1
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI “CHARITY SHOW” (Program Acara Televisi “Bedah Rumah” dan “Uang Kaget”) (Studi Kasus: RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Oleh : MAYANG ANGGUN PUSPITSARI A14202047
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
2
RINGKASAN MAYANG ANGGUN PUSPITASARI. Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show (Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget) Studi Kasus: RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat Di bawah bimbingan NINUK PURNANINGSIH.
Pengaruh negatif kemajuan teknologi, khususnya televisi, kurang menjadi perhatian disebabkan Production House (rumah produksi) lebih menekankan tersedianya alternatif informasi dan hiburan bagi konsumennya. Oleh sebab itu, televisi swasta yang ada di Indonesia menghadirkan beragam acara untuk menarik minat masyarakat, sehingga menambah rating, misalkan film, sinetron, gossip, reality show dan charity show. Salah satu program tayangan televisi yang sedang digemari adalah reality show. Reality show yang menyentuh aspek sosial dengan membagi-bagikan rejeki kepada penonton kalangan papan bawah dikenal dengan program acara televisi ”charity show”. Program ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat kebaikan dan berani mewujudkan setiap impian untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Survei yang dilakukan oleh Nielsen Media Research (NMR) di Indonesia pada pertengahan tahun 2005 tercatat reality show yang memiliki rating tertinggi adalah Uang Kaget dan Bedah Rumah. Walaupun keberadaan rating dari program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget cukup signifikan namun tidak dapat dipungkiri keberadaanya memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Adapun pendapat yang pro mengenai tayangan Bedah Rumah dan Uang Kaget menyatakan bahwa tayangan tersebut menciptakan iklim pada masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan terdorong untuk melakukan pertolongan yang sama dengan program acara tersebut terhadap orang lain yang membutuhkan. Sementara pendapat yang kontra menyatakan bahwa penayangan tersebut menganggap persoalan kemiskinan hanya dapat diselesaikan dengan memberikan uang banyak dalam waktu singkat, kesan menjadi orang kaya tiba-tiba juga melekat dalam benak masyarakat tanpa memikirkan jangka panjang dan mengeksploitasi kemiskinan. Berdasarkan pertimbangan hal tersebut di atas, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menilai seberapa efektif kedua program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget dipersepsikan positif oleh masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan pertolongan terhadap sesama. Diharapkan hasil kajian dapat dimanfaatkan oleh rumah produksi kedua program acara tersebut sebagai bahan masukan sehingga kedua program acara tersebut menunjukkan peranannya sebagai sarana hiburan dan sarana informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show dan menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa
3
Barat, pada bulan Desember tahun 2008 sampai dengan bulan Maret 2009. pemilihan RT dilakukan secara sengaja atau purposive. Ukuran contoh yang diteliti sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling (berpeluang acak sederhana). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai, dengan menggabungkan dua metode penelitian yaitu kuantiatif dan kualiatif. Pengolahan data dilakukan dari hasil kuesioner, selanjutnya dibuat tabulasi silang, kemudian dianalisis menggunakan pengujian secara uji statistik, yaitu chi-square. Program acara televisi reality show yang menjadi pilihan masyarakat untuk diproduksi pertamakali program acara reality show yang berbasis sosial di motori oleh PT. Trisawarsana diantaranya adalah ”Bedah Rumah” dan ”Uang Kaget”. PT. Trisawarsana menetapkan kedua program acara antara lain usia talent berkisar anatara 40 – 60 tahun serta jam tayang ditetapkan pada waktu sore hari. Selanjutnya, kedua program acara memiliki karakterstik yang berbeda dilihat dari konsep acara dan peran pembawa acara. Karakteristik internal responden, sebagian besar berusia antara 30 sampai 45 tahun, memiliki latar belakang pendidikan sedang (tamatan SMP dan SMA) serta pekerja. Untuk karakteristik eksternal, durasi menonton sebagian besar tinggi yaitu menonton televisi lebih dari 5 jam. Adapun frekuensi menonton responden yang sebagian besar selalu menonton program acara televisi charity show. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara televisi charity show sebagian besar positif terhadap talent, bentuk hadiah, peran pembawa acara, konsep acara dan jam tayang. Walaupun ada juga pihak yang merasa kurang tertarik dengan konsep acara Bedah Rumah dan Uang Kaget karena hanya menayangkan eksploitasi kemiskinan. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang talent menunjukkan positif yaitu talent yang patut dibantu berada pada usia 40 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan, bila sasarannya masih berusia muda, talent masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kondisi yang masih bugar. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang bentuk hadiah menunjukkan positif yaitu perbaikan rumah dengan isinya dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi pendidikan responden maka semakin mengerti bentuk bentuk hadiah yang mendidik bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang peran pembawa acara menunjukkan positif yaitu pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, selama tayangan berlangsung pembawa acara dianggap mampu melibatkan emosi penonton dalam susasana haru. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang konsep acara menunjukkan positif yaitu konsep acara Bedah Rumah dianggap menarik responden dari awal sampai akhir. Hal ini dilihat dari penyajian segmen program acara, bintang tamu yang ditampilkan dan penayangan
4
secara mendetail mengenai perbedaan kondisi rumah yaitu sebelum dibedah dengan sesudah dibedah. Hal ini menyebabkan responden menjadi penasaran sehingga responden tertarik untuk menonton dari awal sampai akhir. Dan responden menilai tayangan program acara Uang Kaget memiliki kekurangan karena memberikan dampak secara tidak langsung mengajarkan budaya konsumtif bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang jam tayang menunjukkan positif yaitu pada sore hari sudah tepat ditayangkan. Hal ini dikarenakan sore hari merupakan waktu luang untuk menonton televisi setelah melakukan aktivitas rutin dalam melakukan pekerjaan rumah. Sehingga kedua program acara tersebut menghibur responden sambil beristirahat. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap tayangan program acara televisi charity show menunjukkan hubungan yang nyata antara lain durasi menonton televisi serta jenis pekerjaan (karakteristik individu) dan konsep program acara Bedah Rumah (karakteristik program acara televisi charity show).
5
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW (Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget) (Studi Kasus RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)
Oleh: Mayang Anggun Puspitasari A14202047
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
6
Judul
: Persepsi Masyarakat Terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show (Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget) pada studi kasus RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.
Nama
: Mayang Anggun Puspitasari
NRP
: A14202047
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ninuk Purnaningsih NIP. 19690108 199303 2 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 19571222 198203 1 002
Tanggal Kelulusan:
7
PERNYATAAN
DENGAN
INI
SAYA
MENYATAKAN
BAHWA
SKRIPSI
YANG
BERJUDUL ”PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW (PROGRAM ACARA BEDAH RUMAH DAN UANG KAGET) KASUS PADA RT 04 RW 04 KELURAHAN BALUMBANG JAYA, KECAMATAN BOGOR BARAT, KOTA
BOGOR,
PROVINSI
JAWA
BARAT”.
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK
LAIN
KECUALI
SEBAGAI
BAHAN
RUJUKAN
YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Juli 2009
Mayang Anggun P. A14202047
8
RIWAYAT PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1984. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara pasangan (Alm.) Soedjono Hardjo Suparno dan Edah Suhaedah. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-Kanak Al-Iman pada tahun 1989, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 06 Cipinang Muara Jakarta pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 52 Cipinang Muara Jakarta. Selanjutnya penulis melanjutkan lagi sekolahnya di SMUN 53 Cipinang Jaya Jakarta dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB. Penulis diterima di Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen IlmuIlmu Sosial dan Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Semasa kuliah, penulis ikut dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Ladang Seni dan penulis juga pernah aktif dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), serta penulis pernah menjadi panitia pada berbagai kegiatan mahasiswa
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, kekuatan serta jalan yang terbaik menurut-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi (SEP 495) yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian, di Fakultas Pertanian IPB. Skripsi ini merupakan penelitian dan studi persepsi terhadap program acara televisi charity show. Oleh karena itu, diharapkan menjadi referensi yang berguna dalam kajian mengenai studi evaluasi program acara di televisi. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan skripsi ini, namun semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukannya.
Bogor, Juli 2009
10
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah dan karunia-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Skripsi ini, antara lain: 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan dan sarannya dalam upaya penyusunan Skripsi 2. Dr. Sarwititi .S Agung, MSi dan Ir. Dwi Sadono, MSi selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan sarannya dalam upaya penyusunan Skripsi 3. Seluruh Keluarga di rumah (Mba Lia, Mba Ade, Babby, Rafel, Metha, Teteh), khususnya Mama yang dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan dorongan, semangat, motivasi dan do’anya. 4. Hary Purnomo Hidayat yang dengan sabar selalu memberikan semangat, inspirasi hidup, motivasi, dorongan dan arahan hingga selesainya karya tulis ini. 5. Mas Aris selaku Produser Pelaksana Program Acara Bedah Rumah yang telah menyempatkan waktu memberikan masukan dan arahan demi kelancaran Skripsi ini. 6. Ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya dan PT. Trisawarsana yang telah memberikan izin melakukan penelitian dalam penyusunan karya tulis ini. 7. Seluruh responden yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas partisipasinya dan kebersamaannya 8. Reni dan Heri Sanjaya Putra yang telah membantu kelancaran penyusunan karya tulis ini. 9. Bapak-bapak dan ibu-ibu penjaga perpustakaan LSI IPB yang selalu ramah
11
10. Keluarga besar KOHATI HMI Cabang Bogor terutama Eny Widiyawati, Rahmawati, Titin, Eva, Nurul, Sirih, Yuliana, Tia dan Sun sun untuk kebersamaannya yang berharga selama ini . 11. Keluarga KPM, terima kasih untuk kebersamaannya selama ini serta dukungannya 12. Dan untuk rekan-rekan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan secara satu persatu.
12
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
7
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................
7
1.5 Batasan Penelitian .....................................................................
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa ....................................................................
8
2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa .............................
11
2.3 Perilaku Menonton Televisi ......................................................
15
2.4 Program Acara Televisi Charity Show......................................
16
2.5 Persepsi .....................................................................................
18
2.5.1 Pengertian Persepsi .........................................................
18
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ...................
20
2.5.3 Hubungan Persepsi dengan perilaku ...............................
22
2.6 Kerangka Pemikiran..................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
31
3.2 Metode Penentuan Sampling ....................................................
31
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................
32
3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .............................
33
13
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW
BAB
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya.........................
35
4.1.1 Kondisi Geografis ............................................................
35
4.1.2 Kondisi Demografi...........................................................
36
4.1.3 Sarana dan Prasarana .......................................................
39
4.2 Gambaran Umum RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya .
41
4.3 Gambaran Umum Program Acara Televisi Charity Show ........
42
4.3.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Trisawarsana .................
42
4.3.2 Karakteristik Program Acara Uang Kaget .......................
44
4.3.3 Karakteristik Program Acara Bedah Rumah ....................
47
4.3.4 Tujuan Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget ..
50
4.4 Ikhtisar .....................................................................................
51
V
GAMBARAN
UMUM
KARAKTERISTIK
INDIVIDU
RESPONDEN ................................................................................................ 5.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................
52
5.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ......................................
53
5.3 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..............
54
5.4 Jumlah Reponden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ......................
55
5.5 Durasi Menonton Televisi........................................................
55
5.6 Pilihan Acara ............................................................................
57
5.7 Pilihan Program Acara Televisi Charity Show ........................
59
5.8 Frekuensi Menonton Program Acara Televisi Charity Show ..
61
5.9 Ikhtisar .....................................................................................
63
BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW 6.1 Persepsi Responden Terhadap Tokoh Utama (Talent) dalam Program acara Televisi Charity Show .......................................
64
6.2 Persepsi Responden Terhadap Bentuk Hadiah dalam Program acara Televisi Charity Show .......................................
67
14
6.3 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara dalam Program acara Televisi Charity Show .......................................
69
6.3.1 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show 70 6.3.2 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show 72 6.4 Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi Charity Show ...........................
75
6.4.1 Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi Bedah Rumah .................................................................
75
6.4.2 Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi Uang Kaget ...................
78
6.5 Persepsi Responden Terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show ....................................................
81
6.7 Ikhtisar ......................................................................................
83
BAB VII KESIMPILAN DAN SARAN 7. 1 Kesimpulan .............................................................................
85
7. 2 Saran ........................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
88
LAMPIRAN...................................................................................................
90
15
DAFTAR TABEL
No. Hal 1
Teks Kisi-kisi Instrumen Persepsi Masyarakat terhadap Program Acara Televisi Charity Show................................................
33 2
Sebaran Penggunaan Lahan Kelurahan Balumbang Jaya .................... 36
3
Sebaran Jumlah Penduduk Menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin ......................................................................
37 4
Sebaran Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya ...................................................................................
38 5
Sebaran Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya ...................................................................................
39 6
Sebaran Sarana dan Prasarana Perhubungan Kelurahan Balumbang Jaya ................................................................. 38........................................................................................................................ 7
Sebaran Sarana dan Prasarana Olahraga Kelurahan Balumbang Jaya .................................................................
40 8
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor .................................................................................... 53
9
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor .................................................................................... 53
10
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat RW 04 RT 04
16
Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor .................................................................................... 54
11
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor .................................................................................... 55
12
Persentase Responden Menurut Durasi Menonton RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Pada Masyarakat
Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor............................................... ....................................................................................................................................... 57 13
Persentase Responden Menurut Pilihan Acara Televisi Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor, Tahun 2009 ......................... 58
14
Persentase Responden Menurut Pilihan Program Acara Televisi Charity Show Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor, Tahun 2009 ......................... 60
15
Persentase Responden Menurut Frekuensi Menonton Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Walikotamadya Bogor............................................... 63
16
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 65
17
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 68
18
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Peran Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 71
19
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Peran Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 73
20
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show
17
dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 77 21
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 79
22
Hubungan Antara Persepsi Responden Tentang Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu ........................................................................... 83
18
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Hal 1 25
Kerangka Pemikiran..............................................................
19
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1
Hal Sketsa Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat Tahun 2009....................
91
Daftar Responden Berdasarkan Karakteristik Internal Responden........................................
92
3
Kuesioner Survei ..................................................................
93
4
Hasil Analisis Data dengan Pengujian Uji Statistik .............
99
2
20
BAB I PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang
penyiaran menyatakan dengan jelas bahwa siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukkan pendapat, sikap dan perilaku khalayak, sehingga penyelenggaraan penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab1. Pesatnya teknologi komunikasi, membawa pengaruh yang cukup besar terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Kecanggihan teknologi komunikasi tersebut menyebabkan berbagai informasi dapat disampaikan dengan mudah, kepada ribuan bahkan jutaan manusia dalam waktu yang bersamaan. Hal ini terwujud salah satunya melalui media massa elektronik yang bernama televisi (Suangga, 2004). Siaran televisi di Indonesia dimulai tahun 1962, pada saat itu dilakukan peresmian penyiaran televisi oleh Presiden Soekarno. Sejak peresmian tersebut, jumlah pesawat penerima televisi, khususnya di Jakarta semakin meningkat. Lebih lanjut, televisi swasta juga berkembang dengan pesat sejak tahun 1987, sehingga memberikan pilihan bagi pemirsanya. Dengan demikian, globalisasi komunikasi dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia (Halim, 2005).
1
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran hal. 1
21
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan nama untuk stasiun televisi pertama Indonesia, dimana acara-acaranya dikemas untuk kepentingan pemerintah. Acara yang dikemas untuk kepentingan pemerintah misalnya: siaran pedesaan untuk kalangan petani, dialog politik, laporan khusus dan lain sebagainya. Seiring dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia nomor 111/Kep/Menpen/1990 tanggal 10 Juli 1990 mengizinkan beberapa stasiun televisi swasta beroperasi di Indonesia (Rojat, 2001). Perkembangan pemanfaatan televisi swasta ditunjukkan oleh berdirinya PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia tahun 1989, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) tahun 1990, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) tahun 1991, PT. Andalas Televisi (ANTV) tahun 1993, PT. Indosiar Visual Mandiri berdiri tahun 1995, Metro TV tahun 2000, PT. Global TV tahun 2001, PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) tahun 2001, TV7 tahun 2001 dan yang terakhir Lativi tahun 2001. Munculnya stasiun-stasiun swasta ini mengangkat kondisi pertelevisian Indonesia tumbuh dengan luar biasa baik kualitas maupun kuantitas siaran televisi (Gozali dalam Rojat, 2001). Kualitas siaran diantaranya, siaran pendidikan dan agama, berita dan informasi serta hiburan, dikemas sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan berbobot misalnya dalam bentuk siaran langsung yang melalui telepon, tanya jawab dengan pemirsa dan sejenisnya. Kuantitas hiburan menunjukkan adanya penambahan jam tayang, dimana sebelumnya televisi hanya dapat dinikmati pada malam hari, sekarang televisi dapat dinikmati siang dan malam hari (Rojat, 2001).
22
Acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi swasta nasional terbagi dalam 11 tema acara, yaitu berita (news), dokumenter, film (meliputi sinetron, seri dan lepas), kuis, reality show, talk show, musik, tari, olahraga, iklan (meliputi iklan produk, iklan layanan masyarakat, iklan acara/thriller), pengetahuan agama, dan ragam acara (variety show) 2 . Salah satu program tayangan televisi yang sedang digemari adalah reality show. Hal ini disebabkan karena bentuk acara reality show yang hadir tanpa arahan sutradara atau koreografer. Rasa haru, marah, sediah, gembira dan berbagai ekspresi wajah yang ditampilakan pemerannya begitu nyata dan murni dari hati nurani3. Orang-orang yang terlibat didalamnya bukan aktor atau aktris. Mereka adalah orang-orang biasa, bukan selebritas. Akan tetapi, konsep ’orang biasa masuk TV’ itulah yang berhasil merebut jutaan pemirsa di Tanah Air4. Tayangan reality show yang makin menjamur beberapa tahun belakangan ini di hampir semua stasiun televisi swasta, misalnya Kontes Dangdut Indonesia (TPI), Playboy Kabel dan Tolooong!! (SCTV), Indonesian Idol, Bedah Rumah dan Uang Kaget (RCTI). Konser AFI (Indosiar), Indonesian Star (Metro TV), Cilapop, Ketok Pintu, Rejeki Nomplok (TV7). Bule Gila (Trans TV), MTV Gokil (Global TV), Pemburu Hantu (Lativi) dan sebagainya. Produsen acara-acara televisi berani tampil beda dengan menyajikan hiburan berkualitas. Reality show yang menyentuh aspek sosial dengan membagi-
2
Eriyanti .Televisi Menghibur Sampai “mati”. Http://www.rakyat.com/cetak/2006/072006/10/teropong/index.html . Diakses tanggal 10 Desember 2006 3 Buletin Studia. 30 Maret 2005. Ketika Empati Hadir di Televisi. Http://www.dudung.com . Diakses tanggal 10 Desember 2006 4 Rizka Halida. Jurus ‘Reality Show’ di Layar Kaca Menebar Iba, Menuai ‘Rating’. Http://www.mediaindo.co.id . Diakses tanggal 10 Desember 2006
23
bagikan rejeki kepada penonton kalangan papan bawah dikenal dengan program acara televisi ”charity show”. Program ini bukan hanya menghibur tetapi yang paling utama dapat menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat kebaikan dan berani mewujudkan setiap impian untuk menuju kehidupan yang lebih baik 5 . Reality show dengan konsep ’dewa penyelamat’, artinya acara tersebut memberikan rejeki tidak terduga kepada ’targetnya’. Bentuknya bisa bermacammacam. Ada yang berupa uang, pembayaran hutang, sampai renovasi rumah atau kamar tidur. Sebagian besar ’korban’ tampak menangis terharu, mencium tangan dan pipi tokoh ’dewa penyelamat’ atau bersujud. Program acara televisi charity show dikemas dan didesain sedemikian rupa unuk menarik perhatian penonton. Tidak bisa dipungkiri, program acara charity show meningkatkan antusiasme masyarakat Indonesia yang membuat program acara televisi charity show sebagai budaya masyarakat yang fenomenal. Survei yang dilakukan oleh Nielsen Media Research (NMR) di Indonesia pada pertengahan tahun 2005 tercatat reality show yang memiliki rating tertinggi adalah Uang Kaget dan Bedah Rumah. Keduanya sama-sama mengusung tema charity show. Indikatornya adalah rating dan share. Rating adalah persentase penonton acara tersebut secara keseluruhan populasi pemirsa televisi. Share adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi pada saat tertentu. Bedah rumah memperoleh rating hingga 5.4 persen
5
Anonim. 2005.“Bedah Rumah” Lahir di Ungaran. Http://suaramerdeka.com/harian/0512/01/x_nas.html . Diakses tanggal 10 Desember 2006
24
dengan share 25 persen. Sementara Uang Kaget memperoleh rating sebesar 5.9 persen dengan share 21.9 persen6. Walaupun keberadaan rating dari program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget cukup signifikan memunculkan
namun tidak dapat dipungkiri keberadaanya
pro dan kontra di masyarakat. Adapun pendapat yang pro
mengenai tayangan Bedah Rumah dan Uang Kaget menyatakan bahwa tayangan tersebut menciptakan iklim pada masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan terdorong untuk melakukan pertolongan yang sama dengan program acara tersebut terhadap orang lain yang membutuhkan. Sementara pendapat yang kontra
menyatakan
bahwa
penayangan
tersebut
menganggap
persoalan
kemiskinan hanya dapat diselesaikan dengan memberikan uang banyak dalam waktu singkat, kesan menjadi orang kaya tiba-tiba juga melekat dalam benak masyarakat tanpa memikirkan jangka panjang dan mengeksploitasi kemiskinan. Berdasarkan pertimbangan hal tersebut di atas,
penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk menilai seberapa efektif kedua program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget dipersepsikan positif oleh masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan pertolongan terhadap sesama. Diharapkan hasil kajian dapat dimanfaatkan oleh rumah produksi kedua program acara tersebut sebagai bahan masukan sehingga kedua program acara tersebut menunjukkan peranannya sebagai sarana hiburan dan sarana informasi.
6
Rizka Halida. Jurus ‘Reality Show’ di Layar Kaca Menebar Iba, Menuai ‘Rating’. Http://www.mediaindo.co.id. Diakses tanggal 10 Desember 2006
25
1. 2
Perumusan Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan televisi di masyarakat
sudah menjadi suatu kebutuhan (Suharto, 2006). Program Acara televisi charity show yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta merupakan suatu hal yang baru bagi masyarakat dan menjadi program acara televisi yang paling digemari. Dari sekian keberagaman program acara televisi charity show, fokus dalam penelitian ini adalah efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget karena kedua acara tersebut menjadi awal kebangkitan program acara televisi charity show. Penayangan program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget memiliki karakteristik yang berbeda dilihat dari alur cerita, bentuk hadiah, dan peran pembawa acara. Selain itu, masyarakat khususnya yang menjadi cakupan penelitian ini memiliki latar belakang dan karakteristik sosial-ekonomi yang beragam sehingga mereka dapat memiliki persespsi yang berbeda-beda. Bedasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengkaji persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi ”charity show” Oleh karena itu, masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagimanakah persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi ”charity show”? 2. Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi “charity show”?
26
1. 3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang program acara televisi ”charity show”. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi “charity show”.
1. 4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Pemerintah, sebagai bahan informasi tentang pengaruh penayangan program acara televise charity show 2. Stasiun-stasiun televisi dan rumah produksi, sebagai bahan informasi tentang pengaruh dari produknya terhadap masyarakat, sehingga dapat lebih selektif dalam mengemas atau membuat program acara televisi charity show yang akan ditayangkan. 3. Mahasiswa serta masyarakat luas yang ingin mengetahui penelitian ini, menjadikan bahan informasi bagi yang ingin mengkaji kembali atau mengadakan penelitian kembali.
1. 5 Batasan Penelitian Penelitian ini meneliti persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik internal dan eksternal dalam program acara televisi charity show difokuskan pada program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget. Pemilihan kedua program acara ini dikarenakan program acara televisi charity show pertama kali di Indonesia dan paling banyak digemari. Penelitian ini menekankan persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget.
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Komunikasi Massa Rakhmat (2002) mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Selanjutnya Effendy (1998) menyatakan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa. komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan sifa-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: a. Komunikasi berlangsung satu arah Komunikasi ini tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan perkataan lain wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkannya itu. Yang dimaksudkan dengan “tidak mengetahui” dalam keterangan di atas, ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. b. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni
suatu
institusi
atau
organisasi.
Karena
itu,
komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut
28
Institutionalized communicator. Sebagai komunikasi dari sifat komunikator yang melembaga itu, maka peranannya dalam proses ditunjang oleh orang-orang lain. Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, melainkan bersama orang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan komunikator pada kolektif, karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerjasama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri dari sejumlah kerabat kerja itu, mutlak harus mempunyai keterampilan yang tinggi dalam bidangnya masing-masing. Dengan demikian komunikasi sekunder sebagai kelanjutan dari komunikasi primer itu, akan berjalan sempurna. c. Pesan komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melaui media massa bersifat umum (public), karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perorangan atau sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam mnerima pesan-pesan yang disebarkan hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.
29
e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggotaanggota masyarakat terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator, bersifat heterogen. Keberadaanya secara terpencar-pencar dimana atara satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, keinginan, cita-cita, dan lain sebagainya. Berdasarkan ciri heteregonitas maka media komunikasi diperlukan perencanaan yang matang agar pesan yang disampaikan menjadi komunikatif. Menurut Mulyana (2001), menyatakan bahwa terdapat empat model efek komunikasi massa yaitu (1) Model jarum suntik (Hypodermic Needle Model), mengasumsikan media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas massa media; (2) Model dua tahap (Two Step Flow Theory), menyatakan informasi diteruskan dari berbagai media massa dari para pemimpin pendapat kepada kemudian diteruskan ke mass audience; (3) Model satu tahap (One Step Flow Theory), menyatakan pesan media massa langsung kepada massa audiens, tetapi tidak kuat kepada khalayak penggunanya. Efek yang ditimbulkan untuk masing-masing khalayak berbeda; (4) Model alir banyak tahap (Multi Step Flow Theory), menyatakan khalayak memperoleh informasi langsung melalui media, baik secara langsung melalui opinion leaders maupun hubungan sesama khalayak. Model efek komunikasi yang akan menjadi perhatian dari penelitian ini adalah model alir satu tahap yang menyatakan pesan media massa langsung
30
kepada khalayak, tetapi efek yang ditimbulkan berbeda untuk masing-masing penerima. Menurut Chaffee (Ardianto dan Erdinaya, 2004) efek media massa dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa sikap, perasaan dan perilaku atau biasa dikenal dengan perubahan kognitif, afektif, dan behavioral.
2.2
Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Media massa merupakan kependekan dari istilah media komunikasi massa
yang secara sederhana dapat memberikan pengertian sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serentak kepada khalayak banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat (Effendy, 1984). Effendi (1984) menyatakan bentuk media massa dibedakan menjadi televisi, radio, surat kabar, film, buku dan pita. Diantara bentuk-bentuk tersebut, televisi mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan media massa lainnya yaitu, kemampuan televisi menyampaikan pesan secara audio-visual dengan serentak yakni dalam waktu, acara dan stasiun yang sama dapat dinikmati oleh khalayak dimana saja untuk acara yang sama. Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual
31
(didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa di manapun mereka berada (Ardianto dan Erdinaya, 2004). Media televisi sebagai sarana tayang realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bisa dalam bentuk perilaku, mode bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Faktor pendidikan sebagai ‘filter’ untuk mencegah efek kognitif materi tayangan televisi. Selain itu, kualitas informasi yang ditayangkan televisi, juga menjadi tolak ukur untuk sampai sejauh mana informasi tersebut benar-benar memiliki arti penting bagi kehidupan secara moral dan edukasi (Kuswandi, 1996). Menurut Suangga (2004) televisi dianggap sebagai kotak ajaib yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia saat ini, menawarkan kenikmatan yaitu mendapatkan hiburan dan informasi. Televisi juga mamiliki posisi yang penting dalam kehidupan manusia apabila benar-benar dimanfaatkan sebagaimana seharusnya. Televisi menawarkan berbagai alternatif, sehingga dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu, pendidikan, pengetahuan dan sebagainya. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004), ditinjau dari stimulasi alat indera, televisi memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1. Audiovisual: Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka, khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata.
32
2. Berpikir dalam gambar: Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Kedua, penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks: Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Pesan yang akan disampaikan media televisi memerlukan pertimbanganpertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah sebagai berikut (Ardianto dan Erdinaya, 2004): 1. Pemirsa: Individu yang menggunakan media massa elektronik dalam memenuhi suatu tujuan tertentu. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benar-benar beradasarkan benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan.
33
2. Waktu: Menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secara proposional dapat diterima oleh khalayak sasaran. 3. Durasi: Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat. 4. Metode penyajian: Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengandung unsur hiburan. Karena pada umumnya pesan yang mengandung nonhiburan kurang diminati pemirsa. Menurut Hoffmann (1999), terdapat lima fungsi televisi dalam masyarakat, diantaranya pengawasan situasi masyarakat dan dunia, menghubungkan satu dengan yang lain, menyalurkan kebudayaan, pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat dan hiburan. Selanjutnya menurut Effendy (1984), terdapat tiga fungsi pokok televisi yaitu fungsi penerangan (media yang mampu menyiarkan informasi kepada khalayak), fungsi pendidikan dan fungsi hiburan. Berkaitan dengan fungsi yang di jelaskan, televisi akan bermanfaat bagi pemirsanya ditinjau dari tiga hal, yaitu (1) Dari paket acara televisi; (2) Dari isi paket acaranya; (3) Dari kritik dan saran paket acara televisi (Sulaiman, 1988 seperti yang diacu oleh Rojat, 2001).
34
Penyampaian isi pesan televisi yang diterima pemirsa diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Pada umunya terdapat perbedaan pendapat tentang dampak acara televisi dalam operasionalnya berhubungan dengan institusi sosial lain yang ada di masyarakat, serta adanya perbedaan sudut pandang dari khalayak sasaran (Kuswandi, 1996). Menurut Kuswandi (1996), terdapat tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu: 1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. 2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi. 3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.
2. 3
Perilaku Menonton Televisi Perilaku menonton merupakan apa yang dilakukan seseorang dalam
menonton televisi. Untuk mengidentifikasi perilaku anak-anak dan remaja dalam menonton televisi, Lowery dan DeFleur (1993) seperti yang dikutip Herlina (1999) menyatakan ada tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur, yaitu: 1. Total waktu yang digunakan untuk menonton televisi dalam sehari.
35
2. Pilihan program acara yang ditonton dalam sehari serta program acara yang paling disukai. 3. Frekuensi menonton program acara. Hasil penelitian Greenberg di Inggris tahun 1972 menyatakan setiap individu membentuk pola tertentu dalam menggunakan media massa. Jika pola dan motif anak-anak dalam menggunakan media dapat diidentifikasi, maka pola tersebut akan terikut dan menjadi dasar dari pola penggunaan dan orientasi orang dewasa terhadap media massa (Herlina, 1999 seperti yang diacu oleh Novilena, 2004). Berdasarkan pengertian perilaku menonton tersebut diatas, maka pengertian perilaku menonton dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan dalam menonoton televisi meliputi frekuensi menonton tayangan program acara televisi ”charity show” di televisi, durasi menonton televisi selama sehari dan stasiun televisi yang ditonton untuk menyaksikan tayangan program acara televisi ”charity show”.
2. 4
Program Acara Televisi “Charity Show” Program
acara
televisi
reality
show
adalah
suatu
acara
yang
diselenggarakan di televisi dan temanya bisa bermacam-macam, ada yang berupa pencarian bakat, hingga menjebak kekasih dan kawan. Yang membedakannya dari acara-acara televisi lainnya adalah tidak adanya naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya pun bukanlah aktor atau aktris. Di Indonesia, acara ini sebenarnya sudah cukup lama
36
diselenggarakan. Namun istilah reality show baru saja dikenal di negeri ini pada tahun 2000.7 Program acara televisi reality show adalah program acara yang menampilkan kejadian asli tidak memiliki naskah atau jalan cerita yang disiapkan sebelumnya. Tokoh utamanya
adalah orang-orang biasa bukan selebritas,
sehingga kejadian yang ditayangkan merupakan kejadian diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita di masyarakat. Reality show yang menonjolkan ‘orang biasa’ terasa lebih dekat dengan pemirsa. Penampilan yang tanpa make-up, pakaian biasa saja, dan rumah yang bersahaja serta jauh dari keglamoran gaya hidup selebritas dianggap memiliki persamaan dengan jutaan pemirsa.8 Program acara televisi yang di kemas dalam format reality show yang menyentuh aspek sosial, dengan membagikan hadiah kepada
masyarakat
kalangan bawah. Program acara televisi ini bertujuan tidak hanya menghibur tetapi juga menjadi inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat kebaikan. Karena tayangan ini menjembatani pemirsa untuk melihat realitas sosial dalam masyarakat kalangan bawah yang membutuhkan pertolongan. Selajutnya menurut Siregar (1997), mencari pertalian antara televisi dengan nilai-nilai sosial dapat dimulai dengan melihat bahwa di satu pihak lain televisi ikut membentuk nilainilai sosial yang menjadi acuan masyarakat.
7
Anonim. 2006. Reality Show. Http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_reality_show_di_Indonesia.htm. Diakses tanggal 17 Desember 2006
8
Anonim. 2005.“Bedah Rumah” Lahir di Ungaran. Http://suaramerdeka.com/harian/0512/01/x_nas.html . Diakses tanggal 10 Desember 2006
37
Program acara televisi reality show yang bernuansa sosial terus bermunculan dilayar kaca, sehingga program ini menjadi acara yang paling disukai oleh pemirsa, karena menurut Siregar (1997) yang menyatakan produk faktual akan lebih efektif dalam membangun pemahaman manakala detail fakta yang disampaikan sesuai referensi. Artinya, khalayak sudah mengenali, berkepentingan, atau merasa dekat dengan fakta yang dihadapinya. Sehubungan dengan itu, pemirsa mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh dalam program acara televisi charity show sebagai bagian dari dirinya, karena permasalahan hidup sehari-hari yang ditayangkan sama dengan orang banyak dianggap mewakili pemirsa.
2. 5
Persepsi
2.5.1 Pengertian Persepsi Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami melalui alat penginderaan dengan kesadaran atau kognisi. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi (Sarwono, 2002). Selanjutnya, menurut Rakhmat (2001) menyatakan bahwa persepsi merupakan pengalaman mengenai objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan yang melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi dan memori. Menurut Mulyana (2001), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi
38
disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Terdapat empat prinsip dasar dalam proses pembentukkan persepsi yaitu: (Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat, 1996) 1.
Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli yang diterima. Artinya seseorang akan memberikan suatu arti tertentu terhadap stimulus yang dihadapinya, walaupun arti dan maksud stimulus tidak sesuai dengan arti persepsi orang tersebut.
2.
Persepsi yang bersifat selektif secara fungsional dimana seseorang dalam mempersepsikan suatu stimulus melalui proses pemilihan.
3.
Persepsi yang selalu diorganisasikan dan diberi arti memiliki suatu medan kesadaran yang memberi struktur terhadap gambaran yang muncul kemudian. Disamping itu keadaan lingkungan sosial seseorang akan mempengaruhi proses pembentukkan persepsi.
4.
Persepsi yang ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya melalui efek pembauran.
39
2.5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, Krech and Crutch field dalam Rakhmat (2000) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1. Faktor fungsional: berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Dalam hal ini, yang membentuk persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli itu. Faktorfaktor fungsional pembentuk persepsi lazim disebut sebgai kerangka rujukan (frame of reference). Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. 2. Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek saraf individu. Karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi yang dapat mempengaruhi persepsi menurut Osley dalam Sadli (1996) adalah: 1. Faktor ciri khas obyek stimulasi yang terdiri dari nilai, arti dan intensitas. 2. Faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti umur, taraf kecerdasan, emosional dan latar belakang 3. Faktor pengaruh kelompok, yaitu respon orang lain yang dapat memberi arah ke suatu tingkah laku yang sesuai.
40
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dilihat dari penelitianpenelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu: 1. Hasil penelitian Suangga (1989) tentang persepsi remaja pedesaan terhadap tayangan berita kriminalitas di televisi menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi remaja di Desa Sukarame terhadap tayangan berita kriminalitas antara lain umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan (karakteristik individu internal), kepemilikan televisi, frekuensi menonton televisi (karakteristik individu eksternal), materi/isi, kemasan, alur cerita, gambar/ilustrasi serta jam tayang (karakteristik berita kriminalitas). Secara keseluruhan faktor-faktor yang menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan persepsi remaja tersebut dengan tayangan berita kriminalitas di televisi dalah materi/isi (karakteristik berita kriminalitas) serta frekuensi menonton televisi (karakteristik individu). 2. Hasil penelitian Sulastomo (1999) tentang analisa persepsi iklan komersial di
televisi
kaitannya
dengan
sikap
pegambilan
keputusan
pembelian/penggunaan suatu produk di desa dan di kota menyimpulkan bahwa faktor-faktor karakteristik individu internal yang mempengaruhi persepsi terhadap iklan antara lain jenis pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan. 3. Hasil penelitian Fauzi (2004) tentang persepsi dan partisipasi masyarakat sasaran
dalam
program
pengembangan
usaha
kelompok
kecil
menyimpulkan bahwa faktor karakteristik internal individu yang berperan
41
penting dalam pembentukkan persepsi dalam program PUKK
adalah
pendidikan dan tingkat pendapatan. 4.
Hasil penelitian Lestari (2000) tentang persepsi masyarakat mengenai kebebasan pers ditinjau dari sisi penyajian berita politik pada surat kabar Kompas menyimpulkan bahwa faktor-faktor karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi yang dimilikinya adalah usia, pendidikan, pendapatan, frekuensi membeli surat kabar, frekuensi membaca surat kabar, dan total waktu membaca surat kabar.
2.5.3 Hubungan Persepsi dengan Perilaku Tubbs dan Moss (2001) menyatakan bahwa terdapat dua jenis filter (alat yang digunakan individu untuk menyaring informasi dalam pembentukkan persepsi) yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukkan persepsi, yaitu: 1. Filter fisiologis: berkaitan dengan kemampuan fisik dalam mendukung menangkap stimuli. Kemampuan fisik tersebut meliputi kemampuan perhatian, kemampuan penglihatan, pendengaran, rasa dan lain-lain 2. Filter psikologis lebih menekankan pada harapan atau kecenderungan dalam
memberi
respon.
Banyak
sekali
faktor-faktor
yang
mempengaruhi harapan atau kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Hal yang paling utama adalah pengalaman masa lalu dan budaya. Selanjutnya De Fleur and Ball-Rokeach (1982), menyatakan bahwa efek konatif atau disebut juga dengan efek behavioral yang ditimbulkan oleh media massa terdiri dari pengaktifan perilaku dan menon-aktifkan perilaku. Hal tersebut berkaitan dengan pesan-pesan media massa sebagai stimulus yang kemudian
42
direspon oleh khalayak tersebut merupakan suatu konsekuensi dari pesan media massa yang dapat mengaktifkan perilaku tertentu atau bahkan menon-aktifkan (menghentikan) perilaku tertentu. 2. 6
Kerangka Pemikiran Persepsi menurut Rakhmat (1996) dan Sarwono (2002) merupakan
pengalaman seseorang, dalam penelitian ini adalah pengalaman masyarakat tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi
dan
menafsirkan
pesan
tersebut.
Alat
untuk
mengumpulkan informasi adalah penginderaan (pendengaran, penglihatan, peraba dan sebagainya), sedangkan alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. Salah satu sumber hiburan bagi masyarakat dalam penelitian ini adalah televisi, terutama tayangan acara program charity show berkaitan dengan kemasan acara. Penelitian ini ingin mengkaji sejauhmana persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show. Proses pembentukkan persepsi menurut Krech dan Crutchfield dalam Rakhmat (1996), persepsi bersifat secara fungsional dimana seseorang dalam mempersiapkan stimulus melalui proses pemilihan. Terdapat faktor personal dan struktural yang berhubungan dengan persepsi. Faktor personal merupakan karakteristik individu baik internal maupun eksternal. Selanjutnya, faktor struktural (dalam penelitian ini adalah karakteristik Program acara televisi charity show). Penentuan keefektifan pesan yang disampaikan dalam program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget seringkali melibatkan khalayak sebagai penentu
43
efektivitas kedua program acara tersebut. Penelitian ini menjadi kajian terhadap karakteristik program acara televisi charity show yaitu Bedah Rumah dan Uang Kaget. Diharapkan sebuah program acara televisi charity show akan dapat menumbuhkan jiwa menolong khalayak dan bukan menjadi tontonan hiburan semata. Studi kajian penelitian ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat sebagai individu, baik itu internal maupun eksternal. Karakteristik individu internal terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan, sedangkan karakteristik individu eksternal terdiri dari durasi menonton dan frekuensi menonton televisi setiap minggu yang mendukung terhadap proses terjadinya persepsi. Sehubungan dengan itu, Lowery dan DeFleur (1993) seperti yang dikutip Herlina (1999) menyatakan ada tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat ukur dari perilaku masyarakat menonton yaitu total waktu yang digunakan, pilihan program acara televisi charity show dan frekuensi menonton televisi. Faktor struktural yang berhubungan dengan karakteristik program acara televisi charity show terdiri dari pemilihan usia talent (usia diatas 40 tahun atau tidak memandang usia), peran pembawa acara Bedah Rumah dan Uang Kaget (pembawa acara yang membawakan acara yang mampu melibatkan emosi pemirsa atau pembawa acara yang kurang mampu melibatkan emosi pemirsa), Konsep Acara atau cara penyajian berdasarkan alur cerita yaitu peristiwa yang dibahas dari awal sampai akhir (menarik atau tidak) dan karakteristik lainnya adalah jam tayang (pagi, siang, sore dan malam).
44
Secara lengkap kerangka pemikiran seperti disajikan pada Gambar 1:
Karakteristik Individu Internal (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
Jenis kelamin Usia Tingkat pendidikan Jenis pekerjaan Persepsi terhadap Efektivitas Program acara televisi charity show (Y1) Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
Talent Bentuk hadiah Peran pembawa acara Konsep Acara Jam tayang
Karakteristik Individu eksternal (X2) X1.1 Durasi menonton X2.2 Frekuensi menonton
Keterangan:
Masalah yang mempengaruhi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Persepsi Masyarakat Terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show
45
Hipotesis Terdapat hubungan antara karakteristik individu internal (usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan) dan individu eksternal (durasi menonton dan frekuensi menonton televisi) yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show (talent, bentuk hadiah, peran pembawa acara, konsep acara dan jam tayang ). Definisi Operasional Karakteristik Individu Internal (Variabel X1) 1. Jenis kelamin adalah pembedaan responden yang dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan. Selanjutnya jenis kelamin dapat digolongkan: (1) Laki-laki (2) Perempuan 2. Usia adalah lamanya seorang individu dalam tahun sejak lahir sampai dengan tahun pelaksanaan penelitian. Usia seorang individu dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:
17 sampai dengan 30 tahun (usia muda)
31 sampai dengan 45 tahun (usia dewasa)
46 tahun ke atas (usia tua)
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah atau sedang diikuti oleh seorang individu. Terdapat tiga kategori yaitu:
Pendidikan tinggi adalah pendidikan lanjutan setelah SMA
Pendidikan sedang adalah pendidikan antara SMP sampai dengan SMA
46
Pendidikan rendah adalah tidak tamat SD dan tamat SD
4. Jenis pekerjaan adalah sesuatu aktivitas yang dilakukan oleh seorang individu dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat dua kategori pekerjaan, yaitu: a. Penduduk bukan pekerja: Ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa. b. Penduduk pekerja: PNS, swasta, TNI/POLRI, petani, buruh, wiraswasta. Karakteristik Individu eksternal (Variabel X2) 1. Durasi menonton program acara televisi adalah jumlah waktu (jam) yang digunakan seorang individu untuk menonton program acata televisi. Total waktu menonton program acara televisi digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu:
Rendah
: ≤ 2 jam diberi skor 1
Sedang
: > 2 jam sampai 5 jam diberi skor 2
Tinggi
: > 5 jam diberi skor 3
2. Frekuensi menonton program acara televisi charity show adalah sering atau tidaknya seorang individu menonton program acara televisi charity show dalam satu minggu dihitung berdasarkan banyaknya hari dalam seminggu. Data diukur dalam skala ordinal. Kategori frekuensi menonton terdiri dari:
Jarang (jika frekuensi 2-3 kali) maka diberi skor 1
Selalu (jika frekuensi > 3) maka diberi skor 2
47
Persepsi terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show ( Variabel Y1) 1. Persepsi terhadap talent adalah pihak penerima hadiah dalam program acara televisi charity show. Tokoh utama terdiri dari dua kategori, yaitu (1) Positif = skor 5 – 8, artinya dianggap menarik adalah tokoh utama yang dianggap usia tokoh utama diatas 40 tahun dalam program acara televisi charity show; (2) Negatif = skor 2 – 4, artinya dinggap menarik adalah tokoh utama yang dianggap usia tokoh utama di bawah 40 tahun dalam program acara charity show. 2. Persepsi terhadap bentuk hadiah adalah penghargaan yang diberikan kepada talent yang dalam program acara charity show sebagai bentuk pertolongan. Terdapat dua jenis bentuk hadiah dari dua program acara yaitu Bedah Rumah dan Uang Kaget. Bentuk Hadiah terdapat dua kategori yaitu (1) Positif = skor 5 – 8, artinya dianggap menarik menonton program acara televisi charity show yang menayangkan bentuk hadiahnya dalam bentuk perbaikan rumah dengan isinya; (2) Negatif = skor 2 – 4, artinya dianggap menarik menonton program acara televisi charity show yang menayangkan bentuk hadiahnya uang tunai. 3. Persepsi terhadap peran pembawa acara adalah fungsi yang dimainkan saat membawakan sebuah program acara televisi charity show (membuat suasana menjadi hidup, berinteraksi dengan talent). Terdapat dua jenis pesepsi terhadap peran pembawa acara diantaranya •
Persepsi terhadap pembawa acara Bedah Rumah terdiri dari dua kategori yaitu (1) Positif = skor 7 – 15, artinya dianggap menarik
48
adalah penampilan pembawa acara mengajak penonton menjadi terharu atau tersentuh selama ini; (2) Negatif = skor 3 – 6, artinya dianggap menarik adalah penampilan pembawa acara kurang mengajak penonton menjadi terharu atau tersentuh selama ini. •
Persepsi terhadap pembawa acara Uang Kaget terdiri dari dua kategori yaitu (1) Positif = skor 9 – 20, artinya dianggap menarik adalah penampilan pembawa acara mengajak penonton menjadi terharu atau tersentuh selama ini; (2) Negatif = skor 4 – 8, artinya dianggap menarik adalah penampilan pembawa acara kurang mengajak penonton menjadi terharu atau tersentuh selama ini
4. Konsep acara adalah aturan atau alur cerita yang mendasari program acara charity show berlangsung. Terdapat dua jenis persepsi terhadap konsep acara, diantaranya: •
Persepsi terhadap konsep acara Bedah Rumah terdiri dari dua kategori yaitu (1) Positif = skor 7 – 15, artinya dianggap menarik alur cerita dari awal sampai akhir program acara; (2) Negatif = skor 3 – 6, artinya dianggap kurang menarik alur ceritanya dari awal sampai akhir program acara.
•
Persepsi terhadap konsep acara Uang Kaget terdiri dari dua kategori yaitu (1) Positif = skor 7 – 15, artinya dianggap menarik alur cerita dari awal sampai akhir program acara; (2) Negatif = skor 3 – 6, artinya dianggap kurang menarik alur ceritanya dari awal sampai akhir program acara.
49
5. Jam tayang adalah jam penayangan program acara televisi charity show., sehingga digolongkan menjadi: (1) Negatif = skor lebih dari 3, artinya menarik apabila acara ditayangkan di sore hari. (2) Positif = skor 1 – 3, artinya menarik apabila acara ditayangkan pada pagi, siang serta malam hari.
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan RW 04 RT 04 yang merupakan bagian dari
Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat setempat akses terhadap televisi sehingga masyarakat setempat terdedah oleh program acara charity show. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2008 - Maret tahun 2009.
3. 2
Metode Penentuan Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan
Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sample diambil dengan cara random sampling sederhana. Dari satu kelurahan Balumbang Jaya dipilih satu RT, mengingat besarnya luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada. Populasi yang digunakan kemudian diperkecil menjadi lingkungan RW, yang kemudian diperkecil lagi menjadi lingkungan RT, namun tetap pada kelurahan yang sama. Reponden didapatkan dengan cara menggunakan daftar nama yang datanya diperoleh dari ketua RT 04 RW 04, kemudian masingmasing diurut dan ditetapkan setiap nomor yang ganjil. Jumlah Responden yang digunakan sebagai subjek penelitian sebanyak 32 orang dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah mempresentasikan keadaan khalayak pada
51
umumnya dan merupakan ukuran yang dapat diterima dan memahami syarat dari suatu metode penelitian dengan minimal jumlah sampel adalah 30 orang yang termasuk dalam jenis deskriptif korelasional (Gay dalam Hassan, 2002) Subjek penelitian terdiri dari orang dewasa laki-laki dan perempuan dengan unit analisis yaitu responden yang menonton program acara televisi charity show dan dimulai pada batas tingkatan usia 17 tahun ke atas. Alasan usia 17 tahun ke atas karena pada usia itu dianggap sudah mampu mengemukakan pendapatnya dan sudah memahami pertanyaan yang diberikan melalui kuesioner. Unit analisis yang digunakan adalah individu. 3. 3
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survey, dilengkapi dengan wawancara. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survey adalah kuesioner (Lampiran 4) yang berisi karakteristik individu internal, karakteristik individu eksternal dan persepsi masyarakat terhadap program acara televis charity show. Kisi-kisi instrumen untuk variabel persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show meliputi tokoh utama, bentuk hadiah, peran pembawa acara, konsep acara dan jam tayang, sebagaimana terlihat pada Tabel 1 di bawah ini. Instrumen variabel persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show terdiri dari 24 pernyataan yang disertai dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju. Penilaian persepsi dilakukan dengan menggunakan skor 1 sampai 5.
Data
sekunder yang dikumpulkan meliputi data gambaran umum mengenai Kelurahan
52
Balumbang Jaya, seperti peta wilayah dan jumlah penduduk. Data mengenai Kelurahan Balumbang Jaya diperoleh dari data Kelurahan Balumbang Jaya.
Tabel 1.
No.
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas Program Acara Televisi Charity Show Persepsi Masyarakat terhadap Efektivitas
Jumlah butir
Program Acara Televisi Charity Show 1.
Tokoh Utama
3
2.
Bentuk Hadiah
2&2
3.
Peran Pembawa Acara
3&4
4.
Konsep Acara
5.
Jam Tayang
3. 4
3, 2 & 6 1
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dari hasil kuesioner dalam rangka menjawab
identifikasi masalah dan tujuan penelitian, selanjutnya dibuat tabulasi silang. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 12.0. Tabel frekuensi digunakan untuk menyajikan deskripsi tentang karakteristik individu internal, karakteristik individu eksternal dan persepsi masyarakat terhadap efektivitas program acara televisi charity show. Beberapa data lainnya dianalisis dengan pengujian secara uji statistik, yaitu uji chi square digunakan untuk melihat hubungan antara variabel berpengaruh dengan variabel terpengaruh, yaitu pada karakteristik individu dengan persepsi terhadap efektivitas program acara televisi charity show.
53
Rumus Chi square (Nazir, 1988), adalah sebagai berikut:
k
X2 =
∑ (Oi - Ei i=1
– 1/2)
2
Ei
Keterangan: X2 = koefisien korelasi Chi square Oi = frekuensi yang diamati, kategori ke-i Ei = frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-i k = jumlah kategori
54
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PROGAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW
4. 1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya 4. 1. 1 Kondisi Geografis Kelurahan Balumbang Jaya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan luas wilayah 124,959 Ha yang terbagi dalam 38 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga (RW). Berada 160 m di atas permukaan laut dengan tinggi curah hujan 2,5 mm3 menyebabkan suhu udara rata-rata yaitu sekitar 28oC. Batas wilayah Kelurahan Balumbang Jaya adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Situ Gede 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Marga Jaya 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Babakan 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bubulak Jarak Kantor Kelurahan Balumbang Jaya ke Ibu Kota Kecamatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat dan Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut: 1. Ibu Kota Kecamatan Bogor Barat
6 Km
2. Ibu Kota Bogor
12 Km
3. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat
120 Km
4. Ibu Kota Negara
60 Km
Letak Kelurahan Balumbang Jaya mudah dijangkau dengan kendaraan walaupun hanya kendaraan pribadi. Dengan demikian, masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya memiliki mobilitas yang cukup tinggi.
55
Pemanfaatan lahan/tanah di Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar digunakan sebagai lahan pemukiman (Tabel 2). Hal ini kemudian sangat berimplikasi pada mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya di luar pertanian.
Tabel 2. Sebaran Penggunaan Lahan Kelurahan Balumbang Jaya Lahan/Penggunaan Perumahan/pemukiman dan pekarangan
Luas Lahan Persentase (Ha) (%) 82,277 66,68
Sawah Jalan Pekuburan Total
18,596
15,07
19,5
15,80
3
2,43
123,373
100,00
Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008
4. 1. 2 Kondisi Demografi Jumlah penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sampai akhir bulan Desember tahun 2008 tercatat sebanyak 9.455 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 4.943 jiwa, perempuan sebanyak 4.512 jiwa dan jumlah KK sebanyak 2.518 dengan kepadatan penduduk 756 jiwa per Km. Melalui Tabel 3 dapat dilihat bahwa kelompok umur 25-29 memiliki jumlah yang terbanyak yaitu sebanyak 1.177 jiwa (12,40 persen). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat usia produktif masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya cukup tinggi.
56
Tabel 3. Sebaran Jumlah Penduduk Kelurahan Balumbang Jaya Menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kelompok Umur (tahun) 00-04
Jumlah (jiwa) 613
Persentase (%) 6,48
05-09
902
9,53
10-14
899
9,50
15-19
823
8,70
20-24
930
9,83
25-29
1177
12,40
30-34
965
10,20
35-39
819
8,66
40-44
616
6,51
45-49
512
5,41
50-54
358
3,78
55-59
271
2,86
60-64
222
2,34
65-69
139
1,47
Total
9.455
100,00
Sumber:Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008
Penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar beragama Islam, sebanyak 9.368 orang ( 99,07 persen). Selain itu juga terdapat penduduk yang beragama Kristen sebanyak 62 (0,65 persen), Katolik sebanyak 23 orang ( 0,24 persen) dan Hindu sebanyak 2 orang (0,021 persen). Hal ini kemudian
57
berimplikasi dengan keberadaan tempat peribadatan musholla sebanyak 13 buah dan mesjid sebanyak 5 buah. Keadaan mata pencaharian penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar adalah tidak bekerja sebanyak 25,06 persen (Tabel 4). Hal ini dikarenakan terjadinya penyempitan lahan pertanian yang
dimanfaatkan menjadi wilayah
pemukiman sehingga para petani tidak bekerja.
Tabel 4. Sebaran Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya Jenis Pekerjaan
Jumlah (Jiwa) 432
Persentase (%) 7,18
Wiraswasta/pedagang
1.062
17,67
Buruh
1.241
20,65
Swasta/BUMN/BUMD
839
13,96
Pegawai Negeri Sipil
96
1,59
TNI/Polri
10
0,16
Pensiunan
523
8,70
1.506
25,06
6.009
100,00
Petani
Tidak Bekerja Total
Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008
Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar merupakan tamatan SD/sederajat (Tabel 5). Hal ini didukung dengan adanya fasilitas gedung SD sebanyak 3 buah sementara untuk untuk gedung sekolah
58
tingkat selanjutnya yaitu SLTP terdapat 1 buah. Hal ini berimplikasi dengan mereka untuk mengecap pendidikan SLTA harus bersekolah di luar wilayah Kelurahan, begitu pula dengan mereka yang merupakan tamatan sarjana muda, S1, S2 dan S3. Kelurahan Balumbang Jaya memiliki 1 buah TK/pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sehingga pada usia dini, masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya sudah dapat mengenyam pendidikan.
Tabel 5. Sebaran Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya Strata Tamatan SD/sederajat Tamatan SLTP/sederajat Tamatan SLTA/sederajat Tamatan Akademi/D1 – D3 Tamatan Perguruan Tinggi / S1 – S2 Total
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1.683
49,70
610
18,02
986
29,12
46
1,35
60
1,77
3.385
100,00
Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008
4. 1. 3 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Kelurahan Balumbang Jaya memiliki sarana dan prasarana berupa 1 buah kantor Kelurahan dan Balai pertemuan yang seringkali digunakan sebagai tempat berkumpul masyarakat pada acara tertentu, seperti acara penyuluhan dan acara PKK. Sarana dan prasarana perhubungan cukup baik
59
dengan tersedianya jalur perhubungan melalui jembatan yang tersedia sebanyak 4 buah sehingga wilayah mudah dijangkau (Tabel 6).
Tabel 6. Sebaran Sarana dan Prasarana Perhubungan Kelurahan Balumbang Jaya Sarana/Prasarana
Jumlah
Jalan Lingkungan
4 Km
Kelurahan
1 Km
Jembatan
4 buah
Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008 Sarana dan prasarana olahraga cukup baik yang digunakan sebagai fasilitas kebugaran dan ruang bermain bagi anak-anak (Tabel 7). Lapangan olahraga yang tersedia menjadi tempat ajang silaturahmi warga seperti acara lomba perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. Fasilitas perekonomian/perdagangan Kelurahan Balumbang Jaya cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya 135 warung yang masyarakatnya memanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Selain itu terdaat juga warung makan sebanyak 60 buah karena Kelurahan Balumbang Jaya letaknya dekat dengan Kampus IPB sehingga fasilitas ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa-mahasiswa IPB yang tinggal sementara di Kelurahan Balumbang Jaya. Saluran telepon yang sudah masuk juga dimanfaatkan oleh mereka yang kemudian membuka bisnis wartel/kiostel. Saat ini telah terdapat 23 buah wartel/kiostel.
60
Tabel 7. Sebaran Sarana dan Prasarana Olahraga Kelurahan Balumbang Jaya Sarana /Prasarana Lapangan Volley
Jumlah (buah) 5
Lapangan Bulutangkis
9
Kolam Renang
2 Total
16
Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2008
4. 2
Gambaran Umum RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya Wilayah RW 04 RT 04 merupakan salah satu dari 38 RT di Kelurahan
Balumbang Jaya yang terbagi dalam dua wilayah yaitu wilayah komplek perumahan Dramaga Indah yang sebagian besar pendatang dapat diakses melalui kendaraan beroda empat dan wilayah perkampungan Cilubang yang sebagian besar penduduk asli dan hanya diakses oleh kendaraan beroda dua. Walaupun demikian, kedua wilayah tersebut memiliki mobilitas yang cukup tinggi terlihat dari mata pencaharian penduduk yang berada di luar wilayah Kelurahan Balumbang Jaya. Batas wilayah RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Sindang Barang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Marga Jaya 3. Sebelah Barat berbatasan dengan RW 05 4. Sebelah Timur berbatasan dengan RW 03
61
Jumlah penduduk RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya sampai tahun 2008 jumlahnya sekitar ± 400 jiwa dan ± 80 KK. Terdapat kondisi perekonomian yang berbeda penduduk RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya yaitu wilayah komplek perumahan Dramaga Indah yang lebih layak. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan penduduk yang berbeda diantara kedua wilayah tersebut. Wilayah komplek perumahan Dramaga Indah yang mata pencaharianya sebagian besar sebagai Pegawai Negeri Sipil dan wilayah Cilubang sebagian besar mata pencaharian penduduknya sebagai buruh dan petani. Wilayah Cilubang memiliki sarana dan prasarana kesehatan berupa 1 buah Posyandu yang bertempat di majelis taklim Nurul Huda. Posyandu beroperasi rutin sebulan sekali terutama kegiatan penimbangan. Sarana dan prasarana pendidikan berupa 1 buah Balai yang digunakan untuk kegiatan PAUD untuk siswa yang berumur sekitar 4 sampai 6 tahun.
4. 3 Gambaran Umum Program Acara Televisi Charity Show 4. 3. 1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Triwarsana Program acara televisi reality show yang menjadi pilihan masyarakat untuk diproduksi pertamakali program acara realty show yang berbasis sosial di motori oleh PT. Trisawarsana diantaranya adalah ”Bedah Rumah” dan ”Uang Kaget”. Sebagai suatu rumah produksi yang telah berdiri selama tujuh tahun tentunya PT. Triwarsana telah membuat program-program acara yang diminati oleh masyarakat seperti yang terlihat dalam (lampiran 2 ). PT. Trisawarna didirikan pada tahun 1998 yang sebelumnya bernama Joshua Enterprise. Joshua Enterprise ini didirikan oleh 3 orang yaitu Liem Siau
62
Bok, Helmi Yahya dan Jedi Suherman. Dengan nama inilah Helmi Yahya membuat nama Joshua Enterprise melambung tinggi melalui kuis Joshua yaitu program acara pertama yang dibuatnya. Dari nama Joshua Enterprise kemudian berganti nama menjadi Helmi Yahya Production yang kemudian keduanya melebar pada April tahun 2000 menjadi Triwarsana. Dari sinilah kemudian PT. Triwarsana memulai karirnya di bidang Entertainment. Alasan mereka memilih nama Triwarsana adalah karena mereka menganggap tidak bagus apabila hanya menggunakan nama salah seorang saja. Kata Triwarsana adalah karena terdiri dari tiga kata yaitu tri yang berarti tiga, war berarti warna dan sana yang bermakna satu nada. Jadi Triwarsana sendiri berarti suatu usaha yang didirikan oleh tiga orang yang diharapkan dapat kompak. Walaupun pada akhirnya Jedi Suherman mengundurkan diri tetapi Helmi Yahya dan Liem Siau Bok tidak berniat mengganti nama menjadi Dwiwarsana karena mereka berpikir bahwa Triwarsana telah dikenal oleh masyarakat luas dan nama tersebut merupakan hoki atau keberuntungan bagi mereka. Lambang Triwarsana yaitu gambar seluloid dengan tiga warna yaitu merah, kuning dan biru. Gambar seluloid tersebut melambangkan bahwa walaupun Triwarsana bukan bergerak dalam bidang perfilman tetapi dekat hubungannya dengan bidang perfilman. Untuk warnanya sendiri sebenarnya tidak ada arti khusus, warna-warna tersebut hanyalah warna favorit dari ketiga orang tersebut. Tujuan awal dari didirikannya PT. Triwarsana sebenarnya hanya mencari keuntungan. Tetapi karena perkembangan global industri pertelevisian sekarang ini semakin pesat, maka Triwarsana hanya terus berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Tujuan lain PT. Triwarsana yang
63
lain yaitu dapat mampu meningkatkan kreativitas dalam membuat karya-karya yang nantinya disukai oleh masyarakat. Fungsi PT. Triwarsana sendiri yaitu memberikan jasa kepada masyarakat yaitu jasa hiburan seiring dengan berjalannya waktu, program hiburan yang disajikan untuk masyarakat bukan hanya sekedar hiburan melainkan hiburan yang dapat menginspirasi masyarakat yang memiliki unsur sosialnya. Harapan yang ingin dicapai oleh PT. Triwarsana adalah dapat melahirkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat khususnya karya-karya yang mengandung nilai sosial. Jadi PT. Triwarsana tidak akan menampilkan programprogram acara yang banyak mengandung pro-kontra dari masyarakat seperti tayangan gosip atau misteri. Visi dari PT. Triwarsana yaitu menjadi sebuah rumah produksi yang dapat menyuguhkan program-program yang berbeda dan membawa dampak bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, PT. Triwarsana mempunyai harapan dimana perusahaan ini dapat menginjakkan kakinya diluar Indonesia. Misi dari PT. Triwarsana yaitu to become a one stop entertainment factory, yang artinya klien cukup menjelaskan apa yang diinginkan dan mereka akan menyelesaikan semuanya, mulai dari pembuatan konsep sampai dengan penayangannya.
4. 3. 2 Karakteristik Program Acara Uang Kaget Program acara Uang Kaget adalah salah satu program acara yang diadopsi dari Jepang yang berjudul Easy Money. Ide untuk membuat program acara Uang Kaget datang dari Helmi Yahya, lalu ia merundingkan dengan anak buahnya yaitu Staf dari PT. Triwarsana menawarkan program acara tersebut kepada pihak RCTI
64
dan merekapun menyetujui untuk menyiarkan acara tersebut yang akhirnya ditayangkan untuk pertama kalinya pada tanggal 30 Mei 2004. Nama Uang Kaget sendiri sebenarnya hanyalah transfer bahasa. Dari Easy Money (EM) menjadi Uang Kaget. Selain itu, nama Uang Kaget juga diambil karena pertimbangan lebih menjual dan cocok dengan tema dari acara itu sendiri yang membuat orang kaget mendapatkan sejumlah uang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan tidak boleh diubah karena merupakan ciri khas dari program aslinya, seperti: 1. Kostum atau Pakaian Kostum yang dipakai pembawa acara harus jas beserta kelengkapannya. Selain itu Mr. EM juga harus memakai kumis dan jenggot palsu, seperti yang diproduksi di Jepang. Tujuannya adalah agar target yang akan dikejutkan tidak mengenali wajah dari orang yang membawa rejeki untuknya itu. Walaupun kini sudah banyak orang yang mengetahui siapa tokoh yang berpakaian seperti itu. 2. Uang dan Games berbelanja Dalam program acara tersebut harus ada satu games yaitu berbelanja. Target harus bisa menghabiskan uang yang telah disediakan yaitu sebesar Rp. 10.000.000. 3. Waktu Waktu yang telah ditentukan untuk berbelanja yaitu 30 menit memang sangat berbeda dengan program di Jepang yang waktunya 5 jam. Ini dapat terjadi karena uang yang diberikan kepada target di Jepang jauh lebih besar dengan program acara Uang Kaget. Selain itu, program Jepang tidak cocok untuk masyarakat kita, karena mereka sifatnya lebih lambat dan tidak disukai oleh masyarakat.
65
Dalam mencari talent atau target informasi yang didapati tidak terkait dengan satu sumber tertentu, bisa didapatkan dari surat yang masuk ke meja redaksi Uang Kaget, media massa, Informasi dari kerabat kerja yang lain ataupun mencari jalan-jalan di Jakarta. Orang yang bertanggung jawab pencarian talent yaitu produser dan asisten produser. Mereka tidak menggunakan tim riset khusus karena dianggap tidak efektif. Kriteria dalam pencarian talent atau target: 1. Talent adalah target orang yang akan dibantu dalam program acara televisi charity show. Talent merupakan orang-orang yang ekonominya lemah, orang-orang yang mempunyai suatu penyakit tertentu, orang-orang yang memiliki profesi tetapi tidak berkembang setelah sekian lama. 2. Talent berusia antara 40 – 60 tahun. Karena apabila usia talent kurang dari 30 tahun, dinilai masih belum layak untuk mendapatkan kesempatan. Namun apabila usia talent lebih dari 60 tahun, ditakutkan fisiknya tidak kuat sewaktu diberi kejutan dan pada saat berbelanja yang membutuhkan energi banyak 3. Jangkauan antara tempat talent dikejutkan dengan tempat belanja tidak terlalu jauh, hanya berkisar antara 5 – 10 menit. Karena apabila jangkauan tidak mencapai 5 menit, maka crew kekurangannya dalam pengambilan gambar. Tetapi apabila lebih dari 10 menit, maka waktu yang diperlukan talent untuk berbelanja jadi berkurang banyak sekali yang nantinya mengakibatkan ketidakmaksimalan berbelanja. 4. Ekspresi Talent Team pencari talent harus bisa memperkirakan reaksi dan ekspresi apa yang nantinya akan keluar dari talent. Ekspresi yang ingin dicari dari
66
produser sebenarnya bukanlah ekspresi sedih melainkan ekspresi haru dari talent setelah diberi kesempatan tersebut. Sehingga hasilnya dapat menyentuh hati dari para pemirsa yang menontonnya. 5. Jam tayang Jam penayangan dilakukan pada waktu sore hari. Hal ini dikarenakan, sore hari merupakan waktu yang tepat untuk ditayangakan suguhan hiburan yang dan dapat menjangkau semua kalangan usia.
4. 3. 3 Karakteristik Program Acara ”Bedah Rumah” Program acara Bedah Rumah adalah salah satu program acara yang diproduksi oleh PT. Triwarsana. Ide untuk membuat program acara Bedah Rumah datang dari Helmi Yahya, lalu ia merundingkan dengan anak buahnya yaitu Staf dari PT. Triwarsana menawarkan program acara tersebut kepada pihak RCTI dan merekapun menyetujui untuk menyiarkan acara tersebut yang akhirnya ditayangkan untuk pertama kalinya pada bulan Juli 2004 dengan lokasi rumah di wilayah
Bintaro
sektor
V. Nama
Bedah
Rumah
adalah
judul yang
menggambarkan program acara tersebut dengan pertimbangan nama Bedah Rumah cukup menjual dan membuat orang tertarik untuk menontonnya. Program acara ini sempat mengalami pemberhentian penayangan hampir setahun yaitu bulan Desember tahun 2006 sampai tahun 2007 hampir selama 1 tahun 7 bulan dan mulai dilanjutkan kembali dengan penambahan alur cerita agar lebih menarik pada bulan Juli tahun 2008. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam program acara Bedah Rumah, seperti:
67
1. Kondisi rumah Kondisi rumah yang sangat memprihatinkan dan tidak layak lagi untuk ditinggali dan ukuran rumah yang sangat sederhana untuk satu keluarga. Kondisi rumah ini sangat menentukan agar program acara ini lebih menarik karena tujuan dari program acara ini adalah membantu memperbaiki rumah yang sudah tidak layak pakai. Kondisi rumah yang diperlihatkan dan diperhatikan adalah perubahan kodisi rumah keadaan awal dan keadaan akhir karena merupakan inti dari program acara Bedah Rumah. 2. Profil talent Profil talent yang ditayangkan adalah kondisi rumah talent yang memprihatinkan, pekerjaan talent dengan pendapatan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan aktivitas talent sehari-harinya. 3. Selebriti sebagai bintang tamu Selebriti sebagai bintang tamu yang berperan sebagai co. host menemani target selama rumahnya yang akan diperbaiki. Selain itu, bintang tamu ikut menginap di rumah talent serta mengikuti dan kegiatan aktivitas sehari-hari target. Tujuan bintang tamu adalah untuk membawa selebriti ke wilayah orang yang sedang susah karena selama ini selebriti di gambarkan seorang yang biasa hidup glamor dan serba kecukupan. Bintang tamu yang dipilih adalah selebriti perempuan, hal ini dikarenakan perempuan mudah mengeluarkan ekspresi terharu dengan mengeluarkan airmata dan mudah tersentuh.
68
4. Pembawa acara Pembawa acara Bedah Rumah yaitu Ratna Listi berperan selain sebagai pembuka dan penutup acara juga sebagai penantang bagi bintang tamu, artinya bintang tamu di tantang untuk menginap dan mengikuti kegiatan talent. 5. Waktu Dalam program acara tersebut yang lebih diangkat adalah kegiatan seharihari target sehingga butuh mengefisienkan waktu dalam pembagian segmen program acara tersebut. Jam penayangan dilakukan pada waktu sore hari. Hal ini dikarenakan, sore hari merupakan waktu yang tepat untuk ditayangakan suguhan hiburan yang dapat menjangkau semua kalangan usia. Dalam mencari talent atau target informasi yang didapati tidak terkait dengan satu sumber tertentu, bisa didapatkan dari surat yang masuk ke meja redaksi Bedah Rumah, media massa, Informasi dari kerabat kerja yang lain ataupun mencari jalan-jalan di Jakarta, Bogor, Depok dan Tanggerang. Orang yang bertanggung jawab pencarian talent yaitu produser pelaksana dan asisten produser pelaksana. Mereka tidak menggunakan tim riset khusus karena dianggap tidak efektif. Kriteria dalam pencarian talent atau target: 1. Talent adalah target orang yang akan dibantu dalam program acara televisi charity show. Talent merupakan orang-orang yang ekonominya lemah dan orang-orang yang memiliki profesi tetapi tidak berkembang setelah sekian lama. 2. Pendapatan yang diterima talent besarnya dalam sehari urang dari Rp. 25.000
69
3. Keadaan rumah yang posisinya ± 20 m dari jalan. Hal ini bertujuan agar dalam pengerjaan perbaikan rumah lebih mudah dijangkau (mobilitas posisi rumah) 6. Talent berusia antara 40 – 70 tahun. Karena apabila usia talent kurang dari 30 tahun, dinilai masih belum layak untuk mendapatkan kesempatan. 7. Profil talent adalah seorang yang masih punya tanggung jawab terhadap keluarganya walaupun dengan pendapatan yang tidak mencukupi. 8. Ekspresi Talent Team pencari talent harus bisa memperkirakan reaksi dan ekspresi apa yang nantinya akan keluar dari talent. Ekspresi yang ingin dicari dari produser pelaksana sebenarnya bukanlah ekspresi sedih melainkan ekspresi haru dari talent setelah diberi kesempatan tersebut. Sehingga hasilnya dapat menyentuh hati dari para pemirsa yang menontonnya. 4. 3. 4 Tujuan Program Acara Bedah Rumah dan Uang Kaget Program acara televisi ini bertugas untuk melaksanakan kegiatan penyebaran informasi melalui format acara hiburan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan undang-undang acara pertelevisian. Adapun fungsi dari kedua program acara tersebut, adalah: 1. Memberikan tontonan yang ringan kepada penonton 2. Memberikan hiburan 3. membantu mewujudkan impian orang yang lemah ekonominya 4. sebagai wahana yang memperlihatkan rasa tolong menolong antar sesama manusia bersifat sosial
70
5. sebagai penjembatan terjalinnya rasa saling mengasihi antar sesama manusia dimana orang yang lemah dibantu oleh orang yang kuat. Dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi, diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Dapat mencapai sasaran khalayak yang luas 2. Dapat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi 3. Dapat membantu masyarakat tanpa mengharapkan imbalan apapun (sosial). 4. 4
Ikhtisar Pada bagian bab ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
Kelurahan Balumbang Jaya sebagian besar bermata pencaharian di luar pertanian dengan jumlah penduduk sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Kemudian masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya menunjukkan tingkat usia produktif cukup tinggi, dengan keadaan mata pencaharian sebagian besar tidak bekerja. Selain itu, tingkat pendidikan sebagian besar tamatan SD/sderajat. Kelurahan Balumbang Jaya memiliki sarana dan prasarana cukup baik dengan ditunjang adanya fasilitas perekonomian, perhubungan dan fasilitas olah raga. Program acara televisi reality show yang menjadi pilihan masyarakat untuk diproduksi pertamakali program acara reality show yang berbasis sosial di motori oleh PT. Trisawarsana diantaranya adalah ”Bedah Rumah” dan ”Uang Kaget”. PT. Trisawarsana menetapkan kedua program acara antara lain usia talent berkisar anatara 40 – 60 tahun serta jam tayang ditetapkan pada waktu sore hari. Selanjutnya, kedua program acara memiliki karakterstik yang berbeda dilihat dari konsep acara dan peran pembawa acara.
71
BAB V GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK INDIVIDU RESPONDEN
5. 1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini merupakan warga RT 04 RW 04
Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang memiliki akses terhadap media dan memiliki jangkauan yang dekat dengan sumber komunikasi, yaitu stasiun televisi, dimana responden dapat dengan mudah mencari informasi yang berkaitan dengan tayangan proram acara ”charity show” di stasiun televisi. Karakteristik individu responden terbagi atas dua yaitu karakteristik individu internal diantaranya jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Karakteristik individu eksternal diantaranya durasi menonton dan frekuensi menonton. Jenis kelamin adalah jenis kelamin adalah pembedaan responden yang dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan. Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dari pada jumlah responden laki-laki. Jumlah responden perempuan adalah 56,30 persen dan responden laki-laki adalah 43,70 persen. Jumlah responden ini diambil berdasarkan proporsi antara laki-laki dan perempuan.
72
Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Perempuan
14
43,70
2
Laki-laki
18
56,30
32
100,00
Total
5. 2
Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia adalah lamanya seorang individu dalam tahun sejak lahir sampai
dengan tahun pelaksanaan penelitian. Usia seorang individu dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu usia muda, usia dewasa dan usia tua. Usia seorang individu dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu 17 sampai dengan 30 tahun dikategorikan usia muda, 31 sampai dengan 45 tahun dikategorikan usia dewasa dan 46 tahun ke atas dikategorikan usia tua.
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya No.
Usia
Jumlah
Persentase
1.
Usia Muda
12
37,50
2.
Usia Dewasa
16
50,00
3.
Usia Tua
4
12,50
32
100,00
Total
73
Tabel 9
menunjukkan bahwa jumlah responden yang tergolong usia
dewasa lebih banyak yaitu sebanyak 50 persen dari pada jumlah responden yang tergolong usia muda yaitu sebanyak 37,50 persen dan jumlah responden berusia tua sebanyak 12,5 persen. 5. 3
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah atau
sedang diikuti oleh seorang individu. Terdapat tiga kategori yaitu pendidikan rendah adalah tidak tamat SD dan tamat SD, pendidikan sedang adalah pendidikan antara SMP sampai dengan SMA dan pendidikan tinggi adalah pendidikan lanjutan setelah SMA.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
Pendidikan Rendah
5
15,60
2.
Pendidikan Sedang
22
68,80
3.
Pendidikan Tinggi
5
15,60
32
100,00
Total
Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan yang tergolong sedang lebih banyak yaitu 68,80 persen dari pada pendidikan yang tergolong tinggi dan rendah yaitu 15,60 persen. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar penduduk yang berada pada wilayah RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya berada pada tingkat pendidikan sedang.
74
5. 4
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan adalah sesuatu aktivitas yang dilakukan oleh seorang
individu dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat dua kategori pekerjaan, yaitu Penduduk bukan pekerja yaitu Ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dan Penduduk pekerja yaitu PNS, swasta, TNI/POLRI, petani, buruh, wiraswasta.
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase
1.
Penduduk pekerja
17
53,10
2.
Penduduk bukan pekerja
15
46,90
Total
32
100,00
Tabel 11 menunjukkan bahwa
jumlah responden berdasarkan jenis
pekerjaan yang tergolong sebagai penduduk pekerja lebih banyak yaitu sebanyak 53,10 persen dari pada penduduk bukan pekerja yaitu 46,90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya cukup produktif karena wilayah dapat diakses dan mudah dijangkau dengan kendaraan. 5. 5
Durasi Menonton Televisi Perilaku menonton ini dilihat dari durasi menonton televisi khalayak setiap
harinya yang diukur dengan banyaknya jam yang mereka habiskan untuk menonton televisi. Durasi ini dibagi menjadi lamanya khalayak menonton televisi kurang dari dua jam, dua jam sampai lima jam dan lima jam ke atas perharinya. Responden laki-laki sebagian besar menghabiskan waktu kurang dari 2 jam per harinya, yaitu sebesar
78,5 persen, responden perempuan rata-rata
75
menghabiskan waktu menonton televisi lebih dari 5 jam per harinya sebesar 77,8 persen. Responden yang memiliki tingkat pendidikan tergolong rendah rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 5 jam per harinya yaitu 80 persen. Responden yang memiliki pendidikan tergolong sedang menghabiskan waktu menonton televisi lebih dari lima jam seharinya sebesar 45,45 persen. Responden yang memiliki pendidikan tergolong tinggi menghabiskan waktu dua sampai lima jam per harinya yaitu sebesar 60 persen responden. Responden yang berusia tergolong muda rata-rata menghabiskan waktu menonton televisi diatas lima jam per harinya sebesar 75 persen. Responden yang usianya termasuk kategori dewasa menghabiskan waktu kurang dari 2 jam per harinya sebesar 56,25 persen. Responden yang usisnya termasuk kategori tua ratarata menghabiskan waktu lebih dari lima jam per hariinya sebesar 50 persen. Responden yang merupakan kategori pekerja rata-rrata menghabiskan waktu menonton televisi kurang dari 2 jam per harinya sebesar 64,70 persen sedangkan responden kategori bukan pekerja rata-rata menghabiskan waktu lebih dari lima jam per harinya sebesar 93,33 persen.
76
Tabel 12. Persentase Responden Menurut Durasi Menonton Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya Variabel < 2 Jam (%) Jenis Kelamin
Usia
7
0
14
(50,00)
(50,00 ) 4
(00,00)
0
14
(100,00) 18
(00,00)
(22,20)
(77,8)
(100,00)
Rendah
1
0
4
5
(20,00) 4
(00,00)
Sedang
(80,00) 10
(100,00) 22
(18,19) 2
(36,36) 3
(45,45)
Tinggi
(100,00) 5
(40,00) 1
(60,00) 2
(00,00)
Muda
9
(100,00) 12
Dewasa
(8,33) 9
(16,67) 4
(75,00) 3
(100,00) 16
Tua
(56,25) 1
(25,00) 1
(18,75) 2
(100,00) 4
(25,00) 0
(25,00) 1
(50,00) 14
(100,00) 15
(00,00)
(6,67)
(93,33)
(100,00)
7
10
0
17
(41,17)
(58,83)
(00,00)
(100,00)
Bukan Pekerja Jenis Pekerjaan
5. 6
Jumlah (%)
7
Laki-laki Perempuan
Pendidikan
Durasi Menonton 2 – 5 Jam > 5 Jam (%) (%)
Pekerja
8
0
Pilihan Acara Televisi Kuesioner yang diisi oleh responden, acara televisi pilihan mereka dapat
dikelompokkan menjadi berita, musik, olahraga, kuis, komedi, sinetron, gosip, film asing dan charity show. Hasil pada Tabel 13 didapatkan bahwa dari 14 orang responden laki-laki, sebagian besar memilih tayangan olahraga sebagai acara favoritnya yaitu sebesar 42,85 persen responden, sedangkan dari 18 responden
77
perempuan yang memilih tayangan favoritnya adalah acara televisi charity show sebesar 61,11 persen.
Tabel 13. Persentase Responden Menurut Pilihan Acara Televisi Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya Pilihan Acara Televisi Komedi Sinetron Gosip (%) (%) (%)
Berita (%)
Musik (%)
Olahraga (%)
Kuis (%)
5
0
6
1
0
0
(35,71)
(00,00)
(42,85)
(7,14)
(00,00)
1 (5,55)
2 (11,11)
0 (00,00)
0 (00,00)
Rendah
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
Sedang
1 (4,54)
2 (9,09)
Tinggi
5 (100,00)
Ciri Pribadi
Film Asing (%)
Charity Show (%)
Jumlah (%)
0
0
2
14
(00,00)
(00,00)
(00,00)
(14,28)
(100,00)
0 (00,00)
1 (5,55)
3 (16,60)
0 (00,00)
11 (61,11)
18 (100,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
5 (100)
5 (100,00)
6 (27,27)
1 (4,54)
0 (00,00)
1 (4,54)
3 (13,63)
0 (00,00)
8 (36,36)
22 (100%)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
5 (100,00)
1 (8,33)
1 (8,33)
1 (8,33)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (8,33)
1 (8,33)
0 (00,00)
7 (58,33)
12 (100,00)
4 (25)
1 (6,25)
4 (25)
1 (6,25)
0 (00,00)
0 (00,00)
2 (12,5)
0 (00,00)
4 (25,00)
16 (100,00)
1 (25,00)
0 (00,00)
1 (25,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
2 (50,00)
4 (100,00)
5 (29,41)
2 (11,76)
6 (35,29)
1 (5,88)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (5,88)
0 (00,00)
2 (11,76)
17 (100,00)
1 (6,66)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (6,66)
2 (13,33)
0 (00,00)
11 (73,33)
15 (100,00)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan
Usia Muda Dewasa
Tua Jenis Pekerjaan Pekerja Bukan Pekerja
Responden yang berada pada tingkatan rendah dari 5 responden memilih tayangan charity show dan musik sebesar 100 persen. Responden yang berada
78
pada tingkatan pendidikan sedang dari 22 reponden memilih acara charity show dan musik sebesar 36,36. Sedangkan reponden yang berada pada tingkatan pendidikan tinggi dari 5 responden memilih acara berita dan musik sebesar 100 persen. Responden yang tergolong usia muda dari 12 responden sebagian besar memilih acara charity show sebesar 58,33 persen. Responden yang tergolong usia dewasa dari 16 responden sebagian besar memilih acara berita, olah raga dan charity show sebagai acara favoritnya masising-masing sebesar 25 persen, sedangkan responden yang tergolong usia tua dari 4 responden sebagian besar memilih acara musik sebesar 50 persen. Responden yang termasuk bukan pekerja dari 15 responden memilih acara charity show sebesar 73,33 persen. Sedangkan responden yang termasuk pekerja sebagian besar memilih acara olah raga sebesar 35,29 persen. 5. 7
Pilihan Program Acara Televisi Charity Show Kuesioner yang harus diisi oleh responden bahwa diantara tayangan
program acara televisi charity show yang pernah ditontonnya. Berbagai judul program acara televisi charity show yang tersedia dalam kuesioner diantaranya Minta Tolong, Lunas, Bedah Rumah, Uang Kaget, Pulang Kampung, Rejeki Nomplok, Turis Dadakan dan Nikah Gratis. Judul-judul program acara televisi charity show tersebut berasal dari stasiun televisi yang berbeda-beda, akan tetapi program acara televisi yang banyak diketahui oleh responden adalah Bedah Rumah dan Uang Kaget. Hasil pengisian kuesioner dapat dilihat dari tabel tiga belas.
79
Tabel 14. Persentase Responden Menurut Pilihan Program Acara Televisi Charity Show Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya Pilihan Program Acara Televisi Charity Show Turis Rejeki Pulang Bedah Uang Rumah Kaget Kampung Nomplok Dadakan (%) (%) (%) (%) (%)
Nikah Gratis (%)
Jumlah (%)
0 (00,00)
1 (7,14)
14 (100,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (5,55)
18 (100,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
5 (100,00)
4 (18,18)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (4,54)
22 (100,00)
4 (80,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
5 (100,00)
2 (16,66)
6 (50,00)
2 (16,66)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (8,33)
12 (100,00)
2 (12,50)
0 (00,00)
8 (50,00)
5 (31,25)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
1 (6,25)
0 (00,00)
0 (00,00)
4 (100,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
0 (00,00)
16 (100,00) 4 (100,00)
2 (11,76) 2 (13,33)
0 (00,00) 2 (13,33)
8 (47,05) 10 (66,66)
5 (29,41) 1 (6,66)
0 (00,00) 0 (00,00)
0 (00,00) 0 (00,00)
0 (00,00) 0 (00,00)
2 (11,76) 0 (00,00)
17 (100,00) 15 (100,00)
Minta Tolong (%)
Lunas (%)
Laki-laki
1 (7,14)
0 (00,00)
8 (57,14)
4 (28,57)
0 (00,00)
0 (00,00)
Perempuan
3 (16,66)
2 (11,11)
10 (55,55)
2 (11,11)
0 (00,00)
Rendah
1 (20,00)
0 (00,00)
3 (60,00)
1 (20,00)
Sedang
2 (9,09)
2 (9,09)
13 (59,09)
Tinggi
1 (20,00)
0 (00,00)
Muda
1 (8,33)
Dewasa Tua
Ciri Pribadi Jenis Kelamin
Pendidikan
Usia
Jenis Pekerjaan Pekerja Bukan Pekerja
Responden laki-laki dari 14 responden sebagian besar memilih tayangan Bedah Rumah sebagai acara sering ditonton yaitu sebesar 57,14 persen. Responden perempuan dari 18 responden juga memilih tayangan Bedah Rumah sebagai program acara televisi charity show yang suka ditonton yaitu sebesar 55,55 persen.
80
Responden yang tingkat pendidikannya rendah dari 5 orang responden menyatakan selalu menonton bedah rumah sebesar 60 persen. Responden yang tergolong tingkatan pendidikan sedang dari 22 orang responden menyatakan selalu menonton bedah rumah sebesar 59,09 persen. Responden yang tergolong tingkat pendidikan tinggi menyatakan dari 5 orang responden selalu menonton bedah rumah sebesar 80 persen. Responden yang berusia muda dari 12 orang responden menyatakan selalu menonton bedah rumah sebesar 50 persen dan uang kaget sebesar 16,66 persen. Responden yang berusia dewasa menyatakan dari 16 orang responden selalu menonton bedah rumah sebesar 50 persen dan uang kaget sebesar 31,25. Responden yang berusia tua dari 4 orang responden menyatakan selalu menonton bedah rumah sebesar 100 persen. Responden yang tergolong bukan pekerja dari 15 orang responden menyatakan selalu menonton bedah rumah sebesar 47,05 persen. Responden yang tergolong pekerja dari 18 orang responden menyatakan yang menonton bedah rumah sebesar 66,66 persen.
5. 8
Frekuensi Menonton Program Acara Charity Show Frekuensi menonton program acara televisi charity show adalah sering
atau tidaknya seorang individu menonton program acara televisi charity show dalam satu minggu dihitung berdasarkan banyaknya hari dalam seminggu. Data yang diukur dalam skala ordinal. Kategori frekuensi menonton yaitu tidak pernah, jarang dan selalu.
81
Responden laki-laki menyatakan jarang menonton program acara televisi charity show yaitu sebesar 57,14 persen dan responden perempuan menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show yaitu 83,83 persen. Responden yang tergolong tingkat pendidikan rendah menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show sebesar 60 persen. Responden yanh tergolong tinggkat pendidikan sedang menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show sebesar 63,64 persen. Responden yang termasuk tingkat pendidikan tinggi menyatakan jarang menonton program acara televisi charity show sebesar 60 persen. Responden yang termasuk kategori usia muda menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show 91,67 persen. Responden yang termasuk kategori usia dewasa menyatakan jarang menonton program acara televisi charity show sebesar 56,25 persen. Responden yang termasuk kategori usia tua menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show sebesar 75 persen. Responden yang tergolong pekerja menyatakan jarang menonton program acara televisi charity show yaitu sebesar 64,71 persen. Responden yang tergolong bukan pekerja menyatakan selalu menonton program acara televisi charity show sebesar 100 persen.
82
Tabel 15. Persentase Responden Menurut Frekuensi Menonton Pada Masyarakat RW 04 RT 04 Kelurahan Balumbang Jaya Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Rendah
Pendidikan
Sedang Tinggi Muda
Usia
Dewasa Tua Bukan Pekerja
Jenis Pekerjaan
5. 9
Pekerja
Frekuensi Menonton Bedah Rumah dan Uang Kaget Jarang Selalu Jumlah (%) (%) 8 6 14 (57,14) (42,86) (100,00) 3 15 18 (16,67) (83,83) (100,00) 2 3 5 (40,00) (60,00) (100,00) 8 14 22 (36,36) (63,64) (100,00) 3 2 5 (60,00) (40,00) (100,00) 1 11 12 (8,33) (91,67) (100,00) 9 7 16 (56,25) (43,75) (100,00) 1 3 4 (25,00) (75,00) (100,00) 0 15 15 (00,00) (100,00) (100,00) 11 6 17 (64,71) (35,29) (100,00)
Ikhtisar Pada bagian bab ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
karakteristik internal responden, sebagian besar berusia antara 30 sampai 45 tahun, memiliki latar belakang pendidikan sedang (tamatan SMP dan SMA) serta pekerja. Untuk karakteristik eksternal, durasi menonton sebagian besar tinggi yaitu menonton televisi lebih dari 5 jam. Adapun frekuensi menonton responden yang sebagian besar selalu menonton program acara televisi charity show. Selain itu, pilihan acara televisi yang dipilih responden sebagian besar memilih program acara televisi charity show.
83
BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW
6. 1 Persepsi Responden Terhadap Tokoh Utama (Talent) dalam Program Acara Televisi Charity Show Persepsi responden terhadap tokoh utama (talent) dalam tayangan program acara televisi charity show dilihat berdasarkan karakteristik individunya, baik internal maupun eksternal ditunjukkan pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, pada umumnya persepsi responden terhadap talent dalam program acara televisi charity show adalah positif, artinya talent dalam tayangan program acara ini. Selain mengalami kesulitan ekonomi tetapi juga berada pada usia 40 tahun ke atas seperti yang sudah dipilih oleh tim dari program acara televisi charity show. Talent yang ditayangkan selama ini menurut responden mampu melibatkan emosi/perasaan (iba dan terharu) dari responden. Dikatakan menarik dengan alasan, bahwa talent yang cocok untuk dipilih dalam program acara televisi charity show adalah berada pada umur diatas 40 tahun karena bila sasarannya berada pada usia muda, talent masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kondisi tubuh yang masih bugar. Persepsi responden yang positif dittunjukkan oleh responden yang dewasa, disebabkan pemikiran responden yang sudah dianggap memiliki pengalaman lebih dibandingkan responden usia muda yang beranggapan bahwa pemilihan talent tidak memandang usia. Artinya, responden usia dewasa lebih memahami bahwa orang-orang yang patut dibantu berada pada usia 40 tahun keatas karena biasanya stamina usia seseorang mulai melemah. Responden usia muda pada umumnya
84
merupakan kondisi ekonomi lemah sehingga mereka beranggapan negatif sebesar 58,40 persen bahwa usia bukan alasan utama tetapi yang terpenting berada di kalangan bawah. Hal ini disebabkan, responden berharap bisa memiliki kesempatan untuk dipilih menjadi talent.
Tabel 16. Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Tokoh Utama (Talent) Positif Negatif % %
Total
Signifikansi
%
Nilai - p
Jenis Kelamin 71,40 44,40
28,60 55,60
100,00 100,00
0,067
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
41,60 62,50 100,00
58,40 37,50 00,00
100,00 100,00 100,00
0,019*
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
75,00 40,90 80,00
250 59,10 20,00
100,00 100,00 100,00
0,054
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
33,3 76,4
66,7 23,6
100,00 100,00
72,70 100,00 50,00
27,30 50,00
100,00 100,00 100,00
0,002**
36,40 63,60 Jarang 38,10 61,90 Selalu Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
100,00 100,00
0,388
Laki-laki Perempuan Umur
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
0,005**
85
Responden dikaitkan dengan karakteristikk individu eksternal responden yaitu frekuensi responden menonton acara televisi, lebih dominan positif masingmasing sebesar 61,90 persen karena responden lebih paham talent yang biasa dipilih dalam tayangan program acara televisi charity show adalah usia 40 tahun keatas. Berdasarkan tabel 16, faktor dari karakteristik individu internal terhadap talent 9 dalam tayangan program acara televisi Charity show yang memiliki hubungan nyata dengan persepsi responden di RT 04 RW 04 diantaranya umur dan hubungan yang sangat nyata yaitu jenis pekerjaan dan durasi menonton. Akan tetapi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan persepsi responden terhadap talent pada sebuah tayangan program acara televisi charity show. Hal ini disebabkan, responden laki-laki maupun
perempuan
serta
tingkat
pendidikan
responden
tidak
terlalu
memperhatikan usia talent pada sebuah tayangan program acara televisi charity show (talent yang dipilih berada pada usia di atas 40 tahun ke atas atau talent yang dipilih tidak memperhatikan usia). Menurut responden, talent yang dipilih terpenting berada pada kalangan ekonomi ke bawah yang membutuhkan. Hubungan yang tidak nyata ditunjukkan oleh karakteristik individu eksternal, yaitu frekuensi menonton. Artinya, sering atau tidak sering responden menonton program acara televisi charity show tidak terlalu ada perbedaan yang menonjol terhadap talent pada sebuah tayangan program acara televisi charity show karena umumnya responden sudah tertarik dengan program acara charity show sehingga tidak memperhatikan usia talent . Sedangkan jenis pekerjaan dan 9
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, talent adalah target orang yang akan dibantu dalam program acara televisi charity show.
86
durasi menonton memiliki hubungan yang sangat nyata, hal ini disebabkan kedua karakteristik tersebut berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan responden selama seharian, akan menetukan ketertarikan responden program acara televisi charity show yang menampilkan talent yang dipilih dengan usia di atas 40 tahun ke atas. Selain itu, hubungan yang nyata diperlihatkan pada karakteristik umur karena terlihat ketertarikan yang dominan pada responden untuk golongan usia muda yang berada pada kalangan ekonomi menengah ke bawah karena responden mengharapkan talent dalam program acara televisi charity show seharusnya tidak memandang usia dalam membantu talent yang berada pada kalangan masyarakat ekonomi lemah.
6.2 Persepsi Responden Terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show Bentuk hadiah dalam program acara televisi charity show sangat beragam, sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua bentuk hadiah yaitu pertama, bentuk hadiah dalam bentuk perbaikan rumah dan barang yang ditayangkan dalam program acara Bedah Rumah. Kedua, bentuk hadiah yang diberikan dengan sejumlah uang yang ditayangkan dalam program acara televisi Uang Kaget. Tabel 17 menunjukkan persepsi responden terhadap bentuk hadiah dalam program acara televisi charity show, dilihat berdasarkan karakteristik individu internal maupun eksternal. Berdasarkan Tabel 17, umumnya persepsi yang diberikan responden terhadap bentuk hadiah adalah positif, artinya bentuk hadiah yang dianggap menarik adalah
87
bentuk hadiah berupa perbaikan rumah beserta isinya seperti yang ditayangkan dalam program acara Bedah Rumah.
Tabel 17. Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Bentuk Hadiah Positif Negatif % %
Total
Signifikansi
%
Nilai - p
Jenis Kelamin 50,00 66,60
50,00 33,40
100,00 100,00
0,341
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
66,60 56,20 75,00
33,40 43,80 25,00
100,00 100,00 100,00
0,789
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
25,00 59,00 80,00
75,00 41,00 20,00
100,00 100,00 100,00
0,436
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
66,60 47,00
33,40 53,00
100,00 100,00
0,430
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
45,40 71,40 64,20
54,60 28,60 35,80
100,00 100,00 100,00
0,485
27,30 72,70 Jarang 47,70 52,30 Selalu Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
100,00 100,00
0,266
Laki-laki Perempuan Umur
Bentuk hadiah perbaikan rumah beserta isinya dikatakan menarik dengan alasan bahwa bentuk hadiah ini dianggap berharga bagi kalangan menengah ke
88
bawah karena rumah merupakan tempat yang sangat penting bagi perlindungan keluarga terutama untuk memperhatikan kondisi kesehatan di dalam rumah. Responden yang berpendidikan sedang dan tinggi menjadi yang paling dominan positif yaitu masing-masing sebesar 100 persen dan 59 persen. Terlihat pada Tabel 17 bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka semakin mengerti bentuk hadiah seperti apa yang lebih mendidik. Artinya bentuk hadiah menghabiskan sejumlah uang mengajarkan masyarakat untuk konsumtif tanpa mengetahui uang yang didapat akan bermanfaat bagi talent. Berdasarkan tabel 17, faktor dari karakteristik baik internal dan eksternal secara keseluruhan memiliki hubungan yang tidak nyata dengan persepsi responden terhadap bentuk hadiah dalam program acara televisi charity show. Artinya, bentuk hadiah tidak mengarah atau memiliki kecenderungan pada karakteristik individu responden secara keseluruhan. Dalam hal ini, responden tidak menganggap bentuk hadiah sebagai sesuatu hal yang penting. Akan tetapi, makna sosial dibalik bentuk hadiah adalah yang terpenting. 6.2 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara dalam Program Acara Televisi Charity Show Peran pembawa acara dalam program acara televisi charity show adalah fungsi yang dimainkan seseorang saat membawakan sebuah program acara charity show di televisi membuat menjadi hidup, berinteraksi dengan talent dan bagaimana suasana pemirsa menjadi terbawa emosinya (rasa iba dan terharu). Peran pembawa acara setiap program acara televisi charity show menampilkan gaya yang berbeda – beda, sehingga persepsi responden terhadap kedua program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget akan berbeda. Oleh karena
89
itu, penelitian ini memisahkan persepsi terhadap peran pembawa acara dalam program acara Brdah Rumah dan Uang Kaget. 6.3.1 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara dalam Program Acara Televisi ”Bedah Rumah” Program acara televisi Bedah Rumah selama penayangan selalu dibawakan oleh Ratna Listi, dari awal perdana penayangan Bedah Rumah sampai tahun terakhir ini tidak mengalami perubahan. Peran pembawa acara merupakan bagian terpenting dalam suatu program acara televisi karena akan menentukan kemana alur cerita suatu program acara. Peran pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah berusaha menampilkan pembawa acara yang mampu melibatkan emosi pemirsa menjadi terharu. Tabel 18 menunjukkan persepsi responden berdasarkan karakteristik individu baik internal maupun eksternal terhadap peran pembawa acara dalam program acara televisi Bedah Rumah. Berdasarkan Tabel 18, umumnya responden memberikan persepsi yang positif terhadap peran pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah, artinya bahwa responden ikut merasakan terlibat dalam suasana tayangan Bedah Rumah sehingga emosi responden terhanyut dalam rasa iba dan terharu. Hal ini disebabkan peran pembawa acara yaitu Ratna Listi seorang perempuan dengan kelembutannya selama program acara berlangsung selalu mendampingi talent sehingga berhasil dan mampu melibatkan emosi penonton menjadi tersentuh dan terharu. Peran pembawa acara yang mampu melibatkan emosi penonton dominan positif bagi responden perempuan yaitu sebesar 94,4 persen. Hal ini disebabkan,
90
responden perempuan yang emosinya lebih mudah terlibat. Selain itu, pembawa acara Bedah Rumah adalah seorang perempuan sehingga kesamaan jenis kelamin antara responden dengan pembawa acara Bedah Rumah juga memudahkan interaksi suasana yang dirasakan pembawa acara kepada penonton.
Tabel 18.
Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Peran Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Peran Pembawa Acara Positif Negatif % %
Total Signifikansi %
Nilai - p
Jenis Kelamin 85,70 94,40
14,30 5,60
100,00 100,00
0,476
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
75,00 93,70 100,00
25,00 6,30 0,00
100,00 100,00 100,00
0,101
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
100,00 86,30 60,00
00,00 13,70 40,00
100,00 100,00 100,00
0,052
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
93,30 76,40
6,70 23,60
100,00 100,00
0,723
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
57,10 90,90 85,70
42,90 9,10 14,30
100,00 100,00 100,00
0,436
Jarang 81,80 18,20 Selalu 95,20 4,80 Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
100,00 100,00
0,710
Laki-laki Perempuan Umur
91
Pada karakteristik individu, frekuensi menonton televisi adalah yang paling dominan positif menunjukkan persepsi responden terhadap peran pembawa acara dalam program acara televisi Bedah Rumah. Semakin sering responden menonton program acara televisi Bedah Rumah setiap minggunya, menyebabkan responden tertarik untuk menonton proram acara Bedah Rumah kembali. Hal ini disebabkan, penonton seperti berada dalam suasana haru dan menyentuh hati. Persepsi responden terhadap peran pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah dipersepsikan sama dilihat dari karakter tokoh pembawa acara (kesesuaian), cara membawakan suatu program acara dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Sehingga faktor dari karakteristik baik internal dan eksternal secara keseluruhan memiliki hubungan yang tidak nyata dengan persepsi responden terhadap peran pembawa acara Bedah Rumah dalam program acara televisi charity show. Selain itu, responden melihat peran pembawa acara sebagai pembuka dan penutup suatu program acara.
6.3.2 Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara dalam Program Acara Televisi ”Uang Kaget” Peran pembawa acara dalam program acara Uang Kaget dibawakan oleh Helmy Yahya. Berbeda dengan Bedah Rumah, peran pembawa acara Uang Kaget menamakan dirinya sebagai Mr. EM (Easy Money) dengan memakai kostum berjubah putih dengan tongkat yang menggambarkan seseorang layaknya seperti malaikat menolong orang tidak mampu. Peran pembawa acara dalam program Uang Kaget menjadi ciri khas program ini.
92
Peran pembawa acara dalam program acara Uang Kaget berusaha ikut melibatkan penonton kedalam suasana pada setiap tayangannya sehingga emosi penonton dibawa tersentuh dan terharu.
Tabel 19.
Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Peran Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Peran Pembawa Acara Positif Negatif % %
Total
Signifikansi
%
Nilai - p
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
28,50 44,40
71,50 55,60
100,00 100,00
0,618
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
41,60 31,20 00,00
58,40 68,70 100,00
100,00 100,00 100,00
0,789
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
40,00 59,00 00,00
60,00 41,00 100,00
100,00 100,00 100,00
0,121
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
33,30 29,40
66,70 70,60
100,00 100,00
0,946
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
18,10 28,50 28,50
81,90 71,50 71,50
100,00 100,00 100,00
0,939
90,90 61,90
100,00 100,00
0,722
Umur
Jarang 9,10 Selalu 38,10 Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
Berdasarkan Tabel 19, umumnya persepsi responden terhadap peran pembawa acara dalam program acara Uang Kaget adalah negatif, artinya peran pembawa acara kurang membawa suasana penonton ikut terlarut dalam keharuan
93
pada tayangan tersebut. Hal ini disebabkan, pembawa acara yang berjenis kelamin laki-laki kurang melibatkan rasa terharu yang biasanya digambarkan dengan mengeluarkan air mata. Responden yang tergolong usia dewasa dan tua dengan masing-masing sebesar 68,70 persen dan 100 persen memberikan persepsi yang negatif terhadap peran pembawa acara dalam program acara televisi Uang Kaget. Hal ini disebabkan, usia dewasa dan tua sulit larut dalam suasana ketika responden menonton terlihat pembawa acara kurang melibatkan emosi penonton ke dalam suasana yang ada di tayangan tersebut. Frekuensi menonton responden yang jarang juga mempengaruhi persepsi responden menjadi negatif terhadap peran pembawa acara televisi Uang Kaget sebesar 90,90 persen. Hal ini disebabkan, kurangnya frekuensi menonton program acara televisi Uang Kaget yang melihatnya sekilas sehingga kurang merasakan keterlibatan responden pada tayangan Uang Kaget. Selain itu, responden juga mempersepsikan peran pembawa acara dengan penampilannya yang berkaca-mata hitam dan berkumis kurang terlihat bersahabat. Berdasarkan tabel 19, persepsi responden terhadap peran pembawa acara dalam program acara Uang Kaget dipersepsikan sama dilihat dari karakter tokoh pembawa acara (kesesuaian), cara membawakan suatu program acara dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Sehingga faktor dari karakteristik baik internal dan eksternal secara keseluruhan memiliki hubungan yang tidak nyata dengan persepsi responden terhadap peran pembawa acara Uang Kaget dalam program acara televisi charity show. Selain itu, responden melihat peran pembawa acara sebagai pembuka dan penutup suatu program acara.
94
6. 4
Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi Program Acara Televisi Charity Show Konsep acara dalam sebuah penayangan program acara televisi dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi pemirsanya, adanya konsep acara yang dengan alur cerita program acara televisi terasa teratur dan jelas tujuan program cara tersebut dibuat. Konsep acara program acara televisi charity show yang dibahas dalam penelitian ini adalah program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget. Persepsi yang dilihat adalah tanggapan dari responden terhadap alur cerita atau aturan yang disampaikan program acara kepada para pemirsa. Selanjutnya, alur cerita dianggap menarik jika responden menonton dari awal sampai akhir program acara. Hal ini menunjukkan bahwa responden tertarik dengan alur serita yang ditayangkan program acara televisi. 6.4.1 Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi ”Bedah Rumah” Konsep acara
program acara Bedah Rumah dari awal sampai akhir
menayangkan alur cerita yang mengisahkan seorang talent yang memiliki rumah yang tidak layak pakai dengan memperlihatkan kondisi rumah secara rinci sehingga pemirsa dapat mengetahui. Selanjutnya, seorang talent akan didampingi oleh seorang bintang tamu yang akan menemani aktivitas talent sehari-hari. Tujuannya agar pemirsa mengetahui kegitan talent selama sehari bersamaan dengan penghasilan talent dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian alur cerita yang menayangkan ekspresi talent pada saat diberi hadiah berupa perbaikan rumah dan tayangan perubahan kondisi rumah sebelum dan sesudah dibedah secara rinci.
95
Berdasarkan Tabel 20, umumnya persepsi responden terhadap konsep acara dalam program acara televisi Bedah Rumah adalah positif, artinya responden mengikuti alur cerita yang ditayangkan dari awal sampai akhir acara. Alur cerita yang dikatakan menarik karena alur cerita yang disampaikan memberikan rasa penasaran bagi pemirsa, maksudnya pemirsa dibuat menunggu rumah yang dibedah akan berubah menjadi seperti apa. Responden perempuan sebesar 94,40 persen memberikan persepsi yang positif terhadap alur cerita yang ditayangkan program acara Bedah Rumah. Hal ini disebabkan, alur cerita yang sejak awal menyentuh emosi responden dengan rasa haru ketika melihat kondisi rumah yang tidak layak pakai. Karena pada umumnya perempuan lebih menyukai sesuatu yang berhubungan dengan program acara yang menggugah emosi pemirsa. Responden yang tergolong pendidikan tinggi sebesar 80 persen memberikan persepsi negatif terhadap alur cerita yang ditayangkan program acara Bedah Rumah. Hal ini disebabkan, responden sudah mampu mencerna maksud tayangan Bedah Rumah yang memperlihatkan kondisi rumah kalangan orang tidak mampu terlihat sebagai eksploitasi kemiskinan dan memperlihatkan ruang pribadi seseorang. Durasi menonton serta semakin sering responden menonton program acara televisi Bedah Rumah setiap minggunya, juga mengakibatkan responden memiliki persepsi yang positif terhadap alur cerita yang ditayangkan. Hal ini menunjukkan bahwa program acara televisi bedah rumah mampu menjadikan tayangan ini dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat karena menayangkan alur cerita yang mengundang rasa simpati pemirsa.
96
Tabel 20. Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Konsep Acara Positif Negatif % %
Total Signifikansi %
Nilai - p
Jenis Kelamin 57,10 94,40
42,90 5,60
100,00 100,00
0,001**
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
83,30 68,70 75,00
16,70 31,30 25,00
100,00 100,00 100,00
0,406
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
80,00 86,30 20,00
20,00 13,70 80,00
100,00 100,00 100,00
0,019*
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
26,60 58,80
73,40 41,20
100,00 100,00
0,011*
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
28,50 63,60 100,00
71,50 36,40 00,00
100,00 100,00 100,00
0,007**
Jarang 54,5 Selalu 76,1 Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
45,5 23,9
100,00 100,00
0,016*
Laki-laki Perempuan Umur
Berdasarkan tabel 20, faktor dari karakteristik baik internal dan eksternal umumnya memiliki hubungan yang sangat nyata dengan persepsi responden terhadap konsep acara Bedah Rumah dalam program acara televisi charity show yaitu durasi menonton dan jenis kelamin. Kemudian hubungan nyata ditunjukkan pada karakteristik individu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan frekuensi menonton. Artinya, program acara Bedah Rumah merupakan program acara yang
97
menarik untuk ditonton dilihat dari penyajian segmen program acara, bintang tamu yang ditampilkan dan penayangan secara mendetail mengenai perbedaan kondisi rumah yaitu sebelum dibedah dengan sesudah dibedah. Hal ini menyebabkan responden menjadi penasaran sehingga responden tertarik untuk menonton dari awal sampai akhir. Hubungan yang tidak nyata terlihat pada karakteristik individu internal yaitu umur responden. Hal ini disebabkan golongan usia responden tidak terlalu memperhatikan konsep acara bedah rumah (alur cerita yang dianggap menarik dari awal sampai akhir atau alur cerita yang dianggap kurang menarik dari awal sampai akhir). Artinya, program acara Bedah Rumah ditonton beragam usia responden tanpa memperhatikan alur cerita yang ditayangkan.
6.4.2 Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara dalam Program Acara Televisi ”Uang Kaget” Konsep acara dalam program acara televisi Uang Kaget dari awal sampai akhir menayangkan alur cerita yang mengisahkan Mr. EM dengan kostum berjas berjalan menuju seorang talent yang memang layak untuk dibantu. Selanjutnya, Mr. EM langsung memberikan uang sebesar Rp. 10.000.000 dibayar tunai dan talent diberikan kesempatan untuk menghabiskan uang tersebut dengan waktu yang telah ditentukan yaitu selama 30 menit. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada orang yang tidak mampu memegang uang sebesar Rp.10.000.000 agar dapat dibelanjakan kebutuhan yang tidak bisa dimiliki sebelumnya. Berdasarkan Tabel 21, umumnya responden memberikan persepsi positif terhadap konsep acara pada tayangan program acara Uang Kaget, artinya
98
responden mengikuti alur cerita dari awal sampai akhir acara bagi reponden dikatakan menarik. Alur cerita dari awal sampai akhir acara dikatakan menarik karena sepanjang program acara berlangsung diberikan tayangan yang membuat adrenalin talent menjadi tertantang dalam mengejar waktu untuk menghabiskan sejumlah uang kepada pemirsa. Sehingga pemirsa menunggu barang-barang apa saja yang dibelanjakan talent dalam waktu singkat. Tabel 21. Hubungan antara Persepsi Responden Tentang dengan Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Konsep Acara Positif Negatif % %
Total
Signifikansi
%
Nilai - p
Jenis Kelamin 57,10 44,40
42,90 55,60
100,00 100,00
0,476
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
66,60 50,00 75,00
33,40 50,00 25,00
100,00 100,00 100,00
1,000
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
40,00 63,60 00,00
60,00 36,40 100,00
100,00 100,00 100,00
0,033*
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
53,30 52,90
46,70 47,10
100,00 100,00
0,723
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
18,10 85,70 57,10
81,90 14,30 42,90
100,00 100,00 100,00
0,349
72,80 27,20 Jarang 28,60 71,40 Selalu Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
100,00 100,00
0,710
Laki-laki Perempuan Umur
99
Responden laki-laki sebesar 57,10 persen memberikan persepsi positif terhsdsp konsep acara program acara televisi Uang Kaget. Hal ini disebabkan responden laki-laki lebih menyukai program acara yang menayangkan sebuah tantangan karena selama program acara berlangsung responden tidak mengalami kebosanan. Responden yang berusia muda juga memberikan persepsi yang positif sebesar 66,60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyukai program acara televisi yang menggugah semangat karena pemirsa dibawa larut dalam situasi yang membutuhkan tindakan cepat Responden yang berpendidikan tinggi memberikan persepsi yang negatif terhadap konsep acara dalam program acara televisi Uang Kaget. Hal ini disebabkan oleh, responden sudah mengerti tayangan yang disampaikan hanya untuk memberikan hiburan saja. Kemudian tayangan program acara televisi Uang Kaget memberikan dampak yang tidak baik bagi masyarakat karena secara tidak langsung mengajarkan budaya konsumtif yaitu dengan membelanjakan barangbarang yang belum tentu bermanfaat bagi talent. Durasi menonton yang tinggi serta semakin sering responden menonton program acara televisi Uang Kaget setiap minggunya, juga mengakibatkan responden memiliki persepsi yang positif terhadap konsep acara dalam program acara televisi Uang Kaget. Hal ini disebabkan, adanya alternatif untuk menonton acara hiburan yang berhubungan dengan aspek sosial, karena program acara Uang Kaget menurut responden dapat menggugah rasa saling tolong menolong antar sesama manusia. Berdasarkan tabel 21, faktor dari karakteristik baik internal dan eksternal umumnya memiliki hubungan tidak nyata dengan persepsi responden terhadap
100
konsep acara Uang Kaget dalam program acara televisi charity show. Hubungan yang nyata diperlihatkan pada karakeristik individu internal yaitu tingkat pendidikan responden. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik individu internal maupun eksternal dapat mempengaruhi persepsi responden terhadap konsep acara Uang Kaget pada sebuah tayangan program acara televisi charity show, akan tetapi pengaruhnya hanya sedikit atau kecil. Hubungan nyata diperlihatkan oleh tingkat pendidikan responden, hal ini disebabkan alur cerita Uang Kaget yang menghabiskan sejumlah uang dalam waktu tertentu menjadi program acara yang mengundang kontroversi karena semakin tinggi pendidikan responden maka program acara Uang Kaget dianggap kurang memberikan contoh yang baik bagi pemirsa.
6.5
Persepsi Responden Terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show Jam tayang adalah waktu dimana sebuah acara disajikan atau ditayangkan
di televisi. Jam tayang program acara televisi charity show yang ditayangkan pada umumnya sore hari. Jam tayang sebuah program acara televisi charity show dapat membawa pengaruh bagi pemirsanya, karena itu, penting penempatan jam tayang program acara televisi charity show. Berdasarkan Tabel 22, umumnya responden memiliki persepsi yang positif terhadap jam tayang program acara televisi charity show. Artinya, persepsi responden terhadap jam tayang program acara televisi charity show yang ditayangkan sore hari menarik. Kedua program acara televisi charity show yaitu Bedah Rumah dan Uang Kaget ditayangkan sore hari sehingga sesuai dengan waktu pemirsa untuk menonton program acara tersebut.
101
Pada karakteristik individu, responden perempuan sebesar 88,80 persen adalah yang paling dominan positif menunjukkan persepsi responden terhadap jam tayang program acara charity show. Hal ini disebabkan, pada umumnya responden perempuan adalah serang ibu rumah tangga yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan responden merupakan bukan pekerja sebesar 93,30 persen. Sehingga waktu yang tepat untuk meluangkan waktu menonton televisi adalah pada sore hari setelah melakukan segala aktivitas pekerjaan rumah. Sehingga program acara televisi charity show menghibur responden sambil beristirahat Berdasarkan tabel 22, faktor dari karakteristik internal individu memiliki hubungan yang sangat nyata diantaranya jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Akan tetapi, Umur dan tingkat pendidikan responden tidak memiliki hubungan dengan persepsi responden terhadap jam tayang dalam program acara televisi charity show. Faktor dari karakteristik eksternal yang memiliki hubungan sangat nyata yaitu durasi menonton. Artinya, secara keseluruhan karakteristik individu yang memiliki hubungan sangat nyata berkaitan dengan aktivitas responden dalam sehari. Responden dominan menyatakan bahwa waktu sore hari adalah waktu yang tepat untuk ditayangkan program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget. Hal ini disebabkan, penayangan pada waktu sore hari dapat sesuai dengan aktivitas yang dilakukan dengan tidak menganggu mengganggu aktivitas utama responden yaitu baik bekerja di rumah maupun di luar rumah.
102
Tabel 22.
Hubungan antara Persepsi Responden Tentang Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show dengan Karakteristik Individu
Karakteristik Individu
Persepsi terhadap Jam Tayang Positif Negatif % %
Total
Signifikansi
%
Nilai - p
Jenis Kelamin 42,80 88,80
57,20 11,20
100,00 100,00
0,000**
Muda Dewasa Tua Tingkat Pendidikan
75,00 50,00 75,00
25,00 50,00 25,00
100,00 100,00 100,00
0,378
Rendah Sedang Tinggi Jenis Pekerjaan
33,30 8,70 40,00
66,70 91,30 60,00
100,00 100,00 100,00
0,436
Bukan Pekerja Pekerja Durasi Menonton
93,30 29,40
6,70 70,60
100,00 100,00
0,000**
Rendah Sedang Tinggi Frekuensi Menonton
36,30 28,50 100,00
63,70 71,50 00,00
100,00 100,00 100,00
0,000**
63,70 36,30 Jarang 28,60 71,40 Selalu Keterangan: Nilai – p = Asymp. Sig. (2-sided) = taraf nyata * = signifikansi nyata ** = signifikansi sangat nyata
100,00 100,00
0,055
Laki-laki Perempuan Umur
6. 7
Ikhtisar Pada bagian bab ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar faktor pada
tayangan program acara televisi charity show, yang paling memiliki hubungan nyata, baik dilihat berdasarkan karakteristik baik internal dan eksternal, adalah konsep acara Bedah Rumah. Artinya konsep acara Bedah Rumah pada tayangan Program acara televisi charity show adalah yang mendapat perhatian dari responden RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, sehingga program acara
103
Bedah rumah dapat mempengaruhi sikap reponden serta tindakan dalam memberikan pertolongan kepada orang lain dengan memperhatikan bentuk pemberian yang bermanfaat. Karakteristik
individu
secara
keseluruhan,
faktor
yang
paling
mempengaruhi persepsi responden di RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya adalah durasi menonton televisi dan jenis pekerjaan. Dilihat dari durasi menonton, televisi memiliki keunggulan dalam menawarkan kenikmatan yaitu mendapatkan hiburan dan informasi. Sehingga durasi menonton televisi dalam sehari menjadikan responden bebas memilih beragam program acara yang ditayangkan. Sedangkan jenis pekerjaan berkaitan dengan kegiatan rutin yang dilakukan responden karena waktu penayangan suatu program acara disesuaikan dengan kebiasaan (aktivitas) responden dalam sehari.
104
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7. 1
Kesimpulan Persepsi responden terhadap efektivitas program acara televisi charity
show sebagian besar positif terhadap talent, bentuk hadiah, peran pembawa acara, konsep acara dan jam tayang. Walaupun ada juga pihak yang merasa kurang tertarik dengan konsep acara Bedah Rumah dan Uang Kaget karena hanya menayangkan eksploitasi kemiskinan. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang talent menunjukkan positif yaitu talent yang patut dibantu berada pada usia 40 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan, bila sasarannya masih berusia muda, talent masih bisa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kondisi yang masih bugar. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang bentuk hadiah menunjukkan positif yaitu perbaikan rumah dengan isinya dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi pendidikan responden maka semakin mengerti bentuk hadiah yang mendidik bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang peran pembawa acara menunjukkan positif yaitu pembawa acara dalam program acara Bedah Rumah. Hal ini dikarenakan, selama tayangan berlangsung pembawa acara dianggap mampu melibatkan emosi penonton dalam susasana haru.
105
Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang konsep acara menunjukkan positif yaitu konsep acara Bedah Rumah dianggap menarik responden dari awal sampai akhir. Hal ini dilihat dari penyajian segmen program acara, bintang tamu yang ditampilkan dan penayangan secara mendetail mengenai perbedaan kondisi rumah yaitu sebelum dibedah dengan sesudah dibedah. Hal ini menyebabkan responden menjadi penasaran sehingga responden tertarik untuk menonton dari awal sampai akhir. Dan responden menilai tayangan program acara Uang Kaget memiliki kekurangan karena memberikan dampak secara tidak langsung mengajarkan budaya konsumtif bagi pemirsa. Persepsi responden terhadap efektivitas program acara Bedah Rumah dan Uang Kaget tentang jam tayang menunjukkan positif yaitu pada sore hari sudah tepat ditayangkan. Hal ini dikarenakan sore hari merupakan waktu luang untuk menonton televisi setelah melakukan aktivitas rutin dalam melakukan pekerjaan rumah. Sehingga kedua program acara tersebut menghibur responden sambil beristirahat. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap tayangan program acara televisi charity show menunjukkan hubungan yang nyata antara lain durasi menonton televisi serta jenis pekerjaan (karakteristik individu) dan konsep program acara Bedah Rumah (karakteristik program acara televisi charity show). 7. 2
Saran Sebagian besar responden mempersepsikan positif terhadap efektivitas
kedua program acara tersebut tapi diharapkan kepada rumah produksi program
106
acara Bedah Rumah dan Uang Kaget untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam penyajian konsep acara yang ditayangkan, karena masih terdapat responden yang menganggap konsep acara kedua program tersebut hanya sebagai media hiburan saja dan sebagian responden menganggap program acara Uang Kaget dapat mengajarkan budaya konsumtif di kalangan masyarakat. Untuk efektivitas bentuk hadiah yang diberikan dalam tayangan program acara televisi charity show seharusnya dapat bermanfaat bagi talent dalam waktu jangka panjang sehingga hadiah tersebut tidak terbuang dengan sia-sia. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat turut mengawasi dan mengkritik segala bentuk hiburan yang didapatkan melalui tayangan-tayangan televisi, terutama program acara televisi charity show yang umumnya memperlihatkan budaya konsumtif dan dampak negatif lain yang ditimbulkannya. Cara yang dapat dilakukan misalnya, dengan cara melayangkan surat ke rumah produksi program acara televisi charity show atau stasiun televisi. Untuk lebih meningkatkan program acara televisi charity show ke arah yang lebih positif lagi diperlukan kerjasama dari pemerintah sebagai pengontrol media massa. menciptakan
Salah satunya program acara televisi charity show dapat masyarakat
yang
memperhatikan
meningkatkan rasa saling tolong-menolong.
lingkungan
sekitar
dan
107
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. “Bedah Rumah” Lahir Http://suaramerdeka.com/harian/0512/01/x_nas.html
di
Ungaran.
Anonim. 2006. Reality Show. Http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_reality_show_di_Indonesia.htm. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala, Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Buletin Studia. 2005. Ketika Empati Hadir di Televisi. Http://www.dudung.com Effendy, Onong Uchajana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Fauzi, Achmad. 2004. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Sasaran dalam Program Pengembangan Usaha Kelompok Kecil. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Halida, Rizka. 2005. Jurus ‘Reality Show’ di Layar Kaca Menebar Iba, Menuai ‘Rating’. Http://www.mediaindo.co.id Handoko, Dwi Dharma. 2003. Persepsi Masyarakat Tentang Lingkungan Sungai dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Pemanfaatannya. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Halim, Yusni Hidayat. 2005. Pengaruh Pola Menonton Film Kartun Berunsur Kekerasan di Televisi Terhadap Tindakan Kekerasan Anak. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Herlina, Lia. 1999. Persepsi Remaja Terhadap Sinetron di Televisi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Hoffmann, Ruedi. 1999. Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi. Jakarta: PT Grasindo. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
108
Lestari, Dwi. 2000. Persepsi Masyarakat Mengenai Kebebasan Pers Ditinjau dari Sisi Penyajian Berita Politik pada Surat Kabar Kompas. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Rosda Karya: Bandung. Murti, Siska Kurnia.2003. Persepsi Remaja Putri Terhadap Penayangan Iklan Kosmetik di Televisi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Novilena, Patty. 2004. Hubungan Karakteristik Individu, Sikap dan Perilaku Menonton Tayangan Berita Kriminal di Televisi. Skripsi. Jurusan IlmuIlmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Remaja Rodakarya. Bandung Rojat, Abdul. 2001. Respons Remaja Pedesaan Terhadap Sinetron Televisi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka. Jakarta. Siregar, Ashadi. 1997. Televisi dan Nilai-Nilai Sosial dalam Masyarakat dalam Bercinta dengan Televisi: Ilusi, Impresi dan Imaji Sebuah Kotak Ajaib. Editor: Deddy Mulyana dan Ibrahim, IS. PT Remaja Rosda Karya: Bandung. Suangga, Oktaviany. 2004. Persepsi Remaja Pedesaan Terhadap Tayangan Berita Kriminalitas di Televisi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Sulastomo, Priambo Herry. 1999. Analisa Persepsi Iklan Komersial di Televisi Kaitannya dengan Sikap Pengambilan Keputusan Pembelian/Penggunaan Suatu Produk di Desa dan Kota. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Suharto, Ari. 2006. Hubungan Pola Menonton Berita Kriminal di Televisi dengan Perilaku Remaja. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian: Bogor. Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. 2001. Human Communication: KonteksKonteks Komunikasi. Penerjemah: Deddy Mulyana. Edisi Kedua, Bandung: Remaja Rosda Karya.
109
LAMPIRAN - LAMPIRAN
110
Lampiran 1. Sketsa Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 SKETSA KELURAHAN BALUMBANG JAYA KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009
111
Lampiran 2. Daftar Responden Berdasarkan Karakteristik Internal Responden
112
Lampiran 3. Kuesioner Survei KUESIONER SURVEI Peneliti bernama Mayang Anggun Puspitasari, merupakan mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penegmbangan Masyarakat, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Saat ini peneliti sedang menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan studi. Peneliti berharap anda bersedia mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Indentitas dan jawaban anda dijamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan digunakan untuk kepentingan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kesediaan anda mengisi kuesioner ini. No
: (diisi oleh peneliti)…………….. A. Karakteristik Individu Internal 1. Nama :……………………………… 2. Umur :……………………………… 3. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 4. Tingkat pendidikan: a. Perguruan Tinggi b. SMU c. SMP d. SD e. Tidak sekolah 5. Jenis pekerjaan: a. Ibu rumah tangga b. PNS c. TNI/POLRI d. Swasta e. Wiraswasta f. Buruh g. Petani h. Pelajar i. Mahasiswa h. Dan lain-lain............................................. 6.
Pengeluaran anda dalam sebulan? a. kurang dari Rp. 600.000 b. Rp. 600.000 – Rp. 1.249.999 c. Rp. 1.250.000 – Rp. 1.749.999 d. lebih dari Rp. 1.749.999
B. Karakteristik Individu Eksternal Berapa durasi anda menonton televisi dalam sehari? a. kurang dari 2 jam b. 2 – 5 jam c. 5 – 7 jam d. Lebih dari 7 jam Sebutkan pilihan program acara televisi yang sering saudara/saudari tonton (boleh lebih dari satu): Tayangan televisi Check List (√ ) Berita Musik
113
Olahraga Kuis Komedi Sinetron Gossip Film asing Charity show dan reality show 1. Seberapa sering Anda menonton program acara “Charity Show” di Televisi dalam seminggu? a. 1 kali b. 2 – 4 kali c. 5 – 6 kali 2. Seberapa lengkap anda menonton program acara televisi ”Charity Show” tersebut: Durasi Menonton Program Acara Televisi Beri tanda checklist (√) “Charity Show” 0 – 15 menit 0 – 30 menit 30 menit 3. Sebutkan program acara televisi “charity show” yang sering saudara/saudari tonton (boleh lebih dari satu): Check Tayangan “charity Stasiun Televisi Hari Jam Tayang List show” (√ ) Minta Toloong RCTI Selasa Pkl. 15.30-16.00 WIB Lunas SCTV Jum’at Pkl. 18.30-19.00 WIB Nikah Gratis RCTI Sabtu Pkl. 16.30-17.00 WIB Bedah Rumah RCTI Sabtu Pkl. 17.00-17.30 WIB Uang Kaget RCTI Minggu Pkl. 17.00-17.30 WIB Rejeki Nomplok TV7 Senin Pkl. 19.30-20.00 Rabu WIB Pulang Kampung TV7 Selasa Pkl. 18.30-19.00 WIB Turis Dadakan TV7 Kamis Pkl. 19.30-20.00 WIB Lainnya……………………………………………………………………………………. Mengapa saudara/saudari menggemari acara tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Apakah anda sering menonton program acara televise “charity show”? a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah
1.
C. Persepsi Responden Terhadap Tokoh Utama Program Acara Televisi “Charity Show” Bagaimana pendapat Anda apabila tokoh utama yang dipilih dalam program acara televisi “charity show” adalah seorang yang tidak mampu untuk membiayai hidup (masyarakat kalangan bawah): a. Sangat setuju
114
b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 2. Bagaimana pendapat Anda apabila program acara televisi “charity show”, memilih tokoh utama yang usianya sudah cukup tua (40 tahun ke atas): a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… D. Persepsi Responden Terhadap Bentuk Hadiah Program Acara Televisi “Charity Show” No. Pernyataan SS TS R TS STS 1. Saya tertarik dengan program acara yang memberikan hadiah kepada penerim dalam bentuk perbaikan rumah beserta isinya 2. Bagi saya membosankan menonton program acara charity show dalam bentuk hadiah sejumlah uang tunai Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… E. Persepsi Responden Terhadap Peran Pembawa Acara Program Acara Televisi “Charity Show” Bedah Rumah 1. Bagaimana pendapat Anda program acara televisi “charity show” Bedah Rumah yang selama ini menampilkan pembawa acara Oleh Ratna Listi sudah sesuai dengan program acara tersebut: a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Kurang Sesuai d. Tidak sesuai e. Lupa 3. Bagaimana pendapat Anda program acara televisi “charity show” Bedah Rumah selama ini, menampilkan pembawa acara yang menjadikan suasana para penonton merasakan terharu/tersentuh terhadap sang tokoh utama: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 4. Bagaimana pendapat Anda program acara televisi “charity show” Bedah Rumah yang menampilkan pembawa acara yang bergaya bahasa sederhana dan mudah dimengerti: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
115
Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… Uang Kaget 1. Bagaimana pendapat Anda program acara televisi “charity show” Uang Kaget yang menampilkan pembawa acara yaitu Mr. M sudah sesuai dengan program acara tersebut a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 2. Bagaimana pendapat Anda program acara televisi “charity show” Uang Kaget yang menampilkan pembawa acara dengan memakai kostum terlihat tidak berlebihan: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 3. Bagaimana pendapat Anda pembawa acara program acara televisi “charity show” Uang Kaget menjadi hal yang penting bagi anda untuk tetap menonton program acara tersebut: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 4. Bagaimana pendapat Anda pembawa acara program acara televisi “charity show” Uang Kaget yang menjadikan suasana para penonton merasakan terharu/tersentuh terhadap sang tokoh utama a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… F. Persepsi Responden Terhadap Konsep Acara Program Acara Televisi “Charity Show” Bedah Rumah No. Pernyataan 1. Saya tertarik menonton dari awal sampai akhir dengan program acara televisi “charity show” yang menampilkan pemberian hadiah secara langsung kepada tokoh utama sehubungan dengan perubahan perbaikan kondisi yang dialami tokoh utama yaitu Pembenahan tempat tinggal 2.
Penyajian program acara televisi “charity show”, dengan menampilkan bintang tamu dari kalangan selebriti yang menemani aktivitas tokoh utama selama acara berlangsung mambuat saya lebih tertarik untuk menonton program acara televisi Bedah Rumah:
3.
Penyajian program acara Bedah Rumah pada sesi memperlihatkan kondisi rumah dan keadaan ekonomi membuat program acara menjadi menarik
SS
TS
R
TS
STS
116
Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… Uang Kaget No. Pernyataan 1. Saya tertarik menonton dari awal sampai akhir dengan program acara televisi “charity show” yang menampilkan aturan kepada tokoh utama sebelum menerima hadiah harus berusaha terlebih dahulu dalam Program acara televisi ”uang kaget” dimana si Penerima hadiah harus bisa menghabiskan sejumlah uang dalam hitungan menit membuat saya tertarik menonton acara tersebut : 2. Penyajian program acara televisi “charity show” Uang Kaget, menampilkan pemberian kejutan dalam bentuk shock theraphy (kejutan) kepada tokoh utama sebelum diberikan hadiah membuat saya tertarik menonton acara tersebut 3. Penyajian program acara Uang kaget pada sesi memberikan sejumlah uang kepada talent membuat saya tertarik karena menunggu ekspresi talent
SS
TS
R
TS
STS
Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
No. 1.
G. Persepsi Responden Terhadap Waktu / Jam Tayang Program Acara Televisi “Charity Show” Pernyataan SS TS R TS STS Menurut pendapat Anda, waktu jam tayang sore hari tepat untuk program acara televisi “charity show” Bedah Rumah dan Uang Kaget
Mengapa Anda mengatakan hal tersebut? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Jam penayangan program acara ini merupakan hal penting bagi anda apabila akan menonton program acara “charity show” : a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu - ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Persepsi Masyarakat Terhadap Program Acara Televisi ”Charity Show” 1. Faktor-faktor apa saja dalam program acara televisi “charity show” yang paling saudara/saudari perhatikan: a. Aspek konsep acara b. Aspek jam tayang c. Aspek bentuk hadiah d. Aspek pihak penerima hadiah 2. Mengapa saudara/saudari lebih senang memperhatikan hal tersebut? ................................................................................................................................................ .......................................................................................................................................
117
3.
Menurut pendapat saudara/saudari, kemasan yang baik dari sebuah program acara televisi ”charity show” seperti apa? .............................................................................................................................................................. ............................................................................................................................ 4. Mengapa saudara/saudari menyukai alur cerita program acara televisi ”charity show” tersebut? .............................................................................................................................................................. ................................................................................................................................... 5. Alasan Anda menonton program acara televisi “charity show”? .............................................................................................................................................................. .................................................................................................................................. 6. Menurut Anda apakah Program acara “Charity Show”: a. Sangat menarik b. menarik c. kurang menarik d. Tidak menarik e. lupa 7. Adakah saran atau masukan yang diberikan untuk perkembangan program acara televisi “Charity show” ? ....................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... ........ 8.
Menurut anda program acara televisi “Charity show” ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat? ....................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................
118
Lampiran 4. Hasil Analisis Data dengan Pengujian Secara Uji Statistik Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show JK * Talent Crosstabulation Talent 1.00 JK
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
10 7.4 7 9.6 17 17.0
4 6.6 11 8.4 15 15.0
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3.348b 2.169 3.428
Asymp. Sig. (2-sided) .067 .141 .064
df 1 1 1
3.244
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.087
.070
.072
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 56.
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Hadiah 1.00 JK
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
7 8.3 12 10.7 19 19.0
4.00 7 5.7 6 7.3 13 13.0
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
119
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .907b .348 .907
Asymp. Sig. (2-sided) .341 .556 .341
df 1 1 1
.879
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.473
.278
.349
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 69.
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 JK
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
6 7.0 10 9.0 16 16.0
8 7.0 8 9.0 16 16.0
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .508b .127 .509
.492
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .476 .722 .475
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.722
.361
.483
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 00.
120
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab UK 1.00 JK
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
5 5.7 8 7.3 13 13.0
9 8.3 10 10.7 19 19.0
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .249b .019 .250
Asymp. Sig. (2-sided) .618 .892 .617
df 1 1 1
.241
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.725
.447
.623
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 69.
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
JK
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Konsep_BR 1.00 4.00 6 8 10.1 3.9 17 1 12.9 5.1 23 9 23.0 9.0
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
121
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10.367b 7.972 11.179
Asymp. Sig. (2-sided) .001 .005 .001
df 1 1 1
10.043
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.004
.002
.002
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 94.
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
JK
1.00 2.00
Total
Konsep_UK 1.00 4.00 8 6 7.0 7.0 8 10 9.0 9.0 16 16 16.0 16.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .508b .127 .509
.492
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .476 .722 .475
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.722
.361
.483
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 00.
122
Hubungan antara Jenis kelamin dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
JK
1.00 2.00
Total
jam_tayang 1.00 4.00 3 11 8.3 5.7 16 2 10.7 7.3 19 13 19.0 13.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 14 14.0 18 18.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 14.858b 12.193 16.124
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
df 1 1 1
14.393
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 69.
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap talent dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Talent 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
3 6.4 10 8.5 4 2.1 17 17.0
4.00 9 5.6 6 7.5 0 1.9 15 15.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
123
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.906a 9.570
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .019 .008
1
.006
df
7.659 32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88.
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show
Crosstab Hadiah 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
8 7.1 9 9.5 2 2.4 19 19.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
4 4.9 7 6.5 2 1.6 13 13.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .475a .478 .448
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .789 .787
1
.503
df
32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.63.
124
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
7 6.0 9 8.0 0 2.0 16 16.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
5 6.0 7 8.0 4 2.0 16 16.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4.583a 6.131
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .101 .047
1
.114
df
2.491 32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Crosstab UK 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
5 4.9 7 6.5 1 1.6 13 13.0
4.00 7 7.1 9 9.5 3 2.4 19 19.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
125
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 umur
1.00
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
2.00 3.00 Total
4.00
7 6.0 9 8.0 0 2.0 16 16.0
5 6.0 7 8.0 4 2.0 16 16.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.804a 1.791
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .406 .408
1
.188
df
1.733 32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.13.
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
7 6.0 9 8.0 0 2.0 16 16.0
4.00 5 6.0 7 8.0 4 2.0 16 16.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
126
Crosstab
umur
1.00 2.00 3.00
Total
Konsep_UK 1.00 4.00 6 6 6.0 6.0 8 8 8.0 8.0 2 2 2.0 2.0 16 16 16.0 16.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .000a .000
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) 1.000 1.000
1
1.000
df
.000 32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
Hubungan antara Umur dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 umur
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
7 6.0 9 8.0 0 2.0 16 16.0
4.00 5 6.0 7 8.0 4 2.0 16 16.0
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
127
Crosstab
umur
1.00 2.00 3.00
Total
jam_tayang 1.00 4.00 9 3 7.1 4.9 8 8 9.5 6.5 2 2 2.4 1.6 19 13 19.0 13.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 12 12.0 16 16.0 4 4.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.943a 2.008
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .378 .366
1
.228
df
1.452 32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.63.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Talent 1.00 Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
3 2.7 9 11.7 5 2.7 17 17.0
4.00 2 2.3 13 10.3 0 2.3 15 15.0
Total 5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
128
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.825a 7.739
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .054 .021
1
.212
df
1.556 32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.34.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Hadiah 1.00 Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
2 3.0 13 13.1 4 3.0 19 19.0
Total
3 2.0 9 8.9 1 2.0 13 13.0
5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.661a 1.728 1.606
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .436 .421
1
.205
df
32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.03.
129
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
3 2.5 13 11.0 0 2.5 16 16.0
Total
2 2.5 9 11.0 5 2.5 16 16.0
5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.927a 7.864
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .052 .020
1
.062
df
3.488 32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab UK 1.00 Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
2 2.0 11 8.9 0 2.0 13 13.0
4.00 3 3.0 11 13.1 5 3.0 19 19.0
Total 5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
130
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4.223a 6.001
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .121 .050
1
.205
df
1.606 32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.03.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Konsep_BR 1.00 4.00 4 1 3.6 1.4 18 4 15.8 6.2 1 4 3.6 1.4 23 9 23.0 9.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.895a 7.154 4.313
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .019 .028
1
.038
df
32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.
131
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Konsep_UK 1.00 4.00 2 3 2.5 2.5 14 8 11.0 11.0 0 5 2.5 2.5 16 16 16.0 16.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6.836a 8.790 1.550
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .033 .012
1
.213
df
32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Pddkn
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
jam_tayang 1.00 4.00 4 1 3.0 2.0 13 9 13.1 8.9 2 3 3.0 2.0 19 13 19.0 13.0
Total 5 5.0 22 22.0 5 5.0 32 32.0
132
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.661a 1.728
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .436 .421
1
.205
df
1.606 32
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.03.
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Talent 1.00 Pekerjaan
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
4 8.0 13 9.0 17 17.0
Total
11 7.0 4 8.0 15 15.0
15 15.0 17 17.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.937b 6.063 8.289
7.689
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .005 .014 .004
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.012
.006
.006
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 03.
133
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .622b .183 .626
df 1 1 1
.603
Asymp. Sig. (2-sided) .430 .668 .429
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.491
.335
.437
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 09.
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 Pekerjaan
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
8 7.5 8 8.5 16 16.0
Total
7 7.5 9 8.5 16 16.0
15 15.0 17 17.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .125b .000 .126
.122
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .723 1.000 .723
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.500
.727
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 50.
134
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab UK 1.00 Pekerjaan
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
6 6.1 7 6.9 13 13.0
Total
9 8.9 10 10.1 19 19.0
15 15.0 17 17.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .005b .000 .005
df 1 1 1
.004
1
Asymp. Sig. (2-sided) .946 1.000 .946
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.615
.947
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 09.
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Pekerjaan
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Konsep_BR 1.00 4.00 14 1 10.8 4.2 9 8 12.2 4.8 23 9 23.0 9.0
Total 15 15.0 17 17.0 32 32.0
135
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6.432b 4.589 7.168
df 1 1 1
6.231
Asymp. Sig. (2-sided) .011 .032 .007
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.018
.014
.013
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 22.
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Pekerjaan
1.00 2.00
Total
Konsep_UK 1.00 4.00 7 8 7.5 7.5 9 8 8.5 8.5 16 16 16.0 16.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 15 15.0 17 17.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .125b .000 .126
.122
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .723 1.000 .723
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.500
.727
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 50.
136
Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 13.499b 10.979 15.285
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .001 .000
df 1 1 1
13.077
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 09.
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Talent 1.00 Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
7 5.8 7 3.7 3 7.4 17 17.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
4 5.2 0 3.3 11 6.6 15 15.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 12.313a 15.268 4.924
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .000
1
.026
df
32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.28.
137
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab Hadiah 1.00 Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
5 6.5 5 4.2 9 8.3 19 19.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
6 4.5 2 2.8 5 5.7 13 13.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.445a 1.447
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .485 .485
1
.371
df
.800 32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84.
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab BR 1.00 Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
6 5.5 2 3.5 8 7.0 16 16.0
4.00 5 5.5 5 3.5 6 7.0 16 16.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
138
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.662a 1.706
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .436 .426
1
.843
df
.039 32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.50.
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab UK 1.00 Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
4 4.5 3 2.8 6 5.7 13 13.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
7 6.5 4 4.2 8 8.3 19 19.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .126a .127 .099
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .939 .938
1
.753
df
32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84.
139
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show
Crosstab
Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Konsep_BR 1.00 4.00 6 5 7.9 3.1 3 4 5.0 2.0 14 0 10.1 3.9 23 9 23.0 9.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10.028a 13.305 6.621
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .007 .001
1
.010
df
32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.97.
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show
140
Crosstab
Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Konsep_UK 1.00 4.00 7 4 5.5 5.5 2 5 3.5 3.5 7 7 7.0 7.0 16 16 16.0 16.0
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 2.104a 2.157
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .349 .340
1
.553
df
.353 32
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.50.
Hubungan antara Durasi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Durasi
1.00 2.00 3.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
jam_tayang 1.00 4.00 3 8 6.5 4.5 2 5 4.2 2.8 14 0 8.3 5.7 19 13 19.0 13.0
Total 11 11.0 7 7.0 14 14.0 32 32.0
141
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 17.032a 21.963
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.000
df
13.808 32
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Talent dalam Program Acara Televisi Charity Show Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .744b .240 .751
.720
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .388 .625 .386
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.472
.314
.396
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 16.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Bentuk Hadiah dalam Program Acara Televisi Charity Show
142
Crosstab Hadiah 1.00 Frek_menonton
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
11 12.5 8 6.5 19 19.0
10 8.5 3 4.5 13 13.0
Total 21 21.0 11 11.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.239b .539 1.274
df 1 1 1
1.200
Asymp. Sig. (2-sided) .266 .463 .259
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.450
.233
.273
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 47.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .139b .000 .139
.134
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .710 1.000 .710
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.500
.714
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 50.
143
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Pembawa Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab UK 1.00 Frek_menonton
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
4.00
9 8.5 4 4.5 13 13.0
12 12.5 7 6.5 19 19.0
Total 21 21.0 11 11.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .126b .000 .127
.122
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .722 1.000 .722
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.513
.727
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 47.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Bedah Rumah dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Frek_menonton
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Konsep_BR 1.00 4.00 18 3 15.1 5.9 5 6 7.9 3.1 23 9 23.0 9.0
Total 21 21.0 11 11.0 32 32.0
144
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.788b 3.968 5.641
df 1 1 1
5.607
Asymp. Sig. (2-sided) .016 .046 .018
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.035
.025
.018
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3. 09.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Konsep Acara Uang Kaget dalam Program Acara Televisi Charity Show Crosstab
Frek_menonton
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
Konsep_UK 1.00 4.00 10 11 10.5 10.5 6 5 5.5 5.5 16 16 16.0 16.0
Total 21 21.0 11 11.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .139b .000 .139
.134
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .710 1.000 .710
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.500
.714
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 50.
Hubungan antara Frekuensi Menonton dengan persepsi Responden terhadap Jam Tayang dalam Program Acara Televisi Charity Show
145
Crosstab
Frek_menonton
1.00 2.00
Total
Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count
jam_tayang 1.00 4.00 15 6 12.5 8.5 4 7 6.5 4.5 19 13 19.0 13.0
Total 21 21.0 11 11.0 32 32.0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 3.680b 2.370 3.682
3.565
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .055 .124 .055
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.072
.062
.059
32
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 47.