perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SISTEM INFORMASI PARIWISATA BUDAYA DI DINAS PARIWISATA SURAKARTA
SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh: AJI ENDRA KUSUMA
D 1107506
PROGRAM S1 ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing Skripsi
Drs. Susartono, SU
NIP. 194607141979031001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : 1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. NIP. 195909071987021001
Ketua
2. Rino A. Nugroho, S.Sos, M.T.I NIP. 198005032005011003
3. Drs. Susartono, SU. NIP. 194607141979031001
Sekretaris
Penguji
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universits Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi SN, SU. commit to user NIP. 195301281981031001 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kepada Tuhanmulah kamu kembali” kembali” (Q.S. Al-Insyirah : 6-8)
“Dirimu akan dipandang sebagai seorang yang hidup, jika hidupmu diisi dengan
kesungguhan kerja, dan dirimu tidak mau diseret oleh kemalasan” kemalasan” (Muhammad SAW)
“Belajarlah dari hari kemarin, hiduplah untuk hari ini, dan berharaplah untuk esok hari hari”” (Albert Einstein)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk : Kedua Orang Tuaku ter tersayang sayang, sayang Terima kasih atas kasih sayang sepanjang masa yang telah kalian berikan kepadaku dengan tulus dan ikhlas. Adikku yang kusayangi, kusayangi Terima kasih buat semangat dan dukungan kepada kakakmu ini. Insyaallah berguna dan bermanfaat. Pratiwi, Terima kasih buat inspirasi, semangat Tika Arum Pratiwi dan dukungannya. Ayooo…semangat…!! Kita lulus bareng.. Arifah, Matur nuwun sanget nggih…!!! Cah Kost Arifah Akhirnya selesai juga skripsiku ini. Pembaca yang budiman.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta”. Penyusunan skripsi ini dilaksanakan untuk melengkapi tugas-tugas sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Drs. Susartono, SU selaku pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Rino A.Nugroho, S.Sos, M.TI selaku pembimbing akademis dan sekaligus sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Non Reguler. 3. Bapak Drs. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan FISIP UNS. 4. Bapak Drs. Purnomo Subagyo selaku kepala Dinas Pariwisata Surakarta, yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 5. Bapak Drs. Mufti Raharja selaku Kepala Bidang Seni, Budaya, Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata kota Surakarta yang berkenan meluangkan waktunya memberikan informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Ina selaku staf Dinas Pariwisata kota Surakarta yang telah memberikan arahan dan penjelasan mengenai kegiatan wisata budaya Surakarta yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta yang telah berkenan memberikan informasi dan data guna melengkapi penelitian ini. 8. Wisatawan domestik dan mancanegara pengunjung obyek wisata budaya Surakarta yang telah meluangkan waktunya memberikan informasi yang diperlukan. 9. Sahabat-sahabat terbaikku (Widhi, Dedy, Reta, Lilik, Esty, Vicky), Terima kasih atas support yang luar biasa kepada penulis. Luv u all.. 10. Teman-teman terbaikku anak-anak Arifah (Fariz, Jana, Tian, Nevir, Firman, Qomar, Rifky, Sofyan, Sigit, Ridwan, Gepeng), terima kasih banyak atas dukungan, semangat, dan canda tawa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini dalam penyusunan skripsi ini. 11. Anak-anak kost Wahyu Jaya (Galih, Darwin, Lutfi, Hamzah, Tino, Topek, Hafid, Eky, Erfan, Gery, Haris, Hendri) Thanks for all. Luv u full.. 12. Dora Wahyu Permata, I can feel u, if u were not with me. 13. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat kesempurnaan dari tulisan ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Surakarta, Mei 2010
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL………………………………………………………………………i PENGESAHAN…………………………………………………………….ii PERSETUJUAN……………………………………………………………iii MOTTO……………………………………………………………………..iv PERSEMBAHAN…………………………………………………………..v KATA PENGANTAR……………………………………………………...vi DAFTAR ISI……………………………………………………………….viii DAFTAR TABEL………………………………………………………….x DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….xi ABSTRAK…………………………………………………………………..xii ABSTRAC…………………………………………………………………..xiii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...1 B. Perumusan Masalah…………………………………………………..11 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………..11 D. Tinjauan Pustaka……………………………………………………..12 E. Kerangka Pemikiran………………………………………………….24 F. Definisi Konseptual………………………………………………….26 G. Metode Penelitian……………………………………………………27 BAB II DESKRIPSI LOKASI…………………………………………….35 A. Sejarah Berdirinya Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………..35 B. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Surakarta……………………..37 C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata…………....37 D. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………39 E. Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta………………………...43 F. Kepegawaian Dinas Pariwisata Kota Surakarta……………………..44 G. Potensi Budaya dan Pariwisata Kota Surakarata……………………46 commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….....................55 A. Output Sistem Informasi Pariwisata Budaya…………………………55 B. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya…72 C. Data Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Budaya……………………..78 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………85 A. Kesimpulan…………………………………………………………….85 B. Saran…………………………………………………………………...91 DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan…………………….43
Tabel 2.2
Pegawai Dinas Pariwisata berdasarkan Golongan………………44
Tabel 3.1
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke ODTW…………..…….76
Tabel 3.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan 5 tahun terakhir…………………77
Tabel 3.3
Data Kunjungan Wisatawan tahun 2009………………….……..78
Tabel 3.4
Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…80
Tabel 3.5
Jumlah Kunjungan Wisatawan melalui ODTW dan TIC……..…81
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Sistem……………………………………….……….12
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran…………………………………………….25
Gambar 1.3
Teknik Analisa Data…………………………………………….32
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Surakarta……..….39
Gambar 3.1
Halaman Muka Website Dinas Pariwisata……………..……….69
Gambar 3.2
Halaman Muka website www.wisatasolo.com............................70
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Aji Endra Kusuma, D1107506, Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 93 Halaman. Salah satu badan yang berwenang dan bertugas serta berfungsi untuk menangani masalah wisata budaya adalah Dinas Pariwisata yang bertugas untuk pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan dan pemasaran wisata. Khususnya Dinas Pariwisata Surakarta dalam rangka pemasaran wisata budaya melalui Sistem Informasi Pariwisata Budaya. Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata budaya, terutama yang terkait dengan Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya, tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang tinggi. Adapun rumusan masalah adalah apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata kota Surakarta serta apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dan penarikan kesimpulan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang secara tidak langsung untuk mendukung data primer. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis data menggunakan analisa model interaktif, dengan tiga alur meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta memiliki output yaitu : 1. Pamflet/brosur. 2. Leaflet. 3. Baliho. 4. Media Cetak dan Elektronik. 5. TIC. Berdasarkan tanggapan para wisatawan, Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi, tetapi masih perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan. Sistem informasi pariwisata budaya di dinas pariwisata Surakarta pada tahun 2009 berhasil menarik wisatawan sebanyak 26.047 wisatawan asing dan 1.054.283 wisatawan domestik.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Aji Endra Kusuma, D1107506, Cultural Tourism Information System in Surakarta Tourism Department, Thesis, State Administration Department, Faculty of Social and Politics Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2010, 93 pages. Tourism department is one of department who has responsibility, duty and function to handle tourism issues, control and develop tourism asset, culture and tourism marketing. Especially Tourism Department of Surakarta in its effort to introduce their cultural tourism trough Cultural Tourism Information System has a great potential to develop their culture, especially Keraton Kasunanan and Pura Mangkunegaran. The other plus values for Surakarta with its ability to develop culture are: they have a big number of tourism objects, education institutions, art and culture, availability of tourism facilities and good accessibility. Problem formulation in this research is “What is the shape of the output from this Cultural Tourism Information System of Tourism Department of Surakarta” and “Is this department able to provide complete information to the tourist.” This research is a descriptive qualitative research, where researcher attempt to describe existing phenomena through systematic analysis and fact presentation to simplify the understanding and conclusion making. Data source in this research are primary data and secondary data that indirectly support the primary data. Data are collected from interviews, observation and documentation. Data collection technique in this research is purposive sampling, where sample are obtained from certain consideration. Interactive model is the model used to analyze data that consist of three plot, they are data reduction, data presentation and data analysis. For data validity, researcher use data triangulation technique. Based on data analysis, Cultural Tourism Information System from Tourism Department of Surakarta is doing well. This can be concluded from the output, they are Pamphlet/ brochure, leaflet, billboard, electronic and printed media and TIC. Based on reaction from tourist, Tourism Information System of Surakarta provides information nicely, but it still needs some maintenance in data completeness and presentation resulting in clear and complete information for the tourist. At 2009, Cultural Tourism Information System of Surakarta was able to attract 1.054.283 domestic tourists and 26.047 foreign tourists.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era tahun 80-an, sebagai negara yang sedang membangun, semula Indonesia sangat mengandalkan sektor minyak dan gas bumi sebagai sumber penerimaan utama pembiyaan pembangunan. Sehubungan dengan semakin merosotnya perdagangan dari sektor minyak dan gas bumi di dunia Internasional pada era 90-an yang mengakibatkan tidak seimbangnya antara penerimaan dengan tuntutan dana yang dibutuhkan dalam pembangunan, maka diperlukan usaha untuk menopang pembangunan dari sektor lain. Sebagai alternatif yang diambil adalah dengan meningkatkan pendapatan dari sektor nonmigas yang mempunyai prospek yang cerah dan diharapkan mampu mendatangkan penerimaan yang besar. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan industri pelayanan dan jasa yang menjadi andalan Indonesia dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa Negara disektor nonmigas. Pilihan untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain seperti, Pertama, Pemerintah tidak dapat mengandalkan sepenuhnya cadangan sumber minyak dan gas bumi untuk membiayai pembangunan Negara. Hal ini disebabkan sumber minyak dan gas bumi tidak bisa dieksploitasi terus-menerus tanpa adanya alternatif sumber devisa lainnya. Selain itu harga minyak dan gas bumi di pasaran internasional tidak menentu, yang pada gilirannya kurang menguntungkan
commitcadangan to user minyak dan gas bumi Indonesia dibandingkan dengan nilai penyediaan
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang semakin menipis disamping tidak banyak menambah pemasukan devisa Negara akibat biaya produksi yang lebih mahal. Alasan Kedua, pengembangan industri pariwisata di Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, mengingat banyak potensi obyek wisata alam dan budaya yang menarik dan pantas untuk dijual di pasaran internasional. Alasan Ketiga, dalam upaya pengembangan industri pariwisata. Dalam hal ini industri pariwisata tidak perlu mendatangkan mesin-mesin atau teknologi canggih lainnya sebagai penunjang. Disamping itu produksi pariwisata tidak perlu didistribusikan dengan alat angkut yang memerlukan pembiyaan untuk sarana serta prasarana transportasi dan komunikasi. Industri pariwisata hanya membutuhkan promosi untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas daya tarik produk dan potensi apa yang terkandung di dalamnya. Industri pariwisata dirasa cocok dengan kondisi keuangan atau pendanaan Indonesia, karena dengan biaya relatif kecil dapat menyerap dana sebesarbesarnya dari wisatawan. Sudah merupakan kenyataan bahwa para wisatawan yang datang ke obyek-obyek wisata bukan sebaliknya. Disamping itu personilpersonil yang mendukung suatu kegiatan pariwisata relatif tidak harus memiliki pendidikan ketrampilan dan keahlian khusus dibidang kepariwisataan seperti halnya ahli-ahli mesin dan mekanik dalam industri pertambangan. Pengembangan
sektor
pariwisata
di
Indonesia
juga
berdasarkan
pertimbangan lain, yaitu melihat animo masyarakat di Negara-negara maju di Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang memiliki ekonomi relatif tinggi serta amat ketat dalam memanfaatkan waktu luang. Tidak dapat disangkal, commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa semakin menurun waktu kerja di Negara-negara tersebut semakin mungkin bagi penduduknya memanfaatkan waktu luang untuk melakukan perjalanan wisata. Hal inilah yang mendorong meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara datang ke daerah-daerah tujuan wisata dunia termasuk ke Indonesia. Selain itu, adanya perkembangan baru (trend) di kalangan penduduk Negara-negara itu untuk melihat dari dekat hal-hal yang masih dianggap asli. Hal ini hanya mungkin diperoleh dengan melaksanakan perjalanan ke Negara-negara berkembang, seperti Indonesia, yang dianggap wilayahnya belum banyak kena polusi industri, keanekaragaman corak budayanya yang masih asli serta lingkungan alamnya yang belum banyak tersentuh tangan manusia. Sektor pariwisata mempunyai andil yang tidak kecil dalam perekonomiaan dan mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengeruk devisa. Dari tahun ke tahun sektor ini terus berkembang, baik dalam jumlah wisatawan, dolar yang tersedot maupun ragam pariwisata yang dipromosikan. Pariwisata Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri dibanding dengan sektor lain karena obyek wisata tersebar hampir di setiap pelosok kepulauan Indonesia sehingga dari sektor ini akan diperoleh peningkatan penerimaan devisa sebanyak mungkin, oleh karena itu, saat Pemerintah menaruh perhatiaan yang besar untuk meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan sumber potensi kepariwisataan nasional sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan. Sektor
pariwisata
diarahkan
agar
dapat
memantapkan
sumbangan
ekonomisnya pada pendapatan nasional maupun sarana promosi Indonesia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
ditengah masyarakat internasional. Hal ini senada dengan pendapat Yoeti A. Oka, bahwa pada dasarnya tujuan kebanyakan negara mengembangkan industri pariwisata dinegaranya ialah untuk meningkatkan penghasilan devisa negaranya (1980 :22). Disamping itu, tujuan yang lebih jauh ialah guna memperoleh nilainilai ekonomis yang positif. Dengan demikian, pariwisata diharapkan berfungsi sebagai katalisator dalam pembangunan perekonomian. Pariwisata melibatkan kegiatan perjalanan wisatawan dari suatu tempat ke tempat lain di dalam suatu negara ataupun antar negara dan mempunyai implikasi ekonomi, baik bagi daerah asal maupun daerah tujuan wisata serta mempengaruhi pola pikir dan tata pergaulan masyarakat di daerah yang dikunjungi. Kegiatan tersebut mendorong berkembangnya kegiatan pada sektor-sektor terkait, seperti perhotelan, restoran, jasa perjalanan, perdagangan industri kecil serta jasa-jasa lainnya yang secara berantai akan meningkatkan kesempatan kerja, mendukung upaya pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan pendapatan regional maupun nasional. Selain itu pariwisata diharapkan mampu mendorong berkembangnya kegiatan budaya dan menghidupkan pasar-pasar bagi para perajin, seniman dan kebudayaan. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beraneka ragam dengan keindahan-keindahan khas masing-masing daerahnya. Kekayaan seni dan budaya bangsa telah sejak berabad-abad memukau masyarakat luar negeri yang ingin berkunjung ke Indonesia. Akan tetapi agar segala potensi untuk pariwisata dapat menghasilkan kemampuan pariwisata yang konkrit, maka diperlukan pendekatan dan penanganan tersendiri. Oleh karena itu sangat penting untuk melaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
pembangunan kepariwisataan sehingga kegiatan pariwisata menjadi sektor ekonomi yang efektif. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik pariwisata, yang antara lain berwujud kekayaan alam, seperti keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah purbakala. Upaya tersebut juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjunjung tinggi kebudayaan serta melestarikan lingkungan. Pernyataan ini sejalan dengan Kebijakan Pemerintah dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999, mengenai arah kebijakan dalam bidang sosial dan budaya tentang Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata. Pertama, melestarikan apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional serta menggalakkan dan memberdayakan sentra-sentra kesenian untuk merangsang berkembangnya kesenian nasional yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga menumbuhkan rasa kebanggaan nasional. Kedua, menjadikan keseniaan dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai wahana bagi perkembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya ke luar negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi wahana persahabatan antar bangsa. Ketiga, mengembangkan pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu bersifat interdisipliner dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Dengan demikian untuk mengembangkan usaha pariwisata yang merupakan faktor potensial didalam pembangunan secara menyeluruh dan merata, perlu commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adanya pengembangan yang lebih terarah dan terpadu. Maka untuk meningkatkan peranan pariwisata, terutama sebagai sumber penerimaan devisa dan dalam rangka mendorong
pembangunan
daerah,
Pemerintah
Pusat
harus
memberikan
keleluasaan kepada Pemerintah Daerah untuk menggali potensi kepariwisataan daerahnya masing-masing. Bagi daerah yang mempunyai potensi kepariwisataan maka ini merupakan sumber penerimaan potensial yang dapat membantu didalam membiayai pembangunan daerahnya sendiri. Sementara itu, dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka menjadi tantangan bagi daerah-daerah untuk memaksimalkan potensinya guna menyongsong otonomi daerah yang lebih luas dan nyata. Apalagi didalam pasal 13 (1) UU No. 32 Tahun 2004 tersebut dinyatakan bahwa daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan/atau digabung dengan daerah lain. Demikian halnya dengan Kota Surakarta, dalam menyongsong pelaksanaan otonomi daerah merupakan tantangan yang sangat berat, mengingat kondisi geografis yang relatif terbatas dan tidak punya kekayaan sumber daya alam yang dapat diandalkan. Maka salah satu alternatif yang dipilih untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan sedang giat-giatnya dilaksanakan adalah sektor pariwisata. Kota Surakarta mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan wisata budaya,
terutama
yang
terkait
dengan
Keraton
Kasunanan
dan
Pura
Mangkunegaran. Pengembangan wisata budaya tersebut dengan memperhatikan beberapa pertimbangan. Pertama, dalam rangka “nguri-uri dan memetri” piwulang commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
luhur Sri Susuhunan Pakubuwono dan pujangganya, tidak saja mengandung ajaran kepemimpinan, teologi dan nilai-nilai luhur dan moral yang tinggi, tetapi juga mampu berpikir jauh kedepan. Kesemuanya itu merupakan sumber potensi kultural dan spiritual yang tak ternilai harganya dan sumber yang tidak akan ada habis-habisnya bagi pengembangan budaya bangsa. Keraton Surakarta dengan berbagai kelengkapannya, sungguh merupakan daya tarik yang mengagumkan bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Untuk itu, persyaratan agar Keraton Surakarta dikembangkan menjadi pusat pengembangan budaya telah dipenuhi dengan berbagai karya budaya yang dihasilkan dalam bentuk koleksi karya – karya sastra, seni budaya, ukir –ukiran, tosan aji yang besar jumlah dan macamnya serta benda –benda bersejarah dalam kaitannya dengan tumbuh dan kembangnya Keraton Surakarta. Kedua, sumber potensi kultural dan spiritual yang bersifat konstruktif bagi pembinaan pendidikan, kebudayaan, pembangunan mental yang bersendikan cinta tanah air, watak dan sifat kesatria, keprajuritan, kepahlawanan terkandung dalam berbagai buku dan naskah yang tersimpan dalam Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran, hampir dua ribu judul telah dimikro film, Serat Tripama, Wredatama, Nayokoworo dan karya seni lainnya yang merupakan identitas yang sangat menonjol dari Mangkunegaran. Disamping itu juga koleksi benda – benda arkeologi seni ukir sungguh sangat menarik dan tidak ternilai harganya. Sedangkan Pura Mangkunegaran sangat menarik bagi para wisatawan, baik dari segi arsitektur maupun dari segi karya budayanya.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu, pertunjukan telah digelar dalam waktu singkat, padat dan penuh variasi. Misalnya, pagelaran wayang kulit, yang semula memiliki dimensi religius mistis telah disajikan secara estetik komersial, yang menarik wisatawan untuk menikmatinya. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 7) Kelebihan lainnya dari Kota Surakarta yang dapat memberikan peluang besar bagi berkembangnya kepariwisataan, antara lain : banyaknya obyek dan daya tarik wisata di Surakarta, banyaknya lembaga pendidikan pariwisata, seni dan budaya, tersedianya sarana dan prasarana pariwisata serta mempunyai aksesbilitas yang tinggi. Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh pengunjung, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada pengunjung sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di kota Surakarta. Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, ada beberapa faktor yang sangat mendukung berkembangnya kepariwisataan di Surakarta, antara lain : keberadaan Bandara Internasional Adi Sumarmo, Surakarta sebagai simpul kawasan JogloSemar (Jogja,Solo,Semarang), tersedianya jaringan internet sehingga dapat memudahkan pengunjung mengakses sistem informasi pariwisata kota Surakarta. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 9) Dari berbagai uraian tersebut jelas kiranya bagaimana usaha-usaha pelestarian dan pengembangan budaya dan potensi pariwisata dapat terpadu dengan kepariwisataan sehingga diharapkan Kota Surakarta mempunyai daya tarik yang
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih besar dan mempunyai keunggulan kompetitif serta khas bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Oleh karena itu, dalam mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota tujuan wisata budaya, maka Dinas Pariwisata sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang pariwisata sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu secara eksplisit disebutkan bahwa visi dan misi Dinas Pariwisata adalah mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang memiliki potensi dan daya tarik yang masih belum di kelola secara optimal tetapi mempunyai prospek pasar skala nasional dan internasional. Obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah Pura
mangkunegaran,
Keraton
Kasunanan,
Museum
Radya
Pustaka,
THR.Sriwedari, dll. Obyek wisata di kota Surakarta yang memiliki potensi dan prospek pasar dalam menarik banyak pengunjung adalah Pura Mangkunegaran dan Kraton Kasunanan Surakarta. Kedua obyek wisata budaya tersebut paling diminati oleh wisatawan asing dan domestik.
Oleh karena itulah, Dinas
Pariwisata Surakarta mengembangkan potensi pariwisata melalui sistem informasi pariwisata yang baik untuk menarik lebih banyak minat wisatawan untuk berkunjung. Sistem Informasi adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia diluar tempat tinggalnya commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak
berkaitan
dengan
pekerjaan-pekerjaan
yang
menghasilkan
upah.
(http://www.skripsi-tesis.com/07/05/pengembangan-program-promosi-pariwisatadi-kabupaten-berau-pdf-doc.htm). Sistem Informasi pariwisata kota Surakarta memiliki output dalam bentuk internet, leaflet, baliho, media cetak dan elektronik dan lain-lain. Wisatawan dapat dengan mudah mengetahui obyek-obyek wisata yang ada di kota Surakarta. Kota Surakarta juga memiliki TIC (Tourism Information Centre) yang berguna untuk memberikan informasi pariwisata kota Surakarta kepada wisatawan atau pengunjung. Obyek wisata yang banyak dan dinamis memerlukan sistem pengelolaan yang baik. Kendala-kendala seperti masalah biaya, sosial budaya dan keamanan patut diperhatikan, harus diseimbangkan dengan keuntungan yang bisa didapat. Keuntungan yang didapat antara lain dengan kemudahan akses dari luar akan meningkatkan jumlah wisatawan dan sistem informasi yang baik akan meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan. Dengan demikian, ketersediaan suatu sistem informasi, baik untuk pengelola pariwisata dan juga sistem penyebarluasan informasi pariwisata akan sangat dibutuhkan.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : 1. Apa sajakah bentuk Output dari Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata kota Surakarta? 2. Apakah sistem informasi pariwisata budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang dapat penulis kelompokkan menjadi tiga, yaitu tujuan operasional, tujuan fungsional, dan tujuan yang bersifat individual. 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui apa sajakah output dari sistem informasi pariwisata budaya di dinas pariwisata Surakarta dan apakah sistem informasi pariwisata di dinas pariwisata Surakarta sudah memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan. 2. Tujuan Fungsional Sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pertimbangan bagi instansi yang bersangkutan atau pihak lain bila memerlukan khususnya yang menyangkut masalah tersebut. 3. Tujuan Individual
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Tinjauan Pustaka Sistem Informasi Pariwisata. Dari judul yang dikemukakan diatas berikut ini akan penulis uraikan batasan dan pengertian dari istilah-istilah yang membentuk variabel diatas:
a. Sistem Informasi Sistem dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai : “Seperangkat elemen yang digabung satu dengan yang lainnya untuk tujuan bersama.” (Robert G. Murdick/Joel E. Ross/James R. Claggett,1986:6) Menurut The Liang Gie, sistem adalah : “Suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatu kebutuhan untuk melaksanakan suatu fungsi” (The Liang Gie dalam Moekijat,1986:4) Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan
dari
bagian-bagian
atau
elemen-elemen
yang
saling
berhubungan dan ditujukan untuk mencapai maksud / tujuan tertentu. Seperti yang dijelaskan oleh Raymond McLeod, bahwa : commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Semua sistem tidak memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi suatu susunan dasar yang sama.” (Raymond McLeod,1995:14) Seperti yang dijelaskan dalam gambar berikut ini : Gambar 1.1 Kerangka Sistem Tujuan
Mekanisme Pengendalian
Input
Transformasi
Output
Keterangan gambar : Sumber daya input diubah manjadi sumber daya output. Sumber daya mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi kepada elemen output. Suatu mekanisme kontrol memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Dalam pemahaman sistem informasi didalamnya tercakup pula pemahaman informasi. Secara konsepsional ada perbedaan yang prinsipil antara yang disebut data dan informasi. Oleh karena itu akan dikemukakan terlebih dahulu pengertian data dimana informasi itu sendiri berasal dari data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
Data didefinisikan secara umum sebagai: “Fakta-fakta dan angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai” (Raymond McLeod, 1995:18) Menurut The Liang Gie, data atau bahan keterangan adalah : “Hal, peristiwa, atau kenyataan lainnya apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan keputusan atau penetapan keputusan. Data adalah ibarat bahan mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi keterangan(informasi)”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:5) Sedangkan data menurut Robert J.Murdick/ Joel E.Ross/ James R.Claggett adalah : “Fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan dan biasanya berbentuk catatan historis yang di catat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali, diolah atau sebaliknya, digunakan untuk tujuan informatif atau kesimpulan, argumentasi, atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan.” (1986:6) Dari penjelasan diatas maka jelaslah bahwa data merupakan sumber bagi informasi atau bahan baku informasi, yang memerlukan pengolahan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Seperti yang dijelaskan oleh John Burch and Gary Grudnitski dalam bukunya Information System, Theory and Practice : “Information is data that have been put into a meaningfull and usefull context and communicated to a recipient who uses it to make a decision.” (Informasi adalah data yang telah dimasukkan ke dalam konteks yang berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima yang menggunakannya untuk membuat keputusan). (1989:3) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
Gordon B. davis, Bahwa informasi adalah : “Information is data that has been processed into a form that is meaningfull to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective decisions.” (Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang). (Gordon B. Davis dalam Moekijat, 1986:5) Maka jelaslah bahwa dalam pengambilan keputusan bagi seorang pemimpin sangat diperlukan informasi dimana informasi itu sendiri berasal dari data yang sudah diolah. Setelah mengetahui batasan-batasan tentang sistem dan informasi, maka lebih lanjut akan dikemukakan pula pengertian sistem informasi sebagai sebuah variabel. Menurut The Liang Gie, Sistem informasi didefinisikan sebagai : “Rangkaian tata cara, pola kerja dan tata tertib yang menangani sebagai suatu kebulatan yang lengkap keterangan-keterangan sejak pengumpulan melalui penggunaan dan penyampaiannya sampai penyingkirannya untuk membantu tercapainya tujuan dari suatu organisasi”. (The Liang Gie dalam Moekijat, 1986:10) Gordon B. Davis dalam bukunya Pengantar Sistem Informasi Manajemen mendefinisikan sebagai : “Sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (1995:3) Sedangkan menurut Buch and Strater, sistem informasi dirumuskan sebagai : “Kumpulan bagian-bagian yang formal dan sistematis yang melaksanakan operasi pengolahan data untuk : a). Memenuhi commit to user persyaratan pengolahan data yang legal dan transasional, b).
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
Memberikan informasi kepada manajemen untuk mendukung kegiatan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan, dan c). Memberikan bermacam-macam laporan seperti yang diperlukan oleh pihak-pihak luar”. (Buch and Strater dalam Moekijat, 1986:10) Dari penjelasan yang diuraikan diatas, maka dalam sistem informasi terkandung pengertian tentang suatu kegiatan yang dilakukan yang meliputi hal-hal berikut : − Suatu sistem atau metode pengolahan data. − Menyajikan informasi secara cepat dan tepat. − Digunakan bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan. b. Pariwisata Pengertian pariwisata adalah : Menurut Dr. Salah Wahab dalam tourism manajemen, pengertian pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektorsektor produktivitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. (Nyoman S.Pendit, 1986:29) Sedangkan menurut E. Guyer Freuler merumuskan pariwisata dengan member batasan bahwa pariwisata dalam artian modern ialah fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan klas masyarakat manusia commit to usersebagai hasil dari perkembangan
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
niaga, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan. (Yoeti A.Oka, 1987:105) Menurut Jurnal Internasional oleh Stephan Faßbender (JR), Anton Schautzer (OeNB) dari Institute for Technology and Regional Policy Austrian National Bank, memberi definisi tentang pariwisata sebagai berikut : “Tourists (guests) are defined as holidaymakers, business travellers, visitors to health resorts and other such persons who stay overnight in an accommodation enterprise either for money or for free and for not longer than two months (in accordance with the Registration Act).”. (Turis didefinisikan sebagai orang yang sedang berlibur, pelaku bisnis yang sedang bepergian, pengunjung fasilitas kesehatan dan orang lain yang tingggal lebih dari satu malam malalui sebuah perusahaan akomodasi baik yang berbayar mauoun gratis dan tidak lebih dari dua bulan (sesuai dengan undang2 registrasi). (Stephan Faßbender (JR), Anton Schautzer (OeNB) http://nyx.at/kwf/_uploads/_page/355_picture1.pdf)
Sedangkan Yoeti A.Oka memberi batasan pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. (1987:109) Berangkat
dari
pengertian
tersebut
maka
perjalanan
yang
dikategorikan sebagai kegiatan wisata dapat dirumuskan sebagai berikut : “…Perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atai disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah.” Dari definisi-definisi diatas dapat diketahui tentang motif-motif yang mendorong seseorang untuk mengadakan perjalanan wisata. Motif tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
sangat bervariasi dan mempunyai pengaruh menentukan pada daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Karena suatu daerah pada umumnya dapat menyajikan berbagai macam atraksi wisata. Oleh karena itu, sangat menarik mempelajari dan membahas jenis pariwisata mana yang sekiranya mempunyai kesempatan baik untuk dikembangkan di daerah tersebut. Hal ini juga akan berpengaruh pada fasilitas yang perlu dipersiapkan dalam pembangunan maupun program-program promosi. Menurut Nyoman S.Pendit (1986:36) jenis pariwisata dapat dibedakan menjadi 14 macam, salah satunya adalah wisata budaya. “Wisata Budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan mengadakan kunjungan / peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.” (Nyoman S.Pendit, 1986:36) c. Sistem Informasi Pariwisata Sistem informasi pariwisata dapat diartikan sebagai: Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data pemrosesan data sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Sistem informasi pariwisata memberikan informasi kepada wisatawan yang membutuhkan data tentang tempat tujuan wisata yang mereka inginkan. Sistem informasi pariwisata memuat data-data pariwisata secara lengkap dan mudah diakses oleh para wisatawan. Sistem informasi pariwisata menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkaplengkapnya. Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari dalam jurnal internasional yang berjudul The Establishment of a Tourism Information System by Theory of Constraint (TOC). Mengatakan bahwa : “Tourism Information System (TIS) is one of the fields of the Geographic Information System (GIS) useful for the tourism organization. This system is used for the management of tourism activities and decision-making for the future. TIS are, as its name implies, one of the application fields of GIS. Generally, tourist regions are facing more management service problems in high season because of increasing populations. Sometimes it doubles or, occasionally, increases tenfold. In this situation, the first aim of TIS is constitution of effective management services. The first duty of the TIS is serving knowledge to tourists on time and impressively. So, if tourists went to anywhere, they could get required data about the environment quickly and correct (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Sistem Informasi Pariwisata (TIS) adalah salah satu bagian dari sistem informasi geografis (GIS) yang digunakan oleh organisasi pariwisata. Sistem ini digunakan untuk mengatur kegiatan pariwisata dan pembuatan keputusan pada masa yang akan datang. Tugas utama dari TIS adalah memberikan informasi pada turis secara aktual dan menarik. Jadi, jika turis bepergian ke suatu tempat, mereka bisa mendapatkan data yang mereka butuhkan tentang tempat tujuannnya dengan cepat dan tepat (Erdogan & Tiryakioglu, 2006). (Menurut Omur Esen, Ismail Bulent Gundogdu and Fatih Sari http://www.fig.net/pub/fig2008/papers/ts07i/ts07i_02_esen_etal_2917. pdf)
d. Kota Pariwisata Menurut dinas pariwisata, Kota pariwisata adalah kota yang menjadi daerah tujuan wisata. Kota pariwisata dimaksudkan sebagai kota yang menjadi daerah tujuan suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam rangka untuk menikmati suatu perjalanan memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sebagai kota yang menjadi tujuan pariwisata maka kota pariwisata mempunyai obyek pariwisata. Obyek pariwisata merupakan perwujudan dari penciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serat sejarah bangsadan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. (PP No.24 Tahun 1979). Setiap obyek pariwisata sebetulnya ada berbagai unsur yang saling bergantung. Unsur – unsur tersebut diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu perjalanan yang memuaskan, yaitu liburan mereka. Menurut James S. Spillane SJ (1994 : 63), suatu obyek pariwisata atau destination meliputi lima unsur yang penting, yaitu : 1) Attractions Merupakan hal yang menarik perhatian para wisatawan. Attractions dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni site attractions dam event attractions. Site attractions adalah attractions agak permanen dengan lokasi yang tetap, sedangkan event attractions adalah attractions yang berlaku sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah mudah. Para wisatawan biasanya tertarik pada suatu lokasi karena memiliki ciri khas, antara lain : keindahan alam, iklim atau cuaca, kebudayaan, sejarah, ethnicity (sifat kesukuan) dan accessibility (kemampuan atau kemudahan berjalan ke tempat tertentu). 2) Facilities
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yaitu fasilitas yang dibutuhkan wisatawan untuk melayani mereka selama perjalanan. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang. Penyediaan fasilitas untuk wisatawan antara lain : penginapan, makanan dan minuman, souvenir atau toko duty-free, laundry, pemandu, daerah festival dan fasilitas rekreasi untuk kegiatan. 3) Infrastuktur Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dari suatu wilayah atau daerah. Hal ini termasuk : sistem pengairan, jaringan
komunikasi,
fasilitas
kesehatan,
terminal-terminal
pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran / air, jalan-jalan atau jalan raya dan sistem keamanan. 4) Transportations Transportasi meliputi fasilitas pengengkutan yang digunakan oleh wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan. 5) Hospitality Yaitu keramah-tamahan atau kesediaan untuk menerima tamu. Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal menginginkan keramahtamahan atau kesediaan masyarakat untuk menerima sebagai tamu sehingga mereka merasa aman dan tenang. Sedangkan menurut Nyoman S Pendit (1986 : 65) ada tiga kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh suatu daerah untuk menjadi tujuan wisata: commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Memiliki atraksi atau obyek menarik. Atraksi atau obyek menarik yang dimaksudkan adalah sesuatu mungkin
dihubungkan
dengan
keindahan
alam,
kebudayaan,
perkembangan ekonomi, politik, lalu lintas, kegiatan olahraga dan sebagainya tergantung kepada kekayaan suatu daerah dalam soal pemilikan atraksi atau obyek ini. 2) Mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. Suatu daerah tujuan wisata, selain terdapat obyek yang menarik juga mempunyai kriteria mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan. Alatalat kendaraan tersebut dapat berupa angkutan darat, laut dan udara. 3) Menyediakan tempat untuk tinggal sementara. Suatu daerah tujuan wisata tentunya menyediakan tempat untuk tinggal sementara bagi wisatawan, karena perjalanan yang mereka lakukan tentunya tidak kurang dari satu hari. Tempat yang nyaman untuk tinggal sementara merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat tersebut dapat berupa hotel, motel, homestay atau yang lain. Daerah tujuan wisata idealnya benar-benar memberikan atraksi beraneka ragam, baik yang dimiliki alam sekitar sebagai obyek tidak bergerak maupun yang merupakan manifestasi budaya khas bersifat daerah atau nasional sebagai obyek bergerak, serta dapat memperlihatkan kegiatan kehidupan rakyat disekitarnya, tambahan pula memiliki situasi hubungan lalu lintas baik yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas kepariwisataan lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
e. Kota Budaya dan Pariwisata. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka pengertian Kota Budaya dan Pariwisata adalah kota yang menjadi pusat pengembangan kebudayaan dan menjadi daerah tujuan wisata. Maka Kota Budaya dan Pariwisata mempunyai unsur budaya yang meliputi terpeliharanya tradisi atau adat istiadat, upacara keagamaan dan kesenian daerah, selain itu mempunyai unsur pariwisata yang meliputi terdapat atraksi atau obyek menarik, mudah dicapai dengan alat-alat kendaraan dan menyediakan tempat tinggal untuk sementara. Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata dapat dilakukan dengan pembuatan leaflet, brosur, dan promotions kits. Keikutsertaan pada pameran Nusa Dua di Bali, Pasar wisata di jakarta, pembuatan website dan pembuatan event seni budaya dan pariwisata. Pembuatan leaflet ini untuk promosi Kraton Kasunanan Surakarta,Pura Mangkunegaran Surakarta dan Solo Guide Map. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 129) Pada pameran wisata di Bali, Dinas Pariwisata diberikan kesempatan untuk memperkenalkan daya tarik wisata budaya di Kota Surakarta dengan menempati stand yang disediakan panitia. Dalam kesempatan tersebut Dinas Pariwisata memberikan pelayanan informasi tentang daya tarik wisata di Kota Surakarta dan penyebaran brosur, leaflet, folder dan seminar kits kepada pengunjung pameran, sedangkan di Jakarta Dinas Pariwisata hanya menitipkan leaflet, brosur dan promotions kits pada Dinas Pariwisata Daerah Tingkat I Jawa Tengah untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
disebarkan kepada pengunjung pameran. (Bambang Indrayanto, Skripsi, 2001 : 91) Pelaksanaan penyebaran media promosi tersebut dilakukan sepanjang tahun. Dengan adanya media promosi tersebut diharapkan Kota Surakarta menjadi lebih terkenal sebagai Kota Budaya dan Kota Pariwisata di Indonesia, sehingga banyak wisatawan tertarik untuk mengunjungi Kota Surakarta.
E. Kerangka Pemikiran Seperti telah dijelaskan diatas bahwa Dinas Pariwisata Surakarta bertanggung jawab terhadap Sistem informasi pariwisata kota Surakarta. Oleh karena itu Dinas Pariwisata Surakarta harus dapat memasarkan pariwisata kota Surakarta melalui sistem informasi pariwisata kepada masyarakat dengan sebaik mungkin. Sistem informasi pariwisata ini diharapkan dapat mempromosikan potensi wisata kota Surakarta khususnya wisata budaya kepada seluruh masyarakat Indonesia maupun kepada wisatawan mancanegara. Sistem informasi pariwisata sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik, Tourism Information Centre, dan buku-buku panduan wisata di Surakarta, bahkan bisa diakses melalui internet, karena wisatawan biasanya melihat pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke obyek wisata di kota Surakarta. Dinas pariwisata Surakarta sendiri telah bekerja sama dengan beberapa pihak dalam mempromosikan potensi pariwisata kota Surakarta melalui sistem informasi pariwisata. Contohnya Dinas Pariwisata bekerja sama dengan beberapa media cetak, stasiun radio, stasiun tv swasta dan beberapa pihak seperti commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan bandara internasional Adi Soemarmo dan stasiun kereta api Balapan untuk menempatkan counter Tourism Information Centre guna memberi kemudahan bagi para wisatawan yang berasal dari luar kota Surakarta memperoleh informasi tentang pariwisata Surakarta. Obyek
wisata
yang
paling
banyak
di
kunjungi
adalah
Keraton
Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan karena Kota Surakarta sudah terkenal dengan wisata budayanya karena wisata budaya menjadi salah satu andalan pariwisata di kota Surakarta. Namun banyak obyek pariwisata di kota Surakarta kurang diminati oleh wisatawan, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi pariwisata kepada wisatawan sehingga terjadi sepi pengunjung di beberapa obyek pariwisata di kota Surakarta. Masyarakat yang akan mengunjungi tempat wisata di kota Surakarta memerlukan sebuah bentuk informasi yang lengkap dan mudah. Yaitu bentuk sistem informasi yang memberikan kemudahan bagi para masyarakat mengenai informasi tempat – tempat pariwisata. Sistem informasi pariwisata sangat diperlukan agar dapat memberikan kemudahan para wisatawan. Selain kepada wisatawan tersebut, sistem informasi pariwisata sangat diperlukan bagi pihak dinas pariwisata beserta aparatnya untuk mengambil langkah – langkah operasional maupun pengambilan keputusan strategis dalam melihat kondisi pasar. Hal ini berguna juga untuk tetap menjaga agar pariwisata kota Surakarta tetap ramai dikunjungi wisatawan dari tahun ke tahun semakin
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkat pengunjungnya juga untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa melalui pariwisata.
Berikut adalah Model Gambar Kerangka Pemikiran Tersebut :
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
INPUT : Banyaknya obyek wisata di kota Surakarta yang sepi pengunjung dan kurang diminati para wisatawan.
PROSES : Menarik lebih banyak wisatawan asing dan domestik agar berkunjung ke kota Surakarta.
OUTPUT : Bentuk output dari sistem informasi pariwisata budaya yang di cari dalam penelitian ini.
FEEDBACK
F. Definisi Konseptual. Dalam penelitian ini, penulis memberikan definisi konseptual dengan maksud untuk memberi batasan mengenai konsep yang digunakan dan bertujuan agar
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak terjadi perbedaan pemahaman antara penulis dan pembaca. Adapun batasan atau konsep yang penulis gunakan yaitu : 1. Sistem informasi pariwisata adalah Sebuah sistem mulai dari pengumpulan data pemrosesan data sampai pada penyajian data mengenai informasi tentang pariwisata. Sistem Informasi Pariwisata digunakan untuk mengatur kegiatan pariwisata dan pembuatan keputusan pada masa yang akan datang. Tugas utama dari sistem informasi pariwisata adalah memberikan informasi pada turis secara aktual dan menarik. Jadi, jika turis bepergian ke suatu tempat, mereka bisa mendapatkan data yang mereka butuhkan tentang tempat tujuannnya dengan cepat dan tepat. 2. Kota
budaya
dan
Pariwisata
adalah
kota
yang
menjadi
pusat
pengembangan kebudayaan dan menjadi daerah tujuan wisata.
G. Metode Penelitian. 1. Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta dan di Kantor Dinas Pariwisata kota Surakarta. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena Dinas Pariwisata merupakan instansi Pemerintah yang mempunyai kedudukan sebagai unsur Pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang Pariwisata. Di kota Surakarta banyak terdapat atraksi budaya dan obyek wisata yang menarik bagi wisatawan. 2. Jenis Penelitian.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang bersifat menerangkan, menggambarkan sifat, gejala atau frekuensi hubungan tertentu yang sedang berlangsung dan menganalisa serta menginterpretasikan data-data dari fenomena yang ada. Menurut Bogman dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Lexy J. Moleong, 1995 : 3) Menurut HB Sutopo, pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut: Data yang dikumpulkan berujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Berisi catatan-catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian. Dalam mencari berbagai pengertian, penelitian kualitatif tidak memotong halaman-halaman ceritera dan data lain dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. (1998 : 10) Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan The case study approach (pendekatan studi kasus) yaitu, meneliti dinas, organisasi, orang atau kelompok daripada meneliti variabel. Tujuan dari pendekatan ini adalah menyediakan definisi mengenai organisasi. Dengan kata lain, deskripsinya berfungsi sebagai contoh dari kelompok yang serupa. (David E. McNabb,2002 : 278) Dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif maka dapat diperoleh gambaran yang tepat dan utuh tentang realitas sosial sebagaimana adanya.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Sumber Data. a. Data Primer. Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan pihak yang berkompeten. Adapun sumber data primer penelitian ini adalah : 1) Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta. 2) Kasi Bidang Pelestrian, Promosi dan Kerjasama Dinas Pariwisata Kota Surakarta. 3) Kasi Bidang Sarana Pariwisata dinas pariwisata kota Surakarta. 4) Wisatawan pengguna obyek wisata budaya kota Surakarta pada saat penelitian berlangsung. b. Data Sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi sumber data yang secara tidak langsung memberi keterangan maupun data yang ikut mendukung data primer. Data sekunder tersebut terdiri dari : 1) Laporan Tahunan Dinas Pariwisata Kota Surakarta. 2) Peraturan perundang-undangan, Keputusan Menteri, Instruksi Menteri dan Perda yang terkait dengan Dinas Pariwisata. 3) Buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber data sekunder ini berfungsi untuk melengkapi dan sekaligus mempermudah dalam menganalisa variabel penelitian serta untuk memperkuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
4. Teknik Penarikan Sampel. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam. (H.B. Sutopo, 2002 : 56). Sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Maka peneliti menentukan sampel seperti yang dijelaskan pada sumber data primer diatas, karena mengingat sampel tersebut mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan penelitian. 5.
Teknik Pengumpulan Data. a. Wawancara (Interview). Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada informan. Disini peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai kegiatan bertanya lebih terarah. b. Observasi. Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi. c. Dokumentasi. Yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat dan mencatat data yang terkait dengan tujuan penelitian. Peneliti mempelajari dan commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengutip data-data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pariwisata Kota Surakarta maupun buku-buku literatur.
6. Validitas Data. Dalam menentukan keabsahan data atau validitas data, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4 macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. (H.B. Sutopo, 2002 : 78) Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2000 : 178) dapat dicapai dengan langkah, sebagai berikut : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Memba ndingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Berdasarkan langkah diatas maka dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang berbeda.
7. Teknik Analisa Data. Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif. Dimana analisa data disajikan berdasarkan konsep tertentu dalam kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya. Data yang diperoleh dalam obyek penelitian ini ditemukan, diolah dan dikonfirmasikan dengan opini dari responden yang berkompeten yang sedang diamati. Berdasarkan paparan tersebut kemudian ditarik kesimpulan dan saran. Selain itu juga bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah yang telah disebutkan dalam rumusan masalah. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat model analisa yang meliputi : reduksi data, Sajian data, dan penarikan simpulan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 1.3 Teknik Analisa Data
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan Simpulan
(H.B. Sutopo, 2002 : 96)
a. Reduksi Data Merupakan
bagian
dari
proses
analisis
yang
mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan kesimpulan akhir dapat dilakukan. b. Sajian Data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang akan diteliti.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan dan konfigurasi yang mungkin, arahan, sebab-akibat dan berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi agar penelitian yang dilakukan benar dan bisa dipertahankan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya Dinas Pariwisata Kota Surakarta Kota Surakarta merupakan daerah bekas kerajaan yang terdiri atas Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran, sehingga banyak peninggalan sejarah dan obyekobyek wisata lain. Untuk melestarikan peninggalan sejarah dan obyek-obyek wisata lain, Pemda dalam Rencana Induk Kota (RUK) masterplan 20tahun Kodya Dati II Surakarta ditetapkan Perda No.5 tahun 1975 dan disahkan dengan Keputusan Mendagri No. 412/1997, Kota Surakarta diarahkan sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. Dalam rangka pengelolaan peninggalan sejarah dan obyek-obyek wisata di Kota Surakarta, Dinas Pariwisata dengan keputusan Walikotamadya Dati II tanggal 31 Maret 1976 No. 439/Kep. I/KP-76, yang untuk pengembangannya telah disempurnakan dengan keputusan Walikotamadya Dati II tanggal 31 Agustus 1980 No. 061.1/129/I/1980. Selanjutnya,dalam rangka persiapan penyerahan sebagian urusan Pemda Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam bidang Pariwisata kepada Pemda Dati II berdasarkan Surat Gubernur kepala Dati I Jawa Tengah tanggal 9 Juli 1982 No. 556/13306 telah disempurnakan lagi pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kodya Dati II Surakarta commit to user yang telah dituangkan dalam
35
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keputusan Walikotamadya Dati II Surakarta tanggal 22 Januari 1983 No. 061.1/8/I/1983. Guna memberikan suatu landasan bagi Pemda dalam mengelola urusan kepariwisataan, berdasarkan Perda Dati I Jawa Tengah No. 7/1984 tentang penyerahan sebagian urusan Pemda Dati I Jawa Tengah dalam bidang kepariwisataan dimaksud pada sidang pleno DPRD Kodya Dati II Surakarta tanggal 17 September 1986 yang meliputi urusan–urusan obyek wisata, pariwisata khusus, rumah makan,penginapan remaja, rekreasi, hiburan umum, serta promosi pariwisata. Sebagai realisasi dari penerimaan penyerahan urusan Pemda Dati I Jawa Tengah di atas, maka dalam rangka meningkatkan kelancaran dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna, khususnya bidang pariwisata dipandang perlu meninjau dan menetapkan kembali pembentukan, susunan dan tata kerja Dinas Pariwisata Kodya Dati II Surakarta. Untuk dimaksud diatas, maka sesuai dengan pasal 49 UU No. 5 Tahun 1974 jelas Keputusan Mendagri No. 363/1977 dan Keputusan Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 556/83 perlu penetapan pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Kodya Dati II Surakarta dengan perda No. 2/1987 yang ditinjau kembali dengan Perda No. 2/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Surakarta.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Visi dan Misi Dinas Pariwisata 1. Visi Dinas Pariwisata Terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota tujuan wisata berbasis budaya.
2. Misi Dinas Pariwisata a. Mendorong pelestarian dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata unggulan. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang pariwisata dan budaya serta memberdayakan masyarakat dan dunia usaha yang berdaya saing global. c. Menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. d. Meningkatkan kerjasama/kemitraan antar daerah dan antar pelaku wisata dalam pengelolaan obyek dan daya tarik serta promosi pariwisata.
C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata Kota Surakarta 1. Kedudukan Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata adalah unsur pelaksanaan pemerintahan daerah bidang pariwisata yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota. 2. Tugas Pokok Dinas Pariwisata
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dinas pariwisata mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan dan purbakala. 3. Fungsi Dinas Pariwisata. Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, dinas pariwisata mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan kesekretariatan daerah. b. Penyusunan rencana program, pengendalaian, evaluasi dan pelaporan. c. Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan hiburan umum. d. Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya. e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan. f. Pembinaan pelaku wisata. g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan. h. Pemasaran wisata. i. Penyelenggaraan sosialisasi. j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. k. Pembinaan jabatan fungsional. l. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Dinas Pariwisata Kota Surakarta mempunyai susunan organisasi sebagai berikut : 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat. 3. Bidang Sarana Wisata. 4. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala. 5. Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama. 6. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). 7. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan organisasi tersebut dapat digambarkan dalam suatu bagan struktur organisasi sebagai berikut :
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
KEPALA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN KEUANGAN
BIDANG SARANA WISATA
BIDANG WISATA
BIDANG SENI, BUDAYA, SEJARAH DAN PURBAKALA
SEKSI AKOMODASI WISATA
SEKSI SENI DAN BUDAYA
SEKSI REKREASI DAN HIBURAN
SEKSI SEJARAH DAN PURBAKALA
SEKSI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ASET WISATA
SEKSI PROMOSI DAN INFORMASI WISATA SEKSI KERJASAMA
UPTD Sumber : Dinas Pariwisata
commit to user
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat, dapat dijabarkan tugas dan wewenang masing-masing: 1. Kepala Dinas. Kepala Dinas memimpin penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata. 2. Sekretariat. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat, membawahkan : a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan. b. Subbagian Keuangan. c. Subbagian Umum dan kepegawaian. 3. Bidang Sarana Wisata. Bidang Sarana Wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akomodasi wisata dan rekreasi dan hiburan umum. Bidang sarana wisata, membawahkan : a. Seksi Akomodasi Wisata. b. Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum. 4. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang seni, budaya, sejarah, dan purbakala. Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala, membawahkan : a. Seksi Seni dan Budaya. b. Seksi Sejarah dan Purbakala. 5. Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama. Bidang
Pelestarian,
Promosi,
dan
Kerjasama
mempunyai
tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelestarian dan pengembangan asset, promosi dan informasi dan kerjasama. Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama, membawahkan : a. Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset. b. Seksi Promosi dan Informasi. c. Seksi kerjasama. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta. 1. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota. 2. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal baik kedalam maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintahan Daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. 4. a). Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing. b). Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c). Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan dapat disampaikan kepada satuan organisasi lain di lingkungan Dinas yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. d). Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, dan Kepala Seksi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan dijadikan bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. 5. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis dan Pejabat Fungsional menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas dan berdasarkan hal tersebut Sekretaris menyusun laporan berkala Kepala Dinas kepada Walikota melalui Sekda. F. Kepegawaian Dinas Pariwisata Kota Surakarta berdasarkan Status, Tingkat Pendidikan dan Golongan. Di bawah ini adalah tabel jumlah pegawai Dinas Pariwisata Kota Surakarta berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan. Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata Kota Surakarta Berdasarkan Status dan Tingkat Pendidikan. No
1 2 3 4 5 6
Tingkat Pendidikan
S2 S1 D3/Sarjana Muda SMA SMP SD JUMLAH
Status PNS CPNS 3 35 3 3 30 9 3 7 1 commit 81 to user 13
Honorer 1 6 1 15 23
Jumlah
3 39 3 45 4 23 117
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai di Dinas Pariwisata Kota Surakarta mayoritas adalah lulusan S1 dan SMA yaitu sebanyak 35orang dan 30 orang dimana status mereka adalah PNS. Lulusan S2 ada 3 orang dan sudah berstatus PNS, sedangkan untuk lulusan D3/ Sarjana Muda dan SMP masing-masing ada 3 orang yang sudah berstatus PNS dan 1orang dari lulusan SMP yang masih berstatus pegawai honorer. Pegawai honorer paling banyak adalah lulusan SD yaitu sebanyak 15orang. Sedangkan
komposisi
pegawai
dinas
pariwisata
kota
Surakarta
berdasarkan golongan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Pegawai Dinas Pariwisata Kota Surakarta Berdasarkan Golongan. No
1 2 3 4 5
Golongan
Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Honorer Jumlah
Jumlah
5 42 41 6 23 117
Dari tabel diatas diketahui bahwa pegawai Dinas Pariwisata kota Surakarta bervariasi dari golongan I, II, III, dan IV. Golongan III adalah yang paling banyak. Dan ada 23orang Honorer, mereka adalah pegawai yang bekerja dilapangan bertugas mengurus obyek wisata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
G. Potensi Budaya dan Pariwisata kota Surakarta Sebagai pusat kebudayaan jawa, Surakarta tidak terlepas dari pengaruh Keraton Surakarta. Keraton Surakarta didirikan oleh Paku Buwono II pada tahun 1745. Sebelumnya ibu kota Keraton Surakarta berada di Kartasura, kira-kira 12km arah barat Surakarta. Di Keraton Surakarta terdapat Art Gallery yang menyimpan benda-benda kuno yang bersejarah, antara lain : Kereta Kencana, Keris, Wayang Kulit, Dandang/alat untuk menanak nasi dan lain-lain. Sedangkan di depan Keraton Surakarta berdiri sebuah bangunan yang bernama “Panggung Sanggabuwana” yang sering disebut sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa laut selatan. Panggung tersebut merupakan bangunan kuno dan megah yang ada di Pulau Jawa. Selain Keraton Surakarta, berdiri pula Pura Mangkunegaran, yang didirikan oleh Raden Mas Said pada tahun 1757 sebagai tempat tinggal Pangeran Mangkunegara. Pura Mangkunegaran menyimpan koleksi yang tak ternilai harganya, sebagian besar dari zaman Majapahit (1293-1478) dan Mataram (1586-1755) masa kekaisaran, tarian topeng klasik, wayang orang, pakaian, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung keagamaan, perhiasan dan benda-benda antik serta pusakapusaka lainnya. Pura Mangkunegaran terdiri atas dua bangunan utama : Pendapa (Balairung Istana, tempat menerima tamu) dan Dalem (Balairung Utama) yang dikelilingi tempat tinggal keluarga Raja. Bagian timur disebut Balai Peni tempat tinggal commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
putra/pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni tempat tinggal para putri. Di dalam Pura Mangkunegaran juga terdapat Perpustakaan Reksopustoko, berisi naskah-naskah keagamaan dan filsafat yang jarang ditemui, ditulis dalam gaya tulisan Jawa Kuno. Dengan keberadaan Keraton tersebut, maka kota Surakarta tidak terlepas dari upacara-upacara adat tradisional, antara lain : 1. Sekaten Sekaten adalah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan dan penjualan souvenir dan kerajinan tangan. Pengunjung juga dapat menyaksikan pameran benda-benda pusaka Keraton di Pagelaran Keraton Solo. Puncak dari perayaan Sekaten adalah keluarnya gunungan dari Keraton Solo menuju Masjid Agung. 2. Grebeg syawal Menandai berakhirnya bulan puasa, Keraton Kasunanan Solo menggelar ritual Grebeg Syawal di halaman Masjid Agung. Dua buah Gunungan yang disebut Gunungan Estri dan Gunungan Jaler dikirab dari dalam Keraton menuju halaman Masjid. Sejumlah Prajurit Keraton seperti Prajurit Tamtama, Sorogeni, Prawiro Anom, Joyosuro dan Panyutirto mengawali perjalanan Gunungan yang diusung melewati Bangsal Sitihinggil menuju halaman Masjid Agung Solo. Setelah didoakan, Gunungan yang diisi berbagai macam hasil bumi dan segala macam makanan tradisional itu kemudian menjadi rebutan warga yang tekun mengikuti prosesi. Mereka percaya bahwa mereka akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
mendapat berkah dari Keraton ketika berhasil memperoleh bagian dari Gunungan itu. 3. Grebeg Besar/Idul Adha Sebuah upacara tahunan untuk memperingati perjalanan haji ke Mekkah, juga disebut Idul Adha. Perayaan ini diselenggarakan di depan Masjid Agung Solo. Puncak perayaan adalah saat Hajad Dalem Gunungan dibawa dalam prosesi dari Keraton Solo menuju Masjid Agung, jam 10.00WIB. 4. Grebeg Pasa Pada Grebeg Pasa, ada prosesi membawa Gunungan dari Keraton ke Masjid Agung. Tata caranya adalah Abdi Dalem “Pareden” atau Gunungan satu rakit (dua buah) diarak menuju Masjid Agung Keraton oleh para Abdi dalem dan empat peleton prajurit Keraton. Setelah selesai didoakan di Masjid, Gunungan dibagikan kepada masyarakat. 5. Grebeg Mulud Diselenggarakan pada tahun Dal (8 tahun sekali). Grebeg dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon. Selanjutnya pada hari Minggu Pahing 00.00 WIB. ISKS Pakoeboewono dan GK Ratu Alit akan berada di pawon (dapur) Gondorasan untuk “adang” atau menanak nasi. 6. Ruwatan Prosesi ruwatan umumnya dilakukan oleh Dalang dan dibantu oleh para ahli kebatinan, merupakan salah satu laku tirakatan masyarakat Jawa. Ruwatan tidak ada hubungannya dengan agama dan murni merupakan warisan budaya masyarakat Jawa yang pantas dilestarikan. Ada dua macam jenis ruwatan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
yaitu “Sarirahayu”, yaitu ruwatan untuk menghilangkan “sukerta” (kesialan diri) dan “Bumirahayu” untuk menghilangkan “sukerta” bumi atau tempat tinggal. 7. Kirab Pusaka Keraton Kirab pusaka merupakan upacara tradisional yang diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran untuk merayakan Tahun Baru Jawa yaitu 1 Asyura. Prosesi ini memamerkan pusaka-pusaka dari Keraton yang dibawa Abdi Dalem yang berpakaian Jawa Adat Keraton. Upacara ini dimulai pukul 19.00 WIB sampai tengah malam. Dalam rangka memeriahkan 1 Asyura pengunjung juga dapat menyaksikan pameran pusaka koleksi museum seluruh Indonesia di Pagelaran Surakarta. 8. Jumenengan KGPAA Mangkunegaran Jumenengan adalah acara ritual yang diselenggarakan oleh KGPAA Mangkunegaran untuk memperingati hari naik tahtanya. Dalam acara tersebut dimeriahkan dengan Pagelaran Tari. 9. Tinggalan Dalem Jumenengan Paku Buwono Merupakan upacara adat untuk memperingati Hari Naik Tahta Paku Buwono, sekaligus acara Wisana Suntono dan Abdi Dalem. Pada upacara tersebut dilengkapi dengan tarian “Beksan Bedoyo Ketawang” dan dimeriahkan dengan Pameran Kerajinan Festival Seni dan Budaya serta Pasar Malam. 10. Sesaji Mahesa Lawung Merupakan acara ritual yang diselenggarakan oleh kerabat Keraton Surakarta di Hutan Krendhowahono kurang lebih 7km arah utara kota Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
Upacara ini untuk menyampaikan sesaji kepada Bethari Durga agar menjaga keselamatan Keraton dan segenap warga masyarakat. Upacara diawali dari Dalem Agung Purbosuyoso Bangsal Gondorasan menuju Sitihinggil untuk mengadakan persiapan upacara sebelum diberangkatkan menuju Hutan Krendowahono. 11. Kirab Budaya Hari Jadi Kota Surakarta Diselenggarakan oleh Pemkot Surakarta menyambut hari jadi Kota Surakarta dan dimeriahkan dengan pameran, pentas kesenian, sarasehan, dan city tour.
Disamping kaya akan budayanya, kota Surakarta juga menyimpan obyek wisata yang memikat para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Obyek wisata tersebut antara lain : 1. Museum Radya Pustaka Museum ini dibangun pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X. Koleksi museum ini terdiri dari beragam benda bersejarah bernilai tinggi seperti keris, gamelan, patung-patung batu dan perunggu, wayang kulit, keramik, dan lain-lain. Di museum ini juga terdapat perpustakaan yang menyimpan literatur yang ditulis pada era Jawa Kuno dan kolonial Belanda. 2. Wayang Orang Sriwedari Wayang orang muncul di abad XVIII diilhami drama yang telah berkembang di Eropa, diciptakan oleh KGPAA Mangkunegoro I di Solo. Pada saat Paku commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Buwono X membangun Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum dan meresmikannya di tahun 1899, diadakan pertunjukan wayang orang yang kemudian tetap hidup sampai saat ini. Wayang Orang Sriwedari telah berjasa besar dalam melestarikan kebudayaan bangsa, yaitu seni wayang orang, seni tari, seni busana, seni suara serta seni karawitan. 3. Wayang Kulit Tokoh-tokoh wayang kulit berasal dari kisah klasik Ramayana dan Mahabarata yang mencerminkan kehidupan manusia. Kemampuan dalang yang paling berperan, terutama ketika memainkan penokohan wayang di balik tabir yang memunculkan baying-bayang wayang, kemudian diiringi dengan musik gamelan Jawa. Balutan suara sinden semakin menyempurnakan pertunjukan. Pengaturan seperti ini menghasilkan sebuah pertunjukan mahakarya seni. 4. Ketoprak Balekambang Ketoprak balekambang sudah ada sejak tahun 1950. Tapi gedungnya baru dibangun tahun 1977. Dulu pertunjukan ini dinamakan “Tobong” atau panggung darurat karena tempatnya selalu berpindah-pindah. Pada tahun 1989 diputuskan untuk mengadakan pertunjukan tetap di sebuah gedung tak terpakai. Ketoprak Humor Srimulat juga lahir disini, termasuk pelawakpelawak terkenal seperti Gepeng, Timbul, Basuki dan masih banyak lagi. Ketoprak merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan daerah yang menyajikan sandiwara dengan memberikan nuansa nilai-nilai historis, patriotis, eksotis dan humoris.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Taman Wisata Budaya Sriwedari Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga Kerajaan, terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak disebuah lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa, restoran-restoran kecil, dan stan penjualan souvenir. Di dalam komplek taman ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu Wayang Orang. Atraksi ini digelar tiap malam, menampilkan penari wayang orang dan penyanyinya. 6. Taman Balekambang Taman Balekambang dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat Mangkunegara. Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan kolam renang yang ditengahnya terdapat rumah istirahat yang sangat indah. Di samping tempat ini terdapat Gedung Kesenian Ketoprak Balekambang dan kafe yang dikelola seniman muda solo. Perpaduan antara kesenian tradisional dan modern dalam suatu tempat, sebuah keunikan tersendiri. 7. Pasar Triwindu / Windujenar (Benda Antik) Terletak di jantung kota Surakarta, tepatnya di depan Pura Mangkunegaran. Sebelumnya terkenal sebagai pasar barang bekas, di pasar ini bisa ditemukan benda-benda kuno dan antik seperti keris, arca batu, arca perunggu, fosil, lampu gantung dan lain-lain.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program-program Dinas Pariwisata tentang penyebaran Leaflet, Brosur dan lain-lain. 1. Penyebaran leaflet melalui Torism Information Centre (TIC). Penyebaran leaflet melalui TIC dilakukan di tiga tempat, yaitu TIC di kantor Dinas Pariwisata, TIC di Bandara Internasional Adi Soemarmo dan TIC di Stasiun Balapan. Penyebaran leaflet ini tidak dilakukan dengan memberikan kepada masyarakat melainkan masyarakat yang meminta ke TIC di tiga tempat tersebut. Ini dikarenakan keterbatasan pencetakan leaflet. 2. Penyebaran leaflet melalui Hotel-hotel dan Restoran-restoran. Dalam hal ini dinas pariwisata hanya memberikan 5 paket leaflet kepada setiap hotel dan restoran. Hotel dan restoran dapat menggandakan leaflet tersebut tetapi dengan biaya sendiri. 3. Penyebaran leaflet melalui Pameran Pariwisata. Penyebaran leaflet melalui pameran ini tidak hanya pameran pariwisata di dalam negeri saja, tetapi juga pameran pariwisata di luar negeri yang diikuti oleh Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisata memberi porsi penyebaran leaflet paling banyak di pameran pariwisata ini, karena dinilai sangat bagus sebagai promosi pariwisata Kota Surakarta kepada pengunjung pameran pariwisata yang berasal dari luar Kota Surakarta dan wisatawan mancanegara.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dinas Pariwisata kota Surakarta tiap tahun mendapat anggaran dana dari Pemkot Kota Surakarta untuk mencetak leaflet, brosur dan lain-lain sebanyak 15ribu. Hal ini dirasakan masih sangat kurang sekali karena Walikota menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada 4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Output Sistem Informasi Pariwisata Budaya Dinas Pariwisata kota Surakarta. Sebuah instansi publik harus senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang membutuhkannya. Apa yang menjadi kepentingan masyarakat harus selalu diutamakan. Pihak instansi yang bersangkutan seharusnya bisa membantu kebutuhan publik. Dan untuk memberikan kebutuhan publik akan informasi pariwisata budaya, Dinas Pariwisata Kota Surakarta menyediakan sistem informasi pariwisata budaya untuk masyarakat dan wisatawan yang mengunjungi Kota Surakarta dan sistem informasi pariwisata budaya ini juga sebagai sarana promosi wisata budaya kota Surakarta baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dan Pariwisata, Dinas Pariwisata mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini mengingat Dinas Pariwisata merupakan unsur Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai pelaksanaan di bidang pariwisata. Dinas Pariwisata dalam menjalankan fungsinya berdasarkan pada Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 7 tahun 1984 tentang penyerahan sebagian urusan Pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam bidang kepariwisataan kepada Daerah Tingkat II. Kemudian ditindaklanjuti dengan
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
Peraturan Daerah No. 7 tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Untuk memberikan informasi pariwisata budaya, Dinas Pariwisata Kota Surakarta menggunakan sistem informasi pariwisata sebagai sarananya. Sistem informasi pariwisata sendiri dapat berupa pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik, Tourism Information Centre, dan buku-buku panduan wisata di Surakarta, bahkan bisa diakses melalui internet. Wisatawan biasanya melihat pamflet, leaflet, baliho, media cetak dan media elektronik sebelum berkunjung ke obyek wisata di Kota Surakarta. Masyarakat yang akan mengunjungi tempat wisata di Kota Surakarta memerlukan sebuah bentuk informasi yang lengkap dan mudah. Yaitu bentuk sistem informasi yang memberikan kemudahan bagi para wisatawan mengenai informasi tempat – tempat pariwisata. Sistem informasi pariwisata sangat diperlukan agar dapat memberikan kemudahan para wisatawan. Sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Kota Surakarta memiliki output antara lain : 1)
Pamflet / Brosur Brosur, pamflet, atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis dalam commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat. Brosur / pamflet dinas pariwisata
juga didesain agar menarik
perhatian, dan dicetak di atas kertas yang baik dalam usaha membangun citra yang baik terhadap layanan dan dapat memberikan informasi yang jelas tentang pariwisata Surakarta kepada wisatawan. 2)
Leaflet Leaflet atau lembaran selebaran dipergunakan untuk member informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up to date) kepada masyarakat dan wisatawan yang berada dimana saja. Leaflet yang dibuat oleh Dinas Pariwisata memuat informasi tentang obyek-obyek wisata dan atraksiatraksi wisata di kota Surakarta yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan, antara lain : a)
Leaflet Kraton Kasunanan Surakarta. Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna biru muda. Pada leaflet ini dijelaskan deskripsi Kraton Kasunanan Surakarta yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta dilengkapi dengan peta dan foto-foto yang menarik. Leaflet ini dibuat melalui kerjasama dengan pihak Kraton Kasunanan Surakarta, yang dicetak ± 15 ribu lembar. Penyebaran leaflet ini dilakukan secara langsung maupun diselipkan dalam promotion kits.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b)
58 digilib.uns.ac.id
Leaflet Pura Mangkunegaran. Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna hijau muda. Pada leaflet ini dijelaskan deskripsi Pura Mangkunegaran yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta dilengkapi dengan fotofotonya. Leaflet ini dibuat melalui kerjasama dengan pihak Pura Mangkunegaran, yang dicetak ± 15 ribu lembar. Penyebaran leaflet ini dilakukan secara langsung maupun diselipkan dalam promotion kits.
c)
Leaflet Solo Guide Map. Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna coklat muda. Pada leaflet ini digambar Peta Kota Surakarta dilengkapi keterangan tentang lokasi-lokasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions kits.
d)
Leaflet Pasar Antik Triwindu (Windu Jenar). Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna coklat tua. Pada leaflet ini dijelaskan tentang deskripsi Pasar Antik Triwindu beserta peta letak Pasar Antik Triwindu dan foto-fotonya. Dalam leaflet ini juga terdapat alamat-alamat toko barang antik di wilayah Surakarta. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions kits. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e)
Leaflet Museum Radya Pustaka. Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna merah tua. Pada leaflet ini dijelaskan tentang deskripsi Museum Radya Pustaka dan terdapat pula peta lokasi Museum Radya Pustaka. Dalam leaflet ini dilengkapi foto-foto yang menarik. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions kits.
f)
Leaflet Wayang Orang Sriwedari. Leaflet ini dibuat dengan ukuran kertas 31,5 x 21,5 cm, dilipat menjadi tiga bagian yang sama dan dicetak diatas kertas berwarna abu-abu. Pada leaflet ini berisi tentang deskripsi tentang Wayang Orang Sriwedari. Dalam leaflet ini terdapat pula foto-foto yang menarik dan jam pertunjukan Wayang Orang Sriwedari. Leaflet ini dicetak ± 15 ribu lembar dan penyebaranya dengan diselipkan pada folder atau promotions kits. Selain leaflet-leaflet diatas, Dinas Pariwisata juga menerbitkan leaflet
khusus terutama bila ada event pariwisata dan budaya di kota Surakarta. Leaflet tersebut hanya memuat informasi seputar event yang akan diadakan tersebut. Leaflet khusus ini tidak dicetak sebanyak leaflet biasanya, hanya sebatas untuk kebutuhan pelaksanaan event tersebut. Di kota Surakarta setiap tahunnya banyak diadakan event pagelaran seni dan budaya, untuk menarik minat wisatawan untuk mengunjungi kota Surakarta dan memeriahkan
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan event seni dan budaya maka diterbitkanlah leaflet khusus tersebut. Dinas Pariwisata Kota Surakarta dalam waktu dekat ini akan melakukan promosi pariwisata di Singapura. Maka untuk mendukung program tersebut, Dinas Pariwisata Kota Surakarta akan menerbitkan leaflet khusus hanya untuk promosi di Singapura. Hal ini dilakukan karena untuk menyesuaikan dengan kondisi di Singapura,
agar mudah dipahami oleh wisatawan Singapura.
Leaflet ini nantinya akan memuat semua tujuan wisata di kota Surakarta, sarana transportasi untuk menuju lokasi wisata dari bandara internasional Adi Soemarmo, hotel dan tempat penginapan beserta tarifnya, dan informasi penting lainnya. Bisa dikatakan bila wisatawan asal Singapura memegang leaflet ini, maka tidak akan tersesat di Kota Surakarta. Menurut Ibu Ina, staf bidang Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata, beliau mengatakan : “Dalam waktu dekat ini Dinas Pariwisata Surakarta akan mengadakan promosi di Singapura. Leaflet yang akan digunakan sebagai alat promosi juga dibuat khusus. Hal ini sesuai permintaan Kedutaan Besar RI di Singapura agar mudah dipahami masyarakat Singapura”. (Wawancara 14 Januari 2010). Program-program Dinas Pariwisata tentang penyebaran Leaflet, Brosur dan lain-lain. a) Penyebaran leaflet melalui Tourism Information Centre (TIC). Penyebaran leaflet melalui TIC dilakukan di tiga tempat, yaitu TIC di kantor Dinas Pariwisata, TIC di Bandara Internasional Adi Soemarmo dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
TIC di Stasiun Balapan. Penyebaran leaflet ini tidak dilakukan dengan memberikan kepada masyarakat melainkan masyarakat yang meminta ke TIC di tiga tempat tersebut. Ini dikarenakan keterbatasan pencetakan leaflet. b) Penyebaran leaflet melalui Hotel-hotel dan Restoran-restoran. Dalam hal ini dinas pariwisata hanya memberikan 5 paket leaflet kepada setiap hotel dan restoran. Hotel dan restoran dapat menggandakan leaflet tersebut tetapi dengan biaya sendiri. c) Penyebaran leaflet melalui Pameran Pariwisata. Penyebaran leaflet melalui pameran ini tidak hanya pameran pariwisata di dalam negeri saja, tetapi juga pameran pariwisata di luar negeri yang diikuti oleh Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisata memberi porsi penyebaran leaflet paling banyak di pameran pariwisata ini, karena dinilai sangat bagus sebagai promosi pariwisata Kota Surakarta kepada pengunjung pameran pariwisata yang berasal dari luar Kota Surakarta dan wisatawan mancanegara.
Dinas Pariwisata Kota Surakarta tiap tahun mendapat anggaran dana dari Pemkot Kota Surakarta untuk mencetak leaflet, brosur dan lain-lain sebanyak 15ribu. Hal ini sirasakan masih sangat kurang sekali karena Walikota menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada 4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan.
3)
Pembuatan Folder. Folder merupakan alat promosi yang paling banyak dipergunakan dalam media publikasi pariwisata. Hampir tidak ada terkecualinya orang mempergunakan folder ini sebagai media publikasi dalam bidang pariwisata. Demikian pula Dinas Pariwisata, dalam melakukan promosi obyek wisata budaya di Kota Surakarta juga menggunakan media ini. Pembuatan folder tidak mudah, karena apa yang harus dimasukkan didalamnya tidak terbatas, sedangkan luas dan tempat yang tersedia dalam suatu folder sangat terbatas. Dalam folder tidak boleh memuat hal-hal yang berlebihan, tidak bertele-tele, berkualitas serba baik, menarik, mengandung kebenaran obyektif dan bersih dalam wajah. Dalam pembuatan folder, Dinas pariwisata menyajikan folder yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Folder tersebut dibuat dengan ukuran kertas 52,5 x 21,5 cm yang dicetak diatas kertas warna merah untuk folder dalam bahasa Inggris dan warna kuning untuk folder dalam bahasa Indonesia. Pada foder tersebut dijelaskan tentang deskripsi obyek wisata Kota Surakarta yang dilengkapi dengan foto masing-masing obyek wisata. Selain itu, juga dilengkapi dengan alamat-alamat penting, misalnya commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
money changer, kantor pos, kantor telekomunikasi, kantor polisi, kantor imigrasi dan rumah sakit. Selain itu juga dibuat folder “Solo Guide Map”. Folder ini dibuat dengan ukuran kertas 43,5 x 21,5 cm yang dicetak diatas kertas warna putih. Folder ini berisi peta Kota Surakarta dengan keterangan obyek-obyek wisata dan sarana-sarana wisata (hotel dan travel agent) beserta masing-masing obyek wisata. Dilengkapi juga dengan peta Kota Surakarta dan sekitarnya yang menyajikan obyek wisata yang tersedia.
4)
Pembuatan Promotions Kits. Bila dibandingkan dengan folder, promotion kits mempunyai isi yang lebih banyak dan terperinci. Promotion kits disebarkan secara lebih terbatas daripada folder karena harganya lebih mahal. Promotion kits mengandung lebih banyak informasi tentang fasilitas dan pelayanan serta berisi petunjukpetunjuk. Promotion kits dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan pembacanya tentang bidang dan kegiatan kepariwisataan di kota Surakarta. Promotion kits yang dibuat oleh dinas pariwisata kota Surakarta berukuran 20 x 11 cm setebal 83 halaman. Promotion kits berisi tentang obyek wisata dan even-even budaya di kota Surakarta dan sekitarnya. Selain itu memuat juga data mengenai hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan, transportasi, fasilitas umum, pusat seni dan kerajinan, pelayanan umum dan informasi lainnya.
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pembuatan leaflet, folder dan promotion kits dinas pariwisata melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang bergerak dalam bidang kepariwisataan. Dinas pariwisata menghubungi pihak terkait untuk memperoleh deskripsi dari obyek wisata yang dipromosikan, demikian pula instansi yang bersangkutan diharapkan ikut berpartisipasi dalam pembuatannya. Sedangkan penyebaran leaflet, folder dan promotion kits dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : a)
Disediakan di Kantor Dinas Pariwisata Kota Surakarta, cara ini diperuntukkan bagi para wisatawan yang ingin mengetahui obyekobyek wisata di kota Surakarta yang dapat dikunjungi.
b)
Disebarkan melalui pameran yang diikuti oleh Dinas Pariwisata baik di Kota Surakarta maupun kota lain seperti pameran di Jakarta dan Bali.
c)
Disebarkan melalui kantor Dinas Pariwisata di Kota lain di Indonesia yang mempunyai potensi wisata menarik wisatawan, seperti Dinas Pariwisata di Bali, Jakarta, Yogyakarta, Sulawesi dan lain-lain.
d)
Disebarkan melalui PHRI dan ASITA di seluruh Indonesia.
e)
Disebarkan kepada Kantor-kantor Pariwisata di Negara lain maupun kantor kedutaan dimana wisatawan di Negara tersebut banyak tertarik obyek wisata di Indonesia, seperti Belanda, Jepang, Jerman, Perancis. Australia dan Amerika Serikat yang dikirim melalui pos atau dititipkan kepada pejabat Pemerintah Daerah yang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
Penyebaran publikasi tersebut sebagaimana diungkapkan oleh kepala seksi pemasaran dinas pariwisata sebagai berikut : “Penyebaran alat-alat promosi, seperti leaflet, folder dan promotion kits disebarkan ke seluruh Indonesia dan di beberapa Negara lain. Di Indonesia melalui Dinas Pariwisata sedangkan di Negara lain melalui kantor-kantor pariwisata Negara yang bersangkutan, yang dikirimkan melalui pos atau dititipkan melalui pejabat Pemerintah Daerah yang melakukan kunjungan ke luar negeri.” (Wawancara dengan Drs. Mufti Raharja, 12 Januari 2010). Pelaksanaan penyebaran media promosi dalam sistem informasi pariwisata dilakukan sepanjang tahun. Dengan adanya media promosi tersebut diharapkan Kota Surakarta menjadi lebih terkenal sebagai Kota Budaya dan Pariwisata di Indonesia, sehingga banyak wisatawan yang tertarik mengunjungi Kota Surakarta. 5)
Baliho. Penerbitan baliho ini melekat pada suatu event seni dan budaya di Surakarta. Baliho ini hanya dicetak bila akan diadakan sebuah event seni dan budaya di Kota Surakarta. Dalam penerbitan baliho ini, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Depkominfo Surakarta dan Pemkot Surakarta. Karena Depkominfo Surakarta adalah yang mengelola tempat pemasangan baliho milik Pemkot Surakarta. Dinas Pariwisata disini hanya berperan sebagai penyelenggara event dan untuk pembuatan dan pemasangan baliho dilakukan oleh Depkominfo Surakarta.
6)
Media Cetak dan Elektronik. Selain menggunakan leaflet, folder, promotion kits dan baliho, Dinas
userdan elektronik untuk mengadakan Pariwisata juga menggunakancommit mediatocetak
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
promosi pariwisata, yaitu melalui iklan di koran, siaran radio, maupun siaran televisi. Radio Republik Indonesia (RRI) programa satu Surakarta dan radio-radio swasta di Kota Surakarta memberikan kesempatan kepada Dinas Pariwisata untuk menyiarkan kegiatan kepariwisataan setiap sebulan sekali. Dalam siaran radio tersebut isinya antara lain tentang kegiatan kepariwisataan di Kota Surakarta dan aneka kegiatan budaya dan pariwisata di Kota Surakarta. Sedangkan
dari
Dinas
Pariwisata,
siaran
kepariwisataan
yang
diselenggarakan diakuinya dilakukan secara rutin sebulan sekali. (Wawancara dengan Bapak Mufti Raharja, 18 Januari 2010). Dengan adanya siaran radio yang menyajikan informasi pariwisata maka masyarakat yang mendengarkan radio dapat mengetahui kegiatan pariwsata, sehingga mereka mempunyai rasa tertarik untuk menikmati atau melihat kegiatan tersebut dan bahkan ikut serta dalam kegiatan yang akan diselenggarakan. Selain itu radio merupakan media elektronik yang banyak dimiliki masyarakat, hal ini berarti peluang yang bagus untuk mengadakan promosi pariwisata di kota Surakarta. Untuk siaran televisi, Dinas Pariwisata hanya sebagai pemberi ijin siaran dan menunjukan obyek wisata mana saja yang bagus untuk siaran televisi. Sekarang ini sedang marak acara-acara di televisi swasta yang melakukan pembuatan sinetron yang mengambil lokasi syuting yang berlatar belakang obyek wisata budaya di Kota Surakarta. Hal ini sangat membantu sekali bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
Dinas Pariwisata untuk memperkenalkan obyek wisata di Kota Surakarta kepada seluruh pemirsa televisi di Indonesia bahkan di luar negeri. Siaran televisi sangat membantu sekali dalam promosi pariwisata di Surakarta, hal ini dikarenakan hampir semua masyarakat mempunyai televisi. Ini merupakan peluang bagus untuk dapat menarik wisatawan untuk datang ke kota Surakarta. Dinas Pariwisata juga melakukan promosi melalui media cetak. Dinas pariwisata melakukan pemasangan iklan di media cetak untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Surakarta. Contohnya, Dinas Pariwisata memasang iklan untuk dua halaman penuh di harian Solo Pos untuk Calender of Event 2010. Dan setiap akan diadakan event-event kebudayaan di Surakarta, Dinas Pariwisata akan memasang iklan di media cetak sebagai sarana promosi untuk menarik wisatawan untuk meramaikan event-event kebudayaan tersebut.
7)
TIC (Tourism Information Centre). Di kota Surakarta terdapat 3 counter TIC (Tourism Information Centre) yang masing-masing terletak di Bandara Adi Soemarmo Solo, Stasiun Balapan, dan di kantor Dinas Pariwisata Surakarta di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. a) TIC di Bandara Adi Soemarmo. TIC di Bandara Adi Soemarmo ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pariwisata kota Surakarta dengan Dinas Seni Budaya dan commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pariwisata propinsi Jawa Tengah dan pihak Bandara Adi Soemarmo. Pihak bandara Adi Soemarmo hanya menyediakan tempat untuk counter
TIC,
sedangkan
masalah
kelengkapan
TIC
seperti
perlengkapan ruangan, listrik dan lain-lain disediakan oleh Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah. Dinas Pariwisata kota Surakarta hanya bertugas untuk mengelola TIC saja. Untuk pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata kota Surakarta mengambil dari pegawai HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Ibu Ina, staf Dinas Pariwisata yang menangani TIC di Surakarta sebagai berikut : “Dinas Pariwisata Surakarta hanya sebagai pengelola saja, masalah kelengkapan TIC itu menjadi tanggungan Dinas Seni Budaya dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah. Dan untuk semua pegawai TIC kita mengambil dari HPI”. (wawancara 14 Januari 2010). Hanya di TIC Bandara Adi Soemarmo ini yang menjadi tanggungan Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah, karena di wilayah propinsi Jawa Tengah hanya terdapat dua bandara saja yaitu Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Soemarmo di Surakarta. b) TIC di Stasiun Balapan. TIC Stasiun Balapan ini murni dibiayai dan dikelola oleh Dinas Pariwisata kota Surakarta bekerja sama dengan pihak Stasiun Balapan. Pihak Stasiun Balapan disini hanya menyediakan ruangan
commit to saja dan untuk kelengkapan danuser fasilitas menjadi tanggungan pihak
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
Dinas Pariwisata kota Surakarta. Dinas Pariwisata kota Surakarta hanya bertugas untuk mengelola TIC saja. Untuk pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata kota Surakarta mengambil dari pegawai HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta. c) TIC di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. TIC ini berada satu gedung dengan Dinas Pariwisata kota Surakarta. TIC ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata sendiri, tetapi pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata tetap memakai pegawai dari HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta bukan dari pegawai dinas pariwisata sendiri. Hal ini dikarenakan pegawai HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta lebih mengenal obyek-obyek wisata di Surakarta dan sekitarnya. Sedangkan Dinas Pariwisata hanya sebagai pengelola saja. Perkembangan ilmu dan teknologi membawa dampak yang bagus bagi sistem informasi pariwisata budaya di kota Surakarta. Dengan adanya internet maka cara ini merupakan media komunikasi yang efektif dan efisien dalam memperoleh dan mempublikasikan informasi. Melalui internet, atraksi pariwisata di kota Surakarta dapat dilihat di layar monitor. Karena dinas pariwisata sejak tahun 1998 telah membuat situs internet yang menyajikan atraksi pariwisata di kota Surakarta. Alamat situs tersebut di : www.solotouroff.go.id Pembuatan situs tersebut menghabiskan biaya sebesar
Rp. 10.000.000,- yang dilakukan kerjasama dengan pihak Timlo2000 (Tim Solo) sebagai provider dan pihak Telkomsel. Untuk menjaga agar data yang commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditampilkan tetap dalam keadaan baik, Dinas Pariwisata melakukan pemeliharaan dengan melakukan kontrol setiap sebulan sekali. Selain itu, bila perlu dilakukan penambahan data-data yang diperlukan demi kesempurnaan situs tersebut. Tetapi pada tahun 2003 situs internet Dinas Pariwisata mengalami perubahan dari www.solotouroff.go.id menjadi www.visitsolo.go.id hal ini
dilakukan karena seiring perkembangan jaman dan juga agar mudah diingat dan dicari di internet. Situs internet Dinas Pariwisata Kota Surakarta di alamat www.visitsolo.go.id dibuat selengkap dan seatraktif mungkin. Ini
dilakukan agar masyarakat pengunjung situs tersebut lebih mudah dan cepat untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini adalah contoh halaman muka dari website www.surakarta.go.id sebagai berikut :
Gambar 3.1 Halaman Muka Website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Surakarta
(Sumber : www.surakarta.go.id) commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3.2 Halaman muka website www.wisatasolo.com
(Sumber : www.wisatasolo.com) Pada tahun 2009 ini, Dinas Pariwisata mengajukan anggaran dana kepada Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta untuk mengubah lagi alamat website Dinas Pariwisata kota Surakarta. Tetapi anggaran dana tersebut belum mendapat persetujuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta. Alamat website Dinas Pariwisata yang baru ini nantinya akan memuat informasi lebih lengkap dan detail sehingga para pengunjung alamat website tersebut dapat memperoleh informasi yang jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
B. Respon masyarakat terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya kota Surakarta. Dalam Sistem Informasi Pariwisata, Dinas Pariwisata harus tanggap terhadap kebutuhan wisatawan. Dinas Pariwisata telah menyediakan sarana promosi berupa : Pamflet, Leaflet, Baliho, Media Cetak dan Elektronik, Buku Panduan Wisata, dan Tourism Information Centre (TIC). Sarana promosi tersebut merupakan sarana penunjang untuk meningkatkan dan menarik minat wisatawan berkunjung ke kota Surakarta. Berikut ini adalah respon para wisatawan saat ditanya bagaimana mereka mengetahui wisata budaya kota Surakarta. Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan : “Saya mengetahui info tentang budaya Surakarta media massa dan referensi dari teman serta kabar yang beredar di masyarakat. Mengenai wisata yang berupa tempat/ obyek yang berada di wilayah kota Surakarta dan sekitarnya banyak yang saya ketahui melalui browsing di dunia maya/ web (www.surakarta.go.id) memberikan tambahan wawasan kepada saya tentang obyek wisata budaya Surakarta.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010)
Farizka febrianto wisatawan asal Pacitan mengungkapkan : “Saya dapat info dari media massa, diantaranya Koran dan televisi. Tapi hampir sebagian besar saya peroleh info dari teman dan masyarakat.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010). Kresna wisatawan asal Jakarta mengungkapkan : “Saya mengetahui tentang obyek wisata budaya di Solo dari Korankoran dan televisi serta dari pembicaraan orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke Solo. Saya juga mendapat tambahan informasi pariwisata kota Solo dari Leaflet yang saya dapatkan dari TIC bandara Adi Soemarmo.” commit to user (Wawancara tanggal 19 april 2010).
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa para wisatawan mengetahui informasi obyek wisata budaya kota Surakarta melalui salah satu sarana promosi yang ada di Dinas Pariwisata kota Surakarta. Sarana tersebut adalah media massa (cetak dan elektronik). Obyek wisata budaya di kota Surakarta bermacam-macam, diantaranya adalah Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Bapak Mufti Raharja, pegawai Dinas Pariwisata mengungkapkan : “Memang selama ini para wisatawan banyak mendapat informasi mengenai wisata budaya Surakarta melalui media massa dan informasi dari mulut ke mulut oleh masyarakat. Selain itu, sekarang kan jamannya internet, kita akan lebih banyak memberikan informasi wisata budaya melalui website Dinas Pariwisata kota Surakarta” (Wawancara tanggal 24 maret 2010). Tanggapan para wisatawan mengenai ketertarikan mereka terhadap obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah sebagai berikut : Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur menjawab : “Saya tertarik dengan obyek wisata di Surakarta jarena sebagian besar obyek wisatanya sarat dengan sejarah dan masih murni akan nilai-nilai kebudayaannya. Disamping itu masyarakatnya juga ramah-ramah dan tempat wisatanya juga nyaman.” (Wawancara tanggal 28 maret 2010). Hamzah wisatawan asal Pemalang menjawab : “Ketertarikan saya terhadap obyek wisata di Surakarta karena saya mendengar bahwa lingkungan daripada tempat wisata di kota Surakarta cukup higienis dan dipenuhi ketata kramaan.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
Mr.William wisatawan asal USA mengatakan : “I knew tourism object in Solo from internet. I’m interested with its culture and foods. Solo has beautiful culture and delicious foods. It also has many beautiful places to be visited, such as Mangkunegaran Palace, klewer market, triwindu market, etc”. (saya mengetahui obyek wisata d solo dari internet. Saya tertarik dengan kebudayaan dan makanannya. Solo punya kebudayaan yang indah dan makanan yang lezat. Solo juga mempunyai banyak tempat yang indah untuk dikunjungi seperti Pura Mangkunegaran,Pasar klewer,pasar triwindu.) (Wawancara tanggal 19 april 2010). Manfaat dari sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata kota Surakarta adalah memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-lengkapnya. Penulis menanyakan apakah sistem informasi pariwisata yang ada di dinas pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi tentang pariwisata budaya yang lengkap kepada para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan beberapa wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta : Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan : “Menurut saya informasi yang diberikan sudah memadai, tetapi perlu beberapa perkembangan. Promosi dan pemasaran wisata perlu dibuat professional untuk lebih menjadikan wisata solo menjadi brand awareness bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Sistem informasi pariwisata perlu pembenahan kearah profesionalitas, bila perlu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun sistem kerja obyekobyek pariwisata.” (Wawancara tanggal 21 maret 2010) Bp.Widanarko wisatawan asal Surabaya mengatakan : “Bagi saya sistem informasi pariwisata sudah cukup bagus untuk saya mengerti,selain banyak di informasikan lewat surat kabar juga banyak diadakan event-event yang bertempat di lokasi wisata kota solo.” (Wawancara tanggal 19 april 2010) Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur mengatakan : “Sebenarnya informasinya sudah cukup lengkap. Hanya saja content dan pengemasannya kurang menarik (Buku dan Leaflet). Untuk peta wisata yang ada ditempat-tempat umum sudah terlalu lama sehingga kurang jelas dibaca. Harapan saya semoga contentnya bisa dikemas lebih menarik bagi wisatawan dalam kota maupun luar kota.” (Wawancara tanggal 28 maret 2010). Hamzah wisatawan asal Pemalang mengungkapkan : “Sistem informasi pariwisata kota Surakarta masih belum memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan, karena saya melihat tidak ada informasi yang terdeskripsi dengan baik sehingga para wisatawan kurang tahu betul akan kemahsyuran wisata budaya di kota Surakarta. Saya melihat banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan dari pariwisata kota Surakarta, sehingga sistem informasi pariwisata itu sendiri dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan cermat dan menarik antusiasme wisatawan untuk berkunjung.” (wawancara tanggal 21 maret 2010). Mr.William wisatawan asal USA mengatakan : “Tourism information centre has given me informations about Solo completely. It releases interesting brochures.” (TIC sudah memberikan informasi yang lengkap tentang Solo. TIC menerbitkan brosur yang sangat menarik.) (wawancara tanggal 19 april 2010). Berdasarkan tanggapan para wisatawan, sistem informasi pariwisata kota Surakarta sudah cukup bagus dalam memberikan informasi, tetapi masih commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan. Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Dari banyaknya jumlah leaflet yang diterbitkan setiap tahunnya dirasakan kurang bila dibandingkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan jumlah pencetakan leaflet yang dari tahun 2007 sampai 2009 hanya mencetak leaflet sebanyak 15ribu lembar setiap tahunnya. Dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2008 yaitu sebanyak 1.042.862 dan mengalami kenaikan sebesar 3,5 % pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.080.330 dengan jumlah leaflet yang hanya 15ribu lembar dirasakan sangat kurang sekali dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke kota Surakarta. Walikota Surakarta menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan. Berikut ini adalah tabel data jumlah kunjungan wisatawan ke Obyek dan daya tarik wisata kota Surakarta dalam 5 tahun terakhir :
Tabel 3.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta 5 Tahun Terakhir. Tahun
Wisatawan Nusantara (WISNUS) 760.095
JUMLAH WISMAN & WISNUS 769.744
Prosentase Progress
2005
Wisatawan Mancanegara (WISMAN) 9.649
2006
10.626
904.984
915.610
Naik 19 %
2007
11.922
960.652
972.547
Naik 5,85 %
2008
13.859
1.029.003
1.042.862
Naik 7,2 %
2009
26.047
1.054.283
1.080.330
Naik 3,5 %
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan. Hal ini seharusnya diimbangi dengan jumlah leaflet yang dicetak agar seimbang dengan wisatawan yang berkunjung. Tetapi karena keterbatasan dana dari pemkot Surakarta penambahan jumlah leaflet belum dapat dilakukan. commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Data jumlah pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya kota Surakarta. Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan ke kota Surakarta terus mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan ke Surakarta melalui obyek daya tarik wisata (ODTW) selama 5 tahun terakhir. Tabel 3.2 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta 5 Tahun Terakhir. Tahun
Wisatawan Nusantara (WISNUS) 760.095
JUMLAH WISMAN & WISNUS 769.744
Prosentase Progress
2005
Wisatawan Mancanegara (WISMAN) 9.649
2006
10.626
904.984
915.610
Naik 19 %
2007
11.922
960.652
972.547
Naik 5,85 %
2008
13.859
1.029.003
1.042.862
Naik 7,2 %
2009
26.047
1.054.283
1.080.330
Naik 3,5 %
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta. commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan selama 5 tahun terakhir. Dari peningkatan jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya menunjukan bahwa sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Surakarta berperan besar dalam menarik wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya kota Surakarta. Banyaknya event-event wisata yang diadakan oleh Dinas Pariwisata setiap tahun juga berdampak meningkatnya jumlah wisatawan ke Surakarta terutama wisatawan mancanegara. Dinas pariwisata Surakarta bisa dikatakan sukses menarik minat wisatawan mancanegara agar mengunjungi obyekobyek wisata budaya yang ada di kota Surakarta. Berikut ini adalah data jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara pada obyek dan daya tarik wisata kota Surakarta pada tahun 2009 : Tabel 3.3 Data Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara pada Obyek dan Daya Tarik Wisata kota Surakarta pada tahun 2009 Nomor
TOTAL Wisatawan Wisatawan Nusantara Mancanegara JUMLAH (WISMAN) (WISNUS) 5.205 129.072 123.867
Obyek & Daya Tarik Wisata
1
Kraton Surakarta
2
Pura Mangkunegaran
3
THR Sriwedari
4
M. Radya Pustaka
36.104
15.791
51.895
403.107
76
403.183
9.191
1.360
10.551
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
Museum Batik
JUMLAH
30.238
801
31.039
602.507
23.233
625.740
Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara adalah THR Sriwedari, sedangkan Kraton Surakarta menduduki terbanyak kedua obyek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Museum Batik adalah obyek wisata budaya yang paling sedikit dikunjungi wisatawan. Obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara selama tahun 2009 adalah Pura Mangkunegaran, sedangkan obyek wisata budaya yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara
selama
tahun
2009
adalah
THR
Sriwedari.
Wisatawan
mancanegara paling sedikit mengunjungi THR Sriwedari yaitu hanya 76 orang dalam setahun pada tahun 2009, Obyek wisata yang paling sedikit mendapat kunjungan wisatawan nusantara adalah Museum Radya Pustaka yaitu sebanyak 9.191 orang dalam tahun 2009. Menurut tabel diatas wisatawan mancanegara datang ke Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada Kraton Surakarta, sedangkan wisatawan nusantara lebih tertarik mengunjungi Kraton Surakarta daripada Pura Mangkunegaran. Kedua obyek wisata budaya tersebut lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung daripada obyek wisata budaya yang lain yang ada di kota Surakarta. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
Menurut tabel diatas pada bulan agustus kota Surakarta paling banyak mendapat kunjungan wisatawan asing. Sedangkan wisatawan domestik paling banyak berkunjung ke Surakarta pada bulan maret. Ini dikarenakan bersamaan dengan musim liburan anak sekolah. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan wisatawan asing yang berkunjung pada bulan maret tahun 2009 adalah bulan yang mendapat kunjungan paling sedikit pada tahun 2009. Menurut data diatas pada bulan Maret adalah bulan yang mendapat kunjungan wisatawan asing dan wisatawan domestik selama tahun 2009. Sedangkan pada bulan Nopember adalah bulan yang mendapat kunjungan wisatawan asing dan domestik selama 2009. Ada hal menarik dari data diatas, selama tahun 2009 wisatawan domestik tidak ada yang mengunjungi TIC (Tourism Information Centre). Hal ini dikarenakan karena wisatawan domestik mengetahui obyek wisata budaya dari mulut ke mulut atau dari iklan di media cetak maupun elektronik. TIC (Tourism Information Centre) pada tahun 2009 hanya dikunjungi oleh wisatawan asing, karena wisatawan asing banyak mendapat informasi tentang pariwisata budaya yang ada di kota Surakarta melalui TIC (Tourism Information Centre) yang ada di kota Surakarta. Dari tabel-tabel diatas ada perbedaan dalam penyebutan wisatawan baik itu wisatawan asing dan wisatawan domestik yaitu untuk wisatawan asing ada yang memakai wisatawan asing dan wasatawan mancanegara, begitu juga commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan wisatawan domestik yaitu wisatawan domestik dan wisatawan nusantara. Untuk itu diharapkan dinas pariwisata memakai salah satu penyebutan saja, agar tidak membingungkan pembaca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan informasi pariwisata budaya di kota Surakarta dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pariwisata Budaya di Dinas Pariwisata Surakarta memiliki output yaitu : 1. Pamflet/brosur. 2. Leaflet. 3. Baliho. 4. Media Cetak dan Elektronik. 5. TIC.. 1. Bentuk output sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Surakarta. a) Pamflet / Brosur. Brosur, pamflet, atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat.
commit to user
85
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Leaflet. Leaflet atau lembaran selebaran dipergunakan untuk member informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up to date) kepada masyarakat dan wisatawan yang berada dimana saja. Leaflet yang dibuat oleh Dinas Pariwisata memuat informasi tentang obyekobyek wisata dan atraksi-atraksi wisata di kota Surakarta yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. c) Baliho. Penerbitan baliho ini melekat pada suatu event seni dan budaya di Surakarta. Baliho ini hanya dicetak bila akan diadakan sebuah event seni dan budaya di Kota Surakarta. Dalam penerbitan baliho ini, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Depkominfo Surakarta dan Pemkot Surakarta. Karena Depkominfo Surakarta adalah yang mengelola tempat pemasangan baliho milik Pemkot Surakarta. Dinas Pariwisata disini hanya berperan sebagai penyelenggara event dan untuk pembuatan dan pemasangan baliho dilakukan oleh Depkominfo Surakarta. d) Media Cetak dan Elektronik. Selain menggunakan leaflet, folder, promotion kits dan baliho, Dinas Pariwisata juga menggunakan media cetak dan elektronik untuk mengadakan promosi pariwisata, yaitu melalui iklan di koran, siaran radio, maupun siaran televisi.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Radio Republik Indonesia (RRI) programa satu Surakarta dan radio-radio swasta di Kota Surakarta memberikan kesempatan kepada Dinas Pariwisata untuk menyiarkan kegiatan kepariwisataan setiap sebulan sekali. Untuk siaran televisi, Dinas Pariwisata hanya sebagai pemberi ijin siaran dan menunjukan obyek wisata mana saja yang bagus untuk siaran televisi. Sekarang ini sedang marak acara-acara di televisi swasta yang melakukan pembuatan sinetron yang mengambil lokasi syuting yang berlatar belakang obyek wisata budaya di Kota Surakarta. Hal ini sangat membantu sekali bagi Dinas Pariwisata untuk memperkenalkan obyek wisata di Kota Surakarta kepada seluruh pemirsa televisi di Indonesia bahkan di luar negeri. e) Internet. Dengan adanya internet maka cara ini merupakan media komunikasi yang efektif dan efisien dalam memperoleh dan mempublikasikan informasi. Melalui internet, atraksi pariwisata di kota Surakarta dapat dilihat di layar monitor. Karena Dinas Pariwisata sejak tahun 1998 telah membuat situs internet yang menyajikan atraksi pariwisata di kota Surakarta. Alamat website Dinas Pariwisata ini nantinya akan memuat informasi lebih lengkap dan detail sehingga para pengunjung alamat website tersebut dapat memperoleh informasi yang jelas. Semua
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
informasi pariwisata budaya kota Surakarta dapat diakses melalui situs www.surakarta.go.id dan www.wisatasolo.com
f) TIC (Tourism Information Centre). Di kota Surakarta terdapat 3 counter TIC (Tourism Information Centre) yang masing-masing terletak di Bandara Adi Soemarmo Solo, Stasiun Balapan, dan di kantor Dinas Pariwisata Surakarta di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. TIC di Bandara Adi Soemarmo. TIC di Bandara Adi Soemarmo ini merupakan hasil kerjasama Dinas Pariwisata kota Surakarta dengan Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah dan pihak Bandara Adi Soemarmo. Pihak bandara Adi Soemarmo hanya menyediakan tempat untuk counter TIC, sedangkan masalah kelengkapan TIC seperti perlengkapan ruangan, listrik dan lain-lain disediakan oleh Dinas Seni Budaya dan Pariwisata propinsi Jawa Tengah. TIC di Stasiun Balapan. TIC Stasiun Balapan ini murni dibiayai dan dikelola oleh Dinas Pariwisata kota Surakarta bekerja sama dengan pihak Stasiun Balapan. Pihak Stasiun Balapan disini hanya menyediakan ruangan saja dan untuk kelengkapan dan fasilitas menjadi tanggungan pihak Dinas Pariwisata kota Surakarta. TIC di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TIC ini berada satu gedung dengan Dinas Pariwisata kota Surakarta. TIC ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata sendiri, tetapi pegawai yang bertugas di TIC, Dinas Pariwisata tetap memakai pegawai dari HPI (Himpunan Pemandu Indonesia) Surakarta bukan dari pegawai Dinas Pariwisata sendiri.
2. Respon masyarakat terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya kota Surakarta. Dinas Pariwisata telah menyediakan sarana promosi berupa : Pamflet, Leaflet, Baliho, Media Cetak dan Elektronik, Buku Panduan Wisata, dan Tourism Information Centre (TIC). Sarana promosi tersebut merupakan sarana penunjang untuk meningkatkan dan menarik minat wisatawan berkunjung ke kota Surakarta. Berdasarkan tanggapan para wisatawan, sistem informasi pariwisata kota Surakarta sudah cukup bagus dalam memberikan informasi, tetapi masih perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan. Manfaat dari sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata kota Surakarta adalah memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkaplengkapnya. Dari banyaknya jumlah leaflet yang diterbitkan setiap tahunnya dirasakan kurang bila dibandingkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Walikota Surakarta menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada 4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan. Obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara selama tahun 2009 adalah Pura Mangkunegaran, sedangkan obyek wisata budaya yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara selama tahun 2009 adalah THR Sriwedari. Menurut data dari Dinas Pariwisata kota Surakarta wisatawan mancanegara datang ke Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Wisatawan Mancanegara datang ke Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada Kraton Surakarta, sedangkan wisatawan nusantara lebih tertarik mengunjungi Kraton Surakarta daripada Pura Mangkunegaran. Kedua obyek wisata budaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
tersebut lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung daripada obyek wisata budaya yang lain yang ada di kota Surakarta. B. SARAN. Dinas pariwisata kota Surakarta adalah instansi yang bertanggung jawab terhadap system informasi pariwisata budaya kota Surakarta. Dengan sistem informasi pariwisata tersebut diharapkan dinas pariwisata mampu menarik minat wisatawan agar mengunjungi obyek wisata yang ada di kota Surakarta. Selain itu dengan sistem informasi pariwisata dinas pariwisata dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-lengkapnya. Menurut penulis langkah-langkah untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Surakarta adalah : 1. Dinas Pariwisata kota Surakarta harus lebih mengoptimalkan sistem informasi pariwisata terutama dalam memasarkan obyek wisata kota Surakarta. Karena kota Surakarta identik dengan wisata budayanya dengan adanya Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Dinas pariwisata diharapkan melalui system informasi pariwisata kota Surakarta mampu menarik wisatawan agar berkunjung ke Surakarta. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Output sistem informasi pariwisata misalnya leaflet, pamflet dan sebagainya harus diperbanyak lagi jumlah pencetakannya agar sesuai dengan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya. Karena jumlah leaflet yang diterbitkan dirasakan kurang sekali bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya. Leaflet juga harus dibuat semenarik mungkin dan juga memuat informasi lebih detail agar wisatawan mudah memahami. 3. Dinas Pariwisata harusnya lebih giat melakukan promosi wisata melalui media cetak dan elektronik. Promosi pariwisata tidak hanya dilakukakan bila diadakan event-event kebudayaan saja. Dinas Pariwisata juga harus lebih gencar melakukan promosi melalui website/internet agar lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara berkunjung ke kota Surakarta. 4. Dinas pariwisata harusnya mempunyai counter-counter khusus untuk penyebaran leaflet di luar kota Surakarta. Khususnya diluar negeri, karena selama ini penyebaran leaflet untuk diluar negeri hanya dititipkan pada pejabat pemerintahan kota Surakarta yang melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. 5. Dinas Pariwisata diharapkan memakai satu sebutan saja untuk penyebutan wisatawan asing dan wisatawan domestik dalam data-data jumlah kunjungan wisatawan, hal ini untuk tidak membingungkan para pembaca.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Dinas Pariwisata kota Surakarta harus lebih giat mempromosikan Kraton Kasunanan kepada wisatawan asing. Hal ini dikarenakan wisatawan asing lebih tertarik mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada Keraton Kasunanan.
commit to user