SABUN MANDI Disusun Oleh :
Winda Puspita S
(M0307070)
Arista Margiana
(M0310009)
Fadilah Marsuki
(M0310018)
Hartini
(M0310022)
Ika Lusiana
(M0310024)
Isnaeni Nur
(M0310026)
Isya Fitri A
(M0310027)
Nosafarma Muda
(M0310033)
Nurul Ihsaniati
(M0310036)
Priska Julia H
(M0310038)
Silami Dwi
(M0310051)
Yunita hesti
(M0310057)
INTRODUCTION Sabun
mandi adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk membersihkan, merawat dan melindungi kulit. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Sabun mandi biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut sabun batangan dan juga sabun dalam bentuk cair yaitu sabun cair.
INTRODUCTION Sabun
tercipta dari reaksi saponifikasi. Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali (NaOH atau KOH). reaksinya adalah : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi
pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti ―soap making‖. Akar kata ―sapo‖ dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun.
ACTIVE AND NON ACTIVE INGREDIENTS
Active Ingredients Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah salah satu bahan pembersih surfaktan yang dapat mengangkat kotoran dan noda minyak
Diethanolamine adalah racun digunakan dengan DEA cocamide dan DEA lauramide, sebagai pengemulsi dan pembuat busa
Glycerin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab dalam kulit Lactic acid berfungsi untuk mencerahkan kulit
Stearic acid berfungsi untuk membuat sabun natural dan sabun transparan dimana untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif, negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang.
Humektan Gliserin pada sabun mandi bertindak sebagai humektan. Gliserin hadir dalam semua lipid alami, atau lemak. Humektan menyerap air dari sumber lain. Gliserin menarik air dari kedua lingkungan dan lapisan kulit yang lebih rendah, yang membantu untuk meningkatkan jumlah air di lapisan permukaan kulit Anda. Bahan tersebut dapat membantu mencegah kekeringan
Cleansing Agen Sodium laureth sulfate adalah agen pembersih yang mungkin berasal dari kelapa. Betaine Cocamidopropyl adalah agen pembersih dikenal sebagai surfaktan, yang berarti mengurangi lemak dan menghilangkan kotoran.
Non Active Ingredients
NaOH disebut kaustik soda atau soda api digunakan untuk menetralisir asam Alcohol 96 % (ethanol atau ethyl alcohol) berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan
EDTA berfungsi sebagai antioksidan dan termasuk dalam kategori preservative, mencegah sabun menjadi tengik
Water Air adalah senyawa polar, minyak senyawa nonpolar, pada prinsipnya senyawa polar-nonpolar tidak bisa bercampur, sabun mempunyai 2 sisi, bagian kepala merupakan gugus yang polar (karboksilat) dan bagian ekor yg panjang merupakan rantai alkana yg nonpolar, jadi si sabun ini bertindak sbg makelar air dan minyak, sabun2 akan mengelilingi si minyak ditengahnya, yg ekor nonpolar ke minyak.
Fragrance (Parfum) Memberikan aroma wangi yang khas. Senyawa di bawah termasuk dalam gugus fungsi ester yang kita ketahui dapat memberikan berbagai macam aroma.
Ethylparaben
Methylparaben
Distearyl Phthalic Acid Amide Emulsi bahan stabilisasi Distearyl amida asam ftalat adalah emulsifier yang sangat baik dan meningkatkan stabilitas emulsi dan suspensi dalam suhu tinggi. Pigmen basah & Dispersant Kemampuan Kompatibilitas yang baik dan tidak mempengaruhi sistem busa Biodegradable
Pembuatan Sabun Mandi Sabun mandi berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 3 : •Padat •Lunak •Cair Perbedaan bentuk ini akibat adanya perbedaan reaksi diantara ketiganya. Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih keras dibandingkan dengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH).
Reaksi Saponifikasi
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya NaOH). Sabun merupakan hasil produk dari trigliserida dan basa alkali yang mempunyai produk samping berupa gliserol.
Saponifikasi yang telah dipaparkan diatas akan menghasilkan sabun yang masih mentah (neat soap). Neat soap selanjutnya masih diberi tambahan pewarna, pewangi, pelembut, dll
Bagaimana cara mensintesis trigliserida?
Trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga asam lemak yang terdapat pada minyak tumbuhan dan hewan Contoh : minyak sawit, minyak kelapa, minyak zaitun O CH2 – OH
O 3R–O –C–H
+
CH – OH CH2 – OH
ASAM LEMAK
GLISEROL
CH2 – O – C – R1 O CH – O – C – R2 O
+ 3H20
CH2 – O – C – R3 TRIGLISERIDA (cpo)
AIR
Apakah produk samping (gliserol) dibuang begitu saja? Gliserol pada produk samping pembuatan sabun mandi akan diolah karena berguna pada industri kosmetik, pada sabun mandi gliserol ini biasanya ditemukan dalam bentuk gliserin yang berperan sebagai surfaktan.
BENTUK KOTORAN YANG MENEMPEL PADA KULIT….??
Kotoran yang menempel pada KULIT manusia umumnya berupa lemak.
PRINSIP UTAMA PENGANGKATAN KOTORAN PADA TUBUH Gaya tarik antara molekul kotoran, sabun, dan air ―LIKE DISOLVE LIKE‖
Proses kerja nya Air yang merupakan senyawa polar menginduksi awan elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya asam lemak yang juga merupakan senyawa non polar. Sabun terbentuk dari minyak dan lemak, berarti bersifat non polar, sedangkan air merupakan senyawa polar, KOK BISA?? Dalam reaksi saponifikasi terbentuk gliserol. Gliserol punya 3 gugus –OH yang mudah larut dalam air.
Reaksi pengangkatan kotoran dengan menggunakan sabun mandi
Cara kerja sabun adalah dengan cara mengikat minyak di dalam air, sehingga akhirnya minyak dan kotoran yang melekat karena minyak dapat dibilas dengan mudah.
Perbedaan Sabun Cair dan Sabun Padat
Vs
SABUN CAIR Sabun mengandung asam lemak garam alkali dan deterjen. Deterjen dalam sabun tersebut disebut surfactant. Zat ini bertugas membawa minyak dan kotoran yang hilang bersama siraman air mandi. Sabun tidak terlepas dari fungsi utama dari sabun sebagai zat pencuci adalah sifat surfaktan yang terkandung di dalamnya. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.
SABUN CAIR Bahan-Bahan yang dibutuhkan : 1. Minyak atau Lemak 2. NaOH / KOH 3. Air 4. Essential dan Fragrance Oils 5. Pewarna 6. Zat Aditif Reaksi Sabun Cair : Trigliserida + Alkali ==> Sabun + Gliserol
SABUN CAIR Keunggulan Sabun Cair : 1. Praktis 2. Mudah larut di air sehingga hemat air 3. Mudah berbusa dengan menggunakan spon kain 4. Terhadap kuman bisa dihindari (lebih higienis ) 5. Mengandung lebih banyak pelembab untuk kulit 6. Memiliki kadar pH yang lebih rendah dibanding sabun padat 7. Lebih mudah dan efisien untuk digunakan
Lanjutan . . . Kelemahan sabun cair: 1. Cenderung boros dipakai 2. Non ekonomis
Sabun Padat Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih keras dibandingkan dengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH).
Reaksi ini biasa disebut reaksi penyabunan (saponifikasi) [saponification reaction]. Oil + 3 NaOH —> 3 Soap + Glycerol
Sabun Padat Keunggulan Sabun Padat 1. Lebih ekonomis 2. Lebih cocok untuk kulit berminyak 3. Kadar pH lebih tinggi dibanding sabun cair 4. Lebih mudah membuat kulit kering 5. Sabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim
Lanjutan . . . Kelemahan Sabun Padat: 1. Boros air 2. Jika untuk penyembuhan luka, sabun padat lebih menghambat proses tersebut 3. Ada kemungkinan terkontaminasi bakteri sehingga kemungkinan timbul penyakit lebih besar 4. Kurang praktis
Kesimpulan Sabun
mandi adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk membersihkan, merawat dan melindungi kulit. Pembuatan sabun menggunakan reaksi saponifikasi Sabun mandi sendiri dapat dibagi menjadi sabun cair dan padat yang memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri.