PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Agatha Trusti Asriyani NIM
: 121134229
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Agatha Trusti Asriyani NIM
: 121134229
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Halaman persembahan ini dipersembahkan untuk Tuhan Yesus yang selalu berkarya di dalam hidupku dan memberkati setiap langkahku sehingga apa yang kukerjakan diijinkan-Nya berhasil. Selain itu, skripsi ini dipersembahkan untuk Ibu, Kakak Na, Pinda, Manda dan Andrew. Tidak lupa juga untuk Gema dan keluarganya serta para guru yang telah bersedia membuka hatinya dan membagi semua informasi yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO Tuhan tidak pernah merancangkan kegagalan di dalam kehidupanku, segala yang kualami baik menyenangkan maupun kurang menyenangkan hanyalah proses bagiku untuk bertumbuh lebih indah. (Agatha Trusti)
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. (Yakobus 4:10)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Peneliti menyatakan bahwa segala sesuatu yang dituliskan dalam skripsi ini sudah memperoleh ijin dari para narasumber dan tidak ada hasil karya lainnya kecuali yang telah dikutip dan dituliskan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 11 Februari 2016 Peneliti,
Agatha Trusti Asriyani
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama
: Agatha Trusti Asriyani
NIM
: 121134229 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan penelitinya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 11 Februari 2016 Yang menyatakan,
Agatha Trusti Asriyani
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN HIPERAKTIVITAS Agatha Trusti Asriyani NIM
: 121134229
Perilaku yang sering ditunjukkan siswa dapat berpengaruh pada persepsi guru atas siswa tersebut. Persepsi tersebut menjadi tantangan bagi siswa yang dianggap berkebutuhan khusus karena hal ini juga berpengaruh terhadap cara guru menangani anak tersebut. Penanganan guru dapat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas, (2) mengetahui persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas, dan (3) mengetahui persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Informasi yang diperoleh peneliti berasal dari wali kelas I, wali kelas VI, GPK sekolah dan orang tua siswa yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, kesimpulan dan display data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa adanya kesamaan persepsi guru tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Hal ini dikarenakan persepsi mereka terbentuk ketika mengamati perilaku yang ditunjukkan oleh siswa secara berulang dan juga dari hasil assesment. Dengan pengenalan yang baik guru dapat mengetahui bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga dapat digunakan untuk memotivasi siswa dengan pemberian reward dan punishment yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Ketika siswa termotivasi dengan baik, siswa tersebut dapat dimaksimalkan potensinya sehingga mampu berprestasi.
Kata kunci
: Persepsi guru, hiperaktivitas, motivasi belajar, prestasi belajar.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT TEACHERS’ PERCEPTION TOWARDS THE LEARNING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT OF A HYPERACTIVE STUDENT Agatha Trusti Asriyani NIM
: 121134229
The behavior of students in class can build a perception of teacher on the students. A correct perception may helps the teacher to analyze whether the students need a special needs or not, hyperactivity is one of them. Learning motivation and study achievement of hyperactive students can be seen through the perception of the teacher, whether students has learning motivation and can learn well or not. Based on the background, this study aims to: (1) determine teacher‟s perception to hyperactive students, (2) determine teacher‟s perception on learning motivation of hyperactive students, (3) determine teacher‟s perception on study achievement of hyperactive students. This is a qualitative study using case study method. The methods used to collect the data are observation, unstructured interview, and documentation. The information is obtained from homeroom teacher of 1st and 6th year elementary school, special assistant teacher of Perahu Elementary School, and students‟ parents. The data analysis methods used are data collection, display data, and summary. The result of study shows that there is a common perception of teacher on learning motivation and study achievement of hyperactive students. This is caused by their perception are built when observing the behaviors exhibits by students and also from assessments. Moreover, with a correct perception teachers can recognize talents and interests of students so they can use it to motivate the students by giving rewards and punishments related to their talents and interests. If the students are motivated, then they will surely gain achievements and maximized their talents and potentials.
Keyword
: teacher‟s perception, hyperactivity, learning motivation, achievement of study
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Segala pujian dan kemuliaan hanya untuk Tuhan Yesus yang telah berkarya dan menyertai peneliti selama proses penelitian dan pembuatan skripsi yang berjudul PERSEPSI GURU TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ANAK DENGAN HIPERAKTIVITAS. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada segenap jajaran Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih kepada Rohandi, Ph. D., selaku Dekan FKIP dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. Terima kasih juga untuk Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph. D., selaku dosen pembimbing satu dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S. Psi., M. Psi., selaku dosen pembimbing dua. Terima kasih kepada seluruh dosen dan seluruh staff sekretariat PGSD yang telah bersedia membimbing dan membantu selama proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. Selain itu, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada segenap guru dan karyawan di SD yang digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas kerjasama dan keterbukaannya selama masa penelitian, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Pinda, Manda, Kaka Na, dan Andrew atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini. Terima kasih
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena selalu mendukung di dalam doa dan tidak pernah mengijinkan peneliti untuk menyerah. Terima kasih juga atas seluruh nasehat yang diberikan dan kesediaanya untuk menemani dan membantu. Peneliti menyusun skripsi ini sebagai pemenuhan salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti dengan terbuka menerima kritik dan saran yang dapat membangun. Yogyakarta, 11 Februari 2016 Peneliti
Agatha Trusti Asriyani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................iv HALAMAN MOTTO...................................................................................................v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................................................vii ABSTRAK.................................................................................................................viii ABSTRACT...................................................................................................................ix KATA PENGANTAR...................................................................................................x DAFTAR ISI...............................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR................................................................................................xvii DAFTAR TABEL....................................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xix BAB I PENDAHULUAN……………………......…………………….......................1 1.1. Latar Belakang………………….………………….…………...….............1 1.2. Identifikasi Masalah…………….……..………….......…….....……...........3 1.3. Pembatasan Masalah………………………………...………....…..............3
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.Rumusan Masalah…………………………….....…….....………...….........3 1.5. Tujuan Penelitian………………………………......………...…..……........4 1.6. Manfaat Penelitian………………………..………………….........…..........4 1.7. Definisi Operasional………….…………………………..……….....…......5 BAB II LANDASAN TEORI…………...…………………….….…….........……......6 2.1 Kajian Pustaka………………………………………….....…...…….….......6 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung……………………..…………............6 2.1.1.1 Persepsi…………………………………………...….............6 A. Pengertian Persepsi…………………………................….......6 B. Macam-macam Persepsi………………............………............7 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi.............................7 2.1.1.2 Hiperaktivitas………………….………………….........….....7 A. Pengertian Hiperaktivitas………………................…....…......7 B. Ciri-ciri Hiperaktivitas……………………...................…........8 C. Kriteria Hiperaktivitas …………...........………………...........8 D. Karakteristik Siswa dengan Hiperaktivitas...............................9 2.1.1.3 Belajar………………………………........…......….............12 A. Pengertian Belajar...................................................................12 B. Ciri-ciri Belajar………………......…..............………............12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Prinsip Belajar……………….......................………..............13 D. Faktor yang Mempengaruhi Belajar…………..…………......13 2.1.1.4 Motivasi Belajar…………………….........…….....…….......14 A. Pengertian Motivasi Belajar……………….....………….….14 B. Jenis Motivasi Belajar……………..................……...……...15 C. Fungsi Motivasi Belajar…………………….....….....….......15 D. Unsur Motivasi Belajar…………………….….….........…...15 E. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar..………......16 2.1.1.5 Prestasi Belajar………………………………......…….......16 A. Pengertian Prestasi Belajar……………………...…….....…16 B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar…...…......……17 2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan……………………...….................17 2.2 Kerangka Berpikir……………….……....................….....………….........19 2.3 Pertanyaan Penelitian…………………………………..............................20 BAB III METODE PENELITIAN…….…………….............................……............21 3.1 Jenis Penelitian……………………............…………………….....….......21 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………....................…….............21 3.2.1 Waktu Penelitian………………………........................…………21 3.2.2 Tempat Penelitian……………………………..............……........22
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Partisipan Penelitian……………………………………..…….....….........23 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………….......….......................24 3.5 Instrumen Penelitian………………………...……………...…......…........25 3.6 Keabsahan Data…………………………………………....………...........25 3.6.1 Kredibilitas………………………….................……...................26 3.6.1.1 Perpanjangan Pengamatan…………………………............26 3.6.1.2 Triangulasi……………………………………….....….......26 3.6.1.3 Menggunakan Bahan Referensi……………........................27 3.6.2 Transferabilitas……………………………….....……….............27 3.6.3 Dependabilitas………………….………...………......…….........27 3.6.4 Konfirmabilitas…………………………………………..............27 3.7 Teknik Analisis Data………………………………………...…..............28 3.7.1 Reduksi Data………………………………......…………............28 3.7.2 Display Data…………………………………………..................28 3.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi…………….…….....…...…...............29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAN……….......…................….......30 4.1. Hasil Penelitian…………………….........……………...…...................30 4.1.1. Partisipan Penelitian ...................................…..………...............30 4.2. Deskripsi Partisipan Penelitian…………………….........……..............31
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.1. Partisipan 1…………….........…………………...……...............31 4.2.2. Partisipan 2 ……………………………….……….........…........34 4.2.3 Partisipan 3………………….………………………….....…......37 4.2.4. Partisipan 4…………………………….……………..................40 4.2.5. Partisipan 5...................................................................................42 4.2.6. Partisipan 6...................................................................................45 4.3. Pembahasan…………….....……..………......…………..………........46 4.4. Temuan Lain dalam Penelitian..............................................................54 BAB V PENUTUP......................................................................................................57 5.1. Kesimpulan............................................................................................57 5.2. Keterbatasan Penelitian.........................................................................58 5.3. Saran......................................................................................................58 DAFTAR PUSTAKA………………………………...………………………...........59
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Literature Map Penelitian-penelitian Relevan........................................19 Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir.......................................................................20 Gambar 3.2. Bagan Teknik Analisis Data...................................................................29 Gambar 4.4. Bagan Temuan dalam Penelitian............................................................56
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Gambar 3.1. Tabel Jadwal Penelitian..........................................................................22 Gambar 3.2. Tabel Alur Instrumen Penelitian............................................................ 25 Gambar 3.3. Tabel Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data......................................... 28
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Teks Anekdot...........................................................................................61 Lampiran 2 Triangulasi Transkrip Hasil Wawancara Partisipan.................................64 Lampiran 3 Pemetaan..................................................................................................74 Lampiran 4 Memo Tertulis..........................................................................................75 Lampiran 5 Biodata Peneliti…………………………………………………………76
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan khusus yang berkaitan dengan kekhususannya (Fadhli, 2010: 16). Siswa dengan hiperaktivitas adalah anak kebutuhan khusus yang paling sering dijumpai di sekolah. Hal tersebut seperti dilansir oleh National Institut of Mental Health yang mengungkapkan bahwa 5% siswa di sekolah Amerika Serikat mengalami hiperaktivitas yang artinya di setiap kelas yang terdiri dari 25 siswa terdapat satu siswa dengan hiperaktivitas (Rejeki, 2014: 37). Data yang diperoleh dari Pusat Pengkajian dan Pengamatan Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Sardjito dalam kurun waktu 1992-1998 menunjukkan 17,68 anak mengalami hiperaktivitas (Gamayanti, 2003: 147). Hiperaktivitas adalah salah satu bentuk gangguan pemusatan perhatian (Apriadji, 2007: 50). Dalam mendidik anak berkebutuhan khusus, guru dituntut untuk dinamis dan memiliki bekal pengetahuan yang memadai serta mampu menerapkan strategi dan pola didik yang tepat (Azis, 2010: v). Cara menangani siswa dengan hiperaktivitas tentu saja berbeda dengan penanganan terhadap siswa tanpa hiperaktivitas. Penanganan yang tepat dapat menunjang pendidikan siswa sehingga siswa tersebut mampu berprestasi. Prestasi belajar didukung oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar. Menumbuhkan motivasi belajar pada anak dengan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
hiperaktivitas, membutuhkan usaha dan kejelian seorang guru dan orang tua. Selain itu, dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam membimbing anak dengan hiperaktivitas. Saat ini, setiap sekolah yang ditunjuk untuk menerima anak berkebutuhan khusus dan membuka kelas inklusi oleh pemerintah harus memperlengkapi setiap gurunya untuk berkompeten dalam menangani siswa dengan kebutuhan khusus. Ada juga yang menyediakan guru pendamping di kelasnya untuk membantu menangani siswa dengan kebutuhan khusus itu sendiri. Ada juga guru yang merasa enggan untuk menangani siswa berkebutuhan khusus dalam hal ini siswa dengan hiperaktivitas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berusaha mengupas persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati baik dari dalam maupun dari luar diri individu (Sunaryo, 2013: 96). Dengan mengetahui persepsi guru yang telah terbiasa menangani siswa dengan hiperaktivitas dapat membantu guru lainnya dalam melihat motivasi dan prestasi siswa dengan hiperaktivitas dan dapat mengubah sudut pandang mereka. Peneliti melakukan penelitian di SD Perahu dari bulan Juli 2015 hingga Desember 2015. Nama sekolah, siswa dan guru dalam penelitian ini disamarkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan menjadi permasalahan di kemudian harinya. SD Perahu merupakan sekolah inklusi dimana terdapat kelas yang menangani siswa dengan hiperaktivitas. Siswa di sekolah ini dilengkapi dengan assesment dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
psikolog. Siswa yang dinyatakan hiperaktif tidak hanya dugaan semata, tetapi juga telah didukung bukti yang kuat. Melalui persepsi, guru dapat menemukan celah untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Saat guru mengetahui celahnya, guru dapat mengoptimalkan dalam mengasah celah tersebut, sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan akan berdampak juga pada prestasi belajarnya. Setelah melakukan wawancara dengan beberapa guru SD tentang siswa dengan hiperaktivitas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Persepsi Guru terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa dengan Hiperaktivitas”. 1.2 Identifikasi Masalah 1.2.1 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas. 1.2.2 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 1.2.3 Belum diketahui bagaimana persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas di SD Perahu. 1.4 Rumusan Masalah 1.4.1 Bagaimana persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas? 1.4.2 Bagaimana persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas? 1.4.3 Bagaimana persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Mengetahui persepsi guru tentang siswa dengan hiperaktivitas. 1.5.2 Mengetahui persepsi guru tentang motivasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 1.5.3 Mengetahui persepsi guru tentang prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti, yaitu sebagai bahan referensi mengenai motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Selain itu, selama proses penelitian berlangsung, peneliti banyak belajar tentang karakteristik siswa dengan hiperaktivitas yang nantinya akan membantu peneliti dalam menganalisa siswa saat menjadi guru. 1.6.3 Bagi Guru Manfaat dari hasil penelitian ini bagi guru yaitu sebagai referensi dan menambah wawasan serta pemahaman mengenai motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Sehingga guru dapat memaksimalkan potensi yang ada pada diri siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik. 1.6.4 Bagi Sekolah Manfaat dari hasil penelitian ini bagi sekolah yaitu menambah bahan referensi dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang dapat membantu pihak sekolah yang sedang berusaha membuka kelas khusus untuk siswa berkebutuhan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1.7 Definisi Operasional 1.7.1 Persepsi guru adalah suatu proses pemahaman atas informasi yang diperoleh dari luar maupun dalam individu untuk mengutarakan anggapan tentang sesuatu yang menjadi pandangan dalam objek pembicaraannya. 1.7.2 Belajar adalah proses kegiatan seseorang berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan sikap dan keterampilan. 1.7.3 Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar untuk belajar. 1.7.4 Prestasi belajar adalah suatu pencapaian seseorang yang mengalami pembelajaran di dalam menemukan suatu pengetahuan yang diterima. 1.7.5 Hiperaktivitas adalah salah satu bentuk gangguan pemusatan perhatian dimana siswa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa diam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung 2.1.1.1 Persepsi A. Pengertian Persepsi Sunaryo (2004: 93) menyatakan bahwa persepsi adalah proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan. Pendapat Sunaryo tersebut juga diperkuat oleh pendapat Walgito (2010) yang mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Kedua pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Waidi (2006: 118) yang menyatakan bahwa persepsi adalah hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya. Bono (2007: 157) mengungkapkan bahwa persepsi adalah cara memandang baik perasaan maupun reaksi yang ditentukan dari sudut pandang. Hardjana (2007: 40) mengatakan bahwa persepsi adalah pandangan orang tentang kenyataan.. Setelah mengetahui pendapat dari kelima ahli tersebut tentang persepsi, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah pandangan seseorang tentang hal atau sesuatu yang telah diamati.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
B.
Macam-Macam Persepsi Sunaryo (2004: 94) mengungkapkan bahwa ada dua macam persepsi yaitu external perception dan self-perception. External perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu. Self-perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari dalam diri individu.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Robbin mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adanya
perbedaan persepsi, yaitu perilaku persepsi, objek yang
dipersepsikan dan konteks dari situasi dimana persepsi itu diberlakukan (Danardjati, 2013). 2.1.1.2 Hiperaktivitas A. Pengertian Hiperaktivitas Hiperaktif juga biasa disebut dengan hiperkinetik. Hiperkenitik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif, dan implusif (Zaviera, 2014: 11). Hermawan (dalam Zaviera, 2014:14) ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktivitas juga dikenal dengan ADHD. Menurut Barkley (dalam Wood, 2007:78) ADHD adalah sebuah gangguan di mana respons
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
menjadi terhalang dan mengalami disfungsi pelaksana yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan untuk mengatur perilaku untuk tujuan sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi secara sosial dan perilaku dengan tuntutan lingkungan. Dari pendapat ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hiperaktivitas adalah salah satu bentuk gangguan pemusatan perhatian dimana siswa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa diam. B.
Ciri-ciri Hiperaktivitas Siswa dengan hiperaktivitas sering menunjukkan ciri-ciri yang berbeda. Namun umumnya, gangguan perilaku dan perhatian berikut sering ditemukan di kelas seperti tidak bisa fokus pada detail, perhatian mudah teralihkan, banyak bicara, sering mengganggu anak-anak lain, terlihat bingung dan pelupa serta menunjukkan kesulitan menjaga perhatian dalam mengerjakan tugas dan gagal menyelesaikannya (Thompson, 2010: )
C.
Kriteria Hiperaktivitas Ada tiga kriteria diagnosis hiperaktivitas yaitu tidak perhatian, impulsif, dan hiperaktivitas yang terlihat berlebihan dibandingkan anakanak lain yang sebaya. a. Tidak perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Saat menghadapi siswa yang menunjukkan gejala hiperaktivitas, sangat jelas terlihat bahwa siswa tersebut umumnya memiliki kesulitan berkonsentrasi pada tugas-tugas sekolah dan cenderung berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya serta cepat kehilangan motivasi jika merasa tugas tersebut membosankan. b. Impulsif Berdasarkan diagnosis, siswa dengan hiperaktivitas sering dianggap „nakal‟ karena mereka bertingkah tanpa membayangkan atau memikirkan akibatnya (Wender, 2000). c. Hiperaktivitas Siswa dengan hiperaktivitas sering menunjukkan tandatanda hiperaktivitas, termasuk tingkah laku seperti mengetukngetuk tangan atau kaki, bicara berlebihan, dan sulit duduk diam lebih dari beberapa menit. D.
Karakteristik Siswa dengan Hiperaktivitas Tim
pustaka
familia
(2010:
11)
mengungkapkan
bahwa
karakteristik siswa dengan hiperaktivitas yaitu memiliki perilaku impulsif, tidak memperhatikan keadaan di lingkungannya dan memiliki minat terhadap segala hal namun tidak terarah. Menurut psikiater anak Dwidjo Saputro, siswa dengan hiperaktivitas memiliki karakteristik utama yaitu tidak mampu memusatkan perhatian, adanya hiperaktivitas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
impulsivitas yang menetap selama enam bulan dan timbul sebelum usia tujuh tahun (Nadesul, 2011: 129). Oleh karena itu, apabila siswa menunjukkan perilaku-perilaku seperti yang tercantum dalam lembar observasi DSM-IV-TR selama enam bulan maka siswa tersebut baru dapat didiagnosis mengalami hiperaktivitas. Adapun karakteristik yang terdapat pada lembar observasi DSMIV-TR meliputi tipe inatensi dan tipe hiperaktif dan impulsif. Tipe inatensi ditandai dengan sulit memberikan detail pada tugas dan cenderung ceroboh, sulit berkonsentrasi, tampak tidak mendengarkan, gagal dalam menyelesaikan tugas, sulit mengikuti instruksi, sering lupa, perhatian mudah teralih, sering kehilangan, dan menghindari aktivitas berpikir. Tipe hiperaktif dan impulsif ditandai dengan sering gelisah dan meninggalkan tempat duduk, melakukan aktivitas motorik secara berlebihan, berbicara berlebihan, sulit menunggu giliran, sering menyela pembicaraan, menjawab tanpa berpikir, dan berlari atau memanjat berlebihan. Diagnosis baru dapat ditegakkan apabila memenuhi enam gejala dalam lembar observasi yang dilakukan pada enam bulan atau setidaknya tiga bulan pengamatan. Setelah mengamati dan membandingkan assesment yang dilakukan pada Gema maka perilaku yang ditunjukkan oleh Gema memiliki kesesuaian sebanyak 15 karakteristik dari 18 karakteristik pada lembar observasi dari DSM-IV-TR. Perilaku yang ditunjukkan oleh Gema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
meliputi sulit berkonsentrasi, perhatian mudah teralihkan, sering gelisah, banyak bicara, bergerak berlebihan, sulit menunggu giliran, sering menyela pembicaraan, menjawab tanpa berpikir, tidak teratur dalam mengerjakan tugas, ceroboh, cenderung tidak mengikuti instruksi, sering meninggalkan tempat duduk dan tidak dapat duduk tenang. Meskipun dilihat dari hasil observasi dan assesment Gema menunjukkan hiperaktivitas, namun orang tua Gema melihat Gema sebagai anak yang aktif dan kreatif. Mereka menerima keadaan Gema namun mereka tidak ingin melabeli anaknya dengan label tertentu dalam hal ini hiperaktivitas. Bagi orang tua Gema yang merupakan seniman, mereka percaya bahwa setiap anak itu unik dan memiliki jalannya masing-masing sehingga tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, mereka memberikan kebebasan kepada Gema untuk
mengeksplorasi minat dan bakat yang dimilikinya. Mereka
percaya bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja dan dengan siapa saja. Bagi mereka proses belajar jauh lebih penting dibandingkan dengan hasilnya sehingga karakter apa yang terbentuk dalam proses belajar itulah yang menurut mereka dapat menjadikan Gema menjadi seseorang. Keterbukaan, penerimaan dan dukungan mereka yang telah membuat Gema mampu menerima dirinya dan mengotimalkan potensi yang ada pada dirinya sehingga ia termotivasi untuk berprestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2.1.1.3 Belajar A. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang akibat dari mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan) tertentu (Uno, 2006: 15). Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan (Hakim, 2005: 1). Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses kegiatan dimana seseorang berusaha memperoleh keterampilan dan kepandaian atau ilmu. B.
Ciri-ciri Belajar Menurut Sunarto ciri-ciri kegiatan belajar yaitu kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengadakan “perubahan kompetensi baru” yang sebelumnya tidak dimilikinya. Selain itu, kompetensi yang dimiliki adalah sebagai hasil belajar adalah relatif tetap. Kegiatan belajar juga menunjukkan adanya “usaha” dari pelaku belajar. Usaha yang dilakukan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
C.
Prinsip Belajar Hakim (2005: 2) mengungkapkan beberapa prinsip belajar, yaitu belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas dan dihadapkan pada situasi problematis. Selain itu, belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dibandingkan belajar dengan hafalan. Belajar merupakan proses yang berkelanjutan yang memerlukan kemauan yang kuat. Keberhasilan belajar ditentukan oleh beberapa faktor dimana belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil dibandingkan belajar secara terbagi-bagi. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan siswa, metode yang tepat dan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri.
D.
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam individu itu sendiri (Hakim, 2005: 11). Faktor internal dibagi menjadi dua, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (Hakim, 2005: 17). Faktor eksternal meliputi waktu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2.1.1.4 Motivasi Belajar A. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi mengacu kepada suatu proses yang mempengaruhi pilihanpilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki (Vroom dalam Karwati, 2014: 166). Pernyataan tersebut juga
didukung
oleh
pernyataan
Dimyati
(2006:
80)
yang
mengungkapkan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Pernyataan yang dikemukakan oleh Dimyati tersebut merujuk pada motivasi belajar. Suprijono (2009: 163) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Selain itu, dalam kegiatan belajarnya, motivasi itu dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011). Motivasi adalah suatu keadaan internal maupun eksternal yang menimbulkan,
mengarahkan,
dan
menguatkan
perilaku
(Tim
Pengembang FIP-UPI, 2009: 141). Dari pengertian motivasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
B.
Jenis Motivasi Belajar Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik (Djamarah, 2005: 223). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid (Hamalik, 2007: 162). Motivasi ekstrinsik adalah kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri (Yamin, 2007: 226).
C.
Fungsi Motivasi Belajar Sardiman (dalam Majid, 2013: 209) mengungkapkan bahwa motivasi berfungsi sebagai dorongan untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan atau menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
D.
Unsur Motivasi Belajar Unsur-unsur motivasi adalah cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa dan upaya guru untuk membelajarkan siswa (Dimyati, 2006: 97). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki tujuan akan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
E.
Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi Belajar Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar ini menurut Sardiman (2011: 83-84) adalah tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat untuk sukses, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. Ciri-ciri tersebut dapat diringkas secara umum menjadi tiga macam karakteristik dasar dari motivasi yang berkenaan dengan peserta didik, yaitu usaha, ketekunan, dan arah (Karwati, 2014: 170).
2.1.1.5 Prestasi Belajar A. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan di dalam sebuah mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan angka (Kusumah, 2009: 153). Darsono (2000: 110) mengungkapkan bahwa prestasi
belajar
siswa
dengan
adalah
perubahan-perubahan
yang
berhubungan
pengetahuan/kognitif, keterampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat interaksi aktif. Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil dari proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
B. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Daryanto, 2012: 28). Faktor internal meliputi faktor psikologis dan faktor fisiologis.
Faktor eksternal
meliputi sosial, budaya, lingkungan fisik, dan spiritual (Daryanto, 2012: 28). 2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan anak hiperaktif. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Martin. Dalam jurnal yang ditulisnya yang berjudul “The Role Of Personal Best (PB) Goals In The Achievement And Behavioral Engagement Of Students With ADHD And Students Without ADHD”, Martin mengungkapkan bahwa
baik
siswa
dengan
hiperaktivitas
maupun
siswa
tanpa
hiperaktivitas dapat memiliki pencapaian yang baik dalam berperilaku dan pencapaian akademiknya. Martin melakukan penelitian pada siswa SMA dengan sampel sebanyak 87 siswa dengan hiperaktivitas dan 3374 siswa tanpa hiperaktivitas. Hasil penelitian dari Martin juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Imeraj. Judul penelitian Imeraj adalah The Impact Of Instructional Context On Classroom On-Task Behavior: A Matched Comparison Of Children With ADHD And Non-ADHD Classmates. Imeraj mengungkapkan bahwa prestasi siswa baik siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
hiperaktivitas maupun siswa tanpa hiperaktivitas tidak terlepas dari pengaruh oleh tugas apa yang diberikan kepada siswa tersebut. Imeraj melakukan penelitiannya dengan mengamati 31 siswa yang terdiri dari 26 siswa dan 6 siswi yang berusia dari 6 tahun hingga 12 tahun. Barron juga melakukan penelitian terhadap
siswa dengan
hiperaktivitas. Barron mencoba menguak apa tujuan dari siswa dengan hiperaktivitas dan apa motivasi siswa dengan hiperaktivitas yang membedakannya dengan siswa tanpa hiperaktivitas. Penelitian yang dilakukan oleh Barron berjudul “Achievement Goals of Students with ADHD”. Barron mengamati 70 siswa kelas VI SD di lima sekolah yang terletak di Shenandoah Virginia. Siswa dan siswi tersebut berusia antara 10 tahun hingga 13 tahun. Setelah melakukan penelitian, Barron mendapati bahwa siswa yang memiliki tujuan akan memiliki motivasi yang lebih kuat. Motivasi tersebut dapat berupa motivasi belajar maupun motivasi untuk mencapai tujuannya. Hasil penelitian Martin dan Imeraj menunjukkan bahwa siswa dengan hiperaktivitas dapat berprestasi. Hasil penelitian tersebut berarti dapat mematahkan persepsi orang yang mengatakan bahwa siswa dengan hiperaktivitas cenderung tidak berprestasi. Hasil penelitian Baron menunjukkan bahwa siswa dengan hiperaktivitas dapat memiliki motivasi belajar yang kuat jika mereka memiliki tujuan. Berdasarkan tiga penelitian tersebut, peneliti ingin meneliti tentang persepsi guru terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
motivasi dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas. Adapun kaitan dari hasil penelitian sebelumnya dengan apa yang diteliti oleh peneliti akan dijelaskan melalui bagan pada gambar 2.1.
Prestasi belajar
Martin (2012) The Role Of Personal Best (PB) Goals In The Achievement And Behavioral Engagement Of Students With ADHD And Students Without ADHD
Motivasi belajar
Imeraj (2013) The Impact Of Instructional Context On Classroom On-Task Behavior: A Matched Comparison Of Children With ADHD And Non-ADHD Classmates
Barron (2006) Achievement Goals of Students with ADHD
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Persepsi Guru terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dengan Hiperaktivitas Gambar 2.1 Literature Map 2.2 Kerangka Berpikir Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Jika motivasi belajar siswa meningkat maka prestasi belajarnya pun akan ikut meningkat. Hal ini tidak terlepas dari faktor internal maupun faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi maupun prestasi belajar pada siswa terutama pada siswa dengan hiperaktivitas. Oleh karena itu, peneliti ingin menguak persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
guru tentang motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas. Hal ini dikarenakan guru adalah orang yang paling sering berinteraksi dengan siswa, yaitu kurang lebih tujuh sampai delapan jam dalam sehari. Sehingga guru pasti akan memiliki persepsi yang sangat menarik untuk dikemukakan tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Dari uraian di atas, maka apabila dibuat skema akan menjadi seperti di bawah ini.
Motivasi Belajar Persepsi Guru tentang Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 2.3 Pertanyaan Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah dan mengetahui persepsi guru terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas di SD Perahu maka peneliti selama proses wawancara bertanya seputar tema atau judul penelitian. Hal ini karena jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Sehingga peneliti hanya menggali dari jawaban yang telah dikemukakan oleh narasumber berkaitan dengan tema atau judul penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat produk statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya (Stratus, dalam Ahmadi, 2014: 15). Peneliti meneliti bagaimana persepsi guru di sekolah tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. Jenis penelitiannya adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto, dalam Prastowo, 2014: 186)
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2015 – Desember 2015, daftar waktu pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat di tabel pada tabel 3.1.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Gambar 3.1 Tabel Jadwal Penelitian
7
3.2.2
Februari
5 6
Januari
4
Desember
3
November
2
Oktober
Observasi keadaan lapangan Pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumen) Menyusun proposal Pengecekan data dan proposal Pengolahan data Penyusunan laporan Ujian Skripsi
September
1
Waktu Kegiatan Agustus
Jenis Kegiatan Juli
N o
Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, nama SD yang digunakan sebagai tempat
penelitian disamarkan menjadi SD Perahu. SD Perahu terletak di daerah Selatan Yogyakarta. SD ini berada di dalam satu area dengan TK dan SMP Perahu. Halaman dari SD Perahu ini cukup luas dengan ditumbuhi beberapa pohon besar dan beberapa tanaman hias. SD Perahu memiliki 6 kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 2 kantin, 1 kamar mandi siswa, dan 2 kamar mandi guru dan pendamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
SD Perahu merupakan SD rintisan inklusi sejak lima tahun yang lalu. Namun, sejak tahun 2010 SD Perahu telah menerima beberapa siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, sebagian besar siswa yang bersekolah di SD ini merupakan siswa dengan kebutuhan khusus dimana setiap siswa yang didiagnosa berkebutuhan khusus harus memiliki assesment dari psikolog. Siswa-siswi SD Perahu di Yogyakarta ini berasal dari kalangan menengah ke atas. Penggunaan SD Perahu sebagai tempat penelitian dikarenakan SD Perahu memenuhi kriteria penelitian. SD Perahu di Yogyakarta merupakan sekolah rintisan inklusi dimana beberapa siswa memiliki karakteristik yang ingin diteliti oleh peneliti. 3.3
Partisipan Penelitian Partisipan penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal penelitian (Sugiyono, 2010: 13). Pada penelitian ini yang menjadi partisipan penelitian adalah guru pendamping sekolah, wali kelas I, wali kelas VI dan salah satu siswanya di SD Perahu di Yogyakarta. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari orang tua siswa tersebut guna mengimbangi data yang telah diperoleh sebelumnya. Peneliti memilih beberapa wali kelas dimana siswa tersebut pernah dan sedang diajar oleh guru tersebut. Selain itu dalam penelitian ini, peneliti juga mewawancarai guru pendamping sekolah yang bertugas untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah ini. Peneliti memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
beberapa guru tersebut karena mereka yang selama ini telah mengamati dan mendidik Gema saat berada di kelasnya. Objek penelitian adalah sarana untuk mendapatkan suatu data (Sugiyono, 2010: 13). Objek penelitian ini adalah persepsi guru di sekolah tentang motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 3.4
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara tidak terstruktur serta dokumentasi berupa hasil nilai siswa di sekolah. Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan (Ghony, 2014: 165). Sedangkan Burhan menyatakan bahwa observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (2007: 115). Observasi partisipan adalah suatu periode interaksi sosial yang intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan tertentu (Bogdan, dalam Ahmadi, 2014: 115). Wawancara tidak terstruktur adalah adalah suatu teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2008: 323). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, alat tulis, dan perekam suara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
3.5
Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Sebagai key instrument, peneliti harus dibekali kemampuan metode penelitian kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan sesuai bidang yang diteliti (Ghony, 2014: 95). Human instrument dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lokasi penelitian. Tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri (Ghony, 2014: 95). Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian
3.6
No
Partisipan
1.
Siswa dengan hiperaktivitas
2.
Wali kelas siswa dengan hiperaktivitas
3.
Orang siswa diteliti
tua yang
Aspek diteliti
yang Teknik pengumpulan data Motivasi belajar Wawancara siswa. tidak terstruktur dan observasi Motivasi Wawancara belajar, cara tidak terstruktur belajar siswa di dan observasi kelas, prestasi siswa di kelas Motivasi Wawancara belajar, prestasi tidak terstruktur belajar
Sumber data
Siswa dengan hiperaktivitas Wali kelas siswa dengan hiperaktivitas
Orang tua dari siswa yang diteliti.
Keabsahan Data Keabsahan data dari hasil penelitian kualitatif, harus memenuhi persyaratan di bawah ini yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
3.6.1
Menunjukkan nilai yang benar (kredibilitas) Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, analisis kasus negatif, dan member check. 3.6.1.1 Perpanjangan pengamatan Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan (Sugiyono: 2011). Oleh karena itu, keterlibatan yang diperpanjang akan memberikan ruang lingkup dan pengamatan yang terus menerus akan memberikan kedalaman pada penelitian ini. Perpanjangan pengamatan yang peneliti lakukan adalah melakukan observasi proses belajar mengajar di kelas sebanyak dua pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan untuk pembiasaan guru dan siswa di kelas dengan keberadaan peneliti. Selanjutnya hanya satu pertemuan yang digunakan untuk proses analisis data yang lebih rinci mengenai mengenai kondisi pembelajaran di kelas . 3.6.1.2 Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu (Moleong, 2005: 330). Triangulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Ghony, 2014: 322). Selain itu, untuk memastikan keabsahan data peneliti juga akan menggunakan triangulasi data dan triangulasi peneliti/investigator. Triangulasi data meliputi observasi partisipatif, wawancara tidak terstruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dan
dokumentasi.
Sedangkan
untuk
triangulasi
peneliti
meliputi
pembandingan pengamatan dengan teman sejawat dalam membandingkan data yang diperoleh dari sumber data. 3.6.1.3 Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi berguna untuk mendukung atau menguatkan data yang telah diperoleh dalam penelitian. Bahan referensi dapat berasal dari buku, artikel maupun dari jurnal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan buku dan jurnal sebagai bahan referensinya. 3.6.2 Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan (tranferabilitas) Transferabilitas merupakan validasi eksternal dalam penelitian kualitatif. Tujuan dari pengujian transferability ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi daya transfer pembaca yang
memberikan persepsi guru terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas. 3.6.3 Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya (dependabilitas) Pengujian dependability adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam pengecekan yang menyatakan bahwa peneliti benar-benar melakukan proses penelitian ke lapangan, sehingga data yang diperoleh reliabel. Suatu penelitian dapat dikatakan reliabel apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut. 3.6.4 Kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya (konfirmabilitas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pengujian comfirmability merupakan pengujian hasil penelitian yang berkaitan dengan proses penelitian yang telah dilakukan. Tabel 3.3 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Kriteria Kredibilitas (tingkat kepercayaan)
3.7
Kepastian Kebergantungan Kepastian Teknik Analisis Data
Teknik Pemeriksaan 1. Perpanjangan keikut sertaan 2. Ketekunan pengamatan 3. Triangulasi 4. Pengecekan teman sejawat 5. Kecukupan referensi 6. Kajian kasus negatif 7. Pengecekan anggota Uraian rinci Audit kebergantungan Audit kepastian
Analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan bagaimana harus menyajikan materi-materi yang telah ditemukan tersebut kepada orang lain (Emzir, 2010: 85). 3.7.1 Reduksi Data Reduksi
data
memperdalam,
adalah
menyortir,
bentuk
analisis
yang
memusatkan,
mempertajam
menyingkirkan,
atau dan
mengorganisasikan data untuk disimpulkan dan diverifikasi. Data tersebut kemudian
disusun
secara
sistematis
sehingga
kapan
pun
peneliti
memerlukannya akan lebih mudah untuk diambil. Dalam penelitian ini data mentah yang diperoleh dalam wawancara yang telah ditranskrip dan disortir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kemudian dikategorikan dalam beberapa kategori tertentu sehingga tidak terjadi pengulangan. Setelah itu data yang telah dikategorikan dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan kategorinya. 3.7.2 Display Data Display data atau penyajian data bertujuan untuk membuat informasi terorganisasi dalam bentuk yang tersedia, dapat diakses, dan terpadu, sehingga para pembaca dapat melihat dengan mudah apa yang terjadi tentang sesuatu berdasarkan pemaparan datanya. Penyajian data dapat berbentuk tabel, grafik, dan bagan. Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabel dan bagan. 3.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan berarti proses penggabungan beberapa penggalan informasi untuk mengambil keputusan. Verifikasi dalam penelitian antara lain penggunaan data empiris, observasi, tes, atau eksperimen untuk menentukan kebenaran atau pembenaran rasional terhadap hipotesis. Berdasarkan uraian di atas, teknik analisis data dapat dipaparkan dalam bagan di bawah ini. Pengumpulan Data Reduksi Data Kesimpulan dan Verifikasi Gambar 3.2 Bagan Teknik Analisis Data
Display Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian akan berisi paparan tentang partisipan penelitian, dan deskripsi partisipan penelitian. Pembahasan dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari kegiatan yang telah peneliti lakukan selama penelitian dan sesuai dengan hasil triangulasi data. 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Partisipan Penelitian Peneliti melakukan penelitian di kelas VI dimana terdapat 16 siswa yang terdiri dari 3 siswi dan 13 siswa. Di kelas tersebut ada 3 siswa dengan hiperaktivitas, 3 siswa lamban belajar, 6 siswa tanpa kebutuhan khusus, 1 siswa tunarungu, dan 3 siswa dengan masalah sosialnya. Partisipan dalam penelitian ini adalah salah satu siswa di kelas VI yang mengalami hiperaktivitas, guru kelas VI, guru kelas I, guru pendamping dan orang tua siswa tersebut. Guru pendamping ini adalah guru yang mendalami kebutuhan khusus dan semua anak yang berkebutuhan khusus yang akan sekolah di SD Perahu ini harus melalui tes dari pendamping ini. Hal ini dikarenakan, beliaulah yang menentukan apakah siswa ini dapat diterima atau tidak. Beliau memiliki semua assessment anak berkebutuhan khusus di sekolah ini. Selain itu, beliau juga yang menentukan apakah siswa tersebut membutuhkan pendampingan pribadi saat di kelas atau tidak. 4.1.2 Deskripsi Partisipan Penelitian
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
4.1.2.1 Partisipan 1 (Gema) Latar Belakang Partisipan 1 Partisipan 1 dalam penelitian ini adalah salah satu siswa dengan hiperaktivitas di kelas VI. Siswa tersebut berusia 11 tahun. Dalam penelitian ini, nama siswa tersebut disamarkan menjadi “Gema”. Gema merupakan anak ke 4 dari empat bersaudara. Gema terlahir dari keluarga seniman. Orangtuanya merupakan seniman yang cukup terkenal bahkan sering sekali pentas di luar negeri terutama di Paris. Gema menyukai musik, hal ini tidak terlepas dari darah seni yang mengalir dalam dirinya. Gema suka memainkan gitar bahkan saat berada di kelas. Oleh karena itu, ada satu gitar milik Gema yang memang sengaja ditinggal di kelas. Gema dapat memainkan gitar, drum, keyboard dan gamelan, ia juga suka bernyanyi. Kegemarannya tersebut dijadikan senjata oleh wali kelasnya. Gema boleh bernyanyi dan bermain gitar jika ia bisa mengerjakan tugas dan duduk dalam waktu yang lama. Selama proses pembelajaran di kelas Gema berusaha agar bisa duduk dalam waktu yang lama, namun ia tidak bisa berhenti bergerak. Ada saja tingkahnya, dari mengangguk-anggukkan kepala, menggaruk-garuk kepala, menggoyanggoyangkan kaki, memainkan pulpennya, memukul-mukul meja, memainkan kursinya bahkan sengaja meminjam penghapus ke temannya agar bisa berjalanjalan. Saat di kelas Gema berusaha dapat duduk dalam waktu yang lama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
berusaha mengerjakan tugas hingga selesai agar memperoleh reward dari Bu Lala yaitu boleh bermain gitar saat istirahat. Gema sudah menjalani terapi sejak kelas I SD. Terapi tersebut dilakukan di luar sekolah. Sehingga pihak sekolah kurang mengetahui bagaimana proses terapi terhadap Gema. Namun, menurut papanya Gema hanya diterapi dengan musik. Musik tersebut dapat melatih konsentrasi Gema dan juga melatih emosinya. Saat duduk di kelas V SD, Gema sudah tidak didampingi saat berada di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa terapi yang diterapkan padanya berhasil. Gema lebih menyukai aktivitas pembelajaran yang menggunakan fisik misalnya memasak, olahraga, seni, terutama saat dia diminta bernyanyi dan bergaya selayaknya rock star. Sedangkan mata pelajaran yang tidak disukai Gema sejak kelas IV SD adalah matematika. Saat mengobservasi Gema di kelas, ada banyak hal menarik yang diperoleh dari Gema. Gema tergolong anak yang dapat mengekspresikan dirinya baik melalui mimik wajah, kata-kata maupun melalui karyanya. Gema sering mengatakan kata-kata yang cukup kasar bahkan kurang pantas saat berada di kelas. Ia juga seringkali mengikuti kata-kata iklan yang ditayangkan di televisi. Selain itu, Gema juga mampu menirukan gaya yang khas pada tokoh-tokoh seperti gaya Gusdur. Saat berkesempatan mengobrol dengan Gema, tidak banyak hal yang dapat ditanyakan
padanya
dikarenakan
dia
mudah
sekali
teralihkan.
Dari
perbincangan tersebut didapati bahwa Gema menyukai musik sejak kecil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
telah banyak meraih prestasi di bidang seni musik. Ia sering ditunjuk oleh sekolah untuk mewakili sekolah dalam perlombaan baik dolanan anak maupun gamelan. Gema juga memiliki kebutuhan lainnya yaitu kondisi matanya yang sejak kecil dinyatakan low vision. Oleh karena itu Gema harus menggunakan kacamata dan selalu menempati bangku baris pertama atau baris kedua. Pokok Permasalahan Gema mengalami low vision selain itu ia juga menunjukkan gejala hiperaktivitas saat diobservasi. Hal ini terlihat saat ia mengerjakan tugas di kelas. Gema sulit berkonsentrasi dan cenderung asyik bermain dengan alat tulisnya atau mengetuk-ngetuk meja. Gema juga tidak teratur dalam mengerjakan tugas sehingga ada nomor yang sering terlewat saat ada soal yang harus dikerjakan. Selama proses pembelajaran di kelas, Gema terlihat gelisah. Hal ini terlihat dari gesture tubuhnya yang selalu menggerak-gerakkan tangannya, menggarukgaruk kepala, menggoyang-goyangkan kaki bahkan beberapa kali menghentakhentakkan kaki, dan sering menggoyang-goyangkan badan. Gema juga sering meninggalkan tempat duduk entah untuk meminjam penghapus, penggaris, maupun sekedar untuk mengganggu temannya. Selama pembelajaran, Gema tidak pernah berhenti berbicara. Terkadang ia berbicara sendiri atau mengomentari semuanya baik yang didengar maupun dilihat. Terkadang ia lebih suka mengobrol dengan teman. Gema juga sering menjawab pertanyaan meskipun pertanyaannya belum selesai diajukan. Meskipun demikian, Gema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
tergolong anak yang cerdas. Hal ini terlihat dari jawaban yang dikemukakannya saat guru bertanya. Selain itu, ia memiliki musikalisasi yang baik, ia mengenal nada dan irama. 4.1.2.2 Partisipan 2 (wali kelas Gema) Latar Belakang Partisipan 2 Peneliti melakukan wawancara dengan partisipan 2 sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 22 Agustus 2015 dari pukul 09.47 WIB – 10.47 WIB di ruang rapat yang berada di lantai 2 SD Perahu. Adapun alasan menggunakan ruang rapat sebagai tempat wawancara agar hasil rekaman suara cukup jernih dan ruangan tersebut sangat dekat dengan kelas VI SD sehingga jika terjadi sesuatu lebih mudah untuk mengatasinya. Sedangkan wawancara kedua dilakukan pada tanggal 23 November 2015 dari pukul 09.56 WIB – 10.30 WIB di ruang kelas VI di lantai 2 SD Perahu. Dalam wawancara pertama ini, peneliti mewawancarai wali kelas Gema yang namanya dalam penelitian ini disamarkan menjadi “Bu Lala”. Bu Lala adalah guru kelas VI dimana Gema adalah salah satu siswa yang diajar di kelasnya. Bu Lala telah menjadi seorang pengajar di SD Perahu hampir 7 tahun. Namun, baru selama 4 tahun ke belakang Bu Lala mengajar anak berkebutuhan khusus. Hal ini tidak terlepas dari penunjukkan SD Perahu sebagai rintisan sekolah inklusi sejak 4 tahun lalu. Bu Lala mengatakan bahwa hiperaktif adalah kondisi dimana polah tingkah anak di atas rata-rata. Hal tersebut nampak dari jawaban yang diungkapkan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
ditanya persepsi beliau tentang hiperaktif. “Hiperaktif itu kan macam-macam sih. Bisa dilihat dari segi tingkah laku Gema, penyelewengan dari tata tertib. Nah, biasanya seperti itu kalau tingkah laku ya tadi kita bicara 1 kata dianya 1 paragraf seperti itu lalu tingkah lakunya over.” Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi beliau terbentuk dari pengamatan beliau selama ini terhadap tingkah laku yang nampak dari Gema. Bu Lala sangat dekat dengan Gema karena beliau sudah sering bekerja sama dengan Gema dan keluarga Gema dalam bidang seni. Seperti yang diungkapkannya dalam wawancara “Saya sering manggung sama Gema. he…e kan kami mitra gamelan. Dianya sekeluarga besarnya elektrik semua, kami gamelannya kan seperti rock tapi etnik begitu tapi dikombinasikan.” Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun Gema mengalami hiperaktivitas namun ia tetap berprestasi. Bu Lala juga sering memberi pujian dan reward sebagai upaya untuk memotivasi Gema. Jadi, Bu Lala berusaha untuk memberikan motivasi dari luar kepada Gema. Bu Lala juga meminta Gema untuk menuliskan cita-cita ingin diterima di SMP mana agar Gema memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri. Bu Lala juga menjelaskan bahwa selain hiperaktif, Gema juga mengalami low vision sejak kecil. “Hanya dia itu, semua kan pake kacamata, jadi semuanya itu low vision itu jadi dia itu hanya melihat satu titik itu lo saya takutnya kan lama-kelamaan buta begitu lo, karena kan bapaknya juga sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
mengatakan ini harus,udah operasi beberapa kali, tapi kan kalau genetik tidak bisa, cacat mata kan juga genetik.” Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Bu Lala peneliti mencoba menggali lebih lanjut apakah low vision yang dialami oleh Gema lebih menonjol dibandingkan hiperaktifnya. Lalu Bu Lala menjawab “Iya dia kalau di low vision, makanya aku tadi, ”keliatan tidak?” hehehehe sering saya goda seperti begitu, terkadang kan sampai gini-ginike, dia itu hanya 25 cm atau 20 cm bisa lihat itu makanya kan kalau baca begini ho oh seperti tadi.” Dari jawaban tersebut, memang low vision yang dialami Gema cukup berdampak terhadap hiperaktifnya Gema dikarenakan Gema menjadi lebih sering meninggalkan tempat duduk untuk maju ke papan tulis. Setelah mengetahui jawaban yang dikemukakan oleh Bu Lala, peneliti mencoba untuk membandingkan lembar assessment yang diisi oleh 2 pendamping dari sekolah, 1 dari Bu Lala, 1 dari Bu Ina, 2 dari papa dan mama dan 1 yang diisi oleh peneliti sendiri. Setelah membandingkan ketujuh lembar assessment tadi, peneliti semakin yakin bahwa Gema mengalami hiperaktivitas. Pokok Permasalahan Sebelum menjadi wali kelas Gema, Bu Lala sudah mengetahui bagaimana karakter Gema dan bagaimana harus menanganinya. Hal ini tidak terlepas dari catatan yang telah diberikan oleh wali kelas V sebelumnya yang pernah mengajar Gema. Tentu saja itu sangat membantu Bu Lala dalam memahami Gema. Selain itu, Bu Lala juga sering bekerja sama dengan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Gema dalam bidang seni. Hal itu membuat Bu Lala cukup mengenal dengan baik Gema dan keluarganya. Menurut Bu Lala, motivasi belajar Gema dan siswa lainnya di kelas VI saat ini lebih banyak berasal atau didorong dari luar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bu Lala. “Kalau Gema, sama saja sih, kalau tempat saya itu kebanyakan kalau misalkan berlagak di tes iming-iming.” Selain itu, Bu Lala juga mengungkapkan bahwa Gema lebih berprestasi dalam bidang seni terutama dalam seni musik. “Prestasinya banyak, dia mempunyai tabungan sertifikat dari dinas. Jadi, meskipun nilainya jelek, tabungan sertifikat dah banyak. Dia dapat sertifikat seni.” Dari hasil wawancara, Bu Lala mengatakan bahwa Gema itu cerdas dalam bidang seni musik. “Kalau Gema itu orangnya cerdas menciptakan semuanya kan sering pentas juga, ya gitaris kan ya jadi suaranya bagus.” Dari pernyataan Bu Lala ini lebih menegaskan bahwa Gema memang berbakat di bidang seni musik terutama gitar dan menyanyi. Dari hasil wawancara dengan Bu Lala, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi yang dimiliki Gema itu lebih berasal dari luar diri Gema. Gema lebih termotivasi untuk belajar ketika terdapat reward and punishment. Sedangkan untuk prestasi belajar dalam bidang akademiknya, Gema memang kurang berprestasi. Namun, dalam bidang non akademik, yaitu bidang seni musik Gema memiliki banyak prestasi. 4.1.2.3. Partisipan 3 (Wali Kelas 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Latar Belakang Partisipan 3 Peneliti mewawancarai wali kelas I sebanyak dua kali yaitu pada 24 Juni 2015 pukul 07.30 WIB – 08.30 WIB dan 23 November 2015 pukul 12.30 WIB – 13.00 WIB. Wawancara pertama dilaksanakan di ruang tamu sekolah. Sedangkan pada wawancara ke dua dilakukan di ruang kelas I di SD Perahu. Dalam penelitian ini nama wali kelas I tersebut disamarkan menjadi “Bu Ina”. Bu Ina adalah wali kelas 1 yang dulu pernah mengajar Gema saat duduk di bangku kelas I dan kelas II. Selain itu, beliaulah yang merekomendasikan Gema sebagai objek penelitian ini. Oleh karena itu, Bu Ina adalah partisipan pertama yang diwawancarai oleh peneliti. Sehingga peneliti lebih banyak menggali tentang persepsi beliau mengenai motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas. Bu Ina sudah mengajar di SD Perahu ini selama 6 tahun. Menurut beliau, anak berkebutuhan khusus sudah ada sejak dahulu hanya saja dulu beliau tidak tahu sebutan untuk jenis kebutuhan khusus itu apa. Baru sejak SD Perahu ini ditunjuk sebagai rintisan sekolah inklusi, beliau mulai mencari tahu tentang anak kebutuhan khusus dan cara penanganannya. Saat wawancara berlangsung, Bu Ina mengungkapkan persepsinya tentang hiperaktif seperti yang terlihat dari pernyataan beliau. “Hiperaktif biasanya gak mau duduk kan? Ciri khususnya biasanya mereka kan tidak bisa duduk di dalam kelas.” Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa hal pertama yang terlintas dalam benak Bu Ina saat ditanya tentang hiperaktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
adalah anak hiperaktif tidak mau duduk. Hal ini merujuk pada ciri-ciri yang dapat dilihat secara kasat mata saat berada di dalam kelas saat Bu Ina mengajar. Selain itu, merujuk pada pernyataan Bu Ina yang lainnya dalam wawancara diketahui bahwa anak hiperaktif itu banyak bergerak, tidak bisa duduk tenang, dan tidak bisa konsentrasi. Bu Ina mengungkapkan bahwa motivasi siswa dengan hiperaktif ini cenderung naik turun. “Ya, tergantung moodnya dia juga kan, kan emosinya anak hiper ini kan ngga tentu. Kan kalo kira-kira dia udah bosen kan ditinggal mbak”. Dilihat dari jawaban yang dikemukakan oleh Bu Ina, berarti motivasi ini berkaitan erat dengan mood siswa itu sendiri. Selain itu, Bu Ina juga mengungkapkan tentang prestasi siswa yang paling menonjol di bidang apa. “Olahraga atau seperti menyanyi, pokoknya dengan kegiatan yang dia selalu gunakan activity”. Bu Ina juga sempat menyebutkan bahwa Gema itu sangat menonjol dalam bidang seni musik. Selain suka bermain gitar dan gamelan, Gema juga suka bernyanyi. Apa yang diungkapkan oleh Bu Ina ini menunjukkan bahwa siswa dengan hiperaktivitas juga dapat berprestasi meskipun bukan dalam bidang akademik. Pokok Permasalahan Bu Ina dulu pernah mengajar Gema saat kelas I dan II SD. Meskipun saat ini Bu Ina tidak lagi mengajar Gema, namun bukan berarti Bu Ina tidak mengetahui perkembangan Gema. Menurut Bu Ina, Gema memang memiliki bakat di dalam seni musik. “Ya, seni trus apa ya kayak kalo keterampilan sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
kita kayaknya belum bisa, tapi keseniannya banyak kayak menyanyi itu kami baru lihat kalo kelas-kelas atas.” Pernyataan Bu Ina tersebut merujuk kepada beberapa siswa di kelas atas yang memang sering berprestasi di bidang musik, salah satunya adalah Gema. Bu Ina mengungkapkan bahwa prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas cenderung kurang baik. “Prestasi mereka sebenernya juga sangat buruk ya. Ya kasihan sih sebenarnya, kasian mereka. Tapi kalo memang mereka sudah melalui terapi, itu banyak yang lebih baik. Istilahnya sudah tidak...tidak down banget. Tapi ya sudah paling nggak, dia mengikuti tuh bisa. Tapi ya hanya itu tadi, kalo dia sudah bosen, ya sudah. Jadi, cenderung mereka itu cenderung senengnya, sukanya buru-buru kan.” Berdasarkan dari informasi yang telah diperoleh peneliti selama mewawancarai Bu Ina, dapat diambil kesimpulan bahwa Gema lebih berprestasi dalam bidang non akademik dalam hal ini seni musik dibandingkan dengan bidang akademiknya. 4.1.2.4. Partisipan 4 (Guru Pendamping Khusus Sekolah) Latar Belakang Partisipan 4 Peneliti mewawancarai GPK Sekolah yang dalam penelitian ini namanya disamarkan sebagai “Bu Ani”. Selama penelitian ini, wawancara dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 5 September 2015. Pada pertemuan pertama ini, wawancara dilakukan pada pukul 10.47 WIB – 10.48 WIB bertempat di SD Perahu. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
berlangsung sangat singkat karena Bu Ani masih memiliki tugas yang harus diselesaikannya. Sehingga peneliti akhirnya menggunakan kesempatan tersebut untuk melihat assessment Gema.
Pertemuan kedua dilakukan pada
hari Selasa, 17 November 2015. Wawancara tersebut dilaksanakan pada pukul 09.36 WIB – 09.59 WIB bertempat di SD Payung. Wawancara dilaksanakan di SD Payung dan bukannya di SD Perahu dikarenakan pada hari Senin – Kamis, Bu Ani ditugaskan di SD Payung. Bu Ani sudah lama bergelut menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Jika SD Perahu adalah SD rintisan inklusi, maka SD Payung adalah sekolah khusus bagi anak-anak yang mengalami autis. Bu Ani sempat mengungkapkan bahwa menjadi seorang guru itu harus mampu melihat keseluruhan yang dimiliki siswanya baik kelebihan maupun kekurangannya. Seorang guru tidak boleh hanya melihat satu sisi saja, agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki siswanya. Seorang guru harus mampu membantu siswanya untuk keluar dan menjadi dirinya seutuhnya. Bagi Bu Ani, seorang guru haruslah mampu menginspirasi siswanya dan membesarkan hati siswanya. Pokok Permasalahan Dalam wawancara tersebut, Bu Ani mengungkapkan bahwa motivasi belajar Gema itu lebih besar dari luar dikarenakan motivasi dari dalamnya hanya seputar keinginan Gema dalam bermain gitar dan menyanyi. Bu Ani juga menirukan ucapan Gema,
“Saya itu, besok jadi seniman, gak usah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
belajar. Saya mau nyanyi saja.” Dari ucapan Gema tersebut dan dari apa yang diperhatikan oleh Bu Ani, maka Bu Ani dapat menyimpulkan bahwa untuk motivasi belajar pada Gema itu lebih dikarenakan motivasi dari luar. Selain menjadi pendamping dan penerima bagi semua anak kebutuhan khusus di SD Perahu, Bu Ani juga pernah menjadi guru untuk Gema di kelas V dulunya. Sehingga, Bu Ani memahami Gema dengan baik, baik dari segi psikologisnya maupun dari segi kesehatan Gema. Selain itu, Bu Ani juga mengatakan bahwa Gema memang berprestasi, namun bukan dalam bidang akademik. Karena dalam bidang akademik, prestasi Gema sangat kurang. Bu Ani menyatakan bahwa selama ini Gema mampu menyelesaikan tugas saja itu sudah sangat baik. “Iso ngerjakake sampe selesai ki yo Alhamdullilah, sudah selesai”. Meskipun dalam bidang akademik Gema dapat dikatakan kurang, namun Bu Ani mengatakan bahwa dalam bidang seni Gema sangat menonjol. 4.1.2.5. Partisipan 5 (Bapak) Latar Belakang Partisipan 5 Peneliti mewawancarai Bapak dari Gema sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 25 November 2015 dan 26 November 2015. Kedua wawancara tersebut dilakukan di ruang tamu kediaman beliau. Pada pertemuan pertama, peneliti berbincang dengan orang tua dari Gema selama 3 jam sejak pukul 12.30 WIB – 15.30 WIB. Sedangkan wawancara dilakukan pada pertemuan kedua yakni sejak pukul 11.00 WIB – 12.00 WIB. Beliau adalah seorang seniman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
bergelut di dalam bidang seni rupa, seni musik dan seni drama. Beliau pernah menempuh pendidikan di salah satu universitas seni di Indonesia selama 20 tahun namun tidak menyelesaikannya karena terbentur dengan idealismenya dalam membuat tugas akhir. Saat ini beliau aktif di sanggar yang didirikannya dan sering pentas di luar kota bahkan di luar negeri. Bagi beliau, keterbukaan dan kedekatan antar anggota keluarga sangatlah penting. Meskipun beliau tidak memiliki waktu yang banyak untuk mendampingi Gema saat belajar, namun ketika ia berada di rumah ia selalu berusaha mengetahui perkembangan Gema dan mendampingi Gema saat belajar. Selain itu, menurut persepsi beliau Gema itu anak yang kreatif dan cerdas. Sejak kecil bakat dan potensi Gema dalam bidang seni musik sudah terlihat jelas. Menurutnya, Gema awalnya menyukai musik ritmis dan setelah itu dia baru mulai belajar musik melodis. Bahkan Gema pernah membuat karyanya sendiri yang pada saat itu direkam dengan alat seadanya. Pokok Permasalahan Motivasi belajar iku nek aku lebih pada keingin…bukan keinginan tapi e…aku lebih suka pada hasilnya. Maksudnya pada hasilnya begini…e…motivasi itu kan sesuatu yang diinginkan, sese…suatu yang dicoba untuk apa ya…diperoleh oleh semua orang untuk…e misale dia pengen apa trus duwe motivasi banjur entuk iki. Motivasi belajar disini kalau menurut saya ya banjur ming absurd. Maksudnya absurd disini ya gini, seperti pertanyaan kamu tadi. Saya punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
motivasi belajar itu kadang-kadang muncul dari “karena aku pengin iki, kudu isa iki makane aku ngene. Tapi ana sesuatu, ada sesuatu sing lebih penting tapi aku ora sadar kuwi”. Nah, kudu ana sing ngomong, “Eh…kae lho kowe kudu isa ngerti”. Nah… Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka ungkapan beliau berbunyi, “motivasi belajar itu kalau saya lebih pada keinginan...bukan keinginan tetapi e.. lebih pada hasilnya. Maksudnya pada hasilnya begini...e...motivasi itu kan sesuatu yang diinginkan...sesuatu yang dicoba untuk apa ya... diperoleh oleh semua orang untuk…e misalnya dia ingin apa lalu termotivasi baru dapat itu. Motivasi belajar disini kalau menurut saya ya lalu hanya absurd. Maksudnya absurd disini ya begini, seperti pertanyaan kamu tadi. Saya punya motivasi belajar itu terkadang muncul dari „karena aku ingin ini, harus bisa ini makanya aku seperti ini. Tetapi ada sesuatu, ada sesuatu yang lebih penting tetapi aku tidak menyadari hal itu.‟” Dari pernyataan beliau di atas ketika ditanyai tentang motivasi belajar, dapat dilihat bahwa persepsi beliau tentang motivasi belajar adalah sesuatu yang diinginkan untuk diusahakan agar keinginan tersebut dapat terwujud atau tercapai. Motivasi belajar itu berasal dari luar diri dan juga dari dalam diri. Baik dari dalam maupun dari luar, motivasi itu berjalan beriringan. Karena motivasi yang dari luar dapat memicu motivasi dari dalam. Pengalamannya selama ini telah membuatnya memiliki pandangan bahwa berprestasi itu tidak sebatas dalam bidang akademik saja. Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dalam bidang non akademik juga dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Hal ini karena untuk dapat memperoleh hasil terbaik bahkan di bidang seni harus melalui proses belajar yang intens. Beliau percaya bahwa pengetahuan dapat diperoleh dimana saja. Diperlukan kerendahan hati untuk mau belajar dan kepekaan untuk memahami apa yang dipelajari. Beliau berharap bahwa anakanaknya dapat memahami dan mengerti tidak hanya mengetahui saja. Karena ketika memahami mereka dapat mengaplikannya dalam kehidupan mereka. 4.1.2.6. Partisipan 6 (Ibu) Latar Belakang Partisipan 6 Peneliti mewawancarai Ibu Gema sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 25 November 2015 dan 26 November 2015. Kedua wawancara tersebut dilakukan di ruang tamu kediaman beliau. Pada pertemuan pertama, peneliti berbincang dengan orang tua Gema selama 3 jam sejak pukul 12.30 WIB – 15.30 WIB. Sedangkan wawancara dilakukan pada pertemuan kedua yakni sejak pukul 12.15 WIB – 12.40 WIB. Tidak berbeda jauh dengan Bapaknya Gema, beliau juga adalah seniman. Hanya saja Ibu Gema adalah seniman tari dan seniman musik. Seringkali ia juga harus meninggalkan Gema ke luar kota atau bahkan ke luar negeri untuk melakukan pentas tari atau musik. Dahulu ia juga mengajar tari di sanggar yang dimilikinya. Namun dua tahun belakangan ini terutama setelah ia menjalani operasi bola matanya, ia sudah tidak lagi mengajar tari. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan diri untuk pertunjukan musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
dan mendampingi suaminya yang akan berpentas. Meskipun demikian, ia sangat peduli terhadap perkembangan Gema terutama di dalam bidang akademiknya. Hal ini tidak terlepas dari latar belakangnya dan keluarga besarnya yang akademisi. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia memaksimalkan waktu yang dimilikinya untuk mendampingi Gema dalam belajar. Pokok Permasalahan Selama ini ia membantu Gema untuk belajar dengan membuat jembatan keledai agar memudahkan dalam mengingat materinya. Namun, saat ini karena keterbatasan penglihatannya beliau hanya dapat mendampingi anaknya belajar dan menjadi teman diskusi bagi anaknya. Oleh karena itu, saat ini beliau menunjuk guru les untuk mengajarkan 3 mata pelajaran pokok ke Gema. Terutama matematika karena Gema kurang menyukai matematika. Menurut beliau kegemaran Gema dalam bidang musik sudah terlihat sejak Gema masih kecil. Meskipun tidak dileskan secara khusus namun Gema mampu menguasai beberapa alat musik bahkan menghasilkan karyanya sendiri. Selain berprestasi di bidang seni, menurut beliau Gema juga berprestasi di bidang akademik. Hal ini terlihat dari peringkat Gema yang selalu masuk lima besar sejak kelas I SD hingga sekarang. 4.2. Pembahasan Peneliti mengobservasi beberapa kelas di mana terdapat siswa yang mengalami hiperaktivitas yang telah ditunjukkan oleh Bu Ana. Adapun kelas yang diobservasi oleh peneliti adalah kelas I, II, dan VI. Setelah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
observasi di ketiga kelas tersebut, akhirnya peneliti memutuskan untuk mengambil data di kelas VI dimana salah satu siswanya yakni Gema mengalami hiperaktivitas. Alasan mengapa peneliti memilih untuk menjadikan Gema sebagai objek penelitian dikarenakan Gema yang paling memenuhi kriteria setelah dilakukan observasi dengan menggunakan kriteria anak hiperaktif pada lembar observasi dari DSM-IV-TR dan melihat lembar assessment yang dimiliki oleh sekolah. Dibandingkan
dengan
beberapa
siswa
lainnya
yang
juga
memiliki
hiperaktivitas, Gema murni mengalami hiperaktivitas. Peneliti melakukan observasi di SD Perahu setiap hari Sabtu. Observasi dilakukan dari pukul 06.30 WIB – 12.30 WIB. Penelitian di SD Perahu ini dilakukan selama 5 bulan. Meskipun penelitian sebagian besar dilakukan pada hari Sabtu saja, namun data yang didapat sudah mencukupi untuk dapat dibahas dalam bab ini. Peneliti melibatkan enam partisipan dalam penelitian ini, yakni Bu Lala, Bu Ina, dan Bu Ani untuk diketahui persepsinya sebagai guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa dengan hiperaktivitas dalam hal ini adalah Gema.
Sedangkan
Gema
dan
orang
tuanya
diwawancarai
untuk
menyeimbangkan dan mengkonfirmasi data maupun informasi yang telah diperoleh dari guru. Dari data yang diperoleh peneliti baik saat mengobservasi, wawancara maupun saat melihat lembar assessment, peneliti memperoleh keterangan identitas Gema. Gema adalah putra bungsu dari pasangan seniman yang tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
di suatu perumahan di daerah Sleman. Gema memiliki tiga orang kakak. Gema saat ini berusia 11 tahun. Kedua orangtua Gema berlatarbelakang pendidikan yang baik. Keduanya pernah mengenyam bangku kuliah di salah satu universitas seni di Indonesia. Gema sekarang duduk di bangku kelas VI. Secara penampilan fisik, Gema tidak berbeda dengan anak pada umumnya. Namun, Gema menggunakan kacamata yang cukup tebal karena dia mengalami low vision. Meskipun demikian, yang menonjol dari Gema menurut Bu Ani sebagai pendampingnya adalah hiperaktivitasnya. Saat berada di kelas terutama saat pelajaran, Gema tidak bisa duduk tenang. Ia selalu menggerakkan badannya bahkan cukup sering berjalan-jalan hanya untuk meminjam penghapus dari teman sekelasnya. Selama peneliti mengobservasi Gema di kelas dari pukul 06.30 WIB – 12.30 WIB peneliti mengamati setiap gerak-gerik Gema. Dalam 30 menit, ia sudah 6 kali meninggalkan tempat duduknya hanya untuk meminjam penghapus, penggaris, atau sekedar melihat pekerjaan temannya sampai dimana. Selain itu, Gema juga selalu menggaruk kepalanya, mengetuk-ngetuk meja, memainkan pensil atau pulpen yang dipegangnya dan memutar-mutar badannya sehingga ia menghadap ke belakang. Ia juga selalu menggoyangkan kakinya atau terkadang menghentakkan kakinya seolah-olah sedang membuat irama ketukan dengan kakinya. Selama proses pembelajaran berlangsung, tidak sekalipun Gema tidak berkomentar dengan apa yang disampaikan oleh Bu Lala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Apapun yang disampaikan oleh Bu Lala, selalu dikomentari olehnya dari hal yang serius hingga bercanda. Perilaku yang ditunjukkan Gema sesuai dengan karakteristik siswa dengan hiperaktivitas. Adapun karakteristik siswa dengan hiperaktivitas menurut Wender (2000) yang menyatakan bahwa siswa dengan hiperaktivitas sering menunjukkan tanda-tanda hiperaktivitas, termasuk tingkah laku seperti mengetuk-ngetuk tangan atau kaki, bicara berlebihan, dan sulit duduk diam lebih dari beberapa menit. Gema bahkan menggunakan kata-kata yang kurang sopan sebenarnya bagi yang belum kenal dekat dengannya. Gema sering mengutip kata-kata di iklan yang sering ia dengar. Bagi Bu Lala sendiri, Gema adalah kesatuan dari seni. Saat melihat Gema, Bu Lala melihat Gema sebagai seni. Hal ini tidak terlepas dari latar belakangnya yang terlahir di tengah keluarga seniman. Gema terbiasa untuk mengekspresikan dirinya baik melalui tindakan maupun melalui kata-kata. Hanya saja ekspresi yang keluar dari kata-kata Gema seringkali tidak disaring. Bisa dikatakan Gema ini ceplas-ceplos. Gema memang tidak bisa diam dan cenderung ramai saat di kelas, namun Gema juga mampu menghibur Bu Lala dan teman-teman sekelasnya. Bu Ani, Bu Ina, dan Bu Lala memiliki persepsi tentang Gema berdasarkan pengamatan mereka terhadap perilaku dan tingkah laku yang ditunjukkan oleh Gema selama berada di sekolah baik saat proses pembelajaran maupun saat Gema berinteraksi dengan teman-temannya setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Persepsi yang ada pada mereka muncul dan terbentuk dari apa yang mereka lihat. Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, salah satunya adalah Sunaryo (2004: 93) yang menyatakan bahwa persepsi adalah proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan. Dari keempat pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi seseorang dibentuk dari apa yang mereka lihat dan amati. Saat istirahat, jika Gema sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bu Lala, Bu Lala mengijinkan Gema untuk bermain gitar atau menyanyi. Bu Lala menggunakan apa yang paling disukai oleh Gema sebagai reward dan punishment. Sebagai reward, Bu Lala akan mengijinkan Gema untuk bermain gitar atau menyanyi jika Gema sudah menyelesaikan tugasnya. Sebagai punishment, Gema dilarang untuk bernyanyi dan bermain gitar bahkan gitarnya terkadang akan disita oleh Bu Lala. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bu Ani dalam wawancaranya dengan peneliti saat di SD Payung. “Ya punishment itu bukan hukuman cambuk kayak gitu ya, tapi dia suka nyanyi kita larang nyanyi itu udah hukuman buat dia. Dia mau gitaran gitu suruh nda boleh gitaran gitu nak tangannya wis kayak gitu itu udah hukuman bagi dia gitu lho.. Nah, itu loh reward and punishment.” Menurut Bu Ani, pemberian reward dan punishment merupakan salah satu upaya untuk memacu motivasi belajar Gema. Bu Lala pun menggunakan cara pemberian reward dan punishment sebagai pemacu dan pendorong motivasi belajar Gema. Pemberian reward dan punishment yang berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dengan musik seperti yang dilakukan oleh Bu Lala ternyata sesuai dengan teori dari Skinner tentang shaping. Menurut Skinner, proses pemberian reward dan punishment melalui musik secara berturut-turut pada akhir perilaku secara bertahap akan menghasilkan perilaku yang diinginkan (Djohan, 2006: 107). Selain dengan reward dan punishment, Bu Lala juga memotivasi Gema dengan memintanya untuk menuliskan SMP mana yang diinginkan oleh Gema setelah lulus SD nantinya. Bu Ani menyetujui cara yang digunakan oleh Bu Lala. Menurut Bu Lala, motivasi belajar adalah rangsangan agar mereka itu menyayangi materi pelajaran yang dipelajari. Sedangkan menurut Bu Ina, motivasi belajar adalah rangsangan baik dari dalam maupun diri siswa yang dapat mendorong siswa untuk mau belajar. Bu Ani selaku pendamping menambahkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan baik dari dalam maupun dari luar yang memicu siswa untuk belajar. Ketiga pernyataan dari partisipan tersebut kurang lebih sama dengan pendapat para ahli seperti yang dikemukakan oleh Suprijono (2009: 163) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Dari pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah gairah yang mendorong siswa untuk belajar baik dari dalam diri siswa tersebut maupun dari luar siswa tersebut. Motivasi belajar dari luar itu seperti pemberian reward dan punishment yang dilakukan oleh Bu Lala, Bu Ani dan Bu Ina dalam proses pembelajaran, atau juga mengikuti apa yang disukai oleh siswa seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
dilakukan oleh Bu Ina dan bisa juga dengan selalu memberi semangat dan dorongan kepada para siswa seperti yang dilakukan oleh ketiga partisipan tersebut terhadap
Gema. Pemberian reward dan punishment ini sesuai
dengan teori behavioristik dimana menggunakan reward dan punishment dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu (Wade, 2015: 21). Sedangkan motivasi dari dalam itu seperti apa yang ingin dicapai oleh siswa itu sendiri dari dalam dirinya. Misalnya, Gema yang ingin masuk ke SMP 5. Meskipun Bu Lala yang meminta Gema untuk menuliskan SMP mana yang diinginkan tetapi apa yang dituliskan oleh Bu Lala ini sungguh-sungguh merupakan keinginan Gema sendiri. Setiap kali Gema diingatkan oleh Bu Lala tentang SMP yang ingin dimasuki olehnya, Gema kembali termotivasi. Citacita, harapan, dan pengalaman dapat menjadi motivasi dari dalam diri siswa. Saat peneliti mewawancarai Bu Lala, beliau menjelaskan tentang apa itu prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Bu Lala adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa baik akademik maupun non akademik. Menurut Bu Ina, prestasi belajar adalah hasil usaha siswa yang berhasil dicapai oleh siswa. Kusumah mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan di dalam sebuah mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan angka (Kusumah, 2009: 153). Darsono (2000: 110) mengungkapkan prestasi belajar siswa adalah perubahan-perubahan
yang
berhubungan
dengan
pengetahuan/kognitif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
keterampilan/ psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan. Dari empat pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil usaha dari proses belajar. Dari keseluruhan hasil wawancara tersebut diperoleh bahwa motivasi belajar itu dipengaruhi juga dari dalam dan luar. Selain itu, adanya motivasi belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi siswa tidak hanya terbatas pada prestasi akademik saja melainkan juga prestasi non akademik. Pada siswa dengan hiperaktivitas, prestasi yang sering mereka capai adalah prestasi non akademik. Yang lebih mendorong Gema dalam belajar adalah motivasi belajar dari luar. Sedangkan untuk prestasinya, Gema cenderung lebih berprestasi dalam bidang non akademik yaitu bidang seni. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian Gema dan pemerolehan sertifikat dalam bidang seni musik. Dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas itu saling berhubungan. Dengan adanya motivasi belajar pada diri siswa baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dapat menjadi pemicu atau pendorong bagi siswa untuk berprestasi. Dalam kasus Gema, pemicu terbesarnya adalah keinginannya menjadi seniman itu yang membuatnya mampu berprestasi dalam bidang musik. Sementara itu dalam bidang akademik, motivasi terbesarnya adalah keinginannya untuk dapat masuk ke SMP 5 Yogyakarta yang merupakan salah satu SMP favorit di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
4.3. Temuan Lain dalam Penelitian Selama penelitian berlangsung ada beberapa temuan yang untuk kedepannya dapat lebih didalami dan diteliti lagi. Temuan tersebut diantaranya adalah peran dan pendampingan orang tua termasuk penerimaan mereka terhadap anaknya dapat berpengaruh terhadap perkembangan potensi anak. Anak yang diterima dengan baik dalam keluarganya dan dibimbing serta diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dapat dimaksimalkan potensi yang ada pada diri anak tersebut. Dalam penelitian ini terlihat jelas dari pencapaian Gema baik dalam bidang akademik maupun bidang non akademik. Hal tersebut tidak terlepas dari penerimaan orangtuanya. Orang tua Gema tidak menyangkal kondisi Gema. Mereka menerima kondisi tersebut dan berusaha untuk menggali potensi apa yang dimiliki oleh Gema. Saat menemukan potensi tersebut, mereka berusaha untuk memotivasi Gema sehingga Gema mau terus mengeksplore potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, penerimaan dan dukungan dari orang tua berpengaruh terhadap bagaimana anak memandang dirinya. Sehingga meskipun ia berkebutuhan khusus ia akan menyadari bahwa ia berharga dan termotivasi untuk berprestasi. Selain itu, seorang siswa mampu berprestasi juga tidak terlepas dari dukungan pihak sekolah baik guru, fasilitas, dan yang terpenting adalah kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Seorang siswa yang diberi kesempatan untuk mengekplorasi potensinya tentu akan mampu berprestasi. Seperti Gema yang diberi kesempatan untuk mengikuti banyak lomba dalam bidang musik sehingga potensinya semakin terasah dalam bidang musik. Gema tidak hanya mahir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
dalam memainkan alat musik saja melainkan ia juga telah mampu mengeksplore nada-nada sehingga terciptalah karyanya sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika siswa berkebutuhan khusus dipercaya dan diberi kesempatan maka ia mampu untuk berprestasi dan menghasilkan karyanya sendiri. Salah satu yang terpenting dalam proses pendampingan dan pemberian dukungan adalah pengenalan terhadap siswa tersebut. Pengenalan tersebut harus dilandasi kepercayaan dan kenyamanan. Saat siswa nyaman dengan guru dan saling percaya maka siswa tersebut dapat membuka dirinya, sehingga guru akan dengan mudah untuk memotivasi siswa tersebut. Siswa yang memiliki motivasi baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar akan lebih memiliki semangat untuk terus belajar dan mencoba hal baru. Hal tersebut akan membuat siswa terus mengeksplorasi potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya siswa akan mampu untuk berprestasi di bidangnya masing-masing. Dari uraian di atas, dapat dilihat pengaruh penerimaan dan dukungan baik dari orang tua dan guru terhadap motivasi belajar siswa yang berdampak pada prestasi belajar siswa tersebut. Dalam penelitian ini, siswa diterima dan didukung dengan baik sehingga ia memiliki konsep diri yang baik dan memiliki motivasi untuk dapat menggali dan mengasah potensi pada dirinya serta mampu berprestasi. Pengaruh penerimaan dan dukungan terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar dapat lebih diteliti lagi dalam penelitian selanjutnya. Pengaruh penerimaan dan dukungan terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar digambarkan dalam sebuah skema pada gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Penerimaan dan dukungan orang tua
Dukungan dari sekolah dan kesempatan Konsep diri siswa
Motivasi belajar siswa
Potensi yang ada pada diri siswa mampu dimaksimalkan Prestasi belajar
Gambar 4.4. Gambar Temuan Lain dalam Penelitian Dari skema di atas, menunjukkan bahwa penerimaan dan dukungan baik dari pihak orang tua maupun pihak sekolah dapat mempengaruhi konsep diri pada anak. Jika seorang anak memperoleh penerimaan dan dukungan dengan baik maka anak tersebut akan memiliki konsep akan dirinya secara positif. Ia akan termotivasi untuk dapat menggali dan mengasah potensi yang dimilikinya, sehingga ia mampu untuk berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Pada bab V ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Selain itu, dalam bab V ini juga akan memaparkan saran yang diperuntukkan bagi peneliti selanjutnya dan guru. 5.1. Kesimpulan Persepsi guru terhadap siswa dengan hiperaktivitas didasarkan pada apa yang dilihat oleh guru setiap harinya selama mengajar di kelas maupun saat siswa berada di lingkungan sekolah. Adapun persepsi guru terhadap siswa dengan hiperaktivitas adalah siswa dengan hiperaktivitas tidak bisa duduk tenang dan banyak bicara serta tidak dapat berkonsentrasi. Tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa tersebut pada saat proses pembelajaran berlangsung telah menunjukkan bahwa siswa tersebut mengalami hiperaktivitas. Hal ini ditandai dengan sulitnya siswa tersebut untuk duduk tenang dan tidak meninggalkan tempat duduknya. Hal ini juga diperkuat dengan hasil assessment yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dan juga dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Motivasi siswa tersebut berasal dari dalam dan dari luar. Motivasi dari dalam merujuk kepada keinginan dan hobinya dalam bidang musik. Sedangkan motivasi dari luar diperolehnya dari pemberian reward dan punishment. Motivasi yang ada juga berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dalam hal ini, siswa tersebut tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik saja melainkan juga dalam bidang non akademik. Dukungan dari pihak keluarga dan pihak sekolah juga dapat menunjang
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
siswa tersebut sehingga ia termotivasi dan dapat berprestasi dalam bidang yang ia gemari. 5.2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya dapat melakukan dua kali wawancara dengan orang tua Gema dikarenakan kesibukan mereka sebagai seniman yang sering meninggalkan kota Yogyakarta. 5.3. Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan setelah peneliti menghadapi dan mempelajari permasalahan yang timbul selama penelitian ini diadakan adalah: 5.3.1. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat mengatur waktu dengan orang tua siswa agar wawancara dapat lebih maksimal. Selain itu, peneliti disarankan untuk membekali diri tentang topik wawancara agar dapat menggali informasi yang lebih mendalam. 5.3.2. Bagi Guru Bagi para guru semoga penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan lain bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa yang mengalami hiperaktivitas sehingga mereka pun dapat berprestasi dalam bidang yang mereka geluti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, R. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Apriadji, W. 2007. Good Mood Food. Jakarta: Gramedia. Azis, R. (2010). Jangan Biarkan Anak Kita Berperilaku Menyimpang. Solo: Tiga Serangkai. Barron, K. (2006). Achievement Goals of Students with ADHD. Learning Disability Quarterly, Vol. 29, No. 3, Motivation and Learning Disabilities pp. 137-158. Bono, E. (2007). How to Have a Beautifull Mind. Bandung: PT Mizan Pustaka. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group. Danarjati, D. P. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Bogor: Graha Ilmu. Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dalam pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djohan. (2006). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galangpress. Fadhli, A. (2010). Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek. Gamayati. (2003). Perilaku Anak Usia Dini: Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Kanisius. Ghony, D. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Hardjana, A. (2007). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Imeraj, L. (2013). The Impact Of Instructional Context On Classroom On-Task Behavior: A Matched Comparison Of Children With ADHD And Non-ADHD Classmates. Journal of School Psychology 8 Mei 2013.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Karwati & Donni. (2014). Manajemen kelas (classroom management) guru profesional yang inspiratif & kreatif, menyenangkan dan berprestasi. Bandung: Alfabeta. Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakaya. Martin, J. (2012). The Role Of Personal Best (PB) Goals In The Achievement And Behavioral Engagement Of Students With ADHD And Students Without ADHD. Contemporary Educational Psychology 37, 8 Februari 2012. Moleong, L. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nadesul, H. (2011). Menyayangi Otak, Menjaga Kebugaran, Mencegah Penyakit, Memilih Makanan. Jakarta: Kompas. Prastowo, A. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Rejeki, S. (2014). 100 Tanya Jawab Soal ADHD. Yogyakarta: Mitra Buku. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk Keperawatan, Ed.2. Jakarta: Kedokteran EGC. Thompson, J. (2010). Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Esensi. Tim
Pustaka Familia. (2010). Warna-warni Pendampingannya. Yogyakarta: Kanisius.
Kecerdasan
Anak
dan
Wade, C. (2015). Psikologi Edisi 9 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Waidi. (2006). The Art of Re-engineering Your Mind for Success. Jakarta: PT Media Elex Komputindo. Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset. Wood, D. (2007). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta: Kata Hati Yamin, M. (2007). Kiat membelajarkan siswa. Jakarta: Gaung Perkasa Press. Zaviera, F. (2014). Anak Hiperaktif. Yogyakarta: Kata hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
LAMPIRAN 1 TEKS ANEKDOT Nama
: Gema
Umur
: 11 tahun
Lokasi
: Ruang Kelas VI SD Perahu
Observer
: Agatha Trusti Asriyani
Aspek yang diamati
: fisik, psikomotorik, kognitif dan afektif
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan surat ijin penelitian kepada pihak sekolah SD Perahu yang telah mendapat ijin dari pihak universitas dimana peneliti mengenyam pendidikan bangku kuliah. Setelah memperoleh ijin dari pihak sekolah untuk melakukan penelitian di sekolah itu maka peneliti berkonsultasi dengan Bu Ana selaku Kepala Sekolah SD Perahu. Peneliti diijinkan untuk melihat beberapa assesment siswa yang didiagnosa memiliki hiperaktivitas yang dimiliki oleh pihak sekolah. Setelah membaca beberapa assesment tersebut akhirnya peneliti memutuskan untuk mengobservasi tiga kelas dimana terdapat siswa hiperaktifnya. Setelah mengobservasi, peneliti berbincang-bincang dengan guru tentang hasil observasi peneliti. Dari perbincangan tersebut, justru nama Gemalah yang sering diceritakan oleh beberapa guru tersebut. Akhirnya karena tertarik dengan Gema maka peneliti mengobservasi kelas di mana Gema menjadi salah satu siswanya. Dari hasil observasi dan perbincangan dengan Bu Lala selaku wali kelasnya maka peneliti memutuskan untuk menjadikan Gema sebagai objek dalam penelitiannya. Setelah mengobservasi beberapa kali akhirnya peneliti berhasil mendekati Gema dan diijinkan untuk berkunjung ke rumahnya. Saat peneliti berkunjung ke rumah Gema, peneliti berbincang dengan kedua orang tuanya dan berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dari hasil diskusi tersebut barulah peneliti memulai observasi yang lebih mendalam terhadap Gema saat berada di kelas VI SD Perahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Peneliti mengobservasi perilaku Gema selama di sekolah baik ketika mengikuti pembelajaran maupun saat Gema beristirahat dan berinteraksi dengan teman-temannya. Observasi ini dilakukan selama 5 bulan setiap hari Sabtu. Selama observasi hanya ada dua kali dimana peneliti berinteraksi langsung dengan Gema. Sedangkan sisanya peneliti hanya mengobservasi Gema dari jauh dan tidak berinteraksi langsung. Gema adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Ia tidak bisa berhenti bicara entah mengomentari apa yang dia lihat maupun yang dia dengar. Ia juga suka menirukan jingle iklan. Ia tidak bisa duduk tenang. Ia seringkali mengetuk-ngetuk meja dengan pulpennya, menggoyang-goyangkan kakinya, memutar badan, menggaruk-garuk kepala dan ia juga sering meninggalkan tempat duduknya. Selain itu, ia juga sering berjalan-jalan ke bangku teman-temannya entah untuk meminjam pensil, penghapus, penggaris atau sekedar melihat pekerjaan temannya sudah sejauh apa. Hal ini terlihat karena tidak lebih dari 30 menit Gema sudah meninggalkan tempat duduknya sebanyak 6 kali. Gema juga terlihat tidak teliti dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini terlihat saat ia diberi 10 soal ada 2 soal yang terlewati. Jika tidak diingatkan gurunya ia tidak akan menyadari bahwa ada 2 soal yang belum dikerjakan. Gema adalah anak yang ekspresif, ia mengekspresikan apa yang dia rasa dengan tingkah laku, raut muka, kata-kata bahkan juga dengan karya yang dia ciptakan. Gema seringkali juga mengatakan hal yang tidak pantas seperti kata-kata kasar maupun kata-kata yang bagi sebagian orang menganggapnya “saru”. Seperti pada pelajaran sejarah di saat bu Lala sedang menjelaskan tentang materi, Gema terus saja mengomentari apa yang disampaikan oleh Bu Lala. Terkadang ia menjadikan apa yang disampaikan Bu Lala menjadi bahan bercandaan sehingga semua yang berada di kelas tertawa. Jam istirahat adalah waktu yang selalu ditunggu-tunggu oleh Gema karena ia dapat bermain gitar dan bernyanyi sesukanya. Setelah ia membeli minuman dan snack di kantin sehat, ia akan kembali ke kelas dan bergaya ala rock star dengan gitarnya. Ia mulai menyanyikan beberapa lagu pop dan rock yang saat ini cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
terkenal baik lagu milik grup band Noah maupun dari Dewa 19. Ia juga dapat menyanyikan lagu keroncong maupun nembang lagu Jawa. Selain itu, Gema juga berlagak seperti seseorang yang sedang pentas dan ditonton banyak orang. Ketika dia sudah selesai menyanyikan sebuah lagu dia akan melambaikan tangannya dan meminta teman-temannya untuk bertepuk tangan. Gema juga suka bercanda dan melawak. Saat istirahat ia pun beberapa kali terlihat bergaya seperti stand up comedy. Dia selalu berhasil membuat teman-temannya tertawa. Gema juga mampu menunjukkan perasaannya kepada teman yang dia sukai. Gema menyukai salah satu temannya di kelas. Ia bahkan dapat membagi sedikit makanannya untuk teman yang dia sukai. Tetapi untuk teman yang lainnya dia tidak mau membagi makanannya. Gema juga suka mendesign sticker maupun kaos. Hampir semua teman sekelas Gema pernah memesan kaos yang didesign olehnya. Dalam bidang seni, Gema memang paling menonjol dalam seni musik. Ia menguasai beberapa alat musik seperti gitar, pianika, keyboard, drum, dan gamelan. Dalam bidang akademik, Gema mampu mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan. Gema tidak menyukai matematika sejak kelas IV SD. Saat ditanya mengapa ia tidak menyukai matematika, Gema hanya menjawab bahwa matematika itu sulit dan membosankan. Gema memang berprestasi sejak kecil dalam bidang musik. Selain menjuarai beberapa lomba yag diikuti, ia juga telah merekam beberapa karyanya sendiri. Dalam bidang akademik, sejauh ini ia selalu masuk ranking lima besar di kelasnya. Sedangkan yang menjadi ranking satu adalah teman yang disukai oleh Gema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
LAMPIRAN 2 TRIANGULASI TRANSKRIP HASIL WAWANCARA PARTISIPAN Persepsi Wali kelas Wali Kelas GPK Sekolah Papa Mama I VI Hiperaktif Hiperaktif Hiperaktif? Hiperaktif biasanya Hmmm, itu, gak mau kalau e..mungkin duduk kan? hiperaktif perilaku yang Ciri itu kondisi tidak biasa khususnya dimana ya, misalkan biasanya anak sangat aktif mereka kan e…polah dibandingkan tidak bisa tingkahnya anak lainnya duduk di di atas rata- baik dalam dalam rata anak perilakunya kelas yang ada di maupun dalam satu dalam ruangan berbicaranya. gitu loh. Hiperaktif itu Juga jadi suatu hampir dari keadaan yang jam e…suatu sekolah itu keadaan yang diisi berlebih ya dengan misalnya e…polah seperti tingkah gerakan yang mereka itu berlebih, sendiri. kemudian Emmm, bicara misalkan berlebih jalan-jalan, tidak pada berteriak, umumnya seperti itu. lah. Seperti itu.. Motivasi Motivasi Kalau Ya suatu Motivasi Motivasi belajar belajar itu motivasi, keinginan belajar iku belajar itu sama ya seperti yang timbul nek aku karena artinya pancingan. dari dirinya lebih pada keingintah dengan apa Ya kalau sendiri. Dan keingin…b uan, jadi ya? Untuk motivasi orang lain ukan karena menggerak itu kan juga cuman keinginan keingintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
kan dia, “aku harus bisa” jadi pasti belajar dia. Itu yang namanya alat penggerak, pemacu gitu istilahnya. “Apa yang dimaui oleh guru saya?” sebenarnya itu kan cenderung kemauan gurunya kan itu sebenernya . Karena kan rewardnya dari guru.
seperti rangsangan agar mereka itu menyayang i. Sebetulnya, kan pertama kali itu materi separah apapun, sesulit apapun, pertama itu harus mencintai yang mentornya yang menyampai kan. Itu dibuat enjoy dulu, habis itu dibuat metode se… semenarik mungkin
bisa membantu untuk memunculka nnya seperti itu.
tapi e…aku lebih suka pada hasilnya. Maksudnya pada hasilnya begini…e …motivasi itu kan sesuatu yang diinginkan, sese…suat u yang dicoba untuk apa ya…dipero leh oleh semua orang untuk…e misale dia pengen apa trus duwe motivasi banjur entuk iki. Motivasi belajar disini kalau menurut saya ya banjur ming absurd. Maksudnya absurd disini ya gini, seperti pertanyaan kamu tadi.
uan, karena penasaran kan. Nah penasaran kan pengin bisa juga kan, dengan cara apapun media apapun. Jadi bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siap saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Motivasi dari dalam
Saya punya motivasi belajar itu kadangkadang muncul dari “karena aku pengin iki, kudu isa iki makane aku ngene. Tapi ana sesuatu, ada sesuatu sing lebih penting tapi aku ora sadar kuwi”. Nah, kudu ana sing ngomong, “Eh…kae lho kowe kudu isa ngerti”. Nah… Iya, ya…ya…se perti pemicu…p emicu gitu…ya betul… Heem…pal Motivasi Karena dari Tapi juga ing kalau dari dalam dalam itu, dia kadangdari dalam itu seperti cuman kadang dia sendiri kita keinginan pengen yang kayak menyanjun apa yang nyanyi saja. gitu, “ Iki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Motivasi dari luar
g dia gitu lho. Misalkan biasanya dia ngerjain salah semua atau salahnya enam kali ini dia bener semua. “ Wah keren bener kamu hari ini, hari ini baru jempol, ganteng banget kamu, top banget” itu saya gituin.
ingin dicapai misal ingin masuk SMP 5, ingin jadi musisi terkenal.
“Saya itu, besok jadi seniman, gak usah belajar. Saya mau nyanyi saja”. Padahal untuk jadi seniman kesana harus menyelesaika n beberapa pelajaran.
Kalau selama kelas I itu motivasiny a kan di kelas kecil saya terbiasa memberika n reward tapi entah kalau di atas.
Jadi untuk semuanya yang namanya reward kayak ini kelas ini juga iya. Jadi setiap bulan atau setiap akhir semester kita harus menyiapka n hadiah atau nanti kita
Iya juga, karena memang Gema gak bisa di… cuman disuruh, ngene-ngene, gak bisa. Tapi itu tadi, kadang sama saya nurut kalau dia bisa saya kasih hadiah. Ya hadiahnya
kok ana main di luar, ana kayu bagus, ana apa”. Dia mencoba merangkai, dia mencoba mengimaji nasi sendiri kayak apa gitu. Akhirnya dia menemuka n sendiri. Jadi keduanya berjalan bersama hampir sama sebetulnya. Nek selama iki emang ada dua, dia kadangkadang butuh semacem kayak ditantang, “Kowe iso ra kaya ngene..ki?” Sebetulnya normal seperti orang lain, tapi juga
Ya, ya secara otomatis begitu. Secara…ta pi tidak terus begini sarana prasarana ya seadanya artinya yang kita punya, yang kita ada. Tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
mendapat ulasan dari buku diary anak selama satu semester itu. Dia dendanya apa saja, pelanggara n apa saja.
gak usah orang lain lain-lain. Dia seperti itu. aja hadiahnya disuruh nyanyi aja dah seneng.
tidak saya target les kan gitu. Sampai bapaknya itu juga bilang, “pengen les apa, pengen les apa? Kalau dia tidak bilang sendiri, tidak mau sendiri, keinginann ya apa ya tidak”. Pengennya apa pun belum terlaksana seperti ke Purwacara ka, ke Ahmad Dhani enggak. Cuman sekali karena tetangga yang ngajar biola kebetulan muridnya kakak saya yang ngajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Prestasi Belajar
Prestasi belajar itu sebenarnya nilai kecapaian dia masuk di KKM atau enggak.
Prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh siswa.
Ya suatu hasil yang e…saya kira suatu hasil yang dicapai anak gitu ya.
biola itu ya dating beberapa kali ngajari Swara di rumah. Dia belajar sendiri, gitar dia belajar sendiri, drum juga belajar sendiri. Kalau bagi Kalau saya prestasi prestasi belajar belajar, adalah nah ini ketika seseorang kadang itu prestasi menemuka n atau belajar mendapat dilihat sesuatu dan dia dapat dengan mengaplika nilai, kalau sikan apa yang dia saya temukan enggak atau apa yang dia tapi dapat pada akhirnya kehidupann ya. Bagi terjebak saya itu juga harus prestasi belajar. dengan nilai, sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
kana
rep
mlebu sekolah kudu nganggo NEM berapa gitu. Padahal pola pikir saya
gak
kayak gitu. Lho
piye
coba? Jadi susah kan. Mau mengikuti itu
atau
mau mengikuti pola pikir saya
jadi
harus saya selaraskan. Jadi prestasi belajar itu dia
bisa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
mampu dan menguasai gitu. Prestasi Akademik
Iya dari segi untuk otak itu dia cenderung cerdas tapi orang tuanya itu kan, setiap anak itu kan sebenarnya unik, setiap anak itu pintar hanya melalui jalur, dia jalurnya pakai ini, dia jalurnya pakai ini. Gema masuk ke lima besar saat ini.
Dan prestasi itu bisa diukur sendiri dengan misalnya kalau e…akademik itu dengan nilai-nilai yang bagus gitu.
Ketika awal-awal sekolah dulu kan kelas I sampai kelas III apa ya…iya kelas III, dalam hal akademik dia misalkan di kelas selalu juara meskipun gak juara I dan nilainya lumayan bagus.
e…kalau di akademik, itu gak tahu ya, kelasnya Swara kan kelas istimewa kan. Hanya ada beberapa anak. 16 anak dia selalu masuk 5 besar lah. Jadi saya mengangg ap dia tidak merasa tidak kesulitan, dia bisa mengikuti. Tentang target prestasi itu saya eggak, enggak saya interpretas ikan.. bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
anak-anak ini masih bisa mengikuti. E…suatu saat ranking 2, rangking 3, rangking 4. Cuman “nah, ini kamu sekarang menjadi seperti ini senengnya yang mana?” saya jadi banyak membuat pilihan seperti itu. “ Jadi bagaiman a kamu seperti itu atau seperti ini”. Trus dia bilang “Nah, itu karena begini…be gini…begi ni”. Dia jawab seperti itu to. “Nah, yang penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Prestasi Non Akademik
Dimana ya? Semuanya itu dia sudah bisa e mbak. Drum pun dia bisa. Jadi saya belum terlalu detail lihat Swara dimana ini. Kalau dulu waktu bersama saya di kelas I ini, kelas I dan II dia sering ikut lomba nyanyi. Dia memang sering ikut lomba nyanyi waktu kecil. Nah,
Gema itu pasti sukses, suksesnya di seni. Itu, jelas iya, karena kan bapak ibu, bapaknya sering ke Perancis lo, iya jadi setiap 2 bulan sekali pasti ke luar negri, ke Eropa seperti begitu. jadi anak kan terbiasa motivasi seperti itu, suruh membuat lagu itu, dah.. dah biasa
Iya, itu kan kalau di SD Perahu itu kan orientasinya kan tidak di akademik ya. Tetapi di seni budaya. Mereka sering banyak diikutkan di kejuaraankejuaraan itu banyak, kejuaraan dolanan anak banyak. Kalau non akademik ya bisa dengan misalkan juara, misalkan juara kayak Swara itu juara dolan anak misalnya
Tetapi ada prestasiprestasi lain di luar akademik. Sejak kecil sudah sering mengikuti lomba baik dalam bidang musik maupun menggamb ar.
sekarang harus belajar. Belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja dan apa”, saya bilang gitu. Kalau di musik memang justru kalau juara-juara itu enggak juga. Tapi dia sekalinya menjadi bagian dari hidupnya, musik bagian dari hidupnya dia gitu lho. Sepertinya menempel wis bukan karena dia juara ini…juara ini..ya ada beberapa yang kemudian dia menang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
sekarang waktu sudah besar gak begitu ngerti ya. Tapi kemarin dia sempat pentas bareng kyai kanjeng dia itu megang bass. Jadi bisa saya katakan dia hampir semua alat musik dia bisa tapi gak tahu dia nguasaain yang mana saya belum tahu. Gamelan juga bisa dia.
atau apa, itu juga kan prestasi.
gitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
LAMPIRAN 3 PEMETAAN Wali kelas I
Wali kelas VI
GPK Sekolah
Persepsi terhadap Anak Hiperaktif
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
Motivasi dari dalam
Motivasi dari luar
Prestasi Akademik
Prestasi Non Akademik
Contohnya:
Contohnya:
Minat, bakat, keinginan, cita-cita
Dukungan dari orang tua, dukungan dari guru, reward, punishment, dukungan dari pihak sekolah
Ditunjukkan dengan selalu masuk peringkat 5 besar di kelas
Ditunjukkan dengan penghargaan dalam bidang musik, lombalomba, dan karya musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
LAMPIRAN 4 MEMO TERTULIS Dalam penelitian ini terdapat enam partisipan yaitu Gema, Bu Lala, Bu Ina, Bu Ani, dan Orang tua Gema. Namun yang diwawancara tentang persepsi terhadap motivasi dan prestasi belajar pada siswa dengan hiperaktivitas hanyalah guru saja. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini ingin melihat persepsi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar pada anak dengan hiperaktivitas. Sedangkan informasi yang diperoleh dari orang tua berguna untuk menyeimbangkan data yang telah diperoleh dari para guru. Dari hasil wawancara, diperoleh persepsi guru tentang anak hiperaktif dalam hal ini adalah Gema. Persepsi mereka terbentuk oleh polah tingkah yang ditunjukkan oleh Gema selama berada di sekolah baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun saat berinteraksi dengan mereka maupun teman-teman Gema. Menurut mereka anak hiperaktif adalah anak yang memiliki polah tingkah di atas rata-rata anak lainnya. Maksudnya adalah anak hiperaktif cenderung banyak bicara, banyak bergerak dan tidak bisa duduk tenang. Kelima partisipan mengemukakan bahwa terdapat dua jenis motivasi belajar yaitu motivasi dari dalam dan motivasi dari luar. Motivasi dari dalam meliputi minat, keinginan, cita-cita, dan bakat. Sedangkan motivasi dari luar meliputi dukungan dari orang tua, dukungan dari guru, reward, punishment, dan dukungan dari pihak sekolah. Mereka juga mengungkapkan bahwa motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak. Jika anak termotivasi dengan baik maka ia akan mau mencoba dan berusaha sehingga mampu meraih prestasi. Prestasi belajar sendiri tidak selalu berkaitan dengan hal akademik saja. Melainkan segala sesuatu yang diraih setelah melewati proses belajar dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Oleh karena itu prestasi belajar terbagi menjadi dua yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik. Jika kita mampu memotivasi anak dengan baik maka kita dapat memaksimalkan potensi yang ada pada anak tersebut. Karena setiap anak memiliki banyak sisi yang harus diasah dengan baik agar mampu bertumbuh dan berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
BIODATA PENELITI Agatha Trusti Asriyani lahir di Yogyakarta tanggal 3 Januari 1991. Peneliti telah menempuh jenjang pendidikan formal pada tahun 1995 – 1997 di TK Gedongkiwo Yogyakarta, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah dasar pada tahun 19972003 di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan di SD, peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP tahun 2003-2006 di SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Peneliti kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun 2006 – 2008. Dikarenakan peneliti sempat berhenti SMA, maka pada tahun 2011- 2012 peneliti melanjutkan pendidikan di SKB Paket C. Peneliti mendaftarkan diri sebagai mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan nomor induk siswa 121134229.