajar yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah hasil belajar dalam bidang studi IPA khususnya pada pelajaran biologi materi pokok gerak pada tumbuhan peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes tahun ajaran 2009/2010. 5. Gerak pada Tumbuhan Gerak pada tumbuhan merupakan salah satu materi dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata pelajaran Biologi yang di pelajari peserta didik kelas VIII di tingkat SLTP atau sejenisnya. Jadi tegasnya, maksud judul skripsi ini adalah bahwa aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (ThingPair-Share) mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok Gerak Pada Tumbuhan.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana
aktivitas
peserta
didik
dengan
model
pembelajaran
Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok Gerak Pada Tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana kabupaten Brebes? 2. Bagaimana hasil belajar Biologi materi Gerak Pada Tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana kabupaten Brebes dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share)? 3. Bagaimana pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) terhadap hasil belajar
16
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta: 1999) hlm. 89.
Biologi kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes pada materi pokok Gerak Pada Tumbuhan?
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Secara praktis a. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran biologi yang terbaik khususnya untuk meningkatkan prestasi peserta didiknya. b. Bagi peserta didik, diberikannya materi gerak pada tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) ini diharapkan bisa memotivasi peserta didik untuk lebih berpikir aktif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. 2. Secara teoritis Memberikan kontribusi kepada sekolah dalam rangka perbaikan proses dalam pembelajaran biologi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Aktivitas Belajar Peserta Didik 1. Pengertian Aktivitas Belajar Peserta Didik “Aktivitas atau keaktifan adalah kegiatan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.”17 Dalam dunia pendidikan tujuan akan mustahil terwujud tanpa adanya aktivitas dari pendidikan itu sendiri, karena dalam aktivitas itulah akan terjadi proses transfer ilmu. Sedangkan peserta didik itu sendiri adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.18 Di dalam aktivitas pendidikan memerlukan guru, peserta didik, materi, metode dan lingkungan untuk berlangsungnya aktivitas pendidikan tersebut. Jadi aktivitas peserta didik di sini adalah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan. Belajar berdasar aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh / pikiran terlibat dalam proses belajar. Aktivitas belajar dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti, misalnya, mendiskusikan membuat sesuatu, menulis laporan, yang menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri dan sebagainya.19 Sedangkan pelatihan konvensional cenderung membuat orang tidak aktif secara fisik jika dalam jangka waktu lama maka terjadilah kelumpuhan otak dan belajar pun melambat layaknya merayap atau berhenti sama sekali. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
17
Hasan Alwi, dkk, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), Edisi ke-3, hlm. 23. 18 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 51. 19 Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remadja Karya, 1988), hlm. 7.
sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru. 20 Itu berarti, di dalam kelas guru selain berperan sebagai fasilitator juga berperan sebagai dinamisator. Sedangkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar itu sendiri meliputi beberapa hal antara lain: a. Keaktifan indra; Peserta didik
harus dirangsang agar dapat
menggunakan alat indranya sebaik mungkin. b. Keaktifan akal, akal peserta didik harus diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c. Keaktifan ingatan pada waktu pembelajaran peserta didik harus menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak. Kemudian pada suatu saat peserta didik siap dan mampu mengutarakan kembali. d. Keaktifan emosi, dalam hal ini peserta didik hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajaran, mencintai pelajaran akan menambah hasil belajar seseorang.21 Dengan adanya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, maka selanjutnya tugas guru yaitu perlu memiliki kemampuan untuk memilih dan mengkombinasikan materi pelajaran, metode, media, dengan pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan dan evaluasinya. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik.
2. Ciri-Ciri Keaktifan Peserta Didik Aktivitas peserta didik merupakan proses interaksi antara diri individu dengan lingkungan sekitarnya. Keaktifan peserta didik dalam 20
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 46. 21 Sriyono, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 75.
menjalani proses belajar
mengajar
merupakan salah satu kunci
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seseorang belajar. Belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespons suatu stimulus. Tapi lebih daripada itu belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan dan memahami belajar melalui proses (learning by process). Jadi hasil belajar dapat diperoleh bila peserta didik aktif. Ciri-ciri keaktifan peserta didik dapat diidentifikasi sebagai berikut a. Adanya keterlibatan peserta didik dalam menyusun atau membuat perencanaan proses belajar mengajar dan evaluasi. b. Adanya keterlibatan intelektual emosional peserta didik baik melalui kegiatan mengalami, menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap. c. Adanya keikutsertaan peserta didik secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.22 Dilihat dari ciri-ciri keaktifan peserta didik di atas, berarti aktivitas peserta didik dalam konsep belajar aktif merupakan pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar, bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa. Sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut Syafruddin Nurdin (2002), dalam bukunya Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, prinsip cara belajar siswa aktif yang terlihat pada peserta didik ada 5 hal yaitu: a. Keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada siswa dalam suatu proses belajar mengajar.
22
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hlm. 69.
b. Keinginan
dan
keberanian
untuk
mencari
kesempatan
guna
berpartisipasi dalam persiapan proses dan tindak lanjut suatu kegiatan belajar mengajar. c. Berbagai usaha serta kreativitas pada diri peserta didik dalam menyelesaikan
kegiatan
belajarnya
hingga
mencapai
tingkat
keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. d. Dengan rasa ingin tahu yang besar dari siswa untuk mengetahui serta mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar. e. Rasa bebas dan lapang melakukan sesuatu tanpa tekanan dari siapapun, termasuk guru di dalam proses belajar mengajar.23 Jika kelima prinsip cara belajar siswa aktif di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka akan sangat membantu peserta didik mengembangkan daya cipta dan imajinasinya secara luas, sehingga akan tercapainya tingkat keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh Syekh Ibrahim bin Ismail (1421 H) dalam Kitab Ta limu Al-Muta alim.
. Hai orang-orang yang mencari ilmu, bersungguh-sungguhlah belajar pada malam dan siang hari karena berhasilnya suatu ilmu ditempuh dengan sungguh-sungguh dan tekun. Sesungguhnya segala sesuatu ada Bahayanya dan bahaya ilmu adalah meninggalkan kesungguhsungguhan dan ketekunan. Menurut Melvin L. Silberman (2004), dalam bukunya Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif untuk menjadikan peserta didik aktif sejak awal, dapat menggunakan beberapa teknik.
23
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 122. 24 Syeh Ibrahim bin Ismail, Ta limu Al-Muta alim, (Surabaya: Daru Ihya; Kutubul ‘Arabiyah, t.th), hlm. 23.
a. Pembentukan tim: membantu peserta didik menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan. Cooperation is working together to accomplish shared goals. In cooperative learning situation there is a positive interdependence among students goal attainments. Students perceive that they can reach their learning goal if and only if the other students in the learning group also reach.25 Kerjasama adalah bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tujuan bersama, dalam pembelajaran cooperative ini adalah sebuah keadaan saling ketergantungan yang positive di antara tujuan/hasil yang ingin dicapai peserta didik. Para peserta didik merasa bahwa mereka dapat meraih tujuan belajar mereka jika dan hanya jika peserta didik yang lain dalam kelompok belajar juga meraihnya. b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa. c. Keterlibatan belajar secara langsung, menciptakan minat awal terhadap pelajaran. 26 Jika ketiga teknik di atas dapat diterapkan dengan baik, maka akan terciptalah lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif.
B. Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS (Think-Pair-Share) 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)27 mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk 25
David W. Johnson, Learning Together and Alone: Cooperation, Competitive and Individualistic Learning, (New Jersey: Paramont Communication Company, 1994), hlm. 4. 26 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2004), hlm. 66. 27 Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata pelajaran. dalam kelas kooperatif , para peserta didik diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 4.
menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Bukanlah cooperative learning jika para peserta didik duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilahkan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan kelompok. Tetapi pembelajaran cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar cooperative learning ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok, hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.28 Hal ini sesuai dengan Al Qur’an surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi : ©!$# ¨bÎ) ( ©!$# (#qà)¨?$#ur 4 Èbºurô‰ãèø9$#ur ÉOøOM}$# ’n?tã (#qçRur$yès? Ÿwur ( 3“uqø)-G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#qçRur$yès?ur ¢ ÇËÈ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x©
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya .29 Dari ayat di atas telah jelas bahwa pentingnya untuk saling bekerjasama tolong menolong antar sesama manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan yang lainnya untuk itu kecakapan dalam bekerja sama ini menjadi kebutuhan dasar manusia khususnya dalam dunia pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana konsep yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model 28
Nia, Pembelajaran Cooperative Learning. http://www.cooperatif_learning, dok, diakses tanggal 21 Juni 2010. 29 Moh. Rifai, Al-Qur an dan Terjemahnya Lengkap Dengan Transliterasi Arab Latin, (Semarang: CV Wicaksana & Dahara Pustaka, 2004), hlm: 217.
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai lima orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).30 Model cooperative learning adalah suatu strategi belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan sesama peserta didik dalam kelompok untuk mengerjakan tugastugas yang terstruktur31. Sedangkan menurut Johnson dan Johnson, pengertian cooperative learning adalah sebagai berikut: “cooperative learning is a complex instructional procedure that requires conceptual knowledge.”32 Jadi pembelajaran kooperatif adalah sebuah prosedur pembelajaran
yang
kompleks,
yang
membutuhkan
pengetahuan
konseptual. Menurut Wina Sanjaya (2006) dalam bukunya bahwa terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif yaitu: a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication) 33 Dari keempat prinsip di atas jika dapat diterapkan dengan baik maka akan menumbuhkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama. Sehingga akan terbentuklah pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 242. 31 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta : PT Grasindo, 2005), Cet. 1, hlm. 12. 32 David W. Johnson and Roger T. Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative, Competitive and Individualistic Learning, (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1994), p. 20. 33 Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm.246-247.
2. Tujuan Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran diantaranya hasil belajar akademik,
penerimaan
terhadap
keragaman,
dan
pengembangan
keterampilan sosial. a. Hasil Belajar Akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik34. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik dalam belajar berpikir dan memecahkan masalah serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu Tujuan yang kedua yaitu memberi peluang kepada peserta didik yang berbeda latar belakang tersebut untuk bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas bersama35. Dengan perbedaan itulah peserta didik dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik. c. Pengembangan Keterampilan Sosial Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasi.36 Hal ini penting untuk dimiliki peserta didik dalam mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat. Jika tujuan pembelajaran kooperatif di atas dapat tercapai maka peserta didik dengan sendirinya akan mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.
34
Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya : UNESA-University Press, 2001), Cet. 3, hlm. 7. 35 Ibid., hlm. 9. 36 Ibid., hlm. 9.
3. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning Model
pembelajaran
cooperative
learning
atau
strategi
pembelajaran kooperatif (SPK) memiliki beberapa keunggulan di antaranya: a. Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru. b. Dapat mengembangkan kemampuan untuk mengungkapkan pendapat atau ide kepada orang lain. c. Dapat membantu peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. d. Dapat meningkatkan prestasi akademik, kemampuan sosial dan mengembangkan ketrampilan mengatur waktu. e. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji pemahamannya
sendiri,
menerima
umpan
balik
dan
berlatih
memecahkan masalah. f. Dapat meningkatkan motivasi untuk belajar.37 Dengan keunggulan-keunggulan yang terdapat pada cooperative learning peserta didik diharapkan dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru (new knowledge) dengan pengetahuan yang telah Ia miliki (prior knowledge) dan menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan (relate), dan
mempertanyakan gagasan-gagasan baru
yang muncul dalam
kelompoknya. Disamping
mempunyai
kelebihan,
model
pembelajaran
cooperative learning juga mempunyai kelemahan yaitu: a. Membutuhkan waktu pembelajaran yang lebih lama. b. Bagi peserta didik yang merasa pandai, mereka dapat merasa terhambat oleh peserta didik yang kurang pandai. c. Guru perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih efektif agar proses belajar dalam kelompok dapat berjalan.
37
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 249-250.
d. Keberhasilan
dalam
usaha
mengembangkan
kesadaran
dan
keterampilan bekerjasama dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama.38 Oleh karena itu di dalam pembelajaran kooperatif peserta didik harus bekerjasama dengan baik dan peserta didik juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri agar kelemahan dalam pembelajaran kooperatif dapat teratasi, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik. Sebagai gantinya perencanaan agar alur pelajaran lancar dan pengurutan ide-ide utama, guru itu dapat merencanakan bagaimana untuk membuat transisi yang lancar dari pengajaran seluruh kelas ke kelompok kecil. Salah satu pendekatan yang merupakan perencanaan dan keputusan yang unik yang dibutuhkan oleh guru dalam mempersiapkan diri mengajar suatu pelajaran pembelajaran kooperatif adalah kooperatif tipe think-pair-share.
4. Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Think-pair-share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran think-pair-share ini walaupun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.39 Dalam strategi pembelajaran think-pair-share ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir individu, kemudian peserta didik saling membantu dalam kelompok kecil tetapi pembelajaran ini lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual. Sesuai dengan namanya, dalam model ini peserta didik aktif berpikir untuk masalah yang diberikan guru, mendiskusikannya dengan teman pasangan, kemudian berbagi ide / jawaban dengan teman sekelas.
38 39
Ibid., hlm. 250-251. Muslim Ibrahim, Op. Cit., hlm. 25.
Pada strategi ini guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau peserta didik membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Dan guru menginginkan peserta didik mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah (fase) sebagai berikut. a. Langkah 1- berpikir (Thinking); Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan peserta didik diberi waktu beberapa saat untuk berpikir sendiri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. b. Langkah 2- Berpasangan (Pairing); Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan. interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama. c. Langkah 3- Berbagi (Sharing); Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi dengan teman sekelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah dibicarakan.40 Pada langkah ini akan lebih efektif kalau guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan lainnya, sehingga paling tidak setengah dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan lebih banyak sekedar melapor kepada guru. Dengan langkah-langkah di atas maka peserta didik mempunyai waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Sehingga dapat melatih pengetahuan dan keterampilan mereka.
5. Aktivitas Peserta didik dalam Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Seorang guru Biologi perlu menyadari bahwa Biologi pada hakekatnya merupakan ilmu yang mempelajari tantang alam, sifat, struktur perubahan, dan biologi juga harus mampu membangun karakter dan sikap 40
Trianto, Op. Cit., hlm. 61-62.
yang telah dicontohkan oleh para saintis, yaitu membangun teori dan ilmu pengetahuan dengan sikap yang jujur, sabar, teliti, kritis, mencari, bertanya, menerima kritik, dan sejenisnya.41 Maka dalam pembelajaran Biologi, guru harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen, mendiskusikan hasilnya, dan menarik kesimpulan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik akan berjalan secara pasif jika pemilihan strategi pengajaran yang dipakai tidak dapat memberikan stimulus kepada peserta didik untuk secara mandiri menemukan jawaban atas semua permasalahan yang diberikan kepadanya. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya yang menyangkut tentang aspek pemecahan masalah dalam suatu diskusi kelompok adalah Cooperative Learning. Dalam pembelajaran biologi dengan metode Cooperative Leaning tipe TPS keterlibatan peserta didik harus bersifat aktif, apa yang telah didapatkan seyogyanya dapat diaplikasikan secara nyata bisa dalam bentuk pemecahan masalah yang merupakan penerapan dari konsep-konsep yang telah diperoleh sebelumnya. Aplikasinya bisa dilaksanakan dengan beberapa tahapan, pertama guru memulai dengan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan dimunculkan, setelah mengetahui letak permasalahannya barulah peserta didik berpikir atas jawabannya dan merancang
strategi
untuk
menyelesaikan
permasalahan
dengan
mendiskusikannya dalam kelompok dan langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Tahapan selanjutnya adalah tindakan nyata sesuai dengan rancangan yang telah dibuat untuk menyelesaikan masalah dengan mengintegrasikan konsepkonsep yang telah diperoleh sebelumnya. Tahapan yang terakhir adalah evaluasi hasil dari pemecahan masalah dengan cara memberikan informasi yang berkaitan dengan hasil diskusi untuk mengetahui sejauh mana masalah tersebut telah teratasi. C. Pembelajaran Biologi 41
Wahidin, Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: Sangga Buana, 2006), hlm. 2.
1. Pengertian Pembelajaran Biologi Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain tertentu untuk membuat peserta didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.42 Biologi sebagai salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang di tinjau dari segi fisiknya adalah ilmu pengetahuan yang objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan serta manusia. Pengetahuan alam meliputi biologi, fisika, dan kimia. Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pembelajaran Biologi merupakan kegiatan guru secara terprogram untuk membuat peserta didik belajar secara aktif dan kritis pada mata pelajaran Biologi. Jadi Biologi berkaitan erat dengan cara mencari tahu atau proses penemuan untuk memahami alam secara sistematis. Dalam pembelajaran Biologi, guru harus memberi pengalaman belajar kepada peserta didik melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen, serta mendiskusikan hasilnya, dan menarik kesimpulan.
2. Tujuan Pembelajaran Biologi Biologi bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajarannya menitikberatkan pada pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Mata pelajaran Biologi bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam semesta sehingga peserta didik dapat meningkatkan keyakinan dan keimanan terhadap Keagungan Tuhan, serta menumbuhkan kesadaran untuk melestarikan dan menjaganya dari 42
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 297.
kerusakan. Selain itu untuk menjadikan warga negara yang menguasai sains dan teknologi demi meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun Pembelajaran biologi di Madrasah Tsanawiyah (MTs.) bertujuan agar siswa dapat: Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan YME a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya b. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah. d. Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. e. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.43 3. Hasil Belajar Biologi Hasil belajar Biologi berasal dari beberapa kata yaitu hasil, belajar dan biologi. Untuk memahami maksud dari hasil belajar Biologi dapat diketahui dengan menguraikan arti kata-kata yang menyusunnya yaitu hasil, belajar dan Biologi. Pengertian kata hasil menurut W.J.S. Poerwadarminta, yaitu sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.44 Ada beberapa definisi belajar telah dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain: a. Menurut Witherington (1952). “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang terbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. 45 43
Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 36. 44 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 408. 45 Nana Syodik Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 155.
b. Menurut Anita Woolfolk (1996): “Learning is the process trough which
experiences
causes
permanent
change
knowledge
or
behavior.”46 Belajar adalah suatu proses dimana pengalamanpengalaman
menghasilkan
suatu
perubahan
permanent
dalam
pengetahuan atau tingkah laku. c. Menurut shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid (1979), dalam kitab Attarbiyah wa Turuqu Tadris, yang dimaksud belajar adalah:
47
.
Belajar adalah perubahan dalam diri siswa berdasarkan pengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru. Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa. Sedangkan hasil belajar mempunyai arti terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Perubahan tidak harus selalu menghasilkan perbaikan di tinjau dari nilai-nilai sosial. Seorang penjahat mungkin sekali menjadi seorang yang sangat ahli. Tetapi dari segi pandangan sosial hal itu bukanlah berarti perbaikan.48 Hasil belajar juga merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.49 Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator 46
Anita Woolfolk, Educational Psychology, (Bostan, Allyn and Bocon, 1996), hlm. 196. Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1979.), hlm 169 48 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 45. 49 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 47
adanya derajat atau tingkatan perubahan tingkah laku peserta didik. Jadi hasil belajar peserta didik pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar Biologi merupakan suatu perubahan tingkah laku yang baru yang menunjuk pada prestasi belajar peserta didik setelah melalui usaha dalam proses belajar pada mata pelajaran Biologi. Hasil belajar biologi dapat diketahui setelah dilakukan penilaian hasil belajar.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku, sampai di manakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya itu tergantung kepada berbagai faktor. Faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Muhibbin Syah (2003), dapat dibedakan menjadi 3 macam: faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. 50 a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik) meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). 1) Aspek Fisiologis Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.51 Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang selalu tidak sehat, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. 2) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. 50 51
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 144. Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 54.
a) Intelegensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.52 Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. b) Motivasi Peserta Didik Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.53 Motivasi adalah daya penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan yang dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar diri siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang berasal dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dorongan dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. c) Minat Peserta Didik Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.54 Kuat besarnya pengaruh terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peseta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat Siswa Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.55Jadi, secara global 52
Muhibbin Syah, Op.Cit, hlm. 147. Dimyati dan Moedjiono, Op. Cit., hlm. 234. 54 Ibid, hlm. 151. 55 Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm. 150. 53
bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai anak berbakat. b. Faktor Eksternal 1) Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat.56 Faktor-faktor fisik dan sosio psikologi yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. 2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. 57 Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya. Semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. 3) Masyarakat Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada, juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. 58 Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar belakang pendidikan yang cukup terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya. 4) Lingkungan sekitar
56
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 164. 57 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 59. 58 Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit., hlm. 165.
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar.59 Keadaan lingkungan, suasana sekitar, iklim dan sebagainya. Semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.
D. Pengaruh Aktivitas Peserta Didik dengan Model Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu tersebut,
dia
memperoleh pengalaman-pengalaman
baru
yang
dapat
menambah pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. Para peserta didik dituntut untuk mendengar, memperhatikan mencerna pelajaran yang disampaikan guru. Selain itu peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas. Peserta didik harus lebih kritis, kreatif dan lebih perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik sehingga akan tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya. Satu aspek penting dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu peserta didik mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara peserta didik, secara bersamaan pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik
59
M. Dalyono, Op.Cit., hlm. 60.
dalam pembelajaran akademis mereka. 60 Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
teknik-teknik
pembelajaran
kooperatif
lebih
unggul
dalam
meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman individual atau kompetitif. Begitu juga pembelajaran kooperatif dengan menggunakan konsep think-pair-share merupakan salah satu dari model kooperatif yang menggunakan struktur kelompok berpasangan. Pembelajaran think-pair-share menggunakan struktur kelompok kecil (berpasangan) sehingga sesuai untuk guru dan peserta didik untuk bekerja sendiri serta bekerja dengan orang lain atau
teman,
berbagi
atau
memberikan
pandangan
dengan
teman,
mendengarkan atau menghargai pendapat orang lain, mengasah kemampuan berpikir dalam suatu kelompok. Strategi think-pair-share sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran biologi khususnya materi gerak pada tumbuhan, sebab bahan pelajaran berupa uraian materi yang dapat disampaikan dengan teknik think-pair-share. Peningkatan belajar terjadi tidak bergantung pada usia peserta didik dan mata pelajaran. Tugas-tugas belajar yang komplek seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share. Interaksi dan keaktifan diantara peserta didik dalam tugas-tugas pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya untuk mengembangkan pencapaian prestasi peserta didik. Para peserta didik akan saling belajar satu sama lain dalam diskusi mereka. 61 Peserta didik lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah berdiskusi dalam kelompok kooperatif daripada mereka bekerja secara individual atau kompetitif. 62 Jadi materi yang dipelajari peserta didik akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
60
Muslimin Ibrahim, Op. Cit. hlm. 16. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik Terj. Nurulita Yusron, (London : Allymand Bacon, 2005), Cet. 1, hlm. 38. 62 Muslimin Ibrahim, Op. Cit., hlm. 17. 61
Beberapa
hasil
penelitian
menunjukkan
manfaat
keaktifan
pembelajaran kooperatif bagi peserta didik dengan hasil belajar rendah antara lain sebagai berikut : 1. Meningkatkan pencurahan waktu terhadap tugas 2. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah. 3. Pemahaman yang lebih mendalam. 4. Motivasi belajar yang lebih besar dan angka putus sekolah menjadi rendah 5. Hasil belajar lebih tinggi.63 Jadi aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar. Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan.
E. Konsep Gerak Pada Tumbuhan Topik gerak pada tumbuhan merupakan salah satu topik bahasan yang diberikan kepada peserta didik kelas VIII semester 2. Dalam topik bahasan ini peserta didik diharapkan dapat mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan, menyebutkan serta membedakan gerak nasti, gerak tropisme, dan gerak taksis. Dalam KTSP SMP gerak pada tumbuhan secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu gerak tumbuhan karena faktor internal (Endonom) dan gerak tumbuhan karena faktor eksternal (Etionom).64 1. Gerak Endonom atau Autonom Gerak Endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.65 63
Ibid, hlm. 18-19. Lukaman Santoso, “Gerak Pada Tumbuhan”, http://www.e-dukasi.net/mapok.materi 4a.htm. 20 maret 2010. 65 Ibid.
64
Gerak ini disebut juga dengan gerak spontan, tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar. Gerak endonom di bagi menjadi 2 yaitu: a. Gerak Nutasi Gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari luar. 66 Atau gerak ujung batang yang sedang tumbuh. misalnya gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hidrilla verticillata. b. Gerak Higrokopis Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air di dalam bagian tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat kering pada kulit biji.67 Contohnya pecahnya kulit buah polong-polongan. Lihat gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1
Leucocephala / Polong Kacang Kapri68.
2. Gerak Etionom Gerak etionom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis dan nasti.69 jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan, maka disebut gerak tropisme. Jika yang bergerak
66
Dedi M. Rocman, Intisari Biologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 146. Ibid, hlm. 143. 68 Rina, ”Gerak Pada Tumbuhan , http//www.google.co.id/image. 30 September 2010. 69 Lukaman Santoso, Op. Cit. 67
seluruh bagian tumbuhan, disebut gerak taksis. Jika gerakannya itu tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, disebut gerak nasti. a. Tropisme Tropisme adalah gerak pertumbuhan yang arahnya ditentukan oleh arah rangsangan yang mengenai tumbuhan.70 Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti membelok. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi
sumber
rangsang.
Ditinjau
dari
macam
sumber
rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi: 1) Fototropisme Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya matahari. 71 Fototropisme disebut juga helioptropisme. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya. Fototropisme merupakan adaptasi tumbuhan untuk mengarah tajuknya ke arah cahaya matahari yang sangat penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Untuk lebih jelas lihat gambar 2.2 sebagai berikut: Gambar 2.2
Helianthus annuus L. / Tumbuhan Matahari72 2) Geotropisme Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi (geo=bumi).73 Jika arah geraknya menuju 70
John w. Kimbal, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 1983), jilid. 2, hlm. 591. Ibid., hlm.591. 72 Rina, Op. Cit. 73 Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm.144. 71
rangsang disebut geotropisme positif, lihat gambar 2.3, misalnya gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah. Gambar 2.3
Arachis hypogaea / Kacang Tanah74
3) Hidrotropisme Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro = air).75 Jika gerakan itu mendekati air maka di sebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya di tanah lihat gambar 2.4. Jika tanaman tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misalnya, gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas air.
74 75
Rina, Op. Cit. Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm.144.
Gambar 2.4
Phaseolus radiatus L / Kacang Hijau76 4) Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia.77 Jika geraknya mendekati zat kimia tertentu di sebut kemotropisme positif. Misalnya, gerak buluh serbuk menuju sel telur dalam bakal biji. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun. 5) Tigmotropisme Tigmotropisme adalah respons tumbuhan terhadap sentuhan benda
yang padat,
yaitu
dengan merambatnya tumbuhan
mengelilingi sebuah tiang atau batang tumbuhan lain. 78 Contoh tanaman yang bersulur adalah anggur, markisa, dan sirih. Apabila sulurnya menyentuh benda keras seperti tonggak kayu, maka akan terjadi kontak sehingga sulur akan melilit kayu tersebut, untuk lebih jelas lihat gambar 2.5 di bawah ini:
76
Rina, Op. Cit. Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm.144. 78 Frank B Salisbury, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung: ITB, 1995), jilid. 3, hlm. 105. 77
Gambar 2.5
Piper crocatum / Sirih Merah79
b. Nasti Nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri.80 Gerak nasti dipengaruhi oleh rangsangan namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti di bedakan menjadi: 1) Fotonasti Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.81 Misalnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang akan mekar pada sore hari dan akan menutup esok paginya. 2) Niktinasti Niktinasti (Nytos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur.82 Misalnya, pada malam hari bunga merak akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit. Untuk lebih jelas lihat gambar 2.6 di bawah ini:
79
Rina, Op. Cit. John w. Kimbal, Op. Cit., hlm. 591. 81 Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm. 145. 82 Frank B Salisbury, Op. Cit., hlm. 98. 80
Gambar 2.6
Casalpinia pulcherrima / Bunga Merak.83
3) Tigmonasti atau Seismonasti Tigmonasti atau seismonasti adalah gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu tigma yang berarti sentuhan.84 Contoh gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) jika disentuh,lihat gambar 2.7 di bawah ini: Gambar 2.7
Mimosa pudica / Putri Malu85
4) Termonasti Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu, seperti mekarnya bunga tulip.86 Bunga tersebut 83
Inovitasmadani, “Gerak Nasti Pada Tumbuhan”, http//www.image co.id. /2010/09.htm. Frank B Salisbury, Op. Cit., hlm. 100. 85 Inovitasmadani, Op. Cit. 84
mekar jika mendadak mengalami kenaikan temperatur, dan akan menutup kembali bila temperature menurun, lihat gambar 2.8. Gambar 2.8
Tulipa / Tulip87
5) Haptonasti Haptonasti merupakan gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan
insektivora
yang
disebabkan
oleh
sentuhan
serangga.88Misalnya daun pada tumbuhan kantong semar ketika seekor serangga mendarat di permukaan daun, daun akan cepat menutup. Lihat gambar 2.9 di bawah ini: Gambar 2.9.
Npenthes / Kantong Semar89
86
Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm. 145. Inovitasmadani, Op. Cit. 88 Amin, “Gerak Pada Tumbuhan”, http//ngalian files.wordpress.com/2008/06/.pdf . 89 Inovitasmadani, Op. Cit. 87
6) Nasti kompleks Nasti kompleks merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, cahaya, pH, temperatur, dan kadar air.90 Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun (mulut daun), lihat gambar 2.10 di bawah ini: Gambar 2.10
Stomata91 c. Taksis Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan
yang
berpindah
tempat
dan
arah
perpindahannya
dipengaruhi rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati sumber rangsangan disebut sebagai taksis positif dan yang menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. 92Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi: 1) Fototaksis Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya. 93 Misalnya gerakan euglena menuju cahaya. 2) Kemotaksis Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia.94 Misalnya gerakan spermatozoid dari tumbuhan lumut dan paku waktu membuahi ovum karena 90
Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm. 146. Inovitasmadani, Op. Cit. 92 Dedi M. Rocman, Op. Cit., hlm. 145. 93 Ibid. hlm.145. 94 Ibid. hlm. 145. 91
adanya rangsangan kimia yang dikeluarkan oleh arkegoniaum (alat kelamin betina) berupa gula atau protein. Materi
gerak
pada
tumbuhan
di
atas
dipelajari
dengan
mengintegrasikan melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-Pair-Share. Model tersebut digunakan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik merupakan modal bagi tercapainya tujuan pembelajaran yaitu pemahaman peserta didik terhadap konsep materi gerak pada tumbuhan. Aktivitas peserta didik selama diskusi dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan kemampuan mengorganisasikan lingkungan dan materi ajar, serta mendorong peserta didik berkomunikasi serta memiliki sikap positif.
F. Kajian Penelitian yang Relevan Kedudukan penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan pengembangan dari hasil riset sebelumnya. Untuk menghindari adanya temuan-temuan yang sama, penulis memberikan beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran cooperative learning tipe think-pairshare dan materi gerak pada tumbuhan: 1. Penelitian mengenai pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Kooperatif Think-pair-share telah dilakukan oleh Zulfah (4401402005) mahasiswi Universitas Negeri Semarang dengan judul “Meningkatkan kualitas pembelajaran materi pengelolaan lingkungan dengan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif Think-pair-share dan penilaian autentik di SMPN 37 Semarang”.95 Jenis penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dimana hasil akhir dari penelitian yang dilakukan Zulfah menunjukkan peningkatan kualitas dan hasil belajar. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas sebesar 9.0 dengan prosentase jumlah peserta didik mencapai ketuntasan 95
Zulfah (4401402005) Universitas Negeri Semarang dengan judul, Efektifitas Meningkatkan kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan JAS Melalui pembelajaran kooperatif Think-pair-share dan penilaian autentik di SMPN 37 Semarang, (Semarang,2008).
individual sebesar 97.58%. Adapun penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mua’syaroh (3105195) mahasiswi IAIN Walisongo Semarang dengan judul ”Efektivitas Pengajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di MA Al-Asror Gunung Pati Semarang Materi Pokok Sistem Gerak Manusia Tahun Ajaran 2009/2010. 96 Jenis penelitian ini berupa penelitian kuantitatif, penelitian ini dilaksanakan dengan cara membandingkan pembelajaran konvensional dan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Cooperative ThinkPair-Share di mana hasilnya pada pemberian soal posttest menunjukkan rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 13.84 sedangkan kelas kontrol sebesar 9.14 dengan t hitung = 3.09 lebih besar dari t tabel = 1.68 sehingga disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Cooperative Think-Pair-Share lebih baik dari pada menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Penelitian yang dilakukan oleh
Amika Heriputra (4401404077) pada
tahun 2009 Mahasiswa fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang dengan judul “Efektivitas Penggunaan media Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran Konsep Gerak Pada tumbuhan di SMP Negeri 22 Semarang”.97pada penelitian ini bahwa materi gerak pada tumbuhan pernah di teliti oleh Amika Heriputra dengan menggunakan media berbasis komputer. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merujuk dari ketiga penelitian di atas, di mana letak perbedaannya terdapat pada sampel, populasi, materi, metode penelitian, dan waktu pelaksanaannya. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Peserta 96
Siti Mua’syaroh (3105195) Walisongo Semarang dengan judul, Efektivitas Pengajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di MA Al-Asror Gunung Pati Semarang Materi Pokok Sistem Gerak Manusia Tahun Ajaran 2009/2010.(semarang, 2009). 97 Amika Heriputra, “Efektivitas Penggunaan Media Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran Konsep Gerak Pada Tumbuhan di SMP Negeri 22 Semarang”, Skripsi, (Semarang, 2009), ii, t.d.
Didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS (Think-Pair-Share) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan”.
G. Pengajuan Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.98Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau di tes kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan.99Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-PairShare) terhadap hasil belajar Biologi. Semakin peserta didik aktif maka semakin baik hasil belajar yang didapat peserta didik di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes pada materi pokok Gerak Pada Tumbuhan.
98
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII. Hlm.64. 99 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 41.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan penulis teliti sehingga memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data-data sebagai langkah permasalahan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) materi pokok Gerak Pada Tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes. 2. Hasil belajar Biologi materi pokok Gerak Pada Tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes. 3. Pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-Pair-Share) terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 5 April 2010 – 20 April 2010 dan tempat untuk penelitian dilaksanakan di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes.
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.100 Dalam penelitian
100
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cet. IV, hlm. 61.
ini yang menjadi variabel adalah aktivitas peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X). sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y).101 1. Variabel Bebas (Independent variable) Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent (terikat).102 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think-PairShare) dengan indikator sebagai berikut: a. Adanya saling ketergantungan positif b. Adanya tanggung jawab perorangan c. Saling tatap muka antaranggota kelompok d. Adanya komunikasi antaranggota e. Adanya evaluasi proses kelompok. 2. Variabel Terikat (Dependent variable) Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.103Dalam penelitian ini variabel terikat berupa hasil belajar biologi peserta didik dengan indikator nilai ulangan harian pada sub pokok Gerak Pada Tumbuhan.
D. Metode Penelitian Yang dimaksud metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
101
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm. 97. 102 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2007), Cet. X1, hlm. 4. 103 Ibid., hlm. 4.
tertentu.104Atau dengan kata lain merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan di sini adalah metode penelitian survei
dengan
teknik
analisis
regresi.
Penelitian
survei
adalah
pengamatan/penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam suatu daerah tertentu. Tujuan dari survei adalah mendapatkan gambaran yang mewakili daerah itu dengan benar.105 Penelitian survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Populasi tersebut dapat berkenaan dengan orang, instansi, lembaga dan lain-lain, namun sumber utamanya adalah orang. Ada tiga karakteristik utama pada penelitian survei yaitu : 1. Informasi dikumpulkan dari kelompok besar orang untuk mendeskripsikan aspek tertentu seperti kemampuan, sikap atau pengetahuan dari populasi. 2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan kepada populasi 3. Informasi
diperoleh
dari
sampel,
bukan
dari
populasi
secara
keseluruhan.106 Maka dengan tiga karakteristik di atas peneliti memperoleh data secara ilmiah, sehingga peneliti dapat mendeskripsikan keadaan alami yang hidup pada saat itu, dapat mengidentifikasikan secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan dan menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi, anareg linier sederhana, Teknik analisis regresi ini di gunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor.107 Atau yang digunakan untuk menentukan dasar ramalan dari suatu 104
Sugiyono, Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 3. 105 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 2, hlm. 29. 106 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan dan Praktiknya, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 54-55. 107 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm. 1.
distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan satu variabel prediktor yang memiliki hubungan linier. Harga-harga pada variabel (X) dan (Y) selalu terikat dalam bentuk pasangan, yaitu X1 berpasangan dengan Y1, X2 berpasangan dengan Y2, dan seterusnya sampai dengan pasangan data Xn dengan Yn. Dalam penelitian ini teknik tersebut digunakan untuk mengetahui Pengaruh Aktivitas Peserta Didik dengan model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan.
E. Populasi Populasi merupakan semua anggota kelompok yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.108 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes tahun ajaran 2009/2010, yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B dengan keseluruhan berjumlah 73 peserta didik. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.109Menurut Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan apabila jumlah subjeknya besar (lebih dari 100) dapat diambil 15% atau 20-25% atau lebih, namun semua tergantung pada keadaan peneliti.110 Karena sampel dalam penelitian ini populasinya kurang dari 100 maka diambil semua, jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi.
F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh aktivitas peserta didik pada pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-Pair-Share terhadap hasil 108
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), Cet. 2, 53. 109 Sugiyono, Op.,Cit, hlm. 118. 110 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 112.
belajar bidang studi biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Kuesioner atau Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.111 Angket ini diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-PairShare terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di MTs Subulul Ikhsan. 2. Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data berupa barang tertulis.112 Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar biologi peserta didik dan menghimpun data yang berkaitan dengan catatan-catatan di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes, seperti data tentang sejarah, visi, misi dan tujuan MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes. 3. Metode Wawancara Metode interview atau wawancara adalah metode yang dilakukan melalui dialog secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. 113 Metode ini digunakan untuk mengadakan wawancara dengan guru, kepala madrasah atau waka kurikulum untuk memperoleh dan melengkapi data-data yang belum diperoleh dari angket dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.
111
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 199. Ibid, hlm. 139. 113 Ibid., hlm. 132. 112
G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.114 Langkah-langkah dalam menganalisis data dari hasil penelitian sebagai berikut : 1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan ini diperoleh dari hasil angket yang disebarkan selama penelitian. Data tersebut dimasukkan dalam tabel, pada setiap variabel diberikan skor nilai pada setiap alternatif jawaban responden yaitu dengan menggunakan data tersebut dalam angka-angka kuantitatif. 2. Analisis Uji Hipotesis Analisis linier sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan aktivitas peserta didik dengan hasil belajar biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan dengan rumus sebagai berikut : a. Analisis Regresi Sederhana Analisis linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas peserta didik dalam metode pembelajaran Cooperative Learning tipe ThinkPair-Share (X) terhadap hasil belajar peserta didik (Y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
114
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 207.
Persamaan Regresi: Y = a + b X , dimana b =
∑ xy ∑x 2
dan
a = Y −bX
115
Keterangan:
Y = Subjek terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a
= Nilai konstanta harga Y
b = Nilai arah penentu prediksi yang menunjukkan nilai peningkatan Y = Nilai rata-rata Variabel Y X = Nilai rata-rata X b. Menghitung Jumlah Kuadrat : 1) Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)= 2)
(∑ xy ) 2
∑x Jumlah Kuadrat Residu (JKres)= ∑ y - JKreg Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ y = JK 2
2
2 3) 4) dbreg = k = jumlah variabel independen (X) 5) dbres = N – k - 1 RK reg 6) Freg = RK res
reg
+ JK res
Uji signifikasi (Y) pada (X) : Uji hipotesis dengan kriteria : Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan. c. Analisis Varians Regresi Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F) dengan rumus: Freg =
115
RK reg RK res
Tedjo N. Reksoatmojdo, Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 131.
Keterangan Freg
= Harga bilangan f untuk regresi
RKreg
= Rata-rata kuadrat hasil regresi
RKres
= Rata-rata kuadrat residu Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel
ringkasan analisis garis regresi :116 Sumber Variasi
Db
JK
1
(∑ xy ) ∑x
2
Regresi (reg)
2
Residu (res)
Total (tot)
N-2
N-1
∑y
2
−
(∑ xy ) ∑x
∑y
2
2
RK
Freg
JK reg
RK reg
dbreg
RK res
JK res dbres -
Harga F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% db=N-2. Hipotesis diterima jika F hitung
> F table.
3. Analisis Lanjut Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut, yaitu untuk mengecek taraf signifikansi dengan mengkorelasikan pada tabel Ft 5% dan Ft 1% dengan kemungkinan sebagai berikut: a. Jika Freg > Ft 1% atau Ft 5% maka hipotesis signifikan, berarti ada pengaruh positif dan hipotesis diterima. b. Jika Freg < Ft 1% atau Ft 5%maka hipotesis non signifikan, berarti tidak ada pengaruh positif dan hipotesis ditolak.
116
Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 15.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes berasal dari perubahan/alih fungsi dari Madrasah Diniyah, yang berdiri pada tahun 1967, yang di rintis oleh Almarhum Bapak KH. Irfa’i Mukram yang bekerja sama dengan tokoh masyarakat yang bernama Bapak H. Ikhsan. Pada tahun 1984 Madrasah Diniyah Kersana Kabupaten Brebes berubah fungsi menjadi Madrasah Tsanawiyah Subulul Ikhsan, perubahan ini dilatarbelakangi atas kebutuhan akan sarana pendidikan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dan kesadaran dari tokoh agama dan tokoh masyarakat yang mendukung penuh didirikannya sekolah setingkat SLTP yang bernuansa islami di Kersana Kab. Brebes. Dalam kurun waktu 26 tahun telah terjadi empat kali pergantian kepala madrasah, secara berurutan pimpinan yang memegang jabatan kepala Madrasah Tsanawiyah Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes adalah sebagai berikut: a. KH. Irfa’i Mukram pada tahun 1984-2001. b. Drs. Abdul Fayi tahun ajaran 2001-2007. c. H. Syamsudin Muhammad. Spd. Tahun ajaran2007-2008. d. Wadirun S.Pd. tahun ajaran 2009 117 Adapun secara umum perkembangan MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes mengarah pada suatu kemajuan. Hal ini dapat diketahui dari beberapa perubahan yaitu sebagai berikut: 1) Adanya penambahan ruang kelas dan sarana prasarana pendidikan.
117
Hasil wawancara dengan kepala madrasah, di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes, pada tanggal 12 April 2010.
2) Adanya penambahan tenaga edukatif, sesuai dengan spesialisasi masing-masing. 3) Bertambah sistem seleksi masuk yang tegas dan disiplin.
2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes a. Visi : Madrasah adalah rumahku, rumahku adalah surgaku. b. Misi: 1) Melaksanakan program wajib belajar 9 tahun secara terpadu 2) Mempersiapkan peserta didik yang bernuansa keislaman dengan memegang prinsip agama ahli sunnah waljamaah 3) Mempersiapkan peserta didik agar menunjang etika dan moral dalam pergaulan dalam berprilaku dan berkepribadian yang islami. 4) Terwujudnya suasana madrasah yang penuh dengan kekeluargaan dan rasa kebersamaan antar warga madrasah. 5) Terwujudnya peserta didik yang sholeh dan sholihah yang menjadi dambaan orang tua dan unggul dalam prestasi. 6) Menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi standar kualifikasi. 7) Menyelenggarakan manajemen pendidikan yang profesional, terbuka dan transparansi. c. Tujuan: 1) Membentuk peserta didik menjadi muslim sejati yang mampu yang mampu melaksanakan ajaran agama secara utuh. 2) Mengoptimalkan peserta didik dengan pendekatan pembelajaran aktif 3) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman yang bernuansa keislaman. 4) Mengembangkan potensi akademik dan non akademik peserta didik. 5) Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang sains dan agama. 6) Memberi pelayanan masyarakat dalam bidang keagamaan.
7) Mempersiapkan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi118.
3. Geografis MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes beralamat lengkap di jalan Pemuda No. 15 Desa Ciampel, Kec. Kersana, Kab. Brebes 52264, berlokasi di Kelurahan Ciampel Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes, dengan jarak kurang lebih 2 kilometer dari kecamatan. MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes berdiri diatas tanah seluas ± 0,4 Ha, yang terdiri dari kelas VII 3 ruangan, kelas VII 2 ruangan dan kelas VIII 2 ruangan ditambah dengan ruang Kepala Sekolah, Ruang TU, Ruang Guru, Ruang OSIS-Pramuka, Perpustakaan, gudang dan laboratorium-laboratorium mulai dari laboratorium komputer, bahasa dan IPA, lokasinya berada di area perumahan warga. Adapun tata letak MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes adalah sebagai berikut: §
Sebelah selatan
: Jalan Raya
§
Sebelah Utara
: Kebun
§
Sebelah Barat
: Rumah Warga
§
Sebelah Timur
: Rumah Warga 119
4. Keadaan Peserta Didik, Guru dan Karyawan MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes a. Peserta Didik Berkenaan dengan kondisi siswa di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes sangat variatif, ada yang pintar secara akademis, ada yang mempunyai kelebihan yang lain seperti kemampuan menjalin hubungan sosial, ada yang aktif ada yang pendiam, dan masih banyak karakter peserta didik yang tidak bisa teridentifikasi secara lengkap, sebab butuh waktu yang lebih panjang untuk mempelajari mereka. 118
Hasil dokumentasi MTs Subulul Ikhsan Kersana, yang diperoleh pada tanggal 12
April 2009. 119
Ibid.
Keragaman tersebut ada karena mereka berasal dari latar belakang atau background keluarga yang tidak sama. Tetapi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa peserta didik MTs Subulul Ikhsan Kersana aktif dalam mengikuti pelajaran. 120 b. Guru Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam Proses Belajar Mengajar. Maka ketersediaan tenaga pendidik dalam suatu lembaga pendidikan yang berkualitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi sangat penting adanya. Di MTs Subulul Ikhsan Kersana, memiliki tenaga pendidik dan karyawan sebanyak 37 orang, terdiri dari guru sebanyak 33 orang, TU sebanyak 2 orang, dan karyawan lain sebanyak 2 orang, sedangkan untuk guru lulusan D3 sebanyak 6 orang dan untuk S1 30 orang.121
5. Pembelajaran Biologi di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes Kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs Subulul Ikhsan Kersana berlangsung mulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 13.20 WIB. Sudah menjadi tradisi di MTs Subulul Ikhsan Kersana dan mungkin juga di beberapa MTs lainnya sebelum memulai KBM peserta didik diharuskan hafalan surat-surat pendek dan diakhiri dengan do’a. Pembelajaran Biologi sendiri di MTs Subulul Ikhsan Kersana mendapatkan empat jam mata pelajaran setiap minggunya dimana dalam setiap jamnya dialokasikan waktu selama 40 menit. Waktu yang diberikan di MTs Subulul Ikhsan Kersana lebih sedikit jika dibandingkan dengan SMP hal ini dikarenakan di MTs Subulul Ikhsan Kersana terdapat banyaknya mata pelajaran agamanya. Adapun yang memegang guru Biologi kelas VIII di MTs Subulul Ikhsan Kersana yaitu bernama Ibu Puji.
120
Hasil observasi peneliti pada tanggal 12 April 2010 di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes. 121 Hasil dokumentasi MTs Subulul Ikhsan Kersana, yang diperoleh pada tanggal 12 April 2009.
Proses pembelajaran Biologi di MTs Subulul Ikhsan Kersana belum dapat berjalan secara optimal disamping faktor dari guru dan peserta didik juga ketersediaan sarana prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran biologi masih sangat minim, belum adanya laboratorium biologi salah satu contohnya, ketersediaan buku bacaan yang belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan peserta didik yang ada juga sedikit banyak masih menjadi kendala dalam proses pembelajaran biologi.122 Sedangkan strategi yang digunakan dalam pembelajaran Biologi di MTs Subulul Ikhsan Kersana di antaranya menggunakan pembelajaran cooperative learning dengan menggunakan teknik think-pair-share.123 Pembelajaran dengan menggunakan teknik think-pair-share mendorong peserta didik untuk lebih aktif bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengembangkan sistem diskusi antar peserta didik, sehingga secara langsung mampu mengembangkan kerjasama antar peserta didik. Ini merupakan cara efektif untuk mengubah pola diskursus di dalam kelas. Strategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam setiap seluruh kelompok. think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik waktu lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Namun di dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan model think-pair-share di MTs Subulul Ikhsan Kersana terdapat kelemahan-kelemahan di antaranya peserta didik yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan terasa terhambat oleh peserta didik yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. Dan keberhasilan strategi ini dalam upaya 122
Hasil observasi peneliti pada tanggal 12 April 2010 di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes. 123 Hasil wawancara dengan Ibu Puji selaku guru Biologi kelas VIII, pada tanggal 6 April 2010 di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes.
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini. Oleh karena itu idealnya melalui strategi ini selain peserta didik bekerja sama, peserta didik juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi cooperative learning teknik think-pair-share memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun semua dapat teratasi jika guru dapat menggunakan dengan baik langkah-langkah penerapan teknik think-pair-share diantaranya sebagai
berikut. Pada tahap Thinking, guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, sebagai contoh: (1) Apakah yang tersirat dalam pikiran anda mengapa daun putri malu ketika kalian sentuh, maka dengan cepat daun dan tangkainya akan menutup, sebenarnya gerak apa yang telah dilakukan oleh tanaman putri malu mengapa gerak ini bisa terjadi? (2) Jelaskan gerak tumbuhan apa saja yang kalian ketahui? dari pertanyaan tersebut kemudian peserta didik diminta untuk memikirkan sendiri jawabannya. Pada tahap ini sebagian besar peserta didik memformulasikan jawaban dari permasalahan secara individu dengan kata-katanya
sendiri
sehingga
menghasilkan
jawaban
bervariasi.
Kemudian pada tahap Pair (berpasangan), Guru mengorganisasikan peserta didik untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Dan pada tahap akhir yaitu Sharing (berbagi), guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kelompoknya. Kemudian guru membantu peserta didik melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan teknik tersebut terdapat hambatan, diantaranya ada sebagian peserta didik yang sukar diatur, sering bercanda selama proses diskusi. Oleh karena itu guru selalu mengawasi dan membimbing peserta didik agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif. Namun dengan menggunakan model pembelajaran Think-PairShare di atas banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dengan pasangannya dan kualitas jawabannya menjadi lebih baik. Selain itu berdasarkan observasi aktivitas peserta didik, sebagian besar peserta didik berkonsentrasi mendengarkan jawaban peserta didik lain, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaan. Dalam kegiatan kooperatif dalam kelompok sudah terlihat, banyak peserta didik yang terlihat antusias sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Melihat kondisi tersebut, peran guru dalam memberikan bimbingan dan motivasi berjalan dengan lancar dan penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat diterapkan pada semua mata pembelajaran termasuk Biologi.
6. Data Rekapitulasi Angket Tentang Aktivitas peserta didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-Pair-Share Untuk memperoleh data tentang aktivitas peserta didik dengan model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Think-Pair-Share,
penulis
menggunakan angket yang dijawab oleh responden yaitu peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana yang berjumlah keseluruhan 73 orang. Untuk menentukan nilai kuantitatif dilakukan dengan cara mengalikan bobot nilai dengan jumlah alternatif jawaban yang dipilih. Tabel hasil rekapitulasi angket untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Dari tabel rekapitulasi jawaban angket tentang aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe Think-pairshare sebagai variabel X dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 73 dan nilai terendah 47. Adapun langkah selanjutnya adalah mencari ratarata dan kualitas variabel aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut: a. Mencari Jumlah Interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 73 = 1 + 3,3 (1,86332286) = 1 + 6,149 = 7,149 dibulatkan menjadi 7 b. Mencari Range R =H–L Keterangan: R = Range H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah Dari data tersebut diketahui bahwa H = 73 dan L = 47 Maka
R=H–L = 73 – 47 = 26
c. Menentukan Interval Kelas i
=
range jumlah int erval
=
26 7
atau
i=
R K
= 3,71429 dibulatkan menjadi 4 Jadi, interval kelasnya 4 dan jumlah intervalnya 7.
Setelah menentukan data-data di atas, langkah selanjutnya adalah mencari distribusi frekuensi variabel aktivitas peserta didik atau sebagai variabel X, seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aktivitas Peserta Didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Think-Pair-Share Interval 47-50 51-54 55-58 59-63 64-67 68-71 72-75 Jumlah
F 2 8 15 17 18 9 4 N = 73
X 48,5 52,5 56,5 60,5 65,5 69,5 73,5
fx 97 420 847,5 1028,5 1179 625,5 294 fx: 4491,5
Mean
Y =
∑ fx
N 4491,5 = 73 = 61,5274 = 61,53
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi di atas, kemudian dikonsultasikan pada tabel 4.2 kualitas variabel aktivitas peserta didik, sebagai berikut: Tabel 4.2 Kualitas Aktivitas Peserta Didik (X) Interval Kelas 71 ke atas 63 – 70 56 – 62 48 – 55 47 ke bawah
Rata-Rata
61,53
Kualifikasi Istimewa Baik Cukup Kurang Buruk
kategori
cukup
Berdasarkan hasil tabel perhitungan di atas, diketahui bahwa mean dari variabel aktivitas peserta didik adalah sebesar 61,53. Hal ini berarti bahwa kualitas variabel aktivitas peserta didik dalam Model Pembelajaran Cooperative Learning dalam kategori “cukup” yaitu interval antara 56-62. Setelah data didistribusi frekuensi diubah, kemudian dibentuk nilai distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Distribusi Frekuensi. Interval 47-50 51-54 55-58 59-63 64-67 68-71 72-75 Jumlah
F 2 8 15 17 18 9 4 73
Fr % 2,74% 10,96% 20,55% 23,29% 24,66% 12,33% 5,48% 100 %
Dari tabel tersebut, distribusi frekuensi aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe TPS di atas dihasilkan nilai, untuk interval 47-50, dengan nilai 2,74%, interval 51-54, dengan nilai 10,96%, interval 55-58 dengan nilai 20,55%, interval 59-63 dengan nilai 23,29%, interval 64-67 dengan nilai 24,66%, untuk interval 68-71 dengan nilai 12,33%, dan interval 72-75 dengan nilai 5,48%.
7. Data Hasil Belajar Ulangan Harian Biologi Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan. Tabel rekapitulasi hasil belajar biologi materi pokok gerak pada tumbuhan pada peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes sebagai variabel Y dapat dilihat pada lampiran 11, diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 85 dan terendah 63. Adapun untuk mencari interval nilai dan menentukan klasifikasi dan interval digunakan rumus sebagai berikut : a. Mencari Jumlah Interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 73 = 1 + 3,3 (1,86332286) = 1 + 6,149 = 7,149 dibulatkan menjadi 7 b. Mencari Range
R =H–L Keterangan: R = Range H = Nilai tertinggi L = Nilai terendah Dari data tersebut diketahui bahwa H = 85 dan L = 63 Maka R
=H–L = 85 – 63 = 22
c. Menentukan Interval Kelas i
=
range jumlah int erval
=
22 7
= 3,143 dibulatkan menjadi 3. Jadi, interval kelasnya 3 dan jumlah intervalnya 7. Setelah menentukan data-data di atas, langkah selanjutnya adalah mencari distribusi frekuensi variabel hasil belajar atau sebagai variabel Y, seperti pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Interval 60 – 63 64 – 67 68 – 71 72 – 75 76 – 79 80 – 83 84 – 87 Jumlah
F 2 5 33 13 8 11 1 N = 73
X 61.5 65,5 69,5 73,5 77,5 81,5 85,5
fx 123 327,5 2293,5 955,5 620 896,5 85,5 fx: 5301,5
Mean
Y =
∑ fx
N 5301,5 = 73 72 = ,6233 = 72,62
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi di atas, kemudian dikonsultasikan pada tabel 4.5 kualitas variabel hasil belajar peserta didik, sebagai berikut: Tabel 4.5 Kualitas Hasil Belajar biologi Interval Kelas 84 ke atas 78 – 83 72 –77 66 – 71 65 ke bawah
Rata-Rata
72,62
Kualifikasi Istimewa Baik Cukup Kurang Buruk
Kategori
cukup
Berdasarkan hasil tabel perhitungan di atas, diketahui bahwa mean dari variabel hasil belajar Biologi materi pokok Gerak Pada Tumbuhan adalah sebesar 72,62. Hal ini berarti bahwa kualitas variabel hasil belajar Biologi dalam kategori “cukup” yaitu interval antara 72-77. Setelah data didistribusi frekuensi diubah, kemudian dibentuk nilai distribusi frekuensi, seperti pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Nilai Distribusi Frekuensi. Interval 60 – 63 64 – 67 68 – 71 72 – 75 76 – 79 80 – 83 84 – 87 Jumlah
F 2 5 33 13 8 11 1 73
Fr % 2,74% 6,85% 45,20% 17,80% 10,96% 15,06% 1,37% 100 %
Dari tabel tersebut, distribusi frekuensi hasil belajar Biologi materi pokok Gerak Pada Tumbuhan di atas dihasilkan nilai, yaitu untuk interval 60 – 63 dengan nilai 2,74%, untuk interval 64 – 67 dengan nilai 6,85%, untuk interval 68 – 71 dengan nilai 45,20%, untuk interval 72 – 75 dengan nilai 17,80%, untuk interval 76 – 79 dengan nilai 10,96%, untuk interval 80 – 83 dengan nilai 15,06%, untuk interval 84 – 87 dengan nilai 1,37%.
B. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Adanya Pengaruh Positif Antara Aktivitas Peserta Didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Peserta Didik Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes.” Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai berikut: 1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan rumus:
∑
rxy =
xy
(∑ x )(∑ y ) 2
2
Telah diketahui bahwa:
∑
xy = ∑ XY −
∑
x =∑ X
2
∑
y =∑ Y
2
2
2
(∑ x )(∑ y ) N
(∑ X ) −
2
N
, dan
(∑ Y ) −
2
N
Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan tabel koefisien hubungan, lihat lampiran 12. Berdasarkan tabel koefisien hubungan, diketahui bahwa hasil koefisien hubungan nilai tersebut ditentukan bahwa: N
∑X ∑Y
= 73 = 4508 = 5296
∑X ∑Y
2
2
= 281270 = 386316
∑ XY = 328735 Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai berikut:
∑ xy (∑ X )(∑ Y ) XY −
a. Mencari harga skor deviasi
∑ xy
=
∑
N
= 328735 − = 328735 −
(4508)(5296) 73 23874368 73
= 328735 – 327046,13699 = 1688,863014
∑x (∑ X ) −
b. Mencari harga skor deviasi
∑x
2
=
=
∑X
2
2
2
N
2 ( 4508) 281270 −
73
= 281270 −
20322064 73
= 281270 – 278384,43836 = 2885.561644
∑y
c. Mencari harga skor deviasi
∑y
2
(∑ Y ) = ∑Y − N
2
2
2
= 386316 − = 386316 −
(5296)2 73 28047616 73
= 386316 – 384213,9178 = 2102,082 Dari perhitungan di atas dapat diketahui sebagai berikut:
∑ xy
= 1688,863
∑x
2
= 2885.562
∑y
2
= 2102,082
Sehingga harga rxy adalah sebagai berikut: rxy =
∑
xy
(∑ x )(∑ 2
y2
)
=
11688,863 (2885,562)(2102,082)
=
11688,863 6065687,7458
=
11688,863 2462,862
= 0,686 Berdasarkan uji hubungan antara variabel aktivitas peserta didik dengan hasil belajar biologi peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes diperoleh indeks korelasi r = 0,686, sedangkan indeks korelasi determinasinya adalah r2 = 0,470. Untuk selanjutnya nilai rxy = 0,686 akan diuji signifikansinya melalui uji t. 2. Uji signifikasi korelasi melalui uji t Uji t digunakan untuk menguji apakah nilai korelasi antara variabel X dan variabel Y signifikan atau tidak. Dengan rumus sebagai berikut: t hitung =
=
r n−2 1− r 2
0,686 73 − 2 1 − (0,470)
5,778 0,530
=
=
5,778 0,728
= 7,9385 Karena thitung = 7,938> ttabel(0,05)(71) =1,994 dan thitung = 7,938> ttabel(0,01)(71) = 2,647 berarti korelasi antara variabel X dengan Y adalah signifikan. 3. Mencari Persamaan Regresi Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana satu prediktor, sebagai berikut: = a + b X di mana b =
∑ xy ∑x 2
dan a = Y − b X
a = Y −bX = 72,548 − (0,585)(61,753) = 72,548 − 36,143 = 36,405
∑ xy ∑x
b=
2
=
1688,863 2885,562
= 0,585 Jadi persamaan garis regresinya adalah Y = a + bX = 36,405 + 0,585 X
4. Analisis Varians Garis Regresi Setelah diketahui persamaan garis regresinya, langkah selanjutnya adalah mencari varian regresi atau sering disebut anava yang menghasilkan harga F. Untuk analisis regresi dari rumus sebagai berikut:
Freg =
RK reg RK res
Keterangan: Freg
: Harga F regresi
RKreg : Rerata kuadrat regresi RKres : Rerata kuadrat garis residu. Sedangkan langkah-langkah untuk menghitung uji signifikasi pada persamaan regresi dengan menggunakan hitungan-hitungan yang sudah dimiliki atau skor deviasi, yaitu:
∑ xy = 1688,863 ∑ x = 2885,562 ∑ y = 2102,082 2
2
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus: a. Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)
(∑ xy ) ∑x
2
JKreg
=
= =
2
(1688,863)2 2885,562
2852258,2801 2885,562
= 988,459 b. Jumlah Kuadrat Residu (JKres)
(∑ xy ) = ∑y − ∑x
2
JKres
2
2
= 2102,082 – 988,459 = 1113,624 c. Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = Ttot
=
∑y
2
= 2102,082
∑y
2
= JK reg + JK res
d. Rata-rata kuadrat regresi (RKreg) RKreg
=
=
JK reg dbreg 988, 459 1
= 988,459 e. Rata-rata kuadrat residu (RKres) RKres
=
JK res dbres
=
1113,624 73 − 2
=
1113,624 71
= 15,685 f. Mencari Freg F reg
=
=
RK reg RK res
988,459 15,685
= 63,020 Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber variansi Dk/db
JK
RK
Regresi (reg)
1
988,459
988,459
Residu (res)
71
1113,624
15,685
Total ( )
72
2102,082
-
Freg
Ftabel 5% 1%
Kriteria
63,020 3,97 7,01 Signifikan -
-
-
-
Sehingga dari tabel di atas hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe think-pair-share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok Gerak pada tumbuhan kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes dapat diterima. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan analisis regresi di MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes, untuk mengetahui bagaimanakah aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share di sekolah tersebut, hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan pada peserta didik kelas VIII, dan pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana, yang digunakan untuk menentukan dasar ramalan dari suatu distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan satu variabel predictor (X). Dalam penelitian ini penulis menggunakan anareg linier sederhana, yang digunakan untuk menentukan dasar ramalan dari suatu distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan satu variabel predictor (X).
1. Aktivitas Peserta Didik dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share dan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Untuk
mengetahui
aktivitas
peserta
didik
dengan
model
pembelajaran Cooperative learning tipe think-pair-share pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan pengamatan. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning dilakukan dengan menggunakan teknik think-pairshare. Teknik tersebut sangat cocok diterapkan pada materi gerak pada
tumbuhan, sebab bahan pelajaran berupa uraian materi yang dapat disampaikan dengan teknik think-pair-share. Selain itu materi gerak pada tumbuhan sangat sulit diajarkan oleh guru dengan metode praktikum lapangan mengingat keterbatasan tumbuhan yang tersedia di sekolah karena taman yang gersang dan keterbatasan waktu. Dengan menggunakan teknik think-pair-share kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif, peserta didik lebih bersemangat dalam belajar karena tidak merasa bosan dan peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar. Teknik Think-pair-share ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan
dan
berbicara.
Dalam
teknik
ini
guru
memperhatikan latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik aktif dalam belajar. Dengan menggunakan teknik ini peserta didik diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan mengembangkan kreativitas berpikir. Setiap anggota bertanggungjawab atas materi pelajaran yang diberikan, mencari solusi dan mempresentasikan kepada temannya. Disamping itu, antara peserta didik yang pandai dan yang lemah akan saling membantu dalam mencari solusi masalah bersama. Adapun untuk mengetahui sejauh mana aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe think-pair-share sebagai variabel X atau variabel independen, peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak tujuh puluh tiga siswa atau seluruh kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes. Dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi adalah 73 dan terendah 47. Sedangkan kualitasnya dalam kategori cukup pada interval 56 – 62 dengan nilai rata-rata 61,53. Di sisi lain untuk memperoleh data tentang hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan sebagai variabel Y atau variabel dependen, peneliti menggunakan dokumentasi dari nilai ulangan harian materi pokok gerak pada tumbuhan yang diselenggarakan oleh guru mata pelajaran Biologi. Dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi adalah
85 dan terendah 63. Sedangkan kualitasnya dalam kategori cukup pada interval 72 – 77 dengan nilai rata-rata 72,62. 2. Pengaruh
Aktivitas
Peserta
Didik
dengan
Model
Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Dari uraian di atas menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar biologi materi pokok gerak pada tumbuhan. Hal ini dapat diketahui dari analisis data bahwa aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe thinkpair-share sebagai variabel X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi materi pokok gerak pada tumbuhan, dimana dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 7,938. Pada taraf signifikan 5% didapatkan rt adalah 1,994 dan taraf signifikan 1% didapatkan rt adalah 2,647, maka hasilnya signifikan. Maksudnya, antara aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share dengan hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran. Pelaksanaan prosedur cooperative learning tipe think-pair-share yang tepat dapat memberikan dampak yang baik terhadap proses belajar peserta didik, peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan mereka. Hal tersebut juga dibuktikan dengan persamaan garis linear regresinya adalah Y = 36,405 + 0,585X. Sementara itu dari hasil analisis varians regresi diperoleh nilai Freg sebesar 63,020. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel, pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 3,97 dan taraf signifikan 1% sebesar 7,01. Karena harga Freg > Ftabel , maka persamaan garis regresi tersebut menunjukkan signifikan. Hal ini berarti hipotesis nihil (H0) dengan bunyi “tidak ada pengaruh positif pada aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan” ditolak.
Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan “ada pengaruh positif pada aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think-pair-share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes” adalah diterima. D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa dalam penelitian pasti terjadi banyak kendala atau hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena keterbatasan dalam melakukan penelitian. Ada beberapa faktor yang menjadi hambatan dalam penelitian diantaranya sebagai berikut. 1. Dalam hal individu penulis Sebagai manusia biasa penulis mempunyai kekurangan diantaranya keterbatasan intelektual penulis. 2. Keterbatasan waktu Penulis menyadari bahwa waktu pelaksanaan penelitian relatif singkat, hanya tiga puluh hari. 3. Keterbatasan tempat Penelitian ini hanya mengambil responden siswa di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brabas, oleh karena itu kemungkinan perbedaan hasil dapat terjadi bila dilakukan pada objek penelitian yang lain. Meskipun banyak hambatan dalam penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni: Untuk mengetahui pengaruh aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative learning tipe Think-Pair-Share di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes berada dalam kondisi yang cukup. Ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 61,53 yang berada dalam interval 56 – 62. 2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes berada pada kondisi yang cukup, terbukti dengan nilai rata-rata 72,62 yang berada pada interval 70-77. 3. Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 63,020 dengan perbandingan 5% = 3,97 sedangkan untuk perbandingan 1% = 7,00. maka Freg signifikan pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%. Hal ini berarti menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang diajukan dengan bunyi “ ada pengaruh positif antara aktivitas peserta didik dengan model Pembelajaran Cooperative Learning tipe (TPS) Think-PairShare terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes” adalah dapat diterima.
B. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan mengenai pengaruh aktivitas peserta didik pada model pembelajaran Cooperative Learning tipe (TPS) Think-Pair-Share terhadap hasil belajar Biologi materi pokok gerak pada tumbuhan di kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kabupaten Brebes, kiranya dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru biologi untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat mengembangkan berbagai strategi dalam belajar mengajar sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima peserta didik secara maksimal. 2. Bagi siswa hendaknya selalu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar hasil belajar yang telah dirumuskan akan tercapai. Selain itu harus mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari 3. Bagi
semua
elemen
masyarakat
hendaknya
ikut
andil
dalam
mensukseskan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan agar terciptanya masyarakat yang berpendidikan dan berakhlak mulia
C. Penutup Puji syukur alhamdulillah dengan limpahan Rahmat dan Hidayah Allah SWT, sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa kajian skripsi ini hanya merupakan sebagian kecil dari pembahasan permasalahan tentang permasalahan pendidikan yang kompleks, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya Namun demikian, penulis tetap berharap semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya serta dapat memberikan sumbangan yang positif khasanah ilmu pengetahuan. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta: 1999. Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004. Alwi, Hasan, dkk, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, Edisi ke-3. Amin, “Gerak Pada Tumbuhan”, http//ngalian files.wordpress.com/2008/06/.pdf . Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. XIII. Arsyad, Azhar, dkk, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. 5. Aziz, Shaleh Abdul, dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut atTadris, Mesir: Darul Ma’arif, 1979. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 3. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, Cet. 1. _______, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1988. Heriputra, Amika, “Efektivitas Penggunaan Media Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran Konsep Gerak Pada Tumbuhan di SMP Negeri 22 Semarang”, Skripsi, Semarang, 2009, ii, t.d. Ibrahim, Muslimin, dkk., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa-University Press, 2001, cet II.
Inovitasmadani, “Gerak Nasti Pada Tumbuhan”, http//www.image co.id. /2010/09.htm. Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang: Rasail Media Group, 2008. Ismail, Syeh Ibrahim bin, Ta limu Al-Muta alim, Surabaya: Daru Ihya; Kutubul ‘Arabiyah, t.th. Johnson, David W., and Roger T. Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative, Competitive and Individualistic Learning, Massachusetts: Allyn and Bacon, 1994. Kimbal, John W., Biologi, Jakarta: Erlangga, 1983, jilid. 2. Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta : PT Grasindo, 2005, Cet. 1. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, Cet. 2. Mua’syaroh, Siti, (3105195) Walisongo Semarang dengan judul, Efektivitas Pengajaran Biologi Dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA di MA Al-Asror Gunung Pati Semarang Materi Pokok Sistem Gerak Manusia Tahun Ajaran 2009/2010.Semarang, 2009. Muslim, Aplikasi Statistik, Diktat, Semarang: IAIN Walisongo, 1998. N. Reksoatmojdo, Tedjo Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama, 2009. Nia, Pembelajaran Cooperative Learning. http://www.cooperatif_learning, dok, diakses tanggal 21 Juni 2010. Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006. Rifai, Moh., Al-Qur an dan Terjemahnya Lengkap Dengan Transliterasi Arab Latin, Semarang: CV Wicaksana & Dahara Pustaka, 2004. Rina, ”Gerak Pada Tumbuhan , http//www.google.co.id/image. 30 September 2010. Rocman, Dedi M., Intisari Biologi, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Rustaman, Nuryani Y, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003. Salisbury, Frank B, Fisiologi Tumbuhan, Bandung: ITB, 1995, jilid. 3. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006. Santoso, Lukaman, “Gerak Pada Tumbuhan”, dukasi.net/mapok.materi 4a.htm. 20 maret 2010.
http://www.e-
Silberman, Melvin L., Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media, 2004. Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995. Slavin, Robert E., Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik Terj. Nurulita Yusron, London : Allymand Bacon, 2005, Cet. 1. Sriyono, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007, Cet. IV. _______, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995. _______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, Cet. 6. Sugiyono, Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D Bandung: Alfabeta, 2006. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2007, Cet. X1. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, Cet. 2. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2003. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. _______, Metode Penelitian Pendidikan dan Praktiknya, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 1. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
_______, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 10. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009. Wahidin, Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung: Sangga Buana, 2006. Zulfah (4401402005) Universitas Negeri Semarang dengan judul, Efektifitas Meningkatkan kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan JAS Melalui pembelajaran kooperatif Think-pairshare dan penilaian autentik di SMPN 37 Semarang, Semarang,2008.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama
: Linda Yuli Ismayanti
Tempat / Tanggal lahir
: Brebes, 31 Juli1988
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat asal
: Jl. RA. Kartini, No 26 Rt 03 Rw 03, Dukuh Tengah, Kec. Ketanggungan, Kab. Brebes.
Alamat kos
: Jl. Prof. Dr. Hamka. Perum BPI Blok I / 1A RT 7 RW 10 Purwoyoso Ngaliyan Semarang 50185
Pendidikan Formal
: • TK Handayani I Dukuh Tengah, lulus tahun1994 • SDN III Dukuh Tengah, lulus tahun 2000 • MTs N Ketanggungan, lulus tahun 2003 • MAN I Brebes, lulus tahun 2006 • IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Tadris Biologi, lulus tahun 2010.
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang,
Desember 2010
Saya yang bersangkutan,
(Linda Yuli Ismayanti)
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTS SUBULUL IKHSAN NO
NAMA
JENIS KELAMIN
01.
Ade Darwanto
L
02.
Ahmad Faozan
L
03.
Ani Amaliyah
P
04.
Anisa Fitriyani
P
05.
Bahrudin Mustofa
L
06.
Cici Cahyati
P
07.
Devi Trianah
P
08.
Dina Vitasari
P
09.
Harmanto
L
10.
Herlinah
P
11.
Ida Rosida
P
12.
Iip Nurmaya
P
13.
Ika Purniasari
P
14.
Ikbal Maulana
L
15.
Intan Nurindah
P
16.
Iska Rahmatun
P
17.
Kaheni
P
18.
Kholidah
P
19.
Linda Lusiana
P
20.
Lukman Nurhakim
L
21.
Maria Ulfa
P
22.
Mirhatun Habibah
P
23.
Nurfaizah
P
24.
Nurninda
P
25.
Nyi Maedah
P
26.
Rahmat
L
27.
Rizki Adi Riwanto
L
28.
Ribiyatul Khoriyah
P
29.
Siti Aliyah
P
30.
Siti Komariyah
P
31.
Siti Meilani
P
32.
Siti Solikha
P
33.
Tardi
L
34.
Teguh Arianto
L
35.
Umi Fauziyah
P
36.
Uun Umaroh
P
37.
Abdul Rohim
L
38.
Ahmad Jamaludin
L
39.
Alvi Aunindi
P
40.
Anisah
P
41.
Asida
P
42.
Ayu Uswantun
P
43.
Cahya Mulyana
L
44.
Carini
P
45.
Cucu Fitrianah
P
46.
Diah Ristiana
P
47
Fitriyasari
P
48
Galuh Hatta Khumaeni
L
49
Heri Sutarno
L
50
Ida Muzdalifah
P
51
Iin Imroatun H
P
52
Iis Soleha
P
53
Indri Yuniati
P
54
Intan Amalia
P
55
Joko Supriyadi
L
56
Khairul umam
L
57
Kristina
P
58
Lian Arianingtyas
L
59
Mariyatul Qibtiyah
P
60
M. Aksin Sifa Mila
L
61
M. Robaeni
L
62
Munzilaturrohmah
P
63
Nurhikmah
P
64
Nurkhasanah
P
65
Nurrohman
L
66
Pandu Triyatna
L
67
Reonaldi
L
68
Rini Yuliana
P
69
Sandi Satriaji
L
70
Sinta Cahya R
P
71
Siti Mutoharoh
P
72
Topan Mustofa
L
73
Wirnoto
L
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu Pertemuan
: MTs Subulul Ikhsan : VIII (Delapan)/2 (Dua) : IPA BIOLOGI : 2 X 40 Menit : Pertama
Standar Kompetensi 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan. Indikator 1. Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan. 2. Menyebutkan rangsangan yang mempengaruhi terjadinya gerak pada tumbuhan. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan 2. Siswa dapat menyebutkan rangsangan yang mempengaruhi terjadinya gerak pada tumbuhan. A. Materi Pembelajaran Gerak pada Tumbuhan B. Metode Pembelajaran Metode : - Cooperative Learning dengan Pendekatan Think-Pair-Share C. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Motivasi dan Apersepsi: 1) Apakah pengertian gerak pada tumbuhan? b. Prasyarat pengetahuan: 1) Rangsangan apa yang mempengaruhi gerak pada tumbuhan? c. Tujuan: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Guru menyampaikan dan menjelaskan tentang sub materi yang akan di sampaikan, yang meliputi: Macam-macam gerak pada tumbuhan. Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya gerak pada tumbuhan. b. Guru membagi lembar kerja peserta didik, peserta didik yang pertama mendapat bagian yang pertama, sedangkan peserta didik yang kedua menerima bagian yang kedua dan seterusnya, untuk didiskusikan dalam kelompok. c. Guru meminta peserta didik membaca atau mengerjakan bagian mereka secara mandiri untuk beberapa saat. d. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar dalam jumlah kecil antara 4-5 orang, pembagian kelompok berdasarkan kehadiran dan individu berhitung secara berurutan. e. Guru meminta peserta didik saling berpasangan dengan peserta didik lain yang sekelompok untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya. f. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas. g. Setelah selesai pasangan-pasangan tersebut berbagi dengan seluruh anggota kelompok tentang hasil yang diperoleh dalam diskusi. h. Peserta didik melakukan kegiatan belajar sesuai lankah-langkah tesebut. i. Ketua kelompok harus mampu menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami, dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. j. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. k. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah disampaikan. l. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang benar dan kelompok yang memperoleh skor tinggi. m. Peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing. n. Kemudian guru meminta siswa untuk mempelajari pokok bahasan pertemuan berikutnya. 3. Kegiatan Penutup a. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimengerti. b. Guru menyimpulkan dan meluruskan hal hal yang dianggap kurang tepat. c. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
D. Penilaian dan Tindak Lanjut Penilaian kognitif
: Tes tertulis
E. Media dan Sumber Belajar a. Buku biologi SMP/MTs kelas VIII b. Buku referensi c. Lembar kerja peserta didik.
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah Kelas Mata Pelajaran Alokasi Waktu Pertemuan
: MTs Subulul Ikhsan : VIII (Delapan) : IPA BIOLOGI : 2 X 40 Menit : Kedua
Standar Kompetensi 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan. Indikator 3. Menjelaskan gerak tropisme positif dan gerak tropisme negatif. 4. Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, taksis dan nasti. A. Materi Pembelajaran Gerak pada Tumbuhan B. Metode Pembelajaran Metode : - Cooperative Learning dengan Pendekatan Think-Pair-Share C. Langkah-langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan d. Motivasi dan Apersepsi: 1) Apakah yang di maksud dengan gerak tropisme positif? e. Prasyarat pengetahuan: 2) Apa yang dimaksud dengan gerak higroskopis? 3) Apa yang dimaksud dengan gerak nasti? 4) Apa yang dimaksud dengan gerak tropisme? 5) Apa yang dimaksud dengan gerak taksis? f. Tujuan: 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti o. Tanya jawab materi yang sudah dibahas tentang gerak pada tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. p. guru menyampaikan dan menjelaskan tentang sub materi yang akan di sampaikan, yang meliputi : Gerak tropisme positif dan
gerak tropisme negatif, serta perbedaan gerak tropisme, taksis dan nasti. q. Guru membagi lembar kerja peserta didik, peserta didik yang pertama mendapat bagian yang pertama, sedangkan peserta didik yang kedua menerima bagian yang kedua dan seterusnya, untuk didiskusikan dalam kelompok. r. Guru meminta peserta didik membaca atau mengerjakan bagian mereka secara mandiri untuk beberapa saat. s. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar dalam jumlah kecil antara 4-5 orang, pembagian kelompok berdasarkan kehadiran dan individu berhitung secara berurutan. t. Guru meminta peserta didik saling berpasangan dengan peserta didik lain yang sekelompok untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya. u. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas. v. Setelah selesai pasangan-pasangan tersebut berbagi dengan seluruh anggota kelompok tentang hasil yang diperoleh dalam diskusi. w. Peserta didik melakukan kegiatan belajar sesuai lankah-langkah tesebut. x. Ketua kelompok harus mampu menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami, dan dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru. y. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. z. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah disampaikan. aa. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang benar dan kelompok yang memperoleh skor tinggi. bb. Peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing. cc. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mempelajari pokok bahasan yang telah di pelajari untuk ulangan harian sebagai pertemuan berikutnya. 3. Kegiatan Penutup d. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimengerti e. Guru menyimpulkan dan meluruskan hal hal yang dianggap kurang tepat f. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
D. Pertemuan Ketiga Ulangan harian Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan. E. Penilaian dan Tindak Lanjut Penilaian kognitif : Tes tertulis F. Media dan Sumber Belajar d. Buku biologi SMP/MTs kelas VIII. e. Buku referensi f. Lembar kerja siswa.
Lampiran 4
Kisi-Kisi Angket Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Kab. Brebes
Variabel Penelitian Aktivitas peserta
Indikator
didik 1. Adanya
No. Item Instrumen saling 1, 2, 3, 4
dengan
menggunakan
Model
pembelajaran 2. Adanya tanggung jawab
Cooperative
Learning
tipe Think-Pair-Share
ketergantungan positif
perorangan
5, 6, 7, 8
3. Tatap muka setiap anggota kelompok
9, 10, 11, 12
4. Adanya komunikasi antar anggota
13, 14, 15, 16
5. Adanya evaluasi proses kelompok
Hasil Biologi
evaluasi
belajar Nilai ulangan harian pada
pokok bahasan pokok bahasan Gerak Pada
Gerak Pada Tumbuhan
Tumbuhan
17, 18, 19, 20
Lampiran 5
Soal Angket Aktivitas Peserta Didik Pada Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Kelas VIII Di MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes
I. Petunjuk a. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik b. Pilihlah alternatif jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan anda dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan. c. Jawablah dengan sejujurnya karena hasil angket ini tidak akan mempengaruhi pada nilai raport anda d. Jawaban anda akan dirahasiakan e. Atas partisipasi anda kami ucapkan terima kasih f. Sebelum mengerjakan angket ini, Tulislah identitas anda dengan benar!
II. Identitas Nama
: .....................................................
Nomor Absen
: .....................................................
Kelas
: .....................................................
III. Daftar Pertanyaan
A. Adanya Saling Ketergantungan Positif 1. Apakah dalam belajar kelompok setiap anggota saling membantu memecahkan permasalahan? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
2. Apakah setiap anggota memberikan sumbangan pemikiran sesuai kemampuannya untuk menyelesaikan tugas bersama?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
3. Apakah setiap anggota kelompok saling bertukar informasi untuk menyelesaikan tugas? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
4. Apakah dalam kelompok anggota yang lebih pandai memberikan solusi permasalahan kepada anggota yang kurang pandai? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
B. Adanya Tanggungjawab Perorangan 5. Apakah setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar tugas selanjutnya dapat dilaksanakan? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
6. Apakah setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya dengan baik? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
7. Apabila ada anggota yang tidak melaksanakan tugas, apakah rekan-rekan lainnya menuntut melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat anggota yang lain? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
8. Apakah dalam pembelajaran guru membuat persiapan menyusun tugas, sehingga
masing-masing
anggota
kelompok
harus
melaksanakan
tanggungjawabnya masing-masing? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
C. Tatap muka setiap anggota kelompok 9. Apakah
sebelum
mengerjakan
tugas
diberi
kesempatan
untuk
memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelompok? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
10. Apakah anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
11. Apakah setiap anggota dalam kelompok saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
12. Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas dilaksanakan pada saat belajar kelompok dalam satu kelompok? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
D. Adanya komunikasi antar anggota 13. Apakah guru mengajarkan cara-cara berkomunikasi sebelum siswa belajar kelompok di kelasnya? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
14. Apakah setiap anggota bersedia untuk saling mendengarkan pendapat dari anggota yang lainnya? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
15. Apakah dalam belajar berkelompok masing-masing anggota bersedia mengutarakan pendapat atau pemikirannya? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
16. Apabila ada perbedaan pendapat, apakah diselesaikan secara musyawarah atau komunikasi oleh masing-masing anggota? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
E. Adanya evaluasi proses kelompok 17. Apakah guru memberikan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja samanya? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
18. Apakah evaluasi yang diberikan oleh guru dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
19. Apakah evaluasi hasil kerja peserta didik diberikan oleh guru dilakukan secara rutin? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
20. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dapat dipahami oleh anda? a. selalu
b. kadang-kadang
c. jarang
d. tidak pernah
Untuk keperluan analisis kuantitatif , jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut: 1. Selalu diberi skor
:4
2. Kadang-kadang diberi skor
:3
3. Jarang diberi skor
:2
4. Tidak pernah diberi skor
:1
Lampiran 6
Rekapitulasi Jawaban Angket Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share No.
Jawaban
Nilai Jumlah
Resp .
A
B
C
D
4
3
2
1
R-1
6
7
5
2
24
21
10
2
57
R-2
7
2
8
3
28
6
16
3
53
R-3
5
2
10
3
20
6
20
3
49
R-4
7
2
10
1
28
6
20
1
55
R-5
6
8
6
0
24
24
12
0
60
R-6
9
0
8
3
36
0
16
3
55
R-7
5
4
9
2
20
12
18
2
52
R-8
3
7
4
6
12
21
8
6
47
R-9
12
4
4
0
48
12
8
0
68
R-10
9
5
6
0
36
15
12
0
63
R-11
9
8
3
0
36
24
6
0
66
R-12
10
4
5
1
40
12
10
1
63
R-13
10
5
3
2
40
15
6
2
63
R-14
10
5
4
1
40
15
8
1
64
R-15
11
4
4
1
44
12
8
1
65
R-16
10
3
7
0
40
9
14
0
63
R-17
10
3
7
0
40
9
14
0
63
R-18
7
8
5
0
28
24
10
0
62
R-19
13
6
1
0
52
18
2
0
72
R-20
11
5
4
0
44
15
8
0
67
R-21
5
5
10
0
20
15
20
0
55
R-22
7
8
6
0
28
24
12
0
64
R-23
4
8
7
1
16
24
14
1
55
R-24
11
5
3
1
44
15
6
1
66
R-25
11
5
3
1
44
15
6
1
66
R-26
5
8
5
3
20
24
10
3
57
R-27
13
5
2
0
52
15
4
0
71
R-28
3
7
8
2
12
21
16
2
51
R-29
12
7
1
0
48
21
2
0
71
R-30
10
4
6
0
40
12
12
0
64
R-31
5
4
10
1
20
12
20
1
53
R-32
5
4
9
2
20
12
18
2
52
R-33
5
5
10
0
20
15
20
0
55
R-34
13
6
1
0
52
18
2
0
72
R-35
5
5
9
1
20
15
18
1
54
R-36
6
6
8
1
24
18
16
1
59
R-37
6
6
7
1
24
18
14
1
57
R-38
11
7
3
0
44
21
6
0
71
R-39
11
6
3
0
44
18
6
0
68
R-40
11
8
1
2
44
24
2
2
72
R-41
5
8
6
2
20
24
12
2
58
R-42
12
6
2
0
48
18
4
0
70
R-43
12
7
1
0
48
21
2
0
71
R-44
5
7
8
0
20
21
16
0
57
R-45
6
6
8
0
24
18
16
0
58
R-46
7
9
4
0
28
27
8
0
63
R-47
10
2
7
1
40
6
14
1
61
R-48
11
5
2
2
44
15
4
2
65
R-49
13
7
0
0
52
21
0
0
73
R-50
11
4
3
2
44
12
6
2
64
R-51
10
7
3
0
40
21
6
0
67
R-52
7
8
5
0
28
24
10
0
62
R-53
7
9
4
0
28
27
8
0
63
R-54
10
6
3
1
40
18
6
1
65
R-55
11
7
2
0
44
21
4
0
69
R-56
11
6
2
1
44
18
4
1
67
R-57
10
2
7
1
40
6
14
1
61
R-58
7
10
3
0
28
30
6
0
64
R-59
10
4
5
1
40
12
10
1
63
R-60
10
3
7
0
40
9
14
0
63
R-61
6
6
7
1
24
18
14
1
57
R-62
11
6
1
2
44
18
2
2
66
R-63
9
5
4
2
36
15
8
2
61
R-64
6
7
7
0
24
21
14
0
59
R-65
5
4
10
1
20
12
20
1
53
R-66
5
8
5
3
20
24
10
3
57
R-67
11
4
5
0
44
12
10
0
66
R-68
5
4
8
3
20
12
16
3
51
R-69
10
5
4
1
40
15
8
1
64
R-70
6
5
8
1
24
15
16
1
56
R-71
5
8
5
3
20
24
10
3
57
R-72
12
6
2
0
48
18
4
0
70
R-73
11
6
2
1
44
18
4
1
67
Lampiran 7
Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII MTs Subulul Ikhsan Kersana Brebes
N o . 1 .
Standar Kompetensi Memahami Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi Macam-macam Gerak pada Tumbuhan
Indikator
Nomor Soal
Bentu k Soal
Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
1, 2, 3.
Uraian
Menyebutkan rangsangan yang mempengaruhi terjadinya gerak pada tumbuhan.
4, 5, 6.
Uraian
Menjelaskan perbedaan gerak tropisme positif dan gerak tropisme negatif.
7, 8.
Uraian
Menjelaskan perbedaan gerak tropisme, taksis dan nasti.
9, 10.
Uraian
Lampiran 8 ULANGAN HARIAN SOAL MATERI GERAK PADA TUMBUHAN WAKTU : 120 MENIT Nama
: ……………………………..
Kelas
: ……………………………..
1. Sebutkan macam-macam gerak pada tumbuhan? 2. Apa perbedaan gerak Etionom dan gerak Endonom? 3. Apa yang dimaksud dengan gerak higrokopis ? 4. Mengapa tumbuhan dapat bergerak walaupun tidak memiliki sistem saraf? 5. Rangsang apakah yang mempengaruhi gerak pertumbuhan akar menuju ke tanah? Sebutkan nama geraknya? 6. Sebutkan macam-macam gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri? Dan berikan contohnya masing-masing? 7. Apa yang di maksud dengan gerak Tropisme positif? 8. Apa yang di maksud dengan gerak Tropisme negatif? 9. Apa perbedaan gerak tropisme dengan gerak nasti? 10. Apakah persamaan antara tigmotropisme dan tigmonasti? Berikan contohnya masing-masing?
Lampiran 9 LEMBAR JAWABAN Nama : ………………………… Kelas : ………………………… No. Absen : ……………………. 1.
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 7. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 8. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 9. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 10. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN HARIAN
1. Macam-macam gerak pada tumbuhan yaitu gerak etionom dan gerak endonom atau otonom. Gerak etionom di bedakan menjadi gerak Tropisme, Taksis dan Nasti. Sedangkan macam-macam gerak endonom antara lain gerak nutasi dan gerak higrokopis. 2. Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar, gerak Endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. 3. Gerak Higrokopis merupakan gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air di dalam bagian tumbuhan. 4. Karena tumbuhan dapat menerima dan menanggapi rangsangan yang diterimanya, rangsangan itu dapat berupa rangsangan mekanik, air, cahaya, suhu, kelembapan, atau zat-zat kimia. 5. Rangsang yang mempengaruhi yaitu gravitasi bumi, dan disebut gerak Geotropisme. 6. Gerak Nutasi, contoh Hidrilla verticillata dan gerak higrokopis, contoh tumbuhan pacar air. 7. Gerak Tropisme positif adalah gerak yang menuju sumber rangsang. 8. Gerak Tropisme negatif adalah gerak yang menjauhi sumber rangsang. 9. Gerak tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Sedangkan gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi dipengaruhi oleh tumbuhan itu sendiri. 10. Gerak taksis adalah gerak seluruh tubuh atau gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan.
Lampiran 11 Hasil Belajar Ulangan Harian Peserta Didik Mata Pelajaran Biologi Pokok Bahasan Gerak Pada Tumbuhan Kelas VIII Subulul Ikhsan No. Responden R.1 R.2 R.3 R.4 R.5 R.6 R.7 R.8 R.9 R.10 R.11 R.12 R.13 R.14 R.15 R.16 R.17 R.18 R.19 R.20 R.21 R.22 R.23 R.24 R.25 R26 R.27 R.28 R.29 R.30 R.31 R.32 R.33 R.34 R.35
Nilai 68 83 68 70 70 65 70 70 78 68 78 80 75 73 73 70 73 70 83 80 68 80 70 82 70 70 78 65 83 75 68 65 68 80 68
R.36 R.37 R.38 R.39 R.40 R.41 R.42 R.43 R.44 R.45 R.46 R.47 R.48 R.49 R.50 R.51 R.52 R.53 R.54 R.55 R.56 R.57 R.58 R.59 R.60 R.61 R.62 R.63 R.64 R.65 R.66 R.67 R.68 R.69 R.70 R.71 R.72 R.73
68 70 78 70 70 68 80 80 68 78 78 70 75 85 70 75 68 70 73 75 78 70 70 73 70 68 73 70 75 65 68 70 63 73 65 63 80 78
Lampiran 12
Tabel Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X) Dan Hasil Belajar Ulangan Harian Biologi (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Responden R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30
X 57 53 49 55 60 55 52 47 68 63 66 63 63 64 65 63 63 62 72 67 55 64 55 66 66 57 71 51 71 64
Y 68 83 68 70 70 65 70 70 78 68 78 80 75 73 73 70 73 70 83 80 68 80 70 82 70 70 78 65 83 75
X2 3249 2809 2401 3025 3600 3025 2704 2209 4624 3969 4356 3969 3969 4096 4225 3969 3969 3844 5184 4489 3025 4096 3025 4356 4356 3249 5041 2601 5041 4096
Y2 4624 6889 4624 4900 4900 4225 4900 4900 6084 4624 6084 6400 5625 5329 5329 4900 5329 4900 6889 6400 4624 6400 4900 6724 4900 4900 6084 4225 6889 5625
XY 3876 4399 3332 3850 4200 3575 3640 3290 5304 4284 5148 5040 4725 4672 4745 4410 4599 4340 5976 5360 3740 5120 3850 5412 4620 3990 5538 3315 5893 4800
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63 R-64 R-65 R-66 R-67 R-68
53 52 55 72 54 59 57 71 68 72 58 70 71 57 58 63 61 65 73 64 67 62 63 65 69 67 61 64 63 63 57 66 61 59 53 57 66 51
68 65 68 80 68 68 70 78 70 70 68 80 80 68 78 78 70 75 85 70 75 68 70 73 75 78 70 70 73 70 68 73 70 75 65 68 70 63
2809 2704 3025 5184 2916 3481 3249 5041 4624 5184 3364 4900 5041 3249 3364 3969 3721 4225 5329 4096 4489 3844 3969 4225 4761 4489 3721 4096 3969 3969 3249 4356 3721 3481 2809 3249 4356 2601
4624 4225 4624 6400 4624 4624 4900 6084 4900 4900 4624 6400 6400 4624 6084 6084 4900 5625 7225 4900 5625 4624 4900 5329 5625 6084 4900 4900 5329 4900 4624 5329 4900 5625 4225 4624 4900 3969
3604 3380 3740 5760 3672 4012 3990 5538 4760 5040 3944 5600 5680 3876 4524 4914 4270 4875 6205 4480 5025 4216 4410 4745 5175 5226 4270 4480 4599 4410 3876 4818 4270 4425 3445 3876 4620 3213
69 70 71 72 73
R-69 R-70 R-71 R-72 R-73
64 56 57 70 67 4508
73 65 63 80 78 5296
4096 3136 3249 4900 4489 281270
5329 4225 3969 6400 6084 386316
4672 3640 3591 5600 5226 328735
Lampiran 13