3
RIWAYAT HIDUP
HENRY lahir pada tanggal 9 Maret 1982 di Desa Mansalong kecamatan lumbis Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Penulis merup akan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Petrus dan Ibu Wasti. Tahun 1988 penulis memulai pendidikan di sekolah dasar Lempaga di Respen Tubu dan melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Malinau tahun 1994 serta memperoleh ijazah tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah Sekolah Menengah Umum Malinau dan memperoleh ijazah pada tahun 2006. Di tahun 2006 memulai pendidikan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi manajemen Hutan Jurusan manajemen Hutan Pada Bulan Maret sampai dengan bulan April 2009 penulis mengikuti program Pratik Kerja Lapang (PKL). di PT .PARI JAYA MAKMUR Muara Rata kecamatan Mata Libaq Kabupaten Kutai Barat, Kalimatan Timur.
4
RINGKASAN
HENRY. Studi Persepsi Masyarakat Samarinda Seberang di Samarinda Kalimantan Timur terhadap jamur konsumsi.( dibawah bibingan Elisa Herawati ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan Masyarakat Samarinda seberang tentang jamur dan pemanfatan jamur Konsumsi yang sangat bermanfat bagi kehidupan manusia, yang bias dibuat hanya sebagai sayur ataupun sebagai menambah gizi, namun tidak kalah penting yaitu memiliki khasiat sebagai obat untuk beberapa penyakit tertentu.. Adapun penelitian ini dilaksanakan dikelurahan sungai Keledang dari tanggal 3 maret sampai dengan 21 maret 2009, dengan Metode deskriktif melalui kombinasi teknik, pengumpulan data dengan kuisioner, Wawancara dan observasi lapangan sebanyak 62 responden. Data yang diperoleh dipilih dan ditabulasikan kemudian diubahkan kedalam bentuk ” prosentual opini ” ( Persentasi Pendapat ). Dari hasil pengamatan dan analisis data didapatkan bahwa, masyarakat belum mengetahui khasiat dari jamur yang dikonsumsi di kelurahan Sungai keledang
Sehingga perlu dicari format atau solusi agar masyarakat dapat
mengetahui fungsi lain dari jamur konsumsi.
5
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap puji dan Syukur kehadirat Allah yang menjadikan langit dan Bumi, karna berkat dan kasih KaruniaNya penulisdapat menyalasaikan karya ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukankan sebagai salah satu syarat yang menyelesaikan studi pada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberi dukungan moril maupun spiritual. 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku ketua jurusan Manajemen Hutan. 3. Ibu Elisa Herawati. S.Hut, MP selaku dosen pembibing. 4. Keluarga besar penulis yang selalu memberi masuk-masukan yang sangat berarti. 5. Rekan – rekan Mahasiswa yang selalu memberi dukungan buat penulis. 6. Seluruh Masyarakat Kelurahan sungau Keledang yang turut Mendukung penulis. Penulis menyadari bahwa pada karya Ilmial ini terdapat beberapa kekurangan dengan dengan demikian penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun agar penulisan ini lebih sempurna, juga berharap semoga apa yang telah tertulis didalam karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang memerlukannya.
Kampus Sungai Keledang, Agustus 2009
HENRY
6
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR........................................................................................... v DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL................................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 5 A. Tinjauan Umum Jamur
…………………………………………………..5
B. Peran Serta Masyarakat .................. …………………………………… 11 III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 15 A. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 14 B. Alat dan Bahan .......................................................................................... 14 C. Teknik dan Pengumpulan Data.................................................................. 15 D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 16 E. Pengolahan Data ........................................................................................ 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 18 A. Hasil........................................................................................................... 18 B. Pembahasan............................................................................................... 27 V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 30 A. Kesimpulan................................................................................................ 30 B. Saran.......................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31 LAMPIRAN .......................................................................................................... 32
7
DAFTAR TABEL
No
Tubuh Utama
Halaman
1. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas Umur..............................................19 2. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan................................20 3. Jumlah Responden Berdasarkan Suku........................................................21 4. Persentase Pengenalan Responden Terhadap Jamur Yang Dapat Dikonsumsi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...........................................22 5. Persentase Pengenalan Responden Terhadap Jamur Yang Dapat Dikonsumsi Berdasarkan Jenis Kelamin Parempuan dan Laki – Laki.........23 6. Persentase Responden Berdasarkan Asal Jamur Yang Dikonsumsi.............24 7. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Jamur Yang Dikonsumsi............25 8. Persentase Responden Berdasarkan Pengola han Jamur Konsumsi...............26
8
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Wawancara Responden............................................................................ 33 2. Wawancara Responden............................................................................ 33 3. Gambar Jamur Tiram .............................................................................. 33 4. Gambar Jamur Kuping ............................................................................ 34 5. Gambar Jamur Merang............................................................................ 34 6. Monografi keluran Harapan Baru ........................................................... 35 7. Data Monografi Kelurahan Harapan Baru.............................................. 36 8. Peta Kelurahan Harapan Baru................................................................. 37 9. Struktur Organisasi Kelurahan Harapan Baru......................................... 38 10. Stuktur Organisasi lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Harapan Baru........................................................................................... 39 11. Struktur Organisasi Kantor Sungai Keledang ......................................... 40 12. Daftar Jumlah Kepala Keluarga Dan Jumlah Jiwa Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Seberang ............................................ 41 13. Peta Kelurahan Sungai Keledang ........................................................... 42 14. Contoh lembar Kuisioner ........................................................................ 43
9
I. PENDAHULUAN
Jamur dalam bahasa Inggris disebut Mushroom, dalam bahasa Indonesia disebut Cendawan dan dalam bahasa botani disebut fungi. Jamur mempunyai ratusan jenis di antaranya jamur Merang ( Volvariella volvaceae ), Jamur Kuping, Jamur Champignon, Amanita verna, Penecilin. Dari ratusan jenis jamur ada beberapa yang bisa dikonsumsi, ada juga yang tidak dapat dikonsumsi (beracun) yang bisa mengakibatkan pusing, mual, muntah bahkan mematikan tetapi banyak juga jamur yamg berfungsi sebagai obat. Untuk Jamur yang bisa dikonsumsi sebut saja diantaranya Jamur Merang (Volvariella volvaceae). Menurut GUNAWAN (2000), ada 49 jenis jamur yang tumbuh secara alami telah dimakan oleh penduduk di daerah Jaya Wijaya, penduduk setempat memakan jamur dengan cara mentah, dibakar, direbus, dimasak dengan sayur atau digoreng. Pembiakan jamur bisa dilakukan dengan cara alami dan cara buatan (biakan murni). Secara alami yaitu penanaman jamur yang hanya mengandalkan spora yang menjadi hifa yang bertebaran dari alam dan hinggap diberbagai tempat. Sedangkan cara buatan biakan murni /bibit ( SUHARDIMAN, 1985 ). Menurut WIDIYASTUTI ( 2000 ), ada terdapat 2 metode pembuatan biakan murni, yaitu metode Kultur Spora dan metode Kultur Jaringan. Metode Kultur Spora adalah dengan mengisolasikan atau menumbuhkan spora dengan menggunakan media (subtrat), sedangkan metode kultur Jaringan adalah pembuatan bibit jamur dengan cara mengisolasikan sebagian jaringan tubuh jamur,
10
Kedua cara pembiakan diatas, mempunyai kebaikan dan kelemahan masing- masing, secara alami adalah,
jamur yang tumbuh umumnya tidak
seragam, sedangkan cara buatan ( biakan murni ) jumlah dan jenis jamur bisa disesuaikan dengan keinginan. Menurut SINAGA (2000), secara garis besar teknik pembuatan atau pembudidayaan jamur bisa dilakukan dengan dua cara yaitu cara modern dan cara tradisional. Cara modern yaitu teknik pembudidayaan jamur dengan menggunakan kubung / ruangan khusus, sedangkan cara tradisional diluar kumbung. Untuk pembudidayaan jamur dengan cara tradisional bisa dilakukan dimana saja, seperti diladang, disawah ataupun dipekarangan rumah. Sedangkan untuk media tanam bisa dimanfaatkan limbah- limbah pertanian. Menurut Prof. HARMSMITH didalam Scientific American 1968, penggunaan komponen jamur, baik berbentuk serbuk, keratin ataupun bagianbagian lainnya didalam obat-obatan tradisional sampai keramuan makanan, karena latar belakang sejarah yang sudah 2-3 ribu tahun sejak zaman kaisar memerintah daratan Cina. Salah satu obat tradisional dengan nama ” Ramuan Kaisar Cina dengan 1000 orang selir merupakan”Obat Kuat ” yang banyak dicari (SURIAWIRIA, 2000). Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropics yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat.
Dari
ribuan jenis tersebut ada jamur yang merugikan dan ada pula menguntungkan. Berbagai jenis jamur (fungi) penyebab penyakit pada manusia dan tanaman, misalnya menyebabkan keracunan pada saat dikonsumsi, menjadi sumber
11
penyakit kulit seperti panu kadas dan kurap, atau jamur yang menyebabkan kayu cepat lapuk. Jamur menguntungkan adalah berbagai jenis jamur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya untuk menghancurkan sampah organik, menghasilkan antibiotik untuk obat, atau yang bermanfaat dalam pembuatan tempe, oncom dan alkohol. Termasuk jenis yang menguntungkan adalah jamur konsumsi, yaitu jamur yang dapat dimakan tampa menimbulkan efek racun. jenisnya antara lain jamur kuping,tiram, merang, shiitake, champignon, dan jamur barat. Saat ini jamur Merang, Kuping, Shiitake, Tiram, dan Jamur Champignon sudah dibudidayakan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat, Sementara itu Jamur Barat belum bisa dibudidayakan dan kebutuhannya masih sangat tergantung dari alam. Jika musim tiba, Jamur ini banyak dijual disepanjang jalan raya Bandung, Sumedang tepatnya dikawasan Cadas Pangeran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat di Kelurahan Sungai Keledang dan masyarakat Harapan Baru Kecamatan Samarinda Seberang, tentang jamur dan pemanfaatan jamur konsumsi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti jamur yang dapat dikonsumsi atau yang berkhasiat sebagai obat. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat di Kelurahan harapan Baru dan Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Seberang tentang jamur konsumsi dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan usaha budidaya
12
jamur, sehingga para petani maupun para wirausaha mendapat gambaran yan lebih baik.
13
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Jamur (Mushroom) 1. Jamur Merang Jamur Merang (Volvariella volvaceae) merupakan salah satu komuditas pertanian yang mempunyai masa depan yang baik untuk dikembangkan hingga kini banyak yang mengetahui nilai gizi jamur merang (Volvariella volvbaceae) dan manfaatnya untuk kesehatan manusia (SINAGA, 2000). Jamur merang (Volvariella volvaceae) merupakan spesies jamur yang paling terkenal, terutama untuk masyarakat Asia Tenggara. Jamur ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena termasuk golongan jamur yang terenak dan teksturnya baik sehingga disukai orang. a. Taksonomi Super kingdom
: Eukaryota
Kingdom
: Myceteae (fungi)
Divisio
: Amastigomycota
Sub divisio
: Basidiomycotae
Kelas
: Basidiomycotae
Ordo
: Agaricales
Famili
: Plutaceae
Genus
: Volvariella
Spesies
: Volvariella volvaceae
14
Dari nama volvariella volvaceae dapat dikenal bahwa jamur ini mempunyai volva atau cawan. biasanya jamur yang bercawan merupakan jamur yang beracun, kecuali jamur merang (volvariella volvaceae) (PARJIMO dan ANDOKO, 2007) b. Morfologi Jamur ini sudah terlanjur mendapat sebutan jamur merang walaupun tidak selalu tumbuh di media merang (tangkai padi), sebenarnya jamur ini juga bisa tumbuh di media atau sisa-sisa tanaman yang memiliki selulosa, seperti limbah pabrik kertas. limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, dan kulit buah pala. Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvaceae, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna coklat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus buah saat masih stadia telur. Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung pembungkus tersebut tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan, jika cawan ini akan terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan basidiospora bewarna merah atau merah muda.
Selanjutnya basidio spora akan berkecambah atau
membentuk hifa, setelah itu, kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pinhead) atau primordial yang akan membesar membentuk tubuh buah stadia kancing kecil (small botton), kemudian tubuh menjadi stadia kancing (small button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur (egg), dalam budi daya jamur merang, pada stadia telur ini lah jamur dipanen (PARJIMO dan ANDOKO, 2007)
15
c. Lingkungan Tumbuh Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32-38 derajat celcius, dan kelembaban 80-90% dengan oksigen yang cukup jamur ini tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur merang adalah 6,5 - 7 ( PARJIMO dan ANDOKO, 2007 ) 2. Jamur Kuping a. Taksonomi Super kingdom
: Eukaryota
Kingdom
: Mycateae (fungi)
Divisio
: Amastigomycota
Sub divisio
: Basidiomycotae
Kelas
: Basidiomycetes
Ordo
: Auricurales
Famili
: Auriculariae
Genus
: Auricularia
Spesies
: Auricuralia sp
16
b. Morfologi Jamur ini disebut dengan jamur kuping karena memang bentuknya mirip telinga (kuping) dengan warna coklat muda hingga kemerah-merahan. Tubuh buah (basidiorcarpi) jamur yang di Cina disebut atau telinga pohon ini berlekuklekuk selebar 3-8 cm. Permukaan atas jamur kuping agak mengilap, berurat, dan berbulu halus mirip beludru di bagian bawahnya. Tangkai buahnya pendek, menempel di media tumbuh (subtrat) dengan cara membuat lubang di permukaannya.
Tubuh buah jamur kuping dalam
keadaan basah bersifat kenyal (galatinous), licin, dan lentur, tetapi dalam keadaan kering akan berubah melengkung dan kaku. Jamur kuping memiliki inti plasma dan spora yang berupa sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang tidak bersekat atau bersekat, dalam bentuk tunggal benang disebut hifa, dan kumpuannya disebut dengan miselium. Miselium ini bercabang-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk titik kecil yang disebut dengan sporangium, sporangium inilah yang akan tumbuh menjadi calon tubuh buah (pin head) dan berkembang menjadi tubuh buah. c. Lingkungan Tumbuh Sebagai salah satu jenis jamur kayu, jamur kuping secara alami dapat tumbuh di berbagai jenis kayu di berbagai lokasi. Namun, lokasi tumbuh yang paling baik adalah di kayu-kayu lapuk yang ada di dataran rendah bersuhu hangat sampai di pegunungan berhawa sejuk. Besaran suhu yang dapat di toleransi oleh jamur kuping adalah 16-36 derajat celcius, tetapi idealnya 26-29 derajat celcius.
17
Pada fase pembent ukan miselium, jamur kuping memerlukan kadar air sekitar 62% kelembaban udara 60-70%, dan kadar oksigen yang tidak terlalu tinggi, saat memasuki pertumbuhan tubuh buah, jamur ini memerlukan suhu 1622 derajat celcius dengan kelembaban udara 80-90% dengan kadar oksigen tinggi ( PARJIMO dan ANDOKO, 2007 ) 3. Jamur Tiram a. Taksonomi Sub kingdom
: Eukaryota
kingdom
: Myceteae (fungi)
Divisio
: Amastigomycota
Sub Divisio
: Basidiomycotae
Kelas
: Basidiomycetae
Ordo
: Agaricales
Famili
: Agaricaeae
Genus
: Pleurotus
Spesies
: Pleurotus sp
b. Morfologi Nama jamur tiram (pleurotus sp) diberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cangkang tiram, permukaan tudung jamur tiram licin, agak berminyak jika lembab. Dan tepinya bergelombang diameternya mencapai 3-15cm. Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada di tengah tudung, tetapi agak ke pingir, bentuk buahnya membentuk rumpun yang memiliki banyak
18
percabangan dan menyatu dalam satu media. akan menjadi liat dan keras.
Jika sudah tua, daging buahnya
Warna jamur yang sering disebut dengan oyster
mushroom ini bermacam- macam, ada yang putih, abu-abu, coklat, dan merah. di Indonesia, jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah jamur tiram putih. Sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambung membentuk hifa dan miselium, pada titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur. c. Lingkungan Tumbuh Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 600 m dari permukaan laut di lokasi yang memiliki kadar air sekitar 60% dan derajat keasaman atau pH 6-7. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar airnya kurang dari 60%, miselium jamur ini tidak bisa menyerap sari makanan dengan baik sehingga tubuh kurus, sebaliknya, jika kadar air di lokasi tumbuhnya terlalu tinggi, jamur ini akan terserang penyakit busuk akar. Secara alami jamur tiram banyak ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah lapuk seperti pohon karet, damar, kapuk, atau sengon yang tergeletak di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari cahaya matahari, pada fase pembentukan me selium, jamur tiram memerlukan suhu 22-28 derajat celcius dan kelembaban 60-80%. Pada fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu 16-22 derajat celcius dan kelembaban 80-90% dengan kadar oksigen cukup dan cahaya matahari sekitar 10% ( PARJIMO, dan ANDOKO, 2007)
19
B. Peran Serta Masyarakat 1. Peran Serta Masyarakat Peran serta masyarakat adalah suatu proses yang melibatkan masyarakat, yaitu proses komunikasi dua arah yang terus- menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan. Tujuan dasar dari peran serta masyarakat adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga masyarakat setempat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka meningkatkan kualitas yang akan menolong pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas dan arah positif dari berbagai faktor (WALHI, 1997). Dari
sudut
kemampuan
masyarakat
untuk
mempengaruhi
pengambilan keputusan, terdapat tingkatan sendiri-sendiri.
proses
Peran serta
masyarakat sebagai bentuk dari kekuatan rakyat (citizen participation is citizen power).
Dimana terjadi pembagian kekuatan (power) yang memungkinkan
masyarakat yang tidak punya (the not have citizen) yang sekarang dikucilkan dari proses politik dan ekonomi untuk terlibat kelak.
Singkat kata peran serta
masyarakat adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapat bagian keuntungan dari keluarga yang berpengaruh ( WALHI, 1997 ). Peningkatan peran serta masyarakat merupakan salah satu upaya untuk memperdayakan dan mengembangkan kekuatan lokal. Dan juga tidak adanya unsur paksaan dari suatu instansi terkait dalam penyelenggarakaan kegiatan (MUBYARTO, 1994)
20
2. Pemanfatan Hutan Oleh Masyarakat Pertambahan jumlah penduduk menimbulkan persoalan dalam hal pemenuhan hidupnya. Dengan kemampuan akalnya yang lebih sempurna dan lebih besar dibandingkan dengan makluk lain.
Manusia dapat merubah
lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut ( AMSARI, 1976 ). Hutan sangat berperan dalam kehidupan manusia karena hutan dapat sebagai pemberi benda jasa yang sangat penting bagi masyarakat pedesaan utamanya bagi masyarakat di wilayah yang sedang berkembang ( JUNUS dkk, 1984 ). Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh yang berdaging. Tubuh ini umumnya berbentuk payung yang mempunyai akar semu (Rhizoid), tangkai, tudung, kadang disertai dengan cincin dan cawan volva Ordo Agaricales ini dapat tumbuh dan habitat.
menyebar luas pada berbagai
Berdasar habitat tumbuh dibedakan berbagai Jamur yang termasuk
spesies tropika atau tumbuh, misalnya menyukai area yang terbuka dan cukup cahaya. Sedang spesies yang lain lebih menyukai habitat yang terlindung dan berkayu. Dalam satu habitat, ada juga spesies yang menunjukkan lebih menyukai media tumbuh atau substrat tertentu seperti subtrat berkayu, daun-daun mati, atau kotoran binatang /Coprophilous (SINAGA, 1999). 3. Masyarakat Masyarakat ( sebagai terjemah istilah society ) adalah kelompok orang yang memebetuk sejumlah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu- individu yang berada dalam
21
kelompok tersebut. Lebih Abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar etnitas-etnitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen ( saling tergantng sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut GAZALBA (2008 ), istilah adalah definisi masyarakat dari segi mengutamakan dua perkara, pertama interaksi manusia dengan manusia, hidup berkelompok dan dalam masyarakat yang teratur. Kedua, pemeliharaan interaksi yang teratur dalam kelompok.
Masyarakat
merupakan pergaulan hidup, pergaulan antara manusia dengan kelompok. Institut masyarakat bertanggung jawab mempertahankanhubungan yang teratur antara individu dengan individu.
22
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sungai Keledang dan Kelurahan Harapan baru Kecamatan Samarinda Seberang, Kotamadya Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur . Waktu yang diperlukan dalam studi ini adalah kurang lebih 4 bulan dari tanggal 3 Maret s/d 4 Juli 2009 yang meliputi studi Literatur, informasi lapangan yang menunjang, persiapan alat dan bahan kuisioner, pengumpulan data responden, dan pengolahan data serta penyusunan karya ilmiah.
B. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan a. Kamera untuk mendokumentasikan penelitian. b. Alat hitung dan alat tulis menulis, untuk menunjang pengumpulan data dan pengolahan data. c. Peralatan lain yang menunjang penelitian, seperti sarana transportasi berupa sepeda motor.dan lain- lain d. Lembaran pertanyaan (kuisioner) sebagai pemandu dalam memperoleh keterangan dari responden. 2. Objek Penelitian b. Peta Kelurahan Sungai Keledang dan peta Kelurahan Harapan Baru
23
Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda. Propinsi Kalimantan Timur, untuk mengetahui letak dan kondisi lokasi penelitian. C. Pengumpulan Data Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif, data yang dikumpul melalui kombinasi teknik yaitu pengumpulan data dengan kuisioner, wawancara dan absorvasi lapangan. Yang terdiri dari: 1. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung di lapangan, dari hasil wawancara meliputi data diri responden. Data sekunder merupakan hasil studi dokumentasi dari informasi instansi terkait dan literatur- literatur. 2. Sumber Data Data primer yang dipergunakan berasal dari responden yaitu masyarakat yang bermukim di Kelurahan Sungai Keledang dan Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Samarinda Seberang Kotamadya Samarinda. Dari 120 kuisioner yang disebarkan, yang dikembalikan sebanyak 50 kuisioner. - Kelurahan Harapan Baru sebanyak 18 kuisioner - Kelurahan Sungai Keledang sebanyak 32 kuisioner.
24
D. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut: 1. Orientasi lapangan Dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih tepat mengenai areal
penelitian,
sehingga
akan
memperoleh
dan
mempermudah
pelaksanaan pengumpulan data. 2. Membuat dan menyusun daftar pertanyaan (kuisioner) berdasar studi pustaka dan informasi lapangan. 3. Penentuan responden Responden dipilih secara porposif sebanyak 50 responden dari berbagai golongan tingkat pendidikan yang terdiri dari masyarakat yang buta aksara, masyarakat berpendidikan SD atau sederajat, SLTP atau sederajat, SMA atau sederajat, Sarjana dan Pegawai. 4. Pengumpuilan data responden (data primer) Pengumpulan data responden dilakukan dengan penyebaran pertanyaan secara langsung atau bertatap muka (wawancara dengan responden). 5. Pengambilan Data Sekunder Diperoleh dari pustaka, dan kantor Kelurahan.
25
E. Pengolahan Data Data yang dikumpul dipilih dan ditabulasikan, informasi yang akan diperoleh dalam penelitian ini sebagian diubah ke dalam bentuk ” prosentual opini” (persentasi pendapat).
26
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Kelurahan Harapan Baru Kawasan Kelurahan Harapan
Baru terletak di Wilayah Kecamatan
Samarinda Seberang, Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Dengan nomor kode kelurahan 64.72.02.1005 Jumlah penduduk Kelurahan Harapan baru 10.162 orang, dengan jumlah kepala keluarga 2.513 orang. Laki – laki 5.221 orang, Perempuan4 4.941 orang. Dan agama yang mendominasi di Kelurahan Harapan Baru Islam dengan jumlah 8.452 orang, Kristen Protestan 951 orang, Kristen Katholik 717 orang. Sedangkan yang paling sedikit yaitu Hindu dengan jumlah 42 orang . 2. Gambaran Umum Kelurahan Sungai Keledang Kawasan Kelurahan Sungai Keledang terletak di wilayah KotaMadya Samarinda bagian Seberang Kota Samarinda. Kecamatan Samarinda Seberang, Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur. Jumlah penduduk Kelurahan Sungai Keledang 16. 751 orang dengan jumlah kepala Keluarga 3.833 orang, Laki – laki berjumlah 8. 288 orang, perempuan 8. 466 dan jumlah Rukun Tetangga 39 Rukun Tetangga.
27
3. Pandangan Masyarakat Terhadap Jamur Konsumsi Berdasarkan hasil penelitian yang berpedoman pada lembar pertanyaan karakteristik responden dapat dilihat mulai Tabel 1 sampai Tabel 8. Berdasarkan data primer dapat diketahui klasifikasi umur responden. Umur
responden berkisar antara 17 – 50 tahun dengan jumlah anggota
keluarga 2 – 7 orang yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Responden Berdasarkan Kelas Umur Jumlah No Kelas umur (Orang) 1 17- 22 34
Persentase (%) 68
2
23 – 28
3
6
3
29 – 34
5
10
4
35 – 40
2
4
5
41 – 45
2
4
6
46 – 51
4
8
50
100
TOTAL Sumber : Data primer (2009)
Pada Tabel diatas diketahui jumlah responden 50 orang, dari jumlah tersebut terlihat pada kelas umur 17 – 22 adalah yang mendominasi dari kelas umur yang ada sebanyak 34 orang dari total responden. Sedangkan pada kelas umur yang paling sedikit yaitu kelas umur 35 - 40 dan kelas umur 41- 45 tahun yaitu masing- masing 2 orang sebanyak 4 persen.
28
Berdasarkan data primer dapat diketahui tingkat pendidikan responden yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
1
TIDAK SEKOLAH
6
Persentase (%) 12
2
SD
2
4
3
SMP
2
4
4
SMA
39
78
5
SARJANA
1
2
50
100
No
Tingkat Pendidikan
TOTAL
Jumlah (orang)
Sumber : Data Primer (2009) Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 50 orang responden tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas menempati jumlah yang paling banyak yaitu 39 orang sebanyak 78 persen, tidak sekolah 6 orang sebanyak 12 persen, Sekolah Dasar 2 orang sebanyak 4 persen, Sekolah Menengah Pertama 2 orang sebanyak 4 persen dan Sarjana 1 orang sebanyak 2 persen.
29
Berdasarkan data primer dapat diketahui suku responden yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Responden Berdasarkan Suku
1
KUTAI
5
Persentase (%) 10
2
BANJAR
4
8
3
MELAYU
2
4
4
TORAJA
4
8
5
FLORES
1
2
6
BALI
1
2
7
BUTON
2
4
8
BUGIS
8
16
9
BERAU
1
2
10
JAWA
10
20
11
SUNDA
1
2
12
DAYAK
11
22
50
100
No
Suku
JUMLAH
Jumlah (orang)
Sumber : Data Primer (2009) Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 50 responden suku dayak menempati jumlah yang banyak yaitu 11 responden dengan persentase 22%, sedangkan Suku yang lain adalah Suku Jawa 10 responden dengan persentase 20%, Suku Bugis 8 responden dengan persentase 16%, Suku Kutai 5 responden dengan persentase 10%, Banjar 4 responden dengan persentase 8%, Suku Toraja 4 responden dengan persentase 8%, Suku Melayu 2 responden dengan persentase 4%.
30
Berdasarkan data primer dapat diketahui tingkat pendidikan responden yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Penge nalan Responden Terhadap Jamur yang Dapat Dikonsumsi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden yang Tidak Sekolah. No
Tingkat Pengenalan
TS Jumlah (Orang) 4
% 8
SD Jumlah (Orang) -
Tingkat Pendidikan SMP SMA Jumlah Jumlah % % % (Orang) (Orang) 1 2 33 66
SARJANA Jumlah % (Orang) 1 2
1.
Tahu
2.
Tidak Tahu
2
4
-
-
-
-
4
8
-
-
3.
Tidak Menjawab Total
-
-
2
4
1
2
2
4
-
-
6
12
2
4
2
4
39
78
1
2
Sumber : Data Primer (2009) Pada tabel 4 dari penyeberan kuisioner pada tingkat pendidikan tidak Sekolah yang Tahu manfaat lain dari jamur konsumsi sebanyak 4 orang dengan tahu 8 Persen, tidak menjawab 2 orang sebanyak 4 persen. Pada Tabel 4 dari jawaban kuisioner tingkat pendidikan yang paling mendominasi adalah tingkat SMA dengan tingkat pengenalan tahu 33 orang sebanyak 66 persen, tidak tahu 4 orang sebanyak 8 persen dan tidak menjawab 2 orang sebanyak 4%.
31
Berdasarkan data primer dapat diketahui jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Persentase Pengenalan Responden Terhadap Jamur yang Dapat Dikonsumsi Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan dan Laki – Laki. Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan No Tingkat Pengenalan Jml Jumlah % % (org) (org) 1. Tahu 22 44 17 34 2.
Tidak Tahu
4
8
1
2
3.
Tidak Menjawab
2
4
4
8
Total
28
56
22
44
Sumber : Data Primer (2009) Pada Tabel 5 dari 50 orang responden yang mendominasi tingkat pengenalan jamur, responden laki- laki yang menjawab tahu berjumlah 22 orang sebanyak 44 persen, tidak tahu 4 orang sebanyak 8 persen, tidak menjawab 2 orang sebanyak 4 persen dan responden perempuan yang menjawab tahu 17 orang sebanyak 34 persen, tidak tahu 1 orang sebanyak 2 persen dan yang tidak menjawab 4 orang sebanyak 8 persen.
32
Berdasarkan data primer dapat diketahui asal jamur
yang dikonsumsi
dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase Responden Berdasarkan Asal Jamur yang Dikonsumsi. Persentase No Asal jamur Jumlah (org) (%) 1 Alam 15 30 2
Pasar
17
34
3
Dari alam dan tetangga
8
16
4
Orang tua
10
20
Total
50
100
Sumber : Data Primer (2009) Pada Tabel 6 berdasarkan asal jamur yang dikonsumsi responden mendapatkan jamur dari pasar 17 orang sebanyak 34 persen, dari alam 15 orang sebanyak 30 persen, dari alam dan tetangga 8 orang sebanyak 16 persen dan dari orang tua 10 orang sebanyak 20 persen.
33
Berdasarkan data primer dapat diketahui jenis jamur yang dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Jamur yang Dikonsumsi. Jumlah Persentase No Jenis Jamur (orang) (%) 1
Jamur tiram
4
8
2
Jamur kuping
9
18
3
Jamur kuping, Tiram dan Merang.
17
34
4
Jamur karikit
1
2
5
Jamur batang
5
10
6
Jamur sawit
1
2
7
Tidak mengenal jenis jamur
12
24
8
Jamur tanah
1
2
Total
50
100
Sumber : Data Primer (2009) Pada Tabel 7 berdasarkan jenis jamur yang dikonsumsi yaitu jamur kuping, jamur tiram dan jamur merang 30 orang sebanyak 60 persen. Sedangkan yang paling sedikit yaitu jamur kerikit, jamur tanah, jamur sawit masing – masing 1 orang sebanyak 2 persen.
34
Berdasarkan data primer dapat diketahui pengolahan jamur kosumsi yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Persentase Responden Berdasarkan Pengolahan Jamur Konsumsi Jumlah Persentase No Pengolahan jamur (orang) (%) 1 Masak tumis 14 28 2
Masak bening
11
22
3
Rebus dan di tumis
5
10
4
Kurang memahami kuisioner
2
4
5
Tidak menjawab
18
36
50
100
Total Sumber : Data Primer (2009)
Pada Tabel 8 dari klasifikasi berdasarkan pengolahan Jamur yang tidak menjawab mendominasi yaitu 18 orang sebanyak 36 persen, masak tumis 14 orang sebanyak 28 persen dan yang paling sedikit kurang memahami kuisioner 2 orang sebanyak 4 persen.
35
B. PEMBAHASAN Masyarakat di Kelurahan Sungai Keledang dan Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Samarinda Seberang yang menjadi reponden berumur antara 17-50 tahun. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat umur yang mendominasi adalah umur 17-22 dengan persentase 68% dari total responden.
Pada
Tabel 2
responden yang dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas banyak mengetahui tentang jamur konsumsi, hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab pertanyaan tentang jamur konsumsi pada Tabel 4. Pada Tabel 4 berdasarkan pendidikan persentasi terbesar yaitu 66% berasal dari tingkat SMA kemungkinan diduga berdasarkan latar belakang tersebut lebih familiar dan lebih terbiasa mengkonsumsi jamur sebagai sumber makanan dan urutan yang kedua yaitu tidak sekolah 8%. Sebaliknya persentase yang terkecil yaitu tingkat Sekolah Dasar 0%. Kemungkinan diduga berdasakan latar belakang responden tersebut tidak familiar terhadap jamur. Pengetahuan yang mereka peroleh didapat dari orang tua. Hal ini di sebabkan kurang mendapat informasi dari luar atau dari instansi yang terkait mengenai manfaat lain dari jamur konsumsi. Sejalan dengan perkembangan di bidang informasi dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam menambah tingkat pengetahuan masyarakat yang dilakukan ialah mengadakan sosialisasi tentang jamur kepada masyarakat setempat.
36
Berdasarkan jenis jamur pada Tabel 7 jumlahnya lumayan beragam tetapi sebenarnya, secara garis besar yang diketahui 3 macam saja, yaitu jamur Merang, jamur Tiram dan jamur Kuping. Pada Tabel 3 berdasarkan suku persentasi terbesar yaitu 22% berasal dari suku dayak kemungkinan diduga berdasarkan latar belakang suku tersebut lebih familiar dan lebih terbiasa mengkonsumsi jamur sebagai sumber makanan dan urutan yang kedua yaitu suku jawa 20%. Sebaliknya persentase yang terkecil yaitu suku Sunda, Bali, Flores, Berau masing- masing 2%. Kemungkinan diduga berdasakan latar belakang suku tersebut tidak familiar terhadap jamur. Pada Tabel 4 berdasarkan pendidikan berasal dari
persentasi terbesar yaitu 66%
tingkat SMA kemungkinan diduga berdasarkan latar belakang
tersebut lebih familiar dan lebih terbiasa mengkonsumsi jamur sebagai sumber makanan dan urutan yang kedua yaitu tidak sekolah 8%. Sebaliknya persentase yang terkecil yaitu tingkat Sekolah Dasar 0%. Kemungkinan diduga berdasakan latar belakang responden tersebut tidak familiar terhadap jamur. Pada Tabel 5 berdasarkan
persentasi terbesar yaitu 44% kemungkinan
diduga berdasarkan latar belakang Laki- laki lebih familiar dan lebih terbiasa mengkonsumsi jamur sebagai sumber makanan.
Sebaliknya persentase yang
terkecil yaitu Perempuan 34%. Kemungkinan diduga berdasakan latar belakang responden tersebut tidak familiar terhadap jamur. Pada Tabel 6 berdasarkan
persentasi terbesar yaitu pasar 34%
kemungkinan diduga berdasarkan latar belakang responden lebih mudah
37
mendapatkan jamur di pasar. tetangga 16%.
Sebaliknya persentase yang terkecil yaitu dari
Kemungkinan diduga berdasakan latar belakang responden
tersebut tidak familiar terhadap jamur.
38
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap jamur konsumsi di kelurahan Harapan Baru dan Kelurahan Sungai Keledang dapat disimpulkan bahwa : 1. Masyarakat belum mengerti manfaat lain dari jamur konsumsi selain hanya sebagai sayur. 2. Masyarakat hanya mengkonsumsi 3 jenis jamur yang biasa dikonsumsi yaitu jamur Kuping, Jamur Tiram dan Jamur Merang. B. Saran Hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap jamur konsumsi di kelurahan Harapan Baru dan Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Seberang dapat disarankan bahwa perlu diadakannya sosialisasi terhadap jamur konsumsi agar masyarakat mendapatkan pengetahuan lebih tentang jamur.
39
DAFTAR PUSTAKA
ALFIAN, 1985. Pesepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Gramedia, Jakarta ANONIM, 2008. Alfside.wordpress.com/2008/10/28/Pengertian Masyarakat CENTER, 1997 dalam WALHI 1994. Peran Serta Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan.Studi Ujung Kulon – Jabar, WALHI, Jakarta. Pertanian Bogor, Bogor. HARTINI dan G. KARTASAPOETRA, 1992. Kamus Sosiologi dan Kependudukan Bumi Aksara, Jakarta. PARJIMO, H dan HANDOKO, A. 2007. Budidaya Jamur. Jamur Tiram, Jamur Kuping, dan Jamur Merang, Jakarta. RAHAYU, MUJI, 1994. Persepsi Masyarakat Serta Upaya Rehabilitas Terhadap Pelestarian Hutan Lindung SUDRAJAT, A. dan I. YUSTINA, 1992. Langkah Dalam Penyamaan Persepsi dan Reboisasi Birokrasi dalam desentralisasi Bidang Kehutanan. NECTAR, Indonesia. SURIAWIRIA UNUS H, 2000. Budidaya Jamur Konsumsi SINAGA, MEITY SURIADJI, 2005. Jamur Merang dan Budidayanya, Jakarta. WIRIAATMADJA, 1991. Pokok – Pokok Sosiologi Pedesaan. CV. Yasaguna, Jakarta.
40
LAMPIRAN
41
Gambar 1. Wawancara Responden
Gambar 2. Wawancara Responden
Gambar 3 Jamur Tiram
42
Gambar 4 Jamur Kuping
Gambar 5 Jamur Merang
43
Gambar 4 . Citra IKONOS Kecamatan Samarinda Seberang Tahun 2001
U
5 2 2 5 0 0
5 2 0 0 0 0
5 1 7 5 0 0
5 1 5 0 0 0
5 1 2 5 0 0
5 1 0 0 0 0
5 0 7 5 0 0
CitraIKONOS Kecamatan Samarinda Seberang Tahun 2001
T 9 9 4 5 0 0 0 n
le a
A
J
em bang
M
raK
l.L
t
e duK
u
9 9 4 2 5 0 0
9 9 4 2 5 0 0
n l
u .R
ku
J
Jl Jl. J T
J
o
J
u m
ru ru a
e n
u n n a M g
l a g
l.
m b u S r e
J
Jl.
B
J S T t a n a n
rTeju
J
l.A
i
n
Jl.
JA .T
J D l.T tu a ra o l.L J
Jl.
9 9 4 0 0 0 0
tu a
a m S r
n la i g
9 9 4 0 0 0 0
u rn Jl.K
M a ia km u r
g .1 G .5 g G
9 9 3 7 5 0 0
9 9 3 7 5 0 0 Jl.
K .u g G .M A t
rike sit a P
a isw S
9 9 3 5 0 0 0
m an
om
Jl.ta
diU t l.
u B
J
9 9 3 5 0 0 0 5 2 2 5 0 0
5 2 0 0 0 0
5 1 7 5 0 0
5 1 5 0 0 0
5 1 2 5 0 0
9 9 3 2 5 0 0 5 1 0 0 0 0
9 9 3 2 5 0 0
5 0 7 5 0 0
S
Skala 1:3000
g
9 9 4 5 0 0 0
a d l.P J E lo a Jl.S
B