ANALISIS KINERJA BIDANG PELESTARIAN PROMOSI DAN KERHASAMA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA Oleh: Elyna Nur Fadhilathul Rohmah, Hesti Lestari
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http//www.fisip.undip.ac.id email
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini akan menganalisis kinerja yang di lakukan Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta. Teori yang di gunakan di dalam penelitian ini adalah teori kinerja organisasi sektor publik berdasarkan aspek kinerja yang terdiri atas economy, efficiency, dan effectiveness. Economy berkaitan dengan pengadaan input, efficiency berkaitan dengan proses input menjadi output, sedangkan effectiveness berkaitan dengan manfaat serta dampak output dan outcome dengan desain penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan informasi dari pegawai Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta masyarakat sebagai partisipan. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan peneliti mengenai kinerja Bidang Pelestarian Promosi dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Surakarta, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Keberhasilan dari pengembangan pariwisata yang terutama adalah dari segi promosi pariwisatanya. Bidang pelestarian, Promosi, Kerjasama sebenarnya sudah memberikan arah yang positif dalam pengembangan pariwisata dengan kegiatan dan program promosi pariwisata, tetapi Kinerja bidang tersebut kurang optimal karena belum sepenuhnya mencapai tujuan disebabkan oleh terbatasnya Sumber Daya organisasi baik Sumber Daya Manusia, Anggaran maupun Teknologi informasinya.Mengenai masalah tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat di lakukan seperti meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengusulan distribusi dana yang lebih besar, meningkatkan kegiatan promosi dan informasi pariwisata. Kata kunci : Kinerja, Organisasi, Pariwisata,
PENDAHULUAN
wisata budaya yang ada di Negara
A. Latar Belakang
Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara yang terkenal
memiliki
tahun
2009,
pariwisata
ragam
menempati urutan ketiga dalam hal
yang
penerimaan devisa setelah minyak dan
merupakan komponen penting dalam
gas. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah
Pariwisata (tourism) di Indonesia. Pantai-
wisatawan mancanegara yang datang ke
pantai di Bali, tempat menyelam di
Indonesia sebesar 7 juta lebih atau
Bunaken, Raja Ampat di Irian Jaya, Gili
tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan
Trawangan di Lombok, Gunung Bromo
tahun
di Malang, Gunung Rinjani di Lombok,
menyumbangkan
dan berbagai taman nasional di Sumatera
sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika
merupakan contoh tujuan wisata alam di
Serikat.
kekayaan
alam
beraneka
Pada
dan
budaya
sebelumnya, devisa
dan
turut
bagi
negara
Indonesia. Tempat-tempat wisata tersebut
Oleh karena itu sektor pariwisata
didukung dengan warisan budaya yang
saat ini memiliki peran yang penting
kaya dan mencerminkan sejarah serta
sebagai sumber devisa bagi negara, yang
keberagaman
terus
etnis
Indonesia
yang
dikembangkan.
Kebijaksanaan
dinamis dengan 719 bahasa daerah yang
pemerintah di bidang ekonomi juga ikut
dituturkan di seluruh kepulauan yang
mendorong
tersebar di Negara Indonesia. Candi
pariwisata. Hal tersebut membuat banyak
Prambanan,
daerah-daerah
Candi Borobudur,
Tanah
dalam
yang
perkembangan
mengembangkan
Toraja, Yogyakarta, Surakarta/ Solo,
daerah wisatanya, kondisi seperti ini akan
Dieng, Minangkabau, dan Pulau Bali
menciptakan iklim bersaing antara tempat
yang merupakan beberapa contoh tujuan
wisata satu dengan tempat wisata yang lain,
karena
itulah
pemanfaatan,
pengembangan, pembiayaan
pengelolaan,
kawasan
wisata
dan harus
Intip, Gempol Pleret, Roti Mandarin, Rampak petis, dan Soto Daging.
mendapat perhatian khusus.
Selain obyek Wisata Budaya dan
Kota Surakarta merupakan salah
Wisata Kuliner yang telah disebutkan di
satu kota yang memiliki potensi tinggi
atas
dalam
Hal
menyelenggarakan Event-event Budaya
tersebut karena cukup banyaknya obyek
yang termasuk dalam kegiatan rutin
wisata yang ada di Kota Surakarta. Obyek
tahunan. Kegiatan tersebut diantaranya:
wisata tersebut antara lain adalah Wisata
Solo Carnival, Konser Gamelan Akbar,
Budaya, Wisata Kuliner, dan selain itu
Festival Jenang Solo, Bengawan Solo
juga ada Event-event Budaya. Obyek
Travel Mart,
wisata yang termasuk dalam kategori
Film Solo,
Wisata
diantaranya:
Art, Java Expo, Vastenburg Festival,
Keraton Kasunanan Surakarta, Istana
Keraton Art Festival, Indonesian Mask
Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka,
Festival (Festival Topeng), Solo Batik
Museum
Carnival, Malam Penobatan Putra Putri
urusan
kepariwisataan.
Budaya
Batik
seperti
Danar
Hadi
Kota
Solo
Surakarta
Solo
juga
Menari ,
sering
Festival
Mangkunegaran Performing
Batik
Fashion,
Wuryaningratan, Taman Wisata Taru
Solo,
Jurug, Taman Balekambang, Kawasan
Keroncong Festival, Solo City Jazz, Solo
Ngarsopuro, Kampung Batik Kauman,
International Performing Arts, Kirab
Kampung Batik Laweyan, dan Wayang
Malam Satu Sura, Rock In Solo, dan
Orang Sriwedari. Obyek wisata yang
Bengawan Solo Gethek Festival.
termasuk dalam kategori Wisata Kuliner
Pengelolaan kebijakan
Solo
Kepariwisataan,
seperti: Nasi liwet, Pecel Ndeso, Cabuk
dalam
Rambak, Tengkleng, Serabi, Tahu Kupat,
merupakan
Gudeg Ceker, Selat Solo, Wedangan,
Bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan
urusan
nasional pemerintahan
yang di
di Indonesia diatur oleh Kementerian
Walikota Surakarta Nomor 28 Tahun
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
2012 tentang Pedoman Uraian Tugas
(Kemenbudpar pada tahun 2009-2011)
Jabatan
yang mulai tahun 2011 hingga sekarang
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
menjadi Kementerian Pariwisata dan
Kota Surakarta.
Ekonomi
Kreatif
(Kemenparekra).
Struktural
Dinas
pada
Dinas
Kebudayaan
dan
Sedangkan di daerah diatur oleh Dinas
Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).
memiliki
Regulasi
tentang
Mewujudkan Kota Surakarta Sebagai
Undang-undang
Pusat Pelestarian dan Pengembangan
Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009
Budaya Jawa serta Daerah Tujuan
tentang Kepariwisataan dan Undang-
Wisata serta memiliki Misi sebagai
undang nomor 11 tahun 2010 tentang
berikut:
Cagar Budaya. Disamping itu Peraturan
1. Pengembangan
yang
Pariwisata
mengatur
yaitu
Visi
dan
Misi.
dan
Visi:
peningkatan
daerah yang mengatur tentang Pariwisata
kualitas sumber daya manusia dan
Kota Surakarta adalah Peraturan Daerah
kerjasama antar pelaku usaha jasa
Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2005
pariwisata
tentang
Penyelenggaraan
Usaha
Kebudayaan
dan
Pariwisata Kota Surakarta mempunyai tugas pokok dan fungsi yakni untuk melestarikan
nilai
dan
kekayaan
budaya guna memperkuat kecintaan
Pariwisata. Dinas
2. Pelestarian
dan
mengembangkan
potensi pariwisata yang ada di Kota Surakarta yang sesuai dengan Peraturan
dan kebanggaan terhadap budaya Jawa 3. Pengembangan industri pariwisata yang berbasis budaya dan berdaya saing
4. Meningkatkan pengembangan dan
Bidang
pembinaan seni dan budaya 5. Meningkatkan pengembangan dan pembinaan
sejarah
dan
pembinaan
dan
Promosi,
dan
Kerjasama sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 28 Tahun
pembinaan
dan
pengembangan usaha jasa pariwisata. 8. Meningkatkan
Jabatan
Struktural
pada
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
pelestarian aset budaya 7. Meningkatkan
Pelestarian,
2012 tentang Pedoman Uraian Tugas
kepurbakalaan. 6. Meningkatkan
Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta.
promosi
dan
Kota Surakarta. Bagian Kelima tugas utama
bidang
menangani
ini
adalah
untuk
masalah-masalah
yang
pelayanan pariwisata
berkaitan dengan pemasaran, pelestarian
(http://pariwisatasolo.surakarta.go.id.
dan pengembangan aset, promosi dan
Diunduh pada 24 Oktober pukul
informasi, serta kerja sama. Bidang Pelestarian, Promosi dan
01.54 WIB). Perkembangan Kota
Surakarta
Pariwisata
sendiri
di
sebenarnya
Kerjasama terdiri dari tiga seksi sebagai berikut:
sudah mengalami peningkatan dalam
1. Seksi pelestarian dan pengembangan
kurun waktu 3 tahun ini, banyak
aset.
pembangunan Hotel, Restoran, Pusat
2. Seksi promosi dan informasi, tugas
Perbelanjaan dan usaha lainnya serta
dari
perkembangan infrastruktur dan sarana
mengumpulkan
prasaranan
strategi
yang
mendukung
seksi
untuk
promosi dan
adalah menyusun
mempromosikan
kepariwisataan. Hal tersebut tidak lepas
pariwisata di Solo, seperti brosur,
dari peran Bidang Pelestarian, Promosi,
billboard,
dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan
mengelola kegiatan dalam rangka
catalog,
serta
untuk
mempromosikan
pariwisata
Solo.
wisata yang dimiliki Kota Surakarta
Sementara itu, seksi informasi adalah
baik Obyek Wisata Budaya, Wisata
TIC (Tourist Information Centre)
Kuliner, dan Event-event yang diadakan
yang
untuk
tersebut kurang memberikan daya tarik
tentang
untuk menarik minat wisatawan baik
pariwisata di Solo kepada wisatawan
lokal maupun manca negara. Jika
yang berkunjung di TIC.
dibandingkan
bertanggung
memberikan
jawab
informasi
3. Seksi Kerjasama, tugas utama seksi
Wisata di
Yogyakarta
dan
Bali
Kota Surakarta Kurang
kerjasama adalah untuk mengelola
terdengar
kerjasama dengan stakeholder bisnis
beberapa obyek wisata yang ada di Kota
pariwisata dan departemen lain yang
Surakarta belum bisa dikembangkan
terkait
secara maksimal karena masih adanya
dengan
promosi
dan
pemasaran pariwisata di Solo.
muncul
permasalahan
yang
beberapa
perkembangan
pariwisata
terjadi di
Belum
lagi
sengketa kepemilikan antara pemerintah
Di setiap proses kegiatan yang dilakukan
gaungnya.
dan pihak pewaris. Masalah lain juga dari segi promosi yang dilakukan oleh
yaitu
Bidang
Pelestarian,
Kota
Kerjasama
Dinas
Promosi,
dan
Kebudayaan
dan
Surakarta masih terkesan semrawut dan
Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta
tanpa arahan, karena tidak memiliki
kurang maksimal, hal tersebut terbukti
acuan dalam pengembangan pariwisata
dari ketidak tahuan masyarakat Kota
yang
Surakarta
pada
akhirnya
menumbulkan
perihal
akan Event-event
akibat yakni tidak ada arah tujuan
diselenggarakannya
pengembangan,
tahunan di Kota Surakarta dan lokasi
tidak
efektif,
tidak
Event-event
efisien, dan lokasi wisata sendiri tidak
dari
menarik. Maka dari itu obyek-obyek
diselenggarkan
atau
yang yang
sedang telah
dilaksanakan, hal tersebut menambah
Berawal dari latar belakang yang
suatu bukti bahwa promosi yang kurang
telah
maksimal, terkadang masyarakat sendiri
kiranya
yang harus aktif untuk datang dan
penelitian dengan judul:
bertanya ke TIC di Dinas Kebuayaan
”Analisis Kinerja Bidang Pelestarian,
dan
Promosi,
Pariwisata
(Disbudpar)
Kota
diuraikan
tersebut,
menarik
dan
hal
untuk
yang
melakukan
kerjasama
Dinas
Surakarta,
padahal
tidak
semua
Kebudayaan dan Pariwisata dalam
masyarakat
memiliki
waktu
untuk
Pengembangan
sekedar datang dan bertanya perihal Event-event tahunan apa saja yang akan diselenggarakan
atau
yang
telah
dilaksankan di Kota Surakarta.
dan
Pariwisata
Kota
Surakarta (Disbudpar) memiliki peran yang
sangat
penting
dalam
perkembangan sektor pariwisata di Kota Surakarta,
terutama
pada
Bidang
Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama, Bidang tersebut harus memperbaiki kinerjanya supaya terwujud Pariwisata Kota Surakarta sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
(Disbudpar).
Kota
Kota
Surakarta” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana analisis kinerja Bidang pelestarian, promosi, dan kejasama
Melihat dari hal tersebut Dinas kebudayaan
Pariwisata
Surakarta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengembangan
pariwisata
Kota Surakarta? 2. Apakah
upaya
dilakukan promosi,
yang
Bidang dan
seharusnya pelestarian,
kejasama
Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta kegiatan
dalam
Dinas Kota
memaksimalkan
promosi
event-event
pariwisata ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui secara mendalam hasil
analisis
kinerja
Bidang
pelestarian, promosi, dan kejasama
Menurut Chaizi Nasucha dalam
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
buku Teori
dalam
(Pasolong: 177) kinerja organisasi
pengembangan
pariwisata
Administrasi
Publik
adalah sebagai efetivitas organisasi
Kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui secara mendalam
secara menyeluruh untuk memenuhi
upaya yang seharusnya dilakukan
kebutuhan
Bidang Pelestarian, Promosi, dan
setiap kelompok yang berkenaan
kejasama Dinas Kebudayaan dan
melalui usaha-usaha yang sistemik
Pariwisata
dan
Kota Surakarta dalam
yang
ditetapkan
meningkatkan
dari
kemampuan
memaksimalkan kegiatan promosi
organisasi
secara
terus
menerus
event-event pariwisata.
mencapai
kebutuhannnya
secara
efektif.
D. Kajian Pustaka
Di dalam buku Manajemen
1. Kinerja Organisasi Menurut Atmosudirdjo dalam buku
Kinerja
Teori
menyebutkan
Administrasi
Publik
(Dharma,
2012:
bahwa
kinerja
adalah sebagai efektivitas organisasi
berkaitan dengan usaha mewujudkan
secara menyeluruh untuk kebutuhan
visi
yang
setiap
jangkar yang menjadi basis untuk
kelompok yang berkenaan melalui
menjaga organisasi agar tidak hancur
usaha-usaha
dan
pada kondisi yang penuh dengan
kemampuan
perubahan dan ketidakpastian. Maka
yang
meningkatkan organisasi untuk
secara
mencapai
secara efektif.
dari
sistemik
terus
menerus
kebutuhannya
organisasi.
tingkat
manajemen
(Pasolong: 176) kinerja organisasi
ditetapkan
pada
229)
Visi
organisasi
merupakan
faktor yang paling penting adalah kepemimpinan
yang
partisipatif dan berintegritas.
visioner,
buku
artinya kinerja tersebut adalah
Manajemen Kinerja (Dharma, 2012:
hasil akhir yang diperoleh secara
231)
personal atau kelompok
Berdasarkan
nilai-nilai
fundamental
dasar
bagi
yang
keberhasilan
2. Di dalam melaksanakan tugas,
perusahaan adalah sebagai berikut:
orang atau lembaga diberikan
1. Sumber Daya Manusia adalah
wewenang
kekuatan
organisasi
terpenting
dan
utama,
dan
yang
jawab, yang berarti orang atau
karena
lembaga diberikan hak dan
SDM memberikan inovasi dan
kekuasaan
intelegensi
ditindaklanjuti,
serta
tanggung
menentukan
reputasi dan vitalitas organisasi. 2. Produk adalah sebuah hasil akhir
pekerjaan
untuk sehingga
yang
dilakukan
dengan hasilnya optimal
dari sebuah usaha untuk menjadi
3. Pekerjaan haruslah dilakukan
yang terbaik demi pelayanan
secara legal, yang berarti dalam
kepada
karena
melaksanakan tugas personal
orang
atau lembaga selalu mengikuti
produk
aturan yang ada yang dan telah
konsumen
pentingnya
pandangan
terhadap
suatu
menentukan kualitas organisasi
ditetapkan 4. Pekerjaan
tersebut.
tidaklah
Dari beberapa definisi diatas,
bertentangan
dapat
bahwa
atau etika, yakni mengikuti
kinerja organisasi memiliki beberapa
aturan yang ada selain itu juga
elemen yaitu:
pekerjaan tesebut harus sesuai
maka
1. Hasil
disimpulkan
kerja
dicapai
secara
individual atau institusi, yang
dengan
moral
dengan moral dan etika yang berlaku secara umum
seperti sumber daya manusia
2. Indikator Penilaian Kinerja Pengukuran
kinerja
organisasi
publik dapat dilakukan dengan indikator Audit
kinerja
Sektor
dalam
Publik
buku
(SDM), dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya. 2. Process
(proses)
adalah
(Agung,
kegiatan yang dilakukan untuk
2008: 21-24). Konsep pengukuran
mengolah input menjadi output
kinerja pemerintah dimulai dari
3. Output
ekonomi dan tingkat kepatuhan
barang
terhadap peraturan yang berlaku
dihasilkan secara langsung dari
dalam
pemerolehan
pelaksanaan
(procurement) input, dilanjutkan
berdasarkan
dengan
digunakan.
kegiatan
pengukuran
tingkat
(keluaran) atau
adalah
jasa
yang
kegiatan input
yang
efisiensi dalam proses pengolahan
4. Outcome (hasil) adalah segala
input menjadi ouput dan diakhiri
sesuatu yang mencerminkan
dengan
berfungsinya output atau efek
pengukuran
efektivitas
output
tingkat terhadap
program kegiatan yang sudah
langsung
output
pada
jangka menengah
ditetapkan (outcome). Aspek pengukuran kinerja
dari
Pada prinsipnya input,
prosess,
konsep
output,
dan
organisasi sektor publik meliputi
outcome berkaitan erat dengan
hal-hal bertikut:
aspek kinerja yang terdiri atas
1. Input (masukan) adalah sumber
economy,
efficiency,
dan
daya yang dibutuhkan untuk
effectiveness. Economy berkaitan
melaksanakan kegiatan dalam
dengan
rangka menghasilkan output,
efficiency berkaitan dengan proses
pengadaan
input,
input menjadi output, sedangkan
rendah dari seharusnya; (3)
effectiveness
dengan
menghasilkan produksi yang
manfaat serta dampak output dan
lebih besar dari penggunaan
outcome.
sumber
berkaitan
1. Economy
(Spending
less)
merupakan aspek kinerja yang
mengacu
mencapai
hasil dengan biaya serendah mungkin.
berkaitan dengan input, yang umumnya
dayanya;
input
Pengukuran
pada
cenderung dapat dilakukan dengan
sumber
mudah apabila berbagai input
daya. Ekonomi berkaitan erat
yang ada (seperti tenaga, waktu,
dengan
sumber
dan material) dapat diukur dengan
daya dalam jumlah dan mutu
uang. Sementara itu, pengukuran
yang tepat, pada waktu yang
output
tepat dengan biaya serendah
terutama
mungkin.
dihasilkan
kegiatan
pengadaan
penyediaan
2. Efficiency
(Spending
merupakan
umumnya jika
lebih
sulit,
output
berupa
yang barang.
Well)
Pengukuran efisiensi yang hanya
perbandingan
membandingkan antara output dan
antara output dan input. Suatu
input
organisasi
belum
menunjukkan
dapat
dikatakan
efisiensi yang sesungguhnya.
apabila
organisasi
3. Effectiveness (Spending Wisely)
menghasilkan
mengacu pada hubungan antara
output yang lebih besar dengan
output dengan tujuan yang
menggunakan input tertentu;
ditetapkan. Suatu organisasi,
efisisen tersebut:
(2)
(1)
menghasilkan
output
tetapuntuk input yang lebih
program,
atau
kegiatan
dikatakan efektif apabila output
yang
dihasilkan
memenuhi
tujuan
dapat
rekreasi,
yang
pribadi, atau mempelajari daya
ditetapkan. Di
tarik wisata yang dikunjungi,
dalam
ketiga
hal
pengembangan
sektor
diatas
publik
(economy,
efficiency, effectiveness) diperluas lagi dengan yang keempat adalah
dalam jangka waktu sementara. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. 3. Pariwisata
adalah
berbagai
equity (keadilan). Keadilan berarti
macam kegiatan wisata dan
bahwa
didukung
semua
masyarakat
berbagai
fasilitas
mempunyai
kesempatan
untuk
serta layanan yang disediakan
memperoleh
pelayanan,
tanpa
oleh masyarakat, pengusaha,
diskriminasi atau hak istimewa bagi kelompok tertentu.
dan pemerintah. 4. Kepariwisataan keseluruhan
3. Pariwisata Pariwisata
merupakan
adalah
kegiatan
yang
terkait dengan pariwisata dan
kegiatan yang dapat di pahami
bersifat
multidisiplin
yang
banyak
muncul
sebagai
wujud
pendekatan.
Dalam
Undang-undang RI no 10 tahun
kebutuhan setiap orang dan
2009
negara serta interaksi
tentang
Kepariwisataan
dijelaskan bahwa: 1. Wisata
dan
masyarakat
kegiatan
setempat, sesama wisatawan,
perjalanan yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah
seseorang
dan Pengusaha.
orang
adalah
wisatawan
antara
atau
dengan
sekelompok mengunjungi
5. Usaha pariwisata adalah usaha
tempat tertentu untuk tujuan
menyediakan barang dan/ atau
jasa
bagi
kebutuhan
pemenuhan
Promosi, dan Kerjasama, Staff TIC,
wisatwanan
Masyarakat sebagai partisipan teknik yang
penyelenggara pariwisata.
dipili
purposive
adalah
6. Pengusaha pariwisata adalah
sampling tetapi prosesnya snowball.
orang atau sekelompok orang
Sumber data yang digunakan adalah
yang melakukan kegiatan usaha
data primer dan data sekunder.
pariwisata.
Teknik
7. Industri
pariwisata
kumpulan
usaha
adalah
pariwisata
adalah
yang
wawancara
mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Data yang sudah
rangka menghasilkan barang
diperoleh kemudian dianalisis dan
dan/ atau jasa bagi pemenuhan
interpretasi data melalui reduksi,
kebutuhan wisatawan dalam
kemudian
penyelenggaraan pariwisata.
penarikan kesimpulan. Kualitas data
saling
terkait
Metode
yang
penelitian penelitian
dengan
dandilakukan
teknik
triangulasi
membandingkan
hasil
digunakan
dalam
adalah
metode
wawancara antara informan satu
dengan
dengan
ini
kualitatif
desainpenelitian deskriptif. Penelitian ini berlokasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata
Kota
Surakarta.
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pelestarian Promosi Kerjasama,
Kerjasama
disajikan
menggunakan
E. Metode Penelitian
dan
digunakan
data
dalam
yang
dan
pengumpulan
Kepala
Bidang
Seksi
Pelestarian,
informan
lainnya
keperluan pengecekan data.
untuk
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
atas
A. Kinerja Bidang Pelestarian Promosi
berdasarkan
dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam
perkembangan
kinerja
yang telah
terukur
tugas,fungsi,
dan
wewenang. 3. Bidang Pelestarian, Promosi, dan
pariwisata Kota Surakarta
Kerjasama Dinas Kebudayaan dan
1. Output Bidang Pelestarian, Promosi,
Pariwisata Kota Surakarta memiliki
dan Kerjasama Dinas Kebudayaan
output yang sesuai dengan tujuan
dan
Perencanaan Kinerja yaitu,
Pariwisata
Kota
Surakarta
memiliki input dari Rencana Kinerja
a. Mewujudkan
komitmen
Tahunan dan Penetapan Kinerja.
untuk
Melalui Perjanjian Kinerja
akuntabilitas,
merupakan
yang
lembar/dokumen
meningkatkan
nyata
integritas,
transparasi,
dan
kinerja aparatur.
penugasan dari pimpinan instansi
b. Menciptakan tolak ukur kinerja
yang lebih tinggi kepada instansi
sebagai evaluasi kinerja aparatur.
yang
lebih
melaksanakan
rendah
untuk
program/kegiatan
c. Menghasilkan penilaian terhadap keberhasilan/kegagalan
disertai indikator kerja dan sasaran
pencapaian kinerja dan
kerja.
sebagai
2. Process pada Bidang Pelestarian, Promosi,
dan
Kerjasama
Dinas
dasar
sasaran
pemberian
penghargaan serta sanksi. d. Menghasilkan
sebuah
evaluasi
Kebudayaan dan Pariwisata Kota
dari perencanaan kerja yang telah
Surakarta didapat melalui perjanjian
dibuat menjadi sebuah monitoring
kinerja yang mewujudkan komitmen
atas perkembangan dan kemajuan
penerima amanah dan kesepakatan
kinerja aparatur.
antara penerima dan pemberi amanah
4. Bidang Pelestarian, Promosi, dan
erat dengan produk pariwisata belum
Kerjasama Dinas Kebudayaan dan
dapat disediakan karena keterbatasan
Pariwisata Kota Surakarta memiliki
Sumber
outcome
melalui
Sumber Dana yang minim Bidang
capaian indikator kinerja dan sasaran.
tersebut belum mampu mengadakan
yang
didapat
Melalui aspek kinerja tersebut
trining
akan terlihat sejauh mana pelaksanaan
anggaran
kinerja pada Bidang Pelestarian, Promosi
besar.
dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dalam
Perkembangan
Pariwisata Kota Surakarta. 1. Economy (Spending Less)
Dana.
Karena
workshop
dan yang
jumlah
karena
dibutuhkan
yang
2. Efficiency (Spending Well) Kegiatan
promosi
menggunakan
dan
pariwisata memanfaatkan
media informasi yang dimilki baik
Kinerja Bidang Pelestarian, Promosi,
media
dan Kerjasama Dinas Kebudayaan
elektronik Menyediakan pelayanan
dan Pariwisata Kota Surakarta belum
TIC, informasi melalui media cetak,
baik karena SDM yang minim tidak
dan media elektronik meminimalisir
dapat mendukung dan mengcover
anggaran dengan selektif memilih
volume kerja sehingga tugas pokok
program dan kegiatan yang akan
dan fungsi terhambat membuktikan
diselenggarakan serta memanfaatkan
bahwa penyediaan Sumber daya pada
komunitas-komunitas yang berperan
jumlah & mutu yang tepat, dan
dalam promosi parwisata
waktu yang tepat belum terpenuhi
cetak
maupun
media
3. Effectiveness (Spending Wisely)
Sumber Daya Manusia yang ahli
Kinerja Bidang Pelestarian, Promosi,
dalam bidang Marketing, branding,
dan Kerjasama belum efektif karena
dan public speaking yang berkaitan
belum sepenuhnya mencapai tujuan
dimana
bidang
tersebut
hanya
masyarakat
yang
tidak
antusias
terfokus pada salah satu program
terhadap event yang diselenggarakan
yaitu promosi pariwisata sehingga
selain itu perlu diadakan sosialisasi
tidak semua program berjalan dengan semestinya, terpaku pada prosedur
ruang
terbuka
yang
melibatkan
masyarakat secara umum untuk bisa berpartisipasi
dalam
perencanaan
yang mengatur tanpa bisa melihat kegiatan pariwisata untuk menarik
mana
yang
lebih
efektif animo
dilaksanakan, selain itu terdapat pula program yang belum dapat terealisasi karena
anggaran
yang
belum
tinggi
dalam
kegiatan
pariwisata yang akan diselenggarakan dengan lebih merangkul masyarakat sehingga
masyarakat
merasa
mencukupi. Keterbatasan dana masih
diperhatikan
menjadi kendala yang besar dalam
tergerak.
promosi pariwisata ataupun dalam
tersebut TIC sebagai sub-bagian dari
pengembangan produk pariwisata.
Bidang Pelestarian, Promosi, dan
dan
Berkaitan
menjadi
lebih
dengan
hal
Kerjasama sebagai seksi informasi B. Upaya
yang
Harus
Dilakukan
pariwisata yang memiliki tanggung
Bidang Pelestarian, Promosi, dan
jawab untuk memberikan pelayanan
Kerjasama Dinas Kebudayaan dan
terhadap masyarakat sesuai dengan
Pariwisata Kota Surakarta dalam
yang dibutuhkan masyarakat yang
Memaksimalkan
berhubungan dengan pariwisata harus
Kegiatan
Promosi Event-Event Pariwisata
diperbaiki kinerjanya. Selain itu juga
1. Equity (Keadilan)
penggunaan teknologi yang canggih
Bidang
Pelestarian
promosi
dan
kerjasama harus lebih selektif dalam mengadakan event sehingga event yang diadakan tidak sia-sia karena
harus
diperhatikan
oleh
Bidang
Peestarian, Promosi, dan Kerjasama.
c. Effectiveness
PENUTUP 1. Kesimpulan
(Spending
Wisely)
Belum sepenuhnya mencapai tujuan
Berdasarkan hasil penelitian yang di
karena hanya fokus pada salah satu
lakukan
program saja
peneliti
mengenai
Analisis
Kinerja Bidang Pelestarian Promosi dan Kerjasama
Dinas
yang
Harus
Dilakukan
dan
Bidang Pelestarian, Promosi, dan
Pariwisata Kota Surakarta, peneliti dapat
Kerjasama Dinas Kebudayaan dan
menyimpulkan bahwa kinerja Bidang
Pariwisata Kota Surakarta dalam
Pelestarian Promosi dan Kerjasama Dinas
Memaksimalkan Kegiatan Promosi
Kebudayaan
Event-Event Pariwisata
dan
Kebudayaan
2. Upaya
Pariwisata
dalam
pengembangan pariwisata Kota Surakarta
Equity (Keadilan) terhambat pada
masih kurang optimal. Hal ini dapat
terbatasnya Sumber Daya organisasi
terlihat dari :
baik Sumber Daya Manusia, Anggaran
1. Analisis Kinerja Bidang Pelestarian,
maupun Teknologi informasinya.
Promosi,
dan
Kerjasama
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota
B. Saran 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Surakarta
yang
di
pendidikan, a. Economy
(Spending
miliki
pelatihan
kendala
dan
Less) pengembangan keterampilan
ditemukan
melalui
yang
dalam harus di jalankan secara berkala agar
penyediaan
SDM
karena keahlian pegawai dalam bekerja dapat
keterbatasan Sumber Dana meningkat sesuai harapan terhadap b. Efficiency
(Spending
Well) tugas
pokok
dan
fungsi
bidang,
Mengembangkan pariwisata dengan pembinaan Sumber Daya yang ada
yang
bertujuan
untuk
memperoleh SDM sesuai klasifikasi
pariwisata lebih diprioritaskan pada
kebutuhan organisasi.
pembangunan
obyek
secara
fisik,
2. Pengusulan distribusi dana yang lebih
sedangkan untuk kegiatan promosi
besar untuk meningkatkan kualitas
masih belum maksimal. Promosi harus
program kerja dan promosi yang
lebih ditingkatkan lagi, karena promosi
anggarannya bersumber dari APBD (
adalah hal pokok dan penting dalam
Anggaran Pemdapatan dan Belanja
kegiatan komunikasi pemasaran. Hal
Daerah ) Provinsi Jawa Tengah dan di
ini bisa dilakukan melalui kerjasama
ajukan ke DPRD ( Dewan Perwakilan
dengan stakeholder, investor dan dinas
Rakyat Daerah ) Provinsi Jawa Tengah
terkait
untuk tahun anggaran selanjutnya.
promosi wisata, menambah leaflet,
Dana
untuk
Radio, dan media pemasaran lainnya,
meningkatkan kualitas program kerja
dan meningkatkan jumlah paket wisata
dan promosi tersebut diharapkan dapat
yang melibatkan daerah tujuan wisata
memberikan ruang kepada Bidang
di
Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama
memperbaiki kualitas leaflet, dengan
Disbudpar
Surakarta
mengatur penempatan gambar dibuat
memaksimalkan tugasnya di bidang
lebih menarik dan rapi, sehingga enak
kepariwisataan kota Surakarta.
dilihat dan tidak membingungkan.
yang
lebih
besar
kota
3. Lebih meningkatkan kegiatan promosi dan penyebaran informasi pariwisata. Potensi pariwisata dan nilai budaya
agar
kota
Surakarta
yang
besar
tidak
disertai dengan kegiatan promosi yang optimal.
Selama
ini
anggaran
meningkatkan
Surakarta.
Misalnya,
DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Budiantara, Nyoman dan Zulfikar. 2014. Manajemen
kota
lebih
Riset.
Yogyakarta:
Deepublish Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dharma,
Surya.
Kinerja
(2012).
Falsafah
Manajemen Teori
dan
Penerapannya.
pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono.
Hermawan, Asep. 2008. Penelitian Bisnis Paradigma
Rai, I Gusti Agung. (2008). Audit Kinerja
Kuantitatif.
Jakarta:
PT
2009.
Metode
Administrasi. Bandung : Alfabeta. Sugiyono.
2010.
Metode
Grasindo.
Kuantitatif
Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata.
Bandung: Alfabeta.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Kompas
Waluyo,
(2007).
&
RND.
Sosiologi
Masyarakat. Bandung: PT Setia
Lexy
Pnelitian
Bagja.
Kualitatif
Penelitian
Menyelami Fenomena Sosial di
Gramedia
Building Moleong,
Penelitian
J.(2006).
Kualitatif.
Metode Bandung:
Remaja Rosdakarya
Purna Inves Web Visi dan Misi Disbudpar Surakarta.
Nurul, Zuriah. Metodologi Penelitian
(2014).http://pariwisatasolo.surakarta.go.i
Sosial Dan Pendidikan Teori dan
d. Diunduh pada 24 Oktober pukul 01.54
Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, Cet;
WIB
II, 2007.