PENGARUH PERILAKU KEBERAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA KELAS VI SDN PURWOREJO KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : MOH. ARIFIN NIM: 093 111 494
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Moh. Arifin
NIM
: 093111494
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Moh. Arifin NIM: 093111494
NOTA DINAS
Semarang, 10 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Pengaruh Perilaku Keberagamaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Nama
: Moh. Arifin
NIM
: 093111494
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing,
Drs.H. Shodiq, M.Ag. NIP . 196812051994031003
ABSTRAK
Judul
: Pengaruh Perilaku Keberagamaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Penulis : Moh. Arifin NIM : 093111494
Skripsi ini membahas Pengaruh Perilaku Keberagamaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Kajiannya dilatarbelakangi oleh perbedaan keluarga yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimanakah perilaku keberagamaan orang tua siswa kelas VI SDN Purworejo? (2) Bagaimanakah motivasi belajar PAI Siswa kelas VI SDN Purworejo? (3) Bagaimanakah pengaruh perilaku keberagamaan orang tua terhadap motivasi belajar PAI Siswa kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010-2011? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SDN Purworejo. Sekolahan tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan potret implementasi perilaku kebergamaan orang tua dengan motivasi belajar anak. Datanya diperoleh dengan cara menyebarkan angket dan sudi dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan analisis deskriptif menggunakan rumus product moment. Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) perilaku keberagamaan orang tua siswa adalah baik yaitu dengan nilai rata-rata 88.81. (2) Motivasi belajar PAI siswa juga menunjukkan baik dengan rata-rata 91.38. (3) Perilaku keberagamaan orang tua menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap motivasi belajar PAI siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r yang diperoleh. Dalam taraf signifikansi 1% ro = 0,583 dan rt = 0,470, ini berarti ro>rt berarti signifikan. Dalam taraf signifikansi 5% ro = 0,583 dan rt = 0,367, ini berarti ro>rt berarti signifikan. Temuan tersebut memberikan acuan bagi setiap keluarga dalam memperbaiki perannya sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................
iv
ABSTRAKSI ...................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................
1
B. Pembatasan Masalah ..........................................................
5
C. Rumusan Masalah ..............................................................
5
D. Manfaat Penelitian .............................................................
5
KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Keberagamaan Orang Tua 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan ..............................
7
2. Dimensi Perilaku Keberagamaan ..................................
9
3. Bentuk-Bentuk Perilaku Keberagamaan Orang Tua .....
12
B. Motivasi Belajar Anak 1. Pengertian Motivasi Belajar Belajar ..............................
19
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar ......................................
22
3. Indikator Motivasi Belajar Anak....................................
23
C. Hubungan Keteladana Orang Tua terhadap Motivasi
BAB III
BAB IV
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa ............................
26
D. Hipotesis.............................................................................
27
METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian.....................................................................
28
2. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
28
3. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................
29
4. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................
29
5. Pengumpulan Data Penelitian ..............................................
30
6. Analisis Data Penelitian .......................................................
30
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Umum SDN Purworejo ..............................................
33
B. Data Khusus tentang Perilaku Keberagamaan orang tua Dan Motivasi Belajar PAI Siswa ........................................
39
C. Analisis Data
BAB V
1) Analisis Deskriptif ..........................................................
41
2) Analisis Uji Hipotesis .....................................................
45
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................
48
PENUTUP A. Simpulan .............................................................................
49
B. Saran-saran ..........................................................................
49
C. Kata Penutup .......................................................................
50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1 : NAMA RESPONDEN LAMPIRAN 2 : HASIL JAWABAN RESPONDEN LAMPIRAN 3 : PROFIL SEKOLAH RIWAYAT HIDUP
1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Perkembangan potensi tersebut tidaklah terjadi begitu saja, melainkan merupakan perpaduan (interaksi) antara faktor-faktor konstitusi biologi, psikoedukatif, psikososial dan spiritual.1 Namun perkembangan potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa melalui pendidikan. Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut Carter V. Good sebagaimana dikutip oleh M. Noor Syam bahwa paedagogy adalah “the systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance, largely replaced by the term education. Artinya : “ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan istilah pendidikan”.2 Pendidikan yang utama dan pertama yang diberikan oleh seorang pendidik adalah menanamkan keyakinan kepada anak yang mana ini diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak.3 Pembentukan kepribadian tersebut berlangsung secara berangsur-angsur dan berkembang sehingga menjadi proses menuju kesempurnaan.4
1
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), hlm. 173. 2 M. Noor Syam, dkk., Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1988), hlm. 2-3. 3 Umar Hasyim, Cara Mendidik Anak dalam Islam, (Surabaya : Bina Ilmu, 1983), hlm. 135. 4 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm.106.
2
Keluarga merupakan institusi yang pertama kali bagi anak dalam mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anaknya adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya. Jadi keluarga mempunyai peran penting dalam dalam pembentukan karakter anak,oleh karena itu keluarga harus memberikan pendidikan atau mengajar dan memberikan teladan yang baik. Oarng tua wajib mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik agar anaknya nanti mendapatkan keuntungan dan menjadi cahaya matanya dan pahala bagi keduanya.5 Orang tua tidaklah cukup hanya menyediakan dan memenuhi segala kebutuhan yang bersifat materi. Akan tetapi orang tua berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan rohani anak berupa pendidikan yang baik yaitu yang sesuai dengan ajaran Islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan lain-lain.6 Proses peletakan dasar-dasar pendidikan Islam di lingkungan keluarga yang diajarkan orang tua merupakan tonggak awal keberhasilan proses pendidikan selanjutnya, baik secara formal maupun non formal. Demikian pula sebaliknya kegagalan pendidikan di dalam keluarga, akan berdampak cukup besar pada keberhasilan proses pendidikan anak selanjutnya.7 Sebagai peletak pertama pendidikan, orang tua memegang tanggung jawab yang sangat penting bagi pembentukan watak dan kepribadian anak, dalam arti bahwa watak dan kepribadian anak tergantung pada pendidikan awal orang tua terhadap anaknya. Tanggung jawab orang tua terhadap anak merupakan suatu keniscayaan, apakah tanggung jawab pendidikan itu diakui secara sadar atau tidak, diterima sepenuh hati atau tidak, hal itu bisa dinafikan
5
Dr. Mansur, MA, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm.271. 6 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, hlm. 271. 7 Muhammad Azmi, M.PdI, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Yogyakarta : Venus Corporation, 2006), hlm.82.
3
karena merupakan fitrah yang telah dikodratkan Allah SWT kepada setiap manusia. Tanggung jawab orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah pangkal ketentraman dan kedamaian hidup, bahkan dalam perspektif Islam dampak pendidikan keluarga bukan hanya kepada persekutuan terkecil, melainkan sampai kepada lingkungan yang lebih besar dalam arti masyarakat luas, yang darinya memberi peluang untuk hidup bahagia atau celaka.8 Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama pada hakikatnya memiliki tanggung jawab yang komprehensif dan sangat kompleks, menyangkut semua aspek kehidupan manusia yang dimanifestasikan melalui pendidikan aqidah, ibadah, akhlak, jasmani, rohani, intelektual, sosial dan pendidikan seks. Dalam proses pembinaan perilaku yang baik bagi anak akan berhasil apabila didukung oleh berbagai faktor dan aspek-aspek tertentu, diantaranya adalah menggunakan metode. Metode pendidikan merupakan suatu cara yang terarah dalam proses mendidik anak sehingga pengajaran menjadi lebih berkesan dan terarah untuk mencapai tujuan pendidikan Penggunaan metode yang tepat dapat memudahkan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Diantara metode pendidikan yang diterapkan dalam pengajaran pendidikan agama Islam kepada anak adalah metode keteladanan. Metode keteladanan ini merupakan metode praktis untuk menanamkan dan menekankan suatu perbuatan pada anak-anak. Seorang cendekiawan muslim (Abdullah Nashih) menjelaskan bahwasanya keteladanan dan pendidikan adalah metode influitif yang paling penting dan meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Untuk itu ketika orang tua menyuruh anaknya untuk berbuat sesuatu atau melarang mereka agar tidak melakukan sesuaitu yang tercela, maka hendaknya orang tua memberikan keteladanan tersebut terlebih dahulu. Apakah pantas dan benar bila seorang ayah menyuruh anaknya sholat berjamaah ke masjid, sedangkan dirinya sendiri bermalas-malasan di rumah.
8
Zakiah daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. II, Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 36.
4
Ataupun seorang ibu yang melarang anaknya agar tidak memakai pakaian yang tidak sopan ketika keluar rumah, sementara itu ia melakukannya. Sebenarnya konsep keteladanan ini telah diwujudkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad Saw dimana keberhasilan beliau sebagai pemimpin umat yang tidak hanya disegani dan diakui oleh kawan tapi juga oleh lawan, adalah tidak luput dari keteladanan yang beliau berikan sebagai seorang pembawa risalah kebenaran. Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam alquran :
Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. al- Ahzab/33 : 21). Keteladanan merupakan salah satu cara untuk mendidik anak, hal ini sudah terbukti bahwa keteladanan orang tua paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk perilaku anak.
Hal ini karena orang tua
adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang segala tindakannya disadari atau tidak akan ditiru anak. Dengan demikian anak akan terbiasa terhadap sesuatu yang berhubungan dengan perilaku-perilaku yang baik yang berdasarkan nilai-nilai agama. Hal ini akan mempengaruhi dan berdampak terhadap kejiwaan anak untuk senang belajar, mempelajari pendidikan agama serta senang melakukan perbuatan yang bernuansa agama sesuai dengan apa yang telah ditanamkan orang tuanya di rumah.
5
B. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi menjadi spesifik dan terarah maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: 1. Membahas tentang Perilaku keberagamaan orang tua anak kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010/2011. 2. Motivasi belajar PAI anak kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010/2011
C. Rumusan Masalah Berangkat dari kerangka fikiran dan latar belakang di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perilaku keberagamaan orang tua siswa Kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimanakah motivasi belajar PAI siswa kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010/2011? 3. Bagaimanakah pengaruh perilaku keberagamaan orang tua terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas VI SDN Purworejo tahun pelajaran 2010/2011? D. Manfaat Penelitian Adapun nilai guna yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis merupakan wahana untuk menambah wawasan keilmuan dan khasanah intelektual pemikiran pendidikan Islam serta menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari perkuliahan terutama yang berkaitan dengan masalah perilaku keberagamaan orang tua pada umumnya dan motivasi belajar anak kelas VI SDN Purworejo pada khususnya. 2. Bagi SDN Purworejo sebagai feedback dan bahan informasi bagi para guru secara umum dan khususnya bagi guru yang membelajarkan Pendidikan Agama Islam.
6
3. Bagi orang tua menjadi pelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam keluarga sehingga dapat mencetak generasi yang kuat fisik maupun psikis, mental spiritualnya. 4. Bagi IAIN Walisongo khususnya Fakultas Tarbiyah untuk menambah khazanah kepustakaan guna pengembangan karya-karya ilmiah lebih lanjut.
7
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum ), Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2000 Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. Azmi, Muhammad, Pembinaan Akhlak Anak usia Prasekolah, Yogyakarta : Venus Corporation, 2006 Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992 Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung : Eresco, 1996 Hadi, Sutrisno., Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1990. Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 1996 Hasyim, Umar., Cara Mendidik Anak dalam Islam, Surabaya : Bina Ilmu, 1983. Hawari, Dadang., Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Kartono, Kartini., Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung : Mandar maju, 1980. Kuntjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : PT.Gramedia, 1993. Majid, Abdul Aziz Abdul., Mendidik Anak Lewat Cerita, Jakarta : Mustaqiim, 2003. Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005 Margona, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Muhadjir, Noeng., Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1998. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005
8
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999. Roestiyah, Didakdik Metodik, Jakarta : Bumi Aksara, 1993 Singarimbun, Masri., Metodologi Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1985. Syah, Muhibbin., Psikologi Belajar, Jakarta : Logos, 1999. Syam, M. Noor., dkk., Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1988. Ya’kub, Hamzah, Etika Islam, Bandung : Diponegoro, 1983 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.
7
BAB II PERILAKU KEBERAGAMAAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR PAI ANAK
A. Perilaku Keberagamaan Orang tua 1. Pengertian Perilaku Keberagamaan Perilaku keberagamaan merupakan suatu yang sulit dikenali wujudnya
sebagaimana
benda.
Dalam
mendifinisikan
perilaku
keberagamaan dibutuhkan rumusan-rumusan yang komprehensif. Hal ini penting sebab begitu sangat kompleksnya membahas tentang perilaku keberagamaan. Namun demikian walaupun tidak dapat dikenali wujudnya tetapi perilaku keberagamaan dapat dikenali melalui ciri-ciri tertentu. Berikut
ini
akan
disajikan
beberapa
pendapat
tentang perilaku
keberagamaan menurut para ahli yaitu antara lain : a). Menurut Hamzah Ya’kub “Perilaku tidak berbeda dengan akhlak yang berasal dari bahasa Arab jama’ dari khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat”.1 b) Menurut Zakiah Daradjat “Perilaku
atau
akhlak
adalah
sikap
seseorang
yang
dimanifestasikan dalam perbuatan”.2 c). Menurut Imam Al-Ghozali akhlak adalah :
الخلق عببرة عن هيئت في النفس راسخت عنهب تصدر االفعبل 3
1
بسهى لت ويسر من غير حب جت الي فكر ورويت
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, (Diponegoro : Bandung, 1983), hlm. 29. Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Bulan Bintang, Jakarta, 1984), hlm. 266. 3 Imam Al-Ghozali, Ihya’Ulumuddin, Juz III, Darul Ihyail Kutubil Arabi. T.th. hlm. 52. 2
8
Artinya : “Khuluq jama’nya akhlaq adalah suatu sifat yang mengakar pada jiwa dengan mudah dan tidak perlu berfikir menumbuhkan perbuatan-perbuatan dan tingkah laku manusia”. d). Elizabeth B. Hurlock Mendifinisikan : “Behaviour which may be called true morality not only conform to social standards but also is carried out voluntarily”.4 Perilaku yang dapat dikatakan sebagai moral yang sesungguhnya itu tidak hanya dapat menyesuaikan diri pada ukuran standar masyarakat saja melainkan juga harus melahirkan perbuatan secara sukarela. e). Menurut Soekidjo Notoatmojo Secara operasional “perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut”.5 Sedangkan
pengertian
keberagamaan
dapat
dikemukakan
beberapa pendapat : a). Menurut Endang Saifudin Anshari “Agama dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata a = tidak, dan gama = kacau atau kocar - kacir, teratur”.6 b). Menurut Harun Nasution “Agama” berasal dari kata sanskrit yang tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi artinya tidak pergi, diwarisi turun temurun.7
4
Elizabet B. Hurlock,Child Development,Sixty Edition International Students,Edition MG. Graw-Hill, Kogagusa,LTD,hlm.386. 5 Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta, 1997, hlm.58 6 Endang Saifudin Anshari, Ilmu Filsafat dan Agama,Bina Ilmu, Surabaya,1983, hlm.122 7 .Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa aspek, Jilid I, UI Press, Jakarta, 1985,hlm 9
9
c). Menurut Abudin Nata Kata agama sebagaimana tersebut di atas dapat berarti tuntunan, karena agama mengandung ajaran-ajaran yang dapat menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.8 Sedangkan secara terminologi agama dapat didefinisikan sebagai berikut : a). Menurut Nasrudin Razak Kata “Agama dianggap sama dengan peristilahan bahasa Inggris, Religion, atau dalam peristilahan sehari-hari religi.9 b). Menurut Sidi Gazalba “Religi adalah kepercayaan pada tuhan dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan yang mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup, berdasarkan doktrin tertentu”.10 c). Menurut Mudjahid Abdul Manaf sebagaimana dikutip oleh M. Taib Thahir Abdul Muin mendifinisikan agama adalah “ suatu peraturan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.11 Dari definisi perilaku dan keberagamaan maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku keberagamaan adalah keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.
8
Abudin Nata, Al Quran dan Hadis, Dirosah Iskamiyyah I, (PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994), hlm. 2. 9 Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Al Maarif, bandung, Cetakan II, 1977), hlm. 60. 10 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Cet. V, (Pustaka Al Husna, Jakarta, 1997), hlm. 13. 11 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994), hlm. 3.
10
2. Dimensi Perilaku Keberagamaan Istilah perilaku keberagamaan digunakan dalam cara berbedabeda dan sering kali
pula bermakna ganda dalam pemakaian
konvensionalnya. Di luar perbedaan-perbedaan yang bersifat khusus dalam keyakinan dan praktek-praktek agama, nampaknya terdapat konsensus umum dalam semua agama di mana keberagamaan itu diungkapkan melalui seperangkat dimensi inti dari keberagamaan itu. Secara umum, keberagamaan terbagi menjadi tiga komponen dasar yang berupa pengetahuan, penghayatan dan perbuatan. 12 Aspek pengetahuan
(the
cognitive
component)
berisi
informasi
berupa
kepercayaan dari konstruk ajaran agama. Aspek afektif meliputi dimensi penghayatan terhadap keberadaan agama dan institusinya. Sedangkan komponen perilaku mewakili tampilan-tampilan riil baik yang berupa ritual, etis, finansial maupun sosial. Sesuai dengan perbedaan pendekatan sebagaimana dijelaskan di depan studi Glock dan Stark tentang lima dimensi
keberagamaan
dalam
mengkaji
ekspresi
keberagamaan
masyarakat. Menurut mereka lima dimensi itu adalah dimensi keyakinan (ideology),
Praktek
(eksperensial),
agama
dimensi
(ritualistic),
pengalaman
dimensi
(konsekuensial),
penghayatan dan
dimensi
pengetahuan agama (intelektual).13 Searah dengan pandangan Islam, Glock dan Stark membagi dimensi keberagamaan menjadi lima, yaitu : a). Dimensi Keyakinan b). Dimensi Praktik Agama c). Dimensi Pengalaman d). Dimensi Pengetahuan Agama e). Dimensi Konsekuensi.14 12
Nafis Junalia, Keberagamaan Masyarakat Islam Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, (Pemda Kodya Semarang dengan IAIN Walisongo Semarang, 1995), hlm. 9. 13 Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1989), hlm. 79. 14 Roland Roberston, ed, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Rajawali Press, Jakarta, 1988), hlm. 295-297.
11
Adapun keterangan-keterangan dari lima dimensi tersebut adalah sebagai berikut : 1). Dimensi Keyakinan Dimensi keyakinan ini berisi pengharapan - pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh kepada pandangan teologis tertentu. 2). Dimensi Praktik agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan halhal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktek - praktek keberagamaan ini terdiri dari dua kelas penting. a. Ritual mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keberagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua agama mengharapkan semua penganutnya dapat melaksanakan. b. Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplas impersonal yang relatif spontan, informal dan khas pribadi. 3). Dimensi Pengalaman Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan tertentu. 4). Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki jumlah minimal mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus - ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. 5). Dimensi Konsekuensi Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang sudah dibicarakan di atas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi
akibat-akibat
keyakinan
keberagamaan,
pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.
praktek,
12
Dimesnsi ideologi menyangkut seperangkat kepercayaan yang menjadi dasar penjelas hubungan antara Tuhan dan alam. Dimensi ritualistik menyangkut keterlibatan seseorang pada ibadah ibadah (ritus keberagamaan), dimensi penghayatan berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan pengharapan tertentu yang bersifat afektif terkait dengan kualitas emosi dan sentimen terhadap ajaran agama. Dimensi konsekuensial meliputi segala implikasi sosial dari keberagamaan dan dimensi pengetahuan lebih terfokus pada masalah sejauh mana tingkat pemikiran pengetahuan seseorang terhadap ajaran agamanya. 3. Bentuk-bentuk perilaku keberagamaan orang tua Pada pembahasan ini penulis hanya akan membatasi perilaku keberagamaan orang tua sebagai ibadah ritualistik yaitu : a. Sholat lima waktu b. Puasa Romadhon c. Kebiasaan membaca al quran Selanjutnya akan diuraikan penjelasan-penjelasan mengenai ketiga hal tersebut di atas sebagai berikut : a. Shalat lima waktu Menurut bahasa shalat artinya “Do’a”, sedang menurut istilah adalah “ perbuatan yang diajarkan oleh syara’ dimulai denagn takbir dan diakhiri dengan memberi salam”.15 Sedangkan menurut Nasrudin Razak : “ shalat sebagai suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan laku perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.16 Kewajiban shalat tegas diperintahkan oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat al Ankabut ayat 45: 15 16
Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam, hlm. 98. Nasrudin Razak, Dienul Islam, hlm. 178.
13
Artinya : “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. al-Ankabut/19: 45).17 Sholat yang difardhukan atas setiap muslim merupakan upaya yang paling efektif untuk mengingat Allah dan merupakan satu-satunya hubungan komunikasi langsung antara makhluk dengan khaliknya. Manusia dalam kehidupan sehari-hari yang sarat dengan berbagai kesibukan, terutama dalam era globalisasi di mana kebutuhan persaingan
hidup hidup
semakin semakin
meningkat tajam
yang
yang
mengakibatkan
pada
gilirannya
menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan. Oleh karena itu, salat sangat diperlukan sebagai control dan barometer kehidupannya. Selain itu salat dalam ajaran Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, terlihat dari pernyataan-pernyataan yang terdapat pada al Quran dan Sunnah, yang antara lain sebagai berikut : 1) Sholat dinilai sebagai tiang agama (Sunnah Nabi). Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “ Shalat adalah tiang agama, barang siapa mendirikan shalat
17
Soenarjo, Alquran dan terjemahnya, Yayasan Penterjemah/Pentafsir Al Quran, Jakarta, 1989, hlm 138
14
berarti
mendirikan
agama,
barang
siapa
yang
meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agamanya.”(H.R. Baihaqi) 2) Sholat merupakan kewajiban yang pertama diturunkan kepada Nabi (melalui peristiwa Isro’ mi’roj) 3) Sholat merupakan kewajiban universal, yang telah diwajibkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad. 4) Sholat merupakan wasiat terakhir nabi Muhammad SAW.18 Selain shalat wajib lima waktu yang telah kita ketahui bersama, ada shalat lain yang dapat kita ketahui : 1). Shalat sunat rawatib yaitu salat yang dilakukan sebelum dan sesudah salat fardu yang dilakukan sendiri atau munfarid, antara lain : dua rakaat sebelum subuh, dua atau empat rakaat sebelum dan sesudah duhur dan dua rakaat sesudah maghrib dan dua rakaat sesudah isya’. 2). Shalatul lail yaitu salat diwaktu malam yang terdiri dari salat tahajud, salat tarawih pada bulan Ramadhan dan salat witir. 3). Shalat sunat yang lain seperti salat hajat, dhuha, istikharoh, istisqo’, salat idain, gerhana, tahiyatul masjid dan salat syukrul wudlu. Mengenai hubungan antara shalat dengan sikap atau perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari disebutkan oleh M. Usman Najati : “ Shalat yang khusyu’ akan mempunyai dampak positif dan akan membekali suatu tenaga rohani yang menimbulkan dalam kehidupan manusia perasaan yang tenang, jiwa yang damai dan kalbu yang tenteram.19
18
Zakiah Daradjat, dkk., Dasar-Dasar Agama Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang , 1984 )
hlm. 199. 19
Utsman Najati, Al quran dan Ilmu Jiwa, (Pustaka, Bandung, 1981), hlm. 308.
15
b). Puasa Menurut bahasa puasa berarti “imsak atau menahan, berpantang atau meninggalkan”.20 Sedang menurut istilah yaitu “menahan diri dari sesuatu yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari disertai niat dan beberapa syarat”.21 Kewajiban berpuasa telah ada dalam al Quran sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah ayat 183:
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat yang terdahulu daripada kamu, mudah-mudahan kamu bertaqwa”.(Q.S. al-Baqarah/2: 183)22 Pelaksanaan ibadah puasa merupakan kewajiban yang diperintahkan
oleh
Allah.
Oleh
karena
itu
merupakan
pertanggungjawaban langsung kepada Allah SWT atau ibadah yang menyangkut hablum minallah. Meskipun demikian kalau dilihat dari kegiatan peribadatan lainnya yang berhubungan dengan puasa seperti niat, sikap mental dan perilaku tertentu, sholat tarawih, membaca dan mempelajari al Quran, yang umumnya dilakukan bersama-sama maka puasa juga mempunyai akibat yang berhubungan antara manusia dengan manusia lain. Sebagai kebersamaan,
contoh semangat
seperti untuk
timbulnya menolong
simpati
orang
lain
rasa dan
memajukan masyarakat sekitarnya, sehingga terhindar dari suatu
20
Zakiah Daradjat,Dasar-Dasar Agama Islam, hlm. 230. Subakir Kanadji Sya’roni, Risalah Puasa, (cv.Bintang Pelajar, 1985), hlm. 7. 22 Sunardjo, Al Quran dan terjemahnya, hlm. 44. 21
16
perasaan penderitaan yang dilambangkan oleh perasaan lapar dan dahaga atau pengekangan nafsu jasmaniah yang lain. Dilihat dari segi pengalaman, maka puasa merupakan amalan batin yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan semata. Apabila
dilaksanakan
sepenuhnya
tentu
dapat
membentuk
kepribadian seseorang lebih sempurna di samping akan mendapat ridha dari Allah, sebab puasa melatih jiwa agar bersih dari perbuatan dosa dan untuk melaksanakan perintah Allah. Adapun hikmah puasa adalah dapat mengurangi atau mengekang syahwat, dapat membentuk jiwa solidaritas terhadap fakir miskin, sebagai sarana penyucian jiwa, dan membiasakan hidup tertib dan disiplin.23 Selain puasa wajib bulan Ramadhan, ada puasa-puasa lain yang dapat kita ketahui: 1). Puasa sunat, antara lain : Senin dan Kamis, 6 hari bulan Syawal, 10 Muharam dan tiap tanggal 13,14,15 Qamariyah. 2). Puasa haram yaitu puasa yang dilakukan terus menerus, puasa hari Tasyrik dan puasa wanita yang sedang haid atau nifas. 3). Puasa makruh yaitu puasa dalam keadaan sakit dan puasa sunat pada hari Jumat atau Sabtu saja.24 Orang tua sebagai pendidik dalam rumah tangga hendaknya memberikan teladan yang baik berupa pelaksanaan ibadah puasa. Anak akan melaksanakan puasa jika didukung oleh lingkungan keluarga yang taat menjalankan ibadah puasa. Selain itu puasa merupakan salah satu sarana untuk menanamkan nilainilai agama mengingat puasa mempunyai banyak hikmah. Adapaun hikmah puasa itu antara lain sebagai berikut :
23
Yusuf al Qardhawi, Fiqih Puasa, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997), hlm. 7-
24
Zakiah Daradjat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, ( Ruhama, Jakarta, 1993),
16. hlm. 58.
17
1. Disiplin rohani Ibadah puasa merupakan pengekangan, penyingkiran diri dari perbuatan yang membatalkannya. Rahasia untuk melakukannya tergantung pada diri sendiri pula. Puasa bukanlah semata-mata amalan yang dilihat oleh orang banyak karena yang dapat menyaksikan puasa seseorang hanya dirinya dan Allah sehingga pada hakikatnya puasa adalah amalan bathin yang berbentuk
kesabaran
semata-mata.
Dengan
orang
tua
melaksanakan puasa dan diikuti oleh anak-anaknya berarti sudah jelas bahwa orang tua telah menanamkan sifat kesabaran pada diri anak. 2. Pembentukan akhlaqul karimah Dengan berpuasa manusia dididik untuk berbuat yang baik dan mulia, karena perbuatan yang sifatnya kemungkaran dan maksiat dpat membatalkan puasa tersebut, sehingga dengan berpuasa setiap insan dapat merubah dan melengkapi akhlak di dalam kehidupannya kepada tingkat yang lebih baik. 3. Pengembangan nilai-nilai sosial Sesuatu yang dilakukan dalam melaksanakan puasa ialah setiap insan dapat menghargai dan merasakan jerih payah orang lain, hal
ini
akan
melahirkan persaudaraan
dan
kehidupan
bermasyarakat yang baik. c). Membaca Al Quran Secara etimologi “Al Quran berasal dari kata kerja (fiil) Qoro a Yaqrou yang bermakna bacaan atau yang dibaca, AlQuran adalah masdar yang diartikan dengan isim maful yaitu maqru yang dibaca , dinamailah “Al Quran”.25 Maksudnya agar ia menjadi bacaan atau selalu dibaca oleh segenap manusia terutama bagi kaum muslimin. 25
Hasby Ash Shiddiqie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Quran/Tafsir, ( Bulan Bintang, Jakarta, 1994), hlm. 4.
18
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Qiyamah ayat 17-18.
Artinya
:
“
Sesungguhnya
atas
tanggungan
kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. al-Qiyamah/75: 17-18). 26 Sedangkan
secara
terminology
banyak
ahli
yang
berpendapat, antara lain menurut Muhammad Ali Asy Syabuni yang dialihbahasakan oleh H. Muhammad Chudladi Umar, dkk, bahwa : “Al Quran adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., penutup para nabi dan rosul dengan perantaraan malaikat Jibril as. , ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat An Naas”.27 Sedangkan menurut Nasrudin Razak, “Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupan”.28 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad yang mengandung petunjuk kepada umat manusia dan menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 26 27
Soenardjo, Al Quran dan Terjemahnya, hlm. 999. Muhammad Asy Syabuni, Pengantar Studi Al Quran, ( Al Maarif, Bandung, 1984),
hlm. 18. 28
Nasruddin Razak, Dienul Islam, hlm. 86.
19
Al Quran menjadi sumber seluruh hukum dan ajaran Islam, menjadi rahmat, hidayah dan syifa’ bagi seluruh manusia. Hukum-hukum di dalam alQuran selalu sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan manusia dalam kehidupan. Fungsi al Quran sangat urgen sekali bagi umat Islam, sehingga memiliki kedudukan yang tinggi, apalagi setelah umat Islam sungguh-sungguh mempelajari, mengajarkan dan mau mengamalkannya
serta
mempunyai
nilai
ibadah
ketika
membacanya sehingga merupakan motivasi tersendiri dalam bertadarus. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Muzammil ayat 4 :
Artinya : “ Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. al-Muzammil/73: 4).29
B. Motivasi Belajar Anak 1. Pengertian motivasi belajar Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Berikut ini akan disajikan pengertian motivasi menurut para ahli. a. Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
29
Soenardjo, Al Quran dan Terjemahnya, hlm. 999.
20
b. Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. c. Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756). Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli sebagai berikut : a. Menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3).
21
b. Ngalim Purwanto Pengertian belajar yaitu suatu perubahan pada tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.30 c. Roestiyah N.K Pengertian belajar ialah proses usaha/aktivitas yang dilakukan seseorang yang dapat membawa perubahan pada individu tersebut.31 d. Muhibbin Syah Belajar
merupakan
kegiatan
seseorang
berproses
dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.32 e. Syaiful bahri Djamarah Belajar pada hakikatnya merupakan perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan suatu aktivitas belajar. 33 f. Menurut teori behaviourisme belajar adalah proses penerimaan rangsangan berupa penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya, kemudian anak didik memberi gerak balas (respons) terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan penghayatan sampai pada pengembangannya yang dalam hal ini disebut bond. (Gabungan dari S dan R).34 g. Menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa 30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2000), hlm. 85. Roestiyah N.K, Didaktik Metodik, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1999), hlm. 8. 32 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 59. 33 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 44. 34 H.M. Arifin dan H. Aminuddin Rasyad, Dasar-Dasar Kependidikan, (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1991), hlm. 95. 31
22
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. h. Nana Sudjana Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang.35 Dengan kata lain dengan adanya suatu proses yang
dilakukan
seseorang
akan
tercipta
perubahan
berupa
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuannya yang bersifat permanent. Pengertian tentang belajar di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja dan dapat menimbulkan atau menghasilkan perubahan dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan seseorang yang bersifat permanent berkat pengalaman dan latihan melalui interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian motivasi dan belajar yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 2.
Fungsi Motivasi dalam Belajar Kita semua tentunya mengetahui arti penting motivasi dalam proses belajar. Dalam belajar sangat diperlukan motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil juga pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan.
35
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : PT Sinar Baru Algesindo, 1997), hlm. 17.
23
Motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Ada tiga fungsi motivasi yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri, yaitu : a)
Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
b)
Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pada intinya fungsi dari motivasi ini dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan.
3. Indikator Motivasi Belajar Anak Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda – beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif – motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab utama tingkah laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih kuat pada saat itu. Menurut Martin Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :
24
1) Kuatnya kemauan untuk berbuat. 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar. 3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain. 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan menurut Sardiman (2001: 81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut : 1) Tekun menghadapi tugas. 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah orang dewasa. 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas – tugas rutin 6) Dapat mempertahankan pendapatnya. Apabila seseorang memiliki ciri – ciri diatas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang tinggi. Ciri – ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Indikator – indikator perilaku motivasi belajar yang akan diungkap adalah: 1) Rajin dan ulet mengerjakan tugas Siswa yang rajin dalam melaksanakan tugas guru dapat dikatakan sebagai siswa yang senang terhadap tugas tersebut. Kesenangan siswa terhadap pelajaran dapat disebabkan karena siswa telah terbiasa dengan hal-hal yang berkenaan dengan tugas dari pelajaran itu, sehingga ada semangat dan motivasi untuk mengerjakannya.
25
2) Tepat waktu /disiplin dalam menyelesaikan tugas/PR Disiplin adalah pola tingkah laku yang selalu mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, baik berupa tata tertib atau norma, yang dibuat sendiri atau keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi maupun agama. Disiplin adalah sikap mental yang sangat penting dimiliki oleh setiap individu dan sikap disiplin ini sangat mempengaruhi kemajuan negara juga bangsa. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hal ini adalah anak-anak yang masih dalam proses belajar. Tujuan penanaman sikap dan sifat disiplin adalah merupakan suatu sikap fundamental bagi orang yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya, keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama dalam pendidikan pada anak yang mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan sikap disiplin terhadap anak-anaknya. Sikap disiplin yang telah tertanam dari keluarga akan terbawa kemana anak tersebut berada termasuk dalam lingkungan sekolah. Oleh sebab itu kebiasaan tersebut akan terimplementasi ketika siswa mengerjakan tugastugas dari sekolah. 3) Frekuensi kehadiran dalam mengikuti pelajaran di kelas Frekuensi kehadiran siswa di kelas memang tidak menjadi tolok ukur kesungguhan belajar siswa, tetapi frekuensi kehadiran siswa setidaknya dapat menjadi modal utama guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam segala kegiatan di kelas, karena dengan tingginya frekuensi kehadiran siswa berarti sudah ada niat baik dari diri siswa untuk meningkatkan minat belajar. Disinilah guru dituntut untuk dapat mengarahkan niat baik dari siswa ke dalam kegiatan-kegiatan belajar yang positif sehingga timbul minat untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
26
C. Hubungan keteladanan orang tua terhadap motivasi belajar PAI siswa Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa orang tua sangat berperan dalam mengantarkan anak menuju keberhasilan. Kestabilan emosi dan ketenangan anak yang diperoleh dari orang tua akan mempengaruhi anak dalam menentukan sikap dalam melangkah. Pembiasaan-pembiasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, akan menjadi mudah bagi anak tersebut untuk melakukan apa yang dibiasakannya. Ketika kecil anak selalu dibiasakan untuk senantiasa melakukan ajaran agama, maka anak tersebut akan terbiasa melaksanakannya. Tanpa latihan dan pengalaman yang dibiasakan, maka sulit bagi anak untuk melaksanakan ajaran agama.36 Tidak kalah pentingnya yang orang tua harus perhatikan adalah pemberian keteladanan bagi anak-anaknya. Keteladanan merupakan metode yang paling efektif dan efisien dalam membentuk kepribadian anak. 37 Posisi pendidik sebagai teladan yang baik bagi anak-anaknya akan ditirunya dalam berbagai ucapan dan perilaku. Keteladanan menjadi faktor menentukan baik buruknya sifat anak. Orang tua sebagai teladan harus memperlihatkan contoh yang baik kepada anak-anaknya, maka anak akan melakukan perilaku baik dan begitu pula sebaliknya. Dari uraian itu dapat dikatakan bahwa dengan pembiasaan dan keteladanan orang tua akan menyebabkan anak menjadi baik dan menyukai akan hal-hal yang telah dibiasakan dan dicontohkan oleh orang tuanya. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk belajar karena adanya dukungan dan motivasi dari lingkungan keluarganya.
36
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah, (Solo : Belukar, 2006),
37
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Anak, hlm. 34.
hlm. 35
27
D. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.38 Sedangkan menurut rumusan Ibnu Hadjar adalah pemecahan sementara atas masalah tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih sebagai prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan.39 Berdasarkan paparan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa “ Semakin tinggi perilaku keberagamaan orang tua maka semakin tinggi pula motivasi belajar PAI siswa kelas VI SDN Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal”.
38
Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, , 2005), hlm. 151. Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 1996), hlm. 27. 39
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Mengacu pada pokok judul penelitian dan permasalahan yang dikemukakan maka panelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi diperoleh dari lapangan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif , karena data-data yang peneliti peroleh di lapangan diolah menggunakan rumus statistik, agar dapat diketahui pengaruh sesama variabel.1
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang penulis laksanakan mengambil lokasi di SD N Purworejo Kabupaten Kendal. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari dimulai tanggal 7 Februari – 7 Maret 2011, dengan jadwal kegiatan sebagai berikut: Tabel I Jadwal kegiatan penelitian No 1
Kegiatan Mengajukan ijin riset dari
Pelaksanaan Tgl 7 Februari 2011
Perguruan Tinggi ke pihak sekolah
1
2
Observasi
Tgl 8- 10 Februari 2011
3
Interview kepada pihak sekolah
Tanggal 15- 17 Februari 2011
4
Dokumentasi
Tanggal 19- 21 Februari 2011
5
Menyebar Angket
Tanggal 22 Februari 2011
S. Margono, Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm.37.
29
C. Populasi dan sampel penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.3 Dan didalam pengambilan sampel ini tidak ada ketetapan mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% ataupun lebih.4 Berdasarkan pendapat ini, maka dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh siswa kelas VI sebanyak 29 siswa sebagai responden, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel adalah Konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.5 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : 1. Perilaku Keberagamaan orang tua sebagai variabel pengaruh/bebas (Independent Variable) atau variable Xdengan indikator : a) Sholat 5 waktu b) Puasa Romadhon c) Kebiasaan membaca Alquran 2. Motivasi belajar PAI, sebagai veriabel terpengaruh/terikat (dependent Variable) atau variabel Y dengan indikator : a) Gigih mengerjakan tugas-tugas PAI b) Tepat waktu menyelesaikan PR c) Kehadiran mengikuti pelajaran di kelas 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Renika Cipta, 2003), hlm. 75 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , hlm. 109. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 120. 5 Moh. Nazir, Metode Penelitian, hlm.123.
30
E. Pengumpulan Data Penelitian Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu : 1) Metode Angket (Questionnaire) Metode angket atau Questionnaire adalah teknik pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang setiap pertanyaannya sudah disediakan jawabannya untuk dipilih, atau disediakan tempat untuk mengisi jawabannya.6 Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku keberagamaan orang tua dan motivasi belajar siswa dengan cara menyebar angket kepada seluruh siswa kelas VI. 2) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan atau mencari data mengenai hal-hal ataupun dokumen-dokumen yang berupa tulisan maupun catatan-catatan atau buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya yang ada kaitannya dengan data yang dibutuhkan. 7 Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga dengan metode ini peneliti dapat memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian seperti : keadaan siswa, personalia, struktur organisasi, sejarah dan perkembangan lembaga pendidikan yang diteliti.
F. Analisis Data Penelitian Di dalam menganalisa data hasil penelitian , penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu :
6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : Rajawali, 2001), hlm. 124 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), Cet.12, hlm. 128. 7
31
a. Analisis Pendahuluan Di dalam analisis ini, penulis menyusun data yang telah terkumpul dari hasil penelitian kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk tiap-tiap variabel. Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari empat alternatif jawaban dari setiap item atau soal diberi skor sebagai berikut : 1). Alternatif jawaban A diberi skor 4 2). Alternatif jawaban B diberi skor 3 3). Alternatif jawaban C diberi skor 2 4). Alternatif jawaban D diberi skor 1 b. Analisis Uji Hipotesis Analisis hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan, adapun rumus statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah Korelasi Product Moment yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Rumus : r xy =
N ( XY ) ( X)( Y) {[ N X 2 ] ( X) 2 ].[(N Y2 ) ( Y)2 ]
Keterangan : r xy
: Koefisien korelasi variabel X dan Variabel Y
X
: Varabel bebas
Y
: Variabel terikat
N
: Jumlah responden
Σ
: sigma (jumlah)
32
c. Analisis Lanjut Selanjutnya, untuk mengambil kesimpulan dan hasil koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka data yang telah diperoleh dari ro ( r hasil observasi ) dibandingkan dengan rt
( r dalam tabel ) baik
dalam taraf signifikansi 5 % ataupun 1 %. Apabila nilai ro lebih besar atau sama dengan nilai rt, maka hasil yang diperoleh signifikan sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Akan tetapi apabila nilai ro lebih kecil dari nilai rt maka hasil yang diperoleh non signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. Dalam analisis lanjut ini juga dianalisis data-data yang diperoleh secara kualitatif dihubungkan dengan hasil data kuantitatif.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data Umum Tentang SD N Purworejo 1.
Letak geografis SDN Purworejo SD N Purworejo merupakan salah satu sekolah tingkat dasar yang berada di Dukuh Kajaan Desa Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. SD N Purworejo berdiri pada tahun 1913 yang dahulu bernama Sekolah Rakyat (SR). pada tahun 1985 Sekolah ini berstatus negeri dengan no.421/003/XI/42/1985. Riwayat perjalanan sekolah ini dimulai dari SD Induk, SD POR, SD Inti . SDN Purworejo merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berstatus negeri. Proses belajar mengajar dilaksanakan pagi hari. Lokasi sekolah berjarak 4 KM dari pusat pemerintahan kecamatan dan 14 KM dari pemerintah kabupaten.
2.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Organisasi sekolah dihimpun sebagai wadah kesatuan kerja dan tanggung jawab sebagai sistem pelaksanaan administrasi yang masingmasing komponen berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garisgaris struktur yang membawahinya. Pembagian struktur kerja yang tegas pada masing-masing bidang memudahkan ruang kerja berdasarkan tugas dan kewajiban serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk menjalin kerjasama yang efektif. Adapun struktur organisasi dan susunan personalia SDN Purworejo dalah sebagai berikut :
34
a.
Data personalia guru dan karyawan SDN Purworejo
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pangkat/
Nama/NIP
Gol
Baryadin
Pembina/
Kepala
IV A
Sekolah
Pembina/
Guru
IV A
Kelas I
Pembina/
Guru
IV A
Penjaskes
Penata TK I
Guru
III D
Kelas IV
Penata/ III C
Guru
NIP 19571014197701 1 001 Siti Maryamah NIP 19510518196802 2 001 Sugiyono NIP 19590425198012 1 001 Suwarti, S.Pd NIP 19650930199003 2 006 Purwanto NIP 19660321199203 1 007 Sri Suciati
Kelas III Penata/ III C
NIP 19660125199211 2 002 Pengatur / II
NIP 19690829200501 1 005
C
Moh. Arifin
Pengatur / II C Penata Muda
NIP 19660213199201 2 001
TK I / III D
NIP Inna Laili Izzatul Laila NIP Effendi NIP -
Sumber : Papan Struktur Personalia
Guru Kelas VI
Mudrikah Suni’ah
Guru Kelas V
Tri Widodo, S.Pd
NIP 19660304200701 1 018
Jabatan
-
-
-
Guru PAI Guru Kelas II Guru SBK Guru B. Inggris Penjaga
Ket
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
GTT
GTT
PTT
35
b. Struktur Organisasi SDN Purworejo Kepala Sekolah Baryadin NIP 19571014197701 1 001
Moh. Arifin NIP 196603042007011018
Sugiyono NIP 19590425198012 1 001
Guru PAI
Guru Penjaskes
Siti Maryamah NIP 19510518196802 2 001
Suwarti, S.Pd. SD NIP 19650930199003 2 006
Guru Kelas I
Guru Kelas IV
Mudrikah, S.Pd. SD NIP 19660213199201 2 001
Sri Suciati, S.Pd. SD NIP 19660125199211 2 002
Guru Kelas II
Guru Kelas V
Purwanto, S.Pd. SD NIP 19660321199203 1 007
Tri Widodo, S.Pd. SD NIP 19690829200501 1 005
Guru Kelas III
Guru Kelas VI
Suni’ah, A.Ma
Inna Laili Izzatul Laila NIP -
NIP Guru SBK
Guru Bahasa Inggris
Effendi NIP Penjaga Sekolah
36
c.
Bagan Struktur Organisasi Komite/Dewan Sekolah
Kepala Sekolah
Ketua
Nara Sumber
BARYADIN
SAPARI
M. Supir
Sekretaris I
Bendahara I
A. Suyono
M. Nasir
Sekretaris II
Bendahara II
Maftahu
Sugiyono
Bidang-Bidang
Penelolaan SDS
Bidang Usaha
Sri Suciati
Purwanto
Ketua Komite
SAPARI Keterangan : : Garis Komando : Garis Koordinasi
37
3.
Keadaan Guru, karyawan dan siswa Keberadaan guru pada sebuah pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas lembaga pendidikan yang bersangkutan, karena guru merupakan faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. SD N Purworejo mempunyai tenaga edukatif sebanyak 11 orang dengan rincian 9 orang berstatus PNS dan 2 orang berstatus GTT. SD N Purworejo juga mempunyai karyawan berjumlah 1 orang. Adapun jumlah siswa berjumlah 195 siswa pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan rincian sebagai berikut: Tabel II Keadaan Siswa SDN Purworejo Tahun 2010/2011
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
I
19
11
31
II
14
16
30
III
22
10
32
IV
18
14
32
V
19
22
41
VI
19
10
29
Jml
106
89
195
Sumber : Data Statistik siswa SDN Purworejo
4.
Sarana Prasarana sekolah Untuk mendukung keberhasilan belajar mengajar tidak terlepas dari adanya sarana prasarana. Oleh sebab itu SD N purworejo berusaha keras untuk memenuhi sarana prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menggambarkan sarana prasarana yang dimiliki SDN Purworejo maka dapat dipahami melalui denah lokasi berikut ini :
38
Musolla
Perpust
Kelas II
Kelas I
Parkir
Toilet
Kelas VI Kelas V
A
Pintu Gerbang
Kelas IV Kelas III
U Kantor
Keterangan : A
: Jalan Desa
RDK
: Rumah Dinas Kepala
UKS
: Usaha Kesehatan Sekolah
UKS
RDK
39
B.
Data Khusus Tentang Perilaku Keberagamaan Orang Tua dan Motivasi Belajar PAI Siswa 1. Perilaku Keberagamaan Orang Tua Dari jawaban angket yang telah disebar, maka diperoleh nilai perhitungan sebagai berikut : Tabel III Penilaian angket tentang Perilaku Keberagamaan Orang Tua
No.
Jawaban
Res
A
B
C
1
15
7
2
17
3
Nilai D
Jumlah
4
3
2
1
3
60
21
6
-
87
7
1
68
21
2
-
91
19
5
1
76
15
2
-
93
4
14
8
3
56
24
6
-
86
5
11
11
3
44
33
6
-
83
6
17
5
3
68
15
6
-
89
7
14
10
1
56
30
2
-
88
8
19
5
1
76
15
2
-
93
9
11
11
3
44
33
6
-
83
10
14
8
3
56
24
6
-
86
11
16
8
1
64
24
2
-
90
12
17
5
3
68
15
6
-
89
13
14
8
3
56
24
6
-
86
14
17
8
-
68
24
-
-
92
15
16
8
1
64
24
2
-
90
16
17
7
1
68
21
2
-
91
17
11
11
3
44
33
6
-
83
18
17
7
1
68
21
2
-
91
19
17
5
3
68
15
6
-
89
20
19
3
3
76
9
6
-
91
40
21
15
6
4
60
18
8
-
86
22
19
5
1
76
15
2
-
93
23
17
5
3
68
15
6
-
89
24
16
6
3
64
18
6
-
88
25
11
11
3
44
33
6
-
83
26
16
5
4
64
15
8
-
87
27
16
8
1
64
24
2
-
90
28
19
3
3
76
9
6
-
91
29
11
11
3
44
33
6
-
83
2. Motivasi Belajar PAI Siswa Tabel IV Penilaian angket tentang Motivasi Belajar PAI Anak
No.
Jawaban
Nilai
Jumlah
Res
A
B
C
D
4
3
2
1
1
14
10
1
-
56
30
2
-
88
2
19
5
1
76
15
2
-
93
3
19
6
76
18
-
-
94
4
17
7
68
21
2
-
91
5
13
12
52
36
-
-
88
6
17
7
68
21
2
-
91
7
18
7
72
21
-
-
93
8
18
6
72
18
2
-
92
9
15
10
60
30
-
-
90
10
17
7
68
21
2
-
91
11
21
4
84
12
-
-
96
12
17
7
1
68
21
2
-
91
13
15
9
1
60
27
2
-
89
1
1
1
1
41
14
19
6
76
18
-
-
94
15
16
8
1
64
24
2
-
90
16
20
4
1
80
12
2
-
94
17
15
9
1
60
27
2
-
89
18
16
9
64
27
-
-
91
19
20
5
80
15
-
-
95
20
21
3
1
84
9
2
-
95
21
19
5
1
76
15
2
-
93
22
16
8
1
64
24
2
-
90
23
16
9
64
27
-
-
91
24
17
7
1
68
21
2
-
91
25
13
11
1
52
33
2
-
87
26
17
7
1
68
21
2
-
91
27
13
11
1
52
33
2
-
87
28
23
1
1
92
3
2
-
97
29
14
10
1
56
30
2
-
88
C. Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif a)
Perilaku Keberagamaan Orang Tua Dari hasil angket yang telah diberikan dan diisi oleh responden
maka
perlu
adanya
perhitungan
rata-rata
untuk
mengetahui tinggi dan rendahnya perilaku keberagamaan orang tua. Berikut
akan
keberagaan orang tua.
disajikan
nilai
rata-rata
dari
perilaku
42
Tabel V Frekuensi Perilaku Keberagamaan Orang Tua No
X
F
FX
1
83
5
415
2
86
4
344
3
87
2
174
4
88
2
176
5
89
4
356
6
90
3
270
7
91
5
455
8
92
1
92
9
93
3
279
Jml
799
29
2561
Mean
M=
=
FX jumlahresponden 2561 29
= 88.81
Selanjutnya dari data itu dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari Perilaku keberagamaan orang tua adalah 93 dan nilai terendah 83. Dari data itu akan ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus : i
nilaitertinggi nilaiterendah 93 83 2.5 Jumlah int erval 4
Karena hasil intervalnya adalah 2.5, maka lebar intervalnya adalah antara : 93
– 90.5
= Baik sekali
90
– 88
= baik
87.5 – 85.5
= cukup
85 –
= kurang
83
Dari hasil interval nilai rata-rata tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku keberagamaan orang tua menunjukkan nilai baik.
dari 29 responden
43
Untuk mengetahui prosentase tinggi rendahnya dapat diklasifikasikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel VI Distribusi Frekuensi Perilaku Keagamaan Orang Tua
No
Jawaban
F
%
1
Baik Sekali
9
31
2
Baik
20
69
3
Cukup/sedang
4
Kurang 29
100
Jumlah
b) Motivasi Belajar PAI Anak Dari penilaian angket yang telah disebar kepada responden, maka tinggi dan rendahnya motivasi belajar anak dapat dilihat dalam tabel frekuensi berikut : Tabel VII Frekuensi Motivasi Belajar PAI Anak No
X
F
FX
1
87
2
174
2
88
3
264
3
89
2
178
4
90
3
270
5
91
8
728
6
92
1
92
7
93
3
279
8
94
3
282
9
95
2
190
Mean
M= =
FX jumlahresponden 2650 29
= 91.38
44
10
96
1
96
11
97
1
97
Jml
1012
29
2650
Selanjutnya dari data itu dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari Motivasi belajar PAI anak adalah 97 dan nilai terendah 87. Dari data itu akan ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus : i
nilaitertinggi nilaiterendah 97 87 2.5 Jumlah int erval 4
Karena hasil intervalnya adalah 2.5, maka lebar intervalnya adalah antara : 97
– 94.5 = Baik sekali
94
– 92
= baik
91.5 – 89.5 = cukup 89
– 87
= kurang
Dari hasil nilai rata-rata dan lebar interval tersebut dapat dijelaskan bahwa Motivasi belajar PAI anak kelas VI
menunjukkan nilai 91.38 dan
termasuk kategori baik. Untuk mengetahui prosentase tinggi rendahnya dapat diklasifikasikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel VIII Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
No
Jawaban
F
%
1
Baik Sekali
4
14
2
Baik
25
86
3
Cukup/sedang
4
Kurang 29
100
Jumlah
45
2.
Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini akan dikaji langkah-langkah dalam mengolah data berdasarkan besaran-besaran yang telah diperoleh. Berikut ini tabel tentang besaran-besaran dalam perhitungan analisis uji hipotesis. Tabel IX Besaran-besaran Perhitungan Analisis No
X
Y
X2
Y2
XY
1
87
88
7569
7744
7656
2
91
93
8281
8649
8463
3
93
94
8649
8836
8742
4
86
91
7396
8281
7826
5
83
88
6889
7744
7304
6
89
91
7921
8281
8099
7
88
93
7744
8649
8184
8
93
92
8649
8464
8556
9
83
90
6889
8100
7470
10
86
91
7396
8281
7826
11
90
96
8100
9216
8640
12
89
91
7921
8281
8099
13
86
89
7396
7921
7654
14
92
94
8464
8836
8648
15
90
90
8100
8100
8100
16
91
94
8281
8836
8554
17
83
89
6889
7921
7387
46
18
91
91
8281
8281
8281
19
89
95
7921
9025
8455
20
91
95
8281
9025
8645
21
86
93
7396
8649
7998
22
93
90
8649
8100
8370
23
89
91
7921
8281
8099
24
88
91
7744
8281
8009
25
83
87
6889
7569
7221
26
87
91
7569
8281
7917
27
90
87
8100
7569
7830
28
91
97
8281
9409
8827
29
83
88
6889
7744
7304
Jml
2561
2650
226455
242354
234163
Dari data tersebut di atas maka akan diperoleh : = 29
∑Y2 = 242354
∑X
= 2561
∑XY
∑Y
= 2650
∑X2
= 226455
r xy
N
=
=
= 234163
N ( XY ) ( X )( Y )
[ N . X 2 ( X ) 2 ].[ N . Y 2 ( Y ) 2
29(234163 ) (2561 )(2650 ) [29(226455 ) (2561) 2 ][29.(242354 ) (2650 ) 2 ]
47
=
6790727 6786650 (6567195 6558721 )(7028266 7022500 )
=
4077 (8474 )(5766 )
=
4077 48861084
=
4077 6990
=
0.583
Selanjutnya menurut Sutrisno Hadi, apabila nilai r yang kita peroleh dalam penelitian sama atau lebih besar dari nilai r product moment berarti signifikan, begitu juga sebaliknya jika nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r product moment berarti non signifikan. Berdasarkan nilai r yang diperoleh, maka perlu dikonsultasikan dengan koefisien korelasi product moment pada tabel dengan N=29 baik dalam taraf signifikansi 1% maupun 5 % dengan hail sebagai berikut :
Taraf signifikansi 1 % : ro = 0,583 rt = 0,470 Ini berarti ro > rt , maka hasilnya signifikan
Taraf signifikansi 5 % : ro = 0,583 rt = 0,367 Ini berarti ro > rt , maka hasilnya signifikan Dari hasil tersebut maka hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.
48
D. Pembahasan Hasil Penelitian Prinsip keteladanan sangatlah penting dalam mendidik anak-anak dalam membantu pribadi mereka menjadi pribadi-pribadi kaffah. Yang mana pada saat anak masih belum dewasa ini proses penyerapan nilai-nilai lebih tertekan pada hal-hal yang mereka lihat dan dengar, jadi pada saat-saat inilah peran dan posisi orang tua sebagai figur yang bisa dijadikan teladan bagi mereka sangat diperlukan. Untuk itulah orang tua menyuruh anaknya untuk berbuat sesuatu atau melarang mereka agar tidak melakukan sesuatu yang tercela, maka hendaknya orang tua memberikan keteladanan tersebut terlebih dahulu. Apakah pantas dan benar bila seorang ayah menyuruh anaknya untuk sholat berjamaah ke masjid, sedangkan dirinya sendiri sendiri bermalas-malasan di rumah. Ataupun seorang ibu yang melarang anaknya agar tidak memakai pakaian yang tidak sopan ketika keluar rumah, sementara itu ia sendiri melakukannya. Berpijak pada teori di atas, ternyata penelitian yang dilakukan telah menjawab betapa penting keteladanan orang tua dalam pembentukan perilaku anak. Hal ini telah dibuktikan bahwa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perilaku keberagamaan orang tua siswa kelas VI SD N Purworejo Kecamatan Ringinarum rata-rata baik. Nilai terendah dari angket yang disebar adalah 83 sedangkan tertinggi adalah 93. Dari keteladanan orang tua melalui perilaku-perilaku keberagamaan ternyata mempunyai pengaruh terhadap semangat belajar Pendidikan Agma Islam anak. Hal ini telah dibuktikan dengan angket yang telah disebar dan dinilai kemudian diambil rata-ratanya ternyata menunjukkan kategori baik. Adapun nilai terendah 87 sedangkan tertinggi 97. Hasil tersebut sekaligus menunjukkan bahwa keberhasilan rasulullah dalam menyebarkan agama Islam tidak lepas dari keteladanan yang beliau berikan sebagai seorang pembawa risalah kebenaran. Sebagai orang tua harus menyadari bahwa anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna bagi diri,
49
tuhan, masyarakat dan agamanya. Manusia adalah milik Allah. Maka dari itu orang tua harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah.
50
BAB V PENUTUP
A.
SIMPULAN Berdasarkan data serta analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Bahwa perilaku keberagamaan orang tua di Desa Purworejo dalam kategori baik, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata 88.81 yang termasuk kategori baik. 2. Bahwa motivasi belajar PAI anak juga menunjukkan baik, hal ini juga dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh melalui perhitungan statistik sebesar 91.38 . nilai tersebut diambil berdasarkan rentang interval yang sudah ditentukan. 3. Menurut perhitungan statistik ternyata perilaku keagamaan orang tua berhubungan positif terhadap motivasi belajar PAI anak kelas VI SDN Purworejo. Hal ini dapat dilihat dari nilai ro > rt, baik pada signifikansi 1% maupun 5%. Pada taraf signifikansi 1 % ro = 0,583 rt = 0,470 yang berarti signifikan. Sedang taraf 5% ro = 0,583
rt = 0,367 juga
menunjukkan signifikan. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.
B.
SARAN-SARAN 1. Untuk orang tua a. Sebagai orang tua harus menjaga amanat berupa anak ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mengantarkan anak menuju hidup yang lebih baik lagi. b. Berilah contoh yang baik kepada anak. c. Bimbinglah saat anak belajar. d. Perhatikan pergaulan anak. e. Berilah nasihat yang baik ketika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.
51
2. Untuk anak a. Taatilah segala perintah orang tua. b. Contohlah perilaku-perilaku yang baik. c. Isilah waktu luang dengan kegiatan yang mendukung belajar. d. Pandai-pandailah memilih teman dalam bergaul. e. Belajarlah dengan rajin.
C.
KATA PENUTUP Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT karena berkat segala rahmat dan hidayah-Nya akhirrnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dengan segala daya upaya yang terbatas. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
MOH. ARIFIN
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manaf, Mudjahid, Sejarah Agama-Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994 Al Qordhowi, Yusuf, Fiqih Puasa, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1997 Ancok, Jamaludin, Psikologi Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1989 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum ), Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2000 Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. Azmi, Muhammad, Pembinaan Akhlak Anak usia Prasekolah, Yogyakarta : Venus Corporation, 2006 Bahri Djamaroh, Syaiful, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ______________, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1984 ______________, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, Jakarta: Ruhama, 1993 Gazalba, Sidi, Masjid Pusat Peribadatan dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka al Husna, 1997 Ghozali, Imam., Ihya’ Ulumuddin, Juz III : Darul Ihyail Kutubil Arabi Hajar, Ibnu., Dasar-Dasar Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 1996 Hasyim, Umar., Cara Mendidik Anak dalam Islam, Surabaya : Bina Ilmu, 1983. Hawari, Dadang., Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Kanadji Sya’roni, Subakir, Risalah Puasa, Bandung : Bintang Pelajar, 1985 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005
Margona, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000. Najati, Usman, Al Quran dan Ilmu Jiwa, Bandung : Pustaka, 1981 Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspek, Jakarta : UI Press, Jilid I, 1985 Nata, Abudin, Al Quran dan Hadis, Dirosah Islamiyah I, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994 Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 2000 Saifudin Anshari, Endang, Ilmu Filsafat dan Agama, Surabaya : Bina Ilmu, 1983 Razak, Nasrudin, Dienul Islam, Bandung : Al Maarif, 1997 Roberston, Roland, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, Jakarta : Rajawali Press, 1988 Roestiyah, Didakdik Metodik, Jakarta : Bumi Aksara, 1993 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali, 2001 Sudjana, Nana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Sinar Baru Algesindo, 1997 Syah, Muhibbin., Psikologi Belajar, Jakarta : Logos, 1999. Syam, M. Noor., dkk., Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1988. Ya’kub, Hamzah, Etika Islam, Bandung : Diponegoro, 1983 Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Responden Kelas VI SD Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011 No.
No.
Res
Induk
1
Jenis Nama Responden
Kelamin
3953
Mualif Sudarmanto
L
2
3962
Ahmad Sofiyunis
L
3
3968
Muhammad Mufid
L
4
3974
Andi Kurniawan
L
5
3979
Candra Bella Triska
P
6
3997
Setyo Budi Raharjo
L
7
3999
Susi Wijayanti
P
8
4004
Ali Mulyadi
L
9
4005
Areta Gayatri
P
10
4008
Aji Joyo Kusumo
L
11
4009
Bayu Alfa Ridzi
L
12
4010
Edy Susanto
L
13
4012
Hestin Astuninggar
P
14
4015
Khoirul Mustofa
L
15
4017
Muhammad Ainur Rokhim
L
16
4018
Muhammad baha udin
L
17
4019
Muhammad Vani Nurrohman
L
18
4020
Mukti Widodo
L
19
4022
Mutti Aseh
P
20
4023
Misbahun Rijalul Kirom
L
21
4024
Miftahudin
L
22
4028
Ni’matul Azizah
P
23
4031
Nur Laelawati
P
24
4032
Nafilatun Nafiah
P
25
4033
Noer Singgih Dirja
L
26
4037
Vivi Yustian Priantini Dewi
P
27
4068
Muhammad Dzaki
L
28
4069
Muhammad Abdul Afif
L
29
4070
Aurelecia D
P
Lampiran 2
Hasil Jawaban Perilaku Keagamaan Orang Tua A. Indikator melaksanakan Sholat lima waktu Nomor Pertanyaan
No. Res.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
4
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
5
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
6
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
7
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
8
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
9
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
10
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
11
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
12
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
13
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
14
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
15
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
16
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
17
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
B.
18
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
19
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
20
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
21
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
22
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
23
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
24
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
25
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
26
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
27
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
28
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
29
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
Indikator Melaksanakan Puasa Romadhon Nomor Pertanyaan
No. Res.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
B
B
B
B
A
B
A
A
A
C
2
A
A
A
B
B
A
A
A
A
C
3
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
4
A
A
A
B
A
A
A
A
B
C
5
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
6
B
B
A
B
A
A
A
A
A
C
7
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
8
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
9
B
B
B
B
A
B
A
A
A
C
10
A
A
A
B
B
A
A
A
A
C
11
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
12
A
A
A
B
A
A
A
A
B
C
13
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
14
B
B
A
B
A
A
A
A
A
C
15
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
16
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
17
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
18
B
B
A
B
A
A
A
A
A
C
19
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
20
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
21
B
B
B
B
A
B
A
A
A
C
22
A
A
A
B
B
A
A
A
A
C
23
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
24
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
25
A
A
A
A
B
B
B
B
B
C
26
B
B
A
B
A
A
A
A
A
C
27
A
A
A
A
A
A
A
B
B
C
28
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
29
B
B
B
B
A
B
A
A
A
C
C. Indikator Kebiasaan Membaca Al Quran
Nomor Pertanyaan
No. Resp.
21
22
23
24
25
1
B
C
C
A
B
2
B
B
B
B
B
3
A
B
B
B
A
4
B
B
C
C
B
5
C
B
C
B
B
6
B
C
C
A
B
7
B
B
B
B
B
8
A
B
B
B
A
9
B
B
C
C
B
10
C
B
C
B
B
11
A
B
B
B
A
12
B
B
C
C
B
13
C
B
C
B
B
14
B
B
B
B
B
15
B
A
B
B
C
16
B
B
C
B
B
17
B
B
B
C
C
18
A
B
B
B
A
19
B
B
C
C
B
20
C
B
C
B
B
21
B
B
C
C
C
22
A
B
B
B
A
23
B
B
C
C
B
24
C
B
C
B
B
25
C
B
C
B
B
26
B
B
C
C
C
27
A
B
B
B
A
28
B
B
C
C
B
29
C
B
C
B
B
Lampiran 3
Hasil Jawaban Responden tentang Motivasi Belajar PAI Anak A. Gigih Mengerjakan Tugas-Tugas PAI
Nomor Soal
No. Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
2
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
3
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
4
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
5
A
B
A
A
B
B
A
A
A
B
6
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
7
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
8
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
9
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
10
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
11
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
12
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
13
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
14
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
15
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
16
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
17
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
18
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
19
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
20
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
21
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
22
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
23
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
24
A
B
A
A
A
B
A
A
B
B
25
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
26
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
27
A
B
B
A
B
B
A
A
A
B
28
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
29
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
B. Indikator Tepat Waktu Menyelesaikan PR
Nomor Soal
No. Resp.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
2
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
3
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
4
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
5
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
6
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
7
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
8
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
9
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
10
A
B
A
A
A
B
A
A
B
B
11
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
12
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
13
A
B
B
A
B
B
A
A
A
B
14
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
15
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
16
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
17
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
18
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
19
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
20
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
21
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
22
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
23
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
24
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
25
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
26
A
B
A
A
A
B
A
A
B
B
27
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
28
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
29
A
B
B
A
B
B
A
A
A
B
C. Indikator Kehadiran mengikuti pelajaran di kelas
Nomor Pertanyaan
No. Resp.
21
22
23
24
25
1
A
B
A
A
B
2
A
A
B
A
B
3
A
B
A
A
A
4
A
B
A
B
A
5
A
A
B
A
B
6
A
B
B
A
B
7
A
A
A
A
B
8
A
B
A
B
A
9
A
B
A
A
A
10
A
B
A
A
A
11
A
A
A
B
A
12
B
A
A
B
B
13
B
A
A
A
B
14
A
B
A
A
A
15
B
A
A
A
B
16
A
B
A
A
A
17
A
B
A
A
A
18
B
A
A
A
A
19
A
A
A
A
A
20
A
B
A
A
A
21
A
A
A
B
A
22
B
A
A
A
B
23
B
A
A
A
B
24
B
A
A
A
B
25
A
A
B
A
B
26
A
B
A
A
A
27
B
A
A
A
A
28
A
A
A
A
A
29
A
B
A
A
A
ANGKET PERILAKU KEBERAGAMAAN ORANG TUA
I.PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. 2. Tulislah identitas anda di bawah ini : Nama
:___________________
Jenis Kelamin
:___________________
Nama Orang tua :___________________ II.DAFTAR PERTANYAAN A. Sholat Lima Waktu 1. Apakah bapak/ibu saudara melaksanakan sholat lima waktu? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 2. Berapa kalikah bapak/ibu saudara melaksanakan sholat lima waktu? a. 5 waktu b. 3 - 4 waktu c. 1 - 3 waktu d. Tidak pernah 3. Apakah bapak/ibu saudara memerintahkan sholat ketika saudara belum sholat? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 4. Apakah yang bapak/ibu saudara lakukan ketika semua anggota keluarga berkumpul kemudian terdengar panggilan sholat? a. segera menyuruh untuk sholat b. meneruskan sambil menunggu panggilan sholat selesai
c. meninggalkan ruangan d. tidak peduli 5. Apakah yang bapak/ibu saudara lakukan ketika sedang menonton TV kemudian terdengar panggilan sholat maghrib? a. segera mematikan TV dan melaksanakan sholat b. melaksanakan sholat c. meneruskan menonton menunggu iklan kemudian sholat d. terus menonton. 6. Apakah bapak/ibu saudara melaksanakan sholat lima waktu secara berjamaah? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 7. Apakah bapak/ibu saudara mengajak anak-anaknya ketika akan mengerjakan sholat? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 8. Apakah bapak/ibu saudara memperhatikan kelengkapan ibadah sholatnya? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 9. Bagaimanakah sikap bapak/ibu saudara ketika mengetahui saudara lalai mengerjakan sholat? a. menasihati dan menyuruh segera sholat b. menasihati c. memarahi
d. acuh tak acuh 10. Apakah bapak/ibu saudara selalu mengingatkan saudara tentang pentingnya sholat? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
B. Puasa Romadhon 11. Apakah bapak/ibu saudara melaksanakan puasa ketika bulan Romadhon? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 12. Selain bapak/ibu saudara berpuasa apakah juga memerintahkan kepada saudara untuk berpuasa? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 13. Apakah bapak/ibu sudara memberi nasihat kepada saudara ketika mengetahui saudara tidak puasa? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 14. Apakah
bapak/ibu
pentingnya puasa? a. selalu b. sering
saudara
memberikan
pemahaman
tentang
c. kadang-kadang d. tidak pernah 15. Bagaimanakah
sikap
bapak/ibu
saudara
ketika
datang
bulan
Romadhon? a. senang dan mempersiapkan segala sesuatunya b. senang c. biasa-biasa saja d. acuh tak acuh 16. Berapa lama bapak/ibu saudara berpuasa Romadhon? a. sebulan penuh b. 20-28 hari c. 8 -20 hari d. 0 – 10 hari 17. Ketika bekerja apakah bapak/ibu saudara tetap berpuasa? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 18. Apakah bapak/ibu saudara memberikan hadiah kepada saudara ketika berpuasa? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 19. Apakah saudara pernah melihat bapak/ibu saudara makan di siang hari di bulan Romadhon? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
20. Apakah bapak/ibu saudara selain puasa Romadhon juga melaksanakan puasa sunnah (Senin-Kamis) a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
C. Membaca Al Quran 21. Apakah bapak/ibu saudara bisa membaca alquran? a. bisa dan fasih b. bisa c. bisa tapi tidak lancar d. tidak bisa 22. Apakah bapak/ibu saudara selalu berusaha untuk mempelajari alquran? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 23. Berapa kalikah bapak/ibu saudara membaca alquran dalam sehari? a. tiap selesai sholat b. 3-4 kali c. kadang-kadang d. tidak pernah 24.
Apakah bapak/ibu saudara memerintahkan saudara untuk belajar alquran? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25. Apakah bapak/ibu saudara menghadiri pengajian alquran ketika di desa ada pengajian alquran (semaan al quran)? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR PAI
1. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. 2. Tulislah identitas anda di bawah ini : Nama
:___________________
Kelas
: ___________________
Jenis Kelamin
:___________________
II. DAFTAR PERTANYAAN A. Gigih mengerjakan tugas-tugas PAI 1. Apakah saudara suka terhadap pelajaran agama? a. Sangat suka b. Suka c. Biasa-biasa saja d. Tidak suka 2. Bagaimana perasaan saudara apabila sedang belajar agama? a. sangat senang b. senang c. biasa-biasa saja d. terpaksa 3. Apakah saudara senang terhadap tugas-tugas agama? a. sangat senang b. senang c. biasa-biasa saja d. tidak senang 4. Apakah saudara selalu mengerjakan tugas – tugas guru agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah 5. Apakah saudara berusaha semaksimal mungkin ketika tugas guru agama dirasakan sulit? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 6. Apakah saudara mencari informasi tentang agama selain dari guru agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 7. Bagaimanakah perasaan saudara ketika ada kegiatan keagamaan di sekolah? a. sangat senang b. senang c. biasa-biasa saja d. membosankan 8. Apakah saudara ikut dalam kegiatan keagamaan di sekolah? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 9. Apakah saudara pernah menjadi panitia atau terlibat dalam kegiatan keagamaan di sekolah? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
10. Apakah saudara mencukupi kebutuhan buku agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
B. Tepat waktu menyelesaikan tugas 11. Apakah saudara Menyelesaikan PR-PR Agama tepat pada waktunya? a. selalu b. sering c. kadand-kadang d. tidak pernah 12. Apakah saudara senang terhadap PR agama berupa tulisan arab/alquran? a. sangat senang b. senang c. biasa-biasa saja d. tidak senang 13. Apakah saudara selalu mengerjakan PR guru agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 14. Bagaimanakah perasaan saudara jika ada teman meminta penjelasan tentang agama? a. sangat senang b. senang c. biasa-biasa saja d. tidak senang
15. Apakah PR-PR agama saudara kerjakan sendiri? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 16. Apakah saudara dalam mengerjakan PR agama dengan perasaan senang? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 17. Apakah saudara pernah marah/putus asa ketika menghadapi kesulitan mengerjakan PR agama? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering d. selalu 18. Apakah saudara selalu mendapatkan nilai yang memuaskan pada pelajaran agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 19. Bagaimanakah perasaan saudara jika guru agama berhalangan hadir? a. kecewa b. biasa-biasa saja c. senang d. sangat senang
20. Bagaimanakah tindakan saudara jika menemukan kesulitan pada pelajaran agama? a. mencari informasi dan menanyakan pada yang ahli b. bertanya c. menyelesaikan sendiri d. acuh tak acuh
C. Kehadiran mengikuti pelajaran di kelas 21. Apakah saudara berusaha hadir ketika pelajaran agama? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 22. Bagaimanakah perasaan saudara ketika saudara berhalangan hadir pada pelajaran agama? a. kecewa b. biasa-biasa saja c. senang d. sangat senang 23. Apakah saudara setuju jika guru agama memberikan hukuman pada siswa yang tidak hadir ke sekolah? a. sangat setuju b. setuju c. biasa-biasa saja d. tidak setuju 24. Apakah saudara setuju jika jam pelajaran agama ditambah? a. sangat setuju b. setuju c. tidak tahu d. tidak setuju
25. Jika anda berhalangan hadir apakah saudara menanyakan materi kepada teman saudara? a. selalu b. serings c. kadang-kadang d. tidak pernah
Lampiran 3
PROFIL SEKOLAH
1
Nama Sekolah
SD Purworejo
2
Nomor Statistik
101032411001
3
Provinsi
Jawa Tengah
4
Otonomi Daerah
Kendal
5
Kecamatan
Ringinarum
6
Desa/kelurahan
Purworejo
7
Jalan dan nomor
Kajaan
8
Kode Pos
51356
9
Telepon
(0294) 642748
10
Daerah
Pedesaan
11
Status Sekolah
Negeri
12
Kelompok sekolah
1 (satu)
13
Akreditasi
B
14
Surat Keputusan
023/BAS/I/05 Tgl 14-01-2005
15
Penerbit SK ditandatangani
BAS Kab. Kendal, Dra. Supiyatun
16
Tahun berdiri
1913
17
Tahun penegerian
1985/no.421/003/XI/42/1985
18
Kegiatan Belajar Mengajar
Pagi hari
19
Bangunan Sekolah
Milik Sendiri
20
Lokasi Sekolah
Dk. Kajaan, Desa Purworejo
21
Jarak ke Pusat Kecamatan
4 Km
22
Jarak ke Pusat Otoda
14 Km
23
Terletak pada lintasan
Desa
24
Perjalanan Perubahan sekolah
SD Induk, SD POR, SD Inti
25
Jumlah Keanggotaan
KS : 1 Guru : 10, Komite : 10 Siswa : 195
26
Organisasi Penyelenggara
Pemerintah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Nama
: MOH. ARIFIN
2. NIM
:
3. TTL
: Kendal, 04 Maret 1966
4. Alamat
: Gemuhblanten RT 03 RW I Kec. Gemuh Kab. Kendal
5. Pendidikan
: 1. SDN Gemuhblanten Lulus tahun 1979
093111494
2. MTs N Salatiga Lulus tahun 1982 3. PGAN Salatiga Lulus tahun 1986 4. Program
D2
PAI
Tarbiyah
IAIN
Walisongo
Semarang Lulus Tahun 2000 6. Pekerjaan
: Guru PAI di SDN Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal
Kendal,
Juni 2011
Penulis
(MOH. ARIFIN)