Series: Sermon Series Title: RAHASIA GEREJA 1 Injil, Kemakmuran, dan Harta
Part: 1 (Lanjutan)
Speaker: Dr. David Platt
Date: 30 April, 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
RAHASIA GEREJA INJIL, HARTA, DAN KEMAKMURAN (Lanjutan) Kecukupan Kristus Kita sekarang tiba pada keindahan Injil, yakni kecukupan Kristus, karena Allah telah melakukannya bagi kita di dalam Kristus. Kehidupan Kristus menampilkan kebenaran Allah. Kita adalah hamba-hamba dosa, karena itu kita membutuhkan seseorang yang bukan hamba dosa, yang dapat menaklukkan dosa melalui kehidupanNya. Itulah yang dikatakan dalam 1 Petrus 2:22. Petrus mengatakan, "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya." Juga dikatakan dalam Ibrani 4:15, "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
Página (Page) 1
sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." Sekali lagi, berbicara tentang kehidupanNya sendiri, Yesus berkata dalam Yohanes 8:46, "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu?" Yesus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Ia dengan sempurna menaati Hukum. Tidak ada tipu di dalam diriNya. KehidupanNya menampilkan kebenaran Allah. KematianNya memuaskan murka Allah. Dalam Roma 3:25 Paulus mengatakan, "Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya." Ungkapan "jalan pendamaian" dalam bahasa aslinya merupakan satu perkataan yang indah maknanya. Perkataan ini menunjuk kepada seseorang yang akan menyingkirkan murka Allah. Kristus yang menyingkirkan murka Allah yang kudus yang seharusnya anda dan saya yang menanggungnya karena dosa-dosa kita. MurkaNya adalah baik. Kita biasanya tidak menganggp kemurkaan sebagai satu hal yang baik, tetapi adalah hal yang benar-benar baik bahwa Allah membenci apa yang telah menghancurkan kita. Ia mencurahkan seluruh murkaNya yang kudus, karena dosa anda dan dosa saya, pada AnakNya, dan AnakNya menyingkirkan murka Allah itu dari atas kita. Inilah yang dikatakan Paulus dalam Roma 5:9, "Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah." Yesus mengambil tempat kita untuk dihukum oleh Allah, dan sebagaimana Paulus katakan dalam 2 Koribtus 5:21, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Itulah jalan pendamaian. Itu benar-benar baik. Kematiannya memuaskan murka Allah, dan kebangkitanNya mendemonstrasikan kuasa Allah. Allah meneguhkan
atau
membenarkan
karya
Kristus
dan
salib
untuk
dosa-dosa
kita
dengan
membangkitkanNya dari kubur. Saya menyukai apa yang dikatakan dalam Kolose 2:9-15, Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya
Página (Page)2
pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Karakter Allah: Dia adalah kudus, adil, Pencipta dan Juruselamat. Keberdosaan manusia: kita telah mati dalam dosa dan menjadi objek murka Allah, secara moral jahat, dan secara rohani sakit. Kristus telah datang. KehidupanNya menampilkan kebenaran Allah, kematianNya memuaskan murka Allah, dan kebangkitanNya mendemonstrasikan kuasa Allah. Perlunya Iman Jadi, bagaimana hal ini menjadi satu kenyataan dalam kehidupan kita? Perhatikan apa yang dimaksudkan dengan perlunya iman. Ikuti maksud saya di sini. Kita baru saja berbicara tentang bagaimana Kristus merupakan landasan keselamatan kita. Saudara-saudara, Yesus telah melakukan pekerjaan tersebut. Yesus telah mengalahkan dosa. Ia telah membeli kebenaran bagi anda dan saya, dan maknanya ialah bahwa tidak ada lagi pekerjaan apa pun yang perlu anda lakukan. Yesus telah melakukan semua itu. KaryaNya adalah dasar keselamatan kita. Itulah yang dimaksudkan oleh Paulus dalam Efesus 2:4-7, Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersamasama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Jika saya bertanya kepada anda, "Bagaimana anda dapat mengetahui bahwa anda telah mempunyai status yang benar di hadapan Allah," apa yang akan menjadi respons Anda? Jika kita saling berhadapan dan saya bertanya kepada anda, "Bagaimana anda dapat mengetahui bahwa anda benar di hadapan Allah?" Jika kata-kata pertama yang keluar dari mulut anda adalah, "Karena saya," maka saya ingin mendorong anda untuk berhati-hati, karena satu-satunya cara untuk menjadi orang yang benar di hadapan Allah adalah karena Kristus telah melakukan apa yang Ia telah lakukan. Ia adalah satu-satunya dasar. Ini bukan karena apa yang saya lakukan. Kristus adalah dasar pembenaran kita di hadapan Allah. Jadi, Kristus adalah dasar. Bagaimana hal itu dapat menjadi kenyataan bagi kita? Iman adalah sarana keselamatan kita. Iman adalah anti-perbuatan. Dalam Galatia 2:15-16 Paulus mengatakan, Kita sendiri adalah orang Yahudi oleh kelahiran dan tidak berdosa non-Yahudi, namun kita tahu bahwa seseorang tidak dibenarkan oleh hukum Taurat melainkan melalui iman dalam
Página (Page) 3
Yesus Kristus, sehingga kami juga telah percaya kepada Kristus Yesus, agar dapat dibenarkan oleh iman dalam Kristus dan bukan oleh hukum Taurat, karena dengan perbuatan hukum yang tidak akan dibenarkan. Tidak ada yang dapat Anda lakukan tapi percayalah pada apa yang telah dilakukan untuk Anda. Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. Tidak ada sesuatu pun yang dapat anda lakukan kecuali mengandalkan apa yang Kristus telah lakukan bagi anda. Saya ingin agar kita sedikit mendalami hal ini, karena di sinilah hal ini menjadi sedikit rumit ketika kita melihat hal-hal yang berbeda dalam Alkitab. Melalui iman kepada Kristus maka kita dinyatakan benar di hadapan Allah Bapa. Dalam Roma 5:1 Paulus mengatakan, "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Ia melanjutkan dengan mengatakan dalam Roma 5:10, " Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" Jadi, itulah yang terjadi. Pembenaran berarti dinyatakan benar di hadapan Allah Bapa melalui iman kepada Kristus. Kita mengalami satu kelahiran baru. Ingat percakapan Yesus dengan Nikodemus dalam Yohanes 3? Dikatakan dalam ayat 5-8, Jawab Yesus: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.'" Anda harus dilahirkan kembali. Jadi, apa yang terjadi ketika kita dilahirkan kembali? Yang pertama, Allah membuka mata kita. Sebagaimana yang baru saja kita baca, Yohanes 3:3 mengatakan, "Yesus menjawab, kata-Nya: 'Aku
Página (Page)4
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.'" Ingatkah anda tentang konteks di balik percakapan ini? Nikodemus adalah seorang yang baik. Ia adalah seorang pemimpin agama. Ia secara radikal mempunyai komitmen untuk Firman Allah. Ia telah mengajarkan Firman kepada orang lain, namun realisasinya masih belum terjadi dalam dirinya, karena itu ia sudah mati secara rohani dan ia memerlukan hidup, dan ia tidak pernah dilahirkan secara rohani berdasarkan semua yang ia telah lakukan. Kiranya Allah menolong kita untuk melihat ini. Tidak peduli apa yang telah kita lakukan, kita tetap mati. Anda tidak dapat membuat diri anda dilahirkan. Allah sendiri yang dapat membuka mata kita untuk ini, dan kemudian Allah mengubah hati kita. Yesus berkata, "Kamu harus dilahirkan dari air dan dari Roh." Anda membutuhkan perubahan radikal yang terjadi dalam diri anda. Keselamatan, jangan lewatkan ini, tidak dapat terjadi dari luar ke dalam. Keselamatan terjadi dari dalam ke luar. Allah mengubah hati kita. Itulah yang Paulus katakan dalam Titus 3:4-7. Ia mengatakan, Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Tapi ketika kebaikan dan cinta kasih dari Allah, Juruselamat kita muncul, Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena pekerjaan yang dilakukan oleh kami dalam kebenaran, tetapi karena rahmat-Nya sendiri, oleh permandian kelahiran kembali dan pembaharuan Roh Kudus, yang ia dicurahkan pada kita kaya melalui Yesus Kristus Juruselamat kita, sehingga kita yang dibenarkan karena kasih karunia-Nya kita menjadi ahli waris sesuai dengan harapan hidup yang kekal. Teks ini berbicara tentang pembersihan hati kita. Petrus mengatakan dalam 1 Petrus 1:23, "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." Firman Allah yang mengerjakan hal ini. Latar belakang di balik ucapan Yesus adalah Yohanes 3 adalah Yehezkiel 36, di mana Allah berbicara kepada nabi Yehezkiel tentang bagaimana umat Allah akan dibersihkan ole air dan oleh Roh. Saya ingin mengingatkan anda tentang apa yang dimaksudkan dalam teks ini. Apa yang terjadi bilamana Allah mengubah hati kita? Pertama, Ia membersihkan atau menyucikan kita. Dikatakan dalam Yehezkiel 36:24-25, "Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan
Página (Page) 5
mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu." Itulah yang terjadi ketika kita dilahirkan kembali.. Allah mengubah hati kita. Ia membersihkan kita dari dosa-dosa kita, menyucikan kita oleh kuasa FirmanNya, tetapi itu bukan semuanya. Kita dilahirkan dari air dan dari Roh. Allah membersihkan kita, dan yang kedua, Ia berdiam di dalam kita. Beberapa ayat berikutnya, yakni Yehezkiel 36:26-27, mengatakan hal yang sama, "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya." Jadi, Allah menempatkan RohNya di dalam diri kita, dan itulah yang kita butuhkan. Kita tidak hanya memerlukan pembersihan. Ini adalah yang biasanya kita katakan ketika kita berpikir tentang Injil dan keselamatan. Kita berkata, "Saya sudah dibersihkan dari dosa-dosa saya. Sekarang saya ingin hidup sebagaimana yang saya inginkan." Itu bukanlah Injil. Anda tidak dapat dibersihkan dari dosa-dosa anda, dan kemudian hidup menurut keinginan anda. Anda dibersihkan dari dosa-dosa anda, dan anda didiami oleh Roh Allah, dan itu berarti bahwa anda harus hidup sebagaimana yang Ia kehendaki sekarang. Segala sesuatu dalam hidup anda menjadi berbeda. Ini mempunyai arti yang sangat penting. Anda tentu sudah mendengar tentang hasil studi Barna (semacam lembaga yang melakukan penelitian di kalangan orang-orang Kristen dan gereja) tentang apa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen yang lahir baru. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai orang-orang Kristen yang lahir baru, menurut studi tersebut, maka yang harus anda lakukan adalah menyatakan bahwa anda telah membuat komitmen iman yang signifikan kepada Yesus Kristus. Kebanyakan pemabuk yang pernah saya temui di jalan-jalan mengatakan demikian. Hal yang kedua adalah bahwa anda harus percaya bahwa anda akan ke surga. Kemudian mereka berbicara tentang bagaimana orang-orang Kristen yang dilahirkan kembali akan hidup seperti dunia ini. Mereka berbicara tentang bagaimana orang-orang Kristen yang dilahirkan kembali melakukan hal-hal seperti yang dunia ini lakukan, dan mereka mempunyai statistik untuk menunjukkan itu. Tetapi kenyataannya adalah bahwa statistik mereka mungkin benar, namun kesimpulan mereka benar-benar salah. Jika orang-orang hidup seperti yang dunia ini lakukan, maka itu tidak menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang Kristen lahir baru harus terlihat seperti demikian. Yang ditunjukkan kepada kita ialah bahwa ada beberapa orang yang berpikir bahwa mereka telah dilahirkan kembali namun sebenarnya tidak demikian. Mereka mungkin melakukan ini atau itu, tetapi mereka belum dibersihkan dan belum diubahkan dari dalam ke luar.
Página (Page)6
Itu adalah satu pertanyaan yang sangat penting bagi setiap orang dari antara kita yang akan melewati seri pelajaran ini. Ini adalah satu pertanyaan penting yang memiliki dimensi kekekalan: Apakah Allah telah mengubah hati anda? Bukan apakah anda telah berjalan menuju altar atau apakah anda telah melakukan hal-hal tertentu yang diminta dari anda. Apakah hati anda telah dibersihkan dan didiami oleh Roh Allah? Allah yang membuka mata kita sehingga kita menyadari kebutuhan kita akan Dia. Ia yang mengubah hati kita. Ia yang memungkinkan kita untuk percaya. Dalam bagian kedua dari peristiwa yang diceritakan dalam Yohanes 3:11-21, perkataan "percaya" disebutkan tujuh kali pada tempat yang berbeda. Allah yang memungkinkan kita untuk percaya, dan itu adalah kuncinya. Frasa yang berisi gagasan tentang percaya ini sengaja ditekankan dalam bagian ini. Jelas bahwa ini adalah sesuatu yang kita lakukan. Kitalah yang percaya. Tidak ada orang lain yang dapat melakukan hal ini untuk kita. Kita bertanggung jawab kepada Allah untuk itu. Nasib kita dalam kekekalan bergantung pada apakah kita percaya kepada Kristus ataukah kita tidak percaya kepadaNya. Tetapi saya ingin agar kita melihat bahwa tindakan percaya ini tetap merupakan sesuatu yang terjadi oleh anugerah Allah. Lihatlah apa yang Yesus katakan dalam Yohanes 6:44, "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman." Dalam Kisah Para Rasul 11:18 anda dapat melihat bagaimana orang-orang datang kepada Kristus. Dikatakan dalam ayat tersebut, "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: 'Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.'" Demikian juga dikatakan dalam Kisah Para Rasul 14:27, "Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman." Allah yang melakukannya. Hal ini jelas dalam Kisah Para Rasul 15:9 yang mengatakan, "dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman." Demikian juga dikatakan dalam Kisah Para Rasul 16:14, "Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus." Allah yang membuka hatinya. Hal ini dapat membingungkan kita. Kita mungkin berkata, "Kalau begitu apa yang harus saya lakukan? Apa yang Allah lakukan dalam keselamatan?" Inilah kenyataannya. Iman adalah tindakan kita. Kita yang percaya, tetapi iman ini hanya mungkin karena tindakan Allah. Anda berkata, "Bagaimana hal itu terjadi?" Kita sudah berbicara tentang hal itu sebelumnya, dan jawabannya adalah bahwa itu adalah satu misteri,
Página (Page) 7
tetapi itu adalah indah. Keselamatan kita tidak tergantung pada pekerjaan-pekerjaan kita. Ini benar-benar tergantung pada anugerahNya. Itulah intinya. Lihatlah Perjanjian Baru. Anda akan melihat unsure apakah yang terkandung dalam tindakan percaya. Apa itu percaya? Dengan anugerahNya kita berbalik dari dosa-dosa kita dan dari diri kita sendiri. Kita bertobat. Itulah undangan Kristen yang pertama dalam Perjanjian Baru. Ddalam khotbah Kristen yang pertama, sebagaimana yang dikatakan dalam Kisah Para Rasul 2:38, Petrus mengatakan, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." Selanjutnya, dalam Kisah Para Rasul 3:19 ia mengatakan, "Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan." Kita berbalik dari dosa dan dari diri sendiri, dan oleh anugerahNya kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Ia menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, dan Ia memerintah sebagai Tuhan atas hidup kita. "Tuhan" adalah istilah yang dominan yang digunakan untuk Yesus dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat Roma. Dalam Kisah Para Rasul 2:36 Petrus mengatakan, 'Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.'" Lalu dikatakan dalam Kisah Rasul 16:31, "Jawab mereka: 'Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.'" Demikian juga dalam Roma 10:9 Paulus mengatakan, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." Yang menarik ialah bahwa kita tidak pernah melihat siapa pun dalam Alkitab yang berbicara tentang menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita. Sebaliknya, kita melihat orang-orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Raja yang memerintah atas kehidupan kita. Untuk merangkum semua ayat di atas, kita dapat mengatakan bahwa Kristus adalah dasar keselamatan kita. Iman adalah sarana keselamatan kita. Ini memberikan kepada kita satu keyakinan yang radikal. Keselamatan kita adalah pasti. Itu adalah kabar baik. Ini tidak didasarkan pada seberapa baik kita akan lakukan besok atau minggu depan atau tahun depan. Ini didasarkan pada anugerahNya, pada apa yang telah Ia lakukan bagi kita. Ia telah mengampuni kita. Ia telah menempatkan RohNya di dalam diri kita. Dalam Efesus 1:11-14 Paulus mengatakan, Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya -supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi pujipujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman
Página (Page)8
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. Juga, dikatakan dalam 1 Yohanes 5:13-15, Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Semuanya itu kutuliskan kepada Anda yang percaya dalam nama Anak Allah supaya kamu tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. Dan inilah keberanian percaya kita miliki terhadap dirinya, bahwa jika kita meminta sesuatu menurut kehendakNya Ia mengabulkan doa kita. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita tahu bahwa kita memiliki permintaan yang telah kita minta kepada-Nya. Jadi, dengan iman awal yang kita miliki kepada Kristus, kita dinyatakan benar di hadapan Allah Bapa. Kita dilahirkan kembali. Kemudian, jelas bahwa ini bukan berarti bahwa semuanya berhenti di sini. Yang kedua, dengan iman yang terus-menerus kepada Kristus, kita sekarang berjalan bersama Allah sebagai sahabat kita. Orang bisa saja mengklaim bahwa mereka telah dibenarkan di hadapan Allah Bapa, tetapi jika mereka tidak berjalan bersama Allah sebagai sahabat, maka akan timbul pertanyaan tentang apakah mereka sudah ataukah belum dibenarkan di hadapan Allah Bapa. Yesus berkata dalam Yohanes 15:15, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Perhatikan apa yang saya maksudkan di sini, karena di sinilah masalahl ini dapat benar-benar membingungkan. Kita telah mengalami kelahiran baru dalam keselamatan kita. Kita juga telah mengalami kehidupan yang baru. Paulus mengatakan dalam Galatia 2:17-21, Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan
Página (Page) 9
Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. Jadi, kita diselamatkan oleh iman, dan kemudian kita menjalani keselamatan kita oleh iman. Seluruh hidup kita adalah hidup oleh iman. 1 Yohanes 2:4-6 melanjutkan dengan mengatakan, Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Kita berjalan dalam iman, kita hidup oleh iman, dan apa yang dihasilkan adalah satu ketaatan yang radikal. Yesus mengatakan dalam Lukas 9:23-24, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." Jadi inilah yang anda alami. Bilamana anda telah dibenarkan di hadapan Allah Bapa, dan bilamana anda berjalan bersama Allah sebagai sahabat, maka anda tidak perlu takut untuk melakukan perintah-perintahNya. Anda bebas untuk melakukan apa pun yang Ia perintahkan, karena anda tahu bahwa Ia adalah baik. Ia cukup baik untuk menyelamatkan anda dan menyediakan diriNya bagi anda sebagai Bapa dan sahabat. Jadi, dasar keselamatan kita adalah Kristus. Sarana keselamatan kita adalah iman. Perbuatan adalah bukti keselamatan kita. Kita harus menghindar dari kebenaran yang didasarkan pada perbuatan, yakni paham yang mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan kita yang membuat kita benar di hadapan Allah. Tetapi itu tidak berarti bahwa perbuatan-perbuatan kita sama sekali terputus dari gambaran keselamatan yang menyeluruh. Di sinilah saya ingin agar anda memperhatikan maksud saya. Perbuatan-perbuatan kita bukanlah dasar keselamatan kita, dan juga bukanlah sarana keselamatan kita, tetapi merupakan bukti keselamatan kita. Dengarkan apa yang dikatakan dalam Yakobus 2:14-26, Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan seharihari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan
Página (Page)10
makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatanperbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah." Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Iman memiliki perbuatan. Dalam teks ini Yakobus mengatakan dua hal. Yang pertama, ia mengatakan bahwa iman menciptakan perbuatan. Yakobus menggunakan Abraham sebagai contoh di sini. Pikirkan tentang Abraham. Dalam Kejadian 15, Allah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan memiliki seorang putra. Abraham akan memiliki keturunan, dan Kejadian 15:6 mengatakan, "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Apa yang dikatakan ini benar-benar kembali ke apa yang dikisahkan dalam Kejadian 12, ketika Abraham percaya kepada Allah, dan ia mulai mengikuti Allah ke mana Allah membawanya. Tetapi dikatakan dalam Kejadian 15:6, "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Sekarang anda bisa melihat apa yang terjadi dalam Kejadian 22 ketika Abraham, dalam ketaatannya kepada Allah, membawa anaknya ke satu gunung dan di sana ia segera akan mengorbankan anak satusatunya itu. Kapan Abraham memiliki iman? Kapan ia menerima iman? Abraham menunjukkannya dalam Kejadian 12 dan Kejadian 15, dan akibat iman adalah ketaatan yang radikal atau perbuatan. Iman
Página (Page) 11
menciptakan perbuatan-perbuatan. Itulah yang kita lihat. Bahkan dalam Filipi 2:12-13, Paulus, yang selalu menentang perbuatan sebagai dasar keselamatan, mengatakan, "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Kita perlu mengerjakan keselamatan kita sendiri. Jadi, bagaimana kita seharusnya berpikir tentang perbuatan? Iman menciptakan perbuatan, tetapi bukan perbuatan yang didorong oleh keinginan daging. Itulah yang Paulus sering tekankan bilamana ia berbicara tentang perbuatan. Ini adalah perbuatan-perbuatan yang kita lakukan untuk mendapatkan jalan kepada Allah atau untuk memperoleh perkenanan Allah. Itulah yang Paulus bicarakan di seluruh surat Galatia. Paulus mengatakan dalam Galatia 2:16, "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.’" Berkali-kali Paulus mengatakan dalam surat Galatia, "Tidak. Itu akan mengarah ke kehidupan legalistis," yaitu yang mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan kita dapat membuat Allah berkenan kepada kita. Kita harus terus-menrus waspada terhadap bahaya tersebut pada setiap waktu. Paulus menegur orang-orang di Galatia dalam Galatia 3:1-3: Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Apa yang mereka lakukan ini tidak membawa kemuliaan bagi Allah. Ini hanya meninggikan manusia, karena mereka melakukannya untuk mendapat jalan masuk kepada Allah. Paulus berbicara tentang hal itu dalam Roma 4:2. Ia mengatakan, "Karena jika Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ia memiliki sesuatu untuk membanggakan diri, tetapi tidak di hadapan Allah." Jadi, ketika kita berkata bahwa iman menciptakan perbuatan, kita bukannya berbicara tentang perbuatan-perbuatan yang didorong oleh keinginan daging, yaitu kehidupan legalistis yang mengagungkan manusia dan bukan Allah. Sebaliknya, kita berbicara tentang perbuatan-perbuatan yang merupakan buah iman. Yang kita bicarakan adalah perbuatan-perbuatan yang didasarkan pada akibat dari iman kita kepada Allah. Itulah yang dimaksudkan oleh Yakobus ketika ia berbicara tentang
Página (Page)12
perbuatan, dan itulah juga yang Paulus maksudkan bilamana ia berbicara tentang perbuatan-perbauatan sebagai buah iman. Tetapi Paulus berbicara tentang perbuatan-perbuatan tersebut dalam konteks kehidupan kasih. Dalam Galatia 5:6 Paulus berkata, "Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih." Bahkan Paulus berkata, "Yang paling penting adalah iman yang bekerja melalui kasih." Ini adalah keindahan dari perbuatan-perbuatan yang diciptakan oleh iman. Perhatikan hal ini. Pada waktu kita percaya kepada Allah dengan sepenuh hati, kita tinggal di dalam Dia. Dalam Yohanes 15:5 Yesus berkata, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Pada saat kita percaya kepadaNya, kita taat kepadaNya, dan buah dari kepercayaan kepada Allah adalah ketaatan kepada Allah. Dapatkah anda memahaminya? Yesus berkata dalam Yohanes 15:14-16, Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Buah kepercayaan kepada Allah adalah ketaatan kepada Allah, dan sebagai akibatnya, ini membawa kemuliaan yang besar bagi Allah. Dalam Yohanes 15:8 Yesus berkata, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." Karena itu, dengan cara ini, perbuatan adalah benar-benar, benar-benar, benar-benar baik. Inilah perbuatan yang tidak didorong oleh keinginan daging dalam rangka memperoleh perkenanan di hadapan Allah, melainkan perbuatan-perbuatan yang merupakan buah dari iman, buah dari tindakan percaya akan Allah. Paulus mengatakan dalam 2 Tesalonika 1:11-12, "Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus." Iman menciptakan perbuatan-perbuatan, dan kemudian perbuatan-perbuatan melengkapi iman. Yakobus mengatakan pada bagian akhir Yakobus 2:22, "Dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi
Página (Page) 13
sempurna." Jadi, iman kita dilengkapi dalam perbuatan-perbuatan kita. Iman itu mencapai hasilnya yang penuh dalam perbuatan-perbuatan kita, dan ketika itu terjadi, Allah memuliakan diriNya dalam keselamatan yang cuma-cuma yang diberikan kepada kita. Semua ini didasarkan semata-mata padaNya. Saya menyukai apa yang Yesus katakan dalam Yohanes 3:20-21: "Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." Allah memuliakan diriNya dalam keselamatan yang cuma-cuma, dan juga Allah memuliakan diriNya dalam kehidupan yang penuh yang dialami oleh orang-orang yang diselamatkan. Kita harus melawan pandangan yang mengatakan bahwa kita dapat diselamatkan atau dilahirkan kembali dan setelah itu kehidupan kita tetap sama seperti biasa. Itu bukan yang dimaksudkan dengan keselamatan. Itu sama dengan menghujat Allah. Ia secara radikal mengubah kehidupan kita, dan iman kepadaNya menghasilkan buah dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya Yesus berkata dalam Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Yesus juga mengatakan dalam Yohanes 10:10, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Berikut ini adalah dua pernyataan yang meringkaskan seluruh pembahasan kita. Saya ingin memastikan bahwa kita memiliki pemahaman yang sama tentang hal ini. Yang pertama, dasar, sarana, dan bukti keselamatan kita hanya dimungkinkan oleh anugerah Allah. Semua ini hanya karena anugerah. Agustinus berkata, "Allah memberikan apa yang Ia tuntut." Satu contoh tentang kebenaran ini yaitu jika saya misalnya harus memberikan uang kepada anak-anak saya agar mereka dapat memberikan hadiah kepada saya. Apakah dalam hal ini mereka benar-benar memberikan hadiah kepada saya? Ya, tetapi tidak benarbenar demikian. Saya mungkin bisa saja menemukan sesuatu yang lebih baik dengan uang saya tersebut, tetapi kenyataannya adalah bahwa apa yang mereka berikan itu hanya dimungkinkan oleh apa yang saya telah berikan kepada mereka sebelumnya. Tentu ini bukan satu ilustrasi yang sempurna, jadi jangan menarik arti yang terlalu jauh, tetapi kenyataannya adalah bahwa segala sesuatu yang kita berikan kepada Allah adalah apa yang telah kita terima dari Allah sebelumnya. Semua ini karena anugerah. Dalam Efesus 2:8-10 Paulus berkata, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Paulus juga
Página (Page)14
mengatakan dalam 1 Korintus 15:9-10, "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." Sekali lagi, dalam Kolose 1:27-29, Paulus mengatakan hal yang sama, Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. Inilah yang saya bayangkan. Saya membayangkan bagaimana Paulus bangun pada suatu pagi hari, dan saat itu ia berkata, "Saya membutuhkan anugerah pada hari ini." Lalu ia bekerja sepanjang hari itu. Ia bekerja keras, dan ketika ia sampai ke akhir hari itu, ia berkata, "Semua ini adalah anugerah, hanya oleh anugerah, dan saya akan bangun di pagi hari dan melakukan pekerjaan saya lagi." Semua ini adalah anugerah dan ia meneruskan pekerjaannya lagi. Jadi, pekerjaan atau perbuatan di sini adalah baik. Kita tidak perlu lari dari perbuatan-perbuatan. Perbuatan adalah baik jika itu diproduksi oleh iman. Saya menyukai kutipan dari Ian Thomas ini, Waspadalah, agar sebagai seorang Kristen jangan sampai anda jatuh dalam jebakan Setan! Anda mungkin telah menemukan dan mengenal Allah melalui Tuhan Yesus Kristus, dengan sepenuh hati telah menerima Dia sebagai Penebus anda, namun jika anda tidak masuk ke dalam misteri kehidupan iman yang saleh, dan membiarkan Allah tinggal di dalam anda yang telah diciptakan menurut gambarNya, maka anda akan berusaha untuk menjadi saleh dengan cara menyerahkan diri anda kepada peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan eksternal, dan dengan cara menyesuaikan diri anda dengan pola-pola perilaku yang dikenakan pada anda oleh masyarakat Kristen tertentu yang telah anda pilih dan di mana anda berharap dapat “diterima”. Dengan cara ini anda akan melanjutkan kebiasaan kafir yang menjalankan agama dalam energi daging, dan dalam anda mengejar kebenaran maka anda akan melakukan penyembahan berhala karena anda menghormati 'Kekristenan' lebih daripada menghormati Kristus! Saya berharap bahwa saya dapat menulis kata-kata seperti itu. Itu benar-benar indah. Apa yang dikatakannya mempunyai makna yang sangat penting. Hal ini penting karena bilamana kita berbicara
Página (Page) 15
tentang apa yang perlu kita lakukan dengan harta kita, kita perlu menyadari bahwa hanya oleh anugerah Allah kita dapat melakukan hal-hal tersebut, dan ketika kita melakukan hal-hal tersebut, kita bukannya berharap untuk mendapatkan perkenanan di hadapan Allah. Ketika kita melakukan hal-hal tersebut, kita melakukannya berdasarkan kepercayaan dan iman kepada Allah. Semuanya oleh anugerah semata-mata. Pernyataan kedua yang merupakan ringkasan dari pembahasan kita juga memiliki makna yang sangat penting. Dasar, sarana, dan bukti keselamatan kita, semuanya pada akhirnya terkait dengan penghakiman di hadapan Allah. Perhatikan apa yang saya maksudkan di sini. Anda akan berdiri di hadapan Allah di surga pada suatu hari nanti, dan -- dengan menggunakan pertanyaan yang sudah cukup berumur -- kepada anda akan ditanyakan, "Mengapa anda akan diizinkan masuk ke surga?" Jawaban anda adalah, "Karena Kristus telah membayar harga untuk dosa-dosa saya, Ia telah menyingkirkan murka Allah yang seharusnya ditimpakan kepada saya, dan Ia telah bangkit dengan kuasa yang menaklukkan dosa-dosa. Dasar satu-satunya bagi saya sehingga diizinkan masuk ke surga adalah Dia. Saya telah percaya kepadaNya. Saya tidak berpegang pada sesuatu pun dalam kehidupan saya. Tidak ada sesuatu pun di tangan saya yang saya bawa. Hanya pada salib saya berpegang." Di latar belakang jawaban anda ini terdapat satu kehidupan yang benar-benar membuktikan bahwa itu adalah satu kenyataan. Latar belakang ini bukanlah dasar yang di atasnya anda diizinkan untuk masuk ke surga. Tentu saja tidak. Dasarnya adalah Kristus. Saya diizinkan masuk ke surga bukan karena saya melakukan hal-hal tertentu. Ini semata-mata adalah karena iman, dan ada buah-buah yang berasal dari iman itu,. Sebagaimana yang dibicarakan dan ditunjukkan oleh Yakobus, ini bukanlah iman yang mati, melainkan iman yang sejati. Kita dapat melihat pernyataan-pernyataan yang kita bahas ini dalam Alkitab. Dalam Matius 7:21 Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." Yesus juga mengatakan dalam Matius 24:13, "Tetapi orang yang bertekun sampai pada kesudahannya akan selamat." Apakah dengan demikian berarti kita harus bekerja untuk keselamatan kita? Tidak. Ini berarti bahwa iman itu bertekun atau bertahan. Dalam Roma 2:6-8 Paulus mengatakan, "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat." Demikian juga Paulus mengatakan dalam Kolose 1:22-23, Sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu
Página (Page)16
kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Dalam 1 Timotius 4:16 Paulus mengatakan, "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." Anda akan menyelamatkan diri anda.. Apa maksudnya? Dalam Kisah Para Rasul 26:19-20 kita melihat Paulus yang sedang berdiri di hadapan Raja Agripa, dan saat itu ia mengatakan, "Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu." Pertobatan menghasilkan perbuatan-perbuatan. Bagian ini cocok untuk apa yang kita seddang bicarakan. Dalam Matius 25:41-46 Yesus berkata, Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. Ini tidak berarti bahwa karena anda tidak melakukan hal-hal tertentu maka anda tidak akan berada di surga. Mengapa anda tidak akan berada di surga adalah karena anda tidak percaya kepada Kristus. Itu adalah kuncinya. Dasarnya adalah Kristus, sarananya adalah iman, dan buktinya adalah perbuatanperbuatan. Urgensi Kekekalan Semua itu membawa kita ke benang Injil yang terakhir, yakni urgensi kekekalan. Ini mempunyai makna yang amat penting, dan maknanya adalah sederhana. Surga adalah satu realitas yang mulia bagi mereka
Página (Page) 17
yang percaya kepada Kristus. Yohanes 3:16 mengatakan, "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Demikian juga dalam Filipi 3:20-21 Paulus mengatakan, "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya." Di sisi lain, neraka adalah suatu satu realitas yang mengerikan bagi mereka yang mati tanpa Kristus. Wahyu 20:11-15 mengatakan, Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masingmasing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. Pada titik inilah saya ingin berhenti sesaat sebelum kita melangkah lebih jauh. Saya ingin mengajukan satu pertanyaan kepada anda. Apakah Allah telah memberikan kepada anda hati yang baru? Apakah anda telah dilahirkan kembali? Apakah anda telah memandang kepada Kristus dan hanya kepada Kristus sebagai dasar keselamatan anda? Apakah anda telah menyingkirkan segala upaya religius yang anda lakukan dalam rangka memperoleh perkenanan di hadapanNya? Apakah anda percaya hanya kepadaNya? Jika anda belum melakukan itu, maka saya ingin mendorong anda agar melakukannya, Kristus adalah baik. Ia telah membayar harga untuk dosa-dosa anda, dan anda bebas dari upaya-upaya anda untuk mencoba mendapatkan jalan masuk kepada Allah penguasa alam semesta. Allah penguasa alam semesta telah membuat jalanNya kepada anda melalui Kristus. Selama beberapa menit terakhir ini, mungkin Ia telah membuka mata anda, dan mungkin, pada saat ini, Ia sedang mengubah hati anda. Jika itu terjadi, saya ingin mendorong anda untuk berbalik dari dosa anda dan dari diri sendiri, dan percaya kepada Kristus dan dilahirkan kembali, dan dibawa ke dalam kehidupan.
Página (Page)18
Injil menuntut satu keputusan. Ini menuntut satu keputusan dalam kehidupan setiap orang yang ada dalam ruangan ini. Apakah anda akan berpaling dari Yesus, apakah anda memilih untuk hidup tanpa Kristus sekarang dan mati tanpa Kristus untuk selama-lamanya, ataukah anda mau berpaling kepada Yesus? Apakah anda mau mati terhadap diri sendiri bersama Kristus sekarang dan hidup bersama Kristus untuk selama-lamanya? Itu adalah pertanyaan yang paling penting. Dalam 2 Tesalonika 1:5-10 Paulus berkata, Suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selamalamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page) 19