1
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang
PERILAKU ANAK SEKOLAH DALAM PEMILIHAN JAJANAN SEKOLAH TIDAK DIPENGARUHI OLEH PENGETAHUAN IBU TENTANG PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG Nikita Dewayani1, Sukihananto2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat--16424 E-mail :
[email protected] 1
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan
2
Dosen Pembimbing Abstrak
Perilaku makan anak sekolah didominasi dengan jajan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang pedoman umum gizi seimbang dengan perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dan melibatkan 118 responden (ibu dan anak) yang diperoleh menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang pedoman umum gizi seimbang dengan perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah (p value=0,108).
Anak usia sekolah dapat mengatur sendiri pola makannya dan
berkurangnya pengawasan langsung oleh orang tua. Hasil penelitian menyarankan pentingnya edukasi pangan jajanan anak sekolah yang sehat dan aman untuk anak sekolah. Kata kunci: anak, ibu, jajanan sekolah, PUGS, pemilihan. Abstract Eating behaviour of school-aged children was dominated by street foods. This study aimed to analyze the relationship between mother’s knowledge on Pedoman Umum Gizi Seimbang (Balanced Nutritional Guidelines) towards the behaviour of school-aged children in school foods selection. This study used descriptive correlational design and involved 118 participants (mothers and children) by using simple random sampling techniques. The result showed that there was no significant relationship between mother’s knowledge on Pedoman Umum Gizi Seimbang (Balanced Nutritional Guidelines) towards the behaviour of school-aged children in school foods selection (p value=0,108). School-aged children could regulate their own food choices and had less direct supervision by parents during school. This study suggested the importance of education on healthy and safe school foods for school-aged children. Keywords: children, mother, PUGS, selection, school foods
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
2
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang
Pendahuluan
Seimbang (PUGS) dan fenomena pangan
Kebiasaan jajan anak sekolah didominasi oleh
jajanan sekolah yang berbahaya membuat
makanan di luar rumah atau yang sering disebut
pentingnya
dengan
melibatkan ibu siswa dan siswa SD. Peneliti
istilah
pangan
jajanan.
Data
dilakukan
penelitian
pengawasan BPOM terhadap Pangan Jajanan
memfokuskan
Anak Sekolah (PJAS) tahun 2007 mendapati
pemilihan pangan jajanan sekolah dimana
45% PJAS tidak memenuhi syarat karena
peneliti mencari tahu ada atau tidaknya
mengandung bahan kimia berbahaya, seperti
hubungan antara pengetahuan ibu tentang
formalin, boraks, rhodamin, mengandung BTP
PUGS dengan perilaku anak sekolah dalam
(siklamat dan benzoat) melebihi batas aman,
memilih jajanan sekolah.
serta akibat cemaran mikrobiologi. BPOM (2012) melaporkan bahwa presentase Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di tingkat SD setiap tahunnya jauh lebih tinggi daripada di jenjang pendidikan yang lainnya (Pemerintah Kota Depok, 2012). Hasil survey di 40 Madrasah Ibtidaiyah di Depok tahun 2012 diketahui sebesar 52% makanan dan 60% minuman yang dijual di sekolah mengandung bakteri,
4%
makanan
jajanan
masih
menggunakan formalin, dan 10% makanan menggunakan pemanis buatan (Pemerintah Kota Depok, 2012). Penelitian sebelumnya diketahui bahwa kondisi latar belakang orang tua dan perannya dalam pengasuhan anak ikut membentuk perilaku jajan anak sekolah yang meliputi pengetahuan, sikap, dan prakteknya (Kurniasari, 1999).
penelitian
pada
yang konteks
Metode Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional
dengan
pendekatan
cross
sectional. bertujuan mendeskripsikan hubungan antara variabel yang diteliti, tanpa mencari tahu hubungan
sebab-akibat
(kausal)
(Profetto-
McGrath, Polit, dan Beck, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna (signifikan) antara pengetahuan ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS)
dengan
perilaku
anak
sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah. Variabel dependendalam penelitian ini adalah perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Perubahan paradigma gizi dari 4 Sehat 5
Lokasi
penelitian
Sempurna menjadi Pedoman Umum Gizi
Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Alasannya
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
adalah
SDN
Tugu
4
3
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah berada di Depok yang berdasarkan
pekerjaan) dan 24 pertanyaan tentang Pedoman
laporan
yang
Umum Gizi Seimbang. Kuesioner. Kuesioner
pangan
untuk siswa berisi data karakteristik siswa
berbahaya dan tidak higienis, lokasi sekolah
(usia, jenis kelamin, uang saku, kebiasaan bawa
yang berada di pinggir jalan dan banyak
bekal), perilaku konsumsi jajanan (frekuensi
terdapat pedagang jajanan di depan sekolah
jajan, lokasi jajan), dan form FFQ yang berisi
yang selalu ramai dibeli oleh siswa SD, dan
43 item pangan jajanan sekolah.
banyak
mengandung
ditemukan
bahan
jajanan
tambahan
lokasi belum pernah dilakukan penelitian tentang hal serupa.
Analisa data yang dilakukan adalah analisis univariat (deskriptif) dan bivariat (hubungan).
Sampel dipilih menggunakan metode Simple
Analisis deskriptif menggambarkan proporsi
Random Sampling.
dan rerata tiap variabel (karakteristik siswa,
Jumlah sampel yang dengan
perilaku konsumsi jajanan, karakteristik ibu,
komposisi kelas IV sebanyak 61 responden dan
pengetahuan ibu tentang PUGS, dan skor
kelas V sebanyak 55 responden. Kriteria inklusi
pemilihan jajanan sekolah). Analisis hubungan
penelitian ini adalah masih memiliki Ibu
menggunakan uji T dan uji Anova karena data
(kandung atau tiri), siswa dan ibu bersedia
yang dihubungkan berjenis kategorik dan
menjadi sampel dalam penelitian ini, mengisi
numerik.
diperoleh
adalah
118
responden
kuesioner dengan jelas dan lengkap, serta mampu membaca dan menulis. Etika penelitian dalam penelitian ini meliputi hak responden mendapat
penjelasan
penelitian
(informed
Hasil Tabel 1. Karakteristik Siswa SDN Tugu 4 Tahun 2013 (n=118)
consent), berhak menolak jika tidak bersedia menjadi
responden,
berhak
mendapatkan
perlindungan jika terdapat dampak negatif dari penelitian, dan hak untuk dijaga kerahasiaan data. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan form Food Frequency Questionnaire (FFQ). Kuesioner untuk ibu berisi data demografi
(usia,
pendidikan,
dan
status
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
4
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang Variabel Usia <11 tahun ≥11 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Uang Saku Rendah (< Rp 5.000,-) Tinggi (≥ Rp 5.000,-) Kebiasaan Bawa Bekal Tidak Pernah Jarang Sering
Frekuensi
Persentase (%)
42 76
36 64
46 72
39 61
40
33,9
Data menunjukkan bahwa siswa SDN Tugu 4
78
66,1
sering jajan yaitu sebanyak 66 siswa (55,9%).
Variabel Frekuensi Jajan Jarang Sering Lokasi Jajan Kantin sekolah Pedagang Kaki Lima Warung Rumahan
Frekuensi
Persentase (%)
52 66
44,1 55,9
101 93
85,6 78,8
41
34,7
Lokasi jajan yang banyak dikunjungi siswa adalah kantin sekolah sebanyak 101 siswa 30 74 14
25,4 62,7 11,9
(85,6%).
Distribusi usia siswa berdasarkan kategori rentang usianya yaitu usia <11 tahun sebesar 36% (42 siswa) dan usia ≥11 tahun 64% (76 siswa). Lebih dari separuh siswa berusia ≥11
Tabel 3. Skor Pemilihan Jajanan Sekolah (n=118) Variabel Pemilihan Jajanan Sekolah
Minimum 13
Maksimum 1464
Mean 395,26
tahun, Distribusi jenis kelamin siswa yaitu sebanyak 46 laki-laki (39%) dan 72 perempuan
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata skor
(61%). Perempuan memiliki proporsi yang
pemilihan jajanan sekolah siswa 535,26 dengan
lebih besar dibanding laki-laki. Data uang saku
skor paling kecil 13 dan skor paling tinggi
siswa menunjukkan bahwa paling banyak siswa
1464.
(66,1%) berada pada kategori tinggi (≥ Rp 5000).
Kebiasaan
bawa
bekal
siswa
menunjukkan frekuensi bawa bekal siswa paling banyak adalah jarang sebanyak 74 siswa (62,7%).
Tabel 2. Perilaku Konsumsi Jajan Siswa SDN Tugu 4 (n=118)
Tabel 4. Skor Jenis Jajanan Sekolah yang Banyak Dikonsumsi (n=118) Jenis Pangan Jajanan Makanan lengkap
Skor Minimum Konsumsi 1
Skor Maksimum Konsumsi 380
Jumlah Skor
Makanan ringan (snack)
1
704
20011
Minuman
2
452
14554
Buahbuahan
0
100
1157
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
10919
5
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu sejumlah 91 orang (77,1%) sekaligus Makanan jajanan kategori ini paling banyak dikonsumsi anak sekolah yaitu dengan jumlah skor konsumsinya adalah 20011.
Makanan
jajanan kategori makanan ringan atau snack
merupakan yang terbanyak jumlahnya. Variabel status pekerjaan ibu menunjukkan lebih dari separuh ibu siswa tidak bekerja, yaitu sejumlah 88 orang (74,6%).
yang banyak dikonsumsi siswa adalah gorengan (64,5%), sosis goreng/bakar (58,5%), cimol (81,4%), coklat kemasan (74,6%), biskuit/wafer (82,2%), chiki (87,3%), permen (85,6%), dan cilok (64,4%).
Tabel 5. Karakteristik Ibu Siswa SDN Tugu 4 (n=118) Variabel Usia <38 tahun ≥38 tahun Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Status Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja
Frekuensi
Persentase (%)
57 61
48 52
17 91 10
14,4 77,1 8,5
88 30
74,6 25,4
Tabel 6. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang PUGS (n=118) Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi
Persentase (%)
38 69 11 118
32,2 58,5 9,3 100
Data menunjukkan distribusi pengetahuan ibu, antara lain kategori baik sebanyak 38 orang (32,2%), cukup sebanyak 69 orang (58,5%),
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu siswa berusia ≥38 tahun dengan presentase sebesar 52%. Riwayat pendidikan ibu cukup bervariasi mulai dari jenjang pendidikan dasar (SD) sebanyak 17 orang (14,4%), pendidikan menengah (SMP-SMA) sebanyak 91 orang (77,1%), dan pendidikan tinggi sebanyak 10 orang (8,5%). Lebih dari separuh ibu siswa memiliki riwayat pendidikan jenjang menengah
dan
kurang
sebanyak
11
orang
(9,3%).
Sebagian besar ibu siswa yaitu sebesar 58,5% memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang. Tabel 7. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah (n=118) Variabel Usia <38 tahun ≥38 tahun Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Status Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
Frekuensi
P value
57 61
0,700
17 91 10
0,934
30 88
0,329
6
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang dengan perilaku anak dalam pemilihan jenis jajanan sekolah (P value = 0,277), tidak ada Tabel 7 menunjukkan bahwa variabel usia
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan dengan perilaku anak sekolah dalam
siswa dengan perilaku anak dalam pemilihan
pemilihan jajanan sekolah diketahui tidak ada
jenis jajanan sekolah (P value = 0,775), tidak
hubungan yang bermakna (P value = 0,700).
ada hubungan yang signifikan antara uang saku
Variabel pendidikan dengan dengan perilaku
dengan perilaku anak dalam pemilihan jajanan
anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah
sekolah dengan nilai (P value = 0,620). Hanya
diketahui tidak ada hubungan yang bermakna
variabel kebiasaan membawa bekal dengan
(P
juga
perilaku anak dalam pemilihan jajanan sekolah
ditunjukkan variabel status pekerjaan dengan
(P value = 0,026) yang menunjukkan adanya
perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan
hubungan.
value
=
0,934).
Hasil
serupa
sekolah (P value = 0,329) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna. Tabel 8. Hubungan Karakteristik Siswa dengan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah (n=118) Variabel Usia <11 tahun ≥11 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Uang Saku Rendah (< Rp 5.000,-) Tinggi (≥ Rp 5.000,-) Kebiasaan Bawa Bekal Tidak Pernah Jarang Sering
Frekuensi
P value
42 76
0,277
46 72
0,775
40
0,621
Tabel 9. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang PUGS dengan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah (n=118) Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang
Frekuensi
Persentase (%)
38 69 11
0,108
Dari tabel 9 tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan
yang
signifikan
antara
tingkat
pengetahuan ibu tentang PUGS dengan perilaku anak dalam pemilihan jajanan sekolah dengan
78
nilai p value 0,108 (p>α). 30 74 14
Pembahasan
0,026
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Hasil
penelitian
menyatakan
tidak
ada
Umum Gizi Seimbang (PUGS)
hubungan yang signifikan antara usia siswa
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
7
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang Lebih
dari
separuh
ibu
siswa
memiliki
melegakan bagi orang tua maupun guru karena
pengetahuan yang cukup mengenai Pedoman
makanan yang dijual di kantin berada di bawah
Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pengetahuan
pengawasan
seseorang
mana
sekolah/guru, sehingga kualitas jajanan yang di
keterpaparan seseorang terhadap informasi
jual diharapkan lebih aman, sehat, bergizi, dan
yang ada. Ketersediaan sumber informasi yang
beraneka ragam.
mencerminkan
sejauh
memadai, seperti majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain, dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan
seseorang.
Semakin
banyak dan beragam fasilitas yang digunakan, informasi
yang
diperoleh
juga
semakin
beragam (Notoatmodjo, 2003).
dan
tanggung
jawab
pihak
Kategori pangan jajanan yang paling sering dikonsumsi siswa adalah makanan ringan (snack). Hasil ini sesuai dengan hasil survey Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) tahun 2009 diketahui 54% pangan jajanan yang dikonsumsi siswa adalah jenis makanan ringan
Perilaku Konsumsi Jajanan di Sekolah
(snack) (BPOM, 2009). Karakteristik makanan
Penelitian di Depok dan Sukabumi yang
yang dikonsumsi anak-anak, antara lain manis,
menunjukkan bahwa frekuensi jajan siswa di
asin,
wilayah Depok lebih sering dibandingkan siswa
mikronutrisi (vitamin dan mineral), dan tinggi
di Sukabumi (Rosa, 2011). Selain faktor uang
lemak (Birch, Savage, dan Ventura, 2007).
saku, pengetahuan yang dimiliki siswa berkontribusi
pada
perilaku
jajan
tinggi
kalori,
rendah
kandungan
juga anak.
Semakin tinggi pengetahuan makanan dan kesehatan maka semakin rendah frekuensi konsumsi makanan jajanan anak SD (Amelia, 2013). Rata-rata frekuensi jajan anak di sekolah adalah tiga kali sehari (Suwaiba, 1997; Piernas dan Popkin, 2010).
Hubungan Karakteristik Ibu dan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah (P value = 0,700). Usia
ibu
berkaitan
dengan
kematangan
Kantin diketahui mendominasi lokasi tempat
kemampuan berpikirnya. Sebagian besar usia
anak
sebelumnya
ibu adalah di atas usia 38 tahun yang berarti
memaparkan bahwa lokasi jajan anak di
kematangannya dalam berpikir semakin baik,
sekolah didominasi oleh kantin sekolah (91,7%)
namun ternyata faktor usia tersebut tidak
(Thoha, 2003). Hal ini tentunya sedikit
menjamin kemampuannya untuk mengarahkan
biasa
jajan.
Penelitian
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
8
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang anak dalam pemilihan jajanan di sekolah. Guru
pertimbangan dalam hal ini adalah pola asuh
dan orang-orang lain yang ada di sekolah lebih
ibu. Penelitian yang dilakukan Gustina (2002)
mempunyai peran yang signifikan dalam
menyatakan bahwa ada kecenderungan peranan
membentuk perilaku makan anak usia sekolah
orang tua dalam pengasuhan anak terhadap
(Crockett dan Sims, 1995). Teman sebaya,
perilaku jajan anak sekolah.
jajanan di lingkungan sekolah, adanya reklame atau iklan makanan di televisi lebih memiliki pengaruh terhadap pola makan anak usia ini (Ferguson, Muñoz, dan Medrano, 2012).
Hubungan Karakteristik Siswa dan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Variabel
usia siswa dengan perilaku anak
Variabel pendidikan ibu dengan perilaku anak
dalam
sekolah dalam pemilihan
menunjukkan
jajanan sekolah
pemilihan
jenis
tidak
ada
jajanan
sekolah
hubungan
yang
menunjukkan tidak adanya hubungan yang
bermakna (P value = 0,277). Secara kognitif,
signifikan
dengan
anak mengalami kemajuan dari membuat
perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan
penilaian berdasarkan apa yang mereka lihat
sekolah (P value = 0,934). Hasil penelitian ini
(pemikiran perseptual) dan membuat penilaian
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
berdasarkan
alasan
menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang
konseptual)
(Wong,
jajan dan makanan jajanan serta sikap ibu
Winkelstein, dan Schwartz, 2009). Paparan
tentang jajan dan makanan jajanan tidak
jajanan di lingkungan sekolah, adanya reklame
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
atau iklan makanan di televisi lebih memiliki
kebiasaan jajan anak (Thoha, 2003).
pengaruh terhadap pola makan anak usia ini
antara
pendidikan
ibu
Variabel status pekerjaan ibu dengan perilaku
mereka Eaton,
(pemikiran Wilson,
(Supartini, 2004).
anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah
Variabel jenis kelamin siswa dengan perilaku
menunjukkan
anak dalam pemilihan jenis jajanan sekolah
tidak
ada
hubungan
signifikan (P value = 0,329).
yang
Penelitian
tidak
menunjukkan
ada
hubungan
yang
sebelumnya yang menunjukkan bahwa ibu yang
bermakna (P value = 0,775). Hasil penelitian
bekerja
telah
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumahnya,
Burditt pada remaja (2006) menunjukkan
seperti memasak dan membereskan rumah
terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
(Thoha, 2003). Faktor lain yang dapat menjadi
kelamin dengan pemilihan jajanan snack di
sebelum
berangkat
bekerja
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
9
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang sekolah. Berbeda dengan remaja, anak sekolah
membawa bekal makanan dari rumah (Utter,
belum terlalu memerhatikan hal-hal mendetail
Schaaf, Mhurchu, Scragg, 2007).
dalam
memilih
jajanan
sekolah.
Mereka
cenderung melihat teman sebaya sebagai bagian dari identitas dirinya. Hubungan teman sebaya adalah memiliki pengaruh yang signifikan pada tahap usia ini (Muscari, 2005).
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang PUGS dan Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Hubungan antara pengetahuan ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Variabel uang saku dengan perilaku anak dalam
dengan perilaku anak dalam pemilihan jajanan
pemilihan jajanan sekolah tidak menunjukkan
sekolah menunjukkan tidak adanya hubungan
ada hubungan yang signifikan (P value =
yang
0,620). Aprilia (2011) juga menyatakan tidak
Dibandingkan anak usia pra-sekolah, anak SD
ada hubungan antara uang saku (baik di rumah
memiliki kemandirian yang lebih dalam hal
maupun di sekolah) dengan pemilihan jajanan
memilih jajanan di sekolah. Hal ini dikarenakan
oleh anak sekolah. Jajanan yang dipilih tidaklah
anak pra-sekolah belum mampu menentukan
mencerminkan jenis jajanan yang dipilih.
sendiri makanan yang akan ia konsumsi dan
Faktor rasa makanan adalah yang menjadi
masih di bawah kendali dari pengasuhnya
alasan utama anak membeli makanan tersebut
(Birch, Savage, dan Ventura, 2007).
(Oogarah-Pratap & Heerah-Booluck, 2005). Variabel
bermakna
(P
value
=
0,196).
Jumlah jajanan yang dicoba meningkat sejalan
kebiasaan membawa bekal dengan
dengan usia anak (Cooke dan Wardle. 2005).
perilaku anak dalam pemilihan jajanan sekolah
Teman sebaya, jajanan di lingkungan sekolah,
menunjukkan ada hubungan yang bermakna (P
adanya reklame atau iklan makanan di televisi
value = 0,026). Penelitian sebelumnya yang
lebih memiliki pengaruh terhadap pola makan
menyatakan bahwa semakin sering frekuensi
anak usia ini (Ferguson, Muñoz, dan Medrano,
membawa bekal makanan sekolah, maka
2012). Durasi di sekolah membuat keterpaparan
pemilihan makanan jajanan semakin baik
anak terhadap pangan jajanan di sekolah
(Aprilia, 2011). Meskipun anak yang sudah
semakin sering (Wardle, M-L Herrera, Cooke,
dibekali makanan, tidak menjamin ia tidak jajan
dan Gibson, 2003).
di
sekolah.
menunjukkan
Penelitian bahwa
60%
sebelumnya anak
sekolah
membeli makanan dari sekolah, meski mereka
Kontrol diri (Self-control) atau regulasi diri merupakan konstruksi penting dalam asupan pangan jajanan (Branscum & Sharma, 2000).
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
10
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang Penelitian Kolopaking, Firmansyah, Umar, dan
bermakna dengan perilaku anak sekolah dalam
Fahmida (2010) membuktikan bahwa intervensi
pemilihan jajanan sekolah. Usia siswa, jenis
gizi yang melibatkan ibu dan anak berdampak
kelamin, dan uang saku tidak memiliki
meningkatkan regulasi diri anak dalam memilih
hubungan yang bermakna dengan pemilihan
makanan dan juga meningkatkan self-efficacy
jajanan sekolah. Hanya kebiasaan bawa bekal
ibu dalam menyediakan makanan di rumah.
yang memiliki hubungan yang signifikan dengan pemilihan jajanan sekolah. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara tingkat
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa gambaran karakteristik siswa adalah rata-rata
pengetahuan ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS)
dengan
perilaku
anak
sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah.
siswa berusia 11 tahun. Perempuan memiliki proporsi yang lebih besar dibanding laki-laki. Rata-rata uang saku siswa Rp 5.000,-. Sebagian besar siswa diketahui jarang membawa bekal. Hasil penelitian ini diketahui bahwa gambaran perilaku konsumsi jajan siswa juga diketahui adalah lebih dari separuh siswa sering jajan. Lokasi jajan yang paling banyak dikunjungi siswa untuk jajan adalah kantin sekolah. Kategori pangan jajanan yang paling banyak dikonsumsi adalah makanan ringan (snack). Gambaran karakteristik ibu siswa diketahui Rata-rata usia ibu siswa berusia 38 tahun. Lebih
Penelitian ini dapat memberikan implikasi bagi keperawatan berupa data dasar untuk penelitian lanjutan, pentingnya materi PUGS dan Pangan Jajanan
Anak
Sekolah
(PJAS)
dan
sosialisasinya di masyarakat, khususnya siswa SD dan orang tua. Penelitian ini hanya sebatas melihat hubungan pengetahuan ibu tentang PUGS dengan perilaku anak sekolah dalam pemilihan jajanan sekolah. Penelitian kuasi eksperimen tentangpengaruh pemberian intervensi PJAS yang sehat dan aman terhadap pemilihan jajanan sekolah anak.
dari separuh ibu memiliki jenjang pendidikan menengah. Lebih dari separuh ibu juga tidak
Ucapan Terima Kasih
bekerja. Ibu siswa juga diketahui memiliki
Bapak Ns. Sukihananto, S.Kep., M.Kep.. selaku
pengetahuan yang cukup tentang Pedoman
dosen pembimbing yang telah membimbing
Umum Gizi Seimbang.
dan mengarahkan. Orang tua tercinta, sahabat-
Usia ibu, pendidikan ibu, dan status pekerjaan
sahabat peneliti, dan semua pihak yang telah
ibu
tidak
menunjukkan
hubungan
yang
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
11
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang mendukung dan memotivasi selama proses
http://www.sciencedirect.com/science/arti
penelitian.
cle/pii/S0022318212807928. Ferguson, C.J., Muñoz, M.E., Medrano, M.R..
Referensi
(2012). Advertising Influences on Young
Amelia, K. (2013). Hubungan pengetahuan makanan dan kesehatan dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak Sekolah
Dasar
Pembangunan
Laboratorium. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fakultas
Kesejahteraan Teknik
Keluarga
Universitas
Children’s Food Choices and Parental Influence. The Journal of Pediatrics, 160(3), 452-455. 18 Juni 2013. Diperoleh dari: http://www.sciencedirect.com/science/arti cle/pii/S0022347611008183.
Negeri Gustina, N. (2002). Perilaku Jajan Anak
Padang
Sekolah dan Prevalensi Anemia Gizi di Birch, L., Savage, J. S., & Ventura, A. (2007). Influences
on
the
children's
eating
development behaviours:
infancy
to
adolescence.
Journal
of
Dietetic
of
From
Canadian
Practice
Bukit Raya Kotamadya Pekanbaru Tahun 2001.
Skripsi.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
and
Research, 68(1), S1-S4,S6. 15 Juni 2013. Diperoleh
Sekolah Dasar Negeri 029 Kecamatan
dari:
Kolopaking, R., Firmansyah, A., Umar, J., dan Fahmida, U. (2010). “Makan yang benar
http://search.proquest.com/docview/2208
sehatkan badan”: Program pendidikan
23425?accountid=17242.
gizi seimbang untuk anak usia sekolah dengan pendekatan regulasi diri. Gizi
BPOM RI. (2009). Sistem keamanan panagn
Indonesia,33(2). 126-135.
terpadu: Pangan jajanan anak sekolah. Muscari, M.E. (2005). Keperawatan pediatrik
Food Watch, 1, 1-4.
(Edisi 3) (Alfrina Hany, Penerjemah). Crockett,
S.J.,
dan
Sims,
L.S.
(1995).
Jakarta: EGC.
Environmental influences on children's eating, Journal of Nutrition Education, 27(5), 235-249. 20 Juni 2013. Diperoleh
Notoatmodjo, S. (2003). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
dari:
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.
12
Perilaku Anak Sekolah dalam Pemilihan Jajanan Sekolah Tidak Dipengaruhi Oleh Pengetahuan Ibu tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang Oogarah-Pratap, B., & Heerah-Booluck, B. (2005). Children's consumption of snacks at school in mauritius. Nutrition and Food Science, 35(1), 15-19. 15 Juni 2013. Diperoleh
dari:
http://search.proquest.com/docview/2176 03310?accountid=17242.
SDN Ngesrep 1 Kecamatan Semarang Selatan Kodia Semarang. Skripsi. Thoha, W.H. (2003). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap
Ibu
Tentang
Jajan
dan
Makanan Jajanan pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja dengan Kebiasaan Jajan Anak Sekolah Dasar. Skripsi Jurusan Gizi
Pemerintah Kota Depok. (2010). “Awas,
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga
Jajanan Sekolah Banyak Mengandung
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Formalin Dan Zat Pewarna !” 9 Oktober
Bogor.
2012.
Diperoleh
dari:
http://www.depok.go.id/08/04/2010/03kesehatan-kota-depok/awas-jajanansekolah-banyak-mengandung-formalindan-zat-pewarna.
Scragg, R. (2007). Food choices among students using the school food service in new zealand. The New Zealand Medical Journal (Online), 120(1248), 2389. 18
Piernas, C., Popkin, B.M. (2010). Trend in
Rosa,
Utter, J., Schaaf, D., Mhurchu, C. N., dan
Juni
2013.
Diperoleh
dari:
snacking among U.S. children. Health
http://search.proquest.com/docview/1034
Affair, 29(3), 398-404.
233493?accountid=17242.
R.
(2011).
Pengetahuan
gizi
dan
Wardle, J., M-L Herrera, Cooke, L., & Gibson,
keamanan pangan jajanan serta kebiasaan
E. L. (2003). Modifying children's food
jajan siswa sekolah dasar di Depok dan
preferences: The effects of exposure and
Sukabumi. Skripsi. Departemen Gizi
reward on acceptance of an unfamiliar
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia
vegetable. European Journal of Clinical
Institut Pertanian Bogor
Nutrition, 57(2), 341-8.
Suwaiba, E. (1997). Hubungan kebiasaan jajan
Wong, D.L., et.al. (2009). Wong buku ajar
di sekolah dengan status gizi pada anak
pediatrik (Edisi 6) (Agus Sutarna, Neti Juniarti, Penerjemah). Jakarta : EGC.
Perilaku anak..., Nikita Dewayani, FIK UI, 2013.