PRESS RELEASE AKHIR TAHUN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Jakarta, 26 Desember 2012
Yang terhormat :
Para pejabat di lingkungan BNN,
Para wartawan media cetak maupun elektronik,
Serta undangan yang berbahagia.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kita semua mendapatkan kesehatan, kekuatan, dan semangat dalam menjalankan tugas secara optimal di tahun 2012 ini. Dalam kesempatan yang membahagiakan ini, kami mengucapkan selamat Natal dan salam bahagia kepada umat Kristiani di seluruh penjuru tanah air. Semoga perayaan Natal tahun ini semakin membawa kesentosaan dan kesejahteraan kepada umat Kristiani dan juga bangsa Indonesia dalam menyongsong hari esok yang lebih baik. Hadirin yang saya hormati, Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada publik, pada kesempatan hari ini, saya selaku Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), akan menyampaikan capaian kinerja kami selama tahun 2012. Sebagaimana diketahui bersama, kejahatan Narkoba merupakan kejahatan yang bersifat lintas negara (transnational crime), kejahatan terorganisir (organized crime), 1|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
dan kejahatan serius (serious crime) yang dapat menimpa segenap lapisan masyarakat serta menimbulkan kerugian yang sangat besar, terutama dari segi kesehatan, sosial ekonomi, dan keamanan. Hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia
(Puslitkes-UI)
pada
tahun
2011
menunjukkan
angka
prevalensi
penyalahgunaan Narkoba sebesar 2,2% atau setara dengan 3,8 - 4,2 juta orang. Angka tersebut berada di bawah proyeksi angka prevalensi internasional saat ini, yaitu 2,32%. Sedangkan dari hasil survei tahun 2012, prevalensi penyalahgunaan dan peredaran
gelap
Narkoba
pada
kelompok
pekerja
sebesar
4,7%,
dengan
perbandingan 5,4% laki-laki dan 3,6% perempuan. BNN selaku focal point dan leading sector atau executing agency dalam Pencegahan dan Pemberantaan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) terus menyatukan langkah untuk menggerakkan seluruh komponen masyarakat dengan lebih serius, aktif, dan ambisius melalui implementasi Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang P4GN Tahun 2011-2015. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, BNN telah mampu membawa perubahan cukup signifikan terutama dalam penataan visi dan misi, kebijakan dan strategi nasional tentang akselerasi di bidang penyidikan, serta upaya ekstensifikasi dan intensifikasi dalam menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat akan arti dan pentingnya kesehatan yang bebas dari pengaruh penyalahgunaan Narkoba. Secara internal, saat ini BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 provinsi. Sedangkan di tingkat kabupaten dan kota, BNN telah memiliki 75 BNNK/Kota. Secara bertahap, perwakilan ini akan terus bertambah seiring dengan perkembangan tingkat kerawanan penyalahgunaan Narkoba di daerah. Dengan adanya perwakilan BNN di setiap daerah, memberi ruang gerak yang lebih luas dan strategis bagi BNN dalam upaya P4GN. Dalam upaya peningkatan performa pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap Narkoba, dan demi tercapainya visi “Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015”, BNN memfokuskan prioritas strategi di bidang pemberantasan dan rehabilitasi dengan tetap melaksanakan pencegahan melalui kampanye secara
2|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
masif di berbagai media, dari kota besar hingga pelosok daerah. Upaya ini diimbangi dengan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perkotaan maupun pedesaan yang dinilai rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Adapun strategi tersebut diimplementasikan ke dalam berbagai program dan kegiatan dengan rincian sebagai berikut :
I.
Bidang Pemberantasan BNN melalui Deputi Bidang Pemberantasan berkoordinasi dengan seluruh BNNP dan BNN Kabupaten/Kota telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk menghentikan serta memutus mata rantai jaringan dan pasokan Narkoba di pasaran. Adapun kasus-kasus menonjol yang berhasil diungkap oleh BNN adalah sebagai berikut :
A.
Pengungkapan Jaringan Sindikat Narkoba KASUS YANG MELIBATKAN NAPI DI LAPAS : 1. Jaringan Obina Nusakambangan
Nwajagu
dan
Hillary
K.
Chimize
–
Lapas
Kasus yang melibatkan seorang calon wartawati berinisial AC ini menyeret tersangka lainnya yaitu, BD, A, M, NL alias F (WN Afrika), dan J alias B (WN Kamerun) yang merupakan suami AC. Dari kasus ini petugas berhasil menyita 2.609,9 gram sabu yang disembunyikan dalam guling dan material kertas uang palsu U$Dollar sebanyak ± 2 dus dan beberapa cairan kimia yang diduga sebagai bahan pengolah uang palsu. Dari pengembangan kasus, diketahui bahwa otak di balik kasus ini adalah Obina Nwajagu (WN Nigeria), seorang narapidana di Lapas Batu, Nusakambangan. Selain Obina, diketahui bahwa AC dikendalikan oleh Hillary K. Chimize (WN Nigeria), yang juga narapidana di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
3|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
2. Jaringan Silvester Obiekwe Nwaolise als Mustofa, Yadi Mulyadi als Bule als AA, dan Ruddi Cahyono – Lapas Nusakambangan Petugas BNN berhasil menangkap IS di Pos Lintas Batas Sukauw dengan barang bukti 2.415,5 gram sabu yang disembunyikan di balik dinding koper. Dari tertangkapnya IS petugas mengamankan DA, CM alias CN, MS alias A, RG. Petugas kemudian mengamankan tersangka lainnya berinisial M, A, dan J (Istri Ruddi Cahyono) karena diduga ikut terlibat dan diketahui memiliki alat-alat clandestine lab. Otak dibalik kasus ini adalah tiga orang napi Nusakambangan, yaitu Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Lapas Batu), Yadi Mulyadi alias Bule alias AA (Lapas Batu), dan Ruddi Cahyono (Lapas Narkotika).
3. Jaringan Humphrey Nusakambangan
Ejike
als
Doktor
als
Koko
–
Lapas
Pada tanggal 13 September 2012, petugas mengamankan seorang wanita berinisial YPD di bilangan Depok - Jawa Barat, dengan barang barang bukti 42 (empat puluh dua) kapsul berisi sabu seberat 536,8 gram. Dari tertangkapnya YPD, petugas kemudian mengamankan BKM (WN Kenya) yang membawa sabu dari Kenya ke Indonesia dengan cara ditelan (swallowed). Petugas kemudian melakukan penggeledahan di rumah kontrakan YPD di kawasan Citayam - Depok, dan menemukan sabu yang sudah dikemas dalam 55 kapsul dengan berat 713,8 gram. Otak dari kasus ini adalah seorang Napi bernama Humphrey Ejike alias Doktor
alias
Koko,
yang
mendekam
Nusakambangan.
4|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
di
Lapas
Pasir
Putih
4. Jaringan Hadi Sunarto als Yoyo – Lapas Nusakambangan Hadi Sunarto als Yoyo diamankan oleh BNN karena terkait dengan kasus Marwan Adli, seorang Kepala Lapas Narkotika di Nusakambangan pada tahun 2011 lalu. Pada 27 November 2012, Yoyo kembali diamankan oleh BNN dari Lapas Narkotika Nusakambangan karena diduga terlibat dalam peredaran gelap Narkotika jenis sabu seberat 200 gram, yang dilakukan oleh seorang kurir berinisial YA di Buaran Plaza – Jakarta Timur. Hingga saat ini, Yoyo terhitung sudah 4 (empat) kali terlibat dalam kasus peredaran gelap Narkoba. Sebelumnya Yoyo telah mendapatkan vonis hukuman 35 tahun penjara.
5. Jaringan Jufriadi Tanjung – Lapas Pekanbaru Jufriadi Tanjung, seorang Napi Kelas II A Pekanbaru diduga kuat sebagai pengendali peredaran Narkoba dari dalam Lapas. Hal ini diketahui setelah BNN menangkap 3 (tiga) orang yang tengah bertransaksi Narkoba di dekat Bandara Sultan Syarif Kasim II, pada tanggal 1 April 2012. Di tempat kejadian perkara, aparat BNN menyita sabu seberat 811,40 gram sabu. Dari hasil pemeriksaan, 500 gram diantaranya merupakan pesanan dari Jufriadi Tanjung. Selain barang bukti sabu, petugas juga menyita uang tunai senilai Rp 535.600.000,-. Saat ini, tersangka telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Pekanbaru atau P21.
6. Jaringan Emma alias Adam Wilson alias Abu Malawi - Lapas Nusakambangan BNN membongkar jaringan Narkotika internasional dengan menangkap seorang terpidana mati Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, bernama Adam Wilson alias Abu (WN Nigeria). Abu diduga sebagai otak peredaran dan kepemilikan sabu seberat 8,7 Kg senilai Rp 17,4 miliar. Kasus ini berawal dari tertangkapnya tiga orang kurir berinisial ES, HS, dan SA, di Kupang, NTT dan Medan, Sumatera Utara. Ketiganya mengaku diperintah oleh Abu untuk berangkat ke India mengambil sabu, untuk kemudian dibawa ke Timor Leste. 5|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
7. Jaringan Muhammad Javad - Lapas Pemuda Tangerang Muhammad Javad alias Javad (WN Iran) diamankan di kamar selnya di Blok F, Lapas Pemuda Kelas 2A Tangerang, karena diduga sebagai otak peredaran Narkotika jenis sabu, jaringan sindikat Narkoba internasional. Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan atas tertangkapnya Mahmed Mohammad (WN Iran) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, saat tengah bertransaksi sabu seberat 3.103,5 gram dengan Yus (WNI).
8. Jaringan Meirika Franola als Ola – Lapas Wanita Tangerang Petugas BNNP Jawa Barat mengamankan seorang perempuan bernama Nur Aisyah (40) karena kedapatan membawa satu plastik besar berisi sabu dengan berat 775 gram yang diselipkan di bawah tas ransel. Penumpang jurusan Kuala Lumpur - Bandung ini ditangkap di Bandara Husein Sastranegara ketika tengah melakukan pemeriksaan X-Ray. Berdasarkan hasil keterangan tersangka, diketahui bahwa Nur Aisyah dikendalikan oleh Meirika Franola als Ola, seorang terpidana mati kasus Narkoba yang mendapat grasi dari Presiden beberapa bulan lalu.
9. Jaringan Jarnawi als Teuku bin M. Tahir - Lapas Madiun Petugas gabungan dari BNN Pusat, BNNP Jawa Timur, dan Ditreskoba Polda Jawa Timur berhasil mengungkap peredaran 588,5 gram sabu senilai Rp 1,5 miliar yang dikendalikan dari Lapas Madiun. Kasus ini berawal dari tertangkapnya Bambang Sakti Ariwibowo alias Ari alias Bambang bin Moch. Djaswari atas kepemilikan 201,4 gram sabu.
Dari
keterangan tersangka, diketahui bahwa sabu berasal dari Moch. Yusuf bin
Moch.
Ibrahim
yang
merupakan
penghuni
Lapas
Madiun.
Selanjutnya petugas mengamankan Agus Tjahjono alias Gan Bin Bani dengan barang bukti 387,1 gram sabu. Petugas juga berhasil mengamankan tersangka lainnya yaitu, Yohanes Andrian Bin Atmo Mariun, yang juga merupakan Napi Lapas Madiun.
6|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
Maraknya peredaran Narkoba di dalam Lapas, dikarenakan adanya anggapan bahwa jeruji besi merupakan tempat teraman bagi para terpidana kasus Narkotika dalam mengendalikan bisnis Narkotika. Dengan pola pikir itulah, para terpidana nekat mengendalikan bisnis Narkoba dari balik jeruji besi. Apalagi bisnis Narkotika selalu menjanjikan uang yang berlimpah. Untuk meminimalisir kondisi tersebut maka dibutuhkan komitmen bersama antar institusi pemerintah dan elemen masyarakat terkait dalam upaya memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di dalam Lapas. Bagi para keluarga Napi, dihimbau untuk turut memberikan dukungan moral kepada anggota keluarga yang terjerumus peredaran gelap Narkoba, agar tidak kembali melakukan kejahatan serupa yang dapat merusak generasi penerus bangsa.
PENGUNGKAPAN KASUS HASIL KERJA SAMA : 1. OPERASI KOMODO – 1.412.476 BUTIR EKSTASI Pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerjasama BNN dengan Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Imigrasi, POLRI, TNI, dan instansi terkait lainnya yang berhasil menggagalkan penyelundupan 1.412.476 butir ekstasi. Ekstasi dibawa dengan sebuah container dari Pelabuhan Lianyungan, Shenzhen, Cina, menuju Jakarta dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok. Penyelundupan ekstasi ini melibatkan oknum anggota Koperasi Primkop Kalta berinisial S dan AR. S memalsukan tanda tangan kepala Koperasi Primkop Kalta dan menambahkan tulisan institusi ”BAIS TNI” pada nama koperasi, sehingga alamat tujuan menjadi Primkop Kalta BAIS TNI, tanpa sepengetahuan dan seijin pimpinan BAIS.
7|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
S juga mengubah data packing list barang berikut invoice dari fish tank menjadi plastic fish tank part dengan maksud untuk menurunkan pembayaran bea masuk dan pajak-pajak impor lainnya. Dari kasus ini petugas berhasil mengamankan 8 (delapan) orang tersangka dengan inisial S, RS, R, A, M, AR, MM, dan J.
2. BNN DAN POLICIA NACIONAL DE TIMOR LESTE (PNTL) – 6,7 KG SABU BNN bekerjasama dengan Policia Nacional de Timor Leste (PNTL) berhasil mengungkap kasus penyelundupan Narkoba jenis sabu seberat 6,7 Kg yang disamarkan oleh para tersangka di dinding koper dan dilaporkan sebagai bagasi (koper/ransel) yang hilang. Para tersangka kemudian mengambil koper dan ransel tersebut di counter Lost & Found Bandara Dili, Timor Leste. Dari operasi ini, petugas berhasil mengamankan 4 (empat) WNI, masingmasing berinisial RS, SY, AG, AT, dan 1 (satu) orang WN Afrika Selatan berinisial ST. Rute perjalanan yang digunakan oleh para tersangka adalah Medan – Jakarta – Kupang – Atambua – Dili. Sedangkan rute barang bukti sabu melalui India – Singapura – Dili – Atambua – Kupang – Surabaya – jakarta – Medan. Setelah para tersangka berhasil membawa sabu tersebut, mereka kembali dengan jalur Dili – Atambua – Kupang – Jakarta – Medan.
8|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
3. BNN DAN CINA – 500 GRAM HEROIN Fabiola Merdeka Darmawan (38), tertangkap di Bandara Hang Zhow, Cina, pada 10 Februari 2012, karena kedapatan membawa Narkoba jenis heroin sebanyak 500 gram, yang disembunyikan di pembalut yang ia gunakan. Heroin tersebut dibawa dari Malaysia menuju Guang Zou atas perintah pacarnya bernama Don, WN Nigeria. Don memanfaatkan Fabiola yang tengah hamil 4 (empat) bulan untuk menjadi kurir Narkoba menuju Cina dengan upah US$ 500. Cina menganut aturan untuk tidak memproses secara hukum seorang wanita hamil yang berbuat kejahatan. Oleh karenanya, Fabiola dideportasi ke Indonesia untuk kemudian diadili.
4. BNNP JAWA TIMUR BERSAMA BEA & CUKAI JUANDA – 924,1 GRAM SABU Pada tanggal 4 November 2012, sekitar pukul 18.00 WIB, petugas Bea dan Cukai Juanda berhasil mengamankan tersangka Nasir Bin Masruki yang tertangkap tangan membawa 23 bungkus plastik berisi sabu seberat 924,1 gram. Dari keterangan tersangka, diketahui bahwa sabu tersebut dibawa dari Malaysia yang merupakan pesanan dari Ali di Sampang - Madura. Rencananya sabu akan diambil oleh Ali di Terminal Bancaran, Kabupaten Bangkalan Madura. Pada tanggal 5 November 2012, petugas melakukan controlled delivery dan berhasil mengamankan Sudi Pradana serta Khairil Wana Bin Asmoto.
Keduanya merupakan orang suruhan Ali yang hingga kini
masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
5. BNNP LAMPUNG DAN POLRES LAMPUNG SELATAN – 448 GRAM SABU Pada tanggal 15 Oktober 2012, BNNP Lampung bekerjasama dengan Polres Lampung Selatan melakukan kegiatan pemeriksaan kendaraan dan orang yang akan menyebrang dari Pelabuhan Bakauheuni ke Merak 9|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2012
yang dilaksanakan di Seaport Interdiction Bakauheuni.
Dalam operasi
ini berhasil diamankan tersangka Thoe Hendryk Masep Jua Bin Suprapto, Hamdan Wijaya bin Mulyadi, dan Chandra als Entuk bin M. Yusuf dengan barang bukti berupa 448 gram Narkotika jenis sabu.
PENGUNGKAPAN KASUS NARKOBA YANG DILAKUKAN OLEH JARINGAN SINDIKAT NARKOBA NASIONAL : 1. JARINGAN AFDAR – 12.192,3 GRAM SABU Pada tanggal 1 Februari 2012, Afdar dan MY ditangkap oleh petugas BNN karena terbukti menerima sabu dari AN seberat 12.192,3 gram. Sabu yang dipesan Afdar dari seseorang berinisial M di Medan tersebut disembunyikan dalam tas hitam dan dibawa oleh AN alias D melalui jalur darat dengan menggunakan truk. Dari pengembangan kasus yang dilakukan petugas, berhasil diamankan tersangka lainnya bernama Imam Suhadi yang diduga terlibat dalam tindak pidana pencucian uang (money laundering) jaringan ini, dengan total transaksi mencapai Rp. 410.000.000,-. Imam Suhadi adalah Direktur PT. Maulana Traders, yaitu sebuah perusahaan money changer. Perusahaan ini dimodali oleh seorang WN Malaysia keturunan India berinisial MM. Barang bukti yang berhasil disita dari kasus ini adalah 12.192,3 gram sabu, 349 lembar bukti transaksi yang dilakukan oleh tersangka dari berbagai bank, dan uang tunai senilai Rp 10.909.841.552,-.
2. JARINGAN ACEH – JAKARTA – CIREBON - MEDAN Pada tanggal 31 Oktober 2012, petugas BNN mengamankan 3 (tiga) orang tersangka berinisial M bin MH, MY bin MN, dan MMI bin Z, yang diduga kuat terlibat dalam jaringan peredaran gelap Narkoba. MMI bin Z merupakan salah satu pembeli dan pengendali bisnis Narkoba yang berada di Jakarta. Ia mendapatkan Narkoba jenis sabu dari seseorang 10 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
yang berada di Aceh, untuk selanjutnya di jual kepada pembeli yang berada di Jakarta. Jumlah barang bukti yang disita dari ketiga tersangka ini adalah 765 gram sabu. Dari pengembangan kasus, petugas kemudian menangkap SR yang yang sedang melakukan transaksi dengan seorang pembeli berinisial SN di bilangan Jakarta Pusat. Petugas berhasil menyita 10,5 gram sabu dan 863,7 gram heroin. Dari tertangkapnya SR, petugas kemudian mengamankan F dan U di daerah Cirebon yang merupakan otak dari peredaran gelap Narkoba jenis sabu ini. Barang bukti yang disita adalah 6.634,8 gram sabu. Petugas juga berhasil mengamankan tersangka lainnya, yaitu RE, AF, P, MA, dan MAZ, yang diduga menyerahkan sabu ke F. Selanjutnya petugas mengamankan 1 (satu) tersangka lain berinisial A dengan barang bukti 2.353,68 gram heroin. Total barang bukti yang berhasil disita dari kasus ini adalah sebanyak 7.410,3 gram sabu dan 3.217,38 gram heroin.
3. JARINGAN Z, AA, DAN S – 272.297,1 GRAM GANJA Pada tanggal 16 November 2012, sebuah perusahaan jasa ekspedisi di Medan menerima 12 paket kardus dari seseorang untuk dikirimkan ke Jakarta. Menurut data yang diberikan pengirim, barang tersebut berupa batu marmer. Namun pada saat petugas ekspedisi mengangkat paket, timbul kecurigaan karena berat barang yang dianggap terlalu ringan. Karena posisi paket sudah masuk dalam mobil dan siap antar, pihak ekspedisi berencana untuk memeriksa paket tersebut setibanya di Palembang.
Selanjutnya pihak ekspedisi melaporkan kecurigaan
tersebut kepada pihak BNNP Sumatera Selatan (Sumsel). Petugas BNN dan BNNP Sumsel kemudian mendatangi kantor perwakilan ekspedisi tersebut dan membuka 12 paket kardus yang ternyata berisi Narkotika jenis ganja, seberat 272.297,1 gram. Petugas 11 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
kemudian melakukan controlled delivery dan berhasil mengamankan Z yang berperan sebagai supir. Z bertugas mengambil barang di kantor perwakilan ekspedisi Jakarta dan mengantarkan ke tempat tujuan di Serpong – Tangerang. Dari tertangkapnya Z, petugas kemudian juga mengamankan AA. Otak dari tindak kejahatan ini adalah S, yang hingga saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
4. JARINGAN ANGEL CICILIA DAN SMITH (DPO) - 10.126, 2 GRAM HEROIN 5. JARINGAN RAZALI (BATAM) – 5.987,3 GRAM SABU
6. JARINGAN FREDI BUDIMAN ALS OSIN, DKK – 1.412.476 BUTIR EKSTASI
KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA OLEH OKNUM : 1. SS - PILOT LION AIR Pilot Lion Air, SS (40), ditangkap petugas BNN saat mengonsumsi 0,04 gram sabu di sebuah kamar hotel di Surabaya, tanggal 4 Februari 2012. Kejadian ini dipandang sangat mempermalukan dunia penerbangan Indonesia di mata internasional. Setelah terungkapnya kasus ini, BNN bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan seluruh maskapai penerbangan melakukan tes urine berkala bagi seluruh awak pesawat.
2. PW – HAKIM PN BEKASI Pada tanggal 16 Oktober 2012, petugas BNN berhasil melakukan penangkapan
(tertangkap
tangan)
seorang
Hakim
bernama
Puji
Wijayanto yang menjabat sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Bekasi, saat tengah berpesta Narkoba di tempat karaoke Illigals, Jakarta Pusat. Puji ditangkap bersama kedua rekannya berinisial SP dan MF, serta 4
12 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
(empat) orang wanita penghibur. Dari kasus ini, petugas berhasil menyita 5,2 gram ekstasi dan 0,4 gram sabu beserta bong (alat hisap).
3. S BIN HK – POLISI POLRES KUNINGAN Pada hari selasa, 10 Juli 2012, sekitar pukul 23:30 WIB, petugas BNNP Jawa Barat berhasil mengamankan S bin HK yang merupakan anggota Polri yang bertugas di Polres Kuningan. S diamankan di perumahan puri pelangi, Kuningan - Jawa Barat, dengan BB berupa sabu. Petugas melakukan penangkapan dengan under cover buy dengan berpura-pura menjadi pembeli sabu.
KASUS PENYELUNDUPAN NARKOBA LAINNYA :
1. KASUS 2.600 GRAM SABU Pada tanggal 11 Oktober 2012, pukul 19.00 WITA, di terminal kedatangan Bandara Internasional Lombok, terjadi tindak pidana peredaran gelap Narkoba jenis sabu seberat 2,6 Kg yang dibawa oleh seorang warga negara Afrika Selatan bernama Kathlyn Dunn dengan modus operandi false compartment (disembunyikan dalam dinding koper buatan).
2. KASUS 3.700 GRAM GANJA Pada tanggal 13 Oktober 2012, pukul 19.00 WITA, di Bandara Internasional Lombok, berhasil diamankan seorang WN Jerman bernama Rolf Oscar Josef Schweikert dengan barang bukti ganja seberat 3,7 Kg dengan modus operandi false compartment. Tersangka kemudian diamankan oleh petugas BNNK Lombok.
13 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
3. KASUS 500 GRAM GANJA Petugas BNNP Banten berhasil mengamankan tersangka atas nama Yusuf Maulana Ihsan dan M. Faturohman Tazi karena kedapatan membawa 500 gram ganja. Dari pengakuan tersangka diketahui bahwa ganja tersebut didapatkan dari seorang bandar bernama Cekih (DPO).
4. UNGKAP KASUS BNNP DKI JAKARTA BNNP DKI Jakarta berhasil melakukan penangkapan terhadap beberapa tersangka yang terlibat dalam kasus peredaran gelap Narkoba, diantaranya : Tanggal 26 April 2012, petugas menangkap seorang bandar ganja bernama Deni Rahmat als Engkay. Tanggal 8 Mei 2012, petugas menangkap seorang bandar ganja dan sabu bernama Eko Cipto Hardiansyah. Tanggal 2 Agustus 2012, petugas menangkap Rikay seorang pengedar Narkoba. Tanggal 17 Maret 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap seseorang yang dicurigai menjadi bandar ganja di wilayah Komp. Permata, Jakarta Barat. Tanggal 7 April 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap dua orang yang dicurigai bandar ekstasi di wilayah Pangeran Jaya Karta Ruko Kota Indah, Taman Sari, Jakarta Barat. Tanggal 31 Mei 2012, petugas melakukan penangkapan terhadap 4 (empat) orang yang dicurigai sebagai bandar ganja dan sabu di wilayah Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat.
14 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
B.
Operasi Eradikasi Lahan Ganja 1. Aceh Pada tahun 2012, BNN bekerja sama dengan Polda Aceh berhasil menemukan sejumlah ladang ganja di Provinsi Aceh. Ada beberapa titik ladang ganja yang berhasil di temukan di wilayah Lamteuba, Aceh Besar, dengan total lahan seluas ± 164,5 Hektar.
2. Medan Selain eradikasi lahan ganja di Aceh, BNN bekerja sama dengan Polda Sumatera Utara juga melakukan eradikasi lahan ganja di Kabupaten Mandailing Natal, Medan, Sumatera Utara. Di kawasan ini berhasil ditemukan lahan ganja seluas ± 18 Hektar.
C.
Rekapitulasi data Kasus Hasil Pengungkapan BNN Berikut ini rekapitulasi kasus tindak kejahatan Narkotika yang berhasil di ungkap BNN sepanjang tahun 2012. 1. Jumlah kasus tindak pidana Narkotika yang berhasil diungkap sebanyak 117 Laporan Kasus Narkotika (LKN). Masing-masing LKN terdiri dari beberapa berkas perkara ( di split), sehingga jumlah berkas perkara sebanyak 169 berkas. 2. LKN yang telah selesai disidik serta diserahkan kepada Kejaksaan Negeri (P21) sebanyak 87 LKN atau 74.52%. Jumlah berkas perkara yang telah dikirim ke Kejaksaan sebanyak 115 atau sebesar 68.1 % Sisanya sebanyak 54 berkas perkara masih dalam proses penyidikan dan apabila sudah lengkap akan segera dikirim ke Kejaksaan. 3. Jumlah tersangka yang berhasil diamankan oleh BNN sebanyak 187 tersangka. 4. Dari keseluruhan asset yang berhasil disita setelah dikonversi ke dalam nilai rupiah, berjumlah Rp 28.977.344.973,-. 5. Nilai aset yang kasusnya telah dilimpahkan ke Kejaksaan berjumlah Rp 19.504.810.125,-.
15 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
6. Nilai
aset
yang
kasusnya
belum
selesai
ditangani
berjumlah
Rp 9.472.534.848,-. 7. Jumlah barang bukti Narkotika yang berhasil disita selama tahun 2012 adalah sebagai berikut : - Shabu
:
79,24 Kg
- Ganja
:
315,34 Kg
- Kokain
:
858,40 Gram
- Heroin
:
14,41 Kg
- Ekstasi
:
1.420.685 Butir
- Prekursor Padat
:
50,16 Kg dan 11.480 Butir
- Prekursor Cair
:
15.818 ml
8. Pemusnahan barang bukti tindak pidana Narkoba yang sudah dilaksanakan hingga saat ini sebanyak 27 kali, dengan rincian sebagai berikut : - Shabu
:
76,41 Kg
- Ganja
:
314,72 Kg
- Kokain
:
793,90 gram
- Heroin
:
14,05 Kg
- Ekstasi
:
1.418.669 Butir
9. Vonis Hukuman Mati di Indonesia Pelaku tindak pidana Narkotika yang memperoleh vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 71 orang, terdiri dari : a. WNI
: 20 orang
16 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
b. WNA
: 51 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Afrika Selatan
: 2 orang
Australia
: 5 orang
Belanda
: 3 orang
Brazil
: 2 orang
Cina
: 7 orang
Filipina
: 1 orang
Ghana
: 1 orang
India
: 1 orang
Malawi
: 2 orang
Malaysia
: 2 orang
Nepal
: 1 orang
Nigeria
: 14 orang
Pakistan
: 2 orang
Perancis
: 1 orang
Senegal
: 1 orang
Thailand
: 2 orang
Vietnam
: 1 orang
Zimbabwe
: 2 orang
10. Pengumpulan Data Penegakan Hukum terhadap WNI di Luar Negeri Dalam kurun waktu Juli 2011 – Desember 2012, sejumlah 328 WNI di luar negeri terancam hukuman mati. Dari jumlah tersebut, 203 orang atau 61,89% terancaman hukuman mati dengan dakwaan terkait tindak pidana Narkoba. Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 63 WNI telah terbebas dari ancaman hukuman mati terkait tindak pidana Narkoba, dengan perincian sebagai berikut : 8 WNI dilepaskan dari ancaman hukuman mati terkait tindak pidana Narkoba di Arab Saudi, 31 WNI di Malaysia, 22 WNI di RRC, dan 2 WNI di Iran. Dengan demikian, saat ini masih terdapat 140 WNI di luar negeri yang terancam hukuman mati terakit tindak pidana Narkoba. 17 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
II.
Pencegahan Sebagai upaya untuk meminimalisir jumlah penyalahguna Narkoba dan untuk meningkatkan imunitas (daya tangkal) masyarakat agar senantiasa menolak penyalahgunaan Narkoba, Deputi Bidang Pencegahan BNN bersama BNNP dan BNNK/Kota telah melakukan berbagai langkah preventif, melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut : A.
Melaksanakan sosialisasi dan kampanye P4GN bidang pencegahan melalui media elektronik dalam bentuk Talkshow Interaktif P4GN (Program Indonesia Bergegas) di televisi swasta nasional dan TVRI, serta di berbagai radio swasta nasional. Penayangan berbagai iklan layanan masyarakat P4GN bidang pencegahan di berbagai televisi swasta nasional dan TVRI serta 33 televisi lokal dan penayangan film Anti Narkoba di televisi swasta nasional.
B.
Membangun website Indonesia Bergegas, www.indonesiabergegas.com, sebagai salah satu referensi informasi pencegahan Narkoba. Berdasarkan hasil
review
terhadap
30
juta
domain
name
di
dunia,
website
www.indonesiabergegas.com masuk dalam peringkat ke 5 juta dari 30 juta domain name di dunia atau mendapat 2,5* dengan kategori website yang aman untuk di akses oleh siapa saja. Hingga saat ini website tersebut telah dikunjungi
oleh
16.618
orang.
Sedangkan
total
pengunjung
www.youtube.com/user/indonesia bergegas mencapai 10.464 orang (per tgl 26 Desember 2012, pukul 09.15 WIB). C.
Selain website Indonesia Bergegas, BNN juga melakukan pengembangan sub web BNN melalui layanan perpustakaan online dan humas online. Sedangkan
untuk
menjaring
kalangan
muda,
BNN
juga
telah
mengembangkan sub web Drugs Education and Drugs Information (DEDI) dan Generasi Bebas Narkoba (GENBENAR). D.
Sebagai wadah komunikasi dengan masyarakat, BNN telah membuka layanan Suara Masyarakat yang dapat diakses melalui website BNN (www.bnn.go.id). Dari bulan Januari hingga 12 Desember 2012 telah masuk sebanyak 2.827 pertanyaan, dengan komposisi penanya mayoritas berjenis
18 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
kelamin laki-laki, usia 20 - 35 tahun, pekerjaan swasta dan lain-lain, berdomisili di Pulau Jawa. E.
Pagelaran Seni Budaya Anti Penyalahgunaan Narkotika melalui atraksi Lenong, campur sari, wayang gaul, reog ponorogo, calung, operet, lawak, musik, teater kontemporer, dan kebudayaan lainnya. Kegiatan ini telah memberikan tontonan sekaligus tuntunan kepada kurang lebih 46.292 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
F.
Kampanye Nasional Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba bertepatan dengan HANI (Hari Anti Narkoba Internasional) pada tanggal 26 Juni 2012 di Balai Rehabilitasi BNN Baddoka, Makassar sekaligus peresmian operasional Balai Rehabilitasi BNN oleh Bapak Wakil Presiden RI.
Kegiatan ini diikuti ± 2.600 orang, terdiri dari : unsur Menteri
Kabinet Indonesia Bersatu dan Wakil Menteri, Jaksa Agung, Duta Besar, Perwakilan Organisasi Luar Negeri, Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kwarnas Gerakan Pramuka, Anggota TNI dan POLRI, Pramuka, Pelajar, serta Pejabat Pemprov Sulawesi Selatan. G.
Penerbitan berbagai media cetak baik referensi maupun media kampanye P4GN bidang pencegahan (buku, majalah, buletin, artikel, leaflet, poster, dan kaos), serta pembuatan media luar ruang (spanduk, umbul-umbul, balon udara, banner, handbag, neon box, billboard, running text) yang disebarkan dan didistribusikan kepada masyarakat luas.
H.
Forum Komunikasi Diseminasi Informasi Bidang Pencegahan tingkat Provinsi dan kabupaten / Kota di 7 Provinsi (Bali, Bengkulu, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan).
I.
Pembentukan 15.419 kader di lingkungan pelajar dan mahasiswa, serta 6.153 kader di lingkungan pekerja. Sebanyak 42.306 pekerja pada instansi pemerintah, BUMN maupun swasta juga telah mendapatkan advokasi dan sosialisasi tentang pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Sedangkan di lingkungan pelajar dan mahasiswa, telah dilakukan advokasi dan sosialisasi kepada 55.394 orang.
19 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
J.
Sosialisasi dan TOT (Training of Trainer) kepada 36.950 peserta dari berbagai instansi pemerintah (TNI, POLRI, PNS, BUMN, SWASTA) kelompok masyarakat dan organisasi masyarakat yang berada di wilayah DKI Jakarta.
K.
Melaksanakan kerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga dan organisasi masyarakat dengan sasaran pelajar/mahasiswa dan pekerja, sesuai dengan INPRES Nomor 12 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang P4GN, antara lain : - Kementrian Kominfo - Kementerian Perhubungan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Kementerian PDT - BKKBN - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) - Bhayangkari dan Jalasenastri - IPP NU, BAZIS DKI, LKCI (Lembaga Cegah Kesehatan Indonesia), Gereja Advent Indonesia, INACA dan KONI. - Pemuda
Muhammadiyah,
IMM (Ikatan
Mahasiswa
Muslim), PGI
(Persatuan Gereja Indonesia), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katholik Indonesia),
Peradam
(Persatuan
Pemuda
Hindu
Indonesia),
Perhimpunan Indonesia Tionghoa, GP. Anshor, PORPI (Persatuan Mahasiswa Putri NU), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Fatayat NU, Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), Gerakan Pemuda Sehat (GPS), KOSGORO, PP Al Hidayah, PP GPI (Gerakan Pemuda Islam), PP Matakin, Gema Budi (Gerakan Mahasiswa Budha), PP Walubi, Persatuan Gereja Pantekosta, DPP GAMKI (Gerakan MahasiswaKristen Indonesia), Wanita Khatolik, KOWANI, PKK, PP
20 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Aisyiyah, MDI (Majelis Dakwah Islamiyah), PP Remaja Mesjid Indonesia, PP Al Wasliyah
III.
Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh BNN, berorientasi pada peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program P4GN. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain : A.
Pemberdayaan Melalui Peran Serta Masyarakat Dalam rangka melakukan optimalisasi penanggulangan Narkoba di kalangan
masyarakat,
BNN
menggulirkan
program
pemberdayaan
masyarakat dalam aspek peran serta masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah penyelenggaraaan tes urine dan tes rambut, baik itu di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan kerja atau masyarakat. Program kerja tersebut diterapkan secara vertikal ke seluruh BNNP dan BNNK/Kota yang ada di Indonesia. Sejauh ini BNN bersama BNNP dan BNNK/Kota telah menerima 51.496 sample urine dan rambut untuk dilakukan uji Narkotika. Adapun tes urine atau tes rambut yang telah dilakukan oleh BNN, yaitu : 1.
Tes urine terhadap 17.397 orang pegawai di lingkungan instansi pemerintah se-Indonesia.
2.
Tes urine terhadap 6.948 orang pegawai di lingkungan instansi swasta se-Indonesia.
3.
Tes urine di lingkungan sekolah dan kampus se-Indonesia terhadap 24.699 orang pelajar dan mahasiswa.
4.
Tes urine terhadap 2.452 orang dari kalangan masyarakat umum.
5.
Tes uji rambut dan urine di lingkungan kerja di sejumlah tempat antara lain : PT Mustika Ratu, PT Panasonic, PT Dakota, Pertamina, ASABRI, PT Sanyo, Jasa Marga, PT Pelabuhan, PT KAI, Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia, Maskapai Penerbangan Lion.
21 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
B.
Pemberdayaan Alternatif 1.
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan Dalam rangka memberdayakan Masyarakat Perkotaan pada daerahdaerah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di wilayah Komplek Permata, Kampung Bali, dan Kampung Bonang, Direktorat
Pemberdayaan
Alternatif
BNN
telah
melakukan
serangkaian terobosan kegiatan agar dapat tercipta lingkungan yang bersih dari Narkoba. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah : a. Memberikan kegiatan life skill berupa service HP yang diikuti oleh para Pemuda di Komplek Permata, Kampung Bali dan Kampung Bonang sebanyak 300 orang. b. Pelatihan sablon di Komplek Permata sebanyak 100 orang. c. Ketrampilan instalasi Listrik di Komplek Permata sebanyak 100 orang. d. Pelatihan keterampilan Aksesoris di Komplek Permata sebanyak 30 orang. e. Pelatihan keterampilan salon tingkat mahir di Komplek Permata sebanyak 30 orang. f. Keterampilan
menjahit
tingkat
mahir
di
Komplek
Permata
sebanyak 25 orang. g. Pembinaan kesenian rakyat di wilayah Kampung Bali dan Kampung Bonang sebanyak 200 orang. h. Masyarakat Kampung Bali dan Kampung Bonang telah berikrar untuk
menciptakan
lingkungan
bebas
dan
bersih
dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang diikuti 200 orang dari seluruh elemen masyarakat.
2.
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Pedesaan Telah melaksanakan pelatihan pada petani di Lamteuba, Aceh Besar, dalam rangka alih fungsi lahan ganja dan alih profesi petani ganja. Sebagaimana diketahui, hingga kini Aceh masih menjadi
22 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
wilayah penghasil Narkotika Alami jenis Ganja. Untuk mengatasi hal tersebut, BNN bersama seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Aceh terus berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat, baik secara aktif maupun persuasif. Misalnya berbagai pelatihan ketrampilan bagi para pemuda dan pelatihan pertukangan, pengelasan bagi mantan narapidana kasus Narkoba serta alih fungsi lahan, dengan menanam Jabon, Kunyit, dan Nilam, masing-masing seluas 20 Ha dengan melibatkan 78 petani yang 75 diantaranya merupakan petani ganja. Disamping itu BNN telah membangun ketel (alat suling) Nilam di Desa Lampante Kemukiman lamteuba.
IV.
Rehabilitasi & Pascarehabilitasi BNN melalui Deputi Bidang Rehabilitasi memiliki cetak biru program Rehabilitasi Berkelanjutan
(Sustainability
Rehabilitation)
sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan rehabilitasi bagi penyalahguna dan atau pecandu Narkoba. Deputi Bidang Rehabilitasi melakukan berbagai upaya penguatan lembaga rehabilitasi yang dikelola instansi pemerintah maupun komponen masyarakat dan pelaksanaan rehabilitasi melalui dua pusat rehabilitasi BNN, yakni Unit Pelayanan Teknis (UPT) Terapi dan Rehabilitasi di Lido – Jawa Barat dan Balai Rehabilitasi di Baddoka – Sulawesi Selatan serta pelaksanaan program pasca rehabilitasi. Dalam sambutannya, Wakil Presiden memberikan direktif untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi dampak negatif dari permasalahan bertambahnya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Dua dari enam direktif wakil presiden tersebut adalah : Pertama : Tetap meningkatkan intensitas dan ekstensitas pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dimulai dari diri dan lingkungan kita masing-masing, secara proaktif untuk segera mungkin melakukan apa yang bisa dilakukan demi menciptakan dan memelihara lingkungan yang bebas dari penyalahgunaan Narkoba.
23 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Kedua : Memperkuat komitmen, melalui pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang P4GN dengan pencapaian target atau sasaran yang telah ditetapkan sampai tahun 2015. Masing-masing Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Gubernur dan Bupati/Walikota, Pimpinan Organisasi Non Pemerintah, Pimpinan Lembaga Swasta serta Pimpinan Kelompok Masyarakat terdepan dimulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, dan Desa bertanggung jawab terhadap lingkungan masing-masing bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Sejauh ini, terdapat + 303.000 penyalah guna dan/atau pecandu Narkoba yang ada di wilayah Indonesia Bagian Timur. Khusus di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 124.443 orang pecandu dan mereka semua memerlukan perawatan rehabilitasi. Dengan dibangunnya Balai Rehabilitasi yang memiliki kapasitas 200 orang residen ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan penyalahgunaan Narkoba di wilayah Indonesia Bagian Timur dan secara bertahap dapat memberikan pelayanan terhadap para penyalah guna dan/atau pecandu Narkoba yang ada di wilayah tersebut. BNN
terus
melakukan
pembenahan
dalam
pengembangan
pelayanan
rehabilitasi ke arah pelayanan pasca rehabilitasi. Terdapat 91 lembaga rehabilitasi
komponen
masyarakat
yang
menyelenggarakan
program
pascarehabilitasi bagi mantan pecandu Narkoba, dan sejauh ini jumlah mantan residen yang mengikuti program pascarehabilitasi sebanyak 2.127 orang. BNN sendiri melakukan pengembangan pelayanan pasca rehabilitasi dengan menggunakan pendekatan berbasis konservasi alam. Pada tahun 2012 ini, BNN telah mengembangkan 4 (empat) program pascarehabilitasi, yakni : 1.
Bengo-Bengo, Sulawesi Selatan
2.
Wakatobi, Sulawesi Tenggara Program Pascarehabilitasi berbasis konservasi kelautan di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara yang diikuti oleh 30 pecandu, hasil kerjasama dengan Kementerian Kehutanan dan Kementrian Kelautan dan Perikanan
24 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
3.
Pulau. Sebaru – Kepulauan Seribu, Jakarta Program Pascarehabilitasi berbasis konservasi kelautan di Pulau Sebaru, Taman Nasional Kep. Seribu Prov. DKI Jakarta yang diikuti oleh 120 orang mantan pecandu dengan para trainer dari Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Arta Graha Peduli
4.
Tambling, Lampung Program Pascarehabilitasi berbasis konservasi alam/hutan di Taman Nasional Bukit Barisan, Tambling, Lampung Selatan yang diikuti oleh 240 orang pecandu dengan trainer dari Kementrian Kehutanan dan Arta Graha Peduli.
Program pasca rehabilitasi ini bertujuan agar para mantan penyalah guna Narkoba yang baru menyelesaikan program Therapeutic Community di tempat rehabilitasi dapat semakin memantapkan bakat dan ketrampilannya melalui pendekatan berbasis konservasi alam, sehingga mereka mampu kembali menjadi manusia yang mandiri dan produktif. Setelah menyelesaikan program pascarehabilitasi, para mantan penyalahguna Narkoba tinggal di Rumah Dampingan dan Rumah Mandiri. BNN menyediakan sarana dan prasarana untuk itu sebagai tempat transisi sebelum bergabung kembali dengan keluarga atau masyarakat. Selama masa transisi, mereka akan bekerja di beberapa tempat. BNN telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta, BUMN dan kelompok organisasi kemasyarakatan lainnya guna memfasilitasi lapangan kerja bagi mereka. Pembenahan di bidang rehabilitasi bertujuan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan merubah mindset bahwa penyalahgunaan Narkoba merupakan penyakit yang dapat dipulihkan. Melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPLW) diharapkan para penyalah guna dan/atau pecandu Narkoba atau keluarganya bagi yang belum cukup umur dapat memanfaatkan sarana yang sudah ada sehingga selanjutnya mengikuti program perawatan rehabilitasi. Jumlah penyalah guna dan atau pecandu narkoba yang tengah menjalani rehabilitasi (residential) di pusat rehabilitasi milik BNN dalam kurun waktu Januari s/d November 2012 yaitu sejumlah 837 orang. Data tersebut terdiri dari 25 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN Lido sebanyak 740 residen (695 laki-laki, 45 perempuan) dan di Balai Rehabilitasi Baddoka sebanyak 97 residen ( 83 laki-laki, 14 perempuan). Kebanyakan mereka berada di rentang usia 25 – 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMU dan jenis pekerjaan yang tidak tetap. Sedangkan jenis Narkoba yang banyak disalahgunakan adalah methampetamine (shabu). Jika dilihat dari data keseluruhan, terdapat 6.373 orang pecandu Narkoba yang mengikuti terapi dan rehabilitasi yang tersebar di berbagai lembaga rehabilitasi pemerintah dan komponen masyarakat. Hal ini masih harus dikembangkan, mengingat jumlah panti rehabilitasi di Indonesia masih belum mampu menampung jumlah penyalah guna yang ada di Indonesia. Program rehabilitasi lainnya yang dilakukan oleh BNN sepanjang tahun 2012, adalah sebagai berikut : A.
Program Gerakan Tanam Pelihara (PGTP) di Cipule, Karawang, Jawa Barat, yang diikuti oleh 50 orang pecandu perempuan bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).
B.
Pada
tahun
ini
BNN
juga
telah
melaksanakan
perjanjian
nota
kesepahaman atau MoU dengan Universitas Hasanuddin. Universitas Hasanuddin merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang telah mendukung program P4GN dengan memberikan kepedulian terhadap korban penyalahgunaan Narkoba, melalui kegiatan : 1.
Memfasilitasi hutan pendidikan di Bengo Bengo – Sulawesi Selatan untuk
pelaksanaan
penyalahgunaan
program
Narkoba
pasca
melalui
rehabilitasi konservasi
bagi alam
korban berbasis
kehutanan, kerjasama dengan Kementerian Kehutanan. 2.
Memberikan sarana pusat penelitian dan pengkajian kelautan dan perikanan di Barrang Lompo – Sulawesi Selatan untuk pelaksanaan program pasca rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba melalui konservasi alam berbasis kelautan, kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
26 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
3.
Memberikan kesempatan dalam bidang pendidikan formal bagi korban penyalahgunaan Narkoba untuk memperoleh pendidikan sampai tingkat sarjana.
4.
Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa lintas fakultas di Pulau Sebatik – Kalimantan Timur yang melibatkan 20 peserta program pasca rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba dari Balai Rehabilitasi Baddoka – Makassar untuk dapat berintegrasi dengan komunitas mahasiswa dan masyarakat di Pulau Sebatik. Selama 1 bulan mereka bersama-sama melaksanakan bakti sosial di kalangan masyarakat yang sangat rentan kondisi keutuhan berbangsa dan bernegaranya
karena
hampir
seluruh
aspek
kehidupannya
didominasi oleh Malaysia. Tujuan KKN ini adalah untuk memelihara semangat kewiraan dalam bernegara dengan kebangsaan yang utuh. C.
Pendirian Rumah Dampingan di Jl. Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur dengan jumlah peserta sebanyak 2.400 orang yang terdiri dari mantan pecandu Narkoba. Rumah tersebut dibuat dengan tujuan sebagai fasilitas dan sarana program persiapan pengembalian mantan pecandu kepada keluarga dan masyarakat dilingkungan mereka masing-masing. Para mantan pecandu diberikan bekal persiapan mental, fisik, sosial serta keterampilan.
D.
Program Magang bagi mantan pecandu Narkoba yang diikuti oleh 15 orang mantan pecandu Narkoba. Program ini berlokasi di 3 (tiga) tempat, yakni Rumah Souvenir - Cipayung, Jakarta; Yayasan Hikmah Syahadah Tigaraksa, Banten; dan Tim Kerja Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA (TKPPN) - Cimahi.
E.
Sertifikasi terhadap 5 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat di Prov. Sumatera Utara, Prov. Sumatera Selatan, Prov. Jawa Barat, Prov. DIY, dan Prov. Jawa Tengah.
F.
Pemberian penguatan, dukungan atau fasilitasi (capacity building) kepada 144 lembaga rehabilitasi milik komponen masyarakat.
27 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
G.
Pemberian penguatan, dukungan atau fasilitasi (capacity building) kepada 186 lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah, termasuk didalamnya Rumah Sakit, Puskesmas, Panti Rehabilitasi Sosial, dan Lembaga Pemasyarakatan.
H.
Menerima delegasi eksekutif Direktur UNODC dari pusat (Vienna, Austria) di fasilitas program pasca rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba berbasis konservasi alam di Tambling – Lampung Barat. Dinyatakan bahwa program pasca rehabilitasi berbasis konservasi alam hutan dengan pendekatan pemulihan fisik, psikis,
dan
sosial ini dinilai sangat
komprehensif, terkait kondisi Indonesia yang memiliki banyak hutan dan perlu dipelihara kelangsungannya sesuai dengan Millenium Development Goals yaitu “Ensuring Environmental Sustainability”. I.
Asemen terhadap 153 penyalah guna narkoba yang datang secara suka rela melaporkan diri (voluntary) dan penyalah guna yang terkait hukum (compulsary)
serta
asesmen
yang
dilakukan
BNNP
dan
BNNKabupaten/Kota di seluruh Indonesia terhadap 337 pecandu Narkoba. J.
Implementasi program Wajib Lapor bagi pecandu Narkoba yang dilakukan oleh BNNP dan BNN Kota/Kabupaten seluruh Indonesia dengan mengantarkan 34 orang pecandu Narkoba yang telah melaporkan dirinya ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk di rujuk ke Panti Rehabilitasi setempat.
K.
Program
Pascarehabilitasi
yang
dilakukan
BNNP
dan
BNN
Kota/Kabupaten terhadap 172 orang pecandu yang telah mengikuti program rehabilitasi di panti rehabilitasi setempat.
V.
Kegiatan Pendukung Lainnya Untuk
memaksimalkan
strategi
di
bidang
Rehabilitasi,
Pemberantasan,
Pencegahan, dan Pemberdayaan Masyarakat, juga telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung lainnya, seperti :
28 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
A.
Penambahan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Menindaklanjuti upaya optimalisasi program P4GN hingga ke tingkat daerah, BNN berupaya meningkatkan sarana dan prasarana bagi 33 BNNP dan 75 BNNK/Kota yang telah terbentuk guna menunjang kredibilitas dan kinerja setiap perwakilan BNN di daerah. Salah satu hal yang dilakukan adalah meningkatkan kwalitas dan kwantitas SDM yang dimiliki BNN dengan mengadakan pembukaan pendaftaran CPNS Tahun Anggaran 2012. Adapun jumlah CPNS yang berhasil lolos hingga tahap terakhir berjumlah 322 orang CPNS dengan latar belakang pendidikan D3, S-1 dan S-2.
B.
Bidang Hukum dan Kerja sama 1.
Kegiatan Bantuan Hukum Litigasi : a. Sidang Ajudikasi BNN telah melaksanakan sidang ajudikasi di
Komisi Informasi
Publik, terkait dengan gugatan Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat dengan nomor perkara 163/V/KIP-PS-M-A/2012, yang mempertanyakan
masalah
informasi
mengenai
prosedur
penyidikan di BNN. LBH menuntut agar BNN membuka masalah tersebut ke ranah publik. Sidang ajudikasi tersebut berlangsung hingga empat kali. Meski putusan dari Komisi Informasi Publik menyatakan bahwa BNN menang dalam sidang ajudikasi tersebut, namun pihak LBH tidak menerima putusan tersebut dan
mengajukan gugatan kembali
melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). b. Sidang Pra Peradilan Adapun hasil kegiatan pembelaan hukum (litigasi) yang dilakukan oleh Direktorat Hukum pada tahun 2012 diantaranya : 1) Pembelaan Hukum dalam Pra Peradilan yang dilakukan oleh Ariani Hesti Rahayu (Pemohon) dengan BNN dengan nomor 29 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
perkara 02/Pid/Pra.Per/2012/PN.Jkt.Timur yang dimenangkan oleh BNN. 2) Pembelaan Hukum dalam Pra Peradilan yang dilakukan oleh kuasa hukum dari Rudy Haryanto Kurniawan (Pemohon) kepada BNN dengan nomor perkara 05/Pid/Pra Per/2012/PN. Jkt.
Tim
mengenai
gugatan
salah
alamat
yang
tidak
seharusnya ditujukan ke BNN karena BNN tidak pernah melakukan
penangkapan/penahanan
terhadap
Tersangka
Rudy Haryanto Kurniawan. Gugatan tersebut dimenangkan oleh BNN. 3) Pembelaan Hukum dalam Pra Peradilan yang dilakukan di Pengadilan
Negeri
Makassar
antara
Muhammad
Aulia
Nasution (Pemohon) kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sulawesi
Selatan
dengan
nomor
perkara
11/Pen.Pra/2012/PN.MKS, yang dimenangkan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan. 2.
Kegiatan Bantuan Hukum Non Litigasi : Kegiatan Bantuan Hukum Non Litigasi yang dilaksanakan dibeberapa provinsi terdiri dari : a. Konsultasi hukum terhadap implementasi dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan peraturan pelaksana lainnya. b. Bedah kasus terhadap kasus-kasus Narkotika. c. Pemberian Bantuan Hukum (asesmen) terhadap penanganan Tersangka
atau
Terdakwa
Penyalahguna,
Korban
Penyalahgunaan dan Pecandu Narkotika, yang dilakukan di loket bantuan hukum lantai 1 gedung BNN. Selama tahun 2012, Direktorat Hukum telah menangani permohonan rehabilitasi terhadap Tersangka atau Terdakwa Penyalahguna, Korban
30 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Penyalahgunaan
dan
Pecandu
Narkotika
sebanyak
161
Tersangka. 3.
Rancangan Peraturan Perundang-undangan Pada
Kegiatan
Perancangan
Perundang-Undangan,
Direktorat
Hukum telah menyusun 1 (satu) Naskah Akademik tentang pembahasan perubahan UU Psikotropika, 1 (satu) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pelaksanaan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan 4 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
(PERKA).
Pada
Kegiatan
Perancangan
Peraturan
Perundang-undangan Ditkum mentargetkan untuk menyusun 6 Peraturan Perundanga-undangan yang terdiri dari 1(satu) Naskah Akademik tentang pembahasan perubahan UU Psikotropika,1 (satu) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pelaksanaan UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan 4 (empat) Rancangan PERKA. Untuk PERKA dengan adanya optimalisasi anggaran, Ditkum yang semula mentargetkan 4 PERKA namun dalam realisasinya dapat menyelesaikan 17
PERKA, yang terdiri dari 5
PERKA menggunakan anggaran dari DIPA dan 12 PERKA/KEPKA dengan anggaran Non DIPA sebagai tugas pokok dan fungsi harmonisasi dilingkungan BNN. Dari ke 17 Peraturan tersebut adalah: a. Peraturan Bersama antara Menteri Perhubungan dan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor PM.9 Tahun 2012 dan Nomor 01/PER-BNN/I/2012 tentang Pencegahan dan Pembe rantasan Penyalahgunaan
dan
Peredaran
Gelap
Narkotika
Pada
Transportasi Darat, Laut, Udara dan Kereta Api. b. Peraturan Kepala BNN Nomor 5 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. c. Peraturan Kepala BNN Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 13
31 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Persediaan Di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. d. Peraturan Kepala BNN Nomor 10 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 03 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional. e. Peraturan Kepala BNN Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. f. Peraturan Kepala BNN Nomor 6 Tahun 2012 tentang Kode Etik Pegawai Badan Narkotika Nasional. g. Peraturan Kepala BNN Nomor 12 Tahun 2012 tentang PokokPokok Pengawasan di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. h. Peraturan Kepala BNN Nomor 13 tahun 2012 tentang Persyaratan Pendidikan dan Pelatihan Teknik Dasar Penyelidikan dan Penyidikan Bagi Calon Penyidik Tingkat "C". i. Peraturan Kepala BNN Nomor 14 Tahun 2012 tentang Jabatan Struktural Tertentu di Lingkungan Badan Narkotika Nasional yang Dapat Diduduki oleh Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. j. Peraturan
Kepala
BNN
Nomor
16
Tahun
2012
tentang
Pengelolaan Hibah di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. k. Peraturan Kepala BNN Nomor 17 Tahun 2012 tentang Kapitalisasi Barang Milik Negara di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. l. Peraturan Kepala BNN Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Tertib Kerja Pegawai Badan Narkotika Nasional. m.Peraturan Kepala BNN Nomor 19 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Badan Narkotika Nasional.
32 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
n. Peraturan Kepala BNN Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai Badan Narkotika Nasional. o. Keputusan Kepala BNN Nomor KEP/515/XI2012/BNN tentang Nomenklatur dan Kelas Jabatan di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. p. Keputusan Kepala BNN Nomor KEP/516/XI2012/BNN tentang Teknis Operasional Pelaksanaan Interdiksi. q. Keputusan Kepala BNN Nomor KEP/517/XI2012/BNN tentang Prosedur Pengadaan, Perizinan, Penggunaan , dan Pengawasan Senjata Api di Lingkungan Badan Narkotika Nasional. 4.
Sosialisasi Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan agar terwujudnya persamaan persepsi diantara instansi yang terkait dalam pelaksanaan P4GN dan implementasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, termasuk sosialisasi Rancangan Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Narkotika dalam hal optimalisasi penggunaan aset hasil
tindak
pidana
Narkotika
dan
pelaksanaan
rehablitasi
medis/sosial dalam rangka P4GN. Peserta yang diundang adalah para Dinas terkait di beberapa Provinsi diantaranya adalah Biro Hukum Pemda, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, Polda, Polres, Bea Cukai, Kanwil Kumham (Migrasi dan Pemasyarakatan), Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Polri, Rumah Sakit Rujukan, RSUD, Dinas Kesehatan, Balai POM, Puskesmas terpilih, IPWL terpilih, Dinas Sosial, BNNP, dan BNNK. Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan dilaksanakan di beberapa tempat yaitu: a. Di Palembang dengan Peserta dari Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Lampung bertempat di Hotel Jayakarta Daira Palembang. 33 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
b. Di Makassar dengan peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bertempat di Hotel Aryaduta Makassar. c. Di Balikpapan dengan peserta dari Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Provinsi Kalimantan Tengah bertempat di Hotel Novotel Balikpapan. d. Di Semarang dengan peserta dari Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bertempat di Hotel Gumaya Semarang. e. Untuk Pelaksanaan Sosialisasi di Jambi direvisi menjadi kegiatan Diskusi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika terkait Tindak Pidana Narkotika. yang dilaksanakan di The Stones Legian Bali pada tanggal 11-13 Desember 2012 kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Direktorat Kerjasama Internasional, Deputi Bidang Pemeberantasan dan Deputi Bidang Pencegahan. Narasumber yang menyampaikan materi pada kegiatan Pembinaan Hukum/Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan tersebut adalah para Pejabat Kementerian dan Lembaga yang berkompeten sesuai tupoksinya antara lain: a. Wamenkumham b. Staf Ahli Medicolegal Menteri Kesehatan c. Direktur pada Kemenkumham d. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri e. Pakar dari Akademisi f. Para Deputi di Lingkungan BNN dan g. Ketua Pengadilan Negeri setempat. 5.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Dalam hal menggalang peran serta dan komitmen berbagai pihak, telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan institusi terkait, yaitu :
34 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
a. BNN dengan Instansi Pemerintah :
POLRI (Korp Lantas)
Kementerian BUMN
Kementerian Kehutanan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
POLRI (Bareskrim)
Komisi YudisiaL
POLRI (Divhubinter)
Badan Informasi Geospasial
b. BNN dengan Lembaga/Instansi Non-Pemerintah :
Yayasan Artha Graha Peduli
Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI)
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (KWARNAS)
PT Pertamina Persero
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
PT TVK Indonesia (Channel Kemanusiaan)
Yayasan Cemara Souvenir
Yayasan Hikmah Syahadah
Yayasan Tim Penanggulangan Penyalahgunaan Napza
Global Dive, Naui Progold Scuba Center Indonesia
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
c. Kerja Sama Luar Negeri Selain kerjasama tingkat nasional, BNN juga bekerjasama dengan negara lain dalam hal tukar menukar informasi berbagai permasalahan Narkoba yang sedang terjadi di dunia. Pada tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus sebagai Presiden IDEC (International Drugs Enforcement Conference) XIXX, tahun 2012.
35 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Adapun kegiatan dan kerja sama yang telah dilaksanakan dengan negara lain, yaitu :
Sidang Komisi Narkoba (CND) ke-55 di Wina,12-16 Maret 2012, CND merupakan pertemuan antara Badan – Badan Internasional PBB dengan Negara anggota serta pengamat di seluruh dunia. Agenda Komisi dibagi menjadi 2 segmen yaitu normatif dimana komisi melaksanakan fungsi Treaty-based termasuk mandat yang diterima dari ECOSOC dan sidang umum PBB dan menangani isu pengendalian dan pengawasan narkoba serta trend masa kini, dan segmen operasional dimana komisi melaksanakan perannya sebagai badan utama dari program narkoba UNODC dalam mempertimbangkan isu – isu terkait policy guidance. Pada CND, Delri menyampaikan point of intervention pada plenary session dan round table discussion sesuai agenda serta mendukung rancangan solusi yang menguntungkan PEMRI. Dihadiri oleh anggota CND, organisasi regional dan internasional serta organisasi nonpemerintah terkait.
Penandatanganan MoU Between the Government of the People’s Republic of China and the Government of the Republic of Indonesia on the Cooperation in Narcotic Drugs, Psychotropic Substances and Precursors Chemicals Control, di Beijing, China 21-24 Maret 2012. Yang menandatangani MoU mewakili pemerintah Indonesia adalah Gories Mere Kepala BNN dan mewakili pemerintah RRT Meng Hongwei, Wakil Menteri Keamanan Publik.
Konferensi
IDEC
(International
Drugs
Envorcement
Converence) Far East Regional Working Group di Bangkok, Thailand, 24-25 April 2012. IDEC Far East merupakan pertemuan para penegak hukum narkoba sewilayah Timur Jauh yang membahas target operasi para tersangka pengedar narkoba, evaluasi intelijen atas target – target yang sudah ada 36 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
dan target – target baru serta pengembangan inisiatif kerja sama regional, dihadiri oleh anggota IDEC Far East Working Group dan perwakilan DEA.
Konferensi IDEC XXIX di Nusadua, Bali, 12-14 Juni 2012. Merupakan pertemuan Para High Level penegak hukum Narkoba seluruh dunia yang membahas target operasi para tersangka pengedar narkoba , evaluasi intelijen atas target – target yang sudah ada dan target – target baru serta pengembangan inisiatif kerja sama Regional dan Internasional untuk memberantas peredaran gelap narkoba tingkat global. Dan dihadiri oleh 71 Negara (50 Negara anggota dan 21 peninjau).
International Conference of Ministerial of Foreign Affairs and Heads of Specialized National Agencies Against the World Drug Problem, di Lima, Peru 25-26 Juni 2012. Konferensi diselenggarakan untuk menggalang komotmen politik global dalam upaya penanggulangan peredaran narkoba. Dihadiri 64 negara dan 10 organisasi internasional.
SMART Programme Regional Workshop di Pnom Penh, Cambodia, 24-25 Juli 2012. Pertemuan untuk mendapatkan gambaran
up
to
date
tentang
penyalahguna
narkoba
dikawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, dihadiri 13 negara peserta.
Special ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters, di Bangkok, Thailand, 30 Agustus - 1 September 2012. Pertemuan tingkat menteri se ASEAN yang menangani narkoba untuk menegaskan kembali komitmen masing – masing negara dalam mewujudkan ASEAN Bebas Narkoba 2015. Dihadiri wakil-wakil tingkat menteri yang menangani isu narkotika dan perwakilan dari Secretariat ASEAN.
37 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Kerjasama Bilateral antara BNN dan Coordenacao geral de Policia de Prepressao a Drogas, Departamento de Policia Federal (DPF), di Sao Paulo, Brasil, 12 November 2012. Pertemuan membahas upaya peningkatan kerja sama antara BNN dan DPF Brasil.
The 33rd ASEAN Senior Officials on Drugs Matters (ASOD), di Kuala Lumpur, Malaysia, 25-27 September 2012. Pertemuan tingkat ASEAN para SOM National Agency yang menangani masalah narkoba, meliputi 5 working group yaitu preventive education,
therapy
and
rehabilitation,
law
enforcement,
research, alternative development. Dihadiri 80 peserta dari seluruh Negara anggota ASEAN serta perwakilan dari Secretariat ASEAN.
36th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies (HONLEA) dan ASEAN+3 Consultation Meeting on Airport Interdiction Task Force (AITF) di Bangkok, Thailand, 30 Oktober – 2 November 2012. Pertemuan para Kepala Badan / National Agency
di kawasan Asia Pasifik yang membahas
perkembangan terkini tentang situasi peredaran narkoba di Negara masing - masing dan trend peredaran gelap narkoba tingkat
regional
serta
upaya
yang
dilakukan
untuk
mengatasinya pada tingkat regional. Dihadiri perwakilan Negara anggota, serta observer dari Jerman, Interpol, WHO dan Secretariat ASEAN.
Round Table On Narco-Terorism di Legian, Bali, 12-13 Desember 2012. Pertemuan membahas hubungan dan perkembangan dari narco-terrorism. Dihadiri 36 peserta dari 14 negara dan 2 organisasi internasional.
Menjalankan operasi bersama dengan Polis Diraja Malaysia, untuk pengungkapan kasus heroin dan sabu pada AgustusSeptember 2012 di Kuala Lumpur Malaysia.
38 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
VI.
UPT Lab Uji Narkoba sampai dengan November 2012, telah menerima sebanyak 16.235 sample urine dan raw material yang terdiri dari : A.
Pemeriksaan Narkotika
: 13.366 sample
B.
Pemeriksaan Psikotropika :
C.
Pemeriksaan Prekursor
:
D.
Sampel Negatif
: 2.734 sample
126 sample 9 sample
VII. Hambatan dan Upaya yang dilakukan A.
Hambatan Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan P4GN di tahun 2012 demi mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba, adalah sebagai berikut : 1.
Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait dalam melaksanakan program P4GN.
2.
Dalam pelaksanaan penyelidikan sering ditemukan kendala adanya ego sektoral, terkait dengan pertukaran informasi maupun kerjasama dalam pelaksanaan pemutusan dan pengungkapan sindikat jaringan Narkotika baik nasional maupun internasional.
3.
Tidak adanya payung hukum dan kurang tersosialisasinya produk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 untuk dijadikan pedoman dan petunjuk pelaksanaan di lapangan.
4.
Masih
melekatnya
stigma
negatif
bagi
mantan
pecandu
di
masyarakat. 5.
Masih terbatasnya sarana dan prasana dalam pelaksanaan program P4GN.
6.
Belum intensifnya SDM dalam melaksanakan P4GN.
39 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
B.
Upaya yang dilakukan Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1.
Optimalisasi kerja sama dan koordinasi dengan dinas atau instansi yang terkait dalam melaksanakan program P4GN.
2.
Melakukan
koordinasi
instansi
terkait
untuk
memudahkan
pelaksanaan penyidikan yang biasa dilakukan dengan MoU. 3.
Bekerjasama dengan instansi lain untuk membuat Peraturan Pemerintah sesuai amanat UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan mensosialisasikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat.
4.
Memfasilitasi para mantan pecandu agar dapat mandiri, produktif, dan berdayaguna bagi diri sendiri sehingga dapat mengurangi stigma negatif yang melekat pada mantan pecandu.
5.
Pemenuhan
sarana
dan
prasarana
yang
memadai
dalam
melaksanakan program P4GN. 6.
Intensifikasi SDM dalam melaksanakan program P4GN.
Hadirin yang saya hormati, Mengakhiri informasi ini, kami ingin mengajak semua pihak untuk mewujudkan komitmen moral secara konsisten dalam melaksanakan upaya P4GN melalui bentuk apapun, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011. Pada kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mitra kerja dari instansi pemerintah, non pemerintah, organisasi masyarakat, serta LSM atas dukungan dan partisipasi dalam P4GN. Khusus kepada media massa dan rekan-rekan wartawan yang selama ini telah banyak membantu memberi informasi kepada publik, kami sampaikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih serta mengharap dukungan yang berkelanjutan dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di masa yang akan datang.
40 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta memberi kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 26 Desember 2012 Kepala Badan Narkotika Nasional
Paraf : 1. Kabag Humas 2. Kabag TU 3. Karo Um 5. Sestama
: ………… : vide draft : vide draft : vide draft
41 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 2
TTD
Anang Iskandar