HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JAJANAN YANG MENGANDUNG ZAT KIMIA BERBAHAYA DENGAN PERILAKU JAJAN ANAK M. Ikhwan Kosasih*) M. Firsada **) *) Dosen Akademi Keperawatan Pamenang **) Perawat RS Arga Husada Kediri
Food has an important role to fulfill the energy and nutrition of pre-school age children, but the safety of food is still unsave. Using other strange food like aspartame and MSG by producer makes the safety and quality of food is very low and so the food consumed by child need more special intention for parent. The purpose from the research is identifying the correlation of mother’s knowledge about dangerous chemical food to child behavior at pre school. Design research used is Cross Sectional. The items wewe 47 respondents with full of inclusion and exclusion. Taking an item uses Simple Random Sampling. From the research, we found mother knowing is Good : 28 respondents (59,57%) and child food behavior at pre school is health with 41 respondents (87,23%). From the result Coeffisien contingency test, we get significant score 0,035 < 0,05 means Ho refuses. It means there is correlation mother’s klowledge about dangerous chemical food to child behavior at pre school with low quality. Mother’s knowledge about dangerous chemical food to child behavior at pre school enriches knowledge, information and gives control an intention to food child behavior. A mother should intent food child behavior in other that it is controlled to be health child food behavior. Keyword : Knowledge, Mother, pre school -child behavior on consuming food
murid sebanyak 53 siswa. Setelah dilakukan wawancara pada 6 ibu walimurid di TK Dharma Wanita Rejomulyo didapatkan 4 ibu (66,6 %) memiliki pengetahuan yang kurang tentang kandungan berbahaya pada makanan jajanan, 1 ibu (16,7 %) memiliki pengetahuan yang cukup dan 1 ibu (16,7 %) memiliki pengetahuan yang baik. dari hasil wawancara dengan salah satu guru, pada bulan September yang lalu di TK Dharma Wanita Rejomulyo terdapat kasus anak diare dan mual muntah setelah mengkonsumsi jajanan di sekolahnya dan kasus tersebut berlangsung dua sampai tiga kali dalam 1 minggu terakhir. Peran orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi kebiasaan jajan anak. Sehingga pengetahuan ibu tentang jajanan sangat diperlukan untuk menghindarkan anak dari bahaya jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak orang tua yang kurang mengerti tentang kandungan berbahaya pada makanan
Latar Belakang Jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak khususnya usia prasekolah. Akan tetapi, tingkat keamanan jajanan sekarang ini cukup memprihatinkan. Penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi batas penggunaan serta penyalahgunaan bahan kimia berbahaya seperti pemanis buatan dan MSG (Monosodium Glutamat) oleh produsen jajanan mengakibatkan rendahnya tingkat keamanan jajanan. Oleh karena itu jajanan yang dikonsumsi anak perlu menjadi perhatian khusus bagi para orang tua. Baru - baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Bandar Lampung menemukan sekitar 78 dari 164 sampel jajanan anak sekolah mengandung pemanis buatan dan MSG berlebihan. (Kompas, 25 Februari 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2009 di TK Dharma Wanita Rejomulyo didapatkan data jumlah Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak ...
14
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012
jajanan yang sering dikonsumsi anak yang dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Adapun penyebab dari kurangnya pengetahuan ibu tentang zat kimia berbahaya pada jajan anak adalah kurangnya informasi dan penyuluhan kesehatan khususnya tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya, sehingga para ibu sulit untuk mengontrol perilaku jajan anaknya dan hal ini mengakibatkan perilaku jajan anak sulit dikontrol dan secara tidak langsung mengakibatkan zat kimia berbahaya pada makanan jajanan sering ikut larut dalam tubuh anak. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan perhatian dan pengawasan orang tua khususnya ibu terhadap perilaku jajan anak. Dalam hal ini diperlukan juga dukungan petugas kesehatan dan pemerintah untuk memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang kandungan dan dampak makanan jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan anak. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak di TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota Kediri”.
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional. Variabel penelitian ditetapkan : 1. Variabel Independen : Pengetahuan ibu 2. Variabel dependen : perilaku jajan anak Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu walimurid TK Dharma Wanita Rerjomulyo, Kota Kediri sejumlah 53 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu dengan anak pra sekolah yang bersekolah di TK Dharma Wanita Rerjomulyo, Kota Kediri sejumlah 47 responden yang dihitung dengan menggunakan perhitungan jumlah sampel (Nursalam, 2003). Penentuan sampel dilakukan dengan pendekatan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh ibu dan analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi kontingensi dengan = 0,05. Hasil Penelitian a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Identifikasi Masalah 4% 26%
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya dengan perilaku jajan anak pra sekolah?”
26%
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya dengan perilaku jajan anak pra sekolah. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya. b. Mengidentifikasi perilaku jajan anak pra sekolah. c. Menganalisa hubungan pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya dengan perilaku jajan anak pra sekolah.
Jurnal AKP
44%
25-29 th
30-34 th
35-39 th
> 39 th
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah usia 30 – 34 tahun sebanyak 20 responden (43,55%) dan paling sedikit adalah usia > 40 tahun sebanyak 2 responden (4,26%).
15
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
9%
d. Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Mengandung Zat Kimia Berbahaya
30%
18%
27%
Yang
59% 11% 46%
SD
SMP
SMA
Baik
Cukup
Kurang
PT
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya yang paling banyak adalah pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 responden (59,57%) dan paling sedikit adalah pengatahuan cukup yaitu sebanyak 5 responden (10,64%).
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa pendidikan ibu yang paling banyak adalah SMP yaitu sebanyak 21 responden (44,68%) dan paling sedikit PT sebanyak 5 responden (10,64%). c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
e. Perilaku Jajan Anak 2% 19%
34%
64%
IRT
Swasta
81%
PNS Sehat
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa pekerjaan ibu yang paling banyak adalah IRT yaitu sebanyak 30 responden (63,83%) dan paling sedikit adalah bekerja PNS sebanyak 1 responden (2,13%).
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak...
Tidak Sehat
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa perilaku jajan anak pra sekolah yang paling banyak adalah sehat yaitu sebanyak 38 responden (80,85%) dan paling sedikit adalah tidak sehat yaitu sebanyak 9 responden (19,19%).
16
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012
f. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Perilaku Jajan Anak Tidak Sehat Sehat 23 5 (48,9%) (10,6%) 2 3 (4,3 %) (6,4%) 13 1 (27,7%) (2,1%) 38 9 (80,9%) (19,1%)
faktor salah satunya adalah adanya informasi formal. Tingkatan pendidikan mutlak mempengaruhi pengetahuan seseorang. Asumsi ini dapat dibuktikan dengan hasil kuesioner tentang pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya yang diberikan kepada responden dengan berbagai tingkat pendidikan. responden dengan pendidikan SMA sebanyak 13 responden (27,7%) sebagian besar mendapat hasil skor pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 10 responden (21,35%).
Total ∑ 28 (9,6%) 5 (10,6%) 14 (29,8%) 47 (100%)
b. Perilaku Jajan Anak Pra Sekolah Dari data penelitian didapatkan dari 47 responden diketahui bahwa perilaku jajan anak yang sehat sebanyak 38 responden (80,9%) dan tidak sehat sebanyak 9 responden (19,1%). Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003). Dari data di atas menunjukkan bahwa perilaku jajan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain karena para ibu yang sebagian besar tidak bekerja (IRT) yaitu sebanyak 30 responden (63,8%), sebagian besar mendapat hasil skor perilaku jajan anak sehat yaitu sebanyak 26 responden (55,3%). IRT memiliki banyak waktu dirumah sehingga banyak pula waktu yang dimiliki untuk mengawasi dan memperhatikan perilaku anaknya, khususnya perilaku jajan anak, sehingga perilaku jajan anak bisa lebih terkontrol oleh ibu.
Berdasarkan tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa perilaku jajan anak yang sehat 23 responden (48,9%) dengan tingkat pengetahuan ibu baik. Dari uji korelasi koefisien kontingensi p (0,035) < α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku jajan anak pra sekolah. Uji koefisien kontingensi juga menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar +0,354, menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan positif dengan keeratan hubungan pada tingkat lemah. Pembahasan a. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dari data penelitian didapatkan pengetahuan baik 28 responden (59,6%) pengetahuan cukup 5 responden (10,6%) dan pengetahuan kurang 14 responden (29,8%). Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup dan kurang (Nursalam, 2003). Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, intelligence, pemberian informasi dan sosial budaya.(Monks, FJ, 2002). Dari data di atas menunjukkan bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa
Jurnal AKP
c. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak Dari hasil Uji Statistik Koefisien Kontingensi didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan perilaku jajan anak pra sekolah dengan signifikan (sig) adalah 0,035 di bawah angka 0,05 (α atau tingkat kesalahan 5% : 0,05) atau istilah lain 0, 035 <
17
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012
0,05 ini berarti H0 ditolak, berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku jajan anak pra sekolah. Correlation coefficient menunjukkan angka +0,354 artinya hubungan antara kedua variabel termasuk kategori rendah. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Faktor penyebab anak suka jajan sangat bervariasi. Psikolog Mayke Tedjasaputra dari Universitas Indonesia mengungkapkan budaya ingin serba cepat mampengaruhi perilaku anak terutama kebiasaan mereka untuk jajan. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa factor yaitu makan dirumah kurang bervariasi dan menarik, factor lingkungan, orang tua, teman sebaya, pemberian uang saku yang berlebih, dan tempat tinggal dekat dengan pusat jajanan. Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah pendidikan ibu yang paling banyak adalah pendidikan SMP yaitu sebanyak 21 responden (44,7%), dan yang paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 30 responden (63,8%). Pendidikan SMP merupakan pendidikan dasar oleh sebab itu untuk menyerap informasi lemah. Menurut Notoatmodjo bahwa semakin baik pengetahuan ibu maka semakin sehat perilaku jajan. Tetapi pengetahuan ibu bukanlah sesuatu yang mutlak mempengaruhi perilaku jajan anak. Faktor lingkungan, orang tua, teman sebaya, pemberian uang saku yang berlebih, variasi makanan dirumah dan tempat tinggal dekat dengan pusat jajanan. Beberapa faktor di atas tidak di teliti dalam penelitian ini, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa faktor – faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku jajan anak.
47 responden diketahui bahwa perilaku jajan anak yang sehat sebanyak 38 responden (80,9%) dan tidak sehat sebanyak 9 responden (19,1%) 3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya dengan perilaku jajan anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota Kediri sangat bermakna dengan angka signifikan p (0,035) < α (0,05). Correlation Coefficient sebesar + 0,354 menunjukkan tingkat hubungan antara kedua variable termasuk kategori rendah. Saran Dari hasil beberapa kesimpulan maka peneliti dapat memberikan saran – saran sebagai berikut : 1. Bagi Ibu dan Masyarakat Hendaknya selalu mencari informasi khususnya tentang jajanan , yang amengandung zat kimia berbahaya, memberikan pengawasan dan perhatian terhadap perilaku jajan anaknya, sehingga perilaku jajan anak bisa lebih terkontrol oleh ibu demi tercapainya perilaku jajan anak yang sehat. 2. Bagi Tempat Penelitian Hendaknya TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota Kediri dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada para orang tua wali murid khususnya tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya. Dan lebih selektif dalam memberikan perijinan pada pedagang yang berjualan didaerah sekitar sekolah. 3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian hendaknya bisa dijadikan tambahan atau masukan untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi sehingga dapat menyempurnakan hasil yang telah ada. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan penelitian yang lebih lanjut.
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengetahuan ibu tentang jajanan yang mengandung zat kimia berbahaya di TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota Kediri didapatkan pengetahuan baik 28 responden (59,6%) pengetahuan cukup 5 responden (10,6%) dan pengetahuan kurang 14 responden (29,8%). 2. Perilaku jajan anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Rejomulyo, Kota Kediri didapatkan dari Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Dengan Perilaku Jajan Anak...
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2009). Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya terhadap Kesehatan Konsumen. www.eurekaindonesia.org. (download : 6 Oktober 2009) Alimul Aziz, H. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Salemba Medika
18
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan dan Jica
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rhineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Lockheart, Tifa. (2009). Daftar makanan peracun anak. www.indoforum.org. (download : 6 Oktober 2009)
Puspita, I. (2007). Zat Aditif Makanan. www.chem-istry.org. (download : 6 Oktober 2009)
Monk, Fj dan Haditono, Siti Rahayu. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogjakarta : Gajah Mada University
Saparinto, C dan Diana, H. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius
Muchtar Rustam. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tamsuri,
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan ketiga. Jakarta: Rieka Cipta
Jurnal AKP
19
Anas. (2008). Panduan Praktis Riset Keperawatan Bagi Pemula. Kediri : Diktat Pembelajaran Riset Akademi Keperawatan Pamenang
Vol.3 No.2; 1 Juli – 31 Desember 2012