SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR)
KHATMI TAMTAMI NISA
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR)
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
KHATMI TAMTAMI NISA A31111108
kepada
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 ii
SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MAKASSAR
disusun dan diajukan oleh
KHATMI TAMTAMI NISA A31111108
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 25 Mei 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr.Hj. Andi Kusumawati SE.,M.Si,Ak.,CA Drs. Muh. Achyar Ibrahim M.Si.,Ak.,CA NIP 19660405 199203 2 003 NIP 19601225 199203 1 007
Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001
iii
SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA MAKASSAR
disusun dan diajukan oleh
KHATMI TAMTAMI NISA A31111108
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 30 Juli 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan Menyetujui, Panitia Penguji No. Nama Penguji
Jabatan
Tanda Tangan
1.
Dr. Hj. Andi Kusumawati SE., M.Si., Ak., CA
Ketua
1. …………….
2.
Drs. Muh. Achyar Ibrahim M.Si., Ak., CA
Sekertaris
2. …………….
3.
Dr. Ratna Ayu Damayanti SE., M.soc., Sc., Ak., CA Anggota
3. …………….
4.
Drs. Syahrir, M.Si, Ak., CA
Anggota
4. …………….
5.
Drs. H. Abdul Rahman, MM., Ak., CA
Anggota
5. …………….
Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001 iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama
: KHATMI TAMTAMI NISA
NIM
: A31111108
jurusan/program studi
: Akuntansi
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul
Analisis Kontribusi Pendapatan Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar (Studi Kasus Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar) adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70.
Makassar,
Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
Khatmi Tamtami Nisa
v
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, kepada yang terhormat: 1. Bapak tercinta Ir. Abdul Kadir DP MM Pub dan Ibu tersayang Adriani Hamid yang telah memberikan dukungan, do’a dan motivasi yang luar biasa kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini, dan seluruh keluarga besar peneliti dimanapun berada terima kasih atas doanya. 2. Ibu Dr. Hj. Andi Kusumawati SE., M.Si., Ak, CA dan Bapak Drs. M. Achyar Ibrahim M.Si., Ak., CA selaku pembimbing satu dan pembimbing dua atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, diskusidiskusi yang dilakukan dengan peneliti dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti 3. Bapak Dr. Alimuddin, SE., Ak., MM selaku penasehat akademik peneliti. 4. Ibu Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak. CA selaku ketua Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin Makassar. 5. Staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang senantiasa membantu peneliti dalam hal administrasi selama kuliah dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerima beasiswa. 6. Pimpinan dan seluruh Staf DISPENDA Kota Makassar yang telah menerima peneliti untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi ini. vi
7. Sahabat-sahabatku yang paling pengertian dan selalu memberikan semangat yang tiada hentinya Nurul Afriani Rusdy, Aninda Sofyan, A.Husnayanti, Fauziah Ahmad, Nur Rahmah, Hilda Adani, Rezki Amaliah, Love you guys. 8. Teman terdekat selama di Akuntansi Vika Velika Hakim, Fitriah Karmita, Febi Tria Angriani, A. Muh Fadhil Wiguna. S.E soon guys, as soon as possible. 9. Teman belajar komprehensif yang pantang menyerah Qisthi Alifitriah S.E, A. Tenri Ellyanti, A. Sultan Mattonrokang, Acil Arahman Laode, dan kak Kemas. 10. Sahabat sis Utami Umar, Tri Suciani, Arini, Wachida, Asti Handayani. Thankyou siss. 11. Teman KKN Maroanging Oktaviani, Dian Fajar, Mita Afnas S.E, A. Hidayat, Aidil Awal S.Si, Kak Bebs dan Kak Kasbi. 12. Kepada teman-teman Akuntansi 2011 ILLINOIS terima kasih banyak atas segala bantuannya kepada peneliti dari mulai masuk akuntansi hingga sekarang. Semoga segala usaha yang kita lakukan di ridhoi yang maha kuasa. Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Makassar,
Peneliti
vii
Mei 2015
ABSTRAK
Analisis Kontribusi Pendapatan Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar (Studi Kasus Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar) Contribution Analysis of Parking Revenue to The Local Revenue of Makassar (Study in Makassar Local Revenue Office) Khatmi Tamtami Nisa Andi Kusumawati Achyar Ibrahim Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan potensi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Makassar. Sumber data penelitian ini diperoleh dari data wawancara dan observasi (primer) dan data target dan realisasi pajak parkir kota Makassar (sekunder). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode analisis data deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah masih tergolong kecil. Pemungutan pajak parkir di kota makassar masih di bawah dari potensi yang ada. Persentase tingkat efektifitas pajak parkir dari tahun ke tahun semakin meningkat tetapi terjadi penurunan pada tahun 2014. Sistem pemungutan pajak parkir oleh DISPENDA kota makassar menggunakan sistem self asessment
Kata Kunci:
kontribusi, potensi, pajak parkir, pajak daerah, pendapatan asli daerah.
This research aims to determine the contribution and potential of parking tax to the local revenue of Makassar. Data Sources of this research was obtained from interview and observation (primary data) targets and realization parking tax in Makassar (secondary data).This study used a quantitative approach and the method of data analysis that used is descriptive. Research finding show that parking tax local tax and local revenue is small. The parking tax collection in Makassar still below the exist potential. The percentage of the effectiveness's level of parking tax from year to year has increased but decreased in 2014. parking tax collection system by DISPENDA of Makassar using self assessment system. Keywords: contribution, potencial, parking tax, regional tax, regional source revenue.
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………… . i HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… . ii HALAMAN PERSETUJUAN ….……………………………………………….. iii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… v PRAKATA ……………………………………………………………………….. vi ABSTRAK ……………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... xi DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar BeLakang ……………………………………………………. 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………... 1.4 Kegunaan Penelitian …………………………………………………. 1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………….. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori …………………………………………………….. 2.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) ……………… 2.1.2 Dasar – Dasar Perpajakan …………………………………. 2.1.2.1 Pengertian Pajak …………………………………… 2.1.2.2 Fungsi Pajak ………………………………………… 2.1.2.3 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ……... 2.1.2.4 Jenis Pajak ………………………………………….. 2.1.2.5 Tata Cara Pemungutan Pajak …………………….. 2.1.3 Pajak Daerah ………………………………………………… 2.1.3.1 Objek Pajak Daerah dan Tarif Pajak Daerah ……. 2.1.3.2 Cara Perhitungan Pajak Daerah ………………….. 2.1.3.3 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Daerah ……. 2.1.3.4 Peraturan Daerah Tentang Pajak …………………. 2.1.3.5 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan ………….. 2.1.3.6 Keberatan Dan Banding ……………………………. 2.1.3.7 Daluwarsa Pajak Daerah …………………………… 2.1.4 Pajak Parkir …………………………………………………… 2.1.4.1 Pengertian Pajak Parkir …………………………….. 2.1.4.2 Dasar Hukum Pajak Parkir …………………………. 2.1.4.3 Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Parkir ………………………………………….. 2.1.4.4 Praktek Peningkatan Pajak Parkir ………………… 2.1.5 Kontribusi …………………………………………………….. 2.1.6 Potensi ………………………………………………………… ix
1 4 4 4 5
7 7 8 8 9 11 12 13 16 17 18 18 19 20 21 22 23 23 24 25 25 27 27
2.1.7 Efektifitas ……………………………………………………… 2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….. 2.3 Kerangka Pemikiran ………………………………………………..
28 28 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………….. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………… 3.3 Populasi Penelitian ………………………………………………... 3.4 Jenis Dan Sumber Data ………………………………………….. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 3.6 Analisis Data ……………………………………………………….. 3.6.1 Analisis Perhitungan Kontribusi Pajak Parkir …………….. 3.6.2 Analisis Perhitungan Potensi ………………………………. 3.6.2 Analisis Efektifitas Pajak Parkir …………………………….
32 32 32 33 33 34 35 35 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian …………………………. 37 4.1.1 Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar 37 4.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar .. 38 4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Makassar ….. 39 4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi DISPENDA Kota Makassar …….. 40 4.1.3 Uraian Tugas Jabatan Struktural DISPENDA Kota Makassar 41 4.2 Pembahasan Dan Hasil ……………………………………………… 47 4.2.1 Sistem Pemungutan Pajak Parkir Di Kota Makassar ………. 47 4.2.2 Kontribusi Pajak Parkir ………………………………………… 49 4.2.3 Analisis Potensi Pajak Parkir …………………………………. 51 4.2.3.1 Analisis Potensi Wajib Pajak Parkir Langganan…….. 52 4.2.3.2 Analisis Potensi Pajak Parkir Timer …………………. 54 4.2.4 Analisis Efektifitas Pajak Parkir ……………………………..... 73 4.2.4.1 Analisis Efektifitas Perbandingan Potensi Parkir ….. 74 4.2.4.2 Analisis Efektifitas Beradasarkan Realisasi target … 76 4.2.5 Kendala-kendala Pemungutan Pajak Parkir ………………… 79 4.2.6 Upaya Peningkatan Kontribusi Pajak Parkir ………………… 80 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 81 5.2 Saran ………………………………………………………………….. 82 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 83 LAMPIRAN ………………………………………………………………………… 85
x
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24 Tabel 4.25 Tabel 4.26 Tabel 4.27 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Tabel 4.30 Tabel 4.31 Tabel 4.32 Tabel 4.33 Tabel 4.34
Halaman Anggaran & Realisasi PAD Kota Makassar Th.2013 ………... 3 Objek Dan Tarif Pajak Daerah …………………………………. 17 Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 29 Analisis Perhitungan Potensi ……………………………………. 35 Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Dan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar Tahun 2010-2014 49 Potensi Realisasi Pajak Parkir Tiap Tahunnya ………………… 51 Daftar Wajib Pajak Parkir Kota Makassar ……………………… 52 Data Kendaraan Bermotor Di Kota Makassar ........................… 54 Analisis Potensi Pajak Parkir M’TOS secara Timer …………… 55 Analisis Potensi Pajak Parkir Makassar Theater secara Timer 56 Analisis Potensi Pajak Parkir Hotel Swiss Beill-In secara Timer 56 Analisis Potensi Pajak Parkir GTC secara Timer ………………. 57 Analisis Potensi Pajak Parkir PT GMTDC secara Timer ………. 58 Analisis Potensi Pajak Parkir Hotel Clarion secara Timer …….. 58 Analisis Potensi Pajak Parkir Mall Panakkukang secara Timer.. 59 Analisis Potensi Pajak Parkir Menara Bosowa secara Timer …. 60 Analisis Potensi Pajak Parkir RS Grestelina secara Timer ……. 61 Analisis Potensi Pajak Parkir Panakukang Square secara Timer 61 Analisis Potensi Pajak Parkir RS Awal Bross secara Timer …… 62 Analisis Potensi Pajak Parkir RS Wahidin secara Timer ………. 63 Analisis Potensi Pajak Parkir Ruko Ramayana Pett secara Timer63 Analisis Potensi Pajak Parkir MTC secara Timer ……………….. 64 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Centre Park secara Timer…… 65 Analisis Potensi Pajak Parkir MRI secara Timer ………………… 65 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Kalla Inti Karsa secara Timer ... 66 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Pancha Artha secara Timer ….. 67 Analisis Potensi Pajak Parkir Mega Tower Mks secara Timer …. 67 Analisis Potensi Pajak Parkir Komp. Ramayana secara Timer … 68 Analisis Potensi Pajak Parkir Pasar Segar Mks secara Timer …. 69 Analisis Potensi Pajak Parkir RS Ibnu Sina secara Timer ……… 69 Analisis Potensi Pajak Parkir Ruko Bintang secara Timer ……... 70 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Tri Tunggal secara Timer …… 71 Analisis Potensi Pajak Parkir RS Siloam secara Timer ………… 71 Analisis Potensi Pajak Parkir Secure Parking secara Timer …... 72 Analisis Potensi Pajak Parkir Wisma Kalla secara Timer ……… 73 Perbandingan Efektifitas Potensi Pajak Parkir Timer …………… 74 Tingkat Efektifitas Realisasi Pajak Parkir Kota Makassar …….. 76 Analisis Tingkat Efektifitas Berdasarkan Kecendrungan ……… 78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .........................................................….
31
4.1
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Makassar ...….
39
4.2
Kontribusi Pajak Parkir Kota Makassar ............................….
50
4.3
Efektifitas Potensi Pajak Parkir ........................................….
75
4.4
Realisasi dan Target Pajak Parkir ....................................….
76
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Biodata …………………………………………………………………..
85
2
Daftar wajib pajak parkir ………………………………………………
86
3
Target dan realisasi penerimaan pendapatan daerah……………..
94
4
Target dan realisasi pajak parkir ……………………………………..
96
5
Wajib Pajak Parkir Timer ……………………………………………...
97
6
Data Kendaraan Bermotor ……………………………………………..
99
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Era reformasi mendorong terbentuknya otonomi daerah di Indonesia sejak Januari 2001. Gema otonomi daerah semakin gencar baik berupa retorika elit politik maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan undang-undang nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua maka penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
dilakukan
dengan
memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara. Selama ini Pungutan Daerah baik berupa Pajak dan Retribusi diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000.Kedua Undang-Undang tersebut kemudian disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang pajak dan retribusi daerah. UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan secara utuh pada daerah kabupaten dan kota, yang diselenggarakan atas dasar otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Dengan demikian daerah kabupaten dan kota memiliki kewenangan yang utuh kecuali di bidang pertahanan, keamanan, peradilan, politik luar negeri, moneter dan agama. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang diikuti dengan Undang-undang No 1
2 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam pengelolaan keuangan daerah. Sumber penerimaan daerah salah satunya yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan sumber penerimaan resmi daerah yang terus diupayakan untuk ditingkatkan agar dapat membantu dalam memikul sebagian beban
biaya
yang
diperlukan
untuk
penyelenggaraan
dan
kegiatan
pembangunan yang semakin meningkat sehingga kemandirian dan otonomi daerah yang semakin nyata, dinamis dan bertanggung jawab dapat terwujudkan. Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolahan Kekayaan yang dipisahkan, Pendapatan Daerah lain-lain yang sah. Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan pembangunan secara efektif dan efisien, maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong meningkatnya sumber-sumber pendapatan daerah. Salah satu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang potensial adalah dari sektor jasa perparkiran. Pajak merupakan pungutan wajib yang harus dibayarkan sebagai bentuk kontribusi warga terhadap Negara yang memiliki sanksi tersendiri ketika seseorang atau warga negara tidak memenuhi kewajibannya atau terlambat membayarnya sedangkan retribusi merupakan pungutan yang tidak wajib, tidak ada sanksi atas tindakan tidak membayar retribusi, hanya saja bagi pihak yang tidak membayar tidak akan mendapatkan jasa sebagaimana yang membayarnya. Ada 11 macam-macam Pajak Daerah yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam
3 dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, BPHTB, dan PBB Pedesaan dan perkotaan. Kota Makassar sebagai Ibu Kota Sulawesi-Selatan dan juga sebagai barometer di Wilayah Indonesia Timur memiliki potensi lahan parkir yang luas dan banyak seiring dengan berkembangnya kota Makassar menjadi kota dunia. Objek pajak parkir yang dikelola Dispenda antaralain, objek yang dipihak ketigakan seperti Mal, Rumah Sakit, Perkantoran, Hotel, Minimarket dan Objek Wisata. Target bertambah karena Objek Pajak dan titik parkir juga ikut bertambah. Kalau di lihat peningkatan jumlah titik parkir mulai 2011 hanya 166 titik, 2012 ada 169 titik, 2013 ada 185 dan 2014 ada 189dan 2015 sudah berjumlah 198 titik. Diharapkan objek pajak ini memiliki potensi yang besar dalam memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar pada tahun anggaran (TA) 2013 mencapai angka Rp 627,24 miliar atau melampaui target dari Rp 569,72 miliar yang jika dipersentasekan sekitar 110,10 persen.
Tabel 1.1 Perbedaan Anggaran & Realisasi PAD Kota Makassar Tahun 2013. No Jenis – Jenis PAD Target Realisasi % 1.
Pajak Daerah
Rp 460,56 M
Rp 518,70 M
112,62 %
2.
Retribusi Daerah
Rp 86,77 M
Rp 79,65 M
91,79 %
3.
Hasil Pengelolahan
Rp 6,97 M
Rp 6,35 M
91,10 %
Rp 15,41 M
Rp 22,53 M
146,19 %
Kekayaan yang Dipisahkan 4.
Lain-lain
pendapatan
asli daerah yang sah Sumber: Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar
4 Kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah tahun 2013 yaitu sebesar 1,91% atau sekitar Rp 9.913.381.696. Kenaikan dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari sumber pajak dan retribusi yang potensial. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “Analisis Kontribusi Pendapatan Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan terlebih dahulu, maka penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa
besar
tingkat
kontribusi
pendapatan
parkir
terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar ? 2. Seberapa besar tingkat potensi pendapatan parkir di kota Makassar ?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan parkir terhadap pendapatan asli daerah Kota Makassar. 2. Untuk mengetahui tingkat potensi pendapatan parkir di kota Makassar. 1.4 Kegunaan Peneliatan Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
tentang
bagaimana
mengoptimalisasikan kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah secara efektif dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah.
5 2. Kegunaan Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada aparat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar untuk meningkatkan pemungutan serta pengelolahan pajak daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah. 1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Berisikan kajian pustaka yang berkaitan dengan pengertian pendapatan asli daerah, pajak secara umum, pajak daerah, pajak parkir, kontribusi, efektifitas dan juga mengenai penelitian terdahulu dan kerangka pikir. BAB 3 METODE PENELITIAN Berisikan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variable penelitian serta analisis data. BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Berisikan mengenai gambaran umum instansi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, dan bagaimana data ini diolah untuk mendapatkan kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah Kota Makassar,potensi pajak parkir, sistem pemungutan pajak parkir, efektifitas pemungutan pajak parkir.Kendala-kendala dalam pemungutan pajak parkir, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemungutan pajak parkir.
6 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan yang diperoleh dari proses merangkum hasil penelitian, saran yang memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang ditulis dengan hasil atau simpulan itu sendiri. Baik secara praktis, teoritis dan metodologi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undanh-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah pasal 1 angka 18 bahwa “pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah adalah “Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.
Sedangkan menurut Rahman (2005:38) Pendapatan asli daerah “Pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah hasil distribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.”
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah adalah Pendapatan yang bersumber dari potensi yang ada didaerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan pendapatan daerah lain-lain yang sah. Adapun sumber-sumber pendapatan asli menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004 yaitu : Pendapatan asli daerah (PAD) yang terdiri dari :
7
8 1. Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. 2. Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan
daerah
sebagai
pembayaran
pemakaian
atau
karena
memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan 3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah. 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan–pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas.
2.1.2 Dasar-Dasar Perpajakan 2.1.2.1 Pengertian Pajak Beberapa definisi pajak yang dikemukakan para ahli dalam Resmi (2003:1) Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Soemitro adalah : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian disempurnakan, sehingga berbunyi : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus” nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
9 Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Djajadinigrat : Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Feldmann : Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum .
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan : 1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih
terdapat surplus, dipergunakan
untuk
membiayai public investment.
2.1.2.2 Fungsi Pajak Terdapat dua fungsi pajak menurut Mardiasmo (2013:1), yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan Negara) dan fungsi regulerend (mengatur). 1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan Negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas Negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi
10 pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi Dan Bangunan, dan lain-lain. 2. Fungsi Regulerend (Mengatur) Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur adalah : a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. b. Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan, dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula, sehingga terjadi pemerataan pendapatan. c. Tarif pajak ekspor adalah 0%, dimaksudkan agar para pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga akhirnya dapat memperbesar divisa negara. d. Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri tertentu. e. Pembebasan Pajak Penghasilan atas sisa hasil usaha koperasi yang di peroleh sehubungan dengan transaksi dengan anggota, di maksudkan untuk mendorong perkembangan koperasi di Indonesia. f.
Pemberlakuan tax holiday, dimaksudkan untuk menarik investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia.
11 2.1.2.3 Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak Beberapa teori yang mendukung hak Negara untuk memungut pajak dari rakyatnya dalam Mardiasmo (2013:3) adalah : 1. Teori Asuransi Adalah termasuk dalam tugas Negara untuk melindungi rakyat dan segala kepentingannya: keselamatan dan keamanan jiwanya, dan juga harta bendanya. 2. Teori Kepentingan Teori ini dalam ajarannya yang semula hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. 3. Teori Gaya Pikul Teori ini mengandung kesimpulan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. 4. Teori Kewajiban Pajak Mutlak atau Teori Bakti Berlawanan dengan ketiga teori sebelumnya, yang tidak mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan warganya, maka teori ini mendasarkan
pada
paham
Organische
Staatsleer.
Paham
ini
mengajarkan bahwa karena sifat suatu Negara maka timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. 5. Teori Asas Gaya Beli Teori ini tidak mempersoalkan asal mula Negara memungut pajak, melainkan hanya melihat pada efeknya, dan memandang efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya.
12 2.1.2.4 Jenis Pajak Menurut Mardiasmo (2013:5) Terdapat berbagai macam jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongannya, menurut sifatnya dan menurut lembaga pemungutnya. 1. Menurut Golongannya Menurut golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung. a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak Penghasilan. b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebnkan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai. 2. Menurut Sifatnya Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Subjektif dan Pajak Objektif. a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
13 memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Menurut Lembaga Pemungutnya Menurut lembaga pemungutnya, pajak dikelompkkkan menjadi dua yaitu Pajak Negara (Pajak Pusat) dan Pajak Daerah. a. Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I muapun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
Contoh Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi): Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Tanah, Pajak Izin Penangkapan Ikan di Wilayahnya.
Contoh Pajak Daerah Tingakt II (Kabupaten/Kotamada): pajak pembangunan I, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Atas Reklame, dan lain-lain.
2.1.2.5 Tata Cara Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2013:6), tata cara pemungutan pajak terdiri dari stelsel pajak, asas pemungutan pajak dan sistem pemungutan pajak
14 1. Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu stelsel nyata, stelsel anggapan dan stelsel campuran a. Stelsel Nyata (riil). Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk pajak penghasilan maka objeknya adalah penghasilan). b. Stelsel Anggapan (fiktif). Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. c. Stelsel Campuran. Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. 2. Asas Pemungutan Pajak Terdapat tiga asas pemungutan pajak yaitu: asas domisili (asas tempat tinggal), asas sumber, dan asas kebangsaan. a. Asas Domisil (asas tempat tinggal) Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun penghasilan yang berasal dari luar negeri. Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayahnya Indonesia (Wajib Pajak Dalam Negeri) dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya baik dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia. b. Asas Sumber Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat
15 tinggal wajib pajak. Setiap orang yang memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas penghasilan yang diperolehnya tadi. c. Asas Kebangsaan Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. 3. Sistem Pemungutan Pajak Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, yaitu: official assessment system, self assessment system, dan with holding system. a. Official Assesment system Suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur
perpajakan.
Dengan
demikian
berhasil
atau
tidaknya
pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan (peranan dominan ada pada aparatur perpajakan). b. Self assessment system Suatu sistem pemungutan pajka yang memberi wewenang wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berada di tangan Wajib Pajak. Wajib
16 Pajak dianggap mampu mengitung pajak, mampu memahami peraturan perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk : 1) Menghitung sendiri pajak yang terutang; 2) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang; 3) Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang; 4) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang; dan 5) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada Wajib Pajak sendiri (peranan dominan ada pada Wajib Pajak). c. With holding system Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan undang-undang perpajakaan, keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan, dan mempertanggungjawabkan melalui saran perpajakan yang tersedia. Berhasil
atau
tidaknya
pelaksanaan
pemungutan
pajak
banyak
tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. 2.1.3
Pajak Daerah
Menurut Siahaan (2008:7)Pajak Daerah adalah iuran yang wajib dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
17 seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
2.1.3.1 Objek Pajak Daerah dan Tarif Pajak Daerah Tabel 2.1 Objek dan Tarif Pajak Daerah No Pajak Tingkat I
Tarif
1
Pajak Kendaraan Bermotor
10 %
2
Bea Balik Nama Kendaraan Bemotor
20 %
3
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
10 %
4
Pajak Air Pemukaan
10 %
5
Pajak Rokok
10 % Pajak Tingkat II
1
Pajak Hotel
10 %
2
Pajak Restoran
10 %
3
Pajak Hiburan
75 %
4
Pajak Reklame
25 %
5
Pajak Penerangan Jalan
10 %
6
Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan
25 %
7
Pajak Parkir
30 %
8
Pajak Air Tanah
20 %
9
Pajak Sarng Burung Walet
10 %
10
BPHTB
5%
11
PBB Pedesaan dan Pekotaan
0,3 %
Sumber : Undang-Undang No 28 Tahun 2009
Tarif untuk pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan dan pajak motor ditetapkan seragam di seluruh Indonesia dan diatur dengan peraturan pemerintah. Sedangkan untuk Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,
18 Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet , BPHTB, PBB Pedesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 2.1.3.2 Cara Perhitungan Pajak Daerah Menurut Siahaan (2008:65) perhitungan pajak daerah dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak X Tarif Pajak Daerah
2.1.3.3 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Daerah Menurut Siahaan (2008:107)pembagian hasil penerimaan pajak provinsi, undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 2A ayat 1 mengatur bahwa hasil penerimaan pajak provinsi sebagian diperuntukkan bagi daerah kabupatena/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai berikut. a. Hasil penerimaan PKB & KAA diserahkan kepada daerah kabupaten/kota paling sedikit 30 %. b. Hasil penerimaan BBNKB&KAA diserahkan kepada daerah kabupaten/kota paling sedikit 30 %. c. Hasil penerimaan PBBKB diserahkan kepada daerah kabupaten/kota paling sedikit 70%. d. Hasil penerimaan PPPABATP diserahkan kepada daerah kabupaten/kota paling sedikit 70%. Objek pajak kabupaten/kota dalam satu provinsi bersifat lintas daerah kabupaten/kota, gubernur berwenang untuk merealokasikan hasil penerimaan pajak tersebut kepada daerah kabupaten/kota yang terkait. Objek pajak yang bersifat lintas daerah kabupaten/kota adalah objek pajak yang memberikan manfaat bagi beberapa daerahkabupaten/kota, tetapi objek pajak tersebut hanya dipungut pada satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.
19 Pembagian hasil penerimaan pajak kabupaten, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 2A ayat 3 mengatur bahwa hasil penerimaan pajak kabupaten, baik yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 maupun yang ditetapkan sendiri dengan peraturan daerah , diperuntukkan paling sedikit sepuluh persen
bagi desa di wilayah daerah kabupaten yang
bersangkutan. Bagian desa yang berasal dari pajak kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten dengan memerhatikan aspek dan potensi antardesa. 2.1.3.4 Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah Menurut Siahaan (2008:65): 1. Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah 2. Peraturan Daerah tentang pajak tidak dapat berlaku surut. 3. Peraturan Daerah tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan mengenai : a. Nama, objek dan subjek pajak; b. Dasar pengenaan, tariff dan cara perhitungan pajak; c. Wilayah pemungutan; d. Masa pajak; e. Penetapan; f.
Tata cara pembayaran dan penagihan;
g. Daluwarsa; h. Sanksi Administrasi; dan i.
Tanggal mulai berlakunya.
4. Peraturan Daerah tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai :
20 a. Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan 5. Peraturan Daerah tentang objek, subjek, dan dasar pengenaan pajak harus terlebih dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan 6. Ketentuan mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah. Peraturan daerah disampaikan kepada pemerintah paling lama 15 (lima belas) hari setelah ditetapkan. Apabila Peraturan Daerah tersebut bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka pemerintah dapat membatalkan Peraturan Daerah tersebut. Pembatalan dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak dierimanya Peraturan Daerah dimaksud. 2.1.3.5 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Menurut Siahaan 2008, tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah saat terutangnya pajak. Surat ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. Atas permohonan Wajib Pajak, Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dan tata cara pembayaran,
21 penyetoran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. Pajak yang terutang berdasarkan Surat ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa.
2.1.3.6 Keberatan dan Banding Resmi (2003:48) Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas suatu : 1. Surat Ketetapan Pajak Daerah; 2. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar; 3. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan; 4. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar; 5. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil; atau 6. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang berlaku. Dalam mengajukan keberatan wajib pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Kebaratan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas; 2. Dalam wajib pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara jabatan, Wajib Pajak harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak tersebut.
22 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan, atau pemunguan, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. Dan pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. Gugatan
diajukan
secara
tertulis
dalam
bahasa
indonesia
kepada
pengadilan pajak. Terhadap satu pelaksanaan penagihan diajukan satu surat gugatan. Gugatan wajib pajak atau penanggung pajak diajukan dalam jangka waktu empat belas hari sejak surat paksa. Apabila dalam jangka waktu dimaksud penanggung pajak tidak mengajukan gugatan, hak penanggung pajak untuk menggugat dinyatakan gugur. Jika gugatan penanggung pajak dikabulkan, penanggung pajak dapat memohon pemulihan nama baik dan ganti rugi kepada pejabat berwenang. 2.1.3.7 Daluwarsa Pajak Daerah Menurut siahaan (2008:113) Batas daluwarsa dari pajak daerah adalah 5 (lima) tahun, kecuali Wajib Pajak Daerah melakukan tindak pidana pajak daerah. Jangka waktu 5 (lima) tahun ditangguhkan jika : 1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa.
23 2. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.4 Pajak Parkir 2.1.4.1 Pengertian Pajak Parkir Menurut siahaan (2008:407) Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan
tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak ini merupakan pajak yang diperuntukkan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pajak ini dapat di earmark khusus untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara bertahap dan terus menerus dan sekaligus menciptakan good governance dan clean government, penerimaan beberapa jenis pajak daerah wajib dialokasikan (diearmark) untuk mendanai pembangunan sarana dan prasarana yang secara langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak dan seluruh masyarakat. Pengertian parkir dan pajak parkir berdasarkan undang-undang no. 28 tahun 2009 Bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (31):Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Berdasarkan Peraturan daerah Kota Makassar No.3 tahun 2010 tentang pajak parkir dijelaskan mengenai nama, objek, dan subjek pajak parkir. 1. Dengan nama Pajak Parkir dipungut pajak atas penyelenggaraan tempat parkir. 2. Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
24 maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. 3. Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaran bermotor. 4. Wajib
pajak
Parkir
adalah
orang
pribadi atau
Badan
yang
menyelenggarakan tempat Parkir. 2.1.4.2 Dasar Hukum Pajak Parkir Menurut siahaan (2008:409) Pemungutan pajak parkir di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Parkir pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagaimana di bawah ini 1. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah. 2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah. 5. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang pajak parkir yaitu peraturan daerah Kota Makassar No.3 Tahun 2010 tentang pajak daerah Bab IX Pajak Parkir. 6. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang pajak parkir sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak parkir pada kabupaten/kota dimaksud.
25 2.1.4.3 Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Parkir Menurut Siahaan (2008:411) 1. Dasar Pengenaan Dasar pengenaan berdasarkan peraturan daerah kota Makassar tahun 2010 pasal 46: a. Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir; b. Dasar pengenaan pajak parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkan dengan peraturan walikota; c. Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir. 2. Tarif Dasar tarif berdasarkan peraturan daerah Kota Makassar tahun 2010 pasal 47: “Tarif Pajak Parkir ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh persen).” 3. Cara Perhitungan Pajak Parkir Cara perhitungan parkir berdasarkan peraturan daerah Kota Makassar tahun 2010 pasal 48: Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46.
Pajak terutang = Tarif pajak X Dasar pengenaan pajak
2.1.4.4 Praktek Pemungutan Pajak Parkir Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 menetapkan bahwa Pajak Parkir yang terutang sebesar 30% dari dasar pengenaan pemakaian tempat parkir. Pajak Parkir dipungut di seluruh wilayah daerah
26 tempat parkir berlokasi. Pajak Parkir dapat dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Self Assessment System). Bagi Wajib Pajak yang jumlahnya ditetapkan oleh Walikota pembayarannya menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan yang ditetapkan oleh Walikota. Yang dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan antara lain karcis, nota perhitungan. Bagi Wajib Pajak yang memenuhi kewajibannya dengan cara membayar sendiri diwajibkan melaporkan pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Pembayaran Pajak Parkir dilakukan di kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota, sesuai dengan masa Pajak, jangka waktu lamanya satu bulan takwim. Formulir-formulir isian yang digunakan untuk melaporkan, menghitung, membayar dan menyetorkan Pajak Daerah yang terutang antara lain. 1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang. 2. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), merupakan surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. 3. Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), yang
menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan
pembayaran
pokok
pajak,
besarnya
sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 4. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD), digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke kas daerah.
27 Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya Masa Pajak. Apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tidak dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dan ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).
2.1.5 Kontribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan; sedangkan Menurut Kamus Ekonomi (Guritno 1997:76)kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama. Dari pengertian kontribusi tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi adalah sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap besarnya Belanja Pembangunan Daerah.
2.1.6 Potensi Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1997:92) mengemukakan bahwa “Potensi diartikan sebagai Kemampuan”. Target pajak parkir yang ditetapkan oleh DISPENDA Kota Makassar, merupakan potensi pajak parkir menurut hasil perhitungan DISPENDA yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan atau bulanan, Cara perhitungan target pajak parkir ditentukan berdasarkan besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak parkir yaitu 30% dengan jumlah pembayaran yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir, dan semua itu berdasarkan klasifikasi tempat parkir, daya tampung dan frekuensi kendaraan bermotor. Target atau potensi pajak parkir diatur dalam Peraturan
28 Daerah Kota Makassar No 13 Tahun 2002 Tentang Pajak Parkir dan Peraturan Daerah Kota Makassar No 3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah. Jika dikaitkan dengan potensi pajak parkir menurut hasil penelitian, potensi pajak parkir merupakan suatu potensi yang diukur dengan cara pengkalian data hasil observasi objek penelitian dengan tarif Pajak Parkir sehingga ditemukan estimasi jumlah pajak terutang yang ditanggung oleh Wajib Pajak tersebut. Dalam hal ini tarif pajak yang ditetapkan sebesar 30%. Potensi pajak parkir dapat berubah seiring dengan kemajuan usaha dari wajib pajak tersebut. Sebagai contoh peningkatan potensi pajak parkir itu dipengaruhi oleh penambahan lahan parkir. 2.1.7 Efektifitas Pengertian efektifitas menurut Nick Devas (1989) adalah perbandingan antara realisasi penerimaan dengan potensi penerimaan yaitu mengukur hubungan antara hasil penerimaan retribusi pasar terhadap potensi retribusi pasar. Dari pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.
2.2
Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti, yang terdiri dari
beberapa tahun yang berbeda, yang akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
29 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel Peneliti Penelitian Lasdwihati Pelaksanaan Pajak Systememu Parkir, Pemungutan Peningkatn PAD Pajak Parkir dalam rangka peningkatan PAD Kota Bekasi. Nurfitri
Studi Implementasi Kebijakan Pemungutan Parkir Sebagai Pajak Daerah Kota Malang
Kond Desentralisasi Fiskal, Pajak Parkir, Sistem Pemungutan Pajak Parkir, Prosedur Pemungutan Pajak Parkir.
Nariana
Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap PAD Kota Palembang
Kontribusi, Pajak Parkir, Pendapatan Asli Daerah
Muthoharoh
Peran pajak parkir dalam menunjang pendapatan asli daerah di kota malang
Peran pajak parkir, pendapatan asli daerah kota malang
Hasil Penelitian Pemungutan pajak parkir menggunakan system self assessment, yaitu wajib pajak parkir menghitung, membayar dan menyetorkan langsung ke DPPKAD. Kondisi Pajak Parkir Kota Malang jika dilihat dari sisi kontribusi dan efektifitasnya terhadap PAD masih dapat dikatakan kurang optimal, dikarenakan perubahan penerimaan pajak parkir tidak stabil dan banyaknya hambatan dalam proses pemungutannya. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear sederhana dari regresi partial menunjukkan bahwa kontribusi pajak parkir berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh pajak parkir dapat meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah kota Palembang. Hasil penelitian dapat disampaikan bahwa peran pajak parkir dalam menunjang Pendapatan Asli Kota Malang dapat dilihat dari target yang selalu terpenuhi bahkan selalu melebihi, dan terget yang dari tahun – ketahun semakin meningkat.
30 Nama Peneliti Rahmat
Judul Penelitian Analisis Potensi Pajak Parkir Terhadap PAD Kota Makassar. Studi Kasus : Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar
Variabel
Hasil Penelitian
potensi, kontribusi, efektifitas, pajak parkir, pajak daerah, sistem pemungutan pajak parkir, pendapatan asli daerah.
Potensi pajak parkir di Kota Makassar belum optimal, dilihat dari perbandingan antara realisasi pembayaran pajak parkir masih dibawah dari potensi yang ada menurut hasil penelitian.
31
2.3 Kerangka Pemikiran
Kontribusi
Realisasi Penerimaan Pajak Parkir
Potensi Penerimaan Pajak Parkir
Selisih (GAP)
Efektifitas Pajak Parkir
Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif untuk mengetahui kontribusi pajak parkir dalam kaitannya dengan pendapatan asli daerah.Unit analisis dalam penelitian ini adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Jangka waktu penelitian ini ialah satu bulan dimana dalam satu bulan tersebut peneliti akan melihat kondisi di lapangan dengan melakukan observasi, wawancara dan pengumpulan data yang diperlukan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar dengan pertimbangan bahwa baik data maupun informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh serta relevan dengan pokok permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian. Adapun waktu penelitian yang dilakukan pada bulan April 2015 hingga peneliti mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan.
3.3 Populasi Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya akan diteliti. Satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda,dst. (Djawranto,1994 :420).Populasi dalam penelitian ini adalah lahan parkir dan wajib pajak parkir yang terdata di Dispenda Kota Makassar.
32
33
3.4 Jenis dan Sumber Data Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data subjek, data fisik, dan data dokumenter. Data subjek diperoleh melalui wawancara langsung dengan staf Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassardan pegawai pemungut parkir yang terkait. Data fisik diperoleh dari buku dan literatur yang mendukung. Data dokumenter diperoleh dari artikel serta jurnal yang dipublikasikan yang mendukung penelitian ini. 2. Sumber Data a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan (observasi) dan wawancara mengenai pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah pada dinas pendapatan daerah kota makassar. b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari data olahan dari instansi yang bersangkutan dan data-data yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan turun langsung ke objek penelitian, teknik yang digunakan meliputi: 1) Wawancara Wawancara (interview) dengan staf Dinas Pendapatan Daerah yang terkait dengan bidang pemungutan Pajak Parkir.
34
2) Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan dan memilah data yang diperlukan untuk dijadikan data penelitian. 3) Observasi Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan pencatatan mengenai keadaan atau fenomena yang dijumpai dilapangan,observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan menghitung subjek Pajak Parkir atau orang pribadi atau badan yang secara langsung melakukan pembayaran atas parkir.
3.6 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif yaitu suatu sistem pemikiran atau suatu metode peninjauan yang berusaha menggambarkan dan menyajikan keadaan pada saat penelitian berlangsung. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan tentang kontribusi pajak parkir sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun analisis yang digunakan:
3.6.1
Analisis Perhitungan Kontribusi Pajak Parkir Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi Pajak Parkir Tehadap PAD sebagai berikut: (komala.2010 )
Pn
= Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir Terhadap PAD
Qx
= Penerimaan Pajak Parkir
Qy
= Pendapatan Asli Daerah
n
= Tahun (Periode) Tertentu
35
Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pajak Daerah sebagai berikut: (Komala 2010)
Pn
= Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir terhadap Pajak Daerah
Qx
= Penerimaan Pajak Parkir
Qz
= Pajak Daerah
n
= Tahun (Periode) Tertentu
3.6.2 Analisis Perhitungan Potensi Analisis perhitungan potensi mutlak diperlukan dalam analisis menetapkan target rasional. Dengan potensi yang ada, setelah dibandingkan penerimaan untuk masa yang akan datang, maka akan didapatkan besarnya potensi yang terpendam, sehingga akan dapat diperkirakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk menggali potensi yang terpendam tersebutuntuk menentukan berapa besarnya rencana penerimaan yang akan datang.
Tabel 3.1 Analisis Perhitungan Potensi Parkir Tanggal
-
Waktu
1hari
Sumber: Rahmat (2012)
Jumlah Kendaraan
Tarif Parkir X Jumlah Kendaraan
Total
Mobil
Motor
Mobil
Motor
xxx
xxx
xxx * tarif
xxx * tarif
x
Total
A
Rata-Rata Perjam A/12
B
Rata-rata Satu hari (12 Jam) B*12
C
Estimasi Penerimaan Parkir/Bulan C*30
D
Estimasi Potensi Pajak Parkir/Bulan D*30%
E
36
Untuk menghitung potensi pajak parkir akan di kalikan jumlah kendaraan mobil dan motor dari hasil observasi dengan tarif yang berlaku. Dari hasil perkalian tersebut akan dicari rata-rata perjam dari parkir, rata-rata satu hari dan kemudian estimasi penerimanaan parkir selama satu bulan. Dan estimasi potensi pajak parkir perbulan.
3.6.3 Analisis Efektifitas Pajak Parkir Efektifitas menurut Nick Devas (1989) adalah perbandingan antara realisasi penerimaan dengan potensi penerimaan yaitu mengukur hubungan antara hasil penerimaan retribusi pasar terhadap potensi retribusi pasar. Dengan demikian maka rumus yang digunakan untuk mengukur efektifitas retribusi daerah sebagai berikut :
Semakin besar nilai efektifitas berarti semakin tinggi efektifitas penerimaan pajak parkir di daerah tersebut. Kriteria Penilaian (Nick Devas 1989) :
E ≥ 1 = Efektif E ≤ 1 = Tidak Efektif
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar Sebelum terbentuknya Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, Dinas Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 155/Kep/A/V/1973 Tanggal 24 Mei 1973 terdiri dari beberapa Sub Dinas Terminal Angkutan, Sub Dinas Pengelolaan Tanah Pasir, Sub Dinas Taman Hiburan Rakyat, Sub Dinas Pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor dan Sub Dinas Administrasi. Dengan adanya keputusan Walikota yang terdapat dalam Keputusan Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 74/S/Kep/A/V/1977 Tanggal 1 April 1977 bersama dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 3/12/43 Tanggal 9 September 1975 dan Instruktur Menteri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tanggal 25 Oktober 1975 Nomor Keu/3/22/33 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang telah disempurnakan dan ditetapkan perubahan namanya menjadi Dinas Penghasilan Daerah yang kemudian menjadi unit-unit yang menangani sumber-sumber keuangan daerah seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pajak Parkir dan semua Sub-sub Dinas dalam unit penghasilan daerah yang tergabung dalam unit penghasilan daerah dilebur dan dimasukkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang. Seiring dengan adanya perubahan kota Ujung Pandang menjadi Kota
37
38
Makassar, secara otomatis nama Dinas Daerah Kota Ujung Pandang berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Makassar. 4.1.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu Prima dalam Pelayanan dan Unggul dalam pengelolaan Pendapatan Daerah. Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu sebagai berikut: 1. Menggali sumber-sumber PAD secara optimal; 2. Menyempurnakan sistem pengelolaan PAD; 3. Meningkatkan kordinasi; 4. Menyusun/merevisi kembali Peraturan Daerah; 5. Meningkatkan pengawasan pengelolahan pendapatan daerah; 6. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia; 7. Melakukan evaluasi secara berkala; 8. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai; dan 9. Meningkatkan
penyuluhan,
pelayanan,
terbinakesadaran Wajib Pajak/Wajib Retribusi.
dan
pengawasan
agar
39
4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Makassar KEPALA DINAS SEKRETARIAT
Sub Bag Keuangan
Bidang I Pajak Hotel dan Hiburan
Bidang II Pajak Restoran dan Parkir
Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah
Seksi Administrasi Umum dan Pendataan
Seksi Administrasi Umum dan Pendataan
Seksi Administrasi Umum dan Pendataan
Seksi Penetapan dan Keberatan
Seksi Penetapan dan Keberatan
Seksi Penetapan dan Keberatan
Seksi Penagihan, Pembukuan, Verifikasi dan Pelaporan
Seksi Penagihan, Pembukuan, Verifikasi dan Pelaporan
Seksi Penagihan, Pembukuan, Verifikasi dan Pelaporan
UPTD
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makas
Sub Bag Perlengkapan
Sub Bag Umum & Kepegawaian
Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi Hasil Seksi Administrasi Umum dan Pendataan Seksi Pengendalian, Intensifikasi/Ektensifikasi dan Hukum Seksi Penagihan, Pembukuan, Verifikasi dan Pelaporan
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar 1. Tugas Pokok Tugas Pokok Dinas Pendapatan Darah Kota Makassar yaitu merumuskan,
membina,
mengendalikan,
dan
mengelolah
serta
mengkoordinir kebijakan bidang pendapatan daerah. 2. Fungsi Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar yaitu sebagai berikut: a. Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan pendapatan serta melakukan pendataan potensi sumber-sumber pendapatan daerah. b. Penyusunan rencana dan program evaluasi pelaksanaan pungutan pendapatan daerah. c. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional bidang pendataan, penetapan, keberatan, dan penagihan serta pembukuan pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak parkir, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengelolaan batuan galian golongan C serta pajak/pendapatan daerah dan retribusi daerah lainnya. d. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional bidang bagi hasil dan pendapatan lainnya serta intensifikasi dan ekstensifikasi. e. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya. f.
Pelaksanaan kesekretariatan dinas.
g. Pembinaan unit pelaksana teknis.
40
41
4.1.5 Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dispenda Kota Makassar 1. Kepala Dinas Merencanakan,merumuskan, mengembangkan, mengkoordinasi, dan mengendalikan tugas desentrasi, dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang pendapatan. 2. Sekretariat Sekretariat Dinas dipimpin sekretaris di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pendapatan Kota Makassar Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan kesekretariatan; b. Pelaksanaan urusan kepegawaian dinas; c. Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD; d. Pelaksanaan urusan perlengkapan; e. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga; f.
Pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja Dinas Pendapatan;
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumah tanggaan
42
dinas. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja sub bagian umum dan kepegawaian. b. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, dan mendistribusikan surat sesuai bidang; c. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas; d. Melaksanakan usul gaji kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun; e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar; f.
Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian dalam lingkup dinas;
g. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi yang meliputi bidang kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan; h. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya; i.
Melakukan koordinasi pada Sekretariat Korpri Kota Makassar;
j.
Melaksanakan tugas pembinaan terhadap anggota korpri pada unit kerja masing-masing;
k. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas; l.
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
43
4. Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis keuangan. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan; b. Mengumpulkan dan menyusun rencana kerja satuan kerja peraangkat daerah; c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggarabn (DPA) dari masing-masing Bidang dan Sekretariat sebagai bahan konsultasi perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas; d. Menyusun
realisasi
perhitungan
anggaran
dan
administrasi
perbendaharaan dinas; e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dari masing-masing satuan kerja; f.
Menyusun laporan neraca SKPD dengan melakukan koordinasi dengan Sub Bagian Perlengkapan;
g. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas; h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. 5. Sub Bagian Perlengkapan Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan dan pemanfaatan barang. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:
44
a. Menyusun rencana dan program kerja Dinas Pendapatan; b. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) Dinas; c. Membuat usulan Rencana Kerja Kebutuhan Barang Unit (RKBU) Sekretariat dan Bidang-bidang; d. Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB); e. Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU); f.
Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan untuk tahun anggaran dan bahan penyusunan APBD;
g. Menerima dan meneliti semua pengadaan barang pada Dinas Pendapatan; h. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya tentang barang inventaris daerah; i.
Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;
j.
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
6. Bidang I Pajak Hotel dan Hiburan Bidang I Pajak Hotel dan Hiburan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Hiburan. Dalam melaksanakan tugas Bidang I Pajak Hotel dan Pajak Hiburan menyelenggarakan fungsi: a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai denga tugas pokok dan fungsinya;
45
b. Melaksanakan
pelayanan
pendaftaran,
pendataan,
penetapan,
keberatan, penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Hiburan; c. Melaksanakan pembinaan sistem manajemen Pengelolaan Pajak; d. Melaksanakan administrasi urusan tertentu. 7. Bidang II Pajak Restoran dan Parkir Bidang II Pajak Restoran dan Parkir mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan penagihan, pembukuan, verifikasi, dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir. Dalam melaksanakan tugas, Bidang II Pajak Restoran dan Pajak Parkir menyelanggarakan fungsi : a. Melaksanakan
pelayanan
pendaftaran,
pendataan,
penetapan,
keberatan, penerbitan surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir. b. Melaksanakan pembinaan sistem manajemen pengelolaan pajak; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; d. Pengelolaan administrasi urutan tertentu. 8. Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan, pembukuan dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah. Dalam melaksanakan tugas, BIdang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah menyelenggarakan fungsi :
46
a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; b. Melaksanakan
pelayanan
pendaftaran,
pendataan,
penetapan,
keberatan, penertiban surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi, dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah; c. Melaksanakan pembinaan sistem manajemen pengelolaan pajak; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan; e. Pengelolaan administrasi urusan tertentu. 9. Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi Hasil Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan
Bagi
Hasil
mengendalikan,
mempunyai merencanakan,
tugas
melaksanakan
merumuskan,
serta
tugas
pokok
melakukan
pengembangan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan serta audit pajak dan retribusi. Dalam melaksanakan tugas, Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah Bagi hasil menyelenggarakan fungsi: a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; b. Koordinasi dan pengendalian intensifikasi dan ekstensifikasi; c. Mengkoordinasi dan mengendalikan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak-pajak dan retribusi;
47
d. Koordinasi dan pengendalian bagi hasil dan pajak daerah lainnya; e. Pengendalian, pelaporan dan verifikasi; f.
Melaksanakan koordinasi antara seksi yang berkaitan dengan bidang tugasnya;
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan; h. Pengelolaan administrasi urutan tertentu. 4.2 Pembahasan Dan Hasil Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan tentang analisis kontribusi pendapatan parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Makassar maka hasil dan pembahasan berikut melingkupi : sistem pemungutan pajak parkir kota Makassar, kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah Kota Makassar, potensi pajak parkir, efektifitas pemungutan pajak parkir dan kendala-kendala serta upaya peningkatan pajak parkir. Uraian tentang hasil penelitian secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
4.2.1 Sistem Pemungutan Pajak Parkir Di Kota Makassar Pajak parkir dilihat dari segi lembaga pemungutannya termasuk sebagai pajak daerah, hal ini sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perubahan atas Undang-undang nomor 32 tahun 2004. Pajak parkir merupakan salah satu jenis pajak daerah. Maka dari itu pajak pajak parkir merupakan pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah untuk membiayai rumah tangga daerah. Selanjutnya berdasarkan golongannya, maka pajak parkir digolongkan sebagai pajak tidak langsung, dimana pajak parkir dipungut secara insidentil serta beban pajaknya dapat dialihkan dari wajib pajak kepada pihak lain, dalam
48
hal ini yaitu pelanggan yang menikmati pelayanan atas jasa parkir yang disediakan pengelola parkir yang dibayarkan melalui struk (bill) pembayaran. Pemungutan pajak parkir oleh DISPENDA di Makassar dilakukan dengan menggunakan stelsel campuran, dimana stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel riil dan fiktif. Pajak parkir dihitung berdasarkan anggapan pada awal tahun pajak yang didasarkan pada pajak parkir tahun yang lalu, selanjutnya pajak pada akhir tahun akan disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya, jika terjadi kelebihan pembayaran maka wajib pajak dapat memintanya kembali sedangkan jika terjadi kekurangan dalam pembayarannya maka wajib pajak harus melunasi kekurangannya. Dari wawancara dengan Ibu Kepala Seksi Administrasi Umum dan Pendapatan Bidang II Pajak Parkir diketahui bahwa sistem pemungutan pajak parkir di Kota Makassar hanya menggunakan satu sistem. hasil wawancaranya sebagai berikut: Sejak September 2012 sistem pemungutannya pajak parkir sudah menggunakan satu sistem yaitu dengan self assessment dimana wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD. Dan ada sekitar 27 wajib pajak parkir yang menggunakan timer dengan sistem self assessment (Wawancara, 6 Mei 2015).
Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa DISPENDA Kota Makassar sudah mudah melaporkan pendapatan wajib pajak parkir ke DISPENDA kota Makassar karena menggunakan satu sistem yaitu self assessment. Di DISPENDA Kota Makassar penetapan pajak dilakukan dengan lebih dulu menerbitkan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) untuk self assessment yang diterbitkan oleh DISPENDA Kota Makassar lalu diberikan ke masingmasing wajib pajak (pengelola parkir). Pembayaran pajak parkir di Kota
49
Makassar dilakukan di DISPENDA Kota Makassar yang menerima ialah Bendahara Penerimaan Pajak. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah). Penagihan pajak dilakukan oleh bagian penagihan jika utang pajak belum dibayar atau terjadi kurang bayar. 4.2.2
Kontribusi Pajak Parkir
Table 4.1 Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Dan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar Pada Tahun 2010-2014 Realisasi Penerimaan Tahun
Kontribusi
Pajak Parkir
Pajak Daerah
Pendapatan Asli
(Rp)
(Rp)
Daerah (Rp)
Pajak
Pendapatan
Daerah
Asli Daerah (%)
(%)
2010
2.257.370.425
133.551.818.678
210.136.331.088
1.69
1.07
2011
4.600.258.025
270.547.821.316
351.692.552.588
1.70
1.31
2012
6.131.708.518
388.445.926.266
484.972.799.508
1.58
1.26
2013
9.913.381.696
518.703.083.895
627.241.924.947
1.91
1.58
2014
12.165.760.698
562.613.070.920
729.271.675.280
2.16
1.67
Sumber: Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar (data diolah)
50
Grafik Kontribusi Pajak Parkir 2,5 2,16 2
1,91 1,7
1,69
1,58
1,5 1,31
1,67
1,26
1,07
1
1,58
0,5 0 2010
2011
2012
Pajak Darah
2013
2014
Pendapatan Asli Daerah
Grafik 4.2 Kontribusi Pajak Parkir Kota Makassar
Dari pengamatan data sekunder Tahun 2010-2014 DISPENDA Kota Makassar, maka peneliti menyimpulkan bahwa kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah masih sangat rendah. Persentase kontribusi masih sangat rendah bila dibandingkan dengan potensi pajak parkir yang sangat potensial dalam meningkatkan pajak daerah dan pendapatan asli daerah.
Dengan
kata
lain
apabila
Pemerintah
Kota
Makassar
dapat
mengoptimalkan penerimaan pajak parkir berdasarkan potensi yang ada dan bias dikembangkan, maka persentase pajak parkir terhadap pajak daerah akan meningkatkan pemasukan pendapatan asli daerah. Dapat dilihat dari tabel dan grafik diatas bahwa pada tahun 2010 kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah mencapai 1.69% dan terhadap pendapatan asli daerah mencapai 1.07%, kemudian pada Tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu sebesar 1.70% terhadap pajak daerah dan 1.31% terhadap pendapatan asli daerah. Pada tahun 2012 kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah mengalami penurunan sebesar 1.58% begitu pula pajak parkir terhadap
51
pendapatan asli daerah juga mengalami penurunan sebesar 1.26% hal itu disebabkan karena perubahan sistem pemungutan dari official assessment menjadi self assessment. Pada Tahun 2013 persentase kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah 1.91% dan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah 1.58%. Tahun 2014 mengalami kenaikan dari tahun 2013, 2.16% untuk pajak daerah dan 1.67% untuk pendapatan asli daerah.
4.2.3
Analisis Potensi Pajak Parkir Di Kota Makassar
Berdasarkan realisasi yang diperoleh peneliti dari tahun 2010-2014 maka dapat dihitung potensi pajak parkir yang diperoleh dari wajib pajak parkir adalah : Tabel 4.2 Realisasi Pajak Parkir Tahun 2010 – 2014 dan Potensi Realisasi Pajak Parkir Tahun 2015 - 2019 Asumsi Potensi Tahun Realisasi (Rp) % Tahun % Realisasi (Rp) 2010
2,257,370,425
2015
15,425,731,800
1.27
2011
4,600,258,025
2016
19,590,679,386
1.27
2012
6,131,708,518
1.33
2017
24,880,162,820
1.27
2013
9,913,381,696
1.62
2018
31,597,806,782
1.27
2014
12,165,760,698
1.23
2019
40,129,214,613
1.27
2.04
Sumber: Data Sekunder DISPENDA 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel diatas realisasi dari data yang telah ada tahun 2010 – 2014, dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2015 – 2019, asumsi potensi pajak parkir sebesar 1,27 % per tahunnya. Potensi pajak parkir di Kota Makassar jika dilihat secara keseluruhan dapat dilihat dengan menggunakan indikator jumlah wajib pajak parkir dan jumlah kendaraan bermotor sebagai subjek parkir yang ada di kota Makassar. Berikut ini disajikan jumlah wajib pajak parkir dan jumlah kendaraan bermotor di Kota Makassar.
52
4.2.3.1 Analisis Potensi Wajib Pajak Parkir langganan Kota Makassar Dari hasil wawancara dengan pertugas parkir mengatakan bahwa potensi dapat ditambahkan 20% dari realisasi pajak parkir yang diterima oleh DISPENDA. Di Kota Makassar terdiri atas 13 kecamatan yaitu kecamatan Mariso,
Mamajang,
Makassar,
Ujung
Pandang, Wajo,
Bontoala,
Tallo,
Panakkukang, Tamalate, Biringkanaya, Manggala, Rappocini dan Tamalanrea. 1. Kecamatan Mariso Pada Kecamatan Mariso terdapat 9 titik Parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu RS Siloam (PT Securindo) dan hal tersebut masih dapat digali. 2. Kecamatan Mamajang Pada Kecamatan Mamajang terdapat 8 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu PT Kalla Inti Karsa dan hal tersebut masih dapat digali. 3. Kecamatan Makassar Pada Kecamatan Makassar terdapat 14 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu PD Parkir Makassar Raya (PLB) dan hal tersebut masih dapat digali. 4. Kecamatan Ujung Pandang Pada Kecamatan Ujung Pandang terdapat 54 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu PT ISS (Menara Bosowa) dan hal tersebut masih dapat digali. 5. Kecamatan Wajo Pada Kecamatan Wajo terdapat 21 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu PT Tosan Permai Lestari (MTC) dan hal tersebut masih dapat digali.
53
6. Kecamatan Bontoala Pada Kecamatan Bontoala terdapat 8 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar dan memberikan realisasi yang jumlah sama. 7. Kecamatan Tallo Pada Kecamatan Tallo terdapat 14 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar dan memberikan realisasi yang jumlah sama. 8. Kecamatan Panakkukang Pada Kecamatan Panakkukang terdapat 40 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu PT ISS Mall Panakkukang dan hal tersebut masih dapat digali. 9. Kecamatan Tamalate Pada Kecamatan Tamalate terdapat 16 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi tertinggi yaitu Secure Parkirng dan hal tersebut masih dapat digali. 10. Kecamatan Biringkanaya Pada Kecamatan Biringkanaya terdapat 10 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi yang sama. 11. Kecamatan Manggala Pada Kecamatan Manggala terdapat 2 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi yang sama. 12. Kecamatan Rappocini Pada Kecamatan Biringkanaya terdapat 6 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi yang sama. 13. Kecamatan Tamalanrea Pada Kecamatan Biringkanaya terdapat 10 titik parkir yang dikelolah oleh Dispenda Kota Makassar yang memberikan realisasi yang sama. (Tabel Data Wajib Pajak Parkir Kota Makassar ada pada Lampiran)
54
Tabel 4.4 Data Kendaraan Bermotor Di Kota Makassar Jenis Kendaraan Kendaraan
Mobil
Mobil
Mobil
Sepeda
Total
Khusus
Bus
Barang
Penumpang
Motor
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
(Unit)
2013
360
16.841
49.600
121.375
797.623
985.799
2014
371
17.346
51.088
125.016
821.551
1.015.373
Tahun
Sumber: Data Sekunder Dinas Perhubungan Kota Makassar (Data Diolah)
Berdasarkan data sekunder yang diamati oleh peneliti ada 198 titik wajib pajak parkir yang ada di kota makassar telah menggunakan sistem self assessment. Estimasi Potensi Pajak Parkir untuk 198 titik wajib pajak parkir yaitu Rp 1.285.577.650 per bulannya dan Rp 15.425.731.800 per tahunnya. Dan jika dibandingkan dengan data pertumbuhan bermotor di Makassar yaitu sebanyak 1.035.110 unit pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari tahun 2013
yaitu
985.799 unit. Pada dasarnya pajak parkir dapat sangat berpotensial untuk menjadi pemasukan yang berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah di kota Makassar dilihat dari peningkatan jumlah kendaraan yang tiap tahunnya meningkat 2-5 % per tahun serta banyaknya jumlah wajib pajak parkir yang melakukan pemungutan serta frekuensi kendaraan bermotor yang beroperasi di Makassar yang terus meningkat di dukung dengan perkembangan kota Makassar dari tahun ke tahun. Untuk melihat potensi penerimaan parkir di kota Makassar ada 27 titik wajib pajak parkir yang menggunakan timer. Perhitungan potensi timer akan dijabarkan sebagai berikut: 4.2.3.2 Analisis Potensi Pajak Parkir Yang menggunakan timer Dari hasil wawancara dengan pertugas parkir mengatakan bahwa potensi dapat ditambahkan 20% dari realisasi pajak parkir yang diterima oleh DISPENDA
55
sedangkan estimasi jumlah kendaraan bermotor yang parkir tiap harinya yaitu 45% mobil dan 55% motor dengan rata-rata tarif yang digunakan sebesar Rp 3.000-,/motor Rp 5.000,/mobil. Adapun tarif yang ditetapkan adalah : Mobil :
Motor :
Jam Pertama Rp 3.000 Jam Kedua
Rp 5.000
Jam Ketiga
Rp 7.000
Jam Pertama Rp 2.000 Jam Kedua
Rp 3.000
Jam Ketiga
Rp 4.000
Tabel 4.5 Analisis Potensi Pajak Parkir Centre Park (M’TOS) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
20/4/2015
Waktu
10.0021.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Unit
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
370
3000
1.110.000
181
5000
905.000
2.015.000
Estimasi Rata-rata Perjam
168.000
Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*12)
2.015.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
60.450.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
18.135.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di M’TOS estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 18.135.000,00 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung relatif sedang sehingga dapat ditarik kesimpulan M’TOS memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
56
Tabel 4.6 Analisis Potensi Pajak Parkir Makassar Theater secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
20/4/2015
Waktu
12.0020.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(unit)
(Rp)
(Rp)
(unit)
(Rp)
(Rp)
31
3000
93.000
14
5000
70.000
Total (Rp)
163.000
Estimasi Rata-rata Perjam
18.100
Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*9)
163.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
4.890.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
1.467.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 9 jam yaitu pukul 12.00-20.00. Dari Hasil observasi di Makassar Theater estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 1.467.000,- per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung Makassar theater memiliki lahan parkir yg relatif kecil sehingga dapat ditarik kesimpulan Makassar theater memiliki kontribusi yang kecil terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.7 Analisis Parkir Centre Park Citra Corporation (Hotel Swiss Bell-In) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal Waktu Motor Tarif Total (Rp) Total Mobil Tarif Total (Unit) (Rp) (Rp) (Unit) (Rp) (Rp) 10.0025/4/15 81 3000 243.000 41 5000 205.000 448.000 21.00 Estimasi Rata-rata Perjam Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*12)
37.400 448.300
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
13.447.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
4.034.200
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
57
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari, yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Hotel Swiss Bell-in estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 4.034.200,-per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung memiliki kapasitas yang tergolong kecil dan frekuensi kendaraan di Hotel Swiss Bell-in berfluktuatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan Hotel Swiss Bell-in memiliki kontribusi yang kecil terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.8 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Centre Park Citra Corporation (GTC) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
21/4/2015
Waktu
10.00-
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
295
3000
885.000
146
5000
730.000
21.00
Total (Rp)
1.615.000
Estimasi Rata-Rata Perjam
134.500
Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*12)
1.615.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
48.450.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
14.535.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di GTC estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 14.535.000,- per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan GTC memiliki kontribusi yang relatif sedang terhadap pendapatan parkir.
58
Tabel 4.9 Analisis Potensi Pajak Parkir PT GMTDC TBK secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
21/04/2015
Waktu
12.0020.00
Total
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
326
3000
978.000
160
5000
800.000
1.778.000
Estimasi Rata-Rata Perjam
197.500
Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*9)
1.778.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
53.340.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
16.000.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari, selama sehari tersebut menggunakan waktu efektif selama 9 jam yaitu pukul 12.00 - 20.00. Dari Hasil observasi di GMTDC estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 16.000.000per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang sehingga dapat ditarik kesimpulan GMTDC memiliki kontribusi yang relatif sedang terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.10 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (Hotel Clarion) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
23/05/2015
Waktu
10.00-
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
1.188
3000
3.564.000
5000
2.920.000
58
21.00
Total (Rp)
6.484.000
Estimasi Rata-rata Perjam
540.000
Estimasi Rata-rata Penerimaan Parkir Perhari (*12)
6.484.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
194.520.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
58.356.000
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara 2015 (Data Diolah)
59
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari, selama sehari tersebut menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Hotel Clarion estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 58.358.000,00 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Hotel Clarion memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.11 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (Mall Panakkukang) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
Waktu
25/04/
10.00 -
2015
21.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
5.344
3000 16.032.000 2.624
5000
13.120.000
29.152.000
Estimasi Rata-rata Perjam
2.429.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perhari (*12)
29.152.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30) 874.560.000 Estimasi Pajak Parkir (/30%) 262.368.000 Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Mall Panakkukang estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 262.368.000, per bulan. Mall Panakukang menetapkan sistem maksimum untuk kendaraan motor sampai pada batas Rp 6.000 sedangkan untuk mobil setiap jamnya bertambah. Faktor utama
yang
mempengaruhi
frekuensi
dan
jumlah
kendaraan
di
Mall
Panakkukang adalah daya tarik Mall Panakkukang sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Kota Makassar. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi kendaraan berfluktuatif
60
sehingga dapat ditarik kesimpulan Mall Panakkukang memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.12 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (Menara Bosowa) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
24/04/2015
Waktu
10.00 -17.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
590
3000
1.770.000
290
5000
1.450.000
3.220.000
Estimasi Rata-rata Perjam
402.500
Estimasi Penerimaan Parkir Perhari (*8)
3.22.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30)
96.600.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
28.980.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 8jam yaitu pukul 10.00-17.00. Dari Hasil observasi di Menara Bosowa estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 28.980.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Hotel Clarion memiliki kontribusi yang relatif sedang terhadap pendapatan parkir.
61
Tabel 4.13 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (RS. Grestelina) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
23/04/2015
Waktu
10.0021.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
726
3000 2.178.000
357
Total (Rp)
Total (Rp)
5000 1.785.000
3.963.000
Estimasi Rata-rata Perjam
330.250
Estimasi Penerimaan Parkir Perhari (*12)
3.963.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30) 118.890.000 Estimasi Pajak Parkir (/30%)
35.667.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di RS Grestelina estimasi potensi pajak parkir sebesar Rp 35.667.000 per bulan. RS Grestelina memberlakukan batas maksimum untuk kendaraan motor Rp 6.000 sedangkan kendaraan mobil tidak memiliki batas maksimal. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Grestelina memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.14 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (Panakkukang Square) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal Waktu Motor Total Tarif Total Mobil Tarif Total (Unit) 10.0025/04/2015 3.379 3000 10.137.000 1660 5000 8.300.000 18.437.000 21.00 Estimasi Rata-rata Perjam 1.536.500 Estimasi Rata-rata Parkir Perhari (*12)
18.437.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan (*30) 553.110.000 Estimasi Potensi Pajak (/30%) 165.933.000 Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
62
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Panakkukang Square estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 165.933.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar, Panakkukang square hampir sama dengan Mall Panakkukang dengan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Panakkukang Square memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.15 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (RS Awal Bross) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
27/04/2015
Waktu
10.0021.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
928
3000 2.784.000
455
Total (Rp)
5000 2.275.000
5.059.000
Estimasi Rata-rata Perjam
421.600
Estimasi Rata-rata Parkir Perhari (*12)
5.059.000
Estimasi Penerimaan Parkir Perbulan(*30) 151.770.000 Estimasi Pajak Parkir (/30%)
45.531.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari, selama sehari tersebut menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di RS Awal Bross estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 45.531.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif, RS Awal Bross juga memberlakukan sistem maksimum untuk kendaraan yang menginap sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Awal Bross memiliki potensi parkir yang relatif sedang terhadap pendapatan parkir.
63
Tabel 4.16 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (RS Wahidin) secara timer Tanggal 20/04/2015
Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Waktu Motor Tarif Total Mobil Tarif Total (Unit) (Rp) (Rp) (Unit) (Rp) (Rp) 10.0021.00
1.757
3000 5.271.000
862
5000 4.310.000
Total (Rp) 9.581.000
Estimasi Rata-rata Perjam 798.500 Estimasi Rata-rata Parkir Perhari (*12) 9.581.000 Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 287.430.000 Estimasi Pajak Parkir (/30%) 86.229.000 Sumber : Data Primer Hasil Wawancara 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di RS Wahidin estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 86.229.000,00 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Wahidin memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.17 Analisis Potensi Pajak Parkir PT ISS (Ruko Pettarani Ramayana) secara timer
Tanggal 26/4/2015
Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Waktu Motor Tarif Total Mobil Tarif Total (Unit) (Rp) (Rp) (Unit) (Rp) (Rp) 10.0021.00
729
Total (Rp)
1790.000
3.977.000
Estimasi Rata-rata Perjam
331.500
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
3.977.000
3000 2.187.000
358
5000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 119.310.000 Estimasi Pajak Parkir (/30) Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
35.793.000
64
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Ruko Pettarani Ramayana estimasi potensi pajak parkir sebesar Rp 35.793.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Ruko Pettarani Ramayana merupakan salah satu wajib pajak parkir yang memiliki potensi kontribusi yang relatif sedang terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.18 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Tosan Permai Lestari (MTC) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
26/4/2015
Waktu
10.0021.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
1970
3000
5.910.000
966
5000
4.830.000
10.740.000
Estimasi Rata-rata Perjam
895.000
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
10.740.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 322.200.000 Estimasi Pajak Parkir (/30) Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di MTC estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 96.660 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi kendaraan yang keluar masuk berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan MTC memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap pendapatan parkir.
96.660.000
65
Tabel 4.19 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Centre Park Citra Corpora secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
24/4/2015
Waktu
10.0017.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
82
3000
246.000
40
5000
200.000
446.000
Estimasi Rata-rata Perjam
55.700
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
446.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
13.380.000
Estimasi Pajak Parkir (/30%)
4.014.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 4.014.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar tapi frekuensi kendaraan keluar masuk kurang sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusinya terhadap pendapatan parkir tergolong kecil.
Tabel 4.20 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Kalla Inti Karsa (MRI) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
26/4/2015
Waktu
10.0021.00
Motor
Tarif
(Unit)
(Rp)
1.312
3000
Total (Rp)
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
644
5000
3.220.000
7.156.000
Estimasi Rata-rata Perjam
596.500
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
7.156.000
Total (Rp)
3.936.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 214.680.000 Estimasi Pajak Parkir (/30%) Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
64.404.000
66
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di MRI potensi pajak parkir sebanyak Rp 64.404.000,00 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan MRI memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.21 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Kalla Inti Karsa secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
30/4/2015
Waktu
10.0017.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
94
3000
282.000
45
5000
225.000
507.000
Estimasi Rata-rata Perjam
63.400
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
507.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
15.200.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
4.560.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 8 jam yaitu pukul 10.00-17.00. Dari Hasil observasi di PT Kalla Inti Karsa estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 4.560.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong kecil dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan kontribusinya terhadap pendapatan parkir tergolong kecil.
67
Tabel 4.22 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Pancha Artha Abadi secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
30/4/2015
Waktu
10.0017.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
171
3000
513.000
84
5000
420.000
933.000
Estimasi Rata-rata Perjam
116.600
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
933.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
27.990.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
8.397.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 8 jam yaitu pukul 10.00-17.00. Dari Hasil observasi estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 8.397.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong kecil dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusinya terhadap pendapatan parkir kecil.
Tabel 4.23 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo Packatama (Mega Tower Mks) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
22/4/2015
Waktu
09.0016.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
80
3000
240.000
41
5000
205.000
445.000
Estimasi Rata-rata Perjam
55.600
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
445.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
13.350.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
4.005.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
68
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 8 jam yaitu pukul 09.00-16.00. Dari Hasil observasi di Mega Tower Mks estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 4.005.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong kecil dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Mega Tower Mks memiliki kontribusi yang kecil terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.24 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo Packtama (Komp. Ramayana) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
23/4/2015
Waktu
10.0021.00
Total
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
382
3000
1.161.000
188
5000
940.000
2.101.000
Estimasi Rata-rata Perjam
175.000
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
2.101.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
63.030.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
18.909.000
(Rp)
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Komp. Ramayana estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 18.909.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi keluar masuknya kendaraan masih kurang sehingga dapat ditarik kesimpulan Komp. Ramayana memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
69
Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo Packtama (Pasar Segar Mks) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Total Tanggal Waktu Motor Tarif Mobil Tarif Total (Rp) Total (Rp) (Unit) (Rp) (Unit) (Rp) (Rp) 27/4/2015
10.0021.00
561
3000 1.683.000
276
5000 1.380.000
3.063.000
Estimasi Rata-rata Perjam
255.250
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
3.063.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
91.890.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
27.567.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Pasar Segar Mks estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 27.567.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Pasar Segar Mks memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.26 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo Packtama (RS Ibnu Sina) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal Waktu Motor Tarif Total (Rp) Total Mobil Tarif Total (Rp) (Unit) (Rp) (Rp) (Unit) (Rp) 10.0027/4/2015 432 3000 1.296.000 213 5000 1.065.000 2.361.000 21.00 Estimasi Rata-rata Perjam
164.000
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
2.361.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
70.830.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
21.249.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
70
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di RS Ibnu Sina estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 17.712.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Ibnu Sina memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.27 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo Packtama Indonesia (Ruko Bintang) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
28/4/2015
Waktu
10.0021.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
774
3000
2.322.000
-
-
-
Total
2.322.000
Estimasi Rata-rata Perjam
193.500
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
2.322.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
69.643.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
20.893.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Ruko Bintang estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 17.410.000 per bulan. Ruko Bintang ini lahan parkirnya untuk kendaraan motor saja dan jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong kecil tapi frekuensi keluar masuknyanya kendaraan yang cepat sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ruko Bintang memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
71
Tabel 4.28 Analisis Potensi PT Tri Tunggal Bangun Nusantara secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
29/4/2015
Waktu
10.0017.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
155
3000 465.000
78
Total (Rp)
5000 390.000
855.000
Estimasi Rata-rata Perjam
106.800
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
855.00
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
25.650.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
7.695.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 8 jam yaitu pukul 10.00-17.00. Dari Hasil observasi estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 7.695.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong kecil dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusinya terhadap pendapatan parkir tergolong kecil.
Tabel 4.29 Analisis Potensi Pajak Parkir PT Securindo (RS Siloam) secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
29/4/2015
Waktu
10.00 21.00
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
540
3000 1.620.000
265
Total (Rp)
5000 1.325.000
2.945.000
Estimasi Rata-rata Perjam
245.500
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
2.945.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 88.350.000 Estimasi Pajak Parkir (/30) Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
26.505.000
72
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di RS Siloam estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 26.505.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong sedang dan frekuensi kendaraan berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan RS Siloam memiliki kontribusi yang sedang terhadap pendapatan parkir.
Tabel 4.30 Analisis Potensi Pajak Parkir Secure Parking secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
21/4/2015
Waktu
10.0021.00
Motor
Tarif
(Unit)
(Rp)
1.770
3000 5.310.000
Total (Rp)
Mobil
Tarif
(Unit)
(Rp)
869
Total (Rp)
Total (Rp)
5000 4.345.000
9.655.000
Estimasi Rata-rata Perjam
804.700
Estimasi Rata-Rata Perhari (*12)
9.655.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30) 289.650.000 Estimasi Pajak Parkir (/30)
86.895.000
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari yang menggunakan waktu efektif selama 12 jam yaitu pukul 10.00-21.00. Dari Hasil observasi di Secure Parking estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 86.895.000 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar dan frekuensi berfluktuatif sehingga dapat ditarik kesimpulan Secure Parking memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan parkir.
73
Tabel 4.31 Analisis Potensi Pajak Wisma Kalla secara timer Jumlah Kendaraan X Tarif Parkir Tanggal
28/4/2015
Waktu
10.0017.00
Total (Rp)
Motor
Tarif
Total
Mobil
Tarif
Total
(Unit)
(Rp)
(Rp)
(Unit)
(Rp)
(Rp)
125
3000
375.000
62
5000
310.000
685.000
Estimasi Rata-rata Perjam
57.000
Estimasi Rata-Rata Perhari (*8)
685.000
Estimasi Penerimaan Parkir Bulanan (*30)
20.518.000
Estimasi Pajak Parkir (/30)
6.155.600
Sumber : Data Primer Hasil Observasi 2015 (Data Diolah)
Data diperoleh dari hasil pemantauan selama satu hari, selama sehari tersebut menggunakan waktu efektif selama 8jam yaitu pukul 10.00-17.00. Dari Hasil observasi di Wisma Kalla estimasi potensi pajak parkir sebanyak Rp 6.155.600 per bulan. Jika dilihat dari jumlah kapasitas kendaraan yang dapat tertampung tergolong besar akan tetapi frekuensi keluar masuknya kurang sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusinya terhadap pendapatan parkir relative kecil.
Analisis Efektifitas Pajak Parkir Efektifitas menurut Nick Devas (1989) adalah perbandingan antara realisasi penerimaan dengan potensi penerimaan yaitu mengukur hubungan antara hasil penerimaan pajak parkir terhadap potensi pajak parkir. Dengan demikian maka rumus yang digunakan untuk mengukur efektifitas retribusi daerah sebagai berikut :
Semakin besar nilai efektifitas berarti semakin tinggi efektifitas penerimaan retribusi pasar di daerah tersebut.
74
Kriteria Penilaian (Nick Devas 1989) :
E ≥ 1 = Efektif E ≤ 1 = Tidak Efektif
Analisis Efektifitas Perbandingan Potensi Pajak Parkir Tabel 4.32 Perbandingan Efektifitas Potensi Pajak Parkir Timer Realisasi Pajak Potensi Menurut Nama (Rp) Peneliti (Rp) Centre Park (M’TOS)
15.115.100
18.135.000
Makassar Theater
1.224.300
1.467.000
Parkir Centre Park Citra
3.361.800
4.034.000
PT. Centrepark Citra Corporration
12.100.000
14.535.000
PT. GMTDC TBK
13.332.600
16.000.000
PT. ISS (Hotel Clarion)
48.643.154
58.356.000
218.627.538
262.368.000
PT. ISS (Menara Bosowa)
24.157.385
28.980.000
PT.ISS (RS. Grestelina)
29.726.538
35.667.000
138.285.000
165.933.000
PT.ISS (RS.Awal Bross)
37.958.077
45.531.000
PT. ISS (RS. Wahidin)
71.863.615
86.229.000
PT.ISS (Ruko Pettarani
29.832.462
35.793.000
80.554.848
96.660.000
3.361.800
4.014.000
PT. Kalla Inti Karsa
53.684.682
64.404.000
PT. Kalla Inti Karsa
3.799.980
4.560.000
PT. Pancha Artha Abadi
7.000.362
8.397.000
PT. Securindo Packtama (Mega Tower Mks) PT. Securindo Packtama (Komp. Ramayana) PT. Securindo Packtama (Pasar
3.337.800
4.005.000
15.759.600
18.909.000
22.975.800
27.567.000
17.708.400
21.249.000
Corporation
PT.ISS (Mall Panakkukang)
PT.ISS (Panakkukang Square)
Ramayana PT. Tosan Permai Lestari (MTC) PT. Centre Park Citra Corpora
Segar Mks) PT. Securindo Packtama (RS. Ibnu Sina)
75
PT. Securindo Packtama
17.410.800
20.893.000
6.413.400
7.695.000
RS. Siloam (PT.Securindo)
22.089.600
26.505.000
Secure Parking
72.427.200
86.895.000
5.129.671
6.155.600
Indonesia ( Ruko Bintang) PT. Tri Tunggal Bangun Nusantara
Wisma Kalla
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar (Data Diolah)
Grafik Efektifitas Potensi Pajak Parkir 300000000 250000000 200000000 150000000 100000000 50000000 0 Mall Panakkukang
Panakkukang Square Realisasi Parkir
MRI
Ruko Ramayan
Potensi Parkir
Grafik 4.3 Efektifitas Potensi Pajak Parkir
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat tingkat efektifitas pemungutan pajak parkir sebesar 80% masih terdapat selisih antara realisasi dan potensi yang ada yaitu sebesar 20% yang merupakan potensi yang masih dapat digali untuk mengoptimalkan pendapatan pajak parkir.
76
Analisis Efektifitas Berdasarkan Realisasi dan Target Di bawah ini menggambarkan perhitungan efektifitas Penerimaan Pajak Parkir Kota Makassar. Data target dan realisasi pajak parkir selengkapnya dapat dilihat Tabel 4.33 Tingkat Efektifitas Realisasi Pajak Parkir Kota Makassar Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas Tahun Keterangan Parkir (Rp) Parkir (Rp) (%) 2010
2.257.370.425
3.093.341.000
73
Tidak Efektif
2011
4.600.258.025
3.999.999.996
115
Efektif
2012
6.131.708.518
5.499.999.996
111
Efektif
2013
9.913.381.696
7.000.000.000
142
Efektif
2014
12.165.760.698
15.050.000.000
81
Tidak Efektif
Sumber: Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar
Grafik Realisasi Dan Target Pajak Parkir
2010
2011
2012
Realisasi Pajak Parkir
Grafik 4.4 Realisasi Dan Target Pajak Parkir
2013 Target Pajak Parkir
2014
77
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat tingkat efektifitas pemungutan pajak parkir oleh DISPENDA Kota Makassar : 1. Tahun 2011 target penerimaan pajak parkir mengalami kenaikan sebesar Rp 906.658.996 dan realisasinya mengalami kenaikan sebesar Rp2.342.887.600. sedangkan tingkat efektifitas naik dari tahun 2010 73% (Tidak Efektif) menjadi 115% (Sangat Efektif) pada tahun 2011. 2. Tahun 2012 target penerimaan pajak parkir mengalami kenaikan sebesar Rp 1.500.000.000 dan realisasinya mengalami kenaikan sebesar Rp 1.531.450.493. Sedangkan tingkat efektifitas menurun dari tahun 2011 menjadi 111 % (Sangat Efektif). 3. Tahun 2013 target penerimaan pajak parkir mengalami peningkatan sebesar Rp 1.500.000.004 dan realisasinya juga mengalami kenaikan sebesar Rp 3.781.673.178 sedangkan tingkat efektifitas naik dari tahun 2012 menjadi 142% (sangat efektif). 4. Tahun 2014 target penerimaan pajak parkir mengalami peningkatan sebesar Rp 8.050.000.000 dan realisasinya mengalami kenikan sebesar Rp 2.252.379.002. dan tingkat efektifitas mengalami penurunan sebesar 81 % (Tidak Efektif).
78
Tabel 4.34 Analisis Tingkat Efektifitas berdasarkan Kecendrungan Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas Target Pajak Tahun Parkir (Rp) Parkir (Rp) (%) parkir (%) 2010
2.257.370.42
3.093.341.000
73
Keterangan Tidak Efektif
1.29 2011
4.600.258.025
3.999.999.996
115
2012
6.131.708.518
5.499.999.996
111
1.37
Efektif
2013
9.913.381.696
7.699.999.994
142
1.4
Efektif
12.165.760.698 11.549.999.991
105
1.5
Efektif
2014
Efektif
Sumber: Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar
Dari tabel di atas dilihat bahwa persentase target pajak parkir untuk tahun 2014 berdasarkan tingkat kecendrungan untuk mencapai tingkat efektifitas di dibutuhkan target pajak parkir 1,5% atau sebesar Rp 11.549.999.991 agar realisasi pajak parkir dapat efektif dan apabila target pajak parkir sebesar 2.1% itu lebih besar dari realisasi pajak parkir sehingga dikatakan tidak efektif. Dari hasil wawancara peneliti dengan Kepala seksi Bidang Penagihan mengatakan bahwa : Pada tahun 2014 target yang ditetapkan DISPENDA terjadi peningkatan yang cukup besar dari tahun sebelumnya karena melihat trend selama 3 tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 – 2013 realisasinya lebih besar dari target pajak parkir yang ditetapkan. Sehingga DISPENDA menargetkan yang cukup untuk Tahun 2014. Namun ternyata reaslisasinya masih dibawah dari target yang ditetapkan (wawancara Kepala Seksi Bidang II 07 mei 2015)
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa tingkat efektifitas pemungutan pajak parkir menunjukkan progress dalam artian berjalan secara konsisten dari tahun ke tahun. Tiap tahunnya terjadi peningkatan realisasi penerimaan pajak parkir yang signifikan mulai dari tahun 2010 dan tingkat efektifitas pada tahun 2012 terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu 115% menjadi 142% pada tahun 2013 itu disebabkan karena perubahan sistem pemungutan menjadi self assessment
79
untuk semua wajib pajak parkir namun pada tahun 2014 kembali tidak efektif dikarenakan penetapan target yang besar sehingga di bawah realisasinya tetapi tetap ada progress kenaikan dari segi pencapaian realisasi namun belum memenuhi target yang ditetapkan. Pajak parkir yang berlaku berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah, yaitu 30%. Kepala seksi penagihan mengatakan bahwa tidak ada peningkatan pajak parkir untuk tahun berikutnya kecuali terjadi perubahan Peraturan Daerah Kota Makassar. 4.2.5 Kendala-kendala Pemungutan Pajak Parkir Kendala yang sering dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Bidang II Pajak Parkir di Kota Makassar berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Bidang II DISPENDA adalah : Dilapangan ada dua yang melakukan pemungutan parkir yaitu yang di tangani langsung oleh DISPENDA dan PD Parkir Makassar Raya. PD Parkir bagian bahu jalan sedangkan DISPENDA yang menyiapkan lahan parkir. Tapi terkadang yang memiliki lahan parkir juga ikut diambil oleh PD Parkir sehingga terjadi tumpang tindih antara DISPENDA dan PD Parkir dalam pemungutannya (wawancara 07 Mei 2015)
Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dibutuhkan sistem pembagian yang lebih efisien antara pengelola PD Parkir dan DISPENDA.
80
4.2.6 Upaya Peningkatan Kontribusi Pajak Parkir Pajak parkir jika dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan pajak daerah. Namun persentase kontribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah masih tergolong sangat kecil. Hal tersebut karena belum dimaksimalkan pemungutan pajaknya sehingga belum memberikan hasil yang signifikan. Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Bidang II DISPENDA Kota Makassar mengenai upaya peningkatan penerimaan pajak parkir adalah apabila menunggak pembayaran wajib pajak parkir diberikan surat teguran untuk bisa lebih taat membayar pajak (Wawancara 07 Mei 2015) Dari hasil
wawancara
diatas
penulis
menyimpulkan
bahwa
Dinas
Pendapatan daerah akan berusaha untuk meningkatkan pendapatan pajak parkir sehingga dapat memberikan kontribusi yg besar untuk pajak daerah maupun pendapatan asli daerah.
81
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian mengenai Analisis Kontribusi Pendapatan Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar, maka kesimpulan secara umum bahwa Pajak parkir di Kota Makassar dipungut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar no 3 Tahun 2010, tarif pajak parkir di Kota Makassar sebesar 30% dikalikan dasar pengenaan pajak parkir. Objek pajak parkir adalah penyelenggara tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, Wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Terdapat 198 wajib pajak parkir di Kota Makassar dan Sistem pemungutan pajak parkir menggunakan sistem self asessment. Dan kesimpulan dari hasil penelitian tentang fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Kontribusi pajak parkir terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah Kota Makassar masih dibawah dari target yang diharapkan, yang memeberikan kontribusi tertinggi yaitu pada tahun 2014 untuk pajak daerah sebesar 2,16% sedangan untuk pendapatan asli daerah 1,67% dan yang memberikan kontribusi terendah untuk pajak daerah yaitu pada tahun 2012 sebesar 1,58% sedangkan untuk pendapatan asli daerah yaitu pada tahun 2010 sebesar 1,07%. 2. Potensi pajak parkir di Kota Makassar belum optimal, dilihat dari perbandingan antara realisasi pembayaran pajak parkir yang berfluktuatif, yang memberikan realisasi pajak parkir tertinggi yaitu pada tahun 2011 sebesar 2,04% sedangkan untuk realisasi pajak parkir terendah yaitu pada tahun 2014 sebesar 1,23%.
82
3. Tingkat efektifitas potensi pajak parkir yang menggunakan sistem timer yang tertinggi yaitu Mall Panakkukang yang dikelola oleh PT ISS sedangkan untuk tingkat efektifitas pajak parkir terendah yaitu pada makassar theatre. Pada tahun 2014 tingkat efektifitas realisasi pajak parkir tidak efektif karena dilihat dari target yang ditetapkan oleh Dispenda sangat besar jika dibandingkan pada tahun 2011 – 2013. Dari Dispenda tidak mempermasalahkan efektif atau tidaknya penerimaan pajak parkir tetapi seberapa besar realisasi yang diperoleh sehingga dapat mendekati target yang ditetapkan oleh Dispenda Kota Makassar. 5.2 Saran Agar pemungutan Pajak Parkir dapat dipraktekkan sehingga terciptanya keadilan serta tujuan bersama yaitu pembangunan daerah yang merata dan kesejahteraan masayarakat, peneliti menyampaikan saran: 1. Untuk meningkatkan kontribusi pajak parkir dibutuhkan kesadaran para wajib pajak untuk membayar pajaknya dan pembagian lahan parkir yang efisien antara DISPENDA dan PD Parkir. 2. Perlunya penghitungan potensi secara dinamis mengingat potensi Pajak Parkir di Kota
Makassar
senantiasa
berkembang
seiring
dengan
perkembangan
perekonomian Kota Makassar dan potensi yang ada sebaiknya dioptimalkan dengan baik untuk peningkatan pajak daerah dan pendapatan asli daerah kota Makassar. 3. Untuk menentukan target pajak parkir sebaiknya pemerintah Kota Makassar mengukur efektifitas pajak parkir dengan menggunakan pendekatan potensi atau paling tidak mendekati potensi.
83
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Rita dan Maria Magdalena. 2014. (online) (http://jurnal-sosioekotekno.org /article/135455/peran-pajak-parkir-dalam-menunjang-pendapatan-aslidaerah-di-kota-semarang.html diakses 21 Desember 2014) Brotodihardjo, Santoso, Raden. 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak Edisi 3, Cet.15. Bandung: Eresco. Devas, Nick.1989. Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. UI-Press: Jakarta Djawranto.1994 (hal 420) dalam kuntjojo (2009) Metodelogi Penelitian. Kediri : Universitas Nusantara PGRI. Ensiklopedia. 2010. (Online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_parkir , di akses 20 Desember 2014) Guritno, T. 1997. Kamus Ekonomi-bisnis-perbankan: Inggris-Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2012. Kumpulan Undang-Undang Perpajakan. Direktorat Jendral Pajak Kanwil DJP SULSELBARTRA. Komala, Dwi Tiyasari, 2010. Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tegal. Institut Pertanian Bogor, (Online), (http://repository.ipb.ac.id/handle /123456789/62542, diakses 24 Oktober 2014). Lasdwihati, Dinda. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Parkir dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi. (Online) journal. (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artik el_20205350.pdf diakses 21 Desember 2014) Mardiasmo. 2013. Perpajakan. Edisi revisi 2013. Yogyakarta Muthoharoh, Ika.2009. Peran Pajak Parkir Dalam Menunjangpendapatan Asli Daerah Di Kota Malang. Skripsi diterbitkan. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang. Drs. Ec. Muhammad Mansur, Msi. Nariani. Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang (Online). Journal. (http://eprints.mdp.ac.id/685/1/Jurnal% 202009210005%20Nariana.pdf diakses 21 Desember 2014). Nurfitri, leny. Studi Implementasi Kebijakan Pemungutan Parkir sebagai pajak Daerah Kota Malang. (online) Journal. (http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/ jimfeb/article/view/666 diakses 21 Desember 2014) Patria, 2001. Undang-Undang Pajak Tahun 2000 Edisi Lengkap. Jakarta: Salemba Empat.
84
Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanudin. Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahman. 2005 (online) (http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-aslidaerah.html diakses pada 18 Mei 2015) Rahmat, Peta. 2012. Analisis Potensi Pajak Parkir Tehadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar. Skripsi Diterbitkan. Makassar. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Resmi, Siti. 2003. Perpajakan: Teori dan Kasus Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, Uma Dan Roger Bougie. 2003. Research Methods For Business 6th Ed. India: Wiley. Siahaan, Marihot 2008. Pajak Daerah & Retribusi Daerah Ed.1-3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Suandy, Erly . 2008. Hukum Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Warsito. 2001 (online) (http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-aslidaerah.html diakses 18 Mei 2015) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2011. Jakarta Selatan: Visi Media.
85
LAMPIRAN 1
BIODATA
IDENTITAS DIRI Nama
: Khatmi Tamtami Nisa
Tempat, Tanggal Lahir
: Ujung Pandang/ 20 Juli 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Komp. BTN Makkio Baji B1 No.2 Antang
Telepon Rumah/HP
: 085239457100
Alamat E-mail
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN Pendidikan Formal : SD Negeri 1 Benteng Selayar 1999 - 2005 SMP Negeri 1 Benteng Selayar 2005 - 2011 SMA Negeri 5 Makassar 2008 – 2011 S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar 2011-2015 Pendidikan Non Formal : Pramuka 05 SMA Neg.5 Makassar PENGALAMAN Organisasi: Panitia 7th Hasanuddin Accounting Days 2013 Ikatan Mahasiswa Akuntansi FEBUnhas
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya Makassar,
Mei 2015
KHATMI TAMTAMI NISA
86
LAMPIRAN 2 Tabel 4.3 Daftar Data Wajib Bayar Parkir Kota Makassar No
Nama Wajib Pajak Parkir
NPWPD
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
Kecamatan Mariso 1
BRI Unit Cendrawasih
P2000597601001
62.400
74.900
2
BRI Unit Rajawali
P2000624501001
62.400
74.900
3
BRI Unit Tanjung
P2000596301001
54.600
65.600
PT Bank Mandiri Cab
P2000656301006
5.129.671
6.155.600
22.089.600
26.507.600
4
Cendrawasih
5
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003601001
6
PT. Midi Utama Indonesia
P2001004201001
7
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003401001
8
Wisma Kalla
P2001053701001
9
RS.Siloam (PT Securindo)
Kecamatan Mamajang 1
BRI Unit A.P Pettarani
P2000597102001
66.000
79.200
2
BRI Unit Mamajang
P2000843002002
52.500
63.000
3
Grand Mode
P2001178802013
500.000
600.000
4
Hotel Coklat
P2000789902003
5
Hotel Sahid
P2000003302001
300.000
360.000
6
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003302003
66.096
79.300
7
Rumah Makan Sederhana
P2000685502001
8
PT Kalla Inti Karsa
P2000002902001 53.684.682
64.421.600
Kecamatan Makassar 1
BRI Unit Mangasa
P2000596503004
62.400
74.900
2
BRI Unit Maricaya
P2000596103001
117.000
140.400
3
BRI Unit Matahari
P2000596803001
62.400
74.900
4
BRI Unit Sungai Saddang
P2000888803001
54.600
65.500
5
BRI Unit Veteran
P2000605703004
52.500
63.000
6
BRI Unit Yos Sudarso
P2000597703001
60.000
72.000
7
Hotel Maricaya
P2000570803001
112.500
135.000
8
PD Parkir Mks Raya (PLB)
P2000609103005
62.633.100
75.159.700
9
PT. Bank Mandiri
P2000598903001
87
No
Nama Wajib Pajak Parkir
NPWPD
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
10
PT. Midi Utama Indonesia
P2001004303001
11
PT. RN
P2000828503001
41.250
49.500
12
Restoran Bambuden III
P2000030003004
300.000
360.000
13
TK. Harapan Baru
P2000300303004
14
Toko Elizabeth
P2000919303005
75.000
90.000
Kecamatan Ujung Pandang 1
Agappa Fest
P2001190904001
250.000
300.000
2
BRI Cabang Somba Opu
P2000122904001
234.000
280.000
3
Central Store
P2000017704002
4
Family Karaoke Scarlet
P2000999604010
93.000
111.600
5
Fasum Parkir
P2001013704002
6
Golden Suki
P2001216904001
180.000
216.000
7
Hotel Aston
P2001084204001
700.000
840.000
8
Hotel Aswin
P2001048204005
300.000
360.000
9
Hotel Bali
P2000038604010
51.300
61.600
10
Hotel Banua
P2000005304002
11
Hotel Celebes
P2000019604001
53.010
63.650
12
Hotel Celebes Indah
P2000004904005
75.000
90.000
13
Hotel Citra Wisata
P2000037404002
47.430
56.900
14
Hotel Delta
P2000019904009
15
Hotel Harapan
P2000037204010
90.000
108.000
16
Hotel Horison Makassar
P2000831604009
300.000
300.000
17
Hotel Kenari Indah
P2000058904008
18
Hotel Kenari Pantai
P2000018004008
19
Hotel Losari Metro
P2000034404009
60.000
72.000
20
Hotel Makassar Golden
P2000011404006
21
Hotel Pacific
P2001150704009
200.000
200.000
22
Hotel Pantai Gapura
P2000011304006
187.500
225.000
23
Hotel Quality
P2000017804002
337.500
405.000
24
Hotel Santika
P2000840604001
450.000
540.000
25
Hotel Singgasana
P2000019804001
75.000
90.000
26
Hotel Wisata Inn
P2000019704002
90.000
108.000
27
Imperial AryaDuta Hotel
P2000018104008
28
Kampung Popsa
P2000989404006
1.718.100
2.061.700
88
No
Nama Wajib Pajak Parkir
NPWPD
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
29
KFC Ratulangi
P2000919804003
909.000
1.090.800
30
PD Prov SulSel
P2001269104005
3.956.460
4.747.800
31
Pondok Sanrila
P2000082704009
37.500
45.000
32
Pondok Sun Anggli
P2000095904009
33
PT. Bank Mandiri
P2000012404006
PT. Bank Negara Indonesi
P2000126204001
1.500.000
1.800.000
34
(BNI)
35
PT. Favor Hotel
P2001198304003
234.300
281.200
36
PT. GELAEL INDOTIM
P2000449704001
1.575.000
1.890.000
PT. Kencana
P2000002504002
156.000
187.200
37
Royalindo/Mercury
38
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003504002
39
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003904006
40
PT. Midi Utama Indonesia
P2001003804006
41
PT. Miotou Aryacom Futures
P2000888404001
42
RS ST. Khadijah
P2000006604001
60.000
72.000
43
Restoran Istana Laut
P2000023904003
145.656
174.800
44
Rumah Makan Himalaya
P2000026304005
45
Super Market Baji Pamai
P2000410004001
846.600
1.015.920
46
TK. Harapan Baru
P2000430604001
47
Wisma Merapi Indah
P2000093904005
48
Yasdic IMMIM
P2000553304010
49
Zona Café
P2000942604001
300.000
360.000
50
PT Kimia Farma
P2001144604002
51
Restoran Pualam
P2000057004002
52
PT ISS (Menara Bosowa)
P2001032804001
24.157.385
28.988.900
53
RS. Mitra Husada
P2001143204005
54
Hotel Bumi Asih
P2000003004003
Kecamatan Wajo 1
Dunia Karaoke Eksekutif
P2000030505001
40.000
48.000
2
Harmonis
P2000323505001
225.000
270.000
3
Hotel Century
P2000860905005
50.000
60.000
4
Hotel Dinasty
P2000010705001
5
Hotel Grand Palace
P2000031205002
150.000
180.000
89
No
Nama Wajib Pajak Parkir
NPWPD
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
6
Hotel lestari
P2000639905001
7
Hotel Mutiara Sari
P2000837105003
72.000
86.400
8
Hotel Tiara Sari
P2000749705001
73.200
87.800
9
KSU Bina Duta
P2000618905002
153.000
183.600
10
PT Bank Mandiri
P2000591305001
163.800
196.600
11
PT Bank Mandiri Persero
P2000122005001
522.000
626.400
PT Bank Mandiri Cab.
P2000006505001
88.800
106.600
375.000
450.000
186.000
223.200
12
13
Cokroamino PT. Bank Rakyat Indonesia
P2000122805001
TBK
14
RS Akademis
P2000004405001
15
Wisma Favorite
P2001012505003
16
Wisma Makassar
P2000024105001
75.000
90.000
17
Wisma Serui
P2000635005001
45.000
54.000
18
KFC Ahmad Yani
P2000553005001
600.000
720.000
19
PT Kimia Farma Apotek
P2000131505001
PT Tosan Permai Lestari
P2000923305001
80.554.848
96.665.818
1.224.300
1.469.200
20 21
(MTC) Makassar Theater
P2000098205001
Kecamatan Bontoala 1
Bambini
P2000613506001
2
BRI Unit Makassar
P2000596706001
60.000
72.000
3
BRI Unit Paotere
P2000596606004
60.000
72.000
4
BRI Unit Sentral
P2000624606001
52.500
63.000
5
Pondok Wisata
P2000938206005
52.500
63.000
6
PT. Midi Utama Indonesia
P2001004106006
7
Toko “Bintang Mode”
P2001009306001
303.576
364.300
8
Wisma PHI
P2000026606009
150.000
180.000
Kcematan Tallo 1
BRI Unit Pannampu
P2000605407001
52.500
63.000
2
Bri Unit Pongtiku
P2000596407008
60.000
72.000
3
BRI Unit Ujung Tanah
P2000597007001
60.000
72.000
P2001265609007
200.400
240.500
Kecamatan Panakkukang 1
Aswin Inn Hotel
90
No
Nama Wajib Pajak Parkir
NPWPD
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
2
BRI Cabang Panakkukang
P2000597809007
75.000
90.000
3
BRI Unit Abd Dg. Sirua
P2000599609001
52.500
63.000
4
BRI Unit Batua Raya
P2000596909007
60.000
72.000
5
BRI Unit Borong Raya
P2000888709001
52.500
63.000
6
BRI Unit Hertasning
P2000597409007
60.000
72.000
7
BRI Unit Panakkukang
P2000597509001
Carefeour (Alfa) Retailindo
P2000400109007
1.500.000
1.800.000
51.102
61.300
8
9
Peng. CV. Toddopuli Mas (Hotel
P2001265209011
Toddopuli Mas)
10
Fajar Graha Pena
P2000898509002
11
Fat Dragon
P2001018209007
300.000
360.000
12
Grand Toserba
P2001031109007
500.000
600.000
13
Hotel Adhyaksa
P2000658209001
75.000
90.000
14
Hotel Panakkukang
P2000658209001
75.000
90.000
15
Hotel Pengayoman
P2000971409011
75.000
90.000
16
Inul Vizta Karaoke
P2000998009007
750.000
900.000
17
Labuana Café
P2001188809009
100.000
120.000
18
Lavita
P2001185809007
500.000
600.000
19
PT Bank Mandiri
P2000598809001
20
PT Midi Utama Indonesia
P2001004009007
21
PT Serasi Autoraya
P2000734009005
PT Sukses Pratama
P2001182509008
250.000
300.000
543.450
652.100
1.500.000
1.800.000
22
23
Hotelindo / Hotel Tree RM. Ulu Juku/ RM Angkasa
P2000739709005
Nikmat
24
TK Harapan Baru
P2000402609001
25
Toko Alaska
P2000546609001
26
WOODSY GAB
P2001011609005
27
Toko Bintang
P2001025409001
300.000
360.000
28
PT ISS (Mall Panakkukang)
P2000595609007
218.627.539
262.353.100
29
PT ISS (RS Grestelina)
P2000027009001
29.726.538
35.671.850
PT Securindo Packtama
P2001117609007
22.975.800
27.571.000
30
(Pasar Segar Mks)
91
No
31
Nama Wajib Pajak Parkir
Parkir Centre Park Citra
NPWPD
P2001155309007
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
3.361.800
4.034.200
29.832.462
35.799.000
250.000
300.000
P2001117709007
15.759.600
16.911.600
35
PT Centre Park Citra Corpora P2001190609001
3.361.800
4.034.200
36
PT Asindo (Business Centre) P2000327309007
37
PT ISS (Hotel Clarion
P2000818609001
48.643.154
58.371.800
PT ISS (Panakkukang
P2000786009007
138.285.000
165.942.000
37.958.077
45.549.700
17.708.400
21.250.100
32
33
34
38 39 40
Corporation PT ISS (Ruko Pettarani
P2001055509007
Ramayana) PT Asia Boga Sejahtera
P2001256209007
(BONCAFE) PT Securindo Packtama (Komp.Ramayana)
Square) PT ISS (RS Awal Bross)
P2001055609001
PT Securindo Packtama (RS
P2001117509004
Ibnu Sina)
Kecamatan Tamalate 1
BRI Unit Gunung Sari
P2000599410001
52.500
63.000
2
BRI Unit Hartaco
P2000605510009
58.968
70.800
3
BRI Unit Rappocini
P2000605610001
56.700
68.000
4
BRI Unit Syech Yusuf
P2000596210001
5
Hotel Marannu Garden
P2000000910002
37.500
45.000
6
Indo Mode
P2000907910001
525.000
630.000
7
KFC Talasalapang
P2000559410001
675.000
810.000
8
PT Bank Mandiri
P2000598710001
9
RM. Ayam Bakar Wong Solo
P2000673910001
697.500
837.000
10
RS Haji
P2000595210009
11
Yayasan Indonesia Timur
P2001288510009
12
PT Securindo Packtama (Mega Tower Mks)
P2001117410004
3.337.800
4.005.400
13
Secure Parking
P2000970210004
72.427.200
86.912.700
14
PT. GMTDC.TBK
P2000106710004
13.332.600
15.999.100
PT Centre Park Citra
P2001055410004
12.100.000
14.520.000
15
Corporation
92
No
16
Nama Wajib Pajak Parkir
PT Tri Tunggal Bangun
NPWPD
P2001269510002
Nusantara
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
6.413.400
7.696.100
Kecamatan Biringkanaya 1
BRI Cabang Tamalanrea
P2001261811001
60.000
72.000
2
BRI Unit Angkasa
P2000842811001
60.000
72.000
3
Bri Unit Bandara
P2000597211002
70.000
84.000
4
Bri Unit Daya
P2001261911001
60.000
72.000
5
BRI Unit Kapasa
P2001262011001
60.000
72.000
6
BRI Unit Paccerekang
P2000842911004
60.0 00
72.000
7
BRI Unit Panaikang
P2000599511001
52.500
63.000
8
BRI Unit Perintis
P2000682111001
70.000
84.000
9
BRI Cabang Tamalanrea
P2000599211001
150.000
180.000
10
TOP MODE
P2000765111001
Kecamatan Manggala 1
BRI Unit Antang
P2000843112001
52.500
63.000
2
BRI Unit Manggala
P2000597312003
60.000
72.000
Kecamatan Rappocini 1
BRI Unit Pabaeng-Baeng
P2000605813002
52.500
63.000
2
D’Maleo Hotel
P2001216713004
300.000
300.000
3
Hotel Makassar Indah
P2000010913010
55.000
66.000
4
KFC Pettarani
P2001097313010
810.000
972.000
5
PT Midi Utama Indonesia
P2001003713005
PT Pelita Mahkota
P2001285213004
6
Hotelindo/Fave Hotel
Kecamatan Tamalanrea 1
Inul Vista Family Karaoke
P2001107314003
800.000
960.000
2
PT. Carefour Indonesia
P2000669314001
675.000
810.000
3
Toko Harapan Baru
P2000878214001
34.320
41.200
4
Centre Park (M’TOS)
P2001173914001
15.115.100
18.138.100
PT Securindo Packtama
P2001272814004
17.410.800
20.893.000
5
Indonesia
6
PT ISS (RS. Wahidin)
P2000802614001
71.863.615
86.236.400
7
PT Kalla Inti Karsa
P2000595914001
3.799.980
4.560.000
93
No
8
Nama Wajib Pajak Parkir
PT Pancha Artha Abadi
NPWPD
P2001246114006
Realisasi
Potensi
Pajak Parkir
Pajak Parkir
Bulanan (Rp)
Bulanan (Rp)
7.000.362
Total Potensi Pajak Parkir Bulanan
8.400.500 1.285.577.650
Estimasi Potensi Pajak Tahunan 15.425.731.800 Sumber: Data Sekunder DISPENDA 2015 (data diolah)
94
LAMPIRAN 3
95
96
LAMPIRAN 4 Target dan Realisasi Pajak Parkir Tahun 2010 – 2014
Masa Pajak
Target
Realisasi
%
2010
3.093.341.000
2.257.370.425
73,0
2011
3.999.000.996
4.600.258.025
115,0
2012
5.499.999.996
6.131.708.518
111,0
2013
7.000.000.000
9.913.381.696
142,0
2014
15.050.000.000
12.165.760.698
81,0
97
LAMPIRAN 5
98
LAMPIRAN 6
40