I-1
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di mancanegara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Berdasarkan surat Keputusan
delegasi Republik Indonesia, provinsi Sumatera
Tengah tanggal 18 Mei 1950 No.9/ Deprtmenggabungkan diri ke dalam
Republik
Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi empat kewedanan sebagai berikut: 1.
Kewedanan Tanjungpinang meliputi
wilayah
(termasuk kecamatan Bintan Timur, Galang,
kecamatan
Tanjungpinang
Bintan
Selatan
Barat
dan
Tanjungpinang Timur sekarang). 2.
Kewedanan Karimun meliputi wilayah kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.
3.
Kewedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.
4.
Kewedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Midai,Serasan,
kecamatan
Jemaja,
Siantan,
Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan berpedoman pada Instruksi Gubernur Riau tanggal10Februari 1964No.524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 Nopember 1965 No.UP/256/5/1965menetapkan bahwa terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah Administratif kewedanaan dalam kabupaten Kepulauan Riau di hapuskan. Pada tahun 1983, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1983, telah dibentuk kota administratif Tanjungpinang yang membawahi 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Tanjungpinang Barat dan kecamatan Tanjungpinang Timur, dan pada tahun yang sama sesuai dengan peraturan pemerintah No. 34 tahun 1983 telah pula dibentuk
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
I-2
kotamadya Batam. Dengan adanya pengembangan wilayah tersebut, maka Batam tidak lagi menjadi bagian kabupaten Kepulauan Riau. Berdasarkan Undang-Undang No. 53 tahun 1999 dan UU No. 13 tahun 2000, kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten yang terdiri dari : Kabupaten Kepulauan Riau,Kabupaten
Karimun
Dan
Kabupaten Natuna. Wilayah
Kabupaten Kepulauan Riau hanya meliputi 9 Kecamatan, yaitu: Singkep,
Lingga,
Senayang, Teluk Bintan, Bintan Utara, Bintan Timur, Tambelan, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur. Kecamatan Teluk Bintan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Galang. Sebahagian wilayah Galang dicakup oleh kota Batam. Kecamatan Teluk Bintan terdiri dari 5 desa, yaitu: Pangkil, Pengujan, Penaga, Tembeling dan Bintan Buyu. Penerbitan Undang-Undang No. 5 tahun 2001, kota administratif Tanjungpinang berubah menjadi kota Tanjungpinang yang statusnya sama dengan kabupaten Sejalan denganperubahan administrasi wilayah pada akhir tahun 2003, maka dilakukan pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Utara menjadi Kecamatan Teluk Sebong dan Bintan Utara. Kecamatan Lingga menjadi Kecamatan Lingga Utara dan Lingga. Pada akhir tahun 2003 dibentuk Kabupaten Lingga sesuai
dengan UU No. 31/2003, maka
dengan demikian wilayah Kabupaten Kepulauan Riau meliputi 6 kecamatan yaitu Bintan Utara, Bintan Timur, Teluk Bintan,Gunung Kijang, Teluk Sebong danTambelan. Dan berdasarkan PP No. 5 Tahun 2006 tanggal 23 Februari 2006, Kabupaten Kepulauan Riau berubah nama menjadi Kabupaten Bintan. Berdasarkan Perda No.11 Tahun 2007 dan Perda No.12 Tahun 2007 tentang pembentukan kelurahan/desa dan kecamatan baru maka pada tahun 2007 Kabupaten Bintan mempunyai 10 Kecamatan dan 51 Desa/Kelurahan. Sejarah pembentukan Kabupaten Bintan menggambarkan keberadaan Kabupaten Bintan yang strategis dan berpotensi menjadi daerah dengan daya saing yang kuat. Letak strategis secara geografis memungkinkan Kabupaten Bintan memiliki pertumbuhan ekonomi dari sektor jasa dan industri. Potensi daerah dengan sumber daya alam yang cukup akan mampu memenuhi kebutuhan dalam daerah dan sebagai sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat.Pelayanan pemerintahan yang baik apabila diwujudkan akan mempercepat proses pembangunan dan kemajuan di kabupaten Bintan. Pembangunan
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
I-3
yang diselenggarakan harus mendasar pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kaidah-kaidah manajeman pembangunan yang baik. Perencanaan
pembangunan
daerah
dalam
manajemen
pembangunan
merupakan fungsi dan langkah pertama yang harus dilakukan. Sebagai fungsi yang pertama berarti memiliki peran fundamental, karena akan menjadi dasar pijakan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi berikutnya. Berhasil tidaknya proses pembangunan daerah akan sangat tergantung pada sejauh mana kualitas perencanaan dapat dijadikan sebagai dasar pijakan yang kuat dan berkualitas bagi tahap pelaksanaan. Hal ini bukan berarti bahwa fungsi-fungsi yang lainnya tidak penting, melainkan bahwa perencanaan yang baik akan menjadi fondasi yang kuat, dan akan mempengaruhi kekuatan dan kualitas pilar-pilar manajemen pembangunan lainnya, yang secara keseluruhan merupakan suatu sistem yangsaling terkait, saling mempengaruhi dan saling mendukung bagi terciptanya pembangunan yang efektif dan efisein (Riyadi dan Bratakusumah, 2004 : 322). Perencanaan
pembangunan
daerah
dalam
perspektif
otonomi
daerah
diharapkan mampu mendorong dan menumbuhkan potensi suatu daerah dalam pembangunan skala nasional. Perencanaan itu perlu memiliki landasan yang kuat dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baikdengan memperhatikan karakteristik dan budaya masyarakat yang berlaku. Sebagai salah satu dokumen publik yang secara subtansial memuat kebijakan, program dan indikasi kegiatan adalahRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). RPJPD merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional yaitu sebagai satu kesatuan cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang daerah yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat daerah, oleh karena itu dalam penyusunan dokumen rancangan RPJPD ini, memperhatikan pula arah dan prioritas pembangunan nasional maupun arah dan prioritas pembangunan propinsi. Kabupaten Bintan selama ini telah memiliki rancangan awal RPJPD Kabupaten Bintan tahun 2005-2025 memuat visi, misi dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang, yang disusun dengan mengacu dokumen RPJP Nasional. Sejalan dengan dinamika pembangunan, rancangan tersebut perlu diselaraskan dengan penyusunan
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
I-4
Dokumen Rancangan RPJPD Kabupaten Bintan. Dokumen ini selanjutnya akan ditindaklanjuti dan ditetapkan menjadi RPJPD. RPJPD yang ditetapkan akan menjadi acuan bagi penyusunan dokumen RPJM Daerah setiap lima tahun. Visi dan misi dalam dokumen RPJM Daerah setiap lima tahun secara berurutan mengisi dan mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan Daerah RPJP Daerah yang berjangka waktu 20 tahun. Dokumen RPJM Daerah yang disusun mengacu RPJP Daerah itu selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berjangka waktu satu tahun. RKPD inilah yang menjadi acuan bagi penyusunan APBD. RPJP Daerah juga menjadi pedoman bagi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menjabarkan visi, misi, dan strategi kebijakannya ke dalam dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Sehingga penyusunan Renstra SKPD selain mengacu pada dokumen RPJM Daerah, juga memperhatikan dokumen RPJP Daerah. Kepala SKPD menjabarkan Renstra-SKPD ke dalam rencana kerja tahunan dengan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sesuai dengan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) serta Tugas dan Fungsidari masing-masing SKPD. Dengan demikian penyusunan Renja SKPD selain menjabarkan Renstra-SKPD juga memperhatikan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). 1.2. DasarHukumPenyusunan 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
LAPORAN AKHIR
I-5
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
3.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720);
4.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian,
Dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah. 1.3. HubunganAntarDokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah lainnya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro politis berwawasan 20 (dua puluh) tahun dan memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang yang digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJMD setiap 5 (lima) tahun sekali. Hubungan dokumen RPJPD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya digambarkan sebagai berikut ;
LAPORAN AKHIR
I-6
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
Gambar 1.1 Hubungan antar dokumen Perencanaan
RENSTRA KL Pedoman RPJP NASIONAL diacu
Pedoman
Pedoman
Pedoman
RKA - KL
RINCIAN APBN
Pemerintah Pusat
diacu dijabarkan
RPJM NASIONAL
Pedoman
RKP
diperhatikan
RPJP DAERAH
Pedoman
RENJA KL
RAPBN
APBN
Diserasikan melalui MUSRENBANG-NAS/DA
dijabarkan RPJM DAERAH n
Pedoman
RKPD
Pedoman RAPBD
KUA
APBD
PPAS
Pemerintah Daerah
Pedoman RENSTRA Pedoman SKPD
RENJA SKPD
Pedoman
UU SPPN
RKA – SKPD
PENJABARAN APBD
UU KN
1.4. SistematikaPenulisan BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang 1.2. DasarHukumPenyusunan 1.3. HubunganAntarDokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah lainnya 1.4. SistematikaPenulisan 1.5. MaksuddanTujuan
BAB II.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. AspekGeografidanDemografi 2.2. AspekKesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.4. Aspek Daya Saing Daerah
BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
LAPORAN AKHIR
I-7
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah 3.2. IsuStrategis BAB IV. VISI DAN MISI DAERAH
4.1. Visi 4.2. Misi BAB V.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah untuk masing-masing misi. 5.2. Tahapan dan Prioritas
BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN
1.5. MaksuddanTujuan 1. Maksud a.
Maksud dari kegiatan
ini adalah menyusun Rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bintan tahun 2005-2025. b.
RPJPD disusun dengan maksud untuk memberikan arah dan acuan bagi seluruh komponen pembangunan baik pemerintah kabupaten, masyarakat maupun dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama. Seluruh upaya dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan yang bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam sinergitas kegiatan pembangunan.
2. Tujuan a. menyajikan bahan Rancangan Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang Kabupaten Bintan sebagai salah satu tahapan dalam menyusun RPJP Daerah. b. Diharapkan dapat ditindak lanjuti menjadi rancangan akhir dan ditetapkan dalam suatu peraturan daerah yang dapat menjamin rasa keadilan dan kepastian hukum mengenai perencanaan pembangunan kurun 20 (dua puluh) tahun.
LAPORAN AKHIR