PRAMBORS FM NETWORK: STRATEGI BAURAN PROMOSI DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE Melisa Paulin Jurusan Marketing Communication, School of Communication, Bina Nusantara University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Melisa Paulin, Amia Luthfia S.P., M.Si ABSTRACT The purpose of this writing is to understand how Prambors FM Network conducted its promotion mix activities, and to understand the obstacles that Prambors FM Network must go through upon the implementation of the promotion mix activities. The research methodology is descriptive qualitative research methods. Observation and interview are the method used to collect primary data; while documentation, text books, and academic journals are resources for secondary data. Analysis is conducted through the analyze Prambors promotion mix strategies in maintaining brand image to become the number one radio station in Indonesia. Results achieved Prambors FM Network, so far, has been successfully implementing integrated promotion mix activities: advertising, public relations, sales promotion, personal selling and direct marketing. The strategy is also equipped with the use of social media in order to maintain the brand image of Prambors. Conclusions Prambors FM Network has been successfully implementing its promotion mix activities and therefore Prambors FM Network still owns positive brand image among its listeners. The finding is supported with cummulative audience data. The data describes that Prambors FM Network, on certain level, occupies the highest rank among its competitors in achieving amount of listeners. Other supporting data shows that Jakarta is the place where most of Prambors FM Network listeners reside compare to other six places (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Medan, Makassar, Surabaya). For that reason, Prambors FM Network must be able to maintain its quality and be more creative in order to be able to compete with other radio with similar segment. (MP) Keywords: Prambors, Marketing Communication, Promotional Mix, Brand Image.
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk memahami strategi bauran promosi yang dilaksanakan Prambors FM Network dalam mempertahankan brand image dan untuk memahami kendala yang dihadapi Prambors dalam melaksanakan strategi bauran promosi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data primer menggunakan data hasil wawancara dan observasi; sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui dokumentasi, buku teks, dan artikel ilmiah. Analisis yang dilakukan adalah mengenai strategi bauran promosi Prambors dalam mempertahankan brand image untuk kembali menjadi radio nomor satu di Indonesia. Hasil yang dicapai adalah Prambors melakukan strategi bauran promosi secara terintegrasi satu sama lain, baik dalam strategi periklanan, hubungan masyarakat, promosi penjualan, penjualan personal dan pemasaran langsung juga dibantu dengan media sosial sebagai upaya untuk mempertahankan brand image Prambors. Simpulan yang didapat bahwa Prambors sudah melakukan dengan baik semua bauran promosi yang ada dan Prambors masih memiliki brand image yang baik bagi pendengarnya. Hal ini terlihat melalui data cummulative audience yang menggambarkan bahwa Prambors berada pada peringkat tertinggi diantara kompetitornya dalam hal jumlah pendengar. Data penunjang lain menunjukkan bahwa pendengar di Jakarta merupakan pendengar terbesar di antara tujuh kota yang diteliti (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Medan, Makassar, Surabaya). Untuk itu Prambors harus tetap menjaga kualitasnya dan menjadi lebih kreatif untuk tetap bersaing dengan radio anak muda lainnya. (MP) Kata Kunci: Prambors, Komunikasi Pemasaran, Bauran Promosi, Brand Image.
PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi terutama internet yang semakin pesat, tidak membuat radio sebagai media massa menjadi terlupakan atau ditinggalkan oleh masyarakat. Radio tetap menjadi salah satu media massa yang maju dan masih bertahan sampai saat ini terutama di Indonesia dengan segmentasi yang beragam untuk anak muda, dewasa, ataupun umum. Kemunculan stasiun radio swasta yang semakin beragam menimbulkan persaingan yang ketat antar radio, masing-masing berusaha menyajikan yang terbaik dan memikat perhatian para pendengarnya. Walaupun media yang lebih modern terus bermunculan, radio yang merupakan salah satu media massa termurah tetap menjadi sarana hiburan, promosi dan informasi yang bertahan menjadi pilihan masyarakat dan tidak pernah ditingalkan oleh pendengarnya. Radio mampu menemani pendengar dalam segala situasi dan kondisi, selagi pendengar mengerjakan berbagai aktivitas yang ada tanpa menggangu pekerjaannya. Hal inilah yang membedakan radio dengan media yang lainnya, terutama media cetak (Bakhtiar, 2006:116). Berdasarkan dari data sekunder yang ada, diterangkan bahwa Prambors FM Network telah dikenal sebagai salah satu radio remaja tertua dengan ciri khas yang unik dan telah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi radio-radio dengan segmentasi remaja lainnya. Selain merupakan salah satu radio swasta yang memiliki pendengar yang banyak dan beragam, Prambors juga mempunyai program-program siaran yang menarik didukung dengan penyiar-penyiar yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Prambors berawal dari radio ilegal yang didirikan oleh sekelompok anak muda di kawasan Jakarta, yaitu di jalan Mendut, tahun 60-an. Siaran radio tersebut dapat dijangkau di kawasan jalan Prambanan, Mendut, Borobudur dan sekitarnya. Prambors waktu itu hanya sebagai radio komunitas yang sekedar menjadi tempat anak-anak muda berkumpul atau berdiskusi tentang musik hingga sekarang sudah dikenal sebagai salah satu radio swasta di Indonesia. Dengan semakin ketatnya persaingan, Radio Prambors sempat mengalami penurunan rating sebagai radio swasta popular di Jakarta. Samanya target dan segmentasi pasar yang ditetapkan oleh beberapa radio swasta lainnya, menjadi pesaing utama untuk Radio Prambors, seperti misalnya Jak FM, Trax FM, Oz Radio FM dan Gen FM. Untuk itu diperlukan suatu strategi komunikasi pemasaran terutama Radio Prambors untuk saling berkompetisi untuk merebut pasar pendengar radio dan mendapatkan posisi di masyarakat melalui berbagai cara seperti pembuatan program acara-acara radio yang baru, menarik dan inovatif serta penggunaan promotional mix yang dikomunikasikan secara efektif. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Tasylda selaku integrated promotion staff dari Prambors FM Network. Komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkan kepada sasarannya. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar atau perusahaan. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk dan jasa (Sulaksana, 2003:23). Sehingga komunikasi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi pemasar atau perusahaan. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat tidak akan mengetahui keberadaan produk dan jasa. Beragam stategi komunikasi pemasaran pun harus terus diperhatikan dan dilaksanakan secara tepat, Prambors diharapkan akan memberikan kepuasan pada konsumen, mempertahankan brand image yang positif. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis bagaimana strategi komunikasi pemasaran dengan menggunakan bauran promosi yang dilaksanakan oleh Prambors FM Network dalam upaya mempertahankan brand image, dibantu dengan peran divisi Integrated Promotion dan Account Executive yang bertanggung jawab dan bertugas untuk menjalankan strategi tersebut. Pembatasan masalah pada penelitian ini untuk menganalisa strategi bauran promosi yang dilaksanakan Prambors FM Network dalam mempertahankan brand image. Penelitian dilakukan pada divisi Integrated Promotion dan Account Executive Prambors Network FM yang beralamat di Jl. Adityawarman No. 71, Melawai Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan sejak bulan Oktober sampai dengan Desember 2013. Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan yakni: 1. Memahami bagaimana strategi bauran promosi yang dilaksanakan Prambors FM Network dalam mempertahankan brand image. 2. Memahami apa saja kendala yang dihadapi Prambors FM Network dalam melaksanakan strategi bauran promosi.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, pendekatan dalam penelitian ini adalah metodologi Kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode pengumpulan data menggunakan observasi non partisipan, wawancara semistruktur, dokumentasi, buku teks dan artikel ilmiah. Dalam penelitian ini terdapat 4 Narasumber yakni 2 narasumber internal yang berasal dari Prambors FM Network dan 2 narasumber eksternal yang merupakan pendengar radio. Keabsahan data menggunakan analisis triangulasi dimana dianalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris berupa sumber data lainnya yang tersedia. Sedangkan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan triangulasi sumber dan metode. Dalam menggunakan triangulasi sumber, keabsahan data yang didapat bisa dilihat dari perbandingan hasil wawancara dari informan yang diwawancara. Dan untuk triangulasi metode, penulis melakukan perbandingan antara data hasil observasi yang sudah penulis lakukan dan data hasil wawancara juga data sekunder yang penulis kumpulkan. Analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, buku teks dan artikel ilmiah dengan cara mereduksi data ke dalam kategorinya masing-masing. Tiga langkah dalam menganalisis data menurut Ardianto (2010: 223) adalah mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN BAHASAN Bauran Promosi Dalam merencanakan suatu tujuan dan strategi, Prambors FM Network mempunyai visi misi yang jelas untuk membantunya mempertahankan brand image. Sebelum melaksanakan semua strategi, Prambors sudah menentukan bagaimana targeting, segmenting dan positioning dari Prambors sendiri, hal itu memudahkan Prambors untuk mencapai keberhasilan dari strategi-strategi yang akan dijalankan. Adanya evaluasi dan control secara berkala ditujukan untuk tetap menjaga kualitas dari radio Prambors sendiri. Dalam pelaksanaan strategi bauran promosi, Prambors berusaha fokus untuk menciptakan persepsi yang baik dari masyarakat dengan menggunakan taktik yang tepat, seperti melakukan advertising, public relation yang didominasi dengan kegiatan partnership, personal selling untuk branding ke klien dan pendengar, sales promotion dan direct marketing yang lebih difokuskan dalam penggunaan media sosial untuk membantu promosi Prambors dan tetap menjaga image yang baik. Dengan berdasarkan teori komunikasi pemasaran yang peneliti gunakan dimana dijelaskan bahwa komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan disebut juga komunikasi pemasaran (Kennedy dan Soemanagara, 2006:5). Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa Prambors sebagai salah satu industri radio terbesar di Indonesia, sudah melakukan upaya komunikasi pemasaran melalui bauran-bauran promosi yang ada. Sesuai dengan yang teori yang ada dimana Prambors juga menyatukan kegiatan promosi seperti iklan, promosi penjualan dan humas atau public relations juga pengembangan media sosial yang ada untuk mencapai kesatuan konsep komunikasi secara jelas, konsisten dan memaksimalkan proses komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana masing-masing divisi yang sudah peneliti wawancara, yakni account executive dan integrated promotion staff yang menjabarkan tugasnya dalam melaksanakan strategi promosi sesuai dengan jabatannya masing-masing. Bapak Sofyan selaku account executive menjalankan kegiatan promosi seperti sales promotion, dimana beliau bertanggung jawab untuk penjualan iklan dan memiliki klien sesuai target, kemudian ia juga melakukan pendekatan langsung dan penjualan kepada klien secara tatap muka untuk menawarkan klien memasang iklan di Prambors.
Bapak Sofyan juga melakukan salah satu kegiatan public relations dengan menjaga hubungan baik dengan masyarakat terutama klien dan calon klien dari Prambors sendiri. Beliau selaku account executive melakukan direct marketing berupa tahap-tahap mulai dari call by phone kemudian melakukan appointment dengan klien baru. Setelah itu melakukan negotiation dan mendapat hasil akhir yang dianggap sebagai closing ketika klien membuat keputusan. Begitu pula yang dilakukan oleh Ibu Tasylda selaku integrated promotion staff, bauran promosi yang jelas dilakukan adalah kegiatan advertising, dimana Ibu Tasylda bisa melakukan branding melalui media cetak, transportasi umum ataupun dalam event yang dilakukan atas hubungan kerja sama (partnership). Beliau juga melakukan kegiatan sales promotion dengan menggunakan promotion tools dalam suatu event misalnya memberikan sampel sticker, kipas dan gantungan kunci pada pengunjung. Lebih lanjut Ibu Tasylda juga melakukan kegiatan public relations dimana beliau bisa melakukan publikasi, news dengan memberikan informasi mengenai Prambors ke masyarakat, kemudian menjaga hubungan baik dengan klien dan juga masyarakat luas. Sebagai bagian dari tim promosi Prambors, Ibu Tasylda selaku integrated promotion staff mendapat keuntungan dari brand Prambors, sehingga klien biasanya yang mencari Prambors dimulai dari by phone, dan untuk menarik pendengar baru, bisa juga dilakukan pengumpulan database dari pengunjung yang datang ke event yang dihadiri Prambors sebagai media partner. Selaku account executive, Bapak Sofyan melakukan direct marketing berupa tahap-tahap mulai dari call by phone kemudian melakukan appointment dengan klien baru. Setelah itu melakukan negotiation dan mendapat hasil akhir yang dianggap sebagai closing ketika klien membuat keputusan. Sedangkan Ibu Tasylda selaku integrated promotion staff mengaku mendapat keuntungan dari brand Prambors, sehingga klien biasanya yang mencari Prambors dimulai dari by phone, dan untuk menarik pendengar baru, bisa dilakukan pengumpulan database dari pengunjung yang datang ke event yang dihadiri Prambors sebagai media partner. Selain menggunakan cara by phone dan pengumpulan database, Prambors FM Network juga menggunakan media sosial sebagai upaya lain dalam menjalankan direct marketing. Media sosial digunakan untuk memudahkan masyarakat mengenal Prambors, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat maka Prambors berusaha untuk mengikuti kebutuhan masyarakat melalui media sosial yang semakin merebak ke tengah masyarakat dunia terutama di Indonesia. Cara ini diharapkan dapat menambahkan minat pendengar ataupun calon klien untuk mempercayakan Prambors sebagai media partnernya. Jenis media yang digunakan antara lain: A. twitter (https://twitter.com/Prambors) B. facebook (https://www.facebook.com/prambors) C. youtube (http://www.youtube.com/user/PramborsRadio) dan D. website (http://www.pramborsfm.com/) E. mobile application untuk Android dan Iphone Sehingga bisa disimpulkan bahwa Prambors melakukan komunikasi pemasaran melalui semua bauran promosi yang ada dan semua terintegrasikan dengan baik, dengan dibantu kerjasama oleh masing-masing tim dari Prambors sendiri untuk mencapai visi dan misinya. Prambors sebagai industri radio di Indonesia merancang strategi komunikasi pemasaran hanya yang sesuai dengan kebutuhannya saja. Kebutuhan industri radio menitikberatkan pada brand yang akan dihasilkan di public, sehingga Prambors mengutamakan hubungannya dengan masyarakat dan melakukan branding agar diterima secara positif di masyarakat luas juga membangun hubungan yang baik yang bersifat simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan satu sama lain. Meurut Bapak Sofyan, kendala terbesar yang dihadapinya adalah paket harga yang bersaing dengan kompetitornya dan space iklan yang terbatas untuk menjaga kualitas. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan mengadakan meeting mingguan di hari rabu dan jumat dimana tim akan membahas target penjualan dan penawaran yang diterima dari klien. Sedangkan menurut Ibu Tasylda, kendala terbesarnya adalah kurangnya informasi masyarakat tentang Prambors yang sebenarnya. Kemudian terbatasnya kesempatan untuk melakukan partnership dengan klien yang dituju, karena sudah ada media partner lain. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan mengadakan meeting mingguan dan bulanan di setiap hari rabu, dimana akan membahas mengenai partnership dan iklan yang sudah dibuat dalam satu periode tertentu. Brand Image Keberadaan brand image jelas sangat penting untuk kemajuan suatu perusahaan terutama industri radio yang mengandalkan brand image dari perusahaannya sebagai tolak ukur kemajuan perusahaan itu sendiri. Demikianlah Prambors sebagai salah satu indutri radio di Indonesia yang sudah
berdiri 42 tahun lamanya, selalu berusaha menjaga brand image dari Prambors sendiri agar dikenal baik di masyarakat luas. Salah satu teori yang mendefinisikan brand image yaitu citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003:180). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, didapatkan kesimpulan bahwa brand image Prambors sudah positif dan baik, dimana hasil wawancara dengan informan internal dan eksternal mengungkapkan bahwa Prambors sudah memiliki image yang baik. Hal ini dapat dibuktikan melalui data Cumulative Audience terbaru yang didapatkan dari hasil wawancara, yaitu merupakan survei yang dilakukan oleh Prambors dibantu dengan konsultan asing yang bersangkutan. Survei ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun, setiap survei dilakukan per tiga bulan di setiap minggu awal bulan. Dengan rincian pada w1 (week 1) survei dilakukan selama bulan januari, februari dan maret. Kemudian w2 (week 2) dilakukan selama bulan april, mei dan juni. Untuk w3 (week 3) dilakukan selama bulan juli, agustus dan september. Dan terakhir w4 (week 4) dilakukan selama bulan oktober, november dan desember. Dalam cumulative audience dari tahun 2012 sampai week 3 di tahun 2013, berisikan data hasil survei antara Prambors Jakarta dengan kompetitornya. Dimana kompetitornya termasuk radio swasta dengan segmentasi anak muda, yaitu Mustang, ARH Global, Trax FM dan OZ FM. Dari hasil survei yang di dapat, dengan narasumber atau pendengarnya secara global yang berusia diatas 10 tahun, Prambors Jakarta masih menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara yang paling tinggi. Selanjutnya survei yang lebih spesifik dengan pendengar berusia 15 sampai 29 tahun dengan golongan kelas masyarakat A sampai C, Prambors Jakarta juga menduduki peringkat pertama. Survei lainnya dalam cumulative audience yang sama dibuktikan bahwa Prambors Jakarta tetap menjadi radio anak muda yang hits di antara 7 kota lainnya yang juga merupakan cabang Prambors di Indonesia, yaitu Bandung, Jogjakarta, Semarang, Medan, Makassar dan Surabaya. Pambors Jakarta mendapatkan perolehan suara tertinggi disusul dengan Prambors Bandung dan Jogjakarta yang menjadi 3 teratas dalam survei tersebut baik dalam pendengarnya yang berusia 10 tahun keatas dan pendengar yang spesifik berusia 15-29 tahun dengan kelas masyarakat A sampai C. Dengan hasil survei tersebut, Prambors hanya butuh untuk mempertahankan brand image yang sudah dibangun dan menjaga loyalitas dengan pendengar dan klien, agar Prambors bisa kembali bersaing juga mencapai misi Prambors untuk menjadi radio musik anak muda nomor 1 di Jakarta dan tujuh kota lainnya. Peneliti juga menyimpulkan disimpulkan bahwa brand image atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan informan eksternal selaku pendengar Prambors, yaitu Mas Allegian dengan Mbak Dian yang memberikan penilaian dan pendapatnya tentang Prambors. Mas Allegian menilai Prambors sebagai radio musik anak muda yang selalu menyajikan lagu-lagu yang update dan penyajian program acara yang menarik. Hal demikian juga diungkapkan oleh Mbak Dian yang menganggap prambors masih tetap menjadi pilihan pendengarnya walaupun sudah banyak kompetitor yang bermunculan. Prambors dinilai seperti radio anak jaman sekarang dengan penyiar yang menarik. Sayangnya sebagai pendengar, Mbak Dian dan Mas Allegian kurang mengetahui pasti tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan Prambors dan mereka cenderung memperhatikan musik dan program acaranya saja. Hal ini bisa menjadi perhatian lebih untuk Prambors dalam menentukan cara untuk menyampaikan informasi mengenai kegiatan atau acara yang dilakukan , baik secara off-air atau dalam bentuk partnership kepada khalayak, agar masyarakat juga mendapat informasi sesuai seperti yang diinginkan Prambors sendiri. Brand image sendiri menjadi sangat penting untuk dipertahankan demi kelangsungan hidup perusahaan, terutama Prambors FM Network. Dengan adanya brand image yang sudah dikenal baik oleh masyarakat dan klien dari Prambors sendiri, sangat memudahkan untuk menjaga hubungan baik dan kerjasama sehingga tercipta hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan satu dengan lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi pemasaran telah dilakukan oleh Prambors FM Network berdasarkan dengan item-item bauran promosi yang ada, seperti advertising, sales promotion, public relations, personal selling dan direct marketing. Setiap kegiatan bauran promosi tersebut terintegrasi dijalankan dengan baik oleh masing-masing divisi yang terkait agar Prambors bisa terus melakukan branding, membina hubungan simbiosis mutualisme dan bisa mempertahankan brand image tetap baik dan positif. Media online yang dimiliki Prambors seperti twitter, facebook, youtube, website dan mobile application merupakan bagian dari bauran promosi direct marketing, menjadi salah satu strategi promosi yang digunakan mengikuti kebutuhan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dari klien dan pendengarnya dan dikelola oleh divisi khusus yaitu Prambors + (Prambors Plus). 2. Kendala yang dihadapi dalam mempertahankan brand image , seperti paket harga yang bersaing dengan kompetitornya, space iklan yang terbatas, kurang informasi masyarakat mengenai Prambors dan terbatasnya kesempatan untuk melakukan partnership dengan klien yang dituju selalu diperhatikan dan dilakukan evaluasi rutin, seperti meeting rutin mingguan dan bulanan oleh masing-masing divisi yang bersangkutan. Penilaian masyarakat terutama pendengarnya mengenai brand image Prambors membuktikan jika prambors masih tetap menjadi pilihan dan masih memiliki brand image yang baik, dibuktikan dari hasil data cumulative audience yang terbaru dan hasil wawancara dengan pendengar Prambors. Cumulative Audience terbaru yang didapatkan dari hasil wawancara, yaitu merupakan survei yang dilakukan oleh Prambors dibantu dengan konsultan asing yang bersangkutan. Survei ini dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun, setiap survei dilakukan per tiga bulan di setiap minggu awal bulan. Dengan rincian pada w1 (week 1) survei dilakukan selama bulan januari, februari dan maret. Kemudian w2 (week 2) dilakukan selama bulan april, mei dan juni. Untuk w3 (week 3) dilakukan selama bulan juli, agustus dan september. Dan terakhir w4 (week 4) dilakukan selama bulan oktober, november dan desember. Dalam cumulative audience dari tahun 2012 sampai week 3 di tahun 2013, berisikan data hasil survei antara Prambors Jakarta dengan kompetitornya. Dimana kompetitornya termasuk radio swasta dengan segmentasi anak muda, yaitu Mustang, ARH Global, Trax FM dan OZ FM. Dari hasil survei yang di dapat, dengan narasumber atau pendengarnya secara global yang berusia diatas 10 tahun, Prambors Jakarta masih menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara yang paling tinggi. Selanjutnya survei yang lebih spesifik dengan pendengar berusia 15 sampai 29 tahun dengan golongan kelas masyarakat A sampai C, Prambors Jakarta juga menduduki peringkat pertama.
Saran 1.
2.
1.
2.
3.
Saran praktis: Semua kegiatan promosi yang dilakukan Prambors sesuai dengan konsep bauran promosi, diharapkan semakin ditingkatkan dengan baik dan dikembangkan kembali. Karena untuk mencapai misi Prambors sebagai radio nomor satu akan memerlukan proses dan penilaian masyarakat mengenai brand image Prambors sendiri harus tetap dipertahankan. Sebagai radio station Prambors bisa menggunakan media sosial dengan bijak dan efektif sebagai salah satu sarana promosi, untuk meningkatkan dan mendukung Prambors mempertahankan brand imagenya dengan baik. Saran akademis: Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk keperluan informasi masyarakat mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan Prambors FM Network. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk Prambors FM Network dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang lebih matang di kemudian hari. Hasil dari penelitian ini diharapkan juga bisa menjadi data informasi yang penting, untuk kelanjutan penelitian dalam bentuk kuantitatif ataupun penelitan kualitatif lainnya.
REFERENSI Ardianto, Elvinaro. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Relatios Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bhaktiar, Saiful. (2006). Cara Gampang Jadi Penyiar Radio. Yogyakarta : Indonesia Cerdas. Brannan, Tom. (2005). Integrated Marketing Communication. Jakarta: Penerbit PPM. Effendy, Uchjana Onong. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hubeis, Musa, Kartika, Lindawati, Dhewi, Ratih Maria. (2012). Komunikasi Profesional Perangkat Pengembangan Diri. Bogor: PT Penerbit IPB Press. Keller, K.L. (2003). Strategic Brand Management, Building Measurement and Managing Brand Equity. Upper Sadle River: NJ Pearson Education Internasional. Kennedy, John E. dan Soemanaraga, R. Dermawan. (2006). Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Kotler, Philip and Armstrong, Gary. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, Philip and Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogayakarta : Pustaka Populer LKis. Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Rahmat, Kriyantono. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sari, B. N. (2012). Humas Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen : konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sulaksana, Uyung. (2003). Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress (Anggota IKAPI). Suyanto, M. (2007). Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: ANDI Tjiptono, Fandy. (2005). Brand Management & Startegy. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo.
Jurnal : Brunello, Adrian. (2013). The Relationship Between Integrated Marketing Communication And Brand Equity. Caemmerer, Barbara. (2009). The planning and implementation of integrated marketing communications. Hu, Jing, Liu, Xin, Wang,Sijun and Yang, Zhilin. (2012). The role of brand image congruity in Chinese consumers' brand preference. Rehman, Shakeel Ul, and Ibrahim, M. Syed. (2011). Integrated Marketing Communication and Promotion. Severi, Erfan and Ling, Kwek Choon. (2013). The Mediating Effects of Brand Association, Brand Loyalty, Brand Image and Perceived Quality on Brand Equity. Sumber Lain: http://www.pramborsfm.com/ https://www.facebook.com/prambors
RIWAYAT PENULIS Melisa Paulin lahir di kota Jakarta pada 12 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Public Relations pada tahun 2014.