SDG Goal 7 dan RPJMN 2015-‐2019 Fabby Tumiwa Ins.tute for Essen.al Services Reform Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6 Oktober 2015
1
Energi & Pembangunan Manusia (1) “ Energy services are a crucial input to the primary development challenge of providing adequate food, shelter, clothing, water, sanita9on, medical care, schooling, and access to informa9on. Thus energy is one dimension or determinant of poverty and development, but it is vital. Energy supports the provision of basic needs such as cooked food, a comfortable living temperature, ligh9ng, the use of appliances, piped water or sewerage, essen9al health care (refrigerated vaccines, emergency and intensive care), educa9on aids, communica9on and transport. Energy also fuels produc9ve ac9vi9es, including agriculture, commerce, manufacture, industry, and mining. Conversely, lack of access to energy contributes to poverty and depriva9on and can contribute to economic decline.” (Brundland Report, 1986) 2
Energi & Pembangunan Manusia (2) • Akses terhadap energi yang bersih dan terjangkau merupakan faktor pen9ng untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk miskin, mempromosikan pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang kerja, mendukung penyediaan pelayanan sosial serta secara umum mendukung pembangunan manusia yang berkelanjutan (GEA IIASA, 2012)
3
4
Human Development Index
Correlation Between Human Development and Per Capita Electricity Consumption
The Human Development Index is a comparative measure of life expectancy, literacy, education, and standards of living. Countries fall into four broad categories based on their HDI: very high, high, medium, and low human development. 4,000 kWh per person per year is the dividing line between developed and developing countries.
Annual Per Capita Electricity Consumption (kWh) Source: Human Development Index – 2010 data United Nations; Annual Per Capita Electricity Consumption (kWh) - 2007 data World Bank Updated: 4/11
5
Akses Energi -‐ Situasi Global • 1,3 milyar orang belum mendapatkan akses listrik
• 2,7 milyar orang masih bergantung pada biomassa tradisional untuk memasak
Elektrifikasi Global
Akses Bahan Bakar Modern
Tanpa Listrik 18% Biomass 40% Modern Cooking 60% Listrik 82%
Energi merupakan kontributor utama pada perubahan iklim. 60% emisi GRK berasal dari pembakaran bahan bakar fossil. 6
7
Health Impacts of household energy use
8
WHO, 2009
Akses Energi -‐ Indonesia • Kelistrikan: – 8,5 – 9 juta rumah tangga, 2519 desa dan 136 kecamatan belum memperoleh akses listrik. – Konsumsi listrik per kapita/tahun (2014): 865 kWh (1/5 dari Singapore, 1/5 dari Malaysia, 1/3 dari Thailand). – Tingkat elektrifikasi (2015): 86%
• Bahan Bakar: – 105 juta orang Indonesia masih bergantung pada biomassa tradisional untuk memasak. – 77% .nggal di desa dan 23% di kota 9
SDG Goal 7 • Memas.kan akses energi yang terjangkau (affordable), handal (reliable), dan berkelanjutan (sustainable)
10
Target SDG Goal 7 • Pada 2030 memas.kan akses universal terhadap layanan energi yang terjangkau, handal dan modern (7.1) • Pada 2030 memas.kan kenaikan energi terbarukan secara substansial pada bauran energi (7.2) • Pada 2030 menggandakan perbaikan efisiensi energi (7.3) • Pada 2030 meningkatkan kerjasama internasional untuk memfasilitasi akses pada riset dan teknologi energi bersih termasuk energi terbarukan, efisiensi energi dan teknologi bahan bakar fossil yang lebih maju dan bersih, dan mempromosikan investasi pada infrastruktur energi dan teknologi energi bersih (7.4) • Pada 2030 perluasan infrastruktur dan pemutakhiran teknologi untuk memasok energi modern yang berkelanjutan untuk semua di negara berkembang khususnya LDC, SIS, LC berdasarkan program dan dukungan masing-‐masing yang ada (7.5) 11
SDG Goal 7 & RPJMN • SDG Goal 7.1. akses energi ditambahkan dalam RPJMN 2015-‐2019 • Sasaran pembangunan ketahanan energi: – Meningkatkan peranan energi terbarukan dalam bauran energi – Pemanfaatan SDA untuk PLTA – Meningkatkan aksesibilitas energi – Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi dan listrik
12
• Peningkatan dukungan iptek bagi daya saing sektor produksi – penyelenggaraan riset dalam bidang energi baru dan terbarukan
13
RPJMN 2015 – 2019 – Sasaran Kedaulatan Energi
14
Tujuan, Sasaran Strategis dan Kinerja KESDM 2015-‐2019
15
Perbandingan Target SDG Goal 7 dan Agenda Strategis RPJMN 2015-‐2019 Goal 7.1.
Target SDG Akses energi yang universal
RPJMN Peningkatan akses listrik dan bahan bakar bersih
7.2. Kenaikan energi terbarukan dalam bauran energi
Pengembagnan energi terbarukan
7.3. Menggandakan efisiensi energi
Perbaikan intensitas dan elas.sitas energi
7.4. Kerjasama internasional untuk meningkatkan akses pada riset dan teknologi energi bersih dan promosi investasi pada energi bersih.
[Sumir]
7.5. Perluasan infrastruktur dan pemutakhiran teknologi untuk memasok energi modern yang berkelanjutan untuk semua di negara 16 berkembang
Parsial, isu .dak terlalu relevan dengan Indonesia, karena indikator ini fokus pada SIDS dan LDC
Arah kebijakan dan Strategi RPJMN
SDG Goal 7
Meningkatkan peranan energi baru dan terbarukan dalam bauran energi Menerapkan kebijakan harga dan insen.f yang tepat untuk mendorong investasi di bidang energi baru terbarukan;
Relevan dengn indikator 7.2
Meningkatkan pemanfaatan aneka energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik
Relevan dengan indikator 7.2 dan 7.4
Meningkatkan pemanfaatan bahan bakar naba. untuk transportasi melalui Fuel Blending bio diesel dan bio etanol
Relevan dengan indikator 7.2
17
Arah kebijakan dan Strategi RPJMN
SDG Goal 7
Strategi meningkatkan aksesibilitas energi Meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik melalui pembangunan pembangkit baru maupun upgrading pembangkit yang telah ada dan salah satunya dengan pelaksanaan program Pembangunan Pembangkit Listrik;
Relevan dengn indikator 7.1
Memperluas cakupan wilayah pembangunan transmisi listrik dan penyediaan listrik untuk pulau-‐pulau dan desa-‐desa terpencil termasuk desa nelayan bila mungkin dengan energi surya dan energi terbarukan lainnya;
Relevan dengan indikator 7.1 dan 7.2
18
Arah Kebijakan dan Strategi RPJMN Mempercepat pembangunan jaringan distribusi (depo) BBM terutama di wilayah terpencil;
SDG Goal 7 Relevan dengan indikator 7.1
Meningkatkan pemanfaatan BBG dan LPG Relevan dengan indikator 7.1 sebagai alterna.f BBM dan minyak tanah; Menambah dan memperluas cakupan pembangunan jaringan gas kota; dan
Relevan dengan indikator 7.1
Melakukan konservasi sumber energi pembangkit listrik dari bersumber BBM menjadi non-‐BBM.
Relevan dengan indikator 7.3
19
Kesenjangan antara SDG Goal 7 dan RPJMN 2015-‐2019 • Akses energi universal – Definisi “energi modern” – Akses bahan bakar bersih untuk memasak -‐ dibatasi pada LPG dan gas (pipa). – Pembangunan infrastrutur kelistrikan: sentrasilasi vs. desentralisasi – Kebutuhan pendanaan
• Kerja sama internasional – masih sumir 20
Kesimpulan (1) • RPJMN 2015-‐2019 telah mengintegrasikan target/indikator SDG Goal 7 dalam sasaran, arah kebijakan dan strategi yang hendak dicapai – khususnya dalam hal akses energi dan bauran energi terbarukan. • Rencana Strategis Kementerian ESDM 2015-‐2019 juga telah mengintegrasikan rencana dan target RPJMN. • Kesenjangan antara SDG Goal 7 dan RPJMN dan Renstra KESDM 2015-‐2019 adalah penyediaan bahan bakar bersih dan modern untuk memasak, justru yang dibutuhkan oleh hampir separuh orang Indonesa, khususnya penduduk perdesaan.
21
Kesimpulan (2) • Rencana dalam mencapai perbaikan efisiensi energi .dak dielaborasi secara matang dalam RPJMN. • Tantangan terbesar dalam mewujudkan/mencapai sasaran atau target SDGs adalah: – – – – –
Kapasitas ins.tusi (pemerintah pusat dan daerah) Kondisi geografis pulau-‐pulau di Indonesia Kemampuan dan ketersediaan pendanaan Kemampuan BUMN (PLN dan Pertamina) Ketertarikan par.sipasi dan investasi swasta dalam pengembangan sumber daya energi dan pembangunan infrastruktur energi
22
[email protected] | www.iesr.or.id
TERIMA KASIH
23