PROGRAM UMUM PRSSNI PERIODE 2011 - 2015 I. Gambaran Umum Industri Penyiaran Hampir sepuluh tahun, sejak lahirnya UU No 32 tentang Penyiaran, kondisi penyiaran radio di Indonesia, secara kuantitatif mengalami lonjakan yang cukup fantastik. Jika tahun 1998 jumlah stasiun radio kurang dari 1000, akhir 2010 ada sekitar 2590 lembaga penyiaran radio yang berproses di Kemenkominfo (159%). Angka tersebut akan melonjak lagi seiring adanya penambahan kanal FM, yang semula 3297 kanal menjadi 8.210 berdasarkan Permen Kemenkominfo No 13 Tahun 2010 tentang revisi KM No 15 Tahun 2003. Ini baru dari penyiaran analog, belum yang digital. Sayangnya, lonjakan jumlah lembaga penyiaran tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pendengar dan pendapatan radio secara nasional. Radio Reach & TSL
All People 10+, Mon-Sun, 05:00 AM – 12.00 Kota Jakarta Medan Makasar Surabaya Semarang Yogyakarta Bandung
Reach TSL Reach TSL Reach TSL Reach TSL Reach TSL Reach TSL Reach TSL
W4 47% 17.20 45% 12.10 50% 19.31 48% 16.16 45% 21.06 52% 15.56 50% 20.09
2010 W3 W2 46% 46% 18.14 18.58 45% 49% 13.28 16.15 54% 60% 18.37 19.17 48% 53% 17.25 19.10 47% 50% 17.55 16.23 58% 60% 16.56 18.10 50% 53% 17.49 18.26
W1 48% 18.14 49% 19.52 63% 17.54 57% 20.28 54% 18.17 63% 17.53 55% 20.27
W4 47% 17.20 57% 22.59 65% 18.46 57% 21.25 60% 18.12 68% 19.47 54% 23.19
2009 W3 W2 50% 50% 18.19 18.28 56% 58% 21.34 20.43 62% 57% 19.27 18.40 60% 60% 20.53 21.25 58% 57% 17.44 19.50 71% 73% 20.42 21.50 58% 58% 24.38 27.17
W1 51% 18.49 58% 19.19 54% 18.47 54% 24.24 54% 18.42 72% 22.01 52% 28.08
W4 53% 20.58 59% 18.05 55% 20.06 58% 22.51 54% 18.33 71% 20.56 56% 27.53
2008 W3 W2 58% 59% 21.15 21.26 60% 62% 19.59 21.19 59% 67% 20.36 22.33 60% 61% 24.36 26.43 58% 60% 19.36 19.19 72% 70% 19.54 18.51 68% 56% 22.33 22.17
W1 59% 21.21 66% 21.30 70% 20.21 62% 26.08 63% 19.42 67% 19.46 62% 23.25
Sumber : Masima Corporation 2010.
Berdasarkan tabel data dari Nielsen tersebut, radio reach/radio listenership memperlihatkan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Awal tahun 2008 angkanya masih diatas 60 %, maka pada penelitian wave 4 tahun 2010, rata-rata pendengar radio di 7 kota besar di Indonesia tinggal 48 %. Sementara itu, Time Spent Listening - sebuah rasio yang mengukur lamanya pendengar mendengarkan stasiun radio – menurun dari 20 jam perminggu (2008) menjadi 17 jam perminggu (2010), atau rata-rata 2,4 jam perhari. Penurunan tersebut, tidak lepas dari fantastiknya pertumbuhan media baru berbasis internet dan digital. Data Web : 45 juta (naik 1.150% dalam 9 tahun); pengguna Facebook : 26.87 juta (naik 205, 8 % dalam 12 bulan); pengguna Twitter : 2.4 juta account, dan diperkirakan pengguna internet (3thn) mendatang: 100 juta. Ini bukan hal yang mustahil, karena hanya dengan HP seharga Rp 299.000,- masayarakat sudah bisa mengakses internet, dan akan menambah pengguna HandPhone yang sekarang telah berjumlah 148 juta (Andy Syarif-SITTI).
Indonesia Facebook Statistics (end of 2010)
Indonesia Facebook Statistics (end of 2010)
Indonesia Facebook Statistics (end of 2010)
MEDIA TRADISIONAL
MEDIA ONLINE
• Peredaran informasi butuh waktu
• Peredaran informasi instan
• Peredaran informasi dapat dikontrol
• Peredaran informasi tidak dapat dikontrol
• Dapat membentuk persepsi masyarakat
• Persepsi dibentuk oleh masyarakat
MELEK DIGITAL Jadi, agar radio tidak ditinggal pendengarnya, Andy Syarif mengusulkan harus MELEK DIGITAL. Hal ini juga yang dilakukan oleh harian Kompas mengembangkan Kompas.com, dengan jumlah unique visitorr 13.798.532 dan page view 99.039.692. Sejak 2009, Kompas.com bersama Flexy merintis mobile newspaper paper KompasFlexy. Dengan handset teknologi brew sebanyak 837.680 pengguna flexy mengakses Kompas mobile dengan page view 14.375.818. Puaskah Kompas dengan itu ? Tidak. Kini Kompas sedang merambah BB, yang di Indonesia pasarnya lebih dari 3 juta pelanggan. Bagaimana dengan kondisi periklanan Radio ? Sama dengan kondisi TSL yang menurun, persentase periklanan radio secara nasional juga menurun. Data Radex tahun 2007:1.4 % (Rp525.000.000.000,00); 2010: 1.1% (Rp638.000.000.000,00), dengan distribusi 80% di Jakarta, sedang jumlah radio yang berebut kue lebih dari 2000 stasiun tersebar di 33 provinsi. Sementara, sesuai dengan sifat radio yang lokal, untuk survive dituntut menggarap potensi iklan lokal sebagai income radio. Sudah optimalkah ? Dari kondisi tersebut, masalah kecilnya Radex dan rendahnya TSL, merupakan problem nasional yang terkait dengan beragam komponen di luar radio. Ragam media kian banyak, new media (media online, sosial media) hadir dengan sangat fantastik dalam menyedot perhatian publik yang menyisakan sedikit waktu buat radio. II. Peta Anggota damn Organisasi Diusia ke-36 kondisi organisasi dan anggota PRSSNI tergambar sebagai berikut : 1. Anggota a) Jumlah Anggota terakhir (2010): 774 b) Anggota berdasarkan Status Perizinan : (1) Sudah ber IPP : 566 Stasiun (2) Dalam proses : 208 Stasiun c) Komposisi Anggota berdasarkan teknologi siaran : (1) AM : 160 (2) FM : 614
2. Kepengurusan Organisasi; (1) 22 Pengurus Daerah di seluruh Indonesia. (2) 2 Koordinator (Bangka Belitung, NTT). (3) 13 Pengurus Cabang, hanya berada di Jawa Barat (6 PC), Jawa Tengah (7 PC). 3. Fenomena Radio Jejaring (networks); telah menjadi bagian dari dinamika industri radio. Jejaring Radio yang saat ini tercatat lebih dari 20 buah, berkembang dan keberadaannya merupakan kekuatan pengarah (potential driver) perkembangan industri yang patut ditempatkan sebagai bagian tak terpisahkan dari industri media radio. 4. Dana Organisasi; Dana organisasi yang bersumber dari Uang Pangkal Anggota dan Iuran Anggota Rp 100.000,- perbulan hanya cukup untuk menjalankan roda organisasi dan biaya pelaksanaan Munas. Sementara, dana yang bersumber dari penjualan air time anggota 5 spot perhari dalam bentuk iklan bersama, sulit diharapkan karena disparitas harga yang tinggi. Sedang potensi dana dari usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat sulit diharapkan. 5. Dari aspek perizinan radio; masih ada sekitar 200 anggota yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan administratif, baik untuk penyesuaian IPP maupun proses mutasi dari AM ke FM. Sementara, tahun ini sudah waktunya proses perpanjangan IPP bagi sejumlah radio penerima tahap pertama (2007). Sementara Juklak dan Juknis prosedur perpanjangan IPP belum ada. III. ARAH KEBIJAKAN PRSSNI “Membangun organisasi yang berdayaguna bagi industri penyiaran radio.” IV. PROGRAM UMUM PRSSNI 2011-2015 1. Memperjuangkan regulasi yang kondusif bagi anggota PRSSNI; 2. Mengupayakan iklim bisnis radio anggota PRSSNI yang lebih baik; V.
DANA ORGANISASI 1. Uang pangkal keanggotaan sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), dibayar sekali pada saat proses keanggotaan. 2. Iuran anggota untuk Pengurus Pusat sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) perbulan, dibayarkan setiap enambulan dimuka. 3. Iuran anggota untuk Daerah dan Cabang ditetapkan di musyawarah masing-masing tingkatan; 4. Untuk pembiayaan program kerja, diperlukan dana tambahan dari anggota sesuai kebutuhan, dengan sumbangan air time anggota, maksimal 5 (lima) spot perhari. 5. Melakukan upaya kerjasama untuk pembiayaan program kerja dengan berbagai pihat terkait.
VI. PENUTUP Program Umum PRSSNI ini merupakan landasan dasar dari seluruh kegiatan organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sebagaimana tercakup dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Program Umum ini akan efektif bila didukung oleh struktur, sistem dan mekanisme organisasi, partisipasi anggota serta personalia yang memiliki kompetensi yang selaras antara sikap, pengetahuan dan ketrampilannya dalam berorganisasi serta dilaksanakan secara konsisten lagi penuh tanggung jawab. Ditetapkan Jakarta
: di Jakarta : 9 Maret 2011