STRATEGI
PRODUKSI
REDAKSI RCTI DALAM MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN SHARE & RATING PROGRAM BERITA KRIMINAL SERGAP SIANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh
EVA MUTIA 4410412 – 023 Jurusan Komunikasi Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
2
4
5
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Nama NIM Judul
Bibliografi
: Eva Mutia : 4410412-023 : Strategi Produksi Redaksi dalam Meningkatkan dan Mempertahankan Share & Rating Program Kriminal Sergap Siang : 24 bahan acuan bacaan
Abstraksi Lima tahun terakhir, berita kriminal sangat marak di televisi, dimulai dengan keberhasilan program Patroli-Indosiar, kemudian disusul oleh programprogram kriminal lain yang sejenis. Salah satu dari sekian banyak program berita kriminal adalah SERGAP Siang, program berita kriminal yang terlahir setelah kesuksesan program Patroli, Indosiar. Berhasilnya program SERGAP Siang mengalahkan program Patroli dalam tahun terakhir ditandai dengan reseach AC Neilson pada bulan Mei 2006 yang menempatkan posisinya diurutan teratas Top Crime News Program membuat penulis ingin mengetahui lebih jauh strategi apa yang dipakai oleh tim SERGAP Siang sehingga mampu meningkatkan dan mempertahankan share & rating program sehingga mampu melewati program-program kriminal sejenis. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi seperti yang dikemukakan oleh De Fluer yang menyatakan proses komunikasi melalui media massa diperkuat dengan teori strategi program menurut Vane Gross. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan tipe deskriptif kulitatif dengan melakukan pendekatan deepth interview kepada beberapa narasumber dalam hal ini tim SERGAP Siang. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan dan mempertahankan share & rating, tim SERGAP Siang telah melakukan strategi pada tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Sehingga pada periode share rating berikutnya yakni bulan Juni 2006, SERGAP Siang tetap mampu meningkatkan rating dari rating 2.2 ke 2.3 dan share tetap di 16.2.
6
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena dengan rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
STRATEGI
REDAKSI
RCTI
DALAM
MENINGKATKAN
&
MEMPERTAHANKAN SHARE & RATING PROGRAM BERITA KRIMINAL SERGAP SIANG.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberikan kontribusi dan perharian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 1. Mami & Papa, yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang sejak lahir dan dukungan moril dan semangat, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi hadiah terindah bagi kalian berdua.
7
2. Bapak Ponco Budi, S.Sos, M.Comm, selaku pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu, bimbingan dan dukungannya. 3. Bapak Drs. Riswandi, M.Si, selaku ketua jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmi Komunikasi, Universitas Mercu Buana. 4. Seluruh staf pengajar jurusan Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi, yang telah mengajar selama penulis menimba ilmu di Universitas Mercu Buana. 5. Staf TU Fikom UMB. Terimakasih atas bantuannya untuk mendapatkan surat-surat untuk memperlancar skrispi ini. 6. Saudara-saudaraku: Murfi, B’didi, N’Phie, N’ja, N’tita, N’nda. Thanks for being my brothers and sisters. 7. My nieces & nephews: you are the sweetest one in my life. 8. My lovely aunty: T’Yus, you are the nice person I ever met in this world. Thank you…. 9. My special friend: Batman who always support me in his way. Thanks for being with me in good and bad time. 10. My closed friend Coni, Dby, Hera, Yossy, Adel, Chici. Thanks for being my friends and share your time with me. 11. My Bosses: Terimakasih
Arief Suditomo, Putra Nababan, & Deny Reksa. sudah
memberikan
menyelesaikan skripsi ini.
dukungan
agar
penulis
bisa
8
12. Mas Deden Kuswondo, Terimakasih atas support dan bimbingannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 13. Rekan-rekan di RCTI: Mas Iwan, Mba Asti, Mba Haya, Mas Edi, Yudi, Tika, Pak Muhalis, Christine, Mas Jay, Ajay dan teman2 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas dukungannya selama ini. 14. Terakhir, untuk teman-temanku angkatan VI Broadcasting UMB.
Jakarta, 31 Maret 2007
Penulis
9
DAFTAR ISI
No. LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN I.
II.
PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan penelitian 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis 1.4.2 Signifikansi Praktis KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa 2.2.3 Karakteristik Isi Media Massa 2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa 2.3 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa 2.3.1 Karakteristik Televisi 2.3.2 Fungsi Televisi 2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Televisi 2.4 Berita Televisi 2.4.1 Sumber Berita 2.4.2 Tujuan Penulisan Berita 2.4.3 Berita Krminal 2.4.4 Peristiwa Traumatik 2.4.5 Ciri Peristiwa Traumatik 2.4.6 Dampak Negatif Peliputan dan Pemberitaan Media Massa menurut Korban & Keluarga
Hal. i ii iii iv v viii x
1 8 8 8 8 8
10 13 13 15 15 18 19 20 21 21 22 24 29 29 30 30 31
10
III.
`
IV.
V.
2.4.7 Dampak Positif Peliputan dan Pemberitaan Media Massa Menurut Korban dan Keluarganya 2.5 Manajemen Program 2.5.1 Strategi Program 2.5.2 Bentuk/Format Program 2.5.3 Kriteria Program Berita TV 2.6 Strategi Redaksi 2.6.1 Strategi Jurnalistik 2.6.2 Strategi Show 2.6.3 Strategi Organisasi dan SDM 2.7 Share & Rating 2.7.1 Konsep Rating 2.7.2 Audience Share 2.7.3 Fungsi Share & Rating
32 32 33 36 36 38 38 38 39 39 39 40 40
METODOLOGI 3.1 Tipe / Sifat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Data Primer 3.3.2 Data Sekunder 3.4 Narasumber (Key Informan) 3.5 Fokus Penelitian 3.6 Defenisi Konsep 3.7 Teknik Analisa Data
42 43 44 44 45 45 47 48 48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Redaksi RCTI 4.1.1 Gambaran Umum Redaksi RCTI 4.1.2 Proses Kerja Redaksi RCTI 4.1.3 Tugas & Tanggungjawab 4.1.4 Proses Kerja Redaksi 4.2 Gambaran Umum Tayangan Berita Kriminal SERGAP Siang 4.3 Analisis Data 4.3.1 Strategi Pra Produksi Program SERGAP Siang 4.3.2 Strategi Produksi Program SERGAP Siang 4.3.3 Strategi Pasca Produksi Program SERGAP Siang 4.4 Pembahasan
51 51 54 55 60 61 62 63 64 71 71
PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
74 74
11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka 2. Daftar Pertanyaan 3. Transkrip Wawancara 4. Profile Redaksi RCTI 5. Research AC Neilson weeks 0619,0623, 0635, 0636 6. Research AC Neilson latest 8 weeks (26 Maret – 20 Mei 2006) 7. Research AC Neilson Top Crime News Program periode (1 Januari – 6 Mei 2006) 8. Daftar televisi di Indonesia 9. Biodata
12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui system lambang – lambang, tanda – tanda, atau tingkah laku1. Setiap manusia perlu berkomunikasi, bahkan makhluk hidup seperti hewan dan binatang pun berkomunikasi. Mereka berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya dengan caranya sendiri. Kata atau istilah “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris “communication” atau “communicatus” dalam bahasa Latin yang artinya “sama”. Sama dalam pengertian “sama makna”2. Dalam tingkatan proses komunikasi kita mengenal ada 6 tingkatan proses
komunikasi
yakni,
komunikasi
intra-pribadi
(intrapersonal
communication), komunikasi antar-pribadi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi antar kelompok/asosiasi, komunikasi organisasi dan komunikasi dengan masyarakat luas3. Salah satu cara untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat luas adalah dengan komunikasi massa yakni, pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large
1
Webster’s New Colleglate diambil dari Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm.7 2 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1984 hlm.9 3 Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm 39 - 40
13
number of people).4 Dimana definisi ini memberikan batasan pada komponenkomponen komunikasi massa yaitu mencakup pesan, media massa dan khalayak. Defenisi lain mengenai komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.5 Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum melalui media cetak, elektronik maupun media internet. Di Indonesia perkembangan media massa sudah ada pada masa penjajahan Belanda. Surat kabar dan Radio dikelola oleh warga asing untuk kepentingan dagang, Sedangkan radio yang dikelola oleh pribumi digunakan untuk menyiarkan program yang bertujuan memajukan kesenian, kebudayaan, disamping kepentingan pergerakan semangat kebangsaan.
Beberapa surat
kabar yang beredar pada saat itu diantaranya adalah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Namun saat Jepang mengambil alih kekuasaan, surat kabar tersebut dilarang beredar. Hanya ada lima media yang mendapat izin terbit yakni Asia Raja, Tjahaja, Sinar baru, Sinar Matahari dan Suara Asia.6
4
Bitter “Mass Communication : An Introduction” 1980 dalam Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm. 158 5 Defluer dan Dennis Understanding Mass Communication, dalam Sasa Djuarsa Senjdaja “Pengantar Komuniaksi” Universtas Terbuka, 1999 hlm. 158 6 Wikipedia Indonesia: http://id.wikipedia.org/wiki/jurnalisme
14
Televisi sendiri baru muncul di Indonesia pada saat Pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asean Games IV pada tahun 1962. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mulai mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.7 Tahun 1989 muncul stasiun televisi swasta pertama, RCTI8 dan disusul oleh stasiun-stasiun televisi swasta lainnya seperti SCTV, ANTEVE, TPI, INDOSIAR, METRO TV, LATIVI, dan lain-lain. Hingga saat ini tercatat jumlah televisi swasta nasional sebanyak 10 channel.9 69 channel TV Regional; 3 channel Televisi Khusus; dan 5 channel Televisi Berbayar (Paid TV)10. Dengan jumlah televisi yang cukup besar di Indonesia maka persaingan antara stasiun televisi tidak dapat dihindarkan. Masing-masing televisi berlomba-lomba menjadi stasiun televisi yang terbaik untuk mendapatkan tempat di hati pemirsa. Contohnya Program AFI (Akademi Fantasi Indosiar) di Indosiar (Indosiar Visual Mandiri), sempat memperoleh rating hingga 16,6 dan share pemirsa 46,3 persen pada tayangan perdana. Ini merupakan suatu fenomena tersendiri bagi sebuah acara musik di televisi. Selama ini rating tertinggi dicapai sinetron ''Si Doel Anak Sekolahan'' yang mencapai rating 22,2
7
TVRI website: tvri.co.id – sejarah TVRI RCTI website: http://www.rcti.tv/aboutus 9 Departemen Menkoinfo RI: http://www.depkominfo.go.id 10 Wikipedia Indonesia: http://id.wikipedia.org/wiki/Dafata_stasiun_televisi_Indonesia 8
15
persen. Itu berarti membuktikan AFI sebagai acara musik dengan rating tertinggi yang pernah dicapai.11 Melihat keberhasilan Indosiar, RCTI meluncurkan program sejenis dengan nama Indonesian Idol, dengan membeli lisensi program American Idol, TPI pun tak kalah hebohnya dengan memunculkan KDI (Kontes Dangdut Indonesia). Banyak hal lainnya yang menjadi ajang persaingan. Persaingan menuntut kreativitas bagi stasiun TV untuk menciptakan suatu program unggulan dan trendsetter bagi stasiun televisi lain. Bagi televisi program merupakan sumber hidup, bisa dikatakan program merupakan mata pencarian utama bagi televisi, Program TV yang bagus dapat menghasilkan iklan yang banyak, tapi sebaliknya program TV yang kurang bagus tidak cukup menarik untuk pemasang iklan. Atas dasar tersebut maka stasiun TV saling memperebutkan pasar pemirsa dan pemasang iklan., Begitu ketatnya persaingan menuntut televisi untuk menyajikan program-program yang menarik, mulai dari hiburan, drama, musik, film, infotainment, quiz maupun berita. Kebutuhan akan informasi yang aktual menjadikan program berita merupakan keharusan yang dimiliki oleh tiap stasiun televisi. Stasiun televisi yang sarat akan hiburan sekalipun tetap akan diimbangi dengan kebutuhan informasi. Kenyataan ini didasari karena makhuk hidup adalah mahkluk sosial yang membutuhkan informasi untuk bersosialisasi dengan makhluk hidup 11
Suara Merdeka: http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/29/nas6.htm
16
lainnya. Dengan informasi, manusia dapat melihat perkembangan di sekililingnya, maupun di luar wilayahnya. Manusia dapat mengetahui apa yang terjadi di wilayahnya, apa yang menimpa saudaranya di daerah lain, atau apa yang akan terjadi di kemudian hari. Manusia hidup tidak saja membutuhkan hiburan tetapi informasi menjadi hal yang penting untuk di simak. Program Informasi pada media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni berita keras (hard news) dan berita ringan (soft news). Berita keras (hardnews) yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. Stasiun televisi besar umumnya menayangkan hardnews secara regular setiap pagi, siang, petang dan tengah malam. Berita ringan (softnews) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunakan berbagai istilah untuk jenis berita lunak ini misalnya news magazine, current affair dan lain-lain. Softnews ini juga dapat berbentuk perbincangan (talkshow) ataupun laporan-laporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup12. Dari berbagai jenis informasi di atas, berita kriminal merupakan salah satu berita keras, karena penayanganya yang regular dan harus segera disampaikan kepada khalayak. Berita kriminal merupakan berita yang menarik untuk ditonton. Berita yang mengupas berbagai tindak kejahatan memperoleh 12
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, PT. Penerbit Ramdina Prakarsa, 2005 hlm.101
17
perhatian tersendiri bagi pemirsa televisi. Kemunculan program kriminal diawali dengan lahirnya program PATROLI (INDOSIAR).13 Keberhasilan program ini dengan mendapatkan animo yang cukup besar di hari pemirsa, memicu stasiun – stasiun lainnya untuk membuat program yang serupa. SCTV kemudian melahirkan program BUSER(SCTV), SIDIK (TPI), TIKAM (LATIVI), BRUTAL(LATIVI), TKP (TV7), SERGAP (RCTI), dan lain-lain. Banyaknya program-program yang sejenis mengharuskan stasiun televisi untuk tampil lebih kreatif. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan peringkat yang terbaik. Ukuran peringkat pada televisi kita kenal dengan istilah rating. Rating yang tinggi berarti penonton yang lebih banyak dan jumlah pemasang iklan untuk program acara tersebut otomatis lebih besar. Definisi rating menurut Sydney Head dan Chrisopher Sterling adalah a comparative estimate of set tuning in any given market, yakni perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah tertentu.14 Dengan definisi dia atas dapat diketahui jumlah audience yang sedang menonton program acara televisi tertentu. Karena itu, rating sangatlah penting sebagai tolok ukur stasiun televisi untuk mengetahui seberapa besar program tersebut ditonton oleh pemirsa. Bagi stasiun televisi, semakin besar masyarakat menonton acaranya, berarti peluang untuk pemasang iklan semakin luas.
13 14
Suara Merdeka: http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/iqra/iqra19.html Morissan, Manajemen Media Penyiaran, PT. Penerbit Ramdina Prakarsa, 2005 hlm 193
18
Ditentukannya rating sebagai tolok ukur keberhasilan program, maka stasiun-stasiun televisi berusaha keras menjadikan programnya memperoleh rating tertinggi. Tidak berbeda dengan program-program televisi lainnya, program kriminal pun berlomba-lomba menempati posisinya diurutan teratas program rating. PATROLI misalnya, sebelum program kriminal sejenis muncul, PATROLI mampu memperoleh pemirsa yang cukup besar, tapi setelah program kriminal lain yang sejenis muncul, PATROLI hanya mampu menempati urutan ke-empat dari Top 20 Crime News Program periode 1 Januari – 6 May 2006.15 Lain halnya dengan SERGAP siang, program kriminal yang diproduksi oleh Redaksi RCTI mampu menempati menempati posisi pertama dan urutan ke-lima dari Top Program News (All Station), latest 8 weeks periode 26 Maret – 20 Mei 2006.16 Hal ini menarik, karena SERGAP siang bukan merupakan pelopor program kriminal. Strategi program yang tepat, mulai dari penempatan jam tayang, pembuatan format program, rundown acara, pemilihan host/presenter sampai dengan pemilihan materi/topik. Penggunaan strategi dengan berdasarkan riset di lapangan mengenai program tersebut akan lebih membantu dalam peningkatan share dan rating program. Keberhasilan Redaksi RCTI, khususnya tim SERGAP Siang mampu untuk meningkatkan dan mempertahankan share
15 16
Neilsen Media Research, lates 8 week (26 Maret – 20 Mei 2006) Nielsen Media Research, latest 8 weeks (7 – 13 Mei 2006)
19
dan rating program kriminal SERGAP Siang tidak lepas dari strategi yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana strategi redaksi RCTI, terutama tim SERGAP Siang dalam mempertahan share & rating program tersebut khususnya pada tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi?” khususnya pada perolehan share dan rating pada minggu-minggu berikutnya.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh tim SERGAP Siang dalam mempertahankan share dan rating program tersebut.
1.4 Signifikansi Penelitian / Manfaat Penelitian Signifikansi Penelitian terbagi menjadi dua bagian, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1. Manfaat Akademis Memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan ilmu komunikasi massa, khususnya dalam hal strategi program pemberitaan televisi.
20
1.4.2. Manfaat Praktis Sebagai bahan evaluasi untuk stasiun RCTI dalam memperkuat strategi yang dimiliki oleh tim SERGAP Siang dalam mempertahankan share dan rating program SERGAP Siang. Sebagai bahan pembanding bagi stasiun lainnya di luar RCTI, khususnya yang memiliki program berita kriminal serupa dalam menempatkan suatu icon program.
21
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Semua makhluk hidup berkomunikasi, manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan. Mereka berkomunikasi baik dengan mahluk sejenisnya maupun dengan mahluk lain dengan caranya sendiri. 2.1.1 Pengertian Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi” (dari bahasa Inggris “communication”) berasal dari “communicatus” dalam bahasa latin artinya “berbagi atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melaui sistem lambanglambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.17 Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian 16 Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm.7
22
informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara
khusus
mengenai
pengertian
komunikasinya
sendiri,
Hovland
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).18 Menurut Melvin DeFluer cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui media massa (komunikasi massa). Di dalamnya tercakup 8 (delapan) komponen proses komunikasi massa yaitu : source, transmitter, channel, receiver, destination, noise, mass medium device (sarana media massa), dan feedback device (sarana penyampai umpan balik).
Mass medium device Source
Transmitter
Channel
Receiver
Destination
Transmeitter
Source
Noice
Destination
Reciever
Channel
Feedback device
18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 1984 hlm 10
23
Keterangan gambar: Source
: Sumber pengirim
Transmitter
: Alat pengolah informasi
Channel
: Saluran
Receiver
: Penerima
Destination
: Tujuan
Noise
: Gangguan yang terjadi
Mass Medium Device : Tangguan yang terjadi Feedback Device
: Perangkat umpan balik
Model komunikasi DeFluer dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima pertamatama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan pesan melalui transmitter sehingga menghasilkan suatu simbol yang bermakna. Simbol ini kemudian disampaikan melalui suatu saluran (medium) kepada penerima dengan tujuan tertentu. Pihak penerima dalam menerima pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak pengirim. Demikianlah proses ini terus berlangsung secara dinamis dan berjalan secara timbal balik. Namun, dalam prakteknya proses komunikasi yang terjadi tidak bisa luput dari adanya gangguan-gangguan. Gangguan bisa timbul
24
pada unsur pengirim, transmitter, saluran yang dipergunaka, pihak penerima atau pada pengertian makna tujuan. Namun, menurut DeFluer, adanyagangguan inilah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi lebih dinamis.19
2.1.2. Karakteristik Komunikasi Pengertian komunikasi memeliki beberapa karakteristik sebagai berikut20: a. Komunikasi adalah suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan artinya komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya . c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat artinya kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) samasama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.
19 20
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Universita Terbuka, 1999 hlm 66 Idem hal. 9
25
d. Komunikasi bersifat simbolis artinya komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambanglambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimatkalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. e. Komunikasi bersifat transaksional artinya komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. f. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang artinya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada wkatu serta tempat yang sama.
2.1.3. Tujuan & Fungsi Komunikasi Menurut Wilbur Schramm (1974), tujuan komunikasi dapat dilihat dua perpestif kepentingan yakni: kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan;21 Dari sudut kepentingan sumber
Sudut kepentingan penerima
Memberikan informasi
Memahami informasi
Mendidik
Mempelajari
21
Idem hal 44
26
Menyenagkan/Menghibur
Menikmati
Menganjurkan suatu tindakan/persuasi
Menerima atau menolak anjuran
Sementara, Harold D. Lasswell (1948), seorang ahli ilmu politik yang kemudian menekuni komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi mempunyai tiga (3) fungsi sosial: a. Fungsi Pengawasan, menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penybarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun di luar lingkungan suatu masyarakat. Upaya ini selanjutnya diarahkan pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. b. Fungsi Kolerasi, menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar interpretasi informasi ini diharapkan berbagai kalangan atau bagian masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. c. Fungsi sosialisasi (transmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya), menunjuk pada upaya pendidikan dan pewarisan nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi lainnya atau dari satu anggota/kelompok
27
masyarakat
ke
anggota-anggota/kelompok-kelompok
masyarakat
lainnya.
2.2. Komunikasi Massa Studi tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas yang berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan tersebut kadangkala disebut “ilmu pengetahuan komunikasi”.22
2.2.1. Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat dan sederhana, sebab di dalam pengertian komunikasi massa tercakup hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaa), teknologi, kelompokkelompok, bentuk-bentuk khalayak dan efek. Dalam bukunya “Mass Communication : An Introduction” (1980), Bittner yang mengartikan komunikasi massa adalah pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)23. Sedangkan Defluer dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication” mengatakan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses 22
Denis McQuail Teori Komunikasi Massa, Penerbit Erlangga, 1996 hlm. 6 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala. E. Komunikasi Massa- Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media , 2004 hlm.3
23
28
dalam
mana
komunikator-komunikator
menggunakan
media
untuk
menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.24 Menurut definisi di atas maka kharakteristik komunikasi mencakup khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis cultural. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Pola penyampaian pesan media berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung tertunda. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata – mata identitas pribadi, tetapi yang justru ditonjolkan adalah identitas organisasi. Penyampaian pesan melaui media massa dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. Media massa memiliki waktu terbit secara berkala dengan waktu yang sudah terjadwal, bisa itu sifatnya harian, mingguan maupun bulanan bahkan untuk televisi sifatnya dipatenkan dengan istilah slot tayang.
24
Defluer dan Dennis Understanding Mass Communication diambil dari Sasa Djuarsa Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka, 1999 hlm 158
29
2.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:25 a). Komunikasi massa berlangsung satu arah. Berbeda dengan komunikasi antarpesonal (interpersonal communication) yang berlangsung dua arah (two way traffic communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. b). Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut instiutionalized communicator atau organized comunicator. c). Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. d). Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media kemunikasi lainnya. 25
Onong Uchjana Efendy Ilmu Komunikasi, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 1994 hlm 20
30
e).Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komukasi massa sebagai sasaran yang dituju komikator bersifat heterogen.
2.2.3. Karakteristik Isi Media Massa Khalayak akan tertarik membaca surat kabar atau majalah, menonton suatu program acara televisi atau mendengarkan radio apabila isi pesan yang disampaikan media media tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut:26 1. Novelty (Sesuatu yang baru) Sesuatu yang ‘baru’ merupakan unsur terpenting suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca kabar/majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. 2. Jarak (Dekat atau Jauh) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan
langsung
dengan
kepentingan,
kehidupan
dan
lingkungannya. 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan 26
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 hlm. 168
31
menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi di rumah seorang menteri. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan mengenai kasus selebritis. 4. Pertentangan (Conflict) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai oleh khayalak. Sebagai contoh perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya pemilihan presiden secara langsung akan menarik perhatian khalayak. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor disenangi khalayak. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur seks dan keindahan bersifat universal dan menarik perhatian khlayak, maka media massa seringkali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (papan, sandang dan papan), rasa aman, social,
32
harga diri, dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak seperti korban bencana banjir, korban perang Amerika Serikat dan Iran, dan sebagainnya. 8. Nostalgia Pengertian nostalgia di sini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya orang yang lahir pada tahun 1940-an akan menyukai lagu-lagu top pada tahun 1960-an. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar tentang kehidupan orang lain (cerita-cerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk berita, features, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya.
2.2.4. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001) terdiri dari:27 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (1) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (2) instrumental
27
Elvinaro A. & Lukiati Komala E, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hlm. 16-18
33
surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta menjadi ancaman. Fungsi pengawan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiaran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran Nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran mayarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.
34
5. Entertainment (Hiburan) Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.
2.3. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi merupakan salah satu bentuk media massa. Menurut kharakteristiknya, TV memiliki kelebihan daripada media Surat Kabar maupun Radio.
2.3.1. Karakteristik Televisi Beberapa kharakteristik yang membedakan televisi dengan media massa lainnya dan sekaligus menjadi keunggulan bagi televisi:28 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata 28
Ibid hlm. 128 - 130
35
yang mengandung gagasan yang menajdi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses “berpikir dalam gambar” adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual
sedemikian
rupa,
sehingga
kontinuitasnya
mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang, untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain.
2.3.2. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominant pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitaian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunkasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya
36
tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutanya untuk memperoleh informasi.29
2.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Televisi J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak memaparkan kelebihan dan kelemahan Televisi dari media massa lainnya:30 Jenis Media Cetak
Sifat
dapat dibaca, dimana dan kapan saja. dapat dibaca berulangulang.
Audio
Audiovisual
29
daya rangsang rendah.
pengolahan bisa mekanik, bisa elektris.
biaya relatif rendah.
daya jangkau terbatas.
dapat didengar bila siaran
dapat didengar kembali bila diputar kembali
daya rangsang rendah
elekteris
relatif murah
daya jangkau besar
dapat didengar dan dilihat bila ada siaran.
dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali.
daya rangsang sangat tinggi.
Elektris.
sangat mahal.
daya jangkau besar.
Ibid. hlm 128 J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra bergerak, Jakarta - Gramedia Pustaka Utama 1992
30
37
2.4. Berita TV Charles Dana (1996) dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News” mengemukakan, “when a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is news”. Artinya, ketika anjing menggigit manuasia itu bukanlah berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana memberikan batasan berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu yang di luar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita.31 Freda Morris dalam buku yang sama mengemukakan, “news is immediate, the important, the things that have impact on our lives”. Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.32 Eric C. Hepwood (1996) mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni aktual, penting, dan menarik.33 Berita TV merupakan suatu peristiwa yang mengandung unsur penting dan menarik bagi penonton/pemirsa televisi. Suatu berita tidak selalu harus muncul setelah adanya peristiwa. James M Neal dan Suzzane S. Brown yang
29 Arifin S. Harahap Jurnalistik Televisi, PT. Indeks kelompok Gramedia, 2006 hlm. 3 32 Ibid. hlm. 3 33 Ibid. hlm 3
38
dikutip oleh mengkritik pendapat yang menyatakan bahwa berita baru ada setelah ada peristiwa34. Informasi dikatakan penting jika mengandung unsur keamanan, uang, maupun gangguan. Keamanan apabila menyangkut nyawa maupun harta yang berharga bagi seseorang. Uang, apabila informasi menyangkut kondisi keuangan masyarakat, dan gangguan, apabila berita menyangkut hal – hal yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan mereka.Dikatakan menarik, apabila informasi tersebut bersifat unik, mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau humor atau informasi mengenai pilihan hidup 35
2.4.1. Sumber Berita Stasiun TV tidak dapat hanya menunggu berita yang datang. Stasiun TV harus mengejar berita.Berita dapat kita peroleh dari beberapa sumber seperti berikut:36 1. Reporter Sumber berita televisi yang penting adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan. Jika diperlukan mereka dapat mengirim wartawannya ke berbagai sumber berita di seluruh pelosok dunia. Beberapa stasiun televisi besar dengan skala
34
Drs. Morissan, Jurnalistik Mukhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita Televisi. Ibid hlm. 3 36 Morrison, Modul Perkuliahan Sumber Berita, Univ. Mercubuana, 2005 35
39
internasional mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan di berbagai negara di seluruh dunia. 2. Pelayanan Darurat Reporter harus selalu sigap dan pro-aktif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Reporter tidak dapat hanya menunggu
penugasan yang akan diberikan kepadanya namun ia juga harus mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting. Untuk itu, reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat. Stasiun televisi harus memiliki kontak dengan : Polisi, Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit (Gawat Darurat), Pusat Informasi Cuaca, Badan SAR. 3. Kontak Pribadi Kontak merupakan milik berharga seorang reporter. Reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah. Disebut kontak pribadi karena nomor-nomor telepon mereka tidak dengan bebas diberikan pada semua media. Seorang reporter biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan yang cukup lama dengan sumbernya sehingga mereka sudah saling mempercayai. Narasumber dapat memberikan informasi secara langsung dan terbuka, namun ada narasumber yang menginginkan identitas dirinya tidak diketahui oleh umum (off the record).
40
4. Kontak Publik Kontak publik adalah orang-orang penting atau figur kunci yang dapat diminta tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau profesi mereka. Kontak-kontak ini dapat berasal dari organisasi pemerintah, non pemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi (penekan) atau pengamat dan kalangan perguruan tinggi. Tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah merupakan sumber berita ketika mereka memberikan pernyataan (statement) dan pendapat (opinion) mengenai persoalan-persoalan tertentu yang sedang hangat. Berbeda dengan kontak pribadi, kontak publik adalah orang-orang yang memang memiliki otoritas untuk berbicara. 5. Kantor Berita Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau beberapa kantor berita. 6. Siaran Pers Siaran pers (press release) adalah informasi atau pernyataan (statement) yang dikirimkan ke stasiun TV dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari berbagai lembaga seperti: organisasi lokal dan internasional, lembaga pemerintahan, pejabat pemerintah, kantor-kantor asing,
41
kelompok penekan (oposisi), lembaga non pemerintah dan lain-lain. Siaran pers yang disebarkan biasanya menggambarkan hal-hal yang positif bagi lembaga yang mengeluarkannya. Siaran pers dikeluarkan untuk menimbulkan citra yang baik atas suatu organisasi. 7. Jumpa Pers Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus namun merupakan sumber gambar yang buruk. 8. Pemirsa Banyak pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun televisi untuk memberikan informasi mengenai suatu peristiwa. Informasi dari pemirsa itu penting bagi stasiun TV karena biasanya cepat disampaikan. Berdasarkan informasi dari pemirsa reporter dan juru kamera dapat segera berada di lokasi secepat mungkin sehingga tidak kehilangan peluang untuk mengambil gambar yang terbaik. 9. Saksi Mata Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik sebab saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun seringkali para saksi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau terguncang dengan peristiwa yang baru
42
saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang obyektif. 10. Media Lainnya Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini, ruangan berita (newsroom) perlu memiliki penerima siaran radio yang baik. Sudah seharusnya bila setiap stasiun TV berlangganan surat kabar yang terbit di ibukota dan surat kabar lokal yang dianggap berwibawa. 11. Beberapa Catatan Reporter mendapatkan informasi dari berbagai sumber sebagaimana yang dijelaskan diatas. Jika informasi yang diperoleh itu sama tentunya tidak akan menjadi masalah, namun cukup sering informasi yang diperoleh itu berbeda-beda antara satu sumber dengan sumber lainnya. Untuk itu reporter perlu memberi kejelasan siapa yang mengatakan. Beberapa sumber mungkin dapat lebih dipercaya dari pada sumber lainnya, namun aturan yang baik adalah memiliki sedikitnya dua sumber. Jika reporter memiliki nama dari sumbernya maka itu sebaiknya disebutkan dalam berita sepanjang sumber berita tidak berkeberatan. Dengan demikian pemirsa TV akan dapat memutuskan seberapa penting informasi tersebut bagi mereka dan kira-kira seberapa akurat berita tersebut. Stasiun televisi sebaiknya memiliki perpustakaan yang menyimpan berbagai referensi apakah itu berupa buku, buku pintar, petunjuk wisata,
43
klipping atau naskah-naskah berita lama (arsip). Informasi dari perpustakaan ini diperlukan untuk memperkaya berita yang dibuat reporter. Stasiun TV seringkali menerima informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa datang. Reporter harus mencatatnya dalam News Diary sehingga redaksi tetap akan mengetahui peristiwa tersebut meskipun reporter itu sedang cuti. Tulislah tanggal penting atau hari peringatan dalam News Diary.
2.4.2. Tujuan Penulisan Berita Tujuan utama di antara semua tujuan jurnalisme adalah menyediakan informasi yang diperlukan orang agar bebas dan bisa mengatur diri sendiri. Untuk memenuhi tugas ini37 1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran. 2. Loyalitas pertama jurnalisme kepada warga. 3. Intisari jurnalisme adalah disiplin dalam verifikasi. 4. Para praktisinya harus menjaga independensi terhadap sumber berita. 5. Jurnalisme harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan. 6. Jurnalisme harus menyediakan forum publik untuk kritik maupun dukung warga. 7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting menarik dan relevan. 8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional. 37
Bill Kovach & Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen Jurnalisme, 2001 hlm.6
44
9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka.
2.4.3. Berita Kriminal Berita
kriminal
adalah
salah
satu
jenis
berita
yang
menayangkan/memuat seputar kejadian/kasus kriminalitas di masyarakat sehari-hari, dimana dalam kejadian tersebut adanya unsure korban (tewas/luka atau kerugian materi/uang), barang bukti dan tersangka pelaku, baik berhasil ditangkap maupun yang masih buron serta adanya dugaan pelanggaran hukum.38 Kriminal adalah bersangkutan dengan kejahatan (pelanggaran hukum) yang dapat dihukum menurut undang-undang; pidana..39
2.4.4 Peristiwa Traumatik Trauma adalah kondisi stress psikologis yang merupakan pengaruh dari peristiwa dahsyat dan luar biasa yang dialami orang. Kata trauma seringkali juga digunakan untuk merujuk pada kekuatan atau peristiwa tertentu, yang menjadi penyebab timbulnya kondisi stress psikologis tersebut. Istilah trauma yang digunakan merujuk pada kondisi stress psikologis, sedangkan peristiwa traumatik dipakai untuk merujuk pada penyebab trauma itu sendiri.40
38
Deden Kuswondo, Executive Produser Program Sergap RCTI (wawancara) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud. Balai Pustaka, 1997 40 Yayasan Pulih Buku Panduan bagi jurnalis dalam meliput peristiwa traumatik, 2005 hlm. 5 39
45
2.4.5 Ciri Peristiwa Traumatik Peristiwa traumatik adalah peristiwa yang memiliki cirri-ciri berikut:41
Terjadi secara tiba-tiba
Mengerikan, atau menimbulkan perasaan takut yang amat sangat
Mengancam keutuhan fisik dan mental-emosional
Dapat menimbulkan dampak fisik, pikiran, perasaan dan perilaku yang amat membekas bagi mereka yang mengalami maupun yang menyaksikan.42
2.5. Manajemen Program Mengelola program siaran sebenarnya tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen, keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada umumnya tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien.43 Tujun dan target program adalah sebagai berikut ini:
41
Ibid hlm. 6
43
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, PT. Ramadina Prakarsa, 2005 hlm.129
46
2.5.1
Strategi Program Strategi program menurut Vane Gross dalam “Elements of Successful
Programming: Part 1” menyatakan bahwa ada beberapa kunci sukses dari programming:44
Memperluas jaringan audience/Pemirsa. Dengan memperluas jaringan audience, peluang untuk mendapatkan penonton lebih besar, dengan demikian peluang untuk mendapatkan iklan semakin luas.
Menentukan target audience yang spesifik (segmented). Pengiklan lebih tertarik untuk memasang iklan sesuai dengan target pasar. Karena itu pengiklan akan memilih program yang pemirsanya sesuai dengan target sales.
Membangun Image Stasiun televisi bisa menayangkan sebuah program yang tidak mendapatkan pemirsa yang besar dengan tujuan memperoleh nilai lebih sebagai stasiun TV. Hal ini dilakukan sebagai PR-ing maupun bentuk obligasi yang harus dipenuhi kepada pihak tertentu.
Memperoleh penghargaan/Award. Penghargaan/Award dicari oleh stasiun televisi dengan tujuan untuk meningkatkan jaringan.
44
Memiliki tujuan untuk kepentingan lokal/nasional. Ibid hlm 130-132
47
Setiap pasar (audience) memiliki masalah daerah masing-masing. Merupakan tanggungjawab dari stasiun televisi untuk menampilkan program yang terkait dengan masalah-masalah tersebut. Kesulitan utama bagi pengelola program adalah memastikan apakah suatu program akan sukses ketika ditayangkan. Hingga saat ini belum ada “senjata” yang dapat digunakan untuk dapat memperkirakan apakah program yang dibuat akan sukses di pasaran nanti. Menurut Vane-Gross semua program yang sukses memiliki elemen-elemen sebagai berikut:45
Confict interst (konflik). Salah satu elemen yang paling penting dalam keberhasilan program adalah konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik maka kecil kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian audien.
Durability (daya tahan). Daya tahan sebuah program perlu diperhatikan. Untuk itu seorang programmer harus benar-benar memilih program yang tidak membuat bosan penonton, sehingga program tersebut dapat bertahan lama.
Likability (unsur kesukaan). Penonton cenderung untuk memilih program yang ia sukai.
45
Consistency (Konsisten). Sebuah program harus tetap pada tujuan awalnya.
Ibid. hlm 135
48
Energy (Energi). Kekuatan merupakan kualitas yang dapat menghidupkan sebuah program. Sesuatu yang bisa menimbulkan rasa gembira dan senang dalam sebuah program.
Professional Staffing (Staff Profesional). Tenaga profesional sangat berperan dalam kesuksesan sebuah program. Seorang yang berbakat, penuh ide dan inovasi sangat diperlukan dalam sebuah program.
Timing (Waktu). Sebuah program harus ditempatkan pada waktu yang tepat. Pemilihan waktu untuk sebuah program berpengaruh pada perolehan share dan rating.
Trend Awareness (Kesadaran akan Tren).
Seorang programmer harus betul-betul jeli terhadap tren yang sedang berkembang, sehingga kegagalan akan program lebih terhindari dan perolehan rating cukup besar.
Adequete Budget (Anggaran yang memadai). Dalam membuat program, seorang programmer harus bisa mengalokasikan anggaran yang cukup.
Salability (Mudah dijual). Sebuah program yang sudah dibuat harus mendapatkan pengiklan/sponsor.
One Voice of authority ( Di bawah satu komando). Perlu ada satu orang sebagai pemegang keputusan. Semua komando harus dari satu pintu. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya chaos.
49
Innovation, Freshness (Inovasi & Ide Baru). Seorang programmer harus berani untuk berinovasi menampilkan sesuatu program yang benar-benar baru dan bisa membuat segar penonton.
2.5.2. Bentuk/Format Program Bentuk/Format program menurut Vane-Gross terbagi menjadi dua:46
Program Informasi
: Hard News dan Soft News
Program Hiburan
: Musik, Komedi dan Drama
Ada 2 bentuk format program:
Format- Dominan: Kesuksesan sebuah program ada pada konsep.
Star-Dominan. Kesuksesan sebuah program ada pada para pemain (artis)
2.5.3. Kriteria Program Berita TV Program berita merupakan keharusan bagi stasiun televisi karena menyebarkan informasi kepada masyarakat luas merupakan salah satu fungsi dari televisi.47
Tidak berbeda dengan program-program lainnya, tayangan
berita berlomba-lomba untuk menyajikan informasi yang terbaik kepada masyarakat, tapi program berita yang seperti apa yang dianggap berhasil?
46 47
Ibid. hlm 109 - 111 Elviro A. & Lukiati Komala E, Komunikasi Massa, 2004 hlm. 128
50
Berikut hasil wawancara Bpk. Putra Nababan, Kepala Departemen Produksi Berita RCTI mengenai kriteria berita yang dianggap berhasil:48 1. Secara fisik berita (teknis berita) harus lengkap: -
Pengambilan gambar harus lengkap mulai dari angle camera maupun teknis pengambilan gambarnya.
-
Wawancara narasumber harus jelas.
-
Dilengkapi oleh soundbite
2. Unsur dari Cek & Balance harus terpenuhi -
apakah berita yang ditayangkan sudah dikonfirmasi terlebih dahulu kepada narasumber terkait.
-
Dari segi bahasa (bahasa gambar maupun bahasa narasi): apakah sudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat baik lapisan atas maupun lapisan bawah maupun semua golongan.
3. Bagaimana suatu berita dapat mengubah suatu kebijakan public, dan bukan hanya sekedar tontonan. 4. Dapat menembus share & rating program. Walaupun bukan suatu yang utama, share & rating merupakan salah satu alat pengukur yang dipakai oleh televisi untuk mengukur beberbagai elemen penting seperti: competitor program, iklan, dan sebagainnya.
48
Putra Nababan, Kepala Departemen Produksi Berita RCTI (wawancara)
51
2.6. Strategi Redaksi Salah satu kriteria dari pembuatan program berita adalah mencapai share & rating TV yang dominan (seperti dijelaskan pada sub bab sebelumnya). Karena itu strategi Redaksi dalam pencapaian tujuan tersebut harus memenuhi kriteria dalam berbagai hal, diantaranya:49
2.6.1 Strategi Jurnalistik Berita yang disampaikan harus dapat bersaing (competive) dengan program berita TV lain. Berita tersebut harus aktual, bebas dari pengaruh individu, kelompok maupun golongan. Berita juga harus dipaparkan secara jelas dan mendalam sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. 2.6.2. Strategi Show Pengemasan tayangan berita haruslah menarik baik dari segi content, presenter, grafis, maupun backdrop. Pembawa berita (presenter) harus terlihat matang dan smart, hal ini penting agar berita yang disampaikan dapat diterima oleh pemirsa. Selain itu dari segi grafis harus dibuat semenarik mungkin sehingga permisa tertarik untuk melihat. Hal lain yang mendukung show program adalah backdrop program. Backdrop program harus sesuai dengan karakter program.
49
Eddy Soetjipto, wartawan senior RCTI/Head of Research & Library section (wawancara)
52
2.6.3. Strategi Organisasi dan SDM Sumber daya manusia (SDM) memegang peran penting dalam strategi redaksi. Sumber daya yang berkualitas tinggi dapat menghasilkan output yang maksimal. Untuk menjangkau berita yang terjadi di seluruh wilayah, stasiun televisi memiliki beberapa koresponden yang tersebar di berbagai daerah. Di dalam proses terjadinya kinerja kerja yang positif, maka diperlukan suatu organisasi/struktur yang kuat yang dapat menunjang kesejahteraan SDM.
2.7. Share dan Rating 2.7.1. Konsep Rating Sydney Head dan Christopher Sterling mengartikan rating adalah "A comparative estimate of set tuning in any given market," yaitu perkiraan komparatif dari jumlah pesawat televisi yang sedang digunakan pada suatu wilayah siaran tertentu. Menurut Head-Sterling, bagaimanapun menariknya suatu program siaran, tidaklah mungkin mampu menarik seluruh rumah tangga untuk menyaksikan program itu. Rating adalah suatu perkiraan karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televisi yang digunakan oleh satu kelompok audien yang dijadikan sampel, dan sampel tidak akan pernah menghasilkan ukuran yang mutlak (absolut) tetapi hanya perkiraan.
53
Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi di suatu wilayah siaran50. 2.7.2. Audience Share Jumlah audien stasiun televisi juga dihitung berdasarkan persentase rumah tangga yang sedang menggunakan pesawat televisi atau households using television (HUT). Share dari suatu stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi A dengan keselurahan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi A atau bagian dari audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi A, dan hasil pembagian ini disebut dengan Audience Share51.
2.7.3 Fungsi Share & Rating Share & rating sangat mempengaruhi perolehan iklan. Perusahaan pengiklan, konon hanya mau atau cenderung akan beriklan di suatu stasiun (atau program acara) jika diketahui jumlah penontonnya banyak.52
50
Morisan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi, PT. Ramadina Perkarsa, 2005 hlm. 193 51 Ibid hlm 194 52 Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televis. Yayasan Obor Indonesia, 2006 hlm. 21
54
Hasil perhitungan audience share biasanya lebih disukai oleh pengelola stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan daripada rating, selain karena angkanya lebih tinggi dari pada rating, juga karena audience share memberitkan informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi suatu stasiun televisi terhadap televisi lainnya.53
53
Morissan Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. PT. Ramadina Prakarsa 2005, hlm. 195
55
BAB III METODOLOGI
3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metodo deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.54 Penelitian deskriptif ditujukan untuk55: 1. Mengupulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang belaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
54
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 hlm. 63 Jalaluddin Rakhmat Metode Penelitian Komunikasi. Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 1999 hlm. 25 55
56
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap tim Program Berita SERGAP Siang, yang kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan strategi apa yang digunakan oleh Tim Berita SERGAP Siang dalam mempertahankan share dan rating Berita. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku objek yang diamati. Pendekatan ini tidak boleh mengisolasi individu secara holistic (utuh) dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesa, tetapi memandangya sebagai suatu keutuhan.56
3.2. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study), penelitian studi kasus adalah peneliti dan tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
56
Lexy. J. Moleong, MA, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2005 hlm.6
57
Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat57.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
3.3.1. Data Primer Dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) terhadap para narasumber, yaitu dilakukan melaui tanya jawab secara langsung dengan para Reporter SERGAP Siang,, Producer dan Executive Producer, News Research & Library RCTI Kemudian hasil dari wawancara tersebut akan dianalisisi dan dibuat suatu kesimpulan Wawancara dilakukan tidak bestruktur, artinya tidak bestruktur adanya kebebasan peneliti mengajukan pertanyaan dapat beralih-alih dari satu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan yang lain, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas ini dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman kepada topik yang akan diteliti oleh peneliti.
57
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 hlm.66
58
3.3.2. Data Sekunder Dengan cara studi kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku, koran, serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. Selain itu juga diambil data-data dari library & research RCTI dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat kuliah.
3.4. Narasumber (Key Informan) Metode penelitian studi kasus ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara secara mendalam (Indepth Interview) kepada para narasumber yang dalam penelitan ini adalah News Reporter, News Producer, News Executive Producer, News Research & Library RCTI, yang akan diwanwancarai berdasarakan pertanyan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang berhubungan dengan topik penelitian. Wawancara yang dilakukan merupakan format wawancara tidak berstruktur, wawancara seperti ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.58 Narasumber terdiri atas orang – orang yang terpilih yang dianggap memiliki kemampuan dan pengetahuan secara mendalam mengenai informasi yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respons, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena 58
Imam Surprayogo dan Tobroni, M.Si., Ip. hlm. 176
59
itu ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subjek yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga actor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.59 Narasumber yang akan berkompeten untuk diwawancara dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah Reporter, Producer, Editor Executive Producer, Research & Library Section Head, yaitu: 1. Deden Kuswondo, (Executive Producer merangkap Produser ) Executive
Produser:
Bertanggungjawab
pada
program
secara
keseluruhan baik segi editorial, format show, budgeting program maupun manajemen personil tim SERGAP. Produser:
Bertanggungjawab
kepada
isi
(content)
program,
bertanggungjawab untuk mengemas berita yang di dapat oleh Reporter di lapangan, mengoreksi kesalahan sehingga berita tersebut layak tayang. Produser juga bertanggungjawab untuk memberikan ide maupun gagasan terhadap format maupun tampilan show program. 2. Iwan Hardjadi (Reporter merangkap Cameraman) Bertanggungjawab
terhadap
pembuatan
berita
di
lapangan,
pengumpulan data dan pencarian informasi. Bertanggungjawab terhadap pemilihan gambar yang telah diambil oleh cameram di lapangan agar layak ditayangkan di program. 59
Ibid. hlm 163
60
3. Edy Soetjipto (News Research & Library Section Head) Bertanggungjawab untuk mencari data dan membuat penelitian yang mendukung kinerja program.
3.5. Fokus Penelitian Penelitian ini menfokuskan kepada strategi apa yang diterapkan oleh Redaksi RCTI khususnya tim Sergap untuk mempertahankan dan meningkatkan share dan rating program. Penelitian ini meliputi: 1. Strategi produksi program berita yang meliputi pra produksi: - Strategi penentuan slot program - Strategi penentuan format program, termasuk di dalamnya pemilihan presenter. 2. Strategi produksi program yang meliputi: - Strategi perencanaan peliputan - Strategi pemilihan topik liputan - Strategi peliputan berita - Strategi pengambilan gambar - Strategi pemilihan dan pendekatan narasumber 3. Strategi pasca produksi program yang meliputi: - Evaluasi program
61
3.6. Definisi Konsep Konsep-konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:
Strategi Redaksi adalah langkah-langkah yang ditetapkan oleh tim SERGAP Siang dalam meningkatkan share dan rating berita.
Share dan Rating adalah patokan yang dipakai oleh media televisi dalam mengukur seberapa besar program diterima oleh pemirsa.
Program SERGAP Siang adalah merupakan suatu program yang diproduksi oleh RCTI untuk memenuhi kebutuhan pemirsa dalam pelayanan berita kriminal.
3.7. Teknik Analisa Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.60
60
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005 hlm. 248
62
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Penelitian mengenai Strategi Redaksi RCTI dalam mempertahankan share & rating program berita SERGAP Siang akan dilaksanakan dengan megngunakan metodo deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metodo deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 61 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap tim Program Berita SERGAP Siang, yang kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan strategi apa yang digunakan oleh Tim Berita SERGAP Siang, dalam mempertahankan share dan rating Berita. Pendekatan kualitatif bertujuan mengumpulkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku objek yang diamati. Pendekatan ini tidak boleh mengisolasi individu secara holistic (utuh) dalam hal ini tidak
61
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988 hlm. 63
63
boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesa, tetapi memandangya sebagai suatu keutuhan.62 Wawancara akan dilakukan dengan beberapa narasumber yang terkait langsung dengan program berita krimanal SERGAP Siang, diantaranya executive producer yang bertanggungjawab langsung terhadap program baik content maupun format show, producer, reporter, cameraman, editor, reseach and library Redaksi.
4.1 Gambaran Umum Redaksi RCTI RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama yang lahir setelah TVRI. Dirintis mulai tahun 1988 hingga kini keberadaannya sudah 17 tahun menemani pemirsa di layar televisi.
4.1.1. Gambaran Umum Redaksi RCTI Sebagai stasiun swasta yang pertama, lahir atas gagasan dari Peter F. Gontha, Direktur RCTI tahun 1989 yang memiliki obsesi akan sebuah program berita di televisi yang dipimpinnya, maka tepatnya tanggal 1 November 1989 lahirlah sebuah program berita pertama RCTI dengan nama Seputar Indonesia dengan batas jangkauan sebatas jabotabek. Seputar Jakarta yang dipimpin oleh Pemred pertama, Chrys Kelana masih menggunakan sistem decorder dan berita yang
62
Lexy. J. Moleong, MA, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2005 hlm.6
64
disampaikan sifatnya berita ringan (news features). Secara bertahap, pada akhir tahun 1989 sampai awal 1990, saat RCTI mulai sering membuka dekodernya sehingga jangkauan siarannya dapat dinikmati oleh masyarakat Jakarta bahkan Indonesia dan luar negeri, nama Seputar Jakarta dianggap sudah tidak lagi relevan dengan isi beritanya di mana tim Redaksi seringkali diundang untuk meliput di luar Jakarta. Untuk menyesuaikan isi berita dan judul program teresebut, maka nama seputar Jakarta kemudian berganti menjadi Seputar Indonesia pada bulan Juli 1990. Siaran berita yang dilakukan masih dalam bentuk rekaman. Hingga pada bulan November 1991, Seputar Indonesia bisa melakukan siaran secara live dari studio 5 RCTI.63 Hingga 16 tahun keberadaannya Redaksi RCTI mampu melahirkan program – program berita yang solid, seperti Seputar Indonesia, Indonesia Today, Nol Kilometer, Gapura, Nuansa Pagi dan salah satunya SERGAP Siang . Masih banyak lagi. Beberapa puncuk kepemimpinan Redaksi telah berganti – ganti dimulai setelah Chrys Kelana, berturut – turut Djafar Assegaf, Atmadji Sumarkidjo, Yanto Soegiarto, Derek Manangka, hingga saat ini Arief Suditomo. Kurang lebih ada 20 program tetap yang telah diproduksi oleh Redaksi di luar program special event dengan 14 program aktif produksi: NO.
PROGRAM BERITA
SLOT TAYANG
HARI
1.
BULETIN MALAM
24.00 – 01.00 wib
Senin s/d Jum’at
2.
BULETIN SIANG
12.00 – 12.30 wib
Setiap hari
63
Sewindu Seputar Indonesia – Tim Redaksi RCTI
65
3.
NUANSA PAGI DUNIA
05.00 – 05.30 wib
Senin s/d Jum’at
4.
NUANSA PAGI
05.30 – 06.30 wib
Senin s/d Jum’at
5.
NUANSA PAGI WEEKEND
05.30 – 06.30 wib
Sabtu & Minggu
6.
SERGAP PAGI
06.30 – 07.00 wib
Senin s/d Sabtu
7.
SERGAP WEEKEND
8.
SEPUTAR INDONESIA
17.30 – 18.00 wib
Setiap hari
9.
SEKILAS
Setiap hari standby
Setiap hari standby
INFO/BREAKING
Minggu
NEWS 10.
GO SPOT
07.30 – 08.00 wib
Setiap hari
11.
UNIK
15.00 – 15.30 wib
Sabtu
12.
DELIK
11.30 – 12.30 wib
Senin
13.
TREKING
11.00 – 11.30 wib
Senin
14.
DESAS-DESUS
15.00 – 15.15 wib
Minggu Data per Desember 2006
66
4.1.2. Proses Kerja Redaksi RCTI Manajemen di Redaksi terlihat dalam struktur organisasi di bawah ini :
Januari 06
67
Pemimpin Redaksi
: Arief Suditomo
Wapemred
: Atmadji Sumarkidjo
News Production Manager
: Putra Nababan
News Gathering Manager
: Denny Reksa
News Features Manager
: Apni Jaya Putra
News General Secretary
: Ida Parwati
Executive Producer
: Yulia Supadmo Avida Virya Deden Kuswondo Raymond Rondonuwu Khoiri Ahmadi Atika Suri
Kordinator Liputan
: Dandy Dwi Laksono Boy Cakraningrat Dwi Yuniarti Herry Kuswiyanto
4.1.3. Tugas & Tanggungjawab News & Features Division Head / Pemimpin Redaksi 1. Mengembangkan strategi di Divisi News & Features.
68
2. Memastikan ketersedian siaran berita RCTI dan kelancaran kegiatan operasional Divisi News & Features. 3. Menjadi pengambil keputusan tertinggi untuk pemilihan topic berita, wawancara, program documentary dan acara khusus yang akan ditayangkan. 4. Melakukan pengawasan terhadap kemajuan cakupan acara khusus dan penelitian serta laporan investagif yang mendalam. 5. Memberikan solusi atas masalah teknis dan produksi bekerjasama dengan Divisi Teknik. 6. Melakukan koordinasi dengan Bagian Programming mengenai aktivitas program pada Divisi News & Features. Sebagai pemimpin redaksi, ia lebih berfungsi secara manajerial daripada jurnalis. Tetapi naluri sangat berpengaruh dalam memberikan masukan untuk membuat berita dan dalam memutuskan pilihan terbaik atas sumber daya teknis dan manusia yang tersedia di Divisi News & Features. News General Secretary 1. Memastikan seluruh kegiatan administrasi Divisi News & Features berjalan dengan lancar. 2. Monitoring seluruh tugas ke-sekretariat-an baik untuk internal maupun eksternal.
69
3. Melakukan negosiasi dengan pihak – pihak terkait yang berkaitan dengan ijin liputan (pihak luar). 4. Melakukan permintaan pembayaran untuk honor Koresponden dan biaya operasional Koresponden. 5. Menyiapkan proposal (untuk kegiatan – kegiatan liputa live harian) dan proposal keuangan untuk kegiatan live skala besar. 6. Melakukan negosiasi / penjelasan dengan pihak – pihak terkaita (intern), terutama yang berhubungan dengan keuangan (missal: SPD, Koresponden, fee narasumber, dll). 7. Melakukan approval & control budget secara administrative untuk pengeluran regular di Divisi News & Features. News Deputy /Wapemred Bidang News 1. Memastikan kelancaran peliputan dan produksi berita. 2. Melakukan pengawasan pada seluruh kegiatan dan tugas peliputan yang mengarahkan penayangan berita dan berjalannya jadwal kerja sehingga fungsi newsroom dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 3. Melakukan analisa laporan berita, menentukan tingkat kepentingan dan kemungkinan perluasan liputan untuk membuat berita individual. 4. Mengontrol setiap hasil reportase atau kesalahan interprestasi dan memastikan reportase berita yang berimbang dan terpecaya.
70
5. Memberikan masukan mengenai materi yang akan diliput, setiap kali dilakukan perencanaan peliputan, proses pengolahan serta on air look. Features Deputy / Wapemred Bidang Features 1. Memastikan kelancaran produksi berita current affairs & documentary. 2. Memastikan seluruh kegiatan peliputan dan produksi berita baik current affairs, special event, documentary maupun infotainment berjalan lancar. 3. Mengembangkan program atau produk yang dapat memberikan revenue bagi perusahaan. 4. Memberikan masukan dan melakukan pengembangan pada Divisi News & Features, baik pengembangan produk, system serta policy & procedure. News Gathering Department 1. Memastikan pasokan berita untuk setiap program (Nuansa Pagi/Sekilas Info/ Buletin Siang/ Sergap/Seputar Indonesia/ Buletin Malam/ Breaking News) tersedia tepat waktu dan tepat berita. 2. Memastikan proses peliputan berita oleh reporter, penulis berita dan komentator sesuai dengan hasil rapat budget. 3. Memastikan ketepatan penempatan reporter, penulisan berita dan komentator sesuai dengan topic liputan, baik untuk liputan yang bersifat regular maupun acara khusus.
71
4. Melakukan analisa terhadap laporan hasil liputan serta memberikan masukan untuk hal – hal yang signifikan. 5. Melakukan
pengawasan
atas
proses
peliputan,
baik
untuk
korlip/korkam/korda/live support/reporter/kameramen/Koresponden/ENG live report. News Production Department 1. Memastikan setiap program berita (Nuansa Pagi/Sekilas Info/ Buletin Siang/ Sergap/Seputar Indonesia/ Buletin Malam/ Breaking News) tayang sesuai waktu yang telah dijadwalkan. 2. Meastikan durasi tayang tepat waktu, teap gambar, dan tepat berita. 3. Melakukan pengawasan dan supervise terhadap pelaksanaan produksi sebuah berita, mulai dari editing s/d tayang. Termasuk di dalamnya on air look , yang meliputi penampilan penyiar, grafik dan materi audiovisiual. 4. Melakukan
evaluasi
berita
yang
sudah
selesai/siap,
gambar
pendukungnya, dan rekaman beritanya untuk ditayangkan. 5. Melakukan evaluasi terhadap setiap hasil tayangan. News Features Department. 1. Memastikan ketersediaan program berita yang bersifat khusus, baik yang berbentuk documentary, dialog, infotainment, ataupun calendar event.
72
2. Memastikan ketepatan penempatan produser, reporter, news writers, dan kometnator untuk setiap program yang besifat khusus maupun documentary. 3. Memastikan kelancara seluruh program News yang non-regular, yaitu program-program khusus sesuai dengan calendar event (seperti: mudik lebaran, peringatan 17 agustus, hari-hari besar, dialog khusus, dll). 4. Memastikan kelancara special live event yang dilakukan bersama-sama dengan News Gathering Department. 5. Melakukan pengawasan program lintas media bekerjasama dengan media cetak nasional. 6. Melakukan kerjasama komersial dengan pihak ketiga, terutama yang dilakukan dengan sistem barter, penjualan bumper segment.
4.1.4. Proses Kerja Redaksi Proses Kerja di Redaksi RCTI dimulai dari rapat budgeting/perencanaan program dan evaluasi program, dengan jadwal sbb: Waktu
Keterangan
08.00 – 09.00 wib
Rapat perencanaan program Bulsi, evaluasi program Nugi
14.00 – 15.00 wib
Rapat perencanaan program Sindo, evaluasi program Bulsi, Sergap
19.00 – 20.00 wib
Rapat perencanaan program Bumal, evaluasi program Sindo
01.00 – 02.00 wib
Rapat perencanaan program Nugi, evaluasi program Bumal.
73
Rapat ini dihadiri oleh : Pemred, Wapemred, Manager, Exprod, Producer, Reporter, Editor, cameraman, news secretariat, tim live, tim studio. Mekanisme kerja Redaksi Æ Semua bahan liputan (informasi) dari berbagai sumber berita yang masuk ke Redaksi akan dirapatkan di Rapat budgeting ini. Setelah ditentukan mana yang layak diliput, Koordinator Liputan (Korlip) akan mengatur penugasan reporter serta mengawasi jalur/traffic dari pergerakan reporter di lapangan Æ Setelah reporter & cameraman mendapatkan bahan dan gambar dari lapangan, Reporter mengolah bahan tersebut menjadi berita Æ Producer akan memeriksa berita yang dibuat oleh Reporter sebelum akhirnya berita tersebut dinaikan di program berita.
4.2. Gambaran Umum Tayangan Berita Kriminal “SERGAP Siang” Awalnya berita kriminal di RCTI hanya menempel pada program berita regular, seperti di segmen Nuansa Pagi, Seputar Indonesia dan Buletin Siang, sama halnya dengan segmen lain seperti politik, ekonomi, keuangan, sosial politik dan lainnya, tutur Deden Kuswondo. Seiring dengan perkembangannya, berita kriminalitas mempunyai prospek yang cukup bagus untuk sebuah tayangan, maka terciptalah berita-berita kriminal. Hal ini didasari juga oleh kejenuhan orang akan berita politik maupun hardnews lainnya yang menyebabkan masyarakat mulai melirik berita lain seperti infotainment dan kriminal.
74
Berita krimal SERGAP Siang lahir di tahun 11 November 2001. setelah kesuksesan Patroli, SERGAP Siang berhasil membalap posisi Patroli diawal tahun 2003, tercatat selama 3 tahun terakhir hingga 2006 SERGAP Siang masih unggul dari berita-berita kriminal lainnya. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang dipakai oleh Tim Sergap, yang meliputi:
4.3. Analisis Data Seperti halnya program berita lain dalam mempertahankan posisinya di era persaingan pertelevisian. Program kriminal SERGAP Siang yang diproduksi oleh RCTI mampu menempatkan dirinya di urutan pertama 20 Crime News Program64. Hal cukup menarik, mengingat SERGAP Siang bukan lah pelopor program kriminal, tetapi dalam 3 tahun terakhir mampu melewati program kriminal lainnya dalam hal share & rating. Untuk itu penulis ingin menggali strategi apa yang dipakai oleh tim SERGAP Siang baik dari pra produksi, produksi maupun pasca produksi. Berikut hasil indept interview dengan Bp. Deden Kuswondo, selaku Executive Producer mengenai fungsi executive produser, produser, dan editor dan Iwan Harjadi, Reporter mengenai fungsi reporter dan cameraman.
64
Neilsen Media Research, lates 8 weeik ( 7 – 13 Mei 2006)
75
4.3.1
Strategi Pra Produksi Program SERGAP Siang Program SERGAP Siang ini tayang perdana pada pukul 11.00 WIB,
kemudian berubah ke pukul 12.30 wib Hal ini berdasarkan penelitian R & D RCTI yang menyatakan bahwa rating pada pukul 11.00 wib kurang bagus. Seperti kutipan berikut ini: “Sergap muncul pada awal November 2001 awalnya jam 11.00 wib dilihat ratingnya kurang bagus, lalu pihak R & D, mka diformulasikan lagi tayang pada jam 12.30 wib. R & D melihat data-data yang ada, dan melihat potensi yang ada, mereka menganalisa sendiri kalau bermain di jam 11.00 wib kurang bagus, maka bergeserlah ke jam 12.30 wib”. 65
Dari hasil rating dan penelitian dan melihat potensi yang ada, SERGAP Siang tidak cocok jika bermain di pukul 11.00 WIB, karena itu mereka menyarankan untuk digeser ke jam 12.30 wib. Tim SERGAP Siang juga melakukan reformasi dengan reformat program pada tahun 2003. Dengan memberikan style tersendiri dengan menampilkan tokoh icon Bang Napi yang mengingatkan kepada para pemirsa untuk tetap waspada terhadap tindak kejahatan dan masyarakat umumnya untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Selain tokoh Bang Napi, tim SERGAP Siang juga menampilkan presenter dengan image cantik dan smart. Pemilihan image presenter tersebut lebih untuk mereduksi tayangan yang bersifat sadis dan vulgar.
65
Wawancara Deden Kuswondo, Executive Producer SERGAP Siang
76
4.3.2. Strategi Produksi Program SERGAP Siang Dalam produksi berita ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan tayangan berita siap tayang. Tahap pertama adalah perencanaan peliputan. Berita kriminal tidak dapat direncanakan. Tidak ada perencanaan liputan dalam kesehariannya, tetapi perencanaan liputan tetap dilakukan untuk pendalaman berita. Seperti kutipan hasil wawancara:66 “Pendalaman bisa direncakan, dalam artian ini merupakan berita manarik yang perlu didalami. Pendalaman berita diperlukan untuk menggali sejauhmana kasus tersebut, misalkan saja kasus pembunuhan. Pada pendalaman ini bisa digali latarbelakang terjadi pembunuhan dan apa motif dari pembunuhan tersebut. Jika diperlukan dapat bertanya kepada phsikolog”.
Tahap Kedua, pemilihan topik liputan. Pemilihan topik berita regular tidak dilakukan setiap harinya, tapi pemilihan topik berita pendalaman dilakukan setiap minggu. Tim SERGAP Siang akan memilih topik mana yang dianggap menarik untuk diangkat pada pendalaman SERGAP weekend. Tahap Ketiga, peliputan berita. Hal-hal yang perlu diketahui dari liputan berita kriminal adalah liputan kriminal merupakan liputan yang tidak bisa diprediksi. Sebagian besar dari liputan kriminal bergantung pada kejadian di lapangan. Dikarenakan liputan kriminal merupakan liputan yang terkait dengan
berbagai
tindak
kriminal
seperti
pembunuhan,
perampokan,
pemerkosaan dan lain sebagainya, maka dalam meliput berita kriminal reporter perlu ada pendekan secara khusus yang mungkin berbeda dengan liputan66
idem
77
liputan berita lain seperti politik, sosial, budaya, hukum, ekonomi, dan lain sebagainya. Beberapa kesulitan yang biasanya dihadapi oleh tim liputan di lapangan antaralain:
Bagaimana mendesign tim liputan untuk berada di TKP (Tempat Kejadian Perkara), karena atmosfer TKP sangat penting untuk mendapatkan gambar dengan suasana yang real tanpa rekayasa.
Jarak TKP sangat berpengaruh. Jarak TKP yang jauh dan sulit untuk dijangkau sangat menghambat dalam proses pembuatan berita SERGAP.
Umumnya berita krimal terjadi setelah kejadian.
Kesulitan lain dimana TKP masih pada situasi yang panas, contohnya pada kasus tawuran mengancam jiwa tim liputan.
Narasumber yang tidak mau berbicara, no comment.
Strategi polisi yang mengharuskan mereka untuk tidak berbicara sampai kasus tersebut atau pelaku lainnya terungakap sangat menyulitkan tim liputan untuk mengungkap.
Untuk menghadapi kesulitan tersebut di atas tim SERGAP Siang melakukan strategi dalam meliput berita kriminal antaralain: 1. Dalam peliputan kriminal dimana sebagaian besar liputan merupakan korban kejahatan, maka Reporter dalam menggali data dari narasumber harus melakukan pendekatan yang lebih halus. Berangkat dari human interst, dari segi bagaimana perasaan korban, keluarga korban dan
78
pihak-pihak lain yang terkait dengan korban. Dalam hal ini Reporter harus pandai membaca situasi. Seperti kutipan dari reporter kriminal SERGAP Siang:67 “Biasanya Reporter SERGAP Siang akan melakukan pendekatan dengan cara persuasif terhadap korban, Reporter Sergap akan menayakan terlebih dahulu kepada kerabat terdekat korban apakah korban dapat diwawancara atau tidak. Jika dirasa korban tidak bisa diwawancara, maka reporter akan mewawancarai keluarga terdekat korban, saksi ataupun pihak terkait lainnya seperti pihak rumah sakit maupun kepolisian”.
Pendekatan lain bisa dilakukan dengan cara mengajak berbicara terlebih dahulu korban maupun kerabat secara santai, biasanya cara seperti ini cukup berhasil untuk mewawancarai korban. 2. Stasiun televisi memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan liputan kriminal yang layak diangkat menjadi berita kriminal. Dalam liputan SERGAP Siang dilihat dari seberapa besar news value yang terkandung dalam informasi tersebut. Seperti kutipan berikut ini:68 “Tidak semua liputan kriminal dapat diangkat menjadi berita kriminal, karena stasiun televisi mempunyai kebijakan masing-masing. Untuk liputan Sergap tergantung seberapa besar news value yang terkandung pada informasi tersebut. Misalkan saja, ada informasi orang gantung diri di kota A, dengan alasan putus cinta, dan orang gantung diri di kota B dengan alasan malu karena belum bayaran sekolah, maka dari segi news value Reporter Sergap akan meliput orang gantung diri di kota B, karena news value orang gantung diri di kota B lebih besar dibanding dengan orang gantung diri di kota A“.
3. Reporter perlu membangun jaringan untuk memperkuat arus informasi. Karena semakin banyak jaringan akan semakin banyak informasi yang
67 68
Iwan Harjadi, Video Jurnalist Kriminal Idem
79
di dapat. Dalam liputan kriminal jaringan yang perlu dibangun adalah jaringan dengan pihak kepolisian, dan rumah sakit. Reporter Sergap dalam membangun jaringan tidak harus di level pejabat atas, jaringan juga dapat dibangun dikalangan bawah. Seperti kutipan wawancara:69 “Lobi bisa tidak harus di level pejabat atas, tapi bisa juga dapat di kalangan bawah eperti satpam, operator rumah sakit, operator di kepolisian, maupun jaringan dari sesama wartawan kriminal, karena dari mereka terkadang informasi cepat didapat. Selain itu ada subsidi pulsa bagi informan, walaupun tidak secara rutin, hal ini dilakukan untuk memperlancar pemberian informasi kepada reporter”.
Lobi tingkat tinggi akan lebih efektif, dapat dilakukan oleh tingkat manager maupun pemred. Tahap Keempat, pengambilan gambar. Liputan kriminal terkait dengan tindak kejahatan dimana biasanya ada korban dari kejahatan tersebut. Korban kejahatan bisa tewas, luka, ataupun trauma. Selain korban ada juga pelaku tindak kejahatan. Sebelum ada putusan hakim bagi pelaku bersalah atau tidak, maka bagi kepolisian, stasiun televisi maupun masyarakat luas orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelaku, tetapi tersangka, tutur Iwan. Karena itu hak-hak yang berkaitan dengan nama baik sebelum vonis dijatuhkan harus tetap dijaga, karena itu seringkali kita melihat tayangan berita kriminal gambar dari tersangka kejahatan selalu di blur (dibuat
69
Idem
80
buram). Untuk itu strategi dalam pengambilan gambar cameraman tim Sergap dapat dirangkum sebagai berikut:70 1.
Prioritas utama pengambilan gambar adalah TKP. Bagimana tim liputan berada di TKP, bagaimana mengambil gambar pure tidak direkayasa sehingga mengajak pemirsa menyelami suasana di TKP disamping itu memberikan nilai kepercayaan terhadap masyarakat.
2.
Jika kasus telah ditangani polisi, perlu diambil gambar pelaku tindak kejahatan dengan barang bukti yang ada di kantor polisi ditambah dengan pengabilan gambar di TKP.
3.
Jika jarak TKP jauh, setelah mengambil gambar pelaku kejahatan, dapat mengambil gambar foto korban di bagian idententifikasi kepolisian.
4.
Cameraman Sergap harus mengambil semua angle baik itu korban, tersangka pelaku, TKP (tempat kejadian perkara), keluarga, saksi, rumah sakit, pihak kepolisaan, dan lain sebagainya.
5.
Jika korban tewas, luka, gambar harus tetap diambil dari semua angle dari ujung kaki sampai kepala. Jika ada luka harus diambil secara jelas, darah-darah, atau otak yang
70
Hasil wawancara dengan Deden Kuswondo, Executive Producer & Iwan Harjadi, Video Jurnalist Kriminal
81
terburai. Hal ini penting untuk stockshoot library dan penyelidikan jika diperlukan, tambah Iwan. 6.
Selain angle di atas untuk pengambilan gambar tersangka tindak kejahatan, cameraman SERGAP Siang juga harus mengambil angle soft secara partial seperti kakinya saja, matanya saja, atau mengambil gambar tersangka pelaku dari jauh (long shot). Ini diperlukan untuk menghindari kejemuan dalam tayangan gambar yang selalu di blur (dibuat buram) di layar televisi sehingga tayangan bisa lebih menarik.
7.
Cameraman SERGAP Siang sering juga menggunakan high angle, sehingga tersangka maupun korban dapat terkesan kecil dan tertekan.
8.
Expresi muka dari korban maupun tersangka harus diambil.
Tahap Kelima, penayangan berita. Tayangan SERGAP Siang memformat penayangannya dengan perpaduan idealistik jurnalistik kriminal dengan kepentingan industri pertelevisian. Seperti kutipan wawancara:71 “Tayangan SERGAP Siang pada awal dianggap oleh pemirsa sebagai tayangan “banci“ dalam artian gambar yang ditayangkan kurang berani (kurang menonjolkan gambargambar yang sifatnya menyeramkan seperti darah, luka, dll). Di dalam berita kriminal ada 2 kutub yang perlu dipegang, kutub A & kutub B. Kutub A berkiblat pada masyarakat, masyarakat lebih menyukai berita yang murni tanpa sensor, gambar yang vulgar, penuh dengan darah-darah dan luka. Tayangan model seperti ini akan memperoleh rating tinggi. Kutub B, berkiblat pada idealisme jurnalis yang mengharuskan berpedoman pada kode etik jurnalistik, tetapi jika berpedoman terhadap kutub ini, maka rating SERGAP Siang akan jatuh. Tidak dipungkiri bahwa berita 71
Deden Kuswondo, Executive Produser SERGAP Siang
82
kriminal SERGAP Siang terlahir di stasiun televisi swasta yang berpatokan pada profit oriented, maka tim memformat penayangan dengan perpaduan idealistik
jurnalistik kriminal dengan kepentingan idustri pertelevisian“.
Dengan konsep seperti ini, tim SERGAP Siang mempunyai SOP tersendiri untuk program kriminal Tahap Keenam, pemilihan dan pendekatan narasumber. Peran lobi lebih berperan dalam pendekatan narasumber. Tidak ada pendekatan yang bersifat materi, tetapi lebih kepada pendekatan personal antara jurnalis tim SERGAP Siang dengan pihak narasumber sehingga bisa mendapatkan informasi yang mengenai berbagai tindak kejahatan. Selain itu ada unsur hubungan timbal balik dengan narasumber dengan berbagai kepentingan narasumber. Pendekatan lain dengan tetap menjaga hubungan dengan narasumber dengan komunikasi yang baik.
4.3.3. Strategi Pasca Produksi SERGAP Siang Strategi pasca produksi, tim SERGAP Siang melakukan evalusi produksi program, dengan melakukan evaluasi produksi program dengan melakukan rapat evaluasi setiap harinya pada pukul 13.30 wib untuk keseluruhan tayangan mulai dari audio, visual, presenter, content dan masalah teknis lainnya, sehingga Tim SERGAP dapat mempertahankan posisinya di share & rating program. Tim SERGAP Siang juga memiliki komitmen untuk
83
senantiasa meningkatkan kulitas program dan tetap menjaga rambu-rambu yang telah dirumuskan dalam SOP Program.
84
4.4. Pembahasan Program SERGAP Siang merupakan salah satu program berita yang diproduksi oleh stasiun TV RCTI yang mengkhususkan tayangan pada program berita-berita kriminal. Latarbelakang dari pembuatan program ini didasari dari hasil research R & D RCTI mengenai trend berita kriminal yang cukup diminati oleh masyarakat banyak. Alasan lain kejenuhan pemirsa akan tayangan beritaberita politik yang marak mewarnai program berita hampir di semua stasiun televisi yang mengakibatkan pemirsa beralih ke program berita lain seperti infotainment dan kriminal. Program yang lahir pada 11 November 2001, dengan didahului oleh peluncuran berita kriminal PATROLI, Indosiar yang cukup
sukses
dalam
memperoleh
share&
rating
program.
Dalam
perkembangannya, program SERGAP Siang mampu menempatkan dirinya diurutan pertama dalam Top 20 Crime News Program tercatat periode 1 Januari – 6 May 2006.72 dan mampu menempati posisi pertama dan urutan ke-lima dari Top Program News (All Station), latest 8 weeks periode 26 Maret – 20 Mei 2006. Hal ini tidak terlepas dari strategi yang telah dipakai oleh tim SERGAP Siang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh tim dimulai dari proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Hal ini tentunya didukung oleh kreativitas tim untuk menciptakan suatu tayangan program yang menarik pada proses pra produksi dengan ide menampilkan icon Bang Napi 72
Neilsen Media Research, periode 1 Januari – Mei 2006
85
sebagai ciri khas tersendiri dari SERGAP Siang yang tidak didapati di berita kriminal lainnya yang sejenis. Backdrop program dengan nuansa coklat & hitam ditambah terali besi Bang Napi yang meniru gaya penjara yang mensyaratkan bahwa Bang Napi adalah narapidana yang dihukum di penjara karena tindak kejahatan yang ia lakukan. Diakhir program acara tak lupa Bang Napi selalu mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada akan tindak kejahatan dan untuk pelaku kejahatan agar sadar bahwa apa yang dilakukannya merugikan, seperti cerminan dirinya sebagai seorang narapidana. Kehadiran icon Bang Napi menjadikan nilai positif dalam pengembangan jaringan audience dalam perolehan share dan rating. Pememilihan slot tayang yang tepat oleh programming dengan didahului oleh penelitian dari Research & Development RCTI dengan memindahkan slot tayang dari pukul 11.00 wib ke pukul 12.30 wib terlihat cukup berhasil dalam menarik perhatian audience. Pada proses produksi terlihat kinerja tim yang cukup solid baik dalam peliputan, editorial content maupun pembinanaan hubungan narasumber. Terbukti walaupun tim tidak memberikan sumbangan yang cukup signifikan dalam bentuk materi, tim tetap mampu menjaga hubungan baik sehingga arus informasi tetap terjaga Tim SERGAP Siang juga tetap melakukan evaluasi terhadap tayangan program secara keseluruhan baik dari segi penayangan, presenter, audio visual,
86
content berita dan selalu memperkaya berita dengan pendalaman berita pada proses pasca produksi. Strategi produksi yang telah diterapkan oleh tim SERGAP Siang khususnya pada periode Januari – Juni 2006 telah sesuai dengan kriteria berita yang dianggap berhasil menurut Putra Nababan, Kepala Produksi Berita RCTI baik dari segi fisik berita sudah lengkap, unsur cek & balance sudah terpenuhi, dan dapat menembus share & rating program sejenis. Penulis juga menilai bahwa strategi tim SERGAP Siang telah memenuhi kriteria program berita yang dianggap berhasil seperti yang telah dikatakan oleh Eddy Soetjipto, Senior Reporter RCTI dimana program SERGAP Siang mampu menembus strategi jurnalistik, strategi show, maupun strategi SDM. SERGAP Siang juga mampu memperluas jaringan audience seperti yang dikemukakan oleh Vane-Gross dalam bukunya Elemen of Successful Programming: Part 1 menyatakan bahwa salah satu dari kunci sukses program adalah program tersebut dapat memperluas jaringan audience/pemirsa dengan perolehan share & rating tertinggi pada program sejenis. Selain itu program SERGAP
Siang
mampu
membangun
image
dan
memperoleh
penghargaan/award nominasi berita terbaik pada Panasonic Award 2006. Keberhasilan ini terbukti pada perolehan share dan rating pada mingguminggu berikutnya yakni weeks 0623 periode 4 – 10 Juni 200673 Tim SERGAP Siang tetap mampu mempertahankan posisinya pada urutan pertama di TOP 20 73
Reseach Neilsen weeks 0623 (4-10 Juni 2006)
87
Crime News Program, bahkan pada data terakhir weeks 0650 (10 – 16 Desember 2006)74 SERGAP Siang tetap tercatat pada posisi nomor satu di TOP 20 Crime News.
74
Research Neilsen weeks 0650 (10 – 16 Desember 2006)
88
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan: 1. Strategi produksi yang diterapkan oleh tim SERGAP Siang dalam mempertahankan & meningkatkan share & rating program pada proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi mampu menempatkan posisinya tetap pada posisi pertama TOP 20 Crime News pada minggu berikutnya yakni pada weeks 0623 periode 4 – 10 Juni 200675 dari periode sebelumnya lates weeks periode 1 Januari – 6 Mei 200676 dan weeks 0619 (7 – 13 Mei 2006)77. Pada weeks 0636 (3 – 9 September 2006)78 SERGAP Siang dapat meningkatkan share dan rating dari 2.1/15.8 ke 2.2/16 dari minggu sebelumnya yakni weeks 0635 (27 Agustus – 2 September 2006)79. Bahkan pada weeks 0650 (10 – 16 Desember 2006)80 SERGAP Siang tetap tercatat pada posisi nomor satu pada TOP 20 Crime News.
75
Research Neilsen weeks 0623 (4-10 Juni 200) Research Neilsen lates weeks (1 Januari – 6 Mei 2006) 77 Research Neilsen weeks 0619 (7-13 Mei 2006) 78 Research Neilsen weeks 0636 (3-9 Sepetember 2006) 79 Research Neilsen weeks 0635 (27 Agustus – 2 Sepetember 2006) 80 Research Neilsen weeks 0650 (10 – 16 Desember 2006) 76
89
2. Strategi tim SERGAP Siang juga sudah memenuhi beberapa unsur tayangan program yang dianggap sukses oleh Vane-Gross yakni tim SERGAP Siang mampu mendapatkan rata-rata share & rating tertinggi untuk program sejenis. Selain itu program SERGAP Siang mampu membangun
image
dan
memperoleh
penghargaan/award
untuk
nominasi berita terbaik pada Panasonic Award 2006.
5.2. Saran Melihat hasil penelitian yang dilakukan, penulis ingin memberikan beberapa saran atau masukan untuk peningkatan kualitas program baik dari segi kemasan maupun isi berita. Saran ini hanya bersifat masukan bagi tim SERGAP Siang yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam mempertahankan share & rating SERGAP Siang. Penulis menyaranka untuk: 1. Sangat disarankan tim SERGAP Siang untuk melakukan reformasi program secepatnya. Alasan yang mendasari perubahan format program adalah trend pemirsa yang cenderung jenuh untuk menonton suatu tayangan tertentu yang berlangsung lama tanpa ada suatu perubahan yang signifikan. Mengingat perubahan yang dilakukan terakhir kali adalah 3 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2003,. 2. Dari content berita, penulis menyarankan tim SERGAP Siang untuk tetap menjaga aturan main yang telah dirumuskan dalam SOP dengan
90
menjungjung
kode
etik
jurnalisme
yang
ada.
Dengan
tetap
mengedepankan azas praduga tak bersalah. 3. Mengingat misi tayangan SERGAP Siang adalah tayangan yang menfokuskan pada kekuatan gambar, penulis menyarankan agar tim SERGAP Siang lebih selektif dalam penayangan gambar, tidak sekedar untuk kepetingan rating semata kemudian melupakan efek vulgar dan kekerasan. Dengan pemilihan gambar yang lebih bijaksana dan pemakaian efek buram diharapkan dapat meminimalisir tindak kekerasan dan kejahatan yang secara langsung dapat diserap dan dicontoh oleh pemirsa dari tayangan SERGAP Siang.
91
DAFTAR PUSTAKA
1. Sasa Djuarsa, Sendjaja, Ph.D, 1999. Universitas Terbuka, “Pengantar Ilmu Komunikasi” 2. Onong Uchjana Effendi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984 “Ilmu Komunikasi“ 3. Drs, Morissan, Sh, MA, PT. Penerbit Ramdina Prakarsa, 2005 “Menejemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi“ 4. Denis McQuail, Penerbit Erlangga 1996 “Buku Teori Komunikasi“ 5. Elviro Ardianto & Lukito Komala E. Simbiosa Rekatama Media, 2004, “Komunikasi Massa“. 6. J.B. Wahyudi, Gramedia Pustaka Utama, 1992 “Teknologi Informasi & Produksi Citra Bergerak“. 7. Arifin S. Harahap, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006 “Jurnalistik Televisi” 8. Bill Kovach & Tom rosesfiel, 2001, “Sembilan Elemen Jurnalisme” 9. Yayasan Pulih 2005 “Panduan bagi Jurnalis dalam Meliput Peristiwa Traumatik” 10. Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, 2006, “Matinya Rating TV” 11. Moh. Nazir, Ghalia Indonesia, 1988,.”Metode Penelitian”
92
12. Jalaludin Rahmat, PT. Remaja Rosdakarya, 1999 “Metode Penelitian Komunikasi” 13. Lexy J. Maleong, MA. PT. Remaja Rosdakarya, 2005 ”Metodelogi Penelitian Kualitatif”. 14. Tim Redaksi RCTI, 1997, “Sewindu Seputar Indonesia” 15. Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud Balai Pustaka, 1997. 16. Website TVRI: www.tvri.co.id : Sejarah TVRI 17. Wikipedia Indonesia: www.wikipedia.com 18. Website RCTI: www.rcti.tv 19. Website Menkoinfo RI: www.depkominfo.go.id 20. Website Harian Suara Merdeka: www.suaramerdeka.com 21. Nielsen Media Research, Latest 8 week (7-13 Mei 2006). 22. Nielsen Media Research, weeks 26-20 Mei 2006 23. Nielson Media Research, Top 20 Crime News Program (7-13 Mei 2006) 24. Drs, Morissan, Sh, MA, “Jurnalistik Mutakhir Perkuliahan Pengertian Berita & Memiliki Berita TV”
93
DAFTAR PERTANYAAN
Pra Produksi Executive Producer & Producer 1. Pada pra produksi, strategi apa yang dipakai oleh tim SERGAP Siang untuk mempertahankan share & rating program? 2. Pada tahun berapa program kriminal Sergap tayang? 3. Apa latarbelakang dari pembuatan tayangan kriminal ini? 4. Mengapa memilih tayang pada pukul 13.00 wib, apakah ada strategi khusus pada jam tersebut? 5. Dalam pembuatan format program, strategi apa yang dipakai untuk mencapai share & rating yang tinggi? 6. Apakah pemakaian icon Bang Napi merupakan strategi khusus untuk menarik pemirsa share & rating yang tinggi? Produksi Reporter: 1. Untuk pencapaian share & rating yang bagus, apakah ada strategi khusus pada peliputan?
94
2. Dari segi peliputan, untuk mempertahankan dan meningkatkan share & rating apakah ada perbedaan liputan kriminal dengan liputan berita lain seperti politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya? 3. Tingkat kesulitan apa yang dirasakan dalam liputan kriminal? 4. Apakah ada pendekatan khusus dengan korban, mengingat korban kriminalitas memiliki dampak kejiwaan/psikologis seperti trauma. 5. Bagiamana menjaga hubungan dengan narasumber?
Cameraman: 1. Dalam mempertahankan dan meningkatkan share & rating berita apakah ada strategi khusus dalam pengambilan gambar, angle-angle apa yang dianggap penting yang harus diambil? 2. Terkait dengan traumatik, langkah apa yang harus diambil dalam pengambilan gambar.
Pasca Produksi Exprod?produser/Reporter: 1. Strategi apa yang dilakukan oleh tim Sergap dalam pasca produksi untuk mempertahankan share & rating SERGAP Siang?
95
TRANSKIRP WAWANCARA
Wawancara dengan Deden Kuswondo, Executive Producer Program SERGAP Siang dan Iwan Hardjadi, Video Jurnalis. Tanggal: 24 November 2006
Penulis: “Pada pra produksi, strategi apa yang dipakai oleh tim SERGAP Siang untuk mempertahankan share & rating program?” Deden : “SERGAP itu dibentuk dengan suatu keputusan mulai dari memproduksi hingga tayangan berita kriminal. Strategi yang dilakukan meliputi pemilihan presenter, format program yang meluputi content, OBB dan pemilihan slot tayang“. Penulis : “Apa latar belakang munculnya tayangan kriminal?” Deden : Awalnya berita criminal adalah bagian dari berita regular/harian seperti Seputar Indonesia. Kalau di majalah disebut rubrik, kalau di TV disebu segmen kriminalitas. Berita krminal ini pada awalnya menempel pada berita reguler RCTI seperti Seputar Indonesia, Nuansa Pagi, Buletin Siang, dll. Kemudian semakin berkembang kemari berita kriminal memiliki prospek cukup bagus untuk sebuah broadcaster maka diakdikanlan berita krminal sebuah tayangan. Mungkin SERGAP bukan merupakan yang 1, SERGAP merupakan berita yang ke tiga setelah Patroli & Buser”. Penulis : “Maksudnya saat itu potensinya cukup bagus?” Deden :
“Berita yang disukai pemirsa awalnya adalah berita-berita infotainment, kriminalitas baru kemudian berita regular. Kenapa berita krminal muncul pada saat itu karena kebosanan orang melihat berita-berita politik yang ada. Pada saat itu berita-berita politik sangat menjenuhkan. Banuak politikus yang mungkin tidak menepati janjinya sehinga mereka mencari pemuasan kebutuhan informasi yang lain. Alternative yang pada saat itu adalah: berita criminal, dan mereka tertarik. Karena berita criminal mejadi salah satu kebutuhan informasi bagi masyarakan akan keingintahuan tentang kriminalitas yang terjadi di masyarakat sperti: pembunuhan, penganiaan, pemerkosaan, dll”.
96
Penulis : “Mengapa tim SERGAP memilih slot tayang pada jam 12.30 wib” Deden : “SERGAP muncul pada awal November 2001. Awalnya tayang jam 11.00 wib. Dilihat ratingnya kurang bagus berdasarkan penelitian R & D dengan melihat dat-dat yang ada dan meilhat potensi yang ada, maka R & D menganalisa kalau SERGAP bermain di Jam 11.00 wib kurang pas, maka bergeserlah ke jam 11.30 wib”. Memang pada awalnya rating SERGAP tidak terlalu bagus, kalah dengan program lain sejenis. Pertama PATROLi, kedua BUSER kemudian perkembangannya BUSER yang pertama, PATROLI yang kedua, SERGAP yang ketiga. Kemudian kita melakukan reformasi format. Penulis : “Pada tahun berapa melakukan reformasi?” Deden : “Sekitar tahun 2003. Saya ingin SERGAP memiliki style tersendiri dan pada awal penanyangan kita dianggap berita “banci”. Penulis : “Kenapa begitu?” Deden : “Karena kita tidak berani menampilkan gambar-gambar yang sifatnya menjijikan dan vulgar seperti darah. Pada intinya berita kriminal itu berpatokan pada 2: Kutub A & Kutub B. Kutub A berpijak kepada masyarakat, jika gambar-gambar vulgar, tidak disensor, masyarakat akan senang. Kutub B, berpijak pada idealisme jurnalis yang tidak vulgar. Tetapi jika kita berdiri di kutub B, maka share & rating jatuh. Kita tau SERGAP itu tidak terlepas dari industri televisi, posisi SERGAP sendiri ada di sebuah perusahaan swasta. Dia harus mendatangkan keuntungan, jadi SERGAP itu diformat antara tujuan jurnalistik kriminal dan kepentingan industri pertelevisian“. Penulis : “Apakah tidak ada bentrokan untuk tujuan dua kutub tersebut?“ Deden : “Betul, karena itu SERGAP membuat semacam SOP (Standard Operation Procedur) contohnya: ada visual-visual yang perlu di blur dan ada visual-visual yang tidak”. Siapan pun yang melakukan tindak pidana dibawah umur 17 tahun wajib diblur. Korba-korban perkosaan, wajib diblur. Pelaku-pelaku perkosaan apabila dilakukan oleh Bapaknya, pamanyanya itu harus diblur juga”. Penulis : “Bagaimana berusaha bertahan untuk menjadi posisi no.1 dalam perolehan share & rating selama periode 2003 setelah reformat
97
sampai dengan 2006 ini dengan persaingan yang begitu ketat, apakah dengan adanya icon Bang Napi yang membuat SERGAP tetap menjadi no.1?” Deden : “Persaingan memang membuat kita ketar-ketir, dengan banyaknya persaingan program sejenis, kadang-kadang aku berpikir ini akan mengacam share. Tapi kita tetap berusaha. Bang Napi belum terjawab dengan kita. SERGAP memang ngetop dengan icon Bang Napi, tapi secara grafik share saat Bang Napi selalu turun.”
Penulis : “apa perbedan berita kriminal dengan berita lainnya seperti ekonomi, poiltik dan lainnya’. Deden : “Ekonomi, politik adalah berita regular, sifatnya bisa direncanakan, seperti contohnya bagaimana nanti pada saat pemilu 2009 siapa yang berperan dapat direncanakan. Tapi siapa yang tau apabila ada perampokan tadi malam, pembunuhan, pemerkosaan, siapa yang tau? Ga ada yang tau!! Itu yang membedakan”. Penulis : “Jadi tidak ada perencanaan liputan untuk berita SERGAP?” Deden : “Perencanaan dilakukan untuk pendalaman berita. Itu pun dilakukan karena ada peristiwa, contohnya: ini beritanya bagus nih untuk pendalaman. Misalnya: di jalan tol orang bisa mudah marah, tabraktabrakan, main basket bisa golok yang bicara, gara-gara diomelin seorang ponakan membunuh pamannya, soserang bapak memperkosa anaknya. Ada apa? ini yang bisa kita buat pendalaman. Tidak sekedar pemberitaan, diulang kenapa terjadi? Apa tanggapan tetangganya atau orang terdekatnya, Tanya phsikolog kenapa bisa demikian, motifnya apa?” Materi contentnya lebih luas”. Penulis: “Kapan melakukan perencanaan pendalaman?” Deden : “Kita lakukan setiap minggu, seminggu sebelum on air ktia lakukan perencanaan untuk pendalaman. Berdasarkan kejadian terhangat.” Penulis : “kesulitan apa yang dihadapi oleh tim liputan SERGAP?” Deden : ”Kesulitan : Pertama bagaimana kita mendesign tim liputan ada di TKP. Karena atmosfir TKP itu penting. Untuk mendapatkan gambar dan suasana yang real tanpa rekayasa. Bagaimana ketika seorang yang
98
sedang ngamuk dengan senjata tajam kita ambil gambarnya. Kesulitan kita pertama mencapai TKP, karena Jakarta luas dengan kemacetan yang tinggi.Kesulitan lain jika mendapat gambar pada saat kejadian, suasana panas, jangan-jangan tim kita yang menjadi korban. Ada juga pada kasus tertentu keluarga korban menutup diri, tidak memperbolehkan mengambil gambar, no comment (tdk mau berkomentar), dll. Jadi ada kesulitan teknis, ada kesulitan content, kesulitan yang mengancam jiwa juga ada.” Penulis : “Dengan kesulitan tesebut, strategi apa yang dipakai oleh Tim SERGAP Siang untuk mengatasinya sehingga dapat mempertahankan share & rating program? Deden : “Pertama karena sebagian besar liputan merupakan korban kejahatan, maka reproter dalam menggali data dari narasumber harus melakukan pendekatan yang lebih halus. Harus mempertimbangkan bagaimana persaan korban, keluarga korban dan pihak-pihak lain yang terkait dengan korban. Kedua Stasiun televisi memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan liputan krimal yang layak diangkat menjadi berita kriminal. Iwan
: “Tidak semua liputan kriminal dapat diangkat menjadi berita kriminal, karena stasiun televisi mempunyai kebijakan masing-masing. Untuk liputan Sergap tergantung seberapa besar news value yang terkandung pada informasi tersebut. Misalkan saja, ada informasi orang gantung diri di kota A, dengan alasan putus cinta, dan orang gantung diri di kota B dengan alasan malu karena belum bayaran sekolah, maka dari segi news value Reporter Sergap akan meliput orang gantung diri di kota B, karena news value orang gantung diri di kota B lebih besar dibanding dengan orang gantung diri di kota A“.
Iwan
: “Harus memperkuat lobi. Lobi tidak harus di level pejabat atas, tapi bisa juga dapat di kalangan bawah eperti satpam, operator rumah sakit, operator di kepolisian, maupun jaringan dari sesama wartawan kriminal, karena dari mereka terkadang informasi cepat didapat. Selain itu ada subsidi pulsa bagi informan, walaupun tidak secara rutin, hal ini dilakukan untuk memperlancar pemberian informasi kepada reporter
Penulis : “Apakah ada pendekatan khusus dengan korban, mengingat korban kriminalitas memiliki dampak kejiwaan/psikologis seperti trauma?”
99
Iwan : “Pendekatan dilakukan dengan pendekatan yang lebih halus. Berangkat dari human interset, Biasanya Reporter SERGAP Siang akan melakukan pendekatan dengan cara persuasif terhadap korban, Reporter Sergap akan menayakan terlebih dahulu kepada kerabat terdekat korban apakah korban dapat diwawancara atau tidak. Jika dirasa korban tidak bisa diwawancara, maka reporter akan mewawancarai keluarga terdekat korban, saksi ataupun pihak terkait lainnya seperti pihak rumah sakit maupun kepolisian”. Penulis : “Dalam mempertahankan dan meningkatkan share & rating berita pakah ada strategi khusus dalam pengambilan gambar, angle-angle apa yang dianggap penting yang harus diambil?” Deden : “Prioritas utama pengambilan gambar adalah TKP (Tempat Kejadian Perkara) bagaimana tim liputan nerada di TKP, bagaimana mengambil gambar pure tanpa direkayasa sehingga mengajak pemirsa menyelami suasana di TKP disamping itu memberikan nilai kepercayaan terhadap masyarakat”. Jika ada kasus telah ditangani polisi, perlu diambil gambar pelaku tindak kejahtan dengan barang bukti yang ada di kantor polisi ditambah dengan pengambilan gambar di TKP. Jika jarak TKP jauh, setelah mengambil gambar pelaku kejahatan, dapat mengambil gambar foto korban di bagian identifikasi kepolisian. Iwan
: “Kameraman SERGAP harus mengabil semua angle baik itu korban, tersangka pelaku, TKP (Tempat Kejadian Perkara),keluarga, saksi, rumah sakit, peihak kepolisian, dan lain sebagainya. Jika korban tewas, luka, dambar harus tetap diambil dari semua angle dari ujung kaki sampai kepala. Jika ada luka harus diambil secara jelas, darahdarah, atau otak yang terburai. Hal ini penting untuk socshoot library dan penylidiakan jika diperlukan. Selain itu angle soft perlu diambil secara partial seprti kakinya saja, matanya saja, atau mengabil gambar tersanka pelaku dari jauh (long shot). Ini diperlukan untuk menghindari kejnuhan dalamt ayangan gambar yang selalu memakai efek blur. High angle diperlukan sehingga tersangka maupun korban dapat terkesan kecil dan tertekan. Ekspresi muka dari korban maupun terangka harus diambil.“
Penulis : “Bagimana pendekatan dengan narasumber?“
Iwan
: “Lobi tidak harus di level pejabat atas, tapi bisa juga dapat di kalangan bawah eperti satpam, operator rumah sakit, operator di kepolisian,
100
maupun jaringan dari sesama wartawan kriminal, karena dari mereka terkadang informasi cepat didapat. Selain itu ada subsidi pulsa bagi informan, walaupun tidak secara rutin, hal ini dilakukan untuk memperlancar pemberian informasi kepada reporter Penulis : “Apakah ada budget khusus untuk melobi narasumber?” Deden : “Tidak ada, SERGAP tidak ada budget khusus, ada satu stasiun TV lain ada yang memberikan mobil untuk kelancara informasi.” Tapi SERGAP tidak. Bagaimana mendekatkan diri dengan narasumber. Ada gaya melobi tersendiri.” Penulis : “Tahap terkahir pada tahap pasca produksi, strategi apa yang dipakai tim SERGAP dalam mempertahankan share & rating program?” Deden
: “Dalam pasca produksi, tim SERGAP Siang melakukan evaluasi produksi program dengan melakukan rapat evaluasi setiap harinya pada pukul 13.30 wib secara keseluruhan tayangan mulai dari audio, visual, presenter, content dan masalah teknis lainnya. Sehingga Tim SERGAP dapat mempertahankan posisinya di share & rating program. Tim SERGAP Siang juga memiliki komitment untuk senantiasa meningkatkan kulitas program. Selain itu tetap menjaga rambu-rambu yang telah dirumuskan dalam SOP Program.”
********
101
BIODATA PENULIS
Nama
: EVA MUTIA
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 8 Agustus 1976
Alamat
: Komp. PT. Semen Cibinong Jl. Mawar Blok V No.6B, Cileungsi – Bogor
Telepon
: (021) 8230240
Hobi
: Travelling, Nonton Film, Baca Buku
Olahraga Favorit
: Renang, Volly
Pendidikan
: LPK Tarakanita SMUN 3 Bogor SMPN 1 Cileungsi SD PT. Semen Cibinong TK PT. Semen Cibinong
Pekerjaan
: Karyawan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia
****
102
DAFTAR STASIUN TELEVISI DI INDONESIA
Televisi nasional 1. Cakrawala Andalas Televisi (antv) 2. Global TV (GTV) 3. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) 4. Lativi 5. MetroTV 6. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) 7. Surya Citra Televisi (SCTV) 8. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) 9. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) 10. TV7 11. Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Televisi khusus 1. Televisi Edukasi (TV E) 2. SWARA Channel 3. Qtv Network
103
Perkembangan stasiun televisi nasional di Indonesia
Televisi Lokal •
Daftar TV Lokal Indonesia
Televisi berbayar 1. 2. 3. 4. 5.
Indovision Kabelvision Telkomvision IM2 PayTV Astro Nusantara
104
Pranala luar (televisi nasional) • • • • • • • • • • • • •
(id) Situs web antv (id) Situs web Global TV (id) Situs web Indosiar (id) Situs web Lativi (id) Situs web MetroTV (id) Situs web RCTI (id) Situs web SCTV (id) Situs web TPI (id) Situs web Trans TV (id) Situs web TV7 (id) Situs web TVRI (id) Situs web SWARA (id) Situs Qtv Network
Pranala luar (televisi kabel) • •
(id) Situs web Indovision (id) Situs web Kabelvision
Televisi nasional Indonesia antv · Global TV · Indosiar · Lativi · MetroTV · RCTI · SCTV · TPI · Trans TV · TV7 · TVRI Televisi regional di Indonesia Agropolitan TV · Amuntai TV · Bali TV · Bandung TV · Batam TV · Batu Televisi · BiTV · BMS TV · Bogor TV · Bunaken TV · Cahaya TV · Cakra TV · CB Channel · CT Channel · Deli TV · Da Ai TV · Dhamma TV · Elshinta TV · Fajar TV · Fativi · Ganesha TV · Gorontalo TV · GOTV · Gemilang TV · Gajayana TV · GNTV · JakTV · Jogja TV · JTV · Karesidenan TV · Kendari TV · L TV · Logis TV · Lombok TV · Mahameru TV · Malang TV · Minang TV · Makassar TV · Megaswara TV · MQTV · O Channel · PKTV · Pacific TV · Padjadjaran TV · Palembang TV · Pro TV · Rantau TV · Ratih TV · RBTV · Riau TV · Riauchannel · SAM TV · SJTV · Spacetoon (TV Anak) · SSTV · STV · TA TV · Tarakan TV · Televisi Tegal · Televisi Manado · Tugu TV · TV Borobudur · TVKU
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_Indonesia"